Dosen Sastra Indonesia Dampingi UMKM Pendukung Wisata Alam Potre Koning di Desa Sumbercanting, Bondowoso

Mitra kegiatan pengabdian kepada masyarakat ini adalah masyarakat Desa Sumbercanting. Program Pengabdian Desa Binaan ini bertema “Peningkatan Skill Enterpreneurship Berbahan Baku Lokal dalam Mendukung Wisata Alam Potre Koning di Desa Sumbercanting, Kecamatan Wringin, Bondowoso”. Potre Koning adalah sebuah destinasi wisata yang dikembangkan masyarakat desa bersama mahasiswa KKN dan pengabdian dosen UNEJ. Pendampingan pada program pengabdian kali ini dilakukan terhadap masyarakat desa yang memiliki potensi usaha kreatif yang dapat mendukung Kelompok Sadar Wisata (Pokdarwis) Laskar Arak-arak sebagai operator Wisata Alam Potre Koning dalam mengembangkan layanan wisata mereka terutama terkait informasi, suvenir dan oleh-oleh.

Melihat belum adanya cenderamata dan kuliner yang ikonik di wisata alam tersebut, tiga orang dosen UNEJ dari Prodi Sastra Indonesia FIB dan satu rekan dari Fisipol menggagas solusi yang ditawarkan melalui pelatihan atau workshop pembuatan cenderamata ikonik dan pemanfaatan kuliner lokal untuk dapat disajikan di lokasi wisata. Target yang ingin dicapai adalah kelompok masyarakat usaha mikro di desa dapat memproduksi produk gantungan kunci, kerajinan tangan, dan seni kriya yang dapat dijajakan di lokasi wisata, sehingga hal ini mendukung program wisata alam yang berbasis masyarakat (community based ecotourism).

Pandemi telah menghentikan operasional Wisata Alam Potre Koning. Adanya kebijakan pemberlakuan Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) dan dilanjutkan PPKM (Pembatasan Pelaksanaan Kegiatan Masyarakat) membuat Wisata Alam Potre Koning menutup usahanya dari kunjungan wisatawan. Otomatis keaadaan ini membuat Pokdarwis Laskar Arak-arak tidak memiliki penghasilan sehingga tidak dapat memberi insentif pada anggotanya yang selama ini aktif mengelola wisata tersebut. Objek wisata menjadi terbengkalai, tanpa ada yang merawat. Sementara letaknya yang ada di pinggir jalan raya dan jauh dari perkampungan pengelola membuat orang-orang yang tidak bertanggung jawab merusak dan melakukan perbuatan vandalis terhadap fasilitas di objek wisata, seperti genteng-genteng yang bolong, besi sangkar burung selfi yang dibengkokkan, papan-papan yang dirusakkan, dan lain-lain. Untung saja beberapa sarana selfi yang dibangun, diamankan terlebih dahulu oleh pihak Pokdarwis.

Melihat kerusakan yang terjadi di objek wisata dan belum bisanya objek wisata alam Potre Koning dibuka kembali untuk pengunjung atau wisatawan, para pengabdi berinisiatif untuk mengikutsertakan pelaku usaha lokal dalam pelatihan Membangun Bisnis di Era Digital Kreatiful untuk UMKM yang diselenggarakan Kreatiful Mentoring Series. Pelatihan-pelatihan terhadap sumberdaya manusia warga Desa Sumbercanting tersebut berisi tentang metode dan cara pembuatan cenderamata atau suvenir, kuliner, pengemasan dan labelisasi yang menarik serta digital marketing.

Program pelatihan tersebut merupakan bentuk pengabdian untuk membantu pelaku UMKM sehingga memiliki pondasi yang kuat untuk mengembangkan usaha. Pelatihan berlangsung dalam empat pertemuan. Pertemuan pertama hari Minggu 24 Oktober 2021 dengan tema “Membangun Mindset Entrepreneur dan Fundamental of Branding. Minggu kedua tanggal 31 Oktober 2021 mengusung tema “Strategi penetapan HPP dan harga jual”. Minggu ketiga 7 November 2021 bertema “Strategi Pengelolaan UMKM yang efektif”. Minggu terakhir tanggal 14 November 2021 mengusung tema “Pentingnya Brand Positioning untuk Bisnis.”

Hasil akhir yang dituju dari pendampingan adalah peningkatan penghasilan keluarga pelaku usaha mikro. Selain itu, produk-produk yang mereka hasilkan dapat mendukung peningkatan daya tarik kunjungan di Wisata Alam Potre Koning.
Sebagai upaya branding wisata sebelum dibuka kembali, para pengabdi membangun pula website untuk memberikan informasi layanan wisata dan produk-produk UMKM desa terkait suvenir dan oleh-oleh dapat dibeli wisatawan ataupun pengunjung maupun masyarakat umum. Masyarakat umum dapat mengunjungi laman web: www.wisatapotrekoning.com

Laman website tersebut berisi informasi tentang layanan wisata, kontak pembelian suvenir dan oleh-oleh, serta video wisata untuk menarik khalayak luas akan keberadaan wisata alam Potre Koning sehingga tertarik mengunjungi dan mampir. Para wisatawam maupun treveller dapat menjadikan wisata alam Potre Koning sebagai rest area dalam perjalanan mereka melintasi jalan raya di depan wisata alam ini untuk melepas penak, rehat, menikmati pemandangan perbukitan nan cantik, beribadah, ke kamar kecil, makan minum, membeli souvenir dan oleh-oleh, sampai energizing lagi untuk melanjutkan perjalanan.


Mitra kegiatan pengabdian kepada masyarakat ini adalah masyarakat Desa Sumbercanting. Program Pengabdian Desa Binaan ini bertema “Peningkatan Skill Enterpreneurship Berbahan Baku Lokal dalam Mendukung Wisata Alam Potre Koning di Desa Sumbercanting, Kecamatan Wringin, Bondowoso”. Potre Koning adalah sebuah destinasi wisata yang dikembangkan masyarakat desa bersama mahasiswa KKN dan pengabdian dosen UNEJ. Pendampingan pada program pengabdian kali ini dilakukan terhadap masyarakat desa yang memiliki potensi usaha kreatif yang dapat mendukung Kelompok Sadar Wisata (Pokdarwis) Laskar Arak-arak sebagai operator Wisata Alam Potre Koning dalam mengembangkan layanan wisata mereka terutama terkait informasi, suvenir dan oleh-oleh.

Melihat belum adanya cenderamata dan kuliner yang ikonik di wisata alam tersebut, tiga orang dosen UNEJ dari Prodi Sastra Indonesia FIB dan satu rekan dari Fisipol menggagas solusi yang ditawarkan melalui pelatihan atau workshop pembuatan cenderamata ikonik dan pemanfaatan kuliner lokal untuk dapat disajikan di lokasi wisata. Target yang ingin dicapai adalah kelompok masyarakat usaha mikro di desa dapat memproduksi produk gantungan kunci, kerajinan tangan, dan seni kriya yang dapat dijajakan di lokasi wisata, sehingga hal ini mendukung program wisata alam yang berbasis masyarakat (community based ecotourism).

Pandemi telah menghentikan operasional Wisata Alam Potre Koning. Adanya kebijakan pemberlakuan Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) dan dilanjutkan PPKM (Pembatasan Pelaksanaan Kegiatan Masyarakat) membuat Wisata Alam Potre Koning menutup usahanya dari kunjungan wisatawan. Otomatis keaadaan ini membuat Pokdarwis Laskar Arak-arak tidak memiliki penghasilan sehingga tidak dapat memberi insentif pada anggotanya yang selama ini aktif mengelola wisata tersebut. Objek wisata menjadi terbengkalai, tanpa ada yang merawat. Sementara letaknya yang ada di pinggir jalan raya dan jauh dari perkampungan pengelola membuat orang-orang yang tidak bertanggung jawab merusak dan melakukan perbuatan vandalis terhadap fasilitas di objek wisata, seperti genteng-genteng yang bolong, besi sangkar burung selfi yang dibengkokkan, papan-papan yang dirusakkan, dan lain-lain. Untung saja beberapa sarana selfi yang dibangun, diamankan terlebih dahulu oleh pihak Pokdarwis.

Melihat kerusakan yang terjadi di objek wisata dan belum bisanya objek wisata alam Potre Koning dibuka kembali untuk pengunjung atau wisatawan, para pengabdi berinisiatif untuk mengikutsertakan pelaku usaha lokal dalam pelatihan Membangun Bisnis di Era Digital Kreatiful untuk UMKM yang diselenggarakan Kreatiful Mentoring Series. Pelatihan-pelatihan terhadap sumberdaya manusia warga Desa Sumbercanting tersebut berisi tentang metode dan cara pembuatan cenderamata atau suvenir, kuliner, pengemasan dan labelisasi yang menarik serta digital marketing.

Program pelatihan tersebut merupakan bentuk pengabdian untuk membantu pelaku UMKM sehingga memiliki pondasi yang kuat untuk mengembangkan usaha. Pelatihan berlangsung dalam empat pertemuan. Pertemuan pertama hari Minggu 24 Oktober 2021 dengan tema “Membangun Mindset Entrepreneur dan Fundamental of Branding. Minggu kedua tanggal 31 Oktober 2021 mengusung tema “Strategi penetapan HPP dan harga jual”. Minggu ketiga 7 November 2021 bertema “Strategi Pengelolaan UMKM yang efektif”. Minggu terakhir tanggal 14 November 2021 mengusung tema “Pentingnya Brand Positioning untuk Bisnis.”

Hasil akhir yang dituju dari pendampingan adalah peningkatan penghasilan keluarga pelaku usaha mikro. Selain itu, produk-produk yang mereka hasilkan dapat mendukung peningkatan daya tarik kunjungan di Wisata Alam Potre Koning.
Sebagai upaya branding wisata sebelum dibuka kembali, para pengabdi membangun pula website untuk memberikan informasi layanan wisata dan produk-produk UMKM desa terkait suvenir dan oleh-oleh dapat dibeli wisatawan ataupun pengunjung maupun masyarakat umum. Masyarakat umum dapat mengunjungi laman web: www.wisatapotrekoning.com

Laman website tersebut berisi informasi tentang layanan wisata, kontak pembelian suvenir dan oleh-oleh, serta video wisata untuk menarik khalayak luas akan keberadaan wisata alam Potre Koning sehingga tertarik mengunjungi dan mampir. Para wisatawam maupun treveller dapat menjadikan wisata alam Potre Koning sebagai rest area dalam perjalanan mereka melintasi jalan raya di depan wisata alam ini untuk melepas penak, rehat, menikmati pemandangan perbukitan nan cantik, beribadah, ke kamar kecil, makan minum, membeli souvenir dan oleh-oleh, sampai energizing lagi untuk melanjutkan perjalanan.


Mitra kegiatan pengabdian kepada masyarakat ini adalah masyarakat Desa Sumbercanting. Program Pengabdian Desa Binaan ini bertema “Peningkatan Skill Enterpreneurship Berbahan Baku Lokal dalam Mendukung Wisata Alam Potre Koning di Desa Sumbercanting, Kecamatan Wringin, Bondowoso”. Potre Koning adalah sebuah destinasi wisata yang dikembangkan masyarakat desa bersama mahasiswa KKN dan pengabdian dosen UNEJ. Pendampingan pada program pengabdian kali ini dilakukan terhadap masyarakat desa yang memiliki potensi usaha kreatif yang dapat mendukung Kelompok Sadar Wisata (Pokdarwis) Laskar Arak-arak sebagai operator Wisata Alam Potre Koning dalam mengembangkan layanan wisata mereka terutama terkait informasi, suvenir dan oleh-oleh.

Melihat belum adanya cenderamata dan kuliner yang ikonik di wisata alam tersebut, tiga orang dosen UNEJ dari Prodi Sastra Indonesia FIB dan satu rekan dari Fisipol menggagas solusi yang ditawarkan melalui pelatihan atau workshop pembuatan cenderamata ikonik dan pemanfaatan kuliner lokal untuk dapat disajikan di lokasi wisata. Target yang ingin dicapai adalah kelompok masyarakat usaha mikro di desa dapat memproduksi produk gantungan kunci, kerajinan tangan, dan seni kriya yang dapat dijajakan di lokasi wisata, sehingga hal ini mendukung program wisata alam yang berbasis masyarakat (community based ecotourism).

Pandemi telah menghentikan operasional Wisata Alam Potre Koning. Adanya kebijakan pemberlakuan Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) dan dilanjutkan PPKM (Pembatasan Pelaksanaan Kegiatan Masyarakat) membuat Wisata Alam Potre Koning menutup usahanya dari kunjungan wisatawan. Otomatis keaadaan ini membuat Pokdarwis Laskar Arak-arak tidak memiliki penghasilan sehingga tidak dapat memberi insentif pada anggotanya yang selama ini aktif mengelola wisata tersebut. Objek wisata menjadi terbengkalai, tanpa ada yang merawat. Sementara letaknya yang ada di pinggir jalan raya dan jauh dari perkampungan pengelola membuat orang-orang yang tidak bertanggung jawab merusak dan melakukan perbuatan vandalis terhadap fasilitas di objek wisata, seperti genteng-genteng yang bolong, besi sangkar burung selfi yang dibengkokkan, papan-papan yang dirusakkan, dan lain-lain. Untung saja beberapa sarana selfi yang dibangun, diamankan terlebih dahulu oleh pihak Pokdarwis.

Melihat kerusakan yang terjadi di objek wisata dan belum bisanya objek wisata alam Potre Koning dibuka kembali untuk pengunjung atau wisatawan, para pengabdi berinisiatif untuk mengikutsertakan pelaku usaha lokal dalam pelatihan Membangun Bisnis di Era Digital Kreatiful untuk UMKM yang diselenggarakan Kreatiful Mentoring Series. Pelatihan-pelatihan terhadap sumberdaya manusia warga Desa Sumbercanting tersebut berisi tentang metode dan cara pembuatan cenderamata atau suvenir, kuliner, pengemasan dan labelisasi yang menarik serta digital marketing.

Program pelatihan tersebut merupakan bentuk pengabdian untuk membantu pelaku UMKM sehingga memiliki pondasi yang kuat untuk mengembangkan usaha. Pelatihan berlangsung dalam empat pertemuan. Pertemuan pertama hari Minggu 24 Oktober 2021 dengan tema “Membangun Mindset Entrepreneur dan Fundamental of Branding. Minggu kedua tanggal 31 Oktober 2021 mengusung tema “Strategi penetapan HPP dan harga jual”. Minggu ketiga 7 November 2021 bertema “Strategi Pengelolaan UMKM yang efektif”. Minggu terakhir tanggal 14 November 2021 mengusung tema “Pentingnya Brand Positioning untuk Bisnis.”

Hasil akhir yang dituju dari pendampingan adalah peningkatan penghasilan keluarga pelaku usaha mikro. Selain itu, produk-produk yang mereka hasilkan dapat mendukung peningkatan daya tarik kunjungan di Wisata Alam Potre Koning.
Sebagai upaya branding wisata sebelum dibuka kembali, para pengabdi membangun pula website untuk memberikan informasi layanan wisata dan produk-produk UMKM desa terkait suvenir dan oleh-oleh dapat dibeli wisatawan ataupun pengunjung maupun masyarakat umum. Masyarakat umum dapat mengunjungi laman web: www.wisatapotrekoning.com

Laman website tersebut berisi informasi tentang layanan wisata, kontak pembelian suvenir dan oleh-oleh, serta video wisata untuk menarik khalayak luas akan keberadaan wisata alam Potre Koning sehingga tertarik mengunjungi dan mampir. Para wisatawam maupun treveller dapat menjadikan wisata alam Potre Koning sebagai rest area dalam perjalanan mereka melintasi jalan raya di depan wisata alam ini untuk melepas penak, rehat, menikmati pemandangan perbukitan nan cantik, beribadah, ke kamar kecil, makan minum, membeli souvenir dan oleh-oleh, sampai energizing lagi untuk melanjutkan perjalanan.


 

Mitra kegiatan pengabdian kepada masyarakat ini adalah masyarakat Desa Sumbercanting. Program Pengabdian Desa Binaan ini bertema “Peningkatan Skill Enterpreneurship Berbahan Baku Lokal dalam Mendukung Wisata Alam Potre Koning di Desa Sumbercanting, Kecamatan Wringin, Bondowoso”. Potre Koning adalah sebuah destinasi wisata yang dikembangkan masyarakat desa bersama mahasiswa KKN dan pengabdian dosen UNEJ. Pendampingan pada program pengabdian kali ini dilakukan terhadap masyarakat desa yang memiliki potensi usaha kreatif yang dapat mendukung Kelompok Sadar Wisata (Pokdarwis) Laskar Arak-arak sebagai operator Wisata Alam Potre Koning dalam mengembangkan layanan wisata mereka terutama terkait informasi, suvenir dan oleh-oleh.

Melihat belum adanya cenderamata dan kuliner yang ikonik di wisata alam tersebut, tiga orang dosen UNEJ dari Prodi Sastra Indonesia FIB dan satu rekan dari Fisipol menggagas solusi yang ditawarkan melalui pelatihan atau workshop pembuatan cenderamata ikonik dan pemanfaatan kuliner lokal untuk dapat disajikan di lokasi wisata. Target yang ingin dicapai adalah kelompok masyarakat usaha mikro di desa dapat memproduksi produk gantungan kunci, kerajinan tangan, dan seni kriya yang dapat dijajakan di lokasi wisata, sehingga hal ini mendukung program wisata alam yang berbasis masyarakat (community based ecotourism).

Pandemi telah menghentikan operasional Wisata Alam Potre Koning. Adanya kebijakan pemberlakuan Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) dan dilanjutkan PPKM (Pembatasan Pelaksanaan Kegiatan Masyarakat) membuat Wisata Alam Potre Koning menutup usahanya dari kunjungan wisatawan. Otomatis keaadaan ini membuat Pokdarwis Laskar Arak-arak tidak memiliki penghasilan sehingga tidak dapat memberi insentif pada anggotanya yang selama ini aktif mengelola wisata tersebut. Objek wisata menjadi terbengkalai, tanpa ada yang merawat. Sementara letaknya yang ada di pinggir jalan raya dan jauh dari perkampungan pengelola membuat orang-orang yang tidak bertanggung jawab merusak dan melakukan perbuatan vandalis terhadap fasilitas di objek wisata, seperti genteng-genteng yang bolong, besi sangkar burung selfi yang dibengkokkan, papan-papan yang dirusakkan, dan lain-lain. Untung saja beberapa sarana selfi yang dibangun, diamankan terlebih dahulu oleh pihak Pokdarwis.

Melihat kerusakan yang terjadi di objek wisata dan belum bisanya objek wisata alam Potre Koning dibuka kembali untuk pengunjung atau wisatawan, para pengabdi berinisiatif untuk mengikutsertakan pelaku usaha lokal dalam pelatihan Membangun Bisnis di Era Digital Kreatiful untuk UMKM yang diselenggarakan Kreatiful Mentoring Series. Pelatihan-pelatihan terhadap sumberdaya manusia warga Desa Sumbercanting tersebut berisi tentang metode dan cara pembuatan cenderamata atau suvenir, kuliner, pengemasan dan labelisasi yang menarik serta digital marketing.

Program pelatihan tersebut merupakan bentuk pengabdian untuk membantu pelaku UMKM sehingga memiliki pondasi yang kuat untuk mengembangkan usaha. Pelatihan berlangsung dalam empat pertemuan. Pertemuan pertama hari Minggu 24 Oktober 2021 dengan tema “Membangun Mindset Entrepreneur dan Fundamental of Branding. Minggu kedua tanggal 31 Oktober 2021 mengusung tema “Strategi penetapan HPP dan harga jual”. Minggu ketiga 7 November 2021 bertema “Strategi Pengelolaan UMKM yang efektif”. Minggu terakhir tanggal 14 November 2021 mengusung tema “Pentingnya Brand Positioning untuk Bisnis.”

Hasil akhir yang dituju dari pendampingan adalah peningkatan penghasilan keluarga pelaku usaha mikro. Selain itu, produk-produk yang mereka hasilkan dapat mendukung peningkatan daya tarik kunjungan di Wisata Alam Potre Koning.
Sebagai upaya branding wisata sebelum dibuka kembali, para pengabdi membangun pula website untuk memberikan informasi layanan wisata dan produk-produk UMKM desa terkait suvenir dan oleh-oleh dapat dibeli wisatawan ataupun pengunjung maupun masyarakat umum. Masyarakat umum dapat mengunjungi laman web: www.wisatapotrekoning.com

Laman website tersebut berisi informasi tentang layanan wisata, kontak pembelian suvenir dan oleh-oleh, serta video wisata untuk menarik khalayak luas akan keberadaan wisata alam Potre Koning sehingga tertarik mengunjungi dan mampir. Para wisatawam maupun treveller dapat menjadikan wisata alam Potre Koning sebagai rest area dalam perjalanan mereka melintasi jalan raya di depan wisata alam ini untuk melepas penak, rehat, menikmati pemandangan perbukitan nan cantik, beribadah, ke kamar kecil, makan minum, membeli souvenir dan oleh-oleh, sampai energizing lagi untuk melanjutkan perjalanan.


Mitra kegiatan pengabdian kepada masyarakat ini adalah masyarakat Desa Sumbercanting. Program Pengabdian Desa Binaan ini bertema “Peningkatan Skill Enterpreneurship Berbahan Baku Lokal dalam Mendukung Wisata Alam Potre Koning di Desa Sumbercanting, Kecamatan Wringin, Bondowoso”. Potre Koning adalah sebuah destinasi wisata yang dikembangkan masyarakat desa bersama mahasiswa KKN dan pengabdian dosen UNEJ. Pendampingan pada program pengabdian kali ini dilakukan terhadap masyarakat desa yang memiliki potensi usaha kreatif yang dapat mendukung Kelompok Sadar Wisata (Pokdarwis) Laskar Arak-arak sebagai operator Wisata Alam Potre Koning dalam mengembangkan layanan wisata mereka terutama terkait informasi, suvenir dan oleh-oleh.

Melihat belum adanya cenderamata dan kuliner yang ikonik di wisata alam tersebut, tiga orang dosen UNEJ dari Prodi Sastra Indonesia FIB dan satu rekan dari Fisipol menggagas solusi yang ditawarkan melalui pelatihan atau workshop pembuatan cenderamata ikonik dan pemanfaatan kuliner lokal untuk dapat disajikan di lokasi wisata. Target yang ingin dicapai adalah kelompok masyarakat usaha mikro di desa dapat memproduksi produk gantungan kunci, kerajinan tangan, dan seni kriya yang dapat dijajakan di lokasi wisata, sehingga hal ini mendukung program wisata alam yang berbasis masyarakat (community based ecotourism).

Pandemi telah menghentikan operasional Wisata Alam Potre Koning. Adanya kebijakan pemberlakuan Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) dan dilanjutkan PPKM (Pembatasan Pelaksanaan Kegiatan Masyarakat) membuat Wisata Alam Potre Koning menutup usahanya dari kunjungan wisatawan. Otomatis keaadaan ini membuat Pokdarwis Laskar Arak-arak tidak memiliki penghasilan sehingga tidak dapat memberi insentif pada anggotanya yang selama ini aktif mengelola wisata tersebut. Objek wisata menjadi terbengkalai, tanpa ada yang merawat. Sementara letaknya yang ada di pinggir jalan raya dan jauh dari perkampungan pengelola membuat orang-orang yang tidak bertanggung jawab merusak dan melakukan perbuatan vandalis terhadap fasilitas di objek wisata, seperti genteng-genteng yang bolong, besi sangkar burung selfi yang dibengkokkan, papan-papan yang dirusakkan, dan lain-lain. Untung saja beberapa sarana selfi yang dibangun, diamankan terlebih dahulu oleh pihak Pokdarwis.

Melihat kerusakan yang terjadi di objek wisata dan belum bisanya objek wisata alam Potre Koning dibuka kembali untuk pengunjung atau wisatawan, para pengabdi berinisiatif untuk mengikutsertakan pelaku usaha lokal dalam pelatihan Membangun Bisnis di Era Digital Kreatiful untuk UMKM yang diselenggarakan Kreatiful Mentoring Series. Pelatihan-pelatihan terhadap sumberdaya manusia warga Desa Sumbercanting tersebut berisi tentang metode dan cara pembuatan cenderamata atau suvenir, kuliner, pengemasan dan labelisasi yang menarik serta digital marketing.

Program pelatihan tersebut merupakan bentuk pengabdian untuk membantu pelaku UMKM sehingga memiliki pondasi yang kuat untuk mengembangkan usaha. Pelatihan berlangsung dalam empat pertemuan. Pertemuan pertama hari Minggu 24 Oktober 2021 dengan tema “Membangun Mindset Entrepreneur dan Fundamental of Branding. Minggu kedua tanggal 31 Oktober 2021 mengusung tema “Strategi penetapan HPP dan harga jual”. Minggu ketiga 7 November 2021 bertema “Strategi Pengelolaan UMKM yang efektif”. Minggu terakhir tanggal 14 November 2021 mengusung tema “Pentingnya Brand Positioning untuk Bisnis.”

Hasil akhir yang dituju dari pendampingan adalah peningkatan penghasilan keluarga pelaku usaha mikro. Selain itu, produk-produk yang mereka hasilkan dapat mendukung peningkatan daya tarik kunjungan di Wisata Alam Potre Koning.
Sebagai upaya branding wisata sebelum dibuka kembali, para pengabdi membangun pula website untuk memberikan informasi layanan wisata dan produk-produk UMKM desa terkait suvenir dan oleh-oleh dapat dibeli wisatawan ataupun pengunjung maupun masyarakat umum. Masyarakat umum dapat mengunjungi laman web: www.wisatapotrekoning.com

Laman website tersebut berisi informasi tentang layanan wisata, kontak pembelian suvenir dan oleh-oleh, serta video wisata untuk menarik khalayak luas akan keberadaan wisata alam Potre Koning sehingga tertarik mengunjungi dan mampir. Para wisatawam maupun treveller dapat menjadikan wisata alam Potre Koning sebagai rest area dalam perjalanan mereka melintasi jalan raya di depan wisata alam ini untuk melepas penak, rehat, menikmati pemandangan perbukitan nan cantik, beribadah, ke kamar kecil, makan minum, membeli souvenir dan oleh-oleh, sampai energizing lagi untuk melanjutkan perjalanan.


 

 

Mitra kegiatan pengabdian kepada masyarakat ini adalah masyarakat Desa Sumbercanting. Program Pengabdian Desa Binaan ini bertema “Peningkatan Skill Enterpreneurship Berbahan Baku Lokal dalam Mendukung Wisata Alam Potre Koning di Desa Sumbercanting, Kecamatan Wringin, Bondowoso”. Potre Koning adalah sebuah destinasi wisata yang dikembangkan masyarakat desa bersama mahasiswa KKN dan pengabdian dosen UNEJ. Pendampingan pada program pengabdian kali ini dilakukan terhadap masyarakat desa yang memiliki potensi usaha kreatif yang dapat mendukung Kelompok Sadar Wisata (Pokdarwis) Laskar Arak-arak sebagai operator Wisata Alam Potre Koning dalam mengembangkan layanan wisata mereka terutama terkait informasi, suvenir dan oleh-oleh.

Melihat belum adanya cenderamata dan kuliner yang ikonik di wisata alam tersebut, tiga orang dosen UNEJ dari Prodi Sastra Indonesia FIB dan satu rekan dari Fisipol menggagas solusi yang ditawarkan melalui pelatihan atau workshop pembuatan cenderamata ikonik dan pemanfaatan kuliner lokal untuk dapat disajikan di lokasi wisata. Target yang ingin dicapai adalah kelompok masyarakat usaha mikro di desa dapat memproduksi produk gantungan kunci, kerajinan tangan, dan seni kriya yang dapat dijajakan di lokasi wisata, sehingga hal ini mendukung program wisata alam yang berbasis masyarakat (community based ecotourism).

Pandemi telah menghentikan operasional Wisata Alam Potre Koning. Adanya kebijakan pemberlakuan Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) dan dilanjutkan PPKM (Pembatasan Pelaksanaan Kegiatan Masyarakat) membuat Wisata Alam Potre Koning menutup usahanya dari kunjungan wisatawan. Otomatis keaadaan ini membuat Pokdarwis Laskar Arak-arak tidak memiliki penghasilan sehingga tidak dapat memberi insentif pada anggotanya yang selama ini aktif mengelola wisata tersebut. Objek wisata menjadi terbengkalai, tanpa ada yang merawat. Sementara letaknya yang ada di pinggir jalan raya dan jauh dari perkampungan pengelola membuat orang-orang yang tidak bertanggung jawab merusak dan melakukan perbuatan vandalis terhadap fasilitas di objek wisata, seperti genteng-genteng yang bolong, besi sangkar burung selfi yang dibengkokkan, papan-papan yang dirusakkan, dan lain-lain. Untung saja beberapa sarana selfi yang dibangun, diamankan terlebih dahulu oleh pihak Pokdarwis.

Melihat kerusakan yang terjadi di objek wisata dan belum bisanya objek wisata alam Potre Koning dibuka kembali untuk pengunjung atau wisatawan, para pengabdi berinisiatif untuk mengikutsertakan pelaku usaha lokal dalam pelatihan Membangun Bisnis di Era Digital Kreatiful untuk UMKM yang diselenggarakan Kreatiful Mentoring Series. Pelatihan-pelatihan terhadap sumberdaya manusia warga Desa Sumbercanting tersebut berisi tentang metode dan cara pembuatan cenderamata atau suvenir, kuliner, pengemasan dan labelisasi yang menarik serta digital marketing.

Program pelatihan tersebut merupakan bentuk pengabdian untuk membantu pelaku UMKM sehingga memiliki pondasi yang kuat untuk mengembangkan usaha. Pelatihan berlangsung dalam empat pertemuan. Pertemuan pertama hari Minggu 24 Oktober 2021 dengan tema “Membangun Mindset Entrepreneur dan Fundamental of Branding. Minggu kedua tanggal 31 Oktober 2021 mengusung tema “Strategi penetapan HPP dan harga jual”. Minggu ketiga 7 November 2021 bertema “Strategi Pengelolaan UMKM yang efektif”. Minggu terakhir tanggal 14 November 2021 mengusung tema “Pentingnya Brand Positioning untuk Bisnis.”

Hasil akhir yang dituju dari pendampingan adalah peningkatan penghasilan keluarga pelaku usaha mikro. Selain itu, produk-produk yang mereka hasilkan dapat mendukung peningkatan daya tarik kunjungan di Wisata Alam Potre Koning.
Sebagai upaya branding wisata sebelum dibuka kembali, para pengabdi membangun pula website untuk memberikan informasi layanan wisata dan produk-produk UMKM desa terkait suvenir dan oleh-oleh dapat dibeli wisatawan ataupun pengunjung maupun masyarakat umum. Masyarakat umum dapat mengunjungi laman web: www.wisatapotrekoning.com

Laman website tersebut berisi informasi tentang layanan wisata, kontak pembelian suvenir dan oleh-oleh, serta video wisata untuk menarik khalayak luas akan keberadaan wisata alam Potre Koning sehingga tertarik mengunjungi dan mampir. Para wisatawam maupun treveller dapat menjadikan wisata alam Potre Koning sebagai rest area dalam perjalanan mereka melintasi jalan raya di depan wisata alam ini untuk melepas penak, rehat, menikmati pemandangan perbukitan nan cantik, beribadah, ke kamar kecil, makan minum, membeli souvenir dan oleh-oleh, sampai energizing lagi untuk melanjutkan perjalanan.


 

Mitra kegiatan pengabdian kepada masyarakat ini adalah masyarakat Desa Sumbercanting. Program Pengabdian Desa Binaan ini bertema “Peningkatan Skill Enterpreneurship Berbahan Baku Lokal dalam Mendukung Wisata Alam Potre Koning di Desa Sumbercanting, Kecamatan Wringin, Bondowoso”. Potre Koning adalah sebuah destinasi wisata yang dikembangkan masyarakat desa bersama mahasiswa KKN dan pengabdian dosen UNEJ. Pendampingan pada program pengabdian kali ini dilakukan terhadap masyarakat desa yang memiliki potensi usaha kreatif yang dapat mendukung Kelompok Sadar Wisata (Pokdarwis) Laskar Arak-arak sebagai operator Wisata Alam Potre Koning dalam mengembangkan layanan wisata mereka terutama terkait informasi, suvenir dan oleh-oleh.

Melihat belum adanya cenderamata dan kuliner yang ikonik di wisata alam tersebut, tiga orang dosen UNEJ dari Prodi Sastra Indonesia FIB dan satu rekan dari Fisipol menggagas solusi yang ditawarkan melalui pelatihan atau workshop pembuatan cenderamata ikonik dan pemanfaatan kuliner lokal untuk dapat disajikan di lokasi wisata. Target yang ingin dicapai adalah kelompok masyarakat usaha mikro di desa dapat memproduksi produk gantungan kunci, kerajinan tangan, dan seni kriya yang dapat dijajakan di lokasi wisata, sehingga hal ini mendukung program wisata alam yang berbasis masyarakat (community based ecotourism).

Pandemi telah menghentikan operasional Wisata Alam Potre Koning. Adanya kebijakan pemberlakuan Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) dan dilanjutkan PPKM (Pembatasan Pelaksanaan Kegiatan Masyarakat) membuat Wisata Alam Potre Koning menutup usahanya dari kunjungan wisatawan. Otomatis keaadaan ini membuat Pokdarwis Laskar Arak-arak tidak memiliki penghasilan sehingga tidak dapat memberi insentif pada anggotanya yang selama ini aktif mengelola wisata tersebut. Objek wisata menjadi terbengkalai, tanpa ada yang merawat. Sementara letaknya yang ada di pinggir jalan raya dan jauh dari perkampungan pengelola membuat orang-orang yang tidak bertanggung jawab merusak dan melakukan perbuatan vandalis terhadap fasilitas di objek wisata, seperti genteng-genteng yang bolong, besi sangkar burung selfi yang dibengkokkan, papan-papan yang dirusakkan, dan lain-lain. Untung saja beberapa sarana selfi yang dibangun, diamankan terlebih dahulu oleh pihak Pokdarwis.

Melihat kerusakan yang terjadi di objek wisata dan belum bisanya objek wisata alam Potre Koning dibuka kembali untuk pengunjung atau wisatawan, para pengabdi berinisiatif untuk mengikutsertakan pelaku usaha lokal dalam pelatihan Membangun Bisnis di Era Digital Kreatiful untuk UMKM yang diselenggarakan Kreatiful Mentoring Series. Pelatihan-pelatihan terhadap sumberdaya manusia warga Desa Sumbercanting tersebut berisi tentang metode dan cara pembuatan cenderamata atau suvenir, kuliner, pengemasan dan labelisasi yang menarik serta digital marketing.

Program pelatihan tersebut merupakan bentuk pengabdian untuk membantu pelaku UMKM sehingga memiliki pondasi yang kuat untuk mengembangkan usaha. Pelatihan berlangsung dalam empat pertemuan. Pertemuan pertama hari Minggu 24 Oktober 2021 dengan tema “Membangun Mindset Entrepreneur dan Fundamental of Branding. Minggu kedua tanggal 31 Oktober 2021 mengusung tema “Strategi penetapan HPP dan harga jual”. Minggu ketiga 7 November 2021 bertema “Strategi Pengelolaan UMKM yang efektif”. Minggu terakhir tanggal 14 November 2021 mengusung tema “Pentingnya Brand Positioning untuk Bisnis.”

Hasil akhir yang dituju dari pendampingan adalah peningkatan penghasilan keluarga pelaku usaha mikro. Selain itu, produk-produk yang mereka hasilkan dapat mendukung peningkatan daya tarik kunjungan di Wisata Alam Potre Koning.
Sebagai upaya branding wisata sebelum dibuka kembali, para pengabdi membangun pula website untuk memberikan informasi layanan wisata dan produk-produk UMKM desa terkait suvenir dan oleh-oleh dapat dibeli wisatawan ataupun pengunjung maupun masyarakat umum. Masyarakat umum dapat mengunjungi laman web: www.wisatapotrekoning.com

Laman website tersebut berisi informasi tentang layanan wisata, kontak pembelian suvenir dan oleh-oleh, serta video wisata untuk menarik khalayak luas akan keberadaan wisata alam Potre Koning sehingga tertarik mengunjungi dan mampir. Para wisatawam maupun treveller dapat menjadikan wisata alam Potre Koning sebagai rest area dalam perjalanan mereka melintasi jalan raya di depan wisata alam ini untuk melepas penak, rehat, menikmati pemandangan perbukitan nan cantik, beribadah, ke kamar kecil, makan minum, membeli souvenir dan oleh-oleh, sampai energizing lagi untuk melanjutkan perjalanan.


 

Mitra kegiatan pengabdian kepada masyarakat ini adalah masyarakat Desa Sumbercanting. Program Pengabdian Desa Binaan ini bertema “Peningkatan Skill Enterpreneurship Berbahan Baku Lokal dalam Mendukung Wisata Alam Potre Koning di Desa Sumbercanting, Kecamatan Wringin, Bondowoso”. Potre Koning adalah sebuah destinasi wisata yang dikembangkan masyarakat desa bersama mahasiswa KKN dan pengabdian dosen UNEJ. Pendampingan pada program pengabdian kali ini dilakukan terhadap masyarakat desa yang memiliki potensi usaha kreatif yang dapat mendukung Kelompok Sadar Wisata (Pokdarwis) Laskar Arak-arak sebagai operator Wisata Alam Potre Koning dalam mengembangkan layanan wisata mereka terutama terkait informasi, suvenir dan oleh-oleh.

Melihat belum adanya cenderamata dan kuliner yang ikonik di wisata alam tersebut, tiga orang dosen UNEJ dari Prodi Sastra Indonesia FIB dan satu rekan dari Fisipol menggagas solusi yang ditawarkan melalui pelatihan atau workshop pembuatan cenderamata ikonik dan pemanfaatan kuliner lokal untuk dapat disajikan di lokasi wisata. Target yang ingin dicapai adalah kelompok masyarakat usaha mikro di desa dapat memproduksi produk gantungan kunci, kerajinan tangan, dan seni kriya yang dapat dijajakan di lokasi wisata, sehingga hal ini mendukung program wisata alam yang berbasis masyarakat (community based ecotourism).

Pandemi telah menghentikan operasional Wisata Alam Potre Koning. Adanya kebijakan pemberlakuan Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) dan dilanjutkan PPKM (Pembatasan Pelaksanaan Kegiatan Masyarakat) membuat Wisata Alam Potre Koning menutup usahanya dari kunjungan wisatawan. Otomatis keaadaan ini membuat Pokdarwis Laskar Arak-arak tidak memiliki penghasilan sehingga tidak dapat memberi insentif pada anggotanya yang selama ini aktif mengelola wisata tersebut. Objek wisata menjadi terbengkalai, tanpa ada yang merawat. Sementara letaknya yang ada di pinggir jalan raya dan jauh dari perkampungan pengelola membuat orang-orang yang tidak bertanggung jawab merusak dan melakukan perbuatan vandalis terhadap fasilitas di objek wisata, seperti genteng-genteng yang bolong, besi sangkar burung selfi yang dibengkokkan, papan-papan yang dirusakkan, dan lain-lain. Untung saja beberapa sarana selfi yang dibangun, diamankan terlebih dahulu oleh pihak Pokdarwis.

Melihat kerusakan yang terjadi di objek wisata dan belum bisanya objek wisata alam Potre Koning dibuka kembali untuk pengunjung atau wisatawan, para pengabdi berinisiatif untuk mengikutsertakan pelaku usaha lokal dalam pelatihan Membangun Bisnis di Era Digital Kreatiful untuk UMKM yang diselenggarakan Kreatiful Mentoring Series. Pelatihan-pelatihan terhadap sumberdaya manusia warga Desa Sumbercanting tersebut berisi tentang metode dan cara pembuatan cenderamata atau suvenir, kuliner, pengemasan dan labelisasi yang menarik serta digital marketing.

Program pelatihan tersebut merupakan bentuk pengabdian untuk membantu pelaku UMKM sehingga memiliki pondasi yang kuat untuk mengembangkan usaha. Pelatihan berlangsung dalam empat pertemuan. Pertemuan pertama hari Minggu 24 Oktober 2021 dengan tema “Membangun Mindset Entrepreneur dan Fundamental of Branding. Minggu kedua tanggal 31 Oktober 2021 mengusung tema “Strategi penetapan HPP dan harga jual”. Minggu ketiga 7 November 2021 bertema “Strategi Pengelolaan UMKM yang efektif”. Minggu terakhir tanggal 14 November 2021 mengusung tema “Pentingnya Brand Positioning untuk Bisnis.”

Hasil akhir yang dituju dari pendampingan adalah peningkatan penghasilan keluarga pelaku usaha mikro. Selain itu, produk-produk yang mereka hasilkan dapat mendukung peningkatan daya tarik kunjungan di Wisata Alam Potre Koning.
Sebagai upaya branding wisata sebelum dibuka kembali, para pengabdi membangun pula website untuk memberikan informasi layanan wisata dan produk-produk UMKM desa terkait suvenir dan oleh-oleh dapat dibeli wisatawan ataupun pengunjung maupun masyarakat umum. Masyarakat umum dapat mengunjungi laman web: www.wisatapotrekoning.com

Laman website tersebut berisi informasi tentang layanan wisata, kontak pembelian suvenir dan oleh-oleh, serta video wisata untuk menarik khalayak luas akan keberadaan wisata alam Potre Koning sehingga tertarik mengunjungi dan mampir. Para wisatawam maupun treveller dapat menjadikan wisata alam Potre Koning sebagai rest area dalam perjalanan mereka melintasi jalan raya di depan wisata alam ini untuk melepas penak, rehat, menikmati pemandangan perbukitan nan cantik, beribadah, ke kamar kecil, makan minum, membeli souvenir dan oleh-oleh, sampai energizing lagi untuk melanjutkan perjalanan.

(Kontributor: Novianti Pratiwi, mahasiswa Sastra Indonesia).

Mitra kegiatan pengabdian kepada masyarakat ini adalah masyarakat Desa Sumbercanting. Program Pengabdian Desa Binaan ini bertema “Peningkatan Skill Enterpreneurship Berbahan Baku Lokal dalam Mendukung Wisata Alam Potre Koning di Desa Sumbercanting, Kecamatan Wringin, Bondowoso”. Potre Koning adalah sebuah destinasi wisata yang dikembangkan masyarakat desa bersama mahasiswa KKN dan pengabdian dosen UNEJ. Pendampingan pada program pengabdian kali ini dilakukan terhadap masyarakat desa yang memiliki potensi usaha kreatif yang dapat mendukung Kelompok Sadar Wisata (Pokdarwis) Laskar Arak-arak sebagai operator Wisata Alam Potre Koning dalam mengembangkan layanan wisata mereka terutama terkait informasi, suvenir dan oleh-oleh.

Melihat belum adanya cenderamata dan kuliner yang ikonik di wisata alam tersebut, tiga orang dosen UNEJ dari Prodi Sastra Indonesia FIB dan satu rekan dari Fisipol menggagas solusi yang ditawarkan melalui pelatihan atau workshop pembuatan cenderamata ikonik dan pemanfaatan kuliner lokal untuk dapat disajikan di lokasi wisata. Target yang ingin dicapai adalah kelompok masyarakat usaha mikro di desa dapat memproduksi produk gantungan kunci, kerajinan tangan, dan seni kriya yang dapat dijajakan di lokasi wisata, sehingga hal ini mendukung program wisata alam yang berbasis masyarakat (community based ecotourism).

Pandemi telah menghentikan operasional Wisata Alam Potre Koning. Adanya kebijakan pemberlakuan Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) dan dilanjutkan PPKM (Pembatasan Pelaksanaan Kegiatan Masyarakat) membuat Wisata Alam Potre Koning menutup usahanya dari kunjungan wisatawan. Otomatis keaadaan ini membuat Pokdarwis Laskar Arak-arak tidak memiliki penghasilan sehingga tidak dapat memberi insentif pada anggotanya yang selama ini aktif mengelola wisata tersebut. Objek wisata menjadi terbengkalai, tanpa ada yang merawat. Sementara letaknya yang ada di pinggir jalan raya dan jauh dari perkampungan pengelola membuat orang-orang yang tidak bertanggung jawab merusak dan melakukan perbuatan vandalis terhadap fasilitas di objek wisata, seperti genteng-genteng yang bolong, besi sangkar burung selfi yang dibengkokkan, papan-papan yang dirusakkan, dan lain-lain. Untung saja beberapa sarana selfi yang dibangun, diamankan terlebih dahulu oleh pihak Pokdarwis.

Melihat kerusakan yang terjadi di objek wisata dan belum bisanya objek wisata alam Potre Koning dibuka kembali untuk pengunjung atau wisatawan, para pengabdi berinisiatif untuk mengikutsertakan pelaku usaha lokal dalam pelatihan Membangun Bisnis di Era Digital Kreatiful untuk UMKM yang diselenggarakan Kreatiful Mentoring Series. Pelatihan-pelatihan terhadap sumberdaya manusia warga Desa Sumbercanting tersebut berisi tentang metode dan cara pembuatan cenderamata atau suvenir, kuliner, pengemasan dan labelisasi yang menarik serta digital marketing.

Program pelatihan tersebut merupakan bentuk pengabdian untuk membantu pelaku UMKM sehingga memiliki pondasi yang kuat untuk mengembangkan usaha. Pelatihan berlangsung dalam empat pertemuan. Pertemuan pertama hari Minggu 24 Oktober 2021 dengan tema “Membangun Mindset Entrepreneur dan Fundamental of Branding. Minggu kedua tanggal 31 Oktober 2021 mengusung tema “Strategi penetapan HPP dan harga jual”. Minggu ketiga 7 November 2021 bertema “Strategi Pengelolaan UMKM yang efektif”. Minggu terakhir tanggal 14 November 2021 mengusung tema “Pentingnya Brand Positioning untuk Bisnis.”

Hasil akhir yang dituju dari pendampingan adalah peningkatan penghasilan keluarga pelaku usaha mikro. Selain itu, produk-produk yang mereka hasilkan dapat mendukung peningkatan daya tarik kunjungan di Wisata Alam Potre Koning.
Sebagai upaya branding wisata sebelum dibuka kembali, para pengabdi membangun pula website untuk memberikan informasi layanan wisata dan produk-produk UMKM desa terkait suvenir dan oleh-oleh dapat dibeli wisatawan ataupun pengunjung maupun masyarakat umum. Masyarakat umum dapat mengunjungi laman web: www.wisatapotrekoning.com

Laman website tersebut berisi informasi tentang layanan wisata, kontak pembelian suvenir dan oleh-oleh, serta video wisata untuk menarik khalayak luas akan keberadaan wisata alam Potre Koning sehingga tertarik mengunjungi dan mampir. Para wisatawam maupun treveller dapat menjadikan wisata alam Potre Koning sebagai rest area dalam perjalanan mereka melintasi jalan raya di depan wisata alam ini untuk melepas penak, rehat, menikmati pemandangan perbukitan nan cantik, beribadah, ke kamar kecil, makan minum, membeli souvenir dan oleh-oleh, sampai energizing lagi untuk melanjutkan perjalanan.


Mitra kegiatan pengabdian kepada masyarakat ini adalah masyarakat Desa Sumbercanting. Program Pengabdian Desa Binaan ini bertema “Peningkatan Skill Enterpreneurship Berbahan Baku Lokal dalam Mendukung Wisata Alam Potre Koning di Desa Sumbercanting, Kecamatan Wringin, Bondowoso”. Potre Koning adalah sebuah destinasi wisata yang dikembangkan masyarakat desa bersama mahasiswa KKN dan pengabdian dosen UNEJ. Pendampingan pada program pengabdian kali ini dilakukan terhadap masyarakat desa yang memiliki potensi usaha kreatif yang dapat mendukung Kelompok Sadar Wisata (Pokdarwis) Laskar Arak-arak sebagai operator Wisata Alam Potre Koning dalam mengembangkan layanan wisata mereka terutama terkait informasi, suvenir dan oleh-oleh.

Melihat belum adanya cenderamata dan kuliner yang ikonik di wisata alam tersebut, tiga orang dosen UNEJ dari Prodi Sastra Indonesia FIB dan satu rekan dari Fisipol menggagas solusi yang ditawarkan melalui pelatihan atau workshop pembuatan cenderamata ikonik dan pemanfaatan kuliner lokal untuk dapat disajikan di lokasi wisata. Target yang ingin dicapai adalah kelompok masyarakat usaha mikro di desa dapat memproduksi produk gantungan kunci, kerajinan tangan, dan seni kriya yang dapat dijajakan di lokasi wisata, sehingga hal ini mendukung program wisata alam yang berbasis masyarakat (community based ecotourism).

Pandemi telah menghentikan operasional Wisata Alam Potre Koning. Adanya kebijakan pemberlakuan Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) dan dilanjutkan PPKM (Pembatasan Pelaksanaan Kegiatan Masyarakat) membuat Wisata Alam Potre Koning menutup usahanya dari kunjungan wisatawan. Otomatis keaadaan ini membuat Pokdarwis Laskar Arak-arak tidak memiliki penghasilan sehingga tidak dapat memberi insentif pada anggotanya yang selama ini aktif mengelola wisata tersebut. Objek wisata menjadi terbengkalai, tanpa ada yang merawat. Sementara letaknya yang ada di pinggir jalan raya dan jauh dari perkampungan pengelola membuat orang-orang yang tidak bertanggung jawab merusak dan melakukan perbuatan vandalis terhadap fasilitas di objek wisata, seperti genteng-genteng yang bolong, besi sangkar burung selfi yang dibengkokkan, papan-papan yang dirusakkan, dan lain-lain. Untung saja beberapa sarana selfi yang dibangun, diamankan terlebih dahulu oleh pihak Pokdarwis.

Melihat kerusakan yang terjadi di objek wisata dan belum bisanya objek wisata alam Potre Koning dibuka kembali untuk pengunjung atau wisatawan, para pengabdi berinisiatif untuk mengikutsertakan pelaku usaha lokal dalam pelatihan Membangun Bisnis di Era Digital Kreatiful untuk UMKM yang diselenggarakan Kreatiful Mentoring Series. Pelatihan-pelatihan terhadap sumberdaya manusia warga Desa Sumbercanting tersebut berisi tentang metode dan cara pembuatan cenderamata atau suvenir, kuliner, pengemasan dan labelisasi yang menarik serta digital marketing.

Program pelatihan tersebut merupakan bentuk pengabdian untuk membantu pelaku UMKM sehingga memiliki pondasi yang kuat untuk mengembangkan usaha. Pelatihan berlangsung dalam empat pertemuan. Pertemuan pertama hari Minggu 24 Oktober 2021 dengan tema “Membangun Mindset Entrepreneur dan Fundamental of Branding. Minggu kedua tanggal 31 Oktober 2021 mengusung tema “Strategi penetapan HPP dan harga jual”. Minggu ketiga 7 November 2021 bertema “Strategi Pengelolaan UMKM yang efektif”. Minggu terakhir tanggal 14 November 2021 mengusung tema “Pentingnya Brand Positioning untuk Bisnis.”

Hasil akhir yang dituju dari pendampingan adalah peningkatan penghasilan keluarga pelaku usaha mikro. Selain itu, produk-produk yang mereka hasilkan dapat mendukung peningkatan daya tarik kunjungan di Wisata Alam Potre Koning.
Sebagai upaya branding wisata sebelum dibuka kembali, para pengabdi membangun pula website untuk memberikan informasi layanan wisata dan produk-produk UMKM desa terkait suvenir dan oleh-oleh dapat dibeli wisatawan ataupun pengunjung maupun masyarakat umum. Masyarakat umum dapat mengunjungi laman web: www.wisatapotrekoning.com

Laman website tersebut berisi informasi tentang layanan wisata, kontak pembelian suvenir dan oleh-oleh, serta video wisata untuk menarik khalayak luas akan keberadaan wisata alam Potre Koning sehingga tertarik mengunjungi dan mampir. Para wisatawam maupun treveller dapat menjadikan wisata alam Potre Koning sebagai rest area dalam perjalanan mereka melintasi jalan raya di depan wisata alam ini untuk melepas penak, rehat, menikmati pemandangan perbukitan nan cantik, beribadah, ke kamar kecil, makan minum, membeli souvenir dan oleh-oleh, sampai energizing lagi untuk melanjutkan perjalanan.


Mitra kegiatan pengabdian kepada masyarakat ini adalah masyarakat Desa Sumbercanting. Program Pengabdian Desa Binaan ini bertema “Peningkatan Skill Enterpreneurship Berbahan Baku Lokal dalam Mendukung Wisata Alam Potre Koning di Desa Sumbercanting, Kecamatan Wringin, Bondowoso”. Potre Koning adalah sebuah destinasi wisata yang dikembangkan masyarakat desa bersama mahasiswa KKN dan pengabdian dosen UNEJ. Pendampingan pada program pengabdian kali ini dilakukan terhadap masyarakat desa yang memiliki potensi usaha kreatif yang dapat mendukung Kelompok Sadar Wisata (Pokdarwis) Laskar Arak-arak sebagai operator Wisata Alam Potre Koning dalam mengembangkan layanan wisata mereka terutama terkait informasi, suvenir dan oleh-oleh.

Melihat belum adanya cenderamata dan kuliner yang ikonik di wisata alam tersebut, tiga orang dosen UNEJ dari Prodi Sastra Indonesia FIB dan satu rekan dari Fisipol menggagas solusi yang ditawarkan melalui pelatihan atau workshop pembuatan cenderamata ikonik dan pemanfaatan kuliner lokal untuk dapat disajikan di lokasi wisata. Target yang ingin dicapai adalah kelompok masyarakat usaha mikro di desa dapat memproduksi produk gantungan kunci, kerajinan tangan, dan seni kriya yang dapat dijajakan di lokasi wisata, sehingga hal ini mendukung program wisata alam yang berbasis masyarakat (community based ecotourism).

Pandemi telah menghentikan operasional Wisata Alam Potre Koning. Adanya kebijakan pemberlakuan Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) dan dilanjutkan PPKM (Pembatasan Pelaksanaan Kegiatan Masyarakat) membuat Wisata Alam Potre Koning menutup usahanya dari kunjungan wisatawan. Otomatis keaadaan ini membuat Pokdarwis Laskar Arak-arak tidak memiliki penghasilan sehingga tidak dapat memberi insentif pada anggotanya yang selama ini aktif mengelola wisata tersebut. Objek wisata menjadi terbengkalai, tanpa ada yang merawat. Sementara letaknya yang ada di pinggir jalan raya dan jauh dari perkampungan pengelola membuat orang-orang yang tidak bertanggung jawab merusak dan melakukan perbuatan vandalis terhadap fasilitas di objek wisata, seperti genteng-genteng yang bolong, besi sangkar burung selfi yang dibengkokkan, papan-papan yang dirusakkan, dan lain-lain. Untung saja beberapa sarana selfi yang dibangun, diamankan terlebih dahulu oleh pihak Pokdarwis.

Melihat kerusakan yang terjadi di objek wisata dan belum bisanya objek wisata alam Potre Koning dibuka kembali untuk pengunjung atau wisatawan, para pengabdi berinisiatif untuk mengikutsertakan pelaku usaha lokal dalam pelatihan Membangun Bisnis di Era Digital Kreatiful untuk UMKM yang diselenggarakan Kreatiful Mentoring Series. Pelatihan-pelatihan terhadap sumberdaya manusia warga Desa Sumbercanting tersebut berisi tentang metode dan cara pembuatan cenderamata atau suvenir, kuliner, pengemasan dan labelisasi yang menarik serta digital marketing.

Program pelatihan tersebut merupakan bentuk pengabdian untuk membantu pelaku UMKM sehingga memiliki pondasi yang kuat untuk mengembangkan usaha. Pelatihan berlangsung dalam empat pertemuan. Pertemuan pertama hari Minggu 24 Oktober 2021 dengan tema “Membangun Mindset Entrepreneur dan Fundamental of Branding. Minggu kedua tanggal 31 Oktober 2021 mengusung tema “Strategi penetapan HPP dan harga jual”. Minggu ketiga 7 November 2021 bertema “Strategi Pengelolaan UMKM yang efektif”. Minggu terakhir tanggal 14 November 2021 mengusung tema “Pentingnya Brand Positioning untuk Bisnis.”

Hasil akhir yang dituju dari pendampingan adalah peningkatan penghasilan keluarga pelaku usaha mikro. Selain itu, produk-produk yang mereka hasilkan dapat mendukung peningkatan daya tarik kunjungan di Wisata Alam Potre Koning.
Sebagai upaya branding wisata sebelum dibuka kembali, para pengabdi membangun pula website untuk memberikan informasi layanan wisata dan produk-produk UMKM desa terkait suvenir dan oleh-oleh dapat dibeli wisatawan ataupun pengunjung maupun masyarakat umum. Masyarakat umum dapat mengunjungi laman web: www.wisatapotrekoning.com

Laman website tersebut berisi informasi tentang layanan wisata, kontak pembelian suvenir dan oleh-oleh, serta video wisata untuk menarik khalayak luas akan keberadaan wisata alam Potre Koning sehingga tertarik mengunjungi dan mampir. Para wisatawam maupun treveller dapat menjadikan wisata alam Potre Koning sebagai rest area dalam perjalanan mereka melintasi jalan raya di depan wisata alam ini untuk melepas penak, rehat, menikmati pemandangan perbukitan nan cantik, beribadah, ke kamar kecil, makan minum, membeli souvenir dan oleh-oleh, sampai energizing lagi untuk melanjutkan perjalanan.


 

Mitra kegiatan pengabdian kepada masyarakat ini adalah masyarakat Desa Sumbercanting. Program Pengabdian Desa Binaan ini bertema “Peningkatan Skill Enterpreneurship Berbahan Baku Lokal dalam Mendukung Wisata Alam Potre Koning di Desa Sumbercanting, Kecamatan Wringin, Bondowoso”. Potre Koning adalah sebuah destinasi wisata yang dikembangkan masyarakat desa bersama mahasiswa KKN dan pengabdian dosen UNEJ. Pendampingan pada program pengabdian kali ini dilakukan terhadap masyarakat desa yang memiliki potensi usaha kreatif yang dapat mendukung Kelompok Sadar Wisata (Pokdarwis) Laskar Arak-arak sebagai operator Wisata Alam Potre Koning dalam mengembangkan layanan wisata mereka terutama terkait informasi, suvenir dan oleh-oleh.

Melihat belum adanya cenderamata dan kuliner yang ikonik di wisata alam tersebut, tiga orang dosen UNEJ dari Prodi Sastra Indonesia FIB dan satu rekan dari Fisipol menggagas solusi yang ditawarkan melalui pelatihan atau workshop pembuatan cenderamata ikonik dan pemanfaatan kuliner lokal untuk dapat disajikan di lokasi wisata. Target yang ingin dicapai adalah kelompok masyarakat usaha mikro di desa dapat memproduksi produk gantungan kunci, kerajinan tangan, dan seni kriya yang dapat dijajakan di lokasi wisata, sehingga hal ini mendukung program wisata alam yang berbasis masyarakat (community based ecotourism).

Pandemi telah menghentikan operasional Wisata Alam Potre Koning. Adanya kebijakan pemberlakuan Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) dan dilanjutkan PPKM (Pembatasan Pelaksanaan Kegiatan Masyarakat) membuat Wisata Alam Potre Koning menutup usahanya dari kunjungan wisatawan. Otomatis keaadaan ini membuat Pokdarwis Laskar Arak-arak tidak memiliki penghasilan sehingga tidak dapat memberi insentif pada anggotanya yang selama ini aktif mengelola wisata tersebut. Objek wisata menjadi terbengkalai, tanpa ada yang merawat. Sementara letaknya yang ada di pinggir jalan raya dan jauh dari perkampungan pengelola membuat orang-orang yang tidak bertanggung jawab merusak dan melakukan perbuatan vandalis terhadap fasilitas di objek wisata, seperti genteng-genteng yang bolong, besi sangkar burung selfi yang dibengkokkan, papan-papan yang dirusakkan, dan lain-lain. Untung saja beberapa sarana selfi yang dibangun, diamankan terlebih dahulu oleh pihak Pokdarwis.

Melihat kerusakan yang terjadi di objek wisata dan belum bisanya objek wisata alam Potre Koning dibuka kembali untuk pengunjung atau wisatawan, para pengabdi berinisiatif untuk mengikutsertakan pelaku usaha lokal dalam pelatihan Membangun Bisnis di Era Digital Kreatiful untuk UMKM yang diselenggarakan Kreatiful Mentoring Series. Pelatihan-pelatihan terhadap sumberdaya manusia warga Desa Sumbercanting tersebut berisi tentang metode dan cara pembuatan cenderamata atau suvenir, kuliner, pengemasan dan labelisasi yang menarik serta digital marketing.

Program pelatihan tersebut merupakan bentuk pengabdian untuk membantu pelaku UMKM sehingga memiliki pondasi yang kuat untuk mengembangkan usaha. Pelatihan berlangsung dalam empat pertemuan. Pertemuan pertama hari Minggu 24 Oktober 2021 dengan tema “Membangun Mindset Entrepreneur dan Fundamental of Branding. Minggu kedua tanggal 31 Oktober 2021 mengusung tema “Strategi penetapan HPP dan harga jual”. Minggu ketiga 7 November 2021 bertema “Strategi Pengelolaan UMKM yang efektif”. Minggu terakhir tanggal 14 November 2021 mengusung tema “Pentingnya Brand Positioning untuk Bisnis.”

Hasil akhir yang dituju dari pendampingan adalah peningkatan penghasilan keluarga pelaku usaha mikro. Selain itu, produk-produk yang mereka hasilkan dapat mendukung peningkatan daya tarik kunjungan di Wisata Alam Potre Koning.
Sebagai upaya branding wisata sebelum dibuka kembali, para pengabdi membangun pula website untuk memberikan informasi layanan wisata dan produk-produk UMKM desa terkait suvenir dan oleh-oleh dapat dibeli wisatawan ataupun pengunjung maupun masyarakat umum. Masyarakat umum dapat mengunjungi laman web: www.wisatapotrekoning.com

Laman website tersebut berisi informasi tentang layanan wisata, kontak pembelian suvenir dan oleh-oleh, serta video wisata untuk menarik khalayak luas akan keberadaan wisata alam Potre Koning sehingga tertarik mengunjungi dan mampir. Para wisatawam maupun treveller dapat menjadikan wisata alam Potre Koning sebagai rest area dalam perjalanan mereka melintasi jalan raya di depan wisata alam ini untuk melepas penak, rehat, menikmati pemandangan perbukitan nan cantik, beribadah, ke kamar kecil, makan minum, membeli souvenir dan oleh-oleh, sampai energizing lagi untuk melanjutkan perjalanan.


Mitra kegiatan pengabdian kepada masyarakat ini adalah masyarakat Desa Sumbercanting. Program Pengabdian Desa Binaan ini bertema “Peningkatan Skill Enterpreneurship Berbahan Baku Lokal dalam Mendukung Wisata Alam Potre Koning di Desa Sumbercanting, Kecamatan Wringin, Bondowoso”. Potre Koning adalah sebuah destinasi wisata yang dikembangkan masyarakat desa bersama mahasiswa KKN dan pengabdian dosen UNEJ. Pendampingan pada program pengabdian kali ini dilakukan terhadap masyarakat desa yang memiliki potensi usaha kreatif yang dapat mendukung Kelompok Sadar Wisata (Pokdarwis) Laskar Arak-arak sebagai operator Wisata Alam Potre Koning dalam mengembangkan layanan wisata mereka terutama terkait informasi, suvenir dan oleh-oleh.

Melihat belum adanya cenderamata dan kuliner yang ikonik di wisata alam tersebut, tiga orang dosen UNEJ dari Prodi Sastra Indonesia FIB dan satu rekan dari Fisipol menggagas solusi yang ditawarkan melalui pelatihan atau workshop pembuatan cenderamata ikonik dan pemanfaatan kuliner lokal untuk dapat disajikan di lokasi wisata. Target yang ingin dicapai adalah kelompok masyarakat usaha mikro di desa dapat memproduksi produk gantungan kunci, kerajinan tangan, dan seni kriya yang dapat dijajakan di lokasi wisata, sehingga hal ini mendukung program wisata alam yang berbasis masyarakat (community based ecotourism).

Pandemi telah menghentikan operasional Wisata Alam Potre Koning. Adanya kebijakan pemberlakuan Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) dan dilanjutkan PPKM (Pembatasan Pelaksanaan Kegiatan Masyarakat) membuat Wisata Alam Potre Koning menutup usahanya dari kunjungan wisatawan. Otomatis keaadaan ini membuat Pokdarwis Laskar Arak-arak tidak memiliki penghasilan sehingga tidak dapat memberi insentif pada anggotanya yang selama ini aktif mengelola wisata tersebut. Objek wisata menjadi terbengkalai, tanpa ada yang merawat. Sementara letaknya yang ada di pinggir jalan raya dan jauh dari perkampungan pengelola membuat orang-orang yang tidak bertanggung jawab merusak dan melakukan perbuatan vandalis terhadap fasilitas di objek wisata, seperti genteng-genteng yang bolong, besi sangkar burung selfi yang dibengkokkan, papan-papan yang dirusakkan, dan lain-lain. Untung saja beberapa sarana selfi yang dibangun, diamankan terlebih dahulu oleh pihak Pokdarwis.

Melihat kerusakan yang terjadi di objek wisata dan belum bisanya objek wisata alam Potre Koning dibuka kembali untuk pengunjung atau wisatawan, para pengabdi berinisiatif untuk mengikutsertakan pelaku usaha lokal dalam pelatihan Membangun Bisnis di Era Digital Kreatiful untuk UMKM yang diselenggarakan Kreatiful Mentoring Series. Pelatihan-pelatihan terhadap sumberdaya manusia warga Desa Sumbercanting tersebut berisi tentang metode dan cara pembuatan cenderamata atau suvenir, kuliner, pengemasan dan labelisasi yang menarik serta digital marketing.

Program pelatihan tersebut merupakan bentuk pengabdian untuk membantu pelaku UMKM sehingga memiliki pondasi yang kuat untuk mengembangkan usaha. Pelatihan berlangsung dalam empat pertemuan. Pertemuan pertama hari Minggu 24 Oktober 2021 dengan tema “Membangun Mindset Entrepreneur dan Fundamental of Branding. Minggu kedua tanggal 31 Oktober 2021 mengusung tema “Strategi penetapan HPP dan harga jual”. Minggu ketiga 7 November 2021 bertema “Strategi Pengelolaan UMKM yang efektif”. Minggu terakhir tanggal 14 November 2021 mengusung tema “Pentingnya Brand Positioning untuk Bisnis.”

Hasil akhir yang dituju dari pendampingan adalah peningkatan penghasilan keluarga pelaku usaha mikro. Selain itu, produk-produk yang mereka hasilkan dapat mendukung peningkatan daya tarik kunjungan di Wisata Alam Potre Koning.
Sebagai upaya branding wisata sebelum dibuka kembali, para pengabdi membangun pula website untuk memberikan informasi layanan wisata dan produk-produk UMKM desa terkait suvenir dan oleh-oleh dapat dibeli wisatawan ataupun pengunjung maupun masyarakat umum. Masyarakat umum dapat mengunjungi laman web: www.wisatapotrekoning.com

Laman website tersebut berisi informasi tentang layanan wisata, kontak pembelian suvenir dan oleh-oleh, serta video wisata untuk menarik khalayak luas akan keberadaan wisata alam Potre Koning sehingga tertarik mengunjungi dan mampir. Para wisatawam maupun treveller dapat menjadikan wisata alam Potre Koning sebagai rest area dalam perjalanan mereka melintasi jalan raya di depan wisata alam ini untuk melepas penak, rehat, menikmati pemandangan perbukitan nan cantik, beribadah, ke kamar kecil, makan minum, membeli souvenir dan oleh-oleh, sampai energizing lagi untuk melanjutkan perjalanan.


Mitra kegiatan pengabdian kepada masyarakat ini adalah masyarakat Desa Sumbercanting. Program Pengabdian Desa Binaan ini bertema “Peningkatan Skill Enterpreneurship Berbahan Baku Lokal dalam Mendukung Wisata Alam Potre Koning di Desa Sumbercanting, Kecamatan Wringin, Bondowoso”. Potre Koning adalah sebuah destinasi wisata yang dikembangkan masyarakat desa bersama mahasiswa KKN dan pengabdian dosen UNEJ. Pendampingan pada program pengabdian kali ini dilakukan terhadap masyarakat desa yang memiliki potensi usaha kreatif yang dapat mendukung Kelompok Sadar Wisata (Pokdarwis) Laskar Arak-arak sebagai operator Wisata Alam Potre Koning dalam mengembangkan layanan wisata mereka terutama terkait informasi, suvenir dan oleh-oleh.

Melihat belum adanya cenderamata dan kuliner yang ikonik di wisata alam tersebut, tiga orang dosen UNEJ dari Prodi Sastra Indonesia FIB dan satu rekan dari Fisipol menggagas solusi yang ditawarkan melalui pelatihan atau workshop pembuatan cenderamata ikonik dan pemanfaatan kuliner lokal untuk dapat disajikan di lokasi wisata. Target yang ingin dicapai adalah kelompok masyarakat usaha mikro di desa dapat memproduksi produk gantungan kunci, kerajinan tangan, dan seni kriya yang dapat dijajakan di lokasi wisata, sehingga hal ini mendukung program wisata alam yang berbasis masyarakat (community based ecotourism).

Pandemi telah menghentikan operasional Wisata Alam Potre Koning. Adanya kebijakan pemberlakuan Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) dan dilanjutkan PPKM (Pembatasan Pelaksanaan Kegiatan Masyarakat) membuat Wisata Alam Potre Koning menutup usahanya dari kunjungan wisatawan. Otomatis keaadaan ini membuat Pokdarwis Laskar Arak-arak tidak memiliki penghasilan sehingga tidak dapat memberi insentif pada anggotanya yang selama ini aktif mengelola wisata tersebut. Objek wisata menjadi terbengkalai, tanpa ada yang merawat. Sementara letaknya yang ada di pinggir jalan raya dan jauh dari perkampungan pengelola membuat orang-orang yang tidak bertanggung jawab merusak dan melakukan perbuatan vandalis terhadap fasilitas di objek wisata, seperti genteng-genteng yang bolong, besi sangkar burung selfi yang dibengkokkan, papan-papan yang dirusakkan, dan lain-lain. Untung saja beberapa sarana selfi yang dibangun, diamankan terlebih dahulu oleh pihak Pokdarwis.

Melihat kerusakan yang terjadi di objek wisata dan belum bisanya objek wisata alam Potre Koning dibuka kembali untuk pengunjung atau wisatawan, para pengabdi berinisiatif untuk mengikutsertakan pelaku usaha lokal dalam pelatihan Membangun Bisnis di Era Digital Kreatiful untuk UMKM yang diselenggarakan Kreatiful Mentoring Series. Pelatihan-pelatihan terhadap sumberdaya manusia warga Desa Sumbercanting tersebut berisi tentang metode dan cara pembuatan cenderamata atau suvenir, kuliner, pengemasan dan labelisasi yang menarik serta digital marketing.

Program pelatihan tersebut merupakan bentuk pengabdian untuk membantu pelaku UMKM sehingga memiliki pondasi yang kuat untuk mengembangkan usaha. Pelatihan berlangsung dalam empat pertemuan. Pertemuan pertama hari Minggu 24 Oktober 2021 dengan tema “Membangun Mindset Entrepreneur dan Fundamental of Branding. Minggu kedua tanggal 31 Oktober 2021 mengusung tema “Strategi penetapan HPP dan harga jual”. Minggu ketiga 7 November 2021 bertema “Strategi Pengelolaan UMKM yang efektif”. Minggu terakhir tanggal 14 November 2021 mengusung tema “Pentingnya Brand Positioning untuk Bisnis.”

Hasil akhir yang dituju dari pendampingan adalah peningkatan penghasilan keluarga pelaku usaha mikro. Selain itu, produk-produk yang mereka hasilkan dapat mendukung peningkatan daya tarik kunjungan di Wisata Alam Potre Koning.
Sebagai upaya branding wisata sebelum dibuka kembali, para pengabdi membangun pula website untuk memberikan informasi layanan wisata dan produk-produk UMKM desa terkait suvenir dan oleh-oleh dapat dibeli wisatawan ataupun pengunjung maupun masyarakat umum. Masyarakat umum dapat mengunjungi laman web: www.wisatapotrekoning.com

Laman website tersebut berisi informasi tentang layanan wisata, kontak pembelian suvenir dan oleh-oleh, serta video wisata untuk menarik khalayak luas akan keberadaan wisata alam Potre Koning sehingga tertarik mengunjungi dan mampir. Para wisatawam maupun treveller dapat menjadikan wisata alam Potre Koning sebagai rest area dalam perjalanan mereka melintasi jalan raya di depan wisata alam ini untuk melepas penak, rehat, menikmati pemandangan perbukitan nan cantik, beribadah, ke kamar kecil, makan minum, membeli souvenir dan oleh-oleh, sampai energizing lagi untuk melanjutkan perjalanan.


Mitra kegiatan pengabdian kepada masyarakat ini adalah masyarakat Desa Sumbercanting. Program Pengabdian Desa Binaan ini bertema “Peningkatan Skill Enterpreneurship Berbahan Baku Lokal dalam Mendukung Wisata Alam Potre Koning di Desa Sumbercanting, Kecamatan Wringin, Bondowoso”. Potre Koning adalah sebuah destinasi wisata yang dikembangkan masyarakat desa bersama mahasiswa KKN dan pengabdian dosen UNEJ. Pendampingan pada program pengabdian kali ini dilakukan terhadap masyarakat desa yang memiliki potensi usaha kreatif yang dapat mendukung Kelompok Sadar Wisata (Pokdarwis) Laskar Arak-arak sebagai operator Wisata Alam Potre Koning dalam mengembangkan layanan wisata mereka terutama terkait informasi, suvenir dan oleh-oleh.

Melihat belum adanya cenderamata dan kuliner yang ikonik di wisata alam tersebut, tiga orang dosen UNEJ dari Prodi Sastra Indonesia FIB dan satu rekan dari Fisipol menggagas solusi yang ditawarkan melalui pelatihan atau workshop pembuatan cenderamata ikonik dan pemanfaatan kuliner lokal untuk dapat disajikan di lokasi wisata. Target yang ingin dicapai adalah kelompok masyarakat usaha mikro di desa dapat memproduksi produk gantungan kunci, kerajinan tangan, dan seni kriya yang dapat dijajakan di lokasi wisata, sehingga hal ini mendukung program wisata alam yang berbasis masyarakat (community based ecotourism).

Pandemi telah menghentikan operasional Wisata Alam Potre Koning. Adanya kebijakan pemberlakuan Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) dan dilanjutkan PPKM (Pembatasan Pelaksanaan Kegiatan Masyarakat) membuat Wisata Alam Potre Koning menutup usahanya dari kunjungan wisatawan. Otomatis keaadaan ini membuat Pokdarwis Laskar Arak-arak tidak memiliki penghasilan sehingga tidak dapat memberi insentif pada anggotanya yang selama ini aktif mengelola wisata tersebut. Objek wisata menjadi terbengkalai, tanpa ada yang merawat. Sementara letaknya yang ada di pinggir jalan raya dan jauh dari perkampungan pengelola membuat orang-orang yang tidak bertanggung jawab merusak dan melakukan perbuatan vandalis terhadap fasilitas di objek wisata, seperti genteng-genteng yang bolong, besi sangkar burung selfi yang dibengkokkan, papan-papan yang dirusakkan, dan lain-lain. Untung saja beberapa sarana selfi yang dibangun, diamankan terlebih dahulu oleh pihak Pokdarwis.

Melihat kerusakan yang terjadi di objek wisata dan belum bisanya objek wisata alam Potre Koning dibuka kembali untuk pengunjung atau wisatawan, para pengabdi berinisiatif untuk mengikutsertakan pelaku usaha lokal dalam pelatihan Membangun Bisnis di Era Digital Kreatiful untuk UMKM yang diselenggarakan Kreatiful Mentoring Series. Pelatihan-pelatihan terhadap sumberdaya manusia warga Desa Sumbercanting tersebut berisi tentang metode dan cara pembuatan cenderamata atau suvenir, kuliner, pengemasan dan labelisasi yang menarik serta digital marketing.

Program pelatihan tersebut merupakan bentuk pengabdian untuk membantu pelaku UMKM sehingga memiliki pondasi yang kuat untuk mengembangkan usaha. Pelatihan berlangsung dalam empat pertemuan. Pertemuan pertama hari Minggu 24 Oktober 2021 dengan tema “Membangun Mindset Entrepreneur dan Fundamental of Branding. Minggu kedua tanggal 31 Oktober 2021 mengusung tema “Strategi penetapan HPP dan harga jual”. Minggu ketiga 7 November 2021 bertema “Strategi Pengelolaan UMKM yang efektif”. Minggu terakhir tanggal 14 November 2021 mengusung tema “Pentingnya Brand Positioning untuk Bisnis.”

Hasil akhir yang dituju dari pendampingan adalah peningkatan penghasilan keluarga pelaku usaha mikro. Selain itu, produk-produk yang mereka hasilkan dapat mendukung peningkatan daya tarik kunjungan di Wisata Alam Potre Koning.
Sebagai upaya branding wisata sebelum dibuka kembali, para pengabdi membangun pula website untuk memberikan informasi layanan wisata dan produk-produk UMKM desa terkait suvenir dan oleh-oleh dapat dibeli wisatawan ataupun pengunjung maupun masyarakat umum. Masyarakat umum dapat mengunjungi laman web: www.wisatapotrekoning.com

Laman website tersebut berisi informasi tentang layanan wisata, kontak pembelian suvenir dan oleh-oleh, serta video wisata untuk menarik khalayak luas akan keberadaan wisata alam Potre Koning sehingga tertarik mengunjungi dan mampir. Para wisatawam maupun treveller dapat menjadikan wisata alam Potre Koning sebagai rest area dalam perjalanan mereka melintasi jalan raya di depan wisata alam ini untuk melepas penak, rehat, menikmati pemandangan perbukitan nan cantik, beribadah, ke kamar kecil, makan minum, membeli souvenir dan oleh-oleh, sampai energizing lagi untuk melanjutkan perjalanan.


Mitra kegiatan pengabdian kepada masyarakat ini adalah masyarakat Desa Sumbercanting. Program Pengabdian Desa Binaan ini bertema “Peningkatan Skill Enterpreneurship Berbahan Baku Lokal dalam Mendukung Wisata Alam Potre Koning di Desa Sumbercanting, Kecamatan Wringin, Bondowoso”. Potre Koning adalah sebuah destinasi wisata yang dikembangkan masyarakat desa bersama mahasiswa KKN dan pengabdian dosen UNEJ. Pendampingan pada program pengabdian kali ini dilakukan terhadap masyarakat desa yang memiliki potensi usaha kreatif yang dapat mendukung Kelompok Sadar Wisata (Pokdarwis) Laskar Arak-arak sebagai operator Wisata Alam Potre Koning dalam mengembangkan layanan wisata mereka terutama terkait informasi, suvenir dan oleh-oleh.

Melihat belum adanya cenderamata dan kuliner yang ikonik di wisata alam tersebut, tiga orang dosen UNEJ dari Prodi Sastra Indonesia FIB dan satu rekan dari Fisipol menggagas solusi yang ditawarkan melalui pelatihan atau workshop pembuatan cenderamata ikonik dan pemanfaatan kuliner lokal untuk dapat disajikan di lokasi wisata. Target yang ingin dicapai adalah kelompok masyarakat usaha mikro di desa dapat memproduksi produk gantungan kunci, kerajinan tangan, dan seni kriya yang dapat dijajakan di lokasi wisata, sehingga hal ini mendukung program wisata alam yang berbasis masyarakat (community based ecotourism).

Pandemi telah menghentikan operasional Wisata Alam Potre Koning. Adanya kebijakan pemberlakuan Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) dan dilanjutkan PPKM (Pembatasan Pelaksanaan Kegiatan Masyarakat) membuat Wisata Alam Potre Koning menutup usahanya dari kunjungan wisatawan. Otomatis keaadaan ini membuat Pokdarwis Laskar Arak-arak tidak memiliki penghasilan sehingga tidak dapat memberi insentif pada anggotanya yang selama ini aktif mengelola wisata tersebut. Objek wisata menjadi terbengkalai, tanpa ada yang merawat. Sementara letaknya yang ada di pinggir jalan raya dan jauh dari perkampungan pengelola membuat orang-orang yang tidak bertanggung jawab merusak dan melakukan perbuatan vandalis terhadap fasilitas di objek wisata, seperti genteng-genteng yang bolong, besi sangkar burung selfi yang dibengkokkan, papan-papan yang dirusakkan, dan lain-lain. Untung saja beberapa sarana selfi yang dibangun, diamankan terlebih dahulu oleh pihak Pokdarwis.

Melihat kerusakan yang terjadi di objek wisata dan belum bisanya objek wisata alam Potre Koning dibuka kembali untuk pengunjung atau wisatawan, para pengabdi berinisiatif untuk mengikutsertakan pelaku usaha lokal dalam pelatihan Membangun Bisnis di Era Digital Kreatiful untuk UMKM yang diselenggarakan Kreatiful Mentoring Series. Pelatihan-pelatihan terhadap sumberdaya manusia warga Desa Sumbercanting tersebut berisi tentang metode dan cara pembuatan cenderamata atau suvenir, kuliner, pengemasan dan labelisasi yang menarik serta digital marketing.

Program pelatihan tersebut merupakan bentuk pengabdian untuk membantu pelaku UMKM sehingga memiliki pondasi yang kuat untuk mengembangkan usaha. Pelatihan berlangsung dalam empat pertemuan. Pertemuan pertama hari Minggu 24 Oktober 2021 dengan tema “Membangun Mindset Entrepreneur dan Fundamental of Branding. Minggu kedua tanggal 31 Oktober 2021 mengusung tema “Strategi penetapan HPP dan harga jual”. Minggu ketiga 7 November 2021 bertema “Strategi Pengelolaan UMKM yang efektif”. Minggu terakhir tanggal 14 November 2021 mengusung tema “Pentingnya Brand Positioning untuk Bisnis.”

Hasil akhir yang dituju dari pendampingan adalah peningkatan penghasilan keluarga pelaku usaha mikro. Selain itu, produk-produk yang mereka hasilkan dapat mendukung peningkatan daya tarik kunjungan di Wisata Alam Potre Koning.
Sebagai upaya branding wisata sebelum dibuka kembali, para pengabdi membangun pula website untuk memberikan informasi layanan wisata dan produk-produk UMKM desa terkait suvenir dan oleh-oleh dapat dibeli wisatawan ataupun pengunjung maupun masyarakat umum. Masyarakat umum dapat mengunjungi laman web: www.wisatapotrekoning.com

Laman website tersebut berisi informasi tentang layanan wisata, kontak pembelian suvenir dan oleh-oleh, serta video wisata untuk menarik khalayak luas akan keberadaan wisata alam Potre Koning sehingga tertarik mengunjungi dan mampir. Para wisatawam maupun treveller dapat menjadikan wisata alam Potre Koning sebagai rest area dalam perjalanan mereka melintasi jalan raya di depan wisata alam ini untuk melepas penak, rehat, menikmati pemandangan perbukitan nan cantik, beribadah, ke kamar kecil, makan minum, membeli souvenir dan oleh-oleh, sampai energizing lagi untuk melanjutkan perjalanan.

(Kontributor: Novianti Pratiwi, mahasiswa Sastra Indonesia).

Comments are Closed