[:en]Disbudpar Banyuwangi Ajak Mahasiswa Magang FIB UNEJ Ikuti Workshop “Gesah Mengulik Lontar Yusup”[:]

[:en]

Pada hari Rabu (6/10) Dinas Kebudayaan dan Pariwisata (Disbudpar) Kabupaten Banyuwangi mengadakan workshop dengan tema “Gesah Mengulik Lontar Yusup”. Workshop ini diadakan di Kantor Disbudpar Kabupaten Banyuwangi. Dalam kegiatan workshop ini, Disbudpar Kabupaten Banyuwangi mengundang dua narasumber yakni Pak Pur dan Ibu Wiwin Indiarti. Kegiatan ini merupakan workshop kedua dari rangkaian acara “Pameran Kepurbakalaan” yang diadakan mulai tanggal 4-6 Oktober 2021.

Acara ini dihadiri oleh para budayawan, kelompok masyarakat, dan para mahasiswa dari beberapa perguruan tinggi. Pembukaan dilakukan oleh Bapak Ir. Choliqul Ridha selaku Sekretaris Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kabupaten Banyuwangi. Dalam pembukaan ini, Bapak Choliqul Ridha berpesan bahwa kaum milenial memiliki kewajiban untuk melestarikan dan mempertahankan peninggalan-peninggalan para leluhur salah satunya adalah Lontar Yusup.

Enam mahasiswa magang Universitas Jember diikutsertakan dalam acara ini. Mereka ditugaskan sebagai peserta untuk memperbanyak ilmu mengenai Lontar Yusup. Lontar Yusup sendiri termasuk dalam peninggalan Jawa Kuna sesuai dengan mata kuliah yang ditempuh oleh mahasiswa magang Universitas Jember. Dalam mengikuti kegiatan ini, para mahasiswa dapat mengetahui tentang cara membaca Lontar Yusup yang dibacakan oleh Pak Inok, yang merupakan salah satu penggiat budaya Desa Kemiren. Mahasiswa magang dapat mengetahui tentang persyaratan yang dibutuhkan saat membaca Lontar Yusup dan kekhawatiran mengenai Lontar Yusup di masa sekarang, yang disampaikan oleh Pak Pur selaku ketua penggiat budaya di Desa Kemiren. 

Mahasiswa magang juga dapat mengetahui tentang nilai-nilai yang terkandung dalam Lontar Yusup yang dibahas oleh Ibu Wiwin Indiarti. Ibu Wiwin Indiarti merupakan Dosen Universitas Banyuwangi (Uniba) yang menerjemahkan Lontar Yusup ke dalam Bahasa Indonesia agar lebih mudah dipahami oleh para kaum muda dan masyarakat umum, karena Lontar Yusup ditulis dengan Arab gundul dan jika dibaca akan berbahasa Osing. Dengan mengikuti kegiatan ini, para mahasiswa magang lebih mendalami tentang Jawa Kuna melalui Lontar Yusup. (Kontributor: Anggi Ayu Ningsih, mahasiswa Sastra Indonesia)


[:]

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *