Berita

now browsing by category

 

[:en]TUNTAS MENYELESAIKAN MAGANG, DISPUSIP JEMBER SAYANGKAN PERPISAHAN [:]

[:en]

Kelompok mahasiswa magang Merdeka Belajar-Kampus Merdeka (MBKM) dari Jurusan Sastra Indonesia, FIB, UNEJ di Dinas Perpustakaan dan Kearsipan (Dispusip) Kabupaten Jember telah tuntas menyelesaikan tugas. Tim yang terdiri atas tiga mahasiswi ini ditempatkan di spesifikasi bidang yang ada di Dinas Perpustakaan dan Kearsipan Jember (Dispusip). Bidang-bidang tersebut di antaranya: Perpustakaan, Kesekretariatan, dan Kearsipan. Bidang perpustakaan dan kesekretariatan berada di Kantor Dispusip Jl. Letjen Panjaitan No. 49 Kec. Sumbersari Jember. Sedangkan Kantor Kearsipan terletak di Jl. Dharmawangsa No. 186 Krajan, Rambigundam, Kec. Rambipuji Jember.

 

Magang ialah mengikuti rutin aktivitas yang ada di institusi tujuan, mulai dari mengerjakan tugas yang ada di sana, hingga melakukan interaksi dengan pegawai setempat. Tentu hal ini merupakan pengalaman yang begitu berharga bagi mahasiswa. Mengetahui ranah kehidupan dunia kerja secara langsung, bagaimana pola interaksi yang seharusnya dipakai selama belajar bekerja, dan bagaimana cara memanajemen waktu dalam menyelesaikan tugas yang diberikan.

 

Kegiatan magang MBKM dilakukan selama 4 bulan 1 minggu, terhitung sejak tanggal 21 Maret hingga 18 Juli 2022. Selama magang, mahasiswa di-rolling per 1 bulan 10 hari. Mahasiswa diberi kebebasan memilih bidang mana yang akan ditempuh pertama kali. Sesuai kesepakatan, bidang perpustakaan awal kali ditempuh oleh Sri Widayanti, bidang kesekretariatan ditempuh oleh Tika Maya Priscillia, sedangkan bidang kearsipan ditempuh oleh Maulidiah Nur Hikmah. Demikian pula pada putaran kedua, mahasiswa juga diberi kebebasan memilih bidang yang akan dituju selanjutnya.

 

Luaran yang diharapkan dari proses magang MBKM ialah mahasiswa bisa beradaptasi dengan dunia kerja. Tentu pengalaman ini merupakan hal yang sangat berharga. Mahasiswa tidak melulu berkutat dengan laptop dan tugas kuliah, melainkan juga diberi nilai tambah karena terjun langsung ke lapangan pekerjaan. Selain itu, mahasiswa juga mendapat pengalaman bagaimana cara menyikapi watak tiap-tiap pegawai yang beragam.

 

Sebagaimana zaman yang telah maju, waktu menuntut setiap individu untuk semakin maju pula. Terlebih di era yang serba digital seperti akhir-akhir ini, institusi juga dituntut lebih maju dalam mengembangkan platform digital. Dalam hal ini, mahasiswa turut memberikan sumbangsih mengisi konten akun Tiktok Dispusip Jember. Konten yang dimaksud ialah berisi rekomendasi buku, serta motivasi untuk terus membaca, sejalan dengan visi Dispusip Jember “Jember Membaca dan Tertib Arsip”.

 

Usai melaksanakan magang, mahasiswa membuat seremoni penarikan mahasiswa magang yang dihadiri oleh Sekretaris Dispusip —Bapak Imam Bukhari—, dan Kepala Subbagian Umum dan Kepegawaian —Bapak Prima Judiarto, S.Sos. Keduanya menyatakan begitu menyayangkan perpisahan mahasiswa magang, dan meminta Dosen Pembimbing Lapangan (DPL) magang MBKM untuk segera memberikan mahasiswa baru yang akan ditempatkan di Dispusip Jember, sebagai ganti dari mahasiswa yang berpisah per Senin, 18 Juli 2022. (Kontributor: Tika Maya Priscillia).

[:]

[:en]PENARIKAN MAHASISWA MAGANG UNIVERSITAS JEMBER DI LPP RRI JEMBER[:]

[:en]Pada hari Senin tanggal 18 Juli 2022 dilaksanakan acara Penarikan Mahasiswa Magang dari Jurusan Sastra Indonesia, Fakultas Ilmu Budaya, Universitas Jember. Kegiatan magang ini dilaksanakan sejak 21 Maret hingga 18 Juli 2022. Jumlah mahasiswa magang dari Unej adalah sebanyak empat orang dan ditempatkan tersebar di unit-unit kerja di LPP RRI Jember.

Kegiatan penarikan mahasiswa magang yang didampingi oleh Dosen Pembimbing Lapangan, dilaksanakan pada setiap ruangan seksi yang ada di LPP RRI Jember, yaitu Seksi Siaran, Seksi LPU (Layanan dan Pengembangan Usaha), dan Seksi Pemberitaan. Pada Seksi Siaran didampingi oleh Koordinator Programa dan sub seksi perencanaan, pada Seksi LPU didampingi oleh Kepala Seksi LPU beserta sub seksi yang ada, sedangkan pada Seksi Pemberitaan didampingi juga oleh Kepala Seksi Pemberitaan dan sub seksi berita liputan dan olahraga.

Dalam setiap seksi mahasiswa selama magang mendapatkan tugas berbeda-beda karena setiap lima pekan sekali dilaksanakan rolling seksi. Pada seksi pemberitaan tugas-tugas yang dilakukan berkaitan dengan berita baik lisan maupun tulisan. Dalam seksi pemberitaan mahasiswa magang diajarkan menyunting berita, menjadi gate keeper untuk menyambungkan berita ROS (Reporter on the Spot), melakukan rekaman suara naskah berita, dan membantu administrasi seksi pemberitaan jika dibutuhkan.

Pada seksi siaran tugas mahasiswa magang berkaitan dengan program siaran radio, seperti melakukan reshuffle playlist, menghitung BPM (Beat Per Minute) untuk menentukan low, middle low, middle, middle up, up. Pada sub seksi perencanaan dan evaluasi acara mahasiswa magang membantu membuat laporan situasi acara programa, membantu membuat logbook untuk Pro 1 dan Pro 2, lalu membantu merekap daftar acara siaran, serta membantu administrasi seksi siaran jika dibutuhkan.

Terakhir pada seksi Layanan Pengembangan Usaha mahasiswa magang bertugas membuat flyer acara yang akan dilaksanakan di RRI Jember dan untuk diupload di media social RRI Jember, membuat adlib, menyetorkan uang kepada PNBP, lalu seksi LPU memiliki sub bagian PPID yang bertugas sebagai pemberi informasi, seperti apabila terdapat masyarakat yang kehilangan STNK, BPKB, ataupun buku KIR bisa melaporkan ke RRI supaya bisa disiarkan dan dibuatkan berita media cetak berupa koran sebagai lampiran yang dibawa ke Satlantas.

Pada acara penarikan, para mahasiswa magang menyampaikan rasa terima kasih kepada pihak mitra magang yaitu LPP RRI Jember karena telah menerima dan memberikan pengalaman serta ilmu baru yang tidak didapatkan di bangku perkuliahan. DPL mewakili fakultas menyampaikan ucapan terima kasih atas kesediaan pihak LPP RRI Jember untuk menerima mahasiswa magang dan memberikan ilmu serta kesempatan menimba pengalaman kerja langsung di tempat kerja sebagai bagian dari link and match antara dunia kampus dan dunia industri atau dunia kerja. Pasca kegiatan magang berupa pengumpulan hasil laporan kegiatan magang sebagai bentuk laporan dan penanggungjawaban kegiatan magang para mahasiswa tersebut kepada universitas dan kepada mitra magang. (Kontributor: Sofia Kusumaningrum)

[:]

MAHASISWA MAGANG FIB UNEJ TERLIBAT DALAM KEGIATAN PELATIHAN TATAKELOLA DESTINASI WISATA DI GRAND WATU DODOL

[:en]



Pada hari Kamis (28/10) Dinas Kebudayaan dan Pariwisata (Disbudpar) Kabupaten Banyuwangi mengadakan pelatihan dengan tema “Pelatihan Tatakelola Destinasi Wisata Banyuwangi” di Grand Watu Dodol (GWD), Banyuwangi. Acara ini merupakan kegiatan terakhir pelatihan yang dimulai pada tanggal 26-28 Oktober 2021. Kegiatan pelatihan dihadiri oleh perwakilan kelompok masyarakat yang mulai merintis destinasi wisata di daerah tempat tinggalnya. Kelompok masyarakat ini tergabung dalam Kelompok Sadar Wisata (Pokdarwis) Kabupaten Banyuwangi.

Dua mahasiswa magang UNEJ (Universitas Jember), yakni Anggi Ayu Ningsih dan Husnul Anita Sari diikutsertakan dalam pelatihan ini. Mereka ditugaskan untuk membantu para peserta melakukan registrasi sebelum memasuki area pelatihan diadakan. Selain itu, kedua mahasiswa magang tersebut juga membantu pegawai Disbudpar Banyuwangi dalam menata lokasi pelatihan dan membagikan piagam di akhir acara. Sembari mengerjakan tugas tersebut, mereka juga dapat mengambil ilmu tata kelola destinasi wisata dengan mengikuti kegiatan pelatihan ini.

Acara diawali dengan pemberian materi oleh Bapak Ali selaku perwakilan pengelola Grand Watu Dodol. Pak Ali menyampaikan tentang pentingnya membangun Sumber Daya Manusia (SDM) dalam pengelolaan destinasi wisata. Beliau menyampaikan bahwa dengan terkelola baiknya kualitas SDM di suatu destinasi maka destinasi tersebut akan dapat terkelola dengan baik. Destinasi yang terkelola dengan baik akan membuat pengunjung semakin bertambah banyak. Beliau juga menekankan bahwa betapa pentingnya SDM dalam hospittality atau pelayanan kepada pengunjung.



Hospitality atau pelayanan kepada pengunjung sangat berkaitan erat dengan penggunanan bahasa di kehidupan sehari-hari masyarakat. Penggunaan bahasa yang baik akan membantu pengunjung lebih mudah memahami dan menikmati destinasi wisata yang dikunjungi. Abdul Aziz, selaku Ketua Pokdarwis Kabupaten Banyuwangi menyampaikan bahwa ada prinsip sapta pesona yang terdiri atas aman, tertib, bersih, sejuk, indah, ramah, dan kenangan dalam hospitality atau pelayanan kepada pengunjung. Dalam bagian ramah dan kenangan, penggunaan bahasa pengelola wisata sangat mempengaruhi penilaian pengunjung terhadap destinasi wisata tersebut.

Dari pemaparan materi tersebut, kedua mahasiswa UNEJ memahami bahwa penggunaan bahasa dalam suatu destinasi wisata begitu sangat penting. Mereka juga dapat mengetahui bahwa penggunaan bahasa yang baik dan benar dalam hospitality atau pelayanan kepada pengunjung begitu sangat penting. Mereka juga menyadari bahwa penggunaan bahasa dalam pengelolaan destinasi wisata berkaitan dengan mata kuliah yang sedang mereka konversi yakni Etnografi Komunikasi. Dalam mata kuliah Etnografi Komunikasi juga membahas tentang peranan bahasa dan pola komunikasi dalam promosi dan layanan wisata sesuai dengan tema pelatihan kali ini.

Acara ditutup oleh Bapak Ir. Chaliqul Ridha selaku Sekretaris Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kabupaten Banyuwangi. Beliau berpesan kepada setiap perwakilan destinasi wisata rintisan yang mengikuti kegiatan pelatihan ini mendapat ilmu dan mempraktikannya langsung di destinasi wisata masing-masing. Beliau berharap pelatihan ini dapat bermanfaat dan membawa perubahan lebih baik kepada setiap destinasi wisata rintisan yang ada di Banyuwangi.

(Kontributor: Anggi Ayu Ningsih, 190110201034, mahasiswa Sastra Indonesia)

[:de]Pada hari Kamis (28/10) Dinas Kebudayaan dan Pariwisata (Disbudpar) Kabupaten Banyuwangi mengadakan pelatihan dengan tema “Pelatihan Tatakelola Destinasi Wisata Banyuwangi” di Grand Watu Dodol (GWD), Banyuwangi. Acara ini merupakan kegiatan terakhir pelatihan yang dimulai pada tanggal 26-28 Oktober 2021. Kegiatan pelatihan ini dihadiri oleh perwakilan kelompok masyarakat yang mulai merintis destinasi wisata di daerah tempat tinggalnya. Kelompok masyarakat ini tergabung dalam Kelompok Sadar Wisata (POKDARWIS) Kabupaten Banyuwangi.
Dua mahasiswa magang UNEJ (Universitas Jember), yakni Anggi Ayu Ningsih dan Husnul Anita Sari diikutsertakan dalam pelatihan ini. mereka ditugaskan untuk membantu para peserta melakukan registrasi sebelum memasuki area pelatihan diadakan. Selain itu, kedua mahasiswa magang tersebut juga membantu pegawai Disbudpar Banyuwangi dalam menata lokasi pelatihan dan membagikan piagam di akhir acara. Mereka juga dapat mengambil ilmu dengan mengikuti kegiatan pelatihan ini.
Acara diawali dengan pemberian materi oleh Bapak Ali selaku perwakilan pengelola Grand Watu Dodol. Pak Ali menyampaikan tentang penting Sumber Daya Manusia (SDM) dalam pengelolaan destinasi wisata. Beliau menyampaikan bahwa dengan baiknya SDM di suatu destinasi maka destinasi tersebut akan terkelola dengan baik dan pengunjung semakin bertambah banyak. Beliau juga menyampaikan betapa pentingnya SDM dalam hospittality atau pelayanan kepada pengunjung.
Hospitality atau pelayanan kepada pengunjung sangat berkaitan erat dengan penggunanan bahasa di kehidupan sehari-hari masyarakat. Penggunaan bahasa yang baik akan membantu pengunjung lebih mudah memahami dan menikmati destinasi wisata yang dikunjungi. Abdul Aziz, selaku Ketua POKDARWIS Kabupaten Banyuwangi menyampaikan bahwa ada prinsip sapta pesona yang terdiri atas aman, tertib, bersih, sejuk, indah, ramah, dan kenangan dalam hospitality atau pelayanan kepada pengunjung. Dalam bagian ramah dan kenangan, penggunaan bahasa pengelola wisata sangat mempengaruhi penilaian pengunjung terhadap destinasi wisata tersebut.
Dari pemaparan materi tersebut, kedua mahasiswa UNEJ memahami bahwa penggunaan bahasa dalam suatu destinasi wisata begitu sangat penting. Mereka juga dapat mengetahui bahwa penggunaan bahasa yang baik dan benar dalam hospitality atau pelayanan kepada pengunjung begitu sangat penting. Mereka juga menyadari bahwa penggunaan bahasa dalam pengelolaan destinasi wisata berkaitan dengan mata kuliah yang sedang mereka konversi yakni Etnografi Komunikasi. Dalam mata kuliah Etnografi Komunikasi juga membahas tentang peranan bahasa dan pola komunikasi dalam promosi dan layanan wisata sesuai dengan tema pelatihan kali ini.
Acara ditutup oleh Bapak Ir. Chaliqul Ridha selaku Sekretaris Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kabupaten Banyuwangi. Beliau berpesan kepada setiap perwakilan destinasi wisata rintisan yang mengikuti kegiatan pelatihan ini mendapat ilmu dan mempraktikannya langsung di destinasi wisata masing-masing. Beliau berharap pelatihan ini dapat bermanfaat dan membawa perubahan lebih baik kepada setiap destinasi wisata rintisan yang ada di Banyuwangi.
[:]

[:en]Kerjasama RRI Jember dan FIB UNEJ dalam Riset Khalayak[:]

[:en]Radio Republik Indonesia Jember (RRI Jember) bekerja sama dengan Fakultas Ilmu Budaya Universitas Jember dalam melakukan riset khalayak yang dilaksanakan untuk memotret di daerah Tapal kuda yakni Jember, Bondowoso, Situbondo, Lumajang dan Banyuwangi. Program riset khalayak ini menggandeng sejumlah mahasiswa Sastra Indonesia untuk melakukan riset khalayak di area lima kabupaten tersebut. Lima mahasiswa tersebut ikut berpartisipasi dalam melaksanakan riset kali ini, yaitu Muhammad Zainal Arifin, Karina Bunga Dewi, Lita Alfinasari Eqwin, Nova NurFadillah, dan Halimatussa’diah. Tim Riset ini bersama lima mahasiswa FIB UNEJ saat ini sudah melaksanakan riset ke berbagai kota. RRI Jember merupakan media siaran radio yang masih aktif dalam menyiarkan beberapa acara kebudayaan daerah dan siaran info seputar Jember dan lainnya. Kantor RRI Jember beralamatkan di JL. D.I.Panjaitan, Jember.

“Riset yang bekerja sama dengan Fakultas Ilmu Budaya ini merupakan agenda perdana atau program pertama setiap tahunnya. Yang semula sebelum ada agenda ini dilaksanakan program donor darah. Jadi saya mengajukan program ini yang bekerja sama dengan FIB,” demikian penjelasan dari Mas Toni selaku tim pembimbing riset khalayak RRI. Dengan adanya riset ini diharapkan ada output baik bagi RRI dan Instansi mitra (Fakultas Ilmu Budaya, Universitas Jember). Selain itu, dengan diadakannya riset ini diharapkan nantinya juga membawa hasil positif bagi lima mahasiswa yang mengikuti program ini ketika sudah lulus dari jenjang perkuliahannya. Riset khalayak ini menggunakan metode observasi (turlap) dan menggunakan google form. Dalam pencarian data, tim riset RRI didukung sepenuhnya baik dari pimpinan RRI ataupun pimpinan instansi mitra (Dekan Fakultas Ilmu Budaya, Universitas Jember). Maka dari itu riset ini sudah dialokasikan perizinan yang sangat akurat dengan didampingi beberapa bukti di antaranya Surat Tugas, dsb.

Riset Khalayak yang dilakukan RRI Jember bersama lima mahasiswa Sastra Indonesia mencakup daerah Tapal kuda. Riset yang dilakukan di setiap kotanya memiliki target masing-masing. Wilayah Jember sebagai pusat dari RRI tersendiri memiliki delapan titik lokasi yang menjadi sasaran riset khalayak kali ini. Untuk daerah lain, tim riset menargetkan sebanyak 100 responden untuk mengisi data yang sudah disediakan. Sehingga, masing-masing lokasi ditargetkan 100 responden untuk mengisi kuesioner.

Pada hari pertama minggu pertama pada tanggal 3 November 2021 riset dilaksanakan di daerah Jember dengan cakupan delapan titik lokasi, selanjutnya pada minggu kedua tanggal 8 November 2021 riset dilakukan di daerah Banyuwangi dengan cakupan kurang lebih lima titik lokasi. Pada minggu yang sama pada tanggal 11 November 2021 dilanjutkan di daerah Situbondo dengan dua titik lokasi. Selanjutnya diteruskan di lokasi berikutnya pada tanggal 16 November 2021 yakni di daerah Bondowoso. Lokasi yang terakhir yakni di Lumajang dilaksanakan pada tanggal 18 November 2021. Riset yang dilakukan oleh tim riset RRI dan lima mahasiswa dari Fakultas Ilmu Budaya setiap minggunya ketika melakukan turlap/observasi selalu didampingi oleh pihak RRI. Tim pendamping riset ini yakni di antaranya Mas Toni, Mbak Ifa dan Mas Nuki yang sekaligus juga didamping oleh driver yakni mas Dani dan mas Beny. (Kontributor: Moh. Zainal Arifin, mahasiswa Sastra Indonesia)

[:]

[:en]Kerja Mahasiswa Event Organizer dalam Kuliah Tamu Manajemen Penerbitan “Liputan Investigasi dalam Industri Media”[:]

[:en]

Jember, 6 November 2021 – Kuliah Tamu Mata Kuliah Manajemen Penerbitan dengan tema ‘Liputan Investigasi dalam Industri Media’ diadakan oleh Jurusan Sastra Indonesia, Fakultas Ilmu Budaya, Universitas Jember. Kuliah tamu diselenggarakan secara daring melalui media zoom dengan pembicara Andy Riza Hidayat (wartawan investigasi Harian Kompas) dan dimoderatori oleh Edy Hariyadi, S.S., M.Si. dosen Prodi Sastra Indonesia, Universitas Jember. Kuliah Tamu ini diadakan untuk menambah wawasan seputar Liputan Investigasi dalam Industri Media dan tahap-tahap pengerjaannya.

Kuliah Tamu ini diselenggarakan oleh kerja mahasiswa mata kuliah Event Organizer dengan arahan dosen pengampu mata kuliah tersebut. Walaupun pada proses perencanaannya memakan waktu yang singkat dan terburu-buru, acara kuliah tamu ini berhasil diselenggarakan dengan dihadiri150 peserta dari mahasiswa dan dosen sastra Indonesia, serta mahasiswa prodi lainnya. Acara ini didukung penuh oleh Ketua Jurusan Sastra Indonesia Ibu Dr. Agustina Dewi Setyari, S.S., M.Hum. yang berkenan pula memberikan sambutan pada kuliah tamu ini.

Pelaksanaan kuliah tamu ini merupakan tugas praktik mahasiswa yang menempuh mata kuliah Event Organizer (EO). Mereka dalam mempersiapkan acara dalam tenggat waktu singkat, namun ditargetkan dapat melaksanakan dengan sebaik-baiknya. Awalnya para mahasiswa EO khawatir karena pelaksanaan yang mendadak dan semua koordinasi dilakukan secara full online. Namun dengan kemompakan kerja tim dan bimbinganm dosen dan semangat teman mahasiswa lainnya, acara yang direncanakan dan dipersiapkan mulai hari rabu tanggal 3 November 2021 pukul 18.00–19.40 WIB itu dapat berjalan dengan lancar sesuai rencana dan tidak ada kendala berarti. Pengalaman menjadi panitia dengan full kordinasi jarak jauh tanpa harus bertemu dan mempersiapkan acara secara singkat ini menjadi salah satu pengalaman mengesankan bagi mahasiswa EO yang kompak dan trengginas dalam bekerja.
(Kontributor: Dewi Ayu Rahmayanti, mahasiswa Sastra Indonesia)

 [:]

[:en]Mahasiswa UNEJ Magang Dispusip Jember Ikuti Kunjungan Bus Perpustakaan Keliling ke SMK Kelautan dan Perikanan Puger[:]

[:en] Bus perpustakaan keliling Dispusip Jember

Jember—Selasa (21/09), Bus perpustakaan Dinas Perpustakaan dan Kearsipan (Dispusip) Kabupaten Jember melakukan kunjungan sekolah ke Kecamatan Puger, tepatnya di SMK Kelautan dan Perikanan Puger. Kunjungan ini dilakukan sebagai salah satu kegiatan dari serangkaian acara masa orientasi sekolah. Saat itu bus perpustakaan berkunjung atas permintaan sekolah. Waktu yang ditempuh kurang lebih selama satu setengah jam dari Dinas Perpustakaan dan Kearsipan Kabupaten Jember ke SMK Kelautan dan Perikanan Puger. Dua mahasiswa magang dari Prodi Sastra Indonesia FIB UNEJ, Adinda Salsabilla Risanti dan Syarofatul Maufiroh dilibatkan menjadi bagian dari petugas yang ikut serta dalam kunjungan tersebut.

  Tim perpustakaan keliling bersama mahasiswa magang.

Setelah bus sampai di sekolah tersebut, petugas langsung menyiapkan meja untuk pendataan peminjaman buku dan menyediakan kursi untuk tempat membaca para siswa. Peminjaman dilakukan dengan menerapkan protokol kesehatan. Kedua mahasiswa magang diberi tugas melakukan pelayanan terhadap siswa kelas 10 yang ingin meminjam buku dengan mendata nama peminjam serta mencatat kode buku yang dipinjam.

Alur layanan, pertama sebanyak lima siswa diperbolehkan masuk ke dalam bus secara bergantian. Alur kedua para siswa yang meminjam buku menghampiri tempat pendataan buku dengan menyebutkan nama serta menunjukkan buku yang dipinjam. Selanjutnya petugas akan mencatat nama peminjam dan kode bukunya. Ketiga, para siswa diberi waktu sampai pukul 12.00 WIB atau selama satu setengah jam untuk meminjam buku. Buku yang dikembalikan harus diletakkan ke dalam keranjang yang telah disediakan. Hal ini bertujuan agar para petugas dapat memastikan jumlah buku yang dipinjam dan mempermudah menata buku kembali ke rak sesuai kategorinya. Selain itu, untuk menerapkan protokol kesehatan, petugas juga menyediakan handsanitizer di meja pendataan buku.

Terlihat siswa-siswi SMK Kelautan dan Perikanan Puger pun senang dan antusias memanfaatkan layanan perpustakaan kelililing tersebut. “Saya senang ada bus perpustakaan keliling ke sini. Jadi bisa pinjem buku yang nggak ada di perpus sekolah,” tutur salah satu siswa. Akhirnya, tibalah saatnya bus perpustakaan keliling kembali ke Dinas Perpustakaan dan Kearsipan Kabupaten Jember berangkat pulang sekitar pukul 12.15 WIB. (Kontributor: Adinda Salaabilla Risanti, mahasiswa Sastra Indonesia).[:]

[:en]Disbudpar Banyuwangi Ajak Mahasiswa Magang FIB UNEJ Ikuti Workshop “Gesah Mengulik Lontar Yusup”[:]

[:en]

Pada hari Rabu (6/10) Dinas Kebudayaan dan Pariwisata (Disbudpar) Kabupaten Banyuwangi mengadakan workshop dengan tema “Gesah Mengulik Lontar Yusup”. Workshop ini diadakan di Kantor Disbudpar Kabupaten Banyuwangi. Dalam kegiatan workshop ini, Disbudpar Kabupaten Banyuwangi mengundang dua narasumber yakni Pak Pur dan Ibu Wiwin Indiarti. Kegiatan ini merupakan workshop kedua dari rangkaian acara “Pameran Kepurbakalaan” yang diadakan mulai tanggal 4-6 Oktober 2021.

Acara ini dihadiri oleh para budayawan, kelompok masyarakat, dan para mahasiswa dari beberapa perguruan tinggi. Pembukaan dilakukan oleh Bapak Ir. Choliqul Ridha selaku Sekretaris Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kabupaten Banyuwangi. Dalam pembukaan ini, Bapak Choliqul Ridha berpesan bahwa kaum milenial memiliki kewajiban untuk melestarikan dan mempertahankan peninggalan-peninggalan para leluhur salah satunya adalah Lontar Yusup.

Enam mahasiswa magang Universitas Jember diikutsertakan dalam acara ini. Mereka ditugaskan sebagai peserta untuk memperbanyak ilmu mengenai Lontar Yusup. Lontar Yusup sendiri termasuk dalam peninggalan Jawa Kuna sesuai dengan mata kuliah yang ditempuh oleh mahasiswa magang Universitas Jember. Dalam mengikuti kegiatan ini, para mahasiswa dapat mengetahui tentang cara membaca Lontar Yusup yang dibacakan oleh Pak Inok, yang merupakan salah satu penggiat budaya Desa Kemiren. Mahasiswa magang dapat mengetahui tentang persyaratan yang dibutuhkan saat membaca Lontar Yusup dan kekhawatiran mengenai Lontar Yusup di masa sekarang, yang disampaikan oleh Pak Pur selaku ketua penggiat budaya di Desa Kemiren. 

Mahasiswa magang juga dapat mengetahui tentang nilai-nilai yang terkandung dalam Lontar Yusup yang dibahas oleh Ibu Wiwin Indiarti. Ibu Wiwin Indiarti merupakan Dosen Universitas Banyuwangi (Uniba) yang menerjemahkan Lontar Yusup ke dalam Bahasa Indonesia agar lebih mudah dipahami oleh para kaum muda dan masyarakat umum, karena Lontar Yusup ditulis dengan Arab gundul dan jika dibaca akan berbahasa Osing. Dengan mengikuti kegiatan ini, para mahasiswa magang lebih mendalami tentang Jawa Kuna melalui Lontar Yusup. (Kontributor: Anggi Ayu Ningsih, mahasiswa Sastra Indonesia)


[:]

Kisah Mahasiswa Sastra Indonesia FIB UNEJ Magang di KPU Jawa Timur

[:en]

[:en]



Dua mahasiswa Jurusan Sastra Indonesia FIB UNEJ melaksanaan magang MBKM (Merdeka Belajar Kampus Merdeka) di kantor Komisi Pemilihan Umum (KPU)Provinsi Jawa Timur di kota Surabaya. Kedua mahasiswa tersebut Dea Amanda dan Adi Suryo, diberi tugas di divisi Subbag Tekmas. Di dalam divisi ini kegiatanya selalu padat, dan mahasiswa magang dituntut harus bisa belajar mengerjakan tugas-tugas yang dilberikan dalam divisi ini serta mengikuti ritme kerja yang ada. Mahasiswa magang pada prinsipnya sama-sama mendapatkan keuntungan, yaitu mendapatkan ilmu secara langsung di tempat kerja. Demikian pula sebaliknya, para anggota divisi merasa terbantu dengan adanya keberadaan mahasiswa magang.

“Di sini kami diajarkan cara membuat desain grafis dan video anime. Adi yang mempunyai skill dalam mengedit di PC, sedangkan saya mempunyai skill mengedit di HP. Kami berdua sangatlah berbeda, tapi kami menyatu dan kerja sama dalam mengerjakan tugas yang telah diberikan oleh ketua divisi untuk membuat pamphlet, e-flyer, video dan lain sebagainya,” Dea Amanda menjelaskan.

Menurut Dea Amanda, dalam magang ini ia ingin mendapatkan pengalaman, mencoba bekerja di bidang yang dipinginkan. “Mungkin di luaran sana orang mengira bahwa mahasiswa Sastra Indonesia tidak bias terjun di dunia politik, tapi nyatanya saya dan Adi lagi menggeluti pekerjaan-pekerjaan di salah satu instusi pemerintahan yaitu KPU. Selama magang, saya belajar segala hal yang terkait dunia fotografi, editing, videographer, membuat pamflet, dan menggunakan aplikasi-aplikasi yang dibutuhkan dalam mengedit di PC maupun di HP. Dan tidak lupa kami juga berbicara formal ketika di kantor, dan etika yang harus tetap dijaga selama di kantor.”

Berkat magang yang dijalani, Dea Amanda menjadi paham rasanya bekerja. Ia juga senang bisa berkenalan dengan banyak orang di kantor KPU. “Selama magang memamng tidak mendapat uang saku, tetapi saya tak memikirkan hal itu, karena konsep magang itu sebenarnya belajar. Saya berharap pengalaman magang yang saya jalani sekarang ini, bekal berharaga saat saya memasuki dunia kerja, papar Dea.

(Kontributor: Dea Amanda, mahasiswa Sastra Indonesia)

[:de]

Dua mahasiswa Jurusan Sastra Indonesia FIB UNEJ melaksanaan magang MBKM (Merdeka Belajar Kampus Merdeka) di kantor Komisi Pemilihan Umum (KPU)Provinsi Jawa Timur di kota Surabaya. Kedua mahasiswa tersebut Dea Amanda dan Adi Suryo, diberi tugas di divisi Subbag Tekmas. Di dalam divisi ini kegiatanya selalu padat, dan mahasiswa magang dituntut harus bisa belajar mengerjakan tugas-tugas yang dilberikan dalam divisi ini serta mengikuti ritme kerja yang ada. Mahasiswa magang pada prinsipnya sama-sama mendapatkan keuntungan, yaitu mendapatkan ilmu secara langsung di tempat kerja. Demikian pula sebaliknya, para anggota divisi merasa terbantu dengan adanya keberadaan mahasiswa magang.

“Di sini kami diajarkan cara membuat desain grafis dan video anime. Adi yang mempunyai skill dalam mengedit di PC, sedangkan saya mempunyai skill mengedit di HP. Kami berdua sangatlah berbeda, tapi kami menyatu dan kerja sama dalam mengerjakan tugas yang telah diberikan oleh ketua divisi untuk membuat pamphlet, e-flyer, video dan lain sebagainya,” Dea Amanda menjelaskan.

Menurut Dea Amanda, dalam magang ini ia ingin mendapatkan pengalaman, mencoba bekerja di bidang yang dipinginkan. “Mungkin di luaran sana orang mengira bahwa mahasiswa Sastra Indonesia tidak bias terjun di dunia politik, tapi nyatanya saya dan Adi lagi menggeluti pekerjaan-pekerjaan di salah satu instusi pemerintahan yaitu KPU. Selama magang, saya belajar segala hal yang terkait dunia fotografi, editing, videographer, membuat pamflet, dan menggunakan aplikasi-aplikasi yang dibutuhkan dalam mengedit di PC maupun di HP. Dan tidak lupa kami juga berbicara formal ketika di kantor, dan etika yang harus tetap dijaga selama di kantor.”

Berkat magang yang dijalani, Dea Amanda menjadi paham rasanya bekerja. Ia juga senang bisa berkenalan dengan banyak orang di kantor KPU. “Selama magang memamng tidak mendapat uang saku, tetapi saya tak memikirkan hal itu, karena konsep magang itu sebenarnya belajar. Saya berharap pengalaman magang yang saya jalani sekarang ini, bekal berharaga saat saya memasuki dunia kerja, papar Dea.



(Kontributor: Dea Amanda, mahasiswa Sastra Indonesia)

[:]

[:de]Dua mahasiswa Jurusan Sastra Indonesia FIB UNEJ melaksanaan magang MBKM (Merdeka Belajar Kampus Merdeka) di kantor Komisi Pemilihan Umum (KPU)Provinsi Jawa Timur di kota Surabaya. Kedua mahasiswa tersebut Dea Amanda dan Adi Suryo, diberi tugas di divisi Subbag Tekmas. Di dalam divisi ini kegiatanya selalu padat, dan mahasiswa magang dituntut harus bisa belajar mengerjakan tugas-tugas yang dilberikan dalam divisi ini serta mengikuti ritme kerja yang ada. Mahasiswa magang pada prinsipnya sama-sama mendapatkan keuntungan, yaitu mendapatkan ilmu secara langsung di tempat kerja. Demikian pula sebaliknya, para anggota divisi merasa terbantu dengan adanya keberadaan mahasiswa magang.

“Di sini kami diajarkan cara membuat desain grafis dan video anime. Adi yang mempunyai skill dalam mengedit di PC, sedangkan saya mempunyai skill mengedit di HP. Kami berdua sangatlah berbeda, tapi kami menyatu dan kerja sama dalam mengerjakan tugas yang telah diberikan oleh ketua divisi untuk membuat pamphlet, e-flyer, video dan lain sebagainya,” Dea Amanda menjelaskan.

Menurut Dea Amanda, dalam magang ini ia ingin mendapatkan pengalaman, mencoba bekerja di bidang yang dipinginkan. “Mungkin di luaran sana orang mengira bahwa mahasiswa Sastra Indonesia tidak bias terjun di dunia politik, tapi nyatanya saya dan Adi lagi menggeluti pekerjaan-pekerjaan di salah satu instusi pemerintahan yaitu KPU. Selama magang, saya belajar segala hal yang terkait dunia fotografi, editing, videographer, membuat pamflet, dan menggunakan aplikasi-aplikasi yang dibutuhkan dalam mengedit di PC maupun di HP. Dan tidak lupa kami juga berbicara formal ketika di kantor, dan etika yang harus tetap dijaga selama di kantor.”

Berkat magang yang dijalani, Dea Amanda menjadi paham rasanya bekerja. Ia juga senang bisa berkenalan dengan banyak orang di kantor KPU. “Selama magang memamng tidak mendapat uang saku, tetapi saya tak memikirkan hal itu, karena konsep magang itu sebenarnya belajar. Saya berharap pengalaman magang yang saya jalani sekarang ini, bekal berharaga saat saya memasuki dunia kerja, papar Dea.

(Kontributor: Dea Amanda, mahasiswa Sastra Indonesia)
[:]

[:en]Keseruan di Balik Layar Pembuatan Koran J-Tizen 2.0 oleh Mahasiswa Sastra Indonesia Program MBKM di Radar Jember[:]

[:en]Di balik terciptanya sebuah berita terdapat proses yang panjang dan tantangan-tantangan yang harus dilalui oleh tim yang bekerja di dalamnya. Seperti yang dialami oleh mahasiswa Sastra Indonesia FIB Universitas Jember yang tengah melakukan program magang MBKM di Radar Jember.

Dalam pelaksanaan kegiatan magang tersebut, mahasiswa dituntut untuk berpikir secara mandiri dan sekreatif mungkin dalam penentuan sebuah topik berita. Ditambah dengan kondisi pandemi yang masih terbilang tidak memungkinkan untuk melakukan kegiatan magang secara luring, maka dari pihak Radar Jember memutuskan untuk mengusung konsep learning by doing pada program magang kali ini.

Pada umumnya kegiatan kerja atau magang menempatkan seseorang pada kesibukan tanpa akhir, namun dengan konsep learning by doing, mahasiswa magang Sastra Indonesia menggunakan kesempatan tersebut tidak hanya untuk belajar namun juga sebagai bentuk penyegaran diri di tengah-tengah sibuknya pekerjaan. Hal ini seperti yang diungkapan Celsya sebagai salah satu mahasiswa magang yang menempati posisi reporter,. “Jadi ketika sedang melakukan observasi tempat sebagai bahan topik, saya merasa hal tersebut seru ya, karena selain membuat artikel yang informatif tapi juga sekalian dapat me-refreshing diri saya,” ungkap Celsya, Kamis (21/10).

Dengan menggunakan sistem magang secara mandiri, selain membebaskan pikiran dari rasa stres, hal tersebut juga membuat pikiran menjadi lebih segar sehingga mampu untuk menampung ide-ide baru. Seperti yang dilakukan oleh Arif Suwardi yang menempati posisi layouter pada divisi tim redaksi. Arif sendiri meskipun posisinya sebagai layouter, ia juga ikut andil untuk turun ke lapangan demi mencari referensi-referensi baru untuk layout koran yang akan ia desain nantinya. “Iya bikin fresh. Soalnya bikin temanya suka terinspirasi sama tempat yang diliput, jadi bisa lancar desainnya,” ungkap Arif, Sabtu (23/10).

Dengan demikian, meskipun mahasiswa Sastra Indonesia pada program magang kali ini tidak bisa merasakan bagaimana dunia pekerjaan yang dilakukan secara normal atau luring, dengan adanya konsep learning by doing yang diterapkan oleh pihak Radar Jember ini tidak hanya membuat para mahasiswa mampu untuk belajar, namun juga sedikit terbebas dari rasa stres dari sibuknya dunia pekerjaan.

(Kontributor: Soni Setiawan, mahasiswa Sastra Indonesia)[:]

[:en]KPU Provinsi Jawa Timur Mengajak Mahasiswa Magang Prodi Sastra Indonesia FIB UNEJ dalam Acara Desa Peduli Pemilu dan Pemilihan [:]

[:en]KPU Provinsi Jawa Timur mengajak mahasiswa magang Prodi Sastra Indonesia, Fakultas Ilmu Budaya, Universitas Jember dalam acara Pembekalan Desa Peduli Pemilu dan Pemilihan (DP3) yang diselenggarakan di Kelurahan Semolowaru, Surabaya pada 13 Oktober 2021 lalu. Acara DP3 yang diselenggarakan ini merupakan acara kedua setelah pembekalan yang dilakukan di Desa Pringgodani, Kabupaten Sidoarjo.

Kegiatan Pembekalan DP3 ini dihadiri oleh Walikota Surabaya, Eri Cahyadi, Komisioner KPU RI, Arief Budiman, Kapolres Pelabuhan Tanjung Perak, Anton Elfrino Trisano, Forkopimda serta Lurah Semolowaru. Jumlah peserta kader yang hadir dalam pembekalan kader DP3 ini berjumlah 25 peserta.

Dua mahasiswa magang, Adi Suryo Nugroho dan Dea Amanda diberi tugas berupa mendokumentasikan acara dan melakukan live streaming di Youtube. Kedua tmahaiswa ini dapat menjalankan tugasnya dengan baik berkat ilmu yang pernah didapatkan dalam mata kuliah Pengantar Sinematografi dan Sinematografi 1. Tambahan pula para mahasiswa bisa lebih mendalami ilmunya tersebut dalam acara DP3 yang diselenggarakan di Surabaya dengan bimbingan dari staff Kassubag Teknis dan Humas (Tekmas) yakni Riski Ashari dan Alrisa Ayu.

Di samping kesibukkannya dalam menjalankan tugas, para mahasiswa belajar pula mengenai pentingnya pemilu, mengidentifikasi suatu berita itu hoax atau tidak, dan lain sebagainya. Di kesempatan lain mahasiswa magang juga diperkenalkan kesenian dan budaya khas Surabaya seperti Cak dan Ning dan tarian khas Surabaya, dan  kesenian musik angklung.

(Kontributor: Adi Suryo Nugroho, mahasiswa Sastra Indonesia)[:]