October, 2021
now browsing by month
[:en]Keseruan di Balik Layar Pembuatan Koran J-Tizen 2.0 oleh Mahasiswa Sastra Indonesia Program MBKM di Radar Jember[:]
[:en]Di balik terciptanya sebuah berita terdapat proses yang panjang dan tantangan-tantangan yang harus dilalui oleh tim yang bekerja di dalamnya. Seperti yang dialami oleh mahasiswa Sastra Indonesia FIB Universitas Jember yang tengah melakukan program magang MBKM di Radar Jember.
Dalam pelaksanaan kegiatan magang tersebut, mahasiswa dituntut untuk berpikir secara mandiri dan sekreatif mungkin dalam penentuan sebuah topik berita. Ditambah dengan kondisi pandemi yang masih terbilang tidak memungkinkan untuk melakukan kegiatan magang secara luring, maka dari pihak Radar Jember memutuskan untuk mengusung konsep learning by doing pada program magang kali ini.
Pada umumnya kegiatan kerja atau magang menempatkan seseorang pada kesibukan tanpa akhir, namun dengan konsep learning by doing, mahasiswa magang Sastra Indonesia menggunakan kesempatan tersebut tidak hanya untuk belajar namun juga sebagai bentuk penyegaran diri di tengah-tengah sibuknya pekerjaan. Hal ini seperti yang diungkapan Celsya sebagai salah satu mahasiswa magang yang menempati posisi reporter,. “Jadi ketika sedang melakukan observasi tempat sebagai bahan topik, saya merasa hal tersebut seru ya, karena selain membuat artikel yang informatif tapi juga sekalian dapat me-refreshing diri saya,” ungkap Celsya, Kamis (21/10).
Dengan menggunakan sistem magang secara mandiri, selain membebaskan pikiran dari rasa stres, hal tersebut juga membuat pikiran menjadi lebih segar sehingga mampu untuk menampung ide-ide baru. Seperti yang dilakukan oleh Arif Suwardi yang menempati posisi layouter pada divisi tim redaksi. Arif sendiri meskipun posisinya sebagai layouter, ia juga ikut andil untuk turun ke lapangan demi mencari referensi-referensi baru untuk layout koran yang akan ia desain nantinya. “Iya bikin fresh. Soalnya bikin temanya suka terinspirasi sama tempat yang diliput, jadi bisa lancar desainnya,” ungkap Arif, Sabtu (23/10).
Dengan demikian, meskipun mahasiswa Sastra Indonesia pada program magang kali ini tidak bisa merasakan bagaimana dunia pekerjaan yang dilakukan secara normal atau luring, dengan adanya konsep learning by doing yang diterapkan oleh pihak Radar Jember ini tidak hanya membuat para mahasiswa mampu untuk belajar, namun juga sedikit terbebas dari rasa stres dari sibuknya dunia pekerjaan.
(Kontributor: Soni Setiawan, mahasiswa Sastra Indonesia)[:]
[:en]Pengabdian Dosen Dampingi UMKM Pendukung Wisata Alam Potre Koning di Desa Sumbercanting, Bondowoso[:de]Dosen Sastra Indonesia Dampingi UMKM Pendukung Wisata Alam Potre Koning di Desa Sumbercanting, Bondowoso[:]
Program pelatihan tersebut merupakan bentuk pengabdian untuk membantu pelaku UMKM sehingga memiliki pondasi yang kuat untuk mengembangkan usaha. Pelatihan berlangsung dalam empat pertemuan. Pertemuan pertama hari Minggu 24 Oktober 2021 dengan tema “Membangun Mindset Entrepreneur dan Fundamental of Branding. Minggu kedua tanggal 31 Oktober 2021 mengusung tema “Strategi penetapan HPP dan harga jual”. Minggu ketiga 7 November 2021 bertema “Strategi Pengelolaan UMKM yang efektif”. Minggu terakhir tanggal 14 November 2021 mengusung tema “Pentingnya Brand Positioning untuk Bisnis.” Spot Selfi dengan pemandangan alami Hasil akhir yang dituju dari pendampingan adalah peningkatan penghasilan keluarga pelaku usaha mikro. Selain itu, produk-produk yang mereka hasilkan dapat mendukung peningkatan daya tarik kunjungan di Wisata Alam Potre Koning.
Sebagai upaya branding wisata sebelum dibuka kembali, para pengabdi membangun pula website untuk memberikan informasi layanan wisata dan produk-produk UMKM desa terkait suvenir dan oleh-oleh dapat dibeli wisatawan ataupun pengunjung maupun masyarakat umum. Masyarakat umum dapat mengunjungi laman web: www.wisatapotrekoning.com
Laman website tersebut berisi informasi tentang layanan wisata, kontak pembelian suvenir dan oleh-oleh, serta video wisata untuk menarik khalayak luas akan keberadaan wisata alam Potre Koning sehingga tertarik mengunjungi dan mampir. Para wisatawam maupun treveller dapat menjadikan wisata alam Potre Koning sebagai rest area dalam perjalanan mereka melintasi jalan raya di depan wisata alam ini untuk melepas penak, rehat, menikmati pemandangan perbukitan nan cantik, beribadah, ke kamar kecil, makan minum, membeli souvenir dan oleh-oleh, sampai energizing lagi untuk melanjutkan perjalanan. Produk radio kayu artistik dan retro [:de]
Mitra kegiatan pengabdian kepada masyarakat ini adalah masyarakat Desa Sumbercanting. Program Pengabdian Desa Binaan ini bertema “Peningkatan Skill Enterpreneurship Berbahan Baku Lokal dalam Mendukung Wisata Alam Potre Koning di Desa Sumbercanting, Kecamatan Wringin, Bondowoso”. Potre Koning adalah sebuah destinasi wisata yang dikembangkan masyarakat desa bersama mahasiswa KKN dan pengabdian dosen UNEJ. Pendampingan pada program pengabdian kali ini dilakukan terhadap masyarakat desa yang memiliki potensi usaha kreatif yang dapat mendukung Kelompok Sadar Wisata (Pokdarwis) Laskar Arak-arak sebagai operator Wisata Alam Potre Koning dalam mengembangkan layanan wisata mereka terutama terkait informasi, suvenir dan oleh-oleh.
Melihat belum adanya cenderamata dan kuliner yang ikonik di wisata alam tersebut, tiga orang dosen UNEJ dari Prodi Sastra Indonesia FIB dan satu rekan dari Fisipol menggagas solusi yang ditawarkan melalui pelatihan atau workshop pembuatan cenderamata ikonik dan pemanfaatan kuliner lokal untuk dapat disajikan di lokasi wisata. Target yang ingin dicapai adalah kelompok masyarakat usaha mikro di desa dapat memproduksi produk gantungan kunci, kerajinan tangan, dan seni kriya yang dapat dijajakan di lokasi wisata, sehingga hal ini mendukung program wisata alam yang berbasis masyarakat (community based ecotourism).
Pandemi telah menghentikan operasional Wisata Alam Potre Koning. Adanya kebijakan pemberlakuan Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) dan dilanjutkan PPKM (Pembatasan Pelaksanaan Kegiatan Masyarakat) membuat Wisata Alam Potre Koning menutup usahanya dari kunjungan wisatawan. Otomatis keaadaan ini membuat Pokdarwis Laskar Arak-arak tidak memiliki penghasilan sehingga tidak dapat memberi insentif pada anggotanya yang selama ini aktif mengelola wisata tersebut. Objek wisata menjadi terbengkalai, tanpa ada yang merawat. Sementara letaknya yang ada di pinggir jalan raya dan jauh dari perkampungan pengelola membuat orang-orang yang tidak bertanggung jawab merusak dan melakukan perbuatan vandalis terhadap fasilitas di objek wisata, seperti genteng-genteng yang bolong, besi sangkar burung selfi yang dibengkokkan, papan-papan yang dirusakkan, dan lain-lain. Untung saja beberapa sarana selfi yang dibangun, diamankan terlebih dahulu oleh pihak Pokdarwis.
Melihat kerusakan yang terjadi di objek wisata dan belum bisanya objek wisata alam Potre Koning dibuka kembali untuk pengunjung atau wisatawan, para pengabdi berinisiatif untuk mengikutsertakan pelaku usaha lokal dalam pelatihan Membangun Bisnis di Era Digital Kreatiful untuk UMKM yang diselenggarakan Kreatiful Mentoring Series. Pelatihan-pelatihan terhadap sumberdaya manusia warga Desa Sumbercanting tersebut berisi tentang metode dan cara pembuatan cenderamata atau suvenir, kuliner, pengemasan dan labelisasi yang menarik serta digital marketing.
Program pelatihan tersebut merupakan bentuk pengabdian untuk membantu pelaku UMKM sehingga memiliki pondasi yang kuat untuk mengembangkan usaha. Pelatihan berlangsung dalam empat pertemuan. Pertemuan pertama hari Minggu 24 Oktober 2021 dengan tema “Membangun Mindset Entrepreneur dan Fundamental of Branding. Minggu kedua tanggal 31 Oktober 2021 mengusung tema “Strategi penetapan HPP dan harga jual”. Minggu ketiga 7 November 2021 bertema “Strategi Pengelolaan UMKM yang efektif”. Minggu terakhir tanggal 14 November 2021 mengusung tema “Pentingnya Brand Positioning untuk Bisnis.”
Hasil akhir yang dituju dari pendampingan adalah peningkatan penghasilan keluarga pelaku usaha mikro. Selain itu, produk-produk yang mereka hasilkan dapat mendukung peningkatan daya tarik kunjungan di Wisata Alam Potre Koning.
Sebagai upaya branding wisata sebelum dibuka kembali, para pengabdi membangun pula website untuk memberikan informasi layanan wisata dan produk-produk UMKM desa terkait suvenir dan oleh-oleh dapat dibeli wisatawan ataupun pengunjung maupun masyarakat umum. Masyarakat umum dapat mengunjungi laman web: www.wisatapotrekoning.com
Laman website tersebut berisi informasi tentang layanan wisata, kontak pembelian suvenir dan oleh-oleh, serta video wisata untuk menarik khalayak luas akan keberadaan wisata alam Potre Koning sehingga tertarik mengunjungi dan mampir. Para wisatawam maupun treveller dapat menjadikan wisata alam Potre Koning sebagai rest area dalam perjalanan mereka melintasi jalan raya di depan wisata alam ini untuk melepas penak, rehat, menikmati pemandangan perbukitan nan cantik, beribadah, ke kamar kecil, makan minum, membeli souvenir dan oleh-oleh, sampai energizing lagi untuk melanjutkan perjalanan.
Mitra kegiatan pengabdian kepada masyarakat ini adalah masyarakat Desa Sumbercanting. Program Pengabdian Desa Binaan ini bertema “Peningkatan Skill Enterpreneurship Berbahan Baku Lokal dalam Mendukung Wisata Alam Potre Koning di Desa Sumbercanting, Kecamatan Wringin, Bondowoso”. Potre Koning adalah sebuah destinasi wisata yang dikembangkan masyarakat desa bersama mahasiswa KKN dan pengabdian dosen UNEJ. Pendampingan pada program pengabdian kali ini dilakukan terhadap masyarakat desa yang memiliki potensi usaha kreatif yang dapat mendukung Kelompok Sadar Wisata (Pokdarwis) Laskar Arak-arak sebagai operator Wisata Alam Potre Koning dalam mengembangkan layanan wisata mereka terutama terkait informasi, suvenir dan oleh-oleh.
Melihat belum adanya cenderamata dan kuliner yang ikonik di wisata alam tersebut, tiga orang dosen UNEJ dari Prodi Sastra Indonesia FIB dan satu rekan dari Fisipol menggagas solusi yang ditawarkan melalui pelatihan atau workshop pembuatan cenderamata ikonik dan pemanfaatan kuliner lokal untuk dapat disajikan di lokasi wisata. Target yang ingin dicapai adalah kelompok masyarakat usaha mikro di desa dapat memproduksi produk gantungan kunci, kerajinan tangan, dan seni kriya yang dapat dijajakan di lokasi wisata, sehingga hal ini mendukung program wisata alam yang berbasis masyarakat (community based ecotourism).
Pandemi telah menghentikan operasional Wisata Alam Potre Koning. Adanya kebijakan pemberlakuan Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) dan dilanjutkan PPKM (Pembatasan Pelaksanaan Kegiatan Masyarakat) membuat Wisata Alam Potre Koning menutup usahanya dari kunjungan wisatawan. Otomatis keaadaan ini membuat Pokdarwis Laskar Arak-arak tidak memiliki penghasilan sehingga tidak dapat memberi insentif pada anggotanya yang selama ini aktif mengelola wisata tersebut. Objek wisata menjadi terbengkalai, tanpa ada yang merawat. Sementara letaknya yang ada di pinggir jalan raya dan jauh dari perkampungan pengelola membuat orang-orang yang tidak bertanggung jawab merusak dan melakukan perbuatan vandalis terhadap fasilitas di objek wisata, seperti genteng-genteng yang bolong, besi sangkar burung selfi yang dibengkokkan, papan-papan yang dirusakkan, dan lain-lain. Untung saja beberapa sarana selfi yang dibangun, diamankan terlebih dahulu oleh pihak Pokdarwis.
Melihat kerusakan yang terjadi di objek wisata dan belum bisanya objek wisata alam Potre Koning dibuka kembali untuk pengunjung atau wisatawan, para pengabdi berinisiatif untuk mengikutsertakan pelaku usaha lokal dalam pelatihan Membangun Bisnis di Era Digital Kreatiful untuk UMKM yang diselenggarakan Kreatiful Mentoring Series. Pelatihan-pelatihan terhadap sumberdaya manusia warga Desa Sumbercanting tersebut berisi tentang metode dan cara pembuatan cenderamata atau suvenir, kuliner, pengemasan dan labelisasi yang menarik serta digital marketing.
Program pelatihan tersebut merupakan bentuk pengabdian untuk membantu pelaku UMKM sehingga memiliki pondasi yang kuat untuk mengembangkan usaha. Pelatihan berlangsung dalam empat pertemuan. Pertemuan pertama hari Minggu 24 Oktober 2021 dengan tema “Membangun Mindset Entrepreneur dan Fundamental of Branding. Minggu kedua tanggal 31 Oktober 2021 mengusung tema “Strategi penetapan HPP dan harga jual”. Minggu ketiga 7 November 2021 bertema “Strategi Pengelolaan UMKM yang efektif”. Minggu terakhir tanggal 14 November 2021 mengusung tema “Pentingnya Brand Positioning untuk Bisnis.”
Hasil akhir yang dituju dari pendampingan adalah peningkatan penghasilan keluarga pelaku usaha mikro. Selain itu, produk-produk yang mereka hasilkan dapat mendukung peningkatan daya tarik kunjungan di Wisata Alam Potre Koning.
Sebagai upaya branding wisata sebelum dibuka kembali, para pengabdi membangun pula website untuk memberikan informasi layanan wisata dan produk-produk UMKM desa terkait suvenir dan oleh-oleh dapat dibeli wisatawan ataupun pengunjung maupun masyarakat umum. Masyarakat umum dapat mengunjungi laman web: www.wisatapotrekoning.com
Laman website tersebut berisi informasi tentang layanan wisata, kontak pembelian suvenir dan oleh-oleh, serta video wisata untuk menarik khalayak luas akan keberadaan wisata alam Potre Koning sehingga tertarik mengunjungi dan mampir. Para wisatawam maupun treveller dapat menjadikan wisata alam Potre Koning sebagai rest area dalam perjalanan mereka melintasi jalan raya di depan wisata alam ini untuk melepas penak, rehat, menikmati pemandangan perbukitan nan cantik, beribadah, ke kamar kecil, makan minum, membeli souvenir dan oleh-oleh, sampai energizing lagi untuk melanjutkan perjalanan.
Mitra kegiatan pengabdian kepada masyarakat ini adalah masyarakat Desa Sumbercanting. Program Pengabdian Desa Binaan ini bertema “Peningkatan Skill Enterpreneurship Berbahan Baku Lokal dalam Mendukung Wisata Alam Potre Koning di Desa Sumbercanting, Kecamatan Wringin, Bondowoso”. Potre Koning adalah sebuah destinasi wisata yang dikembangkan masyarakat desa bersama mahasiswa KKN dan pengabdian dosen UNEJ. Pendampingan pada program pengabdian kali ini dilakukan terhadap masyarakat desa yang memiliki potensi usaha kreatif yang dapat mendukung Kelompok Sadar Wisata (Pokdarwis) Laskar Arak-arak sebagai operator Wisata Alam Potre Koning dalam mengembangkan layanan wisata mereka terutama terkait informasi, suvenir dan oleh-oleh.
Melihat belum adanya cenderamata dan kuliner yang ikonik di wisata alam tersebut, tiga orang dosen UNEJ dari Prodi Sastra Indonesia FIB dan satu rekan dari Fisipol menggagas solusi yang ditawarkan melalui pelatihan atau workshop pembuatan cenderamata ikonik dan pemanfaatan kuliner lokal untuk dapat disajikan di lokasi wisata. Target yang ingin dicapai adalah kelompok masyarakat usaha mikro di desa dapat memproduksi produk gantungan kunci, kerajinan tangan, dan seni kriya yang dapat dijajakan di lokasi wisata, sehingga hal ini mendukung program wisata alam yang berbasis masyarakat (community based ecotourism).
Pandemi telah menghentikan operasional Wisata Alam Potre Koning. Adanya kebijakan pemberlakuan Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) dan dilanjutkan PPKM (Pembatasan Pelaksanaan Kegiatan Masyarakat) membuat Wisata Alam Potre Koning menutup usahanya dari kunjungan wisatawan. Otomatis keaadaan ini membuat Pokdarwis Laskar Arak-arak tidak memiliki penghasilan sehingga tidak dapat memberi insentif pada anggotanya yang selama ini aktif mengelola wisata tersebut. Objek wisata menjadi terbengkalai, tanpa ada yang merawat. Sementara letaknya yang ada di pinggir jalan raya dan jauh dari perkampungan pengelola membuat orang-orang yang tidak bertanggung jawab merusak dan melakukan perbuatan vandalis terhadap fasilitas di objek wisata, seperti genteng-genteng yang bolong, besi sangkar burung selfi yang dibengkokkan, papan-papan yang dirusakkan, dan lain-lain. Untung saja beberapa sarana selfi yang dibangun, diamankan terlebih dahulu oleh pihak Pokdarwis.
Melihat kerusakan yang terjadi di objek wisata dan belum bisanya objek wisata alam Potre Koning dibuka kembali untuk pengunjung atau wisatawan, para pengabdi berinisiatif untuk mengikutsertakan pelaku usaha lokal dalam pelatihan Membangun Bisnis di Era Digital Kreatiful untuk UMKM yang diselenggarakan Kreatiful Mentoring Series. Pelatihan-pelatihan terhadap sumberdaya manusia warga Desa Sumbercanting tersebut berisi tentang metode dan cara pembuatan cenderamata atau suvenir, kuliner, pengemasan dan labelisasi yang menarik serta digital marketing.
Program pelatihan tersebut merupakan bentuk pengabdian untuk membantu pelaku UMKM sehingga memiliki pondasi yang kuat untuk mengembangkan usaha. Pelatihan berlangsung dalam empat pertemuan. Pertemuan pertama hari Minggu 24 Oktober 2021 dengan tema “Membangun Mindset Entrepreneur dan Fundamental of Branding. Minggu kedua tanggal 31 Oktober 2021 mengusung tema “Strategi penetapan HPP dan harga jual”. Minggu ketiga 7 November 2021 bertema “Strategi Pengelolaan UMKM yang efektif”. Minggu terakhir tanggal 14 November 2021 mengusung tema “Pentingnya Brand Positioning untuk Bisnis.”
Hasil akhir yang dituju dari pendampingan adalah peningkatan penghasilan keluarga pelaku usaha mikro. Selain itu, produk-produk yang mereka hasilkan dapat mendukung peningkatan daya tarik kunjungan di Wisata Alam Potre Koning.
Sebagai upaya branding wisata sebelum dibuka kembali, para pengabdi membangun pula website untuk memberikan informasi layanan wisata dan produk-produk UMKM desa terkait suvenir dan oleh-oleh dapat dibeli wisatawan ataupun pengunjung maupun masyarakat umum. Masyarakat umum dapat mengunjungi laman web: www.wisatapotrekoning.com
Laman website tersebut berisi informasi tentang layanan wisata, kontak pembelian suvenir dan oleh-oleh, serta video wisata untuk menarik khalayak luas akan keberadaan wisata alam Potre Koning sehingga tertarik mengunjungi dan mampir. Para wisatawam maupun treveller dapat menjadikan wisata alam Potre Koning sebagai rest area dalam perjalanan mereka melintasi jalan raya di depan wisata alam ini untuk melepas penak, rehat, menikmati pemandangan perbukitan nan cantik, beribadah, ke kamar kecil, makan minum, membeli souvenir dan oleh-oleh, sampai energizing lagi untuk melanjutkan perjalanan.
Mitra kegiatan pengabdian kepada masyarakat ini adalah masyarakat Desa Sumbercanting. Program Pengabdian Desa Binaan ini bertema “Peningkatan Skill Enterpreneurship Berbahan Baku Lokal dalam Mendukung Wisata Alam Potre Koning di Desa Sumbercanting, Kecamatan Wringin, Bondowoso”. Potre Koning adalah sebuah destinasi wisata yang dikembangkan masyarakat desa bersama mahasiswa KKN dan pengabdian dosen UNEJ. Pendampingan pada program pengabdian kali ini dilakukan terhadap masyarakat desa yang memiliki potensi usaha kreatif yang dapat mendukung Kelompok Sadar Wisata (Pokdarwis) Laskar Arak-arak sebagai operator Wisata Alam Potre Koning dalam mengembangkan layanan wisata mereka terutama terkait informasi, suvenir dan oleh-oleh.
Melihat belum adanya cenderamata dan kuliner yang ikonik di wisata alam tersebut, tiga orang dosen UNEJ dari Prodi Sastra Indonesia FIB dan satu rekan dari Fisipol menggagas solusi yang ditawarkan melalui pelatihan atau workshop pembuatan cenderamata ikonik dan pemanfaatan kuliner lokal untuk dapat disajikan di lokasi wisata. Target yang ingin dicapai adalah kelompok masyarakat usaha mikro di desa dapat memproduksi produk gantungan kunci, kerajinan tangan, dan seni kriya yang dapat dijajakan di lokasi wisata, sehingga hal ini mendukung program wisata alam yang berbasis masyarakat (community based ecotourism).
Pandemi telah menghentikan operasional Wisata Alam Potre Koning. Adanya kebijakan pemberlakuan Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) dan dilanjutkan PPKM (Pembatasan Pelaksanaan Kegiatan Masyarakat) membuat Wisata Alam Potre Koning menutup usahanya dari kunjungan wisatawan. Otomatis keaadaan ini membuat Pokdarwis Laskar Arak-arak tidak memiliki penghasilan sehingga tidak dapat memberi insentif pada anggotanya yang selama ini aktif mengelola wisata tersebut. Objek wisata menjadi terbengkalai, tanpa ada yang merawat. Sementara letaknya yang ada di pinggir jalan raya dan jauh dari perkampungan pengelola membuat orang-orang yang tidak bertanggung jawab merusak dan melakukan perbuatan vandalis terhadap fasilitas di objek wisata, seperti genteng-genteng yang bolong, besi sangkar burung selfi yang dibengkokkan, papan-papan yang dirusakkan, dan lain-lain. Untung saja beberapa sarana selfi yang dibangun, diamankan terlebih dahulu oleh pihak Pokdarwis.
Melihat kerusakan yang terjadi di objek wisata dan belum bisanya objek wisata alam Potre Koning dibuka kembali untuk pengunjung atau wisatawan, para pengabdi berinisiatif untuk mengikutsertakan pelaku usaha lokal dalam pelatihan Membangun Bisnis di Era Digital Kreatiful untuk UMKM yang diselenggarakan Kreatiful Mentoring Series. Pelatihan-pelatihan terhadap sumberdaya manusia warga Desa Sumbercanting tersebut berisi tentang metode dan cara pembuatan cenderamata atau suvenir, kuliner, pengemasan dan labelisasi yang menarik serta digital marketing.
Program pelatihan tersebut merupakan bentuk pengabdian untuk membantu pelaku UMKM sehingga memiliki pondasi yang kuat untuk mengembangkan usaha. Pelatihan berlangsung dalam empat pertemuan. Pertemuan pertama hari Minggu 24 Oktober 2021 dengan tema “Membangun Mindset Entrepreneur dan Fundamental of Branding. Minggu kedua tanggal 31 Oktober 2021 mengusung tema “Strategi penetapan HPP dan harga jual”. Minggu ketiga 7 November 2021 bertema “Strategi Pengelolaan UMKM yang efektif”. Minggu terakhir tanggal 14 November 2021 mengusung tema “Pentingnya Brand Positioning untuk Bisnis.”
Hasil akhir yang dituju dari pendampingan adalah peningkatan penghasilan keluarga pelaku usaha mikro. Selain itu, produk-produk yang mereka hasilkan dapat mendukung peningkatan daya tarik kunjungan di Wisata Alam Potre Koning.
Sebagai upaya branding wisata sebelum dibuka kembali, para pengabdi membangun pula website untuk memberikan informasi layanan wisata dan produk-produk UMKM desa terkait suvenir dan oleh-oleh dapat dibeli wisatawan ataupun pengunjung maupun masyarakat umum. Masyarakat umum dapat mengunjungi laman web: www.wisatapotrekoning.com
Laman website tersebut berisi informasi tentang layanan wisata, kontak pembelian suvenir dan oleh-oleh, serta video wisata untuk menarik khalayak luas akan keberadaan wisata alam Potre Koning sehingga tertarik mengunjungi dan mampir. Para wisatawam maupun treveller dapat menjadikan wisata alam Potre Koning sebagai rest area dalam perjalanan mereka melintasi jalan raya di depan wisata alam ini untuk melepas penak, rehat, menikmati pemandangan perbukitan nan cantik, beribadah, ke kamar kecil, makan minum, membeli souvenir dan oleh-oleh, sampai energizing lagi untuk melanjutkan perjalanan.
Mitra kegiatan pengabdian kepada masyarakat ini adalah masyarakat Desa Sumbercanting. Program Pengabdian Desa Binaan ini bertema “Peningkatan Skill Enterpreneurship Berbahan Baku Lokal dalam Mendukung Wisata Alam Potre Koning di Desa Sumbercanting, Kecamatan Wringin, Bondowoso”. Potre Koning adalah sebuah destinasi wisata yang dikembangkan masyarakat desa bersama mahasiswa KKN dan pengabdian dosen UNEJ. Pendampingan pada program pengabdian kali ini dilakukan terhadap masyarakat desa yang memiliki potensi usaha kreatif yang dapat mendukung Kelompok Sadar Wisata (Pokdarwis) Laskar Arak-arak sebagai operator Wisata Alam Potre Koning dalam mengembangkan layanan wisata mereka terutama terkait informasi, suvenir dan oleh-oleh.
Melihat belum adanya cenderamata dan kuliner yang ikonik di wisata alam tersebut, tiga orang dosen UNEJ dari Prodi Sastra Indonesia FIB dan satu rekan dari Fisipol menggagas solusi yang ditawarkan melalui pelatihan atau workshop pembuatan cenderamata ikonik dan pemanfaatan kuliner lokal untuk dapat disajikan di lokasi wisata. Target yang ingin dicapai adalah kelompok masyarakat usaha mikro di desa dapat memproduksi produk gantungan kunci, kerajinan tangan, dan seni kriya yang dapat dijajakan di lokasi wisata, sehingga hal ini mendukung program wisata alam yang berbasis masyarakat (community based ecotourism).
Pandemi telah menghentikan operasional Wisata Alam Potre Koning. Adanya kebijakan pemberlakuan Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) dan dilanjutkan PPKM (Pembatasan Pelaksanaan Kegiatan Masyarakat) membuat Wisata Alam Potre Koning menutup usahanya dari kunjungan wisatawan. Otomatis keaadaan ini membuat Pokdarwis Laskar Arak-arak tidak memiliki penghasilan sehingga tidak dapat memberi insentif pada anggotanya yang selama ini aktif mengelola wisata tersebut. Objek wisata menjadi terbengkalai, tanpa ada yang merawat. Sementara letaknya yang ada di pinggir jalan raya dan jauh dari perkampungan pengelola membuat orang-orang yang tidak bertanggung jawab merusak dan melakukan perbuatan vandalis terhadap fasilitas di objek wisata, seperti genteng-genteng yang bolong, besi sangkar burung selfi yang dibengkokkan, papan-papan yang dirusakkan, dan lain-lain. Untung saja beberapa sarana selfi yang dibangun, diamankan terlebih dahulu oleh pihak Pokdarwis.
Melihat kerusakan yang terjadi di objek wisata dan belum bisanya objek wisata alam Potre Koning dibuka kembali untuk pengunjung atau wisatawan, para pengabdi berinisiatif untuk mengikutsertakan pelaku usaha lokal dalam pelatihan Membangun Bisnis di Era Digital Kreatiful untuk UMKM yang diselenggarakan Kreatiful Mentoring Series. Pelatihan-pelatihan terhadap sumberdaya manusia warga Desa Sumbercanting tersebut berisi tentang metode dan cara pembuatan cenderamata atau suvenir, kuliner, pengemasan dan labelisasi yang menarik serta digital marketing.
Program pelatihan tersebut merupakan bentuk pengabdian untuk membantu pelaku UMKM sehingga memiliki pondasi yang kuat untuk mengembangkan usaha. Pelatihan berlangsung dalam empat pertemuan. Pertemuan pertama hari Minggu 24 Oktober 2021 dengan tema “Membangun Mindset Entrepreneur dan Fundamental of Branding. Minggu kedua tanggal 31 Oktober 2021 mengusung tema “Strategi penetapan HPP dan harga jual”. Minggu ketiga 7 November 2021 bertema “Strategi Pengelolaan UMKM yang efektif”. Minggu terakhir tanggal 14 November 2021 mengusung tema “Pentingnya Brand Positioning untuk Bisnis.”
Hasil akhir yang dituju dari pendampingan adalah peningkatan penghasilan keluarga pelaku usaha mikro. Selain itu, produk-produk yang mereka hasilkan dapat mendukung peningkatan daya tarik kunjungan di Wisata Alam Potre Koning.
Sebagai upaya branding wisata sebelum dibuka kembali, para pengabdi membangun pula website untuk memberikan informasi layanan wisata dan produk-produk UMKM desa terkait suvenir dan oleh-oleh dapat dibeli wisatawan ataupun pengunjung maupun masyarakat umum. Masyarakat umum dapat mengunjungi laman web: www.wisatapotrekoning.com
Laman website tersebut berisi informasi tentang layanan wisata, kontak pembelian suvenir dan oleh-oleh, serta video wisata untuk menarik khalayak luas akan keberadaan wisata alam Potre Koning sehingga tertarik mengunjungi dan mampir. Para wisatawam maupun treveller dapat menjadikan wisata alam Potre Koning sebagai rest area dalam perjalanan mereka melintasi jalan raya di depan wisata alam ini untuk melepas penak, rehat, menikmati pemandangan perbukitan nan cantik, beribadah, ke kamar kecil, makan minum, membeli souvenir dan oleh-oleh, sampai energizing lagi untuk melanjutkan perjalanan.
Mitra kegiatan pengabdian kepada masyarakat ini adalah masyarakat Desa Sumbercanting. Program Pengabdian Desa Binaan ini bertema “Peningkatan Skill Enterpreneurship Berbahan Baku Lokal dalam Mendukung Wisata Alam Potre Koning di Desa Sumbercanting, Kecamatan Wringin, Bondowoso”. Potre Koning adalah sebuah destinasi wisata yang dikembangkan masyarakat desa bersama mahasiswa KKN dan pengabdian dosen UNEJ. Pendampingan pada program pengabdian kali ini dilakukan terhadap masyarakat desa yang memiliki potensi usaha kreatif yang dapat mendukung Kelompok Sadar Wisata (Pokdarwis) Laskar Arak-arak sebagai operator Wisata Alam Potre Koning dalam mengembangkan layanan wisata mereka terutama terkait informasi, suvenir dan oleh-oleh.
Melihat belum adanya cenderamata dan kuliner yang ikonik di wisata alam tersebut, tiga orang dosen UNEJ dari Prodi Sastra Indonesia FIB dan satu rekan dari Fisipol menggagas solusi yang ditawarkan melalui pelatihan atau workshop pembuatan cenderamata ikonik dan pemanfaatan kuliner lokal untuk dapat disajikan di lokasi wisata. Target yang ingin dicapai adalah kelompok masyarakat usaha mikro di desa dapat memproduksi produk gantungan kunci, kerajinan tangan, dan seni kriya yang dapat dijajakan di lokasi wisata, sehingga hal ini mendukung program wisata alam yang berbasis masyarakat (community based ecotourism).
Pandemi telah menghentikan operasional Wisata Alam Potre Koning. Adanya kebijakan pemberlakuan Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) dan dilanjutkan PPKM (Pembatasan Pelaksanaan Kegiatan Masyarakat) membuat Wisata Alam Potre Koning menutup usahanya dari kunjungan wisatawan. Otomatis keaadaan ini membuat Pokdarwis Laskar Arak-arak tidak memiliki penghasilan sehingga tidak dapat memberi insentif pada anggotanya yang selama ini aktif mengelola wisata tersebut. Objek wisata menjadi terbengkalai, tanpa ada yang merawat. Sementara letaknya yang ada di pinggir jalan raya dan jauh dari perkampungan pengelola membuat orang-orang yang tidak bertanggung jawab merusak dan melakukan perbuatan vandalis terhadap fasilitas di objek wisata, seperti genteng-genteng yang bolong, besi sangkar burung selfi yang dibengkokkan, papan-papan yang dirusakkan, dan lain-lain. Untung saja beberapa sarana selfi yang dibangun, diamankan terlebih dahulu oleh pihak Pokdarwis.
Melihat kerusakan yang terjadi di objek wisata dan belum bisanya objek wisata alam Potre Koning dibuka kembali untuk pengunjung atau wisatawan, para pengabdi berinisiatif untuk mengikutsertakan pelaku usaha lokal dalam pelatihan Membangun Bisnis di Era Digital Kreatiful untuk UMKM yang diselenggarakan Kreatiful Mentoring Series. Pelatihan-pelatihan terhadap sumberdaya manusia warga Desa Sumbercanting tersebut berisi tentang metode dan cara pembuatan cenderamata atau suvenir, kuliner, pengemasan dan labelisasi yang menarik serta digital marketing.
Program pelatihan tersebut merupakan bentuk pengabdian untuk membantu pelaku UMKM sehingga memiliki pondasi yang kuat untuk mengembangkan usaha. Pelatihan berlangsung dalam empat pertemuan. Pertemuan pertama hari Minggu 24 Oktober 2021 dengan tema “Membangun Mindset Entrepreneur dan Fundamental of Branding. Minggu kedua tanggal 31 Oktober 2021 mengusung tema “Strategi penetapan HPP dan harga jual”. Minggu ketiga 7 November 2021 bertema “Strategi Pengelolaan UMKM yang efektif”. Minggu terakhir tanggal 14 November 2021 mengusung tema “Pentingnya Brand Positioning untuk Bisnis.”
Hasil akhir yang dituju dari pendampingan adalah peningkatan penghasilan keluarga pelaku usaha mikro. Selain itu, produk-produk yang mereka hasilkan dapat mendukung peningkatan daya tarik kunjungan di Wisata Alam Potre Koning.
Sebagai upaya branding wisata sebelum dibuka kembali, para pengabdi membangun pula website untuk memberikan informasi layanan wisata dan produk-produk UMKM desa terkait suvenir dan oleh-oleh dapat dibeli wisatawan ataupun pengunjung maupun masyarakat umum. Masyarakat umum dapat mengunjungi laman web: www.wisatapotrekoning.com
Laman website tersebut berisi informasi tentang layanan wisata, kontak pembelian suvenir dan oleh-oleh, serta video wisata untuk menarik khalayak luas akan keberadaan wisata alam Potre Koning sehingga tertarik mengunjungi dan mampir. Para wisatawam maupun treveller dapat menjadikan wisata alam Potre Koning sebagai rest area dalam perjalanan mereka melintasi jalan raya di depan wisata alam ini untuk melepas penak, rehat, menikmati pemandangan perbukitan nan cantik, beribadah, ke kamar kecil, makan minum, membeli souvenir dan oleh-oleh, sampai energizing lagi untuk melanjutkan perjalanan.
Mitra kegiatan pengabdian kepada masyarakat ini adalah masyarakat Desa Sumbercanting. Program Pengabdian Desa Binaan ini bertema “Peningkatan Skill Enterpreneurship Berbahan Baku Lokal dalam Mendukung Wisata Alam Potre Koning di Desa Sumbercanting, Kecamatan Wringin, Bondowoso”. Potre Koning adalah sebuah destinasi wisata yang dikembangkan masyarakat desa bersama mahasiswa KKN dan pengabdian dosen UNEJ. Pendampingan pada program pengabdian kali ini dilakukan terhadap masyarakat desa yang memiliki potensi usaha kreatif yang dapat mendukung Kelompok Sadar Wisata (Pokdarwis) Laskar Arak-arak sebagai operator Wisata Alam Potre Koning dalam mengembangkan layanan wisata mereka terutama terkait informasi, suvenir dan oleh-oleh.
Melihat belum adanya cenderamata dan kuliner yang ikonik di wisata alam tersebut, tiga orang dosen UNEJ dari Prodi Sastra Indonesia FIB dan satu rekan dari Fisipol menggagas solusi yang ditawarkan melalui pelatihan atau workshop pembuatan cenderamata ikonik dan pemanfaatan kuliner lokal untuk dapat disajikan di lokasi wisata. Target yang ingin dicapai adalah kelompok masyarakat usaha mikro di desa dapat memproduksi produk gantungan kunci, kerajinan tangan, dan seni kriya yang dapat dijajakan di lokasi wisata, sehingga hal ini mendukung program wisata alam yang berbasis masyarakat (community based ecotourism).
Pandemi telah menghentikan operasional Wisata Alam Potre Koning. Adanya kebijakan pemberlakuan Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) dan dilanjutkan PPKM (Pembatasan Pelaksanaan Kegiatan Masyarakat) membuat Wisata Alam Potre Koning menutup usahanya dari kunjungan wisatawan. Otomatis keaadaan ini membuat Pokdarwis Laskar Arak-arak tidak memiliki penghasilan sehingga tidak dapat memberi insentif pada anggotanya yang selama ini aktif mengelola wisata tersebut. Objek wisata menjadi terbengkalai, tanpa ada yang merawat. Sementara letaknya yang ada di pinggir jalan raya dan jauh dari perkampungan pengelola membuat orang-orang yang tidak bertanggung jawab merusak dan melakukan perbuatan vandalis terhadap fasilitas di objek wisata, seperti genteng-genteng yang bolong, besi sangkar burung selfi yang dibengkokkan, papan-papan yang dirusakkan, dan lain-lain. Untung saja beberapa sarana selfi yang dibangun, diamankan terlebih dahulu oleh pihak Pokdarwis.
Melihat kerusakan yang terjadi di objek wisata dan belum bisanya objek wisata alam Potre Koning dibuka kembali untuk pengunjung atau wisatawan, para pengabdi berinisiatif untuk mengikutsertakan pelaku usaha lokal dalam pelatihan Membangun Bisnis di Era Digital Kreatiful untuk UMKM yang diselenggarakan Kreatiful Mentoring Series. Pelatihan-pelatihan terhadap sumberdaya manusia warga Desa Sumbercanting tersebut berisi tentang metode dan cara pembuatan cenderamata atau suvenir, kuliner, pengemasan dan labelisasi yang menarik serta digital marketing.
Program pelatihan tersebut merupakan bentuk pengabdian untuk membantu pelaku UMKM sehingga memiliki pondasi yang kuat untuk mengembangkan usaha. Pelatihan berlangsung dalam empat pertemuan. Pertemuan pertama hari Minggu 24 Oktober 2021 dengan tema “Membangun Mindset Entrepreneur dan Fundamental of Branding. Minggu kedua tanggal 31 Oktober 2021 mengusung tema “Strategi penetapan HPP dan harga jual”. Minggu ketiga 7 November 2021 bertema “Strategi Pengelolaan UMKM yang efektif”. Minggu terakhir tanggal 14 November 2021 mengusung tema “Pentingnya Brand Positioning untuk Bisnis.”
Hasil akhir yang dituju dari pendampingan adalah peningkatan penghasilan keluarga pelaku usaha mikro. Selain itu, produk-produk yang mereka hasilkan dapat mendukung peningkatan daya tarik kunjungan di Wisata Alam Potre Koning.
Sebagai upaya branding wisata sebelum dibuka kembali, para pengabdi membangun pula website untuk memberikan informasi layanan wisata dan produk-produk UMKM desa terkait suvenir dan oleh-oleh dapat dibeli wisatawan ataupun pengunjung maupun masyarakat umum. Masyarakat umum dapat mengunjungi laman web: www.wisatapotrekoning.com
Laman website tersebut berisi informasi tentang layanan wisata, kontak pembelian suvenir dan oleh-oleh, serta video wisata untuk menarik khalayak luas akan keberadaan wisata alam Potre Koning sehingga tertarik mengunjungi dan mampir. Para wisatawam maupun treveller dapat menjadikan wisata alam Potre Koning sebagai rest area dalam perjalanan mereka melintasi jalan raya di depan wisata alam ini untuk melepas penak, rehat, menikmati pemandangan perbukitan nan cantik, beribadah, ke kamar kecil, makan minum, membeli souvenir dan oleh-oleh, sampai energizing lagi untuk melanjutkan perjalanan.
Mitra kegiatan pengabdian kepada masyarakat ini adalah masyarakat Desa Sumbercanting. Program Pengabdian Desa Binaan ini bertema “Peningkatan Skill Enterpreneurship Berbahan Baku Lokal dalam Mendukung Wisata Alam Potre Koning di Desa Sumbercanting, Kecamatan Wringin, Bondowoso”. Potre Koning adalah sebuah destinasi wisata yang dikembangkan masyarakat desa bersama mahasiswa KKN dan pengabdian dosen UNEJ. Pendampingan pada program pengabdian kali ini dilakukan terhadap masyarakat desa yang memiliki potensi usaha kreatif yang dapat mendukung Kelompok Sadar Wisata (Pokdarwis) Laskar Arak-arak sebagai operator Wisata Alam Potre Koning dalam mengembangkan layanan wisata mereka terutama terkait informasi, suvenir dan oleh-oleh.
Melihat belum adanya cenderamata dan kuliner yang ikonik di wisata alam tersebut, tiga orang dosen UNEJ dari Prodi Sastra Indonesia FIB dan satu rekan dari Fisipol menggagas solusi yang ditawarkan melalui pelatihan atau workshop pembuatan cenderamata ikonik dan pemanfaatan kuliner lokal untuk dapat disajikan di lokasi wisata. Target yang ingin dicapai adalah kelompok masyarakat usaha mikro di desa dapat memproduksi produk gantungan kunci, kerajinan tangan, dan seni kriya yang dapat dijajakan di lokasi wisata, sehingga hal ini mendukung program wisata alam yang berbasis masyarakat (community based ecotourism).
Pandemi telah menghentikan operasional Wisata Alam Potre Koning. Adanya kebijakan pemberlakuan Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) dan dilanjutkan PPKM (Pembatasan Pelaksanaan Kegiatan Masyarakat) membuat Wisata Alam Potre Koning menutup usahanya dari kunjungan wisatawan. Otomatis keaadaan ini membuat Pokdarwis Laskar Arak-arak tidak memiliki penghasilan sehingga tidak dapat memberi insentif pada anggotanya yang selama ini aktif mengelola wisata tersebut. Objek wisata menjadi terbengkalai, tanpa ada yang merawat. Sementara letaknya yang ada di pinggir jalan raya dan jauh dari perkampungan pengelola membuat orang-orang yang tidak bertanggung jawab merusak dan melakukan perbuatan vandalis terhadap fasilitas di objek wisata, seperti genteng-genteng yang bolong, besi sangkar burung selfi yang dibengkokkan, papan-papan yang dirusakkan, dan lain-lain. Untung saja beberapa sarana selfi yang dibangun, diamankan terlebih dahulu oleh pihak Pokdarwis.
Melihat kerusakan yang terjadi di objek wisata dan belum bisanya objek wisata alam Potre Koning dibuka kembali untuk pengunjung atau wisatawan, para pengabdi berinisiatif untuk mengikutsertakan pelaku usaha lokal dalam pelatihan Membangun Bisnis di Era Digital Kreatiful untuk UMKM yang diselenggarakan Kreatiful Mentoring Series. Pelatihan-pelatihan terhadap sumberdaya manusia warga Desa Sumbercanting tersebut berisi tentang metode dan cara pembuatan cenderamata atau suvenir, kuliner, pengemasan dan labelisasi yang menarik serta digital marketing.
Program pelatihan tersebut merupakan bentuk pengabdian untuk membantu pelaku UMKM sehingga memiliki pondasi yang kuat untuk mengembangkan usaha. Pelatihan berlangsung dalam empat pertemuan. Pertemuan pertama hari Minggu 24 Oktober 2021 dengan tema “Membangun Mindset Entrepreneur dan Fundamental of Branding. Minggu kedua tanggal 31 Oktober 2021 mengusung tema “Strategi penetapan HPP dan harga jual”. Minggu ketiga 7 November 2021 bertema “Strategi Pengelolaan UMKM yang efektif”. Minggu terakhir tanggal 14 November 2021 mengusung tema “Pentingnya Brand Positioning untuk Bisnis.”
Hasil akhir yang dituju dari pendampingan adalah peningkatan penghasilan keluarga pelaku usaha mikro. Selain itu, produk-produk yang mereka hasilkan dapat mendukung peningkatan daya tarik kunjungan di Wisata Alam Potre Koning.
Sebagai upaya branding wisata sebelum dibuka kembali, para pengabdi membangun pula website untuk memberikan informasi layanan wisata dan produk-produk UMKM desa terkait suvenir dan oleh-oleh dapat dibeli wisatawan ataupun pengunjung maupun masyarakat umum. Masyarakat umum dapat mengunjungi laman web: www.wisatapotrekoning.com
Laman website tersebut berisi informasi tentang layanan wisata, kontak pembelian suvenir dan oleh-oleh, serta video wisata untuk menarik khalayak luas akan keberadaan wisata alam Potre Koning sehingga tertarik mengunjungi dan mampir. Para wisatawam maupun treveller dapat menjadikan wisata alam Potre Koning sebagai rest area dalam perjalanan mereka melintasi jalan raya di depan wisata alam ini untuk melepas penak, rehat, menikmati pemandangan perbukitan nan cantik, beribadah, ke kamar kecil, makan minum, membeli souvenir dan oleh-oleh, sampai energizing lagi untuk melanjutkan perjalanan.
(Kontributor: Novianti Pratiwi, mahasiswa Sastra Indonesia).
Mitra kegiatan pengabdian kepada masyarakat ini adalah masyarakat Desa Sumbercanting. Program Pengabdian Desa Binaan ini bertema “Peningkatan Skill Enterpreneurship Berbahan Baku Lokal dalam Mendukung Wisata Alam Potre Koning di Desa Sumbercanting, Kecamatan Wringin, Bondowoso”. Potre Koning adalah sebuah destinasi wisata yang dikembangkan masyarakat desa bersama mahasiswa KKN dan pengabdian dosen UNEJ. Pendampingan pada program pengabdian kali ini dilakukan terhadap masyarakat desa yang memiliki potensi usaha kreatif yang dapat mendukung Kelompok Sadar Wisata (Pokdarwis) Laskar Arak-arak sebagai operator Wisata Alam Potre Koning dalam mengembangkan layanan wisata mereka terutama terkait informasi, suvenir dan oleh-oleh.
Melihat belum adanya cenderamata dan kuliner yang ikonik di wisata alam tersebut, tiga orang dosen UNEJ dari Prodi Sastra Indonesia FIB dan satu rekan dari Fisipol menggagas solusi yang ditawarkan melalui pelatihan atau workshop pembuatan cenderamata ikonik dan pemanfaatan kuliner lokal untuk dapat disajikan di lokasi wisata. Target yang ingin dicapai adalah kelompok masyarakat usaha mikro di desa dapat memproduksi produk gantungan kunci, kerajinan tangan, dan seni kriya yang dapat dijajakan di lokasi wisata, sehingga hal ini mendukung program wisata alam yang berbasis masyarakat (community based ecotourism).
Pandemi telah menghentikan operasional Wisata Alam Potre Koning. Adanya kebijakan pemberlakuan Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) dan dilanjutkan PPKM (Pembatasan Pelaksanaan Kegiatan Masyarakat) membuat Wisata Alam Potre Koning menutup usahanya dari kunjungan wisatawan. Otomatis keaadaan ini membuat Pokdarwis Laskar Arak-arak tidak memiliki penghasilan sehingga tidak dapat memberi insentif pada anggotanya yang selama ini aktif mengelola wisata tersebut. Objek wisata menjadi terbengkalai, tanpa ada yang merawat. Sementara letaknya yang ada di pinggir jalan raya dan jauh dari perkampungan pengelola membuat orang-orang yang tidak bertanggung jawab merusak dan melakukan perbuatan vandalis terhadap fasilitas di objek wisata, seperti genteng-genteng yang bolong, besi sangkar burung selfi yang dibengkokkan, papan-papan yang dirusakkan, dan lain-lain. Untung saja beberapa sarana selfi yang dibangun, diamankan terlebih dahulu oleh pihak Pokdarwis.
Melihat kerusakan yang terjadi di objek wisata dan belum bisanya objek wisata alam Potre Koning dibuka kembali untuk pengunjung atau wisatawan, para pengabdi berinisiatif untuk mengikutsertakan pelaku usaha lokal dalam pelatihan Membangun Bisnis di Era Digital Kreatiful untuk UMKM yang diselenggarakan Kreatiful Mentoring Series. Pelatihan-pelatihan terhadap sumberdaya manusia warga Desa Sumbercanting tersebut berisi tentang metode dan cara pembuatan cenderamata atau suvenir, kuliner, pengemasan dan labelisasi yang menarik serta digital marketing.
Program pelatihan tersebut merupakan bentuk pengabdian untuk membantu pelaku UMKM sehingga memiliki pondasi yang kuat untuk mengembangkan usaha. Pelatihan berlangsung dalam empat pertemuan. Pertemuan pertama hari Minggu 24 Oktober 2021 dengan tema “Membangun Mindset Entrepreneur dan Fundamental of Branding. Minggu kedua tanggal 31 Oktober 2021 mengusung tema “Strategi penetapan HPP dan harga jual”. Minggu ketiga 7 November 2021 bertema “Strategi Pengelolaan UMKM yang efektif”. Minggu terakhir tanggal 14 November 2021 mengusung tema “Pentingnya Brand Positioning untuk Bisnis.”
Hasil akhir yang dituju dari pendampingan adalah peningkatan penghasilan keluarga pelaku usaha mikro. Selain itu, produk-produk yang mereka hasilkan dapat mendukung peningkatan daya tarik kunjungan di Wisata Alam Potre Koning.
Sebagai upaya branding wisata sebelum dibuka kembali, para pengabdi membangun pula website untuk memberikan informasi layanan wisata dan produk-produk UMKM desa terkait suvenir dan oleh-oleh dapat dibeli wisatawan ataupun pengunjung maupun masyarakat umum. Masyarakat umum dapat mengunjungi laman web: www.wisatapotrekoning.com
Laman website tersebut berisi informasi tentang layanan wisata, kontak pembelian suvenir dan oleh-oleh, serta video wisata untuk menarik khalayak luas akan keberadaan wisata alam Potre Koning sehingga tertarik mengunjungi dan mampir. Para wisatawam maupun treveller dapat menjadikan wisata alam Potre Koning sebagai rest area dalam perjalanan mereka melintasi jalan raya di depan wisata alam ini untuk melepas penak, rehat, menikmati pemandangan perbukitan nan cantik, beribadah, ke kamar kecil, makan minum, membeli souvenir dan oleh-oleh, sampai energizing lagi untuk melanjutkan perjalanan.
Mitra kegiatan pengabdian kepada masyarakat ini adalah masyarakat Desa Sumbercanting. Program Pengabdian Desa Binaan ini bertema “Peningkatan Skill Enterpreneurship Berbahan Baku Lokal dalam Mendukung Wisata Alam Potre Koning di Desa Sumbercanting, Kecamatan Wringin, Bondowoso”. Potre Koning adalah sebuah destinasi wisata yang dikembangkan masyarakat desa bersama mahasiswa KKN dan pengabdian dosen UNEJ. Pendampingan pada program pengabdian kali ini dilakukan terhadap masyarakat desa yang memiliki potensi usaha kreatif yang dapat mendukung Kelompok Sadar Wisata (Pokdarwis) Laskar Arak-arak sebagai operator Wisata Alam Potre Koning dalam mengembangkan layanan wisata mereka terutama terkait informasi, suvenir dan oleh-oleh.
Melihat belum adanya cenderamata dan kuliner yang ikonik di wisata alam tersebut, tiga orang dosen UNEJ dari Prodi Sastra Indonesia FIB dan satu rekan dari Fisipol menggagas solusi yang ditawarkan melalui pelatihan atau workshop pembuatan cenderamata ikonik dan pemanfaatan kuliner lokal untuk dapat disajikan di lokasi wisata. Target yang ingin dicapai adalah kelompok masyarakat usaha mikro di desa dapat memproduksi produk gantungan kunci, kerajinan tangan, dan seni kriya yang dapat dijajakan di lokasi wisata, sehingga hal ini mendukung program wisata alam yang berbasis masyarakat (community based ecotourism).
Pandemi telah menghentikan operasional Wisata Alam Potre Koning. Adanya kebijakan pemberlakuan Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) dan dilanjutkan PPKM (Pembatasan Pelaksanaan Kegiatan Masyarakat) membuat Wisata Alam Potre Koning menutup usahanya dari kunjungan wisatawan. Otomatis keaadaan ini membuat Pokdarwis Laskar Arak-arak tidak memiliki penghasilan sehingga tidak dapat memberi insentif pada anggotanya yang selama ini aktif mengelola wisata tersebut. Objek wisata menjadi terbengkalai, tanpa ada yang merawat. Sementara letaknya yang ada di pinggir jalan raya dan jauh dari perkampungan pengelola membuat orang-orang yang tidak bertanggung jawab merusak dan melakukan perbuatan vandalis terhadap fasilitas di objek wisata, seperti genteng-genteng yang bolong, besi sangkar burung selfi yang dibengkokkan, papan-papan yang dirusakkan, dan lain-lain. Untung saja beberapa sarana selfi yang dibangun, diamankan terlebih dahulu oleh pihak Pokdarwis.
Melihat kerusakan yang terjadi di objek wisata dan belum bisanya objek wisata alam Potre Koning dibuka kembali untuk pengunjung atau wisatawan, para pengabdi berinisiatif untuk mengikutsertakan pelaku usaha lokal dalam pelatihan Membangun Bisnis di Era Digital Kreatiful untuk UMKM yang diselenggarakan Kreatiful Mentoring Series. Pelatihan-pelatihan terhadap sumberdaya manusia warga Desa Sumbercanting tersebut berisi tentang metode dan cara pembuatan cenderamata atau suvenir, kuliner, pengemasan dan labelisasi yang menarik serta digital marketing.
Program pelatihan tersebut merupakan bentuk pengabdian untuk membantu pelaku UMKM sehingga memiliki pondasi yang kuat untuk mengembangkan usaha. Pelatihan berlangsung dalam empat pertemuan. Pertemuan pertama hari Minggu 24 Oktober 2021 dengan tema “Membangun Mindset Entrepreneur dan Fundamental of Branding. Minggu kedua tanggal 31 Oktober 2021 mengusung tema “Strategi penetapan HPP dan harga jual”. Minggu ketiga 7 November 2021 bertema “Strategi Pengelolaan UMKM yang efektif”. Minggu terakhir tanggal 14 November 2021 mengusung tema “Pentingnya Brand Positioning untuk Bisnis.”
Hasil akhir yang dituju dari pendampingan adalah peningkatan penghasilan keluarga pelaku usaha mikro. Selain itu, produk-produk yang mereka hasilkan dapat mendukung peningkatan daya tarik kunjungan di Wisata Alam Potre Koning.
Sebagai upaya branding wisata sebelum dibuka kembali, para pengabdi membangun pula website untuk memberikan informasi layanan wisata dan produk-produk UMKM desa terkait suvenir dan oleh-oleh dapat dibeli wisatawan ataupun pengunjung maupun masyarakat umum. Masyarakat umum dapat mengunjungi laman web: www.wisatapotrekoning.com
Laman website tersebut berisi informasi tentang layanan wisata, kontak pembelian suvenir dan oleh-oleh, serta video wisata untuk menarik khalayak luas akan keberadaan wisata alam Potre Koning sehingga tertarik mengunjungi dan mampir. Para wisatawam maupun treveller dapat menjadikan wisata alam Potre Koning sebagai rest area dalam perjalanan mereka melintasi jalan raya di depan wisata alam ini untuk melepas penak, rehat, menikmati pemandangan perbukitan nan cantik, beribadah, ke kamar kecil, makan minum, membeli souvenir dan oleh-oleh, sampai energizing lagi untuk melanjutkan perjalanan.
Mitra kegiatan pengabdian kepada masyarakat ini adalah masyarakat Desa Sumbercanting. Program Pengabdian Desa Binaan ini bertema “Peningkatan Skill Enterpreneurship Berbahan Baku Lokal dalam Mendukung Wisata Alam Potre Koning di Desa Sumbercanting, Kecamatan Wringin, Bondowoso”. Potre Koning adalah sebuah destinasi wisata yang dikembangkan masyarakat desa bersama mahasiswa KKN dan pengabdian dosen UNEJ. Pendampingan pada program pengabdian kali ini dilakukan terhadap masyarakat desa yang memiliki potensi usaha kreatif yang dapat mendukung Kelompok Sadar Wisata (Pokdarwis) Laskar Arak-arak sebagai operator Wisata Alam Potre Koning dalam mengembangkan layanan wisata mereka terutama terkait informasi, suvenir dan oleh-oleh.
Melihat belum adanya cenderamata dan kuliner yang ikonik di wisata alam tersebut, tiga orang dosen UNEJ dari Prodi Sastra Indonesia FIB dan satu rekan dari Fisipol menggagas solusi yang ditawarkan melalui pelatihan atau workshop pembuatan cenderamata ikonik dan pemanfaatan kuliner lokal untuk dapat disajikan di lokasi wisata. Target yang ingin dicapai adalah kelompok masyarakat usaha mikro di desa dapat memproduksi produk gantungan kunci, kerajinan tangan, dan seni kriya yang dapat dijajakan di lokasi wisata, sehingga hal ini mendukung program wisata alam yang berbasis masyarakat (community based ecotourism).
Pandemi telah menghentikan operasional Wisata Alam Potre Koning. Adanya kebijakan pemberlakuan Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) dan dilanjutkan PPKM (Pembatasan Pelaksanaan Kegiatan Masyarakat) membuat Wisata Alam Potre Koning menutup usahanya dari kunjungan wisatawan. Otomatis keaadaan ini membuat Pokdarwis Laskar Arak-arak tidak memiliki penghasilan sehingga tidak dapat memberi insentif pada anggotanya yang selama ini aktif mengelola wisata tersebut. Objek wisata menjadi terbengkalai, tanpa ada yang merawat. Sementara letaknya yang ada di pinggir jalan raya dan jauh dari perkampungan pengelola membuat orang-orang yang tidak bertanggung jawab merusak dan melakukan perbuatan vandalis terhadap fasilitas di objek wisata, seperti genteng-genteng yang bolong, besi sangkar burung selfi yang dibengkokkan, papan-papan yang dirusakkan, dan lain-lain. Untung saja beberapa sarana selfi yang dibangun, diamankan terlebih dahulu oleh pihak Pokdarwis.
Melihat kerusakan yang terjadi di objek wisata dan belum bisanya objek wisata alam Potre Koning dibuka kembali untuk pengunjung atau wisatawan, para pengabdi berinisiatif untuk mengikutsertakan pelaku usaha lokal dalam pelatihan Membangun Bisnis di Era Digital Kreatiful untuk UMKM yang diselenggarakan Kreatiful Mentoring Series. Pelatihan-pelatihan terhadap sumberdaya manusia warga Desa Sumbercanting tersebut berisi tentang metode dan cara pembuatan cenderamata atau suvenir, kuliner, pengemasan dan labelisasi yang menarik serta digital marketing.
Program pelatihan tersebut merupakan bentuk pengabdian untuk membantu pelaku UMKM sehingga memiliki pondasi yang kuat untuk mengembangkan usaha. Pelatihan berlangsung dalam empat pertemuan. Pertemuan pertama hari Minggu 24 Oktober 2021 dengan tema “Membangun Mindset Entrepreneur dan Fundamental of Branding. Minggu kedua tanggal 31 Oktober 2021 mengusung tema “Strategi penetapan HPP dan harga jual”. Minggu ketiga 7 November 2021 bertema “Strategi Pengelolaan UMKM yang efektif”. Minggu terakhir tanggal 14 November 2021 mengusung tema “Pentingnya Brand Positioning untuk Bisnis.”
Hasil akhir yang dituju dari pendampingan adalah peningkatan penghasilan keluarga pelaku usaha mikro. Selain itu, produk-produk yang mereka hasilkan dapat mendukung peningkatan daya tarik kunjungan di Wisata Alam Potre Koning.
Sebagai upaya branding wisata sebelum dibuka kembali, para pengabdi membangun pula website untuk memberikan informasi layanan wisata dan produk-produk UMKM desa terkait suvenir dan oleh-oleh dapat dibeli wisatawan ataupun pengunjung maupun masyarakat umum. Masyarakat umum dapat mengunjungi laman web: www.wisatapotrekoning.com
Laman website tersebut berisi informasi tentang layanan wisata, kontak pembelian suvenir dan oleh-oleh, serta video wisata untuk menarik khalayak luas akan keberadaan wisata alam Potre Koning sehingga tertarik mengunjungi dan mampir. Para wisatawam maupun treveller dapat menjadikan wisata alam Potre Koning sebagai rest area dalam perjalanan mereka melintasi jalan raya di depan wisata alam ini untuk melepas penak, rehat, menikmati pemandangan perbukitan nan cantik, beribadah, ke kamar kecil, makan minum, membeli souvenir dan oleh-oleh, sampai energizing lagi untuk melanjutkan perjalanan.
Mitra kegiatan pengabdian kepada masyarakat ini adalah masyarakat Desa Sumbercanting. Program Pengabdian Desa Binaan ini bertema “Peningkatan Skill Enterpreneurship Berbahan Baku Lokal dalam Mendukung Wisata Alam Potre Koning di Desa Sumbercanting, Kecamatan Wringin, Bondowoso”. Potre Koning adalah sebuah destinasi wisata yang dikembangkan masyarakat desa bersama mahasiswa KKN dan pengabdian dosen UNEJ. Pendampingan pada program pengabdian kali ini dilakukan terhadap masyarakat desa yang memiliki potensi usaha kreatif yang dapat mendukung Kelompok Sadar Wisata (Pokdarwis) Laskar Arak-arak sebagai operator Wisata Alam Potre Koning dalam mengembangkan layanan wisata mereka terutama terkait informasi, suvenir dan oleh-oleh.
Melihat belum adanya cenderamata dan kuliner yang ikonik di wisata alam tersebut, tiga orang dosen UNEJ dari Prodi Sastra Indonesia FIB dan satu rekan dari Fisipol menggagas solusi yang ditawarkan melalui pelatihan atau workshop pembuatan cenderamata ikonik dan pemanfaatan kuliner lokal untuk dapat disajikan di lokasi wisata. Target yang ingin dicapai adalah kelompok masyarakat usaha mikro di desa dapat memproduksi produk gantungan kunci, kerajinan tangan, dan seni kriya yang dapat dijajakan di lokasi wisata, sehingga hal ini mendukung program wisata alam yang berbasis masyarakat (community based ecotourism).
Pandemi telah menghentikan operasional Wisata Alam Potre Koning. Adanya kebijakan pemberlakuan Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) dan dilanjutkan PPKM (Pembatasan Pelaksanaan Kegiatan Masyarakat) membuat Wisata Alam Potre Koning menutup usahanya dari kunjungan wisatawan. Otomatis keaadaan ini membuat Pokdarwis Laskar Arak-arak tidak memiliki penghasilan sehingga tidak dapat memberi insentif pada anggotanya yang selama ini aktif mengelola wisata tersebut. Objek wisata menjadi terbengkalai, tanpa ada yang merawat. Sementara letaknya yang ada di pinggir jalan raya dan jauh dari perkampungan pengelola membuat orang-orang yang tidak bertanggung jawab merusak dan melakukan perbuatan vandalis terhadap fasilitas di objek wisata, seperti genteng-genteng yang bolong, besi sangkar burung selfi yang dibengkokkan, papan-papan yang dirusakkan, dan lain-lain. Untung saja beberapa sarana selfi yang dibangun, diamankan terlebih dahulu oleh pihak Pokdarwis.
Melihat kerusakan yang terjadi di objek wisata dan belum bisanya objek wisata alam Potre Koning dibuka kembali untuk pengunjung atau wisatawan, para pengabdi berinisiatif untuk mengikutsertakan pelaku usaha lokal dalam pelatihan Membangun Bisnis di Era Digital Kreatiful untuk UMKM yang diselenggarakan Kreatiful Mentoring Series. Pelatihan-pelatihan terhadap sumberdaya manusia warga Desa Sumbercanting tersebut berisi tentang metode dan cara pembuatan cenderamata atau suvenir, kuliner, pengemasan dan labelisasi yang menarik serta digital marketing.
Program pelatihan tersebut merupakan bentuk pengabdian untuk membantu pelaku UMKM sehingga memiliki pondasi yang kuat untuk mengembangkan usaha. Pelatihan berlangsung dalam empat pertemuan. Pertemuan pertama hari Minggu 24 Oktober 2021 dengan tema “Membangun Mindset Entrepreneur dan Fundamental of Branding. Minggu kedua tanggal 31 Oktober 2021 mengusung tema “Strategi penetapan HPP dan harga jual”. Minggu ketiga 7 November 2021 bertema “Strategi Pengelolaan UMKM yang efektif”. Minggu terakhir tanggal 14 November 2021 mengusung tema “Pentingnya Brand Positioning untuk Bisnis.”
Hasil akhir yang dituju dari pendampingan adalah peningkatan penghasilan keluarga pelaku usaha mikro. Selain itu, produk-produk yang mereka hasilkan dapat mendukung peningkatan daya tarik kunjungan di Wisata Alam Potre Koning.
Sebagai upaya branding wisata sebelum dibuka kembali, para pengabdi membangun pula website untuk memberikan informasi layanan wisata dan produk-produk UMKM desa terkait suvenir dan oleh-oleh dapat dibeli wisatawan ataupun pengunjung maupun masyarakat umum. Masyarakat umum dapat mengunjungi laman web: www.wisatapotrekoning.com
Laman website tersebut berisi informasi tentang layanan wisata, kontak pembelian suvenir dan oleh-oleh, serta video wisata untuk menarik khalayak luas akan keberadaan wisata alam Potre Koning sehingga tertarik mengunjungi dan mampir. Para wisatawam maupun treveller dapat menjadikan wisata alam Potre Koning sebagai rest area dalam perjalanan mereka melintasi jalan raya di depan wisata alam ini untuk melepas penak, rehat, menikmati pemandangan perbukitan nan cantik, beribadah, ke kamar kecil, makan minum, membeli souvenir dan oleh-oleh, sampai energizing lagi untuk melanjutkan perjalanan.
Mitra kegiatan pengabdian kepada masyarakat ini adalah masyarakat Desa Sumbercanting. Program Pengabdian Desa Binaan ini bertema “Peningkatan Skill Enterpreneurship Berbahan Baku Lokal dalam Mendukung Wisata Alam Potre Koning di Desa Sumbercanting, Kecamatan Wringin, Bondowoso”. Potre Koning adalah sebuah destinasi wisata yang dikembangkan masyarakat desa bersama mahasiswa KKN dan pengabdian dosen UNEJ. Pendampingan pada program pengabdian kali ini dilakukan terhadap masyarakat desa yang memiliki potensi usaha kreatif yang dapat mendukung Kelompok Sadar Wisata (Pokdarwis) Laskar Arak-arak sebagai operator Wisata Alam Potre Koning dalam mengembangkan layanan wisata mereka terutama terkait informasi, suvenir dan oleh-oleh.
Melihat belum adanya cenderamata dan kuliner yang ikonik di wisata alam tersebut, tiga orang dosen UNEJ dari Prodi Sastra Indonesia FIB dan satu rekan dari Fisipol menggagas solusi yang ditawarkan melalui pelatihan atau workshop pembuatan cenderamata ikonik dan pemanfaatan kuliner lokal untuk dapat disajikan di lokasi wisata. Target yang ingin dicapai adalah kelompok masyarakat usaha mikro di desa dapat memproduksi produk gantungan kunci, kerajinan tangan, dan seni kriya yang dapat dijajakan di lokasi wisata, sehingga hal ini mendukung program wisata alam yang berbasis masyarakat (community based ecotourism).
Pandemi telah menghentikan operasional Wisata Alam Potre Koning. Adanya kebijakan pemberlakuan Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) dan dilanjutkan PPKM (Pembatasan Pelaksanaan Kegiatan Masyarakat) membuat Wisata Alam Potre Koning menutup usahanya dari kunjungan wisatawan. Otomatis keaadaan ini membuat Pokdarwis Laskar Arak-arak tidak memiliki penghasilan sehingga tidak dapat memberi insentif pada anggotanya yang selama ini aktif mengelola wisata tersebut. Objek wisata menjadi terbengkalai, tanpa ada yang merawat. Sementara letaknya yang ada di pinggir jalan raya dan jauh dari perkampungan pengelola membuat orang-orang yang tidak bertanggung jawab merusak dan melakukan perbuatan vandalis terhadap fasilitas di objek wisata, seperti genteng-genteng yang bolong, besi sangkar burung selfi yang dibengkokkan, papan-papan yang dirusakkan, dan lain-lain. Untung saja beberapa sarana selfi yang dibangun, diamankan terlebih dahulu oleh pihak Pokdarwis.
Melihat kerusakan yang terjadi di objek wisata dan belum bisanya objek wisata alam Potre Koning dibuka kembali untuk pengunjung atau wisatawan, para pengabdi berinisiatif untuk mengikutsertakan pelaku usaha lokal dalam pelatihan Membangun Bisnis di Era Digital Kreatiful untuk UMKM yang diselenggarakan Kreatiful Mentoring Series. Pelatihan-pelatihan terhadap sumberdaya manusia warga Desa Sumbercanting tersebut berisi tentang metode dan cara pembuatan cenderamata atau suvenir, kuliner, pengemasan dan labelisasi yang menarik serta digital marketing.
Program pelatihan tersebut merupakan bentuk pengabdian untuk membantu pelaku UMKM sehingga memiliki pondasi yang kuat untuk mengembangkan usaha. Pelatihan berlangsung dalam empat pertemuan. Pertemuan pertama hari Minggu 24 Oktober 2021 dengan tema “Membangun Mindset Entrepreneur dan Fundamental of Branding. Minggu kedua tanggal 31 Oktober 2021 mengusung tema “Strategi penetapan HPP dan harga jual”. Minggu ketiga 7 November 2021 bertema “Strategi Pengelolaan UMKM yang efektif”. Minggu terakhir tanggal 14 November 2021 mengusung tema “Pentingnya Brand Positioning untuk Bisnis.”
Hasil akhir yang dituju dari pendampingan adalah peningkatan penghasilan keluarga pelaku usaha mikro. Selain itu, produk-produk yang mereka hasilkan dapat mendukung peningkatan daya tarik kunjungan di Wisata Alam Potre Koning.
Sebagai upaya branding wisata sebelum dibuka kembali, para pengabdi membangun pula website untuk memberikan informasi layanan wisata dan produk-produk UMKM desa terkait suvenir dan oleh-oleh dapat dibeli wisatawan ataupun pengunjung maupun masyarakat umum. Masyarakat umum dapat mengunjungi laman web: www.wisatapotrekoning.com
Laman website tersebut berisi informasi tentang layanan wisata, kontak pembelian suvenir dan oleh-oleh, serta video wisata untuk menarik khalayak luas akan keberadaan wisata alam Potre Koning sehingga tertarik mengunjungi dan mampir. Para wisatawam maupun treveller dapat menjadikan wisata alam Potre Koning sebagai rest area dalam perjalanan mereka melintasi jalan raya di depan wisata alam ini untuk melepas penak, rehat, menikmati pemandangan perbukitan nan cantik, beribadah, ke kamar kecil, makan minum, membeli souvenir dan oleh-oleh, sampai energizing lagi untuk melanjutkan perjalanan.
Mitra kegiatan pengabdian kepada masyarakat ini adalah masyarakat Desa Sumbercanting. Program Pengabdian Desa Binaan ini bertema “Peningkatan Skill Enterpreneurship Berbahan Baku Lokal dalam Mendukung Wisata Alam Potre Koning di Desa Sumbercanting, Kecamatan Wringin, Bondowoso”. Potre Koning adalah sebuah destinasi wisata yang dikembangkan masyarakat desa bersama mahasiswa KKN dan pengabdian dosen UNEJ. Pendampingan pada program pengabdian kali ini dilakukan terhadap masyarakat desa yang memiliki potensi usaha kreatif yang dapat mendukung Kelompok Sadar Wisata (Pokdarwis) Laskar Arak-arak sebagai operator Wisata Alam Potre Koning dalam mengembangkan layanan wisata mereka terutama terkait informasi, suvenir dan oleh-oleh.
Melihat belum adanya cenderamata dan kuliner yang ikonik di wisata alam tersebut, tiga orang dosen UNEJ dari Prodi Sastra Indonesia FIB dan satu rekan dari Fisipol menggagas solusi yang ditawarkan melalui pelatihan atau workshop pembuatan cenderamata ikonik dan pemanfaatan kuliner lokal untuk dapat disajikan di lokasi wisata. Target yang ingin dicapai adalah kelompok masyarakat usaha mikro di desa dapat memproduksi produk gantungan kunci, kerajinan tangan, dan seni kriya yang dapat dijajakan di lokasi wisata, sehingga hal ini mendukung program wisata alam yang berbasis masyarakat (community based ecotourism).
Pandemi telah menghentikan operasional Wisata Alam Potre Koning. Adanya kebijakan pemberlakuan Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) dan dilanjutkan PPKM (Pembatasan Pelaksanaan Kegiatan Masyarakat) membuat Wisata Alam Potre Koning menutup usahanya dari kunjungan wisatawan. Otomatis keaadaan ini membuat Pokdarwis Laskar Arak-arak tidak memiliki penghasilan sehingga tidak dapat memberi insentif pada anggotanya yang selama ini aktif mengelola wisata tersebut. Objek wisata menjadi terbengkalai, tanpa ada yang merawat. Sementara letaknya yang ada di pinggir jalan raya dan jauh dari perkampungan pengelola membuat orang-orang yang tidak bertanggung jawab merusak dan melakukan perbuatan vandalis terhadap fasilitas di objek wisata, seperti genteng-genteng yang bolong, besi sangkar burung selfi yang dibengkokkan, papan-papan yang dirusakkan, dan lain-lain. Untung saja beberapa sarana selfi yang dibangun, diamankan terlebih dahulu oleh pihak Pokdarwis.
Melihat kerusakan yang terjadi di objek wisata dan belum bisanya objek wisata alam Potre Koning dibuka kembali untuk pengunjung atau wisatawan, para pengabdi berinisiatif untuk mengikutsertakan pelaku usaha lokal dalam pelatihan Membangun Bisnis di Era Digital Kreatiful untuk UMKM yang diselenggarakan Kreatiful Mentoring Series. Pelatihan-pelatihan terhadap sumberdaya manusia warga Desa Sumbercanting tersebut berisi tentang metode dan cara pembuatan cenderamata atau suvenir, kuliner, pengemasan dan labelisasi yang menarik serta digital marketing.
Program pelatihan tersebut merupakan bentuk pengabdian untuk membantu pelaku UMKM sehingga memiliki pondasi yang kuat untuk mengembangkan usaha. Pelatihan berlangsung dalam empat pertemuan. Pertemuan pertama hari Minggu 24 Oktober 2021 dengan tema “Membangun Mindset Entrepreneur dan Fundamental of Branding. Minggu kedua tanggal 31 Oktober 2021 mengusung tema “Strategi penetapan HPP dan harga jual”. Minggu ketiga 7 November 2021 bertema “Strategi Pengelolaan UMKM yang efektif”. Minggu terakhir tanggal 14 November 2021 mengusung tema “Pentingnya Brand Positioning untuk Bisnis.”
Hasil akhir yang dituju dari pendampingan adalah peningkatan penghasilan keluarga pelaku usaha mikro. Selain itu, produk-produk yang mereka hasilkan dapat mendukung peningkatan daya tarik kunjungan di Wisata Alam Potre Koning.
Sebagai upaya branding wisata sebelum dibuka kembali, para pengabdi membangun pula website untuk memberikan informasi layanan wisata dan produk-produk UMKM desa terkait suvenir dan oleh-oleh dapat dibeli wisatawan ataupun pengunjung maupun masyarakat umum. Masyarakat umum dapat mengunjungi laman web: www.wisatapotrekoning.com
Laman website tersebut berisi informasi tentang layanan wisata, kontak pembelian suvenir dan oleh-oleh, serta video wisata untuk menarik khalayak luas akan keberadaan wisata alam Potre Koning sehingga tertarik mengunjungi dan mampir. Para wisatawam maupun treveller dapat menjadikan wisata alam Potre Koning sebagai rest area dalam perjalanan mereka melintasi jalan raya di depan wisata alam ini untuk melepas penak, rehat, menikmati pemandangan perbukitan nan cantik, beribadah, ke kamar kecil, makan minum, membeli souvenir dan oleh-oleh, sampai energizing lagi untuk melanjutkan perjalanan.
Mitra kegiatan pengabdian kepada masyarakat ini adalah masyarakat Desa Sumbercanting. Program Pengabdian Desa Binaan ini bertema “Peningkatan Skill Enterpreneurship Berbahan Baku Lokal dalam Mendukung Wisata Alam Potre Koning di Desa Sumbercanting, Kecamatan Wringin, Bondowoso”. Potre Koning adalah sebuah destinasi wisata yang dikembangkan masyarakat desa bersama mahasiswa KKN dan pengabdian dosen UNEJ. Pendampingan pada program pengabdian kali ini dilakukan terhadap masyarakat desa yang memiliki potensi usaha kreatif yang dapat mendukung Kelompok Sadar Wisata (Pokdarwis) Laskar Arak-arak sebagai operator Wisata Alam Potre Koning dalam mengembangkan layanan wisata mereka terutama terkait informasi, suvenir dan oleh-oleh.
Melihat belum adanya cenderamata dan kuliner yang ikonik di wisata alam tersebut, tiga orang dosen UNEJ dari Prodi Sastra Indonesia FIB dan satu rekan dari Fisipol menggagas solusi yang ditawarkan melalui pelatihan atau workshop pembuatan cenderamata ikonik dan pemanfaatan kuliner lokal untuk dapat disajikan di lokasi wisata. Target yang ingin dicapai adalah kelompok masyarakat usaha mikro di desa dapat memproduksi produk gantungan kunci, kerajinan tangan, dan seni kriya yang dapat dijajakan di lokasi wisata, sehingga hal ini mendukung program wisata alam yang berbasis masyarakat (community based ecotourism).
Pandemi telah menghentikan operasional Wisata Alam Potre Koning. Adanya kebijakan pemberlakuan Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) dan dilanjutkan PPKM (Pembatasan Pelaksanaan Kegiatan Masyarakat) membuat Wisata Alam Potre Koning menutup usahanya dari kunjungan wisatawan. Otomatis keaadaan ini membuat Pokdarwis Laskar Arak-arak tidak memiliki penghasilan sehingga tidak dapat memberi insentif pada anggotanya yang selama ini aktif mengelola wisata tersebut. Objek wisata menjadi terbengkalai, tanpa ada yang merawat. Sementara letaknya yang ada di pinggir jalan raya dan jauh dari perkampungan pengelola membuat orang-orang yang tidak bertanggung jawab merusak dan melakukan perbuatan vandalis terhadap fasilitas di objek wisata, seperti genteng-genteng yang bolong, besi sangkar burung selfi yang dibengkokkan, papan-papan yang dirusakkan, dan lain-lain. Untung saja beberapa sarana selfi yang dibangun, diamankan terlebih dahulu oleh pihak Pokdarwis.
Melihat kerusakan yang terjadi di objek wisata dan belum bisanya objek wisata alam Potre Koning dibuka kembali untuk pengunjung atau wisatawan, para pengabdi berinisiatif untuk mengikutsertakan pelaku usaha lokal dalam pelatihan Membangun Bisnis di Era Digital Kreatiful untuk UMKM yang diselenggarakan Kreatiful Mentoring Series. Pelatihan-pelatihan terhadap sumberdaya manusia warga Desa Sumbercanting tersebut berisi tentang metode dan cara pembuatan cenderamata atau suvenir, kuliner, pengemasan dan labelisasi yang menarik serta digital marketing.
Program pelatihan tersebut merupakan bentuk pengabdian untuk membantu pelaku UMKM sehingga memiliki pondasi yang kuat untuk mengembangkan usaha. Pelatihan berlangsung dalam empat pertemuan. Pertemuan pertama hari Minggu 24 Oktober 2021 dengan tema “Membangun Mindset Entrepreneur dan Fundamental of Branding. Minggu kedua tanggal 31 Oktober 2021 mengusung tema “Strategi penetapan HPP dan harga jual”. Minggu ketiga 7 November 2021 bertema “Strategi Pengelolaan UMKM yang efektif”. Minggu terakhir tanggal 14 November 2021 mengusung tema “Pentingnya Brand Positioning untuk Bisnis.”
Hasil akhir yang dituju dari pendampingan adalah peningkatan penghasilan keluarga pelaku usaha mikro. Selain itu, produk-produk yang mereka hasilkan dapat mendukung peningkatan daya tarik kunjungan di Wisata Alam Potre Koning.
Sebagai upaya branding wisata sebelum dibuka kembali, para pengabdi membangun pula website untuk memberikan informasi layanan wisata dan produk-produk UMKM desa terkait suvenir dan oleh-oleh dapat dibeli wisatawan ataupun pengunjung maupun masyarakat umum. Masyarakat umum dapat mengunjungi laman web: www.wisatapotrekoning.com
Laman website tersebut berisi informasi tentang layanan wisata, kontak pembelian suvenir dan oleh-oleh, serta video wisata untuk menarik khalayak luas akan keberadaan wisata alam Potre Koning sehingga tertarik mengunjungi dan mampir. Para wisatawam maupun treveller dapat menjadikan wisata alam Potre Koning sebagai rest area dalam perjalanan mereka melintasi jalan raya di depan wisata alam ini untuk melepas penak, rehat, menikmati pemandangan perbukitan nan cantik, beribadah, ke kamar kecil, makan minum, membeli souvenir dan oleh-oleh, sampai energizing lagi untuk melanjutkan perjalanan.
Melihat belum adanya cenderamata dan kuliner yang ikonik di wisata alam tersebut, tiga orang dosen UNEJ dari Prodi Sastra Indonesia FIB dan satu rekan dari Fisipol menggagas solusi yang ditawarkan melalui pelatihan atau workshop pembuatan cenderamata ikonik dan pemanfaatan kuliner lokal untuk dapat disajikan di lokasi wisata. Target yang ingin dicapai adalah kelompok masyarakat usaha mikro di desa dapat memproduksi produk gantungan kunci, kerajinan tangan, dan seni kriya yang dapat dijajakan di lokasi wisata, sehingga hal ini mendukung program wisata alam yang berbasis masyarakat (community based ecotourism).
Pandemi telah menghentikan operasional Wisata Alam Potre Koning. Adanya kebijakan pemberlakuan Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) dan dilanjutkan PPKM (Pembatasan Pelaksanaan Kegiatan Masyarakat) membuat Wisata Alam Potre Koning menutup usahanya dari kunjungan wisatawan. Otomatis keaadaan ini membuat Pokdarwis Laskar Arak-arak tidak memiliki penghasilan sehingga tidak dapat memberi insentif pada anggotanya yang selama ini aktif mengelola wisata tersebut. Objek wisata menjadi terbengkalai, tanpa ada yang merawat. Sementara letaknya yang ada di pinggir jalan raya dan jauh dari perkampungan pengelola membuat orang-orang yang tidak bertanggung jawab merusak dan melakukan perbuatan vandalis terhadap fasilitas di objek wisata, seperti genteng-genteng yang bolong, besi sangkar burung selfi yang dibengkokkan, papan-papan yang dirusakkan, dan lain-lain. Untung saja beberapa sarana selfi yang dibangun, diamankan terlebih dahulu oleh pihak Pokdarwis.
Melihat kerusakan yang terjadi di objek wisata dan belum bisanya objek wisata alam Potre Koning dibuka kembali untuk pengunjung atau wisatawan, para pengabdi berinisiatif untuk mengikutsertakan pelaku usaha lokal dalam pelatihan Membangun Bisnis di Era Digital Kreatiful untuk UMKM yang diselenggarakan Kreatiful Mentoring Series. Pelatihan-pelatihan terhadap sumberdaya manusia warga Desa Sumbercanting tersebut berisi tentang metode dan cara pembuatan cenderamata atau suvenir, kuliner, pengemasan dan labelisasi yang menarik serta digital marketing.
Program pelatihan tersebut merupakan bentuk pengabdian untuk membantu pelaku UMKM sehingga memiliki pondasi yang kuat untuk mengembangkan usaha. Pelatihan berlangsung dalam empat pertemuan. Pertemuan pertama hari Minggu 24 Oktober 2021 dengan tema “Membangun Mindset Entrepreneur dan Fundamental of Branding. Minggu kedua tanggal 31 Oktober 2021 mengusung tema “Strategi penetapan HPP dan harga jual”. Minggu ketiga 7 November 2021 bertema “Strategi Pengelolaan UMKM yang efektif”. Minggu terakhir tanggal 14 November 2021 mengusung tema “Pentingnya Brand Positioning untuk Bisnis.”
Hasil akhir yang dituju dari pendampingan adalah peningkatan penghasilan keluarga pelaku usaha mikro. Selain itu, produk-produk yang mereka hasilkan dapat mendukung peningkatan daya tarik kunjungan di Wisata Alam Potre Koning.
Sebagai upaya branding wisata sebelum dibuka kembali, para pengabdi membangun pula website untuk memberikan informasi layanan wisata dan produk-produk UMKM desa terkait suvenir dan oleh-oleh dapat dibeli wisatawan ataupun pengunjung maupun masyarakat umum. Masyarakat umum dapat mengunjungi laman web: www.wisatapotrekoning.com
Laman website tersebut berisi informasi tentang layanan wisata, kontak pembelian suvenir dan oleh-oleh, serta video wisata untuk menarik khalayak luas akan keberadaan wisata alam Potre Koning sehingga tertarik mengunjungi dan mampir. Para wisatawam maupun treveller dapat menjadikan wisata alam Potre Koning sebagai rest area dalam perjalanan mereka melintasi jalan raya di depan wisata alam ini untuk melepas penak, rehat, menikmati pemandangan perbukitan nan cantik, beribadah, ke kamar kecil, makan minum, membeli souvenir dan oleh-oleh, sampai energizing lagi untuk melanjutkan perjalanan.
(Kontributor: Novianti Pratiwi, mahasiswa Sastra Indonesia).[:]
[:en]KPU Provinsi Jawa Timur Mengajak Mahasiswa Magang Prodi Sastra Indonesia FIB UNEJ dalam Acara Desa Peduli Pemilu dan Pemilihan [:]
[:en]KPU Provinsi Jawa Timur mengajak mahasiswa magang Prodi Sastra Indonesia, Fakultas Ilmu Budaya, Universitas Jember dalam acara Pembekalan Desa Peduli Pemilu dan Pemilihan (DP3) yang diselenggarakan di Kelurahan Semolowaru, Surabaya pada 13 Oktober 2021 lalu. Acara DP3 yang diselenggarakan ini merupakan acara kedua setelah pembekalan yang dilakukan di Desa Pringgodani, Kabupaten Sidoarjo.
Kegiatan Pembekalan DP3 ini dihadiri oleh Walikota Surabaya, Eri Cahyadi, Komisioner KPU RI, Arief Budiman, Kapolres Pelabuhan Tanjung Perak, Anton Elfrino Trisano, Forkopimda serta Lurah Semolowaru. Jumlah peserta kader yang hadir dalam pembekalan kader DP3 ini berjumlah 25 peserta.
Dua mahasiswa magang, Adi Suryo Nugroho dan Dea Amanda diberi tugas berupa mendokumentasikan acara dan melakukan live streaming di Youtube. Kedua tmahaiswa ini dapat menjalankan tugasnya dengan baik berkat ilmu yang pernah didapatkan dalam mata kuliah Pengantar Sinematografi dan Sinematografi 1. Tambahan pula para mahasiswa bisa lebih mendalami ilmunya tersebut dalam acara DP3 yang diselenggarakan di Surabaya dengan bimbingan dari staff Kassubag Teknis dan Humas (Tekmas) yakni Riski Ashari dan Alrisa Ayu.
Di samping kesibukkannya dalam menjalankan tugas, para mahasiswa belajar pula mengenai pentingnya pemilu, mengidentifikasi suatu berita itu hoax atau tidak, dan lain sebagainya. Di kesempatan lain mahasiswa magang juga diperkenalkan kesenian dan budaya khas Surabaya seperti Cak dan Ning dan tarian khas Surabaya, dan kesenian musik angklung.
(Kontributor: Adi Suryo Nugroho, mahasiswa Sastra Indonesia)[:]
Mahasiswa Sastra Indonesia Magang di Radar Jember Menjadi Sosok di Balik Terciptanya Narasi Berita
[:en]
Program Merdeka Belajar Kampus Merdeka (MBKM) merupakan program yang diselenggarakan oleh Menteri Pendidikan dan Kebudayaan dalam rangka menggali potensi mahasiswa secara profesional. Program ini menggandeng beberapa mitra, salah satunya adalah Jawa Pos Radar Jember yang berada di Jalan Jenderal Ahmad Yani No. 99, Kepatihan, Kaliwates, Kabupaten Jember. Radar Jember merupakan salah satu media cetak yang memberikan kesempatan bagi mahasiswa yang ingin menambah pengalaman di dunia kerja, khususnya dunia media massa, melalui program MBKM.
Pembagian jobdesk yang disediakan oleh Radar Jember di antaranya adalah reporter, copy editor, layouter, content creator, videographer, event organizer, marketing, dan host. Salah satu posisi yang berperan besar dalam penerbitan berita adalah reporter. Terdapat beberapa mahasiswa Sastra Indonesia FIB UNEJ mengisi posisi sebagai reporter, yaitu Celsya Martina Anjali, Kuntari Pangestika, Prita Puspita Sari, Riri Artiani, dan Sinta Nuria. Pekerjaan yang dilakukan dalam posisi ini adalah menyusun berita dengan cara mencari topik, narasumber, menyusun pertanyaan, melakukan wawancara, mengolah data hasil wawancara menjadi narasi berita maupun infografis melalui kuesioner yang dibagikan di media sosial.
Terdapat beragam alasan untuk memilih posisi reporter, salah satunya yang diuangkapkan Prita Puspita Sari. “Aku sebenernya pengen jadi reporter lisan, tapi dari pihak Radar Jember tidak menyediakan hal tersebut. Jadi, reporter ditugaskan merangkap menjadi wartawan sekaligus reporter tulis,” ujar Prita, Kamis (14/10).
Di masa pandemi ini, magang masih belum dapat sepenuhnya dilakukan secara luring. Work From Home atau WFH menjadi solusi agar program MBKM tetap berjalan. “Jadi, kita ke kantor setiap hari Selasa untuk melakukan evaluasi e-paper edisi minggu lalu,” pungkas Kuntari salah satu reporter, Kamis (14/10). Alhasil, reporter bekerja di mana saja, seperti di kafe, indekos, dan tempat lainnya.
Menjadi reporter dirasa cukup menantang karena diharuskan peka terhadap keadaan sekitar, karena berita muncul dari kepekaan diri terhadap lingkungan. Dengan menjadi reporter juga dapat memperoleh berbagai benefit, seperti menambah relasi baru, menambah pengalaman, dan dapat melatih skill membaca dan menulis. Namun demikian tugas sebagai repoter menuntut kerja keras dan effort lebih, misalnya harus wara-wiri mencari berita, menghadapi kesulitan dalam mencari topik berita, menyita banyak waktu, tenaga, bahkan biaya.
Begitulah pengalaman menjadi reporter yang dihadapi oleh mahasiswa magang Sastra Indonesia di Radar Jember. Meskipun begitu, mereka tetap semangat menjalani posisinya demi mendalami minat yang dimiliki.
(Kontributor: Nisrina Shany Yasinta, mahasiswa Sastra Indonesia)
[:de]
Program Merdeka Belajar Kampus Merdeka (MBKM) merupakan program yang diselenggarakan oleh Menteri Pendidikan dan Kebudayaan dalam rangka menggali potensi mahasiswa secara profesional. Program ini menggandeng beberapa mitra, salah satunya adalah Jawa Pos Radar Jember yang berada di Jalan Jenderal Ahmad Yani No. 99, Kepatihan, Kaliwates, Kabupaten Jember. Radar Jember merupakan salah satu media cetak yang memberikan kesempatan bagi mahasiswa yang ingin menambah pengalaman di dunia kerja, khususnya dunia media massa, melalui program MBKM.
Pembagian jobdesk yang disediakan oleh Radar Jember di antaranya adalah reporter, copy editor, layouter, content creator, videographer, event organizer, marketing, dan host. Salah satu posisi yang berperan besar dalam penerbitan berita adalah reporter. Terdapat beberapa mahasiswa Sastra Indonesia FIB UNEJ mengisi posisi sebagai reporter, yaitu Celsya Martina Anjali, Kuntari Pangestika, Prita Puspita Sari, Riri Artiani, dan Sinta Nuria. Pekerjaan yang dilakukan dalam posisi ini adalah menyusun berita dengan cara mencari topik, narasumber, menyusun pertanyaan, melakukan wawancara, mengolah data hasil wawancara menjadi narasi berita maupun infografis melalui kuesioner yang dibagikan di media sosial.
Terdapat beragam alasan untuk memilih posisi reporter, salah satunya yang diuangkapkan Prita Puspita Sari. “Aku sebenernya pengen jadi reporter lisan, tapi dari pihak Radar Jember tidak menyediakan hal tersebut. Jadi, reporter ditugaskan merangkap menjadi wartawan sekaligus reporter tulis,” ujar Prita, Kamis (14/10).
Di masa pandemi ini, magang masih belum dapat sepenuhnya dilakukan secara luring. Work From Home atau WFH menjadi solusi agar program MBKM tetap berjalan. “Jadi, kita ke kantor setiap hari Selasa untuk melakukan evaluasi e-paper edisi minggu lalu,” pungkas Kuntari salah satu reporter, Kamis (14/10). Alhasil, reporter bekerja di mana saja, seperti di kafe, indekos, dan tempat lainnya.
Menjadi reporter dirasa cukup menantang karena diharuskan peka terhadap keadaan sekitar, karena berita muncul dari kepekaan diri terhadap lingkungan. Dengan menjadi reporter juga dapat memperoleh berbagai benefit, seperti menambah relasi baru, menambah pengalaman, dan dapat melatih skill membaca dan menulis. Namun demikian tugas sebagai repoter menuntut kerja keras dan effort lebih, misalnya harus wara-wiri mencari berita, menghadapi kesulitan dalam mencari topik berita, menyita banyak waktu, tenaga, bahkan biaya.
Begitulah pengalaman menjadi reporter yang dihadapi oleh mahasiswa magang Sastra Indonesia di Radar Jember. Meskipun begitu, mereka tetap semangat menjalani posisinya demi mendalami minat yang dimiliki.
(Kontributor: Nisrina Shany Yasinta, mahasiswa Sastra Indonesia)
[:]
[:de]Program Merdeka Belajar Kampus Merdeka (MBKM) merupakan program yang diselenggarakan oleh Menteri Pendidikan dan Kebudayaan dalam rangka menggali potensi mahasiswa secara profesional. Program ini menggandeng beberapa mitra, salah satunya adalah Jawa Pos Radar Jember yang berada di Jalan Jenderal Ahmad Yani No. 99, Kepatihan, Kaliwates, Kabupaten Jember. Radar Jember merupakan salah satu media cetak yang memberikan kesempatan bagi mahasiswa yang ingin menambah pengalaman di dunia kerja, khususnya dunia media massa, melalui program MBKM.Pembagian jobdesk yang disediakan oleh Radar Jember di antaranya adalah reporter, copy editor, layouter, content creator, videographer, event organizer, marketing, dan host. Salah satu posisi yang berperan besar dalam penerbitan berita adalah reporter. Terdapat beberapa mahasiswa Sastra Indonesia FIB UNEJ mengisi posisi sebagai reporter, yaitu Celsya Martina Anjali, Kuntari Pangestika, Prita Puspita Sari, Riri Artiani, dan Sinta Nuria. Pekerjaan yang dilakukan dalam posisi ini adalah menyusun berita dengan cara mencari topik, narasumber, menyusun pertanyaan, melakukan wawancara, mengolah data hasil wawancara menjadi narasi berita maupun infografis melalui kuesioner yang dibagikan di media sosial.
Terdapat beragam alasan untuk memilih posisi reporter, salah satunya yang diuangkapkan Prita Puspita Sari. “Aku sebenernya pengen jadi reporter lisan, tapi dari pihak Radar Jember tidak menyediakan hal tersebut. Jadi, reporter ditugaskan merangkap menjadi wartawan sekaligus reporter tulis,” ujar Prita, Kamis (14/10).
Di masa pandemi ini, magang masih belum dapat sepenuhnya dilakukan secara luring. Work From Home atau WFH menjadi solusi agar program MBKM tetap berjalan. “Jadi, kita ke kantor setiap hari Selasa untuk melakukan evaluasi e-paper edisi minggu lalu,” pungkas Kuntari salah satu reporter, Kamis (14/10). Alhasil, reporter bekerja di mana saja, seperti di kafe, indekos, dan tempat lainnya.
Menjadi reporter dirasa cukup menantang karena diharuskan peka terhadap keadaan sekitar, karena berita muncul dari kepekaan diri terhadap lingkungan. Dengan menjadi reporter juga dapat memperoleh berbagai benefit, seperti menambah relasi baru, menambah pengalaman, dan dapat melatih skill membaca dan menulis. Namun demikian tugas sebagai repoter menuntut kerja keras dan effort lebih, misalnya harus wara-wiri mencari berita, menghadapi kesulitan dalam mencari topik berita, menyita banyak waktu, tenaga, bahkan biaya.
Begitulah pengalaman menjadi reporter yang dihadapi oleh mahasiswa magang Sastra Indonesia di Radar Jember. Meskipun begitu, mereka tetap semangat menjalani posisinya demi mendalami minat yang dimiliki.
(Kontributor: Nisrina Shany Yasinta, mahasiswa Sastra Indonesia)[:]
[:en]Dispusip Banyuwangi Perkenalkan “Lare Osing” pada Mahasiswa Magang Prodi Sastra Indonesia FIB UNEJ[:]
Kegiatan magang MBKM dimanfaatkan Dinas Perpustakaan dan Kearsipan (Dispusip) Kabupaten Banyuwangi untuk memperkenalkan Layanan Referensi Online Singkat (Lare Osing) kepada mahasiswa magang dari Prodi Sastra Indonesia FIB Universitas Jember pada Selasa (12/10). Lare Osing merupakan inovasi baru yang digagas oleh Dinas Perpustakaan dan Kearsipan (Dispusip) Kabupaten Banyuwangi untuk melayani pemustaka berkaitan dengan kebutuhan jurnal-jurnal ilmiah. Layanan ini terhubung dengan e-resource yang dimiliki oleh perpustakaan nasional yang menyediakan jurnal, baik nasional maupun internasional.
Mahasiswa magang dikenalkan Lare Osing dimulai dengan membuat akun atau kartu anggota perpustakaan nasional. Melalui akun ini, mahasiswa magang dapat mengakses berbagai fasilitas perpustakaan, salah satunya adalah e-resource. Lebih lanjut, mahasiswa magang juga diperkenalkan layanan terjemahan bahasa asing dengan hasil terjemahan yang baik.
“Sebelumnya saya belum memiliki kartu anggota perpustakaan dan belum mengetahui bahwa perpustakaan memiliki layanan akses jurnal,” ungkap Putri, salah satu mahasiswa magang Dispusip Banyuwangi.
Putri mengungkapkan, layanan ini sangat membantu mahasiswa untuk menemukan jurnal-jurnal yang dapat digunakan untuk penelitian, khususnya skripsi.
Putri mengatakan, “Saya akan sangat terbantu dengan e-resource ini. Terlebih lagi saya sebentar lagi akan menulis skripsi. E-resource akan membuat saya semakin mudah untuk menemukan jurnal-jurnal yang dapat saya gunakan untuk referensi.”
Lare Osing ini menjadi salah satu bentuk kepedulian Dispusip Banyuwangi terhadap kebutuhan pemustaka pada sumber bacaan dan sumber referensi. Tidak hanya untuk mahasiswa, layanan ini terbuka untuk umum. Pemustaka dapat datang langsung ke ruang klinik kepustakawanan yang dimiliki oleh Dispusip Banyuwangi untuk mendapatkan bimbingan dari pustakawan secara langsung.
Yusup Khoiri selaku Pustakawan Muda Dispusip Banyuwangi menyampaikan bahwa memperkenalkan Lare Osing kepada mahasiswa magang tidak hanya untuk mengisi kegiatan magang, namun juga agar Lare Osing semakin dikenal. “Mahasiswa magang dapat memperkenalkan dan mengajarkan mahasiswa lain dan juga masyarakat yang membutuhkan sumber-sumber bacaan dari jurnal,” tutur Yusup.
(Kontributor: Sasi Nur Aini, mahasiswa Sastra Indonesia)[:]
[:en]Mahasiswa KKN BTV 3 Prodi Sastra Indonesia Dampingi Siswa Kuasai Media Pembelajaran Daring dan Kaidah Bahasa Indonesia[:de]Mahasiswa Sastra Indonesia Perserta KKN BTV 3 Dampingi Siswa Kuasai Media Pembelajaran Daring dan Penggunaan Kaidah Bahasa Indonesia[:]
[:en]
[:en]
[:en]
[:en]
Fransisca Intan Devi Anna Kolmus, mahasiswa Sastra Indonesia salah satu peserta KKN BTV 3 Universitas Jember dari Kelompok 1 melakukan Kuliah Kerja Nyata (KKN) mulai tanggal 11 Agustus sampai 9 September 2021 di Kelurahan Gombengsari, Kecamatan Kalipuro, Kabupaten Banyuwangi dengan tematik Program Literasi Desa pada Masa Pandemi COVID-19. Fransisca menerapkan program kerja (Proker) pengenalan media pembelajaran daring dan penggunaan kaidah bahasa Indonesia.
Universitas Jember menerjunkan mahasiswa KKN Back to Village 3 (BTV 3) guna melakukan pengabdian kepada masyarakat, dengan lima tematik, yaitu: Program Pemberdayaan Wirausaha Masyarakat Terdampak COVID-19; Program Inovasi Teknologi/Informasi dalam Penanganan COVID-19; Program Pemberdayaan Bumdes/Jaring Pengaman Desa Penanganan COVID-19; Program Literasi Desa pada Masa Pandemi COVID-19; dan Program Penanganan Stunting dan Aki Akb. Ribuan mahasiswa peserta KKN BTV 3 Universitas Jember terjun ke lokasi KKN di desa masing-masing untuk mengabdikan diri kepada masyarakat di sekitarnya.
Perencanaan program kerja KKN digali melalui observasi dengan wawancara kepada dua orang sasaran siswa kelas 5 SD yang bernama Dewi Andini dan Nova Jayanti Mandasari. Dari wawancara diketahui bahwa sejak diterapkan sekolah dari rumah atau SFH (Study from Home) yang berbasis daring membuat para sasaran yang masih duduk di bangku sekolah dasar mengalami kesulitan dalam memahami materi dan mengerjakan tugas, sehingga acap kali meminta bantuan orang tua dalam hal mengerjakan tugas. Mereka juga mengaku lebih banyak menggunakan gawai untuk bermain daripada untuk mencari penunjang pembelajaran. Mengapa demikian, karena mereka masih belum mengetahui situs-situs dan media apa saja yang dapat digunakan untuk membantu menunjang pembelajaran daring.
“Belum tahu. Kalau ada PR (tugas rumah) minta bantuan orang tua,” tutur salah satu sasaran, Dewi Andini, yang duduk di bangku sekolah dasar kelas 5 di SDN 2 Gombengsari. Tidak hanya Dewi Andini, Nova Jayanti Mandasari mengeluhkan hal serupa mengenai kesulitan memahami materi dan mengerjakan tugas yang diberikan, sehingga membutuhkan bantuan orang tua.
Melihat adanya permasalahan tersebut, mahasiswa KKN BTV 3 Universitas Jember Kelompok 01 merancang program kerja mengenalkan media-media pembelajaran atraktif dan menarik yang dapat membantu para sasaran untuk mendapatkan penunjang pembelajaran, di antaranya adalah Zenius, Quipper, dan rumahbelajar.id. Tidak hanya mengenalkan media-media pembelajaran daring, mahasiswa KKN BTV 3 Universitas Jember juga merancang program kerja mengenalkan penggunaan kaidah bahasa Indonesia meliputi penggunaan kata depan, penggunaan huruf kapital, dan pembentukan akronim dan singkatan sebagai pengisi waktu luang guna mengurangi intensitas bermain game dan menumbuhkan kecintaan terhadap bahasa Indonesia sebagai bahasa nasional masyarakat Indonesia. Mahasiswa KKN BTV 3 Universitas Jember kelompok 01 juga merancang program kerja akhir berupa penyusunan buku saku berbentuk booklet yang berisi materi penggunaan kaidah bahasa Indonesia yang disertai dengan cerita-cerita pendek anak sebagai upaya meningkatkan minat literasi anak.
Pendampingan pertama dilakukan pada Jumat (20/08/2021) pada pukul 09.00 WIB secara tatap muka dengan judul “Pengenalan Media Pembelajaran Daring Zenius dan Penggunaan Kata Depan”. Kelas ini diadakan dengan tujuan memberikan informasi mengenai media pembelajaran Zenius yang dapat digunakan sebagai penunjang pembelajaran dari rumah yang dapat diakses kapan saja dan di mana saja, juga memberikan pengetahuan tambahan mengenai penggunaan kata depan dalam bahasa Indonesia. Dengan mengenalkan media pembelajaram Zenius, maka juga akan membuat peserta didik sasaran lebih mudah mendapatkan penunjang pembelajaran daring dan dengan mengenalkan penggunaan kata depan dalam bahasa Indonesia yang benar, maka akan membantu penggunaan bahasa Indonesia yang efektif ke depannya.
Pendampingan kedua masih dilakukan pada minggu kedua masa KKN pada hari Minggu (22/08/2021) dengan judul “Pengenalan Media Pembelajaran Quipper dan Penggunaan Huruf Kapital” secara tatap muka pukul 09.00 WIB. Pendampingan dilakukan selama satu jam dari pukul 09.00 WIB, hingga 10.00 WIB. Setelah pemaparan materi, sasaran melakukan pengaplikasikan menggunakan laptop, sehingga mampu menerapkan dan mengenal media pembelajaran Quipper secara mandiri setelah mendapatkan pendampingan. Peserta didik sasaran juga belajar mengenali penggunaan huruf kapital di dalam novel Perpustakaan Ajaib Bibbi Bokken karya Jostein Gaarder dan Klaus Hagerup sebagai bentuk penerapan dan pemahaman terhadap materi penggunaan huruf kapital yang telah diberikan.
Pendampingan ketiga berjudul “Rumahbelajar.id dan Pembentukan Akronim, serta Singkatan” dilakukan di minggu ketiga pada hari Minggu (29/08/2021) pukul 09.00 WIB. Pendampingan dilakukan secara tatap muka dengan mematuhi protokol kesehatan. Selama kelas, peserta didik sasaran terlihat menunjukkan ketertarikannya terdapat fitur Sumber Belajar karena menyajikan berbagai macam video pembelajaran atraktif yang disertai dengan ilustrasi-ilustrasi menarik, serta fifur Wahana Jelajah Angkasa.
Program kerja keempat yang dilakukan adalah mengulas kembali materi-materi yang telah diajarkan dan membagikan buku saku yang disusun oleh penulis sebagai mahasiswa KKN BTV 3 UNEJ. Pada minggu ini, materi-materi yang telah disampaikan diulas kembali untuk mengingat kembali walaupun setelah materi telah dipraktekkan dengan tujuan peserta didik sasaran tetap mengingat materi-materi yang telah diajarkan. Penulis juga membagikan sebuah buku saku untuk kedua peserta didik sasaran berisi materi-materi penggunaan kata depan, penggunaan huruf kapital, dan pembentukan akronim dan singkatan.
Buku saku tersebut disusun sendiri oleh penulis sebagai mahasiswa KKN BTV 3 UNEJ dengan meringkas materi-materi kebahasaan yang telah diajarkan menjadi sesederhana mungkin dengan ilustrasi-ilustrasi menarik yang mampu menarik minat baca anak-anak. Tidak hanya berisi materi-materi kebahasaan yang telah diajarkan, dalam buku saku tersebut juga terdapat tabel-tabel untuk menulis aktivitas harian, kolom daftar pelajaran, dan cerpen-cerpen yang dapat dibaca setelah peserta didik sasaran membaca materi-materi yang terdapat dalam buku saku tersebut.
Selain dilakukan pengulasan kembali dan membagikan buku saku, penulis juga melakukan evaluasi dengan mengukur tingkat kemampuan peserta didik sasaran dalam mengenali penggunaan kata depan, huruf kapital, dan akronim-singkatan yang benar dengan memberikan beberapa soal sederhana yang dapat dijawab oleh kedua peserta didik.
Penyusunan dan penulisan isi buku dilakukan setiap kali setelah selesai memberikan bimbingan dan pendampingan. Buku ini disusun dengan menggunakan perangkat lunak Microsoft Word dengan ukuran kertas statement yang memiliki ukuran 13,97 cm x 21,59 cm. Untuk desain sampul, penulis menggunakan website Canva yang memiliki berbagai macam template sampul buku yang dapat digunakan sesuai keinginan dengan menyesuaikan jenis font yang digunakan. Ilustrasi-ilustrasi dalam gambar yang digunakan oleh penulis berasal dari aplikasi Pinterest, yang mana merupakan sebuah aplikasi untuk mengunduh gambar-gambar dengan kualitas yang bagus. Setelah buku disusun dan akan dicetak, penulis mengubah format dokumen dari Words menjadi PDF, sehingga apabila dokumen tersebut dibuka dengan media laptop yang berbeda jenis Microsoft Word-nya, dokumen buku yang telah disusun beserta ilustrasinya tetap dapat tertata rapi, sebab penulis menggunakan Microsoft Word 2013 dan berpotensi membuat dokumen menjadi tidak tertata apabila dibuka dengan menggunakan Microsoft Word versi yang lain.
Berdasarkan hasil evaluasi, menurut Fransisca kedua peserta didik sasaran telah mampu menerapkan penggunaan kata depan yang tepat, membedakan penggunaan huruf kapital yang benar dan salah, juga memahami pembentukan akronim dan singkatan yang mirip, namun tidak sama. “Kalau akronim kayak Posyandu. Kalau singkatan kayak SD sama SMP,” tutur Nova Jayanti Mandasari setelah mengisi pertanyaan-pertanyaan evaluasi.
[:de]
Fransisca Intan Devi Anna Kolmus, mahasiswa Sastra Indonesia salah satu peserta KKN BTV 3 Universitas Jember dari Kelompok 1 melakukan Kuliah Kerja Nyata (KKN) mulai tanggal 11 Agustus sampai 9 September 2021 di Kelurahan Gombengsari, Kecamatan Kalipuro, Kabupaten Banyuwangi dengan tematik Program Literasi Desa pada Masa Pandemi COVID-19. Fransisca menerapkan program kerja (Proker) pengenalan media pembelajaran daring dan penggunaan kaidah bahasa Indonesia.
Universitas Jember menerjunkan mahasiswa KKN Back to Village 3 (BTV 3) guna melakukan pengabdian kepada masyarakat, dengan lima tematik, yaitu: Program Pemberdayaan Wirausaha Masyarakat Terdampak COVID-19; Program Inovasi Teknologi/Informasi dalam Penanganan COVID-19; Program Pemberdayaan Bumdes/Jaring Pengaman Desa Penanganan COVID-19; Program Literasi Desa pada Masa Pandemi COVID-19; dan Program Penanganan Stunting dan Aki Akb. Ribuan mahasiswa peserta KKN BTV 3 Universitas Jember terjun ke lokasi KKN di desa masing-masing untuk mengabdikan diri kepada masyarakat di sekiranya.
Perencanaan program kerja KKN digali melalui observasi dengan wawancara kepada dua orang sasaran siswa kelas 5 SD yang bernama Dewi Andini dan Nova Jayanti Mandasari. Dari wawancara diketahui bahwa sejak diterapkan sekolah dari rumah atau SFH (Study from Home) yang berbasis daring membuat para sasaran yang masih duduk di bangku sekolah dasar mengalami kesulitan dalam memahami materi dan mengerjakan tugas, sehingga acap kali meminta bantuan orang tua dalam hal mengerjakan tugas. Mereka juga mengaku lebih banyak menggunakan gawai untuk bermain daripada untuk mencari penunjang pembelajaran. Mengapa demikian, karena mereka masih belum mengetahui situs-situs dan media apa saja yang dapat digunakan untuk membantu menunjang pembelajaran daring.
“Belum tahu. Kalau ada PR (tugas rumah) minta bantuan orang tua,” tutur salah satu sasaran, Dewi Andini, yang duduk di bangku sekolah dasar kelas 5 di SDN 2 Gombengsari. Tidak hanya Dewi Andini, Nova Jayanti Mandasari mengeluhkan hal serupa mengenai kesulitan memahami materi dan mengerjakan tugas yang diberikan, sehingga membutuhkan bantuan orang tua.
Melihat adanya permasalahan tersebut, mahasiswa KKN BTV 3 Universitas Jember Kelompok 01 merancang program kerja mengenalkan media-media pembelajaran atraktif dan menarik yang dapat membantu para sasaran untuk mendapatkan penunjang pembelajaran, di antaranya adalah Zenius, Quipper, dan rumahbelajar.id. Tidak hanya mengenalkan media-media pembelajaran daring, mahasiswa KKN BTV 3 Universitas Jember juga merancang program kerja mengenalkan penggunaan kaidah bahasa Indonesia meliputi penggunaan kata depan, penggunaan huruf kapital, dan pembentukan akronim dan singkatan sebagai pengisi waktu luang guna mengurangi intensitas bermain game dan menumbuhkan kecintaan terhadap bahasa Indonesia sebagai bahasa nasional masyarakat Indonesia. Mahasiswa KKN BTV 3 Universitas Jember kelompok 01 juga merancang program kerja akhir berupa penyusunan buku saku berbentuk booklet yang berisi materi penggunaan kaidah bahasa Indonesia yang disertai dengan cerita-cerita pendek anak sebagai upaya meningkatkan minat literasi anak.
Pendampingan pertama dilakukan pada Jumat (20/08/2021) pada pukul 09.00 WIB secara tatap muka dengan judul “Pengenalan Media Pembelajaran Daring Zenius dan Penggunaan Kata Depan”. Kelas ini diadakan dengan tujuan memberikan informasi mengenai media pembelajaran Zenius yang dapat digunakan sebagai penunjang pembelajaran dari rumah yang dapat diakses kapan saja dan di mana saja, juga memberikan pengetahuan tambahan mengenai penggunaan kata depan dalam bahasa Indonesia. Dengan mengenalkan media pembelajaram Zenius, maka juga akan membuat peserta didik sasaran lebih mudah mendapatkan penunjang pembelajaran daring dan dengan mengenalkan penggunaan kata depan dalam bahasa Indonesia yang benar, maka akan membantu penggunaan bahasa Indonesia yang efektif ke depannya.
Pendampingan kedua masih dilakukan pada minggu kedua masa KKN pada hari Minggu (22/08/2021) dengan judul “Pengenalan Media Pembelajaran Quipper dan Penggunaan Huruf Kapital” secara tatap muka pukul 09.00 WIB. Pendampingan dilakukan selama satu jam dari pukul 09.00 WIB, hingga 10.00 WIB. Setelah pemaparan materi, sasaran melakukan pengaplikasikan menggunakan laptop, sehingga mampu menerapkan dan mengenal media pembelajaran Quipper secara mandiri setelah mendapatkan pendampingan. Peserta didik sasaran juga belajar mengenali penggunaan huruf kapital di dalam novel Perpustakaan Ajaib Bibbi Bokken karya Jostein Gaarder dan Klaus Hagerup sebagai bentuk penerapan dan pemahaman terhadap materi penggunaan huruf kapital yang telah diberikan.
Pendampingan ketiga berjudul “Rumahbelajar.id dan Pembentukan Akronim, serta Singkatan” dilakukan di minggu ketiga pada hari Minggu (29/08/2021) pukul 09.00 WIB. Pendampingan dilakukan secara tatap muka dengan mematuhi protokol kesehatan. Selama kelas, peserta didik sasaran terlihat menunjukkan ketertarikannya terdapat fitur Sumber Belajar karena menyajikan berbagai macam video pembelajaran atraktif yang disertai dengan ilustrasi-ilustrasi menarik, serta fifur Wahana Jelajah Angkasa.
Program kerja keempat yang dilakukan adalah mengulas kembali materi-materi yang telah diajarkan dan membagikan buku saku yang disusun oleh penulis sebagai mahasiswa KKN BTV 3 UNEJ. Pada minggu ini, materi-materi yang telah disampaikan diulas kembali untuk mengingat kembali walaupun setelah materi telah dipraktekkan dengan tujuan peserta didik sasaran tetap mengingat materi-materi yang telah diajarkan. Penulis juga membagikan sebuah buku saku untuk kedua peserta didik sasaran berisi materi-materi penggunaan kata depan, penggunaan huruf kapital, dan pembentukan akronim dan singkatan. Buku saku tersebut disusun sendiri oleh penulis sebagai mahasiswa KKN BTV 3 UNEJ dengan meringkas materi-materi kebahasaan yang telah diajarkan menjadi sesederhana mungkin dengan ilustrasi-ilustrasi menarik yang mampu menarik minat baca anak-anak. Tidak hanya berisi materi-materi kebahasaan yang telah diajarkan, dalam buku saku tersebut juga terdapat tabel-tabel untuk menulis aktivitas harian, kolom daftar pelajaran, dan cerpen-cerpen yang dapat dibaca setelah peserta didik sasaran membaca materi-materi yang terdapat dalam buku saku tersebut.
Selain dilakukan pengulasan kembali dan membagikan buku saku, penulis juga melakukan evaluasi dengan mengukur tingkat kemampuan peserta didik sasaran dalam mengenali penggunaan kata depan, huruf kapital, dan akronim-singkatan yang benar dengan memberikan beberapa soal sederhana yang dapat dijawab oleh kedua peserta didik.
Penyusunan dan penulisan isi buku dilakukan setiap kali setelah selesai memberikan bimbingan dan pendampingan. Buku ini disusun dengan menggunakan perangkat lunak Microsoft Word dengan ukuran kertas statement yang memiliki ukuran 13,97 cm x 21,59 cm. Untuk desain sampul, penulis menggunakan website Canva yang memiliki berbagai macam template sampul buku yang dapat digunakan sesuai keinginan dengan menyesuaikan jenis font yang digunakan. Ilustrasi-ilustrasi dalam gambar yang digunakan oleh penulis berasal dari aplikasi Pinterest, yang mana merupakan sebuah aplikasi untuk mengunduh gambar-gambar dengan kualitas yang bagus. Setelah buku disusun dan akan dicetak, penulis mengubah format dokumen dari Words menjadi PDF, sehingga apabila dokumen tersebut dibuka dengan media laptop yang berbeda jenis Microsoft Word-nya, dokumen buku yang telah disusun beserta ilustrasinya tetap dapat tertata rapi, sebab penulis menggunakan Microsoft Word 2013 dan berpotensi membuat dokumen menjadi tidak tertata apabila dibuka dengan menggunakan Microsoft Word versi yang lain.
Berdasarkan hasil evaluasi, kedua peserta didik sasaran telah mampu menerapkan penggunaan kata depan yang tepat, membedakan penggunaan huruf kapital yang benar dan salah, juga memahami pembentukan akronim dan singkatan yang mirip, namun tidak sama. “Kalau akronim kayak Posyandu. Kalau singkatan kayak SD sama SMP,” tutur Nova Jayanti Mandasari setelah mengisi pertanyaan-pertanyaan evaluasi.
[:]
[:de]
Fransisca Intan Devi Anna Kolmus, mahasiswa Sastra Indonesia salah satu peserta KKN BTV 3 Universitas Jember dari Kelompok 1 melakukan Kuliah Kerja Nyata (KKN) mulai tanggal 11 Agustus sampai 9 September 2021 di Kelurahan Gombengsari, Kecamatan Kalipuro, Kabupaten Banyuwangi dengan tematik Program Literasi Desa pada Masa Pandemi COVID-19. Fransisca menerapkan program kerja (Proker) pengenalan media pembelajaran daring dan penggunaan kaidah bahasa Indonesia.
Universitas Jember menerjunkan mahasiswa KKN Back to Village 3 (BTV 3) guna melakukan pengabdian kepada masyarakat, dengan lima tematik, yaitu: Program Pemberdayaan Wirausaha Masyarakat Terdampak COVID-19; Program Inovasi Teknologi/Informasi dalam Penanganan COVID-19; Program Pemberdayaan Bumdes/Jaring Pengaman Desa Penanganan COVID-19; Program Literasi Desa pada Masa Pandemi COVID-19; dan Program Penanganan Stunting dan Aki Akb. Ribuan mahasiswa peserta KKN BTV 3 Universitas Jember terjun ke lokasi KKN di desa masing-masing untuk mengabdikan diri kepada masyarakat di sekiranya.
Perencanaan program kerja KKN digali melalui observasi dengan wawancara kepada dua orang sasaran siswa kelas 5 SD yang bernama Dewi Andini dan Nova Jayanti Mandasari. Dari wawancara diketahui bahwa sejak diterapkan sekolah dari rumah atau SFH (Study from Home) yang berbasis daring membuat para sasaran yang masih duduk di bangku sekolah dasar mengalami kesulitan dalam memahami materi dan mengerjakan tugas, sehingga acap kali meminta bantuan orang tua dalam hal mengerjakan tugas. Mereka juga mengaku lebih banyak menggunakan gawai untuk bermain daripada untuk mencari penunjang pembelajaran. Mengapa demikian, karena mereka masih belum mengetahui situs-situs dan media apa saja yang dapat digunakan untuk membantu menunjang pembelajaran daring.
“Belum tahu. Kalau ada PR (tugas rumah) minta bantuan orang tua,” tutur salah satu sasaran, Dewi Andini, yang duduk di bangku sekolah dasar kelas 5 di SDN 2 Gombengsari. Tidak hanya Dewi Andini, Nova Jayanti Mandasari mengeluhkan hal serupa mengenai kesulitan memahami materi dan mengerjakan tugas yang diberikan, sehingga membutuhkan bantuan orang tua.
Melihat adanya permasalahan tersebut, mahasiswa KKN BTV 3 Universitas Jember Kelompok 01 merancang program kerja mengenalkan media-media pembelajaran atraktif dan menarik yang dapat membantu para sasaran untuk mendapatkan penunjang pembelajaran, di antaranya adalah Zenius, Quipper, dan rumahbelajar.id. Tidak hanya mengenalkan media-media pembelajaran daring, mahasiswa KKN BTV 3 Universitas Jember juga merancang program kerja mengenalkan penggunaan kaidah bahasa Indonesia meliputi penggunaan kata depan, penggunaan huruf kapital, dan pembentukan akronim dan singkatan sebagai pengisi waktu luang guna mengurangi intensitas bermain game dan menumbuhkan kecintaan terhadap bahasa Indonesia sebagai bahasa nasional masyarakat Indonesia. Mahasiswa KKN BTV 3 Universitas Jember kelompok 01 juga merancang program kerja akhir berupa penyusunan buku saku berbentuk booklet yang berisi materi penggunaan kaidah bahasa Indonesia yang disertai dengan cerita-cerita pendek anak sebagai upaya meningkatkan minat literasi anak.
Pendampingan pertama dilakukan pada Jumat (20/08/2021) pada pukul 09.00 WIB secara tatap muka dengan judul “Pengenalan Media Pembelajaran Daring Zenius dan Penggunaan Kata Depan”. Kelas ini diadakan dengan tujuan memberikan informasi mengenai media pembelajaran Zenius yang dapat digunakan sebagai penunjang pembelajaran dari rumah yang dapat diakses kapan saja dan di mana saja, juga memberikan pengetahuan tambahan mengenai penggunaan kata depan dalam bahasa Indonesia. Dengan mengenalkan media pembelajaram Zenius, maka juga akan membuat peserta didik sasaran lebih mudah mendapatkan penunjang pembelajaran daring dan dengan mengenalkan penggunaan kata depan dalam bahasa Indonesia yang benar, maka akan membantu penggunaan bahasa Indonesia yang efektif ke depannya.
Pendampingan kedua masih dilakukan pada minggu kedua masa KKN pada hari Minggu (22/08/2021) dengan judul “Pengenalan Media Pembelajaran Quipper dan Penggunaan Huruf Kapital” secara tatap muka pukul 09.00 WIB. Pendampingan dilakukan selama satu jam dari pukul 09.00 WIB, hingga 10.00 WIB. Setelah pemaparan materi, sasaran melakukan pengaplikasikan menggunakan laptop, sehingga mampu menerapkan dan mengenal media pembelajaran Quipper secara mandiri setelah mendapatkan pendampingan. Peserta didik sasaran juga belajar mengenali penggunaan huruf kapital di dalam novel Perpustakaan Ajaib Bibbi Bokken karya Jostein Gaarder dan Klaus Hagerup sebagai bentuk penerapan dan pemahaman terhadap materi penggunaan huruf kapital yang telah diberikan.
Pendampingan ketiga berjudul “Rumahbelajar.id dan Pembentukan Akronim, serta Singkatan” dilakukan di minggu ketiga pada hari Minggu (29/08/2021) pukul 09.00 WIB. Pendampingan dilakukan secara tatap muka dengan mematuhi protokol kesehatan. Selama kelas, peserta didik sasaran terlihat menunjukkan ketertarikannya terdapat fitur Sumber Belajar karena menyajikan berbagai macam video pembelajaran atraktif yang disertai dengan ilustrasi-ilustrasi menarik, serta fifur Wahana Jelajah Angkasa.
Program kerja keempat yang dilakukan adalah mengulas kembali materi-materi yang telah diajarkan dan membagikan buku saku yang disusun oleh penulis sebagai mahasiswa KKN BTV 3 UNEJ. Pada minggu ini, materi-materi yang telah disampaikan diulas kembali untuk mengingat kembali walaupun setelah materi telah dipraktekkan dengan tujuan peserta didik sasaran tetap mengingat materi-materi yang telah diajarkan. Penulis juga membagikan sebuah buku saku untuk kedua peserta didik sasaran berisi materi-materi penggunaan kata depan, penggunaan huruf kapital, dan pembentukan akronim dan singkatan. Buku saku tersebut disusun sendiri oleh penulis sebagai mahasiswa KKN BTV 3 UNEJ dengan meringkas materi-materi kebahasaan yang telah diajarkan menjadi sesederhana mungkin dengan ilustrasi-ilustrasi menarik yang mampu menarik minat baca anak-anak. Tidak hanya berisi materi-materi kebahasaan yang telah diajarkan, dalam buku saku tersebut juga terdapat tabel-tabel untuk menulis aktivitas harian, kolom daftar pelajaran, dan cerpen-cerpen yang dapat dibaca setelah peserta didik sasaran membaca materi-materi yang terdapat dalam buku saku tersebut.
Selain dilakukan pengulasan kembali dan membagikan buku saku, penulis juga melakukan evaluasi dengan mengukur tingkat kemampuan peserta didik sasaran dalam mengenali penggunaan kata depan, huruf kapital, dan akronim-singkatan yang benar dengan memberikan beberapa soal sederhana yang dapat dijawab oleh kedua peserta didik.
Penyusunan dan penulisan isi buku dilakukan setiap kali setelah selesai memberikan bimbingan dan pendampingan. Buku ini disusun dengan menggunakan perangkat lunak Microsoft Word dengan ukuran kertas statement yang memiliki ukuran 13,97 cm x 21,59 cm. Untuk desain sampul, penulis menggunakan website Canva yang memiliki berbagai macam template sampul buku yang dapat digunakan sesuai keinginan dengan menyesuaikan jenis font yang digunakan. Ilustrasi-ilustrasi dalam gambar yang digunakan oleh penulis berasal dari aplikasi Pinterest, yang mana merupakan sebuah aplikasi untuk mengunduh gambar-gambar dengan kualitas yang bagus. Setelah buku disusun dan akan dicetak, penulis mengubah format dokumen dari Words menjadi PDF, sehingga apabila dokumen tersebut dibuka dengan media laptop yang berbeda jenis Microsoft Word-nya, dokumen buku yang telah disusun beserta ilustrasinya tetap dapat tertata rapi, sebab penulis menggunakan Microsoft Word 2013 dan berpotensi membuat dokumen menjadi tidak tertata apabila dibuka dengan menggunakan Microsoft Word versi yang lain.
Berdasarkan hasil evaluasi, kedua peserta didik sasaran telah mampu menerapkan penggunaan kata depan yang tepat, membedakan penggunaan huruf kapital yang benar dan salah, juga memahami pembentukan akronim dan singkatan yang mirip, namun tidak sama. “Kalau akronim kayak Posyandu. Kalau singkatan kayak SD sama SMP,” tutur Nova Jayanti Mandasari setelah mengisi pertanyaan-pertanyaan evaluasi.
[:]
[:de]
Fransisca Intan Devi Anna Kolmus, mahasiswa Sastra Indonesia salah satu peserta KKN BTV 3 Universitas Jember dari Kelompok 1 melakukan Kuliah Kerja Nyata (KKN) mulai tanggal 11 Agustus sampai 9 September 2021 di Kelurahan Gombengsari, Kecamatan Kalipuro, Kabupaten Banyuwangi dengan tematik Program Literasi Desa pada Masa Pandemi COVID-19. Fransisca menerapkan program kerja (Proker) pengenalan media pembelajaran daring dan penggunaan kaidah bahasa Indonesia.
Universitas Jember menerjunkan mahasiswa KKN Back to Village 3 (BTV 3) guna melakukan pengabdian kepada masyarakat, dengan lima tematik, yaitu: Program Pemberdayaan Wirausaha Masyarakat Terdampak COVID-19; Program Inovasi Teknologi/Informasi dalam Penanganan COVID-19; Program Pemberdayaan Bumdes/Jaring Pengaman Desa Penanganan COVID-19; Program Literasi Desa pada Masa Pandemi COVID-19; dan Program Penanganan Stunting dan Aki Akb. Ribuan mahasiswa peserta KKN BTV 3 Universitas Jember terjun ke lokasi KKN di desa masing-masing untuk mengabdikan diri kepada masyarakat di sekiranya.
Perencanaan program kerja KKN digali melalui observasi dengan wawancara kepada dua orang sasaran siswa kelas 5 SD yang bernama Dewi Andini dan Nova Jayanti Mandasari. Dari wawancara diketahui bahwa sejak diterapkan sekolah dari rumah atau SFH (Study from Home) yang berbasis daring membuat para sasaran yang masih duduk di bangku sekolah dasar mengalami kesulitan dalam memahami materi dan mengerjakan tugas, sehingga acap kali meminta bantuan orang tua dalam hal mengerjakan tugas. Mereka juga mengaku lebih banyak menggunakan gawai untuk bermain daripada untuk mencari penunjang pembelajaran. Mengapa demikian, karena mereka masih belum mengetahui situs-situs dan media apa saja yang dapat digunakan untuk membantu menunjang pembelajaran daring.
“Belum tahu. Kalau ada PR (tugas rumah) minta bantuan orang tua,” tutur salah satu sasaran, Dewi Andini, yang duduk di bangku sekolah dasar kelas 5 di SDN 2 Gombengsari. Tidak hanya Dewi Andini, Nova Jayanti Mandasari mengeluhkan hal serupa mengenai kesulitan memahami materi dan mengerjakan tugas yang diberikan, sehingga membutuhkan bantuan orang tua.
Melihat adanya permasalahan tersebut, mahasiswa KKN BTV 3 Universitas Jember Kelompok 01 merancang program kerja mengenalkan media-media pembelajaran atraktif dan menarik yang dapat membantu para sasaran untuk mendapatkan penunjang pembelajaran, di antaranya adalah Zenius, Quipper, dan rumahbelajar.id. Tidak hanya mengenalkan media-media pembelajaran daring, mahasiswa KKN BTV 3 Universitas Jember juga merancang program kerja mengenalkan penggunaan kaidah bahasa Indonesia meliputi penggunaan kata depan, penggunaan huruf kapital, dan pembentukan akronim dan singkatan sebagai pengisi waktu luang guna mengurangi intensitas bermain game dan menumbuhkan kecintaan terhadap bahasa Indonesia sebagai bahasa nasional masyarakat Indonesia. Mahasiswa KKN BTV 3 Universitas Jember kelompok 01 juga merancang program kerja akhir berupa penyusunan buku saku berbentuk booklet yang berisi materi penggunaan kaidah bahasa Indonesia yang disertai dengan cerita-cerita pendek anak sebagai upaya meningkatkan minat literasi anak.
Pendampingan pertama dilakukan pada Jumat (20/08/2021) pada pukul 09.00 WIB secara tatap muka dengan judul “Pengenalan Media Pembelajaran Daring Zenius dan Penggunaan Kata Depan”. Kelas ini diadakan dengan tujuan memberikan informasi mengenai media pembelajaran Zenius yang dapat digunakan sebagai penunjang pembelajaran dari rumah yang dapat diakses kapan saja dan di mana saja, juga memberikan pengetahuan tambahan mengenai penggunaan kata depan dalam bahasa Indonesia. Dengan mengenalkan media pembelajaram Zenius, maka juga akan membuat peserta didik sasaran lebih mudah mendapatkan penunjang pembelajaran daring dan dengan mengenalkan penggunaan kata depan dalam bahasa Indonesia yang benar, maka akan membantu penggunaan bahasa Indonesia yang efektif ke depannya.
Pendampingan kedua masih dilakukan pada minggu kedua masa KKN pada hari Minggu (22/08/2021) dengan judul “Pengenalan Media Pembelajaran Quipper dan Penggunaan Huruf Kapital” secara tatap muka pukul 09.00 WIB. Pendampingan dilakukan selama satu jam dari pukul 09.00 WIB, hingga 10.00 WIB. Setelah pemaparan materi, sasaran melakukan pengaplikasikan menggunakan laptop, sehingga mampu menerapkan dan mengenal media pembelajaran Quipper secara mandiri setelah mendapatkan pendampingan. Peserta didik sasaran juga belajar mengenali penggunaan huruf kapital di dalam novel Perpustakaan Ajaib Bibbi Bokken karya Jostein Gaarder dan Klaus Hagerup sebagai bentuk penerapan dan pemahaman terhadap materi penggunaan huruf kapital yang telah diberikan.
Pendampingan ketiga berjudul “Rumahbelajar.id dan Pembentukan Akronim, serta Singkatan” dilakukan di minggu ketiga pada hari Minggu (29/08/2021) pukul 09.00 WIB. Pendampingan dilakukan secara tatap muka dengan mematuhi protokol kesehatan. Selama kelas, peserta didik sasaran terlihat menunjukkan ketertarikannya terdapat fitur Sumber Belajar karena menyajikan berbagai macam video pembelajaran atraktif yang disertai dengan ilustrasi-ilustrasi menarik, serta fifur Wahana Jelajah Angkasa.
Program kerja keempat yang dilakukan adalah mengulas kembali materi-materi yang telah diajarkan dan membagikan buku saku yang disusun oleh penulis sebagai mahasiswa KKN BTV 3 UNEJ. Pada minggu ini, materi-materi yang telah disampaikan diulas kembali untuk mengingat kembali walaupun setelah materi telah dipraktekkan dengan tujuan peserta didik sasaran tetap mengingat materi-materi yang telah diajarkan. Penulis juga membagikan sebuah buku saku untuk kedua peserta didik sasaran berisi materi-materi penggunaan kata depan, penggunaan huruf kapital, dan pembentukan akronim dan singkatan. Buku saku tersebut disusun sendiri oleh penulis sebagai mahasiswa KKN BTV 3 UNEJ dengan meringkas materi-materi kebahasaan yang telah diajarkan menjadi sesederhana mungkin dengan ilustrasi-ilustrasi menarik yang mampu menarik minat baca anak-anak. Tidak hanya berisi materi-materi kebahasaan yang telah diajarkan, dalam buku saku tersebut juga terdapat tabel-tabel untuk menulis aktivitas harian, kolom daftar pelajaran, dan cerpen-cerpen yang dapat dibaca setelah peserta didik sasaran membaca materi-materi yang terdapat dalam buku saku tersebut.
Selain dilakukan pengulasan kembali dan membagikan buku saku, penulis juga melakukan evaluasi dengan mengukur tingkat kemampuan peserta didik sasaran dalam mengenali penggunaan kata depan, huruf kapital, dan akronim-singkatan yang benar dengan memberikan beberapa soal sederhana yang dapat dijawab oleh kedua peserta didik.
Penyusunan dan penulisan isi buku dilakukan setiap kali setelah selesai memberikan bimbingan dan pendampingan. Buku ini disusun dengan menggunakan perangkat lunak Microsoft Word dengan ukuran kertas statement yang memiliki ukuran 13,97 cm x 21,59 cm. Untuk desain sampul, penulis menggunakan website Canva yang memiliki berbagai macam template sampul buku yang dapat digunakan sesuai keinginan dengan menyesuaikan jenis font yang digunakan. Ilustrasi-ilustrasi dalam gambar yang digunakan oleh penulis berasal dari aplikasi Pinterest, yang mana merupakan sebuah aplikasi untuk mengunduh gambar-gambar dengan kualitas yang bagus. Setelah buku disusun dan akan dicetak, penulis mengubah format dokumen dari Words menjadi PDF, sehingga apabila dokumen tersebut dibuka dengan media laptop yang berbeda jenis Microsoft Word-nya, dokumen buku yang telah disusun beserta ilustrasinya tetap dapat tertata rapi, sebab penulis menggunakan Microsoft Word 2013 dan berpotensi membuat dokumen menjadi tidak tertata apabila dibuka dengan menggunakan Microsoft Word versi yang lain.
Berdasarkan hasil evaluasi, kedua peserta didik sasaran telah mampu menerapkan penggunaan kata depan yang tepat, membedakan penggunaan huruf kapital yang benar dan salah, juga memahami pembentukan akronim dan singkatan yang mirip, namun tidak sama. “Kalau akronim kayak Posyandu. Kalau singkatan kayak SD sama SMP,” tutur Nova Jayanti Mandasari setelah mengisi pertanyaan-pertanyaan evaluasi.
Fransisca Intan Devi Anna Kolmus, mahasiswa Sastra Indonesia salah satu peserta KKN BTV 3 Universitas Jember dari Kelompok 1 melakukan Kuliah Kerja Nyata (KKN) mulai tanggal 11 Agustus sampai 9 September 2021 di Kelurahan Gombengsari, Kecamatan Kalipuro, Kabupaten Banyuwangi dengan tematik Program Literasi Desa pada Masa Pandemi COVID-19. Fransisca menerapkan program kerja (Proker) pengenalan media pembelajaran daring dan penggunaan kaidah bahasa Indonesia.
Universitas Jember menerjunkan mahasiswa KKN Back to Village 3 (BTV 3) guna melakukan pengabdian kepada masyarakat, dengan lima tematik, yaitu: Program Pemberdayaan Wirausaha Masyarakat Terdampak COVID-19; Program Inovasi Teknologi/Informasi dalam Penanganan COVID-19; Program Pemberdayaan Bumdes/Jaring Pengaman Desa Penanganan COVID-19; Program Literasi Desa pada Masa Pandemi COVID-19; dan Program Penanganan Stunting dan Aki Akb. Ribuan mahasiswa peserta KKN BTV 3 Universitas Jember terjun ke lokasi KKN di desa masing-masing untuk mengabdikan diri kepada masyarakat di sekiranya.
Perencanaan program kerja KKN digali melalui observasi dengan wawancara kepada dua orang sasaran siswa kelas 5 SD yang bernama Dewi Andini dan Nova Jayanti Mandasari. Dari wawancara diketahui bahwa sejak diterapkan sekolah dari rumah atau SFH (Study from Home) yang berbasis daring membuat para sasaran yang masih duduk di bangku sekolah dasar mengalami kesulitan dalam memahami materi dan mengerjakan tugas, sehingga acap kali meminta bantuan orang tua dalam hal mengerjakan tugas. Mereka juga mengaku lebih banyak menggunakan gawai untuk bermain daripada untuk mencari penunjang pembelajaran. Mengapa demikian, karena mereka masih belum mengetahui situs-situs dan media apa saja yang dapat digunakan untuk membantu menunjang pembelajaran daring.
“Belum tahu. Kalau ada PR (tugas rumah) minta bantuan orang tua,” tutur salah satu sasaran, Dewi Andini, yang duduk di bangku sekolah dasar kelas 5 di SDN 2 Gombengsari. Tidak hanya Dewi Andini, Nova Jayanti Mandasari mengeluhkan hal serupa mengenai kesulitan memahami materi dan mengerjakan tugas yang diberikan, sehingga membutuhkan bantuan orang tua.
Melihat adanya permasalahan tersebut, mahasiswa KKN BTV 3 Universitas Jember Kelompok 01 merancang program kerja mengenalkan media-media pembelajaran atraktif dan menarik yang dapat membantu para sasaran untuk mendapatkan penunjang pembelajaran, di antaranya adalah Zenius, Quipper, dan rumahbelajar.id. Tidak hanya mengenalkan media-media pembelajaran daring, mahasiswa KKN BTV 3 Universitas Jember juga merancang program kerja mengenalkan penggunaan kaidah bahasa Indonesia meliputi penggunaan kata depan, penggunaan huruf kapital, dan pembentukan akronim dan singkatan sebagai pengisi waktu luang guna mengurangi intensitas bermain game dan menumbuhkan kecintaan terhadap bahasa Indonesia sebagai bahasa nasional masyarakat Indonesia. Mahasiswa KKN BTV 3 Universitas Jember kelompok 01 juga merancang program kerja akhir berupa penyusunan buku saku berbentuk booklet yang berisi materi penggunaan kaidah bahasa Indonesia yang disertai dengan cerita-cerita pendek anak sebagai upaya meningkatkan minat literasi anak.
Pendampingan pertama dilakukan pada Jumat (20/08/2021) pada pukul 09.00 WIB secara tatap muka dengan judul “Pengenalan Media Pembelajaran Daring Zenius dan Penggunaan Kata Depan”. Kelas ini diadakan dengan tujuan memberikan informasi mengenai media pembelajaran Zenius yang dapat digunakan sebagai penunjang pembelajaran dari rumah yang dapat diakses kapan saja dan di mana saja, juga memberikan pengetahuan tambahan mengenai penggunaan kata depan dalam bahasa Indonesia. Dengan mengenalkan media pembelajaram Zenius, maka juga akan membuat peserta didik sasaran lebih mudah mendapatkan penunjang pembelajaran daring dan dengan mengenalkan penggunaan kata depan dalam bahasa Indonesia yang benar, maka akan membantu penggunaan bahasa Indonesia yang efektif ke depannya.
Pendampingan kedua masih dilakukan pada minggu kedua masa KKN pada hari Minggu (22/08/2021) dengan judul “Pengenalan Media Pembelajaran Quipper dan Penggunaan Huruf Kapital” secara tatap muka pukul 09.00 WIB. Pendampingan dilakukan selama satu jam dari pukul 09.00 WIB, hingga 10.00 WIB. Setelah pemaparan materi, sasaran melakukan pengaplikasikan menggunakan laptop, sehingga mampu menerapkan dan mengenal media pembelajaran Quipper secara mandiri setelah mendapatkan pendampingan. Peserta didik sasaran juga belajar mengenali penggunaan huruf kapital di dalam novel Perpustakaan Ajaib Bibbi Bokken karya Jostein Gaarder dan Klaus Hagerup sebagai bentuk penerapan dan pemahaman terhadap materi penggunaan huruf kapital yang telah diberikan.
Pendampingan ketiga berjudul “Rumahbelajar.id dan Pembentukan Akronim, serta Singkatan” dilakukan di minggu ketiga pada hari Minggu (29/08/2021) pukul 09.00 WIB. Pendampingan dilakukan secara tatap muka dengan mematuhi protokol kesehatan. Selama kelas, peserta didik sasaran terlihat menunjukkan ketertarikannya terdapat fitur Sumber Belajar karena menyajikan berbagai macam video pembelajaran atraktif yang disertai dengan ilustrasi-ilustrasi menarik, serta fifur Wahana Jelajah Angkasa.
Program kerja keempat yang dilakukan adalah mengulas kembali materi-materi yang telah diajarkan dan membagikan buku saku yang disusun oleh penulis sebagai mahasiswa KKN BTV 3 UNEJ. Pada minggu ini, materi-materi yang telah disampaikan diulas kembali untuk mengingat kembali walaupun setelah materi telah dipraktekkan dengan tujuan peserta didik sasaran tetap mengingat materi-materi yang telah diajarkan. Penulis juga membagikan sebuah buku saku untuk kedua peserta didik sasaran berisi materi-materi penggunaan kata depan, penggunaan huruf kapital, dan pembentukan akronim dan singkatan. Buku saku tersebut disusun sendiri oleh penulis sebagai mahasiswa KKN BTV 3 UNEJ dengan meringkas materi-materi kebahasaan yang telah diajarkan menjadi sesederhana mungkin dengan ilustrasi-ilustrasi menarik yang mampu menarik minat baca anak-anak. Tidak hanya berisi materi-materi kebahasaan yang telah diajarkan, dalam buku saku tersebut juga terdapat tabel-tabel untuk menulis aktivitas harian, kolom daftar pelajaran, dan cerpen-cerpen yang dapat dibaca setelah peserta didik sasaran membaca materi-materi yang terdapat dalam buku saku tersebut.
Selain dilakukan pengulasan kembali dan membagikan buku saku, penulis juga melakukan evaluasi dengan mengukur tingkat kemampuan peserta didik sasaran dalam mengenali penggunaan kata depan, huruf kapital, dan akronim-singkatan yang benar dengan memberikan beberapa soal sederhana yang dapat dijawab oleh kedua peserta didik.
Penyusunan dan penulisan isi buku dilakukan setiap kali setelah selesai memberikan bimbingan dan pendampingan. Buku ini disusun dengan menggunakan perangkat lunak Microsoft Word dengan ukuran kertas statement yang memiliki ukuran 13,97 cm x 21,59 cm. Untuk desain sampul, penulis menggunakan website Canva yang memiliki berbagai macam template sampul buku yang dapat digunakan sesuai keinginan dengan menyesuaikan jenis font yang digunakan. Ilustrasi-ilustrasi dalam gambar yang digunakan oleh penulis berasal dari aplikasi Pinterest, yang mana merupakan sebuah aplikasi untuk mengunduh gambar-gambar dengan kualitas yang bagus. Setelah buku disusun dan akan dicetak, penulis mengubah format dokumen dari Words menjadi PDF, sehingga apabila dokumen tersebut dibuka dengan media laptop yang berbeda jenis Microsoft Word-nya, dokumen buku yang telah disusun beserta ilustrasinya tetap dapat tertata rapi, sebab penulis menggunakan Microsoft Word 2013 dan berpotensi membuat dokumen menjadi tidak tertata apabila dibuka dengan menggunakan Microsoft Word versi yang lain.
Berdasarkan hasil evaluasi, kedua peserta didik sasaran telah mampu menerapkan penggunaan kata depan yang tepat, membedakan penggunaan huruf kapital yang benar dan salah, juga memahami pembentukan akronim dan singkatan yang mirip, namun tidak sama. “Kalau akronim kayak Posyandu. Kalau singkatan kayak SD sama SMP,” tutur Nova Jayanti Mandasari setelah mengisi pertanyaan-pertanyaan evaluasi.
[:]
[:de]
Fransisca Intan Devi Anna Kolmus, mahasiswa Sastra Indonesia salah satu peserta KKN BTV 3 Universitas Jember dari Kelompok 1 melakukan Kuliah Kerja Nyata (KKN) mulai tanggal 11 Agustus sampai 9 September 2021 di Kelurahan Gombengsari, Kecamatan Kalipuro, Kabupaten Banyuwangi dengan tematik Program Literasi Desa pada Masa Pandemi COVID-19. Fransisca menerapkan program kerja (Proker) pengenalan media pembelajaran daring dan penggunaan kaidah bahasa Indonesia.
Universitas Jember menerjunkan mahasiswa KKN Back to Village 3 (BTV 3) guna melakukan pengabdian kepada masyarakat, dengan lima tematik, yaitu: Program Pemberdayaan Wirausaha Masyarakat Terdampak COVID-19; Program Inovasi Teknologi/Informasi dalam Penanganan COVID-19; Program Pemberdayaan Bumdes/Jaring Pengaman Desa Penanganan COVID-19; Program Literasi Desa pada Masa Pandemi COVID-19; dan Program Penanganan Stunting dan Aki Akb. Ribuan mahasiswa peserta KKN BTV 3 Universitas Jember terjun ke lokasi KKN di desa masing-masing untuk mengabdikan diri kepada masyarakat di sekiranya.
Perencanaan program kerja KKN digali melalui observasi dengan wawancara kepada dua orang sasaran siswa kelas 5 SD yang bernama Dewi Andini dan Nova Jayanti Mandasari. Dari wawancara diketahui bahwa sejak diterapkan sekolah dari rumah atau SFH (Study from Home) yang berbasis daring membuat para sasaran yang masih duduk di bangku sekolah dasar mengalami kesulitan dalam memahami materi dan mengerjakan tugas, sehingga acap kali meminta bantuan orang tua dalam hal mengerjakan tugas. Mereka juga mengaku lebih banyak menggunakan gawai untuk bermain daripada untuk mencari penunjang pembelajaran. Mengapa demikian, karena mereka masih belum mengetahui situs-situs dan media apa saja yang dapat digunakan untuk membantu menunjang pembelajaran daring.
“Belum tahu. Kalau ada PR (tugas rumah) minta bantuan orang tua,” tutur salah satu sasaran, Dewi Andini, yang duduk di bangku sekolah dasar kelas 5 di SDN 2 Gombengsari. Tidak hanya Dewi Andini, Nova Jayanti Mandasari mengeluhkan hal serupa mengenai kesulitan memahami materi dan mengerjakan tugas yang diberikan, sehingga membutuhkan bantuan orang tua.
Melihat adanya permasalahan tersebut, mahasiswa KKN BTV 3 Universitas Jember Kelompok 01 merancang program kerja mengenalkan media-media pembelajaran atraktif dan menarik yang dapat membantu para sasaran untuk mendapatkan penunjang pembelajaran, di antaranya adalah Zenius, Quipper, dan rumahbelajar.id. Tidak hanya mengenalkan media-media pembelajaran daring, mahasiswa KKN BTV 3 Universitas Jember juga merancang program kerja mengenalkan penggunaan kaidah bahasa Indonesia meliputi penggunaan kata depan, penggunaan huruf kapital, dan pembentukan akronim dan singkatan sebagai pengisi waktu luang guna mengurangi intensitas bermain game dan menumbuhkan kecintaan terhadap bahasa Indonesia sebagai bahasa nasional masyarakat Indonesia. Mahasiswa KKN BTV 3 Universitas Jember kelompok 01 juga merancang program kerja akhir berupa penyusunan buku saku berbentuk booklet yang berisi materi penggunaan kaidah bahasa Indonesia yang disertai dengan cerita-cerita pendek anak sebagai upaya meningkatkan minat literasi anak.
Pendampingan pertama dilakukan pada Jumat (20/08/2021) pada pukul 09.00 WIB secara tatap muka dengan judul “Pengenalan Media Pembelajaran Daring Zenius dan Penggunaan Kata Depan”. Kelas ini diadakan dengan tujuan memberikan informasi mengenai media pembelajaran Zenius yang dapat digunakan sebagai penunjang pembelajaran dari rumah yang dapat diakses kapan saja dan di mana saja, juga memberikan pengetahuan tambahan mengenai penggunaan kata depan dalam bahasa Indonesia. Dengan mengenalkan media pembelajaram Zenius, maka juga akan membuat peserta didik sasaran lebih mudah mendapatkan penunjang pembelajaran daring dan dengan mengenalkan penggunaan kata depan dalam bahasa Indonesia yang benar, maka akan membantu penggunaan bahasa Indonesia yang efektif ke depannya.
Pendampingan kedua masih dilakukan pada minggu kedua masa KKN pada hari Minggu (22/08/2021) dengan judul “Pengenalan Media Pembelajaran Quipper dan Penggunaan Huruf Kapital” secara tatap muka pukul 09.00 WIB. Pendampingan dilakukan selama satu jam dari pukul 09.00 WIB, hingga 10.00 WIB. Setelah pemaparan materi, sasaran melakukan pengaplikasikan menggunakan laptop, sehingga mampu menerapkan dan mengenal media pembelajaran Quipper secara mandiri setelah mendapatkan pendampingan. Peserta didik sasaran juga belajar mengenali penggunaan huruf kapital di dalam novel Perpustakaan Ajaib Bibbi Bokken karya Jostein Gaarder dan Klaus Hagerup sebagai bentuk penerapan dan pemahaman terhadap materi penggunaan huruf kapital yang telah diberikan.
Pendampingan ketiga berjudul “Rumahbelajar.id dan Pembentukan Akronim, serta Singkatan” dilakukan di minggu ketiga pada hari Minggu (29/08/2021) pukul 09.00 WIB. Pendampingan dilakukan secara tatap muka dengan mematuhi protokol kesehatan. Selama kelas, peserta didik sasaran terlihat menunjukkan ketertarikannya terdapat fitur Sumber Belajar karena menyajikan berbagai macam video pembelajaran atraktif yang disertai dengan ilustrasi-ilustrasi menarik, serta fifur Wahana Jelajah Angkasa.
Program kerja keempat yang dilakukan adalah mengulas kembali materi-materi yang telah diajarkan dan membagikan buku saku yang disusun oleh penulis sebagai mahasiswa KKN BTV 3 UNEJ. Pada minggu ini, materi-materi yang telah disampaikan diulas kembali untuk mengingat kembali walaupun setelah materi telah dipraktekkan dengan tujuan peserta didik sasaran tetap mengingat materi-materi yang telah diajarkan. Penulis juga membagikan sebuah buku saku untuk kedua peserta didik sasaran berisi materi-materi penggunaan kata depan, penggunaan huruf kapital, dan pembentukan akronim dan singkatan. Buku saku tersebut disusun sendiri oleh penulis sebagai mahasiswa KKN BTV 3 UNEJ dengan meringkas materi-materi kebahasaan yang telah diajarkan menjadi sesederhana mungkin dengan ilustrasi-ilustrasi menarik yang mampu menarik minat baca anak-anak. Tidak hanya berisi materi-materi kebahasaan yang telah diajarkan, dalam buku saku tersebut juga terdapat tabel-tabel untuk menulis aktivitas harian, kolom daftar pelajaran, dan cerpen-cerpen yang dapat dibaca setelah peserta didik sasaran membaca materi-materi yang terdapat dalam buku saku tersebut.
Selain dilakukan pengulasan kembali dan membagikan buku saku, penulis juga melakukan evaluasi dengan mengukur tingkat kemampuan peserta didik sasaran dalam mengenali penggunaan kata depan, huruf kapital, dan akronim-singkatan yang benar dengan memberikan beberapa soal sederhana yang dapat dijawab oleh kedua peserta didik.
Penyusunan dan penulisan isi buku dilakukan setiap kali setelah selesai memberikan bimbingan dan pendampingan. Buku ini disusun dengan menggunakan perangkat lunak Microsoft Word dengan ukuran kertas statement yang memiliki ukuran 13,97 cm x 21,59 cm. Untuk desain sampul, penulis menggunakan website Canva yang memiliki berbagai macam template sampul buku yang dapat digunakan sesuai keinginan dengan menyesuaikan jenis font yang digunakan. Ilustrasi-ilustrasi dalam gambar yang digunakan oleh penulis berasal dari aplikasi Pinterest, yang mana merupakan sebuah aplikasi untuk mengunduh gambar-gambar dengan kualitas yang bagus. Setelah buku disusun dan akan dicetak, penulis mengubah format dokumen dari Words menjadi PDF, sehingga apabila dokumen tersebut dibuka dengan media laptop yang berbeda jenis Microsoft Word-nya, dokumen buku yang telah disusun beserta ilustrasinya tetap dapat tertata rapi, sebab penulis menggunakan Microsoft Word 2013 dan berpotensi membuat dokumen menjadi tidak tertata apabila dibuka dengan menggunakan Microsoft Word versi yang lain.
Berdasarkan hasil evaluasi, kedua peserta didik sasaran telah mampu menerapkan penggunaan kata depan yang tepat, membedakan penggunaan huruf kapital yang benar dan salah, juga memahami pembentukan akronim dan singkatan yang mirip, namun tidak sama. “Kalau akronim kayak Posyandu. Kalau singkatan kayak SD sama SMP,” tutur Nova Jayanti Mandasari setelah mengisi pertanyaan-pertanyaan evaluasi.
Fransisca Intan Devi Anna Kolmus, mahasiswa Sastra Indonesia salah satu peserta KKN BTV 3 Universitas Jember dari Kelompok 1 melakukan Kuliah Kerja Nyata (KKN) mulai tanggal 11 Agustus sampai 9 September 2021 di Kelurahan Gombengsari, Kecamatan Kalipuro, Kabupaten Banyuwangi dengan tematik Program Literasi Desa pada Masa Pandemi COVID-19. Fransisca menerapkan program kerja (Proker) pengenalan media pembelajaran daring dan penggunaan kaidah bahasa Indonesia.
Universitas Jember menerjunkan mahasiswa KKN Back to Village 3 (BTV 3) guna melakukan pengabdian kepada masyarakat, dengan lima tematik, yaitu: Program Pemberdayaan Wirausaha Masyarakat Terdampak COVID-19; Program Inovasi Teknologi/Informasi dalam Penanganan COVID-19; Program Pemberdayaan Bumdes/Jaring Pengaman Desa Penanganan COVID-19; Program Literasi Desa pada Masa Pandemi COVID-19; dan Program Penanganan Stunting dan Aki Akb. Ribuan mahasiswa peserta KKN BTV 3 Universitas Jember terjun ke lokasi KKN di desa masing-masing untuk mengabdikan diri kepada masyarakat di sekiranya.
Perencanaan program kerja KKN digali melalui observasi dengan wawancara kepada dua orang sasaran siswa kelas 5 SD yang bernama Dewi Andini dan Nova Jayanti Mandasari. Dari wawancara diketahui bahwa sejak diterapkan sekolah dari rumah atau SFH (Study from Home) yang berbasis daring membuat para sasaran yang masih duduk di bangku sekolah dasar mengalami kesulitan dalam memahami materi dan mengerjakan tugas, sehingga acap kali meminta bantuan orang tua dalam hal mengerjakan tugas. Mereka juga mengaku lebih banyak menggunakan gawai untuk bermain daripada untuk mencari penunjang pembelajaran. Mengapa demikian, karena mereka masih belum mengetahui situs-situs dan media apa saja yang dapat digunakan untuk membantu menunjang pembelajaran daring.
“Belum tahu. Kalau ada PR (tugas rumah) minta bantuan orang tua,” tutur salah satu sasaran, Dewi Andini, yang duduk di bangku sekolah dasar kelas 5 di SDN 2 Gombengsari. Tidak hanya Dewi Andini, Nova Jayanti Mandasari mengeluhkan hal serupa mengenai kesulitan memahami materi dan mengerjakan tugas yang diberikan, sehingga membutuhkan bantuan orang tua.
Melihat adanya permasalahan tersebut, mahasiswa KKN BTV 3 Universitas Jember Kelompok 01 merancang program kerja mengenalkan media-media pembelajaran atraktif dan menarik yang dapat membantu para sasaran untuk mendapatkan penunjang pembelajaran, di antaranya adalah Zenius, Quipper, dan rumahbelajar.id. Tidak hanya mengenalkan media-media pembelajaran daring, mahasiswa KKN BTV 3 Universitas Jember juga merancang program kerja mengenalkan penggunaan kaidah bahasa Indonesia meliputi penggunaan kata depan, penggunaan huruf kapital, dan pembentukan akronim dan singkatan sebagai pengisi waktu luang guna mengurangi intensitas bermain game dan menumbuhkan kecintaan terhadap bahasa Indonesia sebagai bahasa nasional masyarakat Indonesia. Mahasiswa KKN BTV 3 Universitas Jember kelompok 01 juga merancang program kerja akhir berupa penyusunan buku saku berbentuk booklet yang berisi materi penggunaan kaidah bahasa Indonesia yang disertai dengan cerita-cerita pendek anak sebagai upaya meningkatkan minat literasi anak.
Pendampingan pertama dilakukan pada Jumat (20/08/2021) pada pukul 09.00 WIB secara tatap muka dengan judul “Pengenalan Media Pembelajaran Daring Zenius dan Penggunaan Kata Depan”. Kelas ini diadakan dengan tujuan memberikan informasi mengenai media pembelajaran Zenius yang dapat digunakan sebagai penunjang pembelajaran dari rumah yang dapat diakses kapan saja dan di mana saja, juga memberikan pengetahuan tambahan mengenai penggunaan kata depan dalam bahasa Indonesia. Dengan mengenalkan media pembelajaram Zenius, maka juga akan membuat peserta didik sasaran lebih mudah mendapatkan penunjang pembelajaran daring dan dengan mengenalkan penggunaan kata depan dalam bahasa Indonesia yang benar, maka akan membantu penggunaan bahasa Indonesia yang efektif ke depannya.
Pendampingan kedua masih dilakukan pada minggu kedua masa KKN pada hari Minggu (22/08/2021) dengan judul “Pengenalan Media Pembelajaran Quipper dan Penggunaan Huruf Kapital” secara tatap muka pukul 09.00 WIB. Pendampingan dilakukan selama satu jam dari pukul 09.00 WIB, hingga 10.00 WIB. Setelah pemaparan materi, sasaran melakukan pengaplikasikan menggunakan laptop, sehingga mampu menerapkan dan mengenal media pembelajaran Quipper secara mandiri setelah mendapatkan pendampingan. Peserta didik sasaran juga belajar mengenali penggunaan huruf kapital di dalam novel Perpustakaan Ajaib Bibbi Bokken karya Jostein Gaarder dan Klaus Hagerup sebagai bentuk penerapan dan pemahaman terhadap materi penggunaan huruf kapital yang telah diberikan.
Pendampingan ketiga berjudul “Rumahbelajar.id dan Pembentukan Akronim, serta Singkatan” dilakukan di minggu ketiga pada hari Minggu (29/08/2021) pukul 09.00 WIB. Pendampingan dilakukan secara tatap muka dengan mematuhi protokol kesehatan. Selama kelas, peserta didik sasaran terlihat menunjukkan ketertarikannya terdapat fitur Sumber Belajar karena menyajikan berbagai macam video pembelajaran atraktif yang disertai dengan ilustrasi-ilustrasi menarik, serta fifur Wahana Jelajah Angkasa.
Program kerja keempat yang dilakukan adalah mengulas kembali materi-materi yang telah diajarkan dan membagikan buku saku yang disusun oleh penulis sebagai mahasiswa KKN BTV 3 UNEJ. Pada minggu ini, materi-materi yang telah disampaikan diulas kembali untuk mengingat kembali walaupun setelah materi telah dipraktekkan dengan tujuan peserta didik sasaran tetap mengingat materi-materi yang telah diajarkan. Penulis juga membagikan sebuah buku saku untuk kedua peserta didik sasaran berisi materi-materi penggunaan kata depan, penggunaan huruf kapital, dan pembentukan akronim dan singkatan. Buku saku tersebut disusun sendiri oleh penulis sebagai mahasiswa KKN BTV 3 UNEJ dengan meringkas materi-materi kebahasaan yang telah diajarkan menjadi sesederhana mungkin dengan ilustrasi-ilustrasi menarik yang mampu menarik minat baca anak-anak. Tidak hanya berisi materi-materi kebahasaan yang telah diajarkan, dalam buku saku tersebut juga terdapat tabel-tabel untuk menulis aktivitas harian, kolom daftar pelajaran, dan cerpen-cerpen yang dapat dibaca setelah peserta didik sasaran membaca materi-materi yang terdapat dalam buku saku tersebut.
Selain dilakukan pengulasan kembali dan membagikan buku saku, penulis juga melakukan evaluasi dengan mengukur tingkat kemampuan peserta didik sasaran dalam mengenali penggunaan kata depan, huruf kapital, dan akronim-singkatan yang benar dengan memberikan beberapa soal sederhana yang dapat dijawab oleh kedua peserta didik.
Penyusunan dan penulisan isi buku dilakukan setiap kali setelah selesai memberikan bimbingan dan pendampingan. Buku ini disusun dengan menggunakan perangkat lunak Microsoft Word dengan ukuran kertas statement yang memiliki ukuran 13,97 cm x 21,59 cm. Untuk desain sampul, penulis menggunakan website Canva yang memiliki berbagai macam template sampul buku yang dapat digunakan sesuai keinginan dengan menyesuaikan jenis font yang digunakan. Ilustrasi-ilustrasi dalam gambar yang digunakan oleh penulis berasal dari aplikasi Pinterest, yang mana merupakan sebuah aplikasi untuk mengunduh gambar-gambar dengan kualitas yang bagus. Setelah buku disusun dan akan dicetak, penulis mengubah format dokumen dari Words menjadi PDF, sehingga apabila dokumen tersebut dibuka dengan media laptop yang berbeda jenis Microsoft Word-nya, dokumen buku yang telah disusun beserta ilustrasinya tetap dapat tertata rapi, sebab penulis menggunakan Microsoft Word 2013 dan berpotensi membuat dokumen menjadi tidak tertata apabila dibuka dengan menggunakan Microsoft Word versi yang lain.
Berdasarkan hasil evaluasi, kedua peserta didik sasaran telah mampu menerapkan penggunaan kata depan yang tepat, membedakan penggunaan huruf kapital yang benar dan salah, juga memahami pembentukan akronim dan singkatan yang mirip, namun tidak sama. “Kalau akronim kayak Posyandu. Kalau singkatan kayak SD sama SMP,” tutur Nova Jayanti Mandasari setelah mengisi pertanyaan-pertanyaan evaluasi.
Fransisca Intan Devi Anna Kolmus, mahasiswa Sastra Indonesia salah satu peserta KKN BTV 3 Universitas Jember dari Kelompok 1 melakukan Kuliah Kerja Nyata (KKN) mulai tanggal 11 Agustus sampai 9 September 2021 di Kelurahan Gombengsari, Kecamatan Kalipuro, Kabupaten Banyuwangi dengan tematik Program Literasi Desa pada Masa Pandemi COVID-19. Fransisca menerapkan program kerja (Proker) pengenalan media pembelajaran daring dan penggunaan kaidah bahasa Indonesia.
Universitas Jember menerjunkan mahasiswa KKN Back to Village 3 (BTV 3) guna melakukan pengabdian kepada masyarakat, dengan lima tematik, yaitu: Program Pemberdayaan Wirausaha Masyarakat Terdampak COVID-19; Program Inovasi Teknologi/Informasi dalam Penanganan COVID-19; Program Pemberdayaan Bumdes/Jaring Pengaman Desa Penanganan COVID-19; Program Literasi Desa pada Masa Pandemi COVID-19; dan Program Penanganan Stunting dan Aki Akb. Ribuan mahasiswa peserta KKN BTV 3 Universitas Jember terjun ke lokasi KKN di desa masing-masing untuk mengabdikan diri kepada masyarakat di sekiranya.
Perencanaan program kerja KKN digali melalui observasi dengan wawancara kepada dua orang sasaran siswa kelas 5 SD yang bernama Dewi Andini dan Nova Jayanti Mandasari. Dari wawancara diketahui bahwa sejak diterapkan sekolah dari rumah atau SFH (Study from Home) yang berbasis daring membuat para sasaran yang masih duduk di bangku sekolah dasar mengalami kesulitan dalam memahami materi dan mengerjakan tugas, sehingga acap kali meminta bantuan orang tua dalam hal mengerjakan tugas. Mereka juga mengaku lebih banyak menggunakan gawai untuk bermain daripada untuk mencari penunjang pembelajaran. Mengapa demikian, karena mereka masih belum mengetahui situs-situs dan media apa saja yang dapat digunakan untuk membantu menunjang pembelajaran daring.
“Belum tahu. Kalau ada PR (tugas rumah) minta bantuan orang tua,” tutur salah satu sasaran, Dewi Andini, yang duduk di bangku sekolah dasar kelas 5 di SDN 2 Gombengsari. Tidak hanya Dewi Andini, Nova Jayanti Mandasari mengeluhkan hal serupa mengenai kesulitan memahami materi dan mengerjakan tugas yang diberikan, sehingga membutuhkan bantuan orang tua.
Melihat adanya permasalahan tersebut, mahasiswa KKN BTV 3 Universitas Jember Kelompok 01 merancang program kerja mengenalkan media-media pembelajaran atraktif dan menarik yang dapat membantu para sasaran untuk mendapatkan penunjang pembelajaran, di antaranya adalah Zenius, Quipper, dan rumahbelajar.id. Tidak hanya mengenalkan media-media pembelajaran daring, mahasiswa KKN BTV 3 Universitas Jember juga merancang program kerja mengenalkan penggunaan kaidah bahasa Indonesia meliputi penggunaan kata depan, penggunaan huruf kapital, dan pembentukan akronim dan singkatan sebagai pengisi waktu luang guna mengurangi intensitas bermain game dan menumbuhkan kecintaan terhadap bahasa Indonesia sebagai bahasa nasional masyarakat Indonesia. Mahasiswa KKN BTV 3 Universitas Jember kelompok 01 juga merancang program kerja akhir berupa penyusunan buku saku berbentuk booklet yang berisi materi penggunaan kaidah bahasa Indonesia yang disertai dengan cerita-cerita pendek anak sebagai upaya meningkatkan minat literasi anak.
Pendampingan pertama dilakukan pada Jumat (20/08/2021) pada pukul 09.00 WIB secara tatap muka dengan judul “Pengenalan Media Pembelajaran Daring Zenius dan Penggunaan Kata Depan”. Kelas ini diadakan dengan tujuan memberikan informasi mengenai media pembelajaran Zenius yang dapat digunakan sebagai penunjang pembelajaran dari rumah yang dapat diakses kapan saja dan di mana saja, juga memberikan pengetahuan tambahan mengenai penggunaan kata depan dalam bahasa Indonesia. Dengan mengenalkan media pembelajaram Zenius, maka juga akan membuat peserta didik sasaran lebih mudah mendapatkan penunjang pembelajaran daring dan dengan mengenalkan penggunaan kata depan dalam bahasa Indonesia yang benar, maka akan membantu penggunaan bahasa Indonesia yang efektif ke depannya.
Pendampingan kedua masih dilakukan pada minggu kedua masa KKN pada hari Minggu (22/08/2021) dengan judul “Pengenalan Media Pembelajaran Quipper dan Penggunaan Huruf Kapital” secara tatap muka pukul 09.00 WIB. Pendampingan dilakukan selama satu jam dari pukul 09.00 WIB, hingga 10.00 WIB. Setelah pemaparan materi, sasaran melakukan pengaplikasikan menggunakan laptop, sehingga mampu menerapkan dan mengenal media pembelajaran Quipper secara mandiri setelah mendapatkan pendampingan. Peserta didik sasaran juga belajar mengenali penggunaan huruf kapital di dalam novel Perpustakaan Ajaib Bibbi Bokken karya Jostein Gaarder dan Klaus Hagerup sebagai bentuk penerapan dan pemahaman terhadap materi penggunaan huruf kapital yang telah diberikan.
Pendampingan ketiga berjudul “Rumahbelajar.id dan Pembentukan Akronim, serta Singkatan” dilakukan di minggu ketiga pada hari Minggu (29/08/2021) pukul 09.00 WIB. Pendampingan dilakukan secara tatap muka dengan mematuhi protokol kesehatan. Selama kelas, peserta didik sasaran terlihat menunjukkan ketertarikannya terdapat fitur Sumber Belajar karena menyajikan berbagai macam video pembelajaran atraktif yang disertai dengan ilustrasi-ilustrasi menarik, serta fifur Wahana Jelajah Angkasa.
Program kerja keempat yang dilakukan adalah mengulas kembali materi-materi yang telah diajarkan dan membagikan buku saku yang disusun oleh penulis sebagai mahasiswa KKN BTV 3 UNEJ. Pada minggu ini, materi-materi yang telah disampaikan diulas kembali untuk mengingat kembali walaupun setelah materi telah dipraktekkan dengan tujuan peserta didik sasaran tetap mengingat materi-materi yang telah diajarkan. Penulis juga membagikan sebuah buku saku untuk kedua peserta didik sasaran berisi materi-materi penggunaan kata depan, penggunaan huruf kapital, dan pembentukan akronim dan singkatan. Buku saku tersebut disusun sendiri oleh penulis sebagai mahasiswa KKN BTV 3 UNEJ dengan meringkas materi-materi kebahasaan yang telah diajarkan menjadi sesederhana mungkin dengan ilustrasi-ilustrasi menarik yang mampu menarik minat baca anak-anak. Tidak hanya berisi materi-materi kebahasaan yang telah diajarkan, dalam buku saku tersebut juga terdapat tabel-tabel untuk menulis aktivitas harian, kolom daftar pelajaran, dan cerpen-cerpen yang dapat dibaca setelah peserta didik sasaran membaca materi-materi yang terdapat dalam buku saku tersebut.
Selain dilakukan pengulasan kembali dan membagikan buku saku, penulis juga melakukan evaluasi dengan mengukur tingkat kemampuan peserta didik sasaran dalam mengenali penggunaan kata depan, huruf kapital, dan akronim-singkatan yang benar dengan memberikan beberapa soal sederhana yang dapat dijawab oleh kedua peserta didik.
Penyusunan dan penulisan isi buku dilakukan setiap kali setelah selesai memberikan bimbingan dan pendampingan. Buku ini disusun dengan menggunakan perangkat lunak Microsoft Word dengan ukuran kertas statement yang memiliki ukuran 13,97 cm x 21,59 cm. Untuk desain sampul, penulis menggunakan website Canva yang memiliki berbagai macam template sampul buku yang dapat digunakan sesuai keinginan dengan menyesuaikan jenis font yang digunakan. Ilustrasi-ilustrasi dalam gambar yang digunakan oleh penulis berasal dari aplikasi Pinterest, yang mana merupakan sebuah aplikasi untuk mengunduh gambar-gambar dengan kualitas yang bagus. Setelah buku disusun dan akan dicetak, penulis mengubah format dokumen dari Words menjadi PDF, sehingga apabila dokumen tersebut dibuka dengan media laptop yang berbeda jenis Microsoft Word-nya, dokumen buku yang telah disusun beserta ilustrasinya tetap dapat tertata rapi, sebab penulis menggunakan Microsoft Word 2013 dan berpotensi membuat dokumen menjadi tidak tertata apabila dibuka dengan menggunakan Microsoft Word versi yang lain.
Berdasarkan hasil evaluasi, kedua peserta didik sasaran telah mampu menerapkan penggunaan kata depan yang tepat, membedakan penggunaan huruf kapital yang benar dan salah, juga memahami pembentukan akronim dan singkatan yang mirip, namun tidak sama. “Kalau akronim kayak Posyandu. Kalau singkatan kayak SD sama SMP,” tutur Nova Jayanti Mandasari setelah mengisi pertanyaan-pertanyaan evaluasi.
Fransisca Intan Devi Anna Kolmus, mahasiswa Sastra Indonesia salah satu peserta KKN BTV 3 Universitas Jember dari Kelompok 1 melakukan Kuliah Kerja Nyata (KKN) mulai tanggal 11 Agustus sampai 9 September 2021 di Kelurahan Gombengsari, Kecamatan Kalipuro, Kabupaten Banyuwangi dengan tematik Program Literasi Desa pada Masa Pandemi COVID-19. Fransisca menerapkan program kerja (Proker) pengenalan media pembelajaran daring dan penggunaan kaidah bahasa Indonesia.
Universitas Jember menerjunkan mahasiswa KKN Back to Village 3 (BTV 3) guna melakukan pengabdian kepada masyarakat, dengan lima tematik, yaitu: Program Pemberdayaan Wirausaha Masyarakat Terdampak COVID-19; Program Inovasi Teknologi/Informasi dalam Penanganan COVID-19; Program Pemberdayaan Bumdes/Jaring Pengaman Desa Penanganan COVID-19; Program Literasi Desa pada Masa Pandemi COVID-19; dan Program Penanganan Stunting dan Aki Akb. Ribuan mahasiswa peserta KKN BTV 3 Universitas Jember terjun ke lokasi KKN di desa masing-masing untuk mengabdikan diri kepada masyarakat di sekiranya.
Perencanaan program kerja KKN digali melalui observasi dengan wawancara kepada dua orang sasaran siswa kelas 5 SD yang bernama Dewi Andini dan Nova Jayanti Mandasari. Dari wawancara diketahui bahwa sejak diterapkan sekolah dari rumah atau SFH (Study from Home) yang berbasis daring membuat para sasaran yang masih duduk di bangku sekolah dasar mengalami kesulitan dalam memahami materi dan mengerjakan tugas, sehingga acap kali meminta bantuan orang tua dalam hal mengerjakan tugas. Mereka juga mengaku lebih banyak menggunakan gawai untuk bermain daripada untuk mencari penunjang pembelajaran. Mengapa demikian, karena mereka masih belum mengetahui situs-situs dan media apa saja yang dapat digunakan untuk membantu menunjang pembelajaran daring.
“Belum tahu. Kalau ada PR (tugas rumah) minta bantuan orang tua,” tutur salah satu sasaran, Dewi Andini, yang duduk di bangku sekolah dasar kelas 5 di SDN 2 Gombengsari. Tidak hanya Dewi Andini, Nova Jayanti Mandasari mengeluhkan hal serupa mengenai kesulitan memahami materi dan mengerjakan tugas yang diberikan, sehingga membutuhkan bantuan orang tua.
Melihat adanya permasalahan tersebut, mahasiswa KKN BTV 3 Universitas Jember Kelompok 01 merancang program kerja mengenalkan media-media pembelajaran atraktif dan menarik yang dapat membantu para sasaran untuk mendapatkan penunjang pembelajaran, di antaranya adalah Zenius, Quipper, dan rumahbelajar.id. Tidak hanya mengenalkan media-media pembelajaran daring, mahasiswa KKN BTV 3 Universitas Jember juga merancang program kerja mengenalkan penggunaan kaidah bahasa Indonesia meliputi penggunaan kata depan, penggunaan huruf kapital, dan pembentukan akronim dan singkatan sebagai pengisi waktu luang guna mengurangi intensitas bermain game dan menumbuhkan kecintaan terhadap bahasa Indonesia sebagai bahasa nasional masyarakat Indonesia. Mahasiswa KKN BTV 3 Universitas Jember kelompok 01 juga merancang program kerja akhir berupa penyusunan buku saku berbentuk booklet yang berisi materi penggunaan kaidah bahasa Indonesia yang disertai dengan cerita-cerita pendek anak sebagai upaya meningkatkan minat literasi anak.
Pendampingan pertama dilakukan pada Jumat (20/08/2021) pada pukul 09.00 WIB secara tatap muka dengan judul “Pengenalan Media Pembelajaran Daring Zenius dan Penggunaan Kata Depan”. Kelas ini diadakan dengan tujuan memberikan informasi mengenai media pembelajaran Zenius yang dapat digunakan sebagai penunjang pembelajaran dari rumah yang dapat diakses kapan saja dan di mana saja, juga memberikan pengetahuan tambahan mengenai penggunaan kata depan dalam bahasa Indonesia. Dengan mengenalkan media pembelajaram Zenius, maka juga akan membuat peserta didik sasaran lebih mudah mendapatkan penunjang pembelajaran daring dan dengan mengenalkan penggunaan kata depan dalam bahasa Indonesia yang benar, maka akan membantu penggunaan bahasa Indonesia yang efektif ke depannya.
Pendampingan kedua masih dilakukan pada minggu kedua masa KKN pada hari Minggu (22/08/2021) dengan judul “Pengenalan Media Pembelajaran Quipper dan Penggunaan Huruf Kapital” secara tatap muka pukul 09.00 WIB. Pendampingan dilakukan selama satu jam dari pukul 09.00 WIB, hingga 10.00 WIB. Setelah pemaparan materi, sasaran melakukan pengaplikasikan menggunakan laptop, sehingga mampu menerapkan dan mengenal media pembelajaran Quipper secara mandiri setelah mendapatkan pendampingan. Peserta didik sasaran juga belajar mengenali penggunaan huruf kapital di dalam novel Perpustakaan Ajaib Bibbi Bokken karya Jostein Gaarder dan Klaus Hagerup sebagai bentuk penerapan dan pemahaman terhadap materi penggunaan huruf kapital yang telah diberikan.
Pendampingan ketiga berjudul “Rumahbelajar.id dan Pembentukan Akronim, serta Singkatan” dilakukan di minggu ketiga pada hari Minggu (29/08/2021) pukul 09.00 WIB. Pendampingan dilakukan secara tatap muka dengan mematuhi protokol kesehatan. Selama kelas, peserta didik sasaran terlihat menunjukkan ketertarikannya terdapat fitur Sumber Belajar karena menyajikan berbagai macam video pembelajaran atraktif yang disertai dengan ilustrasi-ilustrasi menarik, serta fifur Wahana Jelajah Angkasa.
Program kerja keempat yang dilakukan adalah mengulas kembali materi-materi yang telah diajarkan dan membagikan buku saku yang disusun oleh penulis sebagai mahasiswa KKN BTV 3 UNEJ. Pada minggu ini, materi-materi yang telah disampaikan diulas kembali untuk mengingat kembali walaupun setelah materi telah dipraktekkan dengan tujuan peserta didik sasaran tetap mengingat materi-materi yang telah diajarkan. Penulis juga membagikan sebuah buku saku untuk kedua peserta didik sasaran berisi materi-materi penggunaan kata depan, penggunaan huruf kapital, dan pembentukan akronim dan singkatan. Buku saku tersebut disusun sendiri oleh penulis sebagai mahasiswa KKN BTV 3 UNEJ dengan meringkas materi-materi kebahasaan yang telah diajarkan menjadi sesederhana mungkin dengan ilustrasi-ilustrasi menarik yang mampu menarik minat baca anak-anak. Tidak hanya berisi materi-materi kebahasaan yang telah diajarkan, dalam buku saku tersebut juga terdapat tabel-tabel untuk menulis aktivitas harian, kolom daftar pelajaran, dan cerpen-cerpen yang dapat dibaca setelah peserta didik sasaran membaca materi-materi yang terdapat dalam buku saku tersebut.
Selain dilakukan pengulasan kembali dan membagikan buku saku, penulis juga melakukan evaluasi dengan mengukur tingkat kemampuan peserta didik sasaran dalam mengenali penggunaan kata depan, huruf kapital, dan akronim-singkatan yang benar dengan memberikan beberapa soal sederhana yang dapat dijawab oleh kedua peserta didik.
Penyusunan dan penulisan isi buku dilakukan setiap kali setelah selesai memberikan bimbingan dan pendampingan. Buku ini disusun dengan menggunakan perangkat lunak Microsoft Word dengan ukuran kertas statement yang memiliki ukuran 13,97 cm x 21,59 cm. Untuk desain sampul, penulis menggunakan website Canva yang memiliki berbagai macam template sampul buku yang dapat digunakan sesuai keinginan dengan menyesuaikan jenis font yang digunakan. Ilustrasi-ilustrasi dalam gambar yang digunakan oleh penulis berasal dari aplikasi Pinterest, yang mana merupakan sebuah aplikasi untuk mengunduh gambar-gambar dengan kualitas yang bagus. Setelah buku disusun dan akan dicetak, penulis mengubah format dokumen dari Words menjadi PDF, sehingga apabila dokumen tersebut dibuka dengan media laptop yang berbeda jenis Microsoft Word-nya, dokumen buku yang telah disusun beserta ilustrasinya tetap dapat tertata rapi, sebab penulis menggunakan Microsoft Word 2013 dan berpotensi membuat dokumen menjadi tidak tertata apabila dibuka dengan menggunakan Microsoft Word versi yang lain.
Berdasarkan hasil evaluasi, kedua peserta didik sasaran telah mampu menerapkan penggunaan kata depan yang tepat, membedakan penggunaan huruf kapital yang benar dan salah, juga memahami pembentukan akronim dan singkatan yang mirip, namun tidak sama. “Kalau akronim kayak Posyandu. Kalau singkatan kayak SD sama SMP,” tutur Nova Jayanti Mandasari setelah mengisi pertanyaan-pertanyaan evaluasi.
[:]
[:de]Fransisca Intan Devi Anna Kolmus, mahasiswa Sastra Indonesia salah satu peserta KKN BTV 3 Universitas Jember dari Kelompok 1 melakukan Kuliah Kerja Nyata (KKN) mulai tanggal 11 Agustus sampai 9 September 2021 di Kelurahan Gombengsari, Kecamatan Kalipuro, Kabupaten Banyuwangi dengan tematik Program Literasi Desa pada Masa Pandemi COVID-19. Fransisca menerapkan program kerja (Proker) pengenalan media pembelajaran daring dan penggunaan kaidah bahasa Indonesia.
Universitas Jember menerjunkan mahasiswa KKN Back to Village 3 (BTV 3) guna melakukan pengabdian kepada masyarakat, dengan lima tematik, yaitu: Program Pemberdayaan Wirausaha Masyarakat Terdampak COVID-19; Program Inovasi Teknologi/Informasi dalam Penanganan COVID-19; Program Pemberdayaan Bumdes/Jaring Pengaman Desa Penanganan COVID-19; Program Literasi Desa pada Masa Pandemi COVID-19; dan Program Penanganan Stunting dan Aki Akb. Ribuan mahasiswa peserta KKN BTV 3 Universitas Jember terjun ke lokasi KKN di desa masing-masing untuk mengabdikan diri kepada masyarakat di sekiranya.
Perencanaan program kerja KKN digali melalui observasi dengan wawancara kepada dua orang sasaran siswa kelas 5 SD yang bernama Dewi Andini dan Nova Jayanti Mandasari. Dari wawancara diketahui bahwa sejak diterapkan sekolah dari rumah atau SFH (Study from Home) yang berbasis daring membuat para sasaran yang masih duduk di bangku sekolah dasar mengalami kesulitan dalam memahami materi dan mengerjakan tugas, sehingga acap kali meminta bantuan orang tua dalam hal mengerjakan tugas. Mereka juga mengaku lebih banyak menggunakan gawai untuk bermain daripada untuk mencari penunjang pembelajaran. Mengapa demikian, karena mereka masih belum mengetahui situs-situs dan media apa saja yang dapat digunakan untuk membantu menunjang pembelajaran daring.
“Belum tahu. Kalau ada PR (tugas rumah) minta bantuan orang tua,” tutur salah satu sasaran, Dewi Andini, yang duduk di bangku sekolah dasar kelas 5 di SDN 2 Gombengsari. Tidak hanya Dewi Andini, Nova Jayanti Mandasari mengeluhkan hal serupa mengenai kesulitan memahami materi dan mengerjakan tugas yang diberikan, sehingga membutuhkan bantuan orang tua.
Melihat adanya permasalahan tersebut, mahasiswa KKN BTV 3 Universitas Jember Kelompok 01 merancang program kerja mengenalkan media-media pembelajaran atraktif dan menarik yang dapat membantu para sasaran untuk mendapatkan penunjang pembelajaran, di antaranya adalah Zenius, Quipper, dan rumahbelajar.id. Tidak hanya mengenalkan media-media pembelajaran daring, mahasiswa KKN BTV 3 Universitas Jember juga merancang program kerja mengenalkan penggunaan kaidah bahasa Indonesia meliputi penggunaan kata depan, penggunaan huruf kapital, dan pembentukan akronim dan singkatan sebagai pengisi waktu luang guna mengurangi intensitas bermain game dan menumbuhkan kecintaan terhadap bahasa Indonesia sebagai bahasa nasional masyarakat Indonesia. Mahasiswa KKN BTV 3 Universitas Jember kelompok 01 juga merancang program kerja akhir berupa penyusunan buku saku berbentuk booklet yang berisi materi penggunaan kaidah bahasa Indonesia yang disertai dengan cerita-cerita pendek anak sebagai upaya meningkatkan minat literasi anak.
Pendampingan pertama dilakukan pada Jumat (20/08/2021) pada pukul 09.00 WIB secara tatap muka dengan judul “Pengenalan Media Pembelajaran Daring Zenius dan Penggunaan Kata Depan”. Kelas ini diadakan dengan tujuan memberikan informasi mengenai media pembelajaran Zenius yang dapat digunakan sebagai penunjang pembelajaran dari rumah yang dapat diakses kapan saja dan di mana saja, juga memberikan pengetahuan tambahan mengenai penggunaan kata depan dalam bahasa Indonesia. Dengan mengenalkan media pembelajaram Zenius, maka juga akan membuat peserta didik sasaran lebih mudah mendapatkan penunjang pembelajaran daring dan dengan mengenalkan penggunaan kata depan dalam bahasa Indonesia yang benar, maka akan membantu penggunaan bahasa Indonesia yang efektif ke depannya.
Pendampingan kedua masih dilakukan pada minggu kedua masa KKN pada hari Minggu (22/08/2021) dengan judul “Pengenalan Media Pembelajaran Quipper dan Penggunaan Huruf Kapital” secara tatap muka pukul 09.00 WIB. Pendampingan dilakukan selama satu jam dari pukul 09.00 WIB, hingga 10.00 WIB. Setelah pemaparan materi, sasaran melakukan pengaplikasikan menggunakan laptop, sehingga mampu menerapkan dan mengenal media pembelajaran Quipper secara mandiri setelah mendapatkan pendampingan. Peserta didik sasaran juga belajar mengenali penggunaan huruf kapital di dalam novel Perpustakaan Ajaib Bibbi Bokken karya Jostein Gaarder dan Klaus Hagerup sebagai bentuk penerapan dan pemahaman terhadap materi penggunaan huruf kapital yang telah diberikan.
Pendampingan ketiga berjudul “Rumahbelajar.id dan Pembentukan Akronim, serta Singkatan” dilakukan di minggu ketiga pada hari Minggu (29/08/2021) pukul 09.00 WIB. Pendampingan dilakukan secara tatap muka dengan mematuhi protokol kesehatan. Selama kelas, peserta didik sasaran terlihat menunjukkan ketertarikannya terdapat fitur Sumber Belajar karena menyajikan berbagai macam video pembelajaran atraktif yang disertai dengan ilustrasi-ilustrasi menarik, serta fifur Wahana Jelajah Angkasa.
Program kerja keempat yang dilakukan adalah mengulas kembali materi-materi yang telah diajarkan dan membagikan buku saku yang disusun oleh penulis sebagai mahasiswa KKN BTV 3 UNEJ. Pada minggu ini, materi-materi yang telah disampaikan diulas kembali untuk mengingat kembali walaupun setelah materi telah dipraktekkan dengan tujuan peserta didik sasaran tetap mengingat materi-materi yang telah diajarkan. Penulis juga membagikan sebuah buku saku untuk kedua peserta didik sasaran berisi materi-materi penggunaan kata depan, penggunaan huruf kapital, dan pembentukan akronim dan singkatan. Buku saku tersebut disusun sendiri oleh penulis sebagai mahasiswa KKN BTV 3 UNEJ dengan meringkas materi-materi kebahasaan yang telah diajarkan menjadi sesederhana mungkin dengan ilustrasi-ilustrasi menarik yang mampu menarik minat baca anak-anak. Tidak hanya berisi materi-materi kebahasaan yang telah diajarkan, dalam buku saku tersebut juga terdapat tabel-tabel untuk menulis aktivitas harian, kolom daftar pelajaran, dan cerpen-cerpen yang dapat dibaca setelah peserta didik sasaran membaca materi-materi yang terdapat dalam buku saku tersebut.
Selain dilakukan pengulasan kembali dan membagikan buku saku, penulis juga melakukan evaluasi dengan mengukur tingkat kemampuan peserta didik sasaran dalam mengenali penggunaan kata depan, huruf kapital, dan akronim-singkatan yang benar dengan memberikan beberapa soal sederhana yang dapat dijawab oleh kedua peserta didik.
Penyusunan dan penulisan isi buku dilakukan setiap kali setelah selesai memberikan bimbingan dan pendampingan. Buku ini disusun dengan menggunakan perangkat lunak Microsoft Word dengan ukuran kertas statement yang memiliki ukuran 13,97 cm x 21,59 cm. Untuk desain sampul, penulis menggunakan website Canva yang memiliki berbagai macam template sampul buku yang dapat digunakan sesuai keinginan dengan menyesuaikan jenis font yang digunakan. Ilustrasi-ilustrasi dalam gambar yang digunakan oleh penulis berasal dari aplikasi Pinterest, yang mana merupakan sebuah aplikasi untuk mengunduh gambar-gambar dengan kualitas yang bagus. Setelah buku disusun dan akan dicetak, penulis mengubah format dokumen dari Words menjadi PDF, sehingga apabila dokumen tersebut dibuka dengan media laptop yang berbeda jenis Microsoft Word-nya, dokumen buku yang telah disusun beserta ilustrasinya tetap dapat tertata rapi, sebab penulis menggunakan Microsoft Word 2013 dan berpotensi membuat dokumen menjadi tidak tertata apabila dibuka dengan menggunakan Microsoft Word versi yang lain.
Berdasarkan hasil evaluasi, kedua peserta didik sasaran telah mampu menerapkan penggunaan kata depan yang tepat, membedakan penggunaan huruf kapital yang benar dan salah, juga memahami pembentukan akronim dan singkatan yang mirip, namun tidak sama. “Kalau akronim kayak Posyandu. Kalau singkatan kayak SD sama SMP,” tutur Nova Jayanti Mandasari setelah mengisi pertanyaan-pertanyaan evaluasi.
Fransisca Intan Devi Anna Kolmus, mahasiswa Sastra Indonesia salah satu peserta KKN BTV 3 Universitas Jember dari Kelompok 1 melakukan Kuliah Kerja Nyata (KKN) mulai tanggal 11 Agustus sampai 9 September 2021 di Kelurahan Gombengsari, Kecamatan Kalipuro, Kabupaten Banyuwangi dengan tematik Program Literasi Desa pada Masa Pandemi COVID-19. Fransisca menerapkan program kerja (Proker) pengenalan media pembelajaran daring dan penggunaan kaidah bahasa Indonesia.
Universitas Jember menerjunkan mahasiswa KKN Back to Village 3 (BTV 3) guna melakukan pengabdian kepada masyarakat, dengan lima tematik, yaitu: Program Pemberdayaan Wirausaha Masyarakat Terdampak COVID-19; Program Inovasi Teknologi/Informasi dalam Penanganan COVID-19; Program Pemberdayaan Bumdes/Jaring Pengaman Desa Penanganan COVID-19; Program Literasi Desa pada Masa Pandemi COVID-19; dan Program Penanganan Stunting dan Aki Akb. Ribuan mahasiswa peserta KKN BTV 3 Universitas Jember terjun ke lokasi KKN di desa masing-masing untuk mengabdikan diri kepada masyarakat di sekiranya.
Perencanaan program kerja KKN digali melalui observasi dengan wawancara kepada dua orang sasaran siswa kelas 5 SD yang bernama Dewi Andini dan Nova Jayanti Mandasari. Dari wawancara diketahui bahwa sejak diterapkan sekolah dari rumah atau SFH (Study from Home) yang berbasis daring membuat para sasaran yang masih duduk di bangku sekolah dasar mengalami kesulitan dalam memahami materi dan mengerjakan tugas, sehingga acap kali meminta bantuan orang tua dalam hal mengerjakan tugas. Mereka juga mengaku lebih banyak menggunakan gawai untuk bermain daripada untuk mencari penunjang pembelajaran. Mengapa demikian, karena mereka masih belum mengetahui situs-situs dan media apa saja yang dapat digunakan untuk membantu menunjang pembelajaran daring.
“Belum tahu. Kalau ada PR (tugas rumah) minta bantuan orang tua,” tutur salah satu sasaran, Dewi Andini, yang duduk di bangku sekolah dasar kelas 5 di SDN 2 Gombengsari. Tidak hanya Dewi Andini, Nova Jayanti Mandasari mengeluhkan hal serupa mengenai kesulitan memahami materi dan mengerjakan tugas yang diberikan, sehingga membutuhkan bantuan orang tua.
Melihat adanya permasalahan tersebut, mahasiswa KKN BTV 3 Universitas Jember Kelompok 01 merancang program kerja mengenalkan media-media pembelajaran atraktif dan menarik yang dapat membantu para sasaran untuk mendapatkan penunjang pembelajaran, di antaranya adalah Zenius, Quipper, dan rumahbelajar.id. Tidak hanya mengenalkan media-media pembelajaran daring, mahasiswa KKN BTV 3 Universitas Jember juga merancang program kerja mengenalkan penggunaan kaidah bahasa Indonesia meliputi penggunaan kata depan, penggunaan huruf kapital, dan pembentukan akronim dan singkatan sebagai pengisi waktu luang guna mengurangi intensitas bermain game dan menumbuhkan kecintaan terhadap bahasa Indonesia sebagai bahasa nasional masyarakat Indonesia. Mahasiswa KKN BTV 3 Universitas Jember kelompok 01 juga merancang program kerja akhir berupa penyusunan buku saku berbentuk booklet yang berisi materi penggunaan kaidah bahasa Indonesia yang disertai dengan cerita-cerita pendek anak sebagai upaya meningkatkan minat literasi anak.
Pendampingan pertama dilakukan pada Jumat (20/08/2021) pada pukul 09.00 WIB secara tatap muka dengan judul “Pengenalan Media Pembelajaran Daring Zenius dan Penggunaan Kata Depan”. Kelas ini diadakan dengan tujuan memberikan informasi mengenai media pembelajaran Zenius yang dapat digunakan sebagai penunjang pembelajaran dari rumah yang dapat diakses kapan saja dan di mana saja, juga memberikan pengetahuan tambahan mengenai penggunaan kata depan dalam bahasa Indonesia. Dengan mengenalkan media pembelajaram Zenius, maka juga akan membuat peserta didik sasaran lebih mudah mendapatkan penunjang pembelajaran daring dan dengan mengenalkan penggunaan kata depan dalam bahasa Indonesia yang benar, maka akan membantu penggunaan bahasa Indonesia yang efektif ke depannya.
Pendampingan kedua masih dilakukan pada minggu kedua masa KKN pada hari Minggu (22/08/2021) dengan judul “Pengenalan Media Pembelajaran Quipper dan Penggunaan Huruf Kapital” secara tatap muka pukul 09.00 WIB. Pendampingan dilakukan selama satu jam dari pukul 09.00 WIB, hingga 10.00 WIB. Setelah pemaparan materi, sasaran melakukan pengaplikasikan menggunakan laptop, sehingga mampu menerapkan dan mengenal media pembelajaran Quipper secara mandiri setelah mendapatkan pendampingan. Peserta didik sasaran juga belajar mengenali penggunaan huruf kapital di dalam novel Perpustakaan Ajaib Bibbi Bokken karya Jostein Gaarder dan Klaus Hagerup sebagai bentuk penerapan dan pemahaman terhadap materi penggunaan huruf kapital yang telah diberikan.
Pendampingan ketiga berjudul “Rumahbelajar.id dan Pembentukan Akronim, serta Singkatan” dilakukan di minggu ketiga pada hari Minggu (29/08/2021) pukul 09.00 WIB. Pendampingan dilakukan secara tatap muka dengan mematuhi protokol kesehatan. Selama kelas, peserta didik sasaran terlihat menunjukkan ketertarikannya terdapat fitur Sumber Belajar karena menyajikan berbagai macam video pembelajaran atraktif yang disertai dengan ilustrasi-ilustrasi menarik, serta fifur Wahana Jelajah Angkasa.
Program kerja keempat yang dilakukan adalah mengulas kembali materi-materi yang telah diajarkan dan membagikan buku saku yang disusun oleh penulis sebagai mahasiswa KKN BTV 3 UNEJ. Pada minggu ini, materi-materi yang telah disampaikan diulas kembali untuk mengingat kembali walaupun setelah materi telah dipraktekkan dengan tujuan peserta didik sasaran tetap mengingat materi-materi yang telah diajarkan. Penulis juga membagikan sebuah buku saku untuk kedua peserta didik sasaran berisi materi-materi penggunaan kata depan, penggunaan huruf kapital, dan pembentukan akronim dan singkatan. Buku saku tersebut disusun sendiri oleh penulis sebagai mahasiswa KKN BTV 3 UNEJ dengan meringkas materi-materi kebahasaan yang telah diajarkan menjadi sesederhana mungkin dengan ilustrasi-ilustrasi menarik yang mampu menarik minat baca anak-anak. Tidak hanya berisi materi-materi kebahasaan yang telah diajarkan, dalam buku saku tersebut juga terdapat tabel-tabel untuk menulis aktivitas harian, kolom daftar pelajaran, dan cerpen-cerpen yang dapat dibaca setelah peserta didik sasaran membaca materi-materi yang terdapat dalam buku saku tersebut.
Selain dilakukan pengulasan kembali dan membagikan buku saku, penulis juga melakukan evaluasi dengan mengukur tingkat kemampuan peserta didik sasaran dalam mengenali penggunaan kata depan, huruf kapital, dan akronim-singkatan yang benar dengan memberikan beberapa soal sederhana yang dapat dijawab oleh kedua peserta didik.
Penyusunan dan penulisan isi buku dilakukan setiap kali setelah selesai memberikan bimbingan dan pendampingan. Buku ini disusun dengan menggunakan perangkat lunak Microsoft Word dengan ukuran kertas statement yang memiliki ukuran 13,97 cm x 21,59 cm. Untuk desain sampul, penulis menggunakan website Canva yang memiliki berbagai macam template sampul buku yang dapat digunakan sesuai keinginan dengan menyesuaikan jenis font yang digunakan. Ilustrasi-ilustrasi dalam gambar yang digunakan oleh penulis berasal dari aplikasi Pinterest, yang mana merupakan sebuah aplikasi untuk mengunduh gambar-gambar dengan kualitas yang bagus. Setelah buku disusun dan akan dicetak, penulis mengubah format dokumen dari Words menjadi PDF, sehingga apabila dokumen tersebut dibuka dengan media laptop yang berbeda jenis Microsoft Word-nya, dokumen buku yang telah disusun beserta ilustrasinya tetap dapat tertata rapi, sebab penulis menggunakan Microsoft Word 2013 dan berpotensi membuat dokumen menjadi tidak tertata apabila dibuka dengan menggunakan Microsoft Word versi yang lain.
Berdasarkan hasil evaluasi, kedua peserta didik sasaran telah mampu menerapkan penggunaan kata depan yang tepat, membedakan penggunaan huruf kapital yang benar dan salah, juga memahami pembentukan akronim dan singkatan yang mirip, namun tidak sama. “Kalau akronim kayak Posyandu. Kalau singkatan kayak SD sama SMP,” tutur Nova Jayanti Mandasari setelah mengisi pertanyaan-pertanyaan evaluasi.
Fransisca Intan Devi Anna Kolmus, mahasiswa Sastra Indonesia salah satu peserta KKN BTV 3 Universitas Jember dari Kelompok 1 melakukan Kuliah Kerja Nyata (KKN) mulai tanggal 11 Agustus sampai 9 September 2021 di Kelurahan Gombengsari, Kecamatan Kalipuro, Kabupaten Banyuwangi dengan tematik Program Literasi Desa pada Masa Pandemi COVID-19. Fransisca menerapkan program kerja (Proker) pengenalan media pembelajaran daring dan penggunaan kaidah bahasa Indonesia.
Universitas Jember menerjunkan mahasiswa KKN Back to Village 3 (BTV 3) guna melakukan pengabdian kepada masyarakat, dengan lima tematik, yaitu: Program Pemberdayaan Wirausaha Masyarakat Terdampak COVID-19; Program Inovasi Teknologi/Informasi dalam Penanganan COVID-19; Program Pemberdayaan Bumdes/Jaring Pengaman Desa Penanganan COVID-19; Program Literasi Desa pada Masa Pandemi COVID-19; dan Program Penanganan Stunting dan Aki Akb. Ribuan mahasiswa peserta KKN BTV 3 Universitas Jember terjun ke lokasi KKN di desa masing-masing untuk mengabdikan diri kepada masyarakat di sekiranya.
Perencanaan program kerja KKN digali melalui observasi dengan wawancara kepada dua orang sasaran siswa kelas 5 SD yang bernama Dewi Andini dan Nova Jayanti Mandasari. Dari wawancara diketahui bahwa sejak diterapkan sekolah dari rumah atau SFH (Study from Home) yang berbasis daring membuat para sasaran yang masih duduk di bangku sekolah dasar mengalami kesulitan dalam memahami materi dan mengerjakan tugas, sehingga acap kali meminta bantuan orang tua dalam hal mengerjakan tugas. Mereka juga mengaku lebih banyak menggunakan gawai untuk bermain daripada untuk mencari penunjang pembelajaran. Mengapa demikian, karena mereka masih belum mengetahui situs-situs dan media apa saja yang dapat digunakan untuk membantu menunjang pembelajaran daring.
“Belum tahu. Kalau ada PR (tugas rumah) minta bantuan orang tua,” tutur salah satu sasaran, Dewi Andini, yang duduk di bangku sekolah dasar kelas 5 di SDN 2 Gombengsari. Tidak hanya Dewi Andini, Nova Jayanti Mandasari mengeluhkan hal serupa mengenai kesulitan memahami materi dan mengerjakan tugas yang diberikan, sehingga membutuhkan bantuan orang tua.
Melihat adanya permasalahan tersebut, mahasiswa KKN BTV 3 Universitas Jember Kelompok 01 merancang program kerja mengenalkan media-media pembelajaran atraktif dan menarik yang dapat membantu para sasaran untuk mendapatkan penunjang pembelajaran, di antaranya adalah Zenius, Quipper, dan rumahbelajar.id. Tidak hanya mengenalkan media-media pembelajaran daring, mahasiswa KKN BTV 3 Universitas Jember juga merancang program kerja mengenalkan penggunaan kaidah bahasa Indonesia meliputi penggunaan kata depan, penggunaan huruf kapital, dan pembentukan akronim dan singkatan sebagai pengisi waktu luang guna mengurangi intensitas bermain game dan menumbuhkan kecintaan terhadap bahasa Indonesia sebagai bahasa nasional masyarakat Indonesia. Mahasiswa KKN BTV 3 Universitas Jember kelompok 01 juga merancang program kerja akhir berupa penyusunan buku saku berbentuk booklet yang berisi materi penggunaan kaidah bahasa Indonesia yang disertai dengan cerita-cerita pendek anak sebagai upaya meningkatkan minat literasi anak.
Pendampingan pertama dilakukan pada Jumat (20/08/2021) pada pukul 09.00 WIB secara tatap muka dengan judul “Pengenalan Media Pembelajaran Daring Zenius dan Penggunaan Kata Depan”. Kelas ini diadakan dengan tujuan memberikan informasi mengenai media pembelajaran Zenius yang dapat digunakan sebagai penunjang pembelajaran dari rumah yang dapat diakses kapan saja dan di mana saja, juga memberikan pengetahuan tambahan mengenai penggunaan kata depan dalam bahasa Indonesia. Dengan mengenalkan media pembelajaram Zenius, maka juga akan membuat peserta didik sasaran lebih mudah mendapatkan penunjang pembelajaran daring dan dengan mengenalkan penggunaan kata depan dalam bahasa Indonesia yang benar, maka akan membantu penggunaan bahasa Indonesia yang efektif ke depannya.
Pendampingan kedua masih dilakukan pada minggu kedua masa KKN pada hari Minggu (22/08/2021) dengan judul “Pengenalan Media Pembelajaran Quipper dan Penggunaan Huruf Kapital” secara tatap muka pukul 09.00 WIB. Pendampingan dilakukan selama satu jam dari pukul 09.00 WIB, hingga 10.00 WIB. Setelah pemaparan materi, sasaran melakukan pengaplikasikan menggunakan laptop, sehingga mampu menerapkan dan mengenal media pembelajaran Quipper secara mandiri setelah mendapatkan pendampingan. Peserta didik sasaran juga belajar mengenali penggunaan huruf kapital di dalam novel Perpustakaan Ajaib Bibbi Bokken karya Jostein Gaarder dan Klaus Hagerup sebagai bentuk penerapan dan pemahaman terhadap materi penggunaan huruf kapital yang telah diberikan.
Pendampingan ketiga berjudul “Rumahbelajar.id dan Pembentukan Akronim, serta Singkatan” dilakukan di minggu ketiga pada hari Minggu (29/08/2021) pukul 09.00 WIB. Pendampingan dilakukan secara tatap muka dengan mematuhi protokol kesehatan. Selama kelas, peserta didik sasaran terlihat menunjukkan ketertarikannya terdapat fitur Sumber Belajar karena menyajikan berbagai macam video pembelajaran atraktif yang disertai dengan ilustrasi-ilustrasi menarik, serta fifur Wahana Jelajah Angkasa.
Program kerja keempat yang dilakukan adalah mengulas kembali materi-materi yang telah diajarkan dan membagikan buku saku yang disusun oleh penulis sebagai mahasiswa KKN BTV 3 UNEJ. Pada minggu ini, materi-materi yang telah disampaikan diulas kembali untuk mengingat kembali walaupun setelah materi telah dipraktekkan dengan tujuan peserta didik sasaran tetap mengingat materi-materi yang telah diajarkan. Penulis juga membagikan sebuah buku saku untuk kedua peserta didik sasaran berisi materi-materi penggunaan kata depan, penggunaan huruf kapital, dan pembentukan akronim dan singkatan. Buku saku tersebut disusun sendiri oleh penulis sebagai mahasiswa KKN BTV 3 UNEJ dengan meringkas materi-materi kebahasaan yang telah diajarkan menjadi sesederhana mungkin dengan ilustrasi-ilustrasi menarik yang mampu menarik minat baca anak-anak. Tidak hanya berisi materi-materi kebahasaan yang telah diajarkan, dalam buku saku tersebut juga terdapat tabel-tabel untuk menulis aktivitas harian, kolom daftar pelajaran, dan cerpen-cerpen yang dapat dibaca setelah peserta didik sasaran membaca materi-materi yang terdapat dalam buku saku tersebut.
Selain dilakukan pengulasan kembali dan membagikan buku saku, penulis juga melakukan evaluasi dengan mengukur tingkat kemampuan peserta didik sasaran dalam mengenali penggunaan kata depan, huruf kapital, dan akronim-singkatan yang benar dengan memberikan beberapa soal sederhana yang dapat dijawab oleh kedua peserta didik.
Penyusunan dan penulisan isi buku dilakukan setiap kali setelah selesai memberikan bimbingan dan pendampingan. Buku ini disusun dengan menggunakan perangkat lunak Microsoft Word dengan ukuran kertas statement yang memiliki ukuran 13,97 cm x 21,59 cm. Untuk desain sampul, penulis menggunakan website Canva yang memiliki berbagai macam template sampul buku yang dapat digunakan sesuai keinginan dengan menyesuaikan jenis font yang digunakan. Ilustrasi-ilustrasi dalam gambar yang digunakan oleh penulis berasal dari aplikasi Pinterest, yang mana merupakan sebuah aplikasi untuk mengunduh gambar-gambar dengan kualitas yang bagus. Setelah buku disusun dan akan dicetak, penulis mengubah format dokumen dari Words menjadi PDF, sehingga apabila dokumen tersebut dibuka dengan media laptop yang berbeda jenis Microsoft Word-nya, dokumen buku yang telah disusun beserta ilustrasinya tetap dapat tertata rapi, sebab penulis menggunakan Microsoft Word 2013 dan berpotensi membuat dokumen menjadi tidak tertata apabila dibuka dengan menggunakan Microsoft Word versi yang lain.
Berdasarkan hasil evaluasi, kedua peserta didik sasaran telah mampu menerapkan penggunaan kata depan yang tepat, membedakan penggunaan huruf kapital yang benar dan salah, juga memahami pembentukan akronim dan singkatan yang mirip, namun tidak sama. “Kalau akronim kayak Posyandu. Kalau singkatan kayak SD sama SMP,” tutur Nova Jayanti Mandasari setelah mengisi pertanyaan-pertanyaan evaluasi.
Fransisca Intan Devi Anna Kolmus, mahasiswa Sastra Indonesia salah satu peserta KKN BTV 3 Universitas Jember dari Kelompok 1 melakukan Kuliah Kerja Nyata (KKN) mulai tanggal 11 Agustus sampai 9 September 2021 di Kelurahan Gombengsari, Kecamatan Kalipuro, Kabupaten Banyuwangi dengan tematik Program Literasi Desa pada Masa Pandemi COVID-19. Fransisca menerapkan program kerja (Proker) pengenalan media pembelajaran daring dan penggunaan kaidah bahasa Indonesia.
Universitas Jember menerjunkan mahasiswa KKN Back to Village 3 (BTV 3) guna melakukan pengabdian kepada masyarakat, dengan lima tematik, yaitu: Program Pemberdayaan Wirausaha Masyarakat Terdampak COVID-19; Program Inovasi Teknologi/Informasi dalam Penanganan COVID-19; Program Pemberdayaan Bumdes/Jaring Pengaman Desa Penanganan COVID-19; Program Literasi Desa pada Masa Pandemi COVID-19; dan Program Penanganan Stunting dan Aki Akb. Ribuan mahasiswa peserta KKN BTV 3 Universitas Jember terjun ke lokasi KKN di desa masing-masing untuk mengabdikan diri kepada masyarakat di sekiranya.
Perencanaan program kerja KKN digali melalui observasi dengan wawancara kepada dua orang sasaran siswa kelas 5 SD yang bernama Dewi Andini dan Nova Jayanti Mandasari. Dari wawancara diketahui bahwa sejak diterapkan sekolah dari rumah atau SFH (Study from Home) yang berbasis daring membuat para sasaran yang masih duduk di bangku sekolah dasar mengalami kesulitan dalam memahami materi dan mengerjakan tugas, sehingga acap kali meminta bantuan orang tua dalam hal mengerjakan tugas. Mereka juga mengaku lebih banyak menggunakan gawai untuk bermain daripada untuk mencari penunjang pembelajaran. Mengapa demikian, karena mereka masih belum mengetahui situs-situs dan media apa saja yang dapat digunakan untuk membantu menunjang pembelajaran daring.
“Belum tahu. Kalau ada PR (tugas rumah) minta bantuan orang tua,” tutur salah satu sasaran, Dewi Andini, yang duduk di bangku sekolah dasar kelas 5 di SDN 2 Gombengsari. Tidak hanya Dewi Andini, Nova Jayanti Mandasari mengeluhkan hal serupa mengenai kesulitan memahami materi dan mengerjakan tugas yang diberikan, sehingga membutuhkan bantuan orang tua.
Melihat adanya permasalahan tersebut, mahasiswa KKN BTV 3 Universitas Jember Kelompok 01 merancang program kerja mengenalkan media-media pembelajaran atraktif dan menarik yang dapat membantu para sasaran untuk mendapatkan penunjang pembelajaran, di antaranya adalah Zenius, Quipper, dan rumahbelajar.id. Tidak hanya mengenalkan media-media pembelajaran daring, mahasiswa KKN BTV 3 Universitas Jember juga merancang program kerja mengenalkan penggunaan kaidah bahasa Indonesia meliputi penggunaan kata depan, penggunaan huruf kapital, dan pembentukan akronim dan singkatan sebagai pengisi waktu luang guna mengurangi intensitas bermain game dan menumbuhkan kecintaan terhadap bahasa Indonesia sebagai bahasa nasional masyarakat Indonesia. Mahasiswa KKN BTV 3 Universitas Jember kelompok 01 juga merancang program kerja akhir berupa penyusunan buku saku berbentuk booklet yang berisi materi penggunaan kaidah bahasa Indonesia yang disertai dengan cerita-cerita pendek anak sebagai upaya meningkatkan minat literasi anak.
Pendampingan pertama dilakukan pada Jumat (20/08/2021) pada pukul 09.00 WIB secara tatap muka dengan judul “Pengenalan Media Pembelajaran Daring Zenius dan Penggunaan Kata Depan”. Kelas ini diadakan dengan tujuan memberikan informasi mengenai media pembelajaran Zenius yang dapat digunakan sebagai penunjang pembelajaran dari rumah yang dapat diakses kapan saja dan di mana saja, juga memberikan pengetahuan tambahan mengenai penggunaan kata depan dalam bahasa Indonesia. Dengan mengenalkan media pembelajaram Zenius, maka juga akan membuat peserta didik sasaran lebih mudah mendapatkan penunjang pembelajaran daring dan dengan mengenalkan penggunaan kata depan dalam bahasa Indonesia yang benar, maka akan membantu penggunaan bahasa Indonesia yang efektif ke depannya.
Pendampingan kedua masih dilakukan pada minggu kedua masa KKN pada hari Minggu (22/08/2021) dengan judul “Pengenalan Media Pembelajaran Quipper dan Penggunaan Huruf Kapital” secara tatap muka pukul 09.00 WIB. Pendampingan dilakukan selama satu jam dari pukul 09.00 WIB, hingga 10.00 WIB. Setelah pemaparan materi, sasaran melakukan pengaplikasikan menggunakan laptop, sehingga mampu menerapkan dan mengenal media pembelajaran Quipper secara mandiri setelah mendapatkan pendampingan. Peserta didik sasaran juga belajar mengenali penggunaan huruf kapital di dalam novel Perpustakaan Ajaib Bibbi Bokken karya Jostein Gaarder dan Klaus Hagerup sebagai bentuk penerapan dan pemahaman terhadap materi penggunaan huruf kapital yang telah diberikan.
Pendampingan ketiga berjudul “Rumahbelajar.id dan Pembentukan Akronim, serta Singkatan” dilakukan di minggu ketiga pada hari Minggu (29/08/2021) pukul 09.00 WIB. Pendampingan dilakukan secara tatap muka dengan mematuhi protokol kesehatan. Selama kelas, peserta didik sasaran terlihat menunjukkan ketertarikannya terdapat fitur Sumber Belajar karena menyajikan berbagai macam video pembelajaran atraktif yang disertai dengan ilustrasi-ilustrasi menarik, serta fifur Wahana Jelajah Angkasa.
Program kerja keempat yang dilakukan adalah mengulas kembali materi-materi yang telah diajarkan dan membagikan buku saku yang disusun oleh penulis sebagai mahasiswa KKN BTV 3 UNEJ. Pada minggu ini, materi-materi yang telah disampaikan diulas kembali untuk mengingat kembali walaupun setelah materi telah dipraktekkan dengan tujuan peserta didik sasaran tetap mengingat materi-materi yang telah diajarkan. Penulis juga membagikan sebuah buku saku untuk kedua peserta didik sasaran berisi materi-materi penggunaan kata depan, penggunaan huruf kapital, dan pembentukan akronim dan singkatan. Buku saku tersebut disusun sendiri oleh penulis sebagai mahasiswa KKN BTV 3 UNEJ dengan meringkas materi-materi kebahasaan yang telah diajarkan menjadi sesederhana mungkin dengan ilustrasi-ilustrasi menarik yang mampu menarik minat baca anak-anak. Tidak hanya berisi materi-materi kebahasaan yang telah diajarkan, dalam buku saku tersebut juga terdapat tabel-tabel untuk menulis aktivitas harian, kolom daftar pelajaran, dan cerpen-cerpen yang dapat dibaca setelah peserta didik sasaran membaca materi-materi yang terdapat dalam buku saku tersebut.
Selain dilakukan pengulasan kembali dan membagikan buku saku, penulis juga melakukan evaluasi dengan mengukur tingkat kemampuan peserta didik sasaran dalam mengenali penggunaan kata depan, huruf kapital, dan akronim-singkatan yang benar dengan memberikan beberapa soal sederhana yang dapat dijawab oleh kedua peserta didik.
Penyusunan dan penulisan isi buku dilakukan setiap kali setelah selesai memberikan bimbingan dan pendampingan. Buku ini disusun dengan menggunakan perangkat lunak Microsoft Word dengan ukuran kertas statement yang memiliki ukuran 13,97 cm x 21,59 cm. Untuk desain sampul, penulis menggunakan website Canva yang memiliki berbagai macam template sampul buku yang dapat digunakan sesuai keinginan dengan menyesuaikan jenis font yang digunakan. Ilustrasi-ilustrasi dalam gambar yang digunakan oleh penulis berasal dari aplikasi Pinterest, yang mana merupakan sebuah aplikasi untuk mengunduh gambar-gambar dengan kualitas yang bagus. Setelah buku disusun dan akan dicetak, penulis mengubah format dokumen dari Words menjadi PDF, sehingga apabila dokumen tersebut dibuka dengan media laptop yang berbeda jenis Microsoft Word-nya, dokumen buku yang telah disusun beserta ilustrasinya tetap dapat tertata rapi, sebab penulis menggunakan Microsoft Word 2013 dan berpotensi membuat dokumen menjadi tidak tertata apabila dibuka dengan menggunakan Microsoft Word versi yang lain.
Berdasarkan hasil evaluasi, kedua peserta didik sasaran telah mampu menerapkan penggunaan kata depan yang tepat, membedakan penggunaan huruf kapital yang benar dan salah, juga memahami pembentukan akronim dan singkatan yang mirip, namun tidak sama. “Kalau akronim kayak Posyandu. Kalau singkatan kayak SD sama SMP,” tutur Nova Jayanti Mandasari setelah mengisi pertanyaan-pertanyaan evaluasi.
Fransisca Intan Devi Anna Kolmus, mahasiswa Sastra Indonesia salah satu peserta KKN BTV 3 Universitas Jember dari Kelompok 1 melakukan Kuliah Kerja Nyata (KKN) mulai tanggal 11 Agustus sampai 9 September 2021 di Kelurahan Gombengsari, Kecamatan Kalipuro, Kabupaten Banyuwangi dengan tematik Program Literasi Desa pada Masa Pandemi COVID-19. Fransisca menerapkan program kerja (Proker) pengenalan media pembelajaran daring dan penggunaan kaidah bahasa Indonesia.
Universitas Jember menerjunkan mahasiswa KKN Back to Village 3 (BTV 3) guna melakukan pengabdian kepada masyarakat, dengan lima tematik, yaitu: Program Pemberdayaan Wirausaha Masyarakat Terdampak COVID-19; Program Inovasi Teknologi/Informasi dalam Penanganan COVID-19; Program Pemberdayaan Bumdes/Jaring Pengaman Desa Penanganan COVID-19; Program Literasi Desa pada Masa Pandemi COVID-19; dan Program Penanganan Stunting dan Aki Akb. Ribuan mahasiswa peserta KKN BTV 3 Universitas Jember terjun ke lokasi KKN di desa masing-masing untuk mengabdikan diri kepada masyarakat di sekiranya.
Perencanaan program kerja KKN digali melalui observasi dengan wawancara kepada dua orang sasaran siswa kelas 5 SD yang bernama Dewi Andini dan Nova Jayanti Mandasari. Dari wawancara diketahui bahwa sejak diterapkan sekolah dari rumah atau SFH (Study from Home) yang berbasis daring membuat para sasaran yang masih duduk di bangku sekolah dasar mengalami kesulitan dalam memahami materi dan mengerjakan tugas, sehingga acap kali meminta bantuan orang tua dalam hal mengerjakan tugas. Mereka juga mengaku lebih banyak menggunakan gawai untuk bermain daripada untuk mencari penunjang pembelajaran. Mengapa demikian, karena mereka masih belum mengetahui situs-situs dan media apa saja yang dapat digunakan untuk membantu menunjang pembelajaran daring.
“Belum tahu. Kalau ada PR (tugas rumah) minta bantuan orang tua,” tutur salah satu sasaran, Dewi Andini, yang duduk di bangku sekolah dasar kelas 5 di SDN 2 Gombengsari. Tidak hanya Dewi Andini, Nova Jayanti Mandasari mengeluhkan hal serupa mengenai kesulitan memahami materi dan mengerjakan tugas yang diberikan, sehingga membutuhkan bantuan orang tua.
Melihat adanya permasalahan tersebut, mahasiswa KKN BTV 3 Universitas Jember Kelompok 01 merancang program kerja mengenalkan media-media pembelajaran atraktif dan menarik yang dapat membantu para sasaran untuk mendapatkan penunjang pembelajaran, di antaranya adalah Zenius, Quipper, dan rumahbelajar.id. Tidak hanya mengenalkan media-media pembelajaran daring, mahasiswa KKN BTV 3 Universitas Jember juga merancang program kerja mengenalkan penggunaan kaidah bahasa Indonesia meliputi penggunaan kata depan, penggunaan huruf kapital, dan pembentukan akronim dan singkatan sebagai pengisi waktu luang guna mengurangi intensitas bermain game dan menumbuhkan kecintaan terhadap bahasa Indonesia sebagai bahasa nasional masyarakat Indonesia. Mahasiswa KKN BTV 3 Universitas Jember kelompok 01 juga merancang program kerja akhir berupa penyusunan buku saku berbentuk booklet yang berisi materi penggunaan kaidah bahasa Indonesia yang disertai dengan cerita-cerita pendek anak sebagai upaya meningkatkan minat literasi anak.
Pendampingan pertama dilakukan pada Jumat (20/08/2021) pada pukul 09.00 WIB secara tatap muka dengan judul “Pengenalan Media Pembelajaran Daring Zenius dan Penggunaan Kata Depan”. Kelas ini diadakan dengan tujuan memberikan informasi mengenai media pembelajaran Zenius yang dapat digunakan sebagai penunjang pembelajaran dari rumah yang dapat diakses kapan saja dan di mana saja, juga memberikan pengetahuan tambahan mengenai penggunaan kata depan dalam bahasa Indonesia. Dengan mengenalkan media pembelajaram Zenius, maka juga akan membuat peserta didik sasaran lebih mudah mendapatkan penunjang pembelajaran daring dan dengan mengenalkan penggunaan kata depan dalam bahasa Indonesia yang benar, maka akan membantu penggunaan bahasa Indonesia yang efektif ke depannya.
Pendampingan kedua masih dilakukan pada minggu kedua masa KKN pada hari Minggu (22/08/2021) dengan judul “Pengenalan Media Pembelajaran Quipper dan Penggunaan Huruf Kapital” secara tatap muka pukul 09.00 WIB. Pendampingan dilakukan selama satu jam dari pukul 09.00 WIB, hingga 10.00 WIB. Setelah pemaparan materi, sasaran melakukan pengaplikasikan menggunakan laptop, sehingga mampu menerapkan dan mengenal media pembelajaran Quipper secara mandiri setelah mendapatkan pendampingan. Peserta didik sasaran juga belajar mengenali penggunaan huruf kapital di dalam novel Perpustakaan Ajaib Bibbi Bokken karya Jostein Gaarder dan Klaus Hagerup sebagai bentuk penerapan dan pemahaman terhadap materi penggunaan huruf kapital yang telah diberikan.
Pendampingan ketiga berjudul “Rumahbelajar.id dan Pembentukan Akronim, serta Singkatan” dilakukan di minggu ketiga pada hari Minggu (29/08/2021) pukul 09.00 WIB. Pendampingan dilakukan secara tatap muka dengan mematuhi protokol kesehatan. Selama kelas, peserta didik sasaran terlihat menunjukkan ketertarikannya terdapat fitur Sumber Belajar karena menyajikan berbagai macam video pembelajaran atraktif yang disertai dengan ilustrasi-ilustrasi menarik, serta fifur Wahana Jelajah Angkasa.
Program kerja keempat yang dilakukan adalah mengulas kembali materi-materi yang telah diajarkan dan membagikan buku saku yang disusun oleh penulis sebagai mahasiswa KKN BTV 3 UNEJ. Pada minggu ini, materi-materi yang telah disampaikan diulas kembali untuk mengingat kembali walaupun setelah materi telah dipraktekkan dengan tujuan peserta didik sasaran tetap mengingat materi-materi yang telah diajarkan. Penulis juga membagikan sebuah buku saku untuk kedua peserta didik sasaran berisi materi-materi penggunaan kata depan, penggunaan huruf kapital, dan pembentukan akronim dan singkatan. Buku saku tersebut disusun sendiri oleh penulis sebagai mahasiswa KKN BTV 3 UNEJ dengan meringkas materi-materi kebahasaan yang telah diajarkan menjadi sesederhana mungkin dengan ilustrasi-ilustrasi menarik yang mampu menarik minat baca anak-anak. Tidak hanya berisi materi-materi kebahasaan yang telah diajarkan, dalam buku saku tersebut juga terdapat tabel-tabel untuk menulis aktivitas harian, kolom daftar pelajaran, dan cerpen-cerpen yang dapat dibaca setelah peserta didik sasaran membaca materi-materi yang terdapat dalam buku saku tersebut.
Selain dilakukan pengulasan kembali dan membagikan buku saku, penulis juga melakukan evaluasi dengan mengukur tingkat kemampuan peserta didik sasaran dalam mengenali penggunaan kata depan, huruf kapital, dan akronim-singkatan yang benar dengan memberikan beberapa soal sederhana yang dapat dijawab oleh kedua peserta didik.
Penyusunan dan penulisan isi buku dilakukan setiap kali setelah selesai memberikan bimbingan dan pendampingan. Buku ini disusun dengan menggunakan perangkat lunak Microsoft Word dengan ukuran kertas statement yang memiliki ukuran 13,97 cm x 21,59 cm. Untuk desain sampul, penulis menggunakan website Canva yang memiliki berbagai macam template sampul buku yang dapat digunakan sesuai keinginan dengan menyesuaikan jenis font yang digunakan. Ilustrasi-ilustrasi dalam gambar yang digunakan oleh penulis berasal dari aplikasi Pinterest, yang mana merupakan sebuah aplikasi untuk mengunduh gambar-gambar dengan kualitas yang bagus. Setelah buku disusun dan akan dicetak, penulis mengubah format dokumen dari Words menjadi PDF, sehingga apabila dokumen tersebut dibuka dengan media laptop yang berbeda jenis Microsoft Word-nya, dokumen buku yang telah disusun beserta ilustrasinya tetap dapat tertata rapi, sebab penulis menggunakan Microsoft Word 2013 dan berpotensi membuat dokumen menjadi tidak tertata apabila dibuka dengan menggunakan Microsoft Word versi yang lain.
Berdasarkan hasil evaluasi, kedua peserta didik sasaran telah mampu menerapkan penggunaan kata depan yang tepat, membedakan penggunaan huruf kapital yang benar dan salah, juga memahami pembentukan akronim dan singkatan yang mirip, namun tidak sama. “Kalau akronim kayak Posyandu. Kalau singkatan kayak SD sama SMP,” tutur Nova Jayanti Mandasari setelah mengisi pertanyaan-pertanyaan evaluasi.
Fransisca Intan Devi Anna Kolmus, mahasiswa Sastra Indonesia salah satu peserta KKN BTV 3 Universitas Jember dari Kelompok 1 melakukan Kuliah Kerja Nyata (KKN) mulai tanggal 11 Agustus sampai 9 September 2021 di Kelurahan Gombengsari, Kecamatan Kalipuro, Kabupaten Banyuwangi dengan tematik Program Literasi Desa pada Masa Pandemi COVID-19. Fransisca menerapkan program kerja (Proker) pengenalan media pembelajaran daring dan penggunaan kaidah bahasa Indonesia.
Universitas Jember menerjunkan mahasiswa KKN Back to Village 3 (BTV 3) guna melakukan pengabdian kepada masyarakat, dengan lima tematik, yaitu: Program Pemberdayaan Wirausaha Masyarakat Terdampak COVID-19; Program Inovasi Teknologi/Informasi dalam Penanganan COVID-19; Program Pemberdayaan Bumdes/Jaring Pengaman Desa Penanganan COVID-19; Program Literasi Desa pada Masa Pandemi COVID-19; dan Program Penanganan Stunting dan Aki Akb. Ribuan mahasiswa peserta KKN BTV 3 Universitas Jember terjun ke lokasi KKN di desa masing-masing untuk mengabdikan diri kepada masyarakat di sekiranya.
Perencanaan program kerja KKN digali melalui observasi dengan wawancara kepada dua orang sasaran siswa kelas 5 SD yang bernama Dewi Andini dan Nova Jayanti Mandasari. Dari wawancara diketahui bahwa sejak diterapkan sekolah dari rumah atau SFH (Study from Home) yang berbasis daring membuat para sasaran yang masih duduk di bangku sekolah dasar mengalami kesulitan dalam memahami materi dan mengerjakan tugas, sehingga acap kali meminta bantuan orang tua dalam hal mengerjakan tugas. Mereka juga mengaku lebih banyak menggunakan gawai untuk bermain daripada untuk mencari penunjang pembelajaran. Mengapa demikian, karena mereka masih belum mengetahui situs-situs dan media apa saja yang dapat digunakan untuk membantu menunjang pembelajaran daring.
“Belum tahu. Kalau ada PR (tugas rumah) minta bantuan orang tua,” tutur salah satu sasaran, Dewi Andini, yang duduk di bangku sekolah dasar kelas 5 di SDN 2 Gombengsari. Tidak hanya Dewi Andini, Nova Jayanti Mandasari mengeluhkan hal serupa mengenai kesulitan memahami materi dan mengerjakan tugas yang diberikan, sehingga membutuhkan bantuan orang tua.
Melihat adanya permasalahan tersebut, mahasiswa KKN BTV 3 Universitas Jember Kelompok 01 merancang program kerja mengenalkan media-media pembelajaran atraktif dan menarik yang dapat membantu para sasaran untuk mendapatkan penunjang pembelajaran, di antaranya adalah Zenius, Quipper, dan rumahbelajar.id. Tidak hanya mengenalkan media-media pembelajaran daring, mahasiswa KKN BTV 3 Universitas Jember juga merancang program kerja mengenalkan penggunaan kaidah bahasa Indonesia meliputi penggunaan kata depan, penggunaan huruf kapital, dan pembentukan akronim dan singkatan sebagai pengisi waktu luang guna mengurangi intensitas bermain game dan menumbuhkan kecintaan terhadap bahasa Indonesia sebagai bahasa nasional masyarakat Indonesia. Mahasiswa KKN BTV 3 Universitas Jember kelompok 01 juga merancang program kerja akhir berupa penyusunan buku saku berbentuk booklet yang berisi materi penggunaan kaidah bahasa Indonesia yang disertai dengan cerita-cerita pendek anak sebagai upaya meningkatkan minat literasi anak.
Pendampingan pertama dilakukan pada Jumat (20/08/2021) pada pukul 09.00 WIB secara tatap muka dengan judul “Pengenalan Media Pembelajaran Daring Zenius dan Penggunaan Kata Depan”. Kelas ini diadakan dengan tujuan memberikan informasi mengenai media pembelajaran Zenius yang dapat digunakan sebagai penunjang pembelajaran dari rumah yang dapat diakses kapan saja dan di mana saja, juga memberikan pengetahuan tambahan mengenai penggunaan kata depan dalam bahasa Indonesia. Dengan mengenalkan media pembelajaram Zenius, maka juga akan membuat peserta didik sasaran lebih mudah mendapatkan penunjang pembelajaran daring dan dengan mengenalkan penggunaan kata depan dalam bahasa Indonesia yang benar, maka akan membantu penggunaan bahasa Indonesia yang efektif ke depannya.
Pendampingan kedua masih dilakukan pada minggu kedua masa KKN pada hari Minggu (22/08/2021) dengan judul “Pengenalan Media Pembelajaran Quipper dan Penggunaan Huruf Kapital” secara tatap muka pukul 09.00 WIB. Pendampingan dilakukan selama satu jam dari pukul 09.00 WIB, hingga 10.00 WIB. Setelah pemaparan materi, sasaran melakukan pengaplikasikan menggunakan laptop, sehingga mampu menerapkan dan mengenal media pembelajaran Quipper secara mandiri setelah mendapatkan pendampingan. Peserta didik sasaran juga belajar mengenali penggunaan huruf kapital di dalam novel Perpustakaan Ajaib Bibbi Bokken karya Jostein Gaarder dan Klaus Hagerup sebagai bentuk penerapan dan pemahaman terhadap materi penggunaan huruf kapital yang telah diberikan.
Pendampingan ketiga berjudul “Rumahbelajar.id dan Pembentukan Akronim, serta Singkatan” dilakukan di minggu ketiga pada hari Minggu (29/08/2021) pukul 09.00 WIB. Pendampingan dilakukan secara tatap muka dengan mematuhi protokol kesehatan. Selama kelas, peserta didik sasaran terlihat menunjukkan ketertarikannya terdapat fitur Sumber Belajar karena menyajikan berbagai macam video pembelajaran atraktif yang disertai dengan ilustrasi-ilustrasi menarik, serta fifur Wahana Jelajah Angkasa.
Program kerja keempat yang dilakukan adalah mengulas kembali materi-materi yang telah diajarkan dan membagikan buku saku yang disusun oleh penulis sebagai mahasiswa KKN BTV 3 UNEJ. Pada minggu ini, materi-materi yang telah disampaikan diulas kembali untuk mengingat kembali walaupun setelah materi telah dipraktekkan dengan tujuan peserta didik sasaran tetap mengingat materi-materi yang telah diajarkan. Penulis juga membagikan sebuah buku saku untuk kedua peserta didik sasaran berisi materi-materi penggunaan kata depan, penggunaan huruf kapital, dan pembentukan akronim dan singkatan. Buku saku tersebut disusun sendiri oleh penulis sebagai mahasiswa KKN BTV 3 UNEJ dengan meringkas materi-materi kebahasaan yang telah diajarkan menjadi sesederhana mungkin dengan ilustrasi-ilustrasi menarik yang mampu menarik minat baca anak-anak. Tidak hanya berisi materi-materi kebahasaan yang telah diajarkan, dalam buku saku tersebut juga terdapat tabel-tabel untuk menulis aktivitas harian, kolom daftar pelajaran, dan cerpen-cerpen yang dapat dibaca setelah peserta didik sasaran membaca materi-materi yang terdapat dalam buku saku tersebut.
Selain dilakukan pengulasan kembali dan membagikan buku saku, penulis juga melakukan evaluasi dengan mengukur tingkat kemampuan peserta didik sasaran dalam mengenali penggunaan kata depan, huruf kapital, dan akronim-singkatan yang benar dengan memberikan beberapa soal sederhana yang dapat dijawab oleh kedua peserta didik.
Penyusunan dan penulisan isi buku dilakukan setiap kali setelah selesai memberikan bimbingan dan pendampingan. Buku ini disusun dengan menggunakan perangkat lunak Microsoft Word dengan ukuran kertas statement yang memiliki ukuran 13,97 cm x 21,59 cm. Untuk desain sampul, penulis menggunakan website Canva yang memiliki berbagai macam template sampul buku yang dapat digunakan sesuai keinginan dengan menyesuaikan jenis font yang digunakan. Ilustrasi-ilustrasi dalam gambar yang digunakan oleh penulis berasal dari aplikasi Pinterest, yang mana merupakan sebuah aplikasi untuk mengunduh gambar-gambar dengan kualitas yang bagus. Setelah buku disusun dan akan dicetak, penulis mengubah format dokumen dari Words menjadi PDF, sehingga apabila dokumen tersebut dibuka dengan media laptop yang berbeda jenis Microsoft Word-nya, dokumen buku yang telah disusun beserta ilustrasinya tetap dapat tertata rapi, sebab penulis menggunakan Microsoft Word 2013 dan berpotensi membuat dokumen menjadi tidak tertata apabila dibuka dengan menggunakan Microsoft Word versi yang lain.
Berdasarkan hasil evaluasi, kedua peserta didik sasaran telah mampu menerapkan penggunaan kata depan yang tepat, membedakan penggunaan huruf kapital yang benar dan salah, juga memahami pembentukan akronim dan singkatan yang mirip, namun tidak sama. “Kalau akronim kayak Posyandu. Kalau singkatan kayak SD sama SMP,” tutur Nova Jayanti Mandasari setelah mengisi pertanyaan-pertanyaan evaluasi.
Fransisca Intan Devi Anna Kolmus, mahasiswa Sastra Indonesia salah satu peserta KKN BTV 3 Universitas Jember dari Kelompok 1 melakukan Kuliah Kerja Nyata (KKN) mulai tanggal 11 Agustus sampai 9 September 2021 di Kelurahan Gombengsari, Kecamatan Kalipuro, Kabupaten Banyuwangi dengan tematik Program Literasi Desa pada Masa Pandemi COVID-19. Fransisca menerapkan program kerja (Proker) pengenalan media pembelajaran daring dan penggunaan kaidah bahasa Indonesia.
Universitas Jember menerjunkan mahasiswa KKN Back to Village 3 (BTV 3) guna melakukan pengabdian kepada masyarakat, dengan lima tematik, yaitu: Program Pemberdayaan Wirausaha Masyarakat Terdampak COVID-19; Program Inovasi Teknologi/Informasi dalam Penanganan COVID-19; Program Pemberdayaan Bumdes/Jaring Pengaman Desa Penanganan COVID-19; Program Literasi Desa pada Masa Pandemi COVID-19; dan Program Penanganan Stunting dan Aki Akb. Ribuan mahasiswa peserta KKN BTV 3 Universitas Jember terjun ke lokasi KKN di desa masing-masing untuk mengabdikan diri kepada masyarakat di sekiranya.
Perencanaan program kerja KKN digali melalui observasi dengan wawancara kepada dua orang sasaran siswa kelas 5 SD yang bernama Dewi Andini dan Nova Jayanti Mandasari. Dari wawancara diketahui bahwa sejak diterapkan sekolah dari rumah atau SFH (Study from Home) yang berbasis daring membuat para sasaran yang masih duduk di bangku sekolah dasar mengalami kesulitan dalam memahami materi dan mengerjakan tugas, sehingga acap kali meminta bantuan orang tua dalam hal mengerjakan tugas. Mereka juga mengaku lebih banyak menggunakan gawai untuk bermain daripada untuk mencari penunjang pembelajaran. Mengapa demikian, karena mereka masih belum mengetahui situs-situs dan media apa saja yang dapat digunakan untuk membantu menunjang pembelajaran daring.
“Belum tahu. Kalau ada PR (tugas rumah) minta bantuan orang tua,” tutur salah satu sasaran, Dewi Andini, yang duduk di bangku sekolah dasar kelas 5 di SDN 2 Gombengsari. Tidak hanya Dewi Andini, Nova Jayanti Mandasari mengeluhkan hal serupa mengenai kesulitan memahami materi dan mengerjakan tugas yang diberikan, sehingga membutuhkan bantuan orang tua.
Melihat adanya permasalahan tersebut, mahasiswa KKN BTV 3 Universitas Jember Kelompok 01 merancang program kerja mengenalkan media-media pembelajaran atraktif dan menarik yang dapat membantu para sasaran untuk mendapatkan penunjang pembelajaran, di antaranya adalah Zenius, Quipper, dan rumahbelajar.id. Tidak hanya mengenalkan media-media pembelajaran daring, mahasiswa KKN BTV 3 Universitas Jember juga merancang program kerja mengenalkan penggunaan kaidah bahasa Indonesia meliputi penggunaan kata depan, penggunaan huruf kapital, dan pembentukan akronim dan singkatan sebagai pengisi waktu luang guna mengurangi intensitas bermain game dan menumbuhkan kecintaan terhadap bahasa Indonesia sebagai bahasa nasional masyarakat Indonesia. Mahasiswa KKN BTV 3 Universitas Jember kelompok 01 juga merancang program kerja akhir berupa penyusunan buku saku berbentuk booklet yang berisi materi penggunaan kaidah bahasa Indonesia yang disertai dengan cerita-cerita pendek anak sebagai upaya meningkatkan minat literasi anak.
Pendampingan pertama dilakukan pada Jumat (20/08/2021) pada pukul 09.00 WIB secara tatap muka dengan judul “Pengenalan Media Pembelajaran Daring Zenius dan Penggunaan Kata Depan”. Kelas ini diadakan dengan tujuan memberikan informasi mengenai media pembelajaran Zenius yang dapat digunakan sebagai penunjang pembelajaran dari rumah yang dapat diakses kapan saja dan di mana saja, juga memberikan pengetahuan tambahan mengenai penggunaan kata depan dalam bahasa Indonesia. Dengan mengenalkan media pembelajaram Zenius, maka juga akan membuat peserta didik sasaran lebih mudah mendapatkan penunjang pembelajaran daring dan dengan mengenalkan penggunaan kata depan dalam bahasa Indonesia yang benar, maka akan membantu penggunaan bahasa Indonesia yang efektif ke depannya.
Pendampingan kedua masih dilakukan pada minggu kedua masa KKN pada hari Minggu (22/08/2021) dengan judul “Pengenalan Media Pembelajaran Quipper dan Penggunaan Huruf Kapital” secara tatap muka pukul 09.00 WIB. Pendampingan dilakukan selama satu jam dari pukul 09.00 WIB, hingga 10.00 WIB. Setelah pemaparan materi, sasaran melakukan pengaplikasikan menggunakan laptop, sehingga mampu menerapkan dan mengenal media pembelajaran Quipper secara mandiri setelah mendapatkan pendampingan. Peserta didik sasaran juga belajar mengenali penggunaan huruf kapital di dalam novel Perpustakaan Ajaib Bibbi Bokken karya Jostein Gaarder dan Klaus Hagerup sebagai bentuk penerapan dan pemahaman terhadap materi penggunaan huruf kapital yang telah diberikan.
Pendampingan ketiga berjudul “Rumahbelajar.id dan Pembentukan Akronim, serta Singkatan” dilakukan di minggu ketiga pada hari Minggu (29/08/2021) pukul 09.00 WIB. Pendampingan dilakukan secara tatap muka dengan mematuhi protokol kesehatan. Selama kelas, peserta didik sasaran terlihat menunjukkan ketertarikannya terdapat fitur Sumber Belajar karena menyajikan berbagai macam video pembelajaran atraktif yang disertai dengan ilustrasi-ilustrasi menarik, serta fifur Wahana Jelajah Angkasa.
Program kerja keempat yang dilakukan adalah mengulas kembali materi-materi yang telah diajarkan dan membagikan buku saku yang disusun oleh penulis sebagai mahasiswa KKN BTV 3 UNEJ. Pada minggu ini, materi-materi yang telah disampaikan diulas kembali untuk mengingat kembali walaupun setelah materi telah dipraktekkan dengan tujuan peserta didik sasaran tetap mengingat materi-materi yang telah diajarkan. Penulis juga membagikan sebuah buku saku untuk kedua peserta didik sasaran berisi materi-materi penggunaan kata depan, penggunaan huruf kapital, dan pembentukan akronim dan singkatan. Buku saku tersebut disusun sendiri oleh penulis sebagai mahasiswa KKN BTV 3 UNEJ dengan meringkas materi-materi kebahasaan yang telah diajarkan menjadi sesederhana mungkin dengan ilustrasi-ilustrasi menarik yang mampu menarik minat baca anak-anak. Tidak hanya berisi materi-materi kebahasaan yang telah diajarkan, dalam buku saku tersebut juga terdapat tabel-tabel untuk menulis aktivitas harian, kolom daftar pelajaran, dan cerpen-cerpen yang dapat dibaca setelah peserta didik sasaran membaca materi-materi yang terdapat dalam buku saku tersebut.
Selain dilakukan pengulasan kembali dan membagikan buku saku, penulis juga melakukan evaluasi dengan mengukur tingkat kemampuan peserta didik sasaran dalam mengenali penggunaan kata depan, huruf kapital, dan akronim-singkatan yang benar dengan memberikan beberapa soal sederhana yang dapat dijawab oleh kedua peserta didik.
Penyusunan dan penulisan isi buku dilakukan setiap kali setelah selesai memberikan bimbingan dan pendampingan. Buku ini disusun dengan menggunakan perangkat lunak Microsoft Word dengan ukuran kertas statement yang memiliki ukuran 13,97 cm x 21,59 cm. Untuk desain sampul, penulis menggunakan website Canva yang memiliki berbagai macam template sampul buku yang dapat digunakan sesuai keinginan dengan menyesuaikan jenis font yang digunakan. Ilustrasi-ilustrasi dalam gambar yang digunakan oleh penulis berasal dari aplikasi Pinterest, yang mana merupakan sebuah aplikasi untuk mengunduh gambar-gambar dengan kualitas yang bagus. Setelah buku disusun dan akan dicetak, penulis mengubah format dokumen dari Words menjadi PDF, sehingga apabila dokumen tersebut dibuka dengan media laptop yang berbeda jenis Microsoft Word-nya, dokumen buku yang telah disusun beserta ilustrasinya tetap dapat tertata rapi, sebab penulis menggunakan Microsoft Word 2013 dan berpotensi membuat dokumen menjadi tidak tertata apabila dibuka dengan menggunakan Microsoft Word versi yang lain.
Berdasarkan hasil evaluasi, kedua peserta didik sasaran telah mampu menerapkan penggunaan kata depan yang tepat, membedakan penggunaan huruf kapital yang benar dan salah, juga memahami pembentukan akronim dan singkatan yang mirip, namun tidak sama. “Kalau akronim kayak Posyandu. Kalau singkatan kayak SD sama SMP,” tutur Nova Jayanti Mandasari setelah mengisi pertanyaan-pertanyaan evaluasi.
Universitas Jember menerjunkan mahasiswa KKN Back to Village 3 (BTV 3) guna melakukan pengabdian kepada masyarakat, dengan lima tematik, yaitu: Program Pemberdayaan Wirausaha Masyarakat Terdampak COVID-19; Program Inovasi Teknologi/Informasi dalam Penanganan COVID-19; Program Pemberdayaan Bumdes/Jaring Pengaman Desa Penanganan COVID-19; Program Literasi Desa pada Masa Pandemi COVID-19; dan Program Penanganan Stunting dan Aki Akb. Ribuan mahasiswa peserta KKN BTV 3 Universitas Jember terjun ke lokasi KKN di desa masing-masing untuk mengabdikan diri kepada masyarakat di sekiranya.
Perencanaan program kerja KKN digali melalui observasi dengan wawancara kepada dua orang sasaran siswa kelas 5 SD yang bernama Dewi Andini dan Nova Jayanti Mandasari. Dari wawancara diketahui bahwa sejak diterapkan sekolah dari rumah atau SFH (Study from Home) yang berbasis daring membuat para sasaran yang masih duduk di bangku sekolah dasar mengalami kesulitan dalam memahami materi dan mengerjakan tugas, sehingga acap kali meminta bantuan orang tua dalam hal mengerjakan tugas. Mereka juga mengaku lebih banyak menggunakan gawai untuk bermain daripada untuk mencari penunjang pembelajaran. Mengapa demikian, karena mereka masih belum mengetahui situs-situs dan media apa saja yang dapat digunakan untuk membantu menunjang pembelajaran daring.
“Belum tahu. Kalau ada PR (tugas rumah) minta bantuan orang tua,” tutur salah satu sasaran, Dewi Andini, yang duduk di bangku sekolah dasar kelas 5 di SDN 2 Gombengsari. Tidak hanya Dewi Andini, Nova Jayanti Mandasari mengeluhkan hal serupa mengenai kesulitan memahami materi dan mengerjakan tugas yang diberikan, sehingga membutuhkan bantuan orang tua.
Melihat adanya permasalahan tersebut, mahasiswa KKN BTV 3 Universitas Jember Kelompok 01 merancang program kerja mengenalkan media-media pembelajaran atraktif dan menarik yang dapat membantu para sasaran untuk mendapatkan penunjang pembelajaran, di antaranya adalah Zenius, Quipper, dan rumahbelajar.id. Tidak hanya mengenalkan media-media pembelajaran daring, mahasiswa KKN BTV 3 Universitas Jember juga merancang program kerja mengenalkan penggunaan kaidah bahasa Indonesia meliputi penggunaan kata depan, penggunaan huruf kapital, dan pembentukan akronim dan singkatan sebagai pengisi waktu luang guna mengurangi intensitas bermain game dan menumbuhkan kecintaan terhadap bahasa Indonesia sebagai bahasa nasional masyarakat Indonesia. Mahasiswa KKN BTV 3 Universitas Jember kelompok 01 juga merancang program kerja akhir berupa penyusunan buku saku berbentuk booklet yang berisi materi penggunaan kaidah bahasa Indonesia yang disertai dengan cerita-cerita pendek anak sebagai upaya meningkatkan minat literasi anak.
Pendampingan pertama dilakukan pada Jumat (20/08/2021) pada pukul 09.00 WIB secara tatap muka dengan judul “Pengenalan Media Pembelajaran Daring Zenius dan Penggunaan Kata Depan”. Kelas ini diadakan dengan tujuan memberikan informasi mengenai media pembelajaran Zenius yang dapat digunakan sebagai penunjang pembelajaran dari rumah yang dapat diakses kapan saja dan di mana saja, juga memberikan pengetahuan tambahan mengenai penggunaan kata depan dalam bahasa Indonesia. Dengan mengenalkan media pembelajaram Zenius, maka juga akan membuat peserta didik sasaran lebih mudah mendapatkan penunjang pembelajaran daring dan dengan mengenalkan penggunaan kata depan dalam bahasa Indonesia yang benar, maka akan membantu penggunaan bahasa Indonesia yang efektif ke depannya.
Pendampingan kedua masih dilakukan pada minggu kedua masa KKN pada hari Minggu (22/08/2021) dengan judul “Pengenalan Media Pembelajaran Quipper dan Penggunaan Huruf Kapital” secara tatap muka pukul 09.00 WIB. Pendampingan dilakukan selama satu jam dari pukul 09.00 WIB, hingga 10.00 WIB. Setelah pemaparan materi, sasaran melakukan pengaplikasikan menggunakan laptop, sehingga mampu menerapkan dan mengenal media pembelajaran Quipper secara mandiri setelah mendapatkan pendampingan. Peserta didik sasaran juga belajar mengenali penggunaan huruf kapital di dalam novel Perpustakaan Ajaib Bibbi Bokken karya Jostein Gaarder dan Klaus Hagerup sebagai bentuk penerapan dan pemahaman terhadap materi penggunaan huruf kapital yang telah diberikan.
Pendampingan ketiga berjudul “Rumahbelajar.id dan Pembentukan Akronim, serta Singkatan” dilakukan di minggu ketiga pada hari Minggu (29/08/2021) pukul 09.00 WIB. Pendampingan dilakukan secara tatap muka dengan mematuhi protokol kesehatan. Selama kelas, peserta didik sasaran terlihat menunjukkan ketertarikannya terdapat fitur Sumber Belajar karena menyajikan berbagai macam video pembelajaran atraktif yang disertai dengan ilustrasi-ilustrasi menarik, serta fifur Wahana Jelajah Angkasa.
Program kerja keempat yang dilakukan adalah mengulas kembali materi-materi yang telah diajarkan dan membagikan buku saku yang disusun oleh penulis sebagai mahasiswa KKN BTV 3 UNEJ. Pada minggu ini, materi-materi yang telah disampaikan diulas kembali untuk mengingat kembali walaupun setelah materi telah dipraktekkan dengan tujuan peserta didik sasaran tetap mengingat materi-materi yang telah diajarkan. Penulis juga membagikan sebuah buku saku untuk kedua peserta didik sasaran berisi materi-materi penggunaan kata depan, penggunaan huruf kapital, dan pembentukan akronim dan singkatan. Buku saku tersebut disusun sendiri oleh penulis sebagai mahasiswa KKN BTV 3 UNEJ dengan meringkas materi-materi kebahasaan yang telah diajarkan menjadi sesederhana mungkin dengan ilustrasi-ilustrasi menarik yang mampu menarik minat baca anak-anak. Tidak hanya berisi materi-materi kebahasaan yang telah diajarkan, dalam buku saku tersebut juga terdapat tabel-tabel untuk menulis aktivitas harian, kolom daftar pelajaran, dan cerpen-cerpen yang dapat dibaca setelah peserta didik sasaran membaca materi-materi yang terdapat dalam buku saku tersebut.
Selain dilakukan pengulasan kembali dan membagikan buku saku, penulis juga melakukan evaluasi dengan mengukur tingkat kemampuan peserta didik sasaran dalam mengenali penggunaan kata depan, huruf kapital, dan akronim-singkatan yang benar dengan memberikan beberapa soal sederhana yang dapat dijawab oleh kedua peserta didik.
Penyusunan dan penulisan isi buku dilakukan setiap kali setelah selesai memberikan bimbingan dan pendampingan. Buku ini disusun dengan menggunakan perangkat lunak Microsoft Word dengan ukuran kertas statement yang memiliki ukuran 13,97 cm x 21,59 cm. Untuk desain sampul, penulis menggunakan website Canva yang memiliki berbagai macam template sampul buku yang dapat digunakan sesuai keinginan dengan menyesuaikan jenis font yang digunakan. Ilustrasi-ilustrasi dalam gambar yang digunakan oleh penulis berasal dari aplikasi Pinterest, yang mana merupakan sebuah aplikasi untuk mengunduh gambar-gambar dengan kualitas yang bagus. Setelah buku disusun dan akan dicetak, penulis mengubah format dokumen dari Words menjadi PDF, sehingga apabila dokumen tersebut dibuka dengan media laptop yang berbeda jenis Microsoft Word-nya, dokumen buku yang telah disusun beserta ilustrasinya tetap dapat tertata rapi, sebab penulis menggunakan Microsoft Word 2013 dan berpotensi membuat dokumen menjadi tidak tertata apabila dibuka dengan menggunakan Microsoft Word versi yang lain.
Berdasarkan hasil evaluasi, kedua peserta didik sasaran telah mampu menerapkan penggunaan kata depan yang tepat, membedakan penggunaan huruf kapital yang benar dan salah, juga memahami pembentukan akronim dan singkatan yang mirip, namun tidak sama. “Kalau akronim kayak Posyandu. Kalau singkatan kayak SD sama SMP,” tutur Nova Jayanti Mandasari setelah mengisi pertanyaan-pertanyaan evaluasi.
[:]
Mahasiswa Sastra Indonesia Semangat Magang di Radar Jember Demi Geluti Dunia Desain Grafis
[:en]
Mahasiswa Sastra Indonesia Angkatan 2018 dan 2019 melakukan kegiatan magang di Radar Jember. Kegiatan magang tersebut merupakan program dari Merdeka Belajar Kampus Merdeka (MBKM) yang diadakan oleh Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Kemendikbud).
Kegiatan magang mahasiswa di Radar Jember mulai berjalan sejak tanggal 6 September 2021. Dari program magang itu mahasiswa dapat merasakan langsung bagaimana dunia kerja yang sesungguhnya dan sebagai wadah implementasi pembelajaran selama kuliah. Para mahasiswa magang di Radar Jember diberi kebebasan untuk memilih posisi yang sesuai dengan minat masing-masing. Posisi yang ditawarkan oleh pihak Radar Jember di antaranya reporter, konten kreator, redaktur meja, marketing, host, videografer, desain grafis, copy editor, dan event organizer (EO).
Salah seorang mahasiswa magang bernama Arif Suwardi mengambil posisi desain grafis dengan alasan karena memang sudah passion di dunia desain. Selain pada posisi desain grafis dia juga merangkap sebagai layouter. Dalam kegiatan magang, Arif bekerja sama dalam satu tim redaksi yang berisikan mahasiswa lain yang mengambil posisi reporter, copy editor, dan konten kreator. Arif dibimbing oleh Ketua Redaktur Ibu Lintang dan dua orang Ketua Layouter yang kerap dipanggil Mas Cecep dan Mas Kemal. Selama magang, Arif berkesempatan mendapatkan pengarahan tentang penggunaan software Adobe Indesign, Adobe Photoshop, dan Adobe Illustrator.
Masa pandemi sekarang membuat pihak Radar Jember membatasi jumlah kunjungan orang, sehingga tidak setiap hari mahasiswa dapat ke kantor Radar Jember. Arif sendiri mengungkapkan bahwa ia hanya tiga kali dalam satu minggu ke kantor untuk melakukan bimbingan. Oleh karena posisi desain grafis hanya diambil oleh satu mahasiswa saja, sehingga terdapat kendala dalam bekerja. Kendala yang dialami Arif misalnya bahwa dia tidak dapat berbagi referensi ide bersama teman-teman karena mereka tidak terlalu paham mengenai desain. Kendala itu akhirnya diatasi dengan cara memperbanyak referensi dari internet dan konsultasi ke tim desain dan layouter Radar Jember. Meskipun menghadapi kesulitan-kesulitan tersebut, Arif tetap pada posisi desain grafis yang menjadi pilihannya karena memang sudah passion dan ingin memperdalam dunia desain.
(Kontributor: Alvinda Radhiya Mumtazah, mahasiswa Sastra Indonesia)
[:de]
Mahasiswa Sastra Indonesia Angkatan 2018 dan 2019 melakukan kegiatan magang di Radar Jember. Kegiatan magang tersebut merupakan program dari Merdeka Belajar Kampus Merdeka (MBKM) yang diadakan oleh Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Kemendikbud).
Kegiatan magang mahasiswa di Radar Jember mulai berjalan sejak tanggal 6 September 2021. Dari program magang itu mahasiswa dapat merasakan langsung bagaimana dunia kerja yang sesungguhnya dan sebagai wadah implementasi pembelajaran selama kuliah. Para mahasiswa magang di Radar Jember diberi kebebasan untuk memilih posisi yang sesuai dengan minat masing-masing. Posisi yang ditawarkan oleh pihak Radar Jember di antaranya reporter, konten kreator, redaktur meja, marketing, host, videografer, desain grafis, copy editor, dan event organizer (EO).
Salah seorang mahasiswa magang bernama Arif Suwardi mengambil posisi desain grafis dengan alasan karena memang sudah passion di dunia desain. Selain pada posisi desain grafis dia juga merangkap sebagai layouter. Dalam kegiatan magang, Arif bekerja sama dalam satu tim redaksi yang berisikan mahasiswa lain yang mengambil posisi reporter, copy editor, dan konten kreator. Arif dibimbing oleh Ketua Redaktur Ibu Lintang dan dua orang Ketua Layouter yang kerap dipanggil Mas Cecep dan Mas Kemal. Selama magang, Arif berkesempatan mendapatkan pengarahan tentang penggunaan software Adobe Indesign, Adobe Photoshop, dan Adobe Illustrator.
Masa pandemi sekarang membuat pihak Radar Jember membatasi jumlah kunjungan orang, sehingga tidak setiap hari mahasiswa dapat ke kantor Radar Jember. Arif sendiri mengungkapkan bahwa ia hanya tiga kali dalam satu minggu ke kantor untuk melakukan bimbingan. Oleh karena posisi desain grafis hanya diambil oleh satu mahasiswa saja, sehingga terdapat kendala dalam bekerja. Kendala yang dialami Arif misalnya bahwa dia tidak dapat berbagi referensi ide bersama teman-teman karena mereka tidak terlalu paham mengenai desain. Kendala itu akhirnya diatasi dengan cara memperbanyak referensi dari internet dan konsultasi ke tim desain dan layouter Radar Jember. Meskipun menghadapi kesulitan-kesulitan tersebut, Arif tetap pada posisi desain grafis yang menjadi pilihannya karena memang sudah passion dan ingin memperdalam dunia desain.
(Kontributor: Alvinda Radhiya Mumtazah, mahasiswa Sastra Indonesia)
[:]
[:de]
Mahasiswa Sastra Indonesia Angkatan 2018 dan 2019 melakukan kegiatan magang di Radar Jember. Kegiatan magang tersebut merupakan program dari Merdeka Belajar Kampus Merdeka (MBKM) yang diadakan oleh Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Kemendikbud).
Kegiatan magang mahasiswa di Radar Jember mulai berjalan sejak tanggal 6 September 2021. Dari program magang itu mahasiswa dapat merasakan langsung bagaimana dunia kerja yang sesungguhnya dan sebagai wadah implementasi pembelajaran selama kuliah. Para mahasiswa magang di Radar Jember diberi kebebasan untuk memilih posisi yang sesuai dengan minat masing-masing. Posisi yang ditawarkan oleh pihak Radar Jember di antaranya reporter, konten kreator, redaktur meja, marketing, host, videografer, desain grafis, copy editor, dan event organizer (EO).
Salah seorang mahasiswa magang bernama Arif Suwardi mengambil posisi desain grafis dengan alasan karena memang sudah passion di dunia desain. Selain pada posisi desain grafis dia juga merangkap sebagai layouter. Dalam kegiatan magang, Arif bekerja sama dalam satu tim redaksi yang berisikan mahasiswa lain yang mengambil posisi reporter, copy editor, dan konten kreator. Arif dibimbing oleh Ketua Redaktur Ibu Lintang dan dua orang Ketua Layouter yang kerap dipanggil Mas Cecep dan Mas Kemal. Selama magang, Arif berkesempatan mendapatkan pengarahan tentang penggunaan software Adobe Indesign, Adobe Photoshop, dan Adobe Illustrator.
Masa pandemi sekarang membuat pihak Radar Jember membatasi jumlah kunjungan orang, sehingga tidak setiap hari mahasiswa dapat ke kantor Radar Jember. Arif sendiri mengungkapkan bahwa ia hanya tiga kali dalam satu minggu ke kantor untuk melakukan bimbingan. Oleh karena posisi desain grafis hanya diambil oleh satu mahasiswa saja, sehingga terdapat kendala dalam bekerja. Kendala yang dialami Arif misalnya bahwa dia tidak dapat berbagi referensi ide bersama teman-teman karena mereka tidak terlalu paham mengenai desain. Kendala itu akhirnya diatasi dengan cara memperbanyak referensi dari internet dan konsultasi ke tim desain dan layouter Radar Jember. Meskipun menghadapi kesulitan-kesulitan tersebut, Arif tetap pada posisi desain grafis yang menjadi pilihannya karena memang sudah passion dan ingin memperdalam dunia desain.
(Kontributor: Alvinda Radhiya Mumtazah, mahasiswa Sastra Indonesia)
[:]
[:de]Mahasiswa Sastra Indonesia Angkatan 2018 dan 2019 melakukan kegiatan magang di Radar Jember. Kegiatan magang tersebut merupakan program dari Merdeka Belajar Kampus Merdeka (MBKM) yang diadakan oleh Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Kemendikbud).
Kegiatan magang mahasiswa di Radar Jember mulai berjalan sejak tanggal 6 September 2021. Dari program magang itu mahasiswa dapat merasakan langsung bagaimana dunia kerja yang sesungguhnya dan sebagai wadah implementasi pembelajaran selama kuliah. Para mahasiswa magang di Radar Jember diberi kebebasan untuk memilih posisi yang sesuai dengan minat masing-masing. Posisi yang ditawarkan oleh pihak Radar Jember di antaranya reporter, konten kreator, redaktur meja, marketing, host, videografer, desain grafis, copy editor, dan event organizer (EO).
Salah seorang mahasiswa magang bernama Arif Suwardi mengambil posisi desain grafis dengan alasan karena memang sudah passion di dunia desain. Selain pada posisi desain grafis dia juga merangkap sebagai layouter. Dalam kegiatan magang, Arif bekerja sama dalam satu tim redaksi yang berisikan mahasiswa lain yang mengambil posisi reporter, copy editor, dan konten kreator. Arif dibimbing oleh Ketua Redaktur Ibu Lintang dan dua orang Ketua Layouter yang kerap dipanggil Mas Cecep dan Mas Kemal. Selama magang, Arif berkesempatan mendapatkan pengarahan tentang penggunaan software Adobe Indesign, Adobe Photoshop, dan Adobe Illustrator.
Masa pandemi sekarang membuat pihak Radar Jember membatasi jumlah kunjungan orang, sehingga tidak setiap hari mahasiswa dapat ke kantor Radar Jember. Arif sendiri mengungkapkan bahwa ia hanya tiga kali dalam satu minggu ke kantor untuk melakukan bimbingan. Oleh karena posisi desain grafis hanya diambil oleh satu mahasiswa saja, sehingga terdapat kendala dalam bekerja. Kendala yang dialami Arif misalnya bahwa dia tidak dapat berbagi referensi ide bersama teman-teman karena mereka tidak terlalu paham mengenai desain. Kendala itu akhirnya diatasi dengan cara memperbanyak referensi dari internet dan konsultasi ke tim desain dan layouter Radar Jember. Meskipun menghadapi kesulitan-kesulitan tersebut, Arif tetap pada posisi desain grafis yang menjadi pilihannya karena memang sudah passion dan ingin memperdalam dunia desain.
(Kontributor: Alvinda Radhiya Mumtazah, mahasiswa Sastra Indonesia)
Kegiatan magang mahasiswa di Radar Jember mulai berjalan sejak tanggal 6 September 2021. Dari program magang itu mahasiswa dapat merasakan langsung bagaimana dunia kerja yang sesungguhnya dan sebagai wadah implementasi pembelajaran selama kuliah. Para mahasiswa magang di Radar Jember diberi kebebasan untuk memilih posisi yang sesuai dengan minat masing-masing. Posisi yang ditawarkan oleh pihak Radar Jember di antaranya reporter, konten kreator, redaktur meja, marketing, host, videografer, desain grafis, copy editor, dan event organizer (EO).
Salah seorang mahasiswa magang bernama Arif Suwardi mengambil posisi desain grafis dengan alasan karena memang sudah passion di dunia desain. Selain pada posisi desain grafis dia juga merangkap sebagai layouter. Dalam kegiatan magang, Arif bekerja sama dalam satu tim redaksi yang berisikan mahasiswa lain yang mengambil posisi reporter, copy editor, dan konten kreator. Arif dibimbing oleh Ketua Redaktur Ibu Lintang dan dua orang Ketua Layouter yang kerap dipanggil Mas Cecep dan Mas Kemal. Selama magang, Arif berkesempatan mendapatkan pengarahan tentang penggunaan software Adobe Indesign, Adobe Photoshop, dan Adobe Illustrator.
Masa pandemi sekarang membuat pihak Radar Jember membatasi jumlah kunjungan orang, sehingga tidak setiap hari mahasiswa dapat ke kantor Radar Jember. Arif sendiri mengungkapkan bahwa ia hanya tiga kali dalam satu minggu ke kantor untuk melakukan bimbingan. Oleh karena posisi desain grafis hanya diambil oleh satu mahasiswa saja, sehingga terdapat kendala dalam bekerja. Kendala yang dialami Arif misalnya bahwa dia tidak dapat berbagi referensi ide bersama teman-teman karena mereka tidak terlalu paham mengenai desain. Kendala itu akhirnya diatasi dengan cara memperbanyak referensi dari internet dan konsultasi ke tim desain dan layouter Radar Jember. Meskipun menghadapi kesulitan-kesulitan tersebut, Arif tetap pada posisi desain grafis yang menjadi pilihannya karena memang sudah passion dan ingin memperdalam dunia desain.
(Kontributor: Alvinda Radhiya Mumtazah, mahasiswa Sastra Indonesia)
[:]
[:en]KULIAH TAMU MATAKULIAH PENGANTAR MANAJEMEN DAN KEWIRAUSAHAAN PRODI SASTRA INDONESIA[:de]KULIAH TAMU MATAKULIAH PENGANTAR MANAJEMEN DAN KEWIRAUSAHAAN PRODI SASTRA INDONESIA SEBAGAI IMPLEMENTASI PROGRAM MBKM DAN PESAN PRESIDEN[:]
[:en]
[:en]
[:en]
[:en]
[:en]
[:en]
Presiden Jokowi berpesan terhadap perguruan tinggi bahwa dalam menghadapi disrupsi dan perubahan di masa pandemi ini perguruan tinggi perlu menghadirkan praktisi dan pelaku industri dalam pelaksanaan belajar mengajar di kelas-kelas kuliah. Untuk itu matakuliah Pengantar Manajemen dan Kewirausahaan menggandeng pengusaha untuk mengisi Kuliah Tamu dengan tema “Belajar Bisnis dari Pengusaha” pada hari Kamis 7 Oktober 2021. Kuliah Tamu yang dihadari 87 mahasiswa Sastra Indonesia ini menghadirkan Agus 99 Jajag, seorang alumnus Prodi D3 Bahasa Inggris, Fakultas Sastra (FIB) UNEJ yang sukses menjadi pengusaha di kampung halamannya di Jajag, Banyuwangi.
Mahasiswa menyimak proses dan kiat-kiat Agus 99 Jajag dalam membangun bisnis from zero to hero. Agus memulai usaha dari keadaan “the power of kepepet”. Setelah mengirimkan 100 lamaran pekerjaan, dia diterima kerja di Telkomsel dengan posisi sebagai karyawan kontrak selama dua tahun. Saat menjelang kontraknya berakhir, dia memikirkan tentang masa depannya. Karena tidak ingin lagi bekerja di bawah orang lain, dia bertekad bulat untuk membangun usaha dengan membuka Kios Jam Tangan dan Kacamata di teras Indomaret di dekat rumahnya. Lama kelamaan bisnisnya berkempang pesat, Agus dapat membuka kiosnya di seluruh Indomaret se-Banyuwangi, bahkan beberapa di Bondowoso, Situbondo dan Jember.
Oleh karena pikirannya selalu merasa ditantang oleh perkembangan bisnis, Agus melakukan istilahnya “pre-emptive strike” atau serangan pendahuluan, sebelum bisnisnya terkena disrupsi, Agus mengubah bisnisnya dengan menutup seluruh gerainya dengan mendirikan toko sendiri. Agar mendapatkan berkah tokonya dinamanakan “99 Jajag”, angka 99 didapat dari asmaul husna. Sebagai toko baru, Agus berupaya membranding tokonya dengan mengikuti event-event di Banyuwangi yang berpotensi mengumpulkan banyak orang. Yang ia lakukan tidak melulu direct selling tetapi menanamkan kesadaran merek (brand awarness) kepada khalayak yang hadir di event-event tersebut. Brand awarness mengenai nama dan keberadaan tokonya serta produk yang ditawarkan dilakukan melalui pemasangan umbul-umbul, banner, brosur, dll. di sekitar lokasi event. Selain itu dia melihat potensi buruh migran Indonesia yang berasal dari Banyuwangi dan sekitarnya sebagai konsumen yang potensial dengan menggandeng para pemimpin buruh migran sebagai ujung tombak promosi. Agus juga memanfaatkan media sosial untuk branding dan marketing usahanya dengan memberi tugas pada karyawan tokonya untuk mengupload konten branding tersebut di medsos masing-masing.
.
Dalam mengelola keuangan untuk kelangsungan bisnisnya, Agus membuat tiga pos, yaitu pos untuk konsumsi sehari-hari, pos untuk gaji dirinya, dan pos untuk investasi. Dengan pengelolaan tersebut, untuk membangun dan memperbesar bisnisnya, Agus hampir tidak tergantung pinjaman bank. Pada akhir-akhir ini selain memiliki toko grosir asesoris “99 Jajag”, berangkat dari kesukaannya atau hobinya nge-gym, Agus membuka pula “99 Gym Jajag”.
Dari Kuliah tamu ini mahasiswa dapat memetik ilmu dan informasi tentang bagaimana memulai usaha, bagaimana harus cerdas membaca peluang, menghadapi ancaman dan tantangan. Agus dapat mengubah SWOT (Strengths, Weakness, Opportunities, Threats) menjadi SCOC (Strenghts, Challange, Oportunities, Challange) agar bisnisnya tetap bertahan dan berkembang.
[:de]
Presiden Jokowi berpesan terhadap perguruan tinggi bahwa dalam menghadapi disrupsi dan perubahan di masa pandemi ini perguruan tinggi perlu menghadirkan praktisi dan pelaku industri dalam pelaksanaan belajar mengajar di kelas-kelas kuliah. Untuk itu matakuliah Pengantar Manajemen dan Kewirausahaan menggandeng pengusaha untuk mengisi Kuliah Tamu dengan tema “Belajar Bisnis dari Pengusaha”. Kuliah Tamu yang dihadari 87 mahasiswa Sastra Indonesia ini menghadirkan Agus 99 Jajag, seorang alumnus Prodi D3 Bahasa Inggris, Fakultas Sastra (FIB) UNEJ yang sukses menjadi pengusaha di kampung halamannya di Jajag, Banyuwangi.
Mahasiswa menyimak proses dan kiat-kiat Agus 99 Jajag dalam membangun bisnis from zero to hero. Agus memulai usaha dari keadaan “the power of kepepet”. Setelah mengirimkan 100 lamaran pekerjaan, dia diterima kerja di Telkomsel dengan posisi sebagai karyawan kontrak selama dua tahun. Saat menjelang kontraknya berakhir, dia memikirkan tentang masa depannya. Karena tidak ingin lagi bekerja di bawah orang lain, dia bertekad bulat untuk membangun usaha dengan membuka Kios Jam tangan dan Kacamata di teras Indomaret di dekat rumahnya. Lama kelamaan bisnisnya berkempang pesat, Agus dapat membuka kiosnya di seluruh Indomaret se-Banyuwangi, bahkan beberapa di Bondowoso, Situbondo dan Jember.
Oleh karena pikirannya selalu merasa ditantang oleh perkembangan bisnis, Agus melakukan istilahnya “pre-emptive strike” atau serangan pendahuluan, sebelum bisnisnya terkena disrupsi, Agus mengubah bisnisnya dengan menutup seluruh gerainya dengan mendirikan toko sendiri. Agar mendapatkan berkah tokonya dinamanakan “99 Jajag”, angka 99 didapat dari asmaul husna. Sebagai toko baru, Agus berupaya membranding tokonya dengan mengikuti event-event di Banyuwangi yang berpotensi mengumpulkan banyak orang. Yang ia lakukan tidak melulu direct selling tetapi menanamkan kesadaran merek (brand awarness) kepada khalayak yang hadir di event-event tersebut. Brand awarness mengenai nama dan keberadaan tokonya serta produk yang ditawarkan dilakukan melalui pemasangan umbul-umbul, banner, brosur, dll. di sekitar lokasi event. Selain itu dia melihat potensi buruh migran Indonesia yang berasal dari Banyuwangi dan sekitarnya sebagai konsumen yang potensial dengan menggandeng para pemimpin buruh migran sebagai ujung tombak promosi. Selain itu Agus juga memanfaatkan media sosial untuk branding dan marketing usahanya.
Dalam mengelola keuangan untuk kelangsungan bisnisnya, Agus membuat tiga pos, yaitu pos untuk konsumsi sehari-hari, pos untuk gaji dirinya, dan pos untuk investasi. Dengan pengelolaan tersebut, untuk membangun dan memperbesar bisnisnya, Agus hampir tidak tergantung pinjaman bank. Pada akhir-akhir ini selain memiliki toko grosir asesoris “99 Jajag”, berangkat dari kesukaannya atau hobinya nge-gym, Agus akhirnya juga membuka “99 Gym Jajag”.
Dari Kuliah tamu ini mahasiswa dapat memetik ilmu dan informasi tentang bagaimana memulai usaha, bagaimana harus cerdas membaca peluang, menghadapi ancaman dan tantangan. Agus dapat mengubah SWOT (Strengths, Weakness, Opportunities, Threats) menjadi SCOC (Strenghts, Challange, Oportunities, Challange) agar bisnisnya tetap bertahan dan berkembang.
[:]
[:de]
Presiden Jokowi berpesan terhadap perguruan tinggi bahwa dalam menghadapi disrupsi dan perubahan di masa pandemi ini perguruan tinggi perlu menghadirkan praktisi dan pelaku industri dalam pelaksanaan belajar mengajar di kelas-kelas kuliah. Untuk itu matakuliah Pengantar Manajemen dan Kewirausahaan menggandeng pengusaha untuk mengisi Kuliah Tamu dengan tema “Belajar Bisnis dari Pengusaha”. Kuliah Tamu yang dihadari 87 mahasiswa Sastra Indonesia ini menghadirkan Agus 99 Jajag, seorang alumnus Prodi D3 Bahasa Inggris, Fakultas Sastra (FIB) UNEJ yang sukses menjadi pengusaha di kampung halamannya di Jajag, Banyuwangi.
Mahasiswa menyimak proses dan kiat-kiat Agus 99 Jajag dalam membangun bisnis from zero to hero. Agus memulai usaha dari keadaan “the power of kepepet”. Setelah mengirimkan 100 lamaran pekerjaan, dia diterima kerja di Telkomsel dengan posisi sebagai karyawan kontrak selama dua tahun. Saat menjelang kontraknya berakhir, dia memikirkan tentang masa depannya. Karena tidak ingin lagi bekerja di bawah orang lain, dia bertekad bulat untuk membangun usaha dengan membuka kios cendera mata (topi, arloji, sabuk, dll.) di teras Indomaret di dekat rumahnya. Lama kelamaan bisnisnya berkempang pesat, Agus dapat membuka kiosnya di seluruh Indomaret se-Banyuwangi, bahkan beberapa di Bondowoso, Situbondo dan Jember.
Oleh karena pikirannya selalu merasa ditantang oleh perkembangan bisnis, Agus melakukan istilahnya “pre-emptive strike” atau serangan pendahuluan, sebelum bisnisnya terkena disrupsi, Agus mengubah bisnisnya dengan menutup seluruh gerainya dengan mendirikan toko sendiri. Agar mendapatkan berkah tokonya dinamanakan “99 Jajag”, angka 99 didapat dari asmaul husna. Sebagai toko baru, Agus berupaya membranding tokonya dengan mengikuti event-event di Banyuwangi yang berpotensi mengumpulkan banyak orang. Yang ia lakukan tidak melulu direct selling tetapi menanamkan kesadaran merek (brand awarness) kepada khalayak yang hadir di event-event tersebut. Brand awarness mengenai nama dan keberadaan tokonya serta produk yang ditawarkan dilakukan melalui pemasangan umbul-umbul, banner, brosur, dll. di sekitar lokasi event. Selain itu dia melihat potensi buruh migran Indonesia yang berasal dari Banyuwangi dan sekitarnya sebagai konsumen yang potensial dengan menggandeng para pemimpin buruh migran sebagai ujung tombak promosi. Selain itu Agus juga memanfaatkan media sosial untuk branding dan marketing usahanya.
Dalam mengelola keuangan untuk kelangsungan bisnisnya, Agus membuat tiga pos, yaitu pos untuk konsumsi sehari-hari, pos untuk gaji dirinya, dan pos untuk investasi. Dengan pengelolaan tersebut, untuk membangun dan memperbesar bisnisnya, Agus hampir tidak tergantung pinjaman bank. Pada akhir-akhir ini selain memiliki toko grosir asesoris “99 Jajag”, berangkat dari kesukaannya atau hobinya nge-gym, Agus akhirnya juga membuka “99 Gym Jajag”.
Dari Kuliah tamu ini mahasiswa dapat memetik ilmu dan informasi tentang bagaimana memulai usaha, bagaimana harus cerdas membaca peluang, menghadapi ancaman dan tantangan. Agus dapat mengubah SWOT (Strengths, Weakness, Opportunities, Threats) menjadi SCOC (Strenghts, Challange, Oportunities, Challange) agar bisnisnya tetap bertahan dan berkembang.
[:]
[:de]
Presiden Jokowi berpesan terhadap perguruan tinggi bahwa dalam menghadapi disrupsi dan perubahan di masa pandemi ini perguruan tinggi perlu menghadirkan praktisi dan pelaku industri dalam pelaksanaan belajar mengajar di kelas-kelas kuliah. Untuk itu matakuliah Pengantar Manajemen dan Kewirausahaan menggandeng pengusaha untuk mengisi Kuliah Tamu dengan tema “Belajar Bisnis dari Pengusaha”. Kuliah Tamu yang dihadari 87 mahasiswa Sastra Indonesia ini menghadirkan Agus 99 Jajag, seorang alumnus Prodi D3 Bahasa Inggris, Fakultas Sastra (FIB) UNEJ yang sukses menjadi pengusaha di kampung halamannya di Jajag, Banyuwangi.
Mahasiswa menyimak proses dan kiat-kiat Agus 99 Jajag dalam membangun bisnis from zero to hero. Agus memulai usaha dari keadaan “the power of kepepet”. Setelah mengirimkan 100 lamaran pekerjaan, dia diterima kerja di Telkomsel dengan posisi sebagai karyawan kontrak selama dua tahun. Saat menjelang kontraknya berakhir, dia memikirkan tentang masa depannya. Karena tidak ingin lagi bekerja di bawah orang lain, dia bertekad bulat untuk membangun usaha dengan membuka Kios Jam Tangan dan Kacamata di teras Indomaret di dekat rumahnya. Lama kelamaan bisnisnya berkempang pesat, Agus dapat membuka kiosnya di seluruh Indomaret se-Banyuwangi, bahkan beberapa di Bondowoso, Situbondo dan Jember.
Oleh karena pikirannya selalu merasa ditantang oleh perkembangan bisnis, Agus melakukan istilahnya “pre-emptive strike” atau serangan pendahuluan, sebelum bisnisnya terkena disrupsi, Agus mengubah bisnisnya dengan menutup seluruh gerainya dengan mendirikan toko sendiri. Agar mendapatkan berkah tokonya dinamanakan “99 Jajag”, angka 99 didapat dari asmaul husna. Sebagai toko baru, Agus berupaya membranding tokonya dengan mengikuti event-event di Banyuwangi yang berpotensi mengumpulkan banyak orang. Yang ia lakukan tidak melulu direct selling tetapi menanamkan kesadaran merek (brand awarness) kepada khalayak yang hadir di event-event tersebut. Brand awarness mengenai nama dan keberadaan tokonya serta produk yang ditawarkan dilakukan melalui pemasangan umbul-umbul, banner, brosur, dll. di sekitar lokasi event. Selain itu dia melihat potensi buruh migran Indonesia yang berasal dari Banyuwangi dan sekitarnya sebagai konsumen yang potensial dengan menggandeng para pemimpin buruh migran sebagai ujung tombak promosi. Selain itu Agus juga memanfaatkan media sosial untuk branding dan marketing usahanya.
Dalam mengelola keuangan untuk kelangsungan bisnisnya, Agus membuat tiga pos, yaitu pos untuk konsumsi sehari-hari, pos untuk gaji dirinya, dan pos untuk investasi. Dengan pengelolaan tersebut, untuk membangun dan memperbesar bisnisnya, Agus hampir tidak tergantung pinjaman bank. Pada akhir-akhir ini selain memiliki toko grosir asesoris “99 Jajag”, berangkat dari kesukaannya atau hobinya nge-gym, Agus akhirnya juga membuka “99 Gym Jajag”.
Dari Kuliah tamu ini mahasiswa dapat memetik ilmu dan informasi tentang bagaimana memulai usaha, bagaimana harus cerdas membaca peluang, menghadapi ancaman dan tantangan. Agus dapat mengubah SWOT (Strengths, Weakness, Opportunities, Threats) menjadi SCOC (Strenghts, Challange, Oportunities, Challange) agar bisnisnya tetap bertahan dan berkembang.
Presiden Jokowi berpesan terhadap perguruan tinggi bahwa dalam menghadapi disrupsi dan perubahan di masa pandemi ini perguruan tinggi perlu menghadirkan praktisi dan pelaku industri dalam pelaksanaan belajar mengajar di kelas-kelas kuliah. Untuk itu matakuliah Pengantar Manajemen dan Kewirausahaan menggandeng pengusaha untuk mengisi Kuliah Tamu dengan tema “Belajar Bisnis dari Pengusaha”. Kuliah Tamu yang dihadari 87 mahasiswa Sastra Indonesia ini menghadirkan Agus 99 Jajag, seorang alumnus Prodi D3 Bahasa Inggris, Fakultas Sastra (FIB) UNEJ yang sukses menjadi pengusaha di kampung halamannya di Jajag, Banyuwangi.
Mahasiswa menyimak proses dan kiat-kiat Agus 99 Jajag dalam membangun bisnis from zero to hero. Agus memulai usaha dari keadaan “the power of kepepet”. Setelah mengirimkan 100 lamaran pekerjaan, dia diterima kerja di Telkomsel dengan posisi sebagai karyawan kontrak selama dua tahun. Saat menjelang kontraknya berakhir, dia memikirkan tentang masa depannya. Karena tidak ingin lagi bekerja di bawah orang lain, dia bertekad bulat untuk membangun usaha dengan membuka kios cendera mata (topi, arloji, sabuk, dll.) di teras Indomaret di dekat rumahnya. Lama kelamaan bisnisnya berkempang pesat, Agus dapat membuka kiosnya di seluruh Indomaret se-Banyuwangi, bahkan beberapa di Bondowoso, Situbondo dan Jember.
Oleh karena pikirannya selalu merasa ditantang oleh perkembangan bisnis, Agus melakukan istilahnya “pre-emptive strike” atau serangan pendahuluan, sebelum bisnisnya terkena disrupsi, Agus mengubah bisnisnya dengan menutup seluruh gerainya dengan mendirikan toko sendiri. Agar mendapatkan berkah tokonya dinamanakan “99 Jajag”, angka 99 didapat dari asmaul husna. Sebagai toko baru, Agus berupaya membranding tokonya dengan mengikuti event-event di Banyuwangi yang berpotensi mengumpulkan banyak orang. Yang ia lakukan tidak melulu direct selling tetapi menanamkan kesadaran merek (brand awarness) kepada khalayak yang hadir di event-event tersebut. Brand awarness mengenai nama dan keberadaan tokonya serta produk yang ditawarkan dilakukan melalui pemasangan umbul-umbul, banner, brosur, dll. di sekitar lokasi event. Selain itu dia melihat potensi buruh migran Indonesia yang berasal dari Banyuwangi dan sekitarnya sebagai konsumen yang potensial dengan menggandeng para pemimpin buruh migran sebagai ujung tombak promosi. Selain itu Agus juga memanfaatkan media sosial untuk branding dan marketing usahanya.
Dalam mengelola keuangan untuk kelangsungan bisnisnya, Agus membuat tiga pos, yaitu pos untuk konsumsi sehari-hari, pos untuk gaji dirinya, dan pos untuk investasi. Dengan pengelolaan tersebut, untuk membangun dan memperbesar bisnisnya, Agus hampir tidak tergantung pinjaman bank. Pada akhir-akhir ini selain memiliki toko grosir asesoris “99 Jajag”, berangkat dari kesukaannya atau hobinya nge-gym, Agus akhirnya juga membuka “99 Gym Jajag”.
Dari Kuliah tamu ini mahasiswa dapat memetik ilmu dan informasi tentang bagaimana memulai usaha, bagaimana harus cerdas membaca peluang, menghadapi ancaman dan tantangan. Agus dapat mengubah SWOT (Strengths, Weakness, Opportunities, Threats) menjadi SCOC (Strenghts, Challange, Oportunities, Challange) agar bisnisnya tetap bertahan dan berkembang.
[:]
[:de]
Presiden Jokowi berpesan terhadap perguruan tinggi bahwa dalam menghadapi disrupsi dan perubahan di masa pandemi ini perguruan tinggi perlu menghadirkan praktisi dan pelaku industri dalam pelaksanaan belajar mengajar di kelas-kelas kuliah. Untuk itu matakuliah Pengantar Manajemen dan Kewirausahaan menggandeng pengusaha untuk mengisi Kuliah Tamu dengan tema “Belajar Bisnis dari Pengusaha”. Kuliah Tamu yang dihadari 87 mahasiswa Sastra Indonesia ini menghadirkan Agus 99 Jajag, seorang alumnus Prodi D3 Bahasa Inggris, Fakultas Sastra (FIB) UNEJ yang sukses menjadi pengusaha di kampung halamannya di Jajag, Banyuwangi.
Mahasiswa menyimak proses dan kiat-kiat Agus 99 Jajag dalam membangun bisnis from zero to hero. Agus memulai usaha dari keadaan “the power of kepepet”. Setelah mengirimkan 100 lamaran pekerjaan, dia diterima kerja di Telkomsel dengan posisi sebagai karyawan kontrak selama dua tahun. Saat menjelang kontraknya berakhir, dia memikirkan tentang masa depannya. Karena tidak ingin lagi bekerja di bawah orang lain, dia bertekad bulat untuk membangun usaha dengan membuka kios cendera mata (topi, arloji, sabuk, dll.) di teras Indomaret di dekat rumahnya. Lama kelamaan bisnisnya berkempang pesat, Agus dapat membuka kiosnya di seluruh Indomaret se-Banyuwangi, bahkan beberapa di Bondowoso, Situbondo dan Jember.
Oleh karena pikirannya selalu merasa ditantang oleh perkembangan bisnis, Agus melakukan istilahnya “pre-emptive strike” atau serangan pendahuluan, sebelum bisnisnya terkena disrupsi, Agus mengubah bisnisnya dengan menutup seluruh gerainya dengan mendirikan toko sendiri. Agar mendapatkan berkah tokonya dinamanakan “99 Jajag”, angka 99 didapat dari asmaul husna. Sebagai toko baru, Agus berupaya membranding tokonya dengan mengikuti event-event di Banyuwangi yang berpotensi mengumpulkan banyak orang. Yang ia lakukan tidak melulu direct selling tetapi menanamkan kesadaran merek (brand awarness) kepada khalayak yang hadir di event-event tersebut. Brand awarness mengenai nama dan keberadaan tokonya serta produk yang ditawarkan dilakukan melalui pemasangan umbul-umbul, banner, brosur, dll. di sekitar lokasi event. Selain itu dia melihat potensi buruh migran Indonesia yang berasal dari Banyuwangi dan sekitarnya sebagai konsumen yang potensial dengan menggandeng para pemimpin buruh migran sebagai ujung tombak promosi. Selain itu Agus juga memanfaatkan media sosial untuk branding dan marketing usahanya.
Dalam mengelola keuangan untuk kelangsungan bisnisnya, Agus membuat tiga pos, yaitu pos untuk konsumsi sehari-hari, pos untuk gaji dirinya, dan pos untuk investasi. Dengan pengelolaan tersebut, untuk membangun dan memperbesar bisnisnya, Agus hampir tidak tergantung pinjaman bank. Pada akhir-akhir ini selain memiliki toko grosir asesoris “99 Jajag”, berangkat dari kesukaannya atau hobinya nge-gym, Agus akhirnya juga membuka “99 Gym Jajag”.
Dari Kuliah tamu ini mahasiswa dapat memetik ilmu dan informasi tentang bagaimana memulai usaha, bagaimana harus cerdas membaca peluang, menghadapi ancaman dan tantangan. Agus dapat mengubah SWOT (Strengths, Weakness, Opportunities, Threats) menjadi SCOC (Strenghts, Challange, Oportunities, Challange) agar bisnisnya tetap bertahan dan berkembang.
Presiden Jokowi berpesan terhadap perguruan tinggi bahwa dalam menghadapi disrupsi dan perubahan di masa pandemi ini perguruan tinggi perlu menghadirkan praktisi dan pelaku industri dalam pelaksanaan belajar mengajar di kelas-kelas kuliah. Untuk itu matakuliah Pengantar Manajemen dan Kewirausahaan menggandeng pengusaha untuk mengisi Kuliah Tamu dengan tema “Belajar Bisnis dari Pengusaha”. Kuliah Tamu yang dihadari 87 mahasiswa Sastra Indonesia ini menghadirkan Agus 99 Jajag, seorang alumnus Prodi D3 Bahasa Inggris, Fakultas Sastra (FIB) UNEJ yang sukses menjadi pengusaha di kampung halamannya di Jajag, Banyuwangi.
Mahasiswa menyimak proses dan kiat-kiat Agus 99 Jajag dalam membangun bisnis from zero to hero. Agus memulai usaha dari keadaan “the power of kepepet”. Setelah mengirimkan 100 lamaran pekerjaan, dia diterima kerja di Telkomsel dengan posisi sebagai karyawan kontrak selama dua tahun. Saat menjelang kontraknya berakhir, dia memikirkan tentang masa depannya. Karena tidak ingin lagi bekerja di bawah orang lain, dia bertekad bulat untuk membangun usaha dengan membuka kios cendera mata (topi, arloji, sabuk, dll.) di teras Indomaret di dekat rumahnya. Lama kelamaan bisnisnya berkempang pesat, Agus dapat membuka kiosnya di seluruh Indomaret se-Banyuwangi, bahkan beberapa di Bondowoso, Situbondo dan Jember.
Oleh karena pikirannya selalu merasa ditantang oleh perkembangan bisnis, Agus melakukan istilahnya “pre-emptive strike” atau serangan pendahuluan, sebelum bisnisnya terkena disrupsi, Agus mengubah bisnisnya dengan menutup seluruh gerainya dengan mendirikan toko sendiri. Agar mendapatkan berkah tokonya dinamanakan “99 Jajag”, angka 99 didapat dari asmaul husna. Sebagai toko baru, Agus berupaya membranding tokonya dengan mengikuti event-event di Banyuwangi yang berpotensi mengumpulkan banyak orang. Yang ia lakukan tidak melulu direct selling tetapi menanamkan kesadaran merek (brand awarness) kepada khalayak yang hadir di event-event tersebut. Brand awarness mengenai nama dan keberadaan tokonya serta produk yang ditawarkan dilakukan melalui pemasangan umbul-umbul, banner, brosur, dll. di sekitar lokasi event. Selain itu dia melihat potensi buruh migran Indonesia yang berasal dari Banyuwangi dan sekitarnya sebagai konsumen yang potensial dengan menggandeng para pemimpin buruh migran sebagai ujung tombak promosi. Selain itu Agus juga memanfaatkan media sosial untuk branding dan marketing usahanya.
Dalam mengelola keuangan untuk kelangsungan bisnisnya, Agus membuat tiga pos, yaitu pos untuk konsumsi sehari-hari, pos untuk gaji dirinya, dan pos untuk investasi. Dengan pengelolaan tersebut, untuk membangun dan memperbesar bisnisnya, Agus hampir tidak tergantung pinjaman bank. Pada akhir-akhir ini selain memiliki toko grosir asesoris “99 Jajag”, berangkat dari kesukaannya atau hobinya nge-gym, Agus akhirnya juga membuka “99 Gym Jajag”.
Dari Kuliah tamu ini mahasiswa dapat memetik ilmu dan informasi tentang bagaimana memulai usaha, bagaimana harus cerdas membaca peluang, menghadapi ancaman dan tantangan. Agus dapat mengubah SWOT (Strengths, Weakness, Opportunities, Threats) menjadi SCOC (Strenghts, Challange, Oportunities, Challange) agar bisnisnya tetap bertahan dan berkembang.
Presiden Jokowi berpesan terhadap perguruan tinggi bahwa dalam menghadapi disrupsi dan perubahan di masa pandemi ini perguruan tinggi perlu menghadirkan praktisi dan pelaku industri dalam pelaksanaan belajar mengajar di kelas-kelas kuliah. Untuk itu matakuliah Pengantar Manajemen dan Kewirausahaan menggandeng pengusaha untuk mengisi Kuliah Tamu dengan tema “Belajar Bisnis dari Pengusaha”. Kuliah Tamu yang dihadari 87 mahasiswa Sastra Indonesia ini menghadirkan Agus 99 Jajag, seorang alumnus Prodi D3 Bahasa Inggris, Fakultas Sastra (FIB) UNEJ yang sukses menjadi pengusaha di kampung halamannya di Jajag, Banyuwangi.
Mahasiswa menyimak proses dan kiat-kiat Agus 99 Jajag dalam membangun bisnis from zero to hero. Agus memulai usaha dari keadaan “the power of kepepet”. Setelah mengirimkan 100 lamaran pekerjaan, dia diterima kerja di Telkomsel dengan posisi sebagai karyawan kontrak selama dua tahun. Saat menjelang kontraknya berakhir, dia memikirkan tentang masa depannya. Karena tidak ingin lagi bekerja di bawah orang lain, dia bertekad bulat untuk membangun usaha dengan membuka kios cendera mata (topi, arloji, sabuk, dll.) di teras Indomaret di dekat rumahnya. Lama kelamaan bisnisnya berkempang pesat, Agus dapat membuka kiosnya di seluruh Indomaret se-Banyuwangi, bahkan beberapa di Bondowoso, Situbondo dan Jember.
Oleh karena pikirannya selalu merasa ditantang oleh perkembangan bisnis, Agus melakukan istilahnya “pre-emptive strike” atau serangan pendahuluan, sebelum bisnisnya terkena disrupsi, Agus mengubah bisnisnya dengan menutup seluruh gerainya dengan mendirikan toko sendiri. Agar mendapatkan berkah tokonya dinamanakan “99 Jajag”, angka 99 didapat dari asmaul husna. Sebagai toko baru, Agus berupaya membranding tokonya dengan mengikuti event-event di Banyuwangi yang berpotensi mengumpulkan banyak orang. Yang ia lakukan tidak melulu direct selling tetapi menanamkan kesadaran merek (brand awarness) kepada khalayak yang hadir di event-event tersebut. Brand awarness mengenai nama dan keberadaan tokonya serta produk yang ditawarkan dilakukan melalui pemasangan umbul-umbul, banner, brosur, dll. di sekitar lokasi event. Selain itu dia melihat potensi buruh migran Indonesia yang berasal dari Banyuwangi dan sekitarnya sebagai konsumen yang potensial dengan menggandeng para pemimpin buruh migran sebagai ujung tombak promosi. Selain itu Agus juga memanfaatkan media sosial untuk branding dan marketing usahanya.
Dalam mengelola keuangan untuk kelangsungan bisnisnya, Agus membuat tiga pos, yaitu pos untuk konsumsi sehari-hari, pos untuk gaji dirinya, dan pos untuk investasi. Dengan pengelolaan tersebut, untuk membangun dan memperbesar bisnisnya, Agus hampir tidak tergantung pinjaman bank. Pada akhir-akhir ini selain memiliki toko grosir asesoris “99 Jajag”, berangkat dari kesukaannya atau hobinya nge-gym, Agus akhirnya juga membuka “99 Gym Jajag”.
Dari Kuliah tamu ini mahasiswa dapat memetik ilmu dan informasi tentang bagaimana memulai usaha, bagaimana harus cerdas membaca peluang, menghadapi ancaman dan tantangan. Agus dapat mengubah SWOT (Strengths, Weakness, Opportunities, Threats) menjadi SCOC (Strenghts, Challange, Oportunities, Challange) agar bisnisnya tetap bertahan dan berkembang.
Presiden Jokowi berpesan terhadap perguruan tinggi bahwa dalam menghadapi disrupsi dan perubahan di masa pandemi ini perguruan tinggi perlu menghadirkan praktisi dan pelaku industri dalam pelaksanaan belajar mengajar di kelas-kelas kuliah. Untuk itu matakuliah Pengantar Manajemen dan Kewirausahaan menggandeng pengusaha untuk mengisi Kuliah Tamu dengan tema “Belajar Bisnis dari Pengusaha”. Kuliah Tamu yang dihadari 87 mahasiswa Sastra Indonesia ini menghadirkan Agus 99 Jajag, seorang alumnus Prodi D3 Bahasa Inggris, Fakultas Sastra (FIB) UNEJ yang sukses menjadi pengusaha di kampung halamannya di Jajag, Banyuwangi.
Mahasiswa menyimak proses dan kiat-kiat Agus 99 Jajag dalam membangun bisnis from zero to hero. Agus memulai usaha dari keadaan “the power of kepepet”. Setelah mengirimkan 100 lamaran pekerjaan, dia diterima kerja di Telkomsel dengan posisi sebagai karyawan kontrak selama dua tahun. Saat menjelang kontraknya berakhir, dia memikirkan tentang masa depannya. Karena tidak ingin lagi bekerja di bawah orang lain, dia bertekad bulat untuk membangun usaha dengan membuka kios cendera mata (topi, arloji, sabuk, dll.) di teras Indomaret di dekat rumahnya. Lama kelamaan bisnisnya berkempang pesat, Agus dapat membuka kiosnya di seluruh Indomaret se-Banyuwangi, bahkan beberapa di Bondowoso, Situbondo dan Jember.
Oleh karena pikirannya selalu merasa ditantang oleh perkembangan bisnis, Agus melakukan istilahnya “pre-emptive strike” atau serangan pendahuluan, sebelum bisnisnya terkena disrupsi, Agus mengubah bisnisnya dengan menutup seluruh gerainya dengan mendirikan toko sendiri. Agar mendapatkan berkah tokonya dinamanakan “99 Jajag”, angka 99 didapat dari asmaul husna. Sebagai toko baru, Agus berupaya membranding tokonya dengan mengikuti event-event di Banyuwangi yang berpotensi mengumpulkan banyak orang. Yang ia lakukan tidak melulu direct selling tetapi menanamkan kesadaran merek (brand awarness) kepada khalayak yang hadir di event-event tersebut. Brand awarness mengenai nama dan keberadaan tokonya serta produk yang ditawarkan dilakukan melalui pemasangan umbul-umbul, banner, brosur, dll. di sekitar lokasi event. Selain itu dia melihat potensi buruh migran Indonesia yang berasal dari Banyuwangi dan sekitarnya sebagai konsumen yang potensial dengan menggandeng para pemimpin buruh migran sebagai ujung tombak promosi. Selain itu Agus juga memanfaatkan media sosial untuk branding dan marketing usahanya.
Dalam mengelola keuangan untuk kelangsungan bisnisnya, Agus membuat tiga pos, yaitu pos untuk konsumsi sehari-hari, pos untuk gaji dirinya, dan pos untuk investasi. Dengan pengelolaan tersebut, untuk membangun dan memperbesar bisnisnya, Agus hampir tidak tergantung pinjaman bank. Pada akhir-akhir ini selain memiliki toko grosir asesoris “99 Jajag”, berangkat dari kesukaannya atau hobinya nge-gym, Agus akhirnya juga membuka “99 Gym Jajag”.
Dari Kuliah tamu ini mahasiswa dapat memetik ilmu dan informasi tentang bagaimana memulai usaha, bagaimana harus cerdas membaca peluang, menghadapi ancaman dan tantangan. Agus dapat mengubah SWOT (Strengths, Weakness, Opportunities, Threats) menjadi SCOC (Strenghts, Challange, Oportunities, Challange) agar bisnisnya tetap bertahan dan berkembang.
[:]
[:de]
Presiden Jokowi berpesan terhadap perguruan tinggi bahwa dalam menghadapi disrupsi dan perubahan di masa pandemi ini perguruan tinggi perlu menghadirkan praktisi dan pelaku industri dalam pelaksanaan belajar mengajar di kelas-kelas kuliah. Untuk itu matakuliah Pengantar Manajemen dan Kewirausahaan menggandeng pengusaha untuk mengisi Kuliah Tamu dengan tema “Belajar Bisnis dari Pengusaha”. Kuliah Tamu yang dihadari 87 mahasiswa Sastra Indonesia ini menghadirkan Agus 99 Jajag, seorang alumnus Prodi D3 Bahasa Inggris, Fakultas Sastra (FIB) UNEJ yang sukses menjadi pengusaha di kampung halamannya di Jajag, Banyuwangi.
Mahasiswa menyimak proses dan kiat-kiat Agus 99 Jajag dalam membangun bisnis from zero to hero. Agus memulai usaha dari keadaan “the power of kepepet”. Setelah mengirimkan 100 lamaran pekerjaan, dia diterima kerja di Telkomsel dengan posisi sebagai karyawan kontrak selama dua tahun. Saat menjelang kontraknya berakhir, dia memikirkan tentang masa depannya. Karena tidak ingin lagi bekerja di bawah orang lain, dia bertekad bulat untuk membangun usaha dengan membuka Kios Jam tangan dan Kacamata di teras Indomaret di dekat rumahnya. Lama kelamaan bisnisnya berkempang pesat, Agus dapat membuka kiosnya di seluruh Indomaret se-Banyuwangi, bahkan beberapa di Bondowoso, Situbondo dan Jember.
Oleh karena pikirannya selalu merasa ditantang oleh perkembangan bisnis, Agus melakukan istilahnya “pre-emptive strike” atau serangan pendahuluan, sebelum bisnisnya terkena disrupsi, Agus mengubah bisnisnya dengan menutup seluruh gerainya dengan mendirikan toko sendiri. Agar mendapatkan berkah tokonya dinamanakan “99 Jajag”, angka 99 didapat dari asmaul husna. Sebagai toko baru, Agus berupaya membranding tokonya dengan mengikuti event-event di Banyuwangi yang berpotensi mengumpulkan banyak orang. Yang ia lakukan tidak melulu direct selling tetapi menanamkan kesadaran merek (brand awarness) kepada khalayak yang hadir di event-event tersebut. Brand awarness mengenai nama dan keberadaan tokonya serta produk yang ditawarkan dilakukan melalui pemasangan umbul-umbul, banner, brosur, dll. di sekitar lokasi event. Selain itu dia melihat potensi buruh migran Indonesia yang berasal dari Banyuwangi dan sekitarnya sebagai konsumen yang potensial dengan menggandeng para pemimpin buruh migran sebagai ujung tombak promosi. Selain itu Agus juga memanfaatkan media sosial untuk branding dan marketing usahanya.
Dalam mengelola keuangan untuk kelangsungan bisnisnya, Agus membuat tiga pos, yaitu pos untuk konsumsi sehari-hari, pos untuk gaji dirinya, dan pos untuk investasi. Dengan pengelolaan tersebut, untuk membangun dan memperbesar bisnisnya, Agus hampir tidak tergantung pinjaman bank. Pada akhir-akhir ini selain memiliki toko grosir asesoris “99 Jajag”, berangkat dari kesukaannya atau hobinya nge-gym, Agus akhirnya juga membuka “99 Gym Jajag”.
Dari Kuliah tamu ini mahasiswa dapat memetik ilmu dan informasi tentang bagaimana memulai usaha, bagaimana harus cerdas membaca peluang, menghadapi ancaman dan tantangan. Agus dapat mengubah SWOT (Strengths, Weakness, Opportunities, Threats) menjadi SCOC (Strenghts, Challange, Oportunities, Challange) agar bisnisnya tetap bertahan dan berkembang.
Presiden Jokowi berpesan terhadap perguruan tinggi bahwa dalam menghadapi disrupsi dan perubahan di masa pandemi ini perguruan tinggi perlu menghadirkan praktisi dan pelaku industri dalam pelaksanaan belajar mengajar di kelas-kelas kuliah. Untuk itu matakuliah Pengantar Manajemen dan Kewirausahaan menggandeng pengusaha untuk mengisi Kuliah Tamu dengan tema “Belajar Bisnis dari Pengusaha”. Kuliah Tamu yang dihadari 87 mahasiswa Sastra Indonesia ini menghadirkan Agus 99 Jajag, seorang alumnus Prodi D3 Bahasa Inggris, Fakultas Sastra (FIB) UNEJ yang sukses menjadi pengusaha di kampung halamannya di Jajag, Banyuwangi.
Mahasiswa menyimak proses dan kiat-kiat Agus 99 Jajag dalam membangun bisnis from zero to hero. Agus memulai usaha dari keadaan “the power of kepepet”. Setelah mengirimkan 100 lamaran pekerjaan, dia diterima kerja di Telkomsel dengan posisi sebagai karyawan kontrak selama dua tahun. Saat menjelang kontraknya berakhir, dia memikirkan tentang masa depannya. Karena tidak ingin lagi bekerja di bawah orang lain, dia bertekad bulat untuk membangun usaha dengan membuka kios cendera mata (topi, arloji, sabuk, dll.) di teras Indomaret di dekat rumahnya. Lama kelamaan bisnisnya berkempang pesat, Agus dapat membuka kiosnya di seluruh Indomaret se-Banyuwangi, bahkan beberapa di Bondowoso, Situbondo dan Jember.
Oleh karena pikirannya selalu merasa ditantang oleh perkembangan bisnis, Agus melakukan istilahnya “pre-emptive strike” atau serangan pendahuluan, sebelum bisnisnya terkena disrupsi, Agus mengubah bisnisnya dengan menutup seluruh gerainya dengan mendirikan toko sendiri. Agar mendapatkan berkah tokonya dinamanakan “99 Jajag”, angka 99 didapat dari asmaul husna. Sebagai toko baru, Agus berupaya membranding tokonya dengan mengikuti event-event di Banyuwangi yang berpotensi mengumpulkan banyak orang. Yang ia lakukan tidak melulu direct selling tetapi menanamkan kesadaran merek (brand awarness) kepada khalayak yang hadir di event-event tersebut. Brand awarness mengenai nama dan keberadaan tokonya serta produk yang ditawarkan dilakukan melalui pemasangan umbul-umbul, banner, brosur, dll. di sekitar lokasi event. Selain itu dia melihat potensi buruh migran Indonesia yang berasal dari Banyuwangi dan sekitarnya sebagai konsumen yang potensial dengan menggandeng para pemimpin buruh migran sebagai ujung tombak promosi. Selain itu Agus juga memanfaatkan media sosial untuk branding dan marketing usahanya.
Dalam mengelola keuangan untuk kelangsungan bisnisnya, Agus membuat tiga pos, yaitu pos untuk konsumsi sehari-hari, pos untuk gaji dirinya, dan pos untuk investasi. Dengan pengelolaan tersebut, untuk membangun dan memperbesar bisnisnya, Agus hampir tidak tergantung pinjaman bank. Pada akhir-akhir ini selain memiliki toko grosir asesoris “99 Jajag”, berangkat dari kesukaannya atau hobinya nge-gym, Agus akhirnya juga membuka “99 Gym Jajag”.
Dari Kuliah tamu ini mahasiswa dapat memetik ilmu dan informasi tentang bagaimana memulai usaha, bagaimana harus cerdas membaca peluang, menghadapi ancaman dan tantangan. Agus dapat mengubah SWOT (Strengths, Weakness, Opportunities, Threats) menjadi SCOC (Strenghts, Challange, Oportunities, Challange) agar bisnisnya tetap bertahan dan berkembang.
Presiden Jokowi berpesan terhadap perguruan tinggi bahwa dalam menghadapi disrupsi dan perubahan di masa pandemi ini perguruan tinggi perlu menghadirkan praktisi dan pelaku industri dalam pelaksanaan belajar mengajar di kelas-kelas kuliah. Untuk itu matakuliah Pengantar Manajemen dan Kewirausahaan menggandeng pengusaha untuk mengisi Kuliah Tamu dengan tema “Belajar Bisnis dari Pengusaha”. Kuliah Tamu yang dihadari 87 mahasiswa Sastra Indonesia ini menghadirkan Agus 99 Jajag, seorang alumnus Prodi D3 Bahasa Inggris, Fakultas Sastra (FIB) UNEJ yang sukses menjadi pengusaha di kampung halamannya di Jajag, Banyuwangi.
Mahasiswa menyimak proses dan kiat-kiat Agus 99 Jajag dalam membangun bisnis from zero to hero. Agus memulai usaha dari keadaan “the power of kepepet”. Setelah mengirimkan 100 lamaran pekerjaan, dia diterima kerja di Telkomsel dengan posisi sebagai karyawan kontrak selama dua tahun. Saat menjelang kontraknya berakhir, dia memikirkan tentang masa depannya. Karena tidak ingin lagi bekerja di bawah orang lain, dia bertekad bulat untuk membangun usaha dengan membuka Kios Jam Tangan dan Kacamata di teras Indomaret di dekat rumahnya. Lama kelamaan bisnisnya berkempang pesat, Agus dapat membuka kiosnya di seluruh Indomaret se-Banyuwangi, bahkan beberapa di Bondowoso, Situbondo dan Jember.
Oleh karena pikirannya selalu merasa ditantang oleh perkembangan bisnis, Agus melakukan istilahnya “pre-emptive strike” atau serangan pendahuluan, sebelum bisnisnya terkena disrupsi, Agus mengubah bisnisnya dengan menutup seluruh gerainya dengan mendirikan toko sendiri. Agar mendapatkan berkah tokonya dinamanakan “99 Jajag”, angka 99 didapat dari asmaul husna. Sebagai toko baru, Agus berupaya membranding tokonya dengan mengikuti event-event di Banyuwangi yang berpotensi mengumpulkan banyak orang. Yang ia lakukan tidak melulu direct selling tetapi menanamkan kesadaran merek (brand awarness) kepada khalayak yang hadir di event-event tersebut. Brand awarness mengenai nama dan keberadaan tokonya serta produk yang ditawarkan dilakukan melalui pemasangan umbul-umbul, banner, brosur, dll. di sekitar lokasi event. Selain itu dia melihat potensi buruh migran Indonesia yang berasal dari Banyuwangi dan sekitarnya sebagai konsumen yang potensial dengan menggandeng para pemimpin buruh migran sebagai ujung tombak promosi. Selain itu Agus juga memanfaatkan media sosial untuk branding dan marketing usahanya.
Dalam mengelola keuangan untuk kelangsungan bisnisnya, Agus membuat tiga pos, yaitu pos untuk konsumsi sehari-hari, pos untuk gaji dirinya, dan pos untuk investasi. Dengan pengelolaan tersebut, untuk membangun dan memperbesar bisnisnya, Agus hampir tidak tergantung pinjaman bank. Pada akhir-akhir ini selain memiliki toko grosir asesoris “99 Jajag”, berangkat dari kesukaannya atau hobinya nge-gym, Agus akhirnya juga membuka “99 Gym Jajag”.
Dari Kuliah tamu ini mahasiswa dapat memetik ilmu dan informasi tentang bagaimana memulai usaha, bagaimana harus cerdas membaca peluang, menghadapi ancaman dan tantangan. Agus dapat mengubah SWOT (Strengths, Weakness, Opportunities, Threats) menjadi SCOC (Strenghts, Challange, Oportunities, Challange) agar bisnisnya tetap bertahan dan berkembang.
Presiden Jokowi berpesan terhadap perguruan tinggi bahwa dalam menghadapi disrupsi dan perubahan di masa pandemi ini perguruan tinggi perlu menghadirkan praktisi dan pelaku industri dalam pelaksanaan belajar mengajar di kelas-kelas kuliah. Untuk itu matakuliah Pengantar Manajemen dan Kewirausahaan menggandeng pengusaha untuk mengisi Kuliah Tamu dengan tema “Belajar Bisnis dari Pengusaha”. Kuliah Tamu yang dihadari 87 mahasiswa Sastra Indonesia ini menghadirkan Agus 99 Jajag, seorang alumnus Prodi D3 Bahasa Inggris, Fakultas Sastra (FIB) UNEJ yang sukses menjadi pengusaha di kampung halamannya di Jajag, Banyuwangi.
Mahasiswa menyimak proses dan kiat-kiat Agus 99 Jajag dalam membangun bisnis from zero to hero. Agus memulai usaha dari keadaan “the power of kepepet”. Setelah mengirimkan 100 lamaran pekerjaan, dia diterima kerja di Telkomsel dengan posisi sebagai karyawan kontrak selama dua tahun. Saat menjelang kontraknya berakhir, dia memikirkan tentang masa depannya. Karena tidak ingin lagi bekerja di bawah orang lain, dia bertekad bulat untuk membangun usaha dengan membuka kios cendera mata (topi, arloji, sabuk, dll.) di teras Indomaret di dekat rumahnya. Lama kelamaan bisnisnya berkempang pesat, Agus dapat membuka kiosnya di seluruh Indomaret se-Banyuwangi, bahkan beberapa di Bondowoso, Situbondo dan Jember.
Oleh karena pikirannya selalu merasa ditantang oleh perkembangan bisnis, Agus melakukan istilahnya “pre-emptive strike” atau serangan pendahuluan, sebelum bisnisnya terkena disrupsi, Agus mengubah bisnisnya dengan menutup seluruh gerainya dengan mendirikan toko sendiri. Agar mendapatkan berkah tokonya dinamanakan “99 Jajag”, angka 99 didapat dari asmaul husna. Sebagai toko baru, Agus berupaya membranding tokonya dengan mengikuti event-event di Banyuwangi yang berpotensi mengumpulkan banyak orang. Yang ia lakukan tidak melulu direct selling tetapi menanamkan kesadaran merek (brand awarness) kepada khalayak yang hadir di event-event tersebut. Brand awarness mengenai nama dan keberadaan tokonya serta produk yang ditawarkan dilakukan melalui pemasangan umbul-umbul, banner, brosur, dll. di sekitar lokasi event. Selain itu dia melihat potensi buruh migran Indonesia yang berasal dari Banyuwangi dan sekitarnya sebagai konsumen yang potensial dengan menggandeng para pemimpin buruh migran sebagai ujung tombak promosi. Selain itu Agus juga memanfaatkan media sosial untuk branding dan marketing usahanya.
Dalam mengelola keuangan untuk kelangsungan bisnisnya, Agus membuat tiga pos, yaitu pos untuk konsumsi sehari-hari, pos untuk gaji dirinya, dan pos untuk investasi. Dengan pengelolaan tersebut, untuk membangun dan memperbesar bisnisnya, Agus hampir tidak tergantung pinjaman bank. Pada akhir-akhir ini selain memiliki toko grosir asesoris “99 Jajag”, berangkat dari kesukaannya atau hobinya nge-gym, Agus akhirnya juga membuka “99 Gym Jajag”.
Dari Kuliah tamu ini mahasiswa dapat memetik ilmu dan informasi tentang bagaimana memulai usaha, bagaimana harus cerdas membaca peluang, menghadapi ancaman dan tantangan. Agus dapat mengubah SWOT (Strengths, Weakness, Opportunities, Threats) menjadi SCOC (Strenghts, Challange, Oportunities, Challange) agar bisnisnya tetap bertahan dan berkembang.
Presiden Jokowi berpesan terhadap perguruan tinggi bahwa dalam menghadapi disrupsi dan perubahan di masa pandemi ini perguruan tinggi perlu menghadirkan praktisi dan pelaku industri dalam pelaksanaan belajar mengajar di kelas-kelas kuliah. Untuk itu matakuliah Pengantar Manajemen dan Kewirausahaan menggandeng pengusaha untuk mengisi Kuliah Tamu dengan tema “Belajar Bisnis dari Pengusaha”. Kuliah Tamu yang dihadari 87 mahasiswa Sastra Indonesia ini menghadirkan Agus 99 Jajag, seorang alumnus Prodi D3 Bahasa Inggris, Fakultas Sastra (FIB) UNEJ yang sukses menjadi pengusaha di kampung halamannya di Jajag, Banyuwangi.
Mahasiswa menyimak proses dan kiat-kiat Agus 99 Jajag dalam membangun bisnis from zero to hero. Agus memulai usaha dari keadaan “the power of kepepet”. Setelah mengirimkan 100 lamaran pekerjaan, dia diterima kerja di Telkomsel dengan posisi sebagai karyawan kontrak selama dua tahun. Saat menjelang kontraknya berakhir, dia memikirkan tentang masa depannya. Karena tidak ingin lagi bekerja di bawah orang lain, dia bertekad bulat untuk membangun usaha dengan membuka kios cendera mata (topi, arloji, sabuk, dll.) di teras Indomaret di dekat rumahnya. Lama kelamaan bisnisnya berkempang pesat, Agus dapat membuka kiosnya di seluruh Indomaret se-Banyuwangi, bahkan beberapa di Bondowoso, Situbondo dan Jember.
Oleh karena pikirannya selalu merasa ditantang oleh perkembangan bisnis, Agus melakukan istilahnya “pre-emptive strike” atau serangan pendahuluan, sebelum bisnisnya terkena disrupsi, Agus mengubah bisnisnya dengan menutup seluruh gerainya dengan mendirikan toko sendiri. Agar mendapatkan berkah tokonya dinamanakan “99 Jajag”, angka 99 didapat dari asmaul husna. Sebagai toko baru, Agus berupaya membranding tokonya dengan mengikuti event-event di Banyuwangi yang berpotensi mengumpulkan banyak orang. Yang ia lakukan tidak melulu direct selling tetapi menanamkan kesadaran merek (brand awarness) kepada khalayak yang hadir di event-event tersebut. Brand awarness mengenai nama dan keberadaan tokonya serta produk yang ditawarkan dilakukan melalui pemasangan umbul-umbul, banner, brosur, dll. di sekitar lokasi event. Selain itu dia melihat potensi buruh migran Indonesia yang berasal dari Banyuwangi dan sekitarnya sebagai konsumen yang potensial dengan menggandeng para pemimpin buruh migran sebagai ujung tombak promosi. Selain itu Agus juga memanfaatkan media sosial untuk branding dan marketing usahanya.
Dalam mengelola keuangan untuk kelangsungan bisnisnya, Agus membuat tiga pos, yaitu pos untuk konsumsi sehari-hari, pos untuk gaji dirinya, dan pos untuk investasi. Dengan pengelolaan tersebut, untuk membangun dan memperbesar bisnisnya, Agus hampir tidak tergantung pinjaman bank. Pada akhir-akhir ini selain memiliki toko grosir asesoris “99 Jajag”, berangkat dari kesukaannya atau hobinya nge-gym, Agus akhirnya juga membuka “99 Gym Jajag”.
Dari Kuliah tamu ini mahasiswa dapat memetik ilmu dan informasi tentang bagaimana memulai usaha, bagaimana harus cerdas membaca peluang, menghadapi ancaman dan tantangan. Agus dapat mengubah SWOT (Strengths, Weakness, Opportunities, Threats) menjadi SCOC (Strenghts, Challange, Oportunities, Challange) agar bisnisnya tetap bertahan dan berkembang.
Presiden Jokowi berpesan terhadap perguruan tinggi bahwa dalam menghadapi disrupsi dan perubahan di masa pandemi ini perguruan tinggi perlu menghadirkan praktisi dan pelaku industri dalam pelaksanaan belajar mengajar di kelas-kelas kuliah. Untuk itu matakuliah Pengantar Manajemen dan Kewirausahaan menggandeng pengusaha untuk mengisi Kuliah Tamu dengan tema “Belajar Bisnis dari Pengusaha”. Kuliah Tamu yang dihadari 87 mahasiswa Sastra Indonesia ini menghadirkan Agus 99 Jajag, seorang alumnus Prodi D3 Bahasa Inggris, Fakultas Sastra (FIB) UNEJ yang sukses menjadi pengusaha di kampung halamannya di Jajag, Banyuwangi.
Mahasiswa menyimak proses dan kiat-kiat Agus 99 Jajag dalam membangun bisnis from zero to hero. Agus memulai usaha dari keadaan “the power of kepepet”. Setelah mengirimkan 100 lamaran pekerjaan, dia diterima kerja di Telkomsel dengan posisi sebagai karyawan kontrak selama dua tahun. Saat menjelang kontraknya berakhir, dia memikirkan tentang masa depannya. Karena tidak ingin lagi bekerja di bawah orang lain, dia bertekad bulat untuk membangun usaha dengan membuka kios cendera mata (topi, arloji, sabuk, dll.) di teras Indomaret di dekat rumahnya. Lama kelamaan bisnisnya berkempang pesat, Agus dapat membuka kiosnya di seluruh Indomaret se-Banyuwangi, bahkan beberapa di Bondowoso, Situbondo dan Jember.
Oleh karena pikirannya selalu merasa ditantang oleh perkembangan bisnis, Agus melakukan istilahnya “pre-emptive strike” atau serangan pendahuluan, sebelum bisnisnya terkena disrupsi, Agus mengubah bisnisnya dengan menutup seluruh gerainya dengan mendirikan toko sendiri. Agar mendapatkan berkah tokonya dinamanakan “99 Jajag”, angka 99 didapat dari asmaul husna. Sebagai toko baru, Agus berupaya membranding tokonya dengan mengikuti event-event di Banyuwangi yang berpotensi mengumpulkan banyak orang. Yang ia lakukan tidak melulu direct selling tetapi menanamkan kesadaran merek (brand awarness) kepada khalayak yang hadir di event-event tersebut. Brand awarness mengenai nama dan keberadaan tokonya serta produk yang ditawarkan dilakukan melalui pemasangan umbul-umbul, banner, brosur, dll. di sekitar lokasi event. Selain itu dia melihat potensi buruh migran Indonesia yang berasal dari Banyuwangi dan sekitarnya sebagai konsumen yang potensial dengan menggandeng para pemimpin buruh migran sebagai ujung tombak promosi. Selain itu Agus juga memanfaatkan media sosial untuk branding dan marketing usahanya.
Dalam mengelola keuangan untuk kelangsungan bisnisnya, Agus membuat tiga pos, yaitu pos untuk konsumsi sehari-hari, pos untuk gaji dirinya, dan pos untuk investasi. Dengan pengelolaan tersebut, untuk membangun dan memperbesar bisnisnya, Agus hampir tidak tergantung pinjaman bank. Pada akhir-akhir ini selain memiliki toko grosir asesoris “99 Jajag”, berangkat dari kesukaannya atau hobinya nge-gym, Agus akhirnya juga membuka “99 Gym Jajag”.
Dari Kuliah tamu ini mahasiswa dapat memetik ilmu dan informasi tentang bagaimana memulai usaha, bagaimana harus cerdas membaca peluang, menghadapi ancaman dan tantangan. Agus dapat mengubah SWOT (Strengths, Weakness, Opportunities, Threats) menjadi SCOC (Strenghts, Challange, Oportunities, Challange) agar bisnisnya tetap bertahan dan berkembang.
Presiden Jokowi berpesan terhadap perguruan tinggi bahwa dalam menghadapi disrupsi dan perubahan di masa pandemi ini perguruan tinggi perlu menghadirkan praktisi dan pelaku industri dalam pelaksanaan belajar mengajar di kelas-kelas kuliah. Untuk itu matakuliah Pengantar Manajemen dan Kewirausahaan menggandeng pengusaha untuk mengisi Kuliah Tamu dengan tema “Belajar Bisnis dari Pengusaha”. Kuliah Tamu yang dihadari 87 mahasiswa Sastra Indonesia ini menghadirkan Agus 99 Jajag, seorang alumnus Prodi D3 Bahasa Inggris, Fakultas Sastra (FIB) UNEJ yang sukses menjadi pengusaha di kampung halamannya di Jajag, Banyuwangi.
Mahasiswa menyimak proses dan kiat-kiat Agus 99 Jajag dalam membangun bisnis from zero to hero. Agus memulai usaha dari keadaan “the power of kepepet”. Setelah mengirimkan 100 lamaran pekerjaan, dia diterima kerja di Telkomsel dengan posisi sebagai karyawan kontrak selama dua tahun. Saat menjelang kontraknya berakhir, dia memikirkan tentang masa depannya. Karena tidak ingin lagi bekerja di bawah orang lain, dia bertekad bulat untuk membangun usaha dengan membuka kios cendera mata (topi, arloji, sabuk, dll.) di teras Indomaret di dekat rumahnya. Lama kelamaan bisnisnya berkempang pesat, Agus dapat membuka kiosnya di seluruh Indomaret se-Banyuwangi, bahkan beberapa di Bondowoso, Situbondo dan Jember.
Oleh karena pikirannya selalu merasa ditantang oleh perkembangan bisnis, Agus melakukan istilahnya “pre-emptive strike” atau serangan pendahuluan, sebelum bisnisnya terkena disrupsi, Agus mengubah bisnisnya dengan menutup seluruh gerainya dengan mendirikan toko sendiri. Agar mendapatkan berkah tokonya dinamanakan “99 Jajag”, angka 99 didapat dari asmaul husna. Sebagai toko baru, Agus berupaya membranding tokonya dengan mengikuti event-event di Banyuwangi yang berpotensi mengumpulkan banyak orang. Yang ia lakukan tidak melulu direct selling tetapi menanamkan kesadaran merek (brand awarness) kepada khalayak yang hadir di event-event tersebut. Brand awarness mengenai nama dan keberadaan tokonya serta produk yang ditawarkan dilakukan melalui pemasangan umbul-umbul, banner, brosur, dll. di sekitar lokasi event. Selain itu dia melihat potensi buruh migran Indonesia yang berasal dari Banyuwangi dan sekitarnya sebagai konsumen yang potensial dengan menggandeng para pemimpin buruh migran sebagai ujung tombak promosi. Selain itu Agus juga memanfaatkan media sosial untuk branding dan marketing usahanya.
Dalam mengelola keuangan untuk kelangsungan bisnisnya, Agus membuat tiga pos, yaitu pos untuk konsumsi sehari-hari, pos untuk gaji dirinya, dan pos untuk investasi. Dengan pengelolaan tersebut, untuk membangun dan memperbesar bisnisnya, Agus hampir tidak tergantung pinjaman bank. Pada akhir-akhir ini selain memiliki toko grosir asesoris “99 Jajag”, berangkat dari kesukaannya atau hobinya nge-gym, Agus akhirnya juga membuka “99 Gym Jajag”.
Dari Kuliah tamu ini mahasiswa dapat memetik ilmu dan informasi tentang bagaimana memulai usaha, bagaimana harus cerdas membaca peluang, menghadapi ancaman dan tantangan. Agus dapat mengubah SWOT (Strengths, Weakness, Opportunities, Threats) menjadi SCOC (Strenghts, Challange, Oportunities, Challange) agar bisnisnya tetap bertahan dan berkembang.
Presiden Jokowi berpesan terhadap perguruan tinggi bahwa dalam menghadapi disrupsi dan perubahan di masa pandemi ini perguruan tinggi perlu menghadirkan praktisi dan pelaku industri dalam pelaksanaan belajar mengajar di kelas-kelas kuliah. Untuk itu matakuliah Pengantar Manajemen dan Kewirausahaan menggandeng pengusaha untuk mengisi Kuliah Tamu dengan tema “Belajar Bisnis dari Pengusaha”. Kuliah Tamu yang dihadari 87 mahasiswa Sastra Indonesia ini menghadirkan Agus 99 Jajag, seorang alumnus Prodi D3 Bahasa Inggris, Fakultas Sastra (FIB) UNEJ yang sukses menjadi pengusaha di kampung halamannya di Jajag, Banyuwangi.
Mahasiswa menyimak proses dan kiat-kiat Agus 99 Jajag dalam membangun bisnis from zero to hero. Agus memulai usaha dari keadaan “the power of kepepet”. Setelah mengirimkan 100 lamaran pekerjaan, dia diterima kerja di Telkomsel dengan posisi sebagai karyawan kontrak selama dua tahun. Saat menjelang kontraknya berakhir, dia memikirkan tentang masa depannya. Karena tidak ingin lagi bekerja di bawah orang lain, dia bertekad bulat untuk membangun usaha dengan membuka kios cendera mata (topi, arloji, sabuk, dll.) di teras Indomaret di dekat rumahnya. Lama kelamaan bisnisnya berkempang pesat, Agus dapat membuka kiosnya di seluruh Indomaret se-Banyuwangi, bahkan beberapa di Bondowoso, Situbondo dan Jember.
Oleh karena pikirannya selalu merasa ditantang oleh perkembangan bisnis, Agus melakukan istilahnya “pre-emptive strike” atau serangan pendahuluan, sebelum bisnisnya terkena disrupsi, Agus mengubah bisnisnya dengan menutup seluruh gerainya dengan mendirikan toko sendiri. Agar mendapatkan berkah tokonya dinamanakan “99 Jajag”, angka 99 didapat dari asmaul husna. Sebagai toko baru, Agus berupaya membranding tokonya dengan mengikuti event-event di Banyuwangi yang berpotensi mengumpulkan banyak orang. Yang ia lakukan tidak melulu direct selling tetapi menanamkan kesadaran merek (brand awarness) kepada khalayak yang hadir di event-event tersebut. Brand awarness mengenai nama dan keberadaan tokonya serta produk yang ditawarkan dilakukan melalui pemasangan umbul-umbul, banner, brosur, dll. di sekitar lokasi event. Selain itu dia melihat potensi buruh migran Indonesia yang berasal dari Banyuwangi dan sekitarnya sebagai konsumen yang potensial dengan menggandeng para pemimpin buruh migran sebagai ujung tombak promosi. Selain itu Agus juga memanfaatkan media sosial untuk branding dan marketing usahanya.
Dalam mengelola keuangan untuk kelangsungan bisnisnya, Agus membuat tiga pos, yaitu pos untuk konsumsi sehari-hari, pos untuk gaji dirinya, dan pos untuk investasi. Dengan pengelolaan tersebut, untuk membangun dan memperbesar bisnisnya, Agus hampir tidak tergantung pinjaman bank. Pada akhir-akhir ini selain memiliki toko grosir asesoris “99 Jajag”, berangkat dari kesukaannya atau hobinya nge-gym, Agus akhirnya juga membuka “99 Gym Jajag”.
Dari Kuliah tamu ini mahasiswa dapat memetik ilmu dan informasi tentang bagaimana memulai usaha, bagaimana harus cerdas membaca peluang, menghadapi ancaman dan tantangan. Agus dapat mengubah SWOT (Strengths, Weakness, Opportunities, Threats) menjadi SCOC (Strenghts, Challange, Oportunities, Challange) agar bisnisnya tetap bertahan dan berkembang.
[:]
[:de]
Presiden Jokowi berpesan terhadap perguruan tinggi bahwa dalam menghadapi disrupsi dan perubahan di masa pandemi ini perguruan tinggi perlu menghadirkan praktisi dan pelaku industri dalam pelaksanaan belajar mengajar di kelas-kelas kuliah. Untuk itu matakuliah Pengantar Manajemen dan Kewirausahaan menggandeng pengusaha untuk mengisi Kuliah Tamu dengan tema “Belajar Bisnis dari Pengusaha”. Kuliah Tamu yang dihadari 87 mahasiswa Sastra Indonesia ini menghadirkan Agus 99 Jajag, seorang alumnus Prodi D3 Bahasa Inggris, Fakultas Sastra (FIB) UNEJ yang sukses menjadi pengusaha di kampung halamannya di Jajag, Banyuwangi.
Mahasiswa menyimak proses dan kiat-kiat Agus 99 Jajag dalam membangun bisnis from zero to hero. Agus memulai usaha dari keadaan “the power of kepepet”. Setelah mengirimkan 100 lamaran pekerjaan, dia diterima kerja di Telkomsel dengan posisi sebagai karyawan kontrak selama dua tahun. Saat menjelang kontraknya berakhir, dia memikirkan tentang masa depannya. Karena tidak ingin lagi bekerja di bawah orang lain, dia bertekad bulat untuk membangun usaha dengan membuka Kios Jam tangan dan Kacamata di teras Indomaret di dekat rumahnya. Lama kelamaan bisnisnya berkempang pesat, Agus dapat membuka kiosnya di seluruh Indomaret se-Banyuwangi, bahkan beberapa di Bondowoso, Situbondo dan Jember.
Oleh karena pikirannya selalu merasa ditantang oleh perkembangan bisnis, Agus melakukan istilahnya “pre-emptive strike” atau serangan pendahuluan, sebelum bisnisnya terkena disrupsi, Agus mengubah bisnisnya dengan menutup seluruh gerainya dengan mendirikan toko sendiri. Agar mendapatkan berkah tokonya dinamanakan “99 Jajag”, angka 99 didapat dari asmaul husna. Sebagai toko baru, Agus berupaya membranding tokonya dengan mengikuti event-event di Banyuwangi yang berpotensi mengumpulkan banyak orang. Yang ia lakukan tidak melulu direct selling tetapi menanamkan kesadaran merek (brand awarness) kepada khalayak yang hadir di event-event tersebut. Brand awarness mengenai nama dan keberadaan tokonya serta produk yang ditawarkan dilakukan melalui pemasangan umbul-umbul, banner, brosur, dll. di sekitar lokasi event. Selain itu dia melihat potensi buruh migran Indonesia yang berasal dari Banyuwangi dan sekitarnya sebagai konsumen yang potensial dengan menggandeng para pemimpin buruh migran sebagai ujung tombak promosi. Selain itu Agus juga memanfaatkan media sosial untuk branding dan marketing usahanya.
Dalam mengelola keuangan untuk kelangsungan bisnisnya, Agus membuat tiga pos, yaitu pos untuk konsumsi sehari-hari, pos untuk gaji dirinya, dan pos untuk investasi. Dengan pengelolaan tersebut, untuk membangun dan memperbesar bisnisnya, Agus hampir tidak tergantung pinjaman bank. Pada akhir-akhir ini selain memiliki toko grosir asesoris “99 Jajag”, berangkat dari kesukaannya atau hobinya nge-gym, Agus akhirnya juga membuka “99 Gym Jajag”.
Dari Kuliah tamu ini mahasiswa dapat memetik ilmu dan informasi tentang bagaimana memulai usaha, bagaimana harus cerdas membaca peluang, menghadapi ancaman dan tantangan. Agus dapat mengubah SWOT (Strengths, Weakness, Opportunities, Threats) menjadi SCOC (Strenghts, Challange, Oportunities, Challange) agar bisnisnya tetap bertahan dan berkembang.
Presiden Jokowi berpesan terhadap perguruan tinggi bahwa dalam menghadapi disrupsi dan perubahan di masa pandemi ini perguruan tinggi perlu menghadirkan praktisi dan pelaku industri dalam pelaksanaan belajar mengajar di kelas-kelas kuliah. Untuk itu matakuliah Pengantar Manajemen dan Kewirausahaan menggandeng pengusaha untuk mengisi Kuliah Tamu dengan tema “Belajar Bisnis dari Pengusaha”. Kuliah Tamu yang dihadari 87 mahasiswa Sastra Indonesia ini menghadirkan Agus 99 Jajag, seorang alumnus Prodi D3 Bahasa Inggris, Fakultas Sastra (FIB) UNEJ yang sukses menjadi pengusaha di kampung halamannya di Jajag, Banyuwangi.
Mahasiswa menyimak proses dan kiat-kiat Agus 99 Jajag dalam membangun bisnis from zero to hero. Agus memulai usaha dari keadaan “the power of kepepet”. Setelah mengirimkan 100 lamaran pekerjaan, dia diterima kerja di Telkomsel dengan posisi sebagai karyawan kontrak selama dua tahun. Saat menjelang kontraknya berakhir, dia memikirkan tentang masa depannya. Karena tidak ingin lagi bekerja di bawah orang lain, dia bertekad bulat untuk membangun usaha dengan membuka kios cendera mata (topi, arloji, sabuk, dll.) di teras Indomaret di dekat rumahnya. Lama kelamaan bisnisnya berkempang pesat, Agus dapat membuka kiosnya di seluruh Indomaret se-Banyuwangi, bahkan beberapa di Bondowoso, Situbondo dan Jember.
Oleh karena pikirannya selalu merasa ditantang oleh perkembangan bisnis, Agus melakukan istilahnya “pre-emptive strike” atau serangan pendahuluan, sebelum bisnisnya terkena disrupsi, Agus mengubah bisnisnya dengan menutup seluruh gerainya dengan mendirikan toko sendiri. Agar mendapatkan berkah tokonya dinamanakan “99 Jajag”, angka 99 didapat dari asmaul husna. Sebagai toko baru, Agus berupaya membranding tokonya dengan mengikuti event-event di Banyuwangi yang berpotensi mengumpulkan banyak orang. Yang ia lakukan tidak melulu direct selling tetapi menanamkan kesadaran merek (brand awarness) kepada khalayak yang hadir di event-event tersebut. Brand awarness mengenai nama dan keberadaan tokonya serta produk yang ditawarkan dilakukan melalui pemasangan umbul-umbul, banner, brosur, dll. di sekitar lokasi event. Selain itu dia melihat potensi buruh migran Indonesia yang berasal dari Banyuwangi dan sekitarnya sebagai konsumen yang potensial dengan menggandeng para pemimpin buruh migran sebagai ujung tombak promosi. Selain itu Agus juga memanfaatkan media sosial untuk branding dan marketing usahanya.
Dalam mengelola keuangan untuk kelangsungan bisnisnya, Agus membuat tiga pos, yaitu pos untuk konsumsi sehari-hari, pos untuk gaji dirinya, dan pos untuk investasi. Dengan pengelolaan tersebut, untuk membangun dan memperbesar bisnisnya, Agus hampir tidak tergantung pinjaman bank. Pada akhir-akhir ini selain memiliki toko grosir asesoris “99 Jajag”, berangkat dari kesukaannya atau hobinya nge-gym, Agus akhirnya juga membuka “99 Gym Jajag”.
Dari Kuliah tamu ini mahasiswa dapat memetik ilmu dan informasi tentang bagaimana memulai usaha, bagaimana harus cerdas membaca peluang, menghadapi ancaman dan tantangan. Agus dapat mengubah SWOT (Strengths, Weakness, Opportunities, Threats) menjadi SCOC (Strenghts, Challange, Oportunities, Challange) agar bisnisnya tetap bertahan dan berkembang.
Presiden Jokowi berpesan terhadap perguruan tinggi bahwa dalam menghadapi disrupsi dan perubahan di masa pandemi ini perguruan tinggi perlu menghadirkan praktisi dan pelaku industri dalam pelaksanaan belajar mengajar di kelas-kelas kuliah. Untuk itu matakuliah Pengantar Manajemen dan Kewirausahaan menggandeng pengusaha untuk mengisi Kuliah Tamu dengan tema “Belajar Bisnis dari Pengusaha”. Kuliah Tamu yang dihadari 87 mahasiswa Sastra Indonesia ini menghadirkan Agus 99 Jajag, seorang alumnus Prodi D3 Bahasa Inggris, Fakultas Sastra (FIB) UNEJ yang sukses menjadi pengusaha di kampung halamannya di Jajag, Banyuwangi.
Mahasiswa menyimak proses dan kiat-kiat Agus 99 Jajag dalam membangun bisnis from zero to hero. Agus memulai usaha dari keadaan “the power of kepepet”. Setelah mengirimkan 100 lamaran pekerjaan, dia diterima kerja di Telkomsel dengan posisi sebagai karyawan kontrak selama dua tahun. Saat menjelang kontraknya berakhir, dia memikirkan tentang masa depannya. Karena tidak ingin lagi bekerja di bawah orang lain, dia bertekad bulat untuk membangun usaha dengan membuka Kios Jam Tangan dan Kacamata di teras Indomaret di dekat rumahnya. Lama kelamaan bisnisnya berkempang pesat, Agus dapat membuka kiosnya di seluruh Indomaret se-Banyuwangi, bahkan beberapa di Bondowoso, Situbondo dan Jember.
Oleh karena pikirannya selalu merasa ditantang oleh perkembangan bisnis, Agus melakukan istilahnya “pre-emptive strike” atau serangan pendahuluan, sebelum bisnisnya terkena disrupsi, Agus mengubah bisnisnya dengan menutup seluruh gerainya dengan mendirikan toko sendiri. Agar mendapatkan berkah tokonya dinamanakan “99 Jajag”, angka 99 didapat dari asmaul husna. Sebagai toko baru, Agus berupaya membranding tokonya dengan mengikuti event-event di Banyuwangi yang berpotensi mengumpulkan banyak orang. Yang ia lakukan tidak melulu direct selling tetapi menanamkan kesadaran merek (brand awarness) kepada khalayak yang hadir di event-event tersebut. Brand awarness mengenai nama dan keberadaan tokonya serta produk yang ditawarkan dilakukan melalui pemasangan umbul-umbul, banner, brosur, dll. di sekitar lokasi event. Selain itu dia melihat potensi buruh migran Indonesia yang berasal dari Banyuwangi dan sekitarnya sebagai konsumen yang potensial dengan menggandeng para pemimpin buruh migran sebagai ujung tombak promosi. Selain itu Agus juga memanfaatkan media sosial untuk branding dan marketing usahanya.
Dalam mengelola keuangan untuk kelangsungan bisnisnya, Agus membuat tiga pos, yaitu pos untuk konsumsi sehari-hari, pos untuk gaji dirinya, dan pos untuk investasi. Dengan pengelolaan tersebut, untuk membangun dan memperbesar bisnisnya, Agus hampir tidak tergantung pinjaman bank. Pada akhir-akhir ini selain memiliki toko grosir asesoris “99 Jajag”, berangkat dari kesukaannya atau hobinya nge-gym, Agus akhirnya juga membuka “99 Gym Jajag”.
Dari Kuliah tamu ini mahasiswa dapat memetik ilmu dan informasi tentang bagaimana memulai usaha, bagaimana harus cerdas membaca peluang, menghadapi ancaman dan tantangan. Agus dapat mengubah SWOT (Strengths, Weakness, Opportunities, Threats) menjadi SCOC (Strenghts, Challange, Oportunities, Challange) agar bisnisnya tetap bertahan dan berkembang.
Presiden Jokowi berpesan terhadap perguruan tinggi bahwa dalam menghadapi disrupsi dan perubahan di masa pandemi ini perguruan tinggi perlu menghadirkan praktisi dan pelaku industri dalam pelaksanaan belajar mengajar di kelas-kelas kuliah. Untuk itu matakuliah Pengantar Manajemen dan Kewirausahaan menggandeng pengusaha untuk mengisi Kuliah Tamu dengan tema “Belajar Bisnis dari Pengusaha”. Kuliah Tamu yang dihadari 87 mahasiswa Sastra Indonesia ini menghadirkan Agus 99 Jajag, seorang alumnus Prodi D3 Bahasa Inggris, Fakultas Sastra (FIB) UNEJ yang sukses menjadi pengusaha di kampung halamannya di Jajag, Banyuwangi.
Mahasiswa menyimak proses dan kiat-kiat Agus 99 Jajag dalam membangun bisnis from zero to hero. Agus memulai usaha dari keadaan “the power of kepepet”. Setelah mengirimkan 100 lamaran pekerjaan, dia diterima kerja di Telkomsel dengan posisi sebagai karyawan kontrak selama dua tahun. Saat menjelang kontraknya berakhir, dia memikirkan tentang masa depannya. Karena tidak ingin lagi bekerja di bawah orang lain, dia bertekad bulat untuk membangun usaha dengan membuka kios cendera mata (topi, arloji, sabuk, dll.) di teras Indomaret di dekat rumahnya. Lama kelamaan bisnisnya berkempang pesat, Agus dapat membuka kiosnya di seluruh Indomaret se-Banyuwangi, bahkan beberapa di Bondowoso, Situbondo dan Jember.
Oleh karena pikirannya selalu merasa ditantang oleh perkembangan bisnis, Agus melakukan istilahnya “pre-emptive strike” atau serangan pendahuluan, sebelum bisnisnya terkena disrupsi, Agus mengubah bisnisnya dengan menutup seluruh gerainya dengan mendirikan toko sendiri. Agar mendapatkan berkah tokonya dinamanakan “99 Jajag”, angka 99 didapat dari asmaul husna. Sebagai toko baru, Agus berupaya membranding tokonya dengan mengikuti event-event di Banyuwangi yang berpotensi mengumpulkan banyak orang. Yang ia lakukan tidak melulu direct selling tetapi menanamkan kesadaran merek (brand awarness) kepada khalayak yang hadir di event-event tersebut. Brand awarness mengenai nama dan keberadaan tokonya serta produk yang ditawarkan dilakukan melalui pemasangan umbul-umbul, banner, brosur, dll. di sekitar lokasi event. Selain itu dia melihat potensi buruh migran Indonesia yang berasal dari Banyuwangi dan sekitarnya sebagai konsumen yang potensial dengan menggandeng para pemimpin buruh migran sebagai ujung tombak promosi. Selain itu Agus juga memanfaatkan media sosial untuk branding dan marketing usahanya.
Dalam mengelola keuangan untuk kelangsungan bisnisnya, Agus membuat tiga pos, yaitu pos untuk konsumsi sehari-hari, pos untuk gaji dirinya, dan pos untuk investasi. Dengan pengelolaan tersebut, untuk membangun dan memperbesar bisnisnya, Agus hampir tidak tergantung pinjaman bank. Pada akhir-akhir ini selain memiliki toko grosir asesoris “99 Jajag”, berangkat dari kesukaannya atau hobinya nge-gym, Agus akhirnya juga membuka “99 Gym Jajag”.
Dari Kuliah tamu ini mahasiswa dapat memetik ilmu dan informasi tentang bagaimana memulai usaha, bagaimana harus cerdas membaca peluang, menghadapi ancaman dan tantangan. Agus dapat mengubah SWOT (Strengths, Weakness, Opportunities, Threats) menjadi SCOC (Strenghts, Challange, Oportunities, Challange) agar bisnisnya tetap bertahan dan berkembang.
Presiden Jokowi berpesan terhadap perguruan tinggi bahwa dalam menghadapi disrupsi dan perubahan di masa pandemi ini perguruan tinggi perlu menghadirkan praktisi dan pelaku industri dalam pelaksanaan belajar mengajar di kelas-kelas kuliah. Untuk itu matakuliah Pengantar Manajemen dan Kewirausahaan menggandeng pengusaha untuk mengisi Kuliah Tamu dengan tema “Belajar Bisnis dari Pengusaha”. Kuliah Tamu yang dihadari 87 mahasiswa Sastra Indonesia ini menghadirkan Agus 99 Jajag, seorang alumnus Prodi D3 Bahasa Inggris, Fakultas Sastra (FIB) UNEJ yang sukses menjadi pengusaha di kampung halamannya di Jajag, Banyuwangi.
Mahasiswa menyimak proses dan kiat-kiat Agus 99 Jajag dalam membangun bisnis from zero to hero. Agus memulai usaha dari keadaan “the power of kepepet”. Setelah mengirimkan 100 lamaran pekerjaan, dia diterima kerja di Telkomsel dengan posisi sebagai karyawan kontrak selama dua tahun. Saat menjelang kontraknya berakhir, dia memikirkan tentang masa depannya. Karena tidak ingin lagi bekerja di bawah orang lain, dia bertekad bulat untuk membangun usaha dengan membuka kios cendera mata (topi, arloji, sabuk, dll.) di teras Indomaret di dekat rumahnya. Lama kelamaan bisnisnya berkempang pesat, Agus dapat membuka kiosnya di seluruh Indomaret se-Banyuwangi, bahkan beberapa di Bondowoso, Situbondo dan Jember.
Oleh karena pikirannya selalu merasa ditantang oleh perkembangan bisnis, Agus melakukan istilahnya “pre-emptive strike” atau serangan pendahuluan, sebelum bisnisnya terkena disrupsi, Agus mengubah bisnisnya dengan menutup seluruh gerainya dengan mendirikan toko sendiri. Agar mendapatkan berkah tokonya dinamanakan “99 Jajag”, angka 99 didapat dari asmaul husna. Sebagai toko baru, Agus berupaya membranding tokonya dengan mengikuti event-event di Banyuwangi yang berpotensi mengumpulkan banyak orang. Yang ia lakukan tidak melulu direct selling tetapi menanamkan kesadaran merek (brand awarness) kepada khalayak yang hadir di event-event tersebut. Brand awarness mengenai nama dan keberadaan tokonya serta produk yang ditawarkan dilakukan melalui pemasangan umbul-umbul, banner, brosur, dll. di sekitar lokasi event. Selain itu dia melihat potensi buruh migran Indonesia yang berasal dari Banyuwangi dan sekitarnya sebagai konsumen yang potensial dengan menggandeng para pemimpin buruh migran sebagai ujung tombak promosi. Selain itu Agus juga memanfaatkan media sosial untuk branding dan marketing usahanya.
Dalam mengelola keuangan untuk kelangsungan bisnisnya, Agus membuat tiga pos, yaitu pos untuk konsumsi sehari-hari, pos untuk gaji dirinya, dan pos untuk investasi. Dengan pengelolaan tersebut, untuk membangun dan memperbesar bisnisnya, Agus hampir tidak tergantung pinjaman bank. Pada akhir-akhir ini selain memiliki toko grosir asesoris “99 Jajag”, berangkat dari kesukaannya atau hobinya nge-gym, Agus akhirnya juga membuka “99 Gym Jajag”.
Dari Kuliah tamu ini mahasiswa dapat memetik ilmu dan informasi tentang bagaimana memulai usaha, bagaimana harus cerdas membaca peluang, menghadapi ancaman dan tantangan. Agus dapat mengubah SWOT (Strengths, Weakness, Opportunities, Threats) menjadi SCOC (Strenghts, Challange, Oportunities, Challange) agar bisnisnya tetap bertahan dan berkembang.
Presiden Jokowi berpesan terhadap perguruan tinggi bahwa dalam menghadapi disrupsi dan perubahan di masa pandemi ini perguruan tinggi perlu menghadirkan praktisi dan pelaku industri dalam pelaksanaan belajar mengajar di kelas-kelas kuliah. Untuk itu matakuliah Pengantar Manajemen dan Kewirausahaan menggandeng pengusaha untuk mengisi Kuliah Tamu dengan tema “Belajar Bisnis dari Pengusaha”. Kuliah Tamu yang dihadari 87 mahasiswa Sastra Indonesia ini menghadirkan Agus 99 Jajag, seorang alumnus Prodi D3 Bahasa Inggris, Fakultas Sastra (FIB) UNEJ yang sukses menjadi pengusaha di kampung halamannya di Jajag, Banyuwangi.
Mahasiswa menyimak proses dan kiat-kiat Agus 99 Jajag dalam membangun bisnis from zero to hero. Agus memulai usaha dari keadaan “the power of kepepet”. Setelah mengirimkan 100 lamaran pekerjaan, dia diterima kerja di Telkomsel dengan posisi sebagai karyawan kontrak selama dua tahun. Saat menjelang kontraknya berakhir, dia memikirkan tentang masa depannya. Karena tidak ingin lagi bekerja di bawah orang lain, dia bertekad bulat untuk membangun usaha dengan membuka kios cendera mata (topi, arloji, sabuk, dll.) di teras Indomaret di dekat rumahnya. Lama kelamaan bisnisnya berkempang pesat, Agus dapat membuka kiosnya di seluruh Indomaret se-Banyuwangi, bahkan beberapa di Bondowoso, Situbondo dan Jember.
Oleh karena pikirannya selalu merasa ditantang oleh perkembangan bisnis, Agus melakukan istilahnya “pre-emptive strike” atau serangan pendahuluan, sebelum bisnisnya terkena disrupsi, Agus mengubah bisnisnya dengan menutup seluruh gerainya dengan mendirikan toko sendiri. Agar mendapatkan berkah tokonya dinamanakan “99 Jajag”, angka 99 didapat dari asmaul husna. Sebagai toko baru, Agus berupaya membranding tokonya dengan mengikuti event-event di Banyuwangi yang berpotensi mengumpulkan banyak orang. Yang ia lakukan tidak melulu direct selling tetapi menanamkan kesadaran merek (brand awarness) kepada khalayak yang hadir di event-event tersebut. Brand awarness mengenai nama dan keberadaan tokonya serta produk yang ditawarkan dilakukan melalui pemasangan umbul-umbul, banner, brosur, dll. di sekitar lokasi event. Selain itu dia melihat potensi buruh migran Indonesia yang berasal dari Banyuwangi dan sekitarnya sebagai konsumen yang potensial dengan menggandeng para pemimpin buruh migran sebagai ujung tombak promosi. Selain itu Agus juga memanfaatkan media sosial untuk branding dan marketing usahanya.
Dalam mengelola keuangan untuk kelangsungan bisnisnya, Agus membuat tiga pos, yaitu pos untuk konsumsi sehari-hari, pos untuk gaji dirinya, dan pos untuk investasi. Dengan pengelolaan tersebut, untuk membangun dan memperbesar bisnisnya, Agus hampir tidak tergantung pinjaman bank. Pada akhir-akhir ini selain memiliki toko grosir asesoris “99 Jajag”, berangkat dari kesukaannya atau hobinya nge-gym, Agus akhirnya juga membuka “99 Gym Jajag”.
Dari Kuliah tamu ini mahasiswa dapat memetik ilmu dan informasi tentang bagaimana memulai usaha, bagaimana harus cerdas membaca peluang, menghadapi ancaman dan tantangan. Agus dapat mengubah SWOT (Strengths, Weakness, Opportunities, Threats) menjadi SCOC (Strenghts, Challange, Oportunities, Challange) agar bisnisnya tetap bertahan dan berkembang.
Presiden Jokowi berpesan terhadap perguruan tinggi bahwa dalam menghadapi disrupsi dan perubahan di masa pandemi ini perguruan tinggi perlu menghadirkan praktisi dan pelaku industri dalam pelaksanaan belajar mengajar di kelas-kelas kuliah. Untuk itu matakuliah Pengantar Manajemen dan Kewirausahaan menggandeng pengusaha untuk mengisi Kuliah Tamu dengan tema “Belajar Bisnis dari Pengusaha”. Kuliah Tamu yang dihadari 87 mahasiswa Sastra Indonesia ini menghadirkan Agus 99 Jajag, seorang alumnus Prodi D3 Bahasa Inggris, Fakultas Sastra (FIB) UNEJ yang sukses menjadi pengusaha di kampung halamannya di Jajag, Banyuwangi.
Mahasiswa menyimak proses dan kiat-kiat Agus 99 Jajag dalam membangun bisnis from zero to hero. Agus memulai usaha dari keadaan “the power of kepepet”. Setelah mengirimkan 100 lamaran pekerjaan, dia diterima kerja di Telkomsel dengan posisi sebagai karyawan kontrak selama dua tahun. Saat menjelang kontraknya berakhir, dia memikirkan tentang masa depannya. Karena tidak ingin lagi bekerja di bawah orang lain, dia bertekad bulat untuk membangun usaha dengan membuka kios cendera mata (topi, arloji, sabuk, dll.) di teras Indomaret di dekat rumahnya. Lama kelamaan bisnisnya berkempang pesat, Agus dapat membuka kiosnya di seluruh Indomaret se-Banyuwangi, bahkan beberapa di Bondowoso, Situbondo dan Jember.
Oleh karena pikirannya selalu merasa ditantang oleh perkembangan bisnis, Agus melakukan istilahnya “pre-emptive strike” atau serangan pendahuluan, sebelum bisnisnya terkena disrupsi, Agus mengubah bisnisnya dengan menutup seluruh gerainya dengan mendirikan toko sendiri. Agar mendapatkan berkah tokonya dinamanakan “99 Jajag”, angka 99 didapat dari asmaul husna. Sebagai toko baru, Agus berupaya membranding tokonya dengan mengikuti event-event di Banyuwangi yang berpotensi mengumpulkan banyak orang. Yang ia lakukan tidak melulu direct selling tetapi menanamkan kesadaran merek (brand awarness) kepada khalayak yang hadir di event-event tersebut. Brand awarness mengenai nama dan keberadaan tokonya serta produk yang ditawarkan dilakukan melalui pemasangan umbul-umbul, banner, brosur, dll. di sekitar lokasi event. Selain itu dia melihat potensi buruh migran Indonesia yang berasal dari Banyuwangi dan sekitarnya sebagai konsumen yang potensial dengan menggandeng para pemimpin buruh migran sebagai ujung tombak promosi. Selain itu Agus juga memanfaatkan media sosial untuk branding dan marketing usahanya.
Dalam mengelola keuangan untuk kelangsungan bisnisnya, Agus membuat tiga pos, yaitu pos untuk konsumsi sehari-hari, pos untuk gaji dirinya, dan pos untuk investasi. Dengan pengelolaan tersebut, untuk membangun dan memperbesar bisnisnya, Agus hampir tidak tergantung pinjaman bank. Pada akhir-akhir ini selain memiliki toko grosir asesoris “99 Jajag”, berangkat dari kesukaannya atau hobinya nge-gym, Agus akhirnya juga membuka “99 Gym Jajag”.
Dari Kuliah tamu ini mahasiswa dapat memetik ilmu dan informasi tentang bagaimana memulai usaha, bagaimana harus cerdas membaca peluang, menghadapi ancaman dan tantangan. Agus dapat mengubah SWOT (Strengths, Weakness, Opportunities, Threats) menjadi SCOC (Strenghts, Challange, Oportunities, Challange) agar bisnisnya tetap bertahan dan berkembang.
Presiden Jokowi berpesan terhadap perguruan tinggi bahwa dalam menghadapi disrupsi dan perubahan di masa pandemi ini perguruan tinggi perlu menghadirkan praktisi dan pelaku industri dalam pelaksanaan belajar mengajar di kelas-kelas kuliah. Untuk itu matakuliah Pengantar Manajemen dan Kewirausahaan menggandeng pengusaha untuk mengisi Kuliah Tamu dengan tema “Belajar Bisnis dari Pengusaha”. Kuliah Tamu yang dihadari 87 mahasiswa Sastra Indonesia ini menghadirkan Agus 99 Jajag, seorang alumnus Prodi D3 Bahasa Inggris, Fakultas Sastra (FIB) UNEJ yang sukses menjadi pengusaha di kampung halamannya di Jajag, Banyuwangi.
Mahasiswa menyimak proses dan kiat-kiat Agus 99 Jajag dalam membangun bisnis from zero to hero. Agus memulai usaha dari keadaan “the power of kepepet”. Setelah mengirimkan 100 lamaran pekerjaan, dia diterima kerja di Telkomsel dengan posisi sebagai karyawan kontrak selama dua tahun. Saat menjelang kontraknya berakhir, dia memikirkan tentang masa depannya. Karena tidak ingin lagi bekerja di bawah orang lain, dia bertekad bulat untuk membangun usaha dengan membuka kios cendera mata (topi, arloji, sabuk, dll.) di teras Indomaret di dekat rumahnya. Lama kelamaan bisnisnya berkempang pesat, Agus dapat membuka kiosnya di seluruh Indomaret se-Banyuwangi, bahkan beberapa di Bondowoso, Situbondo dan Jember.
Oleh karena pikirannya selalu merasa ditantang oleh perkembangan bisnis, Agus melakukan istilahnya “pre-emptive strike” atau serangan pendahuluan, sebelum bisnisnya terkena disrupsi, Agus mengubah bisnisnya dengan menutup seluruh gerainya dengan mendirikan toko sendiri. Agar mendapatkan berkah tokonya dinamanakan “99 Jajag”, angka 99 didapat dari asmaul husna. Sebagai toko baru, Agus berupaya membranding tokonya dengan mengikuti event-event di Banyuwangi yang berpotensi mengumpulkan banyak orang. Yang ia lakukan tidak melulu direct selling tetapi menanamkan kesadaran merek (brand awarness) kepada khalayak yang hadir di event-event tersebut. Brand awarness mengenai nama dan keberadaan tokonya serta produk yang ditawarkan dilakukan melalui pemasangan umbul-umbul, banner, brosur, dll. di sekitar lokasi event. Selain itu dia melihat potensi buruh migran Indonesia yang berasal dari Banyuwangi dan sekitarnya sebagai konsumen yang potensial dengan menggandeng para pemimpin buruh migran sebagai ujung tombak promosi. Selain itu Agus juga memanfaatkan media sosial untuk branding dan marketing usahanya.
Dalam mengelola keuangan untuk kelangsungan bisnisnya, Agus membuat tiga pos, yaitu pos untuk konsumsi sehari-hari, pos untuk gaji dirinya, dan pos untuk investasi. Dengan pengelolaan tersebut, untuk membangun dan memperbesar bisnisnya, Agus hampir tidak tergantung pinjaman bank. Pada akhir-akhir ini selain memiliki toko grosir asesoris “99 Jajag”, berangkat dari kesukaannya atau hobinya nge-gym, Agus akhirnya juga membuka “99 Gym Jajag”.
Dari Kuliah tamu ini mahasiswa dapat memetik ilmu dan informasi tentang bagaimana memulai usaha, bagaimana harus cerdas membaca peluang, menghadapi ancaman dan tantangan. Agus dapat mengubah SWOT (Strengths, Weakness, Opportunities, Threats) menjadi SCOC (Strenghts, Challange, Oportunities, Challange) agar bisnisnya tetap bertahan dan berkembang.
Presiden Jokowi berpesan terhadap perguruan tinggi bahwa dalam menghadapi disrupsi dan perubahan di masa pandemi ini perguruan tinggi perlu menghadirkan praktisi dan pelaku industri dalam pelaksanaan belajar mengajar di kelas-kelas kuliah. Untuk itu matakuliah Pengantar Manajemen dan Kewirausahaan menggandeng pengusaha untuk mengisi Kuliah Tamu dengan tema “Belajar Bisnis dari Pengusaha”. Kuliah Tamu yang dihadari 87 mahasiswa Sastra Indonesia ini menghadirkan Agus 99 Jajag, seorang alumnus Prodi D3 Bahasa Inggris, Fakultas Sastra (FIB) UNEJ yang sukses menjadi pengusaha di kampung halamannya di Jajag, Banyuwangi.
Mahasiswa menyimak proses dan kiat-kiat Agus 99 Jajag dalam membangun bisnis from zero to hero. Agus memulai usaha dari keadaan “the power of kepepet”. Setelah mengirimkan 100 lamaran pekerjaan, dia diterima kerja di Telkomsel dengan posisi sebagai karyawan kontrak selama dua tahun. Saat menjelang kontraknya berakhir, dia memikirkan tentang masa depannya. Karena tidak ingin lagi bekerja di bawah orang lain, dia bertekad bulat untuk membangun usaha dengan membuka Kios Jam tangan dan Kacamata di teras Indomaret di dekat rumahnya. Lama kelamaan bisnisnya berkempang pesat, Agus dapat membuka kiosnya di seluruh Indomaret se-Banyuwangi, bahkan beberapa di Bondowoso, Situbondo dan Jember.
Oleh karena pikirannya selalu merasa ditantang oleh perkembangan bisnis, Agus melakukan istilahnya “pre-emptive strike” atau serangan pendahuluan, sebelum bisnisnya terkena disrupsi, Agus mengubah bisnisnya dengan menutup seluruh gerainya dengan mendirikan toko sendiri. Agar mendapatkan berkah tokonya dinamanakan “99 Jajag”, angka 99 didapat dari asmaul husna. Sebagai toko baru, Agus berupaya membranding tokonya dengan mengikuti event-event di Banyuwangi yang berpotensi mengumpulkan banyak orang. Yang ia lakukan tidak melulu direct selling tetapi menanamkan kesadaran merek (brand awarness) kepada khalayak yang hadir di event-event tersebut. Brand awarness mengenai nama dan keberadaan tokonya serta produk yang ditawarkan dilakukan melalui pemasangan umbul-umbul, banner, brosur, dll. di sekitar lokasi event. Selain itu dia melihat potensi buruh migran Indonesia yang berasal dari Banyuwangi dan sekitarnya sebagai konsumen yang potensial dengan menggandeng para pemimpin buruh migran sebagai ujung tombak promosi. Selain itu Agus juga memanfaatkan media sosial untuk branding dan marketing usahanya.
Dalam mengelola keuangan untuk kelangsungan bisnisnya, Agus membuat tiga pos, yaitu pos untuk konsumsi sehari-hari, pos untuk gaji dirinya, dan pos untuk investasi. Dengan pengelolaan tersebut, untuk membangun dan memperbesar bisnisnya, Agus hampir tidak tergantung pinjaman bank. Pada akhir-akhir ini selain memiliki toko grosir asesoris “99 Jajag”, berangkat dari kesukaannya atau hobinya nge-gym, Agus akhirnya juga membuka “99 Gym Jajag”.
Dari Kuliah tamu ini mahasiswa dapat memetik ilmu dan informasi tentang bagaimana memulai usaha, bagaimana harus cerdas membaca peluang, menghadapi ancaman dan tantangan. Agus dapat mengubah SWOT (Strengths, Weakness, Opportunities, Threats) menjadi SCOC (Strenghts, Challange, Oportunities, Challange) agar bisnisnya tetap bertahan dan berkembang.
Presiden Jokowi berpesan terhadap perguruan tinggi bahwa dalam menghadapi disrupsi dan perubahan di masa pandemi ini perguruan tinggi perlu menghadirkan praktisi dan pelaku industri dalam pelaksanaan belajar mengajar di kelas-kelas kuliah. Untuk itu matakuliah Pengantar Manajemen dan Kewirausahaan menggandeng pengusaha untuk mengisi Kuliah Tamu dengan tema “Belajar Bisnis dari Pengusaha”. Kuliah Tamu yang dihadari 87 mahasiswa Sastra Indonesia ini menghadirkan Agus 99 Jajag, seorang alumnus Prodi D3 Bahasa Inggris, Fakultas Sastra (FIB) UNEJ yang sukses menjadi pengusaha di kampung halamannya di Jajag, Banyuwangi.
Mahasiswa menyimak proses dan kiat-kiat Agus 99 Jajag dalam membangun bisnis from zero to hero. Agus memulai usaha dari keadaan “the power of kepepet”. Setelah mengirimkan 100 lamaran pekerjaan, dia diterima kerja di Telkomsel dengan posisi sebagai karyawan kontrak selama dua tahun. Saat menjelang kontraknya berakhir, dia memikirkan tentang masa depannya. Karena tidak ingin lagi bekerja di bawah orang lain, dia bertekad bulat untuk membangun usaha dengan membuka kios cendera mata (topi, arloji, sabuk, dll.) di teras Indomaret di dekat rumahnya. Lama kelamaan bisnisnya berkempang pesat, Agus dapat membuka kiosnya di seluruh Indomaret se-Banyuwangi, bahkan beberapa di Bondowoso, Situbondo dan Jember.
Oleh karena pikirannya selalu merasa ditantang oleh perkembangan bisnis, Agus melakukan istilahnya “pre-emptive strike” atau serangan pendahuluan, sebelum bisnisnya terkena disrupsi, Agus mengubah bisnisnya dengan menutup seluruh gerainya dengan mendirikan toko sendiri. Agar mendapatkan berkah tokonya dinamanakan “99 Jajag”, angka 99 didapat dari asmaul husna. Sebagai toko baru, Agus berupaya membranding tokonya dengan mengikuti event-event di Banyuwangi yang berpotensi mengumpulkan banyak orang. Yang ia lakukan tidak melulu direct selling tetapi menanamkan kesadaran merek (brand awarness) kepada khalayak yang hadir di event-event tersebut. Brand awarness mengenai nama dan keberadaan tokonya serta produk yang ditawarkan dilakukan melalui pemasangan umbul-umbul, banner, brosur, dll. di sekitar lokasi event. Selain itu dia melihat potensi buruh migran Indonesia yang berasal dari Banyuwangi dan sekitarnya sebagai konsumen yang potensial dengan menggandeng para pemimpin buruh migran sebagai ujung tombak promosi. Selain itu Agus juga memanfaatkan media sosial untuk branding dan marketing usahanya.
Dalam mengelola keuangan untuk kelangsungan bisnisnya, Agus membuat tiga pos, yaitu pos untuk konsumsi sehari-hari, pos untuk gaji dirinya, dan pos untuk investasi. Dengan pengelolaan tersebut, untuk membangun dan memperbesar bisnisnya, Agus hampir tidak tergantung pinjaman bank. Pada akhir-akhir ini selain memiliki toko grosir asesoris “99 Jajag”, berangkat dari kesukaannya atau hobinya nge-gym, Agus akhirnya juga membuka “99 Gym Jajag”.
Dari Kuliah tamu ini mahasiswa dapat memetik ilmu dan informasi tentang bagaimana memulai usaha, bagaimana harus cerdas membaca peluang, menghadapi ancaman dan tantangan. Agus dapat mengubah SWOT (Strengths, Weakness, Opportunities, Threats) menjadi SCOC (Strenghts, Challange, Oportunities, Challange) agar bisnisnya tetap bertahan dan berkembang.
Presiden Jokowi berpesan terhadap perguruan tinggi bahwa dalam menghadapi disrupsi dan perubahan di masa pandemi ini perguruan tinggi perlu menghadirkan praktisi dan pelaku industri dalam pelaksanaan belajar mengajar di kelas-kelas kuliah. Untuk itu matakuliah Pengantar Manajemen dan Kewirausahaan menggandeng pengusaha untuk mengisi Kuliah Tamu dengan tema “Belajar Bisnis dari Pengusaha”. Kuliah Tamu yang dihadari 87 mahasiswa Sastra Indonesia ini menghadirkan Agus 99 Jajag, seorang alumnus Prodi D3 Bahasa Inggris, Fakultas Sastra (FIB) UNEJ yang sukses menjadi pengusaha di kampung halamannya di Jajag, Banyuwangi.
Mahasiswa menyimak proses dan kiat-kiat Agus 99 Jajag dalam membangun bisnis from zero to hero. Agus memulai usaha dari keadaan “the power of kepepet”. Setelah mengirimkan 100 lamaran pekerjaan, dia diterima kerja di Telkomsel dengan posisi sebagai karyawan kontrak selama dua tahun. Saat menjelang kontraknya berakhir, dia memikirkan tentang masa depannya. Karena tidak ingin lagi bekerja di bawah orang lain, dia bertekad bulat untuk membangun usaha dengan membuka Kios Jam Tangan dan Kacamata di teras Indomaret di dekat rumahnya. Lama kelamaan bisnisnya berkempang pesat, Agus dapat membuka kiosnya di seluruh Indomaret se-Banyuwangi, bahkan beberapa di Bondowoso, Situbondo dan Jember.
Oleh karena pikirannya selalu merasa ditantang oleh perkembangan bisnis, Agus melakukan istilahnya “pre-emptive strike” atau serangan pendahuluan, sebelum bisnisnya terkena disrupsi, Agus mengubah bisnisnya dengan menutup seluruh gerainya dengan mendirikan toko sendiri. Agar mendapatkan berkah tokonya dinamanakan “99 Jajag”, angka 99 didapat dari asmaul husna. Sebagai toko baru, Agus berupaya membranding tokonya dengan mengikuti event-event di Banyuwangi yang berpotensi mengumpulkan banyak orang. Yang ia lakukan tidak melulu direct selling tetapi menanamkan kesadaran merek (brand awarness) kepada khalayak yang hadir di event-event tersebut. Brand awarness mengenai nama dan keberadaan tokonya serta produk yang ditawarkan dilakukan melalui pemasangan umbul-umbul, banner, brosur, dll. di sekitar lokasi event. Selain itu dia melihat potensi buruh migran Indonesia yang berasal dari Banyuwangi dan sekitarnya sebagai konsumen yang potensial dengan menggandeng para pemimpin buruh migran sebagai ujung tombak promosi. Selain itu Agus juga memanfaatkan media sosial untuk branding dan marketing usahanya.
Dalam mengelola keuangan untuk kelangsungan bisnisnya, Agus membuat tiga pos, yaitu pos untuk konsumsi sehari-hari, pos untuk gaji dirinya, dan pos untuk investasi. Dengan pengelolaan tersebut, untuk membangun dan memperbesar bisnisnya, Agus hampir tidak tergantung pinjaman bank. Pada akhir-akhir ini selain memiliki toko grosir asesoris “99 Jajag”, berangkat dari kesukaannya atau hobinya nge-gym, Agus akhirnya juga membuka “99 Gym Jajag”.
Dari Kuliah tamu ini mahasiswa dapat memetik ilmu dan informasi tentang bagaimana memulai usaha, bagaimana harus cerdas membaca peluang, menghadapi ancaman dan tantangan. Agus dapat mengubah SWOT (Strengths, Weakness, Opportunities, Threats) menjadi SCOC (Strenghts, Challange, Oportunities, Challange) agar bisnisnya tetap bertahan dan berkembang.
Presiden Jokowi berpesan terhadap perguruan tinggi bahwa dalam menghadapi disrupsi dan perubahan di masa pandemi ini perguruan tinggi perlu menghadirkan praktisi dan pelaku industri dalam pelaksanaan belajar mengajar di kelas-kelas kuliah. Untuk itu matakuliah Pengantar Manajemen dan Kewirausahaan menggandeng pengusaha untuk mengisi Kuliah Tamu dengan tema “Belajar Bisnis dari Pengusaha”. Kuliah Tamu yang dihadari 87 mahasiswa Sastra Indonesia ini menghadirkan Agus 99 Jajag, seorang alumnus Prodi D3 Bahasa Inggris, Fakultas Sastra (FIB) UNEJ yang sukses menjadi pengusaha di kampung halamannya di Jajag, Banyuwangi.
Mahasiswa menyimak proses dan kiat-kiat Agus 99 Jajag dalam membangun bisnis from zero to hero. Agus memulai usaha dari keadaan “the power of kepepet”. Setelah mengirimkan 100 lamaran pekerjaan, dia diterima kerja di Telkomsel dengan posisi sebagai karyawan kontrak selama dua tahun. Saat menjelang kontraknya berakhir, dia memikirkan tentang masa depannya. Karena tidak ingin lagi bekerja di bawah orang lain, dia bertekad bulat untuk membangun usaha dengan membuka kios cendera mata (topi, arloji, sabuk, dll.) di teras Indomaret di dekat rumahnya. Lama kelamaan bisnisnya berkempang pesat, Agus dapat membuka kiosnya di seluruh Indomaret se-Banyuwangi, bahkan beberapa di Bondowoso, Situbondo dan Jember.
Oleh karena pikirannya selalu merasa ditantang oleh perkembangan bisnis, Agus melakukan istilahnya “pre-emptive strike” atau serangan pendahuluan, sebelum bisnisnya terkena disrupsi, Agus mengubah bisnisnya dengan menutup seluruh gerainya dengan mendirikan toko sendiri. Agar mendapatkan berkah tokonya dinamanakan “99 Jajag”, angka 99 didapat dari asmaul husna. Sebagai toko baru, Agus berupaya membranding tokonya dengan mengikuti event-event di Banyuwangi yang berpotensi mengumpulkan banyak orang. Yang ia lakukan tidak melulu direct selling tetapi menanamkan kesadaran merek (brand awarness) kepada khalayak yang hadir di event-event tersebut. Brand awarness mengenai nama dan keberadaan tokonya serta produk yang ditawarkan dilakukan melalui pemasangan umbul-umbul, banner, brosur, dll. di sekitar lokasi event. Selain itu dia melihat potensi buruh migran Indonesia yang berasal dari Banyuwangi dan sekitarnya sebagai konsumen yang potensial dengan menggandeng para pemimpin buruh migran sebagai ujung tombak promosi. Selain itu Agus juga memanfaatkan media sosial untuk branding dan marketing usahanya.
Dalam mengelola keuangan untuk kelangsungan bisnisnya, Agus membuat tiga pos, yaitu pos untuk konsumsi sehari-hari, pos untuk gaji dirinya, dan pos untuk investasi. Dengan pengelolaan tersebut, untuk membangun dan memperbesar bisnisnya, Agus hampir tidak tergantung pinjaman bank. Pada akhir-akhir ini selain memiliki toko grosir asesoris “99 Jajag”, berangkat dari kesukaannya atau hobinya nge-gym, Agus akhirnya juga membuka “99 Gym Jajag”.
Dari Kuliah tamu ini mahasiswa dapat memetik ilmu dan informasi tentang bagaimana memulai usaha, bagaimana harus cerdas membaca peluang, menghadapi ancaman dan tantangan. Agus dapat mengubah SWOT (Strengths, Weakness, Opportunities, Threats) menjadi SCOC (Strenghts, Challange, Oportunities, Challange) agar bisnisnya tetap bertahan dan berkembang.
Presiden Jokowi berpesan terhadap perguruan tinggi bahwa dalam menghadapi disrupsi dan perubahan di masa pandemi ini perguruan tinggi perlu menghadirkan praktisi dan pelaku industri dalam pelaksanaan belajar mengajar di kelas-kelas kuliah. Untuk itu matakuliah Pengantar Manajemen dan Kewirausahaan menggandeng pengusaha untuk mengisi Kuliah Tamu dengan tema “Belajar Bisnis dari Pengusaha”. Kuliah Tamu yang dihadari 87 mahasiswa Sastra Indonesia ini menghadirkan Agus 99 Jajag, seorang alumnus Prodi D3 Bahasa Inggris, Fakultas Sastra (FIB) UNEJ yang sukses menjadi pengusaha di kampung halamannya di Jajag, Banyuwangi.
Mahasiswa menyimak proses dan kiat-kiat Agus 99 Jajag dalam membangun bisnis from zero to hero. Agus memulai usaha dari keadaan “the power of kepepet”. Setelah mengirimkan 100 lamaran pekerjaan, dia diterima kerja di Telkomsel dengan posisi sebagai karyawan kontrak selama dua tahun. Saat menjelang kontraknya berakhir, dia memikirkan tentang masa depannya. Karena tidak ingin lagi bekerja di bawah orang lain, dia bertekad bulat untuk membangun usaha dengan membuka kios cendera mata (topi, arloji, sabuk, dll.) di teras Indomaret di dekat rumahnya. Lama kelamaan bisnisnya berkempang pesat, Agus dapat membuka kiosnya di seluruh Indomaret se-Banyuwangi, bahkan beberapa di Bondowoso, Situbondo dan Jember.
Oleh karena pikirannya selalu merasa ditantang oleh perkembangan bisnis, Agus melakukan istilahnya “pre-emptive strike” atau serangan pendahuluan, sebelum bisnisnya terkena disrupsi, Agus mengubah bisnisnya dengan menutup seluruh gerainya dengan mendirikan toko sendiri. Agar mendapatkan berkah tokonya dinamanakan “99 Jajag”, angka 99 didapat dari asmaul husna. Sebagai toko baru, Agus berupaya membranding tokonya dengan mengikuti event-event di Banyuwangi yang berpotensi mengumpulkan banyak orang. Yang ia lakukan tidak melulu direct selling tetapi menanamkan kesadaran merek (brand awarness) kepada khalayak yang hadir di event-event tersebut. Brand awarness mengenai nama dan keberadaan tokonya serta produk yang ditawarkan dilakukan melalui pemasangan umbul-umbul, banner, brosur, dll. di sekitar lokasi event. Selain itu dia melihat potensi buruh migran Indonesia yang berasal dari Banyuwangi dan sekitarnya sebagai konsumen yang potensial dengan menggandeng para pemimpin buruh migran sebagai ujung tombak promosi. Selain itu Agus juga memanfaatkan media sosial untuk branding dan marketing usahanya.
Dalam mengelola keuangan untuk kelangsungan bisnisnya, Agus membuat tiga pos, yaitu pos untuk konsumsi sehari-hari, pos untuk gaji dirinya, dan pos untuk investasi. Dengan pengelolaan tersebut, untuk membangun dan memperbesar bisnisnya, Agus hampir tidak tergantung pinjaman bank. Pada akhir-akhir ini selain memiliki toko grosir asesoris “99 Jajag”, berangkat dari kesukaannya atau hobinya nge-gym, Agus akhirnya juga membuka “99 Gym Jajag”.
Dari Kuliah tamu ini mahasiswa dapat memetik ilmu dan informasi tentang bagaimana memulai usaha, bagaimana harus cerdas membaca peluang, menghadapi ancaman dan tantangan. Agus dapat mengubah SWOT (Strengths, Weakness, Opportunities, Threats) menjadi SCOC (Strenghts, Challange, Oportunities, Challange) agar bisnisnya tetap bertahan dan berkembang.
Presiden Jokowi berpesan terhadap perguruan tinggi bahwa dalam menghadapi disrupsi dan perubahan di masa pandemi ini perguruan tinggi perlu menghadirkan praktisi dan pelaku industri dalam pelaksanaan belajar mengajar di kelas-kelas kuliah. Untuk itu matakuliah Pengantar Manajemen dan Kewirausahaan menggandeng pengusaha untuk mengisi Kuliah Tamu dengan tema “Belajar Bisnis dari Pengusaha”. Kuliah Tamu yang dihadari 87 mahasiswa Sastra Indonesia ini menghadirkan Agus 99 Jajag, seorang alumnus Prodi D3 Bahasa Inggris, Fakultas Sastra (FIB) UNEJ yang sukses menjadi pengusaha di kampung halamannya di Jajag, Banyuwangi.
Mahasiswa menyimak proses dan kiat-kiat Agus 99 Jajag dalam membangun bisnis from zero to hero. Agus memulai usaha dari keadaan “the power of kepepet”. Setelah mengirimkan 100 lamaran pekerjaan, dia diterima kerja di Telkomsel dengan posisi sebagai karyawan kontrak selama dua tahun. Saat menjelang kontraknya berakhir, dia memikirkan tentang masa depannya. Karena tidak ingin lagi bekerja di bawah orang lain, dia bertekad bulat untuk membangun usaha dengan membuka kios cendera mata (topi, arloji, sabuk, dll.) di teras Indomaret di dekat rumahnya. Lama kelamaan bisnisnya berkempang pesat, Agus dapat membuka kiosnya di seluruh Indomaret se-Banyuwangi, bahkan beberapa di Bondowoso, Situbondo dan Jember.
Oleh karena pikirannya selalu merasa ditantang oleh perkembangan bisnis, Agus melakukan istilahnya “pre-emptive strike” atau serangan pendahuluan, sebelum bisnisnya terkena disrupsi, Agus mengubah bisnisnya dengan menutup seluruh gerainya dengan mendirikan toko sendiri. Agar mendapatkan berkah tokonya dinamanakan “99 Jajag”, angka 99 didapat dari asmaul husna. Sebagai toko baru, Agus berupaya membranding tokonya dengan mengikuti event-event di Banyuwangi yang berpotensi mengumpulkan banyak orang. Yang ia lakukan tidak melulu direct selling tetapi menanamkan kesadaran merek (brand awarness) kepada khalayak yang hadir di event-event tersebut. Brand awarness mengenai nama dan keberadaan tokonya serta produk yang ditawarkan dilakukan melalui pemasangan umbul-umbul, banner, brosur, dll. di sekitar lokasi event. Selain itu dia melihat potensi buruh migran Indonesia yang berasal dari Banyuwangi dan sekitarnya sebagai konsumen yang potensial dengan menggandeng para pemimpin buruh migran sebagai ujung tombak promosi. Selain itu Agus juga memanfaatkan media sosial untuk branding dan marketing usahanya.
Dalam mengelola keuangan untuk kelangsungan bisnisnya, Agus membuat tiga pos, yaitu pos untuk konsumsi sehari-hari, pos untuk gaji dirinya, dan pos untuk investasi. Dengan pengelolaan tersebut, untuk membangun dan memperbesar bisnisnya, Agus hampir tidak tergantung pinjaman bank. Pada akhir-akhir ini selain memiliki toko grosir asesoris “99 Jajag”, berangkat dari kesukaannya atau hobinya nge-gym, Agus akhirnya juga membuka “99 Gym Jajag”.
Dari Kuliah tamu ini mahasiswa dapat memetik ilmu dan informasi tentang bagaimana memulai usaha, bagaimana harus cerdas membaca peluang, menghadapi ancaman dan tantangan. Agus dapat mengubah SWOT (Strengths, Weakness, Opportunities, Threats) menjadi SCOC (Strenghts, Challange, Oportunities, Challange) agar bisnisnya tetap bertahan dan berkembang.
Presiden Jokowi berpesan terhadap perguruan tinggi bahwa dalam menghadapi disrupsi dan perubahan di masa pandemi ini perguruan tinggi perlu menghadirkan praktisi dan pelaku industri dalam pelaksanaan belajar mengajar di kelas-kelas kuliah. Untuk itu matakuliah Pengantar Manajemen dan Kewirausahaan menggandeng pengusaha untuk mengisi Kuliah Tamu dengan tema “Belajar Bisnis dari Pengusaha”. Kuliah Tamu yang dihadari 87 mahasiswa Sastra Indonesia ini menghadirkan Agus 99 Jajag, seorang alumnus Prodi D3 Bahasa Inggris, Fakultas Sastra (FIB) UNEJ yang sukses menjadi pengusaha di kampung halamannya di Jajag, Banyuwangi.
Mahasiswa menyimak proses dan kiat-kiat Agus 99 Jajag dalam membangun bisnis from zero to hero. Agus memulai usaha dari keadaan “the power of kepepet”. Setelah mengirimkan 100 lamaran pekerjaan, dia diterima kerja di Telkomsel dengan posisi sebagai karyawan kontrak selama dua tahun. Saat menjelang kontraknya berakhir, dia memikirkan tentang masa depannya. Karena tidak ingin lagi bekerja di bawah orang lain, dia bertekad bulat untuk membangun usaha dengan membuka kios cendera mata (topi, arloji, sabuk, dll.) di teras Indomaret di dekat rumahnya. Lama kelamaan bisnisnya berkempang pesat, Agus dapat membuka kiosnya di seluruh Indomaret se-Banyuwangi, bahkan beberapa di Bondowoso, Situbondo dan Jember.
Oleh karena pikirannya selalu merasa ditantang oleh perkembangan bisnis, Agus melakukan istilahnya “pre-emptive strike” atau serangan pendahuluan, sebelum bisnisnya terkena disrupsi, Agus mengubah bisnisnya dengan menutup seluruh gerainya dengan mendirikan toko sendiri. Agar mendapatkan berkah tokonya dinamanakan “99 Jajag”, angka 99 didapat dari asmaul husna. Sebagai toko baru, Agus berupaya membranding tokonya dengan mengikuti event-event di Banyuwangi yang berpotensi mengumpulkan banyak orang. Yang ia lakukan tidak melulu direct selling tetapi menanamkan kesadaran merek (brand awarness) kepada khalayak yang hadir di event-event tersebut. Brand awarness mengenai nama dan keberadaan tokonya serta produk yang ditawarkan dilakukan melalui pemasangan umbul-umbul, banner, brosur, dll. di sekitar lokasi event. Selain itu dia melihat potensi buruh migran Indonesia yang berasal dari Banyuwangi dan sekitarnya sebagai konsumen yang potensial dengan menggandeng para pemimpin buruh migran sebagai ujung tombak promosi. Selain itu Agus juga memanfaatkan media sosial untuk branding dan marketing usahanya.
Dalam mengelola keuangan untuk kelangsungan bisnisnya, Agus membuat tiga pos, yaitu pos untuk konsumsi sehari-hari, pos untuk gaji dirinya, dan pos untuk investasi. Dengan pengelolaan tersebut, untuk membangun dan memperbesar bisnisnya, Agus hampir tidak tergantung pinjaman bank. Pada akhir-akhir ini selain memiliki toko grosir asesoris “99 Jajag”, berangkat dari kesukaannya atau hobinya nge-gym, Agus akhirnya juga membuka “99 Gym Jajag”.
Dari Kuliah tamu ini mahasiswa dapat memetik ilmu dan informasi tentang bagaimana memulai usaha, bagaimana harus cerdas membaca peluang, menghadapi ancaman dan tantangan. Agus dapat mengubah SWOT (Strengths, Weakness, Opportunities, Threats) menjadi SCOC (Strenghts, Challange, Oportunities, Challange) agar bisnisnya tetap bertahan dan berkembang.
Presiden Jokowi berpesan terhadap perguruan tinggi bahwa dalam menghadapi disrupsi dan perubahan di masa pandemi ini perguruan tinggi perlu menghadirkan praktisi dan pelaku industri dalam pelaksanaan belajar mengajar di kelas-kelas kuliah. Untuk itu matakuliah Pengantar Manajemen dan Kewirausahaan menggandeng pengusaha untuk mengisi Kuliah Tamu dengan tema “Belajar Bisnis dari Pengusaha”. Kuliah Tamu yang dihadari 87 mahasiswa Sastra Indonesia ini menghadirkan Agus 99 Jajag, seorang alumnus Prodi D3 Bahasa Inggris, Fakultas Sastra (FIB) UNEJ yang sukses menjadi pengusaha di kampung halamannya di Jajag, Banyuwangi.
Mahasiswa menyimak proses dan kiat-kiat Agus 99 Jajag dalam membangun bisnis from zero to hero. Agus memulai usaha dari keadaan “the power of kepepet”. Setelah mengirimkan 100 lamaran pekerjaan, dia diterima kerja di Telkomsel dengan posisi sebagai karyawan kontrak selama dua tahun. Saat menjelang kontraknya berakhir, dia memikirkan tentang masa depannya. Karena tidak ingin lagi bekerja di bawah orang lain, dia bertekad bulat untuk membangun usaha dengan membuka kios cendera mata (topi, arloji, sabuk, dll.) di teras Indomaret di dekat rumahnya. Lama kelamaan bisnisnya berkempang pesat, Agus dapat membuka kiosnya di seluruh Indomaret se-Banyuwangi, bahkan beberapa di Bondowoso, Situbondo dan Jember.
Oleh karena pikirannya selalu merasa ditantang oleh perkembangan bisnis, Agus melakukan istilahnya “pre-emptive strike” atau serangan pendahuluan, sebelum bisnisnya terkena disrupsi, Agus mengubah bisnisnya dengan menutup seluruh gerainya dengan mendirikan toko sendiri. Agar mendapatkan berkah tokonya dinamanakan “99 Jajag”, angka 99 didapat dari asmaul husna. Sebagai toko baru, Agus berupaya membranding tokonya dengan mengikuti event-event di Banyuwangi yang berpotensi mengumpulkan banyak orang. Yang ia lakukan tidak melulu direct selling tetapi menanamkan kesadaran merek (brand awarness) kepada khalayak yang hadir di event-event tersebut. Brand awarness mengenai nama dan keberadaan tokonya serta produk yang ditawarkan dilakukan melalui pemasangan umbul-umbul, banner, brosur, dll. di sekitar lokasi event. Selain itu dia melihat potensi buruh migran Indonesia yang berasal dari Banyuwangi dan sekitarnya sebagai konsumen yang potensial dengan menggandeng para pemimpin buruh migran sebagai ujung tombak promosi. Selain itu Agus juga memanfaatkan media sosial untuk branding dan marketing usahanya.
Dalam mengelola keuangan untuk kelangsungan bisnisnya, Agus membuat tiga pos, yaitu pos untuk konsumsi sehari-hari, pos untuk gaji dirinya, dan pos untuk investasi. Dengan pengelolaan tersebut, untuk membangun dan memperbesar bisnisnya, Agus hampir tidak tergantung pinjaman bank. Pada akhir-akhir ini selain memiliki toko grosir asesoris “99 Jajag”, berangkat dari kesukaannya atau hobinya nge-gym, Agus akhirnya juga membuka “99 Gym Jajag”.
Dari Kuliah tamu ini mahasiswa dapat memetik ilmu dan informasi tentang bagaimana memulai usaha, bagaimana harus cerdas membaca peluang, menghadapi ancaman dan tantangan. Agus dapat mengubah SWOT (Strengths, Weakness, Opportunities, Threats) menjadi SCOC (Strenghts, Challange, Oportunities, Challange) agar bisnisnya tetap bertahan dan berkembang.
[:]
[:de]Presiden Jokowi berpesan terhadap perguruan tinggi bahwa dalam menghadapi disrupsi dan perubahan di masa pandemi ini perguruan tinggi perlu menghadirkan praktisi dan pelaku industri dalam pelaksanaan belajar mengajar di kelas-kelas kuliah. Untuk itu matakuliah Pengantar Manajemen dan Kewirausahaan menggandeng pengusaha untuk mengisi Kuliah Tamu dengan tema “Belajar Bisnis dari Pengusaha”. Kuliah Tamu yang dihadari 87 mahasiswa Sastra Indonesia ini menghadirkan Agus 99 Jajag, seorang alumnus Prodi D3 Bahasa Inggris, Fakultas Sastra (FIB) UNEJ yang sukses menjadi pengusaha di kampung halamannya di Jajag, Banyuwangi.
Mahasiswa menyimak proses dan kiat-kiat Agus 99 Jajag dalam membangun bisnis from zero to hero. Agus memulai usaha dari keadaan “the power of kepepet”. Setelah mengirimkan 100 lamaran pekerjaan, dia diterima kerja di Telkomsel dengan posisi sebagai karyawan kontrak selama dua tahun. Saat menjelang kontraknya berakhir, dia memikirkan tentang masa depannya. Karena tidak ingin lagi bekerja di bawah orang lain, dia bertekad bulat untuk membangun usaha dengan membuka Kios Jam tangan dan Kacamata di teras Indomaret di dekat rumahnya. Lama kelamaan bisnisnya berkempang pesat, Agus dapat membuka kiosnya di seluruh Indomaret se-Banyuwangi, bahkan beberapa di Bondowoso, Situbondo dan Jember.
Oleh karena pikirannya selalu merasa ditantang oleh perkembangan bisnis, Agus melakukan istilahnya “pre-emptive strike” atau serangan pendahuluan, sebelum bisnisnya terkena disrupsi, Agus mengubah bisnisnya dengan menutup seluruh gerainya dengan mendirikan toko sendiri. Agar mendapatkan berkah tokonya dinamanakan “99 Jajag”, angka 99 didapat dari asmaul husna. Sebagai toko baru, Agus berupaya membranding tokonya dengan mengikuti event-event di Banyuwangi yang berpotensi mengumpulkan banyak orang. Yang ia lakukan tidak melulu direct selling tetapi menanamkan kesadaran merek (brand awarness) kepada khalayak yang hadir di event-event tersebut. Brand awarness mengenai nama dan keberadaan tokonya serta produk yang ditawarkan dilakukan melalui pemasangan umbul-umbul, banner, brosur, dll. di sekitar lokasi event. Selain itu dia melihat potensi buruh migran Indonesia yang berasal dari Banyuwangi dan sekitarnya sebagai konsumen yang potensial dengan menggandeng para pemimpin buruh migran sebagai ujung tombak promosi. Selain itu Agus juga memanfaatkan media sosial untuk branding dan marketing usahanya.
Dalam mengelola keuangan untuk kelangsungan bisnisnya, Agus membuat tiga pos, yaitu pos untuk konsumsi sehari-hari, pos untuk gaji dirinya, dan pos untuk investasi. Dengan pengelolaan tersebut, untuk membangun dan memperbesar bisnisnya, Agus hampir tidak tergantung pinjaman bank. Pada akhir-akhir ini selain memiliki toko grosir asesoris “99 Jajag”, berangkat dari kesukaannya atau hobinya nge-gym, Agus akhirnya juga membuka “99 Gym Jajag”.
Dari Kuliah tamu ini mahasiswa dapat memetik ilmu dan informasi tentang bagaimana memulai usaha, bagaimana harus cerdas membaca peluang, menghadapi ancaman dan tantangan. Agus dapat mengubah SWOT (Strengths, Weakness, Opportunities, Threats) menjadi SCOC (Strenghts, Challange, Oportunities, Challange) agar bisnisnya tetap bertahan dan berkembang.
Presiden Jokowi berpesan terhadap perguruan tinggi bahwa dalam menghadapi disrupsi dan perubahan di masa pandemi ini perguruan tinggi perlu menghadirkan praktisi dan pelaku industri dalam pelaksanaan belajar mengajar di kelas-kelas kuliah. Untuk itu matakuliah Pengantar Manajemen dan Kewirausahaan menggandeng pengusaha untuk mengisi Kuliah Tamu dengan tema “Belajar Bisnis dari Pengusaha”. Kuliah Tamu yang dihadari 87 mahasiswa Sastra Indonesia ini menghadirkan Agus 99 Jajag, seorang alumnus Prodi D3 Bahasa Inggris, Fakultas Sastra (FIB) UNEJ yang sukses menjadi pengusaha di kampung halamannya di Jajag, Banyuwangi.
Mahasiswa menyimak proses dan kiat-kiat Agus 99 Jajag dalam membangun bisnis from zero to hero. Agus memulai usaha dari keadaan “the power of kepepet”. Setelah mengirimkan 100 lamaran pekerjaan, dia diterima kerja di Telkomsel dengan posisi sebagai karyawan kontrak selama dua tahun. Saat menjelang kontraknya berakhir, dia memikirkan tentang masa depannya. Karena tidak ingin lagi bekerja di bawah orang lain, dia bertekad bulat untuk membangun usaha dengan membuka kios cendera mata (topi, arloji, sabuk, dll.) di teras Indomaret di dekat rumahnya. Lama kelamaan bisnisnya berkempang pesat, Agus dapat membuka kiosnya di seluruh Indomaret se-Banyuwangi, bahkan beberapa di Bondowoso, Situbondo dan Jember.
Oleh karena pikirannya selalu merasa ditantang oleh perkembangan bisnis, Agus melakukan istilahnya “pre-emptive strike” atau serangan pendahuluan, sebelum bisnisnya terkena disrupsi, Agus mengubah bisnisnya dengan menutup seluruh gerainya dengan mendirikan toko sendiri. Agar mendapatkan berkah tokonya dinamanakan “99 Jajag”, angka 99 didapat dari asmaul husna. Sebagai toko baru, Agus berupaya membranding tokonya dengan mengikuti event-event di Banyuwangi yang berpotensi mengumpulkan banyak orang. Yang ia lakukan tidak melulu direct selling tetapi menanamkan kesadaran merek (brand awarness) kepada khalayak yang hadir di event-event tersebut. Brand awarness mengenai nama dan keberadaan tokonya serta produk yang ditawarkan dilakukan melalui pemasangan umbul-umbul, banner, brosur, dll. di sekitar lokasi event. Selain itu dia melihat potensi buruh migran Indonesia yang berasal dari Banyuwangi dan sekitarnya sebagai konsumen yang potensial dengan menggandeng para pemimpin buruh migran sebagai ujung tombak promosi. Selain itu Agus juga memanfaatkan media sosial untuk branding dan marketing usahanya.
Dalam mengelola keuangan untuk kelangsungan bisnisnya, Agus membuat tiga pos, yaitu pos untuk konsumsi sehari-hari, pos untuk gaji dirinya, dan pos untuk investasi. Dengan pengelolaan tersebut, untuk membangun dan memperbesar bisnisnya, Agus hampir tidak tergantung pinjaman bank. Pada akhir-akhir ini selain memiliki toko grosir asesoris “99 Jajag”, berangkat dari kesukaannya atau hobinya nge-gym, Agus akhirnya juga membuka “99 Gym Jajag”.
Dari Kuliah tamu ini mahasiswa dapat memetik ilmu dan informasi tentang bagaimana memulai usaha, bagaimana harus cerdas membaca peluang, menghadapi ancaman dan tantangan. Agus dapat mengubah SWOT (Strengths, Weakness, Opportunities, Threats) menjadi SCOC (Strenghts, Challange, Oportunities, Challange) agar bisnisnya tetap bertahan dan berkembang.
Presiden Jokowi berpesan terhadap perguruan tinggi bahwa dalam menghadapi disrupsi dan perubahan di masa pandemi ini perguruan tinggi perlu menghadirkan praktisi dan pelaku industri dalam pelaksanaan belajar mengajar di kelas-kelas kuliah. Untuk itu matakuliah Pengantar Manajemen dan Kewirausahaan menggandeng pengusaha untuk mengisi Kuliah Tamu dengan tema “Belajar Bisnis dari Pengusaha”. Kuliah Tamu yang dihadari 87 mahasiswa Sastra Indonesia ini menghadirkan Agus 99 Jajag, seorang alumnus Prodi D3 Bahasa Inggris, Fakultas Sastra (FIB) UNEJ yang sukses menjadi pengusaha di kampung halamannya di Jajag, Banyuwangi.
Mahasiswa menyimak proses dan kiat-kiat Agus 99 Jajag dalam membangun bisnis from zero to hero. Agus memulai usaha dari keadaan “the power of kepepet”. Setelah mengirimkan 100 lamaran pekerjaan, dia diterima kerja di Telkomsel dengan posisi sebagai karyawan kontrak selama dua tahun. Saat menjelang kontraknya berakhir, dia memikirkan tentang masa depannya. Karena tidak ingin lagi bekerja di bawah orang lain, dia bertekad bulat untuk membangun usaha dengan membuka Kios Jam Tangan dan Kacamata di teras Indomaret di dekat rumahnya. Lama kelamaan bisnisnya berkempang pesat, Agus dapat membuka kiosnya di seluruh Indomaret se-Banyuwangi, bahkan beberapa di Bondowoso, Situbondo dan Jember.
Oleh karena pikirannya selalu merasa ditantang oleh perkembangan bisnis, Agus melakukan istilahnya “pre-emptive strike” atau serangan pendahuluan, sebelum bisnisnya terkena disrupsi, Agus mengubah bisnisnya dengan menutup seluruh gerainya dengan mendirikan toko sendiri. Agar mendapatkan berkah tokonya dinamanakan “99 Jajag”, angka 99 didapat dari asmaul husna. Sebagai toko baru, Agus berupaya membranding tokonya dengan mengikuti event-event di Banyuwangi yang berpotensi mengumpulkan banyak orang. Yang ia lakukan tidak melulu direct selling tetapi menanamkan kesadaran merek (brand awarness) kepada khalayak yang hadir di event-event tersebut. Brand awarness mengenai nama dan keberadaan tokonya serta produk yang ditawarkan dilakukan melalui pemasangan umbul-umbul, banner, brosur, dll. di sekitar lokasi event. Selain itu dia melihat potensi buruh migran Indonesia yang berasal dari Banyuwangi dan sekitarnya sebagai konsumen yang potensial dengan menggandeng para pemimpin buruh migran sebagai ujung tombak promosi. Selain itu Agus juga memanfaatkan media sosial untuk branding dan marketing usahanya.
Dalam mengelola keuangan untuk kelangsungan bisnisnya, Agus membuat tiga pos, yaitu pos untuk konsumsi sehari-hari, pos untuk gaji dirinya, dan pos untuk investasi. Dengan pengelolaan tersebut, untuk membangun dan memperbesar bisnisnya, Agus hampir tidak tergantung pinjaman bank. Pada akhir-akhir ini selain memiliki toko grosir asesoris “99 Jajag”, berangkat dari kesukaannya atau hobinya nge-gym, Agus akhirnya juga membuka “99 Gym Jajag”.
Dari Kuliah tamu ini mahasiswa dapat memetik ilmu dan informasi tentang bagaimana memulai usaha, bagaimana harus cerdas membaca peluang, menghadapi ancaman dan tantangan. Agus dapat mengubah SWOT (Strengths, Weakness, Opportunities, Threats) menjadi SCOC (Strenghts, Challange, Oportunities, Challange) agar bisnisnya tetap bertahan dan berkembang.
Presiden Jokowi berpesan terhadap perguruan tinggi bahwa dalam menghadapi disrupsi dan perubahan di masa pandemi ini perguruan tinggi perlu menghadirkan praktisi dan pelaku industri dalam pelaksanaan belajar mengajar di kelas-kelas kuliah. Untuk itu matakuliah Pengantar Manajemen dan Kewirausahaan menggandeng pengusaha untuk mengisi Kuliah Tamu dengan tema “Belajar Bisnis dari Pengusaha”. Kuliah Tamu yang dihadari 87 mahasiswa Sastra Indonesia ini menghadirkan Agus 99 Jajag, seorang alumnus Prodi D3 Bahasa Inggris, Fakultas Sastra (FIB) UNEJ yang sukses menjadi pengusaha di kampung halamannya di Jajag, Banyuwangi.
Mahasiswa menyimak proses dan kiat-kiat Agus 99 Jajag dalam membangun bisnis from zero to hero. Agus memulai usaha dari keadaan “the power of kepepet”. Setelah mengirimkan 100 lamaran pekerjaan, dia diterima kerja di Telkomsel dengan posisi sebagai karyawan kontrak selama dua tahun. Saat menjelang kontraknya berakhir, dia memikirkan tentang masa depannya. Karena tidak ingin lagi bekerja di bawah orang lain, dia bertekad bulat untuk membangun usaha dengan membuka kios cendera mata (topi, arloji, sabuk, dll.) di teras Indomaret di dekat rumahnya. Lama kelamaan bisnisnya berkempang pesat, Agus dapat membuka kiosnya di seluruh Indomaret se-Banyuwangi, bahkan beberapa di Bondowoso, Situbondo dan Jember.
Oleh karena pikirannya selalu merasa ditantang oleh perkembangan bisnis, Agus melakukan istilahnya “pre-emptive strike” atau serangan pendahuluan, sebelum bisnisnya terkena disrupsi, Agus mengubah bisnisnya dengan menutup seluruh gerainya dengan mendirikan toko sendiri. Agar mendapatkan berkah tokonya dinamanakan “99 Jajag”, angka 99 didapat dari asmaul husna. Sebagai toko baru, Agus berupaya membranding tokonya dengan mengikuti event-event di Banyuwangi yang berpotensi mengumpulkan banyak orang. Yang ia lakukan tidak melulu direct selling tetapi menanamkan kesadaran merek (brand awarness) kepada khalayak yang hadir di event-event tersebut. Brand awarness mengenai nama dan keberadaan tokonya serta produk yang ditawarkan dilakukan melalui pemasangan umbul-umbul, banner, brosur, dll. di sekitar lokasi event. Selain itu dia melihat potensi buruh migran Indonesia yang berasal dari Banyuwangi dan sekitarnya sebagai konsumen yang potensial dengan menggandeng para pemimpin buruh migran sebagai ujung tombak promosi. Selain itu Agus juga memanfaatkan media sosial untuk branding dan marketing usahanya.
Dalam mengelola keuangan untuk kelangsungan bisnisnya, Agus membuat tiga pos, yaitu pos untuk konsumsi sehari-hari, pos untuk gaji dirinya, dan pos untuk investasi. Dengan pengelolaan tersebut, untuk membangun dan memperbesar bisnisnya, Agus hampir tidak tergantung pinjaman bank. Pada akhir-akhir ini selain memiliki toko grosir asesoris “99 Jajag”, berangkat dari kesukaannya atau hobinya nge-gym, Agus akhirnya juga membuka “99 Gym Jajag”.
Dari Kuliah tamu ini mahasiswa dapat memetik ilmu dan informasi tentang bagaimana memulai usaha, bagaimana harus cerdas membaca peluang, menghadapi ancaman dan tantangan. Agus dapat mengubah SWOT (Strengths, Weakness, Opportunities, Threats) menjadi SCOC (Strenghts, Challange, Oportunities, Challange) agar bisnisnya tetap bertahan dan berkembang.
Presiden Jokowi berpesan terhadap perguruan tinggi bahwa dalam menghadapi disrupsi dan perubahan di masa pandemi ini perguruan tinggi perlu menghadirkan praktisi dan pelaku industri dalam pelaksanaan belajar mengajar di kelas-kelas kuliah. Untuk itu matakuliah Pengantar Manajemen dan Kewirausahaan menggandeng pengusaha untuk mengisi Kuliah Tamu dengan tema “Belajar Bisnis dari Pengusaha”. Kuliah Tamu yang dihadari 87 mahasiswa Sastra Indonesia ini menghadirkan Agus 99 Jajag, seorang alumnus Prodi D3 Bahasa Inggris, Fakultas Sastra (FIB) UNEJ yang sukses menjadi pengusaha di kampung halamannya di Jajag, Banyuwangi.
Mahasiswa menyimak proses dan kiat-kiat Agus 99 Jajag dalam membangun bisnis from zero to hero. Agus memulai usaha dari keadaan “the power of kepepet”. Setelah mengirimkan 100 lamaran pekerjaan, dia diterima kerja di Telkomsel dengan posisi sebagai karyawan kontrak selama dua tahun. Saat menjelang kontraknya berakhir, dia memikirkan tentang masa depannya. Karena tidak ingin lagi bekerja di bawah orang lain, dia bertekad bulat untuk membangun usaha dengan membuka kios cendera mata (topi, arloji, sabuk, dll.) di teras Indomaret di dekat rumahnya. Lama kelamaan bisnisnya berkempang pesat, Agus dapat membuka kiosnya di seluruh Indomaret se-Banyuwangi, bahkan beberapa di Bondowoso, Situbondo dan Jember.
Oleh karena pikirannya selalu merasa ditantang oleh perkembangan bisnis, Agus melakukan istilahnya “pre-emptive strike” atau serangan pendahuluan, sebelum bisnisnya terkena disrupsi, Agus mengubah bisnisnya dengan menutup seluruh gerainya dengan mendirikan toko sendiri. Agar mendapatkan berkah tokonya dinamanakan “99 Jajag”, angka 99 didapat dari asmaul husna. Sebagai toko baru, Agus berupaya membranding tokonya dengan mengikuti event-event di Banyuwangi yang berpotensi mengumpulkan banyak orang. Yang ia lakukan tidak melulu direct selling tetapi menanamkan kesadaran merek (brand awarness) kepada khalayak yang hadir di event-event tersebut. Brand awarness mengenai nama dan keberadaan tokonya serta produk yang ditawarkan dilakukan melalui pemasangan umbul-umbul, banner, brosur, dll. di sekitar lokasi event. Selain itu dia melihat potensi buruh migran Indonesia yang berasal dari Banyuwangi dan sekitarnya sebagai konsumen yang potensial dengan menggandeng para pemimpin buruh migran sebagai ujung tombak promosi. Selain itu Agus juga memanfaatkan media sosial untuk branding dan marketing usahanya.
Dalam mengelola keuangan untuk kelangsungan bisnisnya, Agus membuat tiga pos, yaitu pos untuk konsumsi sehari-hari, pos untuk gaji dirinya, dan pos untuk investasi. Dengan pengelolaan tersebut, untuk membangun dan memperbesar bisnisnya, Agus hampir tidak tergantung pinjaman bank. Pada akhir-akhir ini selain memiliki toko grosir asesoris “99 Jajag”, berangkat dari kesukaannya atau hobinya nge-gym, Agus akhirnya juga membuka “99 Gym Jajag”.
Dari Kuliah tamu ini mahasiswa dapat memetik ilmu dan informasi tentang bagaimana memulai usaha, bagaimana harus cerdas membaca peluang, menghadapi ancaman dan tantangan. Agus dapat mengubah SWOT (Strengths, Weakness, Opportunities, Threats) menjadi SCOC (Strenghts, Challange, Oportunities, Challange) agar bisnisnya tetap bertahan dan berkembang.
Presiden Jokowi berpesan terhadap perguruan tinggi bahwa dalam menghadapi disrupsi dan perubahan di masa pandemi ini perguruan tinggi perlu menghadirkan praktisi dan pelaku industri dalam pelaksanaan belajar mengajar di kelas-kelas kuliah. Untuk itu matakuliah Pengantar Manajemen dan Kewirausahaan menggandeng pengusaha untuk mengisi Kuliah Tamu dengan tema “Belajar Bisnis dari Pengusaha”. Kuliah Tamu yang dihadari 87 mahasiswa Sastra Indonesia ini menghadirkan Agus 99 Jajag, seorang alumnus Prodi D3 Bahasa Inggris, Fakultas Sastra (FIB) UNEJ yang sukses menjadi pengusaha di kampung halamannya di Jajag, Banyuwangi.
Mahasiswa menyimak proses dan kiat-kiat Agus 99 Jajag dalam membangun bisnis from zero to hero. Agus memulai usaha dari keadaan “the power of kepepet”. Setelah mengirimkan 100 lamaran pekerjaan, dia diterima kerja di Telkomsel dengan posisi sebagai karyawan kontrak selama dua tahun. Saat menjelang kontraknya berakhir, dia memikirkan tentang masa depannya. Karena tidak ingin lagi bekerja di bawah orang lain, dia bertekad bulat untuk membangun usaha dengan membuka kios cendera mata (topi, arloji, sabuk, dll.) di teras Indomaret di dekat rumahnya. Lama kelamaan bisnisnya berkempang pesat, Agus dapat membuka kiosnya di seluruh Indomaret se-Banyuwangi, bahkan beberapa di Bondowoso, Situbondo dan Jember.
Oleh karena pikirannya selalu merasa ditantang oleh perkembangan bisnis, Agus melakukan istilahnya “pre-emptive strike” atau serangan pendahuluan, sebelum bisnisnya terkena disrupsi, Agus mengubah bisnisnya dengan menutup seluruh gerainya dengan mendirikan toko sendiri. Agar mendapatkan berkah tokonya dinamanakan “99 Jajag”, angka 99 didapat dari asmaul husna. Sebagai toko baru, Agus berupaya membranding tokonya dengan mengikuti event-event di Banyuwangi yang berpotensi mengumpulkan banyak orang. Yang ia lakukan tidak melulu direct selling tetapi menanamkan kesadaran merek (brand awarness) kepada khalayak yang hadir di event-event tersebut. Brand awarness mengenai nama dan keberadaan tokonya serta produk yang ditawarkan dilakukan melalui pemasangan umbul-umbul, banner, brosur, dll. di sekitar lokasi event. Selain itu dia melihat potensi buruh migran Indonesia yang berasal dari Banyuwangi dan sekitarnya sebagai konsumen yang potensial dengan menggandeng para pemimpin buruh migran sebagai ujung tombak promosi. Selain itu Agus juga memanfaatkan media sosial untuk branding dan marketing usahanya.
Dalam mengelola keuangan untuk kelangsungan bisnisnya, Agus membuat tiga pos, yaitu pos untuk konsumsi sehari-hari, pos untuk gaji dirinya, dan pos untuk investasi. Dengan pengelolaan tersebut, untuk membangun dan memperbesar bisnisnya, Agus hampir tidak tergantung pinjaman bank. Pada akhir-akhir ini selain memiliki toko grosir asesoris “99 Jajag”, berangkat dari kesukaannya atau hobinya nge-gym, Agus akhirnya juga membuka “99 Gym Jajag”.
Dari Kuliah tamu ini mahasiswa dapat memetik ilmu dan informasi tentang bagaimana memulai usaha, bagaimana harus cerdas membaca peluang, menghadapi ancaman dan tantangan. Agus dapat mengubah SWOT (Strengths, Weakness, Opportunities, Threats) menjadi SCOC (Strenghts, Challange, Oportunities, Challange) agar bisnisnya tetap bertahan dan berkembang.
Presiden Jokowi berpesan terhadap perguruan tinggi bahwa dalam menghadapi disrupsi dan perubahan di masa pandemi ini perguruan tinggi perlu menghadirkan praktisi dan pelaku industri dalam pelaksanaan belajar mengajar di kelas-kelas kuliah. Untuk itu matakuliah Pengantar Manajemen dan Kewirausahaan menggandeng pengusaha untuk mengisi Kuliah Tamu dengan tema “Belajar Bisnis dari Pengusaha”. Kuliah Tamu yang dihadari 87 mahasiswa Sastra Indonesia ini menghadirkan Agus 99 Jajag, seorang alumnus Prodi D3 Bahasa Inggris, Fakultas Sastra (FIB) UNEJ yang sukses menjadi pengusaha di kampung halamannya di Jajag, Banyuwangi.
Mahasiswa menyimak proses dan kiat-kiat Agus 99 Jajag dalam membangun bisnis from zero to hero. Agus memulai usaha dari keadaan “the power of kepepet”. Setelah mengirimkan 100 lamaran pekerjaan, dia diterima kerja di Telkomsel dengan posisi sebagai karyawan kontrak selama dua tahun. Saat menjelang kontraknya berakhir, dia memikirkan tentang masa depannya. Karena tidak ingin lagi bekerja di bawah orang lain, dia bertekad bulat untuk membangun usaha dengan membuka kios cendera mata (topi, arloji, sabuk, dll.) di teras Indomaret di dekat rumahnya. Lama kelamaan bisnisnya berkempang pesat, Agus dapat membuka kiosnya di seluruh Indomaret se-Banyuwangi, bahkan beberapa di Bondowoso, Situbondo dan Jember.
Oleh karena pikirannya selalu merasa ditantang oleh perkembangan bisnis, Agus melakukan istilahnya “pre-emptive strike” atau serangan pendahuluan, sebelum bisnisnya terkena disrupsi, Agus mengubah bisnisnya dengan menutup seluruh gerainya dengan mendirikan toko sendiri. Agar mendapatkan berkah tokonya dinamanakan “99 Jajag”, angka 99 didapat dari asmaul husna. Sebagai toko baru, Agus berupaya membranding tokonya dengan mengikuti event-event di Banyuwangi yang berpotensi mengumpulkan banyak orang. Yang ia lakukan tidak melulu direct selling tetapi menanamkan kesadaran merek (brand awarness) kepada khalayak yang hadir di event-event tersebut. Brand awarness mengenai nama dan keberadaan tokonya serta produk yang ditawarkan dilakukan melalui pemasangan umbul-umbul, banner, brosur, dll. di sekitar lokasi event. Selain itu dia melihat potensi buruh migran Indonesia yang berasal dari Banyuwangi dan sekitarnya sebagai konsumen yang potensial dengan menggandeng para pemimpin buruh migran sebagai ujung tombak promosi. Selain itu Agus juga memanfaatkan media sosial untuk branding dan marketing usahanya.
Dalam mengelola keuangan untuk kelangsungan bisnisnya, Agus membuat tiga pos, yaitu pos untuk konsumsi sehari-hari, pos untuk gaji dirinya, dan pos untuk investasi. Dengan pengelolaan tersebut, untuk membangun dan memperbesar bisnisnya, Agus hampir tidak tergantung pinjaman bank. Pada akhir-akhir ini selain memiliki toko grosir asesoris “99 Jajag”, berangkat dari kesukaannya atau hobinya nge-gym, Agus akhirnya juga membuka “99 Gym Jajag”.
Dari Kuliah tamu ini mahasiswa dapat memetik ilmu dan informasi tentang bagaimana memulai usaha, bagaimana harus cerdas membaca peluang, menghadapi ancaman dan tantangan. Agus dapat mengubah SWOT (Strengths, Weakness, Opportunities, Threats) menjadi SCOC (Strenghts, Challange, Oportunities, Challange) agar bisnisnya tetap bertahan dan berkembang.
Presiden Jokowi berpesan terhadap perguruan tinggi bahwa dalam menghadapi disrupsi dan perubahan di masa pandemi ini perguruan tinggi perlu menghadirkan praktisi dan pelaku industri dalam pelaksanaan belajar mengajar di kelas-kelas kuliah. Untuk itu matakuliah Pengantar Manajemen dan Kewirausahaan menggandeng pengusaha untuk mengisi Kuliah Tamu dengan tema “Belajar Bisnis dari Pengusaha”. Kuliah Tamu yang dihadari 87 mahasiswa Sastra Indonesia ini menghadirkan Agus 99 Jajag, seorang alumnus Prodi D3 Bahasa Inggris, Fakultas Sastra (FIB) UNEJ yang sukses menjadi pengusaha di kampung halamannya di Jajag, Banyuwangi.
Mahasiswa menyimak proses dan kiat-kiat Agus 99 Jajag dalam membangun bisnis from zero to hero. Agus memulai usaha dari keadaan “the power of kepepet”. Setelah mengirimkan 100 lamaran pekerjaan, dia diterima kerja di Telkomsel dengan posisi sebagai karyawan kontrak selama dua tahun. Saat menjelang kontraknya berakhir, dia memikirkan tentang masa depannya. Karena tidak ingin lagi bekerja di bawah orang lain, dia bertekad bulat untuk membangun usaha dengan membuka kios cendera mata (topi, arloji, sabuk, dll.) di teras Indomaret di dekat rumahnya. Lama kelamaan bisnisnya berkempang pesat, Agus dapat membuka kiosnya di seluruh Indomaret se-Banyuwangi, bahkan beberapa di Bondowoso, Situbondo dan Jember.
Oleh karena pikirannya selalu merasa ditantang oleh perkembangan bisnis, Agus melakukan istilahnya “pre-emptive strike” atau serangan pendahuluan, sebelum bisnisnya terkena disrupsi, Agus mengubah bisnisnya dengan menutup seluruh gerainya dengan mendirikan toko sendiri. Agar mendapatkan berkah tokonya dinamanakan “99 Jajag”, angka 99 didapat dari asmaul husna. Sebagai toko baru, Agus berupaya membranding tokonya dengan mengikuti event-event di Banyuwangi yang berpotensi mengumpulkan banyak orang. Yang ia lakukan tidak melulu direct selling tetapi menanamkan kesadaran merek (brand awarness) kepada khalayak yang hadir di event-event tersebut. Brand awarness mengenai nama dan keberadaan tokonya serta produk yang ditawarkan dilakukan melalui pemasangan umbul-umbul, banner, brosur, dll. di sekitar lokasi event. Selain itu dia melihat potensi buruh migran Indonesia yang berasal dari Banyuwangi dan sekitarnya sebagai konsumen yang potensial dengan menggandeng para pemimpin buruh migran sebagai ujung tombak promosi. Selain itu Agus juga memanfaatkan media sosial untuk branding dan marketing usahanya.
Dalam mengelola keuangan untuk kelangsungan bisnisnya, Agus membuat tiga pos, yaitu pos untuk konsumsi sehari-hari, pos untuk gaji dirinya, dan pos untuk investasi. Dengan pengelolaan tersebut, untuk membangun dan memperbesar bisnisnya, Agus hampir tidak tergantung pinjaman bank. Pada akhir-akhir ini selain memiliki toko grosir asesoris “99 Jajag”, berangkat dari kesukaannya atau hobinya nge-gym, Agus akhirnya juga membuka “99 Gym Jajag”.
Dari Kuliah tamu ini mahasiswa dapat memetik ilmu dan informasi tentang bagaimana memulai usaha, bagaimana harus cerdas membaca peluang, menghadapi ancaman dan tantangan. Agus dapat mengubah SWOT (Strengths, Weakness, Opportunities, Threats) menjadi SCOC (Strenghts, Challange, Oportunities, Challange) agar bisnisnya tetap bertahan dan berkembang.
Presiden Jokowi berpesan terhadap perguruan tinggi bahwa dalam menghadapi disrupsi dan perubahan di masa pandemi ini perguruan tinggi perlu menghadirkan praktisi dan pelaku industri dalam pelaksanaan belajar mengajar di kelas-kelas kuliah. Untuk itu matakuliah Pengantar Manajemen dan Kewirausahaan menggandeng pengusaha untuk mengisi Kuliah Tamu dengan tema “Belajar Bisnis dari Pengusaha”. Kuliah Tamu yang dihadari 87 mahasiswa Sastra Indonesia ini menghadirkan Agus 99 Jajag, seorang alumnus Prodi D3 Bahasa Inggris, Fakultas Sastra (FIB) UNEJ yang sukses menjadi pengusaha di kampung halamannya di Jajag, Banyuwangi.
Mahasiswa menyimak proses dan kiat-kiat Agus 99 Jajag dalam membangun bisnis from zero to hero. Agus memulai usaha dari keadaan “the power of kepepet”. Setelah mengirimkan 100 lamaran pekerjaan, dia diterima kerja di Telkomsel dengan posisi sebagai karyawan kontrak selama dua tahun. Saat menjelang kontraknya berakhir, dia memikirkan tentang masa depannya. Karena tidak ingin lagi bekerja di bawah orang lain, dia bertekad bulat untuk membangun usaha dengan membuka Kios Jam tangan dan Kacamata di teras Indomaret di dekat rumahnya. Lama kelamaan bisnisnya berkempang pesat, Agus dapat membuka kiosnya di seluruh Indomaret se-Banyuwangi, bahkan beberapa di Bondowoso, Situbondo dan Jember.
Oleh karena pikirannya selalu merasa ditantang oleh perkembangan bisnis, Agus melakukan istilahnya “pre-emptive strike” atau serangan pendahuluan, sebelum bisnisnya terkena disrupsi, Agus mengubah bisnisnya dengan menutup seluruh gerainya dengan mendirikan toko sendiri. Agar mendapatkan berkah tokonya dinamanakan “99 Jajag”, angka 99 didapat dari asmaul husna. Sebagai toko baru, Agus berupaya membranding tokonya dengan mengikuti event-event di Banyuwangi yang berpotensi mengumpulkan banyak orang. Yang ia lakukan tidak melulu direct selling tetapi menanamkan kesadaran merek (brand awarness) kepada khalayak yang hadir di event-event tersebut. Brand awarness mengenai nama dan keberadaan tokonya serta produk yang ditawarkan dilakukan melalui pemasangan umbul-umbul, banner, brosur, dll. di sekitar lokasi event. Selain itu dia melihat potensi buruh migran Indonesia yang berasal dari Banyuwangi dan sekitarnya sebagai konsumen yang potensial dengan menggandeng para pemimpin buruh migran sebagai ujung tombak promosi. Selain itu Agus juga memanfaatkan media sosial untuk branding dan marketing usahanya.
Dalam mengelola keuangan untuk kelangsungan bisnisnya, Agus membuat tiga pos, yaitu pos untuk konsumsi sehari-hari, pos untuk gaji dirinya, dan pos untuk investasi. Dengan pengelolaan tersebut, untuk membangun dan memperbesar bisnisnya, Agus hampir tidak tergantung pinjaman bank. Pada akhir-akhir ini selain memiliki toko grosir asesoris “99 Jajag”, berangkat dari kesukaannya atau hobinya nge-gym, Agus akhirnya juga membuka “99 Gym Jajag”.
Dari Kuliah tamu ini mahasiswa dapat memetik ilmu dan informasi tentang bagaimana memulai usaha, bagaimana harus cerdas membaca peluang, menghadapi ancaman dan tantangan. Agus dapat mengubah SWOT (Strengths, Weakness, Opportunities, Threats) menjadi SCOC (Strenghts, Challange, Oportunities, Challange) agar bisnisnya tetap bertahan dan berkembang.
Presiden Jokowi berpesan terhadap perguruan tinggi bahwa dalam menghadapi disrupsi dan perubahan di masa pandemi ini perguruan tinggi perlu menghadirkan praktisi dan pelaku industri dalam pelaksanaan belajar mengajar di kelas-kelas kuliah. Untuk itu matakuliah Pengantar Manajemen dan Kewirausahaan menggandeng pengusaha untuk mengisi Kuliah Tamu dengan tema “Belajar Bisnis dari Pengusaha”. Kuliah Tamu yang dihadari 87 mahasiswa Sastra Indonesia ini menghadirkan Agus 99 Jajag, seorang alumnus Prodi D3 Bahasa Inggris, Fakultas Sastra (FIB) UNEJ yang sukses menjadi pengusaha di kampung halamannya di Jajag, Banyuwangi.
Mahasiswa menyimak proses dan kiat-kiat Agus 99 Jajag dalam membangun bisnis from zero to hero. Agus memulai usaha dari keadaan “the power of kepepet”. Setelah mengirimkan 100 lamaran pekerjaan, dia diterima kerja di Telkomsel dengan posisi sebagai karyawan kontrak selama dua tahun. Saat menjelang kontraknya berakhir, dia memikirkan tentang masa depannya. Karena tidak ingin lagi bekerja di bawah orang lain, dia bertekad bulat untuk membangun usaha dengan membuka kios cendera mata (topi, arloji, sabuk, dll.) di teras Indomaret di dekat rumahnya. Lama kelamaan bisnisnya berkempang pesat, Agus dapat membuka kiosnya di seluruh Indomaret se-Banyuwangi, bahkan beberapa di Bondowoso, Situbondo dan Jember.
Oleh karena pikirannya selalu merasa ditantang oleh perkembangan bisnis, Agus melakukan istilahnya “pre-emptive strike” atau serangan pendahuluan, sebelum bisnisnya terkena disrupsi, Agus mengubah bisnisnya dengan menutup seluruh gerainya dengan mendirikan toko sendiri. Agar mendapatkan berkah tokonya dinamanakan “99 Jajag”, angka 99 didapat dari asmaul husna. Sebagai toko baru, Agus berupaya membranding tokonya dengan mengikuti event-event di Banyuwangi yang berpotensi mengumpulkan banyak orang. Yang ia lakukan tidak melulu direct selling tetapi menanamkan kesadaran merek (brand awarness) kepada khalayak yang hadir di event-event tersebut. Brand awarness mengenai nama dan keberadaan tokonya serta produk yang ditawarkan dilakukan melalui pemasangan umbul-umbul, banner, brosur, dll. di sekitar lokasi event. Selain itu dia melihat potensi buruh migran Indonesia yang berasal dari Banyuwangi dan sekitarnya sebagai konsumen yang potensial dengan menggandeng para pemimpin buruh migran sebagai ujung tombak promosi. Selain itu Agus juga memanfaatkan media sosial untuk branding dan marketing usahanya.
Dalam mengelola keuangan untuk kelangsungan bisnisnya, Agus membuat tiga pos, yaitu pos untuk konsumsi sehari-hari, pos untuk gaji dirinya, dan pos untuk investasi. Dengan pengelolaan tersebut, untuk membangun dan memperbesar bisnisnya, Agus hampir tidak tergantung pinjaman bank. Pada akhir-akhir ini selain memiliki toko grosir asesoris “99 Jajag”, berangkat dari kesukaannya atau hobinya nge-gym, Agus akhirnya juga membuka “99 Gym Jajag”.
Dari Kuliah tamu ini mahasiswa dapat memetik ilmu dan informasi tentang bagaimana memulai usaha, bagaimana harus cerdas membaca peluang, menghadapi ancaman dan tantangan. Agus dapat mengubah SWOT (Strengths, Weakness, Opportunities, Threats) menjadi SCOC (Strenghts, Challange, Oportunities, Challange) agar bisnisnya tetap bertahan dan berkembang.
Presiden Jokowi berpesan terhadap perguruan tinggi bahwa dalam menghadapi disrupsi dan perubahan di masa pandemi ini perguruan tinggi perlu menghadirkan praktisi dan pelaku industri dalam pelaksanaan belajar mengajar di kelas-kelas kuliah. Untuk itu matakuliah Pengantar Manajemen dan Kewirausahaan menggandeng pengusaha untuk mengisi Kuliah Tamu dengan tema “Belajar Bisnis dari Pengusaha”. Kuliah Tamu yang dihadari 87 mahasiswa Sastra Indonesia ini menghadirkan Agus 99 Jajag, seorang alumnus Prodi D3 Bahasa Inggris, Fakultas Sastra (FIB) UNEJ yang sukses menjadi pengusaha di kampung halamannya di Jajag, Banyuwangi.
Mahasiswa menyimak proses dan kiat-kiat Agus 99 Jajag dalam membangun bisnis from zero to hero. Agus memulai usaha dari keadaan “the power of kepepet”. Setelah mengirimkan 100 lamaran pekerjaan, dia diterima kerja di Telkomsel dengan posisi sebagai karyawan kontrak selama dua tahun. Saat menjelang kontraknya berakhir, dia memikirkan tentang masa depannya. Karena tidak ingin lagi bekerja di bawah orang lain, dia bertekad bulat untuk membangun usaha dengan membuka Kios Jam Tangan dan Kacamata di teras Indomaret di dekat rumahnya. Lama kelamaan bisnisnya berkempang pesat, Agus dapat membuka kiosnya di seluruh Indomaret se-Banyuwangi, bahkan beberapa di Bondowoso, Situbondo dan Jember.
Oleh karena pikirannya selalu merasa ditantang oleh perkembangan bisnis, Agus melakukan istilahnya “pre-emptive strike” atau serangan pendahuluan, sebelum bisnisnya terkena disrupsi, Agus mengubah bisnisnya dengan menutup seluruh gerainya dengan mendirikan toko sendiri. Agar mendapatkan berkah tokonya dinamanakan “99 Jajag”, angka 99 didapat dari asmaul husna. Sebagai toko baru, Agus berupaya membranding tokonya dengan mengikuti event-event di Banyuwangi yang berpotensi mengumpulkan banyak orang. Yang ia lakukan tidak melulu direct selling tetapi menanamkan kesadaran merek (brand awarness) kepada khalayak yang hadir di event-event tersebut. Brand awarness mengenai nama dan keberadaan tokonya serta produk yang ditawarkan dilakukan melalui pemasangan umbul-umbul, banner, brosur, dll. di sekitar lokasi event. Selain itu dia melihat potensi buruh migran Indonesia yang berasal dari Banyuwangi dan sekitarnya sebagai konsumen yang potensial dengan menggandeng para pemimpin buruh migran sebagai ujung tombak promosi. Selain itu Agus juga memanfaatkan media sosial untuk branding dan marketing usahanya.
Dalam mengelola keuangan untuk kelangsungan bisnisnya, Agus membuat tiga pos, yaitu pos untuk konsumsi sehari-hari, pos untuk gaji dirinya, dan pos untuk investasi. Dengan pengelolaan tersebut, untuk membangun dan memperbesar bisnisnya, Agus hampir tidak tergantung pinjaman bank. Pada akhir-akhir ini selain memiliki toko grosir asesoris “99 Jajag”, berangkat dari kesukaannya atau hobinya nge-gym, Agus akhirnya juga membuka “99 Gym Jajag”.
Dari Kuliah tamu ini mahasiswa dapat memetik ilmu dan informasi tentang bagaimana memulai usaha, bagaimana harus cerdas membaca peluang, menghadapi ancaman dan tantangan. Agus dapat mengubah SWOT (Strengths, Weakness, Opportunities, Threats) menjadi SCOC (Strenghts, Challange, Oportunities, Challange) agar bisnisnya tetap bertahan dan berkembang.
Presiden Jokowi berpesan terhadap perguruan tinggi bahwa dalam menghadapi disrupsi dan perubahan di masa pandemi ini perguruan tinggi perlu menghadirkan praktisi dan pelaku industri dalam pelaksanaan belajar mengajar di kelas-kelas kuliah. Untuk itu matakuliah Pengantar Manajemen dan Kewirausahaan menggandeng pengusaha untuk mengisi Kuliah Tamu dengan tema “Belajar Bisnis dari Pengusaha”. Kuliah Tamu yang dihadari 87 mahasiswa Sastra Indonesia ini menghadirkan Agus 99 Jajag, seorang alumnus Prodi D3 Bahasa Inggris, Fakultas Sastra (FIB) UNEJ yang sukses menjadi pengusaha di kampung halamannya di Jajag, Banyuwangi.
Mahasiswa menyimak proses dan kiat-kiat Agus 99 Jajag dalam membangun bisnis from zero to hero. Agus memulai usaha dari keadaan “the power of kepepet”. Setelah mengirimkan 100 lamaran pekerjaan, dia diterima kerja di Telkomsel dengan posisi sebagai karyawan kontrak selama dua tahun. Saat menjelang kontraknya berakhir, dia memikirkan tentang masa depannya. Karena tidak ingin lagi bekerja di bawah orang lain, dia bertekad bulat untuk membangun usaha dengan membuka kios cendera mata (topi, arloji, sabuk, dll.) di teras Indomaret di dekat rumahnya. Lama kelamaan bisnisnya berkempang pesat, Agus dapat membuka kiosnya di seluruh Indomaret se-Banyuwangi, bahkan beberapa di Bondowoso, Situbondo dan Jember.
Oleh karena pikirannya selalu merasa ditantang oleh perkembangan bisnis, Agus melakukan istilahnya “pre-emptive strike” atau serangan pendahuluan, sebelum bisnisnya terkena disrupsi, Agus mengubah bisnisnya dengan menutup seluruh gerainya dengan mendirikan toko sendiri. Agar mendapatkan berkah tokonya dinamanakan “99 Jajag”, angka 99 didapat dari asmaul husna. Sebagai toko baru, Agus berupaya membranding tokonya dengan mengikuti event-event di Banyuwangi yang berpotensi mengumpulkan banyak orang. Yang ia lakukan tidak melulu direct selling tetapi menanamkan kesadaran merek (brand awarness) kepada khalayak yang hadir di event-event tersebut. Brand awarness mengenai nama dan keberadaan tokonya serta produk yang ditawarkan dilakukan melalui pemasangan umbul-umbul, banner, brosur, dll. di sekitar lokasi event. Selain itu dia melihat potensi buruh migran Indonesia yang berasal dari Banyuwangi dan sekitarnya sebagai konsumen yang potensial dengan menggandeng para pemimpin buruh migran sebagai ujung tombak promosi. Selain itu Agus juga memanfaatkan media sosial untuk branding dan marketing usahanya.
Dalam mengelola keuangan untuk kelangsungan bisnisnya, Agus membuat tiga pos, yaitu pos untuk konsumsi sehari-hari, pos untuk gaji dirinya, dan pos untuk investasi. Dengan pengelolaan tersebut, untuk membangun dan memperbesar bisnisnya, Agus hampir tidak tergantung pinjaman bank. Pada akhir-akhir ini selain memiliki toko grosir asesoris “99 Jajag”, berangkat dari kesukaannya atau hobinya nge-gym, Agus akhirnya juga membuka “99 Gym Jajag”.
Dari Kuliah tamu ini mahasiswa dapat memetik ilmu dan informasi tentang bagaimana memulai usaha, bagaimana harus cerdas membaca peluang, menghadapi ancaman dan tantangan. Agus dapat mengubah SWOT (Strengths, Weakness, Opportunities, Threats) menjadi SCOC (Strenghts, Challange, Oportunities, Challange) agar bisnisnya tetap bertahan dan berkembang.
Presiden Jokowi berpesan terhadap perguruan tinggi bahwa dalam menghadapi disrupsi dan perubahan di masa pandemi ini perguruan tinggi perlu menghadirkan praktisi dan pelaku industri dalam pelaksanaan belajar mengajar di kelas-kelas kuliah. Untuk itu matakuliah Pengantar Manajemen dan Kewirausahaan menggandeng pengusaha untuk mengisi Kuliah Tamu dengan tema “Belajar Bisnis dari Pengusaha”. Kuliah Tamu yang dihadari 87 mahasiswa Sastra Indonesia ini menghadirkan Agus 99 Jajag, seorang alumnus Prodi D3 Bahasa Inggris, Fakultas Sastra (FIB) UNEJ yang sukses menjadi pengusaha di kampung halamannya di Jajag, Banyuwangi.
Mahasiswa menyimak proses dan kiat-kiat Agus 99 Jajag dalam membangun bisnis from zero to hero. Agus memulai usaha dari keadaan “the power of kepepet”. Setelah mengirimkan 100 lamaran pekerjaan, dia diterima kerja di Telkomsel dengan posisi sebagai karyawan kontrak selama dua tahun. Saat menjelang kontraknya berakhir, dia memikirkan tentang masa depannya. Karena tidak ingin lagi bekerja di bawah orang lain, dia bertekad bulat untuk membangun usaha dengan membuka kios cendera mata (topi, arloji, sabuk, dll.) di teras Indomaret di dekat rumahnya. Lama kelamaan bisnisnya berkempang pesat, Agus dapat membuka kiosnya di seluruh Indomaret se-Banyuwangi, bahkan beberapa di Bondowoso, Situbondo dan Jember.
Oleh karena pikirannya selalu merasa ditantang oleh perkembangan bisnis, Agus melakukan istilahnya “pre-emptive strike” atau serangan pendahuluan, sebelum bisnisnya terkena disrupsi, Agus mengubah bisnisnya dengan menutup seluruh gerainya dengan mendirikan toko sendiri. Agar mendapatkan berkah tokonya dinamanakan “99 Jajag”, angka 99 didapat dari asmaul husna. Sebagai toko baru, Agus berupaya membranding tokonya dengan mengikuti event-event di Banyuwangi yang berpotensi mengumpulkan banyak orang. Yang ia lakukan tidak melulu direct selling tetapi menanamkan kesadaran merek (brand awarness) kepada khalayak yang hadir di event-event tersebut. Brand awarness mengenai nama dan keberadaan tokonya serta produk yang ditawarkan dilakukan melalui pemasangan umbul-umbul, banner, brosur, dll. di sekitar lokasi event. Selain itu dia melihat potensi buruh migran Indonesia yang berasal dari Banyuwangi dan sekitarnya sebagai konsumen yang potensial dengan menggandeng para pemimpin buruh migran sebagai ujung tombak promosi. Selain itu Agus juga memanfaatkan media sosial untuk branding dan marketing usahanya.
Dalam mengelola keuangan untuk kelangsungan bisnisnya, Agus membuat tiga pos, yaitu pos untuk konsumsi sehari-hari, pos untuk gaji dirinya, dan pos untuk investasi. Dengan pengelolaan tersebut, untuk membangun dan memperbesar bisnisnya, Agus hampir tidak tergantung pinjaman bank. Pada akhir-akhir ini selain memiliki toko grosir asesoris “99 Jajag”, berangkat dari kesukaannya atau hobinya nge-gym, Agus akhirnya juga membuka “99 Gym Jajag”.
Dari Kuliah tamu ini mahasiswa dapat memetik ilmu dan informasi tentang bagaimana memulai usaha, bagaimana harus cerdas membaca peluang, menghadapi ancaman dan tantangan. Agus dapat mengubah SWOT (Strengths, Weakness, Opportunities, Threats) menjadi SCOC (Strenghts, Challange, Oportunities, Challange) agar bisnisnya tetap bertahan dan berkembang.
Presiden Jokowi berpesan terhadap perguruan tinggi bahwa dalam menghadapi disrupsi dan perubahan di masa pandemi ini perguruan tinggi perlu menghadirkan praktisi dan pelaku industri dalam pelaksanaan belajar mengajar di kelas-kelas kuliah. Untuk itu matakuliah Pengantar Manajemen dan Kewirausahaan menggandeng pengusaha untuk mengisi Kuliah Tamu dengan tema “Belajar Bisnis dari Pengusaha”. Kuliah Tamu yang dihadari 87 mahasiswa Sastra Indonesia ini menghadirkan Agus 99 Jajag, seorang alumnus Prodi D3 Bahasa Inggris, Fakultas Sastra (FIB) UNEJ yang sukses menjadi pengusaha di kampung halamannya di Jajag, Banyuwangi.
Mahasiswa menyimak proses dan kiat-kiat Agus 99 Jajag dalam membangun bisnis from zero to hero. Agus memulai usaha dari keadaan “the power of kepepet”. Setelah mengirimkan 100 lamaran pekerjaan, dia diterima kerja di Telkomsel dengan posisi sebagai karyawan kontrak selama dua tahun. Saat menjelang kontraknya berakhir, dia memikirkan tentang masa depannya. Karena tidak ingin lagi bekerja di bawah orang lain, dia bertekad bulat untuk membangun usaha dengan membuka kios cendera mata (topi, arloji, sabuk, dll.) di teras Indomaret di dekat rumahnya. Lama kelamaan bisnisnya berkempang pesat, Agus dapat membuka kiosnya di seluruh Indomaret se-Banyuwangi, bahkan beberapa di Bondowoso, Situbondo dan Jember.
Oleh karena pikirannya selalu merasa ditantang oleh perkembangan bisnis, Agus melakukan istilahnya “pre-emptive strike” atau serangan pendahuluan, sebelum bisnisnya terkena disrupsi, Agus mengubah bisnisnya dengan menutup seluruh gerainya dengan mendirikan toko sendiri. Agar mendapatkan berkah tokonya dinamanakan “99 Jajag”, angka 99 didapat dari asmaul husna. Sebagai toko baru, Agus berupaya membranding tokonya dengan mengikuti event-event di Banyuwangi yang berpotensi mengumpulkan banyak orang. Yang ia lakukan tidak melulu direct selling tetapi menanamkan kesadaran merek (brand awarness) kepada khalayak yang hadir di event-event tersebut. Brand awarness mengenai nama dan keberadaan tokonya serta produk yang ditawarkan dilakukan melalui pemasangan umbul-umbul, banner, brosur, dll. di sekitar lokasi event. Selain itu dia melihat potensi buruh migran Indonesia yang berasal dari Banyuwangi dan sekitarnya sebagai konsumen yang potensial dengan menggandeng para pemimpin buruh migran sebagai ujung tombak promosi. Selain itu Agus juga memanfaatkan media sosial untuk branding dan marketing usahanya.
Dalam mengelola keuangan untuk kelangsungan bisnisnya, Agus membuat tiga pos, yaitu pos untuk konsumsi sehari-hari, pos untuk gaji dirinya, dan pos untuk investasi. Dengan pengelolaan tersebut, untuk membangun dan memperbesar bisnisnya, Agus hampir tidak tergantung pinjaman bank. Pada akhir-akhir ini selain memiliki toko grosir asesoris “99 Jajag”, berangkat dari kesukaannya atau hobinya nge-gym, Agus akhirnya juga membuka “99 Gym Jajag”.
Dari Kuliah tamu ini mahasiswa dapat memetik ilmu dan informasi tentang bagaimana memulai usaha, bagaimana harus cerdas membaca peluang, menghadapi ancaman dan tantangan. Agus dapat mengubah SWOT (Strengths, Weakness, Opportunities, Threats) menjadi SCOC (Strenghts, Challange, Oportunities, Challange) agar bisnisnya tetap bertahan dan berkembang.
Presiden Jokowi berpesan terhadap perguruan tinggi bahwa dalam menghadapi disrupsi dan perubahan di masa pandemi ini perguruan tinggi perlu menghadirkan praktisi dan pelaku industri dalam pelaksanaan belajar mengajar di kelas-kelas kuliah. Untuk itu matakuliah Pengantar Manajemen dan Kewirausahaan menggandeng pengusaha untuk mengisi Kuliah Tamu dengan tema “Belajar Bisnis dari Pengusaha”. Kuliah Tamu yang dihadari 87 mahasiswa Sastra Indonesia ini menghadirkan Agus 99 Jajag, seorang alumnus Prodi D3 Bahasa Inggris, Fakultas Sastra (FIB) UNEJ yang sukses menjadi pengusaha di kampung halamannya di Jajag, Banyuwangi.
Mahasiswa menyimak proses dan kiat-kiat Agus 99 Jajag dalam membangun bisnis from zero to hero. Agus memulai usaha dari keadaan “the power of kepepet”. Setelah mengirimkan 100 lamaran pekerjaan, dia diterima kerja di Telkomsel dengan posisi sebagai karyawan kontrak selama dua tahun. Saat menjelang kontraknya berakhir, dia memikirkan tentang masa depannya. Karena tidak ingin lagi bekerja di bawah orang lain, dia bertekad bulat untuk membangun usaha dengan membuka kios cendera mata (topi, arloji, sabuk, dll.) di teras Indomaret di dekat rumahnya. Lama kelamaan bisnisnya berkempang pesat, Agus dapat membuka kiosnya di seluruh Indomaret se-Banyuwangi, bahkan beberapa di Bondowoso, Situbondo dan Jember.
Oleh karena pikirannya selalu merasa ditantang oleh perkembangan bisnis, Agus melakukan istilahnya “pre-emptive strike” atau serangan pendahuluan, sebelum bisnisnya terkena disrupsi, Agus mengubah bisnisnya dengan menutup seluruh gerainya dengan mendirikan toko sendiri. Agar mendapatkan berkah tokonya dinamanakan “99 Jajag”, angka 99 didapat dari asmaul husna. Sebagai toko baru, Agus berupaya membranding tokonya dengan mengikuti event-event di Banyuwangi yang berpotensi mengumpulkan banyak orang. Yang ia lakukan tidak melulu direct selling tetapi menanamkan kesadaran merek (brand awarness) kepada khalayak yang hadir di event-event tersebut. Brand awarness mengenai nama dan keberadaan tokonya serta produk yang ditawarkan dilakukan melalui pemasangan umbul-umbul, banner, brosur, dll. di sekitar lokasi event. Selain itu dia melihat potensi buruh migran Indonesia yang berasal dari Banyuwangi dan sekitarnya sebagai konsumen yang potensial dengan menggandeng para pemimpin buruh migran sebagai ujung tombak promosi. Selain itu Agus juga memanfaatkan media sosial untuk branding dan marketing usahanya.
Dalam mengelola keuangan untuk kelangsungan bisnisnya, Agus membuat tiga pos, yaitu pos untuk konsumsi sehari-hari, pos untuk gaji dirinya, dan pos untuk investasi. Dengan pengelolaan tersebut, untuk membangun dan memperbesar bisnisnya, Agus hampir tidak tergantung pinjaman bank. Pada akhir-akhir ini selain memiliki toko grosir asesoris “99 Jajag”, berangkat dari kesukaannya atau hobinya nge-gym, Agus akhirnya juga membuka “99 Gym Jajag”.
Dari Kuliah tamu ini mahasiswa dapat memetik ilmu dan informasi tentang bagaimana memulai usaha, bagaimana harus cerdas membaca peluang, menghadapi ancaman dan tantangan. Agus dapat mengubah SWOT (Strengths, Weakness, Opportunities, Threats) menjadi SCOC (Strenghts, Challange, Oportunities, Challange) agar bisnisnya tetap bertahan dan berkembang.
Presiden Jokowi berpesan terhadap perguruan tinggi bahwa dalam menghadapi disrupsi dan perubahan di masa pandemi ini perguruan tinggi perlu menghadirkan praktisi dan pelaku industri dalam pelaksanaan belajar mengajar di kelas-kelas kuliah. Untuk itu matakuliah Pengantar Manajemen dan Kewirausahaan menggandeng pengusaha untuk mengisi Kuliah Tamu dengan tema “Belajar Bisnis dari Pengusaha”. Kuliah Tamu yang dihadari 87 mahasiswa Sastra Indonesia ini menghadirkan Agus 99 Jajag, seorang alumnus Prodi D3 Bahasa Inggris, Fakultas Sastra (FIB) UNEJ yang sukses menjadi pengusaha di kampung halamannya di Jajag, Banyuwangi.
Mahasiswa menyimak proses dan kiat-kiat Agus 99 Jajag dalam membangun bisnis from zero to hero. Agus memulai usaha dari keadaan “the power of kepepet”. Setelah mengirimkan 100 lamaran pekerjaan, dia diterima kerja di Telkomsel dengan posisi sebagai karyawan kontrak selama dua tahun. Saat menjelang kontraknya berakhir, dia memikirkan tentang masa depannya. Karena tidak ingin lagi bekerja di bawah orang lain, dia bertekad bulat untuk membangun usaha dengan membuka kios cendera mata (topi, arloji, sabuk, dll.) di teras Indomaret di dekat rumahnya. Lama kelamaan bisnisnya berkempang pesat, Agus dapat membuka kiosnya di seluruh Indomaret se-Banyuwangi, bahkan beberapa di Bondowoso, Situbondo dan Jember.
Oleh karena pikirannya selalu merasa ditantang oleh perkembangan bisnis, Agus melakukan istilahnya “pre-emptive strike” atau serangan pendahuluan, sebelum bisnisnya terkena disrupsi, Agus mengubah bisnisnya dengan menutup seluruh gerainya dengan mendirikan toko sendiri. Agar mendapatkan berkah tokonya dinamanakan “99 Jajag”, angka 99 didapat dari asmaul husna. Sebagai toko baru, Agus berupaya membranding tokonya dengan mengikuti event-event di Banyuwangi yang berpotensi mengumpulkan banyak orang. Yang ia lakukan tidak melulu direct selling tetapi menanamkan kesadaran merek (brand awarness) kepada khalayak yang hadir di event-event tersebut. Brand awarness mengenai nama dan keberadaan tokonya serta produk yang ditawarkan dilakukan melalui pemasangan umbul-umbul, banner, brosur, dll. di sekitar lokasi event. Selain itu dia melihat potensi buruh migran Indonesia yang berasal dari Banyuwangi dan sekitarnya sebagai konsumen yang potensial dengan menggandeng para pemimpin buruh migran sebagai ujung tombak promosi. Selain itu Agus juga memanfaatkan media sosial untuk branding dan marketing usahanya.
Dalam mengelola keuangan untuk kelangsungan bisnisnya, Agus membuat tiga pos, yaitu pos untuk konsumsi sehari-hari, pos untuk gaji dirinya, dan pos untuk investasi. Dengan pengelolaan tersebut, untuk membangun dan memperbesar bisnisnya, Agus hampir tidak tergantung pinjaman bank. Pada akhir-akhir ini selain memiliki toko grosir asesoris “99 Jajag”, berangkat dari kesukaannya atau hobinya nge-gym, Agus akhirnya juga membuka “99 Gym Jajag”.
Dari Kuliah tamu ini mahasiswa dapat memetik ilmu dan informasi tentang bagaimana memulai usaha, bagaimana harus cerdas membaca peluang, menghadapi ancaman dan tantangan. Agus dapat mengubah SWOT (Strengths, Weakness, Opportunities, Threats) menjadi SCOC (Strenghts, Challange, Oportunities, Challange) agar bisnisnya tetap bertahan dan berkembang.
Presiden Jokowi berpesan terhadap perguruan tinggi bahwa dalam menghadapi disrupsi dan perubahan di masa pandemi ini perguruan tinggi perlu menghadirkan praktisi dan pelaku industri dalam pelaksanaan belajar mengajar di kelas-kelas kuliah. Untuk itu matakuliah Pengantar Manajemen dan Kewirausahaan menggandeng pengusaha untuk mengisi Kuliah Tamu dengan tema “Belajar Bisnis dari Pengusaha”. Kuliah Tamu yang dihadari 87 mahasiswa Sastra Indonesia ini menghadirkan Agus 99 Jajag, seorang alumnus Prodi D3 Bahasa Inggris, Fakultas Sastra (FIB) UNEJ yang sukses menjadi pengusaha di kampung halamannya di Jajag, Banyuwangi.
Mahasiswa menyimak proses dan kiat-kiat Agus 99 Jajag dalam membangun bisnis from zero to hero. Agus memulai usaha dari keadaan “the power of kepepet”. Setelah mengirimkan 100 lamaran pekerjaan, dia diterima kerja di Telkomsel dengan posisi sebagai karyawan kontrak selama dua tahun. Saat menjelang kontraknya berakhir, dia memikirkan tentang masa depannya. Karena tidak ingin lagi bekerja di bawah orang lain, dia bertekad bulat untuk membangun usaha dengan membuka Kios Jam tangan dan Kacamata di teras Indomaret di dekat rumahnya. Lama kelamaan bisnisnya berkempang pesat, Agus dapat membuka kiosnya di seluruh Indomaret se-Banyuwangi, bahkan beberapa di Bondowoso, Situbondo dan Jember.
Oleh karena pikirannya selalu merasa ditantang oleh perkembangan bisnis, Agus melakukan istilahnya “pre-emptive strike” atau serangan pendahuluan, sebelum bisnisnya terkena disrupsi, Agus mengubah bisnisnya dengan menutup seluruh gerainya dengan mendirikan toko sendiri. Agar mendapatkan berkah tokonya dinamanakan “99 Jajag”, angka 99 didapat dari asmaul husna. Sebagai toko baru, Agus berupaya membranding tokonya dengan mengikuti event-event di Banyuwangi yang berpotensi mengumpulkan banyak orang. Yang ia lakukan tidak melulu direct selling tetapi menanamkan kesadaran merek (brand awarness) kepada khalayak yang hadir di event-event tersebut. Brand awarness mengenai nama dan keberadaan tokonya serta produk yang ditawarkan dilakukan melalui pemasangan umbul-umbul, banner, brosur, dll. di sekitar lokasi event. Selain itu dia melihat potensi buruh migran Indonesia yang berasal dari Banyuwangi dan sekitarnya sebagai konsumen yang potensial dengan menggandeng para pemimpin buruh migran sebagai ujung tombak promosi. Selain itu Agus juga memanfaatkan media sosial untuk branding dan marketing usahanya.
Dalam mengelola keuangan untuk kelangsungan bisnisnya, Agus membuat tiga pos, yaitu pos untuk konsumsi sehari-hari, pos untuk gaji dirinya, dan pos untuk investasi. Dengan pengelolaan tersebut, untuk membangun dan memperbesar bisnisnya, Agus hampir tidak tergantung pinjaman bank. Pada akhir-akhir ini selain memiliki toko grosir asesoris “99 Jajag”, berangkat dari kesukaannya atau hobinya nge-gym, Agus akhirnya juga membuka “99 Gym Jajag”.
Dari Kuliah tamu ini mahasiswa dapat memetik ilmu dan informasi tentang bagaimana memulai usaha, bagaimana harus cerdas membaca peluang, menghadapi ancaman dan tantangan. Agus dapat mengubah SWOT (Strengths, Weakness, Opportunities, Threats) menjadi SCOC (Strenghts, Challange, Oportunities, Challange) agar bisnisnya tetap bertahan dan berkembang.
Presiden Jokowi berpesan terhadap perguruan tinggi bahwa dalam menghadapi disrupsi dan perubahan di masa pandemi ini perguruan tinggi perlu menghadirkan praktisi dan pelaku industri dalam pelaksanaan belajar mengajar di kelas-kelas kuliah. Untuk itu matakuliah Pengantar Manajemen dan Kewirausahaan menggandeng pengusaha untuk mengisi Kuliah Tamu dengan tema “Belajar Bisnis dari Pengusaha”. Kuliah Tamu yang dihadari 87 mahasiswa Sastra Indonesia ini menghadirkan Agus 99 Jajag, seorang alumnus Prodi D3 Bahasa Inggris, Fakultas Sastra (FIB) UNEJ yang sukses menjadi pengusaha di kampung halamannya di Jajag, Banyuwangi.
Mahasiswa menyimak proses dan kiat-kiat Agus 99 Jajag dalam membangun bisnis from zero to hero. Agus memulai usaha dari keadaan “the power of kepepet”. Setelah mengirimkan 100 lamaran pekerjaan, dia diterima kerja di Telkomsel dengan posisi sebagai karyawan kontrak selama dua tahun. Saat menjelang kontraknya berakhir, dia memikirkan tentang masa depannya. Karena tidak ingin lagi bekerja di bawah orang lain, dia bertekad bulat untuk membangun usaha dengan membuka kios cendera mata (topi, arloji, sabuk, dll.) di teras Indomaret di dekat rumahnya. Lama kelamaan bisnisnya berkempang pesat, Agus dapat membuka kiosnya di seluruh Indomaret se-Banyuwangi, bahkan beberapa di Bondowoso, Situbondo dan Jember.
Oleh karena pikirannya selalu merasa ditantang oleh perkembangan bisnis, Agus melakukan istilahnya “pre-emptive strike” atau serangan pendahuluan, sebelum bisnisnya terkena disrupsi, Agus mengubah bisnisnya dengan menutup seluruh gerainya dengan mendirikan toko sendiri. Agar mendapatkan berkah tokonya dinamanakan “99 Jajag”, angka 99 didapat dari asmaul husna. Sebagai toko baru, Agus berupaya membranding tokonya dengan mengikuti event-event di Banyuwangi yang berpotensi mengumpulkan banyak orang. Yang ia lakukan tidak melulu direct selling tetapi menanamkan kesadaran merek (brand awarness) kepada khalayak yang hadir di event-event tersebut. Brand awarness mengenai nama dan keberadaan tokonya serta produk yang ditawarkan dilakukan melalui pemasangan umbul-umbul, banner, brosur, dll. di sekitar lokasi event. Selain itu dia melihat potensi buruh migran Indonesia yang berasal dari Banyuwangi dan sekitarnya sebagai konsumen yang potensial dengan menggandeng para pemimpin buruh migran sebagai ujung tombak promosi. Selain itu Agus juga memanfaatkan media sosial untuk branding dan marketing usahanya.
Dalam mengelola keuangan untuk kelangsungan bisnisnya, Agus membuat tiga pos, yaitu pos untuk konsumsi sehari-hari, pos untuk gaji dirinya, dan pos untuk investasi. Dengan pengelolaan tersebut, untuk membangun dan memperbesar bisnisnya, Agus hampir tidak tergantung pinjaman bank. Pada akhir-akhir ini selain memiliki toko grosir asesoris “99 Jajag”, berangkat dari kesukaannya atau hobinya nge-gym, Agus akhirnya juga membuka “99 Gym Jajag”.
Dari Kuliah tamu ini mahasiswa dapat memetik ilmu dan informasi tentang bagaimana memulai usaha, bagaimana harus cerdas membaca peluang, menghadapi ancaman dan tantangan. Agus dapat mengubah SWOT (Strengths, Weakness, Opportunities, Threats) menjadi SCOC (Strenghts, Challange, Oportunities, Challange) agar bisnisnya tetap bertahan dan berkembang.
Presiden Jokowi berpesan terhadap perguruan tinggi bahwa dalam menghadapi disrupsi dan perubahan di masa pandemi ini perguruan tinggi perlu menghadirkan praktisi dan pelaku industri dalam pelaksanaan belajar mengajar di kelas-kelas kuliah. Untuk itu matakuliah Pengantar Manajemen dan Kewirausahaan menggandeng pengusaha untuk mengisi Kuliah Tamu dengan tema “Belajar Bisnis dari Pengusaha”. Kuliah Tamu yang dihadari 87 mahasiswa Sastra Indonesia ini menghadirkan Agus 99 Jajag, seorang alumnus Prodi D3 Bahasa Inggris, Fakultas Sastra (FIB) UNEJ yang sukses menjadi pengusaha di kampung halamannya di Jajag, Banyuwangi.
Mahasiswa menyimak proses dan kiat-kiat Agus 99 Jajag dalam membangun bisnis from zero to hero. Agus memulai usaha dari keadaan “the power of kepepet”. Setelah mengirimkan 100 lamaran pekerjaan, dia diterima kerja di Telkomsel dengan posisi sebagai karyawan kontrak selama dua tahun. Saat menjelang kontraknya berakhir, dia memikirkan tentang masa depannya. Karena tidak ingin lagi bekerja di bawah orang lain, dia bertekad bulat untuk membangun usaha dengan membuka Kios Jam Tangan dan Kacamata di teras Indomaret di dekat rumahnya. Lama kelamaan bisnisnya berkempang pesat, Agus dapat membuka kiosnya di seluruh Indomaret se-Banyuwangi, bahkan beberapa di Bondowoso, Situbondo dan Jember.
Oleh karena pikirannya selalu merasa ditantang oleh perkembangan bisnis, Agus melakukan istilahnya “pre-emptive strike” atau serangan pendahuluan, sebelum bisnisnya terkena disrupsi, Agus mengubah bisnisnya dengan menutup seluruh gerainya dengan mendirikan toko sendiri. Agar mendapatkan berkah tokonya dinamanakan “99 Jajag”, angka 99 didapat dari asmaul husna. Sebagai toko baru, Agus berupaya membranding tokonya dengan mengikuti event-event di Banyuwangi yang berpotensi mengumpulkan banyak orang. Yang ia lakukan tidak melulu direct selling tetapi menanamkan kesadaran merek (brand awarness) kepada khalayak yang hadir di event-event tersebut. Brand awarness mengenai nama dan keberadaan tokonya serta produk yang ditawarkan dilakukan melalui pemasangan umbul-umbul, banner, brosur, dll. di sekitar lokasi event. Selain itu dia melihat potensi buruh migran Indonesia yang berasal dari Banyuwangi dan sekitarnya sebagai konsumen yang potensial dengan menggandeng para pemimpin buruh migran sebagai ujung tombak promosi. Selain itu Agus juga memanfaatkan media sosial untuk branding dan marketing usahanya.
Dalam mengelola keuangan untuk kelangsungan bisnisnya, Agus membuat tiga pos, yaitu pos untuk konsumsi sehari-hari, pos untuk gaji dirinya, dan pos untuk investasi. Dengan pengelolaan tersebut, untuk membangun dan memperbesar bisnisnya, Agus hampir tidak tergantung pinjaman bank. Pada akhir-akhir ini selain memiliki toko grosir asesoris “99 Jajag”, berangkat dari kesukaannya atau hobinya nge-gym, Agus akhirnya juga membuka “99 Gym Jajag”.
Dari Kuliah tamu ini mahasiswa dapat memetik ilmu dan informasi tentang bagaimana memulai usaha, bagaimana harus cerdas membaca peluang, menghadapi ancaman dan tantangan. Agus dapat mengubah SWOT (Strengths, Weakness, Opportunities, Threats) menjadi SCOC (Strenghts, Challange, Oportunities, Challange) agar bisnisnya tetap bertahan dan berkembang.
Presiden Jokowi berpesan terhadap perguruan tinggi bahwa dalam menghadapi disrupsi dan perubahan di masa pandemi ini perguruan tinggi perlu menghadirkan praktisi dan pelaku industri dalam pelaksanaan belajar mengajar di kelas-kelas kuliah. Untuk itu matakuliah Pengantar Manajemen dan Kewirausahaan menggandeng pengusaha untuk mengisi Kuliah Tamu dengan tema “Belajar Bisnis dari Pengusaha”. Kuliah Tamu yang dihadari 87 mahasiswa Sastra Indonesia ini menghadirkan Agus 99 Jajag, seorang alumnus Prodi D3 Bahasa Inggris, Fakultas Sastra (FIB) UNEJ yang sukses menjadi pengusaha di kampung halamannya di Jajag, Banyuwangi.
Mahasiswa menyimak proses dan kiat-kiat Agus 99 Jajag dalam membangun bisnis from zero to hero. Agus memulai usaha dari keadaan “the power of kepepet”. Setelah mengirimkan 100 lamaran pekerjaan, dia diterima kerja di Telkomsel dengan posisi sebagai karyawan kontrak selama dua tahun. Saat menjelang kontraknya berakhir, dia memikirkan tentang masa depannya. Karena tidak ingin lagi bekerja di bawah orang lain, dia bertekad bulat untuk membangun usaha dengan membuka kios cendera mata (topi, arloji, sabuk, dll.) di teras Indomaret di dekat rumahnya. Lama kelamaan bisnisnya berkempang pesat, Agus dapat membuka kiosnya di seluruh Indomaret se-Banyuwangi, bahkan beberapa di Bondowoso, Situbondo dan Jember.
Oleh karena pikirannya selalu merasa ditantang oleh perkembangan bisnis, Agus melakukan istilahnya “pre-emptive strike” atau serangan pendahuluan, sebelum bisnisnya terkena disrupsi, Agus mengubah bisnisnya dengan menutup seluruh gerainya dengan mendirikan toko sendiri. Agar mendapatkan berkah tokonya dinamanakan “99 Jajag”, angka 99 didapat dari asmaul husna. Sebagai toko baru, Agus berupaya membranding tokonya dengan mengikuti event-event di Banyuwangi yang berpotensi mengumpulkan banyak orang. Yang ia lakukan tidak melulu direct selling tetapi menanamkan kesadaran merek (brand awarness) kepada khalayak yang hadir di event-event tersebut. Brand awarness mengenai nama dan keberadaan tokonya serta produk yang ditawarkan dilakukan melalui pemasangan umbul-umbul, banner, brosur, dll. di sekitar lokasi event. Selain itu dia melihat potensi buruh migran Indonesia yang berasal dari Banyuwangi dan sekitarnya sebagai konsumen yang potensial dengan menggandeng para pemimpin buruh migran sebagai ujung tombak promosi. Selain itu Agus juga memanfaatkan media sosial untuk branding dan marketing usahanya.
Dalam mengelola keuangan untuk kelangsungan bisnisnya, Agus membuat tiga pos, yaitu pos untuk konsumsi sehari-hari, pos untuk gaji dirinya, dan pos untuk investasi. Dengan pengelolaan tersebut, untuk membangun dan memperbesar bisnisnya, Agus hampir tidak tergantung pinjaman bank. Pada akhir-akhir ini selain memiliki toko grosir asesoris “99 Jajag”, berangkat dari kesukaannya atau hobinya nge-gym, Agus akhirnya juga membuka “99 Gym Jajag”.
Dari Kuliah tamu ini mahasiswa dapat memetik ilmu dan informasi tentang bagaimana memulai usaha, bagaimana harus cerdas membaca peluang, menghadapi ancaman dan tantangan. Agus dapat mengubah SWOT (Strengths, Weakness, Opportunities, Threats) menjadi SCOC (Strenghts, Challange, Oportunities, Challange) agar bisnisnya tetap bertahan dan berkembang.
Presiden Jokowi berpesan terhadap perguruan tinggi bahwa dalam menghadapi disrupsi dan perubahan di masa pandemi ini perguruan tinggi perlu menghadirkan praktisi dan pelaku industri dalam pelaksanaan belajar mengajar di kelas-kelas kuliah. Untuk itu matakuliah Pengantar Manajemen dan Kewirausahaan menggandeng pengusaha untuk mengisi Kuliah Tamu dengan tema “Belajar Bisnis dari Pengusaha”. Kuliah Tamu yang dihadari 87 mahasiswa Sastra Indonesia ini menghadirkan Agus 99 Jajag, seorang alumnus Prodi D3 Bahasa Inggris, Fakultas Sastra (FIB) UNEJ yang sukses menjadi pengusaha di kampung halamannya di Jajag, Banyuwangi.
Mahasiswa menyimak proses dan kiat-kiat Agus 99 Jajag dalam membangun bisnis from zero to hero. Agus memulai usaha dari keadaan “the power of kepepet”. Setelah mengirimkan 100 lamaran pekerjaan, dia diterima kerja di Telkomsel dengan posisi sebagai karyawan kontrak selama dua tahun. Saat menjelang kontraknya berakhir, dia memikirkan tentang masa depannya. Karena tidak ingin lagi bekerja di bawah orang lain, dia bertekad bulat untuk membangun usaha dengan membuka kios cendera mata (topi, arloji, sabuk, dll.) di teras Indomaret di dekat rumahnya. Lama kelamaan bisnisnya berkempang pesat, Agus dapat membuka kiosnya di seluruh Indomaret se-Banyuwangi, bahkan beberapa di Bondowoso, Situbondo dan Jember.
Oleh karena pikirannya selalu merasa ditantang oleh perkembangan bisnis, Agus melakukan istilahnya “pre-emptive strike” atau serangan pendahuluan, sebelum bisnisnya terkena disrupsi, Agus mengubah bisnisnya dengan menutup seluruh gerainya dengan mendirikan toko sendiri. Agar mendapatkan berkah tokonya dinamanakan “99 Jajag”, angka 99 didapat dari asmaul husna. Sebagai toko baru, Agus berupaya membranding tokonya dengan mengikuti event-event di Banyuwangi yang berpotensi mengumpulkan banyak orang. Yang ia lakukan tidak melulu direct selling tetapi menanamkan kesadaran merek (brand awarness) kepada khalayak yang hadir di event-event tersebut. Brand awarness mengenai nama dan keberadaan tokonya serta produk yang ditawarkan dilakukan melalui pemasangan umbul-umbul, banner, brosur, dll. di sekitar lokasi event. Selain itu dia melihat potensi buruh migran Indonesia yang berasal dari Banyuwangi dan sekitarnya sebagai konsumen yang potensial dengan menggandeng para pemimpin buruh migran sebagai ujung tombak promosi. Selain itu Agus juga memanfaatkan media sosial untuk branding dan marketing usahanya.
Dalam mengelola keuangan untuk kelangsungan bisnisnya, Agus membuat tiga pos, yaitu pos untuk konsumsi sehari-hari, pos untuk gaji dirinya, dan pos untuk investasi. Dengan pengelolaan tersebut, untuk membangun dan memperbesar bisnisnya, Agus hampir tidak tergantung pinjaman bank. Pada akhir-akhir ini selain memiliki toko grosir asesoris “99 Jajag”, berangkat dari kesukaannya atau hobinya nge-gym, Agus akhirnya juga membuka “99 Gym Jajag”.
Dari Kuliah tamu ini mahasiswa dapat memetik ilmu dan informasi tentang bagaimana memulai usaha, bagaimana harus cerdas membaca peluang, menghadapi ancaman dan tantangan. Agus dapat mengubah SWOT (Strengths, Weakness, Opportunities, Threats) menjadi SCOC (Strenghts, Challange, Oportunities, Challange) agar bisnisnya tetap bertahan dan berkembang.
Presiden Jokowi berpesan terhadap perguruan tinggi bahwa dalam menghadapi disrupsi dan perubahan di masa pandemi ini perguruan tinggi perlu menghadirkan praktisi dan pelaku industri dalam pelaksanaan belajar mengajar di kelas-kelas kuliah. Untuk itu matakuliah Pengantar Manajemen dan Kewirausahaan menggandeng pengusaha untuk mengisi Kuliah Tamu dengan tema “Belajar Bisnis dari Pengusaha”. Kuliah Tamu yang dihadari 87 mahasiswa Sastra Indonesia ini menghadirkan Agus 99 Jajag, seorang alumnus Prodi D3 Bahasa Inggris, Fakultas Sastra (FIB) UNEJ yang sukses menjadi pengusaha di kampung halamannya di Jajag, Banyuwangi.
Mahasiswa menyimak proses dan kiat-kiat Agus 99 Jajag dalam membangun bisnis from zero to hero. Agus memulai usaha dari keadaan “the power of kepepet”. Setelah mengirimkan 100 lamaran pekerjaan, dia diterima kerja di Telkomsel dengan posisi sebagai karyawan kontrak selama dua tahun. Saat menjelang kontraknya berakhir, dia memikirkan tentang masa depannya. Karena tidak ingin lagi bekerja di bawah orang lain, dia bertekad bulat untuk membangun usaha dengan membuka kios cendera mata (topi, arloji, sabuk, dll.) di teras Indomaret di dekat rumahnya. Lama kelamaan bisnisnya berkempang pesat, Agus dapat membuka kiosnya di seluruh Indomaret se-Banyuwangi, bahkan beberapa di Bondowoso, Situbondo dan Jember.
Oleh karena pikirannya selalu merasa ditantang oleh perkembangan bisnis, Agus melakukan istilahnya “pre-emptive strike” atau serangan pendahuluan, sebelum bisnisnya terkena disrupsi, Agus mengubah bisnisnya dengan menutup seluruh gerainya dengan mendirikan toko sendiri. Agar mendapatkan berkah tokonya dinamanakan “99 Jajag”, angka 99 didapat dari asmaul husna. Sebagai toko baru, Agus berupaya membranding tokonya dengan mengikuti event-event di Banyuwangi yang berpotensi mengumpulkan banyak orang. Yang ia lakukan tidak melulu direct selling tetapi menanamkan kesadaran merek (brand awarness) kepada khalayak yang hadir di event-event tersebut. Brand awarness mengenai nama dan keberadaan tokonya serta produk yang ditawarkan dilakukan melalui pemasangan umbul-umbul, banner, brosur, dll. di sekitar lokasi event. Selain itu dia melihat potensi buruh migran Indonesia yang berasal dari Banyuwangi dan sekitarnya sebagai konsumen yang potensial dengan menggandeng para pemimpin buruh migran sebagai ujung tombak promosi. Selain itu Agus juga memanfaatkan media sosial untuk branding dan marketing usahanya.
Dalam mengelola keuangan untuk kelangsungan bisnisnya, Agus membuat tiga pos, yaitu pos untuk konsumsi sehari-hari, pos untuk gaji dirinya, dan pos untuk investasi. Dengan pengelolaan tersebut, untuk membangun dan memperbesar bisnisnya, Agus hampir tidak tergantung pinjaman bank. Pada akhir-akhir ini selain memiliki toko grosir asesoris “99 Jajag”, berangkat dari kesukaannya atau hobinya nge-gym, Agus akhirnya juga membuka “99 Gym Jajag”.
Dari Kuliah tamu ini mahasiswa dapat memetik ilmu dan informasi tentang bagaimana memulai usaha, bagaimana harus cerdas membaca peluang, menghadapi ancaman dan tantangan. Agus dapat mengubah SWOT (Strengths, Weakness, Opportunities, Threats) menjadi SCOC (Strenghts, Challange, Oportunities, Challange) agar bisnisnya tetap bertahan dan berkembang.
Presiden Jokowi berpesan terhadap perguruan tinggi bahwa dalam menghadapi disrupsi dan perubahan di masa pandemi ini perguruan tinggi perlu menghadirkan praktisi dan pelaku industri dalam pelaksanaan belajar mengajar di kelas-kelas kuliah. Untuk itu matakuliah Pengantar Manajemen dan Kewirausahaan menggandeng pengusaha untuk mengisi Kuliah Tamu dengan tema “Belajar Bisnis dari Pengusaha”. Kuliah Tamu yang dihadari 87 mahasiswa Sastra Indonesia ini menghadirkan Agus 99 Jajag, seorang alumnus Prodi D3 Bahasa Inggris, Fakultas Sastra (FIB) UNEJ yang sukses menjadi pengusaha di kampung halamannya di Jajag, Banyuwangi.
Mahasiswa menyimak proses dan kiat-kiat Agus 99 Jajag dalam membangun bisnis from zero to hero. Agus memulai usaha dari keadaan “the power of kepepet”. Setelah mengirimkan 100 lamaran pekerjaan, dia diterima kerja di Telkomsel dengan posisi sebagai karyawan kontrak selama dua tahun. Saat menjelang kontraknya berakhir, dia memikirkan tentang masa depannya. Karena tidak ingin lagi bekerja di bawah orang lain, dia bertekad bulat untuk membangun usaha dengan membuka kios cendera mata (topi, arloji, sabuk, dll.) di teras Indomaret di dekat rumahnya. Lama kelamaan bisnisnya berkempang pesat, Agus dapat membuka kiosnya di seluruh Indomaret se-Banyuwangi, bahkan beberapa di Bondowoso, Situbondo dan Jember.
Oleh karena pikirannya selalu merasa ditantang oleh perkembangan bisnis, Agus melakukan istilahnya “pre-emptive strike” atau serangan pendahuluan, sebelum bisnisnya terkena disrupsi, Agus mengubah bisnisnya dengan menutup seluruh gerainya dengan mendirikan toko sendiri. Agar mendapatkan berkah tokonya dinamanakan “99 Jajag”, angka 99 didapat dari asmaul husna. Sebagai toko baru, Agus berupaya membranding tokonya dengan mengikuti event-event di Banyuwangi yang berpotensi mengumpulkan banyak orang. Yang ia lakukan tidak melulu direct selling tetapi menanamkan kesadaran merek (brand awarness) kepada khalayak yang hadir di event-event tersebut. Brand awarness mengenai nama dan keberadaan tokonya serta produk yang ditawarkan dilakukan melalui pemasangan umbul-umbul, banner, brosur, dll. di sekitar lokasi event. Selain itu dia melihat potensi buruh migran Indonesia yang berasal dari Banyuwangi dan sekitarnya sebagai konsumen yang potensial dengan menggandeng para pemimpin buruh migran sebagai ujung tombak promosi. Selain itu Agus juga memanfaatkan media sosial untuk branding dan marketing usahanya.
Dalam mengelola keuangan untuk kelangsungan bisnisnya, Agus membuat tiga pos, yaitu pos untuk konsumsi sehari-hari, pos untuk gaji dirinya, dan pos untuk investasi. Dengan pengelolaan tersebut, untuk membangun dan memperbesar bisnisnya, Agus hampir tidak tergantung pinjaman bank. Pada akhir-akhir ini selain memiliki toko grosir asesoris “99 Jajag”, berangkat dari kesukaannya atau hobinya nge-gym, Agus akhirnya juga membuka “99 Gym Jajag”.
Dari Kuliah tamu ini mahasiswa dapat memetik ilmu dan informasi tentang bagaimana memulai usaha, bagaimana harus cerdas membaca peluang, menghadapi ancaman dan tantangan. Agus dapat mengubah SWOT (Strengths, Weakness, Opportunities, Threats) menjadi SCOC (Strenghts, Challange, Oportunities, Challange) agar bisnisnya tetap bertahan dan berkembang.
Presiden Jokowi berpesan terhadap perguruan tinggi bahwa dalam menghadapi disrupsi dan perubahan di masa pandemi ini perguruan tinggi perlu menghadirkan praktisi dan pelaku industri dalam pelaksanaan belajar mengajar di kelas-kelas kuliah. Untuk itu matakuliah Pengantar Manajemen dan Kewirausahaan menggandeng pengusaha untuk mengisi Kuliah Tamu dengan tema “Belajar Bisnis dari Pengusaha”. Kuliah Tamu yang dihadari 87 mahasiswa Sastra Indonesia ini menghadirkan Agus 99 Jajag, seorang alumnus Prodi D3 Bahasa Inggris, Fakultas Sastra (FIB) UNEJ yang sukses menjadi pengusaha di kampung halamannya di Jajag, Banyuwangi.
Mahasiswa menyimak proses dan kiat-kiat Agus 99 Jajag dalam membangun bisnis from zero to hero. Agus memulai usaha dari keadaan “the power of kepepet”. Setelah mengirimkan 100 lamaran pekerjaan, dia diterima kerja di Telkomsel dengan posisi sebagai karyawan kontrak selama dua tahun. Saat menjelang kontraknya berakhir, dia memikirkan tentang masa depannya. Karena tidak ingin lagi bekerja di bawah orang lain, dia bertekad bulat untuk membangun usaha dengan membuka kios cendera mata (topi, arloji, sabuk, dll.) di teras Indomaret di dekat rumahnya. Lama kelamaan bisnisnya berkempang pesat, Agus dapat membuka kiosnya di seluruh Indomaret se-Banyuwangi, bahkan beberapa di Bondowoso, Situbondo dan Jember.
Oleh karena pikirannya selalu merasa ditantang oleh perkembangan bisnis, Agus melakukan istilahnya “pre-emptive strike” atau serangan pendahuluan, sebelum bisnisnya terkena disrupsi, Agus mengubah bisnisnya dengan menutup seluruh gerainya dengan mendirikan toko sendiri. Agar mendapatkan berkah tokonya dinamanakan “99 Jajag”, angka 99 didapat dari asmaul husna. Sebagai toko baru, Agus berupaya membranding tokonya dengan mengikuti event-event di Banyuwangi yang berpotensi mengumpulkan banyak orang. Yang ia lakukan tidak melulu direct selling tetapi menanamkan kesadaran merek (brand awarness) kepada khalayak yang hadir di event-event tersebut. Brand awarness mengenai nama dan keberadaan tokonya serta produk yang ditawarkan dilakukan melalui pemasangan umbul-umbul, banner, brosur, dll. di sekitar lokasi event. Selain itu dia melihat potensi buruh migran Indonesia yang berasal dari Banyuwangi dan sekitarnya sebagai konsumen yang potensial dengan menggandeng para pemimpin buruh migran sebagai ujung tombak promosi. Selain itu Agus juga memanfaatkan media sosial untuk branding dan marketing usahanya.
Dalam mengelola keuangan untuk kelangsungan bisnisnya, Agus membuat tiga pos, yaitu pos untuk konsumsi sehari-hari, pos untuk gaji dirinya, dan pos untuk investasi. Dengan pengelolaan tersebut, untuk membangun dan memperbesar bisnisnya, Agus hampir tidak tergantung pinjaman bank. Pada akhir-akhir ini selain memiliki toko grosir asesoris “99 Jajag”, berangkat dari kesukaannya atau hobinya nge-gym, Agus akhirnya juga membuka “99 Gym Jajag”.
Dari Kuliah tamu ini mahasiswa dapat memetik ilmu dan informasi tentang bagaimana memulai usaha, bagaimana harus cerdas membaca peluang, menghadapi ancaman dan tantangan. Agus dapat mengubah SWOT (Strengths, Weakness, Opportunities, Threats) menjadi SCOC (Strenghts, Challange, Oportunities, Challange) agar bisnisnya tetap bertahan dan berkembang.
Presiden Jokowi berpesan terhadap perguruan tinggi bahwa dalam menghadapi disrupsi dan perubahan di masa pandemi ini perguruan tinggi perlu menghadirkan praktisi dan pelaku industri dalam pelaksanaan belajar mengajar di kelas-kelas kuliah. Untuk itu matakuliah Pengantar Manajemen dan Kewirausahaan menggandeng pengusaha untuk mengisi Kuliah Tamu dengan tema “Belajar Bisnis dari Pengusaha”. Kuliah Tamu yang dihadari 87 mahasiswa Sastra Indonesia ini menghadirkan Agus 99 Jajag, seorang alumnus Prodi D3 Bahasa Inggris, Fakultas Sastra (FIB) UNEJ yang sukses menjadi pengusaha di kampung halamannya di Jajag, Banyuwangi.
Mahasiswa menyimak proses dan kiat-kiat Agus 99 Jajag dalam membangun bisnis from zero to hero. Agus memulai usaha dari keadaan “the power of kepepet”. Setelah mengirimkan 100 lamaran pekerjaan, dia diterima kerja di Telkomsel dengan posisi sebagai karyawan kontrak selama dua tahun. Saat menjelang kontraknya berakhir, dia memikirkan tentang masa depannya. Karena tidak ingin lagi bekerja di bawah orang lain, dia bertekad bulat untuk membangun usaha dengan membuka Kios Jam tangan dan Kacamata di teras Indomaret di dekat rumahnya. Lama kelamaan bisnisnya berkempang pesat, Agus dapat membuka kiosnya di seluruh Indomaret se-Banyuwangi, bahkan beberapa di Bondowoso, Situbondo dan Jember.
Oleh karena pikirannya selalu merasa ditantang oleh perkembangan bisnis, Agus melakukan istilahnya “pre-emptive strike” atau serangan pendahuluan, sebelum bisnisnya terkena disrupsi, Agus mengubah bisnisnya dengan menutup seluruh gerainya dengan mendirikan toko sendiri. Agar mendapatkan berkah tokonya dinamanakan “99 Jajag”, angka 99 didapat dari asmaul husna. Sebagai toko baru, Agus berupaya membranding tokonya dengan mengikuti event-event di Banyuwangi yang berpotensi mengumpulkan banyak orang. Yang ia lakukan tidak melulu direct selling tetapi menanamkan kesadaran merek (brand awarness) kepada khalayak yang hadir di event-event tersebut. Brand awarness mengenai nama dan keberadaan tokonya serta produk yang ditawarkan dilakukan melalui pemasangan umbul-umbul, banner, brosur, dll. di sekitar lokasi event. Selain itu dia melihat potensi buruh migran Indonesia yang berasal dari Banyuwangi dan sekitarnya sebagai konsumen yang potensial dengan menggandeng para pemimpin buruh migran sebagai ujung tombak promosi. Selain itu Agus juga memanfaatkan media sosial untuk branding dan marketing usahanya.
Dalam mengelola keuangan untuk kelangsungan bisnisnya, Agus membuat tiga pos, yaitu pos untuk konsumsi sehari-hari, pos untuk gaji dirinya, dan pos untuk investasi. Dengan pengelolaan tersebut, untuk membangun dan memperbesar bisnisnya, Agus hampir tidak tergantung pinjaman bank. Pada akhir-akhir ini selain memiliki toko grosir asesoris “99 Jajag”, berangkat dari kesukaannya atau hobinya nge-gym, Agus akhirnya juga membuka “99 Gym Jajag”.
Dari Kuliah tamu ini mahasiswa dapat memetik ilmu dan informasi tentang bagaimana memulai usaha, bagaimana harus cerdas membaca peluang, menghadapi ancaman dan tantangan. Agus dapat mengubah SWOT (Strengths, Weakness, Opportunities, Threats) menjadi SCOC (Strenghts, Challange, Oportunities, Challange) agar bisnisnya tetap bertahan dan berkembang.
Presiden Jokowi berpesan terhadap perguruan tinggi bahwa dalam menghadapi disrupsi dan perubahan di masa pandemi ini perguruan tinggi perlu menghadirkan praktisi dan pelaku industri dalam pelaksanaan belajar mengajar di kelas-kelas kuliah. Untuk itu matakuliah Pengantar Manajemen dan Kewirausahaan menggandeng pengusaha untuk mengisi Kuliah Tamu dengan tema “Belajar Bisnis dari Pengusaha”. Kuliah Tamu yang dihadari 87 mahasiswa Sastra Indonesia ini menghadirkan Agus 99 Jajag, seorang alumnus Prodi D3 Bahasa Inggris, Fakultas Sastra (FIB) UNEJ yang sukses menjadi pengusaha di kampung halamannya di Jajag, Banyuwangi.
Mahasiswa menyimak proses dan kiat-kiat Agus 99 Jajag dalam membangun bisnis from zero to hero. Agus memulai usaha dari keadaan “the power of kepepet”. Setelah mengirimkan 100 lamaran pekerjaan, dia diterima kerja di Telkomsel dengan posisi sebagai karyawan kontrak selama dua tahun. Saat menjelang kontraknya berakhir, dia memikirkan tentang masa depannya. Karena tidak ingin lagi bekerja di bawah orang lain, dia bertekad bulat untuk membangun usaha dengan membuka kios cendera mata (topi, arloji, sabuk, dll.) di teras Indomaret di dekat rumahnya. Lama kelamaan bisnisnya berkempang pesat, Agus dapat membuka kiosnya di seluruh Indomaret se-Banyuwangi, bahkan beberapa di Bondowoso, Situbondo dan Jember.
Oleh karena pikirannya selalu merasa ditantang oleh perkembangan bisnis, Agus melakukan istilahnya “pre-emptive strike” atau serangan pendahuluan, sebelum bisnisnya terkena disrupsi, Agus mengubah bisnisnya dengan menutup seluruh gerainya dengan mendirikan toko sendiri. Agar mendapatkan berkah tokonya dinamanakan “99 Jajag”, angka 99 didapat dari asmaul husna. Sebagai toko baru, Agus berupaya membranding tokonya dengan mengikuti event-event di Banyuwangi yang berpotensi mengumpulkan banyak orang. Yang ia lakukan tidak melulu direct selling tetapi menanamkan kesadaran merek (brand awarness) kepada khalayak yang hadir di event-event tersebut. Brand awarness mengenai nama dan keberadaan tokonya serta produk yang ditawarkan dilakukan melalui pemasangan umbul-umbul, banner, brosur, dll. di sekitar lokasi event. Selain itu dia melihat potensi buruh migran Indonesia yang berasal dari Banyuwangi dan sekitarnya sebagai konsumen yang potensial dengan menggandeng para pemimpin buruh migran sebagai ujung tombak promosi. Selain itu Agus juga memanfaatkan media sosial untuk branding dan marketing usahanya.
Dalam mengelola keuangan untuk kelangsungan bisnisnya, Agus membuat tiga pos, yaitu pos untuk konsumsi sehari-hari, pos untuk gaji dirinya, dan pos untuk investasi. Dengan pengelolaan tersebut, untuk membangun dan memperbesar bisnisnya, Agus hampir tidak tergantung pinjaman bank. Pada akhir-akhir ini selain memiliki toko grosir asesoris “99 Jajag”, berangkat dari kesukaannya atau hobinya nge-gym, Agus akhirnya juga membuka “99 Gym Jajag”.
Dari Kuliah tamu ini mahasiswa dapat memetik ilmu dan informasi tentang bagaimana memulai usaha, bagaimana harus cerdas membaca peluang, menghadapi ancaman dan tantangan. Agus dapat mengubah SWOT (Strengths, Weakness, Opportunities, Threats) menjadi SCOC (Strenghts, Challange, Oportunities, Challange) agar bisnisnya tetap bertahan dan berkembang.
Presiden Jokowi berpesan terhadap perguruan tinggi bahwa dalam menghadapi disrupsi dan perubahan di masa pandemi ini perguruan tinggi perlu menghadirkan praktisi dan pelaku industri dalam pelaksanaan belajar mengajar di kelas-kelas kuliah. Untuk itu matakuliah Pengantar Manajemen dan Kewirausahaan menggandeng pengusaha untuk mengisi Kuliah Tamu dengan tema “Belajar Bisnis dari Pengusaha”. Kuliah Tamu yang dihadari 87 mahasiswa Sastra Indonesia ini menghadirkan Agus 99 Jajag, seorang alumnus Prodi D3 Bahasa Inggris, Fakultas Sastra (FIB) UNEJ yang sukses menjadi pengusaha di kampung halamannya di Jajag, Banyuwangi.
Mahasiswa menyimak proses dan kiat-kiat Agus 99 Jajag dalam membangun bisnis from zero to hero. Agus memulai usaha dari keadaan “the power of kepepet”. Setelah mengirimkan 100 lamaran pekerjaan, dia diterima kerja di Telkomsel dengan posisi sebagai karyawan kontrak selama dua tahun. Saat menjelang kontraknya berakhir, dia memikirkan tentang masa depannya. Karena tidak ingin lagi bekerja di bawah orang lain, dia bertekad bulat untuk membangun usaha dengan membuka Kios Jam Tangan dan Kacamata di teras Indomaret di dekat rumahnya. Lama kelamaan bisnisnya berkempang pesat, Agus dapat membuka kiosnya di seluruh Indomaret se-Banyuwangi, bahkan beberapa di Bondowoso, Situbondo dan Jember.
Oleh karena pikirannya selalu merasa ditantang oleh perkembangan bisnis, Agus melakukan istilahnya “pre-emptive strike” atau serangan pendahuluan, sebelum bisnisnya terkena disrupsi, Agus mengubah bisnisnya dengan menutup seluruh gerainya dengan mendirikan toko sendiri. Agar mendapatkan berkah tokonya dinamanakan “99 Jajag”, angka 99 didapat dari asmaul husna. Sebagai toko baru, Agus berupaya membranding tokonya dengan mengikuti event-event di Banyuwangi yang berpotensi mengumpulkan banyak orang. Yang ia lakukan tidak melulu direct selling tetapi menanamkan kesadaran merek (brand awarness) kepada khalayak yang hadir di event-event tersebut. Brand awarness mengenai nama dan keberadaan tokonya serta produk yang ditawarkan dilakukan melalui pemasangan umbul-umbul, banner, brosur, dll. di sekitar lokasi event. Selain itu dia melihat potensi buruh migran Indonesia yang berasal dari Banyuwangi dan sekitarnya sebagai konsumen yang potensial dengan menggandeng para pemimpin buruh migran sebagai ujung tombak promosi. Selain itu Agus juga memanfaatkan media sosial untuk branding dan marketing usahanya.
Dalam mengelola keuangan untuk kelangsungan bisnisnya, Agus membuat tiga pos, yaitu pos untuk konsumsi sehari-hari, pos untuk gaji dirinya, dan pos untuk investasi. Dengan pengelolaan tersebut, untuk membangun dan memperbesar bisnisnya, Agus hampir tidak tergantung pinjaman bank. Pada akhir-akhir ini selain memiliki toko grosir asesoris “99 Jajag”, berangkat dari kesukaannya atau hobinya nge-gym, Agus akhirnya juga membuka “99 Gym Jajag”.
Dari Kuliah tamu ini mahasiswa dapat memetik ilmu dan informasi tentang bagaimana memulai usaha, bagaimana harus cerdas membaca peluang, menghadapi ancaman dan tantangan. Agus dapat mengubah SWOT (Strengths, Weakness, Opportunities, Threats) menjadi SCOC (Strenghts, Challange, Oportunities, Challange) agar bisnisnya tetap bertahan dan berkembang.
Presiden Jokowi berpesan terhadap perguruan tinggi bahwa dalam menghadapi disrupsi dan perubahan di masa pandemi ini perguruan tinggi perlu menghadirkan praktisi dan pelaku industri dalam pelaksanaan belajar mengajar di kelas-kelas kuliah. Untuk itu matakuliah Pengantar Manajemen dan Kewirausahaan menggandeng pengusaha untuk mengisi Kuliah Tamu dengan tema “Belajar Bisnis dari Pengusaha”. Kuliah Tamu yang dihadari 87 mahasiswa Sastra Indonesia ini menghadirkan Agus 99 Jajag, seorang alumnus Prodi D3 Bahasa Inggris, Fakultas Sastra (FIB) UNEJ yang sukses menjadi pengusaha di kampung halamannya di Jajag, Banyuwangi.
Mahasiswa menyimak proses dan kiat-kiat Agus 99 Jajag dalam membangun bisnis from zero to hero. Agus memulai usaha dari keadaan “the power of kepepet”. Setelah mengirimkan 100 lamaran pekerjaan, dia diterima kerja di Telkomsel dengan posisi sebagai karyawan kontrak selama dua tahun. Saat menjelang kontraknya berakhir, dia memikirkan tentang masa depannya. Karena tidak ingin lagi bekerja di bawah orang lain, dia bertekad bulat untuk membangun usaha dengan membuka kios cendera mata (topi, arloji, sabuk, dll.) di teras Indomaret di dekat rumahnya. Lama kelamaan bisnisnya berkempang pesat, Agus dapat membuka kiosnya di seluruh Indomaret se-Banyuwangi, bahkan beberapa di Bondowoso, Situbondo dan Jember.
Oleh karena pikirannya selalu merasa ditantang oleh perkembangan bisnis, Agus melakukan istilahnya “pre-emptive strike” atau serangan pendahuluan, sebelum bisnisnya terkena disrupsi, Agus mengubah bisnisnya dengan menutup seluruh gerainya dengan mendirikan toko sendiri. Agar mendapatkan berkah tokonya dinamanakan “99 Jajag”, angka 99 didapat dari asmaul husna. Sebagai toko baru, Agus berupaya membranding tokonya dengan mengikuti event-event di Banyuwangi yang berpotensi mengumpulkan banyak orang. Yang ia lakukan tidak melulu direct selling tetapi menanamkan kesadaran merek (brand awarness) kepada khalayak yang hadir di event-event tersebut. Brand awarness mengenai nama dan keberadaan tokonya serta produk yang ditawarkan dilakukan melalui pemasangan umbul-umbul, banner, brosur, dll. di sekitar lokasi event. Selain itu dia melihat potensi buruh migran Indonesia yang berasal dari Banyuwangi dan sekitarnya sebagai konsumen yang potensial dengan menggandeng para pemimpin buruh migran sebagai ujung tombak promosi. Selain itu Agus juga memanfaatkan media sosial untuk branding dan marketing usahanya.
Dalam mengelola keuangan untuk kelangsungan bisnisnya, Agus membuat tiga pos, yaitu pos untuk konsumsi sehari-hari, pos untuk gaji dirinya, dan pos untuk investasi. Dengan pengelolaan tersebut, untuk membangun dan memperbesar bisnisnya, Agus hampir tidak tergantung pinjaman bank. Pada akhir-akhir ini selain memiliki toko grosir asesoris “99 Jajag”, berangkat dari kesukaannya atau hobinya nge-gym, Agus akhirnya juga membuka “99 Gym Jajag”.
Dari Kuliah tamu ini mahasiswa dapat memetik ilmu dan informasi tentang bagaimana memulai usaha, bagaimana harus cerdas membaca peluang, menghadapi ancaman dan tantangan. Agus dapat mengubah SWOT (Strengths, Weakness, Opportunities, Threats) menjadi SCOC (Strenghts, Challange, Oportunities, Challange) agar bisnisnya tetap bertahan dan berkembang.
Presiden Jokowi berpesan terhadap perguruan tinggi bahwa dalam menghadapi disrupsi dan perubahan di masa pandemi ini perguruan tinggi perlu menghadirkan praktisi dan pelaku industri dalam pelaksanaan belajar mengajar di kelas-kelas kuliah. Untuk itu matakuliah Pengantar Manajemen dan Kewirausahaan menggandeng pengusaha untuk mengisi Kuliah Tamu dengan tema “Belajar Bisnis dari Pengusaha”. Kuliah Tamu yang dihadari 87 mahasiswa Sastra Indonesia ini menghadirkan Agus 99 Jajag, seorang alumnus Prodi D3 Bahasa Inggris, Fakultas Sastra (FIB) UNEJ yang sukses menjadi pengusaha di kampung halamannya di Jajag, Banyuwangi.
Mahasiswa menyimak proses dan kiat-kiat Agus 99 Jajag dalam membangun bisnis from zero to hero. Agus memulai usaha dari keadaan “the power of kepepet”. Setelah mengirimkan 100 lamaran pekerjaan, dia diterima kerja di Telkomsel dengan posisi sebagai karyawan kontrak selama dua tahun. Saat menjelang kontraknya berakhir, dia memikirkan tentang masa depannya. Karena tidak ingin lagi bekerja di bawah orang lain, dia bertekad bulat untuk membangun usaha dengan membuka kios cendera mata (topi, arloji, sabuk, dll.) di teras Indomaret di dekat rumahnya. Lama kelamaan bisnisnya berkempang pesat, Agus dapat membuka kiosnya di seluruh Indomaret se-Banyuwangi, bahkan beberapa di Bondowoso, Situbondo dan Jember.
Oleh karena pikirannya selalu merasa ditantang oleh perkembangan bisnis, Agus melakukan istilahnya “pre-emptive strike” atau serangan pendahuluan, sebelum bisnisnya terkena disrupsi, Agus mengubah bisnisnya dengan menutup seluruh gerainya dengan mendirikan toko sendiri. Agar mendapatkan berkah tokonya dinamanakan “99 Jajag”, angka 99 didapat dari asmaul husna. Sebagai toko baru, Agus berupaya membranding tokonya dengan mengikuti event-event di Banyuwangi yang berpotensi mengumpulkan banyak orang. Yang ia lakukan tidak melulu direct selling tetapi menanamkan kesadaran merek (brand awarness) kepada khalayak yang hadir di event-event tersebut. Brand awarness mengenai nama dan keberadaan tokonya serta produk yang ditawarkan dilakukan melalui pemasangan umbul-umbul, banner, brosur, dll. di sekitar lokasi event. Selain itu dia melihat potensi buruh migran Indonesia yang berasal dari Banyuwangi dan sekitarnya sebagai konsumen yang potensial dengan menggandeng para pemimpin buruh migran sebagai ujung tombak promosi. Selain itu Agus juga memanfaatkan media sosial untuk branding dan marketing usahanya.
Dalam mengelola keuangan untuk kelangsungan bisnisnya, Agus membuat tiga pos, yaitu pos untuk konsumsi sehari-hari, pos untuk gaji dirinya, dan pos untuk investasi. Dengan pengelolaan tersebut, untuk membangun dan memperbesar bisnisnya, Agus hampir tidak tergantung pinjaman bank. Pada akhir-akhir ini selain memiliki toko grosir asesoris “99 Jajag”, berangkat dari kesukaannya atau hobinya nge-gym, Agus akhirnya juga membuka “99 Gym Jajag”.
Dari Kuliah tamu ini mahasiswa dapat memetik ilmu dan informasi tentang bagaimana memulai usaha, bagaimana harus cerdas membaca peluang, menghadapi ancaman dan tantangan. Agus dapat mengubah SWOT (Strengths, Weakness, Opportunities, Threats) menjadi SCOC (Strenghts, Challange, Oportunities, Challange) agar bisnisnya tetap bertahan dan berkembang.
Presiden Jokowi berpesan terhadap perguruan tinggi bahwa dalam menghadapi disrupsi dan perubahan di masa pandemi ini perguruan tinggi perlu menghadirkan praktisi dan pelaku industri dalam pelaksanaan belajar mengajar di kelas-kelas kuliah. Untuk itu matakuliah Pengantar Manajemen dan Kewirausahaan menggandeng pengusaha untuk mengisi Kuliah Tamu dengan tema “Belajar Bisnis dari Pengusaha”. Kuliah Tamu yang dihadari 87 mahasiswa Sastra Indonesia ini menghadirkan Agus 99 Jajag, seorang alumnus Prodi D3 Bahasa Inggris, Fakultas Sastra (FIB) UNEJ yang sukses menjadi pengusaha di kampung halamannya di Jajag, Banyuwangi.
Mahasiswa menyimak proses dan kiat-kiat Agus 99 Jajag dalam membangun bisnis from zero to hero. Agus memulai usaha dari keadaan “the power of kepepet”. Setelah mengirimkan 100 lamaran pekerjaan, dia diterima kerja di Telkomsel dengan posisi sebagai karyawan kontrak selama dua tahun. Saat menjelang kontraknya berakhir, dia memikirkan tentang masa depannya. Karena tidak ingin lagi bekerja di bawah orang lain, dia bertekad bulat untuk membangun usaha dengan membuka kios cendera mata (topi, arloji, sabuk, dll.) di teras Indomaret di dekat rumahnya. Lama kelamaan bisnisnya berkempang pesat, Agus dapat membuka kiosnya di seluruh Indomaret se-Banyuwangi, bahkan beberapa di Bondowoso, Situbondo dan Jember.
Oleh karena pikirannya selalu merasa ditantang oleh perkembangan bisnis, Agus melakukan istilahnya “pre-emptive strike” atau serangan pendahuluan, sebelum bisnisnya terkena disrupsi, Agus mengubah bisnisnya dengan menutup seluruh gerainya dengan mendirikan toko sendiri. Agar mendapatkan berkah tokonya dinamanakan “99 Jajag”, angka 99 didapat dari asmaul husna. Sebagai toko baru, Agus berupaya membranding tokonya dengan mengikuti event-event di Banyuwangi yang berpotensi mengumpulkan banyak orang. Yang ia lakukan tidak melulu direct selling tetapi menanamkan kesadaran merek (brand awarness) kepada khalayak yang hadir di event-event tersebut. Brand awarness mengenai nama dan keberadaan tokonya serta produk yang ditawarkan dilakukan melalui pemasangan umbul-umbul, banner, brosur, dll. di sekitar lokasi event. Selain itu dia melihat potensi buruh migran Indonesia yang berasal dari Banyuwangi dan sekitarnya sebagai konsumen yang potensial dengan menggandeng para pemimpin buruh migran sebagai ujung tombak promosi. Selain itu Agus juga memanfaatkan media sosial untuk branding dan marketing usahanya.
Dalam mengelola keuangan untuk kelangsungan bisnisnya, Agus membuat tiga pos, yaitu pos untuk konsumsi sehari-hari, pos untuk gaji dirinya, dan pos untuk investasi. Dengan pengelolaan tersebut, untuk membangun dan memperbesar bisnisnya, Agus hampir tidak tergantung pinjaman bank. Pada akhir-akhir ini selain memiliki toko grosir asesoris “99 Jajag”, berangkat dari kesukaannya atau hobinya nge-gym, Agus akhirnya juga membuka “99 Gym Jajag”.
Dari Kuliah tamu ini mahasiswa dapat memetik ilmu dan informasi tentang bagaimana memulai usaha, bagaimana harus cerdas membaca peluang, menghadapi ancaman dan tantangan. Agus dapat mengubah SWOT (Strengths, Weakness, Opportunities, Threats) menjadi SCOC (Strenghts, Challange, Oportunities, Challange) agar bisnisnya tetap bertahan dan berkembang.
Presiden Jokowi berpesan terhadap perguruan tinggi bahwa dalam menghadapi disrupsi dan perubahan di masa pandemi ini perguruan tinggi perlu menghadirkan praktisi dan pelaku industri dalam pelaksanaan belajar mengajar di kelas-kelas kuliah. Untuk itu matakuliah Pengantar Manajemen dan Kewirausahaan menggandeng pengusaha untuk mengisi Kuliah Tamu dengan tema “Belajar Bisnis dari Pengusaha”. Kuliah Tamu yang dihadari 87 mahasiswa Sastra Indonesia ini menghadirkan Agus 99 Jajag, seorang alumnus Prodi D3 Bahasa Inggris, Fakultas Sastra (FIB) UNEJ yang sukses menjadi pengusaha di kampung halamannya di Jajag, Banyuwangi.
Mahasiswa menyimak proses dan kiat-kiat Agus 99 Jajag dalam membangun bisnis from zero to hero. Agus memulai usaha dari keadaan “the power of kepepet”. Setelah mengirimkan 100 lamaran pekerjaan, dia diterima kerja di Telkomsel dengan posisi sebagai karyawan kontrak selama dua tahun. Saat menjelang kontraknya berakhir, dia memikirkan tentang masa depannya. Karena tidak ingin lagi bekerja di bawah orang lain, dia bertekad bulat untuk membangun usaha dengan membuka kios cendera mata (topi, arloji, sabuk, dll.) di teras Indomaret di dekat rumahnya. Lama kelamaan bisnisnya berkempang pesat, Agus dapat membuka kiosnya di seluruh Indomaret se-Banyuwangi, bahkan beberapa di Bondowoso, Situbondo dan Jember.
Oleh karena pikirannya selalu merasa ditantang oleh perkembangan bisnis, Agus melakukan istilahnya “pre-emptive strike” atau serangan pendahuluan, sebelum bisnisnya terkena disrupsi, Agus mengubah bisnisnya dengan menutup seluruh gerainya dengan mendirikan toko sendiri. Agar mendapatkan berkah tokonya dinamanakan “99 Jajag”, angka 99 didapat dari asmaul husna. Sebagai toko baru, Agus berupaya membranding tokonya dengan mengikuti event-event di Banyuwangi yang berpotensi mengumpulkan banyak orang. Yang ia lakukan tidak melulu direct selling tetapi menanamkan kesadaran merek (brand awarness) kepada khalayak yang hadir di event-event tersebut. Brand awarness mengenai nama dan keberadaan tokonya serta produk yang ditawarkan dilakukan melalui pemasangan umbul-umbul, banner, brosur, dll. di sekitar lokasi event. Selain itu dia melihat potensi buruh migran Indonesia yang berasal dari Banyuwangi dan sekitarnya sebagai konsumen yang potensial dengan menggandeng para pemimpin buruh migran sebagai ujung tombak promosi. Selain itu Agus juga memanfaatkan media sosial untuk branding dan marketing usahanya.
Dalam mengelola keuangan untuk kelangsungan bisnisnya, Agus membuat tiga pos, yaitu pos untuk konsumsi sehari-hari, pos untuk gaji dirinya, dan pos untuk investasi. Dengan pengelolaan tersebut, untuk membangun dan memperbesar bisnisnya, Agus hampir tidak tergantung pinjaman bank. Pada akhir-akhir ini selain memiliki toko grosir asesoris “99 Jajag”, berangkat dari kesukaannya atau hobinya nge-gym, Agus akhirnya juga membuka “99 Gym Jajag”.
Dari Kuliah tamu ini mahasiswa dapat memetik ilmu dan informasi tentang bagaimana memulai usaha, bagaimana harus cerdas membaca peluang, menghadapi ancaman dan tantangan. Agus dapat mengubah SWOT (Strengths, Weakness, Opportunities, Threats) menjadi SCOC (Strenghts, Challange, Oportunities, Challange) agar bisnisnya tetap bertahan dan berkembang.
Mahasiswa menyimak proses dan kiat-kiat Agus 99 Jajag dalam membangun bisnis from zero to hero. Agus memulai usaha dari keadaan “the power of kepepet”. Setelah mengirimkan 100 lamaran pekerjaan, dia diterima kerja di Telkomsel dengan posisi sebagai karyawan kontrak selama dua tahun. Saat menjelang kontraknya berakhir, dia memikirkan tentang masa depannya. Karena tidak ingin lagi bekerja di bawah orang lain, dia bertekad bulat untuk membangun usaha dengan membuka kios cendera mata (topi, arloji, sabuk, dll.) di teras Indomaret di dekat rumahnya. Lama kelamaan bisnisnya berkempang pesat, Agus dapat membuka kiosnya di seluruh Indomaret se-Banyuwangi, bahkan beberapa di Bondowoso, Situbondo dan Jember.
Oleh karena pikirannya selalu merasa ditantang oleh perkembangan bisnis, Agus melakukan istilahnya “pre-emptive strike” atau serangan pendahuluan, sebelum bisnisnya terkena disrupsi, Agus mengubah bisnisnya dengan menutup seluruh gerainya dengan mendirikan toko sendiri. Agar mendapatkan berkah tokonya dinamanakan “99 Jajag”, angka 99 didapat dari asmaul husna. Sebagai toko baru, Agus berupaya membranding tokonya dengan mengikuti event-event di Banyuwangi yang berpotensi mengumpulkan banyak orang. Yang ia lakukan tidak melulu direct selling tetapi menanamkan kesadaran merek (brand awarness) kepada khalayak yang hadir di event-event tersebut. Brand awarness mengenai nama dan keberadaan tokonya serta produk yang ditawarkan dilakukan melalui pemasangan umbul-umbul, banner, brosur, dll. di sekitar lokasi event. Selain itu dia melihat potensi buruh migran Indonesia yang berasal dari Banyuwangi dan sekitarnya sebagai konsumen yang potensial dengan menggandeng para pemimpin buruh migran sebagai ujung tombak promosi. Selain itu Agus juga memanfaatkan media sosial untuk branding dan marketing usahanya.
Dalam mengelola keuangan untuk kelangsungan bisnisnya, Agus membuat tiga pos, yaitu pos untuk konsumsi sehari-hari, pos untuk gaji dirinya, dan pos untuk investasi. Dengan pengelolaan tersebut, untuk membangun dan memperbesar bisnisnya, Agus hampir tidak tergantung pinjaman bank. Pada akhir-akhir ini selain memiliki toko grosir asesoris “99 Jajag”, berangkat dari kesukaannya atau hobinya nge-gym, Agus akhirnya juga membuka “99 Gym Jajag”.
Dari Kuliah tamu ini mahasiswa dapat memetik ilmu dan informasi tentang bagaimana memulai usaha, bagaimana harus cerdas membaca peluang, menghadapi ancaman dan tantangan. Agus dapat mengubah SWOT (Strengths, Weakness, Opportunities, Threats) menjadi SCOC (Strenghts, Challange, Oportunities, Challange) agar bisnisnya tetap bertahan dan berkembang.
[:]
DPL MBKM Prodi Sastra Indonesia Monev Mahasiswa Magang di Dinas Perpustakaan dan Kearsipan Kabupaten Banyuwangi
Dosen Pembimbing Lapangan (DPL) Merdeka Belajar Kampus Merdeka (MBKM) Program Studi Sastra Indonesia Edy Hariyadi S.S., M.Si. melakukan kunjungan kepada mahasiswa yang menjalankan magang di Dinas Perpustakaan dan Kearsipan (Dispusip) Kabupaten Banyuwangi pada Rabu (29/9).
Kunjungan ini bertujuan untuk monitoring dan evaluasi (monev) kegiatan magang dua mahasiswa Jurusan Sastra Indonesia FIB UNEJ di Dispusip Banyuwangi yang berjalan sejak awal September 2021. Pada kunjungan ini, Edy Hariyadi bertemu dan melakukan koordinasi dengan Pustakawan Muda Dispusip Banyuwangi Yusup Khoiri, S.STP. yang bertindak selaku pembimbing mahasiswa magang.
Dalam pertemuan ini, Yusup Khoiri selaku pembimbing mahasiswa magang di lapangan menyampaikan bahwa kegiatan magang mahasiswa lebih difokuskan pada kegiatan yang berkaitan dengan penalaran dan implementasi teori. Hal ini dimaksudkan agar mahasiswa yang menjalankan magang selama satu semester nantinya benar-benar memiliki pengalaman mengenai implementasi ilmu perpustakaan dan kearsipan serta dunia kerja di dalamnya.
Pertemuan antara DPL, pembimbing magang di lapangan, dan mahasiswa magang juga membicarakan dan mengevaluasi kegiatan yang sudah dan akan dilakukan mahasiswa magang. Mahasiswa magang menyampaikan bahwa dalam satu bulan ini kegiatan yang dilakukan bukan hanya terkait langsung dengan kerja pustakawan seperti tentang alur pengolahan buku, tetapi mahasiswa magang juga memiliki tugas untuk menulis berita dalam rangka belajar menjadi pewarta dan berperan aktif dalam kegiatan-kegiatan Dispusip Banyuwangi. Hal ini dimaksudkan agar mahasiswa magang mampu mengimplementasikan pembelajaran yang sudah didapatkan selama ini di bangku kuliah secara langsung di lapangan.
Pada akhir pertemuan, Edy Hariyadi menyinggung tentang konversi mata kuliah yang ditempuh mahasiswa magang. Hal ini kemudian menjadi perbincangan serius bersama untuk menetapkan tugas-tugas konversi mata kuliah disesuaikan dengan Tupoksi dan kegiatan di Dispusip Banyuwangi. (Kontributor: Sasi Nur Aini, mahasiswa Sastra Indonesia)
[:de]
Dosen Pembimbing Lapangan (DPL) Merdeka Belajar Kampus Merdeka (MBKM) Program Studi Sastra Indonesia Edy Hariyadi S.S., M.Si. melakukan kunjungan kepada mahasiswa yang menjalankan magang di Dinas Perpustakaan dan Kearsipan (Dispusip) Kabupaten Banyuwangi pada Rabu (29/9).
Kunjungan ini bertujuan untuk monitoring dan evaluasi (monev) kegiatan magang dua mahasiswa Jurusan Sastra Indonesia FIB UNEJ di Dispusip Banyuwangi yang berjalan sejak awal September 2021. Pada kunjungan ini, Edy Hariyadi bertemu dan melakukan koordinasi dengan Pustakawan Muda Dispusip Banyuwangi Yusup Khoiri, S.STP. yang bertindak selaku pembimbing mahasiswa magang.
Dalam pertemuan ini, Yusup Khoiri selaku pembimbing mahasiswa magang di lapangan menyampaikan bahwa kegiatan magang mahasiswa lebih difokuskan pada kegiatan yang berkaitan dengan penalaran dan implementasi teori. Hal ini dimaksudkan agar mahasiswa yang menjalankan magang selama satu semester nantinya benar-benar memiliki pengalaman mengenai implementasi ilmu perpustakaan dan kearsipan serta dunia kerja di dalamnya.
Pertemuan antara DPL, pembimbing magang di lapangan, dan mahasiswa magang juga membicarakan dan mengevaluasi kegiatan yang sudah dan akan dilakukan mahasiswa magang. Mahasiswa magang menyampaikan bahwa dalam satu bulan ini kegiatan yang dilakukan bukan hanya terkait langsung dengan kerja pustakawan seperti tentang alur pengolahan buku, tetapi mahasiswa magang juga memiliki tugas untuk menulis berita dalam rangka belajar menjadi pewarta dan berperan aktif dalam kegiatan-kegiatan Dispusip Banyuwangi. Hal ini dimaksudkan agar mahasiswa magang mampu mengimplementasikan pembelajaran yang sudah didapatkan selama ini di bangku kuliah secara langsung di lapangan.
Pada akhir pertemuan, Edy Hariyadi menyinggung tentang konversi mata kuliah yang ditempuh mahasiswa magang. Hal ini kemudian menjadi perbincangan serius bersama untuk menetapkan tugas-tugas konversi mata kuliah disesuaikan dengan Tupoksi dan kegiatan di Dispusip Banyuwangi. (Kontributor: Sasi Nur Aini, mahasiswa Sastra Indonesia)
Artikel berita lainnya yang ditulis mahasiswa magang dan dimuat di website Dispusip Banyuwangi. Link:.
https://dispusip.banyuwangikab.go.id/dispusip-banyuwangi-gelar-webinar-naskah-kuno-memperingati-hai-2021/
https://dispusip.banyuwangikab.go.id/perpusda-ajak-anak-anak-ikut-rayakan-hari-aksara-internasional-dengan-mendongeng-online/
[:]
[:de]
Dosen Pembimbing Lapangan (DPL) Merdeka Belajar Kampus Merdeka (MBKM) Program Studi Sastra Indonesia Edy Hariyadi S.S., M.Si. melakukan kunjungan kepada mahasiswa yang menjalankan magang di Dinas Perpustakaan dan Kearsipan (Dispusip) Kabupaten Banyuwangi pada Rabu (29/9).
Kunjungan ini bertujuan untuk monitoring dan evaluasi (monev) kegiatan magang dua mahasiswa Jurusan Sastra Indonesia FIB UNEJ di Dispusip Banyuwangi yang berjalan sejak awal September 2021. Pada kunjungan ini, Edy Hariyadi bertemu dan melakukan koordinasi dengan Pustakawan Muda Dispusip Banyuwangi Yusup Khoiri, S.STP. yang bertindak selaku pembimbing mahasiswa magang.
Dalam pertemuan ini, Yusup Khoiri selaku pembimbing mahasiswa magang di lapangan menyampaikan bahwa kegiatan magang mahasiswa lebih difokuskan pada kegiatan yang berkaitan dengan penalaran dan implementasi teori. Hal ini dimaksudkan agar mahasiswa yang menjalankan magang selama satu semester nantinya benar-benar memiliki pengalaman mengenai implementasi ilmu perpustakaan dan kearsipan serta dunia kerja di dalamnya.
Pertemuan antara DPL, pembimbing magang di lapangan, dan mahasiswa magang juga membicarakan dan mengevaluasi kegiatan yang sudah dan akan dilakukan mahasiswa magang. Mahasiswa magang menyampaikan bahwa dalam satu bulan ini kegiatan yang dilakukan bukan hanya terkait langsung dengan kerja pustakawan seperti tentang alur pengolahan buku, tetapi mahasiswa magang juga memiliki tugas untuk menulis berita dalam rangka belajar menjadi pewarta dan berperan aktif dalam kegiatan-kegiatan Dispusip Banyuwangi. Hal ini dimaksudkan agar mahasiswa magang mampu mengimplementasikan pembelajaran yang sudah didapatkan selama ini di bangku kuliah secara langsung di lapangan.
Pada akhir pertemuan, Edy Hariyadi menyinggung tentang konversi mata kuliah yang ditempuh mahasiswa magang. Hal ini kemudian menjadi perbincangan serius bersama untuk menetapkan tugas-tugas konversi mata kuliah disesuaikan dengan Tupoksi dan kegiatan di Dispusip Banyuwangi. (Kontributor: Sasi Nur Aini, mahasiswa Sastra Indonesia)
[:]
[:de]
Dosen Pembimbing Lapangan (DPL) Merdeka Belajar Kampus Merdeka (MBKM) Program Studi Sastra Indonesia Edy Hariyadi S.S., M.Si. melakukan kunjungan kepada mahasiswa yang menjalankan magang di Dinas Perpustakaan dan Kearsipan (Dispusip) Kabupaten Banyuwangi pada Rabu (29/9).
Kunjungan ini bertujuan untuk monitoring dan evaluasi (monev) kegiatan magang dua mahasiswa Jurusan Sastra Indonesia FIB UNEJ di Dispusip Banyuwangi yang berjalan sejak awal September 2021. Pada kunjungan ini, Edy Hariyadi bertemu dan melakukan koordinasi dengan Pustakawan Muda Dispusip Banyuwangi Yusup Khoiri, S.STP. yang bertindak selaku pembimbing mahasiswa magang.
Dalam pertemuan ini, Yusup Khoiri selaku pembimbing mahasiswa magang di lapangan menyampaikan bahwa kegiatan magang mahasiswa lebih difokuskan pada kegiatan yang berkaitan dengan penalaran dan implementasi teori. Hal ini dimaksudkan agar mahasiswa yang menjalankan magang selama satu semester nantinya benar-benar memiliki pengalaman mengenai implementasi ilmu perpustakaan dan kearsipan serta dunia kerja di dalamnya.
Pertemuan antara DPL, pembimbing magang di lapangan, dan mahasiswa magang juga membicarakan dan mengevaluasi kegiatan yang sudah dan akan dilakukan mahasiswa magang. Mahasiswa magang menyampaikan bahwa dalam satu bulan ini kegiatan yang dilakukan bukan hanya terkait langsung dengan kerja pustakawan seperti tentang alur pengolahan buku, tetapi mahasiswa magang juga memiliki tugas untuk menulis berita dalam rangka belajar menjadi pewarta dan berperan aktif dalam kegiatan-kegiatan Dispusip Banyuwangi. Hal ini dimaksudkan agar mahasiswa magang mampu mengimplementasikan pembelajaran yang sudah didapatkan selama ini di bangku kuliah secara langsung di lapangan.
Pada akhir pertemuan, Edy Hariyadi menyinggung tentang konversi mata kuliah yang ditempuh mahasiswa magang. Hal ini kemudian menjadi perbincangan serius bersama untuk menetapkan tugas-tugas konversi mata kuliah disesuaikan dengan Tupoksi dan kegiatan di Dispusip Banyuwangi. (Kontributor: Sasi Nur Aini, mahasiswa Sastra Indonesia)
Berikut ini dua artikel berita lainnya yang ditulis mahasiswa magang dan dimuat di website Dispusip Banyuwangi. Llink:
https://dispusip.banyuwangikab.go.id/dispusip-banyuwangi-gelar-webinar-naskah-kuno-memperingati-hai-2021/
https://dispusip.banyuwangikab.go.id/perpusda-ajak-anak-anak-ikut-rayakan-hari-aksara-internasional-dengan-mendongeng-online/
Dosen Pembimbing Lapangan (DPL) Merdeka Belajar Kampus Merdeka (MBKM) Program Studi Sastra Indonesia Edy Hariyadi S.S., M.Si. melakukan kunjungan kepada mahasiswa yang menjalankan magang di Dinas Perpustakaan dan Kearsipan (Dispusip) Kabupaten Banyuwangi pada Rabu (29/9).
Kunjungan ini bertujuan untuk monitoring dan evaluasi (monev) kegiatan magang dua mahasiswa Jurusan Sastra Indonesia FIB UNEJ di Dispusip Banyuwangi yang berjalan sejak awal September 2021. Pada kunjungan ini, Edy Hariyadi bertemu dan melakukan koordinasi dengan Pustakawan Muda Dispusip Banyuwangi Yusup Khoiri, S.STP. yang bertindak selaku pembimbing mahasiswa magang.
Dalam pertemuan ini, Yusup Khoiri selaku pembimbing mahasiswa magang di lapangan menyampaikan bahwa kegiatan magang mahasiswa lebih difokuskan pada kegiatan yang berkaitan dengan penalaran dan implementasi teori. Hal ini dimaksudkan agar mahasiswa yang menjalankan magang selama satu semester nantinya benar-benar memiliki pengalaman mengenai implementasi ilmu perpustakaan dan kearsipan serta dunia kerja di dalamnya.
Pertemuan antara DPL, pembimbing magang di lapangan, dan mahasiswa magang juga membicarakan dan mengevaluasi kegiatan yang sudah dan akan dilakukan mahasiswa magang. Mahasiswa magang menyampaikan bahwa dalam satu bulan ini kegiatan yang dilakukan bukan hanya terkait langsung dengan kerja pustakawan seperti tentang alur pengolahan buku, tetapi mahasiswa magang juga memiliki tugas untuk menulis berita dalam rangka belajar menjadi pewarta dan berperan aktif dalam kegiatan-kegiatan Dispusip Banyuwangi. Hal ini dimaksudkan agar mahasiswa magang mampu mengimplementasikan pembelajaran yang sudah didapatkan selama ini di bangku kuliah secara langsung di lapangan.
Pada akhir pertemuan, Edy Hariyadi menyinggung tentang konversi mata kuliah yang ditempuh mahasiswa magang. Hal ini kemudian menjadi perbincangan serius bersama untuk menetapkan tugas-tugas konversi mata kuliah disesuaikan dengan Tupoksi dan kegiatan di Dispusip Banyuwangi. (Kontributor: Sasi Nur Aini, mahasiswa Sastra Indonesia)
[:]
[:de]
Dosen Pembimbing Lapangan (DPL) Merdeka Belajar Kampus Merdeka (MBKM) Program Studi Sastra Indonesia Edy Hariyadi S.S., M.Si. melakukan kunjungan kepada mahasiswa yang menjalankan magang di Dinas Perpustakaan dan Kearsipan (Dispusip) Kabupaten Banyuwangi pada Rabu (29/9).
Kunjungan ini bertujuan untuk monitoring dan evaluasi (monev) kegiatan magang dua mahasiswa Jurusan Sastra Indonesia FIB UNEJ di Dispusip Banyuwangi yang berjalan sejak awal September 2021. Pada kunjungan ini, Edy Hariyadi bertemu dan melakukan koordinasi dengan Pustakawan Muda Dispusip Banyuwangi Yusup Khoiri, S.STP. yang bertindak selaku pembimbing mahasiswa magang.
Dalam pertemuan ini, Yusup Khoiri selaku pembimbing mahasiswa magang di lapangan menyampaikan bahwa kegiatan magang mahasiswa lebih difokuskan pada kegiatan yang berkaitan dengan penalaran dan implementasi teori. Hal ini dimaksudkan agar mahasiswa yang menjalankan magang selama satu semester nantinya benar-benar memiliki pengalaman mengenai implementasi ilmu perpustakaan dan kearsipan serta dunia kerja di dalamnya.
Pertemuan antara DPL, pembimbing magang di lapangan, dan mahasiswa magang juga membicarakan dan mengevaluasi kegiatan yang sudah dan akan dilakukan mahasiswa magang. Mahasiswa magang menyampaikan bahwa dalam satu bulan ini kegiatan yang dilakukan bukan hanya terkait langsung dengan kerja pustakawan seperti tentang alur pengolahan buku, tetapi mahasiswa magang juga memiliki tugas untuk menulis berita dalam rangka belajar menjadi pewarta dan berperan aktif dalam kegiatan-kegiatan Dispusip Banyuwangi. Hal ini dimaksudkan agar mahasiswa magang mampu mengimplementasikan pembelajaran yang sudah didapatkan selama ini di bangku kuliah secara langsung di lapangan.
Pada akhir pertemuan, Edy Hariyadi menyinggung tentang konversi mata kuliah yang ditempuh mahasiswa magang. Hal ini kemudian menjadi perbincangan serius bersama untuk menetapkan tugas-tugas konversi mata kuliah disesuaikan dengan Tupoksi dan kegiatan di Dispusip Banyuwangi. (Kontributor: Sasi Nur Aini, mahasiswa Sastra Indonesia)
Dosen Pembimbing Lapangan (DPL) Merdeka Belajar Kampus Merdeka (MBKM) Program Studi Sastra Indonesia Edy Hariyadi S.S., M.Si. melakukan kunjungan kepada mahasiswa yang menjalankan magang di Dinas Perpustakaan dan Kearsipan (Dispusip) Kabupaten Banyuwangi pada Rabu (29/9).
Kunjungan ini bertujuan untuk monitoring dan evaluasi (monev) kegiatan magang dua mahasiswa Jurusan Sastra Indonesia FIB UNEJ di Dispusip Banyuwangi yang berjalan sejak awal September 2021. Pada kunjungan ini, Edy Hariyadi bertemu dan melakukan koordinasi dengan Pustakawan Muda Dispusip Banyuwangi Yusup Khoiri, S.STP. yang bertindak selaku pembimbing mahasiswa magang.
Dalam pertemuan ini, Yusup Khoiri selaku pembimbing mahasiswa magang di lapangan menyampaikan bahwa kegiatan magang mahasiswa lebih difokuskan pada kegiatan yang berkaitan dengan penalaran dan implementasi teori. Hal ini dimaksudkan agar mahasiswa yang menjalankan magang selama satu semester nantinya benar-benar memiliki pengalaman mengenai implementasi ilmu perpustakaan dan kearsipan serta dunia kerja di dalamnya.
Pertemuan antara DPL, pembimbing magang di lapangan, dan mahasiswa magang juga membicarakan dan mengevaluasi kegiatan yang sudah dan akan dilakukan mahasiswa magang. Mahasiswa magang menyampaikan bahwa dalam satu bulan ini kegiatan yang dilakukan bukan hanya terkait langsung dengan kerja pustakawan seperti tentang alur pengolahan buku, tetapi mahasiswa magang juga memiliki tugas untuk menulis berita dalam rangka belajar menjadi pewarta dan berperan aktif dalam kegiatan-kegiatan Dispusip Banyuwangi. Hal ini dimaksudkan agar mahasiswa magang mampu mengimplementasikan pembelajaran yang sudah didapatkan selama ini di bangku kuliah secara langsung di lapangan.
Pada akhir pertemuan, Edy Hariyadi menyinggung tentang konversi mata kuliah yang ditempuh mahasiswa magang. Hal ini kemudian menjadi perbincangan serius bersama untuk menetapkan tugas-tugas konversi mata kuliah disesuaikan dengan Tupoksi dan kegiatan di Dispusip Banyuwangi. (Kontributor: Sasi Nur Aini, mahasiswa Sastra Indonesia)
Dosen Pembimbing Lapangan (DPL) Merdeka Belajar Kampus Merdeka (MBKM) Program Studi Sastra Indonesia Edy Hariyadi S.S., M.Si. melakukan kunjungan kepada mahasiswa yang menjalankan magang di Dinas Perpustakaan dan Kearsipan (Dispusip) Kabupaten Banyuwangi pada Rabu (29/9).
Kunjungan ini bertujuan untuk monitoring dan evaluasi (monev) kegiatan magang dua mahasiswa Jurusan Sastra Indonesia FIB UNEJ di Dispusip Banyuwangi yang berjalan sejak awal September 2021. Pada kunjungan ini, Edy Hariyadi bertemu dan melakukan koordinasi dengan Pustakawan Muda Dispusip Banyuwangi Yusup Khoiri, S.STP. yang bertindak selaku pembimbing mahasiswa magang.
Dalam pertemuan ini, Yusup Khoiri selaku pembimbing mahasiswa magang di lapangan menyampaikan bahwa kegiatan magang mahasiswa lebih difokuskan pada kegiatan yang berkaitan dengan penalaran dan implementasi teori. Hal ini dimaksudkan agar mahasiswa yang menjalankan magang selama satu semester nantinya benar-benar memiliki pengalaman mengenai implementasi ilmu perpustakaan dan kearsipan serta dunia kerja di dalamnya.
Pertemuan antara DPL, pembimbing magang di lapangan, dan mahasiswa magang juga membicarakan dan mengevaluasi kegiatan yang sudah dan akan dilakukan mahasiswa magang. Mahasiswa magang menyampaikan bahwa dalam satu bulan ini kegiatan yang dilakukan bukan hanya terkait langsung dengan kerja pustakawan seperti tentang alur pengolahan buku, tetapi mahasiswa magang juga memiliki tugas untuk menulis berita dalam rangka belajar menjadi pewarta dan berperan aktif dalam kegiatan-kegiatan Dispusip Banyuwangi. Hal ini dimaksudkan agar mahasiswa magang mampu mengimplementasikan pembelajaran yang sudah didapatkan selama ini di bangku kuliah secara langsung di lapangan.
Pada akhir pertemuan, Edy Hariyadi menyinggung tentang konversi mata kuliah yang ditempuh mahasiswa magang. Hal ini kemudian menjadi perbincangan serius bersama untuk menetapkan tugas-tugas konversi mata kuliah disesuaikan dengan Tupoksi dan kegiatan di Dispusip Banyuwangi. (Kontributor: Sasi Nur Aini, mahasiswa Sastra Indonesia)
Dosen Pembimbing Lapangan (DPL) Merdeka Belajar Kampus Merdeka (MBKM) Program Studi Sastra Indonesia Edy Hariyadi S.S., M.Si. melakukan kunjungan kepada mahasiswa yang menjalankan magang di Dinas Perpustakaan dan Kearsipan (Dispusip) Kabupaten Banyuwangi pada Rabu (29/9).
Kunjungan ini bertujuan untuk monitoring dan evaluasi (monev) kegiatan magang dua mahasiswa Jurusan Sastra Indonesia FIB UNEJ di Dispusip Banyuwangi yang berjalan sejak awal September 2021. Pada kunjungan ini, Edy Hariyadi bertemu dan melakukan koordinasi dengan Pustakawan Muda Dispusip Banyuwangi Yusup Khoiri, S.STP. yang bertindak selaku pembimbing mahasiswa magang.
Dalam pertemuan ini, Yusup Khoiri selaku pembimbing mahasiswa magang di lapangan menyampaikan bahwa kegiatan magang mahasiswa lebih difokuskan pada kegiatan yang berkaitan dengan penalaran dan implementasi teori. Hal ini dimaksudkan agar mahasiswa yang menjalankan magang selama satu semester nantinya benar-benar memiliki pengalaman mengenai implementasi ilmu perpustakaan dan kearsipan serta dunia kerja di dalamnya.
Pertemuan antara DPL, pembimbing magang di lapangan, dan mahasiswa magang juga membicarakan dan mengevaluasi kegiatan yang sudah dan akan dilakukan mahasiswa magang. Mahasiswa magang menyampaikan bahwa dalam satu bulan ini kegiatan yang dilakukan bukan hanya terkait langsung dengan kerja pustakawan seperti tentang alur pengolahan buku, tetapi mahasiswa magang juga memiliki tugas untuk menulis berita dalam rangka belajar menjadi pewarta dan berperan aktif dalam kegiatan-kegiatan Dispusip Banyuwangi. Hal ini dimaksudkan agar mahasiswa magang mampu mengimplementasikan pembelajaran yang sudah didapatkan selama ini di bangku kuliah secara langsung di lapangan.
Pada akhir pertemuan, Edy Hariyadi menyinggung tentang konversi mata kuliah yang ditempuh mahasiswa magang. Hal ini kemudian menjadi perbincangan serius bersama untuk menetapkan tugas-tugas konversi mata kuliah disesuaikan dengan Tupoksi dan kegiatan di Dispusip Banyuwangi. (Kontributor: Sasi Nur Aini, mahasiswa Sastra Indonesia)
[:]
[:de]
Dosen Pembimbing Lapangan (DPL) Merdeka Belajar Kampus Merdeka (MBKM) Program Studi Sastra Indonesia Edy Hariyadi S.S., M.Si. melakukan kunjungan kepada mahasiswa yang menjalankan magang di Dinas Perpustakaan dan Kearsipan (Dispusip) Kabupaten Banyuwangi pada Rabu (29/9).
Kunjungan ini bertujuan untuk monitoring dan evaluasi (monev) kegiatan magang dua mahasiswa Jurusan Sastra Indonesia FIB UNEJ di Dispusip Banyuwangi yang berjalan sejak awal September 2021. Pada kunjungan ini, Edy Hariyadi bertemu dan melakukan koordinasi dengan Pustakawan Muda Dispusip Banyuwangi Yusup Khoiri, S.STP. yang bertindak selaku pembimbing mahasiswa magang.
Dalam pertemuan ini, Yusup Khoiri selaku pembimbing mahasiswa magang di lapangan menyampaikan bahwa kegiatan magang mahasiswa lebih difokuskan pada kegiatan yang berkaitan dengan penalaran dan implementasi teori. Hal ini dimaksudkan agar mahasiswa yang menjalankan magang selama satu semester nantinya benar-benar memiliki pengalaman mengenai implementasi ilmu perpustakaan dan kearsipan serta dunia kerja di dalamnya.
Pertemuan antara DPL, pembimbing magang di lapangan, dan mahasiswa magang juga membicarakan dan mengevaluasi kegiatan yang sudah dan akan dilakukan mahasiswa magang. Mahasiswa magang menyampaikan bahwa dalam satu bulan ini kegiatan yang dilakukan bukan hanya terkait langsung dengan kerja pustakawan seperti tentang alur pengolahan buku, tetapi mahasiswa magang juga memiliki tugas untuk menulis berita dalam rangka belajar menjadi pewarta dan berperan aktif dalam kegiatan-kegiatan Dispusip Banyuwangi. Hal ini dimaksudkan agar mahasiswa magang mampu mengimplementasikan pembelajaran yang sudah didapatkan selama ini di bangku kuliah secara langsung di lapangan.
Pada akhir pertemuan, Edy Hariyadi menyinggung tentang konversi mata kuliah yang ditempuh mahasiswa magang. Hal ini kemudian menjadi perbincangan serius bersama untuk menetapkan tugas-tugas konversi mata kuliah disesuaikan dengan Tupoksi dan kegiatan di Dispusip Banyuwangi. (Kontributor: Sasi Nur Aini, mahasiswa Sastra Indonesia)
Dosen Pembimbing Lapangan (DPL) Merdeka Belajar Kampus Merdeka (MBKM) Program Studi Sastra Indonesia Edy Hariyadi S.S., M.Si. melakukan kunjungan kepada mahasiswa yang menjalankan magang di Dinas Perpustakaan dan Kearsipan (Dispusip) Kabupaten Banyuwangi pada Rabu (29/9).
Kunjungan ini bertujuan untuk monitoring dan evaluasi (monev) kegiatan magang dua mahasiswa Jurusan Sastra Indonesia FIB UNEJ di Dispusip Banyuwangi yang berjalan sejak awal September 2021. Pada kunjungan ini, Edy Hariyadi bertemu dan melakukan koordinasi dengan Pustakawan Muda Dispusip Banyuwangi Yusup Khoiri, S.STP. yang bertindak selaku pembimbing mahasiswa magang.
Dalam pertemuan ini, Yusup Khoiri selaku pembimbing mahasiswa magang di lapangan menyampaikan bahwa kegiatan magang mahasiswa lebih difokuskan pada kegiatan yang berkaitan dengan penalaran dan implementasi teori. Hal ini dimaksudkan agar mahasiswa yang menjalankan magang selama satu semester nantinya benar-benar memiliki pengalaman mengenai implementasi ilmu perpustakaan dan kearsipan serta dunia kerja di dalamnya.
Pertemuan antara DPL, pembimbing magang di lapangan, dan mahasiswa magang juga membicarakan dan mengevaluasi kegiatan yang sudah dan akan dilakukan mahasiswa magang. Mahasiswa magang menyampaikan bahwa dalam satu bulan ini kegiatan yang dilakukan bukan hanya terkait langsung dengan kerja pustakawan seperti tentang alur pengolahan buku, tetapi mahasiswa magang juga memiliki tugas untuk menulis berita dalam rangka belajar menjadi pewarta dan berperan aktif dalam kegiatan-kegiatan Dispusip Banyuwangi. Hal ini dimaksudkan agar mahasiswa magang mampu mengimplementasikan pembelajaran yang sudah didapatkan selama ini di bangku kuliah secara langsung di lapangan.
Pada akhir pertemuan, Edy Hariyadi menyinggung tentang konversi mata kuliah yang ditempuh mahasiswa magang. Hal ini kemudian menjadi perbincangan serius bersama untuk menetapkan tugas-tugas konversi mata kuliah disesuaikan dengan Tupoksi dan kegiatan di Dispusip Banyuwangi. (Kontributor: Sasi Nur Aini, mahasiswa Sastra Indonesia)
Dosen Pembimbing Lapangan (DPL) Merdeka Belajar Kampus Merdeka (MBKM) Program Studi Sastra Indonesia Edy Hariyadi S.S., M.Si. melakukan kunjungan kepada mahasiswa yang menjalankan magang di Dinas Perpustakaan dan Kearsipan (Dispusip) Kabupaten Banyuwangi pada Rabu (29/9).
Kunjungan ini bertujuan untuk monitoring dan evaluasi (monev) kegiatan magang dua mahasiswa Jurusan Sastra Indonesia FIB UNEJ di Dispusip Banyuwangi yang berjalan sejak awal September 2021. Pada kunjungan ini, Edy Hariyadi bertemu dan melakukan koordinasi dengan Pustakawan Muda Dispusip Banyuwangi Yusup Khoiri, S.STP. yang bertindak selaku pembimbing mahasiswa magang.
Dalam pertemuan ini, Yusup Khoiri selaku pembimbing mahasiswa magang di lapangan menyampaikan bahwa kegiatan magang mahasiswa lebih difokuskan pada kegiatan yang berkaitan dengan penalaran dan implementasi teori. Hal ini dimaksudkan agar mahasiswa yang menjalankan magang selama satu semester nantinya benar-benar memiliki pengalaman mengenai implementasi ilmu perpustakaan dan kearsipan serta dunia kerja di dalamnya.
Pertemuan antara DPL, pembimbing magang di lapangan, dan mahasiswa magang juga membicarakan dan mengevaluasi kegiatan yang sudah dan akan dilakukan mahasiswa magang. Mahasiswa magang menyampaikan bahwa dalam satu bulan ini kegiatan yang dilakukan bukan hanya terkait langsung dengan kerja pustakawan seperti tentang alur pengolahan buku, tetapi mahasiswa magang juga memiliki tugas untuk menulis berita dalam rangka belajar menjadi pewarta dan berperan aktif dalam kegiatan-kegiatan Dispusip Banyuwangi. Hal ini dimaksudkan agar mahasiswa magang mampu mengimplementasikan pembelajaran yang sudah didapatkan selama ini di bangku kuliah secara langsung di lapangan.
Pada akhir pertemuan, Edy Hariyadi menyinggung tentang konversi mata kuliah yang ditempuh mahasiswa magang. Hal ini kemudian menjadi perbincangan serius bersama untuk menetapkan tugas-tugas konversi mata kuliah disesuaikan dengan Tupoksi dan kegiatan di Dispusip Banyuwangi. (Kontributor: Sasi Nur Aini, mahasiswa Sastra Indonesia)
Berikut ini dua artikel berita lainnya yang ditulis mahasiswa magang dan dimuat di website Dispusip Banyuwangi. Llink:
https://dispusip.banyuwangikab.go.id/dispusip-banyuwangi-gelar-webinar-naskah-kuno-memperingati-hai-2021/
https://dispusip.banyuwangikab.go.id/perpusda-ajak-anak-anak-ikut-rayakan-hari-aksara-internasional-dengan-mendongeng-online/
Dosen Pembimbing Lapangan (DPL) Merdeka Belajar Kampus Merdeka (MBKM) Program Studi Sastra Indonesia Edy Hariyadi S.S., M.Si. melakukan kunjungan kepada mahasiswa yang menjalankan magang di Dinas Perpustakaan dan Kearsipan (Dispusip) Kabupaten Banyuwangi pada Rabu (29/9).
Kunjungan ini bertujuan untuk monitoring dan evaluasi (monev) kegiatan magang dua mahasiswa Jurusan Sastra Indonesia FIB UNEJ di Dispusip Banyuwangi yang berjalan sejak awal September 2021. Pada kunjungan ini, Edy Hariyadi bertemu dan melakukan koordinasi dengan Pustakawan Muda Dispusip Banyuwangi Yusup Khoiri, S.STP. yang bertindak selaku pembimbing mahasiswa magang.
Dalam pertemuan ini, Yusup Khoiri selaku pembimbing mahasiswa magang di lapangan menyampaikan bahwa kegiatan magang mahasiswa lebih difokuskan pada kegiatan yang berkaitan dengan penalaran dan implementasi teori. Hal ini dimaksudkan agar mahasiswa yang menjalankan magang selama satu semester nantinya benar-benar memiliki pengalaman mengenai implementasi ilmu perpustakaan dan kearsipan serta dunia kerja di dalamnya.
Pertemuan antara DPL, pembimbing magang di lapangan, dan mahasiswa magang juga membicarakan dan mengevaluasi kegiatan yang sudah dan akan dilakukan mahasiswa magang. Mahasiswa magang menyampaikan bahwa dalam satu bulan ini kegiatan yang dilakukan bukan hanya terkait langsung dengan kerja pustakawan seperti tentang alur pengolahan buku, tetapi mahasiswa magang juga memiliki tugas untuk menulis berita dalam rangka belajar menjadi pewarta dan berperan aktif dalam kegiatan-kegiatan Dispusip Banyuwangi. Hal ini dimaksudkan agar mahasiswa magang mampu mengimplementasikan pembelajaran yang sudah didapatkan selama ini di bangku kuliah secara langsung di lapangan.
Pada akhir pertemuan, Edy Hariyadi menyinggung tentang konversi mata kuliah yang ditempuh mahasiswa magang. Hal ini kemudian menjadi perbincangan serius bersama untuk menetapkan tugas-tugas konversi mata kuliah disesuaikan dengan Tupoksi dan kegiatan di Dispusip Banyuwangi. (Kontributor: Sasi Nur Aini, mahasiswa Sastra Indonesia)
Dosen Pembimbing Lapangan (DPL) Merdeka Belajar Kampus Merdeka (MBKM) Program Studi Sastra Indonesia Edy Hariyadi S.S., M.Si. melakukan kunjungan kepada mahasiswa yang menjalankan magang di Dinas Perpustakaan dan Kearsipan (Dispusip) Kabupaten Banyuwangi pada Rabu (29/9).
Kunjungan ini bertujuan untuk monitoring dan evaluasi (monev) kegiatan magang dua mahasiswa Jurusan Sastra Indonesia FIB UNEJ di Dispusip Banyuwangi yang berjalan sejak awal September 2021. Pada kunjungan ini, Edy Hariyadi bertemu dan melakukan koordinasi dengan Pustakawan Muda Dispusip Banyuwangi Yusup Khoiri, S.STP. yang bertindak selaku pembimbing mahasiswa magang.
Dalam pertemuan ini, Yusup Khoiri selaku pembimbing mahasiswa magang di lapangan menyampaikan bahwa kegiatan magang mahasiswa lebih difokuskan pada kegiatan yang berkaitan dengan penalaran dan implementasi teori. Hal ini dimaksudkan agar mahasiswa yang menjalankan magang selama satu semester nantinya benar-benar memiliki pengalaman mengenai implementasi ilmu perpustakaan dan kearsipan serta dunia kerja di dalamnya.
Pertemuan antara DPL, pembimbing magang di lapangan, dan mahasiswa magang juga membicarakan dan mengevaluasi kegiatan yang sudah dan akan dilakukan mahasiswa magang. Mahasiswa magang menyampaikan bahwa dalam satu bulan ini kegiatan yang dilakukan bukan hanya terkait langsung dengan kerja pustakawan seperti tentang alur pengolahan buku, tetapi mahasiswa magang juga memiliki tugas untuk menulis berita dalam rangka belajar menjadi pewarta dan berperan aktif dalam kegiatan-kegiatan Dispusip Banyuwangi. Hal ini dimaksudkan agar mahasiswa magang mampu mengimplementasikan pembelajaran yang sudah didapatkan selama ini di bangku kuliah secara langsung di lapangan.
Pada akhir pertemuan, Edy Hariyadi menyinggung tentang konversi mata kuliah yang ditempuh mahasiswa magang. Hal ini kemudian menjadi perbincangan serius bersama untuk menetapkan tugas-tugas konversi mata kuliah disesuaikan dengan Tupoksi dan kegiatan di Dispusip Banyuwangi. (Kontributor: Sasi Nur Aini, mahasiswa Sastra Indonesia)
Dosen Pembimbing Lapangan (DPL) Merdeka Belajar Kampus Merdeka (MBKM) Program Studi Sastra Indonesia Edy Hariyadi S.S., M.Si. melakukan kunjungan kepada mahasiswa yang menjalankan magang di Dinas Perpustakaan dan Kearsipan (Dispusip) Kabupaten Banyuwangi pada Rabu (29/9).
Kunjungan ini bertujuan untuk monitoring dan evaluasi (monev) kegiatan magang dua mahasiswa Jurusan Sastra Indonesia FIB UNEJ di Dispusip Banyuwangi yang berjalan sejak awal September 2021. Pada kunjungan ini, Edy Hariyadi bertemu dan melakukan koordinasi dengan Pustakawan Muda Dispusip Banyuwangi Yusup Khoiri, S.STP. yang bertindak selaku pembimbing mahasiswa magang.
Dalam pertemuan ini, Yusup Khoiri selaku pembimbing mahasiswa magang di lapangan menyampaikan bahwa kegiatan magang mahasiswa lebih difokuskan pada kegiatan yang berkaitan dengan penalaran dan implementasi teori. Hal ini dimaksudkan agar mahasiswa yang menjalankan magang selama satu semester nantinya benar-benar memiliki pengalaman mengenai implementasi ilmu perpustakaan dan kearsipan serta dunia kerja di dalamnya.
Pertemuan antara DPL, pembimbing magang di lapangan, dan mahasiswa magang juga membicarakan dan mengevaluasi kegiatan yang sudah dan akan dilakukan mahasiswa magang. Mahasiswa magang menyampaikan bahwa dalam satu bulan ini kegiatan yang dilakukan bukan hanya terkait langsung dengan kerja pustakawan seperti tentang alur pengolahan buku, tetapi mahasiswa magang juga memiliki tugas untuk menulis berita dalam rangka belajar menjadi pewarta dan berperan aktif dalam kegiatan-kegiatan Dispusip Banyuwangi. Hal ini dimaksudkan agar mahasiswa magang mampu mengimplementasikan pembelajaran yang sudah didapatkan selama ini di bangku kuliah secara langsung di lapangan.
Pada akhir pertemuan, Edy Hariyadi menyinggung tentang konversi mata kuliah yang ditempuh mahasiswa magang. Hal ini kemudian menjadi perbincangan serius bersama untuk menetapkan tugas-tugas konversi mata kuliah disesuaikan dengan Tupoksi dan kegiatan di Dispusip Banyuwangi. (Kontributor: Sasi Nur Aini, mahasiswa Sastra Indonesia)
Dosen Pembimbing Lapangan (DPL) Merdeka Belajar Kampus Merdeka (MBKM) Program Studi Sastra Indonesia Edy Hariyadi S.S., M.Si. melakukan kunjungan kepada mahasiswa yang menjalankan magang di Dinas Perpustakaan dan Kearsipan (Dispusip) Kabupaten Banyuwangi pada Rabu (29/9).
Kunjungan ini bertujuan untuk monitoring dan evaluasi (monev) kegiatan magang dua mahasiswa Jurusan Sastra Indonesia FIB UNEJ di Dispusip Banyuwangi yang berjalan sejak awal September 2021. Pada kunjungan ini, Edy Hariyadi bertemu dan melakukan koordinasi dengan Pustakawan Muda Dispusip Banyuwangi Yusup Khoiri, S.STP. yang bertindak selaku pembimbing mahasiswa magang.
Dalam pertemuan ini, Yusup Khoiri selaku pembimbing mahasiswa magang di lapangan menyampaikan bahwa kegiatan magang mahasiswa lebih difokuskan pada kegiatan yang berkaitan dengan penalaran dan implementasi teori. Hal ini dimaksudkan agar mahasiswa yang menjalankan magang selama satu semester nantinya benar-benar memiliki pengalaman mengenai implementasi ilmu perpustakaan dan kearsipan serta dunia kerja di dalamnya.
Pertemuan antara DPL, pembimbing magang di lapangan, dan mahasiswa magang juga membicarakan dan mengevaluasi kegiatan yang sudah dan akan dilakukan mahasiswa magang. Mahasiswa magang menyampaikan bahwa dalam satu bulan ini kegiatan yang dilakukan bukan hanya terkait langsung dengan kerja pustakawan seperti tentang alur pengolahan buku, tetapi mahasiswa magang juga memiliki tugas untuk menulis berita dalam rangka belajar menjadi pewarta dan berperan aktif dalam kegiatan-kegiatan Dispusip Banyuwangi. Hal ini dimaksudkan agar mahasiswa magang mampu mengimplementasikan pembelajaran yang sudah didapatkan selama ini di bangku kuliah secara langsung di lapangan.
Pada akhir pertemuan, Edy Hariyadi menyinggung tentang konversi mata kuliah yang ditempuh mahasiswa magang. Hal ini kemudian menjadi perbincangan serius bersama untuk menetapkan tugas-tugas konversi mata kuliah disesuaikan dengan Tupoksi dan kegiatan di Dispusip Banyuwangi. (Kontributor: Sasi Nur Aini, mahasiswa Sastra Indonesia)
Dosen Pembimbing Lapangan (DPL) Merdeka Belajar Kampus Merdeka (MBKM) Program Studi Sastra Indonesia Edy Hariyadi S.S., M.Si. melakukan kunjungan kepada mahasiswa yang menjalankan magang di Dinas Perpustakaan dan Kearsipan (Dispusip) Kabupaten Banyuwangi pada Rabu (29/9).
Kunjungan ini bertujuan untuk monitoring dan evaluasi (monev) kegiatan magang dua mahasiswa Jurusan Sastra Indonesia FIB UNEJ di Dispusip Banyuwangi yang berjalan sejak awal September 2021. Pada kunjungan ini, Edy Hariyadi bertemu dan melakukan koordinasi dengan Pustakawan Muda Dispusip Banyuwangi Yusup Khoiri, S.STP. yang bertindak selaku pembimbing mahasiswa magang.
Dalam pertemuan ini, Yusup Khoiri selaku pembimbing mahasiswa magang di lapangan menyampaikan bahwa kegiatan magang mahasiswa lebih difokuskan pada kegiatan yang berkaitan dengan penalaran dan implementasi teori. Hal ini dimaksudkan agar mahasiswa yang menjalankan magang selama satu semester nantinya benar-benar memiliki pengalaman mengenai implementasi ilmu perpustakaan dan kearsipan serta dunia kerja di dalamnya.
Pertemuan antara DPL, pembimbing magang di lapangan, dan mahasiswa magang juga membicarakan dan mengevaluasi kegiatan yang sudah dan akan dilakukan mahasiswa magang. Mahasiswa magang menyampaikan bahwa dalam satu bulan ini kegiatan yang dilakukan bukan hanya terkait langsung dengan kerja pustakawan seperti tentang alur pengolahan buku, tetapi mahasiswa magang juga memiliki tugas untuk menulis berita dalam rangka belajar menjadi pewarta dan berperan aktif dalam kegiatan-kegiatan Dispusip Banyuwangi. Hal ini dimaksudkan agar mahasiswa magang mampu mengimplementasikan pembelajaran yang sudah didapatkan selama ini di bangku kuliah secara langsung di lapangan.
Pada akhir pertemuan, Edy Hariyadi menyinggung tentang konversi mata kuliah yang ditempuh mahasiswa magang. Hal ini kemudian menjadi perbincangan serius bersama untuk menetapkan tugas-tugas konversi mata kuliah disesuaikan dengan Tupoksi dan kegiatan di Dispusip Banyuwangi. (Kontributor: Sasi Nur Aini, mahasiswa Sastra Indonesia)
[:]
[:de]
Dosen Pembimbing Lapangan (DPL) Merdeka Belajar Kampus Merdeka (MBKM) Program Studi Sastra Indonesia Edy Hariyadi S.S., M.Si. melakukan kunjungan kepada mahasiswa yang menjalankan magang di Dinas Perpustakaan dan Kearsipan (Dispusip) Kabupaten Banyuwangi pada Rabu (29/9).
Kunjungan ini bertujuan untuk monitoring dan evaluasi (monev) kegiatan magang dua mahasiswa Jurusan Sastra Indonesia FIB UNEJ di Dispusip Banyuwangi yang berjalan sejak awal September 2021. Pada kunjungan ini, Edy Hariyadi bertemu dan melakukan koordinasi dengan Pustakawan Muda Dispusip Banyuwangi Yusup Khoiri, S.STP. yang bertindak selaku pembimbing mahasiswa magang.
Dalam pertemuan ini, Yusup Khoiri selaku pembimbing mahasiswa magang di lapangan menyampaikan bahwa kegiatan magang mahasiswa lebih difokuskan pada kegiatan yang berkaitan dengan penalaran dan implementasi teori. Hal ini dimaksudkan agar mahasiswa yang menjalankan magang selama satu semester nantinya benar-benar memiliki pengalaman mengenai implementasi ilmu perpustakaan dan kearsipan serta dunia kerja di dalamnya.
Pertemuan antara DPL, pembimbing magang di lapangan, dan mahasiswa magang juga membicarakan dan mengevaluasi kegiatan yang sudah dan akan dilakukan mahasiswa magang. Mahasiswa magang menyampaikan bahwa dalam satu bulan ini kegiatan yang dilakukan bukan hanya terkait langsung dengan kerja pustakawan seperti tentang alur pengolahan buku, tetapi mahasiswa magang juga memiliki tugas untuk menulis berita dalam rangka belajar menjadi pewarta dan berperan aktif dalam kegiatan-kegiatan Dispusip Banyuwangi. Hal ini dimaksudkan agar mahasiswa magang mampu mengimplementasikan pembelajaran yang sudah didapatkan selama ini di bangku kuliah secara langsung di lapangan.
Pada akhir pertemuan, Edy Hariyadi menyinggung tentang konversi mata kuliah yang ditempuh mahasiswa magang. Hal ini kemudian menjadi perbincangan serius bersama untuk menetapkan tugas-tugas konversi mata kuliah disesuaikan dengan Tupoksi dan kegiatan di Dispusip Banyuwangi. (Kontributor: Sasi Nur Aini, mahasiswa Sastra Indonesia)
Artikel berita lainnya yang ditulis mahasiswa magang dan dimuat di website Dispusip Banyuwangi. Link:.
https://dispusip.banyuwangikab.go.id/dispusip-banyuwangi-gelar-webinar-naskah-kuno-memperingati-hai-2021/
https://dispusip.banyuwangikab.go.id/perpusda-ajak-anak-anak-ikut-rayakan-hari-aksara-internasional-dengan-mendongeng-online/
Dosen Pembimbing Lapangan (DPL) Merdeka Belajar Kampus Merdeka (MBKM) Program Studi Sastra Indonesia Edy Hariyadi S.S., M.Si. melakukan kunjungan kepada mahasiswa yang menjalankan magang di Dinas Perpustakaan dan Kearsipan (Dispusip) Kabupaten Banyuwangi pada Rabu (29/9).
Kunjungan ini bertujuan untuk monitoring dan evaluasi (monev) kegiatan magang dua mahasiswa Jurusan Sastra Indonesia FIB UNEJ di Dispusip Banyuwangi yang berjalan sejak awal September 2021. Pada kunjungan ini, Edy Hariyadi bertemu dan melakukan koordinasi dengan Pustakawan Muda Dispusip Banyuwangi Yusup Khoiri, S.STP. yang bertindak selaku pembimbing mahasiswa magang.
Dalam pertemuan ini, Yusup Khoiri selaku pembimbing mahasiswa magang di lapangan menyampaikan bahwa kegiatan magang mahasiswa lebih difokuskan pada kegiatan yang berkaitan dengan penalaran dan implementasi teori. Hal ini dimaksudkan agar mahasiswa yang menjalankan magang selama satu semester nantinya benar-benar memiliki pengalaman mengenai implementasi ilmu perpustakaan dan kearsipan serta dunia kerja di dalamnya.
Pertemuan antara DPL, pembimbing magang di lapangan, dan mahasiswa magang juga membicarakan dan mengevaluasi kegiatan yang sudah dan akan dilakukan mahasiswa magang. Mahasiswa magang menyampaikan bahwa dalam satu bulan ini kegiatan yang dilakukan bukan hanya terkait langsung dengan kerja pustakawan seperti tentang alur pengolahan buku, tetapi mahasiswa magang juga memiliki tugas untuk menulis berita dalam rangka belajar menjadi pewarta dan berperan aktif dalam kegiatan-kegiatan Dispusip Banyuwangi. Hal ini dimaksudkan agar mahasiswa magang mampu mengimplementasikan pembelajaran yang sudah didapatkan selama ini di bangku kuliah secara langsung di lapangan.
Pada akhir pertemuan, Edy Hariyadi menyinggung tentang konversi mata kuliah yang ditempuh mahasiswa magang. Hal ini kemudian menjadi perbincangan serius bersama untuk menetapkan tugas-tugas konversi mata kuliah disesuaikan dengan Tupoksi dan kegiatan di Dispusip Banyuwangi. (Kontributor: Sasi Nur Aini, mahasiswa Sastra Indonesia)
Dosen Pembimbing Lapangan (DPL) Merdeka Belajar Kampus Merdeka (MBKM) Program Studi Sastra Indonesia Edy Hariyadi S.S., M.Si. melakukan kunjungan kepada mahasiswa yang menjalankan magang di Dinas Perpustakaan dan Kearsipan (Dispusip) Kabupaten Banyuwangi pada Rabu (29/9).
Kunjungan ini bertujuan untuk monitoring dan evaluasi (monev) kegiatan magang dua mahasiswa Jurusan Sastra Indonesia FIB UNEJ di Dispusip Banyuwangi yang berjalan sejak awal September 2021. Pada kunjungan ini, Edy Hariyadi bertemu dan melakukan koordinasi dengan Pustakawan Muda Dispusip Banyuwangi Yusup Khoiri, S.STP. yang bertindak selaku pembimbing mahasiswa magang.
Dalam pertemuan ini, Yusup Khoiri selaku pembimbing mahasiswa magang di lapangan menyampaikan bahwa kegiatan magang mahasiswa lebih difokuskan pada kegiatan yang berkaitan dengan penalaran dan implementasi teori. Hal ini dimaksudkan agar mahasiswa yang menjalankan magang selama satu semester nantinya benar-benar memiliki pengalaman mengenai implementasi ilmu perpustakaan dan kearsipan serta dunia kerja di dalamnya.
Pertemuan antara DPL, pembimbing magang di lapangan, dan mahasiswa magang juga membicarakan dan mengevaluasi kegiatan yang sudah dan akan dilakukan mahasiswa magang. Mahasiswa magang menyampaikan bahwa dalam satu bulan ini kegiatan yang dilakukan bukan hanya terkait langsung dengan kerja pustakawan seperti tentang alur pengolahan buku, tetapi mahasiswa magang juga memiliki tugas untuk menulis berita dalam rangka belajar menjadi pewarta dan berperan aktif dalam kegiatan-kegiatan Dispusip Banyuwangi. Hal ini dimaksudkan agar mahasiswa magang mampu mengimplementasikan pembelajaran yang sudah didapatkan selama ini di bangku kuliah secara langsung di lapangan.
Pada akhir pertemuan, Edy Hariyadi menyinggung tentang konversi mata kuliah yang ditempuh mahasiswa magang. Hal ini kemudian menjadi perbincangan serius bersama untuk menetapkan tugas-tugas konversi mata kuliah disesuaikan dengan Tupoksi dan kegiatan di Dispusip Banyuwangi. (Kontributor: Sasi Nur Aini, mahasiswa Sastra Indonesia)
Berikut ini dua artikel berita lainnya yang ditulis mahasiswa magang dan dimuat di website Dispusip Banyuwangi. Llink:
https://dispusip.banyuwangikab.go.id/dispusip-banyuwangi-gelar-webinar-naskah-kuno-memperingati-hai-2021/
https://dispusip.banyuwangikab.go.id/perpusda-ajak-anak-anak-ikut-rayakan-hari-aksara-internasional-dengan-mendongeng-online/
Dosen Pembimbing Lapangan (DPL) Merdeka Belajar Kampus Merdeka (MBKM) Program Studi Sastra Indonesia Edy Hariyadi S.S., M.Si. melakukan kunjungan kepada mahasiswa yang menjalankan magang di Dinas Perpustakaan dan Kearsipan (Dispusip) Kabupaten Banyuwangi pada Rabu (29/9).
Kunjungan ini bertujuan untuk monitoring dan evaluasi (monev) kegiatan magang dua mahasiswa Jurusan Sastra Indonesia FIB UNEJ di Dispusip Banyuwangi yang berjalan sejak awal September 2021. Pada kunjungan ini, Edy Hariyadi bertemu dan melakukan koordinasi dengan Pustakawan Muda Dispusip Banyuwangi Yusup Khoiri, S.STP. yang bertindak selaku pembimbing mahasiswa magang.
Dalam pertemuan ini, Yusup Khoiri selaku pembimbing mahasiswa magang di lapangan menyampaikan bahwa kegiatan magang mahasiswa lebih difokuskan pada kegiatan yang berkaitan dengan penalaran dan implementasi teori. Hal ini dimaksudkan agar mahasiswa yang menjalankan magang selama satu semester nantinya benar-benar memiliki pengalaman mengenai implementasi ilmu perpustakaan dan kearsipan serta dunia kerja di dalamnya.
Pertemuan antara DPL, pembimbing magang di lapangan, dan mahasiswa magang juga membicarakan dan mengevaluasi kegiatan yang sudah dan akan dilakukan mahasiswa magang. Mahasiswa magang menyampaikan bahwa dalam satu bulan ini kegiatan yang dilakukan bukan hanya terkait langsung dengan kerja pustakawan seperti tentang alur pengolahan buku, tetapi mahasiswa magang juga memiliki tugas untuk menulis berita dalam rangka belajar menjadi pewarta dan berperan aktif dalam kegiatan-kegiatan Dispusip Banyuwangi. Hal ini dimaksudkan agar mahasiswa magang mampu mengimplementasikan pembelajaran yang sudah didapatkan selama ini di bangku kuliah secara langsung di lapangan.
Pada akhir pertemuan, Edy Hariyadi menyinggung tentang konversi mata kuliah yang ditempuh mahasiswa magang. Hal ini kemudian menjadi perbincangan serius bersama untuk menetapkan tugas-tugas konversi mata kuliah disesuaikan dengan Tupoksi dan kegiatan di Dispusip Banyuwangi. (Kontributor: Sasi Nur Aini, mahasiswa Sastra Indonesia)
Dosen Pembimbing Lapangan (DPL) Merdeka Belajar Kampus Merdeka (MBKM) Program Studi Sastra Indonesia Edy Hariyadi S.S., M.Si. melakukan kunjungan kepada mahasiswa yang menjalankan magang di Dinas Perpustakaan dan Kearsipan (Dispusip) Kabupaten Banyuwangi pada Rabu (29/9).
Kunjungan ini bertujuan untuk monitoring dan evaluasi (monev) kegiatan magang dua mahasiswa Jurusan Sastra Indonesia FIB UNEJ di Dispusip Banyuwangi yang berjalan sejak awal September 2021. Pada kunjungan ini, Edy Hariyadi bertemu dan melakukan koordinasi dengan Pustakawan Muda Dispusip Banyuwangi Yusup Khoiri, S.STP. yang bertindak selaku pembimbing mahasiswa magang.
Dalam pertemuan ini, Yusup Khoiri selaku pembimbing mahasiswa magang di lapangan menyampaikan bahwa kegiatan magang mahasiswa lebih difokuskan pada kegiatan yang berkaitan dengan penalaran dan implementasi teori. Hal ini dimaksudkan agar mahasiswa yang menjalankan magang selama satu semester nantinya benar-benar memiliki pengalaman mengenai implementasi ilmu perpustakaan dan kearsipan serta dunia kerja di dalamnya.
Pertemuan antara DPL, pembimbing magang di lapangan, dan mahasiswa magang juga membicarakan dan mengevaluasi kegiatan yang sudah dan akan dilakukan mahasiswa magang. Mahasiswa magang menyampaikan bahwa dalam satu bulan ini kegiatan yang dilakukan bukan hanya terkait langsung dengan kerja pustakawan seperti tentang alur pengolahan buku, tetapi mahasiswa magang juga memiliki tugas untuk menulis berita dalam rangka belajar menjadi pewarta dan berperan aktif dalam kegiatan-kegiatan Dispusip Banyuwangi. Hal ini dimaksudkan agar mahasiswa magang mampu mengimplementasikan pembelajaran yang sudah didapatkan selama ini di bangku kuliah secara langsung di lapangan.
Pada akhir pertemuan, Edy Hariyadi menyinggung tentang konversi mata kuliah yang ditempuh mahasiswa magang. Hal ini kemudian menjadi perbincangan serius bersama untuk menetapkan tugas-tugas konversi mata kuliah disesuaikan dengan Tupoksi dan kegiatan di Dispusip Banyuwangi. (Kontributor: Sasi Nur Aini, mahasiswa Sastra Indonesia)
Dosen Pembimbing Lapangan (DPL) Merdeka Belajar Kampus Merdeka (MBKM) Program Studi Sastra Indonesia Edy Hariyadi S.S., M.Si. melakukan kunjungan kepada mahasiswa yang menjalankan magang di Dinas Perpustakaan dan Kearsipan (Dispusip) Kabupaten Banyuwangi pada Rabu (29/9).
Kunjungan ini bertujuan untuk monitoring dan evaluasi (monev) kegiatan magang dua mahasiswa Jurusan Sastra Indonesia FIB UNEJ di Dispusip Banyuwangi yang berjalan sejak awal September 2021. Pada kunjungan ini, Edy Hariyadi bertemu dan melakukan koordinasi dengan Pustakawan Muda Dispusip Banyuwangi Yusup Khoiri, S.STP. yang bertindak selaku pembimbing mahasiswa magang.
Dalam pertemuan ini, Yusup Khoiri selaku pembimbing mahasiswa magang di lapangan menyampaikan bahwa kegiatan magang mahasiswa lebih difokuskan pada kegiatan yang berkaitan dengan penalaran dan implementasi teori. Hal ini dimaksudkan agar mahasiswa yang menjalankan magang selama satu semester nantinya benar-benar memiliki pengalaman mengenai implementasi ilmu perpustakaan dan kearsipan serta dunia kerja di dalamnya.
Pertemuan antara DPL, pembimbing magang di lapangan, dan mahasiswa magang juga membicarakan dan mengevaluasi kegiatan yang sudah dan akan dilakukan mahasiswa magang. Mahasiswa magang menyampaikan bahwa dalam satu bulan ini kegiatan yang dilakukan bukan hanya terkait langsung dengan kerja pustakawan seperti tentang alur pengolahan buku, tetapi mahasiswa magang juga memiliki tugas untuk menulis berita dalam rangka belajar menjadi pewarta dan berperan aktif dalam kegiatan-kegiatan Dispusip Banyuwangi. Hal ini dimaksudkan agar mahasiswa magang mampu mengimplementasikan pembelajaran yang sudah didapatkan selama ini di bangku kuliah secara langsung di lapangan.
Pada akhir pertemuan, Edy Hariyadi menyinggung tentang konversi mata kuliah yang ditempuh mahasiswa magang. Hal ini kemudian menjadi perbincangan serius bersama untuk menetapkan tugas-tugas konversi mata kuliah disesuaikan dengan Tupoksi dan kegiatan di Dispusip Banyuwangi. (Kontributor: Sasi Nur Aini, mahasiswa Sastra Indonesia)
Dosen Pembimbing Lapangan (DPL) Merdeka Belajar Kampus Merdeka (MBKM) Program Studi Sastra Indonesia Edy Hariyadi S.S., M.Si. melakukan kunjungan kepada mahasiswa yang menjalankan magang di Dinas Perpustakaan dan Kearsipan (Dispusip) Kabupaten Banyuwangi pada Rabu (29/9).
Kunjungan ini bertujuan untuk monitoring dan evaluasi (monev) kegiatan magang dua mahasiswa Jurusan Sastra Indonesia FIB UNEJ di Dispusip Banyuwangi yang berjalan sejak awal September 2021. Pada kunjungan ini, Edy Hariyadi bertemu dan melakukan koordinasi dengan Pustakawan Muda Dispusip Banyuwangi Yusup Khoiri, S.STP. yang bertindak selaku pembimbing mahasiswa magang.
Dalam pertemuan ini, Yusup Khoiri selaku pembimbing mahasiswa magang di lapangan menyampaikan bahwa kegiatan magang mahasiswa lebih difokuskan pada kegiatan yang berkaitan dengan penalaran dan implementasi teori. Hal ini dimaksudkan agar mahasiswa yang menjalankan magang selama satu semester nantinya benar-benar memiliki pengalaman mengenai implementasi ilmu perpustakaan dan kearsipan serta dunia kerja di dalamnya.
Pertemuan antara DPL, pembimbing magang di lapangan, dan mahasiswa magang juga membicarakan dan mengevaluasi kegiatan yang sudah dan akan dilakukan mahasiswa magang. Mahasiswa magang menyampaikan bahwa dalam satu bulan ini kegiatan yang dilakukan bukan hanya terkait langsung dengan kerja pustakawan seperti tentang alur pengolahan buku, tetapi mahasiswa magang juga memiliki tugas untuk menulis berita dalam rangka belajar menjadi pewarta dan berperan aktif dalam kegiatan-kegiatan Dispusip Banyuwangi. Hal ini dimaksudkan agar mahasiswa magang mampu mengimplementasikan pembelajaran yang sudah didapatkan selama ini di bangku kuliah secara langsung di lapangan.
Pada akhir pertemuan, Edy Hariyadi menyinggung tentang konversi mata kuliah yang ditempuh mahasiswa magang. Hal ini kemudian menjadi perbincangan serius bersama untuk menetapkan tugas-tugas konversi mata kuliah disesuaikan dengan Tupoksi dan kegiatan di Dispusip Banyuwangi. (Kontributor: Sasi Nur Aini, mahasiswa Sastra Indonesia)
Dosen Pembimbing Lapangan (DPL) Merdeka Belajar Kampus Merdeka (MBKM) Program Studi Sastra Indonesia Edy Hariyadi S.S., M.Si. melakukan kunjungan kepada mahasiswa yang menjalankan magang di Dinas Perpustakaan dan Kearsipan (Dispusip) Kabupaten Banyuwangi pada Rabu (29/9).
Kunjungan ini bertujuan untuk monitoring dan evaluasi (monev) kegiatan magang dua mahasiswa Jurusan Sastra Indonesia FIB UNEJ di Dispusip Banyuwangi yang berjalan sejak awal September 2021. Pada kunjungan ini, Edy Hariyadi bertemu dan melakukan koordinasi dengan Pustakawan Muda Dispusip Banyuwangi Yusup Khoiri, S.STP. yang bertindak selaku pembimbing mahasiswa magang.
Dalam pertemuan ini, Yusup Khoiri selaku pembimbing mahasiswa magang di lapangan menyampaikan bahwa kegiatan magang mahasiswa lebih difokuskan pada kegiatan yang berkaitan dengan penalaran dan implementasi teori. Hal ini dimaksudkan agar mahasiswa yang menjalankan magang selama satu semester nantinya benar-benar memiliki pengalaman mengenai implementasi ilmu perpustakaan dan kearsipan serta dunia kerja di dalamnya.
Pertemuan antara DPL, pembimbing magang di lapangan, dan mahasiswa magang juga membicarakan dan mengevaluasi kegiatan yang sudah dan akan dilakukan mahasiswa magang. Mahasiswa magang menyampaikan bahwa dalam satu bulan ini kegiatan yang dilakukan bukan hanya terkait langsung dengan kerja pustakawan seperti tentang alur pengolahan buku, tetapi mahasiswa magang juga memiliki tugas untuk menulis berita dalam rangka belajar menjadi pewarta dan berperan aktif dalam kegiatan-kegiatan Dispusip Banyuwangi. Hal ini dimaksudkan agar mahasiswa magang mampu mengimplementasikan pembelajaran yang sudah didapatkan selama ini di bangku kuliah secara langsung di lapangan.
Pada akhir pertemuan, Edy Hariyadi menyinggung tentang konversi mata kuliah yang ditempuh mahasiswa magang. Hal ini kemudian menjadi perbincangan serius bersama untuk menetapkan tugas-tugas konversi mata kuliah disesuaikan dengan Tupoksi dan kegiatan di Dispusip Banyuwangi. (Kontributor: Sasi Nur Aini, mahasiswa Sastra Indonesia)
Dosen Pembimbing Lapangan (DPL) Merdeka Belajar Kampus Merdeka (MBKM) Program Studi Sastra Indonesia Edy Hariyadi S.S., M.Si. melakukan kunjungan kepada mahasiswa yang menjalankan magang di Dinas Perpustakaan dan Kearsipan (Dispusip) Kabupaten Banyuwangi pada Rabu (29/9).
Kunjungan ini bertujuan untuk monitoring dan evaluasi (monev) kegiatan magang dua mahasiswa Jurusan Sastra Indonesia FIB UNEJ di Dispusip Banyuwangi yang berjalan sejak awal September 2021. Pada kunjungan ini, Edy Hariyadi bertemu dan melakukan koordinasi dengan Pustakawan Muda Dispusip Banyuwangi Yusup Khoiri, S.STP. yang bertindak selaku pembimbing mahasiswa magang.
Dalam pertemuan ini, Yusup Khoiri selaku pembimbing mahasiswa magang di lapangan menyampaikan bahwa kegiatan magang mahasiswa lebih difokuskan pada kegiatan yang berkaitan dengan penalaran dan implementasi teori. Hal ini dimaksudkan agar mahasiswa yang menjalankan magang selama satu semester nantinya benar-benar memiliki pengalaman mengenai implementasi ilmu perpustakaan dan kearsipan serta dunia kerja di dalamnya.
Pertemuan antara DPL, pembimbing magang di lapangan, dan mahasiswa magang juga membicarakan dan mengevaluasi kegiatan yang sudah dan akan dilakukan mahasiswa magang. Mahasiswa magang menyampaikan bahwa dalam satu bulan ini kegiatan yang dilakukan bukan hanya terkait langsung dengan kerja pustakawan seperti tentang alur pengolahan buku, tetapi mahasiswa magang juga memiliki tugas untuk menulis berita dalam rangka belajar menjadi pewarta dan berperan aktif dalam kegiatan-kegiatan Dispusip Banyuwangi. Hal ini dimaksudkan agar mahasiswa magang mampu mengimplementasikan pembelajaran yang sudah didapatkan selama ini di bangku kuliah secara langsung di lapangan.
Pada akhir pertemuan, Edy Hariyadi menyinggung tentang konversi mata kuliah yang ditempuh mahasiswa magang. Hal ini kemudian menjadi perbincangan serius bersama untuk menetapkan tugas-tugas konversi mata kuliah disesuaikan dengan Tupoksi dan kegiatan di Dispusip Banyuwangi. (Kontributor: Sasi Nur Aini, mahasiswa Sastra Indonesia)
Dosen Pembimbing Lapangan (DPL) Merdeka Belajar Kampus Merdeka (MBKM) Program Studi Sastra Indonesia Edy Hariyadi S.S., M.Si. melakukan kunjungan kepada mahasiswa yang menjalankan magang di Dinas Perpustakaan dan Kearsipan (Dispusip) Kabupaten Banyuwangi pada Rabu (29/9).
Kunjungan ini bertujuan untuk monitoring dan evaluasi (monev) kegiatan magang dua mahasiswa Jurusan Sastra Indonesia FIB UNEJ di Dispusip Banyuwangi yang berjalan sejak awal September 2021. Pada kunjungan ini, Edy Hariyadi bertemu dan melakukan koordinasi dengan Pustakawan Muda Dispusip Banyuwangi Yusup Khoiri, S.STP. yang bertindak selaku pembimbing mahasiswa magang.
Dalam pertemuan ini, Yusup Khoiri selaku pembimbing mahasiswa magang di lapangan menyampaikan bahwa kegiatan magang mahasiswa lebih difokuskan pada kegiatan yang berkaitan dengan penalaran dan implementasi teori. Hal ini dimaksudkan agar mahasiswa yang menjalankan magang selama satu semester nantinya benar-benar memiliki pengalaman mengenai implementasi ilmu perpustakaan dan kearsipan serta dunia kerja di dalamnya.
Pertemuan antara DPL, pembimbing magang di lapangan, dan mahasiswa magang juga membicarakan dan mengevaluasi kegiatan yang sudah dan akan dilakukan mahasiswa magang. Mahasiswa magang menyampaikan bahwa dalam satu bulan ini kegiatan yang dilakukan bukan hanya terkait langsung dengan kerja pustakawan seperti tentang alur pengolahan buku, tetapi mahasiswa magang juga memiliki tugas untuk menulis berita dalam rangka belajar menjadi pewarta dan berperan aktif dalam kegiatan-kegiatan Dispusip Banyuwangi. Hal ini dimaksudkan agar mahasiswa magang mampu mengimplementasikan pembelajaran yang sudah didapatkan selama ini di bangku kuliah secara langsung di lapangan.
Pada akhir pertemuan, Edy Hariyadi menyinggung tentang konversi mata kuliah yang ditempuh mahasiswa magang. Hal ini kemudian menjadi perbincangan serius bersama untuk menetapkan tugas-tugas konversi mata kuliah disesuaikan dengan Tupoksi dan kegiatan di Dispusip Banyuwangi. (Kontributor: Sasi Nur Aini, mahasiswa Sastra Indonesia)
Dosen Pembimbing Lapangan (DPL) Merdeka Belajar Kampus Merdeka (MBKM) Program Studi Sastra Indonesia Edy Hariyadi S.S., M.Si. melakukan kunjungan kepada mahasiswa yang menjalankan magang di Dinas Perpustakaan dan Kearsipan (Dispusip) Kabupaten Banyuwangi pada Rabu (29/9).
Kunjungan ini bertujuan untuk monitoring dan evaluasi (monev) kegiatan magang dua mahasiswa Jurusan Sastra Indonesia FIB UNEJ di Dispusip Banyuwangi yang berjalan sejak awal September 2021. Pada kunjungan ini, Edy Hariyadi bertemu dan melakukan koordinasi dengan Pustakawan Muda Dispusip Banyuwangi Yusup Khoiri, S.STP. yang bertindak selaku pembimbing mahasiswa magang.
Dalam pertemuan ini, Yusup Khoiri selaku pembimbing mahasiswa magang di lapangan menyampaikan bahwa kegiatan magang mahasiswa lebih difokuskan pada kegiatan yang berkaitan dengan penalaran dan implementasi teori. Hal ini dimaksudkan agar mahasiswa yang menjalankan magang selama satu semester nantinya benar-benar memiliki pengalaman mengenai implementasi ilmu perpustakaan dan kearsipan serta dunia kerja di dalamnya.
Pertemuan antara DPL, pembimbing magang di lapangan, dan mahasiswa magang juga membicarakan dan mengevaluasi kegiatan yang sudah dan akan dilakukan mahasiswa magang. Mahasiswa magang menyampaikan bahwa dalam satu bulan ini kegiatan yang dilakukan bukan hanya terkait langsung dengan kerja pustakawan seperti tentang alur pengolahan buku, tetapi mahasiswa magang juga memiliki tugas untuk menulis berita dalam rangka belajar menjadi pewarta dan berperan aktif dalam kegiatan-kegiatan Dispusip Banyuwangi. Hal ini dimaksudkan agar mahasiswa magang mampu mengimplementasikan pembelajaran yang sudah didapatkan selama ini di bangku kuliah secara langsung di lapangan.
Pada akhir pertemuan, Edy Hariyadi menyinggung tentang konversi mata kuliah yang ditempuh mahasiswa magang. Hal ini kemudian menjadi perbincangan serius bersama untuk menetapkan tugas-tugas konversi mata kuliah disesuaikan dengan Tupoksi dan kegiatan di Dispusip Banyuwangi. (Kontributor: Sasi Nur Aini, mahasiswa Sastra Indonesia)
Berikut ini dua artikel berita lainnya yang ditulis mahasiswa magang dan dimuat di website Dispusip Banyuwangi. Llink:
https://dispusip.banyuwangikab.go.id/dispusip-banyuwangi-gelar-webinar-naskah-kuno-memperingati-hai-2021/
https://dispusip.banyuwangikab.go.id/perpusda-ajak-anak-anak-ikut-rayakan-hari-aksara-internasional-dengan-mendongeng-online/
Dosen Pembimbing Lapangan (DPL) Merdeka Belajar Kampus Merdeka (MBKM) Program Studi Sastra Indonesia Edy Hariyadi S.S., M.Si. melakukan kunjungan kepada mahasiswa yang menjalankan magang di Dinas Perpustakaan dan Kearsipan (Dispusip) Kabupaten Banyuwangi pada Rabu (29/9).
Kunjungan ini bertujuan untuk monitoring dan evaluasi (monev) kegiatan magang dua mahasiswa Jurusan Sastra Indonesia FIB UNEJ di Dispusip Banyuwangi yang berjalan sejak awal September 2021. Pada kunjungan ini, Edy Hariyadi bertemu dan melakukan koordinasi dengan Pustakawan Muda Dispusip Banyuwangi Yusup Khoiri, S.STP. yang bertindak selaku pembimbing mahasiswa magang.
Dalam pertemuan ini, Yusup Khoiri selaku pembimbing mahasiswa magang di lapangan menyampaikan bahwa kegiatan magang mahasiswa lebih difokuskan pada kegiatan yang berkaitan dengan penalaran dan implementasi teori. Hal ini dimaksudkan agar mahasiswa yang menjalankan magang selama satu semester nantinya benar-benar memiliki pengalaman mengenai implementasi ilmu perpustakaan dan kearsipan serta dunia kerja di dalamnya.
Pertemuan antara DPL, pembimbing magang di lapangan, dan mahasiswa magang juga membicarakan dan mengevaluasi kegiatan yang sudah dan akan dilakukan mahasiswa magang. Mahasiswa magang menyampaikan bahwa dalam satu bulan ini kegiatan yang dilakukan bukan hanya terkait langsung dengan kerja pustakawan seperti tentang alur pengolahan buku, tetapi mahasiswa magang juga memiliki tugas untuk menulis berita dalam rangka belajar menjadi pewarta dan berperan aktif dalam kegiatan-kegiatan Dispusip Banyuwangi. Hal ini dimaksudkan agar mahasiswa magang mampu mengimplementasikan pembelajaran yang sudah didapatkan selama ini di bangku kuliah secara langsung di lapangan.
Pada akhir pertemuan, Edy Hariyadi menyinggung tentang konversi mata kuliah yang ditempuh mahasiswa magang. Hal ini kemudian menjadi perbincangan serius bersama untuk menetapkan tugas-tugas konversi mata kuliah disesuaikan dengan Tupoksi dan kegiatan di Dispusip Banyuwangi. (Kontributor: Sasi Nur Aini, mahasiswa Sastra Indonesia)
Dosen Pembimbing Lapangan (DPL) Merdeka Belajar Kampus Merdeka (MBKM) Program Studi Sastra Indonesia Edy Hariyadi S.S., M.Si. melakukan kunjungan kepada mahasiswa yang menjalankan magang di Dinas Perpustakaan dan Kearsipan (Dispusip) Kabupaten Banyuwangi pada Rabu (29/9).
Kunjungan ini bertujuan untuk monitoring dan evaluasi (monev) kegiatan magang dua mahasiswa Jurusan Sastra Indonesia FIB UNEJ di Dispusip Banyuwangi yang berjalan sejak awal September 2021. Pada kunjungan ini, Edy Hariyadi bertemu dan melakukan koordinasi dengan Pustakawan Muda Dispusip Banyuwangi Yusup Khoiri, S.STP. yang bertindak selaku pembimbing mahasiswa magang.
Dalam pertemuan ini, Yusup Khoiri selaku pembimbing mahasiswa magang di lapangan menyampaikan bahwa kegiatan magang mahasiswa lebih difokuskan pada kegiatan yang berkaitan dengan penalaran dan implementasi teori. Hal ini dimaksudkan agar mahasiswa yang menjalankan magang selama satu semester nantinya benar-benar memiliki pengalaman mengenai implementasi ilmu perpustakaan dan kearsipan serta dunia kerja di dalamnya.
Pertemuan antara DPL, pembimbing magang di lapangan, dan mahasiswa magang juga membicarakan dan mengevaluasi kegiatan yang sudah dan akan dilakukan mahasiswa magang. Mahasiswa magang menyampaikan bahwa dalam satu bulan ini kegiatan yang dilakukan bukan hanya terkait langsung dengan kerja pustakawan seperti tentang alur pengolahan buku, tetapi mahasiswa magang juga memiliki tugas untuk menulis berita dalam rangka belajar menjadi pewarta dan berperan aktif dalam kegiatan-kegiatan Dispusip Banyuwangi. Hal ini dimaksudkan agar mahasiswa magang mampu mengimplementasikan pembelajaran yang sudah didapatkan selama ini di bangku kuliah secara langsung di lapangan.
Pada akhir pertemuan, Edy Hariyadi menyinggung tentang konversi mata kuliah yang ditempuh mahasiswa magang. Hal ini kemudian menjadi perbincangan serius bersama untuk menetapkan tugas-tugas konversi mata kuliah disesuaikan dengan Tupoksi dan kegiatan di Dispusip Banyuwangi. (Kontributor: Sasi Nur Aini, mahasiswa Sastra Indonesia)
Dosen Pembimbing Lapangan (DPL) Merdeka Belajar Kampus Merdeka (MBKM) Program Studi Sastra Indonesia Edy Hariyadi S.S., M.Si. melakukan kunjungan kepada mahasiswa yang menjalankan magang di Dinas Perpustakaan dan Kearsipan (Dispusip) Kabupaten Banyuwangi pada Rabu (29/9).
Kunjungan ini bertujuan untuk monitoring dan evaluasi (monev) kegiatan magang dua mahasiswa Jurusan Sastra Indonesia FIB UNEJ di Dispusip Banyuwangi yang berjalan sejak awal September 2021. Pada kunjungan ini, Edy Hariyadi bertemu dan melakukan koordinasi dengan Pustakawan Muda Dispusip Banyuwangi Yusup Khoiri, S.STP. yang bertindak selaku pembimbing mahasiswa magang.
Dalam pertemuan ini, Yusup Khoiri selaku pembimbing mahasiswa magang di lapangan menyampaikan bahwa kegiatan magang mahasiswa lebih difokuskan pada kegiatan yang berkaitan dengan penalaran dan implementasi teori. Hal ini dimaksudkan agar mahasiswa yang menjalankan magang selama satu semester nantinya benar-benar memiliki pengalaman mengenai implementasi ilmu perpustakaan dan kearsipan serta dunia kerja di dalamnya.
Pertemuan antara DPL, pembimbing magang di lapangan, dan mahasiswa magang juga membicarakan dan mengevaluasi kegiatan yang sudah dan akan dilakukan mahasiswa magang. Mahasiswa magang menyampaikan bahwa dalam satu bulan ini kegiatan yang dilakukan bukan hanya terkait langsung dengan kerja pustakawan seperti tentang alur pengolahan buku, tetapi mahasiswa magang juga memiliki tugas untuk menulis berita dalam rangka belajar menjadi pewarta dan berperan aktif dalam kegiatan-kegiatan Dispusip Banyuwangi. Hal ini dimaksudkan agar mahasiswa magang mampu mengimplementasikan pembelajaran yang sudah didapatkan selama ini di bangku kuliah secara langsung di lapangan.
Pada akhir pertemuan, Edy Hariyadi menyinggung tentang konversi mata kuliah yang ditempuh mahasiswa magang. Hal ini kemudian menjadi perbincangan serius bersama untuk menetapkan tugas-tugas konversi mata kuliah disesuaikan dengan Tupoksi dan kegiatan di Dispusip Banyuwangi. (Kontributor: Sasi Nur Aini, mahasiswa Sastra Indonesia)
Dosen Pembimbing Lapangan (DPL) Merdeka Belajar Kampus Merdeka (MBKM) Program Studi Sastra Indonesia Edy Hariyadi S.S., M.Si. melakukan kunjungan kepada mahasiswa yang menjalankan magang di Dinas Perpustakaan dan Kearsipan (Dispusip) Kabupaten Banyuwangi pada Rabu (29/9).
Kunjungan ini bertujuan untuk monitoring dan evaluasi (monev) kegiatan magang dua mahasiswa Jurusan Sastra Indonesia FIB UNEJ di Dispusip Banyuwangi yang berjalan sejak awal September 2021. Pada kunjungan ini, Edy Hariyadi bertemu dan melakukan koordinasi dengan Pustakawan Muda Dispusip Banyuwangi Yusup Khoiri, S.STP. yang bertindak selaku pembimbing mahasiswa magang.
Dalam pertemuan ini, Yusup Khoiri selaku pembimbing mahasiswa magang di lapangan menyampaikan bahwa kegiatan magang mahasiswa lebih difokuskan pada kegiatan yang berkaitan dengan penalaran dan implementasi teori. Hal ini dimaksudkan agar mahasiswa yang menjalankan magang selama satu semester nantinya benar-benar memiliki pengalaman mengenai implementasi ilmu perpustakaan dan kearsipan serta dunia kerja di dalamnya.
Pertemuan antara DPL, pembimbing magang di lapangan, dan mahasiswa magang juga membicarakan dan mengevaluasi kegiatan yang sudah dan akan dilakukan mahasiswa magang. Mahasiswa magang menyampaikan bahwa dalam satu bulan ini kegiatan yang dilakukan bukan hanya terkait langsung dengan kerja pustakawan seperti tentang alur pengolahan buku, tetapi mahasiswa magang juga memiliki tugas untuk menulis berita dalam rangka belajar menjadi pewarta dan berperan aktif dalam kegiatan-kegiatan Dispusip Banyuwangi. Hal ini dimaksudkan agar mahasiswa magang mampu mengimplementasikan pembelajaran yang sudah didapatkan selama ini di bangku kuliah secara langsung di lapangan.
Pada akhir pertemuan, Edy Hariyadi menyinggung tentang konversi mata kuliah yang ditempuh mahasiswa magang. Hal ini kemudian menjadi perbincangan serius bersama untuk menetapkan tugas-tugas konversi mata kuliah disesuaikan dengan Tupoksi dan kegiatan di Dispusip Banyuwangi. (Kontributor: Sasi Nur Aini, mahasiswa Sastra Indonesia)
Dosen Pembimbing Lapangan (DPL) Merdeka Belajar Kampus Merdeka (MBKM) Program Studi Sastra Indonesia Edy Hariyadi S.S., M.Si. melakukan kunjungan kepada mahasiswa yang menjalankan magang di Dinas Perpustakaan dan Kearsipan (Dispusip) Kabupaten Banyuwangi pada Rabu (29/9).
Kunjungan ini bertujuan untuk monitoring dan evaluasi (monev) kegiatan magang dua mahasiswa Jurusan Sastra Indonesia FIB UNEJ di Dispusip Banyuwangi yang berjalan sejak awal September 2021. Pada kunjungan ini, Edy Hariyadi bertemu dan melakukan koordinasi dengan Pustakawan Muda Dispusip Banyuwangi Yusup Khoiri, S.STP. yang bertindak selaku pembimbing mahasiswa magang.
Dalam pertemuan ini, Yusup Khoiri selaku pembimbing mahasiswa magang di lapangan menyampaikan bahwa kegiatan magang mahasiswa lebih difokuskan pada kegiatan yang berkaitan dengan penalaran dan implementasi teori. Hal ini dimaksudkan agar mahasiswa yang menjalankan magang selama satu semester nantinya benar-benar memiliki pengalaman mengenai implementasi ilmu perpustakaan dan kearsipan serta dunia kerja di dalamnya.
Pertemuan antara DPL, pembimbing magang di lapangan, dan mahasiswa magang juga membicarakan dan mengevaluasi kegiatan yang sudah dan akan dilakukan mahasiswa magang. Mahasiswa magang menyampaikan bahwa dalam satu bulan ini kegiatan yang dilakukan bukan hanya terkait langsung dengan kerja pustakawan seperti tentang alur pengolahan buku, tetapi mahasiswa magang juga memiliki tugas untuk menulis berita dalam rangka belajar menjadi pewarta dan berperan aktif dalam kegiatan-kegiatan Dispusip Banyuwangi. Hal ini dimaksudkan agar mahasiswa magang mampu mengimplementasikan pembelajaran yang sudah didapatkan selama ini di bangku kuliah secara langsung di lapangan.
Pada akhir pertemuan, Edy Hariyadi menyinggung tentang konversi mata kuliah yang ditempuh mahasiswa magang. Hal ini kemudian menjadi perbincangan serius bersama untuk menetapkan tugas-tugas konversi mata kuliah disesuaikan dengan Tupoksi dan kegiatan di Dispusip Banyuwangi. (Kontributor: Sasi Nur Aini, mahasiswa Sastra Indonesia)
[:]
[:de]
Dosen Pembimbing Lapangan (DPL) Merdeka Belajar Kampus Merdeka (MBKM) Program Studi Sastra Indonesia Edy Hariyadi S.S., M.Si. melakukan kunjungan kepada mahasiswa yang menjalankan magang di Dinas Perpustakaan dan Kearsipan (Dispusip) Kabupaten Banyuwangi pada Rabu (29/9).
Kunjungan ini bertujuan untuk monitoring dan evaluasi (monev) kegiatan magang dua mahasiswa Jurusan Sastra Indonesia FIB UNEJ di Dispusip Banyuwangi yang berjalan sejak awal September 2021. Pada kunjungan ini, Edy Hariyadi bertemu dan melakukan koordinasi dengan Pustakawan Muda Dispusip Banyuwangi Yusup Khoiri, S.STP. yang bertindak selaku pembimbing mahasiswa magang.
Dalam pertemuan ini, Yusup Khoiri selaku pembimbing mahasiswa magang di lapangan menyampaikan bahwa kegiatan magang mahasiswa lebih difokuskan pada kegiatan yang berkaitan dengan penalaran dan implementasi teori. Hal ini dimaksudkan agar mahasiswa yang menjalankan magang selama satu semester nantinya benar-benar memiliki pengalaman mengenai implementasi ilmu perpustakaan dan kearsipan serta dunia kerja di dalamnya.
Pertemuan antara DPL, pembimbing magang di lapangan, dan mahasiswa magang juga membicarakan dan mengevaluasi kegiatan yang sudah dan akan dilakukan mahasiswa magang. Mahasiswa magang menyampaikan bahwa dalam satu bulan ini kegiatan yang dilakukan bukan hanya terkait langsung dengan kerja pustakawan seperti tentang alur pengolahan buku, tetapi mahasiswa magang juga memiliki tugas untuk menulis berita dalam rangka belajar menjadi pewarta dan berperan aktif dalam kegiatan-kegiatan Dispusip Banyuwangi. Hal ini dimaksudkan agar mahasiswa magang mampu mengimplementasikan pembelajaran yang sudah didapatkan selama ini di bangku kuliah secara langsung di lapangan.
Pada akhir pertemuan, Edy Hariyadi menyinggung tentang konversi mata kuliah yang ditempuh mahasiswa magang. Hal ini kemudian menjadi perbincangan serius bersama untuk menetapkan tugas-tugas konversi mata kuliah disesuaikan dengan Tupoksi dan kegiatan di Dispusip Banyuwangi. (Kontributor: Sasi Nur Aini, mahasiswa Sastra Indonesia)
Artikel berita lainnya yang ditulis mahasiswa magang dan dimuat di website Dispusip Banyuwangi. Link:.
https://dispusip.banyuwangikab.go.id/dispusip-banyuwangi-gelar-webinar-naskah-kuno-memperingati-hai-2021/
https://dispusip.banyuwangikab.go.id/perpusda-ajak-anak-anak-ikut-rayakan-hari-aksara-internasional-dengan-mendongeng-online/
Dosen Pembimbing Lapangan (DPL) Merdeka Belajar Kampus Merdeka (MBKM) Program Studi Sastra Indonesia Edy Hariyadi S.S., M.Si. melakukan kunjungan kepada mahasiswa yang menjalankan magang di Dinas Perpustakaan dan Kearsipan (Dispusip) Kabupaten Banyuwangi pada Rabu (29/9).
Kunjungan ini bertujuan untuk monitoring dan evaluasi (monev) kegiatan magang dua mahasiswa Jurusan Sastra Indonesia FIB UNEJ di Dispusip Banyuwangi yang berjalan sejak awal September 2021. Pada kunjungan ini, Edy Hariyadi bertemu dan melakukan koordinasi dengan Pustakawan Muda Dispusip Banyuwangi Yusup Khoiri, S.STP. yang bertindak selaku pembimbing mahasiswa magang.
Dalam pertemuan ini, Yusup Khoiri selaku pembimbing mahasiswa magang di lapangan menyampaikan bahwa kegiatan magang mahasiswa lebih difokuskan pada kegiatan yang berkaitan dengan penalaran dan implementasi teori. Hal ini dimaksudkan agar mahasiswa yang menjalankan magang selama satu semester nantinya benar-benar memiliki pengalaman mengenai implementasi ilmu perpustakaan dan kearsipan serta dunia kerja di dalamnya.
Pertemuan antara DPL, pembimbing magang di lapangan, dan mahasiswa magang juga membicarakan dan mengevaluasi kegiatan yang sudah dan akan dilakukan mahasiswa magang. Mahasiswa magang menyampaikan bahwa dalam satu bulan ini kegiatan yang dilakukan bukan hanya terkait langsung dengan kerja pustakawan seperti tentang alur pengolahan buku, tetapi mahasiswa magang juga memiliki tugas untuk menulis berita dalam rangka belajar menjadi pewarta dan berperan aktif dalam kegiatan-kegiatan Dispusip Banyuwangi. Hal ini dimaksudkan agar mahasiswa magang mampu mengimplementasikan pembelajaran yang sudah didapatkan selama ini di bangku kuliah secara langsung di lapangan.
Pada akhir pertemuan, Edy Hariyadi menyinggung tentang konversi mata kuliah yang ditempuh mahasiswa magang. Hal ini kemudian menjadi perbincangan serius bersama untuk menetapkan tugas-tugas konversi mata kuliah disesuaikan dengan Tupoksi dan kegiatan di Dispusip Banyuwangi. (Kontributor: Sasi Nur Aini, mahasiswa Sastra Indonesia)
Dosen Pembimbing Lapangan (DPL) Merdeka Belajar Kampus Merdeka (MBKM) Program Studi Sastra Indonesia Edy Hariyadi S.S., M.Si. melakukan kunjungan kepada mahasiswa yang menjalankan magang di Dinas Perpustakaan dan Kearsipan (Dispusip) Kabupaten Banyuwangi pada Rabu (29/9).
Kunjungan ini bertujuan untuk monitoring dan evaluasi (monev) kegiatan magang dua mahasiswa Jurusan Sastra Indonesia FIB UNEJ di Dispusip Banyuwangi yang berjalan sejak awal September 2021. Pada kunjungan ini, Edy Hariyadi bertemu dan melakukan koordinasi dengan Pustakawan Muda Dispusip Banyuwangi Yusup Khoiri, S.STP. yang bertindak selaku pembimbing mahasiswa magang.
Dalam pertemuan ini, Yusup Khoiri selaku pembimbing mahasiswa magang di lapangan menyampaikan bahwa kegiatan magang mahasiswa lebih difokuskan pada kegiatan yang berkaitan dengan penalaran dan implementasi teori. Hal ini dimaksudkan agar mahasiswa yang menjalankan magang selama satu semester nantinya benar-benar memiliki pengalaman mengenai implementasi ilmu perpustakaan dan kearsipan serta dunia kerja di dalamnya.
Pertemuan antara DPL, pembimbing magang di lapangan, dan mahasiswa magang juga membicarakan dan mengevaluasi kegiatan yang sudah dan akan dilakukan mahasiswa magang. Mahasiswa magang menyampaikan bahwa dalam satu bulan ini kegiatan yang dilakukan bukan hanya terkait langsung dengan kerja pustakawan seperti tentang alur pengolahan buku, tetapi mahasiswa magang juga memiliki tugas untuk menulis berita dalam rangka belajar menjadi pewarta dan berperan aktif dalam kegiatan-kegiatan Dispusip Banyuwangi. Hal ini dimaksudkan agar mahasiswa magang mampu mengimplementasikan pembelajaran yang sudah didapatkan selama ini di bangku kuliah secara langsung di lapangan.
Pada akhir pertemuan, Edy Hariyadi menyinggung tentang konversi mata kuliah yang ditempuh mahasiswa magang. Hal ini kemudian menjadi perbincangan serius bersama untuk menetapkan tugas-tugas konversi mata kuliah disesuaikan dengan Tupoksi dan kegiatan di Dispusip Banyuwangi. (Kontributor: Sasi Nur Aini, mahasiswa Sastra Indonesia)
Berikut ini dua artikel berita lainnya yang ditulis mahasiswa magang dan dimuat di website Dispusip Banyuwangi. Llink:
https://dispusip.banyuwangikab.go.id/dispusip-banyuwangi-gelar-webinar-naskah-kuno-memperingati-hai-2021/
https://dispusip.banyuwangikab.go.id/perpusda-ajak-anak-anak-ikut-rayakan-hari-aksara-internasional-dengan-mendongeng-online/
Dosen Pembimbing Lapangan (DPL) Merdeka Belajar Kampus Merdeka (MBKM) Program Studi Sastra Indonesia Edy Hariyadi S.S., M.Si. melakukan kunjungan kepada mahasiswa yang menjalankan magang di Dinas Perpustakaan dan Kearsipan (Dispusip) Kabupaten Banyuwangi pada Rabu (29/9).
Kunjungan ini bertujuan untuk monitoring dan evaluasi (monev) kegiatan magang dua mahasiswa Jurusan Sastra Indonesia FIB UNEJ di Dispusip Banyuwangi yang berjalan sejak awal September 2021. Pada kunjungan ini, Edy Hariyadi bertemu dan melakukan koordinasi dengan Pustakawan Muda Dispusip Banyuwangi Yusup Khoiri, S.STP. yang bertindak selaku pembimbing mahasiswa magang.
Dalam pertemuan ini, Yusup Khoiri selaku pembimbing mahasiswa magang di lapangan menyampaikan bahwa kegiatan magang mahasiswa lebih difokuskan pada kegiatan yang berkaitan dengan penalaran dan implementasi teori. Hal ini dimaksudkan agar mahasiswa yang menjalankan magang selama satu semester nantinya benar-benar memiliki pengalaman mengenai implementasi ilmu perpustakaan dan kearsipan serta dunia kerja di dalamnya.
Pertemuan antara DPL, pembimbing magang di lapangan, dan mahasiswa magang juga membicarakan dan mengevaluasi kegiatan yang sudah dan akan dilakukan mahasiswa magang. Mahasiswa magang menyampaikan bahwa dalam satu bulan ini kegiatan yang dilakukan bukan hanya terkait langsung dengan kerja pustakawan seperti tentang alur pengolahan buku, tetapi mahasiswa magang juga memiliki tugas untuk menulis berita dalam rangka belajar menjadi pewarta dan berperan aktif dalam kegiatan-kegiatan Dispusip Banyuwangi. Hal ini dimaksudkan agar mahasiswa magang mampu mengimplementasikan pembelajaran yang sudah didapatkan selama ini di bangku kuliah secara langsung di lapangan.
Pada akhir pertemuan, Edy Hariyadi menyinggung tentang konversi mata kuliah yang ditempuh mahasiswa magang. Hal ini kemudian menjadi perbincangan serius bersama untuk menetapkan tugas-tugas konversi mata kuliah disesuaikan dengan Tupoksi dan kegiatan di Dispusip Banyuwangi. (Kontributor: Sasi Nur Aini, mahasiswa Sastra Indonesia)
Dosen Pembimbing Lapangan (DPL) Merdeka Belajar Kampus Merdeka (MBKM) Program Studi Sastra Indonesia Edy Hariyadi S.S., M.Si. melakukan kunjungan kepada mahasiswa yang menjalankan magang di Dinas Perpustakaan dan Kearsipan (Dispusip) Kabupaten Banyuwangi pada Rabu (29/9).
Kunjungan ini bertujuan untuk monitoring dan evaluasi (monev) kegiatan magang dua mahasiswa Jurusan Sastra Indonesia FIB UNEJ di Dispusip Banyuwangi yang berjalan sejak awal September 2021. Pada kunjungan ini, Edy Hariyadi bertemu dan melakukan koordinasi dengan Pustakawan Muda Dispusip Banyuwangi Yusup Khoiri, S.STP. yang bertindak selaku pembimbing mahasiswa magang.
Dalam pertemuan ini, Yusup Khoiri selaku pembimbing mahasiswa magang di lapangan menyampaikan bahwa kegiatan magang mahasiswa lebih difokuskan pada kegiatan yang berkaitan dengan penalaran dan implementasi teori. Hal ini dimaksudkan agar mahasiswa yang menjalankan magang selama satu semester nantinya benar-benar memiliki pengalaman mengenai implementasi ilmu perpustakaan dan kearsipan serta dunia kerja di dalamnya.
Pertemuan antara DPL, pembimbing magang di lapangan, dan mahasiswa magang juga membicarakan dan mengevaluasi kegiatan yang sudah dan akan dilakukan mahasiswa magang. Mahasiswa magang menyampaikan bahwa dalam satu bulan ini kegiatan yang dilakukan bukan hanya terkait langsung dengan kerja pustakawan seperti tentang alur pengolahan buku, tetapi mahasiswa magang juga memiliki tugas untuk menulis berita dalam rangka belajar menjadi pewarta dan berperan aktif dalam kegiatan-kegiatan Dispusip Banyuwangi. Hal ini dimaksudkan agar mahasiswa magang mampu mengimplementasikan pembelajaran yang sudah didapatkan selama ini di bangku kuliah secara langsung di lapangan.
Pada akhir pertemuan, Edy Hariyadi menyinggung tentang konversi mata kuliah yang ditempuh mahasiswa magang. Hal ini kemudian menjadi perbincangan serius bersama untuk menetapkan tugas-tugas konversi mata kuliah disesuaikan dengan Tupoksi dan kegiatan di Dispusip Banyuwangi. (Kontributor: Sasi Nur Aini, mahasiswa Sastra Indonesia)
Dosen Pembimbing Lapangan (DPL) Merdeka Belajar Kampus Merdeka (MBKM) Program Studi Sastra Indonesia Edy Hariyadi S.S., M.Si. melakukan kunjungan kepada mahasiswa yang menjalankan magang di Dinas Perpustakaan dan Kearsipan (Dispusip) Kabupaten Banyuwangi pada Rabu (29/9).
Kunjungan ini bertujuan untuk monitoring dan evaluasi (monev) kegiatan magang dua mahasiswa Jurusan Sastra Indonesia FIB UNEJ di Dispusip Banyuwangi yang berjalan sejak awal September 2021. Pada kunjungan ini, Edy Hariyadi bertemu dan melakukan koordinasi dengan Pustakawan Muda Dispusip Banyuwangi Yusup Khoiri, S.STP. yang bertindak selaku pembimbing mahasiswa magang.
Dalam pertemuan ini, Yusup Khoiri selaku pembimbing mahasiswa magang di lapangan menyampaikan bahwa kegiatan magang mahasiswa lebih difokuskan pada kegiatan yang berkaitan dengan penalaran dan implementasi teori. Hal ini dimaksudkan agar mahasiswa yang menjalankan magang selama satu semester nantinya benar-benar memiliki pengalaman mengenai implementasi ilmu perpustakaan dan kearsipan serta dunia kerja di dalamnya.
Pertemuan antara DPL, pembimbing magang di lapangan, dan mahasiswa magang juga membicarakan dan mengevaluasi kegiatan yang sudah dan akan dilakukan mahasiswa magang. Mahasiswa magang menyampaikan bahwa dalam satu bulan ini kegiatan yang dilakukan bukan hanya terkait langsung dengan kerja pustakawan seperti tentang alur pengolahan buku, tetapi mahasiswa magang juga memiliki tugas untuk menulis berita dalam rangka belajar menjadi pewarta dan berperan aktif dalam kegiatan-kegiatan Dispusip Banyuwangi. Hal ini dimaksudkan agar mahasiswa magang mampu mengimplementasikan pembelajaran yang sudah didapatkan selama ini di bangku kuliah secara langsung di lapangan.
Pada akhir pertemuan, Edy Hariyadi menyinggung tentang konversi mata kuliah yang ditempuh mahasiswa magang. Hal ini kemudian menjadi perbincangan serius bersama untuk menetapkan tugas-tugas konversi mata kuliah disesuaikan dengan Tupoksi dan kegiatan di Dispusip Banyuwangi. (Kontributor: Sasi Nur Aini, mahasiswa Sastra Indonesia)
Dosen Pembimbing Lapangan (DPL) Merdeka Belajar Kampus Merdeka (MBKM) Program Studi Sastra Indonesia Edy Hariyadi S.S., M.Si. melakukan kunjungan kepada mahasiswa yang menjalankan magang di Dinas Perpustakaan dan Kearsipan (Dispusip) Kabupaten Banyuwangi pada Rabu (29/9).
Kunjungan ini bertujuan untuk monitoring dan evaluasi (monev) kegiatan magang dua mahasiswa Jurusan Sastra Indonesia FIB UNEJ di Dispusip Banyuwangi yang berjalan sejak awal September 2021. Pada kunjungan ini, Edy Hariyadi bertemu dan melakukan koordinasi dengan Pustakawan Muda Dispusip Banyuwangi Yusup Khoiri, S.STP. yang bertindak selaku pembimbing mahasiswa magang.
Dalam pertemuan ini, Yusup Khoiri selaku pembimbing mahasiswa magang di lapangan menyampaikan bahwa kegiatan magang mahasiswa lebih difokuskan pada kegiatan yang berkaitan dengan penalaran dan implementasi teori. Hal ini dimaksudkan agar mahasiswa yang menjalankan magang selama satu semester nantinya benar-benar memiliki pengalaman mengenai implementasi ilmu perpustakaan dan kearsipan serta dunia kerja di dalamnya.
Pertemuan antara DPL, pembimbing magang di lapangan, dan mahasiswa magang juga membicarakan dan mengevaluasi kegiatan yang sudah dan akan dilakukan mahasiswa magang. Mahasiswa magang menyampaikan bahwa dalam satu bulan ini kegiatan yang dilakukan bukan hanya terkait langsung dengan kerja pustakawan seperti tentang alur pengolahan buku, tetapi mahasiswa magang juga memiliki tugas untuk menulis berita dalam rangka belajar menjadi pewarta dan berperan aktif dalam kegiatan-kegiatan Dispusip Banyuwangi. Hal ini dimaksudkan agar mahasiswa magang mampu mengimplementasikan pembelajaran yang sudah didapatkan selama ini di bangku kuliah secara langsung di lapangan.
Pada akhir pertemuan, Edy Hariyadi menyinggung tentang konversi mata kuliah yang ditempuh mahasiswa magang. Hal ini kemudian menjadi perbincangan serius bersama untuk menetapkan tugas-tugas konversi mata kuliah disesuaikan dengan Tupoksi dan kegiatan di Dispusip Banyuwangi. (Kontributor: Sasi Nur Aini, mahasiswa Sastra Indonesia)
Dosen Pembimbing Lapangan (DPL) Merdeka Belajar Kampus Merdeka (MBKM) Program Studi Sastra Indonesia Edy Hariyadi S.S., M.Si. melakukan kunjungan kepada mahasiswa yang menjalankan magang di Dinas Perpustakaan dan Kearsipan (Dispusip) Kabupaten Banyuwangi pada Rabu (29/9).
Kunjungan ini bertujuan untuk monitoring dan evaluasi (monev) kegiatan magang dua mahasiswa Jurusan Sastra Indonesia FIB UNEJ di Dispusip Banyuwangi yang berjalan sejak awal September 2021. Pada kunjungan ini, Edy Hariyadi bertemu dan melakukan koordinasi dengan Pustakawan Muda Dispusip Banyuwangi Yusup Khoiri, S.STP. yang bertindak selaku pembimbing mahasiswa magang.
Dalam pertemuan ini, Yusup Khoiri selaku pembimbing mahasiswa magang di lapangan menyampaikan bahwa kegiatan magang mahasiswa lebih difokuskan pada kegiatan yang berkaitan dengan penalaran dan implementasi teori. Hal ini dimaksudkan agar mahasiswa yang menjalankan magang selama satu semester nantinya benar-benar memiliki pengalaman mengenai implementasi ilmu perpustakaan dan kearsipan serta dunia kerja di dalamnya.
Pertemuan antara DPL, pembimbing magang di lapangan, dan mahasiswa magang juga membicarakan dan mengevaluasi kegiatan yang sudah dan akan dilakukan mahasiswa magang. Mahasiswa magang menyampaikan bahwa dalam satu bulan ini kegiatan yang dilakukan bukan hanya terkait langsung dengan kerja pustakawan seperti tentang alur pengolahan buku, tetapi mahasiswa magang juga memiliki tugas untuk menulis berita dalam rangka belajar menjadi pewarta dan berperan aktif dalam kegiatan-kegiatan Dispusip Banyuwangi. Hal ini dimaksudkan agar mahasiswa magang mampu mengimplementasikan pembelajaran yang sudah didapatkan selama ini di bangku kuliah secara langsung di lapangan.
Pada akhir pertemuan, Edy Hariyadi menyinggung tentang konversi mata kuliah yang ditempuh mahasiswa magang. Hal ini kemudian menjadi perbincangan serius bersama untuk menetapkan tugas-tugas konversi mata kuliah disesuaikan dengan Tupoksi dan kegiatan di Dispusip Banyuwangi. (Kontributor: Sasi Nur Aini, mahasiswa Sastra Indonesia)
Dosen Pembimbing Lapangan (DPL) Merdeka Belajar Kampus Merdeka (MBKM) Program Studi Sastra Indonesia Edy Hariyadi S.S., M.Si. melakukan kunjungan kepada mahasiswa yang menjalankan magang di Dinas Perpustakaan dan Kearsipan (Dispusip) Kabupaten Banyuwangi pada Rabu (29/9).
Kunjungan ini bertujuan untuk monitoring dan evaluasi (monev) kegiatan magang dua mahasiswa Jurusan Sastra Indonesia FIB UNEJ di Dispusip Banyuwangi yang berjalan sejak awal September 2021. Pada kunjungan ini, Edy Hariyadi bertemu dan melakukan koordinasi dengan Pustakawan Muda Dispusip Banyuwangi Yusup Khoiri, S.STP. yang bertindak selaku pembimbing mahasiswa magang.
Dalam pertemuan ini, Yusup Khoiri selaku pembimbing mahasiswa magang di lapangan menyampaikan bahwa kegiatan magang mahasiswa lebih difokuskan pada kegiatan yang berkaitan dengan penalaran dan implementasi teori. Hal ini dimaksudkan agar mahasiswa yang menjalankan magang selama satu semester nantinya benar-benar memiliki pengalaman mengenai implementasi ilmu perpustakaan dan kearsipan serta dunia kerja di dalamnya.
Pertemuan antara DPL, pembimbing magang di lapangan, dan mahasiswa magang juga membicarakan dan mengevaluasi kegiatan yang sudah dan akan dilakukan mahasiswa magang. Mahasiswa magang menyampaikan bahwa dalam satu bulan ini kegiatan yang dilakukan bukan hanya terkait langsung dengan kerja pustakawan seperti tentang alur pengolahan buku, tetapi mahasiswa magang juga memiliki tugas untuk menulis berita dalam rangka belajar menjadi pewarta dan berperan aktif dalam kegiatan-kegiatan Dispusip Banyuwangi. Hal ini dimaksudkan agar mahasiswa magang mampu mengimplementasikan pembelajaran yang sudah didapatkan selama ini di bangku kuliah secara langsung di lapangan.
Pada akhir pertemuan, Edy Hariyadi menyinggung tentang konversi mata kuliah yang ditempuh mahasiswa magang. Hal ini kemudian menjadi perbincangan serius bersama untuk menetapkan tugas-tugas konversi mata kuliah disesuaikan dengan Tupoksi dan kegiatan di Dispusip Banyuwangi. (Kontributor: Sasi Nur Aini, mahasiswa Sastra Indonesia)
Dosen Pembimbing Lapangan (DPL) Merdeka Belajar Kampus Merdeka (MBKM) Program Studi Sastra Indonesia Edy Hariyadi S.S., M.Si. melakukan kunjungan kepada mahasiswa yang menjalankan magang di Dinas Perpustakaan dan Kearsipan (Dispusip) Kabupaten Banyuwangi pada Rabu (29/9).
Kunjungan ini bertujuan untuk monitoring dan evaluasi (monev) kegiatan magang dua mahasiswa Jurusan Sastra Indonesia FIB UNEJ di Dispusip Banyuwangi yang berjalan sejak awal September 2021. Pada kunjungan ini, Edy Hariyadi bertemu dan melakukan koordinasi dengan Pustakawan Muda Dispusip Banyuwangi Yusup Khoiri, S.STP. yang bertindak selaku pembimbing mahasiswa magang.
Dalam pertemuan ini, Yusup Khoiri selaku pembimbing mahasiswa magang di lapangan menyampaikan bahwa kegiatan magang mahasiswa lebih difokuskan pada kegiatan yang berkaitan dengan penalaran dan implementasi teori. Hal ini dimaksudkan agar mahasiswa yang menjalankan magang selama satu semester nantinya benar-benar memiliki pengalaman mengenai implementasi ilmu perpustakaan dan kearsipan serta dunia kerja di dalamnya.
Pertemuan antara DPL, pembimbing magang di lapangan, dan mahasiswa magang juga membicarakan dan mengevaluasi kegiatan yang sudah dan akan dilakukan mahasiswa magang. Mahasiswa magang menyampaikan bahwa dalam satu bulan ini kegiatan yang dilakukan bukan hanya terkait langsung dengan kerja pustakawan seperti tentang alur pengolahan buku, tetapi mahasiswa magang juga memiliki tugas untuk menulis berita dalam rangka belajar menjadi pewarta dan berperan aktif dalam kegiatan-kegiatan Dispusip Banyuwangi. Hal ini dimaksudkan agar mahasiswa magang mampu mengimplementasikan pembelajaran yang sudah didapatkan selama ini di bangku kuliah secara langsung di lapangan.
Pada akhir pertemuan, Edy Hariyadi menyinggung tentang konversi mata kuliah yang ditempuh mahasiswa magang. Hal ini kemudian menjadi perbincangan serius bersama untuk menetapkan tugas-tugas konversi mata kuliah disesuaikan dengan Tupoksi dan kegiatan di Dispusip Banyuwangi. (Kontributor: Sasi Nur Aini, mahasiswa Sastra Indonesia)
Dosen Pembimbing Lapangan (DPL) Merdeka Belajar Kampus Merdeka (MBKM) Program Studi Sastra Indonesia Edy Hariyadi S.S., M.Si. melakukan kunjungan kepada mahasiswa yang menjalankan magang di Dinas Perpustakaan dan Kearsipan (Dispusip) Kabupaten Banyuwangi pada Rabu (29/9).
Kunjungan ini bertujuan untuk monitoring dan evaluasi (monev) kegiatan magang dua mahasiswa Jurusan Sastra Indonesia FIB UNEJ di Dispusip Banyuwangi yang berjalan sejak awal September 2021. Pada kunjungan ini, Edy Hariyadi bertemu dan melakukan koordinasi dengan Pustakawan Muda Dispusip Banyuwangi Yusup Khoiri, S.STP. yang bertindak selaku pembimbing mahasiswa magang.
Dalam pertemuan ini, Yusup Khoiri selaku pembimbing mahasiswa magang di lapangan menyampaikan bahwa kegiatan magang mahasiswa lebih difokuskan pada kegiatan yang berkaitan dengan penalaran dan implementasi teori. Hal ini dimaksudkan agar mahasiswa yang menjalankan magang selama satu semester nantinya benar-benar memiliki pengalaman mengenai implementasi ilmu perpustakaan dan kearsipan serta dunia kerja di dalamnya.
Pertemuan antara DPL, pembimbing magang di lapangan, dan mahasiswa magang juga membicarakan dan mengevaluasi kegiatan yang sudah dan akan dilakukan mahasiswa magang. Mahasiswa magang menyampaikan bahwa dalam satu bulan ini kegiatan yang dilakukan bukan hanya terkait langsung dengan kerja pustakawan seperti tentang alur pengolahan buku, tetapi mahasiswa magang juga memiliki tugas untuk menulis berita dalam rangka belajar menjadi pewarta dan berperan aktif dalam kegiatan-kegiatan Dispusip Banyuwangi. Hal ini dimaksudkan agar mahasiswa magang mampu mengimplementasikan pembelajaran yang sudah didapatkan selama ini di bangku kuliah secara langsung di lapangan.
Pada akhir pertemuan, Edy Hariyadi menyinggung tentang konversi mata kuliah yang ditempuh mahasiswa magang. Hal ini kemudian menjadi perbincangan serius bersama untuk menetapkan tugas-tugas konversi mata kuliah disesuaikan dengan Tupoksi dan kegiatan di Dispusip Banyuwangi. (Kontributor: Sasi Nur Aini, mahasiswa Sastra Indonesia)
Berikut ini dua artikel berita lainnya yang ditulis mahasiswa magang dan dimuat di website Dispusip Banyuwangi. Llink:
https://dispusip.banyuwangikab.go.id/dispusip-banyuwangi-gelar-webinar-naskah-kuno-memperingati-hai-2021/
https://dispusip.banyuwangikab.go.id/perpusda-ajak-anak-anak-ikut-rayakan-hari-aksara-internasional-dengan-mendongeng-online/
Dosen Pembimbing Lapangan (DPL) Merdeka Belajar Kampus Merdeka (MBKM) Program Studi Sastra Indonesia Edy Hariyadi S.S., M.Si. melakukan kunjungan kepada mahasiswa yang menjalankan magang di Dinas Perpustakaan dan Kearsipan (Dispusip) Kabupaten Banyuwangi pada Rabu (29/9).
Kunjungan ini bertujuan untuk monitoring dan evaluasi (monev) kegiatan magang dua mahasiswa Jurusan Sastra Indonesia FIB UNEJ di Dispusip Banyuwangi yang berjalan sejak awal September 2021. Pada kunjungan ini, Edy Hariyadi bertemu dan melakukan koordinasi dengan Pustakawan Muda Dispusip Banyuwangi Yusup Khoiri, S.STP. yang bertindak selaku pembimbing mahasiswa magang.
Dalam pertemuan ini, Yusup Khoiri selaku pembimbing mahasiswa magang di lapangan menyampaikan bahwa kegiatan magang mahasiswa lebih difokuskan pada kegiatan yang berkaitan dengan penalaran dan implementasi teori. Hal ini dimaksudkan agar mahasiswa yang menjalankan magang selama satu semester nantinya benar-benar memiliki pengalaman mengenai implementasi ilmu perpustakaan dan kearsipan serta dunia kerja di dalamnya.
Pertemuan antara DPL, pembimbing magang di lapangan, dan mahasiswa magang juga membicarakan dan mengevaluasi kegiatan yang sudah dan akan dilakukan mahasiswa magang. Mahasiswa magang menyampaikan bahwa dalam satu bulan ini kegiatan yang dilakukan bukan hanya terkait langsung dengan kerja pustakawan seperti tentang alur pengolahan buku, tetapi mahasiswa magang juga memiliki tugas untuk menulis berita dalam rangka belajar menjadi pewarta dan berperan aktif dalam kegiatan-kegiatan Dispusip Banyuwangi. Hal ini dimaksudkan agar mahasiswa magang mampu mengimplementasikan pembelajaran yang sudah didapatkan selama ini di bangku kuliah secara langsung di lapangan.
Pada akhir pertemuan, Edy Hariyadi menyinggung tentang konversi mata kuliah yang ditempuh mahasiswa magang. Hal ini kemudian menjadi perbincangan serius bersama untuk menetapkan tugas-tugas konversi mata kuliah disesuaikan dengan Tupoksi dan kegiatan di Dispusip Banyuwangi. (Kontributor: Sasi Nur Aini, mahasiswa Sastra Indonesia)
Dosen Pembimbing Lapangan (DPL) Merdeka Belajar Kampus Merdeka (MBKM) Program Studi Sastra Indonesia Edy Hariyadi S.S., M.Si. melakukan kunjungan kepada mahasiswa yang menjalankan magang di Dinas Perpustakaan dan Kearsipan (Dispusip) Kabupaten Banyuwangi pada Rabu (29/9).
Kunjungan ini bertujuan untuk monitoring dan evaluasi (monev) kegiatan magang dua mahasiswa Jurusan Sastra Indonesia FIB UNEJ di Dispusip Banyuwangi yang berjalan sejak awal September 2021. Pada kunjungan ini, Edy Hariyadi bertemu dan melakukan koordinasi dengan Pustakawan Muda Dispusip Banyuwangi Yusup Khoiri, S.STP. yang bertindak selaku pembimbing mahasiswa magang.
Dalam pertemuan ini, Yusup Khoiri selaku pembimbing mahasiswa magang di lapangan menyampaikan bahwa kegiatan magang mahasiswa lebih difokuskan pada kegiatan yang berkaitan dengan penalaran dan implementasi teori. Hal ini dimaksudkan agar mahasiswa yang menjalankan magang selama satu semester nantinya benar-benar memiliki pengalaman mengenai implementasi ilmu perpustakaan dan kearsipan serta dunia kerja di dalamnya.
Pertemuan antara DPL, pembimbing magang di lapangan, dan mahasiswa magang juga membicarakan dan mengevaluasi kegiatan yang sudah dan akan dilakukan mahasiswa magang. Mahasiswa magang menyampaikan bahwa dalam satu bulan ini kegiatan yang dilakukan bukan hanya terkait langsung dengan kerja pustakawan seperti tentang alur pengolahan buku, tetapi mahasiswa magang juga memiliki tugas untuk menulis berita dalam rangka belajar menjadi pewarta dan berperan aktif dalam kegiatan-kegiatan Dispusip Banyuwangi. Hal ini dimaksudkan agar mahasiswa magang mampu mengimplementasikan pembelajaran yang sudah didapatkan selama ini di bangku kuliah secara langsung di lapangan.
Pada akhir pertemuan, Edy Hariyadi menyinggung tentang konversi mata kuliah yang ditempuh mahasiswa magang. Hal ini kemudian menjadi perbincangan serius bersama untuk menetapkan tugas-tugas konversi mata kuliah disesuaikan dengan Tupoksi dan kegiatan di Dispusip Banyuwangi. (Kontributor: Sasi Nur Aini, mahasiswa Sastra Indonesia)
Dosen Pembimbing Lapangan (DPL) Merdeka Belajar Kampus Merdeka (MBKM) Program Studi Sastra Indonesia Edy Hariyadi S.S., M.Si. melakukan kunjungan kepada mahasiswa yang menjalankan magang di Dinas Perpustakaan dan Kearsipan (Dispusip) Kabupaten Banyuwangi pada Rabu (29/9).
Kunjungan ini bertujuan untuk monitoring dan evaluasi (monev) kegiatan magang dua mahasiswa Jurusan Sastra Indonesia FIB UNEJ di Dispusip Banyuwangi yang berjalan sejak awal September 2021. Pada kunjungan ini, Edy Hariyadi bertemu dan melakukan koordinasi dengan Pustakawan Muda Dispusip Banyuwangi Yusup Khoiri, S.STP. yang bertindak selaku pembimbing mahasiswa magang.
Dalam pertemuan ini, Yusup Khoiri selaku pembimbing mahasiswa magang di lapangan menyampaikan bahwa kegiatan magang mahasiswa lebih difokuskan pada kegiatan yang berkaitan dengan penalaran dan implementasi teori. Hal ini dimaksudkan agar mahasiswa yang menjalankan magang selama satu semester nantinya benar-benar memiliki pengalaman mengenai implementasi ilmu perpustakaan dan kearsipan serta dunia kerja di dalamnya.
Pertemuan antara DPL, pembimbing magang di lapangan, dan mahasiswa magang juga membicarakan dan mengevaluasi kegiatan yang sudah dan akan dilakukan mahasiswa magang. Mahasiswa magang menyampaikan bahwa dalam satu bulan ini kegiatan yang dilakukan bukan hanya terkait langsung dengan kerja pustakawan seperti tentang alur pengolahan buku, tetapi mahasiswa magang juga memiliki tugas untuk menulis berita dalam rangka belajar menjadi pewarta dan berperan aktif dalam kegiatan-kegiatan Dispusip Banyuwangi. Hal ini dimaksudkan agar mahasiswa magang mampu mengimplementasikan pembelajaran yang sudah didapatkan selama ini di bangku kuliah secara langsung di lapangan.
Pada akhir pertemuan, Edy Hariyadi menyinggung tentang konversi mata kuliah yang ditempuh mahasiswa magang. Hal ini kemudian menjadi perbincangan serius bersama untuk menetapkan tugas-tugas konversi mata kuliah disesuaikan dengan Tupoksi dan kegiatan di Dispusip Banyuwangi. (Kontributor: Sasi Nur Aini, mahasiswa Sastra Indonesia)
Dosen Pembimbing Lapangan (DPL) Merdeka Belajar Kampus Merdeka (MBKM) Program Studi Sastra Indonesia Edy Hariyadi S.S., M.Si. melakukan kunjungan kepada mahasiswa yang menjalankan magang di Dinas Perpustakaan dan Kearsipan (Dispusip) Kabupaten Banyuwangi pada Rabu (29/9).
Kunjungan ini bertujuan untuk monitoring dan evaluasi (monev) kegiatan magang dua mahasiswa Jurusan Sastra Indonesia FIB UNEJ di Dispusip Banyuwangi yang berjalan sejak awal September 2021. Pada kunjungan ini, Edy Hariyadi bertemu dan melakukan koordinasi dengan Pustakawan Muda Dispusip Banyuwangi Yusup Khoiri, S.STP. yang bertindak selaku pembimbing mahasiswa magang.
Dalam pertemuan ini, Yusup Khoiri selaku pembimbing mahasiswa magang di lapangan menyampaikan bahwa kegiatan magang mahasiswa lebih difokuskan pada kegiatan yang berkaitan dengan penalaran dan implementasi teori. Hal ini dimaksudkan agar mahasiswa yang menjalankan magang selama satu semester nantinya benar-benar memiliki pengalaman mengenai implementasi ilmu perpustakaan dan kearsipan serta dunia kerja di dalamnya.
Pertemuan antara DPL, pembimbing magang di lapangan, dan mahasiswa magang juga membicarakan dan mengevaluasi kegiatan yang sudah dan akan dilakukan mahasiswa magang. Mahasiswa magang menyampaikan bahwa dalam satu bulan ini kegiatan yang dilakukan bukan hanya terkait langsung dengan kerja pustakawan seperti tentang alur pengolahan buku, tetapi mahasiswa magang juga memiliki tugas untuk menulis berita dalam rangka belajar menjadi pewarta dan berperan aktif dalam kegiatan-kegiatan Dispusip Banyuwangi. Hal ini dimaksudkan agar mahasiswa magang mampu mengimplementasikan pembelajaran yang sudah didapatkan selama ini di bangku kuliah secara langsung di lapangan.
Pada akhir pertemuan, Edy Hariyadi menyinggung tentang konversi mata kuliah yang ditempuh mahasiswa magang. Hal ini kemudian menjadi perbincangan serius bersama untuk menetapkan tugas-tugas konversi mata kuliah disesuaikan dengan Tupoksi dan kegiatan di Dispusip Banyuwangi. (Kontributor: Sasi Nur Aini, mahasiswa Sastra Indonesia)
Dosen Pembimbing Lapangan (DPL) Merdeka Belajar Kampus Merdeka (MBKM) Program Studi Sastra Indonesia Edy Hariyadi S.S., M.Si. melakukan kunjungan kepada mahasiswa yang menjalankan magang di Dinas Perpustakaan dan Kearsipan (Dispusip) Kabupaten Banyuwangi pada Rabu (29/9).
Kunjungan ini bertujuan untuk monitoring dan evaluasi (monev) kegiatan magang dua mahasiswa Jurusan Sastra Indonesia FIB UNEJ di Dispusip Banyuwangi yang berjalan sejak awal September 2021. Pada kunjungan ini, Edy Hariyadi bertemu dan melakukan koordinasi dengan Pustakawan Muda Dispusip Banyuwangi Yusup Khoiri, S.STP. yang bertindak selaku pembimbing mahasiswa magang.
Dalam pertemuan ini, Yusup Khoiri selaku pembimbing mahasiswa magang di lapangan menyampaikan bahwa kegiatan magang mahasiswa lebih difokuskan pada kegiatan yang berkaitan dengan penalaran dan implementasi teori. Hal ini dimaksudkan agar mahasiswa yang menjalankan magang selama satu semester nantinya benar-benar memiliki pengalaman mengenai implementasi ilmu perpustakaan dan kearsipan serta dunia kerja di dalamnya.
Pertemuan antara DPL, pembimbing magang di lapangan, dan mahasiswa magang juga membicarakan dan mengevaluasi kegiatan yang sudah dan akan dilakukan mahasiswa magang. Mahasiswa magang menyampaikan bahwa dalam satu bulan ini kegiatan yang dilakukan bukan hanya terkait langsung dengan kerja pustakawan seperti tentang alur pengolahan buku, tetapi mahasiswa magang juga memiliki tugas untuk menulis berita dalam rangka belajar menjadi pewarta dan berperan aktif dalam kegiatan-kegiatan Dispusip Banyuwangi. Hal ini dimaksudkan agar mahasiswa magang mampu mengimplementasikan pembelajaran yang sudah didapatkan selama ini di bangku kuliah secara langsung di lapangan.
Pada akhir pertemuan, Edy Hariyadi menyinggung tentang konversi mata kuliah yang ditempuh mahasiswa magang. Hal ini kemudian menjadi perbincangan serius bersama untuk menetapkan tugas-tugas konversi mata kuliah disesuaikan dengan Tupoksi dan kegiatan di Dispusip Banyuwangi. (Kontributor: Sasi Nur Aini, mahasiswa Sastra Indonesia)
Dosen Pembimbing Lapangan (DPL) Merdeka Belajar Kampus Merdeka (MBKM) Program Studi Sastra Indonesia Edy Hariyadi S.S., M.Si. melakukan kunjungan kepada mahasiswa yang menjalankan magang di Dinas Perpustakaan dan Kearsipan (Dispusip) Kabupaten Banyuwangi pada Rabu (29/9).
Kunjungan ini bertujuan untuk monitoring dan evaluasi (monev) kegiatan magang dua mahasiswa Jurusan Sastra Indonesia FIB UNEJ di Dispusip Banyuwangi yang berjalan sejak awal September 2021. Pada kunjungan ini, Edy Hariyadi bertemu dan melakukan koordinasi dengan Pustakawan Muda Dispusip Banyuwangi Yusup Khoiri, S.STP. yang bertindak selaku pembimbing mahasiswa magang.
Dalam pertemuan ini, Yusup Khoiri selaku pembimbing mahasiswa magang di lapangan menyampaikan bahwa kegiatan magang mahasiswa lebih difokuskan pada kegiatan yang berkaitan dengan penalaran dan implementasi teori. Hal ini dimaksudkan agar mahasiswa yang menjalankan magang selama satu semester nantinya benar-benar memiliki pengalaman mengenai implementasi ilmu perpustakaan dan kearsipan serta dunia kerja di dalamnya.
Pertemuan antara DPL, pembimbing magang di lapangan, dan mahasiswa magang juga membicarakan dan mengevaluasi kegiatan yang sudah dan akan dilakukan mahasiswa magang. Mahasiswa magang menyampaikan bahwa dalam satu bulan ini kegiatan yang dilakukan bukan hanya terkait langsung dengan kerja pustakawan seperti tentang alur pengolahan buku, tetapi mahasiswa magang juga memiliki tugas untuk menulis berita dalam rangka belajar menjadi pewarta dan berperan aktif dalam kegiatan-kegiatan Dispusip Banyuwangi. Hal ini dimaksudkan agar mahasiswa magang mampu mengimplementasikan pembelajaran yang sudah didapatkan selama ini di bangku kuliah secara langsung di lapangan.
Pada akhir pertemuan, Edy Hariyadi menyinggung tentang konversi mata kuliah yang ditempuh mahasiswa magang. Hal ini kemudian menjadi perbincangan serius bersama untuk menetapkan tugas-tugas konversi mata kuliah disesuaikan dengan Tupoksi dan kegiatan di Dispusip Banyuwangi. (Kontributor: Sasi Nur Aini, mahasiswa Sastra Indonesia)
Artikel berita lainnya yang ditulis mahasiswa magang dan dimuat di website Dispusip Banyuwangi. Link:.
https://dispusip.banyuwangikab.go.id/dispusip-banyuwangi-gelar-webinar-naskah-kuno-memperingati-hai-2021/
https://dispusip.banyuwangikab.go.id/perpusda-ajak-anak-anak-ikut-rayakan-hari-aksara-internasional-dengan-mendongeng-online/
Dosen Pembimbing Lapangan (DPL) Merdeka Belajar Kampus Merdeka (MBKM) Program Studi Sastra Indonesia Edy Hariyadi S.S., M.Si. melakukan kunjungan kepada mahasiswa yang menjalankan magang di Dinas Perpustakaan dan Kearsipan (Dispusip) Kabupaten Banyuwangi pada Rabu (29/9).
Kunjungan ini bertujuan untuk monitoring dan evaluasi (monev) kegiatan magang dua mahasiswa Jurusan Sastra Indonesia FIB UNEJ di Dispusip Banyuwangi yang berjalan sejak awal September 2021. Pada kunjungan ini, Edy Hariyadi bertemu dan melakukan koordinasi dengan Pustakawan Muda Dispusip Banyuwangi Yusup Khoiri, S.STP. yang bertindak selaku pembimbing mahasiswa magang.
Dalam pertemuan ini, Yusup Khoiri selaku pembimbing mahasiswa magang di lapangan menyampaikan bahwa kegiatan magang mahasiswa lebih difokuskan pada kegiatan yang berkaitan dengan penalaran dan implementasi teori. Hal ini dimaksudkan agar mahasiswa yang menjalankan magang selama satu semester nantinya benar-benar memiliki pengalaman mengenai implementasi ilmu perpustakaan dan kearsipan serta dunia kerja di dalamnya.
Pertemuan antara DPL, pembimbing magang di lapangan, dan mahasiswa magang juga membicarakan dan mengevaluasi kegiatan yang sudah dan akan dilakukan mahasiswa magang. Mahasiswa magang menyampaikan bahwa dalam satu bulan ini kegiatan yang dilakukan bukan hanya terkait langsung dengan kerja pustakawan seperti tentang alur pengolahan buku, tetapi mahasiswa magang juga memiliki tugas untuk menulis berita dalam rangka belajar menjadi pewarta dan berperan aktif dalam kegiatan-kegiatan Dispusip Banyuwangi. Hal ini dimaksudkan agar mahasiswa magang mampu mengimplementasikan pembelajaran yang sudah didapatkan selama ini di bangku kuliah secara langsung di lapangan.
Pada akhir pertemuan, Edy Hariyadi menyinggung tentang konversi mata kuliah yang ditempuh mahasiswa magang. Hal ini kemudian menjadi perbincangan serius bersama untuk menetapkan tugas-tugas konversi mata kuliah disesuaikan dengan Tupoksi dan kegiatan di Dispusip Banyuwangi. (Kontributor: Sasi Nur Aini, mahasiswa Sastra Indonesia)
Dosen Pembimbing Lapangan (DPL) Merdeka Belajar Kampus Merdeka (MBKM) Program Studi Sastra Indonesia Edy Hariyadi S.S., M.Si. melakukan kunjungan kepada mahasiswa yang menjalankan magang di Dinas Perpustakaan dan Kearsipan (Dispusip) Kabupaten Banyuwangi pada Rabu (29/9).
Kunjungan ini bertujuan untuk monitoring dan evaluasi (monev) kegiatan magang dua mahasiswa Jurusan Sastra Indonesia FIB UNEJ di Dispusip Banyuwangi yang berjalan sejak awal September 2021. Pada kunjungan ini, Edy Hariyadi bertemu dan melakukan koordinasi dengan Pustakawan Muda Dispusip Banyuwangi Yusup Khoiri, S.STP. yang bertindak selaku pembimbing mahasiswa magang.
Dalam pertemuan ini, Yusup Khoiri selaku pembimbing mahasiswa magang di lapangan menyampaikan bahwa kegiatan magang mahasiswa lebih difokuskan pada kegiatan yang berkaitan dengan penalaran dan implementasi teori. Hal ini dimaksudkan agar mahasiswa yang menjalankan magang selama satu semester nantinya benar-benar memiliki pengalaman mengenai implementasi ilmu perpustakaan dan kearsipan serta dunia kerja di dalamnya.
Pertemuan antara DPL, pembimbing magang di lapangan, dan mahasiswa magang juga membicarakan dan mengevaluasi kegiatan yang sudah dan akan dilakukan mahasiswa magang. Mahasiswa magang menyampaikan bahwa dalam satu bulan ini kegiatan yang dilakukan bukan hanya terkait langsung dengan kerja pustakawan seperti tentang alur pengolahan buku, tetapi mahasiswa magang juga memiliki tugas untuk menulis berita dalam rangka belajar menjadi pewarta dan berperan aktif dalam kegiatan-kegiatan Dispusip Banyuwangi. Hal ini dimaksudkan agar mahasiswa magang mampu mengimplementasikan pembelajaran yang sudah didapatkan selama ini di bangku kuliah secara langsung di lapangan.
Pada akhir pertemuan, Edy Hariyadi menyinggung tentang konversi mata kuliah yang ditempuh mahasiswa magang. Hal ini kemudian menjadi perbincangan serius bersama untuk menetapkan tugas-tugas konversi mata kuliah disesuaikan dengan Tupoksi dan kegiatan di Dispusip Banyuwangi. (Kontributor: Sasi Nur Aini, mahasiswa Sastra Indonesia)
Berikut ini dua artikel berita lainnya yang ditulis mahasiswa magang dan dimuat di website Dispusip Banyuwangi. Llink:
https://dispusip.banyuwangikab.go.id/dispusip-banyuwangi-gelar-webinar-naskah-kuno-memperingati-hai-2021/
https://dispusip.banyuwangikab.go.id/perpusda-ajak-anak-anak-ikut-rayakan-hari-aksara-internasional-dengan-mendongeng-online/
Dosen Pembimbing Lapangan (DPL) Merdeka Belajar Kampus Merdeka (MBKM) Program Studi Sastra Indonesia Edy Hariyadi S.S., M.Si. melakukan kunjungan kepada mahasiswa yang menjalankan magang di Dinas Perpustakaan dan Kearsipan (Dispusip) Kabupaten Banyuwangi pada Rabu (29/9).
Kunjungan ini bertujuan untuk monitoring dan evaluasi (monev) kegiatan magang dua mahasiswa Jurusan Sastra Indonesia FIB UNEJ di Dispusip Banyuwangi yang berjalan sejak awal September 2021. Pada kunjungan ini, Edy Hariyadi bertemu dan melakukan koordinasi dengan Pustakawan Muda Dispusip Banyuwangi Yusup Khoiri, S.STP. yang bertindak selaku pembimbing mahasiswa magang.
Dalam pertemuan ini, Yusup Khoiri selaku pembimbing mahasiswa magang di lapangan menyampaikan bahwa kegiatan magang mahasiswa lebih difokuskan pada kegiatan yang berkaitan dengan penalaran dan implementasi teori. Hal ini dimaksudkan agar mahasiswa yang menjalankan magang selama satu semester nantinya benar-benar memiliki pengalaman mengenai implementasi ilmu perpustakaan dan kearsipan serta dunia kerja di dalamnya.
Pertemuan antara DPL, pembimbing magang di lapangan, dan mahasiswa magang juga membicarakan dan mengevaluasi kegiatan yang sudah dan akan dilakukan mahasiswa magang. Mahasiswa magang menyampaikan bahwa dalam satu bulan ini kegiatan yang dilakukan bukan hanya terkait langsung dengan kerja pustakawan seperti tentang alur pengolahan buku, tetapi mahasiswa magang juga memiliki tugas untuk menulis berita dalam rangka belajar menjadi pewarta dan berperan aktif dalam kegiatan-kegiatan Dispusip Banyuwangi. Hal ini dimaksudkan agar mahasiswa magang mampu mengimplementasikan pembelajaran yang sudah didapatkan selama ini di bangku kuliah secara langsung di lapangan.
Pada akhir pertemuan, Edy Hariyadi menyinggung tentang konversi mata kuliah yang ditempuh mahasiswa magang. Hal ini kemudian menjadi perbincangan serius bersama untuk menetapkan tugas-tugas konversi mata kuliah disesuaikan dengan Tupoksi dan kegiatan di Dispusip Banyuwangi. (Kontributor: Sasi Nur Aini, mahasiswa Sastra Indonesia)
Dosen Pembimbing Lapangan (DPL) Merdeka Belajar Kampus Merdeka (MBKM) Program Studi Sastra Indonesia Edy Hariyadi S.S., M.Si. melakukan kunjungan kepada mahasiswa yang menjalankan magang di Dinas Perpustakaan dan Kearsipan (Dispusip) Kabupaten Banyuwangi pada Rabu (29/9).
Kunjungan ini bertujuan untuk monitoring dan evaluasi (monev) kegiatan magang dua mahasiswa Jurusan Sastra Indonesia FIB UNEJ di Dispusip Banyuwangi yang berjalan sejak awal September 2021. Pada kunjungan ini, Edy Hariyadi bertemu dan melakukan koordinasi dengan Pustakawan Muda Dispusip Banyuwangi Yusup Khoiri, S.STP. yang bertindak selaku pembimbing mahasiswa magang.
Dalam pertemuan ini, Yusup Khoiri selaku pembimbing mahasiswa magang di lapangan menyampaikan bahwa kegiatan magang mahasiswa lebih difokuskan pada kegiatan yang berkaitan dengan penalaran dan implementasi teori. Hal ini dimaksudkan agar mahasiswa yang menjalankan magang selama satu semester nantinya benar-benar memiliki pengalaman mengenai implementasi ilmu perpustakaan dan kearsipan serta dunia kerja di dalamnya.
Pertemuan antara DPL, pembimbing magang di lapangan, dan mahasiswa magang juga membicarakan dan mengevaluasi kegiatan yang sudah dan akan dilakukan mahasiswa magang. Mahasiswa magang menyampaikan bahwa dalam satu bulan ini kegiatan yang dilakukan bukan hanya terkait langsung dengan kerja pustakawan seperti tentang alur pengolahan buku, tetapi mahasiswa magang juga memiliki tugas untuk menulis berita dalam rangka belajar menjadi pewarta dan berperan aktif dalam kegiatan-kegiatan Dispusip Banyuwangi. Hal ini dimaksudkan agar mahasiswa magang mampu mengimplementasikan pembelajaran yang sudah didapatkan selama ini di bangku kuliah secara langsung di lapangan.
Pada akhir pertemuan, Edy Hariyadi menyinggung tentang konversi mata kuliah yang ditempuh mahasiswa magang. Hal ini kemudian menjadi perbincangan serius bersama untuk menetapkan tugas-tugas konversi mata kuliah disesuaikan dengan Tupoksi dan kegiatan di Dispusip Banyuwangi. (Kontributor: Sasi Nur Aini, mahasiswa Sastra Indonesia)
Dosen Pembimbing Lapangan (DPL) Merdeka Belajar Kampus Merdeka (MBKM) Program Studi Sastra Indonesia Edy Hariyadi S.S., M.Si. melakukan kunjungan kepada mahasiswa yang menjalankan magang di Dinas Perpustakaan dan Kearsipan (Dispusip) Kabupaten Banyuwangi pada Rabu (29/9).
Kunjungan ini bertujuan untuk monitoring dan evaluasi (monev) kegiatan magang dua mahasiswa Jurusan Sastra Indonesia FIB UNEJ di Dispusip Banyuwangi yang berjalan sejak awal September 2021. Pada kunjungan ini, Edy Hariyadi bertemu dan melakukan koordinasi dengan Pustakawan Muda Dispusip Banyuwangi Yusup Khoiri, S.STP. yang bertindak selaku pembimbing mahasiswa magang.
Dalam pertemuan ini, Yusup Khoiri selaku pembimbing mahasiswa magang di lapangan menyampaikan bahwa kegiatan magang mahasiswa lebih difokuskan pada kegiatan yang berkaitan dengan penalaran dan implementasi teori. Hal ini dimaksudkan agar mahasiswa yang menjalankan magang selama satu semester nantinya benar-benar memiliki pengalaman mengenai implementasi ilmu perpustakaan dan kearsipan serta dunia kerja di dalamnya.
Pertemuan antara DPL, pembimbing magang di lapangan, dan mahasiswa magang juga membicarakan dan mengevaluasi kegiatan yang sudah dan akan dilakukan mahasiswa magang. Mahasiswa magang menyampaikan bahwa dalam satu bulan ini kegiatan yang dilakukan bukan hanya terkait langsung dengan kerja pustakawan seperti tentang alur pengolahan buku, tetapi mahasiswa magang juga memiliki tugas untuk menulis berita dalam rangka belajar menjadi pewarta dan berperan aktif dalam kegiatan-kegiatan Dispusip Banyuwangi. Hal ini dimaksudkan agar mahasiswa magang mampu mengimplementasikan pembelajaran yang sudah didapatkan selama ini di bangku kuliah secara langsung di lapangan.
Pada akhir pertemuan, Edy Hariyadi menyinggung tentang konversi mata kuliah yang ditempuh mahasiswa magang. Hal ini kemudian menjadi perbincangan serius bersama untuk menetapkan tugas-tugas konversi mata kuliah disesuaikan dengan Tupoksi dan kegiatan di Dispusip Banyuwangi. (Kontributor: Sasi Nur Aini, mahasiswa Sastra Indonesia)
Dosen Pembimbing Lapangan (DPL) Merdeka Belajar Kampus Merdeka (MBKM) Program Studi Sastra Indonesia Edy Hariyadi S.S., M.Si. melakukan kunjungan kepada mahasiswa yang menjalankan magang di Dinas Perpustakaan dan Kearsipan (Dispusip) Kabupaten Banyuwangi pada Rabu (29/9).
Kunjungan ini bertujuan untuk monitoring dan evaluasi (monev) kegiatan magang dua mahasiswa Jurusan Sastra Indonesia FIB UNEJ di Dispusip Banyuwangi yang berjalan sejak awal September 2021. Pada kunjungan ini, Edy Hariyadi bertemu dan melakukan koordinasi dengan Pustakawan Muda Dispusip Banyuwangi Yusup Khoiri, S.STP. yang bertindak selaku pembimbing mahasiswa magang.
Dalam pertemuan ini, Yusup Khoiri selaku pembimbing mahasiswa magang di lapangan menyampaikan bahwa kegiatan magang mahasiswa lebih difokuskan pada kegiatan yang berkaitan dengan penalaran dan implementasi teori. Hal ini dimaksudkan agar mahasiswa yang menjalankan magang selama satu semester nantinya benar-benar memiliki pengalaman mengenai implementasi ilmu perpustakaan dan kearsipan serta dunia kerja di dalamnya.
Pertemuan antara DPL, pembimbing magang di lapangan, dan mahasiswa magang juga membicarakan dan mengevaluasi kegiatan yang sudah dan akan dilakukan mahasiswa magang. Mahasiswa magang menyampaikan bahwa dalam satu bulan ini kegiatan yang dilakukan bukan hanya terkait langsung dengan kerja pustakawan seperti tentang alur pengolahan buku, tetapi mahasiswa magang juga memiliki tugas untuk menulis berita dalam rangka belajar menjadi pewarta dan berperan aktif dalam kegiatan-kegiatan Dispusip Banyuwangi. Hal ini dimaksudkan agar mahasiswa magang mampu mengimplementasikan pembelajaran yang sudah didapatkan selama ini di bangku kuliah secara langsung di lapangan.
Pada akhir pertemuan, Edy Hariyadi menyinggung tentang konversi mata kuliah yang ditempuh mahasiswa magang. Hal ini kemudian menjadi perbincangan serius bersama untuk menetapkan tugas-tugas konversi mata kuliah disesuaikan dengan Tupoksi dan kegiatan di Dispusip Banyuwangi. (Kontributor: Sasi Nur Aini, mahasiswa Sastra Indonesia)
Dosen Pembimbing Lapangan (DPL) Merdeka Belajar Kampus Merdeka (MBKM) Program Studi Sastra Indonesia Edy Hariyadi S.S., M.Si. melakukan kunjungan kepada mahasiswa yang menjalankan magang di Dinas Perpustakaan dan Kearsipan (Dispusip) Kabupaten Banyuwangi pada Rabu (29/9).
Kunjungan ini bertujuan untuk monitoring dan evaluasi (monev) kegiatan magang dua mahasiswa Jurusan Sastra Indonesia FIB UNEJ di Dispusip Banyuwangi yang berjalan sejak awal September 2021. Pada kunjungan ini, Edy Hariyadi bertemu dan melakukan koordinasi dengan Pustakawan Muda Dispusip Banyuwangi Yusup Khoiri, S.STP. yang bertindak selaku pembimbing mahasiswa magang.
Dalam pertemuan ini, Yusup Khoiri selaku pembimbing mahasiswa magang di lapangan menyampaikan bahwa kegiatan magang mahasiswa lebih difokuskan pada kegiatan yang berkaitan dengan penalaran dan implementasi teori. Hal ini dimaksudkan agar mahasiswa yang menjalankan magang selama satu semester nantinya benar-benar memiliki pengalaman mengenai implementasi ilmu perpustakaan dan kearsipan serta dunia kerja di dalamnya.
Pertemuan antara DPL, pembimbing magang di lapangan, dan mahasiswa magang juga membicarakan dan mengevaluasi kegiatan yang sudah dan akan dilakukan mahasiswa magang. Mahasiswa magang menyampaikan bahwa dalam satu bulan ini kegiatan yang dilakukan bukan hanya terkait langsung dengan kerja pustakawan seperti tentang alur pengolahan buku, tetapi mahasiswa magang juga memiliki tugas untuk menulis berita dalam rangka belajar menjadi pewarta dan berperan aktif dalam kegiatan-kegiatan Dispusip Banyuwangi. Hal ini dimaksudkan agar mahasiswa magang mampu mengimplementasikan pembelajaran yang sudah didapatkan selama ini di bangku kuliah secara langsung di lapangan.
Pada akhir pertemuan, Edy Hariyadi menyinggung tentang konversi mata kuliah yang ditempuh mahasiswa magang. Hal ini kemudian menjadi perbincangan serius bersama untuk menetapkan tugas-tugas konversi mata kuliah disesuaikan dengan Tupoksi dan kegiatan di Dispusip Banyuwangi. (Kontributor: Sasi Nur Aini, mahasiswa Sastra Indonesia)
Dosen Pembimbing Lapangan (DPL) Merdeka Belajar Kampus Merdeka (MBKM) Program Studi Sastra Indonesia Edy Hariyadi S.S., M.Si. melakukan kunjungan kepada mahasiswa yang menjalankan magang di Dinas Perpustakaan dan Kearsipan (Dispusip) Kabupaten Banyuwangi pada Rabu (29/9).
Kunjungan ini bertujuan untuk monitoring dan evaluasi (monev) kegiatan magang dua mahasiswa Jurusan Sastra Indonesia FIB UNEJ di Dispusip Banyuwangi yang berjalan sejak awal September 2021. Pada kunjungan ini, Edy Hariyadi bertemu dan melakukan koordinasi dengan Pustakawan Muda Dispusip Banyuwangi Yusup Khoiri, S.STP. yang bertindak selaku pembimbing mahasiswa magang.
Dalam pertemuan ini, Yusup Khoiri selaku pembimbing mahasiswa magang di lapangan menyampaikan bahwa kegiatan magang mahasiswa lebih difokuskan pada kegiatan yang berkaitan dengan penalaran dan implementasi teori. Hal ini dimaksudkan agar mahasiswa yang menjalankan magang selama satu semester nantinya benar-benar memiliki pengalaman mengenai implementasi ilmu perpustakaan dan kearsipan serta dunia kerja di dalamnya.
Pertemuan antara DPL, pembimbing magang di lapangan, dan mahasiswa magang juga membicarakan dan mengevaluasi kegiatan yang sudah dan akan dilakukan mahasiswa magang. Mahasiswa magang menyampaikan bahwa dalam satu bulan ini kegiatan yang dilakukan bukan hanya terkait langsung dengan kerja pustakawan seperti tentang alur pengolahan buku, tetapi mahasiswa magang juga memiliki tugas untuk menulis berita dalam rangka belajar menjadi pewarta dan berperan aktif dalam kegiatan-kegiatan Dispusip Banyuwangi. Hal ini dimaksudkan agar mahasiswa magang mampu mengimplementasikan pembelajaran yang sudah didapatkan selama ini di bangku kuliah secara langsung di lapangan.
Pada akhir pertemuan, Edy Hariyadi menyinggung tentang konversi mata kuliah yang ditempuh mahasiswa magang. Hal ini kemudian menjadi perbincangan serius bersama untuk menetapkan tugas-tugas konversi mata kuliah disesuaikan dengan Tupoksi dan kegiatan di Dispusip Banyuwangi. (Kontributor: Sasi Nur Aini, mahasiswa Sastra Indonesia)
Dosen Pembimbing Lapangan (DPL) Merdeka Belajar Kampus Merdeka (MBKM) Program Studi Sastra Indonesia Edy Hariyadi S.S., M.Si. melakukan kunjungan kepada mahasiswa yang menjalankan magang di Dinas Perpustakaan dan Kearsipan (Dispusip) Kabupaten Banyuwangi pada Rabu (29/9).
Kunjungan ini bertujuan untuk monitoring dan evaluasi (monev) kegiatan magang dua mahasiswa Jurusan Sastra Indonesia FIB UNEJ di Dispusip Banyuwangi yang berjalan sejak awal September 2021. Pada kunjungan ini, Edy Hariyadi bertemu dan melakukan koordinasi dengan Pustakawan Muda Dispusip Banyuwangi Yusup Khoiri, S.STP. yang bertindak selaku pembimbing mahasiswa magang.
Dalam pertemuan ini, Yusup Khoiri selaku pembimbing mahasiswa magang di lapangan menyampaikan bahwa kegiatan magang mahasiswa lebih difokuskan pada kegiatan yang berkaitan dengan penalaran dan implementasi teori. Hal ini dimaksudkan agar mahasiswa yang menjalankan magang selama satu semester nantinya benar-benar memiliki pengalaman mengenai implementasi ilmu perpustakaan dan kearsipan serta dunia kerja di dalamnya.
Pertemuan antara DPL, pembimbing magang di lapangan, dan mahasiswa magang juga membicarakan dan mengevaluasi kegiatan yang sudah dan akan dilakukan mahasiswa magang. Mahasiswa magang menyampaikan bahwa dalam satu bulan ini kegiatan yang dilakukan bukan hanya terkait langsung dengan kerja pustakawan seperti tentang alur pengolahan buku, tetapi mahasiswa magang juga memiliki tugas untuk menulis berita dalam rangka belajar menjadi pewarta dan berperan aktif dalam kegiatan-kegiatan Dispusip Banyuwangi. Hal ini dimaksudkan agar mahasiswa magang mampu mengimplementasikan pembelajaran yang sudah didapatkan selama ini di bangku kuliah secara langsung di lapangan.
Pada akhir pertemuan, Edy Hariyadi menyinggung tentang konversi mata kuliah yang ditempuh mahasiswa magang. Hal ini kemudian menjadi perbincangan serius bersama untuk menetapkan tugas-tugas konversi mata kuliah disesuaikan dengan Tupoksi dan kegiatan di Dispusip Banyuwangi. (Kontributor: Sasi Nur Aini, mahasiswa Sastra Indonesia)
Dosen Pembimbing Lapangan (DPL) Merdeka Belajar Kampus Merdeka (MBKM) Program Studi Sastra Indonesia Edy Hariyadi S.S., M.Si. melakukan kunjungan kepada mahasiswa yang menjalankan magang di Dinas Perpustakaan dan Kearsipan (Dispusip) Kabupaten Banyuwangi pada Rabu (29/9).
Kunjungan ini bertujuan untuk monitoring dan evaluasi (monev) kegiatan magang dua mahasiswa Jurusan Sastra Indonesia FIB UNEJ di Dispusip Banyuwangi yang berjalan sejak awal September 2021. Pada kunjungan ini, Edy Hariyadi bertemu dan melakukan koordinasi dengan Pustakawan Muda Dispusip Banyuwangi Yusup Khoiri, S.STP. yang bertindak selaku pembimbing mahasiswa magang.
Dalam pertemuan ini, Yusup Khoiri selaku pembimbing mahasiswa magang di lapangan menyampaikan bahwa kegiatan magang mahasiswa lebih difokuskan pada kegiatan yang berkaitan dengan penalaran dan implementasi teori. Hal ini dimaksudkan agar mahasiswa yang menjalankan magang selama satu semester nantinya benar-benar memiliki pengalaman mengenai implementasi ilmu perpustakaan dan kearsipan serta dunia kerja di dalamnya.
Pertemuan antara DPL, pembimbing magang di lapangan, dan mahasiswa magang juga membicarakan dan mengevaluasi kegiatan yang sudah dan akan dilakukan mahasiswa magang. Mahasiswa magang menyampaikan bahwa dalam satu bulan ini kegiatan yang dilakukan bukan hanya terkait langsung dengan kerja pustakawan seperti tentang alur pengolahan buku, tetapi mahasiswa magang juga memiliki tugas untuk menulis berita dalam rangka belajar menjadi pewarta dan berperan aktif dalam kegiatan-kegiatan Dispusip Banyuwangi. Hal ini dimaksudkan agar mahasiswa magang mampu mengimplementasikan pembelajaran yang sudah didapatkan selama ini di bangku kuliah secara langsung di lapangan.
Pada akhir pertemuan, Edy Hariyadi menyinggung tentang konversi mata kuliah yang ditempuh mahasiswa magang. Hal ini kemudian menjadi perbincangan serius bersama untuk menetapkan tugas-tugas konversi mata kuliah disesuaikan dengan Tupoksi dan kegiatan di Dispusip Banyuwangi. (Kontributor: Sasi Nur Aini, mahasiswa Sastra Indonesia)
Berikut ini dua artikel berita lainnya yang ditulis mahasiswa magang dan dimuat di website Dispusip Banyuwangi. Llink:
https://dispusip.banyuwangikab.go.id/dispusip-banyuwangi-gelar-webinar-naskah-kuno-memperingati-hai-2021/
https://dispusip.banyuwangikab.go.id/perpusda-ajak-anak-anak-ikut-rayakan-hari-aksara-internasional-dengan-mendongeng-online/
Dosen Pembimbing Lapangan (DPL) Merdeka Belajar Kampus Merdeka (MBKM) Program Studi Sastra Indonesia Edy Hariyadi S.S., M.Si. melakukan kunjungan kepada mahasiswa yang menjalankan magang di Dinas Perpustakaan dan Kearsipan (Dispusip) Kabupaten Banyuwangi pada Rabu (29/9).
Kunjungan ini bertujuan untuk monitoring dan evaluasi (monev) kegiatan magang dua mahasiswa Jurusan Sastra Indonesia FIB UNEJ di Dispusip Banyuwangi yang berjalan sejak awal September 2021. Pada kunjungan ini, Edy Hariyadi bertemu dan melakukan koordinasi dengan Pustakawan Muda Dispusip Banyuwangi Yusup Khoiri, S.STP. yang bertindak selaku pembimbing mahasiswa magang.
Dalam pertemuan ini, Yusup Khoiri selaku pembimbing mahasiswa magang di lapangan menyampaikan bahwa kegiatan magang mahasiswa lebih difokuskan pada kegiatan yang berkaitan dengan penalaran dan implementasi teori. Hal ini dimaksudkan agar mahasiswa yang menjalankan magang selama satu semester nantinya benar-benar memiliki pengalaman mengenai implementasi ilmu perpustakaan dan kearsipan serta dunia kerja di dalamnya.
Pertemuan antara DPL, pembimbing magang di lapangan, dan mahasiswa magang juga membicarakan dan mengevaluasi kegiatan yang sudah dan akan dilakukan mahasiswa magang. Mahasiswa magang menyampaikan bahwa dalam satu bulan ini kegiatan yang dilakukan bukan hanya terkait langsung dengan kerja pustakawan seperti tentang alur pengolahan buku, tetapi mahasiswa magang juga memiliki tugas untuk menulis berita dalam rangka belajar menjadi pewarta dan berperan aktif dalam kegiatan-kegiatan Dispusip Banyuwangi. Hal ini dimaksudkan agar mahasiswa magang mampu mengimplementasikan pembelajaran yang sudah didapatkan selama ini di bangku kuliah secara langsung di lapangan.
Pada akhir pertemuan, Edy Hariyadi menyinggung tentang konversi mata kuliah yang ditempuh mahasiswa magang. Hal ini kemudian menjadi perbincangan serius bersama untuk menetapkan tugas-tugas konversi mata kuliah disesuaikan dengan Tupoksi dan kegiatan di Dispusip Banyuwangi. (Kontributor: Sasi Nur Aini, mahasiswa Sastra Indonesia)
Dosen Pembimbing Lapangan (DPL) Merdeka Belajar Kampus Merdeka (MBKM) Program Studi Sastra Indonesia Edy Hariyadi S.S., M.Si. melakukan kunjungan kepada mahasiswa yang menjalankan magang di Dinas Perpustakaan dan Kearsipan (Dispusip) Kabupaten Banyuwangi pada Rabu (29/9).
Kunjungan ini bertujuan untuk monitoring dan evaluasi (monev) kegiatan magang dua mahasiswa Jurusan Sastra Indonesia FIB UNEJ di Dispusip Banyuwangi yang berjalan sejak awal September 2021. Pada kunjungan ini, Edy Hariyadi bertemu dan melakukan koordinasi dengan Pustakawan Muda Dispusip Banyuwangi Yusup Khoiri, S.STP. yang bertindak selaku pembimbing mahasiswa magang.
Dalam pertemuan ini, Yusup Khoiri selaku pembimbing mahasiswa magang di lapangan menyampaikan bahwa kegiatan magang mahasiswa lebih difokuskan pada kegiatan yang berkaitan dengan penalaran dan implementasi teori. Hal ini dimaksudkan agar mahasiswa yang menjalankan magang selama satu semester nantinya benar-benar memiliki pengalaman mengenai implementasi ilmu perpustakaan dan kearsipan serta dunia kerja di dalamnya.
Pertemuan antara DPL, pembimbing magang di lapangan, dan mahasiswa magang juga membicarakan dan mengevaluasi kegiatan yang sudah dan akan dilakukan mahasiswa magang. Mahasiswa magang menyampaikan bahwa dalam satu bulan ini kegiatan yang dilakukan bukan hanya terkait langsung dengan kerja pustakawan seperti tentang alur pengolahan buku, tetapi mahasiswa magang juga memiliki tugas untuk menulis berita dalam rangka belajar menjadi pewarta dan berperan aktif dalam kegiatan-kegiatan Dispusip Banyuwangi. Hal ini dimaksudkan agar mahasiswa magang mampu mengimplementasikan pembelajaran yang sudah didapatkan selama ini di bangku kuliah secara langsung di lapangan.
Pada akhir pertemuan, Edy Hariyadi menyinggung tentang konversi mata kuliah yang ditempuh mahasiswa magang. Hal ini kemudian menjadi perbincangan serius bersama untuk menetapkan tugas-tugas konversi mata kuliah disesuaikan dengan Tupoksi dan kegiatan di Dispusip Banyuwangi. (Kontributor: Sasi Nur Aini, mahasiswa Sastra Indonesia)
Dosen Pembimbing Lapangan (DPL) Merdeka Belajar Kampus Merdeka (MBKM) Program Studi Sastra Indonesia Edy Hariyadi S.S., M.Si. melakukan kunjungan kepada mahasiswa yang menjalankan magang di Dinas Perpustakaan dan Kearsipan (Dispusip) Kabupaten Banyuwangi pada Rabu (29/9).
Kunjungan ini bertujuan untuk monitoring dan evaluasi (monev) kegiatan magang dua mahasiswa Jurusan Sastra Indonesia FIB UNEJ di Dispusip Banyuwangi yang berjalan sejak awal September 2021. Pada kunjungan ini, Edy Hariyadi bertemu dan melakukan koordinasi dengan Pustakawan Muda Dispusip Banyuwangi Yusup Khoiri, S.STP. yang bertindak selaku pembimbing mahasiswa magang.
Dalam pertemuan ini, Yusup Khoiri selaku pembimbing mahasiswa magang di lapangan menyampaikan bahwa kegiatan magang mahasiswa lebih difokuskan pada kegiatan yang berkaitan dengan penalaran dan implementasi teori. Hal ini dimaksudkan agar mahasiswa yang menjalankan magang selama satu semester nantinya benar-benar memiliki pengalaman mengenai implementasi ilmu perpustakaan dan kearsipan serta dunia kerja di dalamnya.
Pertemuan antara DPL, pembimbing magang di lapangan, dan mahasiswa magang juga membicarakan dan mengevaluasi kegiatan yang sudah dan akan dilakukan mahasiswa magang. Mahasiswa magang menyampaikan bahwa dalam satu bulan ini kegiatan yang dilakukan bukan hanya terkait langsung dengan kerja pustakawan seperti tentang alur pengolahan buku, tetapi mahasiswa magang juga memiliki tugas untuk menulis berita dalam rangka belajar menjadi pewarta dan berperan aktif dalam kegiatan-kegiatan Dispusip Banyuwangi. Hal ini dimaksudkan agar mahasiswa magang mampu mengimplementasikan pembelajaran yang sudah didapatkan selama ini di bangku kuliah secara langsung di lapangan.
Pada akhir pertemuan, Edy Hariyadi menyinggung tentang konversi mata kuliah yang ditempuh mahasiswa magang. Hal ini kemudian menjadi perbincangan serius bersama untuk menetapkan tugas-tugas konversi mata kuliah disesuaikan dengan Tupoksi dan kegiatan di Dispusip Banyuwangi. (Kontributor: Sasi Nur Aini, mahasiswa Sastra Indonesia)
Dosen Pembimbing Lapangan (DPL) Merdeka Belajar Kampus Merdeka (MBKM) Program Studi Sastra Indonesia Edy Hariyadi S.S., M.Si. melakukan kunjungan kepada mahasiswa yang menjalankan magang di Dinas Perpustakaan dan Kearsipan (Dispusip) Kabupaten Banyuwangi pada Rabu (29/9).
Kunjungan ini bertujuan untuk monitoring dan evaluasi (monev) kegiatan magang dua mahasiswa Jurusan Sastra Indonesia FIB UNEJ di Dispusip Banyuwangi yang berjalan sejak awal September 2021. Pada kunjungan ini, Edy Hariyadi bertemu dan melakukan koordinasi dengan Pustakawan Muda Dispusip Banyuwangi Yusup Khoiri, S.STP. yang bertindak selaku pembimbing mahasiswa magang.
Dalam pertemuan ini, Yusup Khoiri selaku pembimbing mahasiswa magang di lapangan menyampaikan bahwa kegiatan magang mahasiswa lebih difokuskan pada kegiatan yang berkaitan dengan penalaran dan implementasi teori. Hal ini dimaksudkan agar mahasiswa yang menjalankan magang selama satu semester nantinya benar-benar memiliki pengalaman mengenai implementasi ilmu perpustakaan dan kearsipan serta dunia kerja di dalamnya.
Pertemuan antara DPL, pembimbing magang di lapangan, dan mahasiswa magang juga membicarakan dan mengevaluasi kegiatan yang sudah dan akan dilakukan mahasiswa magang. Mahasiswa magang menyampaikan bahwa dalam satu bulan ini kegiatan yang dilakukan bukan hanya terkait langsung dengan kerja pustakawan seperti tentang alur pengolahan buku, tetapi mahasiswa magang juga memiliki tugas untuk menulis berita dalam rangka belajar menjadi pewarta dan berperan aktif dalam kegiatan-kegiatan Dispusip Banyuwangi. Hal ini dimaksudkan agar mahasiswa magang mampu mengimplementasikan pembelajaran yang sudah didapatkan selama ini di bangku kuliah secara langsung di lapangan.
Pada akhir pertemuan, Edy Hariyadi menyinggung tentang konversi mata kuliah yang ditempuh mahasiswa magang. Hal ini kemudian menjadi perbincangan serius bersama untuk menetapkan tugas-tugas konversi mata kuliah disesuaikan dengan Tupoksi dan kegiatan di Dispusip Banyuwangi. (Kontributor: Sasi Nur Aini, mahasiswa Sastra Indonesia)
Dosen Pembimbing Lapangan (DPL) Merdeka Belajar Kampus Merdeka (MBKM) Program Studi Sastra Indonesia Edy Hariyadi S.S., M.Si. melakukan kunjungan kepada mahasiswa yang menjalankan magang di Dinas Perpustakaan dan Kearsipan (Dispusip) Kabupaten Banyuwangi pada Rabu (29/9).
Kunjungan ini bertujuan untuk monitoring dan evaluasi (monev) kegiatan magang dua mahasiswa Jurusan Sastra Indonesia FIB UNEJ di Dispusip Banyuwangi yang berjalan sejak awal September 2021. Pada kunjungan ini, Edy Hariyadi bertemu dan melakukan koordinasi dengan Pustakawan Muda Dispusip Banyuwangi Yusup Khoiri, S.STP. yang bertindak selaku pembimbing mahasiswa magang.
Dalam pertemuan ini, Yusup Khoiri selaku pembimbing mahasiswa magang di lapangan menyampaikan bahwa kegiatan magang mahasiswa lebih difokuskan pada kegiatan yang berkaitan dengan penalaran dan implementasi teori. Hal ini dimaksudkan agar mahasiswa yang menjalankan magang selama satu semester nantinya benar-benar memiliki pengalaman mengenai implementasi ilmu perpustakaan dan kearsipan serta dunia kerja di dalamnya.
Pertemuan antara DPL, pembimbing magang di lapangan, dan mahasiswa magang juga membicarakan dan mengevaluasi kegiatan yang sudah dan akan dilakukan mahasiswa magang. Mahasiswa magang menyampaikan bahwa dalam satu bulan ini kegiatan yang dilakukan bukan hanya terkait langsung dengan kerja pustakawan seperti tentang alur pengolahan buku, tetapi mahasiswa magang juga memiliki tugas untuk menulis berita dalam rangka belajar menjadi pewarta dan berperan aktif dalam kegiatan-kegiatan Dispusip Banyuwangi. Hal ini dimaksudkan agar mahasiswa magang mampu mengimplementasikan pembelajaran yang sudah didapatkan selama ini di bangku kuliah secara langsung di lapangan.
Pada akhir pertemuan, Edy Hariyadi menyinggung tentang konversi mata kuliah yang ditempuh mahasiswa magang. Hal ini kemudian menjadi perbincangan serius bersama untuk menetapkan tugas-tugas konversi mata kuliah disesuaikan dengan Tupoksi dan kegiatan di Dispusip Banyuwangi. (Kontributor: Sasi Nur Aini, mahasiswa Sastra Indonesia)
[:]
[:de]
Dosen Pembimbing Lapangan (DPL) Merdeka Belajar Kampus Merdeka (MBKM) Program Studi Sastra Indonesia Edy Hariyadi S.S., M.Si. melakukan kunjungan kepada mahasiswa yang menjalankan magang di Dinas Perpustakaan dan Kearsipan (Dispusip) Kabupaten Banyuwangi pada Rabu (29/9).
Kunjungan ini bertujuan untuk monitoring dan evaluasi (monev) kegiatan magang dua mahasiswa Jurusan Sastra Indonesia FIB UNEJ di Dispusip Banyuwangi yang berjalan sejak awal September 2021. Pada kunjungan ini, Edy Hariyadi bertemu dan melakukan koordinasi dengan Pustakawan Muda Dispusip Banyuwangi Yusup Khoiri, S.STP. yang bertindak selaku pembimbing mahasiswa magang.
Dalam pertemuan ini, Yusup Khoiri selaku pembimbing mahasiswa magang di lapangan menyampaikan bahwa kegiatan magang mahasiswa lebih difokuskan pada kegiatan yang berkaitan dengan penalaran dan implementasi teori. Hal ini dimaksudkan agar mahasiswa yang menjalankan magang selama satu semester nantinya benar-benar memiliki pengalaman mengenai implementasi ilmu perpustakaan dan kearsipan serta dunia kerja di dalamnya.
Pertemuan antara DPL, pembimbing magang di lapangan, dan mahasiswa magang juga membicarakan dan mengevaluasi kegiatan yang sudah dan akan dilakukan mahasiswa magang. Mahasiswa magang menyampaikan bahwa dalam satu bulan ini kegiatan yang dilakukan bukan hanya terkait langsung dengan kerja pustakawan seperti tentang alur pengolahan buku, tetapi mahasiswa magang juga memiliki tugas untuk menulis berita dalam rangka belajar menjadi pewarta dan berperan aktif dalam kegiatan-kegiatan Dispusip Banyuwangi. Hal ini dimaksudkan agar mahasiswa magang mampu mengimplementasikan pembelajaran yang sudah didapatkan selama ini di bangku kuliah secara langsung di lapangan.
Pada akhir pertemuan, Edy Hariyadi menyinggung tentang konversi mata kuliah yang ditempuh mahasiswa magang. Hal ini kemudian menjadi perbincangan serius bersama untuk menetapkan tugas-tugas konversi mata kuliah disesuaikan dengan Tupoksi dan kegiatan di Dispusip Banyuwangi. (Kontributor: Sasi Nur Aini, mahasiswa Sastra Indonesia)
Artikel berita lainnya yang ditulis mahasiswa magang dan dimuat di website Dispusip Banyuwangi. Link:.
https://dispusip.banyuwangikab.go.id/dispusip-banyuwangi-gelar-webinar-naskah-kuno-memperingati-hai-2021/
https://dispusip.banyuwangikab.go.id/perpusda-ajak-anak-anak-ikut-rayakan-hari-aksara-internasional-dengan-mendongeng-online/
Dosen Pembimbing Lapangan (DPL) Merdeka Belajar Kampus Merdeka (MBKM) Program Studi Sastra Indonesia Edy Hariyadi S.S., M.Si. melakukan kunjungan kepada mahasiswa yang menjalankan magang di Dinas Perpustakaan dan Kearsipan (Dispusip) Kabupaten Banyuwangi pada Rabu (29/9).
Kunjungan ini bertujuan untuk monitoring dan evaluasi (monev) kegiatan magang dua mahasiswa Jurusan Sastra Indonesia FIB UNEJ di Dispusip Banyuwangi yang berjalan sejak awal September 2021. Pada kunjungan ini, Edy Hariyadi bertemu dan melakukan koordinasi dengan Pustakawan Muda Dispusip Banyuwangi Yusup Khoiri, S.STP. yang bertindak selaku pembimbing mahasiswa magang.
Dalam pertemuan ini, Yusup Khoiri selaku pembimbing mahasiswa magang di lapangan menyampaikan bahwa kegiatan magang mahasiswa lebih difokuskan pada kegiatan yang berkaitan dengan penalaran dan implementasi teori. Hal ini dimaksudkan agar mahasiswa yang menjalankan magang selama satu semester nantinya benar-benar memiliki pengalaman mengenai implementasi ilmu perpustakaan dan kearsipan serta dunia kerja di dalamnya.
Pertemuan antara DPL, pembimbing magang di lapangan, dan mahasiswa magang juga membicarakan dan mengevaluasi kegiatan yang sudah dan akan dilakukan mahasiswa magang. Mahasiswa magang menyampaikan bahwa dalam satu bulan ini kegiatan yang dilakukan bukan hanya terkait langsung dengan kerja pustakawan seperti tentang alur pengolahan buku, tetapi mahasiswa magang juga memiliki tugas untuk menulis berita dalam rangka belajar menjadi pewarta dan berperan aktif dalam kegiatan-kegiatan Dispusip Banyuwangi. Hal ini dimaksudkan agar mahasiswa magang mampu mengimplementasikan pembelajaran yang sudah didapatkan selama ini di bangku kuliah secara langsung di lapangan.
Pada akhir pertemuan, Edy Hariyadi menyinggung tentang konversi mata kuliah yang ditempuh mahasiswa magang. Hal ini kemudian menjadi perbincangan serius bersama untuk menetapkan tugas-tugas konversi mata kuliah disesuaikan dengan Tupoksi dan kegiatan di Dispusip Banyuwangi. (Kontributor: Sasi Nur Aini, mahasiswa Sastra Indonesia)
Dosen Pembimbing Lapangan (DPL) Merdeka Belajar Kampus Merdeka (MBKM) Program Studi Sastra Indonesia Edy Hariyadi S.S., M.Si. melakukan kunjungan kepada mahasiswa yang menjalankan magang di Dinas Perpustakaan dan Kearsipan (Dispusip) Kabupaten Banyuwangi pada Rabu (29/9).
Kunjungan ini bertujuan untuk monitoring dan evaluasi (monev) kegiatan magang dua mahasiswa Jurusan Sastra Indonesia FIB UNEJ di Dispusip Banyuwangi yang berjalan sejak awal September 2021. Pada kunjungan ini, Edy Hariyadi bertemu dan melakukan koordinasi dengan Pustakawan Muda Dispusip Banyuwangi Yusup Khoiri, S.STP. yang bertindak selaku pembimbing mahasiswa magang.
Dalam pertemuan ini, Yusup Khoiri selaku pembimbing mahasiswa magang di lapangan menyampaikan bahwa kegiatan magang mahasiswa lebih difokuskan pada kegiatan yang berkaitan dengan penalaran dan implementasi teori. Hal ini dimaksudkan agar mahasiswa yang menjalankan magang selama satu semester nantinya benar-benar memiliki pengalaman mengenai implementasi ilmu perpustakaan dan kearsipan serta dunia kerja di dalamnya.
Pertemuan antara DPL, pembimbing magang di lapangan, dan mahasiswa magang juga membicarakan dan mengevaluasi kegiatan yang sudah dan akan dilakukan mahasiswa magang. Mahasiswa magang menyampaikan bahwa dalam satu bulan ini kegiatan yang dilakukan bukan hanya terkait langsung dengan kerja pustakawan seperti tentang alur pengolahan buku, tetapi mahasiswa magang juga memiliki tugas untuk menulis berita dalam rangka belajar menjadi pewarta dan berperan aktif dalam kegiatan-kegiatan Dispusip Banyuwangi. Hal ini dimaksudkan agar mahasiswa magang mampu mengimplementasikan pembelajaran yang sudah didapatkan selama ini di bangku kuliah secara langsung di lapangan.
Pada akhir pertemuan, Edy Hariyadi menyinggung tentang konversi mata kuliah yang ditempuh mahasiswa magang. Hal ini kemudian menjadi perbincangan serius bersama untuk menetapkan tugas-tugas konversi mata kuliah disesuaikan dengan Tupoksi dan kegiatan di Dispusip Banyuwangi. (Kontributor: Sasi Nur Aini, mahasiswa Sastra Indonesia)
Berikut ini dua artikel berita lainnya yang ditulis mahasiswa magang dan dimuat di website Dispusip Banyuwangi. Llink:
https://dispusip.banyuwangikab.go.id/dispusip-banyuwangi-gelar-webinar-naskah-kuno-memperingati-hai-2021/
https://dispusip.banyuwangikab.go.id/perpusda-ajak-anak-anak-ikut-rayakan-hari-aksara-internasional-dengan-mendongeng-online/
Dosen Pembimbing Lapangan (DPL) Merdeka Belajar Kampus Merdeka (MBKM) Program Studi Sastra Indonesia Edy Hariyadi S.S., M.Si. melakukan kunjungan kepada mahasiswa yang menjalankan magang di Dinas Perpustakaan dan Kearsipan (Dispusip) Kabupaten Banyuwangi pada Rabu (29/9).
Kunjungan ini bertujuan untuk monitoring dan evaluasi (monev) kegiatan magang dua mahasiswa Jurusan Sastra Indonesia FIB UNEJ di Dispusip Banyuwangi yang berjalan sejak awal September 2021. Pada kunjungan ini, Edy Hariyadi bertemu dan melakukan koordinasi dengan Pustakawan Muda Dispusip Banyuwangi Yusup Khoiri, S.STP. yang bertindak selaku pembimbing mahasiswa magang.
Dalam pertemuan ini, Yusup Khoiri selaku pembimbing mahasiswa magang di lapangan menyampaikan bahwa kegiatan magang mahasiswa lebih difokuskan pada kegiatan yang berkaitan dengan penalaran dan implementasi teori. Hal ini dimaksudkan agar mahasiswa yang menjalankan magang selama satu semester nantinya benar-benar memiliki pengalaman mengenai implementasi ilmu perpustakaan dan kearsipan serta dunia kerja di dalamnya.
Pertemuan antara DPL, pembimbing magang di lapangan, dan mahasiswa magang juga membicarakan dan mengevaluasi kegiatan yang sudah dan akan dilakukan mahasiswa magang. Mahasiswa magang menyampaikan bahwa dalam satu bulan ini kegiatan yang dilakukan bukan hanya terkait langsung dengan kerja pustakawan seperti tentang alur pengolahan buku, tetapi mahasiswa magang juga memiliki tugas untuk menulis berita dalam rangka belajar menjadi pewarta dan berperan aktif dalam kegiatan-kegiatan Dispusip Banyuwangi. Hal ini dimaksudkan agar mahasiswa magang mampu mengimplementasikan pembelajaran yang sudah didapatkan selama ini di bangku kuliah secara langsung di lapangan.
Pada akhir pertemuan, Edy Hariyadi menyinggung tentang konversi mata kuliah yang ditempuh mahasiswa magang. Hal ini kemudian menjadi perbincangan serius bersama untuk menetapkan tugas-tugas konversi mata kuliah disesuaikan dengan Tupoksi dan kegiatan di Dispusip Banyuwangi. (Kontributor: Sasi Nur Aini, mahasiswa Sastra Indonesia)
Dosen Pembimbing Lapangan (DPL) Merdeka Belajar Kampus Merdeka (MBKM) Program Studi Sastra Indonesia Edy Hariyadi S.S., M.Si. melakukan kunjungan kepada mahasiswa yang menjalankan magang di Dinas Perpustakaan dan Kearsipan (Dispusip) Kabupaten Banyuwangi pada Rabu (29/9).
Kunjungan ini bertujuan untuk monitoring dan evaluasi (monev) kegiatan magang dua mahasiswa Jurusan Sastra Indonesia FIB UNEJ di Dispusip Banyuwangi yang berjalan sejak awal September 2021. Pada kunjungan ini, Edy Hariyadi bertemu dan melakukan koordinasi dengan Pustakawan Muda Dispusip Banyuwangi Yusup Khoiri, S.STP. yang bertindak selaku pembimbing mahasiswa magang.
Dalam pertemuan ini, Yusup Khoiri selaku pembimbing mahasiswa magang di lapangan menyampaikan bahwa kegiatan magang mahasiswa lebih difokuskan pada kegiatan yang berkaitan dengan penalaran dan implementasi teori. Hal ini dimaksudkan agar mahasiswa yang menjalankan magang selama satu semester nantinya benar-benar memiliki pengalaman mengenai implementasi ilmu perpustakaan dan kearsipan serta dunia kerja di dalamnya.
Pertemuan antara DPL, pembimbing magang di lapangan, dan mahasiswa magang juga membicarakan dan mengevaluasi kegiatan yang sudah dan akan dilakukan mahasiswa magang. Mahasiswa magang menyampaikan bahwa dalam satu bulan ini kegiatan yang dilakukan bukan hanya terkait langsung dengan kerja pustakawan seperti tentang alur pengolahan buku, tetapi mahasiswa magang juga memiliki tugas untuk menulis berita dalam rangka belajar menjadi pewarta dan berperan aktif dalam kegiatan-kegiatan Dispusip Banyuwangi. Hal ini dimaksudkan agar mahasiswa magang mampu mengimplementasikan pembelajaran yang sudah didapatkan selama ini di bangku kuliah secara langsung di lapangan.
Pada akhir pertemuan, Edy Hariyadi menyinggung tentang konversi mata kuliah yang ditempuh mahasiswa magang. Hal ini kemudian menjadi perbincangan serius bersama untuk menetapkan tugas-tugas konversi mata kuliah disesuaikan dengan Tupoksi dan kegiatan di Dispusip Banyuwangi. (Kontributor: Sasi Nur Aini, mahasiswa Sastra Indonesia)
Dosen Pembimbing Lapangan (DPL) Merdeka Belajar Kampus Merdeka (MBKM) Program Studi Sastra Indonesia Edy Hariyadi S.S., M.Si. melakukan kunjungan kepada mahasiswa yang menjalankan magang di Dinas Perpustakaan dan Kearsipan (Dispusip) Kabupaten Banyuwangi pada Rabu (29/9).
Kunjungan ini bertujuan untuk monitoring dan evaluasi (monev) kegiatan magang dua mahasiswa Jurusan Sastra Indonesia FIB UNEJ di Dispusip Banyuwangi yang berjalan sejak awal September 2021. Pada kunjungan ini, Edy Hariyadi bertemu dan melakukan koordinasi dengan Pustakawan Muda Dispusip Banyuwangi Yusup Khoiri, S.STP. yang bertindak selaku pembimbing mahasiswa magang.
Dalam pertemuan ini, Yusup Khoiri selaku pembimbing mahasiswa magang di lapangan menyampaikan bahwa kegiatan magang mahasiswa lebih difokuskan pada kegiatan yang berkaitan dengan penalaran dan implementasi teori. Hal ini dimaksudkan agar mahasiswa yang menjalankan magang selama satu semester nantinya benar-benar memiliki pengalaman mengenai implementasi ilmu perpustakaan dan kearsipan serta dunia kerja di dalamnya.
Pertemuan antara DPL, pembimbing magang di lapangan, dan mahasiswa magang juga membicarakan dan mengevaluasi kegiatan yang sudah dan akan dilakukan mahasiswa magang. Mahasiswa magang menyampaikan bahwa dalam satu bulan ini kegiatan yang dilakukan bukan hanya terkait langsung dengan kerja pustakawan seperti tentang alur pengolahan buku, tetapi mahasiswa magang juga memiliki tugas untuk menulis berita dalam rangka belajar menjadi pewarta dan berperan aktif dalam kegiatan-kegiatan Dispusip Banyuwangi. Hal ini dimaksudkan agar mahasiswa magang mampu mengimplementasikan pembelajaran yang sudah didapatkan selama ini di bangku kuliah secara langsung di lapangan.
Pada akhir pertemuan, Edy Hariyadi menyinggung tentang konversi mata kuliah yang ditempuh mahasiswa magang. Hal ini kemudian menjadi perbincangan serius bersama untuk menetapkan tugas-tugas konversi mata kuliah disesuaikan dengan Tupoksi dan kegiatan di Dispusip Banyuwangi. (Kontributor: Sasi Nur Aini, mahasiswa Sastra Indonesia)
Dosen Pembimbing Lapangan (DPL) Merdeka Belajar Kampus Merdeka (MBKM) Program Studi Sastra Indonesia Edy Hariyadi S.S., M.Si. melakukan kunjungan kepada mahasiswa yang menjalankan magang di Dinas Perpustakaan dan Kearsipan (Dispusip) Kabupaten Banyuwangi pada Rabu (29/9).
Kunjungan ini bertujuan untuk monitoring dan evaluasi (monev) kegiatan magang dua mahasiswa Jurusan Sastra Indonesia FIB UNEJ di Dispusip Banyuwangi yang berjalan sejak awal September 2021. Pada kunjungan ini, Edy Hariyadi bertemu dan melakukan koordinasi dengan Pustakawan Muda Dispusip Banyuwangi Yusup Khoiri, S.STP. yang bertindak selaku pembimbing mahasiswa magang.
Dalam pertemuan ini, Yusup Khoiri selaku pembimbing mahasiswa magang di lapangan menyampaikan bahwa kegiatan magang mahasiswa lebih difokuskan pada kegiatan yang berkaitan dengan penalaran dan implementasi teori. Hal ini dimaksudkan agar mahasiswa yang menjalankan magang selama satu semester nantinya benar-benar memiliki pengalaman mengenai implementasi ilmu perpustakaan dan kearsipan serta dunia kerja di dalamnya.
Pertemuan antara DPL, pembimbing magang di lapangan, dan mahasiswa magang juga membicarakan dan mengevaluasi kegiatan yang sudah dan akan dilakukan mahasiswa magang. Mahasiswa magang menyampaikan bahwa dalam satu bulan ini kegiatan yang dilakukan bukan hanya terkait langsung dengan kerja pustakawan seperti tentang alur pengolahan buku, tetapi mahasiswa magang juga memiliki tugas untuk menulis berita dalam rangka belajar menjadi pewarta dan berperan aktif dalam kegiatan-kegiatan Dispusip Banyuwangi. Hal ini dimaksudkan agar mahasiswa magang mampu mengimplementasikan pembelajaran yang sudah didapatkan selama ini di bangku kuliah secara langsung di lapangan.
Pada akhir pertemuan, Edy Hariyadi menyinggung tentang konversi mata kuliah yang ditempuh mahasiswa magang. Hal ini kemudian menjadi perbincangan serius bersama untuk menetapkan tugas-tugas konversi mata kuliah disesuaikan dengan Tupoksi dan kegiatan di Dispusip Banyuwangi. (Kontributor: Sasi Nur Aini, mahasiswa Sastra Indonesia)
Dosen Pembimbing Lapangan (DPL) Merdeka Belajar Kampus Merdeka (MBKM) Program Studi Sastra Indonesia Edy Hariyadi S.S., M.Si. melakukan kunjungan kepada mahasiswa yang menjalankan magang di Dinas Perpustakaan dan Kearsipan (Dispusip) Kabupaten Banyuwangi pada Rabu (29/9).
Kunjungan ini bertujuan untuk monitoring dan evaluasi (monev) kegiatan magang dua mahasiswa Jurusan Sastra Indonesia FIB UNEJ di Dispusip Banyuwangi yang berjalan sejak awal September 2021. Pada kunjungan ini, Edy Hariyadi bertemu dan melakukan koordinasi dengan Pustakawan Muda Dispusip Banyuwangi Yusup Khoiri, S.STP. yang bertindak selaku pembimbing mahasiswa magang.
Dalam pertemuan ini, Yusup Khoiri selaku pembimbing mahasiswa magang di lapangan menyampaikan bahwa kegiatan magang mahasiswa lebih difokuskan pada kegiatan yang berkaitan dengan penalaran dan implementasi teori. Hal ini dimaksudkan agar mahasiswa yang menjalankan magang selama satu semester nantinya benar-benar memiliki pengalaman mengenai implementasi ilmu perpustakaan dan kearsipan serta dunia kerja di dalamnya.
Pertemuan antara DPL, pembimbing magang di lapangan, dan mahasiswa magang juga membicarakan dan mengevaluasi kegiatan yang sudah dan akan dilakukan mahasiswa magang. Mahasiswa magang menyampaikan bahwa dalam satu bulan ini kegiatan yang dilakukan bukan hanya terkait langsung dengan kerja pustakawan seperti tentang alur pengolahan buku, tetapi mahasiswa magang juga memiliki tugas untuk menulis berita dalam rangka belajar menjadi pewarta dan berperan aktif dalam kegiatan-kegiatan Dispusip Banyuwangi. Hal ini dimaksudkan agar mahasiswa magang mampu mengimplementasikan pembelajaran yang sudah didapatkan selama ini di bangku kuliah secara langsung di lapangan.
Pada akhir pertemuan, Edy Hariyadi menyinggung tentang konversi mata kuliah yang ditempuh mahasiswa magang. Hal ini kemudian menjadi perbincangan serius bersama untuk menetapkan tugas-tugas konversi mata kuliah disesuaikan dengan Tupoksi dan kegiatan di Dispusip Banyuwangi. (Kontributor: Sasi Nur Aini, mahasiswa Sastra Indonesia)
Dosen Pembimbing Lapangan (DPL) Merdeka Belajar Kampus Merdeka (MBKM) Program Studi Sastra Indonesia Edy Hariyadi S.S., M.Si. melakukan kunjungan kepada mahasiswa yang menjalankan magang di Dinas Perpustakaan dan Kearsipan (Dispusip) Kabupaten Banyuwangi pada Rabu (29/9).
Kunjungan ini bertujuan untuk monitoring dan evaluasi (monev) kegiatan magang dua mahasiswa Jurusan Sastra Indonesia FIB UNEJ di Dispusip Banyuwangi yang berjalan sejak awal September 2021. Pada kunjungan ini, Edy Hariyadi bertemu dan melakukan koordinasi dengan Pustakawan Muda Dispusip Banyuwangi Yusup Khoiri, S.STP. yang bertindak selaku pembimbing mahasiswa magang.
Dalam pertemuan ini, Yusup Khoiri selaku pembimbing mahasiswa magang di lapangan menyampaikan bahwa kegiatan magang mahasiswa lebih difokuskan pada kegiatan yang berkaitan dengan penalaran dan implementasi teori. Hal ini dimaksudkan agar mahasiswa yang menjalankan magang selama satu semester nantinya benar-benar memiliki pengalaman mengenai implementasi ilmu perpustakaan dan kearsipan serta dunia kerja di dalamnya.
Pertemuan antara DPL, pembimbing magang di lapangan, dan mahasiswa magang juga membicarakan dan mengevaluasi kegiatan yang sudah dan akan dilakukan mahasiswa magang. Mahasiswa magang menyampaikan bahwa dalam satu bulan ini kegiatan yang dilakukan bukan hanya terkait langsung dengan kerja pustakawan seperti tentang alur pengolahan buku, tetapi mahasiswa magang juga memiliki tugas untuk menulis berita dalam rangka belajar menjadi pewarta dan berperan aktif dalam kegiatan-kegiatan Dispusip Banyuwangi. Hal ini dimaksudkan agar mahasiswa magang mampu mengimplementasikan pembelajaran yang sudah didapatkan selama ini di bangku kuliah secara langsung di lapangan.
Pada akhir pertemuan, Edy Hariyadi menyinggung tentang konversi mata kuliah yang ditempuh mahasiswa magang. Hal ini kemudian menjadi perbincangan serius bersama untuk menetapkan tugas-tugas konversi mata kuliah disesuaikan dengan Tupoksi dan kegiatan di Dispusip Banyuwangi. (Kontributor: Sasi Nur Aini, mahasiswa Sastra Indonesia)
Dosen Pembimbing Lapangan (DPL) Merdeka Belajar Kampus Merdeka (MBKM) Program Studi Sastra Indonesia Edy Hariyadi S.S., M.Si. melakukan kunjungan kepada mahasiswa yang menjalankan magang di Dinas Perpustakaan dan Kearsipan (Dispusip) Kabupaten Banyuwangi pada Rabu (29/9).
Kunjungan ini bertujuan untuk monitoring dan evaluasi (monev) kegiatan magang dua mahasiswa Jurusan Sastra Indonesia FIB UNEJ di Dispusip Banyuwangi yang berjalan sejak awal September 2021. Pada kunjungan ini, Edy Hariyadi bertemu dan melakukan koordinasi dengan Pustakawan Muda Dispusip Banyuwangi Yusup Khoiri, S.STP. yang bertindak selaku pembimbing mahasiswa magang.
Dalam pertemuan ini, Yusup Khoiri selaku pembimbing mahasiswa magang di lapangan menyampaikan bahwa kegiatan magang mahasiswa lebih difokuskan pada kegiatan yang berkaitan dengan penalaran dan implementasi teori. Hal ini dimaksudkan agar mahasiswa yang menjalankan magang selama satu semester nantinya benar-benar memiliki pengalaman mengenai implementasi ilmu perpustakaan dan kearsipan serta dunia kerja di dalamnya.
Pertemuan antara DPL, pembimbing magang di lapangan, dan mahasiswa magang juga membicarakan dan mengevaluasi kegiatan yang sudah dan akan dilakukan mahasiswa magang. Mahasiswa magang menyampaikan bahwa dalam satu bulan ini kegiatan yang dilakukan bukan hanya terkait langsung dengan kerja pustakawan seperti tentang alur pengolahan buku, tetapi mahasiswa magang juga memiliki tugas untuk menulis berita dalam rangka belajar menjadi pewarta dan berperan aktif dalam kegiatan-kegiatan Dispusip Banyuwangi. Hal ini dimaksudkan agar mahasiswa magang mampu mengimplementasikan pembelajaran yang sudah didapatkan selama ini di bangku kuliah secara langsung di lapangan.
Pada akhir pertemuan, Edy Hariyadi menyinggung tentang konversi mata kuliah yang ditempuh mahasiswa magang. Hal ini kemudian menjadi perbincangan serius bersama untuk menetapkan tugas-tugas konversi mata kuliah disesuaikan dengan Tupoksi dan kegiatan di Dispusip Banyuwangi. (Kontributor: Sasi Nur Aini, mahasiswa Sastra Indonesia)
Dosen Pembimbing Lapangan (DPL) Merdeka Belajar Kampus Merdeka (MBKM) Program Studi Sastra Indonesia Edy Hariyadi S.S., M.Si. melakukan kunjungan kepada mahasiswa yang menjalankan magang di Dinas Perpustakaan dan Kearsipan (Dispusip) Kabupaten Banyuwangi pada Rabu (29/9).
Kunjungan ini bertujuan untuk monitoring dan evaluasi (monev) kegiatan magang dua mahasiswa Jurusan Sastra Indonesia FIB UNEJ di Dispusip Banyuwangi yang berjalan sejak awal September 2021. Pada kunjungan ini, Edy Hariyadi bertemu dan melakukan koordinasi dengan Pustakawan Muda Dispusip Banyuwangi Yusup Khoiri, S.STP. yang bertindak selaku pembimbing mahasiswa magang.
Dalam pertemuan ini, Yusup Khoiri selaku pembimbing mahasiswa magang di lapangan menyampaikan bahwa kegiatan magang mahasiswa lebih difokuskan pada kegiatan yang berkaitan dengan penalaran dan implementasi teori. Hal ini dimaksudkan agar mahasiswa yang menjalankan magang selama satu semester nantinya benar-benar memiliki pengalaman mengenai implementasi ilmu perpustakaan dan kearsipan serta dunia kerja di dalamnya.
Pertemuan antara DPL, pembimbing magang di lapangan, dan mahasiswa magang juga membicarakan dan mengevaluasi kegiatan yang sudah dan akan dilakukan mahasiswa magang. Mahasiswa magang menyampaikan bahwa dalam satu bulan ini kegiatan yang dilakukan bukan hanya terkait langsung dengan kerja pustakawan seperti tentang alur pengolahan buku, tetapi mahasiswa magang juga memiliki tugas untuk menulis berita dalam rangka belajar menjadi pewarta dan berperan aktif dalam kegiatan-kegiatan Dispusip Banyuwangi. Hal ini dimaksudkan agar mahasiswa magang mampu mengimplementasikan pembelajaran yang sudah didapatkan selama ini di bangku kuliah secara langsung di lapangan.
Pada akhir pertemuan, Edy Hariyadi menyinggung tentang konversi mata kuliah yang ditempuh mahasiswa magang. Hal ini kemudian menjadi perbincangan serius bersama untuk menetapkan tugas-tugas konversi mata kuliah disesuaikan dengan Tupoksi dan kegiatan di Dispusip Banyuwangi. (Kontributor: Sasi Nur Aini, mahasiswa Sastra Indonesia)
Berikut ini dua artikel berita lainnya yang ditulis mahasiswa magang dan dimuat di website Dispusip Banyuwangi. Llink:
https://dispusip.banyuwangikab.go.id/dispusip-banyuwangi-gelar-webinar-naskah-kuno-memperingati-hai-2021/
https://dispusip.banyuwangikab.go.id/perpusda-ajak-anak-anak-ikut-rayakan-hari-aksara-internasional-dengan-mendongeng-online/
Dosen Pembimbing Lapangan (DPL) Merdeka Belajar Kampus Merdeka (MBKM) Program Studi Sastra Indonesia Edy Hariyadi S.S., M.Si. melakukan kunjungan kepada mahasiswa yang menjalankan magang di Dinas Perpustakaan dan Kearsipan (Dispusip) Kabupaten Banyuwangi pada Rabu (29/9).
Kunjungan ini bertujuan untuk monitoring dan evaluasi (monev) kegiatan magang dua mahasiswa Jurusan Sastra Indonesia FIB UNEJ di Dispusip Banyuwangi yang berjalan sejak awal September 2021. Pada kunjungan ini, Edy Hariyadi bertemu dan melakukan koordinasi dengan Pustakawan Muda Dispusip Banyuwangi Yusup Khoiri, S.STP. yang bertindak selaku pembimbing mahasiswa magang.
Dalam pertemuan ini, Yusup Khoiri selaku pembimbing mahasiswa magang di lapangan menyampaikan bahwa kegiatan magang mahasiswa lebih difokuskan pada kegiatan yang berkaitan dengan penalaran dan implementasi teori. Hal ini dimaksudkan agar mahasiswa yang menjalankan magang selama satu semester nantinya benar-benar memiliki pengalaman mengenai implementasi ilmu perpustakaan dan kearsipan serta dunia kerja di dalamnya.
Pertemuan antara DPL, pembimbing magang di lapangan, dan mahasiswa magang juga membicarakan dan mengevaluasi kegiatan yang sudah dan akan dilakukan mahasiswa magang. Mahasiswa magang menyampaikan bahwa dalam satu bulan ini kegiatan yang dilakukan bukan hanya terkait langsung dengan kerja pustakawan seperti tentang alur pengolahan buku, tetapi mahasiswa magang juga memiliki tugas untuk menulis berita dalam rangka belajar menjadi pewarta dan berperan aktif dalam kegiatan-kegiatan Dispusip Banyuwangi. Hal ini dimaksudkan agar mahasiswa magang mampu mengimplementasikan pembelajaran yang sudah didapatkan selama ini di bangku kuliah secara langsung di lapangan.
Pada akhir pertemuan, Edy Hariyadi menyinggung tentang konversi mata kuliah yang ditempuh mahasiswa magang. Hal ini kemudian menjadi perbincangan serius bersama untuk menetapkan tugas-tugas konversi mata kuliah disesuaikan dengan Tupoksi dan kegiatan di Dispusip Banyuwangi. (Kontributor: Sasi Nur Aini, mahasiswa Sastra Indonesia)
Dosen Pembimbing Lapangan (DPL) Merdeka Belajar Kampus Merdeka (MBKM) Program Studi Sastra Indonesia Edy Hariyadi S.S., M.Si. melakukan kunjungan kepada mahasiswa yang menjalankan magang di Dinas Perpustakaan dan Kearsipan (Dispusip) Kabupaten Banyuwangi pada Rabu (29/9).
Kunjungan ini bertujuan untuk monitoring dan evaluasi (monev) kegiatan magang dua mahasiswa Jurusan Sastra Indonesia FIB UNEJ di Dispusip Banyuwangi yang berjalan sejak awal September 2021. Pada kunjungan ini, Edy Hariyadi bertemu dan melakukan koordinasi dengan Pustakawan Muda Dispusip Banyuwangi Yusup Khoiri, S.STP. yang bertindak selaku pembimbing mahasiswa magang.
Dalam pertemuan ini, Yusup Khoiri selaku pembimbing mahasiswa magang di lapangan menyampaikan bahwa kegiatan magang mahasiswa lebih difokuskan pada kegiatan yang berkaitan dengan penalaran dan implementasi teori. Hal ini dimaksudkan agar mahasiswa yang menjalankan magang selama satu semester nantinya benar-benar memiliki pengalaman mengenai implementasi ilmu perpustakaan dan kearsipan serta dunia kerja di dalamnya.
Pertemuan antara DPL, pembimbing magang di lapangan, dan mahasiswa magang juga membicarakan dan mengevaluasi kegiatan yang sudah dan akan dilakukan mahasiswa magang. Mahasiswa magang menyampaikan bahwa dalam satu bulan ini kegiatan yang dilakukan bukan hanya terkait langsung dengan kerja pustakawan seperti tentang alur pengolahan buku, tetapi mahasiswa magang juga memiliki tugas untuk menulis berita dalam rangka belajar menjadi pewarta dan berperan aktif dalam kegiatan-kegiatan Dispusip Banyuwangi. Hal ini dimaksudkan agar mahasiswa magang mampu mengimplementasikan pembelajaran yang sudah didapatkan selama ini di bangku kuliah secara langsung di lapangan.
Pada akhir pertemuan, Edy Hariyadi menyinggung tentang konversi mata kuliah yang ditempuh mahasiswa magang. Hal ini kemudian menjadi perbincangan serius bersama untuk menetapkan tugas-tugas konversi mata kuliah disesuaikan dengan Tupoksi dan kegiatan di Dispusip Banyuwangi. (Kontributor: Sasi Nur Aini, mahasiswa Sastra Indonesia)
Dosen Pembimbing Lapangan (DPL) Merdeka Belajar Kampus Merdeka (MBKM) Program Studi Sastra Indonesia Edy Hariyadi S.S., M.Si. melakukan kunjungan kepada mahasiswa yang menjalankan magang di Dinas Perpustakaan dan Kearsipan (Dispusip) Kabupaten Banyuwangi pada Rabu (29/9).
Kunjungan ini bertujuan untuk monitoring dan evaluasi (monev) kegiatan magang dua mahasiswa Jurusan Sastra Indonesia FIB UNEJ di Dispusip Banyuwangi yang berjalan sejak awal September 2021. Pada kunjungan ini, Edy Hariyadi bertemu dan melakukan koordinasi dengan Pustakawan Muda Dispusip Banyuwangi Yusup Khoiri, S.STP. yang bertindak selaku pembimbing mahasiswa magang.
Dalam pertemuan ini, Yusup Khoiri selaku pembimbing mahasiswa magang di lapangan menyampaikan bahwa kegiatan magang mahasiswa lebih difokuskan pada kegiatan yang berkaitan dengan penalaran dan implementasi teori. Hal ini dimaksudkan agar mahasiswa yang menjalankan magang selama satu semester nantinya benar-benar memiliki pengalaman mengenai implementasi ilmu perpustakaan dan kearsipan serta dunia kerja di dalamnya.
Pertemuan antara DPL, pembimbing magang di lapangan, dan mahasiswa magang juga membicarakan dan mengevaluasi kegiatan yang sudah dan akan dilakukan mahasiswa magang. Mahasiswa magang menyampaikan bahwa dalam satu bulan ini kegiatan yang dilakukan bukan hanya terkait langsung dengan kerja pustakawan seperti tentang alur pengolahan buku, tetapi mahasiswa magang juga memiliki tugas untuk menulis berita dalam rangka belajar menjadi pewarta dan berperan aktif dalam kegiatan-kegiatan Dispusip Banyuwangi. Hal ini dimaksudkan agar mahasiswa magang mampu mengimplementasikan pembelajaran yang sudah didapatkan selama ini di bangku kuliah secara langsung di lapangan.
Pada akhir pertemuan, Edy Hariyadi menyinggung tentang konversi mata kuliah yang ditempuh mahasiswa magang. Hal ini kemudian menjadi perbincangan serius bersama untuk menetapkan tugas-tugas konversi mata kuliah disesuaikan dengan Tupoksi dan kegiatan di Dispusip Banyuwangi. (Kontributor: Sasi Nur Aini, mahasiswa Sastra Indonesia)
Dosen Pembimbing Lapangan (DPL) Merdeka Belajar Kampus Merdeka (MBKM) Program Studi Sastra Indonesia Edy Hariyadi S.S., M.Si. melakukan kunjungan kepada mahasiswa yang menjalankan magang di Dinas Perpustakaan dan Kearsipan (Dispusip) Kabupaten Banyuwangi pada Rabu (29/9).
Kunjungan ini bertujuan untuk monitoring dan evaluasi (monev) kegiatan magang dua mahasiswa Jurusan Sastra Indonesia FIB UNEJ di Dispusip Banyuwangi yang berjalan sejak awal September 2021. Pada kunjungan ini, Edy Hariyadi bertemu dan melakukan koordinasi dengan Pustakawan Muda Dispusip Banyuwangi Yusup Khoiri, S.STP. yang bertindak selaku pembimbing mahasiswa magang.
Dalam pertemuan ini, Yusup Khoiri selaku pembimbing mahasiswa magang di lapangan menyampaikan bahwa kegiatan magang mahasiswa lebih difokuskan pada kegiatan yang berkaitan dengan penalaran dan implementasi teori. Hal ini dimaksudkan agar mahasiswa yang menjalankan magang selama satu semester nantinya benar-benar memiliki pengalaman mengenai implementasi ilmu perpustakaan dan kearsipan serta dunia kerja di dalamnya.
Pertemuan antara DPL, pembimbing magang di lapangan, dan mahasiswa magang juga membicarakan dan mengevaluasi kegiatan yang sudah dan akan dilakukan mahasiswa magang. Mahasiswa magang menyampaikan bahwa dalam satu bulan ini kegiatan yang dilakukan bukan hanya terkait langsung dengan kerja pustakawan seperti tentang alur pengolahan buku, tetapi mahasiswa magang juga memiliki tugas untuk menulis berita dalam rangka belajar menjadi pewarta dan berperan aktif dalam kegiatan-kegiatan Dispusip Banyuwangi. Hal ini dimaksudkan agar mahasiswa magang mampu mengimplementasikan pembelajaran yang sudah didapatkan selama ini di bangku kuliah secara langsung di lapangan.
Pada akhir pertemuan, Edy Hariyadi menyinggung tentang konversi mata kuliah yang ditempuh mahasiswa magang. Hal ini kemudian menjadi perbincangan serius bersama untuk menetapkan tugas-tugas konversi mata kuliah disesuaikan dengan Tupoksi dan kegiatan di Dispusip Banyuwangi. (Kontributor: Sasi Nur Aini, mahasiswa Sastra Indonesia)
Dosen Pembimbing Lapangan (DPL) Merdeka Belajar Kampus Merdeka (MBKM) Program Studi Sastra Indonesia Edy Hariyadi S.S., M.Si. melakukan kunjungan kepada mahasiswa yang menjalankan magang di Dinas Perpustakaan dan Kearsipan (Dispusip) Kabupaten Banyuwangi pada Rabu (29/9).
Kunjungan ini bertujuan untuk monitoring dan evaluasi (monev) kegiatan magang dua mahasiswa Jurusan Sastra Indonesia FIB UNEJ di Dispusip Banyuwangi yang berjalan sejak awal September 2021. Pada kunjungan ini, Edy Hariyadi bertemu dan melakukan koordinasi dengan Pustakawan Muda Dispusip Banyuwangi Yusup Khoiri, S.STP. yang bertindak selaku pembimbing mahasiswa magang.
Dalam pertemuan ini, Yusup Khoiri selaku pembimbing mahasiswa magang di lapangan menyampaikan bahwa kegiatan magang mahasiswa lebih difokuskan pada kegiatan yang berkaitan dengan penalaran dan implementasi teori. Hal ini dimaksudkan agar mahasiswa yang menjalankan magang selama satu semester nantinya benar-benar memiliki pengalaman mengenai implementasi ilmu perpustakaan dan kearsipan serta dunia kerja di dalamnya.
Pertemuan antara DPL, pembimbing magang di lapangan, dan mahasiswa magang juga membicarakan dan mengevaluasi kegiatan yang sudah dan akan dilakukan mahasiswa magang. Mahasiswa magang menyampaikan bahwa dalam satu bulan ini kegiatan yang dilakukan bukan hanya terkait langsung dengan kerja pustakawan seperti tentang alur pengolahan buku, tetapi mahasiswa magang juga memiliki tugas untuk menulis berita dalam rangka belajar menjadi pewarta dan berperan aktif dalam kegiatan-kegiatan Dispusip Banyuwangi. Hal ini dimaksudkan agar mahasiswa magang mampu mengimplementasikan pembelajaran yang sudah didapatkan selama ini di bangku kuliah secara langsung di lapangan.
Pada akhir pertemuan, Edy Hariyadi menyinggung tentang konversi mata kuliah yang ditempuh mahasiswa magang. Hal ini kemudian menjadi perbincangan serius bersama untuk menetapkan tugas-tugas konversi mata kuliah disesuaikan dengan Tupoksi dan kegiatan di Dispusip Banyuwangi. (Kontributor: Sasi Nur Aini, mahasiswa Sastra Indonesia)
Dosen Pembimbing Lapangan (DPL) Merdeka Belajar Kampus Merdeka (MBKM) Program Studi Sastra Indonesia Edy Hariyadi S.S., M.Si. melakukan kunjungan kepada mahasiswa yang menjalankan magang di Dinas Perpustakaan dan Kearsipan (Dispusip) Kabupaten Banyuwangi pada Rabu (29/9).
Kunjungan ini bertujuan untuk monitoring dan evaluasi (monev) kegiatan magang dua mahasiswa Jurusan Sastra Indonesia FIB UNEJ di Dispusip Banyuwangi yang berjalan sejak awal September 2021. Pada kunjungan ini, Edy Hariyadi bertemu dan melakukan koordinasi dengan Pustakawan Muda Dispusip Banyuwangi Yusup Khoiri, S.STP. yang bertindak selaku pembimbing mahasiswa magang.
Dalam pertemuan ini, Yusup Khoiri selaku pembimbing mahasiswa magang di lapangan menyampaikan bahwa kegiatan magang mahasiswa lebih difokuskan pada kegiatan yang berkaitan dengan penalaran dan implementasi teori. Hal ini dimaksudkan agar mahasiswa yang menjalankan magang selama satu semester nantinya benar-benar memiliki pengalaman mengenai implementasi ilmu perpustakaan dan kearsipan serta dunia kerja di dalamnya.
Pertemuan antara DPL, pembimbing magang di lapangan, dan mahasiswa magang juga membicarakan dan mengevaluasi kegiatan yang sudah dan akan dilakukan mahasiswa magang. Mahasiswa magang menyampaikan bahwa dalam satu bulan ini kegiatan yang dilakukan bukan hanya terkait langsung dengan kerja pustakawan seperti tentang alur pengolahan buku, tetapi mahasiswa magang juga memiliki tugas untuk menulis berita dalam rangka belajar menjadi pewarta dan berperan aktif dalam kegiatan-kegiatan Dispusip Banyuwangi. Hal ini dimaksudkan agar mahasiswa magang mampu mengimplementasikan pembelajaran yang sudah didapatkan selama ini di bangku kuliah secara langsung di lapangan.
Pada akhir pertemuan, Edy Hariyadi menyinggung tentang konversi mata kuliah yang ditempuh mahasiswa magang. Hal ini kemudian menjadi perbincangan serius bersama untuk menetapkan tugas-tugas konversi mata kuliah disesuaikan dengan Tupoksi dan kegiatan di Dispusip Banyuwangi. (Kontributor: Sasi Nur Aini, mahasiswa Sastra Indonesia)
Artikel berita lainnya yang ditulis mahasiswa magang dan dimuat di website Dispusip Banyuwangi. Link:.
https://dispusip.banyuwangikab.go.id/dispusip-banyuwangi-gelar-webinar-naskah-kuno-memperingati-hai-2021/
https://dispusip.banyuwangikab.go.id/perpusda-ajak-anak-anak-ikut-rayakan-hari-aksara-internasional-dengan-mendongeng-online/
Dosen Pembimbing Lapangan (DPL) Merdeka Belajar Kampus Merdeka (MBKM) Program Studi Sastra Indonesia Edy Hariyadi S.S., M.Si. melakukan kunjungan kepada mahasiswa yang menjalankan magang di Dinas Perpustakaan dan Kearsipan (Dispusip) Kabupaten Banyuwangi pada Rabu (29/9).
Kunjungan ini bertujuan untuk monitoring dan evaluasi (monev) kegiatan magang dua mahasiswa Jurusan Sastra Indonesia FIB UNEJ di Dispusip Banyuwangi yang berjalan sejak awal September 2021. Pada kunjungan ini, Edy Hariyadi bertemu dan melakukan koordinasi dengan Pustakawan Muda Dispusip Banyuwangi Yusup Khoiri, S.STP. yang bertindak selaku pembimbing mahasiswa magang.
Dalam pertemuan ini, Yusup Khoiri selaku pembimbing mahasiswa magang di lapangan menyampaikan bahwa kegiatan magang mahasiswa lebih difokuskan pada kegiatan yang berkaitan dengan penalaran dan implementasi teori. Hal ini dimaksudkan agar mahasiswa yang menjalankan magang selama satu semester nantinya benar-benar memiliki pengalaman mengenai implementasi ilmu perpustakaan dan kearsipan serta dunia kerja di dalamnya.
Pertemuan antara DPL, pembimbing magang di lapangan, dan mahasiswa magang juga membicarakan dan mengevaluasi kegiatan yang sudah dan akan dilakukan mahasiswa magang. Mahasiswa magang menyampaikan bahwa dalam satu bulan ini kegiatan yang dilakukan bukan hanya terkait langsung dengan kerja pustakawan seperti tentang alur pengolahan buku, tetapi mahasiswa magang juga memiliki tugas untuk menulis berita dalam rangka belajar menjadi pewarta dan berperan aktif dalam kegiatan-kegiatan Dispusip Banyuwangi. Hal ini dimaksudkan agar mahasiswa magang mampu mengimplementasikan pembelajaran yang sudah didapatkan selama ini di bangku kuliah secara langsung di lapangan.
Pada akhir pertemuan, Edy Hariyadi menyinggung tentang konversi mata kuliah yang ditempuh mahasiswa magang. Hal ini kemudian menjadi perbincangan serius bersama untuk menetapkan tugas-tugas konversi mata kuliah disesuaikan dengan Tupoksi dan kegiatan di Dispusip Banyuwangi. (Kontributor: Sasi Nur Aini, mahasiswa Sastra Indonesia)
Dosen Pembimbing Lapangan (DPL) Merdeka Belajar Kampus Merdeka (MBKM) Program Studi Sastra Indonesia Edy Hariyadi S.S., M.Si. melakukan kunjungan kepada mahasiswa yang menjalankan magang di Dinas Perpustakaan dan Kearsipan (Dispusip) Kabupaten Banyuwangi pada Rabu (29/9).
Kunjungan ini bertujuan untuk monitoring dan evaluasi (monev) kegiatan magang dua mahasiswa Jurusan Sastra Indonesia FIB UNEJ di Dispusip Banyuwangi yang berjalan sejak awal September 2021. Pada kunjungan ini, Edy Hariyadi bertemu dan melakukan koordinasi dengan Pustakawan Muda Dispusip Banyuwangi Yusup Khoiri, S.STP. yang bertindak selaku pembimbing mahasiswa magang.
Dalam pertemuan ini, Yusup Khoiri selaku pembimbing mahasiswa magang di lapangan menyampaikan bahwa kegiatan magang mahasiswa lebih difokuskan pada kegiatan yang berkaitan dengan penalaran dan implementasi teori. Hal ini dimaksudkan agar mahasiswa yang menjalankan magang selama satu semester nantinya benar-benar memiliki pengalaman mengenai implementasi ilmu perpustakaan dan kearsipan serta dunia kerja di dalamnya.
Pertemuan antara DPL, pembimbing magang di lapangan, dan mahasiswa magang juga membicarakan dan mengevaluasi kegiatan yang sudah dan akan dilakukan mahasiswa magang. Mahasiswa magang menyampaikan bahwa dalam satu bulan ini kegiatan yang dilakukan bukan hanya terkait langsung dengan kerja pustakawan seperti tentang alur pengolahan buku, tetapi mahasiswa magang juga memiliki tugas untuk menulis berita dalam rangka belajar menjadi pewarta dan berperan aktif dalam kegiatan-kegiatan Dispusip Banyuwangi. Hal ini dimaksudkan agar mahasiswa magang mampu mengimplementasikan pembelajaran yang sudah didapatkan selama ini di bangku kuliah secara langsung di lapangan.
Pada akhir pertemuan, Edy Hariyadi menyinggung tentang konversi mata kuliah yang ditempuh mahasiswa magang. Hal ini kemudian menjadi perbincangan serius bersama untuk menetapkan tugas-tugas konversi mata kuliah disesuaikan dengan Tupoksi dan kegiatan di Dispusip Banyuwangi. (Kontributor: Sasi Nur Aini, mahasiswa Sastra Indonesia)
Berikut ini dua artikel berita lainnya yang ditulis mahasiswa magang dan dimuat di website Dispusip Banyuwangi. Llink:
https://dispusip.banyuwangikab.go.id/dispusip-banyuwangi-gelar-webinar-naskah-kuno-memperingati-hai-2021/
https://dispusip.banyuwangikab.go.id/perpusda-ajak-anak-anak-ikut-rayakan-hari-aksara-internasional-dengan-mendongeng-online/
Dosen Pembimbing Lapangan (DPL) Merdeka Belajar Kampus Merdeka (MBKM) Program Studi Sastra Indonesia Edy Hariyadi S.S., M.Si. melakukan kunjungan kepada mahasiswa yang menjalankan magang di Dinas Perpustakaan dan Kearsipan (Dispusip) Kabupaten Banyuwangi pada Rabu (29/9).
Kunjungan ini bertujuan untuk monitoring dan evaluasi (monev) kegiatan magang dua mahasiswa Jurusan Sastra Indonesia FIB UNEJ di Dispusip Banyuwangi yang berjalan sejak awal September 2021. Pada kunjungan ini, Edy Hariyadi bertemu dan melakukan koordinasi dengan Pustakawan Muda Dispusip Banyuwangi Yusup Khoiri, S.STP. yang bertindak selaku pembimbing mahasiswa magang.
Dalam pertemuan ini, Yusup Khoiri selaku pembimbing mahasiswa magang di lapangan menyampaikan bahwa kegiatan magang mahasiswa lebih difokuskan pada kegiatan yang berkaitan dengan penalaran dan implementasi teori. Hal ini dimaksudkan agar mahasiswa yang menjalankan magang selama satu semester nantinya benar-benar memiliki pengalaman mengenai implementasi ilmu perpustakaan dan kearsipan serta dunia kerja di dalamnya.
Pertemuan antara DPL, pembimbing magang di lapangan, dan mahasiswa magang juga membicarakan dan mengevaluasi kegiatan yang sudah dan akan dilakukan mahasiswa magang. Mahasiswa magang menyampaikan bahwa dalam satu bulan ini kegiatan yang dilakukan bukan hanya terkait langsung dengan kerja pustakawan seperti tentang alur pengolahan buku, tetapi mahasiswa magang juga memiliki tugas untuk menulis berita dalam rangka belajar menjadi pewarta dan berperan aktif dalam kegiatan-kegiatan Dispusip Banyuwangi. Hal ini dimaksudkan agar mahasiswa magang mampu mengimplementasikan pembelajaran yang sudah didapatkan selama ini di bangku kuliah secara langsung di lapangan.
Pada akhir pertemuan, Edy Hariyadi menyinggung tentang konversi mata kuliah yang ditempuh mahasiswa magang. Hal ini kemudian menjadi perbincangan serius bersama untuk menetapkan tugas-tugas konversi mata kuliah disesuaikan dengan Tupoksi dan kegiatan di Dispusip Banyuwangi. (Kontributor: Sasi Nur Aini, mahasiswa Sastra Indonesia)
Dosen Pembimbing Lapangan (DPL) Merdeka Belajar Kampus Merdeka (MBKM) Program Studi Sastra Indonesia Edy Hariyadi S.S., M.Si. melakukan kunjungan kepada mahasiswa yang menjalankan magang di Dinas Perpustakaan dan Kearsipan (Dispusip) Kabupaten Banyuwangi pada Rabu (29/9).
Kunjungan ini bertujuan untuk monitoring dan evaluasi (monev) kegiatan magang dua mahasiswa Jurusan Sastra Indonesia FIB UNEJ di Dispusip Banyuwangi yang berjalan sejak awal September 2021. Pada kunjungan ini, Edy Hariyadi bertemu dan melakukan koordinasi dengan Pustakawan Muda Dispusip Banyuwangi Yusup Khoiri, S.STP. yang bertindak selaku pembimbing mahasiswa magang.
Dalam pertemuan ini, Yusup Khoiri selaku pembimbing mahasiswa magang di lapangan menyampaikan bahwa kegiatan magang mahasiswa lebih difokuskan pada kegiatan yang berkaitan dengan penalaran dan implementasi teori. Hal ini dimaksudkan agar mahasiswa yang menjalankan magang selama satu semester nantinya benar-benar memiliki pengalaman mengenai implementasi ilmu perpustakaan dan kearsipan serta dunia kerja di dalamnya.
Pertemuan antara DPL, pembimbing magang di lapangan, dan mahasiswa magang juga membicarakan dan mengevaluasi kegiatan yang sudah dan akan dilakukan mahasiswa magang. Mahasiswa magang menyampaikan bahwa dalam satu bulan ini kegiatan yang dilakukan bukan hanya terkait langsung dengan kerja pustakawan seperti tentang alur pengolahan buku, tetapi mahasiswa magang juga memiliki tugas untuk menulis berita dalam rangka belajar menjadi pewarta dan berperan aktif dalam kegiatan-kegiatan Dispusip Banyuwangi. Hal ini dimaksudkan agar mahasiswa magang mampu mengimplementasikan pembelajaran yang sudah didapatkan selama ini di bangku kuliah secara langsung di lapangan.
Pada akhir pertemuan, Edy Hariyadi menyinggung tentang konversi mata kuliah yang ditempuh mahasiswa magang. Hal ini kemudian menjadi perbincangan serius bersama untuk menetapkan tugas-tugas konversi mata kuliah disesuaikan dengan Tupoksi dan kegiatan di Dispusip Banyuwangi. (Kontributor: Sasi Nur Aini, mahasiswa Sastra Indonesia)
Dosen Pembimbing Lapangan (DPL) Merdeka Belajar Kampus Merdeka (MBKM) Program Studi Sastra Indonesia Edy Hariyadi S.S., M.Si. melakukan kunjungan kepada mahasiswa yang menjalankan magang di Dinas Perpustakaan dan Kearsipan (Dispusip) Kabupaten Banyuwangi pada Rabu (29/9).
Kunjungan ini bertujuan untuk monitoring dan evaluasi (monev) kegiatan magang dua mahasiswa Jurusan Sastra Indonesia FIB UNEJ di Dispusip Banyuwangi yang berjalan sejak awal September 2021. Pada kunjungan ini, Edy Hariyadi bertemu dan melakukan koordinasi dengan Pustakawan Muda Dispusip Banyuwangi Yusup Khoiri, S.STP. yang bertindak selaku pembimbing mahasiswa magang.
Dalam pertemuan ini, Yusup Khoiri selaku pembimbing mahasiswa magang di lapangan menyampaikan bahwa kegiatan magang mahasiswa lebih difokuskan pada kegiatan yang berkaitan dengan penalaran dan implementasi teori. Hal ini dimaksudkan agar mahasiswa yang menjalankan magang selama satu semester nantinya benar-benar memiliki pengalaman mengenai implementasi ilmu perpustakaan dan kearsipan serta dunia kerja di dalamnya.
Pertemuan antara DPL, pembimbing magang di lapangan, dan mahasiswa magang juga membicarakan dan mengevaluasi kegiatan yang sudah dan akan dilakukan mahasiswa magang. Mahasiswa magang menyampaikan bahwa dalam satu bulan ini kegiatan yang dilakukan bukan hanya terkait langsung dengan kerja pustakawan seperti tentang alur pengolahan buku, tetapi mahasiswa magang juga memiliki tugas untuk menulis berita dalam rangka belajar menjadi pewarta dan berperan aktif dalam kegiatan-kegiatan Dispusip Banyuwangi. Hal ini dimaksudkan agar mahasiswa magang mampu mengimplementasikan pembelajaran yang sudah didapatkan selama ini di bangku kuliah secara langsung di lapangan.
Pada akhir pertemuan, Edy Hariyadi menyinggung tentang konversi mata kuliah yang ditempuh mahasiswa magang. Hal ini kemudian menjadi perbincangan serius bersama untuk menetapkan tugas-tugas konversi mata kuliah disesuaikan dengan Tupoksi dan kegiatan di Dispusip Banyuwangi. (Kontributor: Sasi Nur Aini, mahasiswa Sastra Indonesia)
Dosen Pembimbing Lapangan (DPL) Merdeka Belajar Kampus Merdeka (MBKM) Program Studi Sastra Indonesia Edy Hariyadi S.S., M.Si. melakukan kunjungan kepada mahasiswa yang menjalankan magang di Dinas Perpustakaan dan Kearsipan (Dispusip) Kabupaten Banyuwangi pada Rabu (29/9).
Kunjungan ini bertujuan untuk monitoring dan evaluasi (monev) kegiatan magang dua mahasiswa Jurusan Sastra Indonesia FIB UNEJ di Dispusip Banyuwangi yang berjalan sejak awal September 2021. Pada kunjungan ini, Edy Hariyadi bertemu dan melakukan koordinasi dengan Pustakawan Muda Dispusip Banyuwangi Yusup Khoiri, S.STP. yang bertindak selaku pembimbing mahasiswa magang.
Dalam pertemuan ini, Yusup Khoiri selaku pembimbing mahasiswa magang di lapangan menyampaikan bahwa kegiatan magang mahasiswa lebih difokuskan pada kegiatan yang berkaitan dengan penalaran dan implementasi teori. Hal ini dimaksudkan agar mahasiswa yang menjalankan magang selama satu semester nantinya benar-benar memiliki pengalaman mengenai implementasi ilmu perpustakaan dan kearsipan serta dunia kerja di dalamnya.
Pertemuan antara DPL, pembimbing magang di lapangan, dan mahasiswa magang juga membicarakan dan mengevaluasi kegiatan yang sudah dan akan dilakukan mahasiswa magang. Mahasiswa magang menyampaikan bahwa dalam satu bulan ini kegiatan yang dilakukan bukan hanya terkait langsung dengan kerja pustakawan seperti tentang alur pengolahan buku, tetapi mahasiswa magang juga memiliki tugas untuk menulis berita dalam rangka belajar menjadi pewarta dan berperan aktif dalam kegiatan-kegiatan Dispusip Banyuwangi. Hal ini dimaksudkan agar mahasiswa magang mampu mengimplementasikan pembelajaran yang sudah didapatkan selama ini di bangku kuliah secara langsung di lapangan.
Pada akhir pertemuan, Edy Hariyadi menyinggung tentang konversi mata kuliah yang ditempuh mahasiswa magang. Hal ini kemudian menjadi perbincangan serius bersama untuk menetapkan tugas-tugas konversi mata kuliah disesuaikan dengan Tupoksi dan kegiatan di Dispusip Banyuwangi. (Kontributor: Sasi Nur Aini, mahasiswa Sastra Indonesia)
Dosen Pembimbing Lapangan (DPL) Merdeka Belajar Kampus Merdeka (MBKM) Program Studi Sastra Indonesia Edy Hariyadi S.S., M.Si. melakukan kunjungan kepada mahasiswa yang menjalankan magang di Dinas Perpustakaan dan Kearsipan (Dispusip) Kabupaten Banyuwangi pada Rabu (29/9).
Kunjungan ini bertujuan untuk monitoring dan evaluasi (monev) kegiatan magang dua mahasiswa Jurusan Sastra Indonesia FIB UNEJ di Dispusip Banyuwangi yang berjalan sejak awal September 2021. Pada kunjungan ini, Edy Hariyadi bertemu dan melakukan koordinasi dengan Pustakawan Muda Dispusip Banyuwangi Yusup Khoiri, S.STP. yang bertindak selaku pembimbing mahasiswa magang.
Dalam pertemuan ini, Yusup Khoiri selaku pembimbing mahasiswa magang di lapangan menyampaikan bahwa kegiatan magang mahasiswa lebih difokuskan pada kegiatan yang berkaitan dengan penalaran dan implementasi teori. Hal ini dimaksudkan agar mahasiswa yang menjalankan magang selama satu semester nantinya benar-benar memiliki pengalaman mengenai implementasi ilmu perpustakaan dan kearsipan serta dunia kerja di dalamnya.
Pertemuan antara DPL, pembimbing magang di lapangan, dan mahasiswa magang juga membicarakan dan mengevaluasi kegiatan yang sudah dan akan dilakukan mahasiswa magang. Mahasiswa magang menyampaikan bahwa dalam satu bulan ini kegiatan yang dilakukan bukan hanya terkait langsung dengan kerja pustakawan seperti tentang alur pengolahan buku, tetapi mahasiswa magang juga memiliki tugas untuk menulis berita dalam rangka belajar menjadi pewarta dan berperan aktif dalam kegiatan-kegiatan Dispusip Banyuwangi. Hal ini dimaksudkan agar mahasiswa magang mampu mengimplementasikan pembelajaran yang sudah didapatkan selama ini di bangku kuliah secara langsung di lapangan.
Pada akhir pertemuan, Edy Hariyadi menyinggung tentang konversi mata kuliah yang ditempuh mahasiswa magang. Hal ini kemudian menjadi perbincangan serius bersama untuk menetapkan tugas-tugas konversi mata kuliah disesuaikan dengan Tupoksi dan kegiatan di Dispusip Banyuwangi. (Kontributor: Sasi Nur Aini, mahasiswa Sastra Indonesia)
Dosen Pembimbing Lapangan (DPL) Merdeka Belajar Kampus Merdeka (MBKM) Program Studi Sastra Indonesia Edy Hariyadi S.S., M.Si. melakukan kunjungan kepada mahasiswa yang menjalankan magang di Dinas Perpustakaan dan Kearsipan (Dispusip) Kabupaten Banyuwangi pada Rabu (29/9).
Kunjungan ini bertujuan untuk monitoring dan evaluasi (monev) kegiatan magang dua mahasiswa Jurusan Sastra Indonesia FIB UNEJ di Dispusip Banyuwangi yang berjalan sejak awal September 2021. Pada kunjungan ini, Edy Hariyadi bertemu dan melakukan koordinasi dengan Pustakawan Muda Dispusip Banyuwangi Yusup Khoiri, S.STP. yang bertindak selaku pembimbing mahasiswa magang.
Dalam pertemuan ini, Yusup Khoiri selaku pembimbing mahasiswa magang di lapangan menyampaikan bahwa kegiatan magang mahasiswa lebih difokuskan pada kegiatan yang berkaitan dengan penalaran dan implementasi teori. Hal ini dimaksudkan agar mahasiswa yang menjalankan magang selama satu semester nantinya benar-benar memiliki pengalaman mengenai implementasi ilmu perpustakaan dan kearsipan serta dunia kerja di dalamnya.
Pertemuan antara DPL, pembimbing magang di lapangan, dan mahasiswa magang juga membicarakan dan mengevaluasi kegiatan yang sudah dan akan dilakukan mahasiswa magang. Mahasiswa magang menyampaikan bahwa dalam satu bulan ini kegiatan yang dilakukan bukan hanya terkait langsung dengan kerja pustakawan seperti tentang alur pengolahan buku, tetapi mahasiswa magang juga memiliki tugas untuk menulis berita dalam rangka belajar menjadi pewarta dan berperan aktif dalam kegiatan-kegiatan Dispusip Banyuwangi. Hal ini dimaksudkan agar mahasiswa magang mampu mengimplementasikan pembelajaran yang sudah didapatkan selama ini di bangku kuliah secara langsung di lapangan.
Pada akhir pertemuan, Edy Hariyadi menyinggung tentang konversi mata kuliah yang ditempuh mahasiswa magang. Hal ini kemudian menjadi perbincangan serius bersama untuk menetapkan tugas-tugas konversi mata kuliah disesuaikan dengan Tupoksi dan kegiatan di Dispusip Banyuwangi. (Kontributor: Sasi Nur Aini, mahasiswa Sastra Indonesia)
Dosen Pembimbing Lapangan (DPL) Merdeka Belajar Kampus Merdeka (MBKM) Program Studi Sastra Indonesia Edy Hariyadi S.S., M.Si. melakukan kunjungan kepada mahasiswa yang menjalankan magang di Dinas Perpustakaan dan Kearsipan (Dispusip) Kabupaten Banyuwangi pada Rabu (29/9).
Kunjungan ini bertujuan untuk monitoring dan evaluasi (monev) kegiatan magang dua mahasiswa Jurusan Sastra Indonesia FIB UNEJ di Dispusip Banyuwangi yang berjalan sejak awal September 2021. Pada kunjungan ini, Edy Hariyadi bertemu dan melakukan koordinasi dengan Pustakawan Muda Dispusip Banyuwangi Yusup Khoiri, S.STP. yang bertindak selaku pembimbing mahasiswa magang.
Dalam pertemuan ini, Yusup Khoiri selaku pembimbing mahasiswa magang di lapangan menyampaikan bahwa kegiatan magang mahasiswa lebih difokuskan pada kegiatan yang berkaitan dengan penalaran dan implementasi teori. Hal ini dimaksudkan agar mahasiswa yang menjalankan magang selama satu semester nantinya benar-benar memiliki pengalaman mengenai implementasi ilmu perpustakaan dan kearsipan serta dunia kerja di dalamnya.
Pertemuan antara DPL, pembimbing magang di lapangan, dan mahasiswa magang juga membicarakan dan mengevaluasi kegiatan yang sudah dan akan dilakukan mahasiswa magang. Mahasiswa magang menyampaikan bahwa dalam satu bulan ini kegiatan yang dilakukan bukan hanya terkait langsung dengan kerja pustakawan seperti tentang alur pengolahan buku, tetapi mahasiswa magang juga memiliki tugas untuk menulis berita dalam rangka belajar menjadi pewarta dan berperan aktif dalam kegiatan-kegiatan Dispusip Banyuwangi. Hal ini dimaksudkan agar mahasiswa magang mampu mengimplementasikan pembelajaran yang sudah didapatkan selama ini di bangku kuliah secara langsung di lapangan.
Pada akhir pertemuan, Edy Hariyadi menyinggung tentang konversi mata kuliah yang ditempuh mahasiswa magang. Hal ini kemudian menjadi perbincangan serius bersama untuk menetapkan tugas-tugas konversi mata kuliah disesuaikan dengan Tupoksi dan kegiatan di Dispusip Banyuwangi. (Kontributor: Sasi Nur Aini, mahasiswa Sastra Indonesia)
Dosen Pembimbing Lapangan (DPL) Merdeka Belajar Kampus Merdeka (MBKM) Program Studi Sastra Indonesia Edy Hariyadi S.S., M.Si. melakukan kunjungan kepada mahasiswa yang menjalankan magang di Dinas Perpustakaan dan Kearsipan (Dispusip) Kabupaten Banyuwangi pada Rabu (29/9).
Kunjungan ini bertujuan untuk monitoring dan evaluasi (monev) kegiatan magang dua mahasiswa Jurusan Sastra Indonesia FIB UNEJ di Dispusip Banyuwangi yang berjalan sejak awal September 2021. Pada kunjungan ini, Edy Hariyadi bertemu dan melakukan koordinasi dengan Pustakawan Muda Dispusip Banyuwangi Yusup Khoiri, S.STP. yang bertindak selaku pembimbing mahasiswa magang.
Dalam pertemuan ini, Yusup Khoiri selaku pembimbing mahasiswa magang di lapangan menyampaikan bahwa kegiatan magang mahasiswa lebih difokuskan pada kegiatan yang berkaitan dengan penalaran dan implementasi teori. Hal ini dimaksudkan agar mahasiswa yang menjalankan magang selama satu semester nantinya benar-benar memiliki pengalaman mengenai implementasi ilmu perpustakaan dan kearsipan serta dunia kerja di dalamnya.
Pertemuan antara DPL, pembimbing magang di lapangan, dan mahasiswa magang juga membicarakan dan mengevaluasi kegiatan yang sudah dan akan dilakukan mahasiswa magang. Mahasiswa magang menyampaikan bahwa dalam satu bulan ini kegiatan yang dilakukan bukan hanya terkait langsung dengan kerja pustakawan seperti tentang alur pengolahan buku, tetapi mahasiswa magang juga memiliki tugas untuk menulis berita dalam rangka belajar menjadi pewarta dan berperan aktif dalam kegiatan-kegiatan Dispusip Banyuwangi. Hal ini dimaksudkan agar mahasiswa magang mampu mengimplementasikan pembelajaran yang sudah didapatkan selama ini di bangku kuliah secara langsung di lapangan.
Pada akhir pertemuan, Edy Hariyadi menyinggung tentang konversi mata kuliah yang ditempuh mahasiswa magang. Hal ini kemudian menjadi perbincangan serius bersama untuk menetapkan tugas-tugas konversi mata kuliah disesuaikan dengan Tupoksi dan kegiatan di Dispusip Banyuwangi. (Kontributor: Sasi Nur Aini, mahasiswa Sastra Indonesia)
Berikut ini dua artikel berita lainnya yang ditulis mahasiswa magang dan dimuat di website Dispusip Banyuwangi. Llink:
https://dispusip.banyuwangikab.go.id/dispusip-banyuwangi-gelar-webinar-naskah-kuno-memperingati-hai-2021/
https://dispusip.banyuwangikab.go.id/perpusda-ajak-anak-anak-ikut-rayakan-hari-aksara-internasional-dengan-mendongeng-online/
Dosen Pembimbing Lapangan (DPL) Merdeka Belajar Kampus Merdeka (MBKM) Program Studi Sastra Indonesia Edy Hariyadi S.S., M.Si. melakukan kunjungan kepada mahasiswa yang menjalankan magang di Dinas Perpustakaan dan Kearsipan (Dispusip) Kabupaten Banyuwangi pada Rabu (29/9).
Kunjungan ini bertujuan untuk monitoring dan evaluasi (monev) kegiatan magang dua mahasiswa Jurusan Sastra Indonesia FIB UNEJ di Dispusip Banyuwangi yang berjalan sejak awal September 2021. Pada kunjungan ini, Edy Hariyadi bertemu dan melakukan koordinasi dengan Pustakawan Muda Dispusip Banyuwangi Yusup Khoiri, S.STP. yang bertindak selaku pembimbing mahasiswa magang.
Dalam pertemuan ini, Yusup Khoiri selaku pembimbing mahasiswa magang di lapangan menyampaikan bahwa kegiatan magang mahasiswa lebih difokuskan pada kegiatan yang berkaitan dengan penalaran dan implementasi teori. Hal ini dimaksudkan agar mahasiswa yang menjalankan magang selama satu semester nantinya benar-benar memiliki pengalaman mengenai implementasi ilmu perpustakaan dan kearsipan serta dunia kerja di dalamnya.
Pertemuan antara DPL, pembimbing magang di lapangan, dan mahasiswa magang juga membicarakan dan mengevaluasi kegiatan yang sudah dan akan dilakukan mahasiswa magang. Mahasiswa magang menyampaikan bahwa dalam satu bulan ini kegiatan yang dilakukan bukan hanya terkait langsung dengan kerja pustakawan seperti tentang alur pengolahan buku, tetapi mahasiswa magang juga memiliki tugas untuk menulis berita dalam rangka belajar menjadi pewarta dan berperan aktif dalam kegiatan-kegiatan Dispusip Banyuwangi. Hal ini dimaksudkan agar mahasiswa magang mampu mengimplementasikan pembelajaran yang sudah didapatkan selama ini di bangku kuliah secara langsung di lapangan.
Pada akhir pertemuan, Edy Hariyadi menyinggung tentang konversi mata kuliah yang ditempuh mahasiswa magang. Hal ini kemudian menjadi perbincangan serius bersama untuk menetapkan tugas-tugas konversi mata kuliah disesuaikan dengan Tupoksi dan kegiatan di Dispusip Banyuwangi. (Kontributor: Sasi Nur Aini, mahasiswa Sastra Indonesia)
Dosen Pembimbing Lapangan (DPL) Merdeka Belajar Kampus Merdeka (MBKM) Program Studi Sastra Indonesia Edy Hariyadi S.S., M.Si. melakukan kunjungan kepada mahasiswa yang menjalankan magang di Dinas Perpustakaan dan Kearsipan (Dispusip) Kabupaten Banyuwangi pada Rabu (29/9).
Kunjungan ini bertujuan untuk monitoring dan evaluasi (monev) kegiatan magang dua mahasiswa Jurusan Sastra Indonesia FIB UNEJ di Dispusip Banyuwangi yang berjalan sejak awal September 2021. Pada kunjungan ini, Edy Hariyadi bertemu dan melakukan koordinasi dengan Pustakawan Muda Dispusip Banyuwangi Yusup Khoiri, S.STP. yang bertindak selaku pembimbing mahasiswa magang.
Dalam pertemuan ini, Yusup Khoiri selaku pembimbing mahasiswa magang di lapangan menyampaikan bahwa kegiatan magang mahasiswa lebih difokuskan pada kegiatan yang berkaitan dengan penalaran dan implementasi teori. Hal ini dimaksudkan agar mahasiswa yang menjalankan magang selama satu semester nantinya benar-benar memiliki pengalaman mengenai implementasi ilmu perpustakaan dan kearsipan serta dunia kerja di dalamnya.
Pertemuan antara DPL, pembimbing magang di lapangan, dan mahasiswa magang juga membicarakan dan mengevaluasi kegiatan yang sudah dan akan dilakukan mahasiswa magang. Mahasiswa magang menyampaikan bahwa dalam satu bulan ini kegiatan yang dilakukan bukan hanya terkait langsung dengan kerja pustakawan seperti tentang alur pengolahan buku, tetapi mahasiswa magang juga memiliki tugas untuk menulis berita dalam rangka belajar menjadi pewarta dan berperan aktif dalam kegiatan-kegiatan Dispusip Banyuwangi. Hal ini dimaksudkan agar mahasiswa magang mampu mengimplementasikan pembelajaran yang sudah didapatkan selama ini di bangku kuliah secara langsung di lapangan.
Pada akhir pertemuan, Edy Hariyadi menyinggung tentang konversi mata kuliah yang ditempuh mahasiswa magang. Hal ini kemudian menjadi perbincangan serius bersama untuk menetapkan tugas-tugas konversi mata kuliah disesuaikan dengan Tupoksi dan kegiatan di Dispusip Banyuwangi. (Kontributor: Sasi Nur Aini, mahasiswa Sastra Indonesia)
Dosen Pembimbing Lapangan (DPL) Merdeka Belajar Kampus Merdeka (MBKM) Program Studi Sastra Indonesia Edy Hariyadi S.S., M.Si. melakukan kunjungan kepada mahasiswa yang menjalankan magang di Dinas Perpustakaan dan Kearsipan (Dispusip) Kabupaten Banyuwangi pada Rabu (29/9).
Kunjungan ini bertujuan untuk monitoring dan evaluasi (monev) kegiatan magang dua mahasiswa Jurusan Sastra Indonesia FIB UNEJ di Dispusip Banyuwangi yang berjalan sejak awal September 2021. Pada kunjungan ini, Edy Hariyadi bertemu dan melakukan koordinasi dengan Pustakawan Muda Dispusip Banyuwangi Yusup Khoiri, S.STP. yang bertindak selaku pembimbing mahasiswa magang.
Dalam pertemuan ini, Yusup Khoiri selaku pembimbing mahasiswa magang di lapangan menyampaikan bahwa kegiatan magang mahasiswa lebih difokuskan pada kegiatan yang berkaitan dengan penalaran dan implementasi teori. Hal ini dimaksudkan agar mahasiswa yang menjalankan magang selama satu semester nantinya benar-benar memiliki pengalaman mengenai implementasi ilmu perpustakaan dan kearsipan serta dunia kerja di dalamnya.
Pertemuan antara DPL, pembimbing magang di lapangan, dan mahasiswa magang juga membicarakan dan mengevaluasi kegiatan yang sudah dan akan dilakukan mahasiswa magang. Mahasiswa magang menyampaikan bahwa dalam satu bulan ini kegiatan yang dilakukan bukan hanya terkait langsung dengan kerja pustakawan seperti tentang alur pengolahan buku, tetapi mahasiswa magang juga memiliki tugas untuk menulis berita dalam rangka belajar menjadi pewarta dan berperan aktif dalam kegiatan-kegiatan Dispusip Banyuwangi. Hal ini dimaksudkan agar mahasiswa magang mampu mengimplementasikan pembelajaran yang sudah didapatkan selama ini di bangku kuliah secara langsung di lapangan.
Pada akhir pertemuan, Edy Hariyadi menyinggung tentang konversi mata kuliah yang ditempuh mahasiswa magang. Hal ini kemudian menjadi perbincangan serius bersama untuk menetapkan tugas-tugas konversi mata kuliah disesuaikan dengan Tupoksi dan kegiatan di Dispusip Banyuwangi. (Kontributor: Sasi Nur Aini, mahasiswa Sastra Indonesia)
Dosen Pembimbing Lapangan (DPL) Merdeka Belajar Kampus Merdeka (MBKM) Program Studi Sastra Indonesia Edy Hariyadi S.S., M.Si. melakukan kunjungan kepada mahasiswa yang menjalankan magang di Dinas Perpustakaan dan Kearsipan (Dispusip) Kabupaten Banyuwangi pada Rabu (29/9).
Kunjungan ini bertujuan untuk monitoring dan evaluasi (monev) kegiatan magang dua mahasiswa Jurusan Sastra Indonesia FIB UNEJ di Dispusip Banyuwangi yang berjalan sejak awal September 2021. Pada kunjungan ini, Edy Hariyadi bertemu dan melakukan koordinasi dengan Pustakawan Muda Dispusip Banyuwangi Yusup Khoiri, S.STP. yang bertindak selaku pembimbing mahasiswa magang.
Dalam pertemuan ini, Yusup Khoiri selaku pembimbing mahasiswa magang di lapangan menyampaikan bahwa kegiatan magang mahasiswa lebih difokuskan pada kegiatan yang berkaitan dengan penalaran dan implementasi teori. Hal ini dimaksudkan agar mahasiswa yang menjalankan magang selama satu semester nantinya benar-benar memiliki pengalaman mengenai implementasi ilmu perpustakaan dan kearsipan serta dunia kerja di dalamnya.
Pertemuan antara DPL, pembimbing magang di lapangan, dan mahasiswa magang juga membicarakan dan mengevaluasi kegiatan yang sudah dan akan dilakukan mahasiswa magang. Mahasiswa magang menyampaikan bahwa dalam satu bulan ini kegiatan yang dilakukan bukan hanya terkait langsung dengan kerja pustakawan seperti tentang alur pengolahan buku, tetapi mahasiswa magang juga memiliki tugas untuk menulis berita dalam rangka belajar menjadi pewarta dan berperan aktif dalam kegiatan-kegiatan Dispusip Banyuwangi. Hal ini dimaksudkan agar mahasiswa magang mampu mengimplementasikan pembelajaran yang sudah didapatkan selama ini di bangku kuliah secara langsung di lapangan.
Pada akhir pertemuan, Edy Hariyadi menyinggung tentang konversi mata kuliah yang ditempuh mahasiswa magang. Hal ini kemudian menjadi perbincangan serius bersama untuk menetapkan tugas-tugas konversi mata kuliah disesuaikan dengan Tupoksi dan kegiatan di Dispusip Banyuwangi. (Kontributor: Sasi Nur Aini, mahasiswa Sastra Indonesia)
Dosen Pembimbing Lapangan (DPL) Merdeka Belajar Kampus Merdeka (MBKM) Program Studi Sastra Indonesia Edy Hariyadi S.S., M.Si. melakukan kunjungan kepada mahasiswa yang menjalankan magang di Dinas Perpustakaan dan Kearsipan (Dispusip) Kabupaten Banyuwangi pada Rabu (29/9).
Kunjungan ini bertujuan untuk monitoring dan evaluasi (monev) kegiatan magang dua mahasiswa Jurusan Sastra Indonesia FIB UNEJ di Dispusip Banyuwangi yang berjalan sejak awal September 2021. Pada kunjungan ini, Edy Hariyadi bertemu dan melakukan koordinasi dengan Pustakawan Muda Dispusip Banyuwangi Yusup Khoiri, S.STP. yang bertindak selaku pembimbing mahasiswa magang.
Dalam pertemuan ini, Yusup Khoiri selaku pembimbing mahasiswa magang di lapangan menyampaikan bahwa kegiatan magang mahasiswa lebih difokuskan pada kegiatan yang berkaitan dengan penalaran dan implementasi teori. Hal ini dimaksudkan agar mahasiswa yang menjalankan magang selama satu semester nantinya benar-benar memiliki pengalaman mengenai implementasi ilmu perpustakaan dan kearsipan serta dunia kerja di dalamnya.
Pertemuan antara DPL, pembimbing magang di lapangan, dan mahasiswa magang juga membicarakan dan mengevaluasi kegiatan yang sudah dan akan dilakukan mahasiswa magang. Mahasiswa magang menyampaikan bahwa dalam satu bulan ini kegiatan yang dilakukan bukan hanya terkait langsung dengan kerja pustakawan seperti tentang alur pengolahan buku, tetapi mahasiswa magang juga memiliki tugas untuk menulis berita dalam rangka belajar menjadi pewarta dan berperan aktif dalam kegiatan-kegiatan Dispusip Banyuwangi. Hal ini dimaksudkan agar mahasiswa magang mampu mengimplementasikan pembelajaran yang sudah didapatkan selama ini di bangku kuliah secara langsung di lapangan.
Pada akhir pertemuan, Edy Hariyadi menyinggung tentang konversi mata kuliah yang ditempuh mahasiswa magang. Hal ini kemudian menjadi perbincangan serius bersama untuk menetapkan tugas-tugas konversi mata kuliah disesuaikan dengan Tupoksi dan kegiatan di Dispusip Banyuwangi. (Kontributor: Sasi Nur Aini, mahasiswa Sastra Indonesia)
Dosen Pembimbing Lapangan (DPL) Merdeka Belajar Kampus Merdeka (MBKM) Program Studi Sastra Indonesia Edy Hariyadi S.S., M.Si. melakukan kunjungan kepada mahasiswa yang menjalankan magang di Dinas Perpustakaan dan Kearsipan (Dispusip) Kabupaten Banyuwangi pada Rabu (29/9).
Kunjungan ini bertujuan untuk monitoring dan evaluasi (monev) kegiatan magang dua mahasiswa Jurusan Sastra Indonesia FIB UNEJ di Dispusip Banyuwangi yang berjalan sejak awal September 2021. Pada kunjungan ini, Edy Hariyadi bertemu dan melakukan koordinasi dengan Pustakawan Muda Dispusip Banyuwangi Yusup Khoiri, S.STP. yang bertindak selaku pembimbing mahasiswa magang.
Dalam pertemuan ini, Yusup Khoiri selaku pembimbing mahasiswa magang di lapangan menyampaikan bahwa kegiatan magang mahasiswa lebih difokuskan pada kegiatan yang berkaitan dengan penalaran dan implementasi teori. Hal ini dimaksudkan agar mahasiswa yang menjalankan magang selama satu semester nantinya benar-benar memiliki pengalaman mengenai implementasi ilmu perpustakaan dan kearsipan serta dunia kerja di dalamnya.
Pertemuan antara DPL, pembimbing magang di lapangan, dan mahasiswa magang juga membicarakan dan mengevaluasi kegiatan yang sudah dan akan dilakukan mahasiswa magang. Mahasiswa magang menyampaikan bahwa dalam satu bulan ini kegiatan yang dilakukan bukan hanya terkait langsung dengan kerja pustakawan seperti tentang alur pengolahan buku, tetapi mahasiswa magang juga memiliki tugas untuk menulis berita dalam rangka belajar menjadi pewarta dan berperan aktif dalam kegiatan-kegiatan Dispusip Banyuwangi. Hal ini dimaksudkan agar mahasiswa magang mampu mengimplementasikan pembelajaran yang sudah didapatkan selama ini di bangku kuliah secara langsung di lapangan.
Pada akhir pertemuan, Edy Hariyadi menyinggung tentang konversi mata kuliah yang ditempuh mahasiswa magang. Hal ini kemudian menjadi perbincangan serius bersama untuk menetapkan tugas-tugas konversi mata kuliah disesuaikan dengan Tupoksi dan kegiatan di Dispusip Banyuwangi. (Kontributor: Sasi Nur Aini, mahasiswa Sastra Indonesia)
Artikel berita lainnya yang ditulis mahasiswa magang dan dimuat di website Dispusip Banyuwangi. Link:.
https://dispusip.banyuwangikab.go.id/dispusip-banyuwangi-gelar-webinar-naskah-kuno-memperingati-hai-2021/
https://dispusip.banyuwangikab.go.id/perpusda-ajak-anak-anak-ikut-rayakan-hari-aksara-internasional-dengan-mendongeng-online/
Dosen Pembimbing Lapangan (DPL) Merdeka Belajar Kampus Merdeka (MBKM) Program Studi Sastra Indonesia Edy Hariyadi S.S., M.Si. melakukan kunjungan kepada mahasiswa yang menjalankan magang di Dinas Perpustakaan dan Kearsipan (Dispusip) Kabupaten Banyuwangi pada Rabu (29/9).
Kunjungan ini bertujuan untuk monitoring dan evaluasi (monev) kegiatan magang dua mahasiswa Jurusan Sastra Indonesia FIB UNEJ di Dispusip Banyuwangi yang berjalan sejak awal September 2021. Pada kunjungan ini, Edy Hariyadi bertemu dan melakukan koordinasi dengan Pustakawan Muda Dispusip Banyuwangi Yusup Khoiri, S.STP. yang bertindak selaku pembimbing mahasiswa magang.
Dalam pertemuan ini, Yusup Khoiri selaku pembimbing mahasiswa magang di lapangan menyampaikan bahwa kegiatan magang mahasiswa lebih difokuskan pada kegiatan yang berkaitan dengan penalaran dan implementasi teori. Hal ini dimaksudkan agar mahasiswa yang menjalankan magang selama satu semester nantinya benar-benar memiliki pengalaman mengenai implementasi ilmu perpustakaan dan kearsipan serta dunia kerja di dalamnya.
Pertemuan antara DPL, pembimbing magang di lapangan, dan mahasiswa magang juga membicarakan dan mengevaluasi kegiatan yang sudah dan akan dilakukan mahasiswa magang. Mahasiswa magang menyampaikan bahwa dalam satu bulan ini kegiatan yang dilakukan bukan hanya terkait langsung dengan kerja pustakawan seperti tentang alur pengolahan buku, tetapi mahasiswa magang juga memiliki tugas untuk menulis berita dalam rangka belajar menjadi pewarta dan berperan aktif dalam kegiatan-kegiatan Dispusip Banyuwangi. Hal ini dimaksudkan agar mahasiswa magang mampu mengimplementasikan pembelajaran yang sudah didapatkan selama ini di bangku kuliah secara langsung di lapangan.
Pada akhir pertemuan, Edy Hariyadi menyinggung tentang konversi mata kuliah yang ditempuh mahasiswa magang. Hal ini kemudian menjadi perbincangan serius bersama untuk menetapkan tugas-tugas konversi mata kuliah disesuaikan dengan Tupoksi dan kegiatan di Dispusip Banyuwangi. (Kontributor: Sasi Nur Aini, mahasiswa Sastra Indonesia)
Dosen Pembimbing Lapangan (DPL) Merdeka Belajar Kampus Merdeka (MBKM) Program Studi Sastra Indonesia Edy Hariyadi S.S., M.Si. melakukan kunjungan kepada mahasiswa yang menjalankan magang di Dinas Perpustakaan dan Kearsipan (Dispusip) Kabupaten Banyuwangi pada Rabu (29/9).
Kunjungan ini bertujuan untuk monitoring dan evaluasi (monev) kegiatan magang dua mahasiswa Jurusan Sastra Indonesia FIB UNEJ di Dispusip Banyuwangi yang berjalan sejak awal September 2021. Pada kunjungan ini, Edy Hariyadi bertemu dan melakukan koordinasi dengan Pustakawan Muda Dispusip Banyuwangi Yusup Khoiri, S.STP. yang bertindak selaku pembimbing mahasiswa magang.
Dalam pertemuan ini, Yusup Khoiri selaku pembimbing mahasiswa magang di lapangan menyampaikan bahwa kegiatan magang mahasiswa lebih difokuskan pada kegiatan yang berkaitan dengan penalaran dan implementasi teori. Hal ini dimaksudkan agar mahasiswa yang menjalankan magang selama satu semester nantinya benar-benar memiliki pengalaman mengenai implementasi ilmu perpustakaan dan kearsipan serta dunia kerja di dalamnya.
Pertemuan antara DPL, pembimbing magang di lapangan, dan mahasiswa magang juga membicarakan dan mengevaluasi kegiatan yang sudah dan akan dilakukan mahasiswa magang. Mahasiswa magang menyampaikan bahwa dalam satu bulan ini kegiatan yang dilakukan bukan hanya terkait langsung dengan kerja pustakawan seperti tentang alur pengolahan buku, tetapi mahasiswa magang juga memiliki tugas untuk menulis berita dalam rangka belajar menjadi pewarta dan berperan aktif dalam kegiatan-kegiatan Dispusip Banyuwangi. Hal ini dimaksudkan agar mahasiswa magang mampu mengimplementasikan pembelajaran yang sudah didapatkan selama ini di bangku kuliah secara langsung di lapangan.
Pada akhir pertemuan, Edy Hariyadi menyinggung tentang konversi mata kuliah yang ditempuh mahasiswa magang. Hal ini kemudian menjadi perbincangan serius bersama untuk menetapkan tugas-tugas konversi mata kuliah disesuaikan dengan Tupoksi dan kegiatan di Dispusip Banyuwangi. (Kontributor: Sasi Nur Aini, mahasiswa Sastra Indonesia)
Berikut ini dua artikel berita lainnya yang ditulis mahasiswa magang dan dimuat di website Dispusip Banyuwangi. Llink:
https://dispusip.banyuwangikab.go.id/dispusip-banyuwangi-gelar-webinar-naskah-kuno-memperingati-hai-2021/
https://dispusip.banyuwangikab.go.id/perpusda-ajak-anak-anak-ikut-rayakan-hari-aksara-internasional-dengan-mendongeng-online/
Dosen Pembimbing Lapangan (DPL) Merdeka Belajar Kampus Merdeka (MBKM) Program Studi Sastra Indonesia Edy Hariyadi S.S., M.Si. melakukan kunjungan kepada mahasiswa yang menjalankan magang di Dinas Perpustakaan dan Kearsipan (Dispusip) Kabupaten Banyuwangi pada Rabu (29/9).
Kunjungan ini bertujuan untuk monitoring dan evaluasi (monev) kegiatan magang dua mahasiswa Jurusan Sastra Indonesia FIB UNEJ di Dispusip Banyuwangi yang berjalan sejak awal September 2021. Pada kunjungan ini, Edy Hariyadi bertemu dan melakukan koordinasi dengan Pustakawan Muda Dispusip Banyuwangi Yusup Khoiri, S.STP. yang bertindak selaku pembimbing mahasiswa magang.
Dalam pertemuan ini, Yusup Khoiri selaku pembimbing mahasiswa magang di lapangan menyampaikan bahwa kegiatan magang mahasiswa lebih difokuskan pada kegiatan yang berkaitan dengan penalaran dan implementasi teori. Hal ini dimaksudkan agar mahasiswa yang menjalankan magang selama satu semester nantinya benar-benar memiliki pengalaman mengenai implementasi ilmu perpustakaan dan kearsipan serta dunia kerja di dalamnya.
Pertemuan antara DPL, pembimbing magang di lapangan, dan mahasiswa magang juga membicarakan dan mengevaluasi kegiatan yang sudah dan akan dilakukan mahasiswa magang. Mahasiswa magang menyampaikan bahwa dalam satu bulan ini kegiatan yang dilakukan bukan hanya terkait langsung dengan kerja pustakawan seperti tentang alur pengolahan buku, tetapi mahasiswa magang juga memiliki tugas untuk menulis berita dalam rangka belajar menjadi pewarta dan berperan aktif dalam kegiatan-kegiatan Dispusip Banyuwangi. Hal ini dimaksudkan agar mahasiswa magang mampu mengimplementasikan pembelajaran yang sudah didapatkan selama ini di bangku kuliah secara langsung di lapangan.
Pada akhir pertemuan, Edy Hariyadi menyinggung tentang konversi mata kuliah yang ditempuh mahasiswa magang. Hal ini kemudian menjadi perbincangan serius bersama untuk menetapkan tugas-tugas konversi mata kuliah disesuaikan dengan Tupoksi dan kegiatan di Dispusip Banyuwangi. (Kontributor: Sasi Nur Aini, mahasiswa Sastra Indonesia)
Dosen Pembimbing Lapangan (DPL) Merdeka Belajar Kampus Merdeka (MBKM) Program Studi Sastra Indonesia Edy Hariyadi S.S., M.Si. melakukan kunjungan kepada mahasiswa yang menjalankan magang di Dinas Perpustakaan dan Kearsipan (Dispusip) Kabupaten Banyuwangi pada Rabu (29/9).
Kunjungan ini bertujuan untuk monitoring dan evaluasi (monev) kegiatan magang dua mahasiswa Jurusan Sastra Indonesia FIB UNEJ di Dispusip Banyuwangi yang berjalan sejak awal September 2021. Pada kunjungan ini, Edy Hariyadi bertemu dan melakukan koordinasi dengan Pustakawan Muda Dispusip Banyuwangi Yusup Khoiri, S.STP. yang bertindak selaku pembimbing mahasiswa magang.
Dalam pertemuan ini, Yusup Khoiri selaku pembimbing mahasiswa magang di lapangan menyampaikan bahwa kegiatan magang mahasiswa lebih difokuskan pada kegiatan yang berkaitan dengan penalaran dan implementasi teori. Hal ini dimaksudkan agar mahasiswa yang menjalankan magang selama satu semester nantinya benar-benar memiliki pengalaman mengenai implementasi ilmu perpustakaan dan kearsipan serta dunia kerja di dalamnya.
Pertemuan antara DPL, pembimbing magang di lapangan, dan mahasiswa magang juga membicarakan dan mengevaluasi kegiatan yang sudah dan akan dilakukan mahasiswa magang. Mahasiswa magang menyampaikan bahwa dalam satu bulan ini kegiatan yang dilakukan bukan hanya terkait langsung dengan kerja pustakawan seperti tentang alur pengolahan buku, tetapi mahasiswa magang juga memiliki tugas untuk menulis berita dalam rangka belajar menjadi pewarta dan berperan aktif dalam kegiatan-kegiatan Dispusip Banyuwangi. Hal ini dimaksudkan agar mahasiswa magang mampu mengimplementasikan pembelajaran yang sudah didapatkan selama ini di bangku kuliah secara langsung di lapangan.
Pada akhir pertemuan, Edy Hariyadi menyinggung tentang konversi mata kuliah yang ditempuh mahasiswa magang. Hal ini kemudian menjadi perbincangan serius bersama untuk menetapkan tugas-tugas konversi mata kuliah disesuaikan dengan Tupoksi dan kegiatan di Dispusip Banyuwangi. (Kontributor: Sasi Nur Aini, mahasiswa Sastra Indonesia)
Dosen Pembimbing Lapangan (DPL) Merdeka Belajar Kampus Merdeka (MBKM) Program Studi Sastra Indonesia Edy Hariyadi S.S., M.Si. melakukan kunjungan kepada mahasiswa yang menjalankan magang di Dinas Perpustakaan dan Kearsipan (Dispusip) Kabupaten Banyuwangi pada Rabu (29/9).
Kunjungan ini bertujuan untuk monitoring dan evaluasi (monev) kegiatan magang dua mahasiswa Jurusan Sastra Indonesia FIB UNEJ di Dispusip Banyuwangi yang berjalan sejak awal September 2021. Pada kunjungan ini, Edy Hariyadi bertemu dan melakukan koordinasi dengan Pustakawan Muda Dispusip Banyuwangi Yusup Khoiri, S.STP. yang bertindak selaku pembimbing mahasiswa magang.
Dalam pertemuan ini, Yusup Khoiri selaku pembimbing mahasiswa magang di lapangan menyampaikan bahwa kegiatan magang mahasiswa lebih difokuskan pada kegiatan yang berkaitan dengan penalaran dan implementasi teori. Hal ini dimaksudkan agar mahasiswa yang menjalankan magang selama satu semester nantinya benar-benar memiliki pengalaman mengenai implementasi ilmu perpustakaan dan kearsipan serta dunia kerja di dalamnya.
Pertemuan antara DPL, pembimbing magang di lapangan, dan mahasiswa magang juga membicarakan dan mengevaluasi kegiatan yang sudah dan akan dilakukan mahasiswa magang. Mahasiswa magang menyampaikan bahwa dalam satu bulan ini kegiatan yang dilakukan bukan hanya terkait langsung dengan kerja pustakawan seperti tentang alur pengolahan buku, tetapi mahasiswa magang juga memiliki tugas untuk menulis berita dalam rangka belajar menjadi pewarta dan berperan aktif dalam kegiatan-kegiatan Dispusip Banyuwangi. Hal ini dimaksudkan agar mahasiswa magang mampu mengimplementasikan pembelajaran yang sudah didapatkan selama ini di bangku kuliah secara langsung di lapangan.
Pada akhir pertemuan, Edy Hariyadi menyinggung tentang konversi mata kuliah yang ditempuh mahasiswa magang. Hal ini kemudian menjadi perbincangan serius bersama untuk menetapkan tugas-tugas konversi mata kuliah disesuaikan dengan Tupoksi dan kegiatan di Dispusip Banyuwangi. (Kontributor: Sasi Nur Aini, mahasiswa Sastra Indonesia)
Dosen Pembimbing Lapangan (DPL) Merdeka Belajar Kampus Merdeka (MBKM) Program Studi Sastra Indonesia Edy Hariyadi S.S., M.Si. melakukan kunjungan kepada mahasiswa yang menjalankan magang di Dinas Perpustakaan dan Kearsipan (Dispusip) Kabupaten Banyuwangi pada Rabu (29/9).
Kunjungan ini bertujuan untuk monitoring dan evaluasi (monev) kegiatan magang dua mahasiswa Jurusan Sastra Indonesia FIB UNEJ di Dispusip Banyuwangi yang berjalan sejak awal September 2021. Pada kunjungan ini, Edy Hariyadi bertemu dan melakukan koordinasi dengan Pustakawan Muda Dispusip Banyuwangi Yusup Khoiri, S.STP. yang bertindak selaku pembimbing mahasiswa magang.
Dalam pertemuan ini, Yusup Khoiri selaku pembimbing mahasiswa magang di lapangan menyampaikan bahwa kegiatan magang mahasiswa lebih difokuskan pada kegiatan yang berkaitan dengan penalaran dan implementasi teori. Hal ini dimaksudkan agar mahasiswa yang menjalankan magang selama satu semester nantinya benar-benar memiliki pengalaman mengenai implementasi ilmu perpustakaan dan kearsipan serta dunia kerja di dalamnya.
Pertemuan antara DPL, pembimbing magang di lapangan, dan mahasiswa magang juga membicarakan dan mengevaluasi kegiatan yang sudah dan akan dilakukan mahasiswa magang. Mahasiswa magang menyampaikan bahwa dalam satu bulan ini kegiatan yang dilakukan bukan hanya terkait langsung dengan kerja pustakawan seperti tentang alur pengolahan buku, tetapi mahasiswa magang juga memiliki tugas untuk menulis berita dalam rangka belajar menjadi pewarta dan berperan aktif dalam kegiatan-kegiatan Dispusip Banyuwangi. Hal ini dimaksudkan agar mahasiswa magang mampu mengimplementasikan pembelajaran yang sudah didapatkan selama ini di bangku kuliah secara langsung di lapangan.
Pada akhir pertemuan, Edy Hariyadi menyinggung tentang konversi mata kuliah yang ditempuh mahasiswa magang. Hal ini kemudian menjadi perbincangan serius bersama untuk menetapkan tugas-tugas konversi mata kuliah disesuaikan dengan Tupoksi dan kegiatan di Dispusip Banyuwangi. (Kontributor: Sasi Nur Aini, mahasiswa Sastra Indonesia)
Dosen Pembimbing Lapangan (DPL) Merdeka Belajar Kampus Merdeka (MBKM) Program Studi Sastra Indonesia Edy Hariyadi S.S., M.Si. melakukan kunjungan kepada mahasiswa yang menjalankan magang di Dinas Perpustakaan dan Kearsipan (Dispusip) Kabupaten Banyuwangi pada Rabu (29/9).
Kunjungan ini bertujuan untuk monitoring dan evaluasi (monev) kegiatan magang dua mahasiswa Jurusan Sastra Indonesia FIB UNEJ di Dispusip Banyuwangi yang berjalan sejak awal September 2021. Pada kunjungan ini, Edy Hariyadi bertemu dan melakukan koordinasi dengan Pustakawan Muda Dispusip Banyuwangi Yusup Khoiri, S.STP. yang bertindak selaku pembimbing mahasiswa magang.
Dalam pertemuan ini, Yusup Khoiri selaku pembimbing mahasiswa magang di lapangan menyampaikan bahwa kegiatan magang mahasiswa lebih difokuskan pada kegiatan yang berkaitan dengan penalaran dan implementasi teori. Hal ini dimaksudkan agar mahasiswa yang menjalankan magang selama satu semester nantinya benar-benar memiliki pengalaman mengenai implementasi ilmu perpustakaan dan kearsipan serta dunia kerja di dalamnya.
Pertemuan antara DPL, pembimbing magang di lapangan, dan mahasiswa magang juga membicarakan dan mengevaluasi kegiatan yang sudah dan akan dilakukan mahasiswa magang. Mahasiswa magang menyampaikan bahwa dalam satu bulan ini kegiatan yang dilakukan bukan hanya terkait langsung dengan kerja pustakawan seperti tentang alur pengolahan buku, tetapi mahasiswa magang juga memiliki tugas untuk menulis berita dalam rangka belajar menjadi pewarta dan berperan aktif dalam kegiatan-kegiatan Dispusip Banyuwangi. Hal ini dimaksudkan agar mahasiswa magang mampu mengimplementasikan pembelajaran yang sudah didapatkan selama ini di bangku kuliah secara langsung di lapangan.
Pada akhir pertemuan, Edy Hariyadi menyinggung tentang konversi mata kuliah yang ditempuh mahasiswa magang. Hal ini kemudian menjadi perbincangan serius bersama untuk menetapkan tugas-tugas konversi mata kuliah disesuaikan dengan Tupoksi dan kegiatan di Dispusip Banyuwangi. (Kontributor: Sasi Nur Aini, mahasiswa Sastra Indonesia)
Dosen Pembimbing Lapangan (DPL) Merdeka Belajar Kampus Merdeka (MBKM) Program Studi Sastra Indonesia Edy Hariyadi S.S., M.Si. melakukan kunjungan kepada mahasiswa yang menjalankan magang di Dinas Perpustakaan dan Kearsipan (Dispusip) Kabupaten Banyuwangi pada Rabu (29/9).
Kunjungan ini bertujuan untuk monitoring dan evaluasi (monev) kegiatan magang dua mahasiswa Jurusan Sastra Indonesia FIB UNEJ di Dispusip Banyuwangi yang berjalan sejak awal September 2021. Pada kunjungan ini, Edy Hariyadi bertemu dan melakukan koordinasi dengan Pustakawan Muda Dispusip Banyuwangi Yusup Khoiri, S.STP. yang bertindak selaku pembimbing mahasiswa magang.
Dalam pertemuan ini, Yusup Khoiri selaku pembimbing mahasiswa magang di lapangan menyampaikan bahwa kegiatan magang mahasiswa lebih difokuskan pada kegiatan yang berkaitan dengan penalaran dan implementasi teori. Hal ini dimaksudkan agar mahasiswa yang menjalankan magang selama satu semester nantinya benar-benar memiliki pengalaman mengenai implementasi ilmu perpustakaan dan kearsipan serta dunia kerja di dalamnya.
Pertemuan antara DPL, pembimbing magang di lapangan, dan mahasiswa magang juga membicarakan dan mengevaluasi kegiatan yang sudah dan akan dilakukan mahasiswa magang. Mahasiswa magang menyampaikan bahwa dalam satu bulan ini kegiatan yang dilakukan bukan hanya terkait langsung dengan kerja pustakawan seperti tentang alur pengolahan buku, tetapi mahasiswa magang juga memiliki tugas untuk menulis berita dalam rangka belajar menjadi pewarta dan berperan aktif dalam kegiatan-kegiatan Dispusip Banyuwangi. Hal ini dimaksudkan agar mahasiswa magang mampu mengimplementasikan pembelajaran yang sudah didapatkan selama ini di bangku kuliah secara langsung di lapangan.
Pada akhir pertemuan, Edy Hariyadi menyinggung tentang konversi mata kuliah yang ditempuh mahasiswa magang. Hal ini kemudian menjadi perbincangan serius bersama untuk menetapkan tugas-tugas konversi mata kuliah disesuaikan dengan Tupoksi dan kegiatan di Dispusip Banyuwangi. (Kontributor: Sasi Nur Aini, mahasiswa Sastra Indonesia)
Dosen Pembimbing Lapangan (DPL) Merdeka Belajar Kampus Merdeka (MBKM) Program Studi Sastra Indonesia Edy Hariyadi S.S., M.Si. melakukan kunjungan kepada mahasiswa yang menjalankan magang di Dinas Perpustakaan dan Kearsipan (Dispusip) Kabupaten Banyuwangi pada Rabu (29/9).
Kunjungan ini bertujuan untuk monitoring dan evaluasi (monev) kegiatan magang dua mahasiswa Jurusan Sastra Indonesia FIB UNEJ di Dispusip Banyuwangi yang berjalan sejak awal September 2021. Pada kunjungan ini, Edy Hariyadi bertemu dan melakukan koordinasi dengan Pustakawan Muda Dispusip Banyuwangi Yusup Khoiri, S.STP. yang bertindak selaku pembimbing mahasiswa magang.
Dalam pertemuan ini, Yusup Khoiri selaku pembimbing mahasiswa magang di lapangan menyampaikan bahwa kegiatan magang mahasiswa lebih difokuskan pada kegiatan yang berkaitan dengan penalaran dan implementasi teori. Hal ini dimaksudkan agar mahasiswa yang menjalankan magang selama satu semester nantinya benar-benar memiliki pengalaman mengenai implementasi ilmu perpustakaan dan kearsipan serta dunia kerja di dalamnya.
Pertemuan antara DPL, pembimbing magang di lapangan, dan mahasiswa magang juga membicarakan dan mengevaluasi kegiatan yang sudah dan akan dilakukan mahasiswa magang. Mahasiswa magang menyampaikan bahwa dalam satu bulan ini kegiatan yang dilakukan bukan hanya terkait langsung dengan kerja pustakawan seperti tentang alur pengolahan buku, tetapi mahasiswa magang juga memiliki tugas untuk menulis berita dalam rangka belajar menjadi pewarta dan berperan aktif dalam kegiatan-kegiatan Dispusip Banyuwangi. Hal ini dimaksudkan agar mahasiswa magang mampu mengimplementasikan pembelajaran yang sudah didapatkan selama ini di bangku kuliah secara langsung di lapangan.
Pada akhir pertemuan, Edy Hariyadi menyinggung tentang konversi mata kuliah yang ditempuh mahasiswa magang. Hal ini kemudian menjadi perbincangan serius bersama untuk menetapkan tugas-tugas konversi mata kuliah disesuaikan dengan Tupoksi dan kegiatan di Dispusip Banyuwangi. (Kontributor: Sasi Nur Aini, mahasiswa Sastra Indonesia)
Dosen Pembimbing Lapangan (DPL) Merdeka Belajar Kampus Merdeka (MBKM) Program Studi Sastra Indonesia Edy Hariyadi S.S., M.Si. melakukan kunjungan kepada mahasiswa yang menjalankan magang di Dinas Perpustakaan dan Kearsipan (Dispusip) Kabupaten Banyuwangi pada Rabu (29/9).
Kunjungan ini bertujuan untuk monitoring dan evaluasi (monev) kegiatan magang dua mahasiswa Jurusan Sastra Indonesia FIB UNEJ di Dispusip Banyuwangi yang berjalan sejak awal September 2021. Pada kunjungan ini, Edy Hariyadi bertemu dan melakukan koordinasi dengan Pustakawan Muda Dispusip Banyuwangi Yusup Khoiri, S.STP. yang bertindak selaku pembimbing mahasiswa magang.
Dalam pertemuan ini, Yusup Khoiri selaku pembimbing mahasiswa magang di lapangan menyampaikan bahwa kegiatan magang mahasiswa lebih difokuskan pada kegiatan yang berkaitan dengan penalaran dan implementasi teori. Hal ini dimaksudkan agar mahasiswa yang menjalankan magang selama satu semester nantinya benar-benar memiliki pengalaman mengenai implementasi ilmu perpustakaan dan kearsipan serta dunia kerja di dalamnya.
Pertemuan antara DPL, pembimbing magang di lapangan, dan mahasiswa magang juga membicarakan dan mengevaluasi kegiatan yang sudah dan akan dilakukan mahasiswa magang. Mahasiswa magang menyampaikan bahwa dalam satu bulan ini kegiatan yang dilakukan bukan hanya terkait langsung dengan kerja pustakawan seperti tentang alur pengolahan buku, tetapi mahasiswa magang juga memiliki tugas untuk menulis berita dalam rangka belajar menjadi pewarta dan berperan aktif dalam kegiatan-kegiatan Dispusip Banyuwangi. Hal ini dimaksudkan agar mahasiswa magang mampu mengimplementasikan pembelajaran yang sudah didapatkan selama ini di bangku kuliah secara langsung di lapangan.
Pada akhir pertemuan, Edy Hariyadi menyinggung tentang konversi mata kuliah yang ditempuh mahasiswa magang. Hal ini kemudian menjadi perbincangan serius bersama untuk menetapkan tugas-tugas konversi mata kuliah disesuaikan dengan Tupoksi dan kegiatan di Dispusip Banyuwangi. (Kontributor: Sasi Nur Aini, mahasiswa Sastra Indonesia)
Berikut ini dua artikel berita lainnya yang ditulis mahasiswa magang dan dimuat di website Dispusip Banyuwangi. Llink:
https://dispusip.banyuwangikab.go.id/dispusip-banyuwangi-gelar-webinar-naskah-kuno-memperingati-hai-2021/
https://dispusip.banyuwangikab.go.id/perpusda-ajak-anak-anak-ikut-rayakan-hari-aksara-internasional-dengan-mendongeng-online/
Dosen Pembimbing Lapangan (DPL) Merdeka Belajar Kampus Merdeka (MBKM) Program Studi Sastra Indonesia Edy Hariyadi S.S., M.Si. melakukan kunjungan kepada mahasiswa yang menjalankan magang di Dinas Perpustakaan dan Kearsipan (Dispusip) Kabupaten Banyuwangi pada Rabu (29/9).
Kunjungan ini bertujuan untuk monitoring dan evaluasi (monev) kegiatan magang dua mahasiswa Jurusan Sastra Indonesia FIB UNEJ di Dispusip Banyuwangi yang berjalan sejak awal September 2021. Pada kunjungan ini, Edy Hariyadi bertemu dan melakukan koordinasi dengan Pustakawan Muda Dispusip Banyuwangi Yusup Khoiri, S.STP. yang bertindak selaku pembimbing mahasiswa magang.
Dalam pertemuan ini, Yusup Khoiri selaku pembimbing mahasiswa magang di lapangan menyampaikan bahwa kegiatan magang mahasiswa lebih difokuskan pada kegiatan yang berkaitan dengan penalaran dan implementasi teori. Hal ini dimaksudkan agar mahasiswa yang menjalankan magang selama satu semester nantinya benar-benar memiliki pengalaman mengenai implementasi ilmu perpustakaan dan kearsipan serta dunia kerja di dalamnya.
Pertemuan antara DPL, pembimbing magang di lapangan, dan mahasiswa magang juga membicarakan dan mengevaluasi kegiatan yang sudah dan akan dilakukan mahasiswa magang. Mahasiswa magang menyampaikan bahwa dalam satu bulan ini kegiatan yang dilakukan bukan hanya terkait langsung dengan kerja pustakawan seperti tentang alur pengolahan buku, tetapi mahasiswa magang juga memiliki tugas untuk menulis berita dalam rangka belajar menjadi pewarta dan berperan aktif dalam kegiatan-kegiatan Dispusip Banyuwangi. Hal ini dimaksudkan agar mahasiswa magang mampu mengimplementasikan pembelajaran yang sudah didapatkan selama ini di bangku kuliah secara langsung di lapangan.
Pada akhir pertemuan, Edy Hariyadi menyinggung tentang konversi mata kuliah yang ditempuh mahasiswa magang. Hal ini kemudian menjadi perbincangan serius bersama untuk menetapkan tugas-tugas konversi mata kuliah disesuaikan dengan Tupoksi dan kegiatan di Dispusip Banyuwangi. (Kontributor: Sasi Nur Aini, mahasiswa Sastra Indonesia)
Dosen Pembimbing Lapangan (DPL) Merdeka Belajar Kampus Merdeka (MBKM) Program Studi Sastra Indonesia Edy Hariyadi S.S., M.Si. melakukan kunjungan kepada mahasiswa yang menjalankan magang di Dinas Perpustakaan dan Kearsipan (Dispusip) Kabupaten Banyuwangi pada Rabu (29/9).
Kunjungan ini bertujuan untuk monitoring dan evaluasi (monev) kegiatan magang dua mahasiswa Jurusan Sastra Indonesia FIB UNEJ di Dispusip Banyuwangi yang berjalan sejak awal September 2021. Pada kunjungan ini, Edy Hariyadi bertemu dan melakukan koordinasi dengan Pustakawan Muda Dispusip Banyuwangi Yusup Khoiri, S.STP. yang bertindak selaku pembimbing mahasiswa magang.
Dalam pertemuan ini, Yusup Khoiri selaku pembimbing mahasiswa magang di lapangan menyampaikan bahwa kegiatan magang mahasiswa lebih difokuskan pada kegiatan yang berkaitan dengan penalaran dan implementasi teori. Hal ini dimaksudkan agar mahasiswa yang menjalankan magang selama satu semester nantinya benar-benar memiliki pengalaman mengenai implementasi ilmu perpustakaan dan kearsipan serta dunia kerja di dalamnya.
Pertemuan antara DPL, pembimbing magang di lapangan, dan mahasiswa magang juga membicarakan dan mengevaluasi kegiatan yang sudah dan akan dilakukan mahasiswa magang. Mahasiswa magang menyampaikan bahwa dalam satu bulan ini kegiatan yang dilakukan bukan hanya terkait langsung dengan kerja pustakawan seperti tentang alur pengolahan buku, tetapi mahasiswa magang juga memiliki tugas untuk menulis berita dalam rangka belajar menjadi pewarta dan berperan aktif dalam kegiatan-kegiatan Dispusip Banyuwangi. Hal ini dimaksudkan agar mahasiswa magang mampu mengimplementasikan pembelajaran yang sudah didapatkan selama ini di bangku kuliah secara langsung di lapangan.
Pada akhir pertemuan, Edy Hariyadi menyinggung tentang konversi mata kuliah yang ditempuh mahasiswa magang. Hal ini kemudian menjadi perbincangan serius bersama untuk menetapkan tugas-tugas konversi mata kuliah disesuaikan dengan Tupoksi dan kegiatan di Dispusip Banyuwangi. (Kontributor: Sasi Nur Aini, mahasiswa Sastra Indonesia)
Dosen Pembimbing Lapangan (DPL) Merdeka Belajar Kampus Merdeka (MBKM) Program Studi Sastra Indonesia Edy Hariyadi S.S., M.Si. melakukan kunjungan kepada mahasiswa yang menjalankan magang di Dinas Perpustakaan dan Kearsipan (Dispusip) Kabupaten Banyuwangi pada Rabu (29/9).
Kunjungan ini bertujuan untuk monitoring dan evaluasi (monev) kegiatan magang dua mahasiswa Jurusan Sastra Indonesia FIB UNEJ di Dispusip Banyuwangi yang berjalan sejak awal September 2021. Pada kunjungan ini, Edy Hariyadi bertemu dan melakukan koordinasi dengan Pustakawan Muda Dispusip Banyuwangi Yusup Khoiri, S.STP. yang bertindak selaku pembimbing mahasiswa magang.
Dalam pertemuan ini, Yusup Khoiri selaku pembimbing mahasiswa magang di lapangan menyampaikan bahwa kegiatan magang mahasiswa lebih difokuskan pada kegiatan yang berkaitan dengan penalaran dan implementasi teori. Hal ini dimaksudkan agar mahasiswa yang menjalankan magang selama satu semester nantinya benar-benar memiliki pengalaman mengenai implementasi ilmu perpustakaan dan kearsipan serta dunia kerja di dalamnya.
Pertemuan antara DPL, pembimbing magang di lapangan, dan mahasiswa magang juga membicarakan dan mengevaluasi kegiatan yang sudah dan akan dilakukan mahasiswa magang. Mahasiswa magang menyampaikan bahwa dalam satu bulan ini kegiatan yang dilakukan bukan hanya terkait langsung dengan kerja pustakawan seperti tentang alur pengolahan buku, tetapi mahasiswa magang juga memiliki tugas untuk menulis berita dalam rangka belajar menjadi pewarta dan berperan aktif dalam kegiatan-kegiatan Dispusip Banyuwangi. Hal ini dimaksudkan agar mahasiswa magang mampu mengimplementasikan pembelajaran yang sudah didapatkan selama ini di bangku kuliah secara langsung di lapangan.
Pada akhir pertemuan, Edy Hariyadi menyinggung tentang konversi mata kuliah yang ditempuh mahasiswa magang. Hal ini kemudian menjadi perbincangan serius bersama untuk menetapkan tugas-tugas konversi mata kuliah disesuaikan dengan Tupoksi dan kegiatan di Dispusip Banyuwangi. (Kontributor: Sasi Nur Aini, mahasiswa Sastra Indonesia)
Dosen Pembimbing Lapangan (DPL) Merdeka Belajar Kampus Merdeka (MBKM) Program Studi Sastra Indonesia Edy Hariyadi S.S., M.Si. melakukan kunjungan kepada mahasiswa yang menjalankan magang di Dinas Perpustakaan dan Kearsipan (Dispusip) Kabupaten Banyuwangi pada Rabu (29/9).
Kunjungan ini bertujuan untuk monitoring dan evaluasi (monev) kegiatan magang dua mahasiswa Jurusan Sastra Indonesia FIB UNEJ di Dispusip Banyuwangi yang berjalan sejak awal September 2021. Pada kunjungan ini, Edy Hariyadi bertemu dan melakukan koordinasi dengan Pustakawan Muda Dispusip Banyuwangi Yusup Khoiri, S.STP. yang bertindak selaku pembimbing mahasiswa magang.
Dalam pertemuan ini, Yusup Khoiri selaku pembimbing mahasiswa magang di lapangan menyampaikan bahwa kegiatan magang mahasiswa lebih difokuskan pada kegiatan yang berkaitan dengan penalaran dan implementasi teori. Hal ini dimaksudkan agar mahasiswa yang menjalankan magang selama satu semester nantinya benar-benar memiliki pengalaman mengenai implementasi ilmu perpustakaan dan kearsipan serta dunia kerja di dalamnya.
Pertemuan antara DPL, pembimbing magang di lapangan, dan mahasiswa magang juga membicarakan dan mengevaluasi kegiatan yang sudah dan akan dilakukan mahasiswa magang. Mahasiswa magang menyampaikan bahwa dalam satu bulan ini kegiatan yang dilakukan bukan hanya terkait langsung dengan kerja pustakawan seperti tentang alur pengolahan buku, tetapi mahasiswa magang juga memiliki tugas untuk menulis berita dalam rangka belajar menjadi pewarta dan berperan aktif dalam kegiatan-kegiatan Dispusip Banyuwangi. Hal ini dimaksudkan agar mahasiswa magang mampu mengimplementasikan pembelajaran yang sudah didapatkan selama ini di bangku kuliah secara langsung di lapangan.
Pada akhir pertemuan, Edy Hariyadi menyinggung tentang konversi mata kuliah yang ditempuh mahasiswa magang. Hal ini kemudian menjadi perbincangan serius bersama untuk menetapkan tugas-tugas konversi mata kuliah disesuaikan dengan Tupoksi dan kegiatan di Dispusip Banyuwangi. (Kontributor: Sasi Nur Aini, mahasiswa Sastra Indonesia)
Dosen Pembimbing Lapangan (DPL) Merdeka Belajar Kampus Merdeka (MBKM) Program Studi Sastra Indonesia Edy Hariyadi S.S., M.Si. melakukan kunjungan kepada mahasiswa yang menjalankan magang di Dinas Perpustakaan dan Kearsipan (Dispusip) Kabupaten Banyuwangi pada Rabu (29/9).
Kunjungan ini bertujuan untuk monitoring dan evaluasi (monev) kegiatan magang dua mahasiswa Jurusan Sastra Indonesia FIB UNEJ di Dispusip Banyuwangi yang berjalan sejak awal September 2021. Pada kunjungan ini, Edy Hariyadi bertemu dan melakukan koordinasi dengan Pustakawan Muda Dispusip Banyuwangi Yusup Khoiri, S.STP. yang bertindak selaku pembimbing mahasiswa magang.
Dalam pertemuan ini, Yusup Khoiri selaku pembimbing mahasiswa magang di lapangan menyampaikan bahwa kegiatan magang mahasiswa lebih difokuskan pada kegiatan yang berkaitan dengan penalaran dan implementasi teori. Hal ini dimaksudkan agar mahasiswa yang menjalankan magang selama satu semester nantinya benar-benar memiliki pengalaman mengenai implementasi ilmu perpustakaan dan kearsipan serta dunia kerja di dalamnya.
Pertemuan antara DPL, pembimbing magang di lapangan, dan mahasiswa magang juga membicarakan dan mengevaluasi kegiatan yang sudah dan akan dilakukan mahasiswa magang. Mahasiswa magang menyampaikan bahwa dalam satu bulan ini kegiatan yang dilakukan bukan hanya terkait langsung dengan kerja pustakawan seperti tentang alur pengolahan buku, tetapi mahasiswa magang juga memiliki tugas untuk menulis berita dalam rangka belajar menjadi pewarta dan berperan aktif dalam kegiatan-kegiatan Dispusip Banyuwangi. Hal ini dimaksudkan agar mahasiswa magang mampu mengimplementasikan pembelajaran yang sudah didapatkan selama ini di bangku kuliah secara langsung di lapangan.
Pada akhir pertemuan, Edy Hariyadi menyinggung tentang konversi mata kuliah yang ditempuh mahasiswa magang. Hal ini kemudian menjadi perbincangan serius bersama untuk menetapkan tugas-tugas konversi mata kuliah disesuaikan dengan Tupoksi dan kegiatan di Dispusip Banyuwangi. (Kontributor: Sasi Nur Aini, mahasiswa Sastra Indonesia)
Dosen Pembimbing Lapangan (DPL) Merdeka Belajar Kampus Merdeka (MBKM) Program Studi Sastra Indonesia Edy Hariyadi S.S., M.Si. melakukan kunjungan kepada mahasiswa yang menjalankan magang di Dinas Perpustakaan dan Kearsipan (Dispusip) Kabupaten Banyuwangi pada Rabu (29/9).
Kunjungan ini bertujuan untuk monitoring dan evaluasi (monev) kegiatan magang dua mahasiswa Jurusan Sastra Indonesia FIB UNEJ di Dispusip Banyuwangi yang berjalan sejak awal September 2021. Pada kunjungan ini, Edy Hariyadi bertemu dan melakukan koordinasi dengan Pustakawan Muda Dispusip Banyuwangi Yusup Khoiri, S.STP. yang bertindak selaku pembimbing mahasiswa magang.
Dalam pertemuan ini, Yusup Khoiri selaku pembimbing mahasiswa magang di lapangan menyampaikan bahwa kegiatan magang mahasiswa lebih difokuskan pada kegiatan yang berkaitan dengan penalaran dan implementasi teori. Hal ini dimaksudkan agar mahasiswa yang menjalankan magang selama satu semester nantinya benar-benar memiliki pengalaman mengenai implementasi ilmu perpustakaan dan kearsipan serta dunia kerja di dalamnya.
Pertemuan antara DPL, pembimbing magang di lapangan, dan mahasiswa magang juga membicarakan dan mengevaluasi kegiatan yang sudah dan akan dilakukan mahasiswa magang. Mahasiswa magang menyampaikan bahwa dalam satu bulan ini kegiatan yang dilakukan bukan hanya terkait langsung dengan kerja pustakawan seperti tentang alur pengolahan buku, tetapi mahasiswa magang juga memiliki tugas untuk menulis berita dalam rangka belajar menjadi pewarta dan berperan aktif dalam kegiatan-kegiatan Dispusip Banyuwangi. Hal ini dimaksudkan agar mahasiswa magang mampu mengimplementasikan pembelajaran yang sudah didapatkan selama ini di bangku kuliah secara langsung di lapangan.
Pada akhir pertemuan, Edy Hariyadi menyinggung tentang konversi mata kuliah yang ditempuh mahasiswa magang. Hal ini kemudian menjadi perbincangan serius bersama untuk menetapkan tugas-tugas konversi mata kuliah disesuaikan dengan Tupoksi dan kegiatan di Dispusip Banyuwangi. (Kontributor: Sasi Nur Aini, mahasiswa Sastra Indonesia)
Artikel berita lainnya yang ditulis mahasiswa magang dan dimuat di website Dispusip Banyuwangi. Link:.
https://dispusip.banyuwangikab.go.id/dispusip-banyuwangi-gelar-webinar-naskah-kuno-memperingati-hai-2021/
https://dispusip.banyuwangikab.go.id/perpusda-ajak-anak-anak-ikut-rayakan-hari-aksara-internasional-dengan-mendongeng-online/
Dosen Pembimbing Lapangan (DPL) Merdeka Belajar Kampus Merdeka (MBKM) Program Studi Sastra Indonesia Edy Hariyadi S.S., M.Si. melakukan kunjungan kepada mahasiswa yang menjalankan magang di Dinas Perpustakaan dan Kearsipan (Dispusip) Kabupaten Banyuwangi pada Rabu (29/9).
Kunjungan ini bertujuan untuk monitoring dan evaluasi (monev) kegiatan magang dua mahasiswa Jurusan Sastra Indonesia FIB UNEJ di Dispusip Banyuwangi yang berjalan sejak awal September 2021. Pada kunjungan ini, Edy Hariyadi bertemu dan melakukan koordinasi dengan Pustakawan Muda Dispusip Banyuwangi Yusup Khoiri, S.STP. yang bertindak selaku pembimbing mahasiswa magang.
Dalam pertemuan ini, Yusup Khoiri selaku pembimbing mahasiswa magang di lapangan menyampaikan bahwa kegiatan magang mahasiswa lebih difokuskan pada kegiatan yang berkaitan dengan penalaran dan implementasi teori. Hal ini dimaksudkan agar mahasiswa yang menjalankan magang selama satu semester nantinya benar-benar memiliki pengalaman mengenai implementasi ilmu perpustakaan dan kearsipan serta dunia kerja di dalamnya.
Pertemuan antara DPL, pembimbing magang di lapangan, dan mahasiswa magang juga membicarakan dan mengevaluasi kegiatan yang sudah dan akan dilakukan mahasiswa magang. Mahasiswa magang menyampaikan bahwa dalam satu bulan ini kegiatan yang dilakukan bukan hanya terkait langsung dengan kerja pustakawan seperti tentang alur pengolahan buku, tetapi mahasiswa magang juga memiliki tugas untuk menulis berita dalam rangka belajar menjadi pewarta dan berperan aktif dalam kegiatan-kegiatan Dispusip Banyuwangi. Hal ini dimaksudkan agar mahasiswa magang mampu mengimplementasikan pembelajaran yang sudah didapatkan selama ini di bangku kuliah secara langsung di lapangan.
Pada akhir pertemuan, Edy Hariyadi menyinggung tentang konversi mata kuliah yang ditempuh mahasiswa magang. Hal ini kemudian menjadi perbincangan serius bersama untuk menetapkan tugas-tugas konversi mata kuliah disesuaikan dengan Tupoksi dan kegiatan di Dispusip Banyuwangi. (Kontributor: Sasi Nur Aini, mahasiswa Sastra Indonesia)
Dosen Pembimbing Lapangan (DPL) Merdeka Belajar Kampus Merdeka (MBKM) Program Studi Sastra Indonesia Edy Hariyadi S.S., M.Si. melakukan kunjungan kepada mahasiswa yang menjalankan magang di Dinas Perpustakaan dan Kearsipan (Dispusip) Kabupaten Banyuwangi pada Rabu (29/9).
Kunjungan ini bertujuan untuk monitoring dan evaluasi (monev) kegiatan magang dua mahasiswa Jurusan Sastra Indonesia FIB UNEJ di Dispusip Banyuwangi yang berjalan sejak awal September 2021. Pada kunjungan ini, Edy Hariyadi bertemu dan melakukan koordinasi dengan Pustakawan Muda Dispusip Banyuwangi Yusup Khoiri, S.STP. yang bertindak selaku pembimbing mahasiswa magang.
Dalam pertemuan ini, Yusup Khoiri selaku pembimbing mahasiswa magang di lapangan menyampaikan bahwa kegiatan magang mahasiswa lebih difokuskan pada kegiatan yang berkaitan dengan penalaran dan implementasi teori. Hal ini dimaksudkan agar mahasiswa yang menjalankan magang selama satu semester nantinya benar-benar memiliki pengalaman mengenai implementasi ilmu perpustakaan dan kearsipan serta dunia kerja di dalamnya.
Pertemuan antara DPL, pembimbing magang di lapangan, dan mahasiswa magang juga membicarakan dan mengevaluasi kegiatan yang sudah dan akan dilakukan mahasiswa magang. Mahasiswa magang menyampaikan bahwa dalam satu bulan ini kegiatan yang dilakukan bukan hanya terkait langsung dengan kerja pustakawan seperti tentang alur pengolahan buku, tetapi mahasiswa magang juga memiliki tugas untuk menulis berita dalam rangka belajar menjadi pewarta dan berperan aktif dalam kegiatan-kegiatan Dispusip Banyuwangi. Hal ini dimaksudkan agar mahasiswa magang mampu mengimplementasikan pembelajaran yang sudah didapatkan selama ini di bangku kuliah secara langsung di lapangan.
Pada akhir pertemuan, Edy Hariyadi menyinggung tentang konversi mata kuliah yang ditempuh mahasiswa magang. Hal ini kemudian menjadi perbincangan serius bersama untuk menetapkan tugas-tugas konversi mata kuliah disesuaikan dengan Tupoksi dan kegiatan di Dispusip Banyuwangi. (Kontributor: Sasi Nur Aini, mahasiswa Sastra Indonesia)
Berikut ini dua artikel berita lainnya yang ditulis mahasiswa magang dan dimuat di website Dispusip Banyuwangi. Llink:
https://dispusip.banyuwangikab.go.id/dispusip-banyuwangi-gelar-webinar-naskah-kuno-memperingati-hai-2021/
https://dispusip.banyuwangikab.go.id/perpusda-ajak-anak-anak-ikut-rayakan-hari-aksara-internasional-dengan-mendongeng-online/
Dosen Pembimbing Lapangan (DPL) Merdeka Belajar Kampus Merdeka (MBKM) Program Studi Sastra Indonesia Edy Hariyadi S.S., M.Si. melakukan kunjungan kepada mahasiswa yang menjalankan magang di Dinas Perpustakaan dan Kearsipan (Dispusip) Kabupaten Banyuwangi pada Rabu (29/9).
Kunjungan ini bertujuan untuk monitoring dan evaluasi (monev) kegiatan magang dua mahasiswa Jurusan Sastra Indonesia FIB UNEJ di Dispusip Banyuwangi yang berjalan sejak awal September 2021. Pada kunjungan ini, Edy Hariyadi bertemu dan melakukan koordinasi dengan Pustakawan Muda Dispusip Banyuwangi Yusup Khoiri, S.STP. yang bertindak selaku pembimbing mahasiswa magang.
Dalam pertemuan ini, Yusup Khoiri selaku pembimbing mahasiswa magang di lapangan menyampaikan bahwa kegiatan magang mahasiswa lebih difokuskan pada kegiatan yang berkaitan dengan penalaran dan implementasi teori. Hal ini dimaksudkan agar mahasiswa yang menjalankan magang selama satu semester nantinya benar-benar memiliki pengalaman mengenai implementasi ilmu perpustakaan dan kearsipan serta dunia kerja di dalamnya.
Pertemuan antara DPL, pembimbing magang di lapangan, dan mahasiswa magang juga membicarakan dan mengevaluasi kegiatan yang sudah dan akan dilakukan mahasiswa magang. Mahasiswa magang menyampaikan bahwa dalam satu bulan ini kegiatan yang dilakukan bukan hanya terkait langsung dengan kerja pustakawan seperti tentang alur pengolahan buku, tetapi mahasiswa magang juga memiliki tugas untuk menulis berita dalam rangka belajar menjadi pewarta dan berperan aktif dalam kegiatan-kegiatan Dispusip Banyuwangi. Hal ini dimaksudkan agar mahasiswa magang mampu mengimplementasikan pembelajaran yang sudah didapatkan selama ini di bangku kuliah secara langsung di lapangan.
Pada akhir pertemuan, Edy Hariyadi menyinggung tentang konversi mata kuliah yang ditempuh mahasiswa magang. Hal ini kemudian menjadi perbincangan serius bersama untuk menetapkan tugas-tugas konversi mata kuliah disesuaikan dengan Tupoksi dan kegiatan di Dispusip Banyuwangi. (Kontributor: Sasi Nur Aini, mahasiswa Sastra Indonesia)
Dosen Pembimbing Lapangan (DPL) Merdeka Belajar Kampus Merdeka (MBKM) Program Studi Sastra Indonesia Edy Hariyadi S.S., M.Si. melakukan kunjungan kepada mahasiswa yang menjalankan magang di Dinas Perpustakaan dan Kearsipan (Dispusip) Kabupaten Banyuwangi pada Rabu (29/9).
Kunjungan ini bertujuan untuk monitoring dan evaluasi (monev) kegiatan magang dua mahasiswa Jurusan Sastra Indonesia FIB UNEJ di Dispusip Banyuwangi yang berjalan sejak awal September 2021. Pada kunjungan ini, Edy Hariyadi bertemu dan melakukan koordinasi dengan Pustakawan Muda Dispusip Banyuwangi Yusup Khoiri, S.STP. yang bertindak selaku pembimbing mahasiswa magang.
Dalam pertemuan ini, Yusup Khoiri selaku pembimbing mahasiswa magang di lapangan menyampaikan bahwa kegiatan magang mahasiswa lebih difokuskan pada kegiatan yang berkaitan dengan penalaran dan implementasi teori. Hal ini dimaksudkan agar mahasiswa yang menjalankan magang selama satu semester nantinya benar-benar memiliki pengalaman mengenai implementasi ilmu perpustakaan dan kearsipan serta dunia kerja di dalamnya.
Pertemuan antara DPL, pembimbing magang di lapangan, dan mahasiswa magang juga membicarakan dan mengevaluasi kegiatan yang sudah dan akan dilakukan mahasiswa magang. Mahasiswa magang menyampaikan bahwa dalam satu bulan ini kegiatan yang dilakukan bukan hanya terkait langsung dengan kerja pustakawan seperti tentang alur pengolahan buku, tetapi mahasiswa magang juga memiliki tugas untuk menulis berita dalam rangka belajar menjadi pewarta dan berperan aktif dalam kegiatan-kegiatan Dispusip Banyuwangi. Hal ini dimaksudkan agar mahasiswa magang mampu mengimplementasikan pembelajaran yang sudah didapatkan selama ini di bangku kuliah secara langsung di lapangan.
Pada akhir pertemuan, Edy Hariyadi menyinggung tentang konversi mata kuliah yang ditempuh mahasiswa magang. Hal ini kemudian menjadi perbincangan serius bersama untuk menetapkan tugas-tugas konversi mata kuliah disesuaikan dengan Tupoksi dan kegiatan di Dispusip Banyuwangi. (Kontributor: Sasi Nur Aini, mahasiswa Sastra Indonesia)
Dosen Pembimbing Lapangan (DPL) Merdeka Belajar Kampus Merdeka (MBKM) Program Studi Sastra Indonesia Edy Hariyadi S.S., M.Si. melakukan kunjungan kepada mahasiswa yang menjalankan magang di Dinas Perpustakaan dan Kearsipan (Dispusip) Kabupaten Banyuwangi pada Rabu (29/9).
Kunjungan ini bertujuan untuk monitoring dan evaluasi (monev) kegiatan magang dua mahasiswa Jurusan Sastra Indonesia FIB UNEJ di Dispusip Banyuwangi yang berjalan sejak awal September 2021. Pada kunjungan ini, Edy Hariyadi bertemu dan melakukan koordinasi dengan Pustakawan Muda Dispusip Banyuwangi Yusup Khoiri, S.STP. yang bertindak selaku pembimbing mahasiswa magang.
Dalam pertemuan ini, Yusup Khoiri selaku pembimbing mahasiswa magang di lapangan menyampaikan bahwa kegiatan magang mahasiswa lebih difokuskan pada kegiatan yang berkaitan dengan penalaran dan implementasi teori. Hal ini dimaksudkan agar mahasiswa yang menjalankan magang selama satu semester nantinya benar-benar memiliki pengalaman mengenai implementasi ilmu perpustakaan dan kearsipan serta dunia kerja di dalamnya.
Pertemuan antara DPL, pembimbing magang di lapangan, dan mahasiswa magang juga membicarakan dan mengevaluasi kegiatan yang sudah dan akan dilakukan mahasiswa magang. Mahasiswa magang menyampaikan bahwa dalam satu bulan ini kegiatan yang dilakukan bukan hanya terkait langsung dengan kerja pustakawan seperti tentang alur pengolahan buku, tetapi mahasiswa magang juga memiliki tugas untuk menulis berita dalam rangka belajar menjadi pewarta dan berperan aktif dalam kegiatan-kegiatan Dispusip Banyuwangi. Hal ini dimaksudkan agar mahasiswa magang mampu mengimplementasikan pembelajaran yang sudah didapatkan selama ini di bangku kuliah secara langsung di lapangan.
Pada akhir pertemuan, Edy Hariyadi menyinggung tentang konversi mata kuliah yang ditempuh mahasiswa magang. Hal ini kemudian menjadi perbincangan serius bersama untuk menetapkan tugas-tugas konversi mata kuliah disesuaikan dengan Tupoksi dan kegiatan di Dispusip Banyuwangi. (Kontributor: Sasi Nur Aini, mahasiswa Sastra Indonesia)
Dosen Pembimbing Lapangan (DPL) Merdeka Belajar Kampus Merdeka (MBKM) Program Studi Sastra Indonesia Edy Hariyadi S.S., M.Si. melakukan kunjungan kepada mahasiswa yang menjalankan magang di Dinas Perpustakaan dan Kearsipan (Dispusip) Kabupaten Banyuwangi pada Rabu (29/9).
Kunjungan ini bertujuan untuk monitoring dan evaluasi (monev) kegiatan magang dua mahasiswa Jurusan Sastra Indonesia FIB UNEJ di Dispusip Banyuwangi yang berjalan sejak awal September 2021. Pada kunjungan ini, Edy Hariyadi bertemu dan melakukan koordinasi dengan Pustakawan Muda Dispusip Banyuwangi Yusup Khoiri, S.STP. yang bertindak selaku pembimbing mahasiswa magang.
Dalam pertemuan ini, Yusup Khoiri selaku pembimbing mahasiswa magang di lapangan menyampaikan bahwa kegiatan magang mahasiswa lebih difokuskan pada kegiatan yang berkaitan dengan penalaran dan implementasi teori. Hal ini dimaksudkan agar mahasiswa yang menjalankan magang selama satu semester nantinya benar-benar memiliki pengalaman mengenai implementasi ilmu perpustakaan dan kearsipan serta dunia kerja di dalamnya.
Pertemuan antara DPL, pembimbing magang di lapangan, dan mahasiswa magang juga membicarakan dan mengevaluasi kegiatan yang sudah dan akan dilakukan mahasiswa magang. Mahasiswa magang menyampaikan bahwa dalam satu bulan ini kegiatan yang dilakukan bukan hanya terkait langsung dengan kerja pustakawan seperti tentang alur pengolahan buku, tetapi mahasiswa magang juga memiliki tugas untuk menulis berita dalam rangka belajar menjadi pewarta dan berperan aktif dalam kegiatan-kegiatan Dispusip Banyuwangi. Hal ini dimaksudkan agar mahasiswa magang mampu mengimplementasikan pembelajaran yang sudah didapatkan selama ini di bangku kuliah secara langsung di lapangan.
Pada akhir pertemuan, Edy Hariyadi menyinggung tentang konversi mata kuliah yang ditempuh mahasiswa magang. Hal ini kemudian menjadi perbincangan serius bersama untuk menetapkan tugas-tugas konversi mata kuliah disesuaikan dengan Tupoksi dan kegiatan di Dispusip Banyuwangi. (Kontributor: Sasi Nur Aini, mahasiswa Sastra Indonesia)
Dosen Pembimbing Lapangan (DPL) Merdeka Belajar Kampus Merdeka (MBKM) Program Studi Sastra Indonesia Edy Hariyadi S.S., M.Si. melakukan kunjungan kepada mahasiswa yang menjalankan magang di Dinas Perpustakaan dan Kearsipan (Dispusip) Kabupaten Banyuwangi pada Rabu (29/9).
Kunjungan ini bertujuan untuk monitoring dan evaluasi (monev) kegiatan magang dua mahasiswa Jurusan Sastra Indonesia FIB UNEJ di Dispusip Banyuwangi yang berjalan sejak awal September 2021. Pada kunjungan ini, Edy Hariyadi bertemu dan melakukan koordinasi dengan Pustakawan Muda Dispusip Banyuwangi Yusup Khoiri, S.STP. yang bertindak selaku pembimbing mahasiswa magang.
Dalam pertemuan ini, Yusup Khoiri selaku pembimbing mahasiswa magang di lapangan menyampaikan bahwa kegiatan magang mahasiswa lebih difokuskan pada kegiatan yang berkaitan dengan penalaran dan implementasi teori. Hal ini dimaksudkan agar mahasiswa yang menjalankan magang selama satu semester nantinya benar-benar memiliki pengalaman mengenai implementasi ilmu perpustakaan dan kearsipan serta dunia kerja di dalamnya.
Pertemuan antara DPL, pembimbing magang di lapangan, dan mahasiswa magang juga membicarakan dan mengevaluasi kegiatan yang sudah dan akan dilakukan mahasiswa magang. Mahasiswa magang menyampaikan bahwa dalam satu bulan ini kegiatan yang dilakukan bukan hanya terkait langsung dengan kerja pustakawan seperti tentang alur pengolahan buku, tetapi mahasiswa magang juga memiliki tugas untuk menulis berita dalam rangka belajar menjadi pewarta dan berperan aktif dalam kegiatan-kegiatan Dispusip Banyuwangi. Hal ini dimaksudkan agar mahasiswa magang mampu mengimplementasikan pembelajaran yang sudah didapatkan selama ini di bangku kuliah secara langsung di lapangan.
Pada akhir pertemuan, Edy Hariyadi menyinggung tentang konversi mata kuliah yang ditempuh mahasiswa magang. Hal ini kemudian menjadi perbincangan serius bersama untuk menetapkan tugas-tugas konversi mata kuliah disesuaikan dengan Tupoksi dan kegiatan di Dispusip Banyuwangi. (Kontributor: Sasi Nur Aini, mahasiswa Sastra Indonesia)
Dosen Pembimbing Lapangan (DPL) Merdeka Belajar Kampus Merdeka (MBKM) Program Studi Sastra Indonesia Edy Hariyadi S.S., M.Si. melakukan kunjungan kepada mahasiswa yang menjalankan magang di Dinas Perpustakaan dan Kearsipan (Dispusip) Kabupaten Banyuwangi pada Rabu (29/9).
Kunjungan ini bertujuan untuk monitoring dan evaluasi (monev) kegiatan magang dua mahasiswa Jurusan Sastra Indonesia FIB UNEJ di Dispusip Banyuwangi yang berjalan sejak awal September 2021. Pada kunjungan ini, Edy Hariyadi bertemu dan melakukan koordinasi dengan Pustakawan Muda Dispusip Banyuwangi Yusup Khoiri, S.STP. yang bertindak selaku pembimbing mahasiswa magang.
Dalam pertemuan ini, Yusup Khoiri selaku pembimbing mahasiswa magang di lapangan menyampaikan bahwa kegiatan magang mahasiswa lebih difokuskan pada kegiatan yang berkaitan dengan penalaran dan implementasi teori. Hal ini dimaksudkan agar mahasiswa yang menjalankan magang selama satu semester nantinya benar-benar memiliki pengalaman mengenai implementasi ilmu perpustakaan dan kearsipan serta dunia kerja di dalamnya.
Pertemuan antara DPL, pembimbing magang di lapangan, dan mahasiswa magang juga membicarakan dan mengevaluasi kegiatan yang sudah dan akan dilakukan mahasiswa magang. Mahasiswa magang menyampaikan bahwa dalam satu bulan ini kegiatan yang dilakukan bukan hanya terkait langsung dengan kerja pustakawan seperti tentang alur pengolahan buku, tetapi mahasiswa magang juga memiliki tugas untuk menulis berita dalam rangka belajar menjadi pewarta dan berperan aktif dalam kegiatan-kegiatan Dispusip Banyuwangi. Hal ini dimaksudkan agar mahasiswa magang mampu mengimplementasikan pembelajaran yang sudah didapatkan selama ini di bangku kuliah secara langsung di lapangan.
Pada akhir pertemuan, Edy Hariyadi menyinggung tentang konversi mata kuliah yang ditempuh mahasiswa magang. Hal ini kemudian menjadi perbincangan serius bersama untuk menetapkan tugas-tugas konversi mata kuliah disesuaikan dengan Tupoksi dan kegiatan di Dispusip Banyuwangi. (Kontributor: Sasi Nur Aini, mahasiswa Sastra Indonesia)
Dosen Pembimbing Lapangan (DPL) Merdeka Belajar Kampus Merdeka (MBKM) Program Studi Sastra Indonesia Edy Hariyadi S.S., M.Si. melakukan kunjungan kepada mahasiswa yang menjalankan magang di Dinas Perpustakaan dan Kearsipan (Dispusip) Kabupaten Banyuwangi pada Rabu (29/9).
Kunjungan ini bertujuan untuk monitoring dan evaluasi (monev) kegiatan magang dua mahasiswa Jurusan Sastra Indonesia FIB UNEJ di Dispusip Banyuwangi yang berjalan sejak awal September 2021. Pada kunjungan ini, Edy Hariyadi bertemu dan melakukan koordinasi dengan Pustakawan Muda Dispusip Banyuwangi Yusup Khoiri, S.STP. yang bertindak selaku pembimbing mahasiswa magang.
Dalam pertemuan ini, Yusup Khoiri selaku pembimbing mahasiswa magang di lapangan menyampaikan bahwa kegiatan magang mahasiswa lebih difokuskan pada kegiatan yang berkaitan dengan penalaran dan implementasi teori. Hal ini dimaksudkan agar mahasiswa yang menjalankan magang selama satu semester nantinya benar-benar memiliki pengalaman mengenai implementasi ilmu perpustakaan dan kearsipan serta dunia kerja di dalamnya.
Pertemuan antara DPL, pembimbing magang di lapangan, dan mahasiswa magang juga membicarakan dan mengevaluasi kegiatan yang sudah dan akan dilakukan mahasiswa magang. Mahasiswa magang menyampaikan bahwa dalam satu bulan ini kegiatan yang dilakukan bukan hanya terkait langsung dengan kerja pustakawan seperti tentang alur pengolahan buku, tetapi mahasiswa magang juga memiliki tugas untuk menulis berita dalam rangka belajar menjadi pewarta dan berperan aktif dalam kegiatan-kegiatan Dispusip Banyuwangi. Hal ini dimaksudkan agar mahasiswa magang mampu mengimplementasikan pembelajaran yang sudah didapatkan selama ini di bangku kuliah secara langsung di lapangan.
Pada akhir pertemuan, Edy Hariyadi menyinggung tentang konversi mata kuliah yang ditempuh mahasiswa magang. Hal ini kemudian menjadi perbincangan serius bersama untuk menetapkan tugas-tugas konversi mata kuliah disesuaikan dengan Tupoksi dan kegiatan di Dispusip Banyuwangi. (Kontributor: Sasi Nur Aini, mahasiswa Sastra Indonesia)
Dosen Pembimbing Lapangan (DPL) Merdeka Belajar Kampus Merdeka (MBKM) Program Studi Sastra Indonesia Edy Hariyadi S.S., M.Si. melakukan kunjungan kepada mahasiswa yang menjalankan magang di Dinas Perpustakaan dan Kearsipan (Dispusip) Kabupaten Banyuwangi pada Rabu (29/9).
Kunjungan ini bertujuan untuk monitoring dan evaluasi (monev) kegiatan magang dua mahasiswa Jurusan Sastra Indonesia FIB UNEJ di Dispusip Banyuwangi yang berjalan sejak awal September 2021. Pada kunjungan ini, Edy Hariyadi bertemu dan melakukan koordinasi dengan Pustakawan Muda Dispusip Banyuwangi Yusup Khoiri, S.STP. yang bertindak selaku pembimbing mahasiswa magang.
Dalam pertemuan ini, Yusup Khoiri selaku pembimbing mahasiswa magang di lapangan menyampaikan bahwa kegiatan magang mahasiswa lebih difokuskan pada kegiatan yang berkaitan dengan penalaran dan implementasi teori. Hal ini dimaksudkan agar mahasiswa yang menjalankan magang selama satu semester nantinya benar-benar memiliki pengalaman mengenai implementasi ilmu perpustakaan dan kearsipan serta dunia kerja di dalamnya.
Pertemuan antara DPL, pembimbing magang di lapangan, dan mahasiswa magang juga membicarakan dan mengevaluasi kegiatan yang sudah dan akan dilakukan mahasiswa magang. Mahasiswa magang menyampaikan bahwa dalam satu bulan ini kegiatan yang dilakukan bukan hanya terkait langsung dengan kerja pustakawan seperti tentang alur pengolahan buku, tetapi mahasiswa magang juga memiliki tugas untuk menulis berita dalam rangka belajar menjadi pewarta dan berperan aktif dalam kegiatan-kegiatan Dispusip Banyuwangi. Hal ini dimaksudkan agar mahasiswa magang mampu mengimplementasikan pembelajaran yang sudah didapatkan selama ini di bangku kuliah secara langsung di lapangan.
Pada akhir pertemuan, Edy Hariyadi menyinggung tentang konversi mata kuliah yang ditempuh mahasiswa magang. Hal ini kemudian menjadi perbincangan serius bersama untuk menetapkan tugas-tugas konversi mata kuliah disesuaikan dengan Tupoksi dan kegiatan di Dispusip Banyuwangi. (Kontributor: Sasi Nur Aini, mahasiswa Sastra Indonesia)
Berikut ini dua artikel berita lainnya yang ditulis mahasiswa magang dan dimuat di website Dispusip Banyuwangi. Llink:
https://dispusip.banyuwangikab.go.id/dispusip-banyuwangi-gelar-webinar-naskah-kuno-memperingati-hai-2021/
https://dispusip.banyuwangikab.go.id/perpusda-ajak-anak-anak-ikut-rayakan-hari-aksara-internasional-dengan-mendongeng-online/
Dosen Pembimbing Lapangan (DPL) Merdeka Belajar Kampus Merdeka (MBKM) Program Studi Sastra Indonesia Edy Hariyadi S.S., M.Si. melakukan kunjungan kepada mahasiswa yang menjalankan magang di Dinas Perpustakaan dan Kearsipan (Dispusip) Kabupaten Banyuwangi pada Rabu (29/9).
Kunjungan ini bertujuan untuk monitoring dan evaluasi (monev) kegiatan magang dua mahasiswa Jurusan Sastra Indonesia FIB UNEJ di Dispusip Banyuwangi yang berjalan sejak awal September 2021. Pada kunjungan ini, Edy Hariyadi bertemu dan melakukan koordinasi dengan Pustakawan Muda Dispusip Banyuwangi Yusup Khoiri, S.STP. yang bertindak selaku pembimbing mahasiswa magang.
Dalam pertemuan ini, Yusup Khoiri selaku pembimbing mahasiswa magang di lapangan menyampaikan bahwa kegiatan magang mahasiswa lebih difokuskan pada kegiatan yang berkaitan dengan penalaran dan implementasi teori. Hal ini dimaksudkan agar mahasiswa yang menjalankan magang selama satu semester nantinya benar-benar memiliki pengalaman mengenai implementasi ilmu perpustakaan dan kearsipan serta dunia kerja di dalamnya.
Pertemuan antara DPL, pembimbing magang di lapangan, dan mahasiswa magang juga membicarakan dan mengevaluasi kegiatan yang sudah dan akan dilakukan mahasiswa magang. Mahasiswa magang menyampaikan bahwa dalam satu bulan ini kegiatan yang dilakukan bukan hanya terkait langsung dengan kerja pustakawan seperti tentang alur pengolahan buku, tetapi mahasiswa magang juga memiliki tugas untuk menulis berita dalam rangka belajar menjadi pewarta dan berperan aktif dalam kegiatan-kegiatan Dispusip Banyuwangi. Hal ini dimaksudkan agar mahasiswa magang mampu mengimplementasikan pembelajaran yang sudah didapatkan selama ini di bangku kuliah secara langsung di lapangan.
Pada akhir pertemuan, Edy Hariyadi menyinggung tentang konversi mata kuliah yang ditempuh mahasiswa magang. Hal ini kemudian menjadi perbincangan serius bersama untuk menetapkan tugas-tugas konversi mata kuliah disesuaikan dengan Tupoksi dan kegiatan di Dispusip Banyuwangi. (Kontributor: Sasi Nur Aini, mahasiswa Sastra Indonesia)
Dosen Pembimbing Lapangan (DPL) Merdeka Belajar Kampus Merdeka (MBKM) Program Studi Sastra Indonesia Edy Hariyadi S.S., M.Si. melakukan kunjungan kepada mahasiswa yang menjalankan magang di Dinas Perpustakaan dan Kearsipan (Dispusip) Kabupaten Banyuwangi pada Rabu (29/9).
Kunjungan ini bertujuan untuk monitoring dan evaluasi (monev) kegiatan magang dua mahasiswa Jurusan Sastra Indonesia FIB UNEJ di Dispusip Banyuwangi yang berjalan sejak awal September 2021. Pada kunjungan ini, Edy Hariyadi bertemu dan melakukan koordinasi dengan Pustakawan Muda Dispusip Banyuwangi Yusup Khoiri, S.STP. yang bertindak selaku pembimbing mahasiswa magang.
Dalam pertemuan ini, Yusup Khoiri selaku pembimbing mahasiswa magang di lapangan menyampaikan bahwa kegiatan magang mahasiswa lebih difokuskan pada kegiatan yang berkaitan dengan penalaran dan implementasi teori. Hal ini dimaksudkan agar mahasiswa yang menjalankan magang selama satu semester nantinya benar-benar memiliki pengalaman mengenai implementasi ilmu perpustakaan dan kearsipan serta dunia kerja di dalamnya.
Pertemuan antara DPL, pembimbing magang di lapangan, dan mahasiswa magang juga membicarakan dan mengevaluasi kegiatan yang sudah dan akan dilakukan mahasiswa magang. Mahasiswa magang menyampaikan bahwa dalam satu bulan ini kegiatan yang dilakukan bukan hanya terkait langsung dengan kerja pustakawan seperti tentang alur pengolahan buku, tetapi mahasiswa magang juga memiliki tugas untuk menulis berita dalam rangka belajar menjadi pewarta dan berperan aktif dalam kegiatan-kegiatan Dispusip Banyuwangi. Hal ini dimaksudkan agar mahasiswa magang mampu mengimplementasikan pembelajaran yang sudah didapatkan selama ini di bangku kuliah secara langsung di lapangan.
Pada akhir pertemuan, Edy Hariyadi menyinggung tentang konversi mata kuliah yang ditempuh mahasiswa magang. Hal ini kemudian menjadi perbincangan serius bersama untuk menetapkan tugas-tugas konversi mata kuliah disesuaikan dengan Tupoksi dan kegiatan di Dispusip Banyuwangi. (Kontributor: Sasi Nur Aini, mahasiswa Sastra Indonesia)
Dosen Pembimbing Lapangan (DPL) Merdeka Belajar Kampus Merdeka (MBKM) Program Studi Sastra Indonesia Edy Hariyadi S.S., M.Si. melakukan kunjungan kepada mahasiswa yang menjalankan magang di Dinas Perpustakaan dan Kearsipan (Dispusip) Kabupaten Banyuwangi pada Rabu (29/9).
Kunjungan ini bertujuan untuk monitoring dan evaluasi (monev) kegiatan magang dua mahasiswa Jurusan Sastra Indonesia FIB UNEJ di Dispusip Banyuwangi yang berjalan sejak awal September 2021. Pada kunjungan ini, Edy Hariyadi bertemu dan melakukan koordinasi dengan Pustakawan Muda Dispusip Banyuwangi Yusup Khoiri, S.STP. yang bertindak selaku pembimbing mahasiswa magang.
Dalam pertemuan ini, Yusup Khoiri selaku pembimbing mahasiswa magang di lapangan menyampaikan bahwa kegiatan magang mahasiswa lebih difokuskan pada kegiatan yang berkaitan dengan penalaran dan implementasi teori. Hal ini dimaksudkan agar mahasiswa yang menjalankan magang selama satu semester nantinya benar-benar memiliki pengalaman mengenai implementasi ilmu perpustakaan dan kearsipan serta dunia kerja di dalamnya.
Pertemuan antara DPL, pembimbing magang di lapangan, dan mahasiswa magang juga membicarakan dan mengevaluasi kegiatan yang sudah dan akan dilakukan mahasiswa magang. Mahasiswa magang menyampaikan bahwa dalam satu bulan ini kegiatan yang dilakukan bukan hanya terkait langsung dengan kerja pustakawan seperti tentang alur pengolahan buku, tetapi mahasiswa magang juga memiliki tugas untuk menulis berita dalam rangka belajar menjadi pewarta dan berperan aktif dalam kegiatan-kegiatan Dispusip Banyuwangi. Hal ini dimaksudkan agar mahasiswa magang mampu mengimplementasikan pembelajaran yang sudah didapatkan selama ini di bangku kuliah secara langsung di lapangan.
Pada akhir pertemuan, Edy Hariyadi menyinggung tentang konversi mata kuliah yang ditempuh mahasiswa magang. Hal ini kemudian menjadi perbincangan serius bersama untuk menetapkan tugas-tugas konversi mata kuliah disesuaikan dengan Tupoksi dan kegiatan di Dispusip Banyuwangi. (Kontributor: Sasi Nur Aini, mahasiswa Sastra Indonesia)
Dosen Pembimbing Lapangan (DPL) Merdeka Belajar Kampus Merdeka (MBKM) Program Studi Sastra Indonesia Edy Hariyadi S.S., M.Si. melakukan kunjungan kepada mahasiswa yang menjalankan magang di Dinas Perpustakaan dan Kearsipan (Dispusip) Kabupaten Banyuwangi pada Rabu (29/9).
Kunjungan ini bertujuan untuk monitoring dan evaluasi (monev) kegiatan magang dua mahasiswa Jurusan Sastra Indonesia FIB UNEJ di Dispusip Banyuwangi yang berjalan sejak awal September 2021. Pada kunjungan ini, Edy Hariyadi bertemu dan melakukan koordinasi dengan Pustakawan Muda Dispusip Banyuwangi Yusup Khoiri, S.STP. yang bertindak selaku pembimbing mahasiswa magang.
Dalam pertemuan ini, Yusup Khoiri selaku pembimbing mahasiswa magang di lapangan menyampaikan bahwa kegiatan magang mahasiswa lebih difokuskan pada kegiatan yang berkaitan dengan penalaran dan implementasi teori. Hal ini dimaksudkan agar mahasiswa yang menjalankan magang selama satu semester nantinya benar-benar memiliki pengalaman mengenai implementasi ilmu perpustakaan dan kearsipan serta dunia kerja di dalamnya.
Pertemuan antara DPL, pembimbing magang di lapangan, dan mahasiswa magang juga membicarakan dan mengevaluasi kegiatan yang sudah dan akan dilakukan mahasiswa magang. Mahasiswa magang menyampaikan bahwa dalam satu bulan ini kegiatan yang dilakukan bukan hanya terkait langsung dengan kerja pustakawan seperti tentang alur pengolahan buku, tetapi mahasiswa magang juga memiliki tugas untuk menulis berita dalam rangka belajar menjadi pewarta dan berperan aktif dalam kegiatan-kegiatan Dispusip Banyuwangi. Hal ini dimaksudkan agar mahasiswa magang mampu mengimplementasikan pembelajaran yang sudah didapatkan selama ini di bangku kuliah secara langsung di lapangan.
Pada akhir pertemuan, Edy Hariyadi menyinggung tentang konversi mata kuliah yang ditempuh mahasiswa magang. Hal ini kemudian menjadi perbincangan serius bersama untuk menetapkan tugas-tugas konversi mata kuliah disesuaikan dengan Tupoksi dan kegiatan di Dispusip Banyuwangi. (Kontributor: Sasi Nur Aini, mahasiswa Sastra Indonesia)
Kunjungan ini bertujuan untuk monitoring dan evaluasi (monev) kegiatan magang dua mahasiswa Jurusan Sastra Indonesia FIB UNEJ di Dispusip Banyuwangi yang berjalan sejak awal September 2021. Pada kunjungan ini, Edy Hariyadi bertemu dan melakukan koordinasi dengan Pustakawan Muda Dispusip Banyuwangi Yusup Khoiri, S.STP. yang bertindak selaku pembimbing mahasiswa magang.
Dalam pertemuan ini, Yusup Khoiri selaku pembimbing mahasiswa magang di lapangan menyampaikan bahwa kegiatan magang mahasiswa lebih difokuskan pada kegiatan yang berkaitan dengan penalaran dan implementasi teori. Hal ini dimaksudkan agar mahasiswa yang menjalankan magang selama satu semester nantinya benar-benar memiliki pengalaman mengenai implementasi ilmu perpustakaan dan kearsipan serta dunia kerja di dalamnya.
Pertemuan antara DPL, pembimbing magang di lapangan, dan mahasiswa magang juga membicarakan dan mengevaluasi kegiatan yang sudah dan akan dilakukan mahasiswa magang. Mahasiswa magang menyampaikan bahwa dalam satu bulan ini kegiatan yang dilakukan bukan hanya terkait langsung dengan kerja pustakawan seperti tentang alur pengolahan buku, tetapi mahasiswa magang juga memiliki tugas untuk menulis berita dalam rangka belajar menjadi pewarta dan berperan aktif dalam kegiatan-kegiatan Dispusip Banyuwangi. Hal ini dimaksudkan agar mahasiswa magang mampu mengimplementasikan pembelajaran yang sudah didapatkan selama ini di bangku kuliah secara langsung di lapangan.
Pada akhir pertemuan, Edy Hariyadi menyinggung tentang konversi mata kuliah yang ditempuh mahasiswa magang. Hal ini kemudian menjadi perbincangan serius bersama untuk menetapkan tugas-tugas konversi mata kuliah disesuaikan dengan Tupoksi dan kegiatan di Dispusip Banyuwangi. (Kontributor: Sasi Nur Aini, mahasiswa Sastra Indonesia)
[:]
[:en]DPL MBKM Prodi Sastra Indonesia Visitasi Mahasiswa Magang di Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Banyuwangi[:]
[:en](30/09/2021) Dosen Pembimbing Lapangan (DPL) Merdeka Belajar Kampus Merdeka (MBKM) Program Studi Sastra Indonesia Edy Hariyadi S.S., M.Si. melakukan kunjungan kepada mahasiswa yang melaksanakan magang di Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Banyuwangi (Disbudpar)
Dalam kunjungan tersebut, Edy Hariyadi berkoordinasi dengan Kasubbag Umum dan Kepegawaian Disbudpar Banyuwangi Ibu Suryani Agus Wahyuti, S.H. sebagai penanggung jawab mahasiswa magang di kantornya. Dalam kesempatan tersebut Ibu Suryani menjelaskan sistem pembagian kerja dan kinerja untuk enam orang mahasiswa magang dari Prodi Sastra Indonesia FIB UNEJ yang telah dilaksanakan kurang lebih satu bulan di kantornya.
Kegiatan magang yang dilakukan mahasiswa terbagi menjadi beberapa bagian yang disesuaikan dengan kebutuhan divisi di Disbudpar dan konversi mata kuliah yang berjumlah 20 SKS. Tiap bidangnya mahasiswa didampingi dan diawasi oleh staf yang telah berpengalaman, sehingga pelaksanaan program magang MBKM menjadi tempat mahasiswa untuk mencari pengalaman kerja dan mendapatkan ilmu baru.
Pertemuan tersebut juga dihadiri Sekretaris Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Banyuwangi Ir. Choliqul Ridha. Dalam pertemuan tersebut Bapak Choliqul Ridha memberikan banyak wejangan terhadap mahasiswa magang terkait dunia kerja, administrasi dan manajemen. “Di tempat magang kalian sekarang ini lupakan teori dari buku-buku, kalian cari ilmu sebanyak-banyaknya dengan melihat dan praktek langsung. Kegiatan yang tidak kalian dapatkan di bangku perkuliahan akan kalian dapatkan di sini. Oleh karena itu manfaatkan sebaik mungkin” ujar Bapak Choliqul Ridha.
Bapak Choliqul Ridha menekankan pula pada mahasiswa sebagai calon pemimpin bangsa untuk memegang prinsip dan filososi seorang pemimpin. Bahwa seorang pemimpin itu harus punya AKIK, sebuah akronim dari Administrasi, Komunikasi, Informasi, dan Koordinasi. Artinya, seorang pemimpin harus well-informed, komunikator yang baik terhadap publik dan anak buahnya, memahami administrasi, dapat mengkoordinasi sehingga bisa mengatur dan me-manage dengan baik roda organisasi, perusahaan atau kantor yang dipimpinnnya.
Di akhir kunjungannya, Edy Hariyadi selaku DPL mengingatkan kembali bahwa kegiatan Magang MBKM ini selain untuk mendapatkan banyak pengalaman dan belajar di tempat kerja, mahasiswa magang juga dituntut tugas-tugas terkait konversi mata kuliah yang diambil mahasiswa disesuaikan dengan Tupoksi yang ada di mitra magang. Untuk itu peran aktif dan kreatif mahasiswa magang dalam kerja dan kegiatan-kegiatan Disparbud perlu terus ditingkatkan bersama.
(Kontributor: Qorina Rahmawati, mahasiswa Sastra Indonesia)
[:]