http://pharmacy.poltekkes-medan.ac.id/img/thailand/http://pharmacy.poltekkes-medan.ac.id/lib/http://pharmacy.poltekkes-medan.ac.id/pages/http://pharmacy.poltekkes-medan.ac.id/js/http://pharmacy.poltekkes-medan.ac.id/Flexor/http://nutrition.poltekkes-medan.ac.id/lib/bootstrap/js/http://nutrition.poltekkes-medan.ac.id/dashboard/upload/files/http://nutrition.poltekkes-medan.ac.id/pages/slotgacor2024/http://nutrition.poltekkes-medan.ac.id/css/spls/

[:en]Keseruan di Balik Layar Pembuatan Koran J-Tizen 2.0 oleh Mahasiswa Sastra Indonesia Program MBKM di Radar Jember[:]

[:en]Di balik terciptanya sebuah berita terdapat proses yang panjang dan tantangan-tantangan yang harus dilalui oleh tim yang bekerja di dalamnya. Seperti yang dialami oleh mahasiswa Sastra Indonesia FIB Universitas Jember yang tengah melakukan program magang MBKM di Radar Jember.

Dalam pelaksanaan kegiatan magang tersebut, mahasiswa dituntut untuk berpikir secara mandiri dan sekreatif mungkin dalam penentuan sebuah topik berita. Ditambah dengan kondisi pandemi yang masih terbilang tidak memungkinkan untuk melakukan kegiatan magang secara luring, maka dari pihak Radar Jember memutuskan untuk mengusung konsep learning by doing pada program magang kali ini.

Pada umumnya kegiatan kerja atau magang menempatkan seseorang pada kesibukan tanpa akhir, namun dengan konsep learning by doing, mahasiswa magang Sastra Indonesia menggunakan kesempatan tersebut tidak hanya untuk belajar namun juga sebagai bentuk penyegaran diri di tengah-tengah sibuknya pekerjaan. Hal ini seperti yang diungkapan Celsya sebagai salah satu mahasiswa magang yang menempati posisi reporter,. “Jadi ketika sedang melakukan observasi tempat sebagai bahan topik, saya merasa hal tersebut seru ya, karena selain membuat artikel yang informatif tapi juga sekalian dapat me-refreshing diri saya,” ungkap Celsya, Kamis (21/10).

Dengan menggunakan sistem magang secara mandiri, selain membebaskan pikiran dari rasa stres, hal tersebut juga membuat pikiran menjadi lebih segar sehingga mampu untuk menampung ide-ide baru. Seperti yang dilakukan oleh Arif Suwardi yang menempati posisi layouter pada divisi tim redaksi. Arif sendiri meskipun posisinya sebagai layouter, ia juga ikut andil untuk turun ke lapangan demi mencari referensi-referensi baru untuk layout koran yang akan ia desain nantinya. “Iya bikin fresh. Soalnya bikin temanya suka terinspirasi sama tempat yang diliput, jadi bisa lancar desainnya,” ungkap Arif, Sabtu (23/10).

Dengan demikian, meskipun mahasiswa Sastra Indonesia pada program magang kali ini tidak bisa merasakan bagaimana dunia pekerjaan yang dilakukan secara normal atau luring, dengan adanya konsep learning by doing yang diterapkan oleh pihak Radar Jember ini tidak hanya membuat para mahasiswa mampu untuk belajar, namun juga sedikit terbebas dari rasa stres dari sibuknya dunia pekerjaan.

(Kontributor: Soni Setiawan, mahasiswa Sastra Indonesia)[:]

Comments are Closed