November, 2021
now browsing by month
[:en]Kerjasama RRI Jember dan FIB UNEJ dalam Riset Khalayak[:]
[:en]Radio Republik Indonesia Jember (RRI Jember) bekerja sama dengan Fakultas Ilmu Budaya Universitas Jember dalam melakukan riset khalayak yang dilaksanakan untuk memotret di daerah Tapal kuda yakni Jember, Bondowoso, Situbondo, Lumajang dan Banyuwangi. Program riset khalayak ini menggandeng sejumlah mahasiswa Sastra Indonesia untuk melakukan riset khalayak di area lima kabupaten tersebut. Lima mahasiswa tersebut ikut berpartisipasi dalam melaksanakan riset kali ini, yaitu Muhammad Zainal Arifin, Karina Bunga Dewi, Lita Alfinasari Eqwin, Nova NurFadillah, dan Halimatussa’diah. Tim Riset ini bersama lima mahasiswa FIB UNEJ saat ini sudah melaksanakan riset ke berbagai kota. RRI Jember merupakan media siaran radio yang masih aktif dalam menyiarkan beberapa acara kebudayaan daerah dan siaran info seputar Jember dan lainnya. Kantor RRI Jember beralamatkan di JL. D.I.Panjaitan, Jember.
“Riset yang bekerja sama dengan Fakultas Ilmu Budaya ini merupakan agenda perdana atau program pertama setiap tahunnya. Yang semula sebelum ada agenda ini dilaksanakan program donor darah. Jadi saya mengajukan program ini yang bekerja sama dengan FIB,” demikian penjelasan dari Mas Toni selaku tim pembimbing riset khalayak RRI. Dengan adanya riset ini diharapkan ada output baik bagi RRI dan Instansi mitra (Fakultas Ilmu Budaya, Universitas Jember). Selain itu, dengan diadakannya riset ini diharapkan nantinya juga membawa hasil positif bagi lima mahasiswa yang mengikuti program ini ketika sudah lulus dari jenjang perkuliahannya. Riset khalayak ini menggunakan metode observasi (turlap) dan menggunakan google form. Dalam pencarian data, tim riset RRI didukung sepenuhnya baik dari pimpinan RRI ataupun pimpinan instansi mitra (Dekan Fakultas Ilmu Budaya, Universitas Jember). Maka dari itu riset ini sudah dialokasikan perizinan yang sangat akurat dengan didampingi beberapa bukti di antaranya Surat Tugas, dsb.
Riset Khalayak yang dilakukan RRI Jember bersama lima mahasiswa Sastra Indonesia mencakup daerah Tapal kuda. Riset yang dilakukan di setiap kotanya memiliki target masing-masing. Wilayah Jember sebagai pusat dari RRI tersendiri memiliki delapan titik lokasi yang menjadi sasaran riset khalayak kali ini. Untuk daerah lain, tim riset menargetkan sebanyak 100 responden untuk mengisi data yang sudah disediakan. Sehingga, masing-masing lokasi ditargetkan 100 responden untuk mengisi kuesioner.
Pada hari pertama minggu pertama pada tanggal 3 November 2021 riset dilaksanakan di daerah Jember dengan cakupan delapan titik lokasi, selanjutnya pada minggu kedua tanggal 8 November 2021 riset dilakukan di daerah Banyuwangi dengan cakupan kurang lebih lima titik lokasi. Pada minggu yang sama pada tanggal 11 November 2021 dilanjutkan di daerah Situbondo dengan dua titik lokasi. Selanjutnya diteruskan di lokasi berikutnya pada tanggal 16 November 2021 yakni di daerah Bondowoso. Lokasi yang terakhir yakni di Lumajang dilaksanakan pada tanggal 18 November 2021. Riset yang dilakukan oleh tim riset RRI dan lima mahasiswa dari Fakultas Ilmu Budaya setiap minggunya ketika melakukan turlap/observasi selalu didampingi oleh pihak RRI. Tim pendamping riset ini yakni di antaranya Mas Toni, Mbak Ifa dan Mas Nuki yang sekaligus juga didamping oleh driver yakni mas Dani dan mas Beny. (Kontributor: Moh. Zainal Arifin, mahasiswa Sastra Indonesia)
[:en]Kerja Mahasiswa Event Organizer dalam Kuliah Tamu Manajemen Penerbitan “Liputan Investigasi dalam Industri Media”[:]
Jember, 6 November 2021 – Kuliah Tamu Mata Kuliah Manajemen Penerbitan dengan tema ‘Liputan Investigasi dalam Industri Media’ diadakan oleh Jurusan Sastra Indonesia, Fakultas Ilmu Budaya, Universitas Jember. Kuliah tamu diselenggarakan secara daring melalui media zoom dengan pembicara Andy Riza Hidayat (wartawan investigasi Harian Kompas) dan dimoderatori oleh Edy Hariyadi, S.S., M.Si. dosen Prodi Sastra Indonesia, Universitas Jember. Kuliah Tamu ini diadakan untuk menambah wawasan seputar Liputan Investigasi dalam Industri Media dan tahap-tahap pengerjaannya.
Kuliah Tamu ini diselenggarakan oleh kerja mahasiswa mata kuliah Event Organizer dengan arahan dosen pengampu mata kuliah tersebut. Walaupun pada proses perencanaannya memakan waktu yang singkat dan terburu-buru, acara kuliah tamu ini berhasil diselenggarakan dengan dihadiri150 peserta dari mahasiswa dan dosen sastra Indonesia, serta mahasiswa prodi lainnya. Acara ini didukung penuh oleh Ketua Jurusan Sastra Indonesia Ibu Dr. Agustina Dewi Setyari, S.S., M.Hum. yang berkenan pula memberikan sambutan pada kuliah tamu ini.
Pelaksanaan kuliah tamu ini merupakan tugas praktik mahasiswa yang menempuh mata kuliah Event Organizer (EO). Mereka dalam mempersiapkan acara dalam tenggat waktu singkat, namun ditargetkan dapat melaksanakan dengan sebaik-baiknya. Awalnya para mahasiswa EO khawatir karena pelaksanaan yang mendadak dan semua koordinasi dilakukan secara full online. Namun dengan kemompakan kerja tim dan bimbinganm dosen dan semangat teman mahasiswa lainnya, acara yang direncanakan dan dipersiapkan mulai hari rabu tanggal 3 November 2021 pukul 18.00–19.40 WIB itu dapat berjalan dengan lancar sesuai rencana dan tidak ada kendala berarti. Pengalaman menjadi panitia dengan full kordinasi jarak jauh tanpa harus bertemu dan mempersiapkan acara secara singkat ini menjadi salah satu pengalaman mengesankan bagi mahasiswa EO yang kompak dan trengginas dalam bekerja.
(Kontributor: Dewi Ayu Rahmayanti, mahasiswa Sastra Indonesia)
[:]
[:en]Mahasiswa UNEJ Magang Dispusip Jember Ikuti Kunjungan Bus Perpustakaan Keliling ke SMK Kelautan dan Perikanan Puger[:]
[:en] Bus perpustakaan keliling Dispusip Jember
Jember—Selasa (21/09), Bus perpustakaan Dinas Perpustakaan dan Kearsipan (Dispusip) Kabupaten Jember melakukan kunjungan sekolah ke Kecamatan Puger, tepatnya di SMK Kelautan dan Perikanan Puger. Kunjungan ini dilakukan sebagai salah satu kegiatan dari serangkaian acara masa orientasi sekolah. Saat itu bus perpustakaan berkunjung atas permintaan sekolah. Waktu yang ditempuh kurang lebih selama satu setengah jam dari Dinas Perpustakaan dan Kearsipan Kabupaten Jember ke SMK Kelautan dan Perikanan Puger. Dua mahasiswa magang dari Prodi Sastra Indonesia FIB UNEJ, Adinda Salsabilla Risanti dan Syarofatul Maufiroh dilibatkan menjadi bagian dari petugas yang ikut serta dalam kunjungan tersebut.
Tim perpustakaan keliling bersama mahasiswa magang.
Setelah bus sampai di sekolah tersebut, petugas langsung menyiapkan meja untuk pendataan peminjaman buku dan menyediakan kursi untuk tempat membaca para siswa. Peminjaman dilakukan dengan menerapkan protokol kesehatan. Kedua mahasiswa magang diberi tugas melakukan pelayanan terhadap siswa kelas 10 yang ingin meminjam buku dengan mendata nama peminjam serta mencatat kode buku yang dipinjam.
Alur layanan, pertama sebanyak lima siswa diperbolehkan masuk ke dalam bus secara bergantian. Alur kedua para siswa yang meminjam buku menghampiri tempat pendataan buku dengan menyebutkan nama serta menunjukkan buku yang dipinjam. Selanjutnya petugas akan mencatat nama peminjam dan kode bukunya. Ketiga, para siswa diberi waktu sampai pukul 12.00 WIB atau selama satu setengah jam untuk meminjam buku. Buku yang dikembalikan harus diletakkan ke dalam keranjang yang telah disediakan. Hal ini bertujuan agar para petugas dapat memastikan jumlah buku yang dipinjam dan mempermudah menata buku kembali ke rak sesuai kategorinya. Selain itu, untuk menerapkan protokol kesehatan, petugas juga menyediakan handsanitizer di meja pendataan buku.
Terlihat siswa-siswi SMK Kelautan dan Perikanan Puger pun senang dan antusias memanfaatkan layanan perpustakaan kelililing tersebut. “Saya senang ada bus perpustakaan keliling ke sini. Jadi bisa pinjem buku yang nggak ada di perpus sekolah,” tutur salah satu siswa. Akhirnya, tibalah saatnya bus perpustakaan keliling kembali ke Dinas Perpustakaan dan Kearsipan Kabupaten Jember berangkat pulang sekitar pukul 12.15 WIB. (Kontributor: Adinda Salaabilla Risanti, mahasiswa Sastra Indonesia).[:]
[:en]Disbudpar Banyuwangi Ajak Mahasiswa Magang FIB UNEJ Ikuti Workshop “Gesah Mengulik Lontar Yusup”[:]
Pada hari Rabu (6/10) Dinas Kebudayaan dan Pariwisata (Disbudpar) Kabupaten Banyuwangi mengadakan workshop dengan tema “Gesah Mengulik Lontar Yusup”. Workshop ini diadakan di Kantor Disbudpar Kabupaten Banyuwangi. Dalam kegiatan workshop ini, Disbudpar Kabupaten Banyuwangi mengundang dua narasumber yakni Pak Pur dan Ibu Wiwin Indiarti. Kegiatan ini merupakan workshop kedua dari rangkaian acara “Pameran Kepurbakalaan” yang diadakan mulai tanggal 4-6 Oktober 2021.
Acara ini dihadiri oleh para budayawan, kelompok masyarakat, dan para mahasiswa dari beberapa perguruan tinggi. Pembukaan dilakukan oleh Bapak Ir. Choliqul Ridha selaku Sekretaris Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kabupaten Banyuwangi. Dalam pembukaan ini, Bapak Choliqul Ridha berpesan bahwa kaum milenial memiliki kewajiban untuk melestarikan dan mempertahankan peninggalan-peninggalan para leluhur salah satunya adalah Lontar Yusup.
Enam mahasiswa magang Universitas Jember diikutsertakan dalam acara ini. Mereka ditugaskan sebagai peserta untuk memperbanyak ilmu mengenai Lontar Yusup. Lontar Yusup sendiri termasuk dalam peninggalan Jawa Kuna sesuai dengan mata kuliah yang ditempuh oleh mahasiswa magang Universitas Jember. Dalam mengikuti kegiatan ini, para mahasiswa dapat mengetahui tentang cara membaca Lontar Yusup yang dibacakan oleh Pak Inok, yang merupakan salah satu penggiat budaya Desa Kemiren. Mahasiswa magang dapat mengetahui tentang persyaratan yang dibutuhkan saat membaca Lontar Yusup dan kekhawatiran mengenai Lontar Yusup di masa sekarang, yang disampaikan oleh Pak Pur selaku ketua penggiat budaya di Desa Kemiren.
Mahasiswa magang juga dapat mengetahui tentang nilai-nilai yang terkandung dalam Lontar Yusup yang dibahas oleh Ibu Wiwin Indiarti. Ibu Wiwin Indiarti merupakan Dosen Universitas Banyuwangi (Uniba) yang menerjemahkan Lontar Yusup ke dalam Bahasa Indonesia agar lebih mudah dipahami oleh para kaum muda dan masyarakat umum, karena Lontar Yusup ditulis dengan Arab gundul dan jika dibaca akan berbahasa Osing. Dengan mengikuti kegiatan ini, para mahasiswa magang lebih mendalami tentang Jawa Kuna melalui Lontar Yusup. (Kontributor: Anggi Ayu Ningsih, mahasiswa Sastra Indonesia)
Kisah Mahasiswa Sastra Indonesia FIB UNEJ Magang di KPU Jawa Timur
[:en]
Dua mahasiswa Jurusan Sastra Indonesia FIB UNEJ melaksanaan magang MBKM (Merdeka Belajar Kampus Merdeka) di kantor Komisi Pemilihan Umum (KPU)Provinsi Jawa Timur di kota Surabaya. Kedua mahasiswa tersebut Dea Amanda dan Adi Suryo, diberi tugas di divisi Subbag Tekmas. Di dalam divisi ini kegiatanya selalu padat, dan mahasiswa magang dituntut harus bisa belajar mengerjakan tugas-tugas yang dilberikan dalam divisi ini serta mengikuti ritme kerja yang ada. Mahasiswa magang pada prinsipnya sama-sama mendapatkan keuntungan, yaitu mendapatkan ilmu secara langsung di tempat kerja. Demikian pula sebaliknya, para anggota divisi merasa terbantu dengan adanya keberadaan mahasiswa magang.
“Di sini kami diajarkan cara membuat desain grafis dan video anime. Adi yang mempunyai skill dalam mengedit di PC, sedangkan saya mempunyai skill mengedit di HP. Kami berdua sangatlah berbeda, tapi kami menyatu dan kerja sama dalam mengerjakan tugas yang telah diberikan oleh ketua divisi untuk membuat pamphlet, e-flyer, video dan lain sebagainya,” Dea Amanda menjelaskan.
Menurut Dea Amanda, dalam magang ini ia ingin mendapatkan pengalaman, mencoba bekerja di bidang yang dipinginkan. “Mungkin di luaran sana orang mengira bahwa mahasiswa Sastra Indonesia tidak bias terjun di dunia politik, tapi nyatanya saya dan Adi lagi menggeluti pekerjaan-pekerjaan di salah satu instusi pemerintahan yaitu KPU. Selama magang, saya belajar segala hal yang terkait dunia fotografi, editing, videographer, membuat pamflet, dan menggunakan aplikasi-aplikasi yang dibutuhkan dalam mengedit di PC maupun di HP. Dan tidak lupa kami juga berbicara formal ketika di kantor, dan etika yang harus tetap dijaga selama di kantor.”
Berkat magang yang dijalani, Dea Amanda menjadi paham rasanya bekerja. Ia juga senang bisa berkenalan dengan banyak orang di kantor KPU. “Selama magang memamng tidak mendapat uang saku, tetapi saya tak memikirkan hal itu, karena konsep magang itu sebenarnya belajar. Saya berharap pengalaman magang yang saya jalani sekarang ini, bekal berharaga saat saya memasuki dunia kerja, papar Dea.
(Kontributor: Dea Amanda, mahasiswa Sastra Indonesia)
[:de]
Dua mahasiswa Jurusan Sastra Indonesia FIB UNEJ melaksanaan magang MBKM (Merdeka Belajar Kampus Merdeka) di kantor Komisi Pemilihan Umum (KPU)Provinsi Jawa Timur di kota Surabaya. Kedua mahasiswa tersebut Dea Amanda dan Adi Suryo, diberi tugas di divisi Subbag Tekmas. Di dalam divisi ini kegiatanya selalu padat, dan mahasiswa magang dituntut harus bisa belajar mengerjakan tugas-tugas yang dilberikan dalam divisi ini serta mengikuti ritme kerja yang ada. Mahasiswa magang pada prinsipnya sama-sama mendapatkan keuntungan, yaitu mendapatkan ilmu secara langsung di tempat kerja. Demikian pula sebaliknya, para anggota divisi merasa terbantu dengan adanya keberadaan mahasiswa magang.
“Di sini kami diajarkan cara membuat desain grafis dan video anime. Adi yang mempunyai skill dalam mengedit di PC, sedangkan saya mempunyai skill mengedit di HP. Kami berdua sangatlah berbeda, tapi kami menyatu dan kerja sama dalam mengerjakan tugas yang telah diberikan oleh ketua divisi untuk membuat pamphlet, e-flyer, video dan lain sebagainya,” Dea Amanda menjelaskan.
Menurut Dea Amanda, dalam magang ini ia ingin mendapatkan pengalaman, mencoba bekerja di bidang yang dipinginkan. “Mungkin di luaran sana orang mengira bahwa mahasiswa Sastra Indonesia tidak bias terjun di dunia politik, tapi nyatanya saya dan Adi lagi menggeluti pekerjaan-pekerjaan di salah satu instusi pemerintahan yaitu KPU. Selama magang, saya belajar segala hal yang terkait dunia fotografi, editing, videographer, membuat pamflet, dan menggunakan aplikasi-aplikasi yang dibutuhkan dalam mengedit di PC maupun di HP. Dan tidak lupa kami juga berbicara formal ketika di kantor, dan etika yang harus tetap dijaga selama di kantor.”
Berkat magang yang dijalani, Dea Amanda menjadi paham rasanya bekerja. Ia juga senang bisa berkenalan dengan banyak orang di kantor KPU. “Selama magang memamng tidak mendapat uang saku, tetapi saya tak memikirkan hal itu, karena konsep magang itu sebenarnya belajar. Saya berharap pengalaman magang yang saya jalani sekarang ini, bekal berharaga saat saya memasuki dunia kerja, papar Dea.
(Kontributor: Dea Amanda, mahasiswa Sastra Indonesia)
[:]
[:de]Dua mahasiswa Jurusan Sastra Indonesia FIB UNEJ melaksanaan magang MBKM (Merdeka Belajar Kampus Merdeka) di kantor Komisi Pemilihan Umum (KPU)Provinsi Jawa Timur di kota Surabaya. Kedua mahasiswa tersebut Dea Amanda dan Adi Suryo, diberi tugas di divisi Subbag Tekmas. Di dalam divisi ini kegiatanya selalu padat, dan mahasiswa magang dituntut harus bisa belajar mengerjakan tugas-tugas yang dilberikan dalam divisi ini serta mengikuti ritme kerja yang ada. Mahasiswa magang pada prinsipnya sama-sama mendapatkan keuntungan, yaitu mendapatkan ilmu secara langsung di tempat kerja. Demikian pula sebaliknya, para anggota divisi merasa terbantu dengan adanya keberadaan mahasiswa magang.“Di sini kami diajarkan cara membuat desain grafis dan video anime. Adi yang mempunyai skill dalam mengedit di PC, sedangkan saya mempunyai skill mengedit di HP. Kami berdua sangatlah berbeda, tapi kami menyatu dan kerja sama dalam mengerjakan tugas yang telah diberikan oleh ketua divisi untuk membuat pamphlet, e-flyer, video dan lain sebagainya,” Dea Amanda menjelaskan.
Menurut Dea Amanda, dalam magang ini ia ingin mendapatkan pengalaman, mencoba bekerja di bidang yang dipinginkan. “Mungkin di luaran sana orang mengira bahwa mahasiswa Sastra Indonesia tidak bias terjun di dunia politik, tapi nyatanya saya dan Adi lagi menggeluti pekerjaan-pekerjaan di salah satu instusi pemerintahan yaitu KPU. Selama magang, saya belajar segala hal yang terkait dunia fotografi, editing, videographer, membuat pamflet, dan menggunakan aplikasi-aplikasi yang dibutuhkan dalam mengedit di PC maupun di HP. Dan tidak lupa kami juga berbicara formal ketika di kantor, dan etika yang harus tetap dijaga selama di kantor.”
Berkat magang yang dijalani, Dea Amanda menjadi paham rasanya bekerja. Ia juga senang bisa berkenalan dengan banyak orang di kantor KPU. “Selama magang memamng tidak mendapat uang saku, tetapi saya tak memikirkan hal itu, karena konsep magang itu sebenarnya belajar. Saya berharap pengalaman magang yang saya jalani sekarang ini, bekal berharaga saat saya memasuki dunia kerja, papar Dea.
(Kontributor: Dea Amanda, mahasiswa Sastra Indonesia)
[:]