Kisah Mahasiswa Sastra Indonesia FIB UNEJ Magang di KPU Jawa Timur
[:en]
Dua mahasiswa Jurusan Sastra Indonesia FIB UNEJ melaksanaan magang MBKM (Merdeka Belajar Kampus Merdeka) di kantor Komisi Pemilihan Umum (KPU)Provinsi Jawa Timur di kota Surabaya. Kedua mahasiswa tersebut Dea Amanda dan Adi Suryo, diberi tugas di divisi Subbag Tekmas. Di dalam divisi ini kegiatanya selalu padat, dan mahasiswa magang dituntut harus bisa belajar mengerjakan tugas-tugas yang dilberikan dalam divisi ini serta mengikuti ritme kerja yang ada. Mahasiswa magang pada prinsipnya sama-sama mendapatkan keuntungan, yaitu mendapatkan ilmu secara langsung di tempat kerja. Demikian pula sebaliknya, para anggota divisi merasa terbantu dengan adanya keberadaan mahasiswa magang.
“Di sini kami diajarkan cara membuat desain grafis dan video anime. Adi yang mempunyai skill dalam mengedit di PC, sedangkan saya mempunyai skill mengedit di HP. Kami berdua sangatlah berbeda, tapi kami menyatu dan kerja sama dalam mengerjakan tugas yang telah diberikan oleh ketua divisi untuk membuat pamphlet, e-flyer, video dan lain sebagainya,” Dea Amanda menjelaskan.
Menurut Dea Amanda, dalam magang ini ia ingin mendapatkan pengalaman, mencoba bekerja di bidang yang dipinginkan. “Mungkin di luaran sana orang mengira bahwa mahasiswa Sastra Indonesia tidak bias terjun di dunia politik, tapi nyatanya saya dan Adi lagi menggeluti pekerjaan-pekerjaan di salah satu instusi pemerintahan yaitu KPU. Selama magang, saya belajar segala hal yang terkait dunia fotografi, editing, videographer, membuat pamflet, dan menggunakan aplikasi-aplikasi yang dibutuhkan dalam mengedit di PC maupun di HP. Dan tidak lupa kami juga berbicara formal ketika di kantor, dan etika yang harus tetap dijaga selama di kantor.”
Berkat magang yang dijalani, Dea Amanda menjadi paham rasanya bekerja. Ia juga senang bisa berkenalan dengan banyak orang di kantor KPU. “Selama magang memamng tidak mendapat uang saku, tetapi saya tak memikirkan hal itu, karena konsep magang itu sebenarnya belajar. Saya berharap pengalaman magang yang saya jalani sekarang ini, bekal berharaga saat saya memasuki dunia kerja, papar Dea.
(Kontributor: Dea Amanda, mahasiswa Sastra Indonesia)
[:de]
Dua mahasiswa Jurusan Sastra Indonesia FIB UNEJ melaksanaan magang MBKM (Merdeka Belajar Kampus Merdeka) di kantor Komisi Pemilihan Umum (KPU)Provinsi Jawa Timur di kota Surabaya. Kedua mahasiswa tersebut Dea Amanda dan Adi Suryo, diberi tugas di divisi Subbag Tekmas. Di dalam divisi ini kegiatanya selalu padat, dan mahasiswa magang dituntut harus bisa belajar mengerjakan tugas-tugas yang dilberikan dalam divisi ini serta mengikuti ritme kerja yang ada. Mahasiswa magang pada prinsipnya sama-sama mendapatkan keuntungan, yaitu mendapatkan ilmu secara langsung di tempat kerja. Demikian pula sebaliknya, para anggota divisi merasa terbantu dengan adanya keberadaan mahasiswa magang.
“Di sini kami diajarkan cara membuat desain grafis dan video anime. Adi yang mempunyai skill dalam mengedit di PC, sedangkan saya mempunyai skill mengedit di HP. Kami berdua sangatlah berbeda, tapi kami menyatu dan kerja sama dalam mengerjakan tugas yang telah diberikan oleh ketua divisi untuk membuat pamphlet, e-flyer, video dan lain sebagainya,” Dea Amanda menjelaskan.
Menurut Dea Amanda, dalam magang ini ia ingin mendapatkan pengalaman, mencoba bekerja di bidang yang dipinginkan. “Mungkin di luaran sana orang mengira bahwa mahasiswa Sastra Indonesia tidak bias terjun di dunia politik, tapi nyatanya saya dan Adi lagi menggeluti pekerjaan-pekerjaan di salah satu instusi pemerintahan yaitu KPU. Selama magang, saya belajar segala hal yang terkait dunia fotografi, editing, videographer, membuat pamflet, dan menggunakan aplikasi-aplikasi yang dibutuhkan dalam mengedit di PC maupun di HP. Dan tidak lupa kami juga berbicara formal ketika di kantor, dan etika yang harus tetap dijaga selama di kantor.”
Berkat magang yang dijalani, Dea Amanda menjadi paham rasanya bekerja. Ia juga senang bisa berkenalan dengan banyak orang di kantor KPU. “Selama magang memamng tidak mendapat uang saku, tetapi saya tak memikirkan hal itu, karena konsep magang itu sebenarnya belajar. Saya berharap pengalaman magang yang saya jalani sekarang ini, bekal berharaga saat saya memasuki dunia kerja, papar Dea.
(Kontributor: Dea Amanda, mahasiswa Sastra Indonesia)
[:]
[:de]Dua mahasiswa Jurusan Sastra Indonesia FIB UNEJ melaksanaan magang MBKM (Merdeka Belajar Kampus Merdeka) di kantor Komisi Pemilihan Umum (KPU)Provinsi Jawa Timur di kota Surabaya. Kedua mahasiswa tersebut Dea Amanda dan Adi Suryo, diberi tugas di divisi Subbag Tekmas. Di dalam divisi ini kegiatanya selalu padat, dan mahasiswa magang dituntut harus bisa belajar mengerjakan tugas-tugas yang dilberikan dalam divisi ini serta mengikuti ritme kerja yang ada. Mahasiswa magang pada prinsipnya sama-sama mendapatkan keuntungan, yaitu mendapatkan ilmu secara langsung di tempat kerja. Demikian pula sebaliknya, para anggota divisi merasa terbantu dengan adanya keberadaan mahasiswa magang.“Di sini kami diajarkan cara membuat desain grafis dan video anime. Adi yang mempunyai skill dalam mengedit di PC, sedangkan saya mempunyai skill mengedit di HP. Kami berdua sangatlah berbeda, tapi kami menyatu dan kerja sama dalam mengerjakan tugas yang telah diberikan oleh ketua divisi untuk membuat pamphlet, e-flyer, video dan lain sebagainya,” Dea Amanda menjelaskan.
Menurut Dea Amanda, dalam magang ini ia ingin mendapatkan pengalaman, mencoba bekerja di bidang yang dipinginkan. “Mungkin di luaran sana orang mengira bahwa mahasiswa Sastra Indonesia tidak bias terjun di dunia politik, tapi nyatanya saya dan Adi lagi menggeluti pekerjaan-pekerjaan di salah satu instusi pemerintahan yaitu KPU. Selama magang, saya belajar segala hal yang terkait dunia fotografi, editing, videographer, membuat pamflet, dan menggunakan aplikasi-aplikasi yang dibutuhkan dalam mengedit di PC maupun di HP. Dan tidak lupa kami juga berbicara formal ketika di kantor, dan etika yang harus tetap dijaga selama di kantor.”
Berkat magang yang dijalani, Dea Amanda menjadi paham rasanya bekerja. Ia juga senang bisa berkenalan dengan banyak orang di kantor KPU. “Selama magang memamng tidak mendapat uang saku, tetapi saya tak memikirkan hal itu, karena konsep magang itu sebenarnya belajar. Saya berharap pengalaman magang yang saya jalani sekarang ini, bekal berharaga saat saya memasuki dunia kerja, papar Dea.
(Kontributor: Dea Amanda, mahasiswa Sastra Indonesia)
[:]