May, 2015

now browsing by month

 

Jadwal Ujian Akhir Semester Genap 2014/015

jadwal01

Berikut draft jadwal Ujian Akhir Semester (UAS) Genap Tahun Akademik 2014/2015 untuk dicermati bersama, dengan ketentuan:

1. Ujian Tulis UAS dilaksanakan mulai tanggal 15 s.d 24 JUNI 2015
2. Draf Jadwal UAS di atas dapat diunduh disini.
3. Apabila jadwal UAS bentrok/kress segeralah melapor ke bagian pendidikan (Mas Andy) minimal lebih dari 5 mahasiswa dalam satu kelas, maka jadwal dapat diubah sesuai kebutuhan.
4. Batas pelaporan terakhir tanggal 3 Juni 2015; Pukul 12.00 WIB.

Calon Mahasiswa Asli Bondowoso dapat Beasiswa Afirmasi di Universitas Jember

Jember, 5 Mei 2015

DSC_1107-620x279Upaya Universitas Jember bersama beberapa pemerintah daerah dalam meningkatkan kualitas pendidikan masyarakt semakin kuat. Hal ini ditunjukan dengan ditandatanganinya MoA anatara Universitas Jember dengan pemerintah Kabupaten Bondowoso terkait penerimaan mahasiswa melalui jalur beasiswa afirmasi(4/5).

“Ini adalah MoU kami bersama pemerintah daerah exs Karisidenan Besuki yang ke-3, kami juga memiliki program yang sama bersama Pemerintah Banyuwangi melalui program Banyuwangi Cerdas dan bersama Pemerintah Situbondo melalui program Situbondo Unggul,” ujar Drs. Moh. Hasan, MSc PhD Rektor Universitas Jember.

Dalam acara yang digelar di Pendopo Kabupaten Bondowoso ini, Drs. Moh. Hasan, MSc PhD menyampaikan melalui program afirmasi ini diharapkan siswa yang benar-benar memiliki prestasi bagus bisa melanjutkan kejenjang pendidikan yang lebih tinggi. “Kami sangat senang sekali dengan upaya pemerintah Bondowoso untuk memberikan akses kepada masyarakat yang kurang mampu secara ekonomi untuk bisa melanjutkan ke perguruan tinggi,” imbuhnya.

Drs. Moh. Hasan, MSc PhD berharap dalam pelaksanaanya calon mahasiswa yang melalui jalur afirmasi bisa merata disemua program studi. “Ya mungkin setiap prodi masing-masing bisa 2 orang mahasiswa sehingga nantinya keilmuan dari para mahasiswa penerima program bisa beragam,” pungkasnya.

Sementara itu Drs. H. Amin Said Husni Bupati Bodowoso dalam sambutannya mengeaskan, perbaikan kulaitas pendidikan menjadi pilar terpenting yang akan terus dilakukan agar masyarakat Bondowoso menjadi masyarakat yang cerdas.

Amin menyampaikan, dengan adanya program beasiswa afirmasi bersama Universitas Jember masyarakat dari kalangan menengah kebawah bisa mengakses pendidikan tinggi. “Setidaknya 50 orang setiap tahunnya masyarakat ekonomi lemah bisa masuk ke Unej melalui jalur beasiswa afirmasi,” katanya.

Amin berharap melaui program tersebut anak-anak bondowoso bisa menjadi generasi yang berkualitas dan unggul dalam bidang pendidikan yang mereka tekuni. “Saya harap dengan adanya program ini kelak Bondowoso menjadi kota yang maju, kota yang unggul dalam berbagai bidang keilmuan,” pungkas Amin. (Mj)

Nilai-Nilai Kultural Magisme Tengger

oleh: Sri Mariati

Abstrak

Artikel ini bertujuan mendiskusikan nilai-nilai kultural magisme dalam konteks budaya Tengger. Kajian dilakukan secara etnografis. Hasil kajian menunjukkan bahwa mantra dan nilai-nilai kultural magisme bagi masyarakat dan budaya Tengger merupakan representasi dari doa. Bagi masyarakat yang memiliki kultur bukit tersebut, mantra dan semacamnya merupakan subkultur religiusitas yang kepemilikannya dikuasai oleh ketua adat (dhukun pandhita). Kultur Tengger memaknai dukun sebagai ujung tombak representasi religiusitas masyarakat Tengger. Oleh karena itu, praktik penggunaan mantra dalam masyarakat Tengger bersifat konstruktif.

 

 

CANTING MBOK SUTINEM

Bambang Aris KOleh : Bambang Aris Kartika

CANTING MBOK SUTINEM 

[ CERPEN – BAMBANG ARIS KARTIKA – 2009 ]

 

Pagi merekah dan membedah waktu yang berotasi,

Matahari semilau merobek pagi, tatkala butiran embun didahan hijau mulai mengering. Dingin udara sesekali masih terasa menusuk tulang, tapi sudah sedikit hangat. Langit pun sedikit demi sedikit menghapus warna, merubah dari pekat menjadi goresan semburat warna putih dan biru melaut. Pendar sinar lampu jalanan yang bersinar parau semalam telah mulai dipadamkan. Demikian pula dengan Mbok Sutinem, janda tua itu pun juga telah mematikan api mungil dalam kurungan kaca semprong dengan cara meniupnya. Lampu itu tiap hari  tergantung ditiang rumah dan tiga hari sekali Mbok Sutinem mengisinya dengan minyak tanah. Akan tetapi apabila minyak tanah hilang diperedaran, dan hal ini seringkali terjadi, maka semalaman rumahnya akan terjebak dalam gelap gulita. Hitam. Pekat.

Pagi, seperti hari-hari kemarin, dengan ditemani udara dingin perempuan tua itu pun memulai aktivitas dengan bergegas membersihkan badan di sumur kampung sekaligus mencuci beberapa potong pakaian kotornya. Setelah selesai ia pun menjerang air untuk keperluan minum dan menanak nasi tanpa lauk sebagai bekal secukupnya di tempatnya bekerja. Baginya bisa makan nasi saja sudah merupakan berkah yang senantiasa disyukurinya meski tanpa lauk pauk. Dengan sepeda ontel reyotnya dimana sebagian kerangka besinya sudah karatan dan warna hitamnya disana sini sudah mengelupas, perempuan renta itu dengan semangat hidup yang mempias dari kerut-kerut wajahnya, mengayuh pedal menuju Ndalem Senoprayan, tempat dimana sepanjang usianya mengabdi sebagai buruh di Pengrajin Batik milik seorang pedagang kain batik dari Kampung Ngasem Rotowijayan.

Mbok Sutinem semenjak muda memang telah menjadi buruh tulis batik di Ndalem tersebut. Dari mula usaha batik berdiri hingga sekarang ketika usianya yang sudah senja, dia masih tetap prigeluntuk bekerja, terutama semenjak kematian suaminya yang meninggal sewaktu terjadi gegeran politik tahun 65. Hingga akhirnya dia harus merawat dan membesarkan anaknya sendirian tanpa pernah sekalipun mengeluh atau mengumpat atau pun menyesali suratan takdir yang menimpa dirinya. Satu-satunya yang sangat disesalinya  adalah ketika anaknya lahir tanpa pernah sekalipun mengetahui seperti apa wajah bapaknya. Senyum. Tawa. Apalagi menikmati gendongan dan buaian sayang dari sang ayah yang telah membuat dirinya hadir sebagai manusia di dunia.

Menjadi buruh pembuat kain batik tulis baginya tidak saja berujung pada keinginannya untuk memperoleh sedikit uang bagi upayanya menyambung hidup, melainkan juga bagian dari jiwanya yang menyukai seni lukis kain yang konon katanya merupakan warisan budaya dari tradisi yang dilakukan oleh para putri keraton. Seni yang indah, luwes, dan mriyayi ketika dipakai tidak peduli pemakainya apakah perempuan atau pun laki-laki. Dia sangat mengagumi motif-motif batik yang dihasilkan oleh para perempuan leluhurnya, seperti motif Cuwiru, Sido Mukti, Kawung, Parang Kusumo, Pamiluto, Caplok Kasatrian, Nitik Karawitan, Truntum, Ciptoning, Tambal, Slobog, Parang Rusak Barong, Udan Liris. Namun, diantara sekian banyak motif model Yogya tersebut, motif paling disukai dan sering dibuatnya adalah batik tulis dengan motif Truntum dan Ciptoning. Sebab menurut ajaran spiritual dan filosofi dari kedua motif batik tersebut dan selama ini sangat diyakini oleh Mbok Sutinem, kalau Ciptoningmensiratkan bahwa diharapkan pemakainya menjadi orang bijak, mampu memberi petunjuk jalan yang benar. Unsur motif ini adalah Parang dan Wayang, sedang ciri khasnya adalah Kerokan. Sementara untuk motif Truntum merupakan batik yang biasa dipergunakan dan dipakai saat pernikahan. Ciri khas batik motifTruntum juga Kerokan dan filosofi serta nilai spiritualnya bahwaTruntum artinya menuntun, diharapkan orang tua bisa menuntun calon pengantin.

Selain itu pula, ada kebanggaan tersendiri dalam hatinya bahwa meskipun hanya berbekal ketrampilan mengubah kain putih serta bahan-bahan pewarna yang diolah dari tumbuh-tumbuhan asli Indonesia seperti pohon mengkudu, tinggi, soga, nila dan bahan sodanya dibuat dari soda abu serta garamnya dibuat dari tanah lumpur, juga malam yang dipanaskan dengan kompor dan canting untuk menggoreskan lekuk-lekuk gambar meru, gurda, mlinjon, parang, geometris, dan suluran, dia telah berhasil menyekolahkan anak perempuan satu-satunya, Probondari demikian Mbok Sutinem menamakan anak perempuan yang dilahirkannya pada tengah malam ditingkap oleh gelegar guntur dan kejap halilintar serta hujan deras yang mengguyur bumi, hingga selesai SMA.

Kini 5 tahun sudah Probondari berada di negeri jiran. Konon kabarnya sebagai tenaga kerja Indonesia dengan bekerja di kilang perakitan alat elektronik di bilangan wilayah Shah Alam, Selangor. Namun dia tidak bisa memastikan kebenaran kabar yang disampaikan oleh Winoto bahwa anak perempuannya memang benar-benar bekerja di kilang bukan menjadi pembantu rumah tangga, lebih-lebih terjerumus dalam perdagangan wanita untuk pelacuran. Hal terakhir inilah yang sesungguhnya sangat menghantui dan mencemaskan dirinya. Tiap malam menjelang tidur, Mbok Sutinem senantiasa memohon doa untuk keselamatan Probondari.

Tapi sepanjang waktu 5 tahun pula tiada satu pun kabar pernah diterimanya. Berulang kalipun dia sudah menanyakan kepada agen yang memberangkatkannya, namun jawabannya senantiasa sama. Nihil. Suatu waktu pernah dia menanyakan langsung kepada Winoto, pemilik agen, orang yang membawanya berangkat ke negeri yang pernah memenjarakan Anwar Ibrahim, tokoh reformasi politik Malaysia. Jawaban yang diterima malah menyakitkan hatinya.

“Iku wis duduk tanggungjawabku. Jalaran anakmu wis dadi urusane Tekong Malaysia kono.”

“Lho, lak kowe to sing mbujuk anaku wedok ben kerja neng kono.”

“Sing penting aku wis menuhi kewajibanku, Yu Tinem.Nyalurno kerja anake Sampeyan”

“Lho, nek ger nyalurke we kabeh uwong iso. Nanging aku pengen ngerti kabare anakku wedok, Pak Winoto. Aku sing ngelahirno. Aku sing gembol sangang sasi.”

“Wis ngene wae, Yu Tinem. Engko yen ono kabar tentang anakmu engko sampeyan tak kabari.”

Baca selengkapnya disini

Baca Juga : Surat Tak Bersayap

SURAT TAK BERSAYAP [ BAMBANG ARIS KARTIKA – SKENARIO FILM PENDEK – 2014 ]

Sinopsis      :

Bambang Aris KKisah seorang anak perempuan yang meyakini bahwa cinta sang ayah adalah cinta yang sempurna, meskipun dirinya belum pernah melihat wajah ayahnya. Saat dalam kandungan sang ibu, sang ayah diculik dan dieksekusi di sebuah bukit. Mayatnya pun tidak dikubur melainkan di buang ke laut oleh rezim militer yang berkuasa. Ayah kinanti adalah seorang aktivis demonstrasi dan pergerakan demokrasi menuntut reformasi semasa mereka mahasiswa. Kinanti setiap waktu senantiasa berharap dan menanti sang ayah suatu saat akan datang menemuinya dan mengantarnya bersekolah. Untuk menunjukkan ungkapan rasa cinta dalam hatinya kepada sang ayah, Kinanti menulis dalam buku diarynya. Pada tahun ke delapan bertepatan dengan ulang tahun sang ayah, Kinanti menulis selembar surat. Kemudian surat tersebut dibawanya ke kantor pos. Sesampainya di kantor pos, Kinanti kebingungan menuliskan alamat sang ayah, karena memang dia tidak mengetahui alamat persis ke mana ayahnya berada. Ibunya sengaja menyembunyikan keberadaan dan kejadian yang menimpa ayahnya. Dan ternyata surat tersebut dikirimkan Kinanti kepada sang penguasa untuk menanyakan keberadaan ayahnya. Surat yang dikirimkannya kebetulan di terima oleh istri penguasa. Istri penguasa lalu membaca dan menangis mendekap surat tersebut sembari menatap sang penguasa yang sedang bermain dengan anak dan cucu-cucunya.

TREASURE

Stocklist suasana demontrasi mahasiswa menuntut turunnya rezim Orde Baru. Tampak terjadi konflik fisik antara mahasiswa dengan aparat keamanan. Beberapa orang terluka dan kerusakan yang parah melanda fasilitas umum. Saling lempar batu dan semprotan air dari water canon menambah riuh susana demontrasi.

 

Ext. Jalan Raya. Malam

Suara dentang lonceng gereja berdentang beberapa kali. Sinar bulan temaram. Lampu jalan bersinar parau. Lengang. Dari kejauhan tampak sesosok laki-laki berlari dengan wajah berpeluh dan pandangan mata ketakutan. Bajunya basah oleh keringat dan kotor. Dengan tergesa-gesa sesekali dia menengok ke belakang. Setelah beberapa saat berhenti untuk mengambil nafas. Dia pun kembali berlari mengendap-endap di antara jalan-jalan gang dan rumah-rumah warga. Sunyi. Senyap. Bunyi jengkerik memekik.

CUT TO

Ext. Depan Pintu Rumah. Malam

Laki-laki itu mengetuk pintu dengan pelan-pelan. Daun pintu terkuak. Sepasang wajah perempuan muncul. Laki-laki pun masuk dan wajah perempuan menengok ke kanan-ke kiri untuk memastikan tidak ada orang yang mengikuti. Lalu daun pintu pun ditutup.

FADE IN

FADE OUT

Int. Kamar. Malam

Sepasang pemuda-pemudi saling memagut dan memadu kasih di atas ranjang. Lenguhan kenikmatan mengakhiri pergumulan mereka. Nafas yang terengah-engah masih terlihat dari keduanya. Pemuda itu mengambil sebatang rokok lantas menyalakan korek dan membakar rokoknya. Satu tarikan asap segera keluar dari mulutnya. Pemudi berbaring di sebelahnya sembari mengelus-elus dada laki-laki tersebut.

Baca selengkapnya disini

Hello world!

Welcome to Sastra Sites. This is your first post. Edit or delete it, then start blogging!