[:en]Dosen FIB dan FKIP UNEJ Dorong Desa Kamal Menjadi Destinasi Wisata Desa Megalitikum[:]
[:en]
Gerbang masuk Situs Duplang.
Jember – Desa Kamal di Kecamatan Arjasa, Jember memiliki aset purbakala berupa peninggalan zaman megalitikum, yaitu situs Duplang, situs Kendal dan situs Klanceng. Peninggalan zaman megalitikum tersebut berupa batu kenong, menhir, kubur batu, dolmen, batu lesung dan gilis. Batu-batu bersejarah tersebut tersebar di berbagai tempat seantero desa, di persawahan, rumah warga, hingga halaman kantor desa. Mulanya dulu batu-batu itu dibiarkan saja oleh masyarakat, namun bersama berlalunya waktu batu-batu bernilai sejarah itu mulai ada yang hilang.
Suasana Situs Duplang dengan batu kenongnya
Agar masyarakat desa Kamal ikut dalam menjaga dan melindungi peninggalan leluhur tersebut, perlu didorong untuk dapat mengelolanya menjadi potensi yang dapat dikembangkan menjadi destinasi wisata desa megalitikum. Desa Kamal perlu berupaya untuk memanfaatkan potensi situs-situs yang ada untuk dikembangkan sebagai wisata budaya dan wisata pendukungnya yaitu wisata alam menjadi wisata unggulan desa dan sekaligus sebagai kebanggaan desa dan dikelola untuk kemaslahatan masyarakat desa. Tiga dosen Jurusan Sastra Indonesia FIB dan satu dosen Prodi Bahasa dan Sastra Indonesia FKIP UNEJ yang tergabung dalam Kelompok Riset & Pengabdian Masyarakat Keris-Dimas Metakultura melakukan pengabdian kepada masyarakat desa dalam skema Hibah Pengabdian Desa Binaan untuk mendampingi Pokdarwis Desa Kamal dalam pengelolaan situs Duplang dan situs lainnya menjadi destinasi wisata desa megalitikum.
Batu menhir dan dolmen dalam Situs Duplang
Dalam upaya menyamakan persepsi dan merancang kerjasama tersebut, pada tanggal 4 September 2022 bertempat di Situs Duplang diadakan Rembuk Bersama Pokdarwis Desa Kamal dan Tim Pengabdian Dosen UNEJ. Acara tersebut dihadiri oleh jajaran pengurus Pokdarwis dan seluruh Tim Pengadian serta mahasiswa selama tiga jam dari jam 9 pagi sampai jam 12 siang.
Dalam Rembuk itu dibicarakan pula rencana-rencana terkait. Agar narasi tentang situs dan sejarah lokal desa dikenal oleh para pengunjung, Pokdarwis bisa membuat QR code link yang dapat di-scan oleh pengunjung menggunakan smartphone mereka. Hasil scan kemudian terlihat di smartphone berisi informasi semacam guide book mengenai situs, batu-batu peninggalan, dan pengelolaan situs. Selain itu QR code juga bisa ditempatkan pada masing masing peninggalan bersejarah lainnya. Begitu pengunjung men-scan, di smart phone mereka akan terpampang informasi narasi yang dicantolkan pada website, informasi tentang hal ikhwal benda purbakala tersebut.
Salah satu yang dibangun dalam wisata adalah kemenarikan narasi lokasi dan artefak yang ada. Sebagai identitas situs, di pintu gerbang dipampang banner/plakat menghadap jalan desa. Juga mencantumkan kalender event yang informatif. Diagendakan pula kalender event tersebut diposting di media sosial resmi wisata desa.
Kesenian tradisi Tak Butha’an dalam arak-arakan Ritual Bersih Desa “Kadisah”
Saat penyelenggaraan Ritual Bersih Desa “Kadisah” bisa dibarengkan pula dengan event lain. Hari pertama misalnya, kegiatan Pasar Kuliner. Hari kedua, festival atau lomba burung dara. Hari ketiga, pasar seni dan atraksi seni tradisi Tak Butha’an, ketepung, dan rampak gendang. Puncaknya adalah karnaval umum atau arak-arakan. Event Bersih Desa Kamal akan ditunggu-tunggu semua orang baik warga desa sendiri maupun warga luar desa, jika pelaksanaan event-event tersebut berhasil dan sukses. Sebagai persiapan pelaksanaan, desa perlu mendata para pelaku usaha, usaha rajut, pokak, kuliner, dan lain-lain. Jika nanti bupati bisa datang pada saat pelaksanaan event, maka desa atau Pokdarwis harus sudah memiliki data UMKM. Kepala desa bisa memerintahkan masing-masing RT membuat unggulan kulinernya masing-masing. Pasar kuliner bisa diselenggarakan di sekitar parkiran situs Duplang. Event “Saibu Pokak” atau seribu minuman pokak dapat menjadi event andalan untuk mengenalkan dan mempromosikan situs. Pokaknya gratis dibagikan pada pengunjung yang datang yang duduk di tikar seputar situs sambil minum pokak dan jajanan tradisional lokal.
Di akhir Rembuk Ibu Juhairiyah, Ketua Pokdarwis Desa Kamal menyatakan kegembiraannya. “Saya sangat senang bapak-bapak dan ibu dosen, dan mahasiswa-mahasiswa UNEJ mau peduli terhadap desa Kamal ini. Semoga kerjasama kita ini nanti bisa membuat situs ramai wisatawan. Tidak seperti sekarang ini hanya mahasiswa atau pelajar saja yang sering berkunjung untuk tugas sekolah atau kuliahnya,” papar Juhairiyah.
Foto bersama Pokdarwis Desa Kamal dan Tim Pengabdian UNEJ di depan Situs Duplang[:]
Comments are Closed