October, 2021

now browsing by month

 

[:en]Keseruan di Balik Layar Pembuatan Koran J-Tizen 2.0 oleh Mahasiswa Sastra Indonesia Program MBKM di Radar Jember[:]

[:en]Di balik terciptanya sebuah berita terdapat proses yang panjang dan tantangan-tantangan yang harus dilalui oleh tim yang bekerja di dalamnya. Seperti yang dialami oleh mahasiswa Sastra Indonesia FIB Universitas Jember yang tengah melakukan program magang MBKM di Radar Jember.

Dalam pelaksanaan kegiatan magang tersebut, mahasiswa dituntut untuk berpikir secara mandiri dan sekreatif mungkin dalam penentuan sebuah topik berita. Ditambah dengan kondisi pandemi yang masih terbilang tidak memungkinkan untuk melakukan kegiatan magang secara luring, maka dari pihak Radar Jember memutuskan untuk mengusung konsep learning by doing pada program magang kali ini.

Pada umumnya kegiatan kerja atau magang menempatkan seseorang pada kesibukan tanpa akhir, namun dengan konsep learning by doing, mahasiswa magang Sastra Indonesia menggunakan kesempatan tersebut tidak hanya untuk belajar namun juga sebagai bentuk penyegaran diri di tengah-tengah sibuknya pekerjaan. Hal ini seperti yang diungkapan Celsya sebagai salah satu mahasiswa magang yang menempati posisi reporter,. “Jadi ketika sedang melakukan observasi tempat sebagai bahan topik, saya merasa hal tersebut seru ya, karena selain membuat artikel yang informatif tapi juga sekalian dapat me-refreshing diri saya,” ungkap Celsya, Kamis (21/10).

Dengan menggunakan sistem magang secara mandiri, selain membebaskan pikiran dari rasa stres, hal tersebut juga membuat pikiran menjadi lebih segar sehingga mampu untuk menampung ide-ide baru. Seperti yang dilakukan oleh Arif Suwardi yang menempati posisi layouter pada divisi tim redaksi. Arif sendiri meskipun posisinya sebagai layouter, ia juga ikut andil untuk turun ke lapangan demi mencari referensi-referensi baru untuk layout koran yang akan ia desain nantinya. “Iya bikin fresh. Soalnya bikin temanya suka terinspirasi sama tempat yang diliput, jadi bisa lancar desainnya,” ungkap Arif, Sabtu (23/10).

Dengan demikian, meskipun mahasiswa Sastra Indonesia pada program magang kali ini tidak bisa merasakan bagaimana dunia pekerjaan yang dilakukan secara normal atau luring, dengan adanya konsep learning by doing yang diterapkan oleh pihak Radar Jember ini tidak hanya membuat para mahasiswa mampu untuk belajar, namun juga sedikit terbebas dari rasa stres dari sibuknya dunia pekerjaan.

(Kontributor: Soni Setiawan, mahasiswa Sastra Indonesia)[:]

[:en]Pengabdian Dosen Dampingi UMKM Pendukung Wisata Alam Potre Koning di Desa Sumbercanting, Bondowoso[:de]Dosen Sastra Indonesia Dampingi UMKM Pendukung Wisata Alam Potre Koning di Desa Sumbercanting, Bondowoso[:]

[:en] Pintu Gerbang Wisata Alam Potre Koning & Goa Mustajab Mitra kegiatan pengabdian kepada masyarakat ini adalah masyarakat Desa Sumbercanting. Program Pengabdian Desa Binaan ini bertema “Peningkatan Skill Enterpreneurship Berbahan Baku Lokal dalam Mendukung Wisata Alam Potre Koning di Desa Sumbercanting, Kecamatan Wringin, Bondowoso”. Potre Koning adalah sebuah destinasi wisata yang dikembangkan masyarakat desa bersama mahasiswa KKN dan pengabdian dosen UNEJ. Pendampingan pada program pengabdian kali ini dilakukan terhadap masyarakat desa yang memiliki potensi usaha kreatif yang dapat mendukung Kelompok Sadar Wisata (Pokdarwis) Laskar Arak-arak sebagai operator Wisata Alam Potre Koning dalam mengembangkan layanan wisata mereka terutama terkait informasi, suvenir dan oleh-oleh. Goa Mustajab, salah satu pemandangan yang menakjubkan di destinasi Potre Koning Melihat belum adanya cenderamata dan kuliner yang ikonik di wisata alam tersebut, tiga orang dosen UNEJ dari Prodi Sastra Indonesia FIB dan satu rekan dari Fisipol menggagas solusi yang ditawarkan melalui pelatihan atau workshop pembuatan cenderamata ikonik dan pemanfaatan kuliner lokal untuk dapat disajikan di lokasi wisata. Target yang ingin dicapai adalah kelompok masyarakat usaha mikro di desa dapat memproduksi produk gantungan kunci, kerajinan tangan, dan seni kriya yang dapat dijajakan di lokasi wisata, sehingga hal ini mendukung program wisata alam yang berbasis masyarakat (community based ecotourism). Pemandangan teras siring, jurang, dan pantai di kejauhan Pandemi telah menghentikan operasional Wisata Alam Potre Koning. Adanya kebijakan pemberlakuan Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) dan dilanjutkan PPKM (Pembatasan Pelaksanaan Kegiatan Masyarakat) membuat Wisata Alam Potre Koning menutup usahanya dari kunjungan wisatawan. Otomatis keaadaan ini membuat Pokdarwis Laskar Arak-arak tidak memiliki penghasilan sehingga tidak dapat memberi insentif pada anggotanya yang selama ini aktif mengelola wisata tersebut. Objek wisata menjadi terbengkalai, tanpa ada yang merawat. Sementara letaknya yang ada di pinggir jalan raya dan jauh dari perkampungan pengelola membuat orang-orang yang tidak bertanggung jawab merusak dan melakukan perbuatan vandalis terhadap fasilitas di objek wisata, seperti genteng-genteng yang bolong, besi sangkar burung selfi yang dibengkokkan, papan-papan yang dirusakkan, dan lain-lain. Untung saja beberapa sarana selfi yang dibangun, diamankan terlebih dahulu oleh pihak Pokdarwis. Kerajinan kayu potensi lokal sebagai potrnsi suvenir wisata Melihat kerusakan yang terjadi di objek wisata dan belum bisanya objek wisata alam Potre Koning dibuka kembali untuk pengunjung atau wisatawan, para pengabdi berinisiatif untuk mengikutsertakan pelaku usaha lokal dalam pelatihan Membangun Bisnis di Era Digital Kreatiful untuk UMKM yang diselenggarakan Kreatiful Mentoring Series. Pelatihan-pelatihan terhadap sumberdaya manusia warga Desa Sumbercanting tersebut berisi tentang metode dan cara pembuatan cenderamata atau suvenir, kuliner, pengemasan dan labelisasi yang menarik serta digital marketing.

Program pelatihan tersebut merupakan bentuk pengabdian untuk membantu pelaku UMKM sehingga memiliki pondasi yang kuat untuk mengembangkan usaha. Pelatihan berlangsung dalam empat pertemuan. Pertemuan pertama hari Minggu 24 Oktober 2021 dengan tema “Membangun Mindset Entrepreneur dan Fundamental of Branding. Minggu kedua tanggal 31 Oktober 2021 mengusung tema “Strategi penetapan HPP dan harga jual”. Minggu ketiga 7 November 2021 bertema “Strategi Pengelolaan UMKM yang efektif”. Minggu terakhir tanggal 14 November 2021 mengusung tema “Pentingnya Brand Positioning untuk Bisnis.” Spot Selfi dengan pemandangan alami Hasil akhir yang dituju dari pendampingan adalah peningkatan penghasilan keluarga pelaku usaha mikro. Selain itu, produk-produk yang mereka hasilkan dapat mendukung peningkatan daya tarik kunjungan di Wisata Alam Potre Koning.
Sebagai upaya branding wisata sebelum dibuka kembali, para pengabdi membangun pula website untuk memberikan informasi layanan wisata dan produk-produk UMKM desa terkait suvenir dan oleh-oleh dapat dibeli wisatawan ataupun pengunjung maupun masyarakat umum. Masyarakat umum dapat mengunjungi laman web: www.wisatapotrekoning.com

Laman website tersebut berisi informasi tentang layanan wisata, kontak pembelian suvenir dan oleh-oleh, serta video wisata untuk menarik khalayak luas akan keberadaan wisata alam Potre Koning sehingga tertarik mengunjungi dan mampir. Para wisatawam maupun treveller dapat menjadikan wisata alam Potre Koning sebagai rest area dalam perjalanan mereka melintasi jalan raya di depan wisata alam ini untuk melepas penak, rehat, menikmati pemandangan perbukitan nan cantik, beribadah, ke kamar kecil, makan minum, membeli souvenir dan oleh-oleh, sampai energizing lagi untuk melanjutkan perjalanan. Produk radio kayu artistik dan retro [:de]

Mitra kegiatan pengabdian kepada masyarakat ini adalah masyarakat Desa Sumbercanting. Program Pengabdian Desa Binaan ini bertema “Peningkatan Skill Enterpreneurship Berbahan Baku Lokal dalam Mendukung Wisata Alam Potre Koning di Desa Sumbercanting, Kecamatan Wringin, Bondowoso”. Potre Koning adalah sebuah destinasi wisata yang dikembangkan masyarakat desa bersama mahasiswa KKN dan pengabdian dosen UNEJ. Pendampingan pada program pengabdian kali ini dilakukan terhadap masyarakat desa yang memiliki potensi usaha kreatif yang dapat mendukung Kelompok Sadar Wisata (Pokdarwis) Laskar Arak-arak sebagai operator Wisata Alam Potre Koning dalam mengembangkan layanan wisata mereka terutama terkait informasi, suvenir dan oleh-oleh.

Melihat belum adanya cenderamata dan kuliner yang ikonik di wisata alam tersebut, tiga orang dosen UNEJ dari Prodi Sastra Indonesia FIB dan satu rekan dari Fisipol menggagas solusi yang ditawarkan melalui pelatihan atau workshop pembuatan cenderamata ikonik dan pemanfaatan kuliner lokal untuk dapat disajikan di lokasi wisata. Target yang ingin dicapai adalah kelompok masyarakat usaha mikro di desa dapat memproduksi produk gantungan kunci, kerajinan tangan, dan seni kriya yang dapat dijajakan di lokasi wisata, sehingga hal ini mendukung program wisata alam yang berbasis masyarakat (community based ecotourism).

Pandemi telah menghentikan operasional Wisata Alam Potre Koning. Adanya kebijakan pemberlakuan Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) dan dilanjutkan PPKM (Pembatasan Pelaksanaan Kegiatan Masyarakat) membuat Wisata Alam Potre Koning menutup usahanya dari kunjungan wisatawan. Otomatis keaadaan ini membuat Pokdarwis Laskar Arak-arak tidak memiliki penghasilan sehingga tidak dapat memberi insentif pada anggotanya yang selama ini aktif mengelola wisata tersebut. Objek wisata menjadi terbengkalai, tanpa ada yang merawat. Sementara letaknya yang ada di pinggir jalan raya dan jauh dari perkampungan pengelola membuat orang-orang yang tidak bertanggung jawab merusak dan melakukan perbuatan vandalis terhadap fasilitas di objek wisata, seperti genteng-genteng yang bolong, besi sangkar burung selfi yang dibengkokkan, papan-papan yang dirusakkan, dan lain-lain. Untung saja beberapa sarana selfi yang dibangun, diamankan terlebih dahulu oleh pihak Pokdarwis.

Melihat kerusakan yang terjadi di objek wisata dan belum bisanya objek wisata alam Potre Koning dibuka kembali untuk pengunjung atau wisatawan, para pengabdi berinisiatif untuk mengikutsertakan pelaku usaha lokal dalam pelatihan Membangun Bisnis di Era Digital Kreatiful untuk UMKM yang diselenggarakan Kreatiful Mentoring Series. Pelatihan-pelatihan terhadap sumberdaya manusia warga Desa Sumbercanting tersebut berisi tentang metode dan cara pembuatan cenderamata atau suvenir, kuliner, pengemasan dan labelisasi yang menarik serta digital marketing.

Program pelatihan tersebut merupakan bentuk pengabdian untuk membantu pelaku UMKM sehingga memiliki pondasi yang kuat untuk mengembangkan usaha. Pelatihan berlangsung dalam empat pertemuan. Pertemuan pertama hari Minggu 24 Oktober 2021 dengan tema “Membangun Mindset Entrepreneur dan Fundamental of Branding. Minggu kedua tanggal 31 Oktober 2021 mengusung tema “Strategi penetapan HPP dan harga jual”. Minggu ketiga 7 November 2021 bertema “Strategi Pengelolaan UMKM yang efektif”. Minggu terakhir tanggal 14 November 2021 mengusung tema “Pentingnya Brand Positioning untuk Bisnis.”

Hasil akhir yang dituju dari pendampingan adalah peningkatan penghasilan keluarga pelaku usaha mikro. Selain itu, produk-produk yang mereka hasilkan dapat mendukung peningkatan daya tarik kunjungan di Wisata Alam Potre Koning.
Sebagai upaya branding wisata sebelum dibuka kembali, para pengabdi membangun pula website untuk memberikan informasi layanan wisata dan produk-produk UMKM desa terkait suvenir dan oleh-oleh dapat dibeli wisatawan ataupun pengunjung maupun masyarakat umum. Masyarakat umum dapat mengunjungi laman web: www.wisatapotrekoning.com

Laman website tersebut berisi informasi tentang layanan wisata, kontak pembelian suvenir dan oleh-oleh, serta video wisata untuk menarik khalayak luas akan keberadaan wisata alam Potre Koning sehingga tertarik mengunjungi dan mampir. Para wisatawam maupun treveller dapat menjadikan wisata alam Potre Koning sebagai rest area dalam perjalanan mereka melintasi jalan raya di depan wisata alam ini untuk melepas penak, rehat, menikmati pemandangan perbukitan nan cantik, beribadah, ke kamar kecil, makan minum, membeli souvenir dan oleh-oleh, sampai energizing lagi untuk melanjutkan perjalanan.


Mitra kegiatan pengabdian kepada masyarakat ini adalah masyarakat Desa Sumbercanting. Program Pengabdian Desa Binaan ini bertema “Peningkatan Skill Enterpreneurship Berbahan Baku Lokal dalam Mendukung Wisata Alam Potre Koning di Desa Sumbercanting, Kecamatan Wringin, Bondowoso”. Potre Koning adalah sebuah destinasi wisata yang dikembangkan masyarakat desa bersama mahasiswa KKN dan pengabdian dosen UNEJ. Pendampingan pada program pengabdian kali ini dilakukan terhadap masyarakat desa yang memiliki potensi usaha kreatif yang dapat mendukung Kelompok Sadar Wisata (Pokdarwis) Laskar Arak-arak sebagai operator Wisata Alam Potre Koning dalam mengembangkan layanan wisata mereka terutama terkait informasi, suvenir dan oleh-oleh.

Melihat belum adanya cenderamata dan kuliner yang ikonik di wisata alam tersebut, tiga orang dosen UNEJ dari Prodi Sastra Indonesia FIB dan satu rekan dari Fisipol menggagas solusi yang ditawarkan melalui pelatihan atau workshop pembuatan cenderamata ikonik dan pemanfaatan kuliner lokal untuk dapat disajikan di lokasi wisata. Target yang ingin dicapai adalah kelompok masyarakat usaha mikro di desa dapat memproduksi produk gantungan kunci, kerajinan tangan, dan seni kriya yang dapat dijajakan di lokasi wisata, sehingga hal ini mendukung program wisata alam yang berbasis masyarakat (community based ecotourism).

Pandemi telah menghentikan operasional Wisata Alam Potre Koning. Adanya kebijakan pemberlakuan Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) dan dilanjutkan PPKM (Pembatasan Pelaksanaan Kegiatan Masyarakat) membuat Wisata Alam Potre Koning menutup usahanya dari kunjungan wisatawan. Otomatis keaadaan ini membuat Pokdarwis Laskar Arak-arak tidak memiliki penghasilan sehingga tidak dapat memberi insentif pada anggotanya yang selama ini aktif mengelola wisata tersebut. Objek wisata menjadi terbengkalai, tanpa ada yang merawat. Sementara letaknya yang ada di pinggir jalan raya dan jauh dari perkampungan pengelola membuat orang-orang yang tidak bertanggung jawab merusak dan melakukan perbuatan vandalis terhadap fasilitas di objek wisata, seperti genteng-genteng yang bolong, besi sangkar burung selfi yang dibengkokkan, papan-papan yang dirusakkan, dan lain-lain. Untung saja beberapa sarana selfi yang dibangun, diamankan terlebih dahulu oleh pihak Pokdarwis.

Melihat kerusakan yang terjadi di objek wisata dan belum bisanya objek wisata alam Potre Koning dibuka kembali untuk pengunjung atau wisatawan, para pengabdi berinisiatif untuk mengikutsertakan pelaku usaha lokal dalam pelatihan Membangun Bisnis di Era Digital Kreatiful untuk UMKM yang diselenggarakan Kreatiful Mentoring Series. Pelatihan-pelatihan terhadap sumberdaya manusia warga Desa Sumbercanting tersebut berisi tentang metode dan cara pembuatan cenderamata atau suvenir, kuliner, pengemasan dan labelisasi yang menarik serta digital marketing.

Program pelatihan tersebut merupakan bentuk pengabdian untuk membantu pelaku UMKM sehingga memiliki pondasi yang kuat untuk mengembangkan usaha. Pelatihan berlangsung dalam empat pertemuan. Pertemuan pertama hari Minggu 24 Oktober 2021 dengan tema “Membangun Mindset Entrepreneur dan Fundamental of Branding. Minggu kedua tanggal 31 Oktober 2021 mengusung tema “Strategi penetapan HPP dan harga jual”. Minggu ketiga 7 November 2021 bertema “Strategi Pengelolaan UMKM yang efektif”. Minggu terakhir tanggal 14 November 2021 mengusung tema “Pentingnya Brand Positioning untuk Bisnis.”

Hasil akhir yang dituju dari pendampingan adalah peningkatan penghasilan keluarga pelaku usaha mikro. Selain itu, produk-produk yang mereka hasilkan dapat mendukung peningkatan daya tarik kunjungan di Wisata Alam Potre Koning.
Sebagai upaya branding wisata sebelum dibuka kembali, para pengabdi membangun pula website untuk memberikan informasi layanan wisata dan produk-produk UMKM desa terkait suvenir dan oleh-oleh dapat dibeli wisatawan ataupun pengunjung maupun masyarakat umum. Masyarakat umum dapat mengunjungi laman web: www.wisatapotrekoning.com

Laman website tersebut berisi informasi tentang layanan wisata, kontak pembelian suvenir dan oleh-oleh, serta video wisata untuk menarik khalayak luas akan keberadaan wisata alam Potre Koning sehingga tertarik mengunjungi dan mampir. Para wisatawam maupun treveller dapat menjadikan wisata alam Potre Koning sebagai rest area dalam perjalanan mereka melintasi jalan raya di depan wisata alam ini untuk melepas penak, rehat, menikmati pemandangan perbukitan nan cantik, beribadah, ke kamar kecil, makan minum, membeli souvenir dan oleh-oleh, sampai energizing lagi untuk melanjutkan perjalanan.


Mitra kegiatan pengabdian kepada masyarakat ini adalah masyarakat Desa Sumbercanting. Program Pengabdian Desa Binaan ini bertema “Peningkatan Skill Enterpreneurship Berbahan Baku Lokal dalam Mendukung Wisata Alam Potre Koning di Desa Sumbercanting, Kecamatan Wringin, Bondowoso”. Potre Koning adalah sebuah destinasi wisata yang dikembangkan masyarakat desa bersama mahasiswa KKN dan pengabdian dosen UNEJ. Pendampingan pada program pengabdian kali ini dilakukan terhadap masyarakat desa yang memiliki potensi usaha kreatif yang dapat mendukung Kelompok Sadar Wisata (Pokdarwis) Laskar Arak-arak sebagai operator Wisata Alam Potre Koning dalam mengembangkan layanan wisata mereka terutama terkait informasi, suvenir dan oleh-oleh.

Melihat belum adanya cenderamata dan kuliner yang ikonik di wisata alam tersebut, tiga orang dosen UNEJ dari Prodi Sastra Indonesia FIB dan satu rekan dari Fisipol menggagas solusi yang ditawarkan melalui pelatihan atau workshop pembuatan cenderamata ikonik dan pemanfaatan kuliner lokal untuk dapat disajikan di lokasi wisata. Target yang ingin dicapai adalah kelompok masyarakat usaha mikro di desa dapat memproduksi produk gantungan kunci, kerajinan tangan, dan seni kriya yang dapat dijajakan di lokasi wisata, sehingga hal ini mendukung program wisata alam yang berbasis masyarakat (community based ecotourism).

Pandemi telah menghentikan operasional Wisata Alam Potre Koning. Adanya kebijakan pemberlakuan Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) dan dilanjutkan PPKM (Pembatasan Pelaksanaan Kegiatan Masyarakat) membuat Wisata Alam Potre Koning menutup usahanya dari kunjungan wisatawan. Otomatis keaadaan ini membuat Pokdarwis Laskar Arak-arak tidak memiliki penghasilan sehingga tidak dapat memberi insentif pada anggotanya yang selama ini aktif mengelola wisata tersebut. Objek wisata menjadi terbengkalai, tanpa ada yang merawat. Sementara letaknya yang ada di pinggir jalan raya dan jauh dari perkampungan pengelola membuat orang-orang yang tidak bertanggung jawab merusak dan melakukan perbuatan vandalis terhadap fasilitas di objek wisata, seperti genteng-genteng yang bolong, besi sangkar burung selfi yang dibengkokkan, papan-papan yang dirusakkan, dan lain-lain. Untung saja beberapa sarana selfi yang dibangun, diamankan terlebih dahulu oleh pihak Pokdarwis.

Melihat kerusakan yang terjadi di objek wisata dan belum bisanya objek wisata alam Potre Koning dibuka kembali untuk pengunjung atau wisatawan, para pengabdi berinisiatif untuk mengikutsertakan pelaku usaha lokal dalam pelatihan Membangun Bisnis di Era Digital Kreatiful untuk UMKM yang diselenggarakan Kreatiful Mentoring Series. Pelatihan-pelatihan terhadap sumberdaya manusia warga Desa Sumbercanting tersebut berisi tentang metode dan cara pembuatan cenderamata atau suvenir, kuliner, pengemasan dan labelisasi yang menarik serta digital marketing.

Program pelatihan tersebut merupakan bentuk pengabdian untuk membantu pelaku UMKM sehingga memiliki pondasi yang kuat untuk mengembangkan usaha. Pelatihan berlangsung dalam empat pertemuan. Pertemuan pertama hari Minggu 24 Oktober 2021 dengan tema “Membangun Mindset Entrepreneur dan Fundamental of Branding. Minggu kedua tanggal 31 Oktober 2021 mengusung tema “Strategi penetapan HPP dan harga jual”. Minggu ketiga 7 November 2021 bertema “Strategi Pengelolaan UMKM yang efektif”. Minggu terakhir tanggal 14 November 2021 mengusung tema “Pentingnya Brand Positioning untuk Bisnis.”

Hasil akhir yang dituju dari pendampingan adalah peningkatan penghasilan keluarga pelaku usaha mikro. Selain itu, produk-produk yang mereka hasilkan dapat mendukung peningkatan daya tarik kunjungan di Wisata Alam Potre Koning.
Sebagai upaya branding wisata sebelum dibuka kembali, para pengabdi membangun pula website untuk memberikan informasi layanan wisata dan produk-produk UMKM desa terkait suvenir dan oleh-oleh dapat dibeli wisatawan ataupun pengunjung maupun masyarakat umum. Masyarakat umum dapat mengunjungi laman web: www.wisatapotrekoning.com

Laman website tersebut berisi informasi tentang layanan wisata, kontak pembelian suvenir dan oleh-oleh, serta video wisata untuk menarik khalayak luas akan keberadaan wisata alam Potre Koning sehingga tertarik mengunjungi dan mampir. Para wisatawam maupun treveller dapat menjadikan wisata alam Potre Koning sebagai rest area dalam perjalanan mereka melintasi jalan raya di depan wisata alam ini untuk melepas penak, rehat, menikmati pemandangan perbukitan nan cantik, beribadah, ke kamar kecil, makan minum, membeli souvenir dan oleh-oleh, sampai energizing lagi untuk melanjutkan perjalanan.


 

Mitra kegiatan pengabdian kepada masyarakat ini adalah masyarakat Desa Sumbercanting. Program Pengabdian Desa Binaan ini bertema “Peningkatan Skill Enterpreneurship Berbahan Baku Lokal dalam Mendukung Wisata Alam Potre Koning di Desa Sumbercanting, Kecamatan Wringin, Bondowoso”. Potre Koning adalah sebuah destinasi wisata yang dikembangkan masyarakat desa bersama mahasiswa KKN dan pengabdian dosen UNEJ. Pendampingan pada program pengabdian kali ini dilakukan terhadap masyarakat desa yang memiliki potensi usaha kreatif yang dapat mendukung Kelompok Sadar Wisata (Pokdarwis) Laskar Arak-arak sebagai operator Wisata Alam Potre Koning dalam mengembangkan layanan wisata mereka terutama terkait informasi, suvenir dan oleh-oleh.

Melihat belum adanya cenderamata dan kuliner yang ikonik di wisata alam tersebut, tiga orang dosen UNEJ dari Prodi Sastra Indonesia FIB dan satu rekan dari Fisipol menggagas solusi yang ditawarkan melalui pelatihan atau workshop pembuatan cenderamata ikonik dan pemanfaatan kuliner lokal untuk dapat disajikan di lokasi wisata. Target yang ingin dicapai adalah kelompok masyarakat usaha mikro di desa dapat memproduksi produk gantungan kunci, kerajinan tangan, dan seni kriya yang dapat dijajakan di lokasi wisata, sehingga hal ini mendukung program wisata alam yang berbasis masyarakat (community based ecotourism).

Pandemi telah menghentikan operasional Wisata Alam Potre Koning. Adanya kebijakan pemberlakuan Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) dan dilanjutkan PPKM (Pembatasan Pelaksanaan Kegiatan Masyarakat) membuat Wisata Alam Potre Koning menutup usahanya dari kunjungan wisatawan. Otomatis keaadaan ini membuat Pokdarwis Laskar Arak-arak tidak memiliki penghasilan sehingga tidak dapat memberi insentif pada anggotanya yang selama ini aktif mengelola wisata tersebut. Objek wisata menjadi terbengkalai, tanpa ada yang merawat. Sementara letaknya yang ada di pinggir jalan raya dan jauh dari perkampungan pengelola membuat orang-orang yang tidak bertanggung jawab merusak dan melakukan perbuatan vandalis terhadap fasilitas di objek wisata, seperti genteng-genteng yang bolong, besi sangkar burung selfi yang dibengkokkan, papan-papan yang dirusakkan, dan lain-lain. Untung saja beberapa sarana selfi yang dibangun, diamankan terlebih dahulu oleh pihak Pokdarwis.

Melihat kerusakan yang terjadi di objek wisata dan belum bisanya objek wisata alam Potre Koning dibuka kembali untuk pengunjung atau wisatawan, para pengabdi berinisiatif untuk mengikutsertakan pelaku usaha lokal dalam pelatihan Membangun Bisnis di Era Digital Kreatiful untuk UMKM yang diselenggarakan Kreatiful Mentoring Series. Pelatihan-pelatihan terhadap sumberdaya manusia warga Desa Sumbercanting tersebut berisi tentang metode dan cara pembuatan cenderamata atau suvenir, kuliner, pengemasan dan labelisasi yang menarik serta digital marketing.

Program pelatihan tersebut merupakan bentuk pengabdian untuk membantu pelaku UMKM sehingga memiliki pondasi yang kuat untuk mengembangkan usaha. Pelatihan berlangsung dalam empat pertemuan. Pertemuan pertama hari Minggu 24 Oktober 2021 dengan tema “Membangun Mindset Entrepreneur dan Fundamental of Branding. Minggu kedua tanggal 31 Oktober 2021 mengusung tema “Strategi penetapan HPP dan harga jual”. Minggu ketiga 7 November 2021 bertema “Strategi Pengelolaan UMKM yang efektif”. Minggu terakhir tanggal 14 November 2021 mengusung tema “Pentingnya Brand Positioning untuk Bisnis.”

Hasil akhir yang dituju dari pendampingan adalah peningkatan penghasilan keluarga pelaku usaha mikro. Selain itu, produk-produk yang mereka hasilkan dapat mendukung peningkatan daya tarik kunjungan di Wisata Alam Potre Koning.
Sebagai upaya branding wisata sebelum dibuka kembali, para pengabdi membangun pula website untuk memberikan informasi layanan wisata dan produk-produk UMKM desa terkait suvenir dan oleh-oleh dapat dibeli wisatawan ataupun pengunjung maupun masyarakat umum. Masyarakat umum dapat mengunjungi laman web: www.wisatapotrekoning.com

Laman website tersebut berisi informasi tentang layanan wisata, kontak pembelian suvenir dan oleh-oleh, serta video wisata untuk menarik khalayak luas akan keberadaan wisata alam Potre Koning sehingga tertarik mengunjungi dan mampir. Para wisatawam maupun treveller dapat menjadikan wisata alam Potre Koning sebagai rest area dalam perjalanan mereka melintasi jalan raya di depan wisata alam ini untuk melepas penak, rehat, menikmati pemandangan perbukitan nan cantik, beribadah, ke kamar kecil, makan minum, membeli souvenir dan oleh-oleh, sampai energizing lagi untuk melanjutkan perjalanan.


Mitra kegiatan pengabdian kepada masyarakat ini adalah masyarakat Desa Sumbercanting. Program Pengabdian Desa Binaan ini bertema “Peningkatan Skill Enterpreneurship Berbahan Baku Lokal dalam Mendukung Wisata Alam Potre Koning di Desa Sumbercanting, Kecamatan Wringin, Bondowoso”. Potre Koning adalah sebuah destinasi wisata yang dikembangkan masyarakat desa bersama mahasiswa KKN dan pengabdian dosen UNEJ. Pendampingan pada program pengabdian kali ini dilakukan terhadap masyarakat desa yang memiliki potensi usaha kreatif yang dapat mendukung Kelompok Sadar Wisata (Pokdarwis) Laskar Arak-arak sebagai operator Wisata Alam Potre Koning dalam mengembangkan layanan wisata mereka terutama terkait informasi, suvenir dan oleh-oleh.

Melihat belum adanya cenderamata dan kuliner yang ikonik di wisata alam tersebut, tiga orang dosen UNEJ dari Prodi Sastra Indonesia FIB dan satu rekan dari Fisipol menggagas solusi yang ditawarkan melalui pelatihan atau workshop pembuatan cenderamata ikonik dan pemanfaatan kuliner lokal untuk dapat disajikan di lokasi wisata. Target yang ingin dicapai adalah kelompok masyarakat usaha mikro di desa dapat memproduksi produk gantungan kunci, kerajinan tangan, dan seni kriya yang dapat dijajakan di lokasi wisata, sehingga hal ini mendukung program wisata alam yang berbasis masyarakat (community based ecotourism).

Pandemi telah menghentikan operasional Wisata Alam Potre Koning. Adanya kebijakan pemberlakuan Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) dan dilanjutkan PPKM (Pembatasan Pelaksanaan Kegiatan Masyarakat) membuat Wisata Alam Potre Koning menutup usahanya dari kunjungan wisatawan. Otomatis keaadaan ini membuat Pokdarwis Laskar Arak-arak tidak memiliki penghasilan sehingga tidak dapat memberi insentif pada anggotanya yang selama ini aktif mengelola wisata tersebut. Objek wisata menjadi terbengkalai, tanpa ada yang merawat. Sementara letaknya yang ada di pinggir jalan raya dan jauh dari perkampungan pengelola membuat orang-orang yang tidak bertanggung jawab merusak dan melakukan perbuatan vandalis terhadap fasilitas di objek wisata, seperti genteng-genteng yang bolong, besi sangkar burung selfi yang dibengkokkan, papan-papan yang dirusakkan, dan lain-lain. Untung saja beberapa sarana selfi yang dibangun, diamankan terlebih dahulu oleh pihak Pokdarwis.

Melihat kerusakan yang terjadi di objek wisata dan belum bisanya objek wisata alam Potre Koning dibuka kembali untuk pengunjung atau wisatawan, para pengabdi berinisiatif untuk mengikutsertakan pelaku usaha lokal dalam pelatihan Membangun Bisnis di Era Digital Kreatiful untuk UMKM yang diselenggarakan Kreatiful Mentoring Series. Pelatihan-pelatihan terhadap sumberdaya manusia warga Desa Sumbercanting tersebut berisi tentang metode dan cara pembuatan cenderamata atau suvenir, kuliner, pengemasan dan labelisasi yang menarik serta digital marketing.

Program pelatihan tersebut merupakan bentuk pengabdian untuk membantu pelaku UMKM sehingga memiliki pondasi yang kuat untuk mengembangkan usaha. Pelatihan berlangsung dalam empat pertemuan. Pertemuan pertama hari Minggu 24 Oktober 2021 dengan tema “Membangun Mindset Entrepreneur dan Fundamental of Branding. Minggu kedua tanggal 31 Oktober 2021 mengusung tema “Strategi penetapan HPP dan harga jual”. Minggu ketiga 7 November 2021 bertema “Strategi Pengelolaan UMKM yang efektif”. Minggu terakhir tanggal 14 November 2021 mengusung tema “Pentingnya Brand Positioning untuk Bisnis.”

Hasil akhir yang dituju dari pendampingan adalah peningkatan penghasilan keluarga pelaku usaha mikro. Selain itu, produk-produk yang mereka hasilkan dapat mendukung peningkatan daya tarik kunjungan di Wisata Alam Potre Koning.
Sebagai upaya branding wisata sebelum dibuka kembali, para pengabdi membangun pula website untuk memberikan informasi layanan wisata dan produk-produk UMKM desa terkait suvenir dan oleh-oleh dapat dibeli wisatawan ataupun pengunjung maupun masyarakat umum. Masyarakat umum dapat mengunjungi laman web: www.wisatapotrekoning.com

Laman website tersebut berisi informasi tentang layanan wisata, kontak pembelian suvenir dan oleh-oleh, serta video wisata untuk menarik khalayak luas akan keberadaan wisata alam Potre Koning sehingga tertarik mengunjungi dan mampir. Para wisatawam maupun treveller dapat menjadikan wisata alam Potre Koning sebagai rest area dalam perjalanan mereka melintasi jalan raya di depan wisata alam ini untuk melepas penak, rehat, menikmati pemandangan perbukitan nan cantik, beribadah, ke kamar kecil, makan minum, membeli souvenir dan oleh-oleh, sampai energizing lagi untuk melanjutkan perjalanan.


 

 

Mitra kegiatan pengabdian kepada masyarakat ini adalah masyarakat Desa Sumbercanting. Program Pengabdian Desa Binaan ini bertema “Peningkatan Skill Enterpreneurship Berbahan Baku Lokal dalam Mendukung Wisata Alam Potre Koning di Desa Sumbercanting, Kecamatan Wringin, Bondowoso”. Potre Koning adalah sebuah destinasi wisata yang dikembangkan masyarakat desa bersama mahasiswa KKN dan pengabdian dosen UNEJ. Pendampingan pada program pengabdian kali ini dilakukan terhadap masyarakat desa yang memiliki potensi usaha kreatif yang dapat mendukung Kelompok Sadar Wisata (Pokdarwis) Laskar Arak-arak sebagai operator Wisata Alam Potre Koning dalam mengembangkan layanan wisata mereka terutama terkait informasi, suvenir dan oleh-oleh.

Melihat belum adanya cenderamata dan kuliner yang ikonik di wisata alam tersebut, tiga orang dosen UNEJ dari Prodi Sastra Indonesia FIB dan satu rekan dari Fisipol menggagas solusi yang ditawarkan melalui pelatihan atau workshop pembuatan cenderamata ikonik dan pemanfaatan kuliner lokal untuk dapat disajikan di lokasi wisata. Target yang ingin dicapai adalah kelompok masyarakat usaha mikro di desa dapat memproduksi produk gantungan kunci, kerajinan tangan, dan seni kriya yang dapat dijajakan di lokasi wisata, sehingga hal ini mendukung program wisata alam yang berbasis masyarakat (community based ecotourism).

Pandemi telah menghentikan operasional Wisata Alam Potre Koning. Adanya kebijakan pemberlakuan Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) dan dilanjutkan PPKM (Pembatasan Pelaksanaan Kegiatan Masyarakat) membuat Wisata Alam Potre Koning menutup usahanya dari kunjungan wisatawan. Otomatis keaadaan ini membuat Pokdarwis Laskar Arak-arak tidak memiliki penghasilan sehingga tidak dapat memberi insentif pada anggotanya yang selama ini aktif mengelola wisata tersebut. Objek wisata menjadi terbengkalai, tanpa ada yang merawat. Sementara letaknya yang ada di pinggir jalan raya dan jauh dari perkampungan pengelola membuat orang-orang yang tidak bertanggung jawab merusak dan melakukan perbuatan vandalis terhadap fasilitas di objek wisata, seperti genteng-genteng yang bolong, besi sangkar burung selfi yang dibengkokkan, papan-papan yang dirusakkan, dan lain-lain. Untung saja beberapa sarana selfi yang dibangun, diamankan terlebih dahulu oleh pihak Pokdarwis.

Melihat kerusakan yang terjadi di objek wisata dan belum bisanya objek wisata alam Potre Koning dibuka kembali untuk pengunjung atau wisatawan, para pengabdi berinisiatif untuk mengikutsertakan pelaku usaha lokal dalam pelatihan Membangun Bisnis di Era Digital Kreatiful untuk UMKM yang diselenggarakan Kreatiful Mentoring Series. Pelatihan-pelatihan terhadap sumberdaya manusia warga Desa Sumbercanting tersebut berisi tentang metode dan cara pembuatan cenderamata atau suvenir, kuliner, pengemasan dan labelisasi yang menarik serta digital marketing.

Program pelatihan tersebut merupakan bentuk pengabdian untuk membantu pelaku UMKM sehingga memiliki pondasi yang kuat untuk mengembangkan usaha. Pelatihan berlangsung dalam empat pertemuan. Pertemuan pertama hari Minggu 24 Oktober 2021 dengan tema “Membangun Mindset Entrepreneur dan Fundamental of Branding. Minggu kedua tanggal 31 Oktober 2021 mengusung tema “Strategi penetapan HPP dan harga jual”. Minggu ketiga 7 November 2021 bertema “Strategi Pengelolaan UMKM yang efektif”. Minggu terakhir tanggal 14 November 2021 mengusung tema “Pentingnya Brand Positioning untuk Bisnis.”

Hasil akhir yang dituju dari pendampingan adalah peningkatan penghasilan keluarga pelaku usaha mikro. Selain itu, produk-produk yang mereka hasilkan dapat mendukung peningkatan daya tarik kunjungan di Wisata Alam Potre Koning.
Sebagai upaya branding wisata sebelum dibuka kembali, para pengabdi membangun pula website untuk memberikan informasi layanan wisata dan produk-produk UMKM desa terkait suvenir dan oleh-oleh dapat dibeli wisatawan ataupun pengunjung maupun masyarakat umum. Masyarakat umum dapat mengunjungi laman web: www.wisatapotrekoning.com

Laman website tersebut berisi informasi tentang layanan wisata, kontak pembelian suvenir dan oleh-oleh, serta video wisata untuk menarik khalayak luas akan keberadaan wisata alam Potre Koning sehingga tertarik mengunjungi dan mampir. Para wisatawam maupun treveller dapat menjadikan wisata alam Potre Koning sebagai rest area dalam perjalanan mereka melintasi jalan raya di depan wisata alam ini untuk melepas penak, rehat, menikmati pemandangan perbukitan nan cantik, beribadah, ke kamar kecil, makan minum, membeli souvenir dan oleh-oleh, sampai energizing lagi untuk melanjutkan perjalanan.


 

Mitra kegiatan pengabdian kepada masyarakat ini adalah masyarakat Desa Sumbercanting. Program Pengabdian Desa Binaan ini bertema “Peningkatan Skill Enterpreneurship Berbahan Baku Lokal dalam Mendukung Wisata Alam Potre Koning di Desa Sumbercanting, Kecamatan Wringin, Bondowoso”. Potre Koning adalah sebuah destinasi wisata yang dikembangkan masyarakat desa bersama mahasiswa KKN dan pengabdian dosen UNEJ. Pendampingan pada program pengabdian kali ini dilakukan terhadap masyarakat desa yang memiliki potensi usaha kreatif yang dapat mendukung Kelompok Sadar Wisata (Pokdarwis) Laskar Arak-arak sebagai operator Wisata Alam Potre Koning dalam mengembangkan layanan wisata mereka terutama terkait informasi, suvenir dan oleh-oleh.

Melihat belum adanya cenderamata dan kuliner yang ikonik di wisata alam tersebut, tiga orang dosen UNEJ dari Prodi Sastra Indonesia FIB dan satu rekan dari Fisipol menggagas solusi yang ditawarkan melalui pelatihan atau workshop pembuatan cenderamata ikonik dan pemanfaatan kuliner lokal untuk dapat disajikan di lokasi wisata. Target yang ingin dicapai adalah kelompok masyarakat usaha mikro di desa dapat memproduksi produk gantungan kunci, kerajinan tangan, dan seni kriya yang dapat dijajakan di lokasi wisata, sehingga hal ini mendukung program wisata alam yang berbasis masyarakat (community based ecotourism).

Pandemi telah menghentikan operasional Wisata Alam Potre Koning. Adanya kebijakan pemberlakuan Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) dan dilanjutkan PPKM (Pembatasan Pelaksanaan Kegiatan Masyarakat) membuat Wisata Alam Potre Koning menutup usahanya dari kunjungan wisatawan. Otomatis keaadaan ini membuat Pokdarwis Laskar Arak-arak tidak memiliki penghasilan sehingga tidak dapat memberi insentif pada anggotanya yang selama ini aktif mengelola wisata tersebut. Objek wisata menjadi terbengkalai, tanpa ada yang merawat. Sementara letaknya yang ada di pinggir jalan raya dan jauh dari perkampungan pengelola membuat orang-orang yang tidak bertanggung jawab merusak dan melakukan perbuatan vandalis terhadap fasilitas di objek wisata, seperti genteng-genteng yang bolong, besi sangkar burung selfi yang dibengkokkan, papan-papan yang dirusakkan, dan lain-lain. Untung saja beberapa sarana selfi yang dibangun, diamankan terlebih dahulu oleh pihak Pokdarwis.

Melihat kerusakan yang terjadi di objek wisata dan belum bisanya objek wisata alam Potre Koning dibuka kembali untuk pengunjung atau wisatawan, para pengabdi berinisiatif untuk mengikutsertakan pelaku usaha lokal dalam pelatihan Membangun Bisnis di Era Digital Kreatiful untuk UMKM yang diselenggarakan Kreatiful Mentoring Series. Pelatihan-pelatihan terhadap sumberdaya manusia warga Desa Sumbercanting tersebut berisi tentang metode dan cara pembuatan cenderamata atau suvenir, kuliner, pengemasan dan labelisasi yang menarik serta digital marketing.

Program pelatihan tersebut merupakan bentuk pengabdian untuk membantu pelaku UMKM sehingga memiliki pondasi yang kuat untuk mengembangkan usaha. Pelatihan berlangsung dalam empat pertemuan. Pertemuan pertama hari Minggu 24 Oktober 2021 dengan tema “Membangun Mindset Entrepreneur dan Fundamental of Branding. Minggu kedua tanggal 31 Oktober 2021 mengusung tema “Strategi penetapan HPP dan harga jual”. Minggu ketiga 7 November 2021 bertema “Strategi Pengelolaan UMKM yang efektif”. Minggu terakhir tanggal 14 November 2021 mengusung tema “Pentingnya Brand Positioning untuk Bisnis.”

Hasil akhir yang dituju dari pendampingan adalah peningkatan penghasilan keluarga pelaku usaha mikro. Selain itu, produk-produk yang mereka hasilkan dapat mendukung peningkatan daya tarik kunjungan di Wisata Alam Potre Koning.
Sebagai upaya branding wisata sebelum dibuka kembali, para pengabdi membangun pula website untuk memberikan informasi layanan wisata dan produk-produk UMKM desa terkait suvenir dan oleh-oleh dapat dibeli wisatawan ataupun pengunjung maupun masyarakat umum. Masyarakat umum dapat mengunjungi laman web: www.wisatapotrekoning.com

Laman website tersebut berisi informasi tentang layanan wisata, kontak pembelian suvenir dan oleh-oleh, serta video wisata untuk menarik khalayak luas akan keberadaan wisata alam Potre Koning sehingga tertarik mengunjungi dan mampir. Para wisatawam maupun treveller dapat menjadikan wisata alam Potre Koning sebagai rest area dalam perjalanan mereka melintasi jalan raya di depan wisata alam ini untuk melepas penak, rehat, menikmati pemandangan perbukitan nan cantik, beribadah, ke kamar kecil, makan minum, membeli souvenir dan oleh-oleh, sampai energizing lagi untuk melanjutkan perjalanan.


 

Mitra kegiatan pengabdian kepada masyarakat ini adalah masyarakat Desa Sumbercanting. Program Pengabdian Desa Binaan ini bertema “Peningkatan Skill Enterpreneurship Berbahan Baku Lokal dalam Mendukung Wisata Alam Potre Koning di Desa Sumbercanting, Kecamatan Wringin, Bondowoso”. Potre Koning adalah sebuah destinasi wisata yang dikembangkan masyarakat desa bersama mahasiswa KKN dan pengabdian dosen UNEJ. Pendampingan pada program pengabdian kali ini dilakukan terhadap masyarakat desa yang memiliki potensi usaha kreatif yang dapat mendukung Kelompok Sadar Wisata (Pokdarwis) Laskar Arak-arak sebagai operator Wisata Alam Potre Koning dalam mengembangkan layanan wisata mereka terutama terkait informasi, suvenir dan oleh-oleh.

Melihat belum adanya cenderamata dan kuliner yang ikonik di wisata alam tersebut, tiga orang dosen UNEJ dari Prodi Sastra Indonesia FIB dan satu rekan dari Fisipol menggagas solusi yang ditawarkan melalui pelatihan atau workshop pembuatan cenderamata ikonik dan pemanfaatan kuliner lokal untuk dapat disajikan di lokasi wisata. Target yang ingin dicapai adalah kelompok masyarakat usaha mikro di desa dapat memproduksi produk gantungan kunci, kerajinan tangan, dan seni kriya yang dapat dijajakan di lokasi wisata, sehingga hal ini mendukung program wisata alam yang berbasis masyarakat (community based ecotourism).

Pandemi telah menghentikan operasional Wisata Alam Potre Koning. Adanya kebijakan pemberlakuan Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) dan dilanjutkan PPKM (Pembatasan Pelaksanaan Kegiatan Masyarakat) membuat Wisata Alam Potre Koning menutup usahanya dari kunjungan wisatawan. Otomatis keaadaan ini membuat Pokdarwis Laskar Arak-arak tidak memiliki penghasilan sehingga tidak dapat memberi insentif pada anggotanya yang selama ini aktif mengelola wisata tersebut. Objek wisata menjadi terbengkalai, tanpa ada yang merawat. Sementara letaknya yang ada di pinggir jalan raya dan jauh dari perkampungan pengelola membuat orang-orang yang tidak bertanggung jawab merusak dan melakukan perbuatan vandalis terhadap fasilitas di objek wisata, seperti genteng-genteng yang bolong, besi sangkar burung selfi yang dibengkokkan, papan-papan yang dirusakkan, dan lain-lain. Untung saja beberapa sarana selfi yang dibangun, diamankan terlebih dahulu oleh pihak Pokdarwis.

Melihat kerusakan yang terjadi di objek wisata dan belum bisanya objek wisata alam Potre Koning dibuka kembali untuk pengunjung atau wisatawan, para pengabdi berinisiatif untuk mengikutsertakan pelaku usaha lokal dalam pelatihan Membangun Bisnis di Era Digital Kreatiful untuk UMKM yang diselenggarakan Kreatiful Mentoring Series. Pelatihan-pelatihan terhadap sumberdaya manusia warga Desa Sumbercanting tersebut berisi tentang metode dan cara pembuatan cenderamata atau suvenir, kuliner, pengemasan dan labelisasi yang menarik serta digital marketing.

Program pelatihan tersebut merupakan bentuk pengabdian untuk membantu pelaku UMKM sehingga memiliki pondasi yang kuat untuk mengembangkan usaha. Pelatihan berlangsung dalam empat pertemuan. Pertemuan pertama hari Minggu 24 Oktober 2021 dengan tema “Membangun Mindset Entrepreneur dan Fundamental of Branding. Minggu kedua tanggal 31 Oktober 2021 mengusung tema “Strategi penetapan HPP dan harga jual”. Minggu ketiga 7 November 2021 bertema “Strategi Pengelolaan UMKM yang efektif”. Minggu terakhir tanggal 14 November 2021 mengusung tema “Pentingnya Brand Positioning untuk Bisnis.”

Hasil akhir yang dituju dari pendampingan adalah peningkatan penghasilan keluarga pelaku usaha mikro. Selain itu, produk-produk yang mereka hasilkan dapat mendukung peningkatan daya tarik kunjungan di Wisata Alam Potre Koning.
Sebagai upaya branding wisata sebelum dibuka kembali, para pengabdi membangun pula website untuk memberikan informasi layanan wisata dan produk-produk UMKM desa terkait suvenir dan oleh-oleh dapat dibeli wisatawan ataupun pengunjung maupun masyarakat umum. Masyarakat umum dapat mengunjungi laman web: www.wisatapotrekoning.com

Laman website tersebut berisi informasi tentang layanan wisata, kontak pembelian suvenir dan oleh-oleh, serta video wisata untuk menarik khalayak luas akan keberadaan wisata alam Potre Koning sehingga tertarik mengunjungi dan mampir. Para wisatawam maupun treveller dapat menjadikan wisata alam Potre Koning sebagai rest area dalam perjalanan mereka melintasi jalan raya di depan wisata alam ini untuk melepas penak, rehat, menikmati pemandangan perbukitan nan cantik, beribadah, ke kamar kecil, makan minum, membeli souvenir dan oleh-oleh, sampai energizing lagi untuk melanjutkan perjalanan.

(Kontributor: Novianti Pratiwi, mahasiswa Sastra Indonesia).

Mitra kegiatan pengabdian kepada masyarakat ini adalah masyarakat Desa Sumbercanting. Program Pengabdian Desa Binaan ini bertema “Peningkatan Skill Enterpreneurship Berbahan Baku Lokal dalam Mendukung Wisata Alam Potre Koning di Desa Sumbercanting, Kecamatan Wringin, Bondowoso”. Potre Koning adalah sebuah destinasi wisata yang dikembangkan masyarakat desa bersama mahasiswa KKN dan pengabdian dosen UNEJ. Pendampingan pada program pengabdian kali ini dilakukan terhadap masyarakat desa yang memiliki potensi usaha kreatif yang dapat mendukung Kelompok Sadar Wisata (Pokdarwis) Laskar Arak-arak sebagai operator Wisata Alam Potre Koning dalam mengembangkan layanan wisata mereka terutama terkait informasi, suvenir dan oleh-oleh.

Melihat belum adanya cenderamata dan kuliner yang ikonik di wisata alam tersebut, tiga orang dosen UNEJ dari Prodi Sastra Indonesia FIB dan satu rekan dari Fisipol menggagas solusi yang ditawarkan melalui pelatihan atau workshop pembuatan cenderamata ikonik dan pemanfaatan kuliner lokal untuk dapat disajikan di lokasi wisata. Target yang ingin dicapai adalah kelompok masyarakat usaha mikro di desa dapat memproduksi produk gantungan kunci, kerajinan tangan, dan seni kriya yang dapat dijajakan di lokasi wisata, sehingga hal ini mendukung program wisata alam yang berbasis masyarakat (community based ecotourism).

Pandemi telah menghentikan operasional Wisata Alam Potre Koning. Adanya kebijakan pemberlakuan Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) dan dilanjutkan PPKM (Pembatasan Pelaksanaan Kegiatan Masyarakat) membuat Wisata Alam Potre Koning menutup usahanya dari kunjungan wisatawan. Otomatis keaadaan ini membuat Pokdarwis Laskar Arak-arak tidak memiliki penghasilan sehingga tidak dapat memberi insentif pada anggotanya yang selama ini aktif mengelola wisata tersebut. Objek wisata menjadi terbengkalai, tanpa ada yang merawat. Sementara letaknya yang ada di pinggir jalan raya dan jauh dari perkampungan pengelola membuat orang-orang yang tidak bertanggung jawab merusak dan melakukan perbuatan vandalis terhadap fasilitas di objek wisata, seperti genteng-genteng yang bolong, besi sangkar burung selfi yang dibengkokkan, papan-papan yang dirusakkan, dan lain-lain. Untung saja beberapa sarana selfi yang dibangun, diamankan terlebih dahulu oleh pihak Pokdarwis.

Melihat kerusakan yang terjadi di objek wisata dan belum bisanya objek wisata alam Potre Koning dibuka kembali untuk pengunjung atau wisatawan, para pengabdi berinisiatif untuk mengikutsertakan pelaku usaha lokal dalam pelatihan Membangun Bisnis di Era Digital Kreatiful untuk UMKM yang diselenggarakan Kreatiful Mentoring Series. Pelatihan-pelatihan terhadap sumberdaya manusia warga Desa Sumbercanting tersebut berisi tentang metode dan cara pembuatan cenderamata atau suvenir, kuliner, pengemasan dan labelisasi yang menarik serta digital marketing.

Program pelatihan tersebut merupakan bentuk pengabdian untuk membantu pelaku UMKM sehingga memiliki pondasi yang kuat untuk mengembangkan usaha. Pelatihan berlangsung dalam empat pertemuan. Pertemuan pertama hari Minggu 24 Oktober 2021 dengan tema “Membangun Mindset Entrepreneur dan Fundamental of Branding. Minggu kedua tanggal 31 Oktober 2021 mengusung tema “Strategi penetapan HPP dan harga jual”. Minggu ketiga 7 November 2021 bertema “Strategi Pengelolaan UMKM yang efektif”. Minggu terakhir tanggal 14 November 2021 mengusung tema “Pentingnya Brand Positioning untuk Bisnis.”

Hasil akhir yang dituju dari pendampingan adalah peningkatan penghasilan keluarga pelaku usaha mikro. Selain itu, produk-produk yang mereka hasilkan dapat mendukung peningkatan daya tarik kunjungan di Wisata Alam Potre Koning.
Sebagai upaya branding wisata sebelum dibuka kembali, para pengabdi membangun pula website untuk memberikan informasi layanan wisata dan produk-produk UMKM desa terkait suvenir dan oleh-oleh dapat dibeli wisatawan ataupun pengunjung maupun masyarakat umum. Masyarakat umum dapat mengunjungi laman web: www.wisatapotrekoning.com

Laman website tersebut berisi informasi tentang layanan wisata, kontak pembelian suvenir dan oleh-oleh, serta video wisata untuk menarik khalayak luas akan keberadaan wisata alam Potre Koning sehingga tertarik mengunjungi dan mampir. Para wisatawam maupun treveller dapat menjadikan wisata alam Potre Koning sebagai rest area dalam perjalanan mereka melintasi jalan raya di depan wisata alam ini untuk melepas penak, rehat, menikmati pemandangan perbukitan nan cantik, beribadah, ke kamar kecil, makan minum, membeli souvenir dan oleh-oleh, sampai energizing lagi untuk melanjutkan perjalanan.


Mitra kegiatan pengabdian kepada masyarakat ini adalah masyarakat Desa Sumbercanting. Program Pengabdian Desa Binaan ini bertema “Peningkatan Skill Enterpreneurship Berbahan Baku Lokal dalam Mendukung Wisata Alam Potre Koning di Desa Sumbercanting, Kecamatan Wringin, Bondowoso”. Potre Koning adalah sebuah destinasi wisata yang dikembangkan masyarakat desa bersama mahasiswa KKN dan pengabdian dosen UNEJ. Pendampingan pada program pengabdian kali ini dilakukan terhadap masyarakat desa yang memiliki potensi usaha kreatif yang dapat mendukung Kelompok Sadar Wisata (Pokdarwis) Laskar Arak-arak sebagai operator Wisata Alam Potre Koning dalam mengembangkan layanan wisata mereka terutama terkait informasi, suvenir dan oleh-oleh.

Melihat belum adanya cenderamata dan kuliner yang ikonik di wisata alam tersebut, tiga orang dosen UNEJ dari Prodi Sastra Indonesia FIB dan satu rekan dari Fisipol menggagas solusi yang ditawarkan melalui pelatihan atau workshop pembuatan cenderamata ikonik dan pemanfaatan kuliner lokal untuk dapat disajikan di lokasi wisata. Target yang ingin dicapai adalah kelompok masyarakat usaha mikro di desa dapat memproduksi produk gantungan kunci, kerajinan tangan, dan seni kriya yang dapat dijajakan di lokasi wisata, sehingga hal ini mendukung program wisata alam yang berbasis masyarakat (community based ecotourism).

Pandemi telah menghentikan operasional Wisata Alam Potre Koning. Adanya kebijakan pemberlakuan Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) dan dilanjutkan PPKM (Pembatasan Pelaksanaan Kegiatan Masyarakat) membuat Wisata Alam Potre Koning menutup usahanya dari kunjungan wisatawan. Otomatis keaadaan ini membuat Pokdarwis Laskar Arak-arak tidak memiliki penghasilan sehingga tidak dapat memberi insentif pada anggotanya yang selama ini aktif mengelola wisata tersebut. Objek wisata menjadi terbengkalai, tanpa ada yang merawat. Sementara letaknya yang ada di pinggir jalan raya dan jauh dari perkampungan pengelola membuat orang-orang yang tidak bertanggung jawab merusak dan melakukan perbuatan vandalis terhadap fasilitas di objek wisata, seperti genteng-genteng yang bolong, besi sangkar burung selfi yang dibengkokkan, papan-papan yang dirusakkan, dan lain-lain. Untung saja beberapa sarana selfi yang dibangun, diamankan terlebih dahulu oleh pihak Pokdarwis.

Melihat kerusakan yang terjadi di objek wisata dan belum bisanya objek wisata alam Potre Koning dibuka kembali untuk pengunjung atau wisatawan, para pengabdi berinisiatif untuk mengikutsertakan pelaku usaha lokal dalam pelatihan Membangun Bisnis di Era Digital Kreatiful untuk UMKM yang diselenggarakan Kreatiful Mentoring Series. Pelatihan-pelatihan terhadap sumberdaya manusia warga Desa Sumbercanting tersebut berisi tentang metode dan cara pembuatan cenderamata atau suvenir, kuliner, pengemasan dan labelisasi yang menarik serta digital marketing.

Program pelatihan tersebut merupakan bentuk pengabdian untuk membantu pelaku UMKM sehingga memiliki pondasi yang kuat untuk mengembangkan usaha. Pelatihan berlangsung dalam empat pertemuan. Pertemuan pertama hari Minggu 24 Oktober 2021 dengan tema “Membangun Mindset Entrepreneur dan Fundamental of Branding. Minggu kedua tanggal 31 Oktober 2021 mengusung tema “Strategi penetapan HPP dan harga jual”. Minggu ketiga 7 November 2021 bertema “Strategi Pengelolaan UMKM yang efektif”. Minggu terakhir tanggal 14 November 2021 mengusung tema “Pentingnya Brand Positioning untuk Bisnis.”

Hasil akhir yang dituju dari pendampingan adalah peningkatan penghasilan keluarga pelaku usaha mikro. Selain itu, produk-produk yang mereka hasilkan dapat mendukung peningkatan daya tarik kunjungan di Wisata Alam Potre Koning.
Sebagai upaya branding wisata sebelum dibuka kembali, para pengabdi membangun pula website untuk memberikan informasi layanan wisata dan produk-produk UMKM desa terkait suvenir dan oleh-oleh dapat dibeli wisatawan ataupun pengunjung maupun masyarakat umum. Masyarakat umum dapat mengunjungi laman web: www.wisatapotrekoning.com

Laman website tersebut berisi informasi tentang layanan wisata, kontak pembelian suvenir dan oleh-oleh, serta video wisata untuk menarik khalayak luas akan keberadaan wisata alam Potre Koning sehingga tertarik mengunjungi dan mampir. Para wisatawam maupun treveller dapat menjadikan wisata alam Potre Koning sebagai rest area dalam perjalanan mereka melintasi jalan raya di depan wisata alam ini untuk melepas penak, rehat, menikmati pemandangan perbukitan nan cantik, beribadah, ke kamar kecil, makan minum, membeli souvenir dan oleh-oleh, sampai energizing lagi untuk melanjutkan perjalanan.


Mitra kegiatan pengabdian kepada masyarakat ini adalah masyarakat Desa Sumbercanting. Program Pengabdian Desa Binaan ini bertema “Peningkatan Skill Enterpreneurship Berbahan Baku Lokal dalam Mendukung Wisata Alam Potre Koning di Desa Sumbercanting, Kecamatan Wringin, Bondowoso”. Potre Koning adalah sebuah destinasi wisata yang dikembangkan masyarakat desa bersama mahasiswa KKN dan pengabdian dosen UNEJ. Pendampingan pada program pengabdian kali ini dilakukan terhadap masyarakat desa yang memiliki potensi usaha kreatif yang dapat mendukung Kelompok Sadar Wisata (Pokdarwis) Laskar Arak-arak sebagai operator Wisata Alam Potre Koning dalam mengembangkan layanan wisata mereka terutama terkait informasi, suvenir dan oleh-oleh.

Melihat belum adanya cenderamata dan kuliner yang ikonik di wisata alam tersebut, tiga orang dosen UNEJ dari Prodi Sastra Indonesia FIB dan satu rekan dari Fisipol menggagas solusi yang ditawarkan melalui pelatihan atau workshop pembuatan cenderamata ikonik dan pemanfaatan kuliner lokal untuk dapat disajikan di lokasi wisata. Target yang ingin dicapai adalah kelompok masyarakat usaha mikro di desa dapat memproduksi produk gantungan kunci, kerajinan tangan, dan seni kriya yang dapat dijajakan di lokasi wisata, sehingga hal ini mendukung program wisata alam yang berbasis masyarakat (community based ecotourism).

Pandemi telah menghentikan operasional Wisata Alam Potre Koning. Adanya kebijakan pemberlakuan Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) dan dilanjutkan PPKM (Pembatasan Pelaksanaan Kegiatan Masyarakat) membuat Wisata Alam Potre Koning menutup usahanya dari kunjungan wisatawan. Otomatis keaadaan ini membuat Pokdarwis Laskar Arak-arak tidak memiliki penghasilan sehingga tidak dapat memberi insentif pada anggotanya yang selama ini aktif mengelola wisata tersebut. Objek wisata menjadi terbengkalai, tanpa ada yang merawat. Sementara letaknya yang ada di pinggir jalan raya dan jauh dari perkampungan pengelola membuat orang-orang yang tidak bertanggung jawab merusak dan melakukan perbuatan vandalis terhadap fasilitas di objek wisata, seperti genteng-genteng yang bolong, besi sangkar burung selfi yang dibengkokkan, papan-papan yang dirusakkan, dan lain-lain. Untung saja beberapa sarana selfi yang dibangun, diamankan terlebih dahulu oleh pihak Pokdarwis.

Melihat kerusakan yang terjadi di objek wisata dan belum bisanya objek wisata alam Potre Koning dibuka kembali untuk pengunjung atau wisatawan, para pengabdi berinisiatif untuk mengikutsertakan pelaku usaha lokal dalam pelatihan Membangun Bisnis di Era Digital Kreatiful untuk UMKM yang diselenggarakan Kreatiful Mentoring Series. Pelatihan-pelatihan terhadap sumberdaya manusia warga Desa Sumbercanting tersebut berisi tentang metode dan cara pembuatan cenderamata atau suvenir, kuliner, pengemasan dan labelisasi yang menarik serta digital marketing.

Program pelatihan tersebut merupakan bentuk pengabdian untuk membantu pelaku UMKM sehingga memiliki pondasi yang kuat untuk mengembangkan usaha. Pelatihan berlangsung dalam empat pertemuan. Pertemuan pertama hari Minggu 24 Oktober 2021 dengan tema “Membangun Mindset Entrepreneur dan Fundamental of Branding. Minggu kedua tanggal 31 Oktober 2021 mengusung tema “Strategi penetapan HPP dan harga jual”. Minggu ketiga 7 November 2021 bertema “Strategi Pengelolaan UMKM yang efektif”. Minggu terakhir tanggal 14 November 2021 mengusung tema “Pentingnya Brand Positioning untuk Bisnis.”

Hasil akhir yang dituju dari pendampingan adalah peningkatan penghasilan keluarga pelaku usaha mikro. Selain itu, produk-produk yang mereka hasilkan dapat mendukung peningkatan daya tarik kunjungan di Wisata Alam Potre Koning.
Sebagai upaya branding wisata sebelum dibuka kembali, para pengabdi membangun pula website untuk memberikan informasi layanan wisata dan produk-produk UMKM desa terkait suvenir dan oleh-oleh dapat dibeli wisatawan ataupun pengunjung maupun masyarakat umum. Masyarakat umum dapat mengunjungi laman web: www.wisatapotrekoning.com

Laman website tersebut berisi informasi tentang layanan wisata, kontak pembelian suvenir dan oleh-oleh, serta video wisata untuk menarik khalayak luas akan keberadaan wisata alam Potre Koning sehingga tertarik mengunjungi dan mampir. Para wisatawam maupun treveller dapat menjadikan wisata alam Potre Koning sebagai rest area dalam perjalanan mereka melintasi jalan raya di depan wisata alam ini untuk melepas penak, rehat, menikmati pemandangan perbukitan nan cantik, beribadah, ke kamar kecil, makan minum, membeli souvenir dan oleh-oleh, sampai energizing lagi untuk melanjutkan perjalanan.


 

Mitra kegiatan pengabdian kepada masyarakat ini adalah masyarakat Desa Sumbercanting. Program Pengabdian Desa Binaan ini bertema “Peningkatan Skill Enterpreneurship Berbahan Baku Lokal dalam Mendukung Wisata Alam Potre Koning di Desa Sumbercanting, Kecamatan Wringin, Bondowoso”. Potre Koning adalah sebuah destinasi wisata yang dikembangkan masyarakat desa bersama mahasiswa KKN dan pengabdian dosen UNEJ. Pendampingan pada program pengabdian kali ini dilakukan terhadap masyarakat desa yang memiliki potensi usaha kreatif yang dapat mendukung Kelompok Sadar Wisata (Pokdarwis) Laskar Arak-arak sebagai operator Wisata Alam Potre Koning dalam mengembangkan layanan wisata mereka terutama terkait informasi, suvenir dan oleh-oleh.

Melihat belum adanya cenderamata dan kuliner yang ikonik di wisata alam tersebut, tiga orang dosen UNEJ dari Prodi Sastra Indonesia FIB dan satu rekan dari Fisipol menggagas solusi yang ditawarkan melalui pelatihan atau workshop pembuatan cenderamata ikonik dan pemanfaatan kuliner lokal untuk dapat disajikan di lokasi wisata. Target yang ingin dicapai adalah kelompok masyarakat usaha mikro di desa dapat memproduksi produk gantungan kunci, kerajinan tangan, dan seni kriya yang dapat dijajakan di lokasi wisata, sehingga hal ini mendukung program wisata alam yang berbasis masyarakat (community based ecotourism).

Pandemi telah menghentikan operasional Wisata Alam Potre Koning. Adanya kebijakan pemberlakuan Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) dan dilanjutkan PPKM (Pembatasan Pelaksanaan Kegiatan Masyarakat) membuat Wisata Alam Potre Koning menutup usahanya dari kunjungan wisatawan. Otomatis keaadaan ini membuat Pokdarwis Laskar Arak-arak tidak memiliki penghasilan sehingga tidak dapat memberi insentif pada anggotanya yang selama ini aktif mengelola wisata tersebut. Objek wisata menjadi terbengkalai, tanpa ada yang merawat. Sementara letaknya yang ada di pinggir jalan raya dan jauh dari perkampungan pengelola membuat orang-orang yang tidak bertanggung jawab merusak dan melakukan perbuatan vandalis terhadap fasilitas di objek wisata, seperti genteng-genteng yang bolong, besi sangkar burung selfi yang dibengkokkan, papan-papan yang dirusakkan, dan lain-lain. Untung saja beberapa sarana selfi yang dibangun, diamankan terlebih dahulu oleh pihak Pokdarwis.

Melihat kerusakan yang terjadi di objek wisata dan belum bisanya objek wisata alam Potre Koning dibuka kembali untuk pengunjung atau wisatawan, para pengabdi berinisiatif untuk mengikutsertakan pelaku usaha lokal dalam pelatihan Membangun Bisnis di Era Digital Kreatiful untuk UMKM yang diselenggarakan Kreatiful Mentoring Series. Pelatihan-pelatihan terhadap sumberdaya manusia warga Desa Sumbercanting tersebut berisi tentang metode dan cara pembuatan cenderamata atau suvenir, kuliner, pengemasan dan labelisasi yang menarik serta digital marketing.

Program pelatihan tersebut merupakan bentuk pengabdian untuk membantu pelaku UMKM sehingga memiliki pondasi yang kuat untuk mengembangkan usaha. Pelatihan berlangsung dalam empat pertemuan. Pertemuan pertama hari Minggu 24 Oktober 2021 dengan tema “Membangun Mindset Entrepreneur dan Fundamental of Branding. Minggu kedua tanggal 31 Oktober 2021 mengusung tema “Strategi penetapan HPP dan harga jual”. Minggu ketiga 7 November 2021 bertema “Strategi Pengelolaan UMKM yang efektif”. Minggu terakhir tanggal 14 November 2021 mengusung tema “Pentingnya Brand Positioning untuk Bisnis.”

Hasil akhir yang dituju dari pendampingan adalah peningkatan penghasilan keluarga pelaku usaha mikro. Selain itu, produk-produk yang mereka hasilkan dapat mendukung peningkatan daya tarik kunjungan di Wisata Alam Potre Koning.
Sebagai upaya branding wisata sebelum dibuka kembali, para pengabdi membangun pula website untuk memberikan informasi layanan wisata dan produk-produk UMKM desa terkait suvenir dan oleh-oleh dapat dibeli wisatawan ataupun pengunjung maupun masyarakat umum. Masyarakat umum dapat mengunjungi laman web: www.wisatapotrekoning.com

Laman website tersebut berisi informasi tentang layanan wisata, kontak pembelian suvenir dan oleh-oleh, serta video wisata untuk menarik khalayak luas akan keberadaan wisata alam Potre Koning sehingga tertarik mengunjungi dan mampir. Para wisatawam maupun treveller dapat menjadikan wisata alam Potre Koning sebagai rest area dalam perjalanan mereka melintasi jalan raya di depan wisata alam ini untuk melepas penak, rehat, menikmati pemandangan perbukitan nan cantik, beribadah, ke kamar kecil, makan minum, membeli souvenir dan oleh-oleh, sampai energizing lagi untuk melanjutkan perjalanan.


Mitra kegiatan pengabdian kepada masyarakat ini adalah masyarakat Desa Sumbercanting. Program Pengabdian Desa Binaan ini bertema “Peningkatan Skill Enterpreneurship Berbahan Baku Lokal dalam Mendukung Wisata Alam Potre Koning di Desa Sumbercanting, Kecamatan Wringin, Bondowoso”. Potre Koning adalah sebuah destinasi wisata yang dikembangkan masyarakat desa bersama mahasiswa KKN dan pengabdian dosen UNEJ. Pendampingan pada program pengabdian kali ini dilakukan terhadap masyarakat desa yang memiliki potensi usaha kreatif yang dapat mendukung Kelompok Sadar Wisata (Pokdarwis) Laskar Arak-arak sebagai operator Wisata Alam Potre Koning dalam mengembangkan layanan wisata mereka terutama terkait informasi, suvenir dan oleh-oleh.

Melihat belum adanya cenderamata dan kuliner yang ikonik di wisata alam tersebut, tiga orang dosen UNEJ dari Prodi Sastra Indonesia FIB dan satu rekan dari Fisipol menggagas solusi yang ditawarkan melalui pelatihan atau workshop pembuatan cenderamata ikonik dan pemanfaatan kuliner lokal untuk dapat disajikan di lokasi wisata. Target yang ingin dicapai adalah kelompok masyarakat usaha mikro di desa dapat memproduksi produk gantungan kunci, kerajinan tangan, dan seni kriya yang dapat dijajakan di lokasi wisata, sehingga hal ini mendukung program wisata alam yang berbasis masyarakat (community based ecotourism).

Pandemi telah menghentikan operasional Wisata Alam Potre Koning. Adanya kebijakan pemberlakuan Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) dan dilanjutkan PPKM (Pembatasan Pelaksanaan Kegiatan Masyarakat) membuat Wisata Alam Potre Koning menutup usahanya dari kunjungan wisatawan. Otomatis keaadaan ini membuat Pokdarwis Laskar Arak-arak tidak memiliki penghasilan sehingga tidak dapat memberi insentif pada anggotanya yang selama ini aktif mengelola wisata tersebut. Objek wisata menjadi terbengkalai, tanpa ada yang merawat. Sementara letaknya yang ada di pinggir jalan raya dan jauh dari perkampungan pengelola membuat orang-orang yang tidak bertanggung jawab merusak dan melakukan perbuatan vandalis terhadap fasilitas di objek wisata, seperti genteng-genteng yang bolong, besi sangkar burung selfi yang dibengkokkan, papan-papan yang dirusakkan, dan lain-lain. Untung saja beberapa sarana selfi yang dibangun, diamankan terlebih dahulu oleh pihak Pokdarwis.

Melihat kerusakan yang terjadi di objek wisata dan belum bisanya objek wisata alam Potre Koning dibuka kembali untuk pengunjung atau wisatawan, para pengabdi berinisiatif untuk mengikutsertakan pelaku usaha lokal dalam pelatihan Membangun Bisnis di Era Digital Kreatiful untuk UMKM yang diselenggarakan Kreatiful Mentoring Series. Pelatihan-pelatihan terhadap sumberdaya manusia warga Desa Sumbercanting tersebut berisi tentang metode dan cara pembuatan cenderamata atau suvenir, kuliner, pengemasan dan labelisasi yang menarik serta digital marketing.

Program pelatihan tersebut merupakan bentuk pengabdian untuk membantu pelaku UMKM sehingga memiliki pondasi yang kuat untuk mengembangkan usaha. Pelatihan berlangsung dalam empat pertemuan. Pertemuan pertama hari Minggu 24 Oktober 2021 dengan tema “Membangun Mindset Entrepreneur dan Fundamental of Branding. Minggu kedua tanggal 31 Oktober 2021 mengusung tema “Strategi penetapan HPP dan harga jual”. Minggu ketiga 7 November 2021 bertema “Strategi Pengelolaan UMKM yang efektif”. Minggu terakhir tanggal 14 November 2021 mengusung tema “Pentingnya Brand Positioning untuk Bisnis.”

Hasil akhir yang dituju dari pendampingan adalah peningkatan penghasilan keluarga pelaku usaha mikro. Selain itu, produk-produk yang mereka hasilkan dapat mendukung peningkatan daya tarik kunjungan di Wisata Alam Potre Koning.
Sebagai upaya branding wisata sebelum dibuka kembali, para pengabdi membangun pula website untuk memberikan informasi layanan wisata dan produk-produk UMKM desa terkait suvenir dan oleh-oleh dapat dibeli wisatawan ataupun pengunjung maupun masyarakat umum. Masyarakat umum dapat mengunjungi laman web: www.wisatapotrekoning.com

Laman website tersebut berisi informasi tentang layanan wisata, kontak pembelian suvenir dan oleh-oleh, serta video wisata untuk menarik khalayak luas akan keberadaan wisata alam Potre Koning sehingga tertarik mengunjungi dan mampir. Para wisatawam maupun treveller dapat menjadikan wisata alam Potre Koning sebagai rest area dalam perjalanan mereka melintasi jalan raya di depan wisata alam ini untuk melepas penak, rehat, menikmati pemandangan perbukitan nan cantik, beribadah, ke kamar kecil, makan minum, membeli souvenir dan oleh-oleh, sampai energizing lagi untuk melanjutkan perjalanan.


Mitra kegiatan pengabdian kepada masyarakat ini adalah masyarakat Desa Sumbercanting. Program Pengabdian Desa Binaan ini bertema “Peningkatan Skill Enterpreneurship Berbahan Baku Lokal dalam Mendukung Wisata Alam Potre Koning di Desa Sumbercanting, Kecamatan Wringin, Bondowoso”. Potre Koning adalah sebuah destinasi wisata yang dikembangkan masyarakat desa bersama mahasiswa KKN dan pengabdian dosen UNEJ. Pendampingan pada program pengabdian kali ini dilakukan terhadap masyarakat desa yang memiliki potensi usaha kreatif yang dapat mendukung Kelompok Sadar Wisata (Pokdarwis) Laskar Arak-arak sebagai operator Wisata Alam Potre Koning dalam mengembangkan layanan wisata mereka terutama terkait informasi, suvenir dan oleh-oleh.

Melihat belum adanya cenderamata dan kuliner yang ikonik di wisata alam tersebut, tiga orang dosen UNEJ dari Prodi Sastra Indonesia FIB dan satu rekan dari Fisipol menggagas solusi yang ditawarkan melalui pelatihan atau workshop pembuatan cenderamata ikonik dan pemanfaatan kuliner lokal untuk dapat disajikan di lokasi wisata. Target yang ingin dicapai adalah kelompok masyarakat usaha mikro di desa dapat memproduksi produk gantungan kunci, kerajinan tangan, dan seni kriya yang dapat dijajakan di lokasi wisata, sehingga hal ini mendukung program wisata alam yang berbasis masyarakat (community based ecotourism).

Pandemi telah menghentikan operasional Wisata Alam Potre Koning. Adanya kebijakan pemberlakuan Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) dan dilanjutkan PPKM (Pembatasan Pelaksanaan Kegiatan Masyarakat) membuat Wisata Alam Potre Koning menutup usahanya dari kunjungan wisatawan. Otomatis keaadaan ini membuat Pokdarwis Laskar Arak-arak tidak memiliki penghasilan sehingga tidak dapat memberi insentif pada anggotanya yang selama ini aktif mengelola wisata tersebut. Objek wisata menjadi terbengkalai, tanpa ada yang merawat. Sementara letaknya yang ada di pinggir jalan raya dan jauh dari perkampungan pengelola membuat orang-orang yang tidak bertanggung jawab merusak dan melakukan perbuatan vandalis terhadap fasilitas di objek wisata, seperti genteng-genteng yang bolong, besi sangkar burung selfi yang dibengkokkan, papan-papan yang dirusakkan, dan lain-lain. Untung saja beberapa sarana selfi yang dibangun, diamankan terlebih dahulu oleh pihak Pokdarwis.

Melihat kerusakan yang terjadi di objek wisata dan belum bisanya objek wisata alam Potre Koning dibuka kembali untuk pengunjung atau wisatawan, para pengabdi berinisiatif untuk mengikutsertakan pelaku usaha lokal dalam pelatihan Membangun Bisnis di Era Digital Kreatiful untuk UMKM yang diselenggarakan Kreatiful Mentoring Series. Pelatihan-pelatihan terhadap sumberdaya manusia warga Desa Sumbercanting tersebut berisi tentang metode dan cara pembuatan cenderamata atau suvenir, kuliner, pengemasan dan labelisasi yang menarik serta digital marketing.

Program pelatihan tersebut merupakan bentuk pengabdian untuk membantu pelaku UMKM sehingga memiliki pondasi yang kuat untuk mengembangkan usaha. Pelatihan berlangsung dalam empat pertemuan. Pertemuan pertama hari Minggu 24 Oktober 2021 dengan tema “Membangun Mindset Entrepreneur dan Fundamental of Branding. Minggu kedua tanggal 31 Oktober 2021 mengusung tema “Strategi penetapan HPP dan harga jual”. Minggu ketiga 7 November 2021 bertema “Strategi Pengelolaan UMKM yang efektif”. Minggu terakhir tanggal 14 November 2021 mengusung tema “Pentingnya Brand Positioning untuk Bisnis.”

Hasil akhir yang dituju dari pendampingan adalah peningkatan penghasilan keluarga pelaku usaha mikro. Selain itu, produk-produk yang mereka hasilkan dapat mendukung peningkatan daya tarik kunjungan di Wisata Alam Potre Koning.
Sebagai upaya branding wisata sebelum dibuka kembali, para pengabdi membangun pula website untuk memberikan informasi layanan wisata dan produk-produk UMKM desa terkait suvenir dan oleh-oleh dapat dibeli wisatawan ataupun pengunjung maupun masyarakat umum. Masyarakat umum dapat mengunjungi laman web: www.wisatapotrekoning.com

Laman website tersebut berisi informasi tentang layanan wisata, kontak pembelian suvenir dan oleh-oleh, serta video wisata untuk menarik khalayak luas akan keberadaan wisata alam Potre Koning sehingga tertarik mengunjungi dan mampir. Para wisatawam maupun treveller dapat menjadikan wisata alam Potre Koning sebagai rest area dalam perjalanan mereka melintasi jalan raya di depan wisata alam ini untuk melepas penak, rehat, menikmati pemandangan perbukitan nan cantik, beribadah, ke kamar kecil, makan minum, membeli souvenir dan oleh-oleh, sampai energizing lagi untuk melanjutkan perjalanan.


Mitra kegiatan pengabdian kepada masyarakat ini adalah masyarakat Desa Sumbercanting. Program Pengabdian Desa Binaan ini bertema “Peningkatan Skill Enterpreneurship Berbahan Baku Lokal dalam Mendukung Wisata Alam Potre Koning di Desa Sumbercanting, Kecamatan Wringin, Bondowoso”. Potre Koning adalah sebuah destinasi wisata yang dikembangkan masyarakat desa bersama mahasiswa KKN dan pengabdian dosen UNEJ. Pendampingan pada program pengabdian kali ini dilakukan terhadap masyarakat desa yang memiliki potensi usaha kreatif yang dapat mendukung Kelompok Sadar Wisata (Pokdarwis) Laskar Arak-arak sebagai operator Wisata Alam Potre Koning dalam mengembangkan layanan wisata mereka terutama terkait informasi, suvenir dan oleh-oleh.

Melihat belum adanya cenderamata dan kuliner yang ikonik di wisata alam tersebut, tiga orang dosen UNEJ dari Prodi Sastra Indonesia FIB dan satu rekan dari Fisipol menggagas solusi yang ditawarkan melalui pelatihan atau workshop pembuatan cenderamata ikonik dan pemanfaatan kuliner lokal untuk dapat disajikan di lokasi wisata. Target yang ingin dicapai adalah kelompok masyarakat usaha mikro di desa dapat memproduksi produk gantungan kunci, kerajinan tangan, dan seni kriya yang dapat dijajakan di lokasi wisata, sehingga hal ini mendukung program wisata alam yang berbasis masyarakat (community based ecotourism).

Pandemi telah menghentikan operasional Wisata Alam Potre Koning. Adanya kebijakan pemberlakuan Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) dan dilanjutkan PPKM (Pembatasan Pelaksanaan Kegiatan Masyarakat) membuat Wisata Alam Potre Koning menutup usahanya dari kunjungan wisatawan. Otomatis keaadaan ini membuat Pokdarwis Laskar Arak-arak tidak memiliki penghasilan sehingga tidak dapat memberi insentif pada anggotanya yang selama ini aktif mengelola wisata tersebut. Objek wisata menjadi terbengkalai, tanpa ada yang merawat. Sementara letaknya yang ada di pinggir jalan raya dan jauh dari perkampungan pengelola membuat orang-orang yang tidak bertanggung jawab merusak dan melakukan perbuatan vandalis terhadap fasilitas di objek wisata, seperti genteng-genteng yang bolong, besi sangkar burung selfi yang dibengkokkan, papan-papan yang dirusakkan, dan lain-lain. Untung saja beberapa sarana selfi yang dibangun, diamankan terlebih dahulu oleh pihak Pokdarwis.

Melihat kerusakan yang terjadi di objek wisata dan belum bisanya objek wisata alam Potre Koning dibuka kembali untuk pengunjung atau wisatawan, para pengabdi berinisiatif untuk mengikutsertakan pelaku usaha lokal dalam pelatihan Membangun Bisnis di Era Digital Kreatiful untuk UMKM yang diselenggarakan Kreatiful Mentoring Series. Pelatihan-pelatihan terhadap sumberdaya manusia warga Desa Sumbercanting tersebut berisi tentang metode dan cara pembuatan cenderamata atau suvenir, kuliner, pengemasan dan labelisasi yang menarik serta digital marketing.

Program pelatihan tersebut merupakan bentuk pengabdian untuk membantu pelaku UMKM sehingga memiliki pondasi yang kuat untuk mengembangkan usaha. Pelatihan berlangsung dalam empat pertemuan. Pertemuan pertama hari Minggu 24 Oktober 2021 dengan tema “Membangun Mindset Entrepreneur dan Fundamental of Branding. Minggu kedua tanggal 31 Oktober 2021 mengusung tema “Strategi penetapan HPP dan harga jual”. Minggu ketiga 7 November 2021 bertema “Strategi Pengelolaan UMKM yang efektif”. Minggu terakhir tanggal 14 November 2021 mengusung tema “Pentingnya Brand Positioning untuk Bisnis.”

Hasil akhir yang dituju dari pendampingan adalah peningkatan penghasilan keluarga pelaku usaha mikro. Selain itu, produk-produk yang mereka hasilkan dapat mendukung peningkatan daya tarik kunjungan di Wisata Alam Potre Koning.
Sebagai upaya branding wisata sebelum dibuka kembali, para pengabdi membangun pula website untuk memberikan informasi layanan wisata dan produk-produk UMKM desa terkait suvenir dan oleh-oleh dapat dibeli wisatawan ataupun pengunjung maupun masyarakat umum. Masyarakat umum dapat mengunjungi laman web: www.wisatapotrekoning.com

Laman website tersebut berisi informasi tentang layanan wisata, kontak pembelian suvenir dan oleh-oleh, serta video wisata untuk menarik khalayak luas akan keberadaan wisata alam Potre Koning sehingga tertarik mengunjungi dan mampir. Para wisatawam maupun treveller dapat menjadikan wisata alam Potre Koning sebagai rest area dalam perjalanan mereka melintasi jalan raya di depan wisata alam ini untuk melepas penak, rehat, menikmati pemandangan perbukitan nan cantik, beribadah, ke kamar kecil, makan minum, membeli souvenir dan oleh-oleh, sampai energizing lagi untuk melanjutkan perjalanan.


Mitra kegiatan pengabdian kepada masyarakat ini adalah masyarakat Desa Sumbercanting. Program Pengabdian Desa Binaan ini bertema “Peningkatan Skill Enterpreneurship Berbahan Baku Lokal dalam Mendukung Wisata Alam Potre Koning di Desa Sumbercanting, Kecamatan Wringin, Bondowoso”. Potre Koning adalah sebuah destinasi wisata yang dikembangkan masyarakat desa bersama mahasiswa KKN dan pengabdian dosen UNEJ. Pendampingan pada program pengabdian kali ini dilakukan terhadap masyarakat desa yang memiliki potensi usaha kreatif yang dapat mendukung Kelompok Sadar Wisata (Pokdarwis) Laskar Arak-arak sebagai operator Wisata Alam Potre Koning dalam mengembangkan layanan wisata mereka terutama terkait informasi, suvenir dan oleh-oleh.

Melihat belum adanya cenderamata dan kuliner yang ikonik di wisata alam tersebut, tiga orang dosen UNEJ dari Prodi Sastra Indonesia FIB dan satu rekan dari Fisipol menggagas solusi yang ditawarkan melalui pelatihan atau workshop pembuatan cenderamata ikonik dan pemanfaatan kuliner lokal untuk dapat disajikan di lokasi wisata. Target yang ingin dicapai adalah kelompok masyarakat usaha mikro di desa dapat memproduksi produk gantungan kunci, kerajinan tangan, dan seni kriya yang dapat dijajakan di lokasi wisata, sehingga hal ini mendukung program wisata alam yang berbasis masyarakat (community based ecotourism).

Pandemi telah menghentikan operasional Wisata Alam Potre Koning. Adanya kebijakan pemberlakuan Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) dan dilanjutkan PPKM (Pembatasan Pelaksanaan Kegiatan Masyarakat) membuat Wisata Alam Potre Koning menutup usahanya dari kunjungan wisatawan. Otomatis keaadaan ini membuat Pokdarwis Laskar Arak-arak tidak memiliki penghasilan sehingga tidak dapat memberi insentif pada anggotanya yang selama ini aktif mengelola wisata tersebut. Objek wisata menjadi terbengkalai, tanpa ada yang merawat. Sementara letaknya yang ada di pinggir jalan raya dan jauh dari perkampungan pengelola membuat orang-orang yang tidak bertanggung jawab merusak dan melakukan perbuatan vandalis terhadap fasilitas di objek wisata, seperti genteng-genteng yang bolong, besi sangkar burung selfi yang dibengkokkan, papan-papan yang dirusakkan, dan lain-lain. Untung saja beberapa sarana selfi yang dibangun, diamankan terlebih dahulu oleh pihak Pokdarwis.

Melihat kerusakan yang terjadi di objek wisata dan belum bisanya objek wisata alam Potre Koning dibuka kembali untuk pengunjung atau wisatawan, para pengabdi berinisiatif untuk mengikutsertakan pelaku usaha lokal dalam pelatihan Membangun Bisnis di Era Digital Kreatiful untuk UMKM yang diselenggarakan Kreatiful Mentoring Series. Pelatihan-pelatihan terhadap sumberdaya manusia warga Desa Sumbercanting tersebut berisi tentang metode dan cara pembuatan cenderamata atau suvenir, kuliner, pengemasan dan labelisasi yang menarik serta digital marketing.

Program pelatihan tersebut merupakan bentuk pengabdian untuk membantu pelaku UMKM sehingga memiliki pondasi yang kuat untuk mengembangkan usaha. Pelatihan berlangsung dalam empat pertemuan. Pertemuan pertama hari Minggu 24 Oktober 2021 dengan tema “Membangun Mindset Entrepreneur dan Fundamental of Branding. Minggu kedua tanggal 31 Oktober 2021 mengusung tema “Strategi penetapan HPP dan harga jual”. Minggu ketiga 7 November 2021 bertema “Strategi Pengelolaan UMKM yang efektif”. Minggu terakhir tanggal 14 November 2021 mengusung tema “Pentingnya Brand Positioning untuk Bisnis.”

Hasil akhir yang dituju dari pendampingan adalah peningkatan penghasilan keluarga pelaku usaha mikro. Selain itu, produk-produk yang mereka hasilkan dapat mendukung peningkatan daya tarik kunjungan di Wisata Alam Potre Koning.
Sebagai upaya branding wisata sebelum dibuka kembali, para pengabdi membangun pula website untuk memberikan informasi layanan wisata dan produk-produk UMKM desa terkait suvenir dan oleh-oleh dapat dibeli wisatawan ataupun pengunjung maupun masyarakat umum. Masyarakat umum dapat mengunjungi laman web: www.wisatapotrekoning.com

Laman website tersebut berisi informasi tentang layanan wisata, kontak pembelian suvenir dan oleh-oleh, serta video wisata untuk menarik khalayak luas akan keberadaan wisata alam Potre Koning sehingga tertarik mengunjungi dan mampir. Para wisatawam maupun treveller dapat menjadikan wisata alam Potre Koning sebagai rest area dalam perjalanan mereka melintasi jalan raya di depan wisata alam ini untuk melepas penak, rehat, menikmati pemandangan perbukitan nan cantik, beribadah, ke kamar kecil, makan minum, membeli souvenir dan oleh-oleh, sampai energizing lagi untuk melanjutkan perjalanan.

(Kontributor: Novianti Pratiwi, mahasiswa Sastra Indonesia).[:]

[:en]KPU Provinsi Jawa Timur Mengajak Mahasiswa Magang Prodi Sastra Indonesia FIB UNEJ dalam Acara Desa Peduli Pemilu dan Pemilihan [:]

[:en]KPU Provinsi Jawa Timur mengajak mahasiswa magang Prodi Sastra Indonesia, Fakultas Ilmu Budaya, Universitas Jember dalam acara Pembekalan Desa Peduli Pemilu dan Pemilihan (DP3) yang diselenggarakan di Kelurahan Semolowaru, Surabaya pada 13 Oktober 2021 lalu. Acara DP3 yang diselenggarakan ini merupakan acara kedua setelah pembekalan yang dilakukan di Desa Pringgodani, Kabupaten Sidoarjo.

Kegiatan Pembekalan DP3 ini dihadiri oleh Walikota Surabaya, Eri Cahyadi, Komisioner KPU RI, Arief Budiman, Kapolres Pelabuhan Tanjung Perak, Anton Elfrino Trisano, Forkopimda serta Lurah Semolowaru. Jumlah peserta kader yang hadir dalam pembekalan kader DP3 ini berjumlah 25 peserta.

Dua mahasiswa magang, Adi Suryo Nugroho dan Dea Amanda diberi tugas berupa mendokumentasikan acara dan melakukan live streaming di Youtube. Kedua tmahaiswa ini dapat menjalankan tugasnya dengan baik berkat ilmu yang pernah didapatkan dalam mata kuliah Pengantar Sinematografi dan Sinematografi 1. Tambahan pula para mahasiswa bisa lebih mendalami ilmunya tersebut dalam acara DP3 yang diselenggarakan di Surabaya dengan bimbingan dari staff Kassubag Teknis dan Humas (Tekmas) yakni Riski Ashari dan Alrisa Ayu.

Di samping kesibukkannya dalam menjalankan tugas, para mahasiswa belajar pula mengenai pentingnya pemilu, mengidentifikasi suatu berita itu hoax atau tidak, dan lain sebagainya. Di kesempatan lain mahasiswa magang juga diperkenalkan kesenian dan budaya khas Surabaya seperti Cak dan Ning dan tarian khas Surabaya, dan  kesenian musik angklung.

(Kontributor: Adi Suryo Nugroho, mahasiswa Sastra Indonesia)[:]

Mahasiswa Sastra Indonesia Magang di Radar Jember Menjadi Sosok di Balik Terciptanya Narasi Berita

[:en]

[:en]



Program Merdeka Belajar Kampus Merdeka (MBKM) merupakan program yang diselenggarakan oleh Menteri Pendidikan dan Kebudayaan dalam rangka menggali potensi mahasiswa secara profesional. Program ini menggandeng beberapa mitra, salah satunya adalah Jawa Pos Radar Jember yang berada di Jalan Jenderal Ahmad Yani No. 99, Kepatihan, Kaliwates, Kabupaten Jember. Radar Jember merupakan salah satu media cetak yang memberikan kesempatan bagi mahasiswa yang ingin menambah pengalaman di dunia kerja, khususnya dunia media massa, melalui program MBKM.

Pembagian jobdesk yang disediakan oleh Radar Jember di antaranya adalah reporter, copy editor, layouter, content creator, videographer, event organizer, marketing, dan host. Salah satu posisi yang berperan besar dalam penerbitan berita adalah reporter. Terdapat beberapa mahasiswa Sastra Indonesia FIB UNEJ mengisi posisi sebagai reporter, yaitu Celsya Martina Anjali, Kuntari Pangestika, Prita Puspita Sari, Riri Artiani, dan Sinta Nuria. Pekerjaan yang dilakukan dalam posisi ini adalah menyusun berita dengan cara mencari topik, narasumber, menyusun pertanyaan, melakukan wawancara, mengolah data hasil wawancara menjadi narasi berita maupun infografis melalui kuesioner yang dibagikan di media sosial.

Terdapat beragam alasan untuk memilih posisi reporter, salah satunya yang diuangkapkan Prita Puspita Sari. “Aku sebenernya pengen jadi reporter lisan, tapi dari pihak Radar Jember tidak menyediakan hal tersebut. Jadi, reporter ditugaskan merangkap menjadi wartawan sekaligus reporter tulis,” ujar Prita, Kamis (14/10).

Di masa pandemi ini, magang masih belum dapat sepenuhnya dilakukan secara luring. Work From Home atau WFH menjadi solusi agar program MBKM tetap berjalan. “Jadi, kita ke kantor setiap hari Selasa untuk melakukan evaluasi e-paper edisi minggu lalu,” pungkas Kuntari salah satu reporter, Kamis (14/10). Alhasil, reporter bekerja di mana saja, seperti di kafe, indekos, dan tempat lainnya.

Menjadi reporter dirasa cukup menantang karena diharuskan peka terhadap keadaan sekitar, karena berita muncul dari kepekaan diri terhadap lingkungan. Dengan menjadi reporter juga dapat memperoleh berbagai benefit, seperti menambah relasi baru, menambah pengalaman, dan dapat melatih skill membaca dan menulis. Namun demikian tugas sebagai repoter menuntut kerja keras dan effort lebih, misalnya harus wara-wiri mencari berita, menghadapi kesulitan dalam mencari topik berita, menyita banyak waktu, tenaga, bahkan biaya.

Begitulah pengalaman menjadi reporter yang dihadapi oleh mahasiswa magang Sastra Indonesia di Radar Jember. Meskipun begitu, mereka tetap semangat menjalani posisinya demi mendalami minat yang dimiliki.

(Kontributor: Nisrina Shany Yasinta, mahasiswa Sastra Indonesia)

[:de]

Program Merdeka Belajar Kampus Merdeka (MBKM) merupakan program yang diselenggarakan oleh Menteri Pendidikan dan Kebudayaan dalam rangka menggali potensi mahasiswa secara profesional. Program ini menggandeng beberapa mitra, salah satunya adalah Jawa Pos Radar Jember yang berada di Jalan Jenderal Ahmad Yani No. 99, Kepatihan, Kaliwates, Kabupaten Jember. Radar Jember merupakan salah satu media cetak yang memberikan kesempatan bagi mahasiswa yang ingin menambah pengalaman di dunia kerja, khususnya dunia media massa, melalui program MBKM.

Pembagian jobdesk yang disediakan oleh Radar Jember di antaranya adalah reporter, copy editor, layouter, content creator, videographer, event organizer, marketing, dan host. Salah satu posisi yang berperan besar dalam penerbitan berita adalah reporter. Terdapat beberapa mahasiswa Sastra Indonesia FIB UNEJ mengisi posisi sebagai reporter, yaitu Celsya Martina Anjali, Kuntari Pangestika, Prita Puspita Sari, Riri Artiani, dan Sinta Nuria. Pekerjaan yang dilakukan dalam posisi ini adalah menyusun berita dengan cara mencari topik, narasumber, menyusun pertanyaan, melakukan wawancara, mengolah data hasil wawancara menjadi narasi berita maupun infografis melalui kuesioner yang dibagikan di media sosial.

Terdapat beragam alasan untuk memilih posisi reporter, salah satunya yang diuangkapkan Prita Puspita Sari. “Aku sebenernya pengen jadi reporter lisan, tapi dari pihak Radar Jember tidak menyediakan hal tersebut. Jadi, reporter ditugaskan merangkap menjadi wartawan sekaligus reporter tulis,” ujar Prita, Kamis (14/10).

Di masa pandemi ini, magang masih belum dapat sepenuhnya dilakukan secara luring. Work From Home atau WFH menjadi solusi agar program MBKM tetap berjalan. “Jadi, kita ke kantor setiap hari Selasa untuk melakukan evaluasi e-paper edisi minggu lalu,” pungkas Kuntari salah satu reporter, Kamis (14/10). Alhasil, reporter bekerja di mana saja, seperti di kafe, indekos, dan tempat lainnya.

Menjadi reporter dirasa cukup menantang karena diharuskan peka terhadap keadaan sekitar, karena berita muncul dari kepekaan diri terhadap lingkungan. Dengan menjadi reporter juga dapat memperoleh berbagai benefit, seperti menambah relasi baru, menambah pengalaman, dan dapat melatih skill membaca dan menulis. Namun demikian tugas sebagai repoter menuntut kerja keras dan effort lebih, misalnya harus wara-wiri mencari berita, menghadapi kesulitan dalam mencari topik berita, menyita banyak waktu, tenaga, bahkan biaya.

Begitulah pengalaman menjadi reporter yang dihadapi oleh mahasiswa magang Sastra Indonesia di Radar Jember. Meskipun begitu, mereka tetap semangat menjalani posisinya demi mendalami minat yang dimiliki.

(Kontributor: Nisrina Shany Yasinta, mahasiswa Sastra Indonesia)

[:]

[:de]Program Merdeka Belajar Kampus Merdeka (MBKM) merupakan program yang diselenggarakan oleh Menteri Pendidikan dan Kebudayaan dalam rangka menggali potensi mahasiswa secara profesional. Program ini menggandeng beberapa mitra, salah satunya adalah Jawa Pos Radar Jember yang berada di Jalan Jenderal Ahmad Yani No. 99, Kepatihan, Kaliwates, Kabupaten Jember. Radar Jember merupakan salah satu media cetak yang memberikan kesempatan bagi mahasiswa yang ingin menambah pengalaman di dunia kerja, khususnya dunia media massa, melalui program MBKM.

Pembagian jobdesk yang disediakan oleh Radar Jember di antaranya adalah reporter, copy editor, layouter, content creator, videographer, event organizer, marketing, dan host. Salah satu posisi yang berperan besar dalam penerbitan berita adalah reporter. Terdapat beberapa mahasiswa Sastra Indonesia FIB UNEJ mengisi posisi sebagai reporter, yaitu Celsya Martina Anjali, Kuntari Pangestika, Prita Puspita Sari, Riri Artiani, dan Sinta Nuria. Pekerjaan yang dilakukan dalam posisi ini adalah menyusun berita dengan cara mencari topik, narasumber, menyusun pertanyaan, melakukan wawancara, mengolah data hasil wawancara menjadi narasi berita maupun infografis melalui kuesioner yang dibagikan di media sosial.

Terdapat beragam alasan untuk memilih posisi reporter, salah satunya yang diuangkapkan Prita Puspita Sari. “Aku sebenernya pengen jadi reporter lisan, tapi dari pihak Radar Jember tidak menyediakan hal tersebut. Jadi, reporter ditugaskan merangkap menjadi wartawan sekaligus reporter tulis,” ujar Prita, Kamis (14/10).

Di masa pandemi ini, magang masih belum dapat sepenuhnya dilakukan secara luring. Work From Home atau WFH menjadi solusi agar program MBKM tetap berjalan. “Jadi, kita ke kantor setiap hari Selasa untuk melakukan evaluasi e-paper edisi minggu lalu,” pungkas Kuntari salah satu reporter, Kamis (14/10). Alhasil, reporter bekerja di mana saja, seperti di kafe, indekos, dan tempat lainnya.

Menjadi reporter dirasa cukup menantang karena diharuskan peka terhadap keadaan sekitar, karena berita muncul dari kepekaan diri terhadap lingkungan. Dengan menjadi reporter juga dapat memperoleh berbagai benefit, seperti menambah relasi baru, menambah pengalaman, dan dapat melatih skill membaca dan menulis. Namun demikian tugas sebagai repoter menuntut kerja keras dan effort lebih, misalnya harus wara-wiri mencari berita, menghadapi kesulitan dalam mencari topik berita, menyita banyak waktu, tenaga, bahkan biaya.

Begitulah pengalaman menjadi reporter yang dihadapi oleh mahasiswa magang Sastra Indonesia di Radar Jember. Meskipun begitu, mereka tetap semangat menjalani posisinya demi mendalami minat yang dimiliki.

(Kontributor: Nisrina Shany Yasinta, mahasiswa Sastra Indonesia)[:]

[:en]Dispusip Banyuwangi Perkenalkan “Lare Osing” pada Mahasiswa Magang Prodi Sastra Indonesia FIB UNEJ[:]

[:en]

Kegiatan magang MBKM dimanfaatkan Dinas Perpustakaan dan Kearsipan (Dispusip) Kabupaten Banyuwangi untuk memperkenalkan Layanan Referensi Online Singkat (Lare Osing) kepada mahasiswa magang dari Prodi Sastra Indonesia FIB Universitas Jember pada Selasa (12/10). Lare Osing merupakan inovasi baru yang digagas oleh Dinas Perpustakaan dan Kearsipan (Dispusip) Kabupaten Banyuwangi untuk melayani pemustaka berkaitan dengan kebutuhan jurnal-jurnal ilmiah. Layanan ini terhubung dengan e-resource  yang dimiliki oleh perpustakaan nasional yang menyediakan jurnal, baik nasional maupun internasional.

Mahasiswa magang dikenalkan Lare Osing dimulai dengan membuat akun atau kartu anggota perpustakaan nasional. Melalui akun ini, mahasiswa magang dapat mengakses berbagai fasilitas perpustakaan, salah satunya adalah e-resource. Lebih lanjut, mahasiswa magang juga diperkenalkan layanan terjemahan bahasa asing dengan hasil terjemahan yang baik.

“Sebelumnya saya belum memiliki kartu anggota perpustakaan dan belum mengetahui bahwa perpustakaan memiliki layanan akses jurnal,” ungkap Putri, salah satu mahasiswa magang Dispusip Banyuwangi.

Putri mengungkapkan, layanan ini sangat membantu mahasiswa untuk menemukan jurnal-jurnal yang dapat digunakan untuk penelitian, khususnya skripsi.

Putri mengatakan, “Saya akan sangat terbantu dengan e-resource ini. Terlebih lagi saya sebentar lagi akan menulis skripsi. E-resource akan membuat saya semakin mudah untuk menemukan jurnal-jurnal yang dapat saya gunakan untuk referensi.”

Lare Osing ini menjadi salah satu bentuk kepedulian Dispusip Banyuwangi terhadap kebutuhan pemustaka pada sumber bacaan dan sumber referensi. Tidak hanya untuk mahasiswa, layanan ini terbuka untuk umum. Pemustaka dapat datang langsung ke ruang klinik kepustakawanan yang dimiliki oleh Dispusip Banyuwangi untuk mendapatkan bimbingan dari pustakawan secara langsung.

Yusup Khoiri selaku Pustakawan Muda Dispusip Banyuwangi menyampaikan bahwa memperkenalkan Lare Osing kepada mahasiswa magang tidak hanya untuk mengisi kegiatan magang, namun juga agar Lare Osing semakin dikenal. “Mahasiswa magang dapat memperkenalkan dan mengajarkan mahasiswa lain dan juga masyarakat yang membutuhkan sumber-sumber bacaan dari jurnal,” tutur Yusup.

(Kontributor: Sasi Nur Aini, mahasiswa Sastra Indonesia)[:]

[:en]Mahasiswa KKN BTV 3 Prodi Sastra Indonesia Dampingi Siswa Kuasai Media Pembelajaran Daring dan Kaidah Bahasa Indonesia[:de]Mahasiswa Sastra Indonesia Perserta KKN BTV 3 Dampingi Siswa Kuasai Media Pembelajaran Daring dan Penggunaan Kaidah Bahasa Indonesia[:]

[:en]

[:en]

[:en]

[:en]

[:en]

Fransisca Intan Devi Anna Kolmus, mahasiswa Sastra Indonesia salah satu peserta KKN BTV 3 Universitas Jember dari Kelompok 1 melakukan Kuliah Kerja Nyata (KKN) mulai tanggal 11 Agustus sampai 9 September 2021 di Kelurahan Gombengsari, Kecamatan Kalipuro, Kabupaten Banyuwangi dengan tematik Program Literasi Desa pada Masa Pandemi COVID-19. Fransisca menerapkan program kerja (Proker) pengenalan media pembelajaran daring dan penggunaan kaidah bahasa Indonesia.

Universitas Jember menerjunkan mahasiswa KKN Back to Village 3 (BTV 3) guna melakukan pengabdian kepada masyarakat, dengan lima tematik, yaitu: Program Pemberdayaan Wirausaha Masyarakat Terdampak COVID-19; Program Inovasi Teknologi/Informasi dalam Penanganan COVID-19; Program Pemberdayaan Bumdes/Jaring Pengaman Desa Penanganan COVID-19; Program Literasi Desa pada Masa Pandemi COVID-19; dan Program Penanganan Stunting dan Aki Akb. Ribuan mahasiswa peserta KKN BTV 3 Universitas Jember terjun ke lokasi KKN di desa masing-masing untuk mengabdikan diri kepada masyarakat di sekitarnya.

Perencanaan program kerja KKN digali melalui observasi dengan wawancara kepada dua orang sasaran siswa kelas 5 SD yang bernama Dewi Andini dan Nova Jayanti Mandasari. Dari wawancara diketahui bahwa sejak diterapkan sekolah dari rumah atau SFH (Study from Home) yang berbasis daring membuat para sasaran yang masih duduk di bangku sekolah dasar mengalami kesulitan dalam memahami materi dan mengerjakan tugas, sehingga acap kali meminta bantuan orang tua dalam hal mengerjakan tugas. Mereka juga mengaku lebih banyak menggunakan gawai untuk bermain daripada untuk mencari penunjang pembelajaran. Mengapa demikian, karena mereka masih belum mengetahui situs-situs dan media apa saja yang dapat digunakan untuk membantu menunjang pembelajaran daring.

“Belum tahu. Kalau ada PR (tugas rumah) minta bantuan orang tua,” tutur salah satu sasaran, Dewi Andini, yang duduk di bangku sekolah dasar kelas 5 di SDN 2 Gombengsari. Tidak hanya Dewi Andini, Nova Jayanti Mandasari mengeluhkan hal serupa mengenai kesulitan memahami materi dan mengerjakan tugas yang diberikan, sehingga membutuhkan bantuan orang tua.

Melihat adanya permasalahan tersebut, mahasiswa KKN BTV 3 Universitas Jember Kelompok 01 merancang program kerja mengenalkan media-media pembelajaran atraktif dan menarik yang dapat membantu para sasaran untuk mendapatkan penunjang pembelajaran, di antaranya adalah Zenius, Quipper, dan rumahbelajar.id. Tidak hanya mengenalkan media-media pembelajaran daring, mahasiswa KKN BTV 3 Universitas Jember juga merancang program kerja mengenalkan penggunaan kaidah bahasa Indonesia meliputi penggunaan kata depan, penggunaan huruf kapital, dan pembentukan akronim dan singkatan sebagai pengisi waktu luang guna mengurangi intensitas bermain game dan menumbuhkan kecintaan terhadap bahasa Indonesia sebagai bahasa nasional masyarakat Indonesia. Mahasiswa KKN BTV 3 Universitas Jember kelompok 01 juga merancang program kerja akhir berupa penyusunan buku saku berbentuk booklet yang berisi materi penggunaan kaidah bahasa Indonesia yang disertai dengan cerita-cerita pendek anak sebagai upaya meningkatkan minat literasi anak.

Pendampingan pertama dilakukan pada Jumat (20/08/2021) pada pukul 09.00 WIB secara tatap muka dengan judul “Pengenalan Media Pembelajaran Daring Zenius dan Penggunaan Kata Depan”. Kelas ini diadakan dengan tujuan memberikan informasi mengenai media pembelajaran Zenius yang dapat digunakan sebagai penunjang pembelajaran dari rumah yang dapat diakses kapan saja dan di mana saja, juga memberikan pengetahuan tambahan mengenai penggunaan kata depan dalam bahasa Indonesia. Dengan mengenalkan media pembelajaram Zenius, maka juga akan membuat peserta didik sasaran lebih mudah mendapatkan penunjang pembelajaran daring dan dengan mengenalkan penggunaan kata depan dalam bahasa Indonesia yang benar, maka akan membantu penggunaan bahasa Indonesia yang efektif ke depannya.

Pendampingan kedua masih dilakukan pada minggu kedua masa KKN pada hari Minggu (22/08/2021) dengan judul “Pengenalan Media Pembelajaran Quipper dan Penggunaan Huruf Kapital” secara tatap muka pukul 09.00 WIB. Pendampingan dilakukan selama satu jam dari pukul 09.00 WIB, hingga 10.00 WIB. Setelah pemaparan materi, sasaran melakukan pengaplikasikan menggunakan laptop, sehingga mampu menerapkan dan mengenal media pembelajaran Quipper secara mandiri setelah mendapatkan pendampingan. Peserta didik sasaran juga belajar mengenali penggunaan huruf kapital di dalam novel Perpustakaan Ajaib Bibbi Bokken karya Jostein Gaarder dan Klaus Hagerup sebagai bentuk penerapan dan pemahaman terhadap materi penggunaan huruf kapital yang telah diberikan.

Pendampingan ketiga berjudul “Rumahbelajar.id dan Pembentukan Akronim, serta Singkatan” dilakukan di minggu ketiga pada hari Minggu (29/08/2021) pukul 09.00 WIB. Pendampingan dilakukan secara tatap muka dengan mematuhi protokol kesehatan. Selama kelas, peserta didik sasaran terlihat menunjukkan ketertarikannya terdapat fitur Sumber Belajar karena menyajikan berbagai macam video pembelajaran atraktif yang disertai dengan ilustrasi-ilustrasi menarik, serta fifur Wahana Jelajah Angkasa.

Program kerja keempat yang dilakukan adalah mengulas kembali materi-materi yang telah diajarkan dan membagikan buku saku yang disusun oleh penulis sebagai mahasiswa KKN BTV 3 UNEJ. Pada minggu ini, materi-materi yang telah disampaikan diulas kembali untuk mengingat kembali walaupun setelah materi telah dipraktekkan dengan tujuan peserta didik sasaran tetap mengingat materi-materi yang telah diajarkan. Penulis juga membagikan sebuah buku saku untuk kedua peserta didik sasaran berisi materi-materi penggunaan kata depan, penggunaan huruf kapital, dan pembentukan akronim dan singkatan.

Buku saku tersebut disusun sendiri oleh penulis sebagai mahasiswa KKN BTV 3 UNEJ dengan meringkas materi-materi kebahasaan yang telah diajarkan menjadi sesederhana mungkin dengan ilustrasi-ilustrasi menarik yang mampu menarik minat baca anak-anak. Tidak hanya berisi materi-materi kebahasaan yang telah diajarkan, dalam buku saku tersebut juga terdapat tabel-tabel untuk menulis aktivitas harian, kolom daftar pelajaran, dan cerpen-cerpen yang dapat dibaca setelah peserta didik sasaran membaca materi-materi yang terdapat dalam buku saku tersebut.
Selain dilakukan pengulasan kembali dan membagikan buku saku, penulis juga melakukan evaluasi dengan mengukur tingkat kemampuan peserta didik sasaran dalam mengenali penggunaan kata depan, huruf kapital, dan akronim-singkatan yang benar dengan memberikan beberapa soal sederhana yang dapat dijawab oleh kedua peserta didik.

Penyusunan dan penulisan isi buku dilakukan setiap kali setelah selesai memberikan bimbingan dan pendampingan. Buku ini disusun dengan menggunakan perangkat lunak Microsoft Word dengan ukuran kertas statement yang memiliki ukuran 13,97 cm x 21,59 cm. Untuk desain sampul, penulis menggunakan website Canva yang memiliki berbagai macam template sampul buku yang dapat digunakan sesuai keinginan dengan menyesuaikan jenis font yang digunakan. Ilustrasi-ilustrasi dalam gambar yang digunakan oleh penulis berasal dari aplikasi Pinterest, yang mana merupakan sebuah aplikasi untuk mengunduh gambar-gambar dengan kualitas yang bagus. Setelah buku disusun dan akan dicetak, penulis mengubah format dokumen dari Words menjadi PDF, sehingga apabila dokumen tersebut dibuka dengan media laptop yang berbeda jenis Microsoft Word-nya, dokumen buku yang telah disusun beserta ilustrasinya tetap dapat tertata rapi, sebab penulis menggunakan Microsoft Word 2013 dan berpotensi membuat dokumen menjadi tidak tertata apabila dibuka dengan menggunakan Microsoft Word versi yang lain.



Berdasarkan hasil evaluasi, menurut Fransisca kedua peserta didik sasaran telah mampu menerapkan penggunaan kata depan yang tepat, membedakan penggunaan huruf kapital yang benar dan salah, juga memahami pembentukan akronim dan singkatan yang mirip, namun tidak sama. “Kalau akronim kayak Posyandu. Kalau singkatan kayak SD sama SMP,” tutur Nova Jayanti Mandasari setelah mengisi pertanyaan-pertanyaan evaluasi.

[:de]

Fransisca Intan Devi Anna Kolmus, mahasiswa Sastra Indonesia salah satu peserta KKN BTV 3 Universitas Jember dari Kelompok 1 melakukan Kuliah Kerja Nyata (KKN) mulai tanggal 11 Agustus sampai 9 September 2021 di Kelurahan Gombengsari, Kecamatan Kalipuro, Kabupaten Banyuwangi dengan tematik Program Literasi Desa pada Masa Pandemi COVID-19. Fransisca menerapkan program kerja (Proker) pengenalan media pembelajaran daring dan penggunaan kaidah bahasa Indonesia.
Universitas Jember menerjunkan mahasiswa KKN Back to Village 3 (BTV 3) guna melakukan pengabdian kepada masyarakat, dengan lima tematik, yaitu: Program Pemberdayaan Wirausaha Masyarakat Terdampak COVID-19; Program Inovasi Teknologi/Informasi dalam Penanganan COVID-19; Program Pemberdayaan Bumdes/Jaring Pengaman Desa Penanganan COVID-19; Program Literasi Desa pada Masa Pandemi COVID-19; dan Program Penanganan Stunting dan Aki Akb. Ribuan mahasiswa peserta KKN BTV 3 Universitas Jember terjun ke lokasi KKN di desa masing-masing untuk mengabdikan diri kepada masyarakat di sekiranya.
Perencanaan program kerja KKN digali melalui observasi dengan wawancara kepada dua orang sasaran siswa kelas 5 SD yang bernama Dewi Andini dan Nova Jayanti Mandasari. Dari wawancara diketahui bahwa sejak diterapkan sekolah dari rumah atau SFH (Study from Home) yang berbasis daring membuat para sasaran yang masih duduk di bangku sekolah dasar mengalami kesulitan dalam memahami materi dan mengerjakan tugas, sehingga acap kali meminta bantuan orang tua dalam hal mengerjakan tugas. Mereka juga mengaku lebih banyak menggunakan gawai untuk bermain daripada untuk mencari penunjang pembelajaran. Mengapa demikian, karena mereka masih belum mengetahui situs-situs dan media apa saja yang dapat digunakan untuk membantu menunjang pembelajaran daring.
“Belum tahu. Kalau ada PR (tugas rumah) minta bantuan orang tua,” tutur salah satu sasaran, Dewi Andini, yang duduk di bangku sekolah dasar kelas 5 di SDN 2 Gombengsari. Tidak hanya Dewi Andini, Nova Jayanti Mandasari mengeluhkan hal serupa mengenai kesulitan memahami materi dan mengerjakan tugas yang diberikan, sehingga membutuhkan bantuan orang tua.
Melihat adanya permasalahan tersebut, mahasiswa KKN BTV 3 Universitas Jember Kelompok 01 merancang program kerja mengenalkan media-media pembelajaran atraktif dan menarik yang dapat membantu para sasaran untuk mendapatkan penunjang pembelajaran, di antaranya adalah Zenius, Quipper, dan rumahbelajar.id. Tidak hanya mengenalkan media-media pembelajaran daring, mahasiswa KKN BTV 3 Universitas Jember juga merancang program kerja mengenalkan penggunaan kaidah bahasa Indonesia meliputi penggunaan kata depan, penggunaan huruf kapital, dan pembentukan akronim dan singkatan sebagai pengisi waktu luang guna mengurangi intensitas bermain game dan menumbuhkan kecintaan terhadap bahasa Indonesia sebagai bahasa nasional masyarakat Indonesia. Mahasiswa KKN BTV 3 Universitas Jember kelompok 01 juga merancang program kerja akhir berupa penyusunan buku saku berbentuk booklet yang berisi materi penggunaan kaidah bahasa Indonesia yang disertai dengan cerita-cerita pendek anak sebagai upaya meningkatkan minat literasi anak.
Pendampingan pertama dilakukan pada Jumat (20/08/2021) pada pukul 09.00 WIB secara tatap muka dengan judul “Pengenalan Media Pembelajaran Daring Zenius dan Penggunaan Kata Depan”. Kelas ini diadakan dengan tujuan memberikan informasi mengenai media pembelajaran Zenius yang dapat digunakan sebagai penunjang pembelajaran dari rumah yang dapat diakses kapan saja dan di mana saja, juga memberikan pengetahuan tambahan mengenai penggunaan kata depan dalam bahasa Indonesia. Dengan mengenalkan media pembelajaram Zenius, maka juga akan membuat peserta didik sasaran lebih mudah mendapatkan penunjang pembelajaran daring dan dengan mengenalkan penggunaan kata depan dalam bahasa Indonesia yang benar, maka akan membantu penggunaan bahasa Indonesia yang efektif ke depannya.
Pendampingan kedua masih dilakukan pada minggu kedua masa KKN pada hari Minggu (22/08/2021) dengan judul “Pengenalan Media Pembelajaran Quipper dan Penggunaan Huruf Kapital” secara tatap muka pukul 09.00 WIB. Pendampingan dilakukan selama satu jam dari pukul 09.00 WIB, hingga 10.00 WIB. Setelah pemaparan materi, sasaran melakukan pengaplikasikan menggunakan laptop, sehingga mampu menerapkan dan mengenal media pembelajaran Quipper secara mandiri setelah mendapatkan pendampingan. Peserta didik sasaran juga belajar mengenali penggunaan huruf kapital di dalam novel Perpustakaan Ajaib Bibbi Bokken karya Jostein Gaarder dan Klaus Hagerup sebagai bentuk penerapan dan pemahaman terhadap materi penggunaan huruf kapital yang telah diberikan.
Pendampingan ketiga berjudul “Rumahbelajar.id dan Pembentukan Akronim, serta Singkatan” dilakukan di minggu ketiga pada hari Minggu (29/08/2021) pukul 09.00 WIB. Pendampingan dilakukan secara tatap muka dengan mematuhi protokol kesehatan. Selama kelas, peserta didik sasaran terlihat menunjukkan ketertarikannya terdapat fitur Sumber Belajar karena menyajikan berbagai macam video pembelajaran atraktif yang disertai dengan ilustrasi-ilustrasi menarik, serta fifur Wahana Jelajah Angkasa.
Program kerja keempat yang dilakukan adalah mengulas kembali materi-materi yang telah diajarkan dan membagikan buku saku yang disusun oleh penulis sebagai mahasiswa KKN BTV 3 UNEJ. Pada minggu ini, materi-materi yang telah disampaikan diulas kembali untuk mengingat kembali walaupun setelah materi telah dipraktekkan dengan tujuan peserta didik sasaran tetap mengingat materi-materi yang telah diajarkan. Penulis juga membagikan sebuah buku saku untuk kedua peserta didik sasaran berisi materi-materi penggunaan kata depan, penggunaan huruf kapital, dan pembentukan akronim dan singkatan. Buku saku tersebut disusun sendiri oleh penulis sebagai mahasiswa KKN BTV 3 UNEJ dengan meringkas materi-materi kebahasaan yang telah diajarkan menjadi sesederhana mungkin dengan ilustrasi-ilustrasi menarik yang mampu menarik minat baca anak-anak. Tidak hanya berisi materi-materi kebahasaan yang telah diajarkan, dalam buku saku tersebut juga terdapat tabel-tabel untuk menulis aktivitas harian, kolom daftar pelajaran, dan cerpen-cerpen yang dapat dibaca setelah peserta didik sasaran membaca materi-materi yang terdapat dalam buku saku tersebut.
Selain dilakukan pengulasan kembali dan membagikan buku saku, penulis juga melakukan evaluasi dengan mengukur tingkat kemampuan peserta didik sasaran dalam mengenali penggunaan kata depan, huruf kapital, dan akronim-singkatan yang benar dengan memberikan beberapa soal sederhana yang dapat dijawab oleh kedua peserta didik.
Penyusunan dan penulisan isi buku dilakukan setiap kali setelah selesai memberikan bimbingan dan pendampingan. Buku ini disusun dengan menggunakan perangkat lunak Microsoft Word dengan ukuran kertas statement yang memiliki ukuran 13,97 cm x 21,59 cm. Untuk desain sampul, penulis menggunakan website Canva yang memiliki berbagai macam template sampul buku yang dapat digunakan sesuai keinginan dengan menyesuaikan jenis font yang digunakan. Ilustrasi-ilustrasi dalam gambar yang digunakan oleh penulis berasal dari aplikasi Pinterest, yang mana merupakan sebuah aplikasi untuk mengunduh gambar-gambar dengan kualitas yang bagus. Setelah buku disusun dan akan dicetak, penulis mengubah format dokumen dari Words menjadi PDF, sehingga apabila dokumen tersebut dibuka dengan media laptop yang berbeda jenis Microsoft Word-nya, dokumen buku yang telah disusun beserta ilustrasinya tetap dapat tertata rapi, sebab penulis menggunakan Microsoft Word 2013 dan berpotensi membuat dokumen menjadi tidak tertata apabila dibuka dengan menggunakan Microsoft Word versi yang lain.

Berdasarkan hasil evaluasi, kedua peserta didik sasaran telah mampu menerapkan penggunaan kata depan yang tepat, membedakan penggunaan huruf kapital yang benar dan salah, juga memahami pembentukan akronim dan singkatan yang mirip, namun tidak sama. “Kalau akronim kayak Posyandu. Kalau singkatan kayak SD sama SMP,” tutur Nova Jayanti Mandasari setelah mengisi pertanyaan-pertanyaan evaluasi.

[:]

[:de]

Fransisca Intan Devi Anna Kolmus, mahasiswa Sastra Indonesia salah satu peserta KKN BTV 3 Universitas Jember dari Kelompok 1 melakukan Kuliah Kerja Nyata (KKN) mulai tanggal 11 Agustus sampai 9 September 2021 di Kelurahan Gombengsari, Kecamatan Kalipuro, Kabupaten Banyuwangi dengan tematik Program Literasi Desa pada Masa Pandemi COVID-19. Fransisca menerapkan program kerja (Proker) pengenalan media pembelajaran daring dan penggunaan kaidah bahasa Indonesia.
Universitas Jember menerjunkan mahasiswa KKN Back to Village 3 (BTV 3) guna melakukan pengabdian kepada masyarakat, dengan lima tematik, yaitu: Program Pemberdayaan Wirausaha Masyarakat Terdampak COVID-19; Program Inovasi Teknologi/Informasi dalam Penanganan COVID-19; Program Pemberdayaan Bumdes/Jaring Pengaman Desa Penanganan COVID-19; Program Literasi Desa pada Masa Pandemi COVID-19; dan Program Penanganan Stunting dan Aki Akb. Ribuan mahasiswa peserta KKN BTV 3 Universitas Jember terjun ke lokasi KKN di desa masing-masing untuk mengabdikan diri kepada masyarakat di sekiranya.
Perencanaan program kerja KKN digali melalui observasi dengan wawancara kepada dua orang sasaran siswa kelas 5 SD yang bernama Dewi Andini dan Nova Jayanti Mandasari. Dari wawancara diketahui bahwa sejak diterapkan sekolah dari rumah atau SFH (Study from Home) yang berbasis daring membuat para sasaran yang masih duduk di bangku sekolah dasar mengalami kesulitan dalam memahami materi dan mengerjakan tugas, sehingga acap kali meminta bantuan orang tua dalam hal mengerjakan tugas. Mereka juga mengaku lebih banyak menggunakan gawai untuk bermain daripada untuk mencari penunjang pembelajaran. Mengapa demikian, karena mereka masih belum mengetahui situs-situs dan media apa saja yang dapat digunakan untuk membantu menunjang pembelajaran daring.
“Belum tahu. Kalau ada PR (tugas rumah) minta bantuan orang tua,” tutur salah satu sasaran, Dewi Andini, yang duduk di bangku sekolah dasar kelas 5 di SDN 2 Gombengsari. Tidak hanya Dewi Andini, Nova Jayanti Mandasari mengeluhkan hal serupa mengenai kesulitan memahami materi dan mengerjakan tugas yang diberikan, sehingga membutuhkan bantuan orang tua.
Melihat adanya permasalahan tersebut, mahasiswa KKN BTV 3 Universitas Jember Kelompok 01 merancang program kerja mengenalkan media-media pembelajaran atraktif dan menarik yang dapat membantu para sasaran untuk mendapatkan penunjang pembelajaran, di antaranya adalah Zenius, Quipper, dan rumahbelajar.id. Tidak hanya mengenalkan media-media pembelajaran daring, mahasiswa KKN BTV 3 Universitas Jember juga merancang program kerja mengenalkan penggunaan kaidah bahasa Indonesia meliputi penggunaan kata depan, penggunaan huruf kapital, dan pembentukan akronim dan singkatan sebagai pengisi waktu luang guna mengurangi intensitas bermain game dan menumbuhkan kecintaan terhadap bahasa Indonesia sebagai bahasa nasional masyarakat Indonesia. Mahasiswa KKN BTV 3 Universitas Jember kelompok 01 juga merancang program kerja akhir berupa penyusunan buku saku berbentuk booklet yang berisi materi penggunaan kaidah bahasa Indonesia yang disertai dengan cerita-cerita pendek anak sebagai upaya meningkatkan minat literasi anak.
Pendampingan pertama dilakukan pada Jumat (20/08/2021) pada pukul 09.00 WIB secara tatap muka dengan judul “Pengenalan Media Pembelajaran Daring Zenius dan Penggunaan Kata Depan”. Kelas ini diadakan dengan tujuan memberikan informasi mengenai media pembelajaran Zenius yang dapat digunakan sebagai penunjang pembelajaran dari rumah yang dapat diakses kapan saja dan di mana saja, juga memberikan pengetahuan tambahan mengenai penggunaan kata depan dalam bahasa Indonesia. Dengan mengenalkan media pembelajaram Zenius, maka juga akan membuat peserta didik sasaran lebih mudah mendapatkan penunjang pembelajaran daring dan dengan mengenalkan penggunaan kata depan dalam bahasa Indonesia yang benar, maka akan membantu penggunaan bahasa Indonesia yang efektif ke depannya.
Pendampingan kedua masih dilakukan pada minggu kedua masa KKN pada hari Minggu (22/08/2021) dengan judul “Pengenalan Media Pembelajaran Quipper dan Penggunaan Huruf Kapital” secara tatap muka pukul 09.00 WIB. Pendampingan dilakukan selama satu jam dari pukul 09.00 WIB, hingga 10.00 WIB. Setelah pemaparan materi, sasaran melakukan pengaplikasikan menggunakan laptop, sehingga mampu menerapkan dan mengenal media pembelajaran Quipper secara mandiri setelah mendapatkan pendampingan. Peserta didik sasaran juga belajar mengenali penggunaan huruf kapital di dalam novel Perpustakaan Ajaib Bibbi Bokken karya Jostein Gaarder dan Klaus Hagerup sebagai bentuk penerapan dan pemahaman terhadap materi penggunaan huruf kapital yang telah diberikan.
Pendampingan ketiga berjudul “Rumahbelajar.id dan Pembentukan Akronim, serta Singkatan” dilakukan di minggu ketiga pada hari Minggu (29/08/2021) pukul 09.00 WIB. Pendampingan dilakukan secara tatap muka dengan mematuhi protokol kesehatan. Selama kelas, peserta didik sasaran terlihat menunjukkan ketertarikannya terdapat fitur Sumber Belajar karena menyajikan berbagai macam video pembelajaran atraktif yang disertai dengan ilustrasi-ilustrasi menarik, serta fifur Wahana Jelajah Angkasa.
Program kerja keempat yang dilakukan adalah mengulas kembali materi-materi yang telah diajarkan dan membagikan buku saku yang disusun oleh penulis sebagai mahasiswa KKN BTV 3 UNEJ. Pada minggu ini, materi-materi yang telah disampaikan diulas kembali untuk mengingat kembali walaupun setelah materi telah dipraktekkan dengan tujuan peserta didik sasaran tetap mengingat materi-materi yang telah diajarkan. Penulis juga membagikan sebuah buku saku untuk kedua peserta didik sasaran berisi materi-materi penggunaan kata depan, penggunaan huruf kapital, dan pembentukan akronim dan singkatan. Buku saku tersebut disusun sendiri oleh penulis sebagai mahasiswa KKN BTV 3 UNEJ dengan meringkas materi-materi kebahasaan yang telah diajarkan menjadi sesederhana mungkin dengan ilustrasi-ilustrasi menarik yang mampu menarik minat baca anak-anak. Tidak hanya berisi materi-materi kebahasaan yang telah diajarkan, dalam buku saku tersebut juga terdapat tabel-tabel untuk menulis aktivitas harian, kolom daftar pelajaran, dan cerpen-cerpen yang dapat dibaca setelah peserta didik sasaran membaca materi-materi yang terdapat dalam buku saku tersebut.
Selain dilakukan pengulasan kembali dan membagikan buku saku, penulis juga melakukan evaluasi dengan mengukur tingkat kemampuan peserta didik sasaran dalam mengenali penggunaan kata depan, huruf kapital, dan akronim-singkatan yang benar dengan memberikan beberapa soal sederhana yang dapat dijawab oleh kedua peserta didik.
Penyusunan dan penulisan isi buku dilakukan setiap kali setelah selesai memberikan bimbingan dan pendampingan. Buku ini disusun dengan menggunakan perangkat lunak Microsoft Word dengan ukuran kertas statement yang memiliki ukuran 13,97 cm x 21,59 cm. Untuk desain sampul, penulis menggunakan website Canva yang memiliki berbagai macam template sampul buku yang dapat digunakan sesuai keinginan dengan menyesuaikan jenis font yang digunakan. Ilustrasi-ilustrasi dalam gambar yang digunakan oleh penulis berasal dari aplikasi Pinterest, yang mana merupakan sebuah aplikasi untuk mengunduh gambar-gambar dengan kualitas yang bagus. Setelah buku disusun dan akan dicetak, penulis mengubah format dokumen dari Words menjadi PDF, sehingga apabila dokumen tersebut dibuka dengan media laptop yang berbeda jenis Microsoft Word-nya, dokumen buku yang telah disusun beserta ilustrasinya tetap dapat tertata rapi, sebab penulis menggunakan Microsoft Word 2013 dan berpotensi membuat dokumen menjadi tidak tertata apabila dibuka dengan menggunakan Microsoft Word versi yang lain.

Berdasarkan hasil evaluasi, kedua peserta didik sasaran telah mampu menerapkan penggunaan kata depan yang tepat, membedakan penggunaan huruf kapital yang benar dan salah, juga memahami pembentukan akronim dan singkatan yang mirip, namun tidak sama. “Kalau akronim kayak Posyandu. Kalau singkatan kayak SD sama SMP,” tutur Nova Jayanti Mandasari setelah mengisi pertanyaan-pertanyaan evaluasi.

[:]

[:de]

Fransisca Intan Devi Anna Kolmus, mahasiswa Sastra Indonesia salah satu peserta KKN BTV 3 Universitas Jember dari Kelompok 1 melakukan Kuliah Kerja Nyata (KKN) mulai tanggal 11 Agustus sampai 9 September 2021 di Kelurahan Gombengsari, Kecamatan Kalipuro, Kabupaten Banyuwangi dengan tematik Program Literasi Desa pada Masa Pandemi COVID-19. Fransisca menerapkan program kerja (Proker) pengenalan media pembelajaran daring dan penggunaan kaidah bahasa Indonesia.
Universitas Jember menerjunkan mahasiswa KKN Back to Village 3 (BTV 3) guna melakukan pengabdian kepada masyarakat, dengan lima tematik, yaitu: Program Pemberdayaan Wirausaha Masyarakat Terdampak COVID-19; Program Inovasi Teknologi/Informasi dalam Penanganan COVID-19; Program Pemberdayaan Bumdes/Jaring Pengaman Desa Penanganan COVID-19; Program Literasi Desa pada Masa Pandemi COVID-19; dan Program Penanganan Stunting dan Aki Akb. Ribuan mahasiswa peserta KKN BTV 3 Universitas Jember terjun ke lokasi KKN di desa masing-masing untuk mengabdikan diri kepada masyarakat di sekiranya.
Perencanaan program kerja KKN digali melalui observasi dengan wawancara kepada dua orang sasaran siswa kelas 5 SD yang bernama Dewi Andini dan Nova Jayanti Mandasari. Dari wawancara diketahui bahwa sejak diterapkan sekolah dari rumah atau SFH (Study from Home) yang berbasis daring membuat para sasaran yang masih duduk di bangku sekolah dasar mengalami kesulitan dalam memahami materi dan mengerjakan tugas, sehingga acap kali meminta bantuan orang tua dalam hal mengerjakan tugas. Mereka juga mengaku lebih banyak menggunakan gawai untuk bermain daripada untuk mencari penunjang pembelajaran. Mengapa demikian, karena mereka masih belum mengetahui situs-situs dan media apa saja yang dapat digunakan untuk membantu menunjang pembelajaran daring.
“Belum tahu. Kalau ada PR (tugas rumah) minta bantuan orang tua,” tutur salah satu sasaran, Dewi Andini, yang duduk di bangku sekolah dasar kelas 5 di SDN 2 Gombengsari. Tidak hanya Dewi Andini, Nova Jayanti Mandasari mengeluhkan hal serupa mengenai kesulitan memahami materi dan mengerjakan tugas yang diberikan, sehingga membutuhkan bantuan orang tua.
Melihat adanya permasalahan tersebut, mahasiswa KKN BTV 3 Universitas Jember Kelompok 01 merancang program kerja mengenalkan media-media pembelajaran atraktif dan menarik yang dapat membantu para sasaran untuk mendapatkan penunjang pembelajaran, di antaranya adalah Zenius, Quipper, dan rumahbelajar.id. Tidak hanya mengenalkan media-media pembelajaran daring, mahasiswa KKN BTV 3 Universitas Jember juga merancang program kerja mengenalkan penggunaan kaidah bahasa Indonesia meliputi penggunaan kata depan, penggunaan huruf kapital, dan pembentukan akronim dan singkatan sebagai pengisi waktu luang guna mengurangi intensitas bermain game dan menumbuhkan kecintaan terhadap bahasa Indonesia sebagai bahasa nasional masyarakat Indonesia. Mahasiswa KKN BTV 3 Universitas Jember kelompok 01 juga merancang program kerja akhir berupa penyusunan buku saku berbentuk booklet yang berisi materi penggunaan kaidah bahasa Indonesia yang disertai dengan cerita-cerita pendek anak sebagai upaya meningkatkan minat literasi anak.
Pendampingan pertama dilakukan pada Jumat (20/08/2021) pada pukul 09.00 WIB secara tatap muka dengan judul “Pengenalan Media Pembelajaran Daring Zenius dan Penggunaan Kata Depan”. Kelas ini diadakan dengan tujuan memberikan informasi mengenai media pembelajaran Zenius yang dapat digunakan sebagai penunjang pembelajaran dari rumah yang dapat diakses kapan saja dan di mana saja, juga memberikan pengetahuan tambahan mengenai penggunaan kata depan dalam bahasa Indonesia. Dengan mengenalkan media pembelajaram Zenius, maka juga akan membuat peserta didik sasaran lebih mudah mendapatkan penunjang pembelajaran daring dan dengan mengenalkan penggunaan kata depan dalam bahasa Indonesia yang benar, maka akan membantu penggunaan bahasa Indonesia yang efektif ke depannya.
Pendampingan kedua masih dilakukan pada minggu kedua masa KKN pada hari Minggu (22/08/2021) dengan judul “Pengenalan Media Pembelajaran Quipper dan Penggunaan Huruf Kapital” secara tatap muka pukul 09.00 WIB. Pendampingan dilakukan selama satu jam dari pukul 09.00 WIB, hingga 10.00 WIB. Setelah pemaparan materi, sasaran melakukan pengaplikasikan menggunakan laptop, sehingga mampu menerapkan dan mengenal media pembelajaran Quipper secara mandiri setelah mendapatkan pendampingan. Peserta didik sasaran juga belajar mengenali penggunaan huruf kapital di dalam novel Perpustakaan Ajaib Bibbi Bokken karya Jostein Gaarder dan Klaus Hagerup sebagai bentuk penerapan dan pemahaman terhadap materi penggunaan huruf kapital yang telah diberikan.
Pendampingan ketiga berjudul “Rumahbelajar.id dan Pembentukan Akronim, serta Singkatan” dilakukan di minggu ketiga pada hari Minggu (29/08/2021) pukul 09.00 WIB. Pendampingan dilakukan secara tatap muka dengan mematuhi protokol kesehatan. Selama kelas, peserta didik sasaran terlihat menunjukkan ketertarikannya terdapat fitur Sumber Belajar karena menyajikan berbagai macam video pembelajaran atraktif yang disertai dengan ilustrasi-ilustrasi menarik, serta fifur Wahana Jelajah Angkasa.
Program kerja keempat yang dilakukan adalah mengulas kembali materi-materi yang telah diajarkan dan membagikan buku saku yang disusun oleh penulis sebagai mahasiswa KKN BTV 3 UNEJ. Pada minggu ini, materi-materi yang telah disampaikan diulas kembali untuk mengingat kembali walaupun setelah materi telah dipraktekkan dengan tujuan peserta didik sasaran tetap mengingat materi-materi yang telah diajarkan. Penulis juga membagikan sebuah buku saku untuk kedua peserta didik sasaran berisi materi-materi penggunaan kata depan, penggunaan huruf kapital, dan pembentukan akronim dan singkatan. Buku saku tersebut disusun sendiri oleh penulis sebagai mahasiswa KKN BTV 3 UNEJ dengan meringkas materi-materi kebahasaan yang telah diajarkan menjadi sesederhana mungkin dengan ilustrasi-ilustrasi menarik yang mampu menarik minat baca anak-anak. Tidak hanya berisi materi-materi kebahasaan yang telah diajarkan, dalam buku saku tersebut juga terdapat tabel-tabel untuk menulis aktivitas harian, kolom daftar pelajaran, dan cerpen-cerpen yang dapat dibaca setelah peserta didik sasaran membaca materi-materi yang terdapat dalam buku saku tersebut.
Selain dilakukan pengulasan kembali dan membagikan buku saku, penulis juga melakukan evaluasi dengan mengukur tingkat kemampuan peserta didik sasaran dalam mengenali penggunaan kata depan, huruf kapital, dan akronim-singkatan yang benar dengan memberikan beberapa soal sederhana yang dapat dijawab oleh kedua peserta didik.
Penyusunan dan penulisan isi buku dilakukan setiap kali setelah selesai memberikan bimbingan dan pendampingan. Buku ini disusun dengan menggunakan perangkat lunak Microsoft Word dengan ukuran kertas statement yang memiliki ukuran 13,97 cm x 21,59 cm. Untuk desain sampul, penulis menggunakan website Canva yang memiliki berbagai macam template sampul buku yang dapat digunakan sesuai keinginan dengan menyesuaikan jenis font yang digunakan. Ilustrasi-ilustrasi dalam gambar yang digunakan oleh penulis berasal dari aplikasi Pinterest, yang mana merupakan sebuah aplikasi untuk mengunduh gambar-gambar dengan kualitas yang bagus. Setelah buku disusun dan akan dicetak, penulis mengubah format dokumen dari Words menjadi PDF, sehingga apabila dokumen tersebut dibuka dengan media laptop yang berbeda jenis Microsoft Word-nya, dokumen buku yang telah disusun beserta ilustrasinya tetap dapat tertata rapi, sebab penulis menggunakan Microsoft Word 2013 dan berpotensi membuat dokumen menjadi tidak tertata apabila dibuka dengan menggunakan Microsoft Word versi yang lain.

Berdasarkan hasil evaluasi, kedua peserta didik sasaran telah mampu menerapkan penggunaan kata depan yang tepat, membedakan penggunaan huruf kapital yang benar dan salah, juga memahami pembentukan akronim dan singkatan yang mirip, namun tidak sama. “Kalau akronim kayak Posyandu. Kalau singkatan kayak SD sama SMP,” tutur Nova Jayanti Mandasari setelah mengisi pertanyaan-pertanyaan evaluasi.

 

Fransisca Intan Devi Anna Kolmus, mahasiswa Sastra Indonesia salah satu peserta KKN BTV 3 Universitas Jember dari Kelompok 1 melakukan Kuliah Kerja Nyata (KKN) mulai tanggal 11 Agustus sampai 9 September 2021 di Kelurahan Gombengsari, Kecamatan Kalipuro, Kabupaten Banyuwangi dengan tematik Program Literasi Desa pada Masa Pandemi COVID-19. Fransisca menerapkan program kerja (Proker) pengenalan media pembelajaran daring dan penggunaan kaidah bahasa Indonesia.
Universitas Jember menerjunkan mahasiswa KKN Back to Village 3 (BTV 3) guna melakukan pengabdian kepada masyarakat, dengan lima tematik, yaitu: Program Pemberdayaan Wirausaha Masyarakat Terdampak COVID-19; Program Inovasi Teknologi/Informasi dalam Penanganan COVID-19; Program Pemberdayaan Bumdes/Jaring Pengaman Desa Penanganan COVID-19; Program Literasi Desa pada Masa Pandemi COVID-19; dan Program Penanganan Stunting dan Aki Akb. Ribuan mahasiswa peserta KKN BTV 3 Universitas Jember terjun ke lokasi KKN di desa masing-masing untuk mengabdikan diri kepada masyarakat di sekiranya.
Perencanaan program kerja KKN digali melalui observasi dengan wawancara kepada dua orang sasaran siswa kelas 5 SD yang bernama Dewi Andini dan Nova Jayanti Mandasari. Dari wawancara diketahui bahwa sejak diterapkan sekolah dari rumah atau SFH (Study from Home) yang berbasis daring membuat para sasaran yang masih duduk di bangku sekolah dasar mengalami kesulitan dalam memahami materi dan mengerjakan tugas, sehingga acap kali meminta bantuan orang tua dalam hal mengerjakan tugas. Mereka juga mengaku lebih banyak menggunakan gawai untuk bermain daripada untuk mencari penunjang pembelajaran. Mengapa demikian, karena mereka masih belum mengetahui situs-situs dan media apa saja yang dapat digunakan untuk membantu menunjang pembelajaran daring.
“Belum tahu. Kalau ada PR (tugas rumah) minta bantuan orang tua,” tutur salah satu sasaran, Dewi Andini, yang duduk di bangku sekolah dasar kelas 5 di SDN 2 Gombengsari. Tidak hanya Dewi Andini, Nova Jayanti Mandasari mengeluhkan hal serupa mengenai kesulitan memahami materi dan mengerjakan tugas yang diberikan, sehingga membutuhkan bantuan orang tua.
Melihat adanya permasalahan tersebut, mahasiswa KKN BTV 3 Universitas Jember Kelompok 01 merancang program kerja mengenalkan media-media pembelajaran atraktif dan menarik yang dapat membantu para sasaran untuk mendapatkan penunjang pembelajaran, di antaranya adalah Zenius, Quipper, dan rumahbelajar.id. Tidak hanya mengenalkan media-media pembelajaran daring, mahasiswa KKN BTV 3 Universitas Jember juga merancang program kerja mengenalkan penggunaan kaidah bahasa Indonesia meliputi penggunaan kata depan, penggunaan huruf kapital, dan pembentukan akronim dan singkatan sebagai pengisi waktu luang guna mengurangi intensitas bermain game dan menumbuhkan kecintaan terhadap bahasa Indonesia sebagai bahasa nasional masyarakat Indonesia. Mahasiswa KKN BTV 3 Universitas Jember kelompok 01 juga merancang program kerja akhir berupa penyusunan buku saku berbentuk booklet yang berisi materi penggunaan kaidah bahasa Indonesia yang disertai dengan cerita-cerita pendek anak sebagai upaya meningkatkan minat literasi anak.
Pendampingan pertama dilakukan pada Jumat (20/08/2021) pada pukul 09.00 WIB secara tatap muka dengan judul “Pengenalan Media Pembelajaran Daring Zenius dan Penggunaan Kata Depan”. Kelas ini diadakan dengan tujuan memberikan informasi mengenai media pembelajaran Zenius yang dapat digunakan sebagai penunjang pembelajaran dari rumah yang dapat diakses kapan saja dan di mana saja, juga memberikan pengetahuan tambahan mengenai penggunaan kata depan dalam bahasa Indonesia. Dengan mengenalkan media pembelajaram Zenius, maka juga akan membuat peserta didik sasaran lebih mudah mendapatkan penunjang pembelajaran daring dan dengan mengenalkan penggunaan kata depan dalam bahasa Indonesia yang benar, maka akan membantu penggunaan bahasa Indonesia yang efektif ke depannya.
Pendampingan kedua masih dilakukan pada minggu kedua masa KKN pada hari Minggu (22/08/2021) dengan judul “Pengenalan Media Pembelajaran Quipper dan Penggunaan Huruf Kapital” secara tatap muka pukul 09.00 WIB. Pendampingan dilakukan selama satu jam dari pukul 09.00 WIB, hingga 10.00 WIB. Setelah pemaparan materi, sasaran melakukan pengaplikasikan menggunakan laptop, sehingga mampu menerapkan dan mengenal media pembelajaran Quipper secara mandiri setelah mendapatkan pendampingan. Peserta didik sasaran juga belajar mengenali penggunaan huruf kapital di dalam novel Perpustakaan Ajaib Bibbi Bokken karya Jostein Gaarder dan Klaus Hagerup sebagai bentuk penerapan dan pemahaman terhadap materi penggunaan huruf kapital yang telah diberikan.
Pendampingan ketiga berjudul “Rumahbelajar.id dan Pembentukan Akronim, serta Singkatan” dilakukan di minggu ketiga pada hari Minggu (29/08/2021) pukul 09.00 WIB. Pendampingan dilakukan secara tatap muka dengan mematuhi protokol kesehatan. Selama kelas, peserta didik sasaran terlihat menunjukkan ketertarikannya terdapat fitur Sumber Belajar karena menyajikan berbagai macam video pembelajaran atraktif yang disertai dengan ilustrasi-ilustrasi menarik, serta fifur Wahana Jelajah Angkasa.
Program kerja keempat yang dilakukan adalah mengulas kembali materi-materi yang telah diajarkan dan membagikan buku saku yang disusun oleh penulis sebagai mahasiswa KKN BTV 3 UNEJ. Pada minggu ini, materi-materi yang telah disampaikan diulas kembali untuk mengingat kembali walaupun setelah materi telah dipraktekkan dengan tujuan peserta didik sasaran tetap mengingat materi-materi yang telah diajarkan. Penulis juga membagikan sebuah buku saku untuk kedua peserta didik sasaran berisi materi-materi penggunaan kata depan, penggunaan huruf kapital, dan pembentukan akronim dan singkatan. Buku saku tersebut disusun sendiri oleh penulis sebagai mahasiswa KKN BTV 3 UNEJ dengan meringkas materi-materi kebahasaan yang telah diajarkan menjadi sesederhana mungkin dengan ilustrasi-ilustrasi menarik yang mampu menarik minat baca anak-anak. Tidak hanya berisi materi-materi kebahasaan yang telah diajarkan, dalam buku saku tersebut juga terdapat tabel-tabel untuk menulis aktivitas harian, kolom daftar pelajaran, dan cerpen-cerpen yang dapat dibaca setelah peserta didik sasaran membaca materi-materi yang terdapat dalam buku saku tersebut.
Selain dilakukan pengulasan kembali dan membagikan buku saku, penulis juga melakukan evaluasi dengan mengukur tingkat kemampuan peserta didik sasaran dalam mengenali penggunaan kata depan, huruf kapital, dan akronim-singkatan yang benar dengan memberikan beberapa soal sederhana yang dapat dijawab oleh kedua peserta didik.
Penyusunan dan penulisan isi buku dilakukan setiap kali setelah selesai memberikan bimbingan dan pendampingan. Buku ini disusun dengan menggunakan perangkat lunak Microsoft Word dengan ukuran kertas statement yang memiliki ukuran 13,97 cm x 21,59 cm. Untuk desain sampul, penulis menggunakan website Canva yang memiliki berbagai macam template sampul buku yang dapat digunakan sesuai keinginan dengan menyesuaikan jenis font yang digunakan. Ilustrasi-ilustrasi dalam gambar yang digunakan oleh penulis berasal dari aplikasi Pinterest, yang mana merupakan sebuah aplikasi untuk mengunduh gambar-gambar dengan kualitas yang bagus. Setelah buku disusun dan akan dicetak, penulis mengubah format dokumen dari Words menjadi PDF, sehingga apabila dokumen tersebut dibuka dengan media laptop yang berbeda jenis Microsoft Word-nya, dokumen buku yang telah disusun beserta ilustrasinya tetap dapat tertata rapi, sebab penulis menggunakan Microsoft Word 2013 dan berpotensi membuat dokumen menjadi tidak tertata apabila dibuka dengan menggunakan Microsoft Word versi yang lain.

Berdasarkan hasil evaluasi, kedua peserta didik sasaran telah mampu menerapkan penggunaan kata depan yang tepat, membedakan penggunaan huruf kapital yang benar dan salah, juga memahami pembentukan akronim dan singkatan yang mirip, namun tidak sama. “Kalau akronim kayak Posyandu. Kalau singkatan kayak SD sama SMP,” tutur Nova Jayanti Mandasari setelah mengisi pertanyaan-pertanyaan evaluasi.

[:]

[:de]

Fransisca Intan Devi Anna Kolmus, mahasiswa Sastra Indonesia salah satu peserta KKN BTV 3 Universitas Jember dari Kelompok 1 melakukan Kuliah Kerja Nyata (KKN) mulai tanggal 11 Agustus sampai 9 September 2021 di Kelurahan Gombengsari, Kecamatan Kalipuro, Kabupaten Banyuwangi dengan tematik Program Literasi Desa pada Masa Pandemi COVID-19. Fransisca menerapkan program kerja (Proker) pengenalan media pembelajaran daring dan penggunaan kaidah bahasa Indonesia.
Universitas Jember menerjunkan mahasiswa KKN Back to Village 3 (BTV 3) guna melakukan pengabdian kepada masyarakat, dengan lima tematik, yaitu: Program Pemberdayaan Wirausaha Masyarakat Terdampak COVID-19; Program Inovasi Teknologi/Informasi dalam Penanganan COVID-19; Program Pemberdayaan Bumdes/Jaring Pengaman Desa Penanganan COVID-19; Program Literasi Desa pada Masa Pandemi COVID-19; dan Program Penanganan Stunting dan Aki Akb. Ribuan mahasiswa peserta KKN BTV 3 Universitas Jember terjun ke lokasi KKN di desa masing-masing untuk mengabdikan diri kepada masyarakat di sekiranya.
Perencanaan program kerja KKN digali melalui observasi dengan wawancara kepada dua orang sasaran siswa kelas 5 SD yang bernama Dewi Andini dan Nova Jayanti Mandasari. Dari wawancara diketahui bahwa sejak diterapkan sekolah dari rumah atau SFH (Study from Home) yang berbasis daring membuat para sasaran yang masih duduk di bangku sekolah dasar mengalami kesulitan dalam memahami materi dan mengerjakan tugas, sehingga acap kali meminta bantuan orang tua dalam hal mengerjakan tugas. Mereka juga mengaku lebih banyak menggunakan gawai untuk bermain daripada untuk mencari penunjang pembelajaran. Mengapa demikian, karena mereka masih belum mengetahui situs-situs dan media apa saja yang dapat digunakan untuk membantu menunjang pembelajaran daring.
“Belum tahu. Kalau ada PR (tugas rumah) minta bantuan orang tua,” tutur salah satu sasaran, Dewi Andini, yang duduk di bangku sekolah dasar kelas 5 di SDN 2 Gombengsari. Tidak hanya Dewi Andini, Nova Jayanti Mandasari mengeluhkan hal serupa mengenai kesulitan memahami materi dan mengerjakan tugas yang diberikan, sehingga membutuhkan bantuan orang tua.
Melihat adanya permasalahan tersebut, mahasiswa KKN BTV 3 Universitas Jember Kelompok 01 merancang program kerja mengenalkan media-media pembelajaran atraktif dan menarik yang dapat membantu para sasaran untuk mendapatkan penunjang pembelajaran, di antaranya adalah Zenius, Quipper, dan rumahbelajar.id. Tidak hanya mengenalkan media-media pembelajaran daring, mahasiswa KKN BTV 3 Universitas Jember juga merancang program kerja mengenalkan penggunaan kaidah bahasa Indonesia meliputi penggunaan kata depan, penggunaan huruf kapital, dan pembentukan akronim dan singkatan sebagai pengisi waktu luang guna mengurangi intensitas bermain game dan menumbuhkan kecintaan terhadap bahasa Indonesia sebagai bahasa nasional masyarakat Indonesia. Mahasiswa KKN BTV 3 Universitas Jember kelompok 01 juga merancang program kerja akhir berupa penyusunan buku saku berbentuk booklet yang berisi materi penggunaan kaidah bahasa Indonesia yang disertai dengan cerita-cerita pendek anak sebagai upaya meningkatkan minat literasi anak.
Pendampingan pertama dilakukan pada Jumat (20/08/2021) pada pukul 09.00 WIB secara tatap muka dengan judul “Pengenalan Media Pembelajaran Daring Zenius dan Penggunaan Kata Depan”. Kelas ini diadakan dengan tujuan memberikan informasi mengenai media pembelajaran Zenius yang dapat digunakan sebagai penunjang pembelajaran dari rumah yang dapat diakses kapan saja dan di mana saja, juga memberikan pengetahuan tambahan mengenai penggunaan kata depan dalam bahasa Indonesia. Dengan mengenalkan media pembelajaram Zenius, maka juga akan membuat peserta didik sasaran lebih mudah mendapatkan penunjang pembelajaran daring dan dengan mengenalkan penggunaan kata depan dalam bahasa Indonesia yang benar, maka akan membantu penggunaan bahasa Indonesia yang efektif ke depannya.
Pendampingan kedua masih dilakukan pada minggu kedua masa KKN pada hari Minggu (22/08/2021) dengan judul “Pengenalan Media Pembelajaran Quipper dan Penggunaan Huruf Kapital” secara tatap muka pukul 09.00 WIB. Pendampingan dilakukan selama satu jam dari pukul 09.00 WIB, hingga 10.00 WIB. Setelah pemaparan materi, sasaran melakukan pengaplikasikan menggunakan laptop, sehingga mampu menerapkan dan mengenal media pembelajaran Quipper secara mandiri setelah mendapatkan pendampingan. Peserta didik sasaran juga belajar mengenali penggunaan huruf kapital di dalam novel Perpustakaan Ajaib Bibbi Bokken karya Jostein Gaarder dan Klaus Hagerup sebagai bentuk penerapan dan pemahaman terhadap materi penggunaan huruf kapital yang telah diberikan.
Pendampingan ketiga berjudul “Rumahbelajar.id dan Pembentukan Akronim, serta Singkatan” dilakukan di minggu ketiga pada hari Minggu (29/08/2021) pukul 09.00 WIB. Pendampingan dilakukan secara tatap muka dengan mematuhi protokol kesehatan. Selama kelas, peserta didik sasaran terlihat menunjukkan ketertarikannya terdapat fitur Sumber Belajar karena menyajikan berbagai macam video pembelajaran atraktif yang disertai dengan ilustrasi-ilustrasi menarik, serta fifur Wahana Jelajah Angkasa.
Program kerja keempat yang dilakukan adalah mengulas kembali materi-materi yang telah diajarkan dan membagikan buku saku yang disusun oleh penulis sebagai mahasiswa KKN BTV 3 UNEJ. Pada minggu ini, materi-materi yang telah disampaikan diulas kembali untuk mengingat kembali walaupun setelah materi telah dipraktekkan dengan tujuan peserta didik sasaran tetap mengingat materi-materi yang telah diajarkan. Penulis juga membagikan sebuah buku saku untuk kedua peserta didik sasaran berisi materi-materi penggunaan kata depan, penggunaan huruf kapital, dan pembentukan akronim dan singkatan. Buku saku tersebut disusun sendiri oleh penulis sebagai mahasiswa KKN BTV 3 UNEJ dengan meringkas materi-materi kebahasaan yang telah diajarkan menjadi sesederhana mungkin dengan ilustrasi-ilustrasi menarik yang mampu menarik minat baca anak-anak. Tidak hanya berisi materi-materi kebahasaan yang telah diajarkan, dalam buku saku tersebut juga terdapat tabel-tabel untuk menulis aktivitas harian, kolom daftar pelajaran, dan cerpen-cerpen yang dapat dibaca setelah peserta didik sasaran membaca materi-materi yang terdapat dalam buku saku tersebut.
Selain dilakukan pengulasan kembali dan membagikan buku saku, penulis juga melakukan evaluasi dengan mengukur tingkat kemampuan peserta didik sasaran dalam mengenali penggunaan kata depan, huruf kapital, dan akronim-singkatan yang benar dengan memberikan beberapa soal sederhana yang dapat dijawab oleh kedua peserta didik.
Penyusunan dan penulisan isi buku dilakukan setiap kali setelah selesai memberikan bimbingan dan pendampingan. Buku ini disusun dengan menggunakan perangkat lunak Microsoft Word dengan ukuran kertas statement yang memiliki ukuran 13,97 cm x 21,59 cm. Untuk desain sampul, penulis menggunakan website Canva yang memiliki berbagai macam template sampul buku yang dapat digunakan sesuai keinginan dengan menyesuaikan jenis font yang digunakan. Ilustrasi-ilustrasi dalam gambar yang digunakan oleh penulis berasal dari aplikasi Pinterest, yang mana merupakan sebuah aplikasi untuk mengunduh gambar-gambar dengan kualitas yang bagus. Setelah buku disusun dan akan dicetak, penulis mengubah format dokumen dari Words menjadi PDF, sehingga apabila dokumen tersebut dibuka dengan media laptop yang berbeda jenis Microsoft Word-nya, dokumen buku yang telah disusun beserta ilustrasinya tetap dapat tertata rapi, sebab penulis menggunakan Microsoft Word 2013 dan berpotensi membuat dokumen menjadi tidak tertata apabila dibuka dengan menggunakan Microsoft Word versi yang lain.

Berdasarkan hasil evaluasi, kedua peserta didik sasaran telah mampu menerapkan penggunaan kata depan yang tepat, membedakan penggunaan huruf kapital yang benar dan salah, juga memahami pembentukan akronim dan singkatan yang mirip, namun tidak sama. “Kalau akronim kayak Posyandu. Kalau singkatan kayak SD sama SMP,” tutur Nova Jayanti Mandasari setelah mengisi pertanyaan-pertanyaan evaluasi.

 

 

Fransisca Intan Devi Anna Kolmus, mahasiswa Sastra Indonesia salah satu peserta KKN BTV 3 Universitas Jember dari Kelompok 1 melakukan Kuliah Kerja Nyata (KKN) mulai tanggal 11 Agustus sampai 9 September 2021 di Kelurahan Gombengsari, Kecamatan Kalipuro, Kabupaten Banyuwangi dengan tematik Program Literasi Desa pada Masa Pandemi COVID-19. Fransisca menerapkan program kerja (Proker) pengenalan media pembelajaran daring dan penggunaan kaidah bahasa Indonesia.
Universitas Jember menerjunkan mahasiswa KKN Back to Village 3 (BTV 3) guna melakukan pengabdian kepada masyarakat, dengan lima tematik, yaitu: Program Pemberdayaan Wirausaha Masyarakat Terdampak COVID-19; Program Inovasi Teknologi/Informasi dalam Penanganan COVID-19; Program Pemberdayaan Bumdes/Jaring Pengaman Desa Penanganan COVID-19; Program Literasi Desa pada Masa Pandemi COVID-19; dan Program Penanganan Stunting dan Aki Akb. Ribuan mahasiswa peserta KKN BTV 3 Universitas Jember terjun ke lokasi KKN di desa masing-masing untuk mengabdikan diri kepada masyarakat di sekiranya.
Perencanaan program kerja KKN digali melalui observasi dengan wawancara kepada dua orang sasaran siswa kelas 5 SD yang bernama Dewi Andini dan Nova Jayanti Mandasari. Dari wawancara diketahui bahwa sejak diterapkan sekolah dari rumah atau SFH (Study from Home) yang berbasis daring membuat para sasaran yang masih duduk di bangku sekolah dasar mengalami kesulitan dalam memahami materi dan mengerjakan tugas, sehingga acap kali meminta bantuan orang tua dalam hal mengerjakan tugas. Mereka juga mengaku lebih banyak menggunakan gawai untuk bermain daripada untuk mencari penunjang pembelajaran. Mengapa demikian, karena mereka masih belum mengetahui situs-situs dan media apa saja yang dapat digunakan untuk membantu menunjang pembelajaran daring.
“Belum tahu. Kalau ada PR (tugas rumah) minta bantuan orang tua,” tutur salah satu sasaran, Dewi Andini, yang duduk di bangku sekolah dasar kelas 5 di SDN 2 Gombengsari. Tidak hanya Dewi Andini, Nova Jayanti Mandasari mengeluhkan hal serupa mengenai kesulitan memahami materi dan mengerjakan tugas yang diberikan, sehingga membutuhkan bantuan orang tua.
Melihat adanya permasalahan tersebut, mahasiswa KKN BTV 3 Universitas Jember Kelompok 01 merancang program kerja mengenalkan media-media pembelajaran atraktif dan menarik yang dapat membantu para sasaran untuk mendapatkan penunjang pembelajaran, di antaranya adalah Zenius, Quipper, dan rumahbelajar.id. Tidak hanya mengenalkan media-media pembelajaran daring, mahasiswa KKN BTV 3 Universitas Jember juga merancang program kerja mengenalkan penggunaan kaidah bahasa Indonesia meliputi penggunaan kata depan, penggunaan huruf kapital, dan pembentukan akronim dan singkatan sebagai pengisi waktu luang guna mengurangi intensitas bermain game dan menumbuhkan kecintaan terhadap bahasa Indonesia sebagai bahasa nasional masyarakat Indonesia. Mahasiswa KKN BTV 3 Universitas Jember kelompok 01 juga merancang program kerja akhir berupa penyusunan buku saku berbentuk booklet yang berisi materi penggunaan kaidah bahasa Indonesia yang disertai dengan cerita-cerita pendek anak sebagai upaya meningkatkan minat literasi anak.
Pendampingan pertama dilakukan pada Jumat (20/08/2021) pada pukul 09.00 WIB secara tatap muka dengan judul “Pengenalan Media Pembelajaran Daring Zenius dan Penggunaan Kata Depan”. Kelas ini diadakan dengan tujuan memberikan informasi mengenai media pembelajaran Zenius yang dapat digunakan sebagai penunjang pembelajaran dari rumah yang dapat diakses kapan saja dan di mana saja, juga memberikan pengetahuan tambahan mengenai penggunaan kata depan dalam bahasa Indonesia. Dengan mengenalkan media pembelajaram Zenius, maka juga akan membuat peserta didik sasaran lebih mudah mendapatkan penunjang pembelajaran daring dan dengan mengenalkan penggunaan kata depan dalam bahasa Indonesia yang benar, maka akan membantu penggunaan bahasa Indonesia yang efektif ke depannya.
Pendampingan kedua masih dilakukan pada minggu kedua masa KKN pada hari Minggu (22/08/2021) dengan judul “Pengenalan Media Pembelajaran Quipper dan Penggunaan Huruf Kapital” secara tatap muka pukul 09.00 WIB. Pendampingan dilakukan selama satu jam dari pukul 09.00 WIB, hingga 10.00 WIB. Setelah pemaparan materi, sasaran melakukan pengaplikasikan menggunakan laptop, sehingga mampu menerapkan dan mengenal media pembelajaran Quipper secara mandiri setelah mendapatkan pendampingan. Peserta didik sasaran juga belajar mengenali penggunaan huruf kapital di dalam novel Perpustakaan Ajaib Bibbi Bokken karya Jostein Gaarder dan Klaus Hagerup sebagai bentuk penerapan dan pemahaman terhadap materi penggunaan huruf kapital yang telah diberikan.
Pendampingan ketiga berjudul “Rumahbelajar.id dan Pembentukan Akronim, serta Singkatan” dilakukan di minggu ketiga pada hari Minggu (29/08/2021) pukul 09.00 WIB. Pendampingan dilakukan secara tatap muka dengan mematuhi protokol kesehatan. Selama kelas, peserta didik sasaran terlihat menunjukkan ketertarikannya terdapat fitur Sumber Belajar karena menyajikan berbagai macam video pembelajaran atraktif yang disertai dengan ilustrasi-ilustrasi menarik, serta fifur Wahana Jelajah Angkasa.
Program kerja keempat yang dilakukan adalah mengulas kembali materi-materi yang telah diajarkan dan membagikan buku saku yang disusun oleh penulis sebagai mahasiswa KKN BTV 3 UNEJ. Pada minggu ini, materi-materi yang telah disampaikan diulas kembali untuk mengingat kembali walaupun setelah materi telah dipraktekkan dengan tujuan peserta didik sasaran tetap mengingat materi-materi yang telah diajarkan. Penulis juga membagikan sebuah buku saku untuk kedua peserta didik sasaran berisi materi-materi penggunaan kata depan, penggunaan huruf kapital, dan pembentukan akronim dan singkatan. Buku saku tersebut disusun sendiri oleh penulis sebagai mahasiswa KKN BTV 3 UNEJ dengan meringkas materi-materi kebahasaan yang telah diajarkan menjadi sesederhana mungkin dengan ilustrasi-ilustrasi menarik yang mampu menarik minat baca anak-anak. Tidak hanya berisi materi-materi kebahasaan yang telah diajarkan, dalam buku saku tersebut juga terdapat tabel-tabel untuk menulis aktivitas harian, kolom daftar pelajaran, dan cerpen-cerpen yang dapat dibaca setelah peserta didik sasaran membaca materi-materi yang terdapat dalam buku saku tersebut.
Selain dilakukan pengulasan kembali dan membagikan buku saku, penulis juga melakukan evaluasi dengan mengukur tingkat kemampuan peserta didik sasaran dalam mengenali penggunaan kata depan, huruf kapital, dan akronim-singkatan yang benar dengan memberikan beberapa soal sederhana yang dapat dijawab oleh kedua peserta didik.
Penyusunan dan penulisan isi buku dilakukan setiap kali setelah selesai memberikan bimbingan dan pendampingan. Buku ini disusun dengan menggunakan perangkat lunak Microsoft Word dengan ukuran kertas statement yang memiliki ukuran 13,97 cm x 21,59 cm. Untuk desain sampul, penulis menggunakan website Canva yang memiliki berbagai macam template sampul buku yang dapat digunakan sesuai keinginan dengan menyesuaikan jenis font yang digunakan. Ilustrasi-ilustrasi dalam gambar yang digunakan oleh penulis berasal dari aplikasi Pinterest, yang mana merupakan sebuah aplikasi untuk mengunduh gambar-gambar dengan kualitas yang bagus. Setelah buku disusun dan akan dicetak, penulis mengubah format dokumen dari Words menjadi PDF, sehingga apabila dokumen tersebut dibuka dengan media laptop yang berbeda jenis Microsoft Word-nya, dokumen buku yang telah disusun beserta ilustrasinya tetap dapat tertata rapi, sebab penulis menggunakan Microsoft Word 2013 dan berpotensi membuat dokumen menjadi tidak tertata apabila dibuka dengan menggunakan Microsoft Word versi yang lain.

Berdasarkan hasil evaluasi, kedua peserta didik sasaran telah mampu menerapkan penggunaan kata depan yang tepat, membedakan penggunaan huruf kapital yang benar dan salah, juga memahami pembentukan akronim dan singkatan yang mirip, namun tidak sama. “Kalau akronim kayak Posyandu. Kalau singkatan kayak SD sama SMP,” tutur Nova Jayanti Mandasari setelah mengisi pertanyaan-pertanyaan evaluasi.

 

Fransisca Intan Devi Anna Kolmus, mahasiswa Sastra Indonesia salah satu peserta KKN BTV 3 Universitas Jember dari Kelompok 1 melakukan Kuliah Kerja Nyata (KKN) mulai tanggal 11 Agustus sampai 9 September 2021 di Kelurahan Gombengsari, Kecamatan Kalipuro, Kabupaten Banyuwangi dengan tematik Program Literasi Desa pada Masa Pandemi COVID-19. Fransisca menerapkan program kerja (Proker) pengenalan media pembelajaran daring dan penggunaan kaidah bahasa Indonesia.
Universitas Jember menerjunkan mahasiswa KKN Back to Village 3 (BTV 3) guna melakukan pengabdian kepada masyarakat, dengan lima tematik, yaitu: Program Pemberdayaan Wirausaha Masyarakat Terdampak COVID-19; Program Inovasi Teknologi/Informasi dalam Penanganan COVID-19; Program Pemberdayaan Bumdes/Jaring Pengaman Desa Penanganan COVID-19; Program Literasi Desa pada Masa Pandemi COVID-19; dan Program Penanganan Stunting dan Aki Akb. Ribuan mahasiswa peserta KKN BTV 3 Universitas Jember terjun ke lokasi KKN di desa masing-masing untuk mengabdikan diri kepada masyarakat di sekiranya.
Perencanaan program kerja KKN digali melalui observasi dengan wawancara kepada dua orang sasaran siswa kelas 5 SD yang bernama Dewi Andini dan Nova Jayanti Mandasari. Dari wawancara diketahui bahwa sejak diterapkan sekolah dari rumah atau SFH (Study from Home) yang berbasis daring membuat para sasaran yang masih duduk di bangku sekolah dasar mengalami kesulitan dalam memahami materi dan mengerjakan tugas, sehingga acap kali meminta bantuan orang tua dalam hal mengerjakan tugas. Mereka juga mengaku lebih banyak menggunakan gawai untuk bermain daripada untuk mencari penunjang pembelajaran. Mengapa demikian, karena mereka masih belum mengetahui situs-situs dan media apa saja yang dapat digunakan untuk membantu menunjang pembelajaran daring.
“Belum tahu. Kalau ada PR (tugas rumah) minta bantuan orang tua,” tutur salah satu sasaran, Dewi Andini, yang duduk di bangku sekolah dasar kelas 5 di SDN 2 Gombengsari. Tidak hanya Dewi Andini, Nova Jayanti Mandasari mengeluhkan hal serupa mengenai kesulitan memahami materi dan mengerjakan tugas yang diberikan, sehingga membutuhkan bantuan orang tua.
Melihat adanya permasalahan tersebut, mahasiswa KKN BTV 3 Universitas Jember Kelompok 01 merancang program kerja mengenalkan media-media pembelajaran atraktif dan menarik yang dapat membantu para sasaran untuk mendapatkan penunjang pembelajaran, di antaranya adalah Zenius, Quipper, dan rumahbelajar.id. Tidak hanya mengenalkan media-media pembelajaran daring, mahasiswa KKN BTV 3 Universitas Jember juga merancang program kerja mengenalkan penggunaan kaidah bahasa Indonesia meliputi penggunaan kata depan, penggunaan huruf kapital, dan pembentukan akronim dan singkatan sebagai pengisi waktu luang guna mengurangi intensitas bermain game dan menumbuhkan kecintaan terhadap bahasa Indonesia sebagai bahasa nasional masyarakat Indonesia. Mahasiswa KKN BTV 3 Universitas Jember kelompok 01 juga merancang program kerja akhir berupa penyusunan buku saku berbentuk booklet yang berisi materi penggunaan kaidah bahasa Indonesia yang disertai dengan cerita-cerita pendek anak sebagai upaya meningkatkan minat literasi anak.
Pendampingan pertama dilakukan pada Jumat (20/08/2021) pada pukul 09.00 WIB secara tatap muka dengan judul “Pengenalan Media Pembelajaran Daring Zenius dan Penggunaan Kata Depan”. Kelas ini diadakan dengan tujuan memberikan informasi mengenai media pembelajaran Zenius yang dapat digunakan sebagai penunjang pembelajaran dari rumah yang dapat diakses kapan saja dan di mana saja, juga memberikan pengetahuan tambahan mengenai penggunaan kata depan dalam bahasa Indonesia. Dengan mengenalkan media pembelajaram Zenius, maka juga akan membuat peserta didik sasaran lebih mudah mendapatkan penunjang pembelajaran daring dan dengan mengenalkan penggunaan kata depan dalam bahasa Indonesia yang benar, maka akan membantu penggunaan bahasa Indonesia yang efektif ke depannya.
Pendampingan kedua masih dilakukan pada minggu kedua masa KKN pada hari Minggu (22/08/2021) dengan judul “Pengenalan Media Pembelajaran Quipper dan Penggunaan Huruf Kapital” secara tatap muka pukul 09.00 WIB. Pendampingan dilakukan selama satu jam dari pukul 09.00 WIB, hingga 10.00 WIB. Setelah pemaparan materi, sasaran melakukan pengaplikasikan menggunakan laptop, sehingga mampu menerapkan dan mengenal media pembelajaran Quipper secara mandiri setelah mendapatkan pendampingan. Peserta didik sasaran juga belajar mengenali penggunaan huruf kapital di dalam novel Perpustakaan Ajaib Bibbi Bokken karya Jostein Gaarder dan Klaus Hagerup sebagai bentuk penerapan dan pemahaman terhadap materi penggunaan huruf kapital yang telah diberikan.
Pendampingan ketiga berjudul “Rumahbelajar.id dan Pembentukan Akronim, serta Singkatan” dilakukan di minggu ketiga pada hari Minggu (29/08/2021) pukul 09.00 WIB. Pendampingan dilakukan secara tatap muka dengan mematuhi protokol kesehatan. Selama kelas, peserta didik sasaran terlihat menunjukkan ketertarikannya terdapat fitur Sumber Belajar karena menyajikan berbagai macam video pembelajaran atraktif yang disertai dengan ilustrasi-ilustrasi menarik, serta fifur Wahana Jelajah Angkasa.
Program kerja keempat yang dilakukan adalah mengulas kembali materi-materi yang telah diajarkan dan membagikan buku saku yang disusun oleh penulis sebagai mahasiswa KKN BTV 3 UNEJ. Pada minggu ini, materi-materi yang telah disampaikan diulas kembali untuk mengingat kembali walaupun setelah materi telah dipraktekkan dengan tujuan peserta didik sasaran tetap mengingat materi-materi yang telah diajarkan. Penulis juga membagikan sebuah buku saku untuk kedua peserta didik sasaran berisi materi-materi penggunaan kata depan, penggunaan huruf kapital, dan pembentukan akronim dan singkatan. Buku saku tersebut disusun sendiri oleh penulis sebagai mahasiswa KKN BTV 3 UNEJ dengan meringkas materi-materi kebahasaan yang telah diajarkan menjadi sesederhana mungkin dengan ilustrasi-ilustrasi menarik yang mampu menarik minat baca anak-anak. Tidak hanya berisi materi-materi kebahasaan yang telah diajarkan, dalam buku saku tersebut juga terdapat tabel-tabel untuk menulis aktivitas harian, kolom daftar pelajaran, dan cerpen-cerpen yang dapat dibaca setelah peserta didik sasaran membaca materi-materi yang terdapat dalam buku saku tersebut.
Selain dilakukan pengulasan kembali dan membagikan buku saku, penulis juga melakukan evaluasi dengan mengukur tingkat kemampuan peserta didik sasaran dalam mengenali penggunaan kata depan, huruf kapital, dan akronim-singkatan yang benar dengan memberikan beberapa soal sederhana yang dapat dijawab oleh kedua peserta didik.
Penyusunan dan penulisan isi buku dilakukan setiap kali setelah selesai memberikan bimbingan dan pendampingan. Buku ini disusun dengan menggunakan perangkat lunak Microsoft Word dengan ukuran kertas statement yang memiliki ukuran 13,97 cm x 21,59 cm. Untuk desain sampul, penulis menggunakan website Canva yang memiliki berbagai macam template sampul buku yang dapat digunakan sesuai keinginan dengan menyesuaikan jenis font yang digunakan. Ilustrasi-ilustrasi dalam gambar yang digunakan oleh penulis berasal dari aplikasi Pinterest, yang mana merupakan sebuah aplikasi untuk mengunduh gambar-gambar dengan kualitas yang bagus. Setelah buku disusun dan akan dicetak, penulis mengubah format dokumen dari Words menjadi PDF, sehingga apabila dokumen tersebut dibuka dengan media laptop yang berbeda jenis Microsoft Word-nya, dokumen buku yang telah disusun beserta ilustrasinya tetap dapat tertata rapi, sebab penulis menggunakan Microsoft Word 2013 dan berpotensi membuat dokumen menjadi tidak tertata apabila dibuka dengan menggunakan Microsoft Word versi yang lain.

Berdasarkan hasil evaluasi, kedua peserta didik sasaran telah mampu menerapkan penggunaan kata depan yang tepat, membedakan penggunaan huruf kapital yang benar dan salah, juga memahami pembentukan akronim dan singkatan yang mirip, namun tidak sama. “Kalau akronim kayak Posyandu. Kalau singkatan kayak SD sama SMP,” tutur Nova Jayanti Mandasari setelah mengisi pertanyaan-pertanyaan evaluasi.

 

Fransisca Intan Devi Anna Kolmus, mahasiswa Sastra Indonesia salah satu peserta KKN BTV 3 Universitas Jember dari Kelompok 1 melakukan Kuliah Kerja Nyata (KKN) mulai tanggal 11 Agustus sampai 9 September 2021 di Kelurahan Gombengsari, Kecamatan Kalipuro, Kabupaten Banyuwangi dengan tematik Program Literasi Desa pada Masa Pandemi COVID-19. Fransisca menerapkan program kerja (Proker) pengenalan media pembelajaran daring dan penggunaan kaidah bahasa Indonesia.
Universitas Jember menerjunkan mahasiswa KKN Back to Village 3 (BTV 3) guna melakukan pengabdian kepada masyarakat, dengan lima tematik, yaitu: Program Pemberdayaan Wirausaha Masyarakat Terdampak COVID-19; Program Inovasi Teknologi/Informasi dalam Penanganan COVID-19; Program Pemberdayaan Bumdes/Jaring Pengaman Desa Penanganan COVID-19; Program Literasi Desa pada Masa Pandemi COVID-19; dan Program Penanganan Stunting dan Aki Akb. Ribuan mahasiswa peserta KKN BTV 3 Universitas Jember terjun ke lokasi KKN di desa masing-masing untuk mengabdikan diri kepada masyarakat di sekiranya.
Perencanaan program kerja KKN digali melalui observasi dengan wawancara kepada dua orang sasaran siswa kelas 5 SD yang bernama Dewi Andini dan Nova Jayanti Mandasari. Dari wawancara diketahui bahwa sejak diterapkan sekolah dari rumah atau SFH (Study from Home) yang berbasis daring membuat para sasaran yang masih duduk di bangku sekolah dasar mengalami kesulitan dalam memahami materi dan mengerjakan tugas, sehingga acap kali meminta bantuan orang tua dalam hal mengerjakan tugas. Mereka juga mengaku lebih banyak menggunakan gawai untuk bermain daripada untuk mencari penunjang pembelajaran. Mengapa demikian, karena mereka masih belum mengetahui situs-situs dan media apa saja yang dapat digunakan untuk membantu menunjang pembelajaran daring.
“Belum tahu. Kalau ada PR (tugas rumah) minta bantuan orang tua,” tutur salah satu sasaran, Dewi Andini, yang duduk di bangku sekolah dasar kelas 5 di SDN 2 Gombengsari. Tidak hanya Dewi Andini, Nova Jayanti Mandasari mengeluhkan hal serupa mengenai kesulitan memahami materi dan mengerjakan tugas yang diberikan, sehingga membutuhkan bantuan orang tua.
Melihat adanya permasalahan tersebut, mahasiswa KKN BTV 3 Universitas Jember Kelompok 01 merancang program kerja mengenalkan media-media pembelajaran atraktif dan menarik yang dapat membantu para sasaran untuk mendapatkan penunjang pembelajaran, di antaranya adalah Zenius, Quipper, dan rumahbelajar.id. Tidak hanya mengenalkan media-media pembelajaran daring, mahasiswa KKN BTV 3 Universitas Jember juga merancang program kerja mengenalkan penggunaan kaidah bahasa Indonesia meliputi penggunaan kata depan, penggunaan huruf kapital, dan pembentukan akronim dan singkatan sebagai pengisi waktu luang guna mengurangi intensitas bermain game dan menumbuhkan kecintaan terhadap bahasa Indonesia sebagai bahasa nasional masyarakat Indonesia. Mahasiswa KKN BTV 3 Universitas Jember kelompok 01 juga merancang program kerja akhir berupa penyusunan buku saku berbentuk booklet yang berisi materi penggunaan kaidah bahasa Indonesia yang disertai dengan cerita-cerita pendek anak sebagai upaya meningkatkan minat literasi anak.
Pendampingan pertama dilakukan pada Jumat (20/08/2021) pada pukul 09.00 WIB secara tatap muka dengan judul “Pengenalan Media Pembelajaran Daring Zenius dan Penggunaan Kata Depan”. Kelas ini diadakan dengan tujuan memberikan informasi mengenai media pembelajaran Zenius yang dapat digunakan sebagai penunjang pembelajaran dari rumah yang dapat diakses kapan saja dan di mana saja, juga memberikan pengetahuan tambahan mengenai penggunaan kata depan dalam bahasa Indonesia. Dengan mengenalkan media pembelajaram Zenius, maka juga akan membuat peserta didik sasaran lebih mudah mendapatkan penunjang pembelajaran daring dan dengan mengenalkan penggunaan kata depan dalam bahasa Indonesia yang benar, maka akan membantu penggunaan bahasa Indonesia yang efektif ke depannya.
Pendampingan kedua masih dilakukan pada minggu kedua masa KKN pada hari Minggu (22/08/2021) dengan judul “Pengenalan Media Pembelajaran Quipper dan Penggunaan Huruf Kapital” secara tatap muka pukul 09.00 WIB. Pendampingan dilakukan selama satu jam dari pukul 09.00 WIB, hingga 10.00 WIB. Setelah pemaparan materi, sasaran melakukan pengaplikasikan menggunakan laptop, sehingga mampu menerapkan dan mengenal media pembelajaran Quipper secara mandiri setelah mendapatkan pendampingan. Peserta didik sasaran juga belajar mengenali penggunaan huruf kapital di dalam novel Perpustakaan Ajaib Bibbi Bokken karya Jostein Gaarder dan Klaus Hagerup sebagai bentuk penerapan dan pemahaman terhadap materi penggunaan huruf kapital yang telah diberikan.
Pendampingan ketiga berjudul “Rumahbelajar.id dan Pembentukan Akronim, serta Singkatan” dilakukan di minggu ketiga pada hari Minggu (29/08/2021) pukul 09.00 WIB. Pendampingan dilakukan secara tatap muka dengan mematuhi protokol kesehatan. Selama kelas, peserta didik sasaran terlihat menunjukkan ketertarikannya terdapat fitur Sumber Belajar karena menyajikan berbagai macam video pembelajaran atraktif yang disertai dengan ilustrasi-ilustrasi menarik, serta fifur Wahana Jelajah Angkasa.
Program kerja keempat yang dilakukan adalah mengulas kembali materi-materi yang telah diajarkan dan membagikan buku saku yang disusun oleh penulis sebagai mahasiswa KKN BTV 3 UNEJ. Pada minggu ini, materi-materi yang telah disampaikan diulas kembali untuk mengingat kembali walaupun setelah materi telah dipraktekkan dengan tujuan peserta didik sasaran tetap mengingat materi-materi yang telah diajarkan. Penulis juga membagikan sebuah buku saku untuk kedua peserta didik sasaran berisi materi-materi penggunaan kata depan, penggunaan huruf kapital, dan pembentukan akronim dan singkatan. Buku saku tersebut disusun sendiri oleh penulis sebagai mahasiswa KKN BTV 3 UNEJ dengan meringkas materi-materi kebahasaan yang telah diajarkan menjadi sesederhana mungkin dengan ilustrasi-ilustrasi menarik yang mampu menarik minat baca anak-anak. Tidak hanya berisi materi-materi kebahasaan yang telah diajarkan, dalam buku saku tersebut juga terdapat tabel-tabel untuk menulis aktivitas harian, kolom daftar pelajaran, dan cerpen-cerpen yang dapat dibaca setelah peserta didik sasaran membaca materi-materi yang terdapat dalam buku saku tersebut.
Selain dilakukan pengulasan kembali dan membagikan buku saku, penulis juga melakukan evaluasi dengan mengukur tingkat kemampuan peserta didik sasaran dalam mengenali penggunaan kata depan, huruf kapital, dan akronim-singkatan yang benar dengan memberikan beberapa soal sederhana yang dapat dijawab oleh kedua peserta didik.
Penyusunan dan penulisan isi buku dilakukan setiap kali setelah selesai memberikan bimbingan dan pendampingan. Buku ini disusun dengan menggunakan perangkat lunak Microsoft Word dengan ukuran kertas statement yang memiliki ukuran 13,97 cm x 21,59 cm. Untuk desain sampul, penulis menggunakan website Canva yang memiliki berbagai macam template sampul buku yang dapat digunakan sesuai keinginan dengan menyesuaikan jenis font yang digunakan. Ilustrasi-ilustrasi dalam gambar yang digunakan oleh penulis berasal dari aplikasi Pinterest, yang mana merupakan sebuah aplikasi untuk mengunduh gambar-gambar dengan kualitas yang bagus. Setelah buku disusun dan akan dicetak, penulis mengubah format dokumen dari Words menjadi PDF, sehingga apabila dokumen tersebut dibuka dengan media laptop yang berbeda jenis Microsoft Word-nya, dokumen buku yang telah disusun beserta ilustrasinya tetap dapat tertata rapi, sebab penulis menggunakan Microsoft Word 2013 dan berpotensi membuat dokumen menjadi tidak tertata apabila dibuka dengan menggunakan Microsoft Word versi yang lain.

Berdasarkan hasil evaluasi, kedua peserta didik sasaran telah mampu menerapkan penggunaan kata depan yang tepat, membedakan penggunaan huruf kapital yang benar dan salah, juga memahami pembentukan akronim dan singkatan yang mirip, namun tidak sama. “Kalau akronim kayak Posyandu. Kalau singkatan kayak SD sama SMP,” tutur Nova Jayanti Mandasari setelah mengisi pertanyaan-pertanyaan evaluasi.

[:]

[:de]

Fransisca Intan Devi Anna Kolmus, mahasiswa Sastra Indonesia salah satu peserta KKN BTV 3 Universitas Jember dari Kelompok 1 melakukan Kuliah Kerja Nyata (KKN) mulai tanggal 11 Agustus sampai 9 September 2021 di Kelurahan Gombengsari, Kecamatan Kalipuro, Kabupaten Banyuwangi dengan tematik Program Literasi Desa pada Masa Pandemi COVID-19. Fransisca menerapkan program kerja (Proker) pengenalan media pembelajaran daring dan penggunaan kaidah bahasa Indonesia.
Universitas Jember menerjunkan mahasiswa KKN Back to Village 3 (BTV 3) guna melakukan pengabdian kepada masyarakat, dengan lima tematik, yaitu: Program Pemberdayaan Wirausaha Masyarakat Terdampak COVID-19; Program Inovasi Teknologi/Informasi dalam Penanganan COVID-19; Program Pemberdayaan Bumdes/Jaring Pengaman Desa Penanganan COVID-19; Program Literasi Desa pada Masa Pandemi COVID-19; dan Program Penanganan Stunting dan Aki Akb. Ribuan mahasiswa peserta KKN BTV 3 Universitas Jember terjun ke lokasi KKN di desa masing-masing untuk mengabdikan diri kepada masyarakat di sekiranya.
Perencanaan program kerja KKN digali melalui observasi dengan wawancara kepada dua orang sasaran siswa kelas 5 SD yang bernama Dewi Andini dan Nova Jayanti Mandasari. Dari wawancara diketahui bahwa sejak diterapkan sekolah dari rumah atau SFH (Study from Home) yang berbasis daring membuat para sasaran yang masih duduk di bangku sekolah dasar mengalami kesulitan dalam memahami materi dan mengerjakan tugas, sehingga acap kali meminta bantuan orang tua dalam hal mengerjakan tugas. Mereka juga mengaku lebih banyak menggunakan gawai untuk bermain daripada untuk mencari penunjang pembelajaran. Mengapa demikian, karena mereka masih belum mengetahui situs-situs dan media apa saja yang dapat digunakan untuk membantu menunjang pembelajaran daring.
“Belum tahu. Kalau ada PR (tugas rumah) minta bantuan orang tua,” tutur salah satu sasaran, Dewi Andini, yang duduk di bangku sekolah dasar kelas 5 di SDN 2 Gombengsari. Tidak hanya Dewi Andini, Nova Jayanti Mandasari mengeluhkan hal serupa mengenai kesulitan memahami materi dan mengerjakan tugas yang diberikan, sehingga membutuhkan bantuan orang tua.
Melihat adanya permasalahan tersebut, mahasiswa KKN BTV 3 Universitas Jember Kelompok 01 merancang program kerja mengenalkan media-media pembelajaran atraktif dan menarik yang dapat membantu para sasaran untuk mendapatkan penunjang pembelajaran, di antaranya adalah Zenius, Quipper, dan rumahbelajar.id. Tidak hanya mengenalkan media-media pembelajaran daring, mahasiswa KKN BTV 3 Universitas Jember juga merancang program kerja mengenalkan penggunaan kaidah bahasa Indonesia meliputi penggunaan kata depan, penggunaan huruf kapital, dan pembentukan akronim dan singkatan sebagai pengisi waktu luang guna mengurangi intensitas bermain game dan menumbuhkan kecintaan terhadap bahasa Indonesia sebagai bahasa nasional masyarakat Indonesia. Mahasiswa KKN BTV 3 Universitas Jember kelompok 01 juga merancang program kerja akhir berupa penyusunan buku saku berbentuk booklet yang berisi materi penggunaan kaidah bahasa Indonesia yang disertai dengan cerita-cerita pendek anak sebagai upaya meningkatkan minat literasi anak.
Pendampingan pertama dilakukan pada Jumat (20/08/2021) pada pukul 09.00 WIB secara tatap muka dengan judul “Pengenalan Media Pembelajaran Daring Zenius dan Penggunaan Kata Depan”. Kelas ini diadakan dengan tujuan memberikan informasi mengenai media pembelajaran Zenius yang dapat digunakan sebagai penunjang pembelajaran dari rumah yang dapat diakses kapan saja dan di mana saja, juga memberikan pengetahuan tambahan mengenai penggunaan kata depan dalam bahasa Indonesia. Dengan mengenalkan media pembelajaram Zenius, maka juga akan membuat peserta didik sasaran lebih mudah mendapatkan penunjang pembelajaran daring dan dengan mengenalkan penggunaan kata depan dalam bahasa Indonesia yang benar, maka akan membantu penggunaan bahasa Indonesia yang efektif ke depannya.
Pendampingan kedua masih dilakukan pada minggu kedua masa KKN pada hari Minggu (22/08/2021) dengan judul “Pengenalan Media Pembelajaran Quipper dan Penggunaan Huruf Kapital” secara tatap muka pukul 09.00 WIB. Pendampingan dilakukan selama satu jam dari pukul 09.00 WIB, hingga 10.00 WIB. Setelah pemaparan materi, sasaran melakukan pengaplikasikan menggunakan laptop, sehingga mampu menerapkan dan mengenal media pembelajaran Quipper secara mandiri setelah mendapatkan pendampingan. Peserta didik sasaran juga belajar mengenali penggunaan huruf kapital di dalam novel Perpustakaan Ajaib Bibbi Bokken karya Jostein Gaarder dan Klaus Hagerup sebagai bentuk penerapan dan pemahaman terhadap materi penggunaan huruf kapital yang telah diberikan.
Pendampingan ketiga berjudul “Rumahbelajar.id dan Pembentukan Akronim, serta Singkatan” dilakukan di minggu ketiga pada hari Minggu (29/08/2021) pukul 09.00 WIB. Pendampingan dilakukan secara tatap muka dengan mematuhi protokol kesehatan. Selama kelas, peserta didik sasaran terlihat menunjukkan ketertarikannya terdapat fitur Sumber Belajar karena menyajikan berbagai macam video pembelajaran atraktif yang disertai dengan ilustrasi-ilustrasi menarik, serta fifur Wahana Jelajah Angkasa.
Program kerja keempat yang dilakukan adalah mengulas kembali materi-materi yang telah diajarkan dan membagikan buku saku yang disusun oleh penulis sebagai mahasiswa KKN BTV 3 UNEJ. Pada minggu ini, materi-materi yang telah disampaikan diulas kembali untuk mengingat kembali walaupun setelah materi telah dipraktekkan dengan tujuan peserta didik sasaran tetap mengingat materi-materi yang telah diajarkan. Penulis juga membagikan sebuah buku saku untuk kedua peserta didik sasaran berisi materi-materi penggunaan kata depan, penggunaan huruf kapital, dan pembentukan akronim dan singkatan. Buku saku tersebut disusun sendiri oleh penulis sebagai mahasiswa KKN BTV 3 UNEJ dengan meringkas materi-materi kebahasaan yang telah diajarkan menjadi sesederhana mungkin dengan ilustrasi-ilustrasi menarik yang mampu menarik minat baca anak-anak. Tidak hanya berisi materi-materi kebahasaan yang telah diajarkan, dalam buku saku tersebut juga terdapat tabel-tabel untuk menulis aktivitas harian, kolom daftar pelajaran, dan cerpen-cerpen yang dapat dibaca setelah peserta didik sasaran membaca materi-materi yang terdapat dalam buku saku tersebut.
Selain dilakukan pengulasan kembali dan membagikan buku saku, penulis juga melakukan evaluasi dengan mengukur tingkat kemampuan peserta didik sasaran dalam mengenali penggunaan kata depan, huruf kapital, dan akronim-singkatan yang benar dengan memberikan beberapa soal sederhana yang dapat dijawab oleh kedua peserta didik.
Penyusunan dan penulisan isi buku dilakukan setiap kali setelah selesai memberikan bimbingan dan pendampingan. Buku ini disusun dengan menggunakan perangkat lunak Microsoft Word dengan ukuran kertas statement yang memiliki ukuran 13,97 cm x 21,59 cm. Untuk desain sampul, penulis menggunakan website Canva yang memiliki berbagai macam template sampul buku yang dapat digunakan sesuai keinginan dengan menyesuaikan jenis font yang digunakan. Ilustrasi-ilustrasi dalam gambar yang digunakan oleh penulis berasal dari aplikasi Pinterest, yang mana merupakan sebuah aplikasi untuk mengunduh gambar-gambar dengan kualitas yang bagus. Setelah buku disusun dan akan dicetak, penulis mengubah format dokumen dari Words menjadi PDF, sehingga apabila dokumen tersebut dibuka dengan media laptop yang berbeda jenis Microsoft Word-nya, dokumen buku yang telah disusun beserta ilustrasinya tetap dapat tertata rapi, sebab penulis menggunakan Microsoft Word 2013 dan berpotensi membuat dokumen menjadi tidak tertata apabila dibuka dengan menggunakan Microsoft Word versi yang lain.

Berdasarkan hasil evaluasi, kedua peserta didik sasaran telah mampu menerapkan penggunaan kata depan yang tepat, membedakan penggunaan huruf kapital yang benar dan salah, juga memahami pembentukan akronim dan singkatan yang mirip, namun tidak sama. “Kalau akronim kayak Posyandu. Kalau singkatan kayak SD sama SMP,” tutur Nova Jayanti Mandasari setelah mengisi pertanyaan-pertanyaan evaluasi.

Fransisca Intan Devi Anna Kolmus, mahasiswa Sastra Indonesia salah satu peserta KKN BTV 3 Universitas Jember dari Kelompok 1 melakukan Kuliah Kerja Nyata (KKN) mulai tanggal 11 Agustus sampai 9 September 2021 di Kelurahan Gombengsari, Kecamatan Kalipuro, Kabupaten Banyuwangi dengan tematik Program Literasi Desa pada Masa Pandemi COVID-19. Fransisca menerapkan program kerja (Proker) pengenalan media pembelajaran daring dan penggunaan kaidah bahasa Indonesia.
Universitas Jember menerjunkan mahasiswa KKN Back to Village 3 (BTV 3) guna melakukan pengabdian kepada masyarakat, dengan lima tematik, yaitu: Program Pemberdayaan Wirausaha Masyarakat Terdampak COVID-19; Program Inovasi Teknologi/Informasi dalam Penanganan COVID-19; Program Pemberdayaan Bumdes/Jaring Pengaman Desa Penanganan COVID-19; Program Literasi Desa pada Masa Pandemi COVID-19; dan Program Penanganan Stunting dan Aki Akb. Ribuan mahasiswa peserta KKN BTV 3 Universitas Jember terjun ke lokasi KKN di desa masing-masing untuk mengabdikan diri kepada masyarakat di sekiranya.
Perencanaan program kerja KKN digali melalui observasi dengan wawancara kepada dua orang sasaran siswa kelas 5 SD yang bernama Dewi Andini dan Nova Jayanti Mandasari. Dari wawancara diketahui bahwa sejak diterapkan sekolah dari rumah atau SFH (Study from Home) yang berbasis daring membuat para sasaran yang masih duduk di bangku sekolah dasar mengalami kesulitan dalam memahami materi dan mengerjakan tugas, sehingga acap kali meminta bantuan orang tua dalam hal mengerjakan tugas. Mereka juga mengaku lebih banyak menggunakan gawai untuk bermain daripada untuk mencari penunjang pembelajaran. Mengapa demikian, karena mereka masih belum mengetahui situs-situs dan media apa saja yang dapat digunakan untuk membantu menunjang pembelajaran daring.
“Belum tahu. Kalau ada PR (tugas rumah) minta bantuan orang tua,” tutur salah satu sasaran, Dewi Andini, yang duduk di bangku sekolah dasar kelas 5 di SDN 2 Gombengsari. Tidak hanya Dewi Andini, Nova Jayanti Mandasari mengeluhkan hal serupa mengenai kesulitan memahami materi dan mengerjakan tugas yang diberikan, sehingga membutuhkan bantuan orang tua.
Melihat adanya permasalahan tersebut, mahasiswa KKN BTV 3 Universitas Jember Kelompok 01 merancang program kerja mengenalkan media-media pembelajaran atraktif dan menarik yang dapat membantu para sasaran untuk mendapatkan penunjang pembelajaran, di antaranya adalah Zenius, Quipper, dan rumahbelajar.id. Tidak hanya mengenalkan media-media pembelajaran daring, mahasiswa KKN BTV 3 Universitas Jember juga merancang program kerja mengenalkan penggunaan kaidah bahasa Indonesia meliputi penggunaan kata depan, penggunaan huruf kapital, dan pembentukan akronim dan singkatan sebagai pengisi waktu luang guna mengurangi intensitas bermain game dan menumbuhkan kecintaan terhadap bahasa Indonesia sebagai bahasa nasional masyarakat Indonesia. Mahasiswa KKN BTV 3 Universitas Jember kelompok 01 juga merancang program kerja akhir berupa penyusunan buku saku berbentuk booklet yang berisi materi penggunaan kaidah bahasa Indonesia yang disertai dengan cerita-cerita pendek anak sebagai upaya meningkatkan minat literasi anak.
Pendampingan pertama dilakukan pada Jumat (20/08/2021) pada pukul 09.00 WIB secara tatap muka dengan judul “Pengenalan Media Pembelajaran Daring Zenius dan Penggunaan Kata Depan”. Kelas ini diadakan dengan tujuan memberikan informasi mengenai media pembelajaran Zenius yang dapat digunakan sebagai penunjang pembelajaran dari rumah yang dapat diakses kapan saja dan di mana saja, juga memberikan pengetahuan tambahan mengenai penggunaan kata depan dalam bahasa Indonesia. Dengan mengenalkan media pembelajaram Zenius, maka juga akan membuat peserta didik sasaran lebih mudah mendapatkan penunjang pembelajaran daring dan dengan mengenalkan penggunaan kata depan dalam bahasa Indonesia yang benar, maka akan membantu penggunaan bahasa Indonesia yang efektif ke depannya.
Pendampingan kedua masih dilakukan pada minggu kedua masa KKN pada hari Minggu (22/08/2021) dengan judul “Pengenalan Media Pembelajaran Quipper dan Penggunaan Huruf Kapital” secara tatap muka pukul 09.00 WIB. Pendampingan dilakukan selama satu jam dari pukul 09.00 WIB, hingga 10.00 WIB. Setelah pemaparan materi, sasaran melakukan pengaplikasikan menggunakan laptop, sehingga mampu menerapkan dan mengenal media pembelajaran Quipper secara mandiri setelah mendapatkan pendampingan. Peserta didik sasaran juga belajar mengenali penggunaan huruf kapital di dalam novel Perpustakaan Ajaib Bibbi Bokken karya Jostein Gaarder dan Klaus Hagerup sebagai bentuk penerapan dan pemahaman terhadap materi penggunaan huruf kapital yang telah diberikan.
Pendampingan ketiga berjudul “Rumahbelajar.id dan Pembentukan Akronim, serta Singkatan” dilakukan di minggu ketiga pada hari Minggu (29/08/2021) pukul 09.00 WIB. Pendampingan dilakukan secara tatap muka dengan mematuhi protokol kesehatan. Selama kelas, peserta didik sasaran terlihat menunjukkan ketertarikannya terdapat fitur Sumber Belajar karena menyajikan berbagai macam video pembelajaran atraktif yang disertai dengan ilustrasi-ilustrasi menarik, serta fifur Wahana Jelajah Angkasa.
Program kerja keempat yang dilakukan adalah mengulas kembali materi-materi yang telah diajarkan dan membagikan buku saku yang disusun oleh penulis sebagai mahasiswa KKN BTV 3 UNEJ. Pada minggu ini, materi-materi yang telah disampaikan diulas kembali untuk mengingat kembali walaupun setelah materi telah dipraktekkan dengan tujuan peserta didik sasaran tetap mengingat materi-materi yang telah diajarkan. Penulis juga membagikan sebuah buku saku untuk kedua peserta didik sasaran berisi materi-materi penggunaan kata depan, penggunaan huruf kapital, dan pembentukan akronim dan singkatan. Buku saku tersebut disusun sendiri oleh penulis sebagai mahasiswa KKN BTV 3 UNEJ dengan meringkas materi-materi kebahasaan yang telah diajarkan menjadi sesederhana mungkin dengan ilustrasi-ilustrasi menarik yang mampu menarik minat baca anak-anak. Tidak hanya berisi materi-materi kebahasaan yang telah diajarkan, dalam buku saku tersebut juga terdapat tabel-tabel untuk menulis aktivitas harian, kolom daftar pelajaran, dan cerpen-cerpen yang dapat dibaca setelah peserta didik sasaran membaca materi-materi yang terdapat dalam buku saku tersebut.
Selain dilakukan pengulasan kembali dan membagikan buku saku, penulis juga melakukan evaluasi dengan mengukur tingkat kemampuan peserta didik sasaran dalam mengenali penggunaan kata depan, huruf kapital, dan akronim-singkatan yang benar dengan memberikan beberapa soal sederhana yang dapat dijawab oleh kedua peserta didik.
Penyusunan dan penulisan isi buku dilakukan setiap kali setelah selesai memberikan bimbingan dan pendampingan. Buku ini disusun dengan menggunakan perangkat lunak Microsoft Word dengan ukuran kertas statement yang memiliki ukuran 13,97 cm x 21,59 cm. Untuk desain sampul, penulis menggunakan website Canva yang memiliki berbagai macam template sampul buku yang dapat digunakan sesuai keinginan dengan menyesuaikan jenis font yang digunakan. Ilustrasi-ilustrasi dalam gambar yang digunakan oleh penulis berasal dari aplikasi Pinterest, yang mana merupakan sebuah aplikasi untuk mengunduh gambar-gambar dengan kualitas yang bagus. Setelah buku disusun dan akan dicetak, penulis mengubah format dokumen dari Words menjadi PDF, sehingga apabila dokumen tersebut dibuka dengan media laptop yang berbeda jenis Microsoft Word-nya, dokumen buku yang telah disusun beserta ilustrasinya tetap dapat tertata rapi, sebab penulis menggunakan Microsoft Word 2013 dan berpotensi membuat dokumen menjadi tidak tertata apabila dibuka dengan menggunakan Microsoft Word versi yang lain.

Berdasarkan hasil evaluasi, kedua peserta didik sasaran telah mampu menerapkan penggunaan kata depan yang tepat, membedakan penggunaan huruf kapital yang benar dan salah, juga memahami pembentukan akronim dan singkatan yang mirip, namun tidak sama. “Kalau akronim kayak Posyandu. Kalau singkatan kayak SD sama SMP,” tutur Nova Jayanti Mandasari setelah mengisi pertanyaan-pertanyaan evaluasi.

Fransisca Intan Devi Anna Kolmus, mahasiswa Sastra Indonesia salah satu peserta KKN BTV 3 Universitas Jember dari Kelompok 1 melakukan Kuliah Kerja Nyata (KKN) mulai tanggal 11 Agustus sampai 9 September 2021 di Kelurahan Gombengsari, Kecamatan Kalipuro, Kabupaten Banyuwangi dengan tematik Program Literasi Desa pada Masa Pandemi COVID-19. Fransisca menerapkan program kerja (Proker) pengenalan media pembelajaran daring dan penggunaan kaidah bahasa Indonesia.
Universitas Jember menerjunkan mahasiswa KKN Back to Village 3 (BTV 3) guna melakukan pengabdian kepada masyarakat, dengan lima tematik, yaitu: Program Pemberdayaan Wirausaha Masyarakat Terdampak COVID-19; Program Inovasi Teknologi/Informasi dalam Penanganan COVID-19; Program Pemberdayaan Bumdes/Jaring Pengaman Desa Penanganan COVID-19; Program Literasi Desa pada Masa Pandemi COVID-19; dan Program Penanganan Stunting dan Aki Akb. Ribuan mahasiswa peserta KKN BTV 3 Universitas Jember terjun ke lokasi KKN di desa masing-masing untuk mengabdikan diri kepada masyarakat di sekiranya.
Perencanaan program kerja KKN digali melalui observasi dengan wawancara kepada dua orang sasaran siswa kelas 5 SD yang bernama Dewi Andini dan Nova Jayanti Mandasari. Dari wawancara diketahui bahwa sejak diterapkan sekolah dari rumah atau SFH (Study from Home) yang berbasis daring membuat para sasaran yang masih duduk di bangku sekolah dasar mengalami kesulitan dalam memahami materi dan mengerjakan tugas, sehingga acap kali meminta bantuan orang tua dalam hal mengerjakan tugas. Mereka juga mengaku lebih banyak menggunakan gawai untuk bermain daripada untuk mencari penunjang pembelajaran. Mengapa demikian, karena mereka masih belum mengetahui situs-situs dan media apa saja yang dapat digunakan untuk membantu menunjang pembelajaran daring.
“Belum tahu. Kalau ada PR (tugas rumah) minta bantuan orang tua,” tutur salah satu sasaran, Dewi Andini, yang duduk di bangku sekolah dasar kelas 5 di SDN 2 Gombengsari. Tidak hanya Dewi Andini, Nova Jayanti Mandasari mengeluhkan hal serupa mengenai kesulitan memahami materi dan mengerjakan tugas yang diberikan, sehingga membutuhkan bantuan orang tua.
Melihat adanya permasalahan tersebut, mahasiswa KKN BTV 3 Universitas Jember Kelompok 01 merancang program kerja mengenalkan media-media pembelajaran atraktif dan menarik yang dapat membantu para sasaran untuk mendapatkan penunjang pembelajaran, di antaranya adalah Zenius, Quipper, dan rumahbelajar.id. Tidak hanya mengenalkan media-media pembelajaran daring, mahasiswa KKN BTV 3 Universitas Jember juga merancang program kerja mengenalkan penggunaan kaidah bahasa Indonesia meliputi penggunaan kata depan, penggunaan huruf kapital, dan pembentukan akronim dan singkatan sebagai pengisi waktu luang guna mengurangi intensitas bermain game dan menumbuhkan kecintaan terhadap bahasa Indonesia sebagai bahasa nasional masyarakat Indonesia. Mahasiswa KKN BTV 3 Universitas Jember kelompok 01 juga merancang program kerja akhir berupa penyusunan buku saku berbentuk booklet yang berisi materi penggunaan kaidah bahasa Indonesia yang disertai dengan cerita-cerita pendek anak sebagai upaya meningkatkan minat literasi anak.
Pendampingan pertama dilakukan pada Jumat (20/08/2021) pada pukul 09.00 WIB secara tatap muka dengan judul “Pengenalan Media Pembelajaran Daring Zenius dan Penggunaan Kata Depan”. Kelas ini diadakan dengan tujuan memberikan informasi mengenai media pembelajaran Zenius yang dapat digunakan sebagai penunjang pembelajaran dari rumah yang dapat diakses kapan saja dan di mana saja, juga memberikan pengetahuan tambahan mengenai penggunaan kata depan dalam bahasa Indonesia. Dengan mengenalkan media pembelajaram Zenius, maka juga akan membuat peserta didik sasaran lebih mudah mendapatkan penunjang pembelajaran daring dan dengan mengenalkan penggunaan kata depan dalam bahasa Indonesia yang benar, maka akan membantu penggunaan bahasa Indonesia yang efektif ke depannya.
Pendampingan kedua masih dilakukan pada minggu kedua masa KKN pada hari Minggu (22/08/2021) dengan judul “Pengenalan Media Pembelajaran Quipper dan Penggunaan Huruf Kapital” secara tatap muka pukul 09.00 WIB. Pendampingan dilakukan selama satu jam dari pukul 09.00 WIB, hingga 10.00 WIB. Setelah pemaparan materi, sasaran melakukan pengaplikasikan menggunakan laptop, sehingga mampu menerapkan dan mengenal media pembelajaran Quipper secara mandiri setelah mendapatkan pendampingan. Peserta didik sasaran juga belajar mengenali penggunaan huruf kapital di dalam novel Perpustakaan Ajaib Bibbi Bokken karya Jostein Gaarder dan Klaus Hagerup sebagai bentuk penerapan dan pemahaman terhadap materi penggunaan huruf kapital yang telah diberikan.
Pendampingan ketiga berjudul “Rumahbelajar.id dan Pembentukan Akronim, serta Singkatan” dilakukan di minggu ketiga pada hari Minggu (29/08/2021) pukul 09.00 WIB. Pendampingan dilakukan secara tatap muka dengan mematuhi protokol kesehatan. Selama kelas, peserta didik sasaran terlihat menunjukkan ketertarikannya terdapat fitur Sumber Belajar karena menyajikan berbagai macam video pembelajaran atraktif yang disertai dengan ilustrasi-ilustrasi menarik, serta fifur Wahana Jelajah Angkasa.
Program kerja keempat yang dilakukan adalah mengulas kembali materi-materi yang telah diajarkan dan membagikan buku saku yang disusun oleh penulis sebagai mahasiswa KKN BTV 3 UNEJ. Pada minggu ini, materi-materi yang telah disampaikan diulas kembali untuk mengingat kembali walaupun setelah materi telah dipraktekkan dengan tujuan peserta didik sasaran tetap mengingat materi-materi yang telah diajarkan. Penulis juga membagikan sebuah buku saku untuk kedua peserta didik sasaran berisi materi-materi penggunaan kata depan, penggunaan huruf kapital, dan pembentukan akronim dan singkatan. Buku saku tersebut disusun sendiri oleh penulis sebagai mahasiswa KKN BTV 3 UNEJ dengan meringkas materi-materi kebahasaan yang telah diajarkan menjadi sesederhana mungkin dengan ilustrasi-ilustrasi menarik yang mampu menarik minat baca anak-anak. Tidak hanya berisi materi-materi kebahasaan yang telah diajarkan, dalam buku saku tersebut juga terdapat tabel-tabel untuk menulis aktivitas harian, kolom daftar pelajaran, dan cerpen-cerpen yang dapat dibaca setelah peserta didik sasaran membaca materi-materi yang terdapat dalam buku saku tersebut.
Selain dilakukan pengulasan kembali dan membagikan buku saku, penulis juga melakukan evaluasi dengan mengukur tingkat kemampuan peserta didik sasaran dalam mengenali penggunaan kata depan, huruf kapital, dan akronim-singkatan yang benar dengan memberikan beberapa soal sederhana yang dapat dijawab oleh kedua peserta didik.
Penyusunan dan penulisan isi buku dilakukan setiap kali setelah selesai memberikan bimbingan dan pendampingan. Buku ini disusun dengan menggunakan perangkat lunak Microsoft Word dengan ukuran kertas statement yang memiliki ukuran 13,97 cm x 21,59 cm. Untuk desain sampul, penulis menggunakan website Canva yang memiliki berbagai macam template sampul buku yang dapat digunakan sesuai keinginan dengan menyesuaikan jenis font yang digunakan. Ilustrasi-ilustrasi dalam gambar yang digunakan oleh penulis berasal dari aplikasi Pinterest, yang mana merupakan sebuah aplikasi untuk mengunduh gambar-gambar dengan kualitas yang bagus. Setelah buku disusun dan akan dicetak, penulis mengubah format dokumen dari Words menjadi PDF, sehingga apabila dokumen tersebut dibuka dengan media laptop yang berbeda jenis Microsoft Word-nya, dokumen buku yang telah disusun beserta ilustrasinya tetap dapat tertata rapi, sebab penulis menggunakan Microsoft Word 2013 dan berpotensi membuat dokumen menjadi tidak tertata apabila dibuka dengan menggunakan Microsoft Word versi yang lain.

Berdasarkan hasil evaluasi, kedua peserta didik sasaran telah mampu menerapkan penggunaan kata depan yang tepat, membedakan penggunaan huruf kapital yang benar dan salah, juga memahami pembentukan akronim dan singkatan yang mirip, namun tidak sama. “Kalau akronim kayak Posyandu. Kalau singkatan kayak SD sama SMP,” tutur Nova Jayanti Mandasari setelah mengisi pertanyaan-pertanyaan evaluasi.

 

Fransisca Intan Devi Anna Kolmus, mahasiswa Sastra Indonesia salah satu peserta KKN BTV 3 Universitas Jember dari Kelompok 1 melakukan Kuliah Kerja Nyata (KKN) mulai tanggal 11 Agustus sampai 9 September 2021 di Kelurahan Gombengsari, Kecamatan Kalipuro, Kabupaten Banyuwangi dengan tematik Program Literasi Desa pada Masa Pandemi COVID-19. Fransisca menerapkan program kerja (Proker) pengenalan media pembelajaran daring dan penggunaan kaidah bahasa Indonesia.
Universitas Jember menerjunkan mahasiswa KKN Back to Village 3 (BTV 3) guna melakukan pengabdian kepada masyarakat, dengan lima tematik, yaitu: Program Pemberdayaan Wirausaha Masyarakat Terdampak COVID-19; Program Inovasi Teknologi/Informasi dalam Penanganan COVID-19; Program Pemberdayaan Bumdes/Jaring Pengaman Desa Penanganan COVID-19; Program Literasi Desa pada Masa Pandemi COVID-19; dan Program Penanganan Stunting dan Aki Akb. Ribuan mahasiswa peserta KKN BTV 3 Universitas Jember terjun ke lokasi KKN di desa masing-masing untuk mengabdikan diri kepada masyarakat di sekiranya.
Perencanaan program kerja KKN digali melalui observasi dengan wawancara kepada dua orang sasaran siswa kelas 5 SD yang bernama Dewi Andini dan Nova Jayanti Mandasari. Dari wawancara diketahui bahwa sejak diterapkan sekolah dari rumah atau SFH (Study from Home) yang berbasis daring membuat para sasaran yang masih duduk di bangku sekolah dasar mengalami kesulitan dalam memahami materi dan mengerjakan tugas, sehingga acap kali meminta bantuan orang tua dalam hal mengerjakan tugas. Mereka juga mengaku lebih banyak menggunakan gawai untuk bermain daripada untuk mencari penunjang pembelajaran. Mengapa demikian, karena mereka masih belum mengetahui situs-situs dan media apa saja yang dapat digunakan untuk membantu menunjang pembelajaran daring.
“Belum tahu. Kalau ada PR (tugas rumah) minta bantuan orang tua,” tutur salah satu sasaran, Dewi Andini, yang duduk di bangku sekolah dasar kelas 5 di SDN 2 Gombengsari. Tidak hanya Dewi Andini, Nova Jayanti Mandasari mengeluhkan hal serupa mengenai kesulitan memahami materi dan mengerjakan tugas yang diberikan, sehingga membutuhkan bantuan orang tua.
Melihat adanya permasalahan tersebut, mahasiswa KKN BTV 3 Universitas Jember Kelompok 01 merancang program kerja mengenalkan media-media pembelajaran atraktif dan menarik yang dapat membantu para sasaran untuk mendapatkan penunjang pembelajaran, di antaranya adalah Zenius, Quipper, dan rumahbelajar.id. Tidak hanya mengenalkan media-media pembelajaran daring, mahasiswa KKN BTV 3 Universitas Jember juga merancang program kerja mengenalkan penggunaan kaidah bahasa Indonesia meliputi penggunaan kata depan, penggunaan huruf kapital, dan pembentukan akronim dan singkatan sebagai pengisi waktu luang guna mengurangi intensitas bermain game dan menumbuhkan kecintaan terhadap bahasa Indonesia sebagai bahasa nasional masyarakat Indonesia. Mahasiswa KKN BTV 3 Universitas Jember kelompok 01 juga merancang program kerja akhir berupa penyusunan buku saku berbentuk booklet yang berisi materi penggunaan kaidah bahasa Indonesia yang disertai dengan cerita-cerita pendek anak sebagai upaya meningkatkan minat literasi anak.
Pendampingan pertama dilakukan pada Jumat (20/08/2021) pada pukul 09.00 WIB secara tatap muka dengan judul “Pengenalan Media Pembelajaran Daring Zenius dan Penggunaan Kata Depan”. Kelas ini diadakan dengan tujuan memberikan informasi mengenai media pembelajaran Zenius yang dapat digunakan sebagai penunjang pembelajaran dari rumah yang dapat diakses kapan saja dan di mana saja, juga memberikan pengetahuan tambahan mengenai penggunaan kata depan dalam bahasa Indonesia. Dengan mengenalkan media pembelajaram Zenius, maka juga akan membuat peserta didik sasaran lebih mudah mendapatkan penunjang pembelajaran daring dan dengan mengenalkan penggunaan kata depan dalam bahasa Indonesia yang benar, maka akan membantu penggunaan bahasa Indonesia yang efektif ke depannya.
Pendampingan kedua masih dilakukan pada minggu kedua masa KKN pada hari Minggu (22/08/2021) dengan judul “Pengenalan Media Pembelajaran Quipper dan Penggunaan Huruf Kapital” secara tatap muka pukul 09.00 WIB. Pendampingan dilakukan selama satu jam dari pukul 09.00 WIB, hingga 10.00 WIB. Setelah pemaparan materi, sasaran melakukan pengaplikasikan menggunakan laptop, sehingga mampu menerapkan dan mengenal media pembelajaran Quipper secara mandiri setelah mendapatkan pendampingan. Peserta didik sasaran juga belajar mengenali penggunaan huruf kapital di dalam novel Perpustakaan Ajaib Bibbi Bokken karya Jostein Gaarder dan Klaus Hagerup sebagai bentuk penerapan dan pemahaman terhadap materi penggunaan huruf kapital yang telah diberikan.
Pendampingan ketiga berjudul “Rumahbelajar.id dan Pembentukan Akronim, serta Singkatan” dilakukan di minggu ketiga pada hari Minggu (29/08/2021) pukul 09.00 WIB. Pendampingan dilakukan secara tatap muka dengan mematuhi protokol kesehatan. Selama kelas, peserta didik sasaran terlihat menunjukkan ketertarikannya terdapat fitur Sumber Belajar karena menyajikan berbagai macam video pembelajaran atraktif yang disertai dengan ilustrasi-ilustrasi menarik, serta fifur Wahana Jelajah Angkasa.
Program kerja keempat yang dilakukan adalah mengulas kembali materi-materi yang telah diajarkan dan membagikan buku saku yang disusun oleh penulis sebagai mahasiswa KKN BTV 3 UNEJ. Pada minggu ini, materi-materi yang telah disampaikan diulas kembali untuk mengingat kembali walaupun setelah materi telah dipraktekkan dengan tujuan peserta didik sasaran tetap mengingat materi-materi yang telah diajarkan. Penulis juga membagikan sebuah buku saku untuk kedua peserta didik sasaran berisi materi-materi penggunaan kata depan, penggunaan huruf kapital, dan pembentukan akronim dan singkatan. Buku saku tersebut disusun sendiri oleh penulis sebagai mahasiswa KKN BTV 3 UNEJ dengan meringkas materi-materi kebahasaan yang telah diajarkan menjadi sesederhana mungkin dengan ilustrasi-ilustrasi menarik yang mampu menarik minat baca anak-anak. Tidak hanya berisi materi-materi kebahasaan yang telah diajarkan, dalam buku saku tersebut juga terdapat tabel-tabel untuk menulis aktivitas harian, kolom daftar pelajaran, dan cerpen-cerpen yang dapat dibaca setelah peserta didik sasaran membaca materi-materi yang terdapat dalam buku saku tersebut.
Selain dilakukan pengulasan kembali dan membagikan buku saku, penulis juga melakukan evaluasi dengan mengukur tingkat kemampuan peserta didik sasaran dalam mengenali penggunaan kata depan, huruf kapital, dan akronim-singkatan yang benar dengan memberikan beberapa soal sederhana yang dapat dijawab oleh kedua peserta didik.
Penyusunan dan penulisan isi buku dilakukan setiap kali setelah selesai memberikan bimbingan dan pendampingan. Buku ini disusun dengan menggunakan perangkat lunak Microsoft Word dengan ukuran kertas statement yang memiliki ukuran 13,97 cm x 21,59 cm. Untuk desain sampul, penulis menggunakan website Canva yang memiliki berbagai macam template sampul buku yang dapat digunakan sesuai keinginan dengan menyesuaikan jenis font yang digunakan. Ilustrasi-ilustrasi dalam gambar yang digunakan oleh penulis berasal dari aplikasi Pinterest, yang mana merupakan sebuah aplikasi untuk mengunduh gambar-gambar dengan kualitas yang bagus. Setelah buku disusun dan akan dicetak, penulis mengubah format dokumen dari Words menjadi PDF, sehingga apabila dokumen tersebut dibuka dengan media laptop yang berbeda jenis Microsoft Word-nya, dokumen buku yang telah disusun beserta ilustrasinya tetap dapat tertata rapi, sebab penulis menggunakan Microsoft Word 2013 dan berpotensi membuat dokumen menjadi tidak tertata apabila dibuka dengan menggunakan Microsoft Word versi yang lain.

Berdasarkan hasil evaluasi, kedua peserta didik sasaran telah mampu menerapkan penggunaan kata depan yang tepat, membedakan penggunaan huruf kapital yang benar dan salah, juga memahami pembentukan akronim dan singkatan yang mirip, namun tidak sama. “Kalau akronim kayak Posyandu. Kalau singkatan kayak SD sama SMP,” tutur Nova Jayanti Mandasari setelah mengisi pertanyaan-pertanyaan evaluasi.

Fransisca Intan Devi Anna Kolmus, mahasiswa Sastra Indonesia salah satu peserta KKN BTV 3 Universitas Jember dari Kelompok 1 melakukan Kuliah Kerja Nyata (KKN) mulai tanggal 11 Agustus sampai 9 September 2021 di Kelurahan Gombengsari, Kecamatan Kalipuro, Kabupaten Banyuwangi dengan tematik Program Literasi Desa pada Masa Pandemi COVID-19. Fransisca menerapkan program kerja (Proker) pengenalan media pembelajaran daring dan penggunaan kaidah bahasa Indonesia.
Universitas Jember menerjunkan mahasiswa KKN Back to Village 3 (BTV 3) guna melakukan pengabdian kepada masyarakat, dengan lima tematik, yaitu: Program Pemberdayaan Wirausaha Masyarakat Terdampak COVID-19; Program Inovasi Teknologi/Informasi dalam Penanganan COVID-19; Program Pemberdayaan Bumdes/Jaring Pengaman Desa Penanganan COVID-19; Program Literasi Desa pada Masa Pandemi COVID-19; dan Program Penanganan Stunting dan Aki Akb. Ribuan mahasiswa peserta KKN BTV 3 Universitas Jember terjun ke lokasi KKN di desa masing-masing untuk mengabdikan diri kepada masyarakat di sekiranya.
Perencanaan program kerja KKN digali melalui observasi dengan wawancara kepada dua orang sasaran siswa kelas 5 SD yang bernama Dewi Andini dan Nova Jayanti Mandasari. Dari wawancara diketahui bahwa sejak diterapkan sekolah dari rumah atau SFH (Study from Home) yang berbasis daring membuat para sasaran yang masih duduk di bangku sekolah dasar mengalami kesulitan dalam memahami materi dan mengerjakan tugas, sehingga acap kali meminta bantuan orang tua dalam hal mengerjakan tugas. Mereka juga mengaku lebih banyak menggunakan gawai untuk bermain daripada untuk mencari penunjang pembelajaran. Mengapa demikian, karena mereka masih belum mengetahui situs-situs dan media apa saja yang dapat digunakan untuk membantu menunjang pembelajaran daring.
“Belum tahu. Kalau ada PR (tugas rumah) minta bantuan orang tua,” tutur salah satu sasaran, Dewi Andini, yang duduk di bangku sekolah dasar kelas 5 di SDN 2 Gombengsari. Tidak hanya Dewi Andini, Nova Jayanti Mandasari mengeluhkan hal serupa mengenai kesulitan memahami materi dan mengerjakan tugas yang diberikan, sehingga membutuhkan bantuan orang tua.
Melihat adanya permasalahan tersebut, mahasiswa KKN BTV 3 Universitas Jember Kelompok 01 merancang program kerja mengenalkan media-media pembelajaran atraktif dan menarik yang dapat membantu para sasaran untuk mendapatkan penunjang pembelajaran, di antaranya adalah Zenius, Quipper, dan rumahbelajar.id. Tidak hanya mengenalkan media-media pembelajaran daring, mahasiswa KKN BTV 3 Universitas Jember juga merancang program kerja mengenalkan penggunaan kaidah bahasa Indonesia meliputi penggunaan kata depan, penggunaan huruf kapital, dan pembentukan akronim dan singkatan sebagai pengisi waktu luang guna mengurangi intensitas bermain game dan menumbuhkan kecintaan terhadap bahasa Indonesia sebagai bahasa nasional masyarakat Indonesia. Mahasiswa KKN BTV 3 Universitas Jember kelompok 01 juga merancang program kerja akhir berupa penyusunan buku saku berbentuk booklet yang berisi materi penggunaan kaidah bahasa Indonesia yang disertai dengan cerita-cerita pendek anak sebagai upaya meningkatkan minat literasi anak.
Pendampingan pertama dilakukan pada Jumat (20/08/2021) pada pukul 09.00 WIB secara tatap muka dengan judul “Pengenalan Media Pembelajaran Daring Zenius dan Penggunaan Kata Depan”. Kelas ini diadakan dengan tujuan memberikan informasi mengenai media pembelajaran Zenius yang dapat digunakan sebagai penunjang pembelajaran dari rumah yang dapat diakses kapan saja dan di mana saja, juga memberikan pengetahuan tambahan mengenai penggunaan kata depan dalam bahasa Indonesia. Dengan mengenalkan media pembelajaram Zenius, maka juga akan membuat peserta didik sasaran lebih mudah mendapatkan penunjang pembelajaran daring dan dengan mengenalkan penggunaan kata depan dalam bahasa Indonesia yang benar, maka akan membantu penggunaan bahasa Indonesia yang efektif ke depannya.
Pendampingan kedua masih dilakukan pada minggu kedua masa KKN pada hari Minggu (22/08/2021) dengan judul “Pengenalan Media Pembelajaran Quipper dan Penggunaan Huruf Kapital” secara tatap muka pukul 09.00 WIB. Pendampingan dilakukan selama satu jam dari pukul 09.00 WIB, hingga 10.00 WIB. Setelah pemaparan materi, sasaran melakukan pengaplikasikan menggunakan laptop, sehingga mampu menerapkan dan mengenal media pembelajaran Quipper secara mandiri setelah mendapatkan pendampingan. Peserta didik sasaran juga belajar mengenali penggunaan huruf kapital di dalam novel Perpustakaan Ajaib Bibbi Bokken karya Jostein Gaarder dan Klaus Hagerup sebagai bentuk penerapan dan pemahaman terhadap materi penggunaan huruf kapital yang telah diberikan.
Pendampingan ketiga berjudul “Rumahbelajar.id dan Pembentukan Akronim, serta Singkatan” dilakukan di minggu ketiga pada hari Minggu (29/08/2021) pukul 09.00 WIB. Pendampingan dilakukan secara tatap muka dengan mematuhi protokol kesehatan. Selama kelas, peserta didik sasaran terlihat menunjukkan ketertarikannya terdapat fitur Sumber Belajar karena menyajikan berbagai macam video pembelajaran atraktif yang disertai dengan ilustrasi-ilustrasi menarik, serta fifur Wahana Jelajah Angkasa.
Program kerja keempat yang dilakukan adalah mengulas kembali materi-materi yang telah diajarkan dan membagikan buku saku yang disusun oleh penulis sebagai mahasiswa KKN BTV 3 UNEJ. Pada minggu ini, materi-materi yang telah disampaikan diulas kembali untuk mengingat kembali walaupun setelah materi telah dipraktekkan dengan tujuan peserta didik sasaran tetap mengingat materi-materi yang telah diajarkan. Penulis juga membagikan sebuah buku saku untuk kedua peserta didik sasaran berisi materi-materi penggunaan kata depan, penggunaan huruf kapital, dan pembentukan akronim dan singkatan. Buku saku tersebut disusun sendiri oleh penulis sebagai mahasiswa KKN BTV 3 UNEJ dengan meringkas materi-materi kebahasaan yang telah diajarkan menjadi sesederhana mungkin dengan ilustrasi-ilustrasi menarik yang mampu menarik minat baca anak-anak. Tidak hanya berisi materi-materi kebahasaan yang telah diajarkan, dalam buku saku tersebut juga terdapat tabel-tabel untuk menulis aktivitas harian, kolom daftar pelajaran, dan cerpen-cerpen yang dapat dibaca setelah peserta didik sasaran membaca materi-materi yang terdapat dalam buku saku tersebut.
Selain dilakukan pengulasan kembali dan membagikan buku saku, penulis juga melakukan evaluasi dengan mengukur tingkat kemampuan peserta didik sasaran dalam mengenali penggunaan kata depan, huruf kapital, dan akronim-singkatan yang benar dengan memberikan beberapa soal sederhana yang dapat dijawab oleh kedua peserta didik.
Penyusunan dan penulisan isi buku dilakukan setiap kali setelah selesai memberikan bimbingan dan pendampingan. Buku ini disusun dengan menggunakan perangkat lunak Microsoft Word dengan ukuran kertas statement yang memiliki ukuran 13,97 cm x 21,59 cm. Untuk desain sampul, penulis menggunakan website Canva yang memiliki berbagai macam template sampul buku yang dapat digunakan sesuai keinginan dengan menyesuaikan jenis font yang digunakan. Ilustrasi-ilustrasi dalam gambar yang digunakan oleh penulis berasal dari aplikasi Pinterest, yang mana merupakan sebuah aplikasi untuk mengunduh gambar-gambar dengan kualitas yang bagus. Setelah buku disusun dan akan dicetak, penulis mengubah format dokumen dari Words menjadi PDF, sehingga apabila dokumen tersebut dibuka dengan media laptop yang berbeda jenis Microsoft Word-nya, dokumen buku yang telah disusun beserta ilustrasinya tetap dapat tertata rapi, sebab penulis menggunakan Microsoft Word 2013 dan berpotensi membuat dokumen menjadi tidak tertata apabila dibuka dengan menggunakan Microsoft Word versi yang lain.

Berdasarkan hasil evaluasi, kedua peserta didik sasaran telah mampu menerapkan penggunaan kata depan yang tepat, membedakan penggunaan huruf kapital yang benar dan salah, juga memahami pembentukan akronim dan singkatan yang mirip, namun tidak sama. “Kalau akronim kayak Posyandu. Kalau singkatan kayak SD sama SMP,” tutur Nova Jayanti Mandasari setelah mengisi pertanyaan-pertanyaan evaluasi.

Fransisca Intan Devi Anna Kolmus, mahasiswa Sastra Indonesia salah satu peserta KKN BTV 3 Universitas Jember dari Kelompok 1 melakukan Kuliah Kerja Nyata (KKN) mulai tanggal 11 Agustus sampai 9 September 2021 di Kelurahan Gombengsari, Kecamatan Kalipuro, Kabupaten Banyuwangi dengan tematik Program Literasi Desa pada Masa Pandemi COVID-19. Fransisca menerapkan program kerja (Proker) pengenalan media pembelajaran daring dan penggunaan kaidah bahasa Indonesia.
Universitas Jember menerjunkan mahasiswa KKN Back to Village 3 (BTV 3) guna melakukan pengabdian kepada masyarakat, dengan lima tematik, yaitu: Program Pemberdayaan Wirausaha Masyarakat Terdampak COVID-19; Program Inovasi Teknologi/Informasi dalam Penanganan COVID-19; Program Pemberdayaan Bumdes/Jaring Pengaman Desa Penanganan COVID-19; Program Literasi Desa pada Masa Pandemi COVID-19; dan Program Penanganan Stunting dan Aki Akb. Ribuan mahasiswa peserta KKN BTV 3 Universitas Jember terjun ke lokasi KKN di desa masing-masing untuk mengabdikan diri kepada masyarakat di sekiranya.
Perencanaan program kerja KKN digali melalui observasi dengan wawancara kepada dua orang sasaran siswa kelas 5 SD yang bernama Dewi Andini dan Nova Jayanti Mandasari. Dari wawancara diketahui bahwa sejak diterapkan sekolah dari rumah atau SFH (Study from Home) yang berbasis daring membuat para sasaran yang masih duduk di bangku sekolah dasar mengalami kesulitan dalam memahami materi dan mengerjakan tugas, sehingga acap kali meminta bantuan orang tua dalam hal mengerjakan tugas. Mereka juga mengaku lebih banyak menggunakan gawai untuk bermain daripada untuk mencari penunjang pembelajaran. Mengapa demikian, karena mereka masih belum mengetahui situs-situs dan media apa saja yang dapat digunakan untuk membantu menunjang pembelajaran daring.
“Belum tahu. Kalau ada PR (tugas rumah) minta bantuan orang tua,” tutur salah satu sasaran, Dewi Andini, yang duduk di bangku sekolah dasar kelas 5 di SDN 2 Gombengsari. Tidak hanya Dewi Andini, Nova Jayanti Mandasari mengeluhkan hal serupa mengenai kesulitan memahami materi dan mengerjakan tugas yang diberikan, sehingga membutuhkan bantuan orang tua.
Melihat adanya permasalahan tersebut, mahasiswa KKN BTV 3 Universitas Jember Kelompok 01 merancang program kerja mengenalkan media-media pembelajaran atraktif dan menarik yang dapat membantu para sasaran untuk mendapatkan penunjang pembelajaran, di antaranya adalah Zenius, Quipper, dan rumahbelajar.id. Tidak hanya mengenalkan media-media pembelajaran daring, mahasiswa KKN BTV 3 Universitas Jember juga merancang program kerja mengenalkan penggunaan kaidah bahasa Indonesia meliputi penggunaan kata depan, penggunaan huruf kapital, dan pembentukan akronim dan singkatan sebagai pengisi waktu luang guna mengurangi intensitas bermain game dan menumbuhkan kecintaan terhadap bahasa Indonesia sebagai bahasa nasional masyarakat Indonesia. Mahasiswa KKN BTV 3 Universitas Jember kelompok 01 juga merancang program kerja akhir berupa penyusunan buku saku berbentuk booklet yang berisi materi penggunaan kaidah bahasa Indonesia yang disertai dengan cerita-cerita pendek anak sebagai upaya meningkatkan minat literasi anak.
Pendampingan pertama dilakukan pada Jumat (20/08/2021) pada pukul 09.00 WIB secara tatap muka dengan judul “Pengenalan Media Pembelajaran Daring Zenius dan Penggunaan Kata Depan”. Kelas ini diadakan dengan tujuan memberikan informasi mengenai media pembelajaran Zenius yang dapat digunakan sebagai penunjang pembelajaran dari rumah yang dapat diakses kapan saja dan di mana saja, juga memberikan pengetahuan tambahan mengenai penggunaan kata depan dalam bahasa Indonesia. Dengan mengenalkan media pembelajaram Zenius, maka juga akan membuat peserta didik sasaran lebih mudah mendapatkan penunjang pembelajaran daring dan dengan mengenalkan penggunaan kata depan dalam bahasa Indonesia yang benar, maka akan membantu penggunaan bahasa Indonesia yang efektif ke depannya.
Pendampingan kedua masih dilakukan pada minggu kedua masa KKN pada hari Minggu (22/08/2021) dengan judul “Pengenalan Media Pembelajaran Quipper dan Penggunaan Huruf Kapital” secara tatap muka pukul 09.00 WIB. Pendampingan dilakukan selama satu jam dari pukul 09.00 WIB, hingga 10.00 WIB. Setelah pemaparan materi, sasaran melakukan pengaplikasikan menggunakan laptop, sehingga mampu menerapkan dan mengenal media pembelajaran Quipper secara mandiri setelah mendapatkan pendampingan. Peserta didik sasaran juga belajar mengenali penggunaan huruf kapital di dalam novel Perpustakaan Ajaib Bibbi Bokken karya Jostein Gaarder dan Klaus Hagerup sebagai bentuk penerapan dan pemahaman terhadap materi penggunaan huruf kapital yang telah diberikan.
Pendampingan ketiga berjudul “Rumahbelajar.id dan Pembentukan Akronim, serta Singkatan” dilakukan di minggu ketiga pada hari Minggu (29/08/2021) pukul 09.00 WIB. Pendampingan dilakukan secara tatap muka dengan mematuhi protokol kesehatan. Selama kelas, peserta didik sasaran terlihat menunjukkan ketertarikannya terdapat fitur Sumber Belajar karena menyajikan berbagai macam video pembelajaran atraktif yang disertai dengan ilustrasi-ilustrasi menarik, serta fifur Wahana Jelajah Angkasa.
Program kerja keempat yang dilakukan adalah mengulas kembali materi-materi yang telah diajarkan dan membagikan buku saku yang disusun oleh penulis sebagai mahasiswa KKN BTV 3 UNEJ. Pada minggu ini, materi-materi yang telah disampaikan diulas kembali untuk mengingat kembali walaupun setelah materi telah dipraktekkan dengan tujuan peserta didik sasaran tetap mengingat materi-materi yang telah diajarkan. Penulis juga membagikan sebuah buku saku untuk kedua peserta didik sasaran berisi materi-materi penggunaan kata depan, penggunaan huruf kapital, dan pembentukan akronim dan singkatan. Buku saku tersebut disusun sendiri oleh penulis sebagai mahasiswa KKN BTV 3 UNEJ dengan meringkas materi-materi kebahasaan yang telah diajarkan menjadi sesederhana mungkin dengan ilustrasi-ilustrasi menarik yang mampu menarik minat baca anak-anak. Tidak hanya berisi materi-materi kebahasaan yang telah diajarkan, dalam buku saku tersebut juga terdapat tabel-tabel untuk menulis aktivitas harian, kolom daftar pelajaran, dan cerpen-cerpen yang dapat dibaca setelah peserta didik sasaran membaca materi-materi yang terdapat dalam buku saku tersebut.
Selain dilakukan pengulasan kembali dan membagikan buku saku, penulis juga melakukan evaluasi dengan mengukur tingkat kemampuan peserta didik sasaran dalam mengenali penggunaan kata depan, huruf kapital, dan akronim-singkatan yang benar dengan memberikan beberapa soal sederhana yang dapat dijawab oleh kedua peserta didik.
Penyusunan dan penulisan isi buku dilakukan setiap kali setelah selesai memberikan bimbingan dan pendampingan. Buku ini disusun dengan menggunakan perangkat lunak Microsoft Word dengan ukuran kertas statement yang memiliki ukuran 13,97 cm x 21,59 cm. Untuk desain sampul, penulis menggunakan website Canva yang memiliki berbagai macam template sampul buku yang dapat digunakan sesuai keinginan dengan menyesuaikan jenis font yang digunakan. Ilustrasi-ilustrasi dalam gambar yang digunakan oleh penulis berasal dari aplikasi Pinterest, yang mana merupakan sebuah aplikasi untuk mengunduh gambar-gambar dengan kualitas yang bagus. Setelah buku disusun dan akan dicetak, penulis mengubah format dokumen dari Words menjadi PDF, sehingga apabila dokumen tersebut dibuka dengan media laptop yang berbeda jenis Microsoft Word-nya, dokumen buku yang telah disusun beserta ilustrasinya tetap dapat tertata rapi, sebab penulis menggunakan Microsoft Word 2013 dan berpotensi membuat dokumen menjadi tidak tertata apabila dibuka dengan menggunakan Microsoft Word versi yang lain.

Berdasarkan hasil evaluasi, kedua peserta didik sasaran telah mampu menerapkan penggunaan kata depan yang tepat, membedakan penggunaan huruf kapital yang benar dan salah, juga memahami pembentukan akronim dan singkatan yang mirip, namun tidak sama. “Kalau akronim kayak Posyandu. Kalau singkatan kayak SD sama SMP,” tutur Nova Jayanti Mandasari setelah mengisi pertanyaan-pertanyaan evaluasi.

Fransisca Intan Devi Anna Kolmus, mahasiswa Sastra Indonesia salah satu peserta KKN BTV 3 Universitas Jember dari Kelompok 1 melakukan Kuliah Kerja Nyata (KKN) mulai tanggal 11 Agustus sampai 9 September 2021 di Kelurahan Gombengsari, Kecamatan Kalipuro, Kabupaten Banyuwangi dengan tematik Program Literasi Desa pada Masa Pandemi COVID-19. Fransisca menerapkan program kerja (Proker) pengenalan media pembelajaran daring dan penggunaan kaidah bahasa Indonesia.
Universitas Jember menerjunkan mahasiswa KKN Back to Village 3 (BTV 3) guna melakukan pengabdian kepada masyarakat, dengan lima tematik, yaitu: Program Pemberdayaan Wirausaha Masyarakat Terdampak COVID-19; Program Inovasi Teknologi/Informasi dalam Penanganan COVID-19; Program Pemberdayaan Bumdes/Jaring Pengaman Desa Penanganan COVID-19; Program Literasi Desa pada Masa Pandemi COVID-19; dan Program Penanganan Stunting dan Aki Akb. Ribuan mahasiswa peserta KKN BTV 3 Universitas Jember terjun ke lokasi KKN di desa masing-masing untuk mengabdikan diri kepada masyarakat di sekiranya.
Perencanaan program kerja KKN digali melalui observasi dengan wawancara kepada dua orang sasaran siswa kelas 5 SD yang bernama Dewi Andini dan Nova Jayanti Mandasari. Dari wawancara diketahui bahwa sejak diterapkan sekolah dari rumah atau SFH (Study from Home) yang berbasis daring membuat para sasaran yang masih duduk di bangku sekolah dasar mengalami kesulitan dalam memahami materi dan mengerjakan tugas, sehingga acap kali meminta bantuan orang tua dalam hal mengerjakan tugas. Mereka juga mengaku lebih banyak menggunakan gawai untuk bermain daripada untuk mencari penunjang pembelajaran. Mengapa demikian, karena mereka masih belum mengetahui situs-situs dan media apa saja yang dapat digunakan untuk membantu menunjang pembelajaran daring.
“Belum tahu. Kalau ada PR (tugas rumah) minta bantuan orang tua,” tutur salah satu sasaran, Dewi Andini, yang duduk di bangku sekolah dasar kelas 5 di SDN 2 Gombengsari. Tidak hanya Dewi Andini, Nova Jayanti Mandasari mengeluhkan hal serupa mengenai kesulitan memahami materi dan mengerjakan tugas yang diberikan, sehingga membutuhkan bantuan orang tua.
Melihat adanya permasalahan tersebut, mahasiswa KKN BTV 3 Universitas Jember Kelompok 01 merancang program kerja mengenalkan media-media pembelajaran atraktif dan menarik yang dapat membantu para sasaran untuk mendapatkan penunjang pembelajaran, di antaranya adalah Zenius, Quipper, dan rumahbelajar.id. Tidak hanya mengenalkan media-media pembelajaran daring, mahasiswa KKN BTV 3 Universitas Jember juga merancang program kerja mengenalkan penggunaan kaidah bahasa Indonesia meliputi penggunaan kata depan, penggunaan huruf kapital, dan pembentukan akronim dan singkatan sebagai pengisi waktu luang guna mengurangi intensitas bermain game dan menumbuhkan kecintaan terhadap bahasa Indonesia sebagai bahasa nasional masyarakat Indonesia. Mahasiswa KKN BTV 3 Universitas Jember kelompok 01 juga merancang program kerja akhir berupa penyusunan buku saku berbentuk booklet yang berisi materi penggunaan kaidah bahasa Indonesia yang disertai dengan cerita-cerita pendek anak sebagai upaya meningkatkan minat literasi anak.
Pendampingan pertama dilakukan pada Jumat (20/08/2021) pada pukul 09.00 WIB secara tatap muka dengan judul “Pengenalan Media Pembelajaran Daring Zenius dan Penggunaan Kata Depan”. Kelas ini diadakan dengan tujuan memberikan informasi mengenai media pembelajaran Zenius yang dapat digunakan sebagai penunjang pembelajaran dari rumah yang dapat diakses kapan saja dan di mana saja, juga memberikan pengetahuan tambahan mengenai penggunaan kata depan dalam bahasa Indonesia. Dengan mengenalkan media pembelajaram Zenius, maka juga akan membuat peserta didik sasaran lebih mudah mendapatkan penunjang pembelajaran daring dan dengan mengenalkan penggunaan kata depan dalam bahasa Indonesia yang benar, maka akan membantu penggunaan bahasa Indonesia yang efektif ke depannya.
Pendampingan kedua masih dilakukan pada minggu kedua masa KKN pada hari Minggu (22/08/2021) dengan judul “Pengenalan Media Pembelajaran Quipper dan Penggunaan Huruf Kapital” secara tatap muka pukul 09.00 WIB. Pendampingan dilakukan selama satu jam dari pukul 09.00 WIB, hingga 10.00 WIB. Setelah pemaparan materi, sasaran melakukan pengaplikasikan menggunakan laptop, sehingga mampu menerapkan dan mengenal media pembelajaran Quipper secara mandiri setelah mendapatkan pendampingan. Peserta didik sasaran juga belajar mengenali penggunaan huruf kapital di dalam novel Perpustakaan Ajaib Bibbi Bokken karya Jostein Gaarder dan Klaus Hagerup sebagai bentuk penerapan dan pemahaman terhadap materi penggunaan huruf kapital yang telah diberikan.
Pendampingan ketiga berjudul “Rumahbelajar.id dan Pembentukan Akronim, serta Singkatan” dilakukan di minggu ketiga pada hari Minggu (29/08/2021) pukul 09.00 WIB. Pendampingan dilakukan secara tatap muka dengan mematuhi protokol kesehatan. Selama kelas, peserta didik sasaran terlihat menunjukkan ketertarikannya terdapat fitur Sumber Belajar karena menyajikan berbagai macam video pembelajaran atraktif yang disertai dengan ilustrasi-ilustrasi menarik, serta fifur Wahana Jelajah Angkasa.
Program kerja keempat yang dilakukan adalah mengulas kembali materi-materi yang telah diajarkan dan membagikan buku saku yang disusun oleh penulis sebagai mahasiswa KKN BTV 3 UNEJ. Pada minggu ini, materi-materi yang telah disampaikan diulas kembali untuk mengingat kembali walaupun setelah materi telah dipraktekkan dengan tujuan peserta didik sasaran tetap mengingat materi-materi yang telah diajarkan. Penulis juga membagikan sebuah buku saku untuk kedua peserta didik sasaran berisi materi-materi penggunaan kata depan, penggunaan huruf kapital, dan pembentukan akronim dan singkatan. Buku saku tersebut disusun sendiri oleh penulis sebagai mahasiswa KKN BTV 3 UNEJ dengan meringkas materi-materi kebahasaan yang telah diajarkan menjadi sesederhana mungkin dengan ilustrasi-ilustrasi menarik yang mampu menarik minat baca anak-anak. Tidak hanya berisi materi-materi kebahasaan yang telah diajarkan, dalam buku saku tersebut juga terdapat tabel-tabel untuk menulis aktivitas harian, kolom daftar pelajaran, dan cerpen-cerpen yang dapat dibaca setelah peserta didik sasaran membaca materi-materi yang terdapat dalam buku saku tersebut.
Selain dilakukan pengulasan kembali dan membagikan buku saku, penulis juga melakukan evaluasi dengan mengukur tingkat kemampuan peserta didik sasaran dalam mengenali penggunaan kata depan, huruf kapital, dan akronim-singkatan yang benar dengan memberikan beberapa soal sederhana yang dapat dijawab oleh kedua peserta didik.
Penyusunan dan penulisan isi buku dilakukan setiap kali setelah selesai memberikan bimbingan dan pendampingan. Buku ini disusun dengan menggunakan perangkat lunak Microsoft Word dengan ukuran kertas statement yang memiliki ukuran 13,97 cm x 21,59 cm. Untuk desain sampul, penulis menggunakan website Canva yang memiliki berbagai macam template sampul buku yang dapat digunakan sesuai keinginan dengan menyesuaikan jenis font yang digunakan. Ilustrasi-ilustrasi dalam gambar yang digunakan oleh penulis berasal dari aplikasi Pinterest, yang mana merupakan sebuah aplikasi untuk mengunduh gambar-gambar dengan kualitas yang bagus. Setelah buku disusun dan akan dicetak, penulis mengubah format dokumen dari Words menjadi PDF, sehingga apabila dokumen tersebut dibuka dengan media laptop yang berbeda jenis Microsoft Word-nya, dokumen buku yang telah disusun beserta ilustrasinya tetap dapat tertata rapi, sebab penulis menggunakan Microsoft Word 2013 dan berpotensi membuat dokumen menjadi tidak tertata apabila dibuka dengan menggunakan Microsoft Word versi yang lain.

Berdasarkan hasil evaluasi, kedua peserta didik sasaran telah mampu menerapkan penggunaan kata depan yang tepat, membedakan penggunaan huruf kapital yang benar dan salah, juga memahami pembentukan akronim dan singkatan yang mirip, namun tidak sama. “Kalau akronim kayak Posyandu. Kalau singkatan kayak SD sama SMP,” tutur Nova Jayanti Mandasari setelah mengisi pertanyaan-pertanyaan evaluasi.

Fransisca Intan Devi Anna Kolmus, mahasiswa Sastra Indonesia salah satu peserta KKN BTV 3 Universitas Jember dari Kelompok 1 melakukan Kuliah Kerja Nyata (KKN) mulai tanggal 11 Agustus sampai 9 September 2021 di Kelurahan Gombengsari, Kecamatan Kalipuro, Kabupaten Banyuwangi dengan tematik Program Literasi Desa pada Masa Pandemi COVID-19. Fransisca menerapkan program kerja (Proker) pengenalan media pembelajaran daring dan penggunaan kaidah bahasa Indonesia.
Universitas Jember menerjunkan mahasiswa KKN Back to Village 3 (BTV 3) guna melakukan pengabdian kepada masyarakat, dengan lima tematik, yaitu: Program Pemberdayaan Wirausaha Masyarakat Terdampak COVID-19; Program Inovasi Teknologi/Informasi dalam Penanganan COVID-19; Program Pemberdayaan Bumdes/Jaring Pengaman Desa Penanganan COVID-19; Program Literasi Desa pada Masa Pandemi COVID-19; dan Program Penanganan Stunting dan Aki Akb. Ribuan mahasiswa peserta KKN BTV 3 Universitas Jember terjun ke lokasi KKN di desa masing-masing untuk mengabdikan diri kepada masyarakat di sekiranya.
Perencanaan program kerja KKN digali melalui observasi dengan wawancara kepada dua orang sasaran siswa kelas 5 SD yang bernama Dewi Andini dan Nova Jayanti Mandasari. Dari wawancara diketahui bahwa sejak diterapkan sekolah dari rumah atau SFH (Study from Home) yang berbasis daring membuat para sasaran yang masih duduk di bangku sekolah dasar mengalami kesulitan dalam memahami materi dan mengerjakan tugas, sehingga acap kali meminta bantuan orang tua dalam hal mengerjakan tugas. Mereka juga mengaku lebih banyak menggunakan gawai untuk bermain daripada untuk mencari penunjang pembelajaran. Mengapa demikian, karena mereka masih belum mengetahui situs-situs dan media apa saja yang dapat digunakan untuk membantu menunjang pembelajaran daring.
“Belum tahu. Kalau ada PR (tugas rumah) minta bantuan orang tua,” tutur salah satu sasaran, Dewi Andini, yang duduk di bangku sekolah dasar kelas 5 di SDN 2 Gombengsari. Tidak hanya Dewi Andini, Nova Jayanti Mandasari mengeluhkan hal serupa mengenai kesulitan memahami materi dan mengerjakan tugas yang diberikan, sehingga membutuhkan bantuan orang tua.
Melihat adanya permasalahan tersebut, mahasiswa KKN BTV 3 Universitas Jember Kelompok 01 merancang program kerja mengenalkan media-media pembelajaran atraktif dan menarik yang dapat membantu para sasaran untuk mendapatkan penunjang pembelajaran, di antaranya adalah Zenius, Quipper, dan rumahbelajar.id. Tidak hanya mengenalkan media-media pembelajaran daring, mahasiswa KKN BTV 3 Universitas Jember juga merancang program kerja mengenalkan penggunaan kaidah bahasa Indonesia meliputi penggunaan kata depan, penggunaan huruf kapital, dan pembentukan akronim dan singkatan sebagai pengisi waktu luang guna mengurangi intensitas bermain game dan menumbuhkan kecintaan terhadap bahasa Indonesia sebagai bahasa nasional masyarakat Indonesia. Mahasiswa KKN BTV 3 Universitas Jember kelompok 01 juga merancang program kerja akhir berupa penyusunan buku saku berbentuk booklet yang berisi materi penggunaan kaidah bahasa Indonesia yang disertai dengan cerita-cerita pendek anak sebagai upaya meningkatkan minat literasi anak.
Pendampingan pertama dilakukan pada Jumat (20/08/2021) pada pukul 09.00 WIB secara tatap muka dengan judul “Pengenalan Media Pembelajaran Daring Zenius dan Penggunaan Kata Depan”. Kelas ini diadakan dengan tujuan memberikan informasi mengenai media pembelajaran Zenius yang dapat digunakan sebagai penunjang pembelajaran dari rumah yang dapat diakses kapan saja dan di mana saja, juga memberikan pengetahuan tambahan mengenai penggunaan kata depan dalam bahasa Indonesia. Dengan mengenalkan media pembelajaram Zenius, maka juga akan membuat peserta didik sasaran lebih mudah mendapatkan penunjang pembelajaran daring dan dengan mengenalkan penggunaan kata depan dalam bahasa Indonesia yang benar, maka akan membantu penggunaan bahasa Indonesia yang efektif ke depannya.
Pendampingan kedua masih dilakukan pada minggu kedua masa KKN pada hari Minggu (22/08/2021) dengan judul “Pengenalan Media Pembelajaran Quipper dan Penggunaan Huruf Kapital” secara tatap muka pukul 09.00 WIB. Pendampingan dilakukan selama satu jam dari pukul 09.00 WIB, hingga 10.00 WIB. Setelah pemaparan materi, sasaran melakukan pengaplikasikan menggunakan laptop, sehingga mampu menerapkan dan mengenal media pembelajaran Quipper secara mandiri setelah mendapatkan pendampingan. Peserta didik sasaran juga belajar mengenali penggunaan huruf kapital di dalam novel Perpustakaan Ajaib Bibbi Bokken karya Jostein Gaarder dan Klaus Hagerup sebagai bentuk penerapan dan pemahaman terhadap materi penggunaan huruf kapital yang telah diberikan.
Pendampingan ketiga berjudul “Rumahbelajar.id dan Pembentukan Akronim, serta Singkatan” dilakukan di minggu ketiga pada hari Minggu (29/08/2021) pukul 09.00 WIB. Pendampingan dilakukan secara tatap muka dengan mematuhi protokol kesehatan. Selama kelas, peserta didik sasaran terlihat menunjukkan ketertarikannya terdapat fitur Sumber Belajar karena menyajikan berbagai macam video pembelajaran atraktif yang disertai dengan ilustrasi-ilustrasi menarik, serta fifur Wahana Jelajah Angkasa.
Program kerja keempat yang dilakukan adalah mengulas kembali materi-materi yang telah diajarkan dan membagikan buku saku yang disusun oleh penulis sebagai mahasiswa KKN BTV 3 UNEJ. Pada minggu ini, materi-materi yang telah disampaikan diulas kembali untuk mengingat kembali walaupun setelah materi telah dipraktekkan dengan tujuan peserta didik sasaran tetap mengingat materi-materi yang telah diajarkan. Penulis juga membagikan sebuah buku saku untuk kedua peserta didik sasaran berisi materi-materi penggunaan kata depan, penggunaan huruf kapital, dan pembentukan akronim dan singkatan. Buku saku tersebut disusun sendiri oleh penulis sebagai mahasiswa KKN BTV 3 UNEJ dengan meringkas materi-materi kebahasaan yang telah diajarkan menjadi sesederhana mungkin dengan ilustrasi-ilustrasi menarik yang mampu menarik minat baca anak-anak. Tidak hanya berisi materi-materi kebahasaan yang telah diajarkan, dalam buku saku tersebut juga terdapat tabel-tabel untuk menulis aktivitas harian, kolom daftar pelajaran, dan cerpen-cerpen yang dapat dibaca setelah peserta didik sasaran membaca materi-materi yang terdapat dalam buku saku tersebut.
Selain dilakukan pengulasan kembali dan membagikan buku saku, penulis juga melakukan evaluasi dengan mengukur tingkat kemampuan peserta didik sasaran dalam mengenali penggunaan kata depan, huruf kapital, dan akronim-singkatan yang benar dengan memberikan beberapa soal sederhana yang dapat dijawab oleh kedua peserta didik.
Penyusunan dan penulisan isi buku dilakukan setiap kali setelah selesai memberikan bimbingan dan pendampingan. Buku ini disusun dengan menggunakan perangkat lunak Microsoft Word dengan ukuran kertas statement yang memiliki ukuran 13,97 cm x 21,59 cm. Untuk desain sampul, penulis menggunakan website Canva yang memiliki berbagai macam template sampul buku yang dapat digunakan sesuai keinginan dengan menyesuaikan jenis font yang digunakan. Ilustrasi-ilustrasi dalam gambar yang digunakan oleh penulis berasal dari aplikasi Pinterest, yang mana merupakan sebuah aplikasi untuk mengunduh gambar-gambar dengan kualitas yang bagus. Setelah buku disusun dan akan dicetak, penulis mengubah format dokumen dari Words menjadi PDF, sehingga apabila dokumen tersebut dibuka dengan media laptop yang berbeda jenis Microsoft Word-nya, dokumen buku yang telah disusun beserta ilustrasinya tetap dapat tertata rapi, sebab penulis menggunakan Microsoft Word 2013 dan berpotensi membuat dokumen menjadi tidak tertata apabila dibuka dengan menggunakan Microsoft Word versi yang lain.

Berdasarkan hasil evaluasi, kedua peserta didik sasaran telah mampu menerapkan penggunaan kata depan yang tepat, membedakan penggunaan huruf kapital yang benar dan salah, juga memahami pembentukan akronim dan singkatan yang mirip, namun tidak sama. “Kalau akronim kayak Posyandu. Kalau singkatan kayak SD sama SMP,” tutur Nova Jayanti Mandasari setelah mengisi pertanyaan-pertanyaan evaluasi.
[:]

Mahasiswa Sastra Indonesia Semangat Magang di Radar Jember Demi Geluti Dunia Desain Grafis

[:en]

[:en]

Mahasiswa Sastra Indonesia Angkatan 2018 dan 2019 melakukan kegiatan magang di Radar Jember. Kegiatan magang tersebut merupakan program dari Merdeka Belajar Kampus Merdeka (MBKM) yang diadakan oleh Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Kemendikbud).
Kegiatan magang mahasiswa di Radar Jember mulai berjalan sejak tanggal 6 September 2021. Dari program magang itu mahasiswa dapat merasakan langsung bagaimana dunia kerja yang sesungguhnya dan sebagai wadah implementasi pembelajaran selama kuliah. Para mahasiswa magang di Radar Jember diberi kebebasan untuk memilih posisi yang sesuai dengan minat masing-masing. Posisi yang ditawarkan oleh pihak Radar Jember di antaranya reporter, konten kreator, redaktur meja, marketing, host, videografer, desain grafis, copy editor, dan event organizer (EO).
Salah seorang mahasiswa magang bernama Arif Suwardi mengambil posisi desain grafis dengan alasan karena memang sudah passion di dunia desain. Selain pada posisi desain grafis dia juga merangkap sebagai layouter. Dalam kegiatan magang, Arif bekerja sama dalam satu tim redaksi yang berisikan mahasiswa lain yang mengambil posisi reporter, copy editor, dan konten kreator. Arif dibimbing oleh Ketua Redaktur Ibu Lintang dan dua orang Ketua Layouter yang kerap dipanggil Mas Cecep dan Mas Kemal. Selama magang, Arif berkesempatan mendapatkan pengarahan tentang penggunaan software Adobe Indesign, Adobe Photoshop, dan Adobe Illustrator.
Masa pandemi sekarang membuat pihak Radar Jember membatasi jumlah kunjungan orang, sehingga tidak setiap hari mahasiswa dapat ke kantor Radar Jember. Arif sendiri mengungkapkan bahwa ia hanya tiga kali dalam satu minggu ke kantor untuk melakukan bimbingan. Oleh karena posisi desain grafis hanya diambil oleh satu mahasiswa saja, sehingga terdapat kendala dalam bekerja. Kendala yang dialami Arif misalnya bahwa dia tidak dapat berbagi referensi ide bersama teman-teman karena mereka tidak terlalu paham mengenai desain. Kendala itu akhirnya diatasi dengan cara memperbanyak referensi dari internet dan konsultasi ke tim desain dan layouter Radar Jember. Meskipun menghadapi kesulitan-kesulitan tersebut, Arif tetap pada posisi desain grafis yang menjadi pilihannya karena memang sudah passion dan ingin memperdalam dunia desain.
(Kontributor: Alvinda Radhiya Mumtazah, mahasiswa Sastra Indonesia)

[:de]

Mahasiswa Sastra Indonesia Angkatan 2018 dan 2019 melakukan kegiatan magang di Radar Jember. Kegiatan magang tersebut merupakan program dari Merdeka Belajar Kampus Merdeka (MBKM) yang diadakan oleh Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Kemendikbud).
Kegiatan magang mahasiswa di Radar Jember mulai berjalan sejak tanggal 6 September 2021. Dari program magang itu mahasiswa dapat merasakan langsung bagaimana dunia kerja yang sesungguhnya dan sebagai wadah implementasi pembelajaran selama kuliah. Para mahasiswa magang di Radar Jember diberi kebebasan untuk memilih posisi yang sesuai dengan minat masing-masing. Posisi yang ditawarkan oleh pihak Radar Jember di antaranya reporter, konten kreator, redaktur meja, marketing, host, videografer, desain grafis, copy editor, dan event organizer (EO).
Salah seorang mahasiswa magang bernama Arif Suwardi mengambil posisi desain grafis dengan alasan karena memang sudah passion di dunia desain. Selain pada posisi desain grafis dia juga merangkap sebagai layouter. Dalam kegiatan magang, Arif bekerja sama dalam satu tim redaksi yang berisikan mahasiswa lain yang mengambil posisi reporter, copy editor, dan konten kreator. Arif dibimbing oleh Ketua Redaktur Ibu Lintang dan dua orang Ketua Layouter yang kerap dipanggil Mas Cecep dan Mas Kemal. Selama magang, Arif berkesempatan mendapatkan pengarahan tentang penggunaan software Adobe Indesign, Adobe Photoshop, dan Adobe Illustrator.
Masa pandemi sekarang membuat pihak Radar Jember membatasi jumlah kunjungan orang, sehingga tidak setiap hari mahasiswa dapat ke kantor Radar Jember. Arif sendiri mengungkapkan bahwa ia hanya tiga kali dalam satu minggu ke kantor untuk melakukan bimbingan. Oleh karena posisi desain grafis hanya diambil oleh satu mahasiswa saja, sehingga terdapat kendala dalam bekerja. Kendala yang dialami Arif misalnya bahwa dia tidak dapat berbagi referensi ide bersama teman-teman karena mereka tidak terlalu paham mengenai desain. Kendala itu akhirnya diatasi dengan cara memperbanyak referensi dari internet dan konsultasi ke tim desain dan layouter Radar Jember. Meskipun menghadapi kesulitan-kesulitan tersebut, Arif tetap pada posisi desain grafis yang menjadi pilihannya karena memang sudah passion dan ingin memperdalam dunia desain.
(Kontributor: Alvinda Radhiya Mumtazah, mahasiswa Sastra Indonesia)

[:]

[:de]

Mahasiswa Sastra Indonesia Angkatan 2018 dan 2019 melakukan kegiatan magang di Radar Jember. Kegiatan magang tersebut merupakan program dari Merdeka Belajar Kampus Merdeka (MBKM) yang diadakan oleh Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Kemendikbud).
Kegiatan magang mahasiswa di Radar Jember mulai berjalan sejak tanggal 6 September 2021. Dari program magang itu mahasiswa dapat merasakan langsung bagaimana dunia kerja yang sesungguhnya dan sebagai wadah implementasi pembelajaran selama kuliah. Para mahasiswa magang di Radar Jember diberi kebebasan untuk memilih posisi yang sesuai dengan minat masing-masing. Posisi yang ditawarkan oleh pihak Radar Jember di antaranya reporter, konten kreator, redaktur meja, marketing, host, videografer, desain grafis, copy editor, dan event organizer (EO).
Salah seorang mahasiswa magang bernama Arif Suwardi mengambil posisi desain grafis dengan alasan karena memang sudah passion di dunia desain. Selain pada posisi desain grafis dia juga merangkap sebagai layouter. Dalam kegiatan magang, Arif bekerja sama dalam satu tim redaksi yang berisikan mahasiswa lain yang mengambil posisi reporter, copy editor, dan konten kreator. Arif dibimbing oleh Ketua Redaktur Ibu Lintang dan dua orang Ketua Layouter yang kerap dipanggil Mas Cecep dan Mas Kemal. Selama magang, Arif berkesempatan mendapatkan pengarahan tentang penggunaan software Adobe Indesign, Adobe Photoshop, dan Adobe Illustrator.
Masa pandemi sekarang membuat pihak Radar Jember membatasi jumlah kunjungan orang, sehingga tidak setiap hari mahasiswa dapat ke kantor Radar Jember. Arif sendiri mengungkapkan bahwa ia hanya tiga kali dalam satu minggu ke kantor untuk melakukan bimbingan. Oleh karena posisi desain grafis hanya diambil oleh satu mahasiswa saja, sehingga terdapat kendala dalam bekerja. Kendala yang dialami Arif misalnya bahwa dia tidak dapat berbagi referensi ide bersama teman-teman karena mereka tidak terlalu paham mengenai desain. Kendala itu akhirnya diatasi dengan cara memperbanyak referensi dari internet dan konsultasi ke tim desain dan layouter Radar Jember. Meskipun menghadapi kesulitan-kesulitan tersebut, Arif tetap pada posisi desain grafis yang menjadi pilihannya karena memang sudah passion dan ingin memperdalam dunia desain.
(Kontributor: Alvinda Radhiya Mumtazah, mahasiswa Sastra Indonesia)

[:]

[:de]

Mahasiswa Sastra Indonesia Angkatan 2018 dan 2019 melakukan kegiatan magang di Radar Jember. Kegiatan magang tersebut merupakan program dari Merdeka Belajar Kampus Merdeka (MBKM) yang diadakan oleh Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Kemendikbud).
Kegiatan magang mahasiswa di Radar Jember mulai berjalan sejak tanggal 6 September 2021. Dari program magang itu mahasiswa dapat merasakan langsung bagaimana dunia kerja yang sesungguhnya dan sebagai wadah implementasi pembelajaran selama kuliah. Para mahasiswa magang di Radar Jember diberi kebebasan untuk memilih posisi yang sesuai dengan minat masing-masing. Posisi yang ditawarkan oleh pihak Radar Jember di antaranya reporter, konten kreator, redaktur meja, marketing, host, videografer, desain grafis, copy editor, dan event organizer (EO).
Salah seorang mahasiswa magang bernama Arif Suwardi mengambil posisi desain grafis dengan alasan karena memang sudah passion di dunia desain. Selain pada posisi desain grafis dia juga merangkap sebagai layouter. Dalam kegiatan magang, Arif bekerja sama dalam satu tim redaksi yang berisikan mahasiswa lain yang mengambil posisi reporter, copy editor, dan konten kreator. Arif dibimbing oleh Ketua Redaktur Ibu Lintang dan dua orang Ketua Layouter yang kerap dipanggil Mas Cecep dan Mas Kemal. Selama magang, Arif berkesempatan mendapatkan pengarahan tentang penggunaan software Adobe Indesign, Adobe Photoshop, dan Adobe Illustrator.
Masa pandemi sekarang membuat pihak Radar Jember membatasi jumlah kunjungan orang, sehingga tidak setiap hari mahasiswa dapat ke kantor Radar Jember. Arif sendiri mengungkapkan bahwa ia hanya tiga kali dalam satu minggu ke kantor untuk melakukan bimbingan. Oleh karena posisi desain grafis hanya diambil oleh satu mahasiswa saja, sehingga terdapat kendala dalam bekerja. Kendala yang dialami Arif misalnya bahwa dia tidak dapat berbagi referensi ide bersama teman-teman karena mereka tidak terlalu paham mengenai desain. Kendala itu akhirnya diatasi dengan cara memperbanyak referensi dari internet dan konsultasi ke tim desain dan layouter Radar Jember. Meskipun menghadapi kesulitan-kesulitan tersebut, Arif tetap pada posisi desain grafis yang menjadi pilihannya karena memang sudah passion dan ingin memperdalam dunia desain.
(Kontributor: Alvinda Radhiya Mumtazah, mahasiswa Sastra Indonesia)

Mahasiswa Sastra Indonesia Angkatan 2018 dan 2019 melakukan kegiatan magang di Radar Jember. Kegiatan magang tersebut merupakan program dari Merdeka Belajar Kampus Merdeka (MBKM) yang diadakan oleh Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Kemendikbud).
Kegiatan magang mahasiswa di Radar Jember mulai berjalan sejak tanggal 6 September 2021. Dari program magang itu mahasiswa dapat merasakan langsung bagaimana dunia kerja yang sesungguhnya dan sebagai wadah implementasi pembelajaran selama kuliah. Para mahasiswa magang di Radar Jember diberi kebebasan untuk memilih posisi yang sesuai dengan minat masing-masing. Posisi yang ditawarkan oleh pihak Radar Jember di antaranya reporter, konten kreator, redaktur meja, marketing, host, videografer, desain grafis, copy editor, dan event organizer (EO).
Salah seorang mahasiswa magang bernama Arif Suwardi mengambil posisi desain grafis dengan alasan karena memang sudah passion di dunia desain. Selain pada posisi desain grafis dia juga merangkap sebagai layouter. Dalam kegiatan magang, Arif bekerja sama dalam satu tim redaksi yang berisikan mahasiswa lain yang mengambil posisi reporter, copy editor, dan konten kreator. Arif dibimbing oleh Ketua Redaktur Ibu Lintang dan dua orang Ketua Layouter yang kerap dipanggil Mas Cecep dan Mas Kemal. Selama magang, Arif berkesempatan mendapatkan pengarahan tentang penggunaan software Adobe Indesign, Adobe Photoshop, dan Adobe Illustrator.
Masa pandemi sekarang membuat pihak Radar Jember membatasi jumlah kunjungan orang, sehingga tidak setiap hari mahasiswa dapat ke kantor Radar Jember. Arif sendiri mengungkapkan bahwa ia hanya tiga kali dalam satu minggu ke kantor untuk melakukan bimbingan. Oleh karena posisi desain grafis hanya diambil oleh satu mahasiswa saja, sehingga terdapat kendala dalam bekerja. Kendala yang dialami Arif misalnya bahwa dia tidak dapat berbagi referensi ide bersama teman-teman karena mereka tidak terlalu paham mengenai desain. Kendala itu akhirnya diatasi dengan cara memperbanyak referensi dari internet dan konsultasi ke tim desain dan layouter Radar Jember. Meskipun menghadapi kesulitan-kesulitan tersebut, Arif tetap pada posisi desain grafis yang menjadi pilihannya karena memang sudah passion dan ingin memperdalam dunia desain.
(Kontributor: Alvinda Radhiya Mumtazah, mahasiswa Sastra Indonesia)
[:]

[:en]KULIAH TAMU MATAKULIAH PENGANTAR MANAJEMEN DAN KEWIRAUSAHAAN PRODI SASTRA INDONESIA[:de]KULIAH TAMU MATAKULIAH PENGANTAR MANAJEMEN DAN KEWIRAUSAHAAN PRODI SASTRA INDONESIA SEBAGAI IMPLEMENTASI PROGRAM MBKM DAN PESAN PRESIDEN[:]

[:en]

[:en]

[:en]

[:en]

[:en]

[:en]

[:en]

Presiden Jokowi berpesan terhadap perguruan tinggi bahwa dalam menghadapi disrupsi dan perubahan di masa pandemi ini perguruan tinggi perlu menghadirkan praktisi dan pelaku industri dalam pelaksanaan belajar mengajar di kelas-kelas kuliah. Untuk itu matakuliah Pengantar Manajemen dan Kewirausahaan menggandeng pengusaha untuk mengisi Kuliah Tamu dengan tema “Belajar Bisnis dari Pengusaha” pada hari Kamis 7 Oktober 2021. Kuliah Tamu yang dihadari 87 mahasiswa Sastra Indonesia ini menghadirkan Agus 99 Jajag, seorang alumnus Prodi D3 Bahasa Inggris, Fakultas Sastra (FIB) UNEJ yang sukses menjadi pengusaha di kampung halamannya di Jajag, Banyuwangi.

Mahasiswa menyimak proses dan kiat-kiat Agus 99 Jajag dalam membangun bisnis from zero to hero. Agus memulai usaha dari keadaan “the power of kepepet”. Setelah mengirimkan 100 lamaran pekerjaan, dia diterima kerja di Telkomsel dengan posisi sebagai karyawan kontrak selama dua tahun. Saat menjelang kontraknya berakhir, dia memikirkan tentang masa depannya. Karena tidak ingin lagi bekerja di bawah orang lain, dia bertekad bulat untuk membangun usaha dengan membuka Kios Jam Tangan dan Kacamata di teras Indomaret di dekat rumahnya. Lama kelamaan bisnisnya berkempang pesat, Agus dapat membuka kiosnya di seluruh Indomaret se-Banyuwangi, bahkan beberapa di Bondowoso, Situbondo dan Jember.

Oleh karena pikirannya selalu merasa ditantang oleh perkembangan bisnis, Agus melakukan istilahnya “pre-emptive strike” atau serangan pendahuluan, sebelum bisnisnya terkena disrupsi, Agus mengubah bisnisnya dengan menutup seluruh gerainya dengan mendirikan toko sendiri. Agar mendapatkan berkah tokonya dinamanakan “99 Jajag”, angka 99 didapat dari asmaul husna. Sebagai toko baru, Agus berupaya membranding tokonya dengan mengikuti event-event di Banyuwangi yang berpotensi mengumpulkan banyak orang. Yang ia lakukan tidak melulu direct selling tetapi menanamkan kesadaran merek (brand awarness) kepada khalayak yang hadir di event-event tersebut. Brand awarness mengenai nama dan keberadaan tokonya serta produk yang ditawarkan dilakukan melalui pemasangan umbul-umbul, banner, brosur, dll. di sekitar lokasi event. Selain itu dia melihat potensi buruh migran Indonesia yang berasal dari Banyuwangi dan sekitarnya sebagai konsumen yang potensial dengan menggandeng para pemimpin buruh migran sebagai ujung tombak promosi.  Agus juga memanfaatkan media sosial untuk branding dan marketing usahanya dengan memberi tugas pada karyawan tokonya untuk mengupload konten branding tersebut di medsos masing-masing.

.

Dalam mengelola keuangan untuk kelangsungan bisnisnya, Agus membuat tiga pos, yaitu pos untuk konsumsi sehari-hari, pos untuk gaji dirinya, dan pos untuk investasi. Dengan pengelolaan tersebut, untuk membangun dan memperbesar bisnisnya, Agus hampir tidak tergantung pinjaman bank. Pada akhir-akhir ini selain memiliki toko grosir asesoris “99 Jajag”, berangkat dari kesukaannya atau hobinya nge-gym, Agus membuka pula “99 Gym Jajag”.

Dari Kuliah tamu ini mahasiswa dapat memetik ilmu dan informasi tentang bagaimana memulai usaha, bagaimana harus cerdas membaca peluang, menghadapi ancaman dan tantangan. Agus dapat mengubah SWOT (Strengths, Weakness, Opportunities, Threats) menjadi SCOC (Strenghts, Challange, Oportunities, Challange) agar bisnisnya tetap bertahan dan berkembang.

[:de]

Presiden Jokowi berpesan terhadap perguruan tinggi bahwa dalam menghadapi disrupsi dan perubahan di masa pandemi ini perguruan tinggi perlu menghadirkan praktisi dan pelaku industri dalam pelaksanaan belajar mengajar di kelas-kelas kuliah. Untuk itu matakuliah Pengantar Manajemen dan Kewirausahaan menggandeng pengusaha untuk mengisi Kuliah Tamu dengan tema “Belajar Bisnis dari Pengusaha”. Kuliah Tamu yang dihadari 87 mahasiswa Sastra Indonesia ini menghadirkan Agus 99 Jajag, seorang alumnus Prodi D3 Bahasa Inggris, Fakultas Sastra (FIB) UNEJ yang sukses menjadi pengusaha di kampung halamannya di Jajag, Banyuwangi.
Mahasiswa menyimak proses dan kiat-kiat Agus 99 Jajag dalam membangun bisnis from zero to hero. Agus memulai usaha dari keadaan “the power of kepepet”. Setelah mengirimkan 100 lamaran pekerjaan, dia diterima kerja di Telkomsel dengan posisi sebagai karyawan kontrak selama dua tahun. Saat menjelang kontraknya berakhir, dia memikirkan tentang masa depannya. Karena tidak ingin lagi bekerja di bawah orang lain, dia bertekad bulat untuk membangun usaha dengan membuka Kios Jam tangan dan Kacamata di teras Indomaret di dekat rumahnya. Lama kelamaan bisnisnya berkempang pesat, Agus dapat membuka kiosnya di seluruh Indomaret se-Banyuwangi, bahkan beberapa di Bondowoso, Situbondo dan Jember.
Oleh karena pikirannya selalu merasa ditantang oleh perkembangan bisnis, Agus melakukan istilahnya “pre-emptive strike” atau serangan pendahuluan, sebelum bisnisnya terkena disrupsi, Agus mengubah bisnisnya dengan menutup seluruh gerainya dengan mendirikan toko sendiri. Agar mendapatkan berkah tokonya dinamanakan “99 Jajag”, angka 99 didapat dari asmaul husna. Sebagai toko baru, Agus berupaya membranding tokonya dengan mengikuti event-event di Banyuwangi yang berpotensi mengumpulkan banyak orang. Yang ia lakukan tidak melulu direct selling tetapi menanamkan kesadaran merek (brand awarness) kepada khalayak yang hadir di event-event tersebut. Brand awarness mengenai nama dan keberadaan tokonya serta produk yang ditawarkan dilakukan melalui pemasangan umbul-umbul, banner, brosur, dll. di sekitar lokasi event. Selain itu dia melihat potensi buruh migran Indonesia yang berasal dari Banyuwangi dan sekitarnya sebagai konsumen yang potensial dengan menggandeng para pemimpin buruh migran sebagai ujung tombak promosi. Selain itu Agus juga memanfaatkan media sosial untuk branding dan marketing usahanya.
Dalam mengelola keuangan untuk kelangsungan bisnisnya, Agus membuat tiga pos, yaitu pos untuk konsumsi sehari-hari, pos untuk gaji dirinya, dan pos untuk investasi. Dengan pengelolaan tersebut, untuk membangun dan memperbesar bisnisnya, Agus hampir tidak tergantung pinjaman bank. Pada akhir-akhir ini selain memiliki toko grosir asesoris “99 Jajag”, berangkat dari kesukaannya atau hobinya nge-gym, Agus akhirnya juga membuka “99 Gym Jajag”.
Dari Kuliah tamu ini mahasiswa dapat memetik ilmu dan informasi tentang bagaimana memulai usaha, bagaimana harus cerdas membaca peluang, menghadapi ancaman dan tantangan. Agus dapat mengubah SWOT (Strengths, Weakness, Opportunities, Threats) menjadi SCOC (Strenghts, Challange, Oportunities, Challange) agar bisnisnya tetap bertahan dan berkembang.

[:]

[:de]

Presiden Jokowi berpesan terhadap perguruan tinggi bahwa dalam menghadapi disrupsi dan perubahan di masa pandemi ini perguruan tinggi perlu menghadirkan praktisi dan pelaku industri dalam pelaksanaan belajar mengajar di kelas-kelas kuliah. Untuk itu matakuliah Pengantar Manajemen dan Kewirausahaan menggandeng pengusaha untuk mengisi Kuliah Tamu dengan tema “Belajar Bisnis dari Pengusaha”. Kuliah Tamu yang dihadari 87 mahasiswa Sastra Indonesia ini menghadirkan Agus 99 Jajag, seorang alumnus Prodi D3 Bahasa Inggris, Fakultas Sastra (FIB) UNEJ yang sukses menjadi pengusaha di kampung halamannya di Jajag, Banyuwangi.
Mahasiswa menyimak proses dan kiat-kiat Agus 99 Jajag dalam membangun bisnis from zero to hero. Agus memulai usaha dari keadaan “the power of kepepet”. Setelah mengirimkan 100 lamaran pekerjaan, dia diterima kerja di Telkomsel dengan posisi sebagai karyawan kontrak selama dua tahun. Saat menjelang kontraknya berakhir, dia memikirkan tentang masa depannya. Karena tidak ingin lagi bekerja di bawah orang lain, dia bertekad bulat untuk membangun usaha dengan membuka kios cendera mata (topi, arloji, sabuk, dll.) di teras Indomaret di dekat rumahnya. Lama kelamaan bisnisnya berkempang pesat, Agus dapat membuka kiosnya di seluruh Indomaret se-Banyuwangi, bahkan beberapa di Bondowoso, Situbondo dan Jember.
Oleh karena pikirannya selalu merasa ditantang oleh perkembangan bisnis, Agus melakukan istilahnya “pre-emptive strike” atau serangan pendahuluan, sebelum bisnisnya terkena disrupsi, Agus mengubah bisnisnya dengan menutup seluruh gerainya dengan mendirikan toko sendiri. Agar mendapatkan berkah tokonya dinamanakan “99 Jajag”, angka 99 didapat dari asmaul husna. Sebagai toko baru, Agus berupaya membranding tokonya dengan mengikuti event-event di Banyuwangi yang berpotensi mengumpulkan banyak orang. Yang ia lakukan tidak melulu direct selling tetapi menanamkan kesadaran merek (brand awarness) kepada khalayak yang hadir di event-event tersebut. Brand awarness mengenai nama dan keberadaan tokonya serta produk yang ditawarkan dilakukan melalui pemasangan umbul-umbul, banner, brosur, dll. di sekitar lokasi event. Selain itu dia melihat potensi buruh migran Indonesia yang berasal dari Banyuwangi dan sekitarnya sebagai konsumen yang potensial dengan menggandeng para pemimpin buruh migran sebagai ujung tombak promosi. Selain itu Agus juga memanfaatkan media sosial untuk branding dan marketing usahanya.
Dalam mengelola keuangan untuk kelangsungan bisnisnya, Agus membuat tiga pos, yaitu pos untuk konsumsi sehari-hari, pos untuk gaji dirinya, dan pos untuk investasi. Dengan pengelolaan tersebut, untuk membangun dan memperbesar bisnisnya, Agus hampir tidak tergantung pinjaman bank. Pada akhir-akhir ini selain memiliki toko grosir asesoris “99 Jajag”, berangkat dari kesukaannya atau hobinya nge-gym, Agus akhirnya juga membuka “99 Gym Jajag”.
Dari Kuliah tamu ini mahasiswa dapat memetik ilmu dan informasi tentang bagaimana memulai usaha, bagaimana harus cerdas membaca peluang, menghadapi ancaman dan tantangan. Agus dapat mengubah SWOT (Strengths, Weakness, Opportunities, Threats) menjadi SCOC (Strenghts, Challange, Oportunities, Challange) agar bisnisnya tetap bertahan dan berkembang.

[:]

[:de]

Presiden Jokowi berpesan terhadap perguruan tinggi bahwa dalam menghadapi disrupsi dan perubahan di masa pandemi ini perguruan tinggi perlu menghadirkan praktisi dan pelaku industri dalam pelaksanaan belajar mengajar di kelas-kelas kuliah. Untuk itu matakuliah Pengantar Manajemen dan Kewirausahaan menggandeng pengusaha untuk mengisi Kuliah Tamu dengan tema “Belajar Bisnis dari Pengusaha”. Kuliah Tamu yang dihadari 87 mahasiswa Sastra Indonesia ini menghadirkan Agus 99 Jajag, seorang alumnus Prodi D3 Bahasa Inggris, Fakultas Sastra (FIB) UNEJ yang sukses menjadi pengusaha di kampung halamannya di Jajag, Banyuwangi.
Mahasiswa menyimak proses dan kiat-kiat Agus 99 Jajag dalam membangun bisnis from zero to hero. Agus memulai usaha dari keadaan “the power of kepepet”. Setelah mengirimkan 100 lamaran pekerjaan, dia diterima kerja di Telkomsel dengan posisi sebagai karyawan kontrak selama dua tahun. Saat menjelang kontraknya berakhir, dia memikirkan tentang masa depannya. Karena tidak ingin lagi bekerja di bawah orang lain, dia bertekad bulat untuk membangun usaha dengan membuka Kios Jam Tangan dan Kacamata di teras Indomaret di dekat rumahnya. Lama kelamaan bisnisnya berkempang pesat, Agus dapat membuka kiosnya di seluruh Indomaret se-Banyuwangi, bahkan beberapa di Bondowoso, Situbondo dan Jember.
Oleh karena pikirannya selalu merasa ditantang oleh perkembangan bisnis, Agus melakukan istilahnya “pre-emptive strike” atau serangan pendahuluan, sebelum bisnisnya terkena disrupsi, Agus mengubah bisnisnya dengan menutup seluruh gerainya dengan mendirikan toko sendiri. Agar mendapatkan berkah tokonya dinamanakan “99 Jajag”, angka 99 didapat dari asmaul husna. Sebagai toko baru, Agus berupaya membranding tokonya dengan mengikuti event-event di Banyuwangi yang berpotensi mengumpulkan banyak orang. Yang ia lakukan tidak melulu direct selling tetapi menanamkan kesadaran merek (brand awarness) kepada khalayak yang hadir di event-event tersebut. Brand awarness mengenai nama dan keberadaan tokonya serta produk yang ditawarkan dilakukan melalui pemasangan umbul-umbul, banner, brosur, dll. di sekitar lokasi event. Selain itu dia melihat potensi buruh migran Indonesia yang berasal dari Banyuwangi dan sekitarnya sebagai konsumen yang potensial dengan menggandeng para pemimpin buruh migran sebagai ujung tombak promosi. Selain itu Agus juga memanfaatkan media sosial untuk branding dan marketing usahanya.
Dalam mengelola keuangan untuk kelangsungan bisnisnya, Agus membuat tiga pos, yaitu pos untuk konsumsi sehari-hari, pos untuk gaji dirinya, dan pos untuk investasi. Dengan pengelolaan tersebut, untuk membangun dan memperbesar bisnisnya, Agus hampir tidak tergantung pinjaman bank. Pada akhir-akhir ini selain memiliki toko grosir asesoris “99 Jajag”, berangkat dari kesukaannya atau hobinya nge-gym, Agus akhirnya juga membuka “99 Gym Jajag”.
Dari Kuliah tamu ini mahasiswa dapat memetik ilmu dan informasi tentang bagaimana memulai usaha, bagaimana harus cerdas membaca peluang, menghadapi ancaman dan tantangan. Agus dapat mengubah SWOT (Strengths, Weakness, Opportunities, Threats) menjadi SCOC (Strenghts, Challange, Oportunities, Challange) agar bisnisnya tetap bertahan dan berkembang.

 

Presiden Jokowi berpesan terhadap perguruan tinggi bahwa dalam menghadapi disrupsi dan perubahan di masa pandemi ini perguruan tinggi perlu menghadirkan praktisi dan pelaku industri dalam pelaksanaan belajar mengajar di kelas-kelas kuliah. Untuk itu matakuliah Pengantar Manajemen dan Kewirausahaan menggandeng pengusaha untuk mengisi Kuliah Tamu dengan tema “Belajar Bisnis dari Pengusaha”. Kuliah Tamu yang dihadari 87 mahasiswa Sastra Indonesia ini menghadirkan Agus 99 Jajag, seorang alumnus Prodi D3 Bahasa Inggris, Fakultas Sastra (FIB) UNEJ yang sukses menjadi pengusaha di kampung halamannya di Jajag, Banyuwangi.
Mahasiswa menyimak proses dan kiat-kiat Agus 99 Jajag dalam membangun bisnis from zero to hero. Agus memulai usaha dari keadaan “the power of kepepet”. Setelah mengirimkan 100 lamaran pekerjaan, dia diterima kerja di Telkomsel dengan posisi sebagai karyawan kontrak selama dua tahun. Saat menjelang kontraknya berakhir, dia memikirkan tentang masa depannya. Karena tidak ingin lagi bekerja di bawah orang lain, dia bertekad bulat untuk membangun usaha dengan membuka kios cendera mata (topi, arloji, sabuk, dll.) di teras Indomaret di dekat rumahnya. Lama kelamaan bisnisnya berkempang pesat, Agus dapat membuka kiosnya di seluruh Indomaret se-Banyuwangi, bahkan beberapa di Bondowoso, Situbondo dan Jember.
Oleh karena pikirannya selalu merasa ditantang oleh perkembangan bisnis, Agus melakukan istilahnya “pre-emptive strike” atau serangan pendahuluan, sebelum bisnisnya terkena disrupsi, Agus mengubah bisnisnya dengan menutup seluruh gerainya dengan mendirikan toko sendiri. Agar mendapatkan berkah tokonya dinamanakan “99 Jajag”, angka 99 didapat dari asmaul husna. Sebagai toko baru, Agus berupaya membranding tokonya dengan mengikuti event-event di Banyuwangi yang berpotensi mengumpulkan banyak orang. Yang ia lakukan tidak melulu direct selling tetapi menanamkan kesadaran merek (brand awarness) kepada khalayak yang hadir di event-event tersebut. Brand awarness mengenai nama dan keberadaan tokonya serta produk yang ditawarkan dilakukan melalui pemasangan umbul-umbul, banner, brosur, dll. di sekitar lokasi event. Selain itu dia melihat potensi buruh migran Indonesia yang berasal dari Banyuwangi dan sekitarnya sebagai konsumen yang potensial dengan menggandeng para pemimpin buruh migran sebagai ujung tombak promosi. Selain itu Agus juga memanfaatkan media sosial untuk branding dan marketing usahanya.
Dalam mengelola keuangan untuk kelangsungan bisnisnya, Agus membuat tiga pos, yaitu pos untuk konsumsi sehari-hari, pos untuk gaji dirinya, dan pos untuk investasi. Dengan pengelolaan tersebut, untuk membangun dan memperbesar bisnisnya, Agus hampir tidak tergantung pinjaman bank. Pada akhir-akhir ini selain memiliki toko grosir asesoris “99 Jajag”, berangkat dari kesukaannya atau hobinya nge-gym, Agus akhirnya juga membuka “99 Gym Jajag”.
Dari Kuliah tamu ini mahasiswa dapat memetik ilmu dan informasi tentang bagaimana memulai usaha, bagaimana harus cerdas membaca peluang, menghadapi ancaman dan tantangan. Agus dapat mengubah SWOT (Strengths, Weakness, Opportunities, Threats) menjadi SCOC (Strenghts, Challange, Oportunities, Challange) agar bisnisnya tetap bertahan dan berkembang.

[:]

[:de]

Presiden Jokowi berpesan terhadap perguruan tinggi bahwa dalam menghadapi disrupsi dan perubahan di masa pandemi ini perguruan tinggi perlu menghadirkan praktisi dan pelaku industri dalam pelaksanaan belajar mengajar di kelas-kelas kuliah. Untuk itu matakuliah Pengantar Manajemen dan Kewirausahaan menggandeng pengusaha untuk mengisi Kuliah Tamu dengan tema “Belajar Bisnis dari Pengusaha”. Kuliah Tamu yang dihadari 87 mahasiswa Sastra Indonesia ini menghadirkan Agus 99 Jajag, seorang alumnus Prodi D3 Bahasa Inggris, Fakultas Sastra (FIB) UNEJ yang sukses menjadi pengusaha di kampung halamannya di Jajag, Banyuwangi.
Mahasiswa menyimak proses dan kiat-kiat Agus 99 Jajag dalam membangun bisnis from zero to hero. Agus memulai usaha dari keadaan “the power of kepepet”. Setelah mengirimkan 100 lamaran pekerjaan, dia diterima kerja di Telkomsel dengan posisi sebagai karyawan kontrak selama dua tahun. Saat menjelang kontraknya berakhir, dia memikirkan tentang masa depannya. Karena tidak ingin lagi bekerja di bawah orang lain, dia bertekad bulat untuk membangun usaha dengan membuka kios cendera mata (topi, arloji, sabuk, dll.) di teras Indomaret di dekat rumahnya. Lama kelamaan bisnisnya berkempang pesat, Agus dapat membuka kiosnya di seluruh Indomaret se-Banyuwangi, bahkan beberapa di Bondowoso, Situbondo dan Jember.
Oleh karena pikirannya selalu merasa ditantang oleh perkembangan bisnis, Agus melakukan istilahnya “pre-emptive strike” atau serangan pendahuluan, sebelum bisnisnya terkena disrupsi, Agus mengubah bisnisnya dengan menutup seluruh gerainya dengan mendirikan toko sendiri. Agar mendapatkan berkah tokonya dinamanakan “99 Jajag”, angka 99 didapat dari asmaul husna. Sebagai toko baru, Agus berupaya membranding tokonya dengan mengikuti event-event di Banyuwangi yang berpotensi mengumpulkan banyak orang. Yang ia lakukan tidak melulu direct selling tetapi menanamkan kesadaran merek (brand awarness) kepada khalayak yang hadir di event-event tersebut. Brand awarness mengenai nama dan keberadaan tokonya serta produk yang ditawarkan dilakukan melalui pemasangan umbul-umbul, banner, brosur, dll. di sekitar lokasi event. Selain itu dia melihat potensi buruh migran Indonesia yang berasal dari Banyuwangi dan sekitarnya sebagai konsumen yang potensial dengan menggandeng para pemimpin buruh migran sebagai ujung tombak promosi. Selain itu Agus juga memanfaatkan media sosial untuk branding dan marketing usahanya.
Dalam mengelola keuangan untuk kelangsungan bisnisnya, Agus membuat tiga pos, yaitu pos untuk konsumsi sehari-hari, pos untuk gaji dirinya, dan pos untuk investasi. Dengan pengelolaan tersebut, untuk membangun dan memperbesar bisnisnya, Agus hampir tidak tergantung pinjaman bank. Pada akhir-akhir ini selain memiliki toko grosir asesoris “99 Jajag”, berangkat dari kesukaannya atau hobinya nge-gym, Agus akhirnya juga membuka “99 Gym Jajag”.
Dari Kuliah tamu ini mahasiswa dapat memetik ilmu dan informasi tentang bagaimana memulai usaha, bagaimana harus cerdas membaca peluang, menghadapi ancaman dan tantangan. Agus dapat mengubah SWOT (Strengths, Weakness, Opportunities, Threats) menjadi SCOC (Strenghts, Challange, Oportunities, Challange) agar bisnisnya tetap bertahan dan berkembang.

 

 

Presiden Jokowi berpesan terhadap perguruan tinggi bahwa dalam menghadapi disrupsi dan perubahan di masa pandemi ini perguruan tinggi perlu menghadirkan praktisi dan pelaku industri dalam pelaksanaan belajar mengajar di kelas-kelas kuliah. Untuk itu matakuliah Pengantar Manajemen dan Kewirausahaan menggandeng pengusaha untuk mengisi Kuliah Tamu dengan tema “Belajar Bisnis dari Pengusaha”. Kuliah Tamu yang dihadari 87 mahasiswa Sastra Indonesia ini menghadirkan Agus 99 Jajag, seorang alumnus Prodi D3 Bahasa Inggris, Fakultas Sastra (FIB) UNEJ yang sukses menjadi pengusaha di kampung halamannya di Jajag, Banyuwangi.
Mahasiswa menyimak proses dan kiat-kiat Agus 99 Jajag dalam membangun bisnis from zero to hero. Agus memulai usaha dari keadaan “the power of kepepet”. Setelah mengirimkan 100 lamaran pekerjaan, dia diterima kerja di Telkomsel dengan posisi sebagai karyawan kontrak selama dua tahun. Saat menjelang kontraknya berakhir, dia memikirkan tentang masa depannya. Karena tidak ingin lagi bekerja di bawah orang lain, dia bertekad bulat untuk membangun usaha dengan membuka kios cendera mata (topi, arloji, sabuk, dll.) di teras Indomaret di dekat rumahnya. Lama kelamaan bisnisnya berkempang pesat, Agus dapat membuka kiosnya di seluruh Indomaret se-Banyuwangi, bahkan beberapa di Bondowoso, Situbondo dan Jember.
Oleh karena pikirannya selalu merasa ditantang oleh perkembangan bisnis, Agus melakukan istilahnya “pre-emptive strike” atau serangan pendahuluan, sebelum bisnisnya terkena disrupsi, Agus mengubah bisnisnya dengan menutup seluruh gerainya dengan mendirikan toko sendiri. Agar mendapatkan berkah tokonya dinamanakan “99 Jajag”, angka 99 didapat dari asmaul husna. Sebagai toko baru, Agus berupaya membranding tokonya dengan mengikuti event-event di Banyuwangi yang berpotensi mengumpulkan banyak orang. Yang ia lakukan tidak melulu direct selling tetapi menanamkan kesadaran merek (brand awarness) kepada khalayak yang hadir di event-event tersebut. Brand awarness mengenai nama dan keberadaan tokonya serta produk yang ditawarkan dilakukan melalui pemasangan umbul-umbul, banner, brosur, dll. di sekitar lokasi event. Selain itu dia melihat potensi buruh migran Indonesia yang berasal dari Banyuwangi dan sekitarnya sebagai konsumen yang potensial dengan menggandeng para pemimpin buruh migran sebagai ujung tombak promosi. Selain itu Agus juga memanfaatkan media sosial untuk branding dan marketing usahanya.
Dalam mengelola keuangan untuk kelangsungan bisnisnya, Agus membuat tiga pos, yaitu pos untuk konsumsi sehari-hari, pos untuk gaji dirinya, dan pos untuk investasi. Dengan pengelolaan tersebut, untuk membangun dan memperbesar bisnisnya, Agus hampir tidak tergantung pinjaman bank. Pada akhir-akhir ini selain memiliki toko grosir asesoris “99 Jajag”, berangkat dari kesukaannya atau hobinya nge-gym, Agus akhirnya juga membuka “99 Gym Jajag”.
Dari Kuliah tamu ini mahasiswa dapat memetik ilmu dan informasi tentang bagaimana memulai usaha, bagaimana harus cerdas membaca peluang, menghadapi ancaman dan tantangan. Agus dapat mengubah SWOT (Strengths, Weakness, Opportunities, Threats) menjadi SCOC (Strenghts, Challange, Oportunities, Challange) agar bisnisnya tetap bertahan dan berkembang.

 

Presiden Jokowi berpesan terhadap perguruan tinggi bahwa dalam menghadapi disrupsi dan perubahan di masa pandemi ini perguruan tinggi perlu menghadirkan praktisi dan pelaku industri dalam pelaksanaan belajar mengajar di kelas-kelas kuliah. Untuk itu matakuliah Pengantar Manajemen dan Kewirausahaan menggandeng pengusaha untuk mengisi Kuliah Tamu dengan tema “Belajar Bisnis dari Pengusaha”. Kuliah Tamu yang dihadari 87 mahasiswa Sastra Indonesia ini menghadirkan Agus 99 Jajag, seorang alumnus Prodi D3 Bahasa Inggris, Fakultas Sastra (FIB) UNEJ yang sukses menjadi pengusaha di kampung halamannya di Jajag, Banyuwangi.
Mahasiswa menyimak proses dan kiat-kiat Agus 99 Jajag dalam membangun bisnis from zero to hero. Agus memulai usaha dari keadaan “the power of kepepet”. Setelah mengirimkan 100 lamaran pekerjaan, dia diterima kerja di Telkomsel dengan posisi sebagai karyawan kontrak selama dua tahun. Saat menjelang kontraknya berakhir, dia memikirkan tentang masa depannya. Karena tidak ingin lagi bekerja di bawah orang lain, dia bertekad bulat untuk membangun usaha dengan membuka kios cendera mata (topi, arloji, sabuk, dll.) di teras Indomaret di dekat rumahnya. Lama kelamaan bisnisnya berkempang pesat, Agus dapat membuka kiosnya di seluruh Indomaret se-Banyuwangi, bahkan beberapa di Bondowoso, Situbondo dan Jember.
Oleh karena pikirannya selalu merasa ditantang oleh perkembangan bisnis, Agus melakukan istilahnya “pre-emptive strike” atau serangan pendahuluan, sebelum bisnisnya terkena disrupsi, Agus mengubah bisnisnya dengan menutup seluruh gerainya dengan mendirikan toko sendiri. Agar mendapatkan berkah tokonya dinamanakan “99 Jajag”, angka 99 didapat dari asmaul husna. Sebagai toko baru, Agus berupaya membranding tokonya dengan mengikuti event-event di Banyuwangi yang berpotensi mengumpulkan banyak orang. Yang ia lakukan tidak melulu direct selling tetapi menanamkan kesadaran merek (brand awarness) kepada khalayak yang hadir di event-event tersebut. Brand awarness mengenai nama dan keberadaan tokonya serta produk yang ditawarkan dilakukan melalui pemasangan umbul-umbul, banner, brosur, dll. di sekitar lokasi event. Selain itu dia melihat potensi buruh migran Indonesia yang berasal dari Banyuwangi dan sekitarnya sebagai konsumen yang potensial dengan menggandeng para pemimpin buruh migran sebagai ujung tombak promosi. Selain itu Agus juga memanfaatkan media sosial untuk branding dan marketing usahanya.
Dalam mengelola keuangan untuk kelangsungan bisnisnya, Agus membuat tiga pos, yaitu pos untuk konsumsi sehari-hari, pos untuk gaji dirinya, dan pos untuk investasi. Dengan pengelolaan tersebut, untuk membangun dan memperbesar bisnisnya, Agus hampir tidak tergantung pinjaman bank. Pada akhir-akhir ini selain memiliki toko grosir asesoris “99 Jajag”, berangkat dari kesukaannya atau hobinya nge-gym, Agus akhirnya juga membuka “99 Gym Jajag”.
Dari Kuliah tamu ini mahasiswa dapat memetik ilmu dan informasi tentang bagaimana memulai usaha, bagaimana harus cerdas membaca peluang, menghadapi ancaman dan tantangan. Agus dapat mengubah SWOT (Strengths, Weakness, Opportunities, Threats) menjadi SCOC (Strenghts, Challange, Oportunities, Challange) agar bisnisnya tetap bertahan dan berkembang.

 

Presiden Jokowi berpesan terhadap perguruan tinggi bahwa dalam menghadapi disrupsi dan perubahan di masa pandemi ini perguruan tinggi perlu menghadirkan praktisi dan pelaku industri dalam pelaksanaan belajar mengajar di kelas-kelas kuliah. Untuk itu matakuliah Pengantar Manajemen dan Kewirausahaan menggandeng pengusaha untuk mengisi Kuliah Tamu dengan tema “Belajar Bisnis dari Pengusaha”. Kuliah Tamu yang dihadari 87 mahasiswa Sastra Indonesia ini menghadirkan Agus 99 Jajag, seorang alumnus Prodi D3 Bahasa Inggris, Fakultas Sastra (FIB) UNEJ yang sukses menjadi pengusaha di kampung halamannya di Jajag, Banyuwangi.
Mahasiswa menyimak proses dan kiat-kiat Agus 99 Jajag dalam membangun bisnis from zero to hero. Agus memulai usaha dari keadaan “the power of kepepet”. Setelah mengirimkan 100 lamaran pekerjaan, dia diterima kerja di Telkomsel dengan posisi sebagai karyawan kontrak selama dua tahun. Saat menjelang kontraknya berakhir, dia memikirkan tentang masa depannya. Karena tidak ingin lagi bekerja di bawah orang lain, dia bertekad bulat untuk membangun usaha dengan membuka kios cendera mata (topi, arloji, sabuk, dll.) di teras Indomaret di dekat rumahnya. Lama kelamaan bisnisnya berkempang pesat, Agus dapat membuka kiosnya di seluruh Indomaret se-Banyuwangi, bahkan beberapa di Bondowoso, Situbondo dan Jember.
Oleh karena pikirannya selalu merasa ditantang oleh perkembangan bisnis, Agus melakukan istilahnya “pre-emptive strike” atau serangan pendahuluan, sebelum bisnisnya terkena disrupsi, Agus mengubah bisnisnya dengan menutup seluruh gerainya dengan mendirikan toko sendiri. Agar mendapatkan berkah tokonya dinamanakan “99 Jajag”, angka 99 didapat dari asmaul husna. Sebagai toko baru, Agus berupaya membranding tokonya dengan mengikuti event-event di Banyuwangi yang berpotensi mengumpulkan banyak orang. Yang ia lakukan tidak melulu direct selling tetapi menanamkan kesadaran merek (brand awarness) kepada khalayak yang hadir di event-event tersebut. Brand awarness mengenai nama dan keberadaan tokonya serta produk yang ditawarkan dilakukan melalui pemasangan umbul-umbul, banner, brosur, dll. di sekitar lokasi event. Selain itu dia melihat potensi buruh migran Indonesia yang berasal dari Banyuwangi dan sekitarnya sebagai konsumen yang potensial dengan menggandeng para pemimpin buruh migran sebagai ujung tombak promosi. Selain itu Agus juga memanfaatkan media sosial untuk branding dan marketing usahanya.
Dalam mengelola keuangan untuk kelangsungan bisnisnya, Agus membuat tiga pos, yaitu pos untuk konsumsi sehari-hari, pos untuk gaji dirinya, dan pos untuk investasi. Dengan pengelolaan tersebut, untuk membangun dan memperbesar bisnisnya, Agus hampir tidak tergantung pinjaman bank. Pada akhir-akhir ini selain memiliki toko grosir asesoris “99 Jajag”, berangkat dari kesukaannya atau hobinya nge-gym, Agus akhirnya juga membuka “99 Gym Jajag”.
Dari Kuliah tamu ini mahasiswa dapat memetik ilmu dan informasi tentang bagaimana memulai usaha, bagaimana harus cerdas membaca peluang, menghadapi ancaman dan tantangan. Agus dapat mengubah SWOT (Strengths, Weakness, Opportunities, Threats) menjadi SCOC (Strenghts, Challange, Oportunities, Challange) agar bisnisnya tetap bertahan dan berkembang.

[:]

[:de]

Presiden Jokowi berpesan terhadap perguruan tinggi bahwa dalam menghadapi disrupsi dan perubahan di masa pandemi ini perguruan tinggi perlu menghadirkan praktisi dan pelaku industri dalam pelaksanaan belajar mengajar di kelas-kelas kuliah. Untuk itu matakuliah Pengantar Manajemen dan Kewirausahaan menggandeng pengusaha untuk mengisi Kuliah Tamu dengan tema “Belajar Bisnis dari Pengusaha”. Kuliah Tamu yang dihadari 87 mahasiswa Sastra Indonesia ini menghadirkan Agus 99 Jajag, seorang alumnus Prodi D3 Bahasa Inggris, Fakultas Sastra (FIB) UNEJ yang sukses menjadi pengusaha di kampung halamannya di Jajag, Banyuwangi.
Mahasiswa menyimak proses dan kiat-kiat Agus 99 Jajag dalam membangun bisnis from zero to hero. Agus memulai usaha dari keadaan “the power of kepepet”. Setelah mengirimkan 100 lamaran pekerjaan, dia diterima kerja di Telkomsel dengan posisi sebagai karyawan kontrak selama dua tahun. Saat menjelang kontraknya berakhir, dia memikirkan tentang masa depannya. Karena tidak ingin lagi bekerja di bawah orang lain, dia bertekad bulat untuk membangun usaha dengan membuka Kios Jam tangan dan Kacamata di teras Indomaret di dekat rumahnya. Lama kelamaan bisnisnya berkempang pesat, Agus dapat membuka kiosnya di seluruh Indomaret se-Banyuwangi, bahkan beberapa di Bondowoso, Situbondo dan Jember.
Oleh karena pikirannya selalu merasa ditantang oleh perkembangan bisnis, Agus melakukan istilahnya “pre-emptive strike” atau serangan pendahuluan, sebelum bisnisnya terkena disrupsi, Agus mengubah bisnisnya dengan menutup seluruh gerainya dengan mendirikan toko sendiri. Agar mendapatkan berkah tokonya dinamanakan “99 Jajag”, angka 99 didapat dari asmaul husna. Sebagai toko baru, Agus berupaya membranding tokonya dengan mengikuti event-event di Banyuwangi yang berpotensi mengumpulkan banyak orang. Yang ia lakukan tidak melulu direct selling tetapi menanamkan kesadaran merek (brand awarness) kepada khalayak yang hadir di event-event tersebut. Brand awarness mengenai nama dan keberadaan tokonya serta produk yang ditawarkan dilakukan melalui pemasangan umbul-umbul, banner, brosur, dll. di sekitar lokasi event. Selain itu dia melihat potensi buruh migran Indonesia yang berasal dari Banyuwangi dan sekitarnya sebagai konsumen yang potensial dengan menggandeng para pemimpin buruh migran sebagai ujung tombak promosi. Selain itu Agus juga memanfaatkan media sosial untuk branding dan marketing usahanya.
Dalam mengelola keuangan untuk kelangsungan bisnisnya, Agus membuat tiga pos, yaitu pos untuk konsumsi sehari-hari, pos untuk gaji dirinya, dan pos untuk investasi. Dengan pengelolaan tersebut, untuk membangun dan memperbesar bisnisnya, Agus hampir tidak tergantung pinjaman bank. Pada akhir-akhir ini selain memiliki toko grosir asesoris “99 Jajag”, berangkat dari kesukaannya atau hobinya nge-gym, Agus akhirnya juga membuka “99 Gym Jajag”.
Dari Kuliah tamu ini mahasiswa dapat memetik ilmu dan informasi tentang bagaimana memulai usaha, bagaimana harus cerdas membaca peluang, menghadapi ancaman dan tantangan. Agus dapat mengubah SWOT (Strengths, Weakness, Opportunities, Threats) menjadi SCOC (Strenghts, Challange, Oportunities, Challange) agar bisnisnya tetap bertahan dan berkembang.

 

 

Presiden Jokowi berpesan terhadap perguruan tinggi bahwa dalam menghadapi disrupsi dan perubahan di masa pandemi ini perguruan tinggi perlu menghadirkan praktisi dan pelaku industri dalam pelaksanaan belajar mengajar di kelas-kelas kuliah. Untuk itu matakuliah Pengantar Manajemen dan Kewirausahaan menggandeng pengusaha untuk mengisi Kuliah Tamu dengan tema “Belajar Bisnis dari Pengusaha”. Kuliah Tamu yang dihadari 87 mahasiswa Sastra Indonesia ini menghadirkan Agus 99 Jajag, seorang alumnus Prodi D3 Bahasa Inggris, Fakultas Sastra (FIB) UNEJ yang sukses menjadi pengusaha di kampung halamannya di Jajag, Banyuwangi.
Mahasiswa menyimak proses dan kiat-kiat Agus 99 Jajag dalam membangun bisnis from zero to hero. Agus memulai usaha dari keadaan “the power of kepepet”. Setelah mengirimkan 100 lamaran pekerjaan, dia diterima kerja di Telkomsel dengan posisi sebagai karyawan kontrak selama dua tahun. Saat menjelang kontraknya berakhir, dia memikirkan tentang masa depannya. Karena tidak ingin lagi bekerja di bawah orang lain, dia bertekad bulat untuk membangun usaha dengan membuka kios cendera mata (topi, arloji, sabuk, dll.) di teras Indomaret di dekat rumahnya. Lama kelamaan bisnisnya berkempang pesat, Agus dapat membuka kiosnya di seluruh Indomaret se-Banyuwangi, bahkan beberapa di Bondowoso, Situbondo dan Jember.
Oleh karena pikirannya selalu merasa ditantang oleh perkembangan bisnis, Agus melakukan istilahnya “pre-emptive strike” atau serangan pendahuluan, sebelum bisnisnya terkena disrupsi, Agus mengubah bisnisnya dengan menutup seluruh gerainya dengan mendirikan toko sendiri. Agar mendapatkan berkah tokonya dinamanakan “99 Jajag”, angka 99 didapat dari asmaul husna. Sebagai toko baru, Agus berupaya membranding tokonya dengan mengikuti event-event di Banyuwangi yang berpotensi mengumpulkan banyak orang. Yang ia lakukan tidak melulu direct selling tetapi menanamkan kesadaran merek (brand awarness) kepada khalayak yang hadir di event-event tersebut. Brand awarness mengenai nama dan keberadaan tokonya serta produk yang ditawarkan dilakukan melalui pemasangan umbul-umbul, banner, brosur, dll. di sekitar lokasi event. Selain itu dia melihat potensi buruh migran Indonesia yang berasal dari Banyuwangi dan sekitarnya sebagai konsumen yang potensial dengan menggandeng para pemimpin buruh migran sebagai ujung tombak promosi. Selain itu Agus juga memanfaatkan media sosial untuk branding dan marketing usahanya.
Dalam mengelola keuangan untuk kelangsungan bisnisnya, Agus membuat tiga pos, yaitu pos untuk konsumsi sehari-hari, pos untuk gaji dirinya, dan pos untuk investasi. Dengan pengelolaan tersebut, untuk membangun dan memperbesar bisnisnya, Agus hampir tidak tergantung pinjaman bank. Pada akhir-akhir ini selain memiliki toko grosir asesoris “99 Jajag”, berangkat dari kesukaannya atau hobinya nge-gym, Agus akhirnya juga membuka “99 Gym Jajag”.
Dari Kuliah tamu ini mahasiswa dapat memetik ilmu dan informasi tentang bagaimana memulai usaha, bagaimana harus cerdas membaca peluang, menghadapi ancaman dan tantangan. Agus dapat mengubah SWOT (Strengths, Weakness, Opportunities, Threats) menjadi SCOC (Strenghts, Challange, Oportunities, Challange) agar bisnisnya tetap bertahan dan berkembang.

 

 

Presiden Jokowi berpesan terhadap perguruan tinggi bahwa dalam menghadapi disrupsi dan perubahan di masa pandemi ini perguruan tinggi perlu menghadirkan praktisi dan pelaku industri dalam pelaksanaan belajar mengajar di kelas-kelas kuliah. Untuk itu matakuliah Pengantar Manajemen dan Kewirausahaan menggandeng pengusaha untuk mengisi Kuliah Tamu dengan tema “Belajar Bisnis dari Pengusaha”. Kuliah Tamu yang dihadari 87 mahasiswa Sastra Indonesia ini menghadirkan Agus 99 Jajag, seorang alumnus Prodi D3 Bahasa Inggris, Fakultas Sastra (FIB) UNEJ yang sukses menjadi pengusaha di kampung halamannya di Jajag, Banyuwangi.
Mahasiswa menyimak proses dan kiat-kiat Agus 99 Jajag dalam membangun bisnis from zero to hero. Agus memulai usaha dari keadaan “the power of kepepet”. Setelah mengirimkan 100 lamaran pekerjaan, dia diterima kerja di Telkomsel dengan posisi sebagai karyawan kontrak selama dua tahun. Saat menjelang kontraknya berakhir, dia memikirkan tentang masa depannya. Karena tidak ingin lagi bekerja di bawah orang lain, dia bertekad bulat untuk membangun usaha dengan membuka Kios Jam Tangan dan Kacamata di teras Indomaret di dekat rumahnya. Lama kelamaan bisnisnya berkempang pesat, Agus dapat membuka kiosnya di seluruh Indomaret se-Banyuwangi, bahkan beberapa di Bondowoso, Situbondo dan Jember.
Oleh karena pikirannya selalu merasa ditantang oleh perkembangan bisnis, Agus melakukan istilahnya “pre-emptive strike” atau serangan pendahuluan, sebelum bisnisnya terkena disrupsi, Agus mengubah bisnisnya dengan menutup seluruh gerainya dengan mendirikan toko sendiri. Agar mendapatkan berkah tokonya dinamanakan “99 Jajag”, angka 99 didapat dari asmaul husna. Sebagai toko baru, Agus berupaya membranding tokonya dengan mengikuti event-event di Banyuwangi yang berpotensi mengumpulkan banyak orang. Yang ia lakukan tidak melulu direct selling tetapi menanamkan kesadaran merek (brand awarness) kepada khalayak yang hadir di event-event tersebut. Brand awarness mengenai nama dan keberadaan tokonya serta produk yang ditawarkan dilakukan melalui pemasangan umbul-umbul, banner, brosur, dll. di sekitar lokasi event. Selain itu dia melihat potensi buruh migran Indonesia yang berasal dari Banyuwangi dan sekitarnya sebagai konsumen yang potensial dengan menggandeng para pemimpin buruh migran sebagai ujung tombak promosi. Selain itu Agus juga memanfaatkan media sosial untuk branding dan marketing usahanya.
Dalam mengelola keuangan untuk kelangsungan bisnisnya, Agus membuat tiga pos, yaitu pos untuk konsumsi sehari-hari, pos untuk gaji dirinya, dan pos untuk investasi. Dengan pengelolaan tersebut, untuk membangun dan memperbesar bisnisnya, Agus hampir tidak tergantung pinjaman bank. Pada akhir-akhir ini selain memiliki toko grosir asesoris “99 Jajag”, berangkat dari kesukaannya atau hobinya nge-gym, Agus akhirnya juga membuka “99 Gym Jajag”.
Dari Kuliah tamu ini mahasiswa dapat memetik ilmu dan informasi tentang bagaimana memulai usaha, bagaimana harus cerdas membaca peluang, menghadapi ancaman dan tantangan. Agus dapat mengubah SWOT (Strengths, Weakness, Opportunities, Threats) menjadi SCOC (Strenghts, Challange, Oportunities, Challange) agar bisnisnya tetap bertahan dan berkembang.

 

Presiden Jokowi berpesan terhadap perguruan tinggi bahwa dalam menghadapi disrupsi dan perubahan di masa pandemi ini perguruan tinggi perlu menghadirkan praktisi dan pelaku industri dalam pelaksanaan belajar mengajar di kelas-kelas kuliah. Untuk itu matakuliah Pengantar Manajemen dan Kewirausahaan menggandeng pengusaha untuk mengisi Kuliah Tamu dengan tema “Belajar Bisnis dari Pengusaha”. Kuliah Tamu yang dihadari 87 mahasiswa Sastra Indonesia ini menghadirkan Agus 99 Jajag, seorang alumnus Prodi D3 Bahasa Inggris, Fakultas Sastra (FIB) UNEJ yang sukses menjadi pengusaha di kampung halamannya di Jajag, Banyuwangi.
Mahasiswa menyimak proses dan kiat-kiat Agus 99 Jajag dalam membangun bisnis from zero to hero. Agus memulai usaha dari keadaan “the power of kepepet”. Setelah mengirimkan 100 lamaran pekerjaan, dia diterima kerja di Telkomsel dengan posisi sebagai karyawan kontrak selama dua tahun. Saat menjelang kontraknya berakhir, dia memikirkan tentang masa depannya. Karena tidak ingin lagi bekerja di bawah orang lain, dia bertekad bulat untuk membangun usaha dengan membuka kios cendera mata (topi, arloji, sabuk, dll.) di teras Indomaret di dekat rumahnya. Lama kelamaan bisnisnya berkempang pesat, Agus dapat membuka kiosnya di seluruh Indomaret se-Banyuwangi, bahkan beberapa di Bondowoso, Situbondo dan Jember.
Oleh karena pikirannya selalu merasa ditantang oleh perkembangan bisnis, Agus melakukan istilahnya “pre-emptive strike” atau serangan pendahuluan, sebelum bisnisnya terkena disrupsi, Agus mengubah bisnisnya dengan menutup seluruh gerainya dengan mendirikan toko sendiri. Agar mendapatkan berkah tokonya dinamanakan “99 Jajag”, angka 99 didapat dari asmaul husna. Sebagai toko baru, Agus berupaya membranding tokonya dengan mengikuti event-event di Banyuwangi yang berpotensi mengumpulkan banyak orang. Yang ia lakukan tidak melulu direct selling tetapi menanamkan kesadaran merek (brand awarness) kepada khalayak yang hadir di event-event tersebut. Brand awarness mengenai nama dan keberadaan tokonya serta produk yang ditawarkan dilakukan melalui pemasangan umbul-umbul, banner, brosur, dll. di sekitar lokasi event. Selain itu dia melihat potensi buruh migran Indonesia yang berasal dari Banyuwangi dan sekitarnya sebagai konsumen yang potensial dengan menggandeng para pemimpin buruh migran sebagai ujung tombak promosi. Selain itu Agus juga memanfaatkan media sosial untuk branding dan marketing usahanya.
Dalam mengelola keuangan untuk kelangsungan bisnisnya, Agus membuat tiga pos, yaitu pos untuk konsumsi sehari-hari, pos untuk gaji dirinya, dan pos untuk investasi. Dengan pengelolaan tersebut, untuk membangun dan memperbesar bisnisnya, Agus hampir tidak tergantung pinjaman bank. Pada akhir-akhir ini selain memiliki toko grosir asesoris “99 Jajag”, berangkat dari kesukaannya atau hobinya nge-gym, Agus akhirnya juga membuka “99 Gym Jajag”.
Dari Kuliah tamu ini mahasiswa dapat memetik ilmu dan informasi tentang bagaimana memulai usaha, bagaimana harus cerdas membaca peluang, menghadapi ancaman dan tantangan. Agus dapat mengubah SWOT (Strengths, Weakness, Opportunities, Threats) menjadi SCOC (Strenghts, Challange, Oportunities, Challange) agar bisnisnya tetap bertahan dan berkembang.

 

Presiden Jokowi berpesan terhadap perguruan tinggi bahwa dalam menghadapi disrupsi dan perubahan di masa pandemi ini perguruan tinggi perlu menghadirkan praktisi dan pelaku industri dalam pelaksanaan belajar mengajar di kelas-kelas kuliah. Untuk itu matakuliah Pengantar Manajemen dan Kewirausahaan menggandeng pengusaha untuk mengisi Kuliah Tamu dengan tema “Belajar Bisnis dari Pengusaha”. Kuliah Tamu yang dihadari 87 mahasiswa Sastra Indonesia ini menghadirkan Agus 99 Jajag, seorang alumnus Prodi D3 Bahasa Inggris, Fakultas Sastra (FIB) UNEJ yang sukses menjadi pengusaha di kampung halamannya di Jajag, Banyuwangi.
Mahasiswa menyimak proses dan kiat-kiat Agus 99 Jajag dalam membangun bisnis from zero to hero. Agus memulai usaha dari keadaan “the power of kepepet”. Setelah mengirimkan 100 lamaran pekerjaan, dia diterima kerja di Telkomsel dengan posisi sebagai karyawan kontrak selama dua tahun. Saat menjelang kontraknya berakhir, dia memikirkan tentang masa depannya. Karena tidak ingin lagi bekerja di bawah orang lain, dia bertekad bulat untuk membangun usaha dengan membuka kios cendera mata (topi, arloji, sabuk, dll.) di teras Indomaret di dekat rumahnya. Lama kelamaan bisnisnya berkempang pesat, Agus dapat membuka kiosnya di seluruh Indomaret se-Banyuwangi, bahkan beberapa di Bondowoso, Situbondo dan Jember.
Oleh karena pikirannya selalu merasa ditantang oleh perkembangan bisnis, Agus melakukan istilahnya “pre-emptive strike” atau serangan pendahuluan, sebelum bisnisnya terkena disrupsi, Agus mengubah bisnisnya dengan menutup seluruh gerainya dengan mendirikan toko sendiri. Agar mendapatkan berkah tokonya dinamanakan “99 Jajag”, angka 99 didapat dari asmaul husna. Sebagai toko baru, Agus berupaya membranding tokonya dengan mengikuti event-event di Banyuwangi yang berpotensi mengumpulkan banyak orang. Yang ia lakukan tidak melulu direct selling tetapi menanamkan kesadaran merek (brand awarness) kepada khalayak yang hadir di event-event tersebut. Brand awarness mengenai nama dan keberadaan tokonya serta produk yang ditawarkan dilakukan melalui pemasangan umbul-umbul, banner, brosur, dll. di sekitar lokasi event. Selain itu dia melihat potensi buruh migran Indonesia yang berasal dari Banyuwangi dan sekitarnya sebagai konsumen yang potensial dengan menggandeng para pemimpin buruh migran sebagai ujung tombak promosi. Selain itu Agus juga memanfaatkan media sosial untuk branding dan marketing usahanya.
Dalam mengelola keuangan untuk kelangsungan bisnisnya, Agus membuat tiga pos, yaitu pos untuk konsumsi sehari-hari, pos untuk gaji dirinya, dan pos untuk investasi. Dengan pengelolaan tersebut, untuk membangun dan memperbesar bisnisnya, Agus hampir tidak tergantung pinjaman bank. Pada akhir-akhir ini selain memiliki toko grosir asesoris “99 Jajag”, berangkat dari kesukaannya atau hobinya nge-gym, Agus akhirnya juga membuka “99 Gym Jajag”.
Dari Kuliah tamu ini mahasiswa dapat memetik ilmu dan informasi tentang bagaimana memulai usaha, bagaimana harus cerdas membaca peluang, menghadapi ancaman dan tantangan. Agus dapat mengubah SWOT (Strengths, Weakness, Opportunities, Threats) menjadi SCOC (Strenghts, Challange, Oportunities, Challange) agar bisnisnya tetap bertahan dan berkembang.

 

 

Presiden Jokowi berpesan terhadap perguruan tinggi bahwa dalam menghadapi disrupsi dan perubahan di masa pandemi ini perguruan tinggi perlu menghadirkan praktisi dan pelaku industri dalam pelaksanaan belajar mengajar di kelas-kelas kuliah. Untuk itu matakuliah Pengantar Manajemen dan Kewirausahaan menggandeng pengusaha untuk mengisi Kuliah Tamu dengan tema “Belajar Bisnis dari Pengusaha”. Kuliah Tamu yang dihadari 87 mahasiswa Sastra Indonesia ini menghadirkan Agus 99 Jajag, seorang alumnus Prodi D3 Bahasa Inggris, Fakultas Sastra (FIB) UNEJ yang sukses menjadi pengusaha di kampung halamannya di Jajag, Banyuwangi.
Mahasiswa menyimak proses dan kiat-kiat Agus 99 Jajag dalam membangun bisnis from zero to hero. Agus memulai usaha dari keadaan “the power of kepepet”. Setelah mengirimkan 100 lamaran pekerjaan, dia diterima kerja di Telkomsel dengan posisi sebagai karyawan kontrak selama dua tahun. Saat menjelang kontraknya berakhir, dia memikirkan tentang masa depannya. Karena tidak ingin lagi bekerja di bawah orang lain, dia bertekad bulat untuk membangun usaha dengan membuka kios cendera mata (topi, arloji, sabuk, dll.) di teras Indomaret di dekat rumahnya. Lama kelamaan bisnisnya berkempang pesat, Agus dapat membuka kiosnya di seluruh Indomaret se-Banyuwangi, bahkan beberapa di Bondowoso, Situbondo dan Jember.
Oleh karena pikirannya selalu merasa ditantang oleh perkembangan bisnis, Agus melakukan istilahnya “pre-emptive strike” atau serangan pendahuluan, sebelum bisnisnya terkena disrupsi, Agus mengubah bisnisnya dengan menutup seluruh gerainya dengan mendirikan toko sendiri. Agar mendapatkan berkah tokonya dinamanakan “99 Jajag”, angka 99 didapat dari asmaul husna. Sebagai toko baru, Agus berupaya membranding tokonya dengan mengikuti event-event di Banyuwangi yang berpotensi mengumpulkan banyak orang. Yang ia lakukan tidak melulu direct selling tetapi menanamkan kesadaran merek (brand awarness) kepada khalayak yang hadir di event-event tersebut. Brand awarness mengenai nama dan keberadaan tokonya serta produk yang ditawarkan dilakukan melalui pemasangan umbul-umbul, banner, brosur, dll. di sekitar lokasi event. Selain itu dia melihat potensi buruh migran Indonesia yang berasal dari Banyuwangi dan sekitarnya sebagai konsumen yang potensial dengan menggandeng para pemimpin buruh migran sebagai ujung tombak promosi. Selain itu Agus juga memanfaatkan media sosial untuk branding dan marketing usahanya.
Dalam mengelola keuangan untuk kelangsungan bisnisnya, Agus membuat tiga pos, yaitu pos untuk konsumsi sehari-hari, pos untuk gaji dirinya, dan pos untuk investasi. Dengan pengelolaan tersebut, untuk membangun dan memperbesar bisnisnya, Agus hampir tidak tergantung pinjaman bank. Pada akhir-akhir ini selain memiliki toko grosir asesoris “99 Jajag”, berangkat dari kesukaannya atau hobinya nge-gym, Agus akhirnya juga membuka “99 Gym Jajag”.
Dari Kuliah tamu ini mahasiswa dapat memetik ilmu dan informasi tentang bagaimana memulai usaha, bagaimana harus cerdas membaca peluang, menghadapi ancaman dan tantangan. Agus dapat mengubah SWOT (Strengths, Weakness, Opportunities, Threats) menjadi SCOC (Strenghts, Challange, Oportunities, Challange) agar bisnisnya tetap bertahan dan berkembang.

 

Presiden Jokowi berpesan terhadap perguruan tinggi bahwa dalam menghadapi disrupsi dan perubahan di masa pandemi ini perguruan tinggi perlu menghadirkan praktisi dan pelaku industri dalam pelaksanaan belajar mengajar di kelas-kelas kuliah. Untuk itu matakuliah Pengantar Manajemen dan Kewirausahaan menggandeng pengusaha untuk mengisi Kuliah Tamu dengan tema “Belajar Bisnis dari Pengusaha”. Kuliah Tamu yang dihadari 87 mahasiswa Sastra Indonesia ini menghadirkan Agus 99 Jajag, seorang alumnus Prodi D3 Bahasa Inggris, Fakultas Sastra (FIB) UNEJ yang sukses menjadi pengusaha di kampung halamannya di Jajag, Banyuwangi.
Mahasiswa menyimak proses dan kiat-kiat Agus 99 Jajag dalam membangun bisnis from zero to hero. Agus memulai usaha dari keadaan “the power of kepepet”. Setelah mengirimkan 100 lamaran pekerjaan, dia diterima kerja di Telkomsel dengan posisi sebagai karyawan kontrak selama dua tahun. Saat menjelang kontraknya berakhir, dia memikirkan tentang masa depannya. Karena tidak ingin lagi bekerja di bawah orang lain, dia bertekad bulat untuk membangun usaha dengan membuka kios cendera mata (topi, arloji, sabuk, dll.) di teras Indomaret di dekat rumahnya. Lama kelamaan bisnisnya berkempang pesat, Agus dapat membuka kiosnya di seluruh Indomaret se-Banyuwangi, bahkan beberapa di Bondowoso, Situbondo dan Jember.
Oleh karena pikirannya selalu merasa ditantang oleh perkembangan bisnis, Agus melakukan istilahnya “pre-emptive strike” atau serangan pendahuluan, sebelum bisnisnya terkena disrupsi, Agus mengubah bisnisnya dengan menutup seluruh gerainya dengan mendirikan toko sendiri. Agar mendapatkan berkah tokonya dinamanakan “99 Jajag”, angka 99 didapat dari asmaul husna. Sebagai toko baru, Agus berupaya membranding tokonya dengan mengikuti event-event di Banyuwangi yang berpotensi mengumpulkan banyak orang. Yang ia lakukan tidak melulu direct selling tetapi menanamkan kesadaran merek (brand awarness) kepada khalayak yang hadir di event-event tersebut. Brand awarness mengenai nama dan keberadaan tokonya serta produk yang ditawarkan dilakukan melalui pemasangan umbul-umbul, banner, brosur, dll. di sekitar lokasi event. Selain itu dia melihat potensi buruh migran Indonesia yang berasal dari Banyuwangi dan sekitarnya sebagai konsumen yang potensial dengan menggandeng para pemimpin buruh migran sebagai ujung tombak promosi. Selain itu Agus juga memanfaatkan media sosial untuk branding dan marketing usahanya.
Dalam mengelola keuangan untuk kelangsungan bisnisnya, Agus membuat tiga pos, yaitu pos untuk konsumsi sehari-hari, pos untuk gaji dirinya, dan pos untuk investasi. Dengan pengelolaan tersebut, untuk membangun dan memperbesar bisnisnya, Agus hampir tidak tergantung pinjaman bank. Pada akhir-akhir ini selain memiliki toko grosir asesoris “99 Jajag”, berangkat dari kesukaannya atau hobinya nge-gym, Agus akhirnya juga membuka “99 Gym Jajag”.
Dari Kuliah tamu ini mahasiswa dapat memetik ilmu dan informasi tentang bagaimana memulai usaha, bagaimana harus cerdas membaca peluang, menghadapi ancaman dan tantangan. Agus dapat mengubah SWOT (Strengths, Weakness, Opportunities, Threats) menjadi SCOC (Strenghts, Challange, Oportunities, Challange) agar bisnisnya tetap bertahan dan berkembang.

 

Presiden Jokowi berpesan terhadap perguruan tinggi bahwa dalam menghadapi disrupsi dan perubahan di masa pandemi ini perguruan tinggi perlu menghadirkan praktisi dan pelaku industri dalam pelaksanaan belajar mengajar di kelas-kelas kuliah. Untuk itu matakuliah Pengantar Manajemen dan Kewirausahaan menggandeng pengusaha untuk mengisi Kuliah Tamu dengan tema “Belajar Bisnis dari Pengusaha”. Kuliah Tamu yang dihadari 87 mahasiswa Sastra Indonesia ini menghadirkan Agus 99 Jajag, seorang alumnus Prodi D3 Bahasa Inggris, Fakultas Sastra (FIB) UNEJ yang sukses menjadi pengusaha di kampung halamannya di Jajag, Banyuwangi.
Mahasiswa menyimak proses dan kiat-kiat Agus 99 Jajag dalam membangun bisnis from zero to hero. Agus memulai usaha dari keadaan “the power of kepepet”. Setelah mengirimkan 100 lamaran pekerjaan, dia diterima kerja di Telkomsel dengan posisi sebagai karyawan kontrak selama dua tahun. Saat menjelang kontraknya berakhir, dia memikirkan tentang masa depannya. Karena tidak ingin lagi bekerja di bawah orang lain, dia bertekad bulat untuk membangun usaha dengan membuka kios cendera mata (topi, arloji, sabuk, dll.) di teras Indomaret di dekat rumahnya. Lama kelamaan bisnisnya berkempang pesat, Agus dapat membuka kiosnya di seluruh Indomaret se-Banyuwangi, bahkan beberapa di Bondowoso, Situbondo dan Jember.
Oleh karena pikirannya selalu merasa ditantang oleh perkembangan bisnis, Agus melakukan istilahnya “pre-emptive strike” atau serangan pendahuluan, sebelum bisnisnya terkena disrupsi, Agus mengubah bisnisnya dengan menutup seluruh gerainya dengan mendirikan toko sendiri. Agar mendapatkan berkah tokonya dinamanakan “99 Jajag”, angka 99 didapat dari asmaul husna. Sebagai toko baru, Agus berupaya membranding tokonya dengan mengikuti event-event di Banyuwangi yang berpotensi mengumpulkan banyak orang. Yang ia lakukan tidak melulu direct selling tetapi menanamkan kesadaran merek (brand awarness) kepada khalayak yang hadir di event-event tersebut. Brand awarness mengenai nama dan keberadaan tokonya serta produk yang ditawarkan dilakukan melalui pemasangan umbul-umbul, banner, brosur, dll. di sekitar lokasi event. Selain itu dia melihat potensi buruh migran Indonesia yang berasal dari Banyuwangi dan sekitarnya sebagai konsumen yang potensial dengan menggandeng para pemimpin buruh migran sebagai ujung tombak promosi. Selain itu Agus juga memanfaatkan media sosial untuk branding dan marketing usahanya.
Dalam mengelola keuangan untuk kelangsungan bisnisnya, Agus membuat tiga pos, yaitu pos untuk konsumsi sehari-hari, pos untuk gaji dirinya, dan pos untuk investasi. Dengan pengelolaan tersebut, untuk membangun dan memperbesar bisnisnya, Agus hampir tidak tergantung pinjaman bank. Pada akhir-akhir ini selain memiliki toko grosir asesoris “99 Jajag”, berangkat dari kesukaannya atau hobinya nge-gym, Agus akhirnya juga membuka “99 Gym Jajag”.
Dari Kuliah tamu ini mahasiswa dapat memetik ilmu dan informasi tentang bagaimana memulai usaha, bagaimana harus cerdas membaca peluang, menghadapi ancaman dan tantangan. Agus dapat mengubah SWOT (Strengths, Weakness, Opportunities, Threats) menjadi SCOC (Strenghts, Challange, Oportunities, Challange) agar bisnisnya tetap bertahan dan berkembang.

[:]

[:de]

Presiden Jokowi berpesan terhadap perguruan tinggi bahwa dalam menghadapi disrupsi dan perubahan di masa pandemi ini perguruan tinggi perlu menghadirkan praktisi dan pelaku industri dalam pelaksanaan belajar mengajar di kelas-kelas kuliah. Untuk itu matakuliah Pengantar Manajemen dan Kewirausahaan menggandeng pengusaha untuk mengisi Kuliah Tamu dengan tema “Belajar Bisnis dari Pengusaha”. Kuliah Tamu yang dihadari 87 mahasiswa Sastra Indonesia ini menghadirkan Agus 99 Jajag, seorang alumnus Prodi D3 Bahasa Inggris, Fakultas Sastra (FIB) UNEJ yang sukses menjadi pengusaha di kampung halamannya di Jajag, Banyuwangi.
Mahasiswa menyimak proses dan kiat-kiat Agus 99 Jajag dalam membangun bisnis from zero to hero. Agus memulai usaha dari keadaan “the power of kepepet”. Setelah mengirimkan 100 lamaran pekerjaan, dia diterima kerja di Telkomsel dengan posisi sebagai karyawan kontrak selama dua tahun. Saat menjelang kontraknya berakhir, dia memikirkan tentang masa depannya. Karena tidak ingin lagi bekerja di bawah orang lain, dia bertekad bulat untuk membangun usaha dengan membuka Kios Jam tangan dan Kacamata di teras Indomaret di dekat rumahnya. Lama kelamaan bisnisnya berkempang pesat, Agus dapat membuka kiosnya di seluruh Indomaret se-Banyuwangi, bahkan beberapa di Bondowoso, Situbondo dan Jember.
Oleh karena pikirannya selalu merasa ditantang oleh perkembangan bisnis, Agus melakukan istilahnya “pre-emptive strike” atau serangan pendahuluan, sebelum bisnisnya terkena disrupsi, Agus mengubah bisnisnya dengan menutup seluruh gerainya dengan mendirikan toko sendiri. Agar mendapatkan berkah tokonya dinamanakan “99 Jajag”, angka 99 didapat dari asmaul husna. Sebagai toko baru, Agus berupaya membranding tokonya dengan mengikuti event-event di Banyuwangi yang berpotensi mengumpulkan banyak orang. Yang ia lakukan tidak melulu direct selling tetapi menanamkan kesadaran merek (brand awarness) kepada khalayak yang hadir di event-event tersebut. Brand awarness mengenai nama dan keberadaan tokonya serta produk yang ditawarkan dilakukan melalui pemasangan umbul-umbul, banner, brosur, dll. di sekitar lokasi event. Selain itu dia melihat potensi buruh migran Indonesia yang berasal dari Banyuwangi dan sekitarnya sebagai konsumen yang potensial dengan menggandeng para pemimpin buruh migran sebagai ujung tombak promosi. Selain itu Agus juga memanfaatkan media sosial untuk branding dan marketing usahanya.
Dalam mengelola keuangan untuk kelangsungan bisnisnya, Agus membuat tiga pos, yaitu pos untuk konsumsi sehari-hari, pos untuk gaji dirinya, dan pos untuk investasi. Dengan pengelolaan tersebut, untuk membangun dan memperbesar bisnisnya, Agus hampir tidak tergantung pinjaman bank. Pada akhir-akhir ini selain memiliki toko grosir asesoris “99 Jajag”, berangkat dari kesukaannya atau hobinya nge-gym, Agus akhirnya juga membuka “99 Gym Jajag”.
Dari Kuliah tamu ini mahasiswa dapat memetik ilmu dan informasi tentang bagaimana memulai usaha, bagaimana harus cerdas membaca peluang, menghadapi ancaman dan tantangan. Agus dapat mengubah SWOT (Strengths, Weakness, Opportunities, Threats) menjadi SCOC (Strenghts, Challange, Oportunities, Challange) agar bisnisnya tetap bertahan dan berkembang.

 

 

Presiden Jokowi berpesan terhadap perguruan tinggi bahwa dalam menghadapi disrupsi dan perubahan di masa pandemi ini perguruan tinggi perlu menghadirkan praktisi dan pelaku industri dalam pelaksanaan belajar mengajar di kelas-kelas kuliah. Untuk itu matakuliah Pengantar Manajemen dan Kewirausahaan menggandeng pengusaha untuk mengisi Kuliah Tamu dengan tema “Belajar Bisnis dari Pengusaha”. Kuliah Tamu yang dihadari 87 mahasiswa Sastra Indonesia ini menghadirkan Agus 99 Jajag, seorang alumnus Prodi D3 Bahasa Inggris, Fakultas Sastra (FIB) UNEJ yang sukses menjadi pengusaha di kampung halamannya di Jajag, Banyuwangi.
Mahasiswa menyimak proses dan kiat-kiat Agus 99 Jajag dalam membangun bisnis from zero to hero. Agus memulai usaha dari keadaan “the power of kepepet”. Setelah mengirimkan 100 lamaran pekerjaan, dia diterima kerja di Telkomsel dengan posisi sebagai karyawan kontrak selama dua tahun. Saat menjelang kontraknya berakhir, dia memikirkan tentang masa depannya. Karena tidak ingin lagi bekerja di bawah orang lain, dia bertekad bulat untuk membangun usaha dengan membuka kios cendera mata (topi, arloji, sabuk, dll.) di teras Indomaret di dekat rumahnya. Lama kelamaan bisnisnya berkempang pesat, Agus dapat membuka kiosnya di seluruh Indomaret se-Banyuwangi, bahkan beberapa di Bondowoso, Situbondo dan Jember.
Oleh karena pikirannya selalu merasa ditantang oleh perkembangan bisnis, Agus melakukan istilahnya “pre-emptive strike” atau serangan pendahuluan, sebelum bisnisnya terkena disrupsi, Agus mengubah bisnisnya dengan menutup seluruh gerainya dengan mendirikan toko sendiri. Agar mendapatkan berkah tokonya dinamanakan “99 Jajag”, angka 99 didapat dari asmaul husna. Sebagai toko baru, Agus berupaya membranding tokonya dengan mengikuti event-event di Banyuwangi yang berpotensi mengumpulkan banyak orang. Yang ia lakukan tidak melulu direct selling tetapi menanamkan kesadaran merek (brand awarness) kepada khalayak yang hadir di event-event tersebut. Brand awarness mengenai nama dan keberadaan tokonya serta produk yang ditawarkan dilakukan melalui pemasangan umbul-umbul, banner, brosur, dll. di sekitar lokasi event. Selain itu dia melihat potensi buruh migran Indonesia yang berasal dari Banyuwangi dan sekitarnya sebagai konsumen yang potensial dengan menggandeng para pemimpin buruh migran sebagai ujung tombak promosi. Selain itu Agus juga memanfaatkan media sosial untuk branding dan marketing usahanya.
Dalam mengelola keuangan untuk kelangsungan bisnisnya, Agus membuat tiga pos, yaitu pos untuk konsumsi sehari-hari, pos untuk gaji dirinya, dan pos untuk investasi. Dengan pengelolaan tersebut, untuk membangun dan memperbesar bisnisnya, Agus hampir tidak tergantung pinjaman bank. Pada akhir-akhir ini selain memiliki toko grosir asesoris “99 Jajag”, berangkat dari kesukaannya atau hobinya nge-gym, Agus akhirnya juga membuka “99 Gym Jajag”.
Dari Kuliah tamu ini mahasiswa dapat memetik ilmu dan informasi tentang bagaimana memulai usaha, bagaimana harus cerdas membaca peluang, menghadapi ancaman dan tantangan. Agus dapat mengubah SWOT (Strengths, Weakness, Opportunities, Threats) menjadi SCOC (Strenghts, Challange, Oportunities, Challange) agar bisnisnya tetap bertahan dan berkembang.

 

 

Presiden Jokowi berpesan terhadap perguruan tinggi bahwa dalam menghadapi disrupsi dan perubahan di masa pandemi ini perguruan tinggi perlu menghadirkan praktisi dan pelaku industri dalam pelaksanaan belajar mengajar di kelas-kelas kuliah. Untuk itu matakuliah Pengantar Manajemen dan Kewirausahaan menggandeng pengusaha untuk mengisi Kuliah Tamu dengan tema “Belajar Bisnis dari Pengusaha”. Kuliah Tamu yang dihadari 87 mahasiswa Sastra Indonesia ini menghadirkan Agus 99 Jajag, seorang alumnus Prodi D3 Bahasa Inggris, Fakultas Sastra (FIB) UNEJ yang sukses menjadi pengusaha di kampung halamannya di Jajag, Banyuwangi.
Mahasiswa menyimak proses dan kiat-kiat Agus 99 Jajag dalam membangun bisnis from zero to hero. Agus memulai usaha dari keadaan “the power of kepepet”. Setelah mengirimkan 100 lamaran pekerjaan, dia diterima kerja di Telkomsel dengan posisi sebagai karyawan kontrak selama dua tahun. Saat menjelang kontraknya berakhir, dia memikirkan tentang masa depannya. Karena tidak ingin lagi bekerja di bawah orang lain, dia bertekad bulat untuk membangun usaha dengan membuka Kios Jam Tangan dan Kacamata di teras Indomaret di dekat rumahnya. Lama kelamaan bisnisnya berkempang pesat, Agus dapat membuka kiosnya di seluruh Indomaret se-Banyuwangi, bahkan beberapa di Bondowoso, Situbondo dan Jember.
Oleh karena pikirannya selalu merasa ditantang oleh perkembangan bisnis, Agus melakukan istilahnya “pre-emptive strike” atau serangan pendahuluan, sebelum bisnisnya terkena disrupsi, Agus mengubah bisnisnya dengan menutup seluruh gerainya dengan mendirikan toko sendiri. Agar mendapatkan berkah tokonya dinamanakan “99 Jajag”, angka 99 didapat dari asmaul husna. Sebagai toko baru, Agus berupaya membranding tokonya dengan mengikuti event-event di Banyuwangi yang berpotensi mengumpulkan banyak orang. Yang ia lakukan tidak melulu direct selling tetapi menanamkan kesadaran merek (brand awarness) kepada khalayak yang hadir di event-event tersebut. Brand awarness mengenai nama dan keberadaan tokonya serta produk yang ditawarkan dilakukan melalui pemasangan umbul-umbul, banner, brosur, dll. di sekitar lokasi event. Selain itu dia melihat potensi buruh migran Indonesia yang berasal dari Banyuwangi dan sekitarnya sebagai konsumen yang potensial dengan menggandeng para pemimpin buruh migran sebagai ujung tombak promosi. Selain itu Agus juga memanfaatkan media sosial untuk branding dan marketing usahanya.
Dalam mengelola keuangan untuk kelangsungan bisnisnya, Agus membuat tiga pos, yaitu pos untuk konsumsi sehari-hari, pos untuk gaji dirinya, dan pos untuk investasi. Dengan pengelolaan tersebut, untuk membangun dan memperbesar bisnisnya, Agus hampir tidak tergantung pinjaman bank. Pada akhir-akhir ini selain memiliki toko grosir asesoris “99 Jajag”, berangkat dari kesukaannya atau hobinya nge-gym, Agus akhirnya juga membuka “99 Gym Jajag”.
Dari Kuliah tamu ini mahasiswa dapat memetik ilmu dan informasi tentang bagaimana memulai usaha, bagaimana harus cerdas membaca peluang, menghadapi ancaman dan tantangan. Agus dapat mengubah SWOT (Strengths, Weakness, Opportunities, Threats) menjadi SCOC (Strenghts, Challange, Oportunities, Challange) agar bisnisnya tetap bertahan dan berkembang.

 

Presiden Jokowi berpesan terhadap perguruan tinggi bahwa dalam menghadapi disrupsi dan perubahan di masa pandemi ini perguruan tinggi perlu menghadirkan praktisi dan pelaku industri dalam pelaksanaan belajar mengajar di kelas-kelas kuliah. Untuk itu matakuliah Pengantar Manajemen dan Kewirausahaan menggandeng pengusaha untuk mengisi Kuliah Tamu dengan tema “Belajar Bisnis dari Pengusaha”. Kuliah Tamu yang dihadari 87 mahasiswa Sastra Indonesia ini menghadirkan Agus 99 Jajag, seorang alumnus Prodi D3 Bahasa Inggris, Fakultas Sastra (FIB) UNEJ yang sukses menjadi pengusaha di kampung halamannya di Jajag, Banyuwangi.
Mahasiswa menyimak proses dan kiat-kiat Agus 99 Jajag dalam membangun bisnis from zero to hero. Agus memulai usaha dari keadaan “the power of kepepet”. Setelah mengirimkan 100 lamaran pekerjaan, dia diterima kerja di Telkomsel dengan posisi sebagai karyawan kontrak selama dua tahun. Saat menjelang kontraknya berakhir, dia memikirkan tentang masa depannya. Karena tidak ingin lagi bekerja di bawah orang lain, dia bertekad bulat untuk membangun usaha dengan membuka kios cendera mata (topi, arloji, sabuk, dll.) di teras Indomaret di dekat rumahnya. Lama kelamaan bisnisnya berkempang pesat, Agus dapat membuka kiosnya di seluruh Indomaret se-Banyuwangi, bahkan beberapa di Bondowoso, Situbondo dan Jember.
Oleh karena pikirannya selalu merasa ditantang oleh perkembangan bisnis, Agus melakukan istilahnya “pre-emptive strike” atau serangan pendahuluan, sebelum bisnisnya terkena disrupsi, Agus mengubah bisnisnya dengan menutup seluruh gerainya dengan mendirikan toko sendiri. Agar mendapatkan berkah tokonya dinamanakan “99 Jajag”, angka 99 didapat dari asmaul husna. Sebagai toko baru, Agus berupaya membranding tokonya dengan mengikuti event-event di Banyuwangi yang berpotensi mengumpulkan banyak orang. Yang ia lakukan tidak melulu direct selling tetapi menanamkan kesadaran merek (brand awarness) kepada khalayak yang hadir di event-event tersebut. Brand awarness mengenai nama dan keberadaan tokonya serta produk yang ditawarkan dilakukan melalui pemasangan umbul-umbul, banner, brosur, dll. di sekitar lokasi event. Selain itu dia melihat potensi buruh migran Indonesia yang berasal dari Banyuwangi dan sekitarnya sebagai konsumen yang potensial dengan menggandeng para pemimpin buruh migran sebagai ujung tombak promosi. Selain itu Agus juga memanfaatkan media sosial untuk branding dan marketing usahanya.
Dalam mengelola keuangan untuk kelangsungan bisnisnya, Agus membuat tiga pos, yaitu pos untuk konsumsi sehari-hari, pos untuk gaji dirinya, dan pos untuk investasi. Dengan pengelolaan tersebut, untuk membangun dan memperbesar bisnisnya, Agus hampir tidak tergantung pinjaman bank. Pada akhir-akhir ini selain memiliki toko grosir asesoris “99 Jajag”, berangkat dari kesukaannya atau hobinya nge-gym, Agus akhirnya juga membuka “99 Gym Jajag”.
Dari Kuliah tamu ini mahasiswa dapat memetik ilmu dan informasi tentang bagaimana memulai usaha, bagaimana harus cerdas membaca peluang, menghadapi ancaman dan tantangan. Agus dapat mengubah SWOT (Strengths, Weakness, Opportunities, Threats) menjadi SCOC (Strenghts, Challange, Oportunities, Challange) agar bisnisnya tetap bertahan dan berkembang.

 

 

Presiden Jokowi berpesan terhadap perguruan tinggi bahwa dalam menghadapi disrupsi dan perubahan di masa pandemi ini perguruan tinggi perlu menghadirkan praktisi dan pelaku industri dalam pelaksanaan belajar mengajar di kelas-kelas kuliah. Untuk itu matakuliah Pengantar Manajemen dan Kewirausahaan menggandeng pengusaha untuk mengisi Kuliah Tamu dengan tema “Belajar Bisnis dari Pengusaha”. Kuliah Tamu yang dihadari 87 mahasiswa Sastra Indonesia ini menghadirkan Agus 99 Jajag, seorang alumnus Prodi D3 Bahasa Inggris, Fakultas Sastra (FIB) UNEJ yang sukses menjadi pengusaha di kampung halamannya di Jajag, Banyuwangi.
Mahasiswa menyimak proses dan kiat-kiat Agus 99 Jajag dalam membangun bisnis from zero to hero. Agus memulai usaha dari keadaan “the power of kepepet”. Setelah mengirimkan 100 lamaran pekerjaan, dia diterima kerja di Telkomsel dengan posisi sebagai karyawan kontrak selama dua tahun. Saat menjelang kontraknya berakhir, dia memikirkan tentang masa depannya. Karena tidak ingin lagi bekerja di bawah orang lain, dia bertekad bulat untuk membangun usaha dengan membuka kios cendera mata (topi, arloji, sabuk, dll.) di teras Indomaret di dekat rumahnya. Lama kelamaan bisnisnya berkempang pesat, Agus dapat membuka kiosnya di seluruh Indomaret se-Banyuwangi, bahkan beberapa di Bondowoso, Situbondo dan Jember.
Oleh karena pikirannya selalu merasa ditantang oleh perkembangan bisnis, Agus melakukan istilahnya “pre-emptive strike” atau serangan pendahuluan, sebelum bisnisnya terkena disrupsi, Agus mengubah bisnisnya dengan menutup seluruh gerainya dengan mendirikan toko sendiri. Agar mendapatkan berkah tokonya dinamanakan “99 Jajag”, angka 99 didapat dari asmaul husna. Sebagai toko baru, Agus berupaya membranding tokonya dengan mengikuti event-event di Banyuwangi yang berpotensi mengumpulkan banyak orang. Yang ia lakukan tidak melulu direct selling tetapi menanamkan kesadaran merek (brand awarness) kepada khalayak yang hadir di event-event tersebut. Brand awarness mengenai nama dan keberadaan tokonya serta produk yang ditawarkan dilakukan melalui pemasangan umbul-umbul, banner, brosur, dll. di sekitar lokasi event. Selain itu dia melihat potensi buruh migran Indonesia yang berasal dari Banyuwangi dan sekitarnya sebagai konsumen yang potensial dengan menggandeng para pemimpin buruh migran sebagai ujung tombak promosi. Selain itu Agus juga memanfaatkan media sosial untuk branding dan marketing usahanya.
Dalam mengelola keuangan untuk kelangsungan bisnisnya, Agus membuat tiga pos, yaitu pos untuk konsumsi sehari-hari, pos untuk gaji dirinya, dan pos untuk investasi. Dengan pengelolaan tersebut, untuk membangun dan memperbesar bisnisnya, Agus hampir tidak tergantung pinjaman bank. Pada akhir-akhir ini selain memiliki toko grosir asesoris “99 Jajag”, berangkat dari kesukaannya atau hobinya nge-gym, Agus akhirnya juga membuka “99 Gym Jajag”.
Dari Kuliah tamu ini mahasiswa dapat memetik ilmu dan informasi tentang bagaimana memulai usaha, bagaimana harus cerdas membaca peluang, menghadapi ancaman dan tantangan. Agus dapat mengubah SWOT (Strengths, Weakness, Opportunities, Threats) menjadi SCOC (Strenghts, Challange, Oportunities, Challange) agar bisnisnya tetap bertahan dan berkembang.

 

 

Presiden Jokowi berpesan terhadap perguruan tinggi bahwa dalam menghadapi disrupsi dan perubahan di masa pandemi ini perguruan tinggi perlu menghadirkan praktisi dan pelaku industri dalam pelaksanaan belajar mengajar di kelas-kelas kuliah. Untuk itu matakuliah Pengantar Manajemen dan Kewirausahaan menggandeng pengusaha untuk mengisi Kuliah Tamu dengan tema “Belajar Bisnis dari Pengusaha”. Kuliah Tamu yang dihadari 87 mahasiswa Sastra Indonesia ini menghadirkan Agus 99 Jajag, seorang alumnus Prodi D3 Bahasa Inggris, Fakultas Sastra (FIB) UNEJ yang sukses menjadi pengusaha di kampung halamannya di Jajag, Banyuwangi.
Mahasiswa menyimak proses dan kiat-kiat Agus 99 Jajag dalam membangun bisnis from zero to hero. Agus memulai usaha dari keadaan “the power of kepepet”. Setelah mengirimkan 100 lamaran pekerjaan, dia diterima kerja di Telkomsel dengan posisi sebagai karyawan kontrak selama dua tahun. Saat menjelang kontraknya berakhir, dia memikirkan tentang masa depannya. Karena tidak ingin lagi bekerja di bawah orang lain, dia bertekad bulat untuk membangun usaha dengan membuka kios cendera mata (topi, arloji, sabuk, dll.) di teras Indomaret di dekat rumahnya. Lama kelamaan bisnisnya berkempang pesat, Agus dapat membuka kiosnya di seluruh Indomaret se-Banyuwangi, bahkan beberapa di Bondowoso, Situbondo dan Jember.
Oleh karena pikirannya selalu merasa ditantang oleh perkembangan bisnis, Agus melakukan istilahnya “pre-emptive strike” atau serangan pendahuluan, sebelum bisnisnya terkena disrupsi, Agus mengubah bisnisnya dengan menutup seluruh gerainya dengan mendirikan toko sendiri. Agar mendapatkan berkah tokonya dinamanakan “99 Jajag”, angka 99 didapat dari asmaul husna. Sebagai toko baru, Agus berupaya membranding tokonya dengan mengikuti event-event di Banyuwangi yang berpotensi mengumpulkan banyak orang. Yang ia lakukan tidak melulu direct selling tetapi menanamkan kesadaran merek (brand awarness) kepada khalayak yang hadir di event-event tersebut. Brand awarness mengenai nama dan keberadaan tokonya serta produk yang ditawarkan dilakukan melalui pemasangan umbul-umbul, banner, brosur, dll. di sekitar lokasi event. Selain itu dia melihat potensi buruh migran Indonesia yang berasal dari Banyuwangi dan sekitarnya sebagai konsumen yang potensial dengan menggandeng para pemimpin buruh migran sebagai ujung tombak promosi. Selain itu Agus juga memanfaatkan media sosial untuk branding dan marketing usahanya.
Dalam mengelola keuangan untuk kelangsungan bisnisnya, Agus membuat tiga pos, yaitu pos untuk konsumsi sehari-hari, pos untuk gaji dirinya, dan pos untuk investasi. Dengan pengelolaan tersebut, untuk membangun dan memperbesar bisnisnya, Agus hampir tidak tergantung pinjaman bank. Pada akhir-akhir ini selain memiliki toko grosir asesoris “99 Jajag”, berangkat dari kesukaannya atau hobinya nge-gym, Agus akhirnya juga membuka “99 Gym Jajag”.
Dari Kuliah tamu ini mahasiswa dapat memetik ilmu dan informasi tentang bagaimana memulai usaha, bagaimana harus cerdas membaca peluang, menghadapi ancaman dan tantangan. Agus dapat mengubah SWOT (Strengths, Weakness, Opportunities, Threats) menjadi SCOC (Strenghts, Challange, Oportunities, Challange) agar bisnisnya tetap bertahan dan berkembang.

 

Presiden Jokowi berpesan terhadap perguruan tinggi bahwa dalam menghadapi disrupsi dan perubahan di masa pandemi ini perguruan tinggi perlu menghadirkan praktisi dan pelaku industri dalam pelaksanaan belajar mengajar di kelas-kelas kuliah. Untuk itu matakuliah Pengantar Manajemen dan Kewirausahaan menggandeng pengusaha untuk mengisi Kuliah Tamu dengan tema “Belajar Bisnis dari Pengusaha”. Kuliah Tamu yang dihadari 87 mahasiswa Sastra Indonesia ini menghadirkan Agus 99 Jajag, seorang alumnus Prodi D3 Bahasa Inggris, Fakultas Sastra (FIB) UNEJ yang sukses menjadi pengusaha di kampung halamannya di Jajag, Banyuwangi.
Mahasiswa menyimak proses dan kiat-kiat Agus 99 Jajag dalam membangun bisnis from zero to hero. Agus memulai usaha dari keadaan “the power of kepepet”. Setelah mengirimkan 100 lamaran pekerjaan, dia diterima kerja di Telkomsel dengan posisi sebagai karyawan kontrak selama dua tahun. Saat menjelang kontraknya berakhir, dia memikirkan tentang masa depannya. Karena tidak ingin lagi bekerja di bawah orang lain, dia bertekad bulat untuk membangun usaha dengan membuka kios cendera mata (topi, arloji, sabuk, dll.) di teras Indomaret di dekat rumahnya. Lama kelamaan bisnisnya berkempang pesat, Agus dapat membuka kiosnya di seluruh Indomaret se-Banyuwangi, bahkan beberapa di Bondowoso, Situbondo dan Jember.
Oleh karena pikirannya selalu merasa ditantang oleh perkembangan bisnis, Agus melakukan istilahnya “pre-emptive strike” atau serangan pendahuluan, sebelum bisnisnya terkena disrupsi, Agus mengubah bisnisnya dengan menutup seluruh gerainya dengan mendirikan toko sendiri. Agar mendapatkan berkah tokonya dinamanakan “99 Jajag”, angka 99 didapat dari asmaul husna. Sebagai toko baru, Agus berupaya membranding tokonya dengan mengikuti event-event di Banyuwangi yang berpotensi mengumpulkan banyak orang. Yang ia lakukan tidak melulu direct selling tetapi menanamkan kesadaran merek (brand awarness) kepada khalayak yang hadir di event-event tersebut. Brand awarness mengenai nama dan keberadaan tokonya serta produk yang ditawarkan dilakukan melalui pemasangan umbul-umbul, banner, brosur, dll. di sekitar lokasi event. Selain itu dia melihat potensi buruh migran Indonesia yang berasal dari Banyuwangi dan sekitarnya sebagai konsumen yang potensial dengan menggandeng para pemimpin buruh migran sebagai ujung tombak promosi. Selain itu Agus juga memanfaatkan media sosial untuk branding dan marketing usahanya.
Dalam mengelola keuangan untuk kelangsungan bisnisnya, Agus membuat tiga pos, yaitu pos untuk konsumsi sehari-hari, pos untuk gaji dirinya, dan pos untuk investasi. Dengan pengelolaan tersebut, untuk membangun dan memperbesar bisnisnya, Agus hampir tidak tergantung pinjaman bank. Pada akhir-akhir ini selain memiliki toko grosir asesoris “99 Jajag”, berangkat dari kesukaannya atau hobinya nge-gym, Agus akhirnya juga membuka “99 Gym Jajag”.
Dari Kuliah tamu ini mahasiswa dapat memetik ilmu dan informasi tentang bagaimana memulai usaha, bagaimana harus cerdas membaca peluang, menghadapi ancaman dan tantangan. Agus dapat mengubah SWOT (Strengths, Weakness, Opportunities, Threats) menjadi SCOC (Strenghts, Challange, Oportunities, Challange) agar bisnisnya tetap bertahan dan berkembang.

 

Presiden Jokowi berpesan terhadap perguruan tinggi bahwa dalam menghadapi disrupsi dan perubahan di masa pandemi ini perguruan tinggi perlu menghadirkan praktisi dan pelaku industri dalam pelaksanaan belajar mengajar di kelas-kelas kuliah. Untuk itu matakuliah Pengantar Manajemen dan Kewirausahaan menggandeng pengusaha untuk mengisi Kuliah Tamu dengan tema “Belajar Bisnis dari Pengusaha”. Kuliah Tamu yang dihadari 87 mahasiswa Sastra Indonesia ini menghadirkan Agus 99 Jajag, seorang alumnus Prodi D3 Bahasa Inggris, Fakultas Sastra (FIB) UNEJ yang sukses menjadi pengusaha di kampung halamannya di Jajag, Banyuwangi.
Mahasiswa menyimak proses dan kiat-kiat Agus 99 Jajag dalam membangun bisnis from zero to hero. Agus memulai usaha dari keadaan “the power of kepepet”. Setelah mengirimkan 100 lamaran pekerjaan, dia diterima kerja di Telkomsel dengan posisi sebagai karyawan kontrak selama dua tahun. Saat menjelang kontraknya berakhir, dia memikirkan tentang masa depannya. Karena tidak ingin lagi bekerja di bawah orang lain, dia bertekad bulat untuk membangun usaha dengan membuka kios cendera mata (topi, arloji, sabuk, dll.) di teras Indomaret di dekat rumahnya. Lama kelamaan bisnisnya berkempang pesat, Agus dapat membuka kiosnya di seluruh Indomaret se-Banyuwangi, bahkan beberapa di Bondowoso, Situbondo dan Jember.
Oleh karena pikirannya selalu merasa ditantang oleh perkembangan bisnis, Agus melakukan istilahnya “pre-emptive strike” atau serangan pendahuluan, sebelum bisnisnya terkena disrupsi, Agus mengubah bisnisnya dengan menutup seluruh gerainya dengan mendirikan toko sendiri. Agar mendapatkan berkah tokonya dinamanakan “99 Jajag”, angka 99 didapat dari asmaul husna. Sebagai toko baru, Agus berupaya membranding tokonya dengan mengikuti event-event di Banyuwangi yang berpotensi mengumpulkan banyak orang. Yang ia lakukan tidak melulu direct selling tetapi menanamkan kesadaran merek (brand awarness) kepada khalayak yang hadir di event-event tersebut. Brand awarness mengenai nama dan keberadaan tokonya serta produk yang ditawarkan dilakukan melalui pemasangan umbul-umbul, banner, brosur, dll. di sekitar lokasi event. Selain itu dia melihat potensi buruh migran Indonesia yang berasal dari Banyuwangi dan sekitarnya sebagai konsumen yang potensial dengan menggandeng para pemimpin buruh migran sebagai ujung tombak promosi. Selain itu Agus juga memanfaatkan media sosial untuk branding dan marketing usahanya.
Dalam mengelola keuangan untuk kelangsungan bisnisnya, Agus membuat tiga pos, yaitu pos untuk konsumsi sehari-hari, pos untuk gaji dirinya, dan pos untuk investasi. Dengan pengelolaan tersebut, untuk membangun dan memperbesar bisnisnya, Agus hampir tidak tergantung pinjaman bank. Pada akhir-akhir ini selain memiliki toko grosir asesoris “99 Jajag”, berangkat dari kesukaannya atau hobinya nge-gym, Agus akhirnya juga membuka “99 Gym Jajag”.
Dari Kuliah tamu ini mahasiswa dapat memetik ilmu dan informasi tentang bagaimana memulai usaha, bagaimana harus cerdas membaca peluang, menghadapi ancaman dan tantangan. Agus dapat mengubah SWOT (Strengths, Weakness, Opportunities, Threats) menjadi SCOC (Strenghts, Challange, Oportunities, Challange) agar bisnisnya tetap bertahan dan berkembang.

 

Presiden Jokowi berpesan terhadap perguruan tinggi bahwa dalam menghadapi disrupsi dan perubahan di masa pandemi ini perguruan tinggi perlu menghadirkan praktisi dan pelaku industri dalam pelaksanaan belajar mengajar di kelas-kelas kuliah. Untuk itu matakuliah Pengantar Manajemen dan Kewirausahaan menggandeng pengusaha untuk mengisi Kuliah Tamu dengan tema “Belajar Bisnis dari Pengusaha”. Kuliah Tamu yang dihadari 87 mahasiswa Sastra Indonesia ini menghadirkan Agus 99 Jajag, seorang alumnus Prodi D3 Bahasa Inggris, Fakultas Sastra (FIB) UNEJ yang sukses menjadi pengusaha di kampung halamannya di Jajag, Banyuwangi.
Mahasiswa menyimak proses dan kiat-kiat Agus 99 Jajag dalam membangun bisnis from zero to hero. Agus memulai usaha dari keadaan “the power of kepepet”. Setelah mengirimkan 100 lamaran pekerjaan, dia diterima kerja di Telkomsel dengan posisi sebagai karyawan kontrak selama dua tahun. Saat menjelang kontraknya berakhir, dia memikirkan tentang masa depannya. Karena tidak ingin lagi bekerja di bawah orang lain, dia bertekad bulat untuk membangun usaha dengan membuka Kios Jam tangan dan Kacamata di teras Indomaret di dekat rumahnya. Lama kelamaan bisnisnya berkempang pesat, Agus dapat membuka kiosnya di seluruh Indomaret se-Banyuwangi, bahkan beberapa di Bondowoso, Situbondo dan Jember.
Oleh karena pikirannya selalu merasa ditantang oleh perkembangan bisnis, Agus melakukan istilahnya “pre-emptive strike” atau serangan pendahuluan, sebelum bisnisnya terkena disrupsi, Agus mengubah bisnisnya dengan menutup seluruh gerainya dengan mendirikan toko sendiri. Agar mendapatkan berkah tokonya dinamanakan “99 Jajag”, angka 99 didapat dari asmaul husna. Sebagai toko baru, Agus berupaya membranding tokonya dengan mengikuti event-event di Banyuwangi yang berpotensi mengumpulkan banyak orang. Yang ia lakukan tidak melulu direct selling tetapi menanamkan kesadaran merek (brand awarness) kepada khalayak yang hadir di event-event tersebut. Brand awarness mengenai nama dan keberadaan tokonya serta produk yang ditawarkan dilakukan melalui pemasangan umbul-umbul, banner, brosur, dll. di sekitar lokasi event. Selain itu dia melihat potensi buruh migran Indonesia yang berasal dari Banyuwangi dan sekitarnya sebagai konsumen yang potensial dengan menggandeng para pemimpin buruh migran sebagai ujung tombak promosi. Selain itu Agus juga memanfaatkan media sosial untuk branding dan marketing usahanya.
Dalam mengelola keuangan untuk kelangsungan bisnisnya, Agus membuat tiga pos, yaitu pos untuk konsumsi sehari-hari, pos untuk gaji dirinya, dan pos untuk investasi. Dengan pengelolaan tersebut, untuk membangun dan memperbesar bisnisnya, Agus hampir tidak tergantung pinjaman bank. Pada akhir-akhir ini selain memiliki toko grosir asesoris “99 Jajag”, berangkat dari kesukaannya atau hobinya nge-gym, Agus akhirnya juga membuka “99 Gym Jajag”.
Dari Kuliah tamu ini mahasiswa dapat memetik ilmu dan informasi tentang bagaimana memulai usaha, bagaimana harus cerdas membaca peluang, menghadapi ancaman dan tantangan. Agus dapat mengubah SWOT (Strengths, Weakness, Opportunities, Threats) menjadi SCOC (Strenghts, Challange, Oportunities, Challange) agar bisnisnya tetap bertahan dan berkembang.

 

 

Presiden Jokowi berpesan terhadap perguruan tinggi bahwa dalam menghadapi disrupsi dan perubahan di masa pandemi ini perguruan tinggi perlu menghadirkan praktisi dan pelaku industri dalam pelaksanaan belajar mengajar di kelas-kelas kuliah. Untuk itu matakuliah Pengantar Manajemen dan Kewirausahaan menggandeng pengusaha untuk mengisi Kuliah Tamu dengan tema “Belajar Bisnis dari Pengusaha”. Kuliah Tamu yang dihadari 87 mahasiswa Sastra Indonesia ini menghadirkan Agus 99 Jajag, seorang alumnus Prodi D3 Bahasa Inggris, Fakultas Sastra (FIB) UNEJ yang sukses menjadi pengusaha di kampung halamannya di Jajag, Banyuwangi.
Mahasiswa menyimak proses dan kiat-kiat Agus 99 Jajag dalam membangun bisnis from zero to hero. Agus memulai usaha dari keadaan “the power of kepepet”. Setelah mengirimkan 100 lamaran pekerjaan, dia diterima kerja di Telkomsel dengan posisi sebagai karyawan kontrak selama dua tahun. Saat menjelang kontraknya berakhir, dia memikirkan tentang masa depannya. Karena tidak ingin lagi bekerja di bawah orang lain, dia bertekad bulat untuk membangun usaha dengan membuka kios cendera mata (topi, arloji, sabuk, dll.) di teras Indomaret di dekat rumahnya. Lama kelamaan bisnisnya berkempang pesat, Agus dapat membuka kiosnya di seluruh Indomaret se-Banyuwangi, bahkan beberapa di Bondowoso, Situbondo dan Jember.
Oleh karena pikirannya selalu merasa ditantang oleh perkembangan bisnis, Agus melakukan istilahnya “pre-emptive strike” atau serangan pendahuluan, sebelum bisnisnya terkena disrupsi, Agus mengubah bisnisnya dengan menutup seluruh gerainya dengan mendirikan toko sendiri. Agar mendapatkan berkah tokonya dinamanakan “99 Jajag”, angka 99 didapat dari asmaul husna. Sebagai toko baru, Agus berupaya membranding tokonya dengan mengikuti event-event di Banyuwangi yang berpotensi mengumpulkan banyak orang. Yang ia lakukan tidak melulu direct selling tetapi menanamkan kesadaran merek (brand awarness) kepada khalayak yang hadir di event-event tersebut. Brand awarness mengenai nama dan keberadaan tokonya serta produk yang ditawarkan dilakukan melalui pemasangan umbul-umbul, banner, brosur, dll. di sekitar lokasi event. Selain itu dia melihat potensi buruh migran Indonesia yang berasal dari Banyuwangi dan sekitarnya sebagai konsumen yang potensial dengan menggandeng para pemimpin buruh migran sebagai ujung tombak promosi. Selain itu Agus juga memanfaatkan media sosial untuk branding dan marketing usahanya.
Dalam mengelola keuangan untuk kelangsungan bisnisnya, Agus membuat tiga pos, yaitu pos untuk konsumsi sehari-hari, pos untuk gaji dirinya, dan pos untuk investasi. Dengan pengelolaan tersebut, untuk membangun dan memperbesar bisnisnya, Agus hampir tidak tergantung pinjaman bank. Pada akhir-akhir ini selain memiliki toko grosir asesoris “99 Jajag”, berangkat dari kesukaannya atau hobinya nge-gym, Agus akhirnya juga membuka “99 Gym Jajag”.
Dari Kuliah tamu ini mahasiswa dapat memetik ilmu dan informasi tentang bagaimana memulai usaha, bagaimana harus cerdas membaca peluang, menghadapi ancaman dan tantangan. Agus dapat mengubah SWOT (Strengths, Weakness, Opportunities, Threats) menjadi SCOC (Strenghts, Challange, Oportunities, Challange) agar bisnisnya tetap bertahan dan berkembang.

 

 

Presiden Jokowi berpesan terhadap perguruan tinggi bahwa dalam menghadapi disrupsi dan perubahan di masa pandemi ini perguruan tinggi perlu menghadirkan praktisi dan pelaku industri dalam pelaksanaan belajar mengajar di kelas-kelas kuliah. Untuk itu matakuliah Pengantar Manajemen dan Kewirausahaan menggandeng pengusaha untuk mengisi Kuliah Tamu dengan tema “Belajar Bisnis dari Pengusaha”. Kuliah Tamu yang dihadari 87 mahasiswa Sastra Indonesia ini menghadirkan Agus 99 Jajag, seorang alumnus Prodi D3 Bahasa Inggris, Fakultas Sastra (FIB) UNEJ yang sukses menjadi pengusaha di kampung halamannya di Jajag, Banyuwangi.
Mahasiswa menyimak proses dan kiat-kiat Agus 99 Jajag dalam membangun bisnis from zero to hero. Agus memulai usaha dari keadaan “the power of kepepet”. Setelah mengirimkan 100 lamaran pekerjaan, dia diterima kerja di Telkomsel dengan posisi sebagai karyawan kontrak selama dua tahun. Saat menjelang kontraknya berakhir, dia memikirkan tentang masa depannya. Karena tidak ingin lagi bekerja di bawah orang lain, dia bertekad bulat untuk membangun usaha dengan membuka Kios Jam Tangan dan Kacamata di teras Indomaret di dekat rumahnya. Lama kelamaan bisnisnya berkempang pesat, Agus dapat membuka kiosnya di seluruh Indomaret se-Banyuwangi, bahkan beberapa di Bondowoso, Situbondo dan Jember.
Oleh karena pikirannya selalu merasa ditantang oleh perkembangan bisnis, Agus melakukan istilahnya “pre-emptive strike” atau serangan pendahuluan, sebelum bisnisnya terkena disrupsi, Agus mengubah bisnisnya dengan menutup seluruh gerainya dengan mendirikan toko sendiri. Agar mendapatkan berkah tokonya dinamanakan “99 Jajag”, angka 99 didapat dari asmaul husna. Sebagai toko baru, Agus berupaya membranding tokonya dengan mengikuti event-event di Banyuwangi yang berpotensi mengumpulkan banyak orang. Yang ia lakukan tidak melulu direct selling tetapi menanamkan kesadaran merek (brand awarness) kepada khalayak yang hadir di event-event tersebut. Brand awarness mengenai nama dan keberadaan tokonya serta produk yang ditawarkan dilakukan melalui pemasangan umbul-umbul, banner, brosur, dll. di sekitar lokasi event. Selain itu dia melihat potensi buruh migran Indonesia yang berasal dari Banyuwangi dan sekitarnya sebagai konsumen yang potensial dengan menggandeng para pemimpin buruh migran sebagai ujung tombak promosi. Selain itu Agus juga memanfaatkan media sosial untuk branding dan marketing usahanya.
Dalam mengelola keuangan untuk kelangsungan bisnisnya, Agus membuat tiga pos, yaitu pos untuk konsumsi sehari-hari, pos untuk gaji dirinya, dan pos untuk investasi. Dengan pengelolaan tersebut, untuk membangun dan memperbesar bisnisnya, Agus hampir tidak tergantung pinjaman bank. Pada akhir-akhir ini selain memiliki toko grosir asesoris “99 Jajag”, berangkat dari kesukaannya atau hobinya nge-gym, Agus akhirnya juga membuka “99 Gym Jajag”.
Dari Kuliah tamu ini mahasiswa dapat memetik ilmu dan informasi tentang bagaimana memulai usaha, bagaimana harus cerdas membaca peluang, menghadapi ancaman dan tantangan. Agus dapat mengubah SWOT (Strengths, Weakness, Opportunities, Threats) menjadi SCOC (Strenghts, Challange, Oportunities, Challange) agar bisnisnya tetap bertahan dan berkembang.

 

Presiden Jokowi berpesan terhadap perguruan tinggi bahwa dalam menghadapi disrupsi dan perubahan di masa pandemi ini perguruan tinggi perlu menghadirkan praktisi dan pelaku industri dalam pelaksanaan belajar mengajar di kelas-kelas kuliah. Untuk itu matakuliah Pengantar Manajemen dan Kewirausahaan menggandeng pengusaha untuk mengisi Kuliah Tamu dengan tema “Belajar Bisnis dari Pengusaha”. Kuliah Tamu yang dihadari 87 mahasiswa Sastra Indonesia ini menghadirkan Agus 99 Jajag, seorang alumnus Prodi D3 Bahasa Inggris, Fakultas Sastra (FIB) UNEJ yang sukses menjadi pengusaha di kampung halamannya di Jajag, Banyuwangi.
Mahasiswa menyimak proses dan kiat-kiat Agus 99 Jajag dalam membangun bisnis from zero to hero. Agus memulai usaha dari keadaan “the power of kepepet”. Setelah mengirimkan 100 lamaran pekerjaan, dia diterima kerja di Telkomsel dengan posisi sebagai karyawan kontrak selama dua tahun. Saat menjelang kontraknya berakhir, dia memikirkan tentang masa depannya. Karena tidak ingin lagi bekerja di bawah orang lain, dia bertekad bulat untuk membangun usaha dengan membuka kios cendera mata (topi, arloji, sabuk, dll.) di teras Indomaret di dekat rumahnya. Lama kelamaan bisnisnya berkempang pesat, Agus dapat membuka kiosnya di seluruh Indomaret se-Banyuwangi, bahkan beberapa di Bondowoso, Situbondo dan Jember.
Oleh karena pikirannya selalu merasa ditantang oleh perkembangan bisnis, Agus melakukan istilahnya “pre-emptive strike” atau serangan pendahuluan, sebelum bisnisnya terkena disrupsi, Agus mengubah bisnisnya dengan menutup seluruh gerainya dengan mendirikan toko sendiri. Agar mendapatkan berkah tokonya dinamanakan “99 Jajag”, angka 99 didapat dari asmaul husna. Sebagai toko baru, Agus berupaya membranding tokonya dengan mengikuti event-event di Banyuwangi yang berpotensi mengumpulkan banyak orang. Yang ia lakukan tidak melulu direct selling tetapi menanamkan kesadaran merek (brand awarness) kepada khalayak yang hadir di event-event tersebut. Brand awarness mengenai nama dan keberadaan tokonya serta produk yang ditawarkan dilakukan melalui pemasangan umbul-umbul, banner, brosur, dll. di sekitar lokasi event. Selain itu dia melihat potensi buruh migran Indonesia yang berasal dari Banyuwangi dan sekitarnya sebagai konsumen yang potensial dengan menggandeng para pemimpin buruh migran sebagai ujung tombak promosi. Selain itu Agus juga memanfaatkan media sosial untuk branding dan marketing usahanya.
Dalam mengelola keuangan untuk kelangsungan bisnisnya, Agus membuat tiga pos, yaitu pos untuk konsumsi sehari-hari, pos untuk gaji dirinya, dan pos untuk investasi. Dengan pengelolaan tersebut, untuk membangun dan memperbesar bisnisnya, Agus hampir tidak tergantung pinjaman bank. Pada akhir-akhir ini selain memiliki toko grosir asesoris “99 Jajag”, berangkat dari kesukaannya atau hobinya nge-gym, Agus akhirnya juga membuka “99 Gym Jajag”.
Dari Kuliah tamu ini mahasiswa dapat memetik ilmu dan informasi tentang bagaimana memulai usaha, bagaimana harus cerdas membaca peluang, menghadapi ancaman dan tantangan. Agus dapat mengubah SWOT (Strengths, Weakness, Opportunities, Threats) menjadi SCOC (Strenghts, Challange, Oportunities, Challange) agar bisnisnya tetap bertahan dan berkembang.

 

Presiden Jokowi berpesan terhadap perguruan tinggi bahwa dalam menghadapi disrupsi dan perubahan di masa pandemi ini perguruan tinggi perlu menghadirkan praktisi dan pelaku industri dalam pelaksanaan belajar mengajar di kelas-kelas kuliah. Untuk itu matakuliah Pengantar Manajemen dan Kewirausahaan menggandeng pengusaha untuk mengisi Kuliah Tamu dengan tema “Belajar Bisnis dari Pengusaha”. Kuliah Tamu yang dihadari 87 mahasiswa Sastra Indonesia ini menghadirkan Agus 99 Jajag, seorang alumnus Prodi D3 Bahasa Inggris, Fakultas Sastra (FIB) UNEJ yang sukses menjadi pengusaha di kampung halamannya di Jajag, Banyuwangi.
Mahasiswa menyimak proses dan kiat-kiat Agus 99 Jajag dalam membangun bisnis from zero to hero. Agus memulai usaha dari keadaan “the power of kepepet”. Setelah mengirimkan 100 lamaran pekerjaan, dia diterima kerja di Telkomsel dengan posisi sebagai karyawan kontrak selama dua tahun. Saat menjelang kontraknya berakhir, dia memikirkan tentang masa depannya. Karena tidak ingin lagi bekerja di bawah orang lain, dia bertekad bulat untuk membangun usaha dengan membuka kios cendera mata (topi, arloji, sabuk, dll.) di teras Indomaret di dekat rumahnya. Lama kelamaan bisnisnya berkempang pesat, Agus dapat membuka kiosnya di seluruh Indomaret se-Banyuwangi, bahkan beberapa di Bondowoso, Situbondo dan Jember.
Oleh karena pikirannya selalu merasa ditantang oleh perkembangan bisnis, Agus melakukan istilahnya “pre-emptive strike” atau serangan pendahuluan, sebelum bisnisnya terkena disrupsi, Agus mengubah bisnisnya dengan menutup seluruh gerainya dengan mendirikan toko sendiri. Agar mendapatkan berkah tokonya dinamanakan “99 Jajag”, angka 99 didapat dari asmaul husna. Sebagai toko baru, Agus berupaya membranding tokonya dengan mengikuti event-event di Banyuwangi yang berpotensi mengumpulkan banyak orang. Yang ia lakukan tidak melulu direct selling tetapi menanamkan kesadaran merek (brand awarness) kepada khalayak yang hadir di event-event tersebut. Brand awarness mengenai nama dan keberadaan tokonya serta produk yang ditawarkan dilakukan melalui pemasangan umbul-umbul, banner, brosur, dll. di sekitar lokasi event. Selain itu dia melihat potensi buruh migran Indonesia yang berasal dari Banyuwangi dan sekitarnya sebagai konsumen yang potensial dengan menggandeng para pemimpin buruh migran sebagai ujung tombak promosi. Selain itu Agus juga memanfaatkan media sosial untuk branding dan marketing usahanya.
Dalam mengelola keuangan untuk kelangsungan bisnisnya, Agus membuat tiga pos, yaitu pos untuk konsumsi sehari-hari, pos untuk gaji dirinya, dan pos untuk investasi. Dengan pengelolaan tersebut, untuk membangun dan memperbesar bisnisnya, Agus hampir tidak tergantung pinjaman bank. Pada akhir-akhir ini selain memiliki toko grosir asesoris “99 Jajag”, berangkat dari kesukaannya atau hobinya nge-gym, Agus akhirnya juga membuka “99 Gym Jajag”.
Dari Kuliah tamu ini mahasiswa dapat memetik ilmu dan informasi tentang bagaimana memulai usaha, bagaimana harus cerdas membaca peluang, menghadapi ancaman dan tantangan. Agus dapat mengubah SWOT (Strengths, Weakness, Opportunities, Threats) menjadi SCOC (Strenghts, Challange, Oportunities, Challange) agar bisnisnya tetap bertahan dan berkembang.

 

 

Presiden Jokowi berpesan terhadap perguruan tinggi bahwa dalam menghadapi disrupsi dan perubahan di masa pandemi ini perguruan tinggi perlu menghadirkan praktisi dan pelaku industri dalam pelaksanaan belajar mengajar di kelas-kelas kuliah. Untuk itu matakuliah Pengantar Manajemen dan Kewirausahaan menggandeng pengusaha untuk mengisi Kuliah Tamu dengan tema “Belajar Bisnis dari Pengusaha”. Kuliah Tamu yang dihadari 87 mahasiswa Sastra Indonesia ini menghadirkan Agus 99 Jajag, seorang alumnus Prodi D3 Bahasa Inggris, Fakultas Sastra (FIB) UNEJ yang sukses menjadi pengusaha di kampung halamannya di Jajag, Banyuwangi.
Mahasiswa menyimak proses dan kiat-kiat Agus 99 Jajag dalam membangun bisnis from zero to hero. Agus memulai usaha dari keadaan “the power of kepepet”. Setelah mengirimkan 100 lamaran pekerjaan, dia diterima kerja di Telkomsel dengan posisi sebagai karyawan kontrak selama dua tahun. Saat menjelang kontraknya berakhir, dia memikirkan tentang masa depannya. Karena tidak ingin lagi bekerja di bawah orang lain, dia bertekad bulat untuk membangun usaha dengan membuka kios cendera mata (topi, arloji, sabuk, dll.) di teras Indomaret di dekat rumahnya. Lama kelamaan bisnisnya berkempang pesat, Agus dapat membuka kiosnya di seluruh Indomaret se-Banyuwangi, bahkan beberapa di Bondowoso, Situbondo dan Jember.
Oleh karena pikirannya selalu merasa ditantang oleh perkembangan bisnis, Agus melakukan istilahnya “pre-emptive strike” atau serangan pendahuluan, sebelum bisnisnya terkena disrupsi, Agus mengubah bisnisnya dengan menutup seluruh gerainya dengan mendirikan toko sendiri. Agar mendapatkan berkah tokonya dinamanakan “99 Jajag”, angka 99 didapat dari asmaul husna. Sebagai toko baru, Agus berupaya membranding tokonya dengan mengikuti event-event di Banyuwangi yang berpotensi mengumpulkan banyak orang. Yang ia lakukan tidak melulu direct selling tetapi menanamkan kesadaran merek (brand awarness) kepada khalayak yang hadir di event-event tersebut. Brand awarness mengenai nama dan keberadaan tokonya serta produk yang ditawarkan dilakukan melalui pemasangan umbul-umbul, banner, brosur, dll. di sekitar lokasi event. Selain itu dia melihat potensi buruh migran Indonesia yang berasal dari Banyuwangi dan sekitarnya sebagai konsumen yang potensial dengan menggandeng para pemimpin buruh migran sebagai ujung tombak promosi. Selain itu Agus juga memanfaatkan media sosial untuk branding dan marketing usahanya.
Dalam mengelola keuangan untuk kelangsungan bisnisnya, Agus membuat tiga pos, yaitu pos untuk konsumsi sehari-hari, pos untuk gaji dirinya, dan pos untuk investasi. Dengan pengelolaan tersebut, untuk membangun dan memperbesar bisnisnya, Agus hampir tidak tergantung pinjaman bank. Pada akhir-akhir ini selain memiliki toko grosir asesoris “99 Jajag”, berangkat dari kesukaannya atau hobinya nge-gym, Agus akhirnya juga membuka “99 Gym Jajag”.
Dari Kuliah tamu ini mahasiswa dapat memetik ilmu dan informasi tentang bagaimana memulai usaha, bagaimana harus cerdas membaca peluang, menghadapi ancaman dan tantangan. Agus dapat mengubah SWOT (Strengths, Weakness, Opportunities, Threats) menjadi SCOC (Strenghts, Challange, Oportunities, Challange) agar bisnisnya tetap bertahan dan berkembang.

 

Presiden Jokowi berpesan terhadap perguruan tinggi bahwa dalam menghadapi disrupsi dan perubahan di masa pandemi ini perguruan tinggi perlu menghadirkan praktisi dan pelaku industri dalam pelaksanaan belajar mengajar di kelas-kelas kuliah. Untuk itu matakuliah Pengantar Manajemen dan Kewirausahaan menggandeng pengusaha untuk mengisi Kuliah Tamu dengan tema “Belajar Bisnis dari Pengusaha”. Kuliah Tamu yang dihadari 87 mahasiswa Sastra Indonesia ini menghadirkan Agus 99 Jajag, seorang alumnus Prodi D3 Bahasa Inggris, Fakultas Sastra (FIB) UNEJ yang sukses menjadi pengusaha di kampung halamannya di Jajag, Banyuwangi.
Mahasiswa menyimak proses dan kiat-kiat Agus 99 Jajag dalam membangun bisnis from zero to hero. Agus memulai usaha dari keadaan “the power of kepepet”. Setelah mengirimkan 100 lamaran pekerjaan, dia diterima kerja di Telkomsel dengan posisi sebagai karyawan kontrak selama dua tahun. Saat menjelang kontraknya berakhir, dia memikirkan tentang masa depannya. Karena tidak ingin lagi bekerja di bawah orang lain, dia bertekad bulat untuk membangun usaha dengan membuka kios cendera mata (topi, arloji, sabuk, dll.) di teras Indomaret di dekat rumahnya. Lama kelamaan bisnisnya berkempang pesat, Agus dapat membuka kiosnya di seluruh Indomaret se-Banyuwangi, bahkan beberapa di Bondowoso, Situbondo dan Jember.
Oleh karena pikirannya selalu merasa ditantang oleh perkembangan bisnis, Agus melakukan istilahnya “pre-emptive strike” atau serangan pendahuluan, sebelum bisnisnya terkena disrupsi, Agus mengubah bisnisnya dengan menutup seluruh gerainya dengan mendirikan toko sendiri. Agar mendapatkan berkah tokonya dinamanakan “99 Jajag”, angka 99 didapat dari asmaul husna. Sebagai toko baru, Agus berupaya membranding tokonya dengan mengikuti event-event di Banyuwangi yang berpotensi mengumpulkan banyak orang. Yang ia lakukan tidak melulu direct selling tetapi menanamkan kesadaran merek (brand awarness) kepada khalayak yang hadir di event-event tersebut. Brand awarness mengenai nama dan keberadaan tokonya serta produk yang ditawarkan dilakukan melalui pemasangan umbul-umbul, banner, brosur, dll. di sekitar lokasi event. Selain itu dia melihat potensi buruh migran Indonesia yang berasal dari Banyuwangi dan sekitarnya sebagai konsumen yang potensial dengan menggandeng para pemimpin buruh migran sebagai ujung tombak promosi. Selain itu Agus juga memanfaatkan media sosial untuk branding dan marketing usahanya.
Dalam mengelola keuangan untuk kelangsungan bisnisnya, Agus membuat tiga pos, yaitu pos untuk konsumsi sehari-hari, pos untuk gaji dirinya, dan pos untuk investasi. Dengan pengelolaan tersebut, untuk membangun dan memperbesar bisnisnya, Agus hampir tidak tergantung pinjaman bank. Pada akhir-akhir ini selain memiliki toko grosir asesoris “99 Jajag”, berangkat dari kesukaannya atau hobinya nge-gym, Agus akhirnya juga membuka “99 Gym Jajag”.
Dari Kuliah tamu ini mahasiswa dapat memetik ilmu dan informasi tentang bagaimana memulai usaha, bagaimana harus cerdas membaca peluang, menghadapi ancaman dan tantangan. Agus dapat mengubah SWOT (Strengths, Weakness, Opportunities, Threats) menjadi SCOC (Strenghts, Challange, Oportunities, Challange) agar bisnisnya tetap bertahan dan berkembang.

 

Presiden Jokowi berpesan terhadap perguruan tinggi bahwa dalam menghadapi disrupsi dan perubahan di masa pandemi ini perguruan tinggi perlu menghadirkan praktisi dan pelaku industri dalam pelaksanaan belajar mengajar di kelas-kelas kuliah. Untuk itu matakuliah Pengantar Manajemen dan Kewirausahaan menggandeng pengusaha untuk mengisi Kuliah Tamu dengan tema “Belajar Bisnis dari Pengusaha”. Kuliah Tamu yang dihadari 87 mahasiswa Sastra Indonesia ini menghadirkan Agus 99 Jajag, seorang alumnus Prodi D3 Bahasa Inggris, Fakultas Sastra (FIB) UNEJ yang sukses menjadi pengusaha di kampung halamannya di Jajag, Banyuwangi.
Mahasiswa menyimak proses dan kiat-kiat Agus 99 Jajag dalam membangun bisnis from zero to hero. Agus memulai usaha dari keadaan “the power of kepepet”. Setelah mengirimkan 100 lamaran pekerjaan, dia diterima kerja di Telkomsel dengan posisi sebagai karyawan kontrak selama dua tahun. Saat menjelang kontraknya berakhir, dia memikirkan tentang masa depannya. Karena tidak ingin lagi bekerja di bawah orang lain, dia bertekad bulat untuk membangun usaha dengan membuka kios cendera mata (topi, arloji, sabuk, dll.) di teras Indomaret di dekat rumahnya. Lama kelamaan bisnisnya berkempang pesat, Agus dapat membuka kiosnya di seluruh Indomaret se-Banyuwangi, bahkan beberapa di Bondowoso, Situbondo dan Jember.
Oleh karena pikirannya selalu merasa ditantang oleh perkembangan bisnis, Agus melakukan istilahnya “pre-emptive strike” atau serangan pendahuluan, sebelum bisnisnya terkena disrupsi, Agus mengubah bisnisnya dengan menutup seluruh gerainya dengan mendirikan toko sendiri. Agar mendapatkan berkah tokonya dinamanakan “99 Jajag”, angka 99 didapat dari asmaul husna. Sebagai toko baru, Agus berupaya membranding tokonya dengan mengikuti event-event di Banyuwangi yang berpotensi mengumpulkan banyak orang. Yang ia lakukan tidak melulu direct selling tetapi menanamkan kesadaran merek (brand awarness) kepada khalayak yang hadir di event-event tersebut. Brand awarness mengenai nama dan keberadaan tokonya serta produk yang ditawarkan dilakukan melalui pemasangan umbul-umbul, banner, brosur, dll. di sekitar lokasi event. Selain itu dia melihat potensi buruh migran Indonesia yang berasal dari Banyuwangi dan sekitarnya sebagai konsumen yang potensial dengan menggandeng para pemimpin buruh migran sebagai ujung tombak promosi. Selain itu Agus juga memanfaatkan media sosial untuk branding dan marketing usahanya.
Dalam mengelola keuangan untuk kelangsungan bisnisnya, Agus membuat tiga pos, yaitu pos untuk konsumsi sehari-hari, pos untuk gaji dirinya, dan pos untuk investasi. Dengan pengelolaan tersebut, untuk membangun dan memperbesar bisnisnya, Agus hampir tidak tergantung pinjaman bank. Pada akhir-akhir ini selain memiliki toko grosir asesoris “99 Jajag”, berangkat dari kesukaannya atau hobinya nge-gym, Agus akhirnya juga membuka “99 Gym Jajag”.
Dari Kuliah tamu ini mahasiswa dapat memetik ilmu dan informasi tentang bagaimana memulai usaha, bagaimana harus cerdas membaca peluang, menghadapi ancaman dan tantangan. Agus dapat mengubah SWOT (Strengths, Weakness, Opportunities, Threats) menjadi SCOC (Strenghts, Challange, Oportunities, Challange) agar bisnisnya tetap bertahan dan berkembang.

[:]

[:de]

Presiden Jokowi berpesan terhadap perguruan tinggi bahwa dalam menghadapi disrupsi dan perubahan di masa pandemi ini perguruan tinggi perlu menghadirkan praktisi dan pelaku industri dalam pelaksanaan belajar mengajar di kelas-kelas kuliah. Untuk itu matakuliah Pengantar Manajemen dan Kewirausahaan menggandeng pengusaha untuk mengisi Kuliah Tamu dengan tema “Belajar Bisnis dari Pengusaha”. Kuliah Tamu yang dihadari 87 mahasiswa Sastra Indonesia ini menghadirkan Agus 99 Jajag, seorang alumnus Prodi D3 Bahasa Inggris, Fakultas Sastra (FIB) UNEJ yang sukses menjadi pengusaha di kampung halamannya di Jajag, Banyuwangi.
Mahasiswa menyimak proses dan kiat-kiat Agus 99 Jajag dalam membangun bisnis from zero to hero. Agus memulai usaha dari keadaan “the power of kepepet”. Setelah mengirimkan 100 lamaran pekerjaan, dia diterima kerja di Telkomsel dengan posisi sebagai karyawan kontrak selama dua tahun. Saat menjelang kontraknya berakhir, dia memikirkan tentang masa depannya. Karena tidak ingin lagi bekerja di bawah orang lain, dia bertekad bulat untuk membangun usaha dengan membuka Kios Jam tangan dan Kacamata di teras Indomaret di dekat rumahnya. Lama kelamaan bisnisnya berkempang pesat, Agus dapat membuka kiosnya di seluruh Indomaret se-Banyuwangi, bahkan beberapa di Bondowoso, Situbondo dan Jember.
Oleh karena pikirannya selalu merasa ditantang oleh perkembangan bisnis, Agus melakukan istilahnya “pre-emptive strike” atau serangan pendahuluan, sebelum bisnisnya terkena disrupsi, Agus mengubah bisnisnya dengan menutup seluruh gerainya dengan mendirikan toko sendiri. Agar mendapatkan berkah tokonya dinamanakan “99 Jajag”, angka 99 didapat dari asmaul husna. Sebagai toko baru, Agus berupaya membranding tokonya dengan mengikuti event-event di Banyuwangi yang berpotensi mengumpulkan banyak orang. Yang ia lakukan tidak melulu direct selling tetapi menanamkan kesadaran merek (brand awarness) kepada khalayak yang hadir di event-event tersebut. Brand awarness mengenai nama dan keberadaan tokonya serta produk yang ditawarkan dilakukan melalui pemasangan umbul-umbul, banner, brosur, dll. di sekitar lokasi event. Selain itu dia melihat potensi buruh migran Indonesia yang berasal dari Banyuwangi dan sekitarnya sebagai konsumen yang potensial dengan menggandeng para pemimpin buruh migran sebagai ujung tombak promosi. Selain itu Agus juga memanfaatkan media sosial untuk branding dan marketing usahanya.
Dalam mengelola keuangan untuk kelangsungan bisnisnya, Agus membuat tiga pos, yaitu pos untuk konsumsi sehari-hari, pos untuk gaji dirinya, dan pos untuk investasi. Dengan pengelolaan tersebut, untuk membangun dan memperbesar bisnisnya, Agus hampir tidak tergantung pinjaman bank. Pada akhir-akhir ini selain memiliki toko grosir asesoris “99 Jajag”, berangkat dari kesukaannya atau hobinya nge-gym, Agus akhirnya juga membuka “99 Gym Jajag”.
Dari Kuliah tamu ini mahasiswa dapat memetik ilmu dan informasi tentang bagaimana memulai usaha, bagaimana harus cerdas membaca peluang, menghadapi ancaman dan tantangan. Agus dapat mengubah SWOT (Strengths, Weakness, Opportunities, Threats) menjadi SCOC (Strenghts, Challange, Oportunities, Challange) agar bisnisnya tetap bertahan dan berkembang.

Presiden Jokowi berpesan terhadap perguruan tinggi bahwa dalam menghadapi disrupsi dan perubahan di masa pandemi ini perguruan tinggi perlu menghadirkan praktisi dan pelaku industri dalam pelaksanaan belajar mengajar di kelas-kelas kuliah. Untuk itu matakuliah Pengantar Manajemen dan Kewirausahaan menggandeng pengusaha untuk mengisi Kuliah Tamu dengan tema “Belajar Bisnis dari Pengusaha”. Kuliah Tamu yang dihadari 87 mahasiswa Sastra Indonesia ini menghadirkan Agus 99 Jajag, seorang alumnus Prodi D3 Bahasa Inggris, Fakultas Sastra (FIB) UNEJ yang sukses menjadi pengusaha di kampung halamannya di Jajag, Banyuwangi.
Mahasiswa menyimak proses dan kiat-kiat Agus 99 Jajag dalam membangun bisnis from zero to hero. Agus memulai usaha dari keadaan “the power of kepepet”. Setelah mengirimkan 100 lamaran pekerjaan, dia diterima kerja di Telkomsel dengan posisi sebagai karyawan kontrak selama dua tahun. Saat menjelang kontraknya berakhir, dia memikirkan tentang masa depannya. Karena tidak ingin lagi bekerja di bawah orang lain, dia bertekad bulat untuk membangun usaha dengan membuka kios cendera mata (topi, arloji, sabuk, dll.) di teras Indomaret di dekat rumahnya. Lama kelamaan bisnisnya berkempang pesat, Agus dapat membuka kiosnya di seluruh Indomaret se-Banyuwangi, bahkan beberapa di Bondowoso, Situbondo dan Jember.
Oleh karena pikirannya selalu merasa ditantang oleh perkembangan bisnis, Agus melakukan istilahnya “pre-emptive strike” atau serangan pendahuluan, sebelum bisnisnya terkena disrupsi, Agus mengubah bisnisnya dengan menutup seluruh gerainya dengan mendirikan toko sendiri. Agar mendapatkan berkah tokonya dinamanakan “99 Jajag”, angka 99 didapat dari asmaul husna. Sebagai toko baru, Agus berupaya membranding tokonya dengan mengikuti event-event di Banyuwangi yang berpotensi mengumpulkan banyak orang. Yang ia lakukan tidak melulu direct selling tetapi menanamkan kesadaran merek (brand awarness) kepada khalayak yang hadir di event-event tersebut. Brand awarness mengenai nama dan keberadaan tokonya serta produk yang ditawarkan dilakukan melalui pemasangan umbul-umbul, banner, brosur, dll. di sekitar lokasi event. Selain itu dia melihat potensi buruh migran Indonesia yang berasal dari Banyuwangi dan sekitarnya sebagai konsumen yang potensial dengan menggandeng para pemimpin buruh migran sebagai ujung tombak promosi. Selain itu Agus juga memanfaatkan media sosial untuk branding dan marketing usahanya.
Dalam mengelola keuangan untuk kelangsungan bisnisnya, Agus membuat tiga pos, yaitu pos untuk konsumsi sehari-hari, pos untuk gaji dirinya, dan pos untuk investasi. Dengan pengelolaan tersebut, untuk membangun dan memperbesar bisnisnya, Agus hampir tidak tergantung pinjaman bank. Pada akhir-akhir ini selain memiliki toko grosir asesoris “99 Jajag”, berangkat dari kesukaannya atau hobinya nge-gym, Agus akhirnya juga membuka “99 Gym Jajag”.
Dari Kuliah tamu ini mahasiswa dapat memetik ilmu dan informasi tentang bagaimana memulai usaha, bagaimana harus cerdas membaca peluang, menghadapi ancaman dan tantangan. Agus dapat mengubah SWOT (Strengths, Weakness, Opportunities, Threats) menjadi SCOC (Strenghts, Challange, Oportunities, Challange) agar bisnisnya tetap bertahan dan berkembang.

Presiden Jokowi berpesan terhadap perguruan tinggi bahwa dalam menghadapi disrupsi dan perubahan di masa pandemi ini perguruan tinggi perlu menghadirkan praktisi dan pelaku industri dalam pelaksanaan belajar mengajar di kelas-kelas kuliah. Untuk itu matakuliah Pengantar Manajemen dan Kewirausahaan menggandeng pengusaha untuk mengisi Kuliah Tamu dengan tema “Belajar Bisnis dari Pengusaha”. Kuliah Tamu yang dihadari 87 mahasiswa Sastra Indonesia ini menghadirkan Agus 99 Jajag, seorang alumnus Prodi D3 Bahasa Inggris, Fakultas Sastra (FIB) UNEJ yang sukses menjadi pengusaha di kampung halamannya di Jajag, Banyuwangi.
Mahasiswa menyimak proses dan kiat-kiat Agus 99 Jajag dalam membangun bisnis from zero to hero. Agus memulai usaha dari keadaan “the power of kepepet”. Setelah mengirimkan 100 lamaran pekerjaan, dia diterima kerja di Telkomsel dengan posisi sebagai karyawan kontrak selama dua tahun. Saat menjelang kontraknya berakhir, dia memikirkan tentang masa depannya. Karena tidak ingin lagi bekerja di bawah orang lain, dia bertekad bulat untuk membangun usaha dengan membuka Kios Jam Tangan dan Kacamata di teras Indomaret di dekat rumahnya. Lama kelamaan bisnisnya berkempang pesat, Agus dapat membuka kiosnya di seluruh Indomaret se-Banyuwangi, bahkan beberapa di Bondowoso, Situbondo dan Jember.
Oleh karena pikirannya selalu merasa ditantang oleh perkembangan bisnis, Agus melakukan istilahnya “pre-emptive strike” atau serangan pendahuluan, sebelum bisnisnya terkena disrupsi, Agus mengubah bisnisnya dengan menutup seluruh gerainya dengan mendirikan toko sendiri. Agar mendapatkan berkah tokonya dinamanakan “99 Jajag”, angka 99 didapat dari asmaul husna. Sebagai toko baru, Agus berupaya membranding tokonya dengan mengikuti event-event di Banyuwangi yang berpotensi mengumpulkan banyak orang. Yang ia lakukan tidak melulu direct selling tetapi menanamkan kesadaran merek (brand awarness) kepada khalayak yang hadir di event-event tersebut. Brand awarness mengenai nama dan keberadaan tokonya serta produk yang ditawarkan dilakukan melalui pemasangan umbul-umbul, banner, brosur, dll. di sekitar lokasi event. Selain itu dia melihat potensi buruh migran Indonesia yang berasal dari Banyuwangi dan sekitarnya sebagai konsumen yang potensial dengan menggandeng para pemimpin buruh migran sebagai ujung tombak promosi. Selain itu Agus juga memanfaatkan media sosial untuk branding dan marketing usahanya.
Dalam mengelola keuangan untuk kelangsungan bisnisnya, Agus membuat tiga pos, yaitu pos untuk konsumsi sehari-hari, pos untuk gaji dirinya, dan pos untuk investasi. Dengan pengelolaan tersebut, untuk membangun dan memperbesar bisnisnya, Agus hampir tidak tergantung pinjaman bank. Pada akhir-akhir ini selain memiliki toko grosir asesoris “99 Jajag”, berangkat dari kesukaannya atau hobinya nge-gym, Agus akhirnya juga membuka “99 Gym Jajag”.
Dari Kuliah tamu ini mahasiswa dapat memetik ilmu dan informasi tentang bagaimana memulai usaha, bagaimana harus cerdas membaca peluang, menghadapi ancaman dan tantangan. Agus dapat mengubah SWOT (Strengths, Weakness, Opportunities, Threats) menjadi SCOC (Strenghts, Challange, Oportunities, Challange) agar bisnisnya tetap bertahan dan berkembang.

 

Presiden Jokowi berpesan terhadap perguruan tinggi bahwa dalam menghadapi disrupsi dan perubahan di masa pandemi ini perguruan tinggi perlu menghadirkan praktisi dan pelaku industri dalam pelaksanaan belajar mengajar di kelas-kelas kuliah. Untuk itu matakuliah Pengantar Manajemen dan Kewirausahaan menggandeng pengusaha untuk mengisi Kuliah Tamu dengan tema “Belajar Bisnis dari Pengusaha”. Kuliah Tamu yang dihadari 87 mahasiswa Sastra Indonesia ini menghadirkan Agus 99 Jajag, seorang alumnus Prodi D3 Bahasa Inggris, Fakultas Sastra (FIB) UNEJ yang sukses menjadi pengusaha di kampung halamannya di Jajag, Banyuwangi.
Mahasiswa menyimak proses dan kiat-kiat Agus 99 Jajag dalam membangun bisnis from zero to hero. Agus memulai usaha dari keadaan “the power of kepepet”. Setelah mengirimkan 100 lamaran pekerjaan, dia diterima kerja di Telkomsel dengan posisi sebagai karyawan kontrak selama dua tahun. Saat menjelang kontraknya berakhir, dia memikirkan tentang masa depannya. Karena tidak ingin lagi bekerja di bawah orang lain, dia bertekad bulat untuk membangun usaha dengan membuka kios cendera mata (topi, arloji, sabuk, dll.) di teras Indomaret di dekat rumahnya. Lama kelamaan bisnisnya berkempang pesat, Agus dapat membuka kiosnya di seluruh Indomaret se-Banyuwangi, bahkan beberapa di Bondowoso, Situbondo dan Jember.
Oleh karena pikirannya selalu merasa ditantang oleh perkembangan bisnis, Agus melakukan istilahnya “pre-emptive strike” atau serangan pendahuluan, sebelum bisnisnya terkena disrupsi, Agus mengubah bisnisnya dengan menutup seluruh gerainya dengan mendirikan toko sendiri. Agar mendapatkan berkah tokonya dinamanakan “99 Jajag”, angka 99 didapat dari asmaul husna. Sebagai toko baru, Agus berupaya membranding tokonya dengan mengikuti event-event di Banyuwangi yang berpotensi mengumpulkan banyak orang. Yang ia lakukan tidak melulu direct selling tetapi menanamkan kesadaran merek (brand awarness) kepada khalayak yang hadir di event-event tersebut. Brand awarness mengenai nama dan keberadaan tokonya serta produk yang ditawarkan dilakukan melalui pemasangan umbul-umbul, banner, brosur, dll. di sekitar lokasi event. Selain itu dia melihat potensi buruh migran Indonesia yang berasal dari Banyuwangi dan sekitarnya sebagai konsumen yang potensial dengan menggandeng para pemimpin buruh migran sebagai ujung tombak promosi. Selain itu Agus juga memanfaatkan media sosial untuk branding dan marketing usahanya.
Dalam mengelola keuangan untuk kelangsungan bisnisnya, Agus membuat tiga pos, yaitu pos untuk konsumsi sehari-hari, pos untuk gaji dirinya, dan pos untuk investasi. Dengan pengelolaan tersebut, untuk membangun dan memperbesar bisnisnya, Agus hampir tidak tergantung pinjaman bank. Pada akhir-akhir ini selain memiliki toko grosir asesoris “99 Jajag”, berangkat dari kesukaannya atau hobinya nge-gym, Agus akhirnya juga membuka “99 Gym Jajag”.
Dari Kuliah tamu ini mahasiswa dapat memetik ilmu dan informasi tentang bagaimana memulai usaha, bagaimana harus cerdas membaca peluang, menghadapi ancaman dan tantangan. Agus dapat mengubah SWOT (Strengths, Weakness, Opportunities, Threats) menjadi SCOC (Strenghts, Challange, Oportunities, Challange) agar bisnisnya tetap bertahan dan berkembang.

Presiden Jokowi berpesan terhadap perguruan tinggi bahwa dalam menghadapi disrupsi dan perubahan di masa pandemi ini perguruan tinggi perlu menghadirkan praktisi dan pelaku industri dalam pelaksanaan belajar mengajar di kelas-kelas kuliah. Untuk itu matakuliah Pengantar Manajemen dan Kewirausahaan menggandeng pengusaha untuk mengisi Kuliah Tamu dengan tema “Belajar Bisnis dari Pengusaha”. Kuliah Tamu yang dihadari 87 mahasiswa Sastra Indonesia ini menghadirkan Agus 99 Jajag, seorang alumnus Prodi D3 Bahasa Inggris, Fakultas Sastra (FIB) UNEJ yang sukses menjadi pengusaha di kampung halamannya di Jajag, Banyuwangi.
Mahasiswa menyimak proses dan kiat-kiat Agus 99 Jajag dalam membangun bisnis from zero to hero. Agus memulai usaha dari keadaan “the power of kepepet”. Setelah mengirimkan 100 lamaran pekerjaan, dia diterima kerja di Telkomsel dengan posisi sebagai karyawan kontrak selama dua tahun. Saat menjelang kontraknya berakhir, dia memikirkan tentang masa depannya. Karena tidak ingin lagi bekerja di bawah orang lain, dia bertekad bulat untuk membangun usaha dengan membuka kios cendera mata (topi, arloji, sabuk, dll.) di teras Indomaret di dekat rumahnya. Lama kelamaan bisnisnya berkempang pesat, Agus dapat membuka kiosnya di seluruh Indomaret se-Banyuwangi, bahkan beberapa di Bondowoso, Situbondo dan Jember.
Oleh karena pikirannya selalu merasa ditantang oleh perkembangan bisnis, Agus melakukan istilahnya “pre-emptive strike” atau serangan pendahuluan, sebelum bisnisnya terkena disrupsi, Agus mengubah bisnisnya dengan menutup seluruh gerainya dengan mendirikan toko sendiri. Agar mendapatkan berkah tokonya dinamanakan “99 Jajag”, angka 99 didapat dari asmaul husna. Sebagai toko baru, Agus berupaya membranding tokonya dengan mengikuti event-event di Banyuwangi yang berpotensi mengumpulkan banyak orang. Yang ia lakukan tidak melulu direct selling tetapi menanamkan kesadaran merek (brand awarness) kepada khalayak yang hadir di event-event tersebut. Brand awarness mengenai nama dan keberadaan tokonya serta produk yang ditawarkan dilakukan melalui pemasangan umbul-umbul, banner, brosur, dll. di sekitar lokasi event. Selain itu dia melihat potensi buruh migran Indonesia yang berasal dari Banyuwangi dan sekitarnya sebagai konsumen yang potensial dengan menggandeng para pemimpin buruh migran sebagai ujung tombak promosi. Selain itu Agus juga memanfaatkan media sosial untuk branding dan marketing usahanya.
Dalam mengelola keuangan untuk kelangsungan bisnisnya, Agus membuat tiga pos, yaitu pos untuk konsumsi sehari-hari, pos untuk gaji dirinya, dan pos untuk investasi. Dengan pengelolaan tersebut, untuk membangun dan memperbesar bisnisnya, Agus hampir tidak tergantung pinjaman bank. Pada akhir-akhir ini selain memiliki toko grosir asesoris “99 Jajag”, berangkat dari kesukaannya atau hobinya nge-gym, Agus akhirnya juga membuka “99 Gym Jajag”.
Dari Kuliah tamu ini mahasiswa dapat memetik ilmu dan informasi tentang bagaimana memulai usaha, bagaimana harus cerdas membaca peluang, menghadapi ancaman dan tantangan. Agus dapat mengubah SWOT (Strengths, Weakness, Opportunities, Threats) menjadi SCOC (Strenghts, Challange, Oportunities, Challange) agar bisnisnya tetap bertahan dan berkembang.

 

 

Presiden Jokowi berpesan terhadap perguruan tinggi bahwa dalam menghadapi disrupsi dan perubahan di masa pandemi ini perguruan tinggi perlu menghadirkan praktisi dan pelaku industri dalam pelaksanaan belajar mengajar di kelas-kelas kuliah. Untuk itu matakuliah Pengantar Manajemen dan Kewirausahaan menggandeng pengusaha untuk mengisi Kuliah Tamu dengan tema “Belajar Bisnis dari Pengusaha”. Kuliah Tamu yang dihadari 87 mahasiswa Sastra Indonesia ini menghadirkan Agus 99 Jajag, seorang alumnus Prodi D3 Bahasa Inggris, Fakultas Sastra (FIB) UNEJ yang sukses menjadi pengusaha di kampung halamannya di Jajag, Banyuwangi.
Mahasiswa menyimak proses dan kiat-kiat Agus 99 Jajag dalam membangun bisnis from zero to hero. Agus memulai usaha dari keadaan “the power of kepepet”. Setelah mengirimkan 100 lamaran pekerjaan, dia diterima kerja di Telkomsel dengan posisi sebagai karyawan kontrak selama dua tahun. Saat menjelang kontraknya berakhir, dia memikirkan tentang masa depannya. Karena tidak ingin lagi bekerja di bawah orang lain, dia bertekad bulat untuk membangun usaha dengan membuka kios cendera mata (topi, arloji, sabuk, dll.) di teras Indomaret di dekat rumahnya. Lama kelamaan bisnisnya berkempang pesat, Agus dapat membuka kiosnya di seluruh Indomaret se-Banyuwangi, bahkan beberapa di Bondowoso, Situbondo dan Jember.
Oleh karena pikirannya selalu merasa ditantang oleh perkembangan bisnis, Agus melakukan istilahnya “pre-emptive strike” atau serangan pendahuluan, sebelum bisnisnya terkena disrupsi, Agus mengubah bisnisnya dengan menutup seluruh gerainya dengan mendirikan toko sendiri. Agar mendapatkan berkah tokonya dinamanakan “99 Jajag”, angka 99 didapat dari asmaul husna. Sebagai toko baru, Agus berupaya membranding tokonya dengan mengikuti event-event di Banyuwangi yang berpotensi mengumpulkan banyak orang. Yang ia lakukan tidak melulu direct selling tetapi menanamkan kesadaran merek (brand awarness) kepada khalayak yang hadir di event-event tersebut. Brand awarness mengenai nama dan keberadaan tokonya serta produk yang ditawarkan dilakukan melalui pemasangan umbul-umbul, banner, brosur, dll. di sekitar lokasi event. Selain itu dia melihat potensi buruh migran Indonesia yang berasal dari Banyuwangi dan sekitarnya sebagai konsumen yang potensial dengan menggandeng para pemimpin buruh migran sebagai ujung tombak promosi. Selain itu Agus juga memanfaatkan media sosial untuk branding dan marketing usahanya.
Dalam mengelola keuangan untuk kelangsungan bisnisnya, Agus membuat tiga pos, yaitu pos untuk konsumsi sehari-hari, pos untuk gaji dirinya, dan pos untuk investasi. Dengan pengelolaan tersebut, untuk membangun dan memperbesar bisnisnya, Agus hampir tidak tergantung pinjaman bank. Pada akhir-akhir ini selain memiliki toko grosir asesoris “99 Jajag”, berangkat dari kesukaannya atau hobinya nge-gym, Agus akhirnya juga membuka “99 Gym Jajag”.
Dari Kuliah tamu ini mahasiswa dapat memetik ilmu dan informasi tentang bagaimana memulai usaha, bagaimana harus cerdas membaca peluang, menghadapi ancaman dan tantangan. Agus dapat mengubah SWOT (Strengths, Weakness, Opportunities, Threats) menjadi SCOC (Strenghts, Challange, Oportunities, Challange) agar bisnisnya tetap bertahan dan berkembang.

 

Presiden Jokowi berpesan terhadap perguruan tinggi bahwa dalam menghadapi disrupsi dan perubahan di masa pandemi ini perguruan tinggi perlu menghadirkan praktisi dan pelaku industri dalam pelaksanaan belajar mengajar di kelas-kelas kuliah. Untuk itu matakuliah Pengantar Manajemen dan Kewirausahaan menggandeng pengusaha untuk mengisi Kuliah Tamu dengan tema “Belajar Bisnis dari Pengusaha”. Kuliah Tamu yang dihadari 87 mahasiswa Sastra Indonesia ini menghadirkan Agus 99 Jajag, seorang alumnus Prodi D3 Bahasa Inggris, Fakultas Sastra (FIB) UNEJ yang sukses menjadi pengusaha di kampung halamannya di Jajag, Banyuwangi.
Mahasiswa menyimak proses dan kiat-kiat Agus 99 Jajag dalam membangun bisnis from zero to hero. Agus memulai usaha dari keadaan “the power of kepepet”. Setelah mengirimkan 100 lamaran pekerjaan, dia diterima kerja di Telkomsel dengan posisi sebagai karyawan kontrak selama dua tahun. Saat menjelang kontraknya berakhir, dia memikirkan tentang masa depannya. Karena tidak ingin lagi bekerja di bawah orang lain, dia bertekad bulat untuk membangun usaha dengan membuka kios cendera mata (topi, arloji, sabuk, dll.) di teras Indomaret di dekat rumahnya. Lama kelamaan bisnisnya berkempang pesat, Agus dapat membuka kiosnya di seluruh Indomaret se-Banyuwangi, bahkan beberapa di Bondowoso, Situbondo dan Jember.
Oleh karena pikirannya selalu merasa ditantang oleh perkembangan bisnis, Agus melakukan istilahnya “pre-emptive strike” atau serangan pendahuluan, sebelum bisnisnya terkena disrupsi, Agus mengubah bisnisnya dengan menutup seluruh gerainya dengan mendirikan toko sendiri. Agar mendapatkan berkah tokonya dinamanakan “99 Jajag”, angka 99 didapat dari asmaul husna. Sebagai toko baru, Agus berupaya membranding tokonya dengan mengikuti event-event di Banyuwangi yang berpotensi mengumpulkan banyak orang. Yang ia lakukan tidak melulu direct selling tetapi menanamkan kesadaran merek (brand awarness) kepada khalayak yang hadir di event-event tersebut. Brand awarness mengenai nama dan keberadaan tokonya serta produk yang ditawarkan dilakukan melalui pemasangan umbul-umbul, banner, brosur, dll. di sekitar lokasi event. Selain itu dia melihat potensi buruh migran Indonesia yang berasal dari Banyuwangi dan sekitarnya sebagai konsumen yang potensial dengan menggandeng para pemimpin buruh migran sebagai ujung tombak promosi. Selain itu Agus juga memanfaatkan media sosial untuk branding dan marketing usahanya.
Dalam mengelola keuangan untuk kelangsungan bisnisnya, Agus membuat tiga pos, yaitu pos untuk konsumsi sehari-hari, pos untuk gaji dirinya, dan pos untuk investasi. Dengan pengelolaan tersebut, untuk membangun dan memperbesar bisnisnya, Agus hampir tidak tergantung pinjaman bank. Pada akhir-akhir ini selain memiliki toko grosir asesoris “99 Jajag”, berangkat dari kesukaannya atau hobinya nge-gym, Agus akhirnya juga membuka “99 Gym Jajag”.
Dari Kuliah tamu ini mahasiswa dapat memetik ilmu dan informasi tentang bagaimana memulai usaha, bagaimana harus cerdas membaca peluang, menghadapi ancaman dan tantangan. Agus dapat mengubah SWOT (Strengths, Weakness, Opportunities, Threats) menjadi SCOC (Strenghts, Challange, Oportunities, Challange) agar bisnisnya tetap bertahan dan berkembang.

 

Presiden Jokowi berpesan terhadap perguruan tinggi bahwa dalam menghadapi disrupsi dan perubahan di masa pandemi ini perguruan tinggi perlu menghadirkan praktisi dan pelaku industri dalam pelaksanaan belajar mengajar di kelas-kelas kuliah. Untuk itu matakuliah Pengantar Manajemen dan Kewirausahaan menggandeng pengusaha untuk mengisi Kuliah Tamu dengan tema “Belajar Bisnis dari Pengusaha”. Kuliah Tamu yang dihadari 87 mahasiswa Sastra Indonesia ini menghadirkan Agus 99 Jajag, seorang alumnus Prodi D3 Bahasa Inggris, Fakultas Sastra (FIB) UNEJ yang sukses menjadi pengusaha di kampung halamannya di Jajag, Banyuwangi.
Mahasiswa menyimak proses dan kiat-kiat Agus 99 Jajag dalam membangun bisnis from zero to hero. Agus memulai usaha dari keadaan “the power of kepepet”. Setelah mengirimkan 100 lamaran pekerjaan, dia diterima kerja di Telkomsel dengan posisi sebagai karyawan kontrak selama dua tahun. Saat menjelang kontraknya berakhir, dia memikirkan tentang masa depannya. Karena tidak ingin lagi bekerja di bawah orang lain, dia bertekad bulat untuk membangun usaha dengan membuka kios cendera mata (topi, arloji, sabuk, dll.) di teras Indomaret di dekat rumahnya. Lama kelamaan bisnisnya berkempang pesat, Agus dapat membuka kiosnya di seluruh Indomaret se-Banyuwangi, bahkan beberapa di Bondowoso, Situbondo dan Jember.
Oleh karena pikirannya selalu merasa ditantang oleh perkembangan bisnis, Agus melakukan istilahnya “pre-emptive strike” atau serangan pendahuluan, sebelum bisnisnya terkena disrupsi, Agus mengubah bisnisnya dengan menutup seluruh gerainya dengan mendirikan toko sendiri. Agar mendapatkan berkah tokonya dinamanakan “99 Jajag”, angka 99 didapat dari asmaul husna. Sebagai toko baru, Agus berupaya membranding tokonya dengan mengikuti event-event di Banyuwangi yang berpotensi mengumpulkan banyak orang. Yang ia lakukan tidak melulu direct selling tetapi menanamkan kesadaran merek (brand awarness) kepada khalayak yang hadir di event-event tersebut. Brand awarness mengenai nama dan keberadaan tokonya serta produk yang ditawarkan dilakukan melalui pemasangan umbul-umbul, banner, brosur, dll. di sekitar lokasi event. Selain itu dia melihat potensi buruh migran Indonesia yang berasal dari Banyuwangi dan sekitarnya sebagai konsumen yang potensial dengan menggandeng para pemimpin buruh migran sebagai ujung tombak promosi. Selain itu Agus juga memanfaatkan media sosial untuk branding dan marketing usahanya.
Dalam mengelola keuangan untuk kelangsungan bisnisnya, Agus membuat tiga pos, yaitu pos untuk konsumsi sehari-hari, pos untuk gaji dirinya, dan pos untuk investasi. Dengan pengelolaan tersebut, untuk membangun dan memperbesar bisnisnya, Agus hampir tidak tergantung pinjaman bank. Pada akhir-akhir ini selain memiliki toko grosir asesoris “99 Jajag”, berangkat dari kesukaannya atau hobinya nge-gym, Agus akhirnya juga membuka “99 Gym Jajag”.
Dari Kuliah tamu ini mahasiswa dapat memetik ilmu dan informasi tentang bagaimana memulai usaha, bagaimana harus cerdas membaca peluang, menghadapi ancaman dan tantangan. Agus dapat mengubah SWOT (Strengths, Weakness, Opportunities, Threats) menjadi SCOC (Strenghts, Challange, Oportunities, Challange) agar bisnisnya tetap bertahan dan berkembang.

Presiden Jokowi berpesan terhadap perguruan tinggi bahwa dalam menghadapi disrupsi dan perubahan di masa pandemi ini perguruan tinggi perlu menghadirkan praktisi dan pelaku industri dalam pelaksanaan belajar mengajar di kelas-kelas kuliah. Untuk itu matakuliah Pengantar Manajemen dan Kewirausahaan menggandeng pengusaha untuk mengisi Kuliah Tamu dengan tema “Belajar Bisnis dari Pengusaha”. Kuliah Tamu yang dihadari 87 mahasiswa Sastra Indonesia ini menghadirkan Agus 99 Jajag, seorang alumnus Prodi D3 Bahasa Inggris, Fakultas Sastra (FIB) UNEJ yang sukses menjadi pengusaha di kampung halamannya di Jajag, Banyuwangi.
Mahasiswa menyimak proses dan kiat-kiat Agus 99 Jajag dalam membangun bisnis from zero to hero. Agus memulai usaha dari keadaan “the power of kepepet”. Setelah mengirimkan 100 lamaran pekerjaan, dia diterima kerja di Telkomsel dengan posisi sebagai karyawan kontrak selama dua tahun. Saat menjelang kontraknya berakhir, dia memikirkan tentang masa depannya. Karena tidak ingin lagi bekerja di bawah orang lain, dia bertekad bulat untuk membangun usaha dengan membuka Kios Jam tangan dan Kacamata di teras Indomaret di dekat rumahnya. Lama kelamaan bisnisnya berkempang pesat, Agus dapat membuka kiosnya di seluruh Indomaret se-Banyuwangi, bahkan beberapa di Bondowoso, Situbondo dan Jember.
Oleh karena pikirannya selalu merasa ditantang oleh perkembangan bisnis, Agus melakukan istilahnya “pre-emptive strike” atau serangan pendahuluan, sebelum bisnisnya terkena disrupsi, Agus mengubah bisnisnya dengan menutup seluruh gerainya dengan mendirikan toko sendiri. Agar mendapatkan berkah tokonya dinamanakan “99 Jajag”, angka 99 didapat dari asmaul husna. Sebagai toko baru, Agus berupaya membranding tokonya dengan mengikuti event-event di Banyuwangi yang berpotensi mengumpulkan banyak orang. Yang ia lakukan tidak melulu direct selling tetapi menanamkan kesadaran merek (brand awarness) kepada khalayak yang hadir di event-event tersebut. Brand awarness mengenai nama dan keberadaan tokonya serta produk yang ditawarkan dilakukan melalui pemasangan umbul-umbul, banner, brosur, dll. di sekitar lokasi event. Selain itu dia melihat potensi buruh migran Indonesia yang berasal dari Banyuwangi dan sekitarnya sebagai konsumen yang potensial dengan menggandeng para pemimpin buruh migran sebagai ujung tombak promosi. Selain itu Agus juga memanfaatkan media sosial untuk branding dan marketing usahanya.
Dalam mengelola keuangan untuk kelangsungan bisnisnya, Agus membuat tiga pos, yaitu pos untuk konsumsi sehari-hari, pos untuk gaji dirinya, dan pos untuk investasi. Dengan pengelolaan tersebut, untuk membangun dan memperbesar bisnisnya, Agus hampir tidak tergantung pinjaman bank. Pada akhir-akhir ini selain memiliki toko grosir asesoris “99 Jajag”, berangkat dari kesukaannya atau hobinya nge-gym, Agus akhirnya juga membuka “99 Gym Jajag”.
Dari Kuliah tamu ini mahasiswa dapat memetik ilmu dan informasi tentang bagaimana memulai usaha, bagaimana harus cerdas membaca peluang, menghadapi ancaman dan tantangan. Agus dapat mengubah SWOT (Strengths, Weakness, Opportunities, Threats) menjadi SCOC (Strenghts, Challange, Oportunities, Challange) agar bisnisnya tetap bertahan dan berkembang.

 

 

Presiden Jokowi berpesan terhadap perguruan tinggi bahwa dalam menghadapi disrupsi dan perubahan di masa pandemi ini perguruan tinggi perlu menghadirkan praktisi dan pelaku industri dalam pelaksanaan belajar mengajar di kelas-kelas kuliah. Untuk itu matakuliah Pengantar Manajemen dan Kewirausahaan menggandeng pengusaha untuk mengisi Kuliah Tamu dengan tema “Belajar Bisnis dari Pengusaha”. Kuliah Tamu yang dihadari 87 mahasiswa Sastra Indonesia ini menghadirkan Agus 99 Jajag, seorang alumnus Prodi D3 Bahasa Inggris, Fakultas Sastra (FIB) UNEJ yang sukses menjadi pengusaha di kampung halamannya di Jajag, Banyuwangi.
Mahasiswa menyimak proses dan kiat-kiat Agus 99 Jajag dalam membangun bisnis from zero to hero. Agus memulai usaha dari keadaan “the power of kepepet”. Setelah mengirimkan 100 lamaran pekerjaan, dia diterima kerja di Telkomsel dengan posisi sebagai karyawan kontrak selama dua tahun. Saat menjelang kontraknya berakhir, dia memikirkan tentang masa depannya. Karena tidak ingin lagi bekerja di bawah orang lain, dia bertekad bulat untuk membangun usaha dengan membuka kios cendera mata (topi, arloji, sabuk, dll.) di teras Indomaret di dekat rumahnya. Lama kelamaan bisnisnya berkempang pesat, Agus dapat membuka kiosnya di seluruh Indomaret se-Banyuwangi, bahkan beberapa di Bondowoso, Situbondo dan Jember.
Oleh karena pikirannya selalu merasa ditantang oleh perkembangan bisnis, Agus melakukan istilahnya “pre-emptive strike” atau serangan pendahuluan, sebelum bisnisnya terkena disrupsi, Agus mengubah bisnisnya dengan menutup seluruh gerainya dengan mendirikan toko sendiri. Agar mendapatkan berkah tokonya dinamanakan “99 Jajag”, angka 99 didapat dari asmaul husna. Sebagai toko baru, Agus berupaya membranding tokonya dengan mengikuti event-event di Banyuwangi yang berpotensi mengumpulkan banyak orang. Yang ia lakukan tidak melulu direct selling tetapi menanamkan kesadaran merek (brand awarness) kepada khalayak yang hadir di event-event tersebut. Brand awarness mengenai nama dan keberadaan tokonya serta produk yang ditawarkan dilakukan melalui pemasangan umbul-umbul, banner, brosur, dll. di sekitar lokasi event. Selain itu dia melihat potensi buruh migran Indonesia yang berasal dari Banyuwangi dan sekitarnya sebagai konsumen yang potensial dengan menggandeng para pemimpin buruh migran sebagai ujung tombak promosi. Selain itu Agus juga memanfaatkan media sosial untuk branding dan marketing usahanya.
Dalam mengelola keuangan untuk kelangsungan bisnisnya, Agus membuat tiga pos, yaitu pos untuk konsumsi sehari-hari, pos untuk gaji dirinya, dan pos untuk investasi. Dengan pengelolaan tersebut, untuk membangun dan memperbesar bisnisnya, Agus hampir tidak tergantung pinjaman bank. Pada akhir-akhir ini selain memiliki toko grosir asesoris “99 Jajag”, berangkat dari kesukaannya atau hobinya nge-gym, Agus akhirnya juga membuka “99 Gym Jajag”.
Dari Kuliah tamu ini mahasiswa dapat memetik ilmu dan informasi tentang bagaimana memulai usaha, bagaimana harus cerdas membaca peluang, menghadapi ancaman dan tantangan. Agus dapat mengubah SWOT (Strengths, Weakness, Opportunities, Threats) menjadi SCOC (Strenghts, Challange, Oportunities, Challange) agar bisnisnya tetap bertahan dan berkembang.

 

 

Presiden Jokowi berpesan terhadap perguruan tinggi bahwa dalam menghadapi disrupsi dan perubahan di masa pandemi ini perguruan tinggi perlu menghadirkan praktisi dan pelaku industri dalam pelaksanaan belajar mengajar di kelas-kelas kuliah. Untuk itu matakuliah Pengantar Manajemen dan Kewirausahaan menggandeng pengusaha untuk mengisi Kuliah Tamu dengan tema “Belajar Bisnis dari Pengusaha”. Kuliah Tamu yang dihadari 87 mahasiswa Sastra Indonesia ini menghadirkan Agus 99 Jajag, seorang alumnus Prodi D3 Bahasa Inggris, Fakultas Sastra (FIB) UNEJ yang sukses menjadi pengusaha di kampung halamannya di Jajag, Banyuwangi.
Mahasiswa menyimak proses dan kiat-kiat Agus 99 Jajag dalam membangun bisnis from zero to hero. Agus memulai usaha dari keadaan “the power of kepepet”. Setelah mengirimkan 100 lamaran pekerjaan, dia diterima kerja di Telkomsel dengan posisi sebagai karyawan kontrak selama dua tahun. Saat menjelang kontraknya berakhir, dia memikirkan tentang masa depannya. Karena tidak ingin lagi bekerja di bawah orang lain, dia bertekad bulat untuk membangun usaha dengan membuka Kios Jam Tangan dan Kacamata di teras Indomaret di dekat rumahnya. Lama kelamaan bisnisnya berkempang pesat, Agus dapat membuka kiosnya di seluruh Indomaret se-Banyuwangi, bahkan beberapa di Bondowoso, Situbondo dan Jember.
Oleh karena pikirannya selalu merasa ditantang oleh perkembangan bisnis, Agus melakukan istilahnya “pre-emptive strike” atau serangan pendahuluan, sebelum bisnisnya terkena disrupsi, Agus mengubah bisnisnya dengan menutup seluruh gerainya dengan mendirikan toko sendiri. Agar mendapatkan berkah tokonya dinamanakan “99 Jajag”, angka 99 didapat dari asmaul husna. Sebagai toko baru, Agus berupaya membranding tokonya dengan mengikuti event-event di Banyuwangi yang berpotensi mengumpulkan banyak orang. Yang ia lakukan tidak melulu direct selling tetapi menanamkan kesadaran merek (brand awarness) kepada khalayak yang hadir di event-event tersebut. Brand awarness mengenai nama dan keberadaan tokonya serta produk yang ditawarkan dilakukan melalui pemasangan umbul-umbul, banner, brosur, dll. di sekitar lokasi event. Selain itu dia melihat potensi buruh migran Indonesia yang berasal dari Banyuwangi dan sekitarnya sebagai konsumen yang potensial dengan menggandeng para pemimpin buruh migran sebagai ujung tombak promosi. Selain itu Agus juga memanfaatkan media sosial untuk branding dan marketing usahanya.
Dalam mengelola keuangan untuk kelangsungan bisnisnya, Agus membuat tiga pos, yaitu pos untuk konsumsi sehari-hari, pos untuk gaji dirinya, dan pos untuk investasi. Dengan pengelolaan tersebut, untuk membangun dan memperbesar bisnisnya, Agus hampir tidak tergantung pinjaman bank. Pada akhir-akhir ini selain memiliki toko grosir asesoris “99 Jajag”, berangkat dari kesukaannya atau hobinya nge-gym, Agus akhirnya juga membuka “99 Gym Jajag”.
Dari Kuliah tamu ini mahasiswa dapat memetik ilmu dan informasi tentang bagaimana memulai usaha, bagaimana harus cerdas membaca peluang, menghadapi ancaman dan tantangan. Agus dapat mengubah SWOT (Strengths, Weakness, Opportunities, Threats) menjadi SCOC (Strenghts, Challange, Oportunities, Challange) agar bisnisnya tetap bertahan dan berkembang.

 

Presiden Jokowi berpesan terhadap perguruan tinggi bahwa dalam menghadapi disrupsi dan perubahan di masa pandemi ini perguruan tinggi perlu menghadirkan praktisi dan pelaku industri dalam pelaksanaan belajar mengajar di kelas-kelas kuliah. Untuk itu matakuliah Pengantar Manajemen dan Kewirausahaan menggandeng pengusaha untuk mengisi Kuliah Tamu dengan tema “Belajar Bisnis dari Pengusaha”. Kuliah Tamu yang dihadari 87 mahasiswa Sastra Indonesia ini menghadirkan Agus 99 Jajag, seorang alumnus Prodi D3 Bahasa Inggris, Fakultas Sastra (FIB) UNEJ yang sukses menjadi pengusaha di kampung halamannya di Jajag, Banyuwangi.
Mahasiswa menyimak proses dan kiat-kiat Agus 99 Jajag dalam membangun bisnis from zero to hero. Agus memulai usaha dari keadaan “the power of kepepet”. Setelah mengirimkan 100 lamaran pekerjaan, dia diterima kerja di Telkomsel dengan posisi sebagai karyawan kontrak selama dua tahun. Saat menjelang kontraknya berakhir, dia memikirkan tentang masa depannya. Karena tidak ingin lagi bekerja di bawah orang lain, dia bertekad bulat untuk membangun usaha dengan membuka kios cendera mata (topi, arloji, sabuk, dll.) di teras Indomaret di dekat rumahnya. Lama kelamaan bisnisnya berkempang pesat, Agus dapat membuka kiosnya di seluruh Indomaret se-Banyuwangi, bahkan beberapa di Bondowoso, Situbondo dan Jember.
Oleh karena pikirannya selalu merasa ditantang oleh perkembangan bisnis, Agus melakukan istilahnya “pre-emptive strike” atau serangan pendahuluan, sebelum bisnisnya terkena disrupsi, Agus mengubah bisnisnya dengan menutup seluruh gerainya dengan mendirikan toko sendiri. Agar mendapatkan berkah tokonya dinamanakan “99 Jajag”, angka 99 didapat dari asmaul husna. Sebagai toko baru, Agus berupaya membranding tokonya dengan mengikuti event-event di Banyuwangi yang berpotensi mengumpulkan banyak orang. Yang ia lakukan tidak melulu direct selling tetapi menanamkan kesadaran merek (brand awarness) kepada khalayak yang hadir di event-event tersebut. Brand awarness mengenai nama dan keberadaan tokonya serta produk yang ditawarkan dilakukan melalui pemasangan umbul-umbul, banner, brosur, dll. di sekitar lokasi event. Selain itu dia melihat potensi buruh migran Indonesia yang berasal dari Banyuwangi dan sekitarnya sebagai konsumen yang potensial dengan menggandeng para pemimpin buruh migran sebagai ujung tombak promosi. Selain itu Agus juga memanfaatkan media sosial untuk branding dan marketing usahanya.
Dalam mengelola keuangan untuk kelangsungan bisnisnya, Agus membuat tiga pos, yaitu pos untuk konsumsi sehari-hari, pos untuk gaji dirinya, dan pos untuk investasi. Dengan pengelolaan tersebut, untuk membangun dan memperbesar bisnisnya, Agus hampir tidak tergantung pinjaman bank. Pada akhir-akhir ini selain memiliki toko grosir asesoris “99 Jajag”, berangkat dari kesukaannya atau hobinya nge-gym, Agus akhirnya juga membuka “99 Gym Jajag”.
Dari Kuliah tamu ini mahasiswa dapat memetik ilmu dan informasi tentang bagaimana memulai usaha, bagaimana harus cerdas membaca peluang, menghadapi ancaman dan tantangan. Agus dapat mengubah SWOT (Strengths, Weakness, Opportunities, Threats) menjadi SCOC (Strenghts, Challange, Oportunities, Challange) agar bisnisnya tetap bertahan dan berkembang.

 

Presiden Jokowi berpesan terhadap perguruan tinggi bahwa dalam menghadapi disrupsi dan perubahan di masa pandemi ini perguruan tinggi perlu menghadirkan praktisi dan pelaku industri dalam pelaksanaan belajar mengajar di kelas-kelas kuliah. Untuk itu matakuliah Pengantar Manajemen dan Kewirausahaan menggandeng pengusaha untuk mengisi Kuliah Tamu dengan tema “Belajar Bisnis dari Pengusaha”. Kuliah Tamu yang dihadari 87 mahasiswa Sastra Indonesia ini menghadirkan Agus 99 Jajag, seorang alumnus Prodi D3 Bahasa Inggris, Fakultas Sastra (FIB) UNEJ yang sukses menjadi pengusaha di kampung halamannya di Jajag, Banyuwangi.
Mahasiswa menyimak proses dan kiat-kiat Agus 99 Jajag dalam membangun bisnis from zero to hero. Agus memulai usaha dari keadaan “the power of kepepet”. Setelah mengirimkan 100 lamaran pekerjaan, dia diterima kerja di Telkomsel dengan posisi sebagai karyawan kontrak selama dua tahun. Saat menjelang kontraknya berakhir, dia memikirkan tentang masa depannya. Karena tidak ingin lagi bekerja di bawah orang lain, dia bertekad bulat untuk membangun usaha dengan membuka kios cendera mata (topi, arloji, sabuk, dll.) di teras Indomaret di dekat rumahnya. Lama kelamaan bisnisnya berkempang pesat, Agus dapat membuka kiosnya di seluruh Indomaret se-Banyuwangi, bahkan beberapa di Bondowoso, Situbondo dan Jember.
Oleh karena pikirannya selalu merasa ditantang oleh perkembangan bisnis, Agus melakukan istilahnya “pre-emptive strike” atau serangan pendahuluan, sebelum bisnisnya terkena disrupsi, Agus mengubah bisnisnya dengan menutup seluruh gerainya dengan mendirikan toko sendiri. Agar mendapatkan berkah tokonya dinamanakan “99 Jajag”, angka 99 didapat dari asmaul husna. Sebagai toko baru, Agus berupaya membranding tokonya dengan mengikuti event-event di Banyuwangi yang berpotensi mengumpulkan banyak orang. Yang ia lakukan tidak melulu direct selling tetapi menanamkan kesadaran merek (brand awarness) kepada khalayak yang hadir di event-event tersebut. Brand awarness mengenai nama dan keberadaan tokonya serta produk yang ditawarkan dilakukan melalui pemasangan umbul-umbul, banner, brosur, dll. di sekitar lokasi event. Selain itu dia melihat potensi buruh migran Indonesia yang berasal dari Banyuwangi dan sekitarnya sebagai konsumen yang potensial dengan menggandeng para pemimpin buruh migran sebagai ujung tombak promosi. Selain itu Agus juga memanfaatkan media sosial untuk branding dan marketing usahanya.
Dalam mengelola keuangan untuk kelangsungan bisnisnya, Agus membuat tiga pos, yaitu pos untuk konsumsi sehari-hari, pos untuk gaji dirinya, dan pos untuk investasi. Dengan pengelolaan tersebut, untuk membangun dan memperbesar bisnisnya, Agus hampir tidak tergantung pinjaman bank. Pada akhir-akhir ini selain memiliki toko grosir asesoris “99 Jajag”, berangkat dari kesukaannya atau hobinya nge-gym, Agus akhirnya juga membuka “99 Gym Jajag”.
Dari Kuliah tamu ini mahasiswa dapat memetik ilmu dan informasi tentang bagaimana memulai usaha, bagaimana harus cerdas membaca peluang, menghadapi ancaman dan tantangan. Agus dapat mengubah SWOT (Strengths, Weakness, Opportunities, Threats) menjadi SCOC (Strenghts, Challange, Oportunities, Challange) agar bisnisnya tetap bertahan dan berkembang.

 

 

Presiden Jokowi berpesan terhadap perguruan tinggi bahwa dalam menghadapi disrupsi dan perubahan di masa pandemi ini perguruan tinggi perlu menghadirkan praktisi dan pelaku industri dalam pelaksanaan belajar mengajar di kelas-kelas kuliah. Untuk itu matakuliah Pengantar Manajemen dan Kewirausahaan menggandeng pengusaha untuk mengisi Kuliah Tamu dengan tema “Belajar Bisnis dari Pengusaha”. Kuliah Tamu yang dihadari 87 mahasiswa Sastra Indonesia ini menghadirkan Agus 99 Jajag, seorang alumnus Prodi D3 Bahasa Inggris, Fakultas Sastra (FIB) UNEJ yang sukses menjadi pengusaha di kampung halamannya di Jajag, Banyuwangi.
Mahasiswa menyimak proses dan kiat-kiat Agus 99 Jajag dalam membangun bisnis from zero to hero. Agus memulai usaha dari keadaan “the power of kepepet”. Setelah mengirimkan 100 lamaran pekerjaan, dia diterima kerja di Telkomsel dengan posisi sebagai karyawan kontrak selama dua tahun. Saat menjelang kontraknya berakhir, dia memikirkan tentang masa depannya. Karena tidak ingin lagi bekerja di bawah orang lain, dia bertekad bulat untuk membangun usaha dengan membuka kios cendera mata (topi, arloji, sabuk, dll.) di teras Indomaret di dekat rumahnya. Lama kelamaan bisnisnya berkempang pesat, Agus dapat membuka kiosnya di seluruh Indomaret se-Banyuwangi, bahkan beberapa di Bondowoso, Situbondo dan Jember.
Oleh karena pikirannya selalu merasa ditantang oleh perkembangan bisnis, Agus melakukan istilahnya “pre-emptive strike” atau serangan pendahuluan, sebelum bisnisnya terkena disrupsi, Agus mengubah bisnisnya dengan menutup seluruh gerainya dengan mendirikan toko sendiri. Agar mendapatkan berkah tokonya dinamanakan “99 Jajag”, angka 99 didapat dari asmaul husna. Sebagai toko baru, Agus berupaya membranding tokonya dengan mengikuti event-event di Banyuwangi yang berpotensi mengumpulkan banyak orang. Yang ia lakukan tidak melulu direct selling tetapi menanamkan kesadaran merek (brand awarness) kepada khalayak yang hadir di event-event tersebut. Brand awarness mengenai nama dan keberadaan tokonya serta produk yang ditawarkan dilakukan melalui pemasangan umbul-umbul, banner, brosur, dll. di sekitar lokasi event. Selain itu dia melihat potensi buruh migran Indonesia yang berasal dari Banyuwangi dan sekitarnya sebagai konsumen yang potensial dengan menggandeng para pemimpin buruh migran sebagai ujung tombak promosi. Selain itu Agus juga memanfaatkan media sosial untuk branding dan marketing usahanya.
Dalam mengelola keuangan untuk kelangsungan bisnisnya, Agus membuat tiga pos, yaitu pos untuk konsumsi sehari-hari, pos untuk gaji dirinya, dan pos untuk investasi. Dengan pengelolaan tersebut, untuk membangun dan memperbesar bisnisnya, Agus hampir tidak tergantung pinjaman bank. Pada akhir-akhir ini selain memiliki toko grosir asesoris “99 Jajag”, berangkat dari kesukaannya atau hobinya nge-gym, Agus akhirnya juga membuka “99 Gym Jajag”.
Dari Kuliah tamu ini mahasiswa dapat memetik ilmu dan informasi tentang bagaimana memulai usaha, bagaimana harus cerdas membaca peluang, menghadapi ancaman dan tantangan. Agus dapat mengubah SWOT (Strengths, Weakness, Opportunities, Threats) menjadi SCOC (Strenghts, Challange, Oportunities, Challange) agar bisnisnya tetap bertahan dan berkembang.

 

Presiden Jokowi berpesan terhadap perguruan tinggi bahwa dalam menghadapi disrupsi dan perubahan di masa pandemi ini perguruan tinggi perlu menghadirkan praktisi dan pelaku industri dalam pelaksanaan belajar mengajar di kelas-kelas kuliah. Untuk itu matakuliah Pengantar Manajemen dan Kewirausahaan menggandeng pengusaha untuk mengisi Kuliah Tamu dengan tema “Belajar Bisnis dari Pengusaha”. Kuliah Tamu yang dihadari 87 mahasiswa Sastra Indonesia ini menghadirkan Agus 99 Jajag, seorang alumnus Prodi D3 Bahasa Inggris, Fakultas Sastra (FIB) UNEJ yang sukses menjadi pengusaha di kampung halamannya di Jajag, Banyuwangi.
Mahasiswa menyimak proses dan kiat-kiat Agus 99 Jajag dalam membangun bisnis from zero to hero. Agus memulai usaha dari keadaan “the power of kepepet”. Setelah mengirimkan 100 lamaran pekerjaan, dia diterima kerja di Telkomsel dengan posisi sebagai karyawan kontrak selama dua tahun. Saat menjelang kontraknya berakhir, dia memikirkan tentang masa depannya. Karena tidak ingin lagi bekerja di bawah orang lain, dia bertekad bulat untuk membangun usaha dengan membuka kios cendera mata (topi, arloji, sabuk, dll.) di teras Indomaret di dekat rumahnya. Lama kelamaan bisnisnya berkempang pesat, Agus dapat membuka kiosnya di seluruh Indomaret se-Banyuwangi, bahkan beberapa di Bondowoso, Situbondo dan Jember.
Oleh karena pikirannya selalu merasa ditantang oleh perkembangan bisnis, Agus melakukan istilahnya “pre-emptive strike” atau serangan pendahuluan, sebelum bisnisnya terkena disrupsi, Agus mengubah bisnisnya dengan menutup seluruh gerainya dengan mendirikan toko sendiri. Agar mendapatkan berkah tokonya dinamanakan “99 Jajag”, angka 99 didapat dari asmaul husna. Sebagai toko baru, Agus berupaya membranding tokonya dengan mengikuti event-event di Banyuwangi yang berpotensi mengumpulkan banyak orang. Yang ia lakukan tidak melulu direct selling tetapi menanamkan kesadaran merek (brand awarness) kepada khalayak yang hadir di event-event tersebut. Brand awarness mengenai nama dan keberadaan tokonya serta produk yang ditawarkan dilakukan melalui pemasangan umbul-umbul, banner, brosur, dll. di sekitar lokasi event. Selain itu dia melihat potensi buruh migran Indonesia yang berasal dari Banyuwangi dan sekitarnya sebagai konsumen yang potensial dengan menggandeng para pemimpin buruh migran sebagai ujung tombak promosi. Selain itu Agus juga memanfaatkan media sosial untuk branding dan marketing usahanya.
Dalam mengelola keuangan untuk kelangsungan bisnisnya, Agus membuat tiga pos, yaitu pos untuk konsumsi sehari-hari, pos untuk gaji dirinya, dan pos untuk investasi. Dengan pengelolaan tersebut, untuk membangun dan memperbesar bisnisnya, Agus hampir tidak tergantung pinjaman bank. Pada akhir-akhir ini selain memiliki toko grosir asesoris “99 Jajag”, berangkat dari kesukaannya atau hobinya nge-gym, Agus akhirnya juga membuka “99 Gym Jajag”.
Dari Kuliah tamu ini mahasiswa dapat memetik ilmu dan informasi tentang bagaimana memulai usaha, bagaimana harus cerdas membaca peluang, menghadapi ancaman dan tantangan. Agus dapat mengubah SWOT (Strengths, Weakness, Opportunities, Threats) menjadi SCOC (Strenghts, Challange, Oportunities, Challange) agar bisnisnya tetap bertahan dan berkembang.

 

Presiden Jokowi berpesan terhadap perguruan tinggi bahwa dalam menghadapi disrupsi dan perubahan di masa pandemi ini perguruan tinggi perlu menghadirkan praktisi dan pelaku industri dalam pelaksanaan belajar mengajar di kelas-kelas kuliah. Untuk itu matakuliah Pengantar Manajemen dan Kewirausahaan menggandeng pengusaha untuk mengisi Kuliah Tamu dengan tema “Belajar Bisnis dari Pengusaha”. Kuliah Tamu yang dihadari 87 mahasiswa Sastra Indonesia ini menghadirkan Agus 99 Jajag, seorang alumnus Prodi D3 Bahasa Inggris, Fakultas Sastra (FIB) UNEJ yang sukses menjadi pengusaha di kampung halamannya di Jajag, Banyuwangi.
Mahasiswa menyimak proses dan kiat-kiat Agus 99 Jajag dalam membangun bisnis from zero to hero. Agus memulai usaha dari keadaan “the power of kepepet”. Setelah mengirimkan 100 lamaran pekerjaan, dia diterima kerja di Telkomsel dengan posisi sebagai karyawan kontrak selama dua tahun. Saat menjelang kontraknya berakhir, dia memikirkan tentang masa depannya. Karena tidak ingin lagi bekerja di bawah orang lain, dia bertekad bulat untuk membangun usaha dengan membuka kios cendera mata (topi, arloji, sabuk, dll.) di teras Indomaret di dekat rumahnya. Lama kelamaan bisnisnya berkempang pesat, Agus dapat membuka kiosnya di seluruh Indomaret se-Banyuwangi, bahkan beberapa di Bondowoso, Situbondo dan Jember.
Oleh karena pikirannya selalu merasa ditantang oleh perkembangan bisnis, Agus melakukan istilahnya “pre-emptive strike” atau serangan pendahuluan, sebelum bisnisnya terkena disrupsi, Agus mengubah bisnisnya dengan menutup seluruh gerainya dengan mendirikan toko sendiri. Agar mendapatkan berkah tokonya dinamanakan “99 Jajag”, angka 99 didapat dari asmaul husna. Sebagai toko baru, Agus berupaya membranding tokonya dengan mengikuti event-event di Banyuwangi yang berpotensi mengumpulkan banyak orang. Yang ia lakukan tidak melulu direct selling tetapi menanamkan kesadaran merek (brand awarness) kepada khalayak yang hadir di event-event tersebut. Brand awarness mengenai nama dan keberadaan tokonya serta produk yang ditawarkan dilakukan melalui pemasangan umbul-umbul, banner, brosur, dll. di sekitar lokasi event. Selain itu dia melihat potensi buruh migran Indonesia yang berasal dari Banyuwangi dan sekitarnya sebagai konsumen yang potensial dengan menggandeng para pemimpin buruh migran sebagai ujung tombak promosi. Selain itu Agus juga memanfaatkan media sosial untuk branding dan marketing usahanya.
Dalam mengelola keuangan untuk kelangsungan bisnisnya, Agus membuat tiga pos, yaitu pos untuk konsumsi sehari-hari, pos untuk gaji dirinya, dan pos untuk investasi. Dengan pengelolaan tersebut, untuk membangun dan memperbesar bisnisnya, Agus hampir tidak tergantung pinjaman bank. Pada akhir-akhir ini selain memiliki toko grosir asesoris “99 Jajag”, berangkat dari kesukaannya atau hobinya nge-gym, Agus akhirnya juga membuka “99 Gym Jajag”.
Dari Kuliah tamu ini mahasiswa dapat memetik ilmu dan informasi tentang bagaimana memulai usaha, bagaimana harus cerdas membaca peluang, menghadapi ancaman dan tantangan. Agus dapat mengubah SWOT (Strengths, Weakness, Opportunities, Threats) menjadi SCOC (Strenghts, Challange, Oportunities, Challange) agar bisnisnya tetap bertahan dan berkembang.

Presiden Jokowi berpesan terhadap perguruan tinggi bahwa dalam menghadapi disrupsi dan perubahan di masa pandemi ini perguruan tinggi perlu menghadirkan praktisi dan pelaku industri dalam pelaksanaan belajar mengajar di kelas-kelas kuliah. Untuk itu matakuliah Pengantar Manajemen dan Kewirausahaan menggandeng pengusaha untuk mengisi Kuliah Tamu dengan tema “Belajar Bisnis dari Pengusaha”. Kuliah Tamu yang dihadari 87 mahasiswa Sastra Indonesia ini menghadirkan Agus 99 Jajag, seorang alumnus Prodi D3 Bahasa Inggris, Fakultas Sastra (FIB) UNEJ yang sukses menjadi pengusaha di kampung halamannya di Jajag, Banyuwangi.
Mahasiswa menyimak proses dan kiat-kiat Agus 99 Jajag dalam membangun bisnis from zero to hero. Agus memulai usaha dari keadaan “the power of kepepet”. Setelah mengirimkan 100 lamaran pekerjaan, dia diterima kerja di Telkomsel dengan posisi sebagai karyawan kontrak selama dua tahun. Saat menjelang kontraknya berakhir, dia memikirkan tentang masa depannya. Karena tidak ingin lagi bekerja di bawah orang lain, dia bertekad bulat untuk membangun usaha dengan membuka Kios Jam tangan dan Kacamata di teras Indomaret di dekat rumahnya. Lama kelamaan bisnisnya berkempang pesat, Agus dapat membuka kiosnya di seluruh Indomaret se-Banyuwangi, bahkan beberapa di Bondowoso, Situbondo dan Jember.
Oleh karena pikirannya selalu merasa ditantang oleh perkembangan bisnis, Agus melakukan istilahnya “pre-emptive strike” atau serangan pendahuluan, sebelum bisnisnya terkena disrupsi, Agus mengubah bisnisnya dengan menutup seluruh gerainya dengan mendirikan toko sendiri. Agar mendapatkan berkah tokonya dinamanakan “99 Jajag”, angka 99 didapat dari asmaul husna. Sebagai toko baru, Agus berupaya membranding tokonya dengan mengikuti event-event di Banyuwangi yang berpotensi mengumpulkan banyak orang. Yang ia lakukan tidak melulu direct selling tetapi menanamkan kesadaran merek (brand awarness) kepada khalayak yang hadir di event-event tersebut. Brand awarness mengenai nama dan keberadaan tokonya serta produk yang ditawarkan dilakukan melalui pemasangan umbul-umbul, banner, brosur, dll. di sekitar lokasi event. Selain itu dia melihat potensi buruh migran Indonesia yang berasal dari Banyuwangi dan sekitarnya sebagai konsumen yang potensial dengan menggandeng para pemimpin buruh migran sebagai ujung tombak promosi. Selain itu Agus juga memanfaatkan media sosial untuk branding dan marketing usahanya.
Dalam mengelola keuangan untuk kelangsungan bisnisnya, Agus membuat tiga pos, yaitu pos untuk konsumsi sehari-hari, pos untuk gaji dirinya, dan pos untuk investasi. Dengan pengelolaan tersebut, untuk membangun dan memperbesar bisnisnya, Agus hampir tidak tergantung pinjaman bank. Pada akhir-akhir ini selain memiliki toko grosir asesoris “99 Jajag”, berangkat dari kesukaannya atau hobinya nge-gym, Agus akhirnya juga membuka “99 Gym Jajag”.
Dari Kuliah tamu ini mahasiswa dapat memetik ilmu dan informasi tentang bagaimana memulai usaha, bagaimana harus cerdas membaca peluang, menghadapi ancaman dan tantangan. Agus dapat mengubah SWOT (Strengths, Weakness, Opportunities, Threats) menjadi SCOC (Strenghts, Challange, Oportunities, Challange) agar bisnisnya tetap bertahan dan berkembang.

Presiden Jokowi berpesan terhadap perguruan tinggi bahwa dalam menghadapi disrupsi dan perubahan di masa pandemi ini perguruan tinggi perlu menghadirkan praktisi dan pelaku industri dalam pelaksanaan belajar mengajar di kelas-kelas kuliah. Untuk itu matakuliah Pengantar Manajemen dan Kewirausahaan menggandeng pengusaha untuk mengisi Kuliah Tamu dengan tema “Belajar Bisnis dari Pengusaha”. Kuliah Tamu yang dihadari 87 mahasiswa Sastra Indonesia ini menghadirkan Agus 99 Jajag, seorang alumnus Prodi D3 Bahasa Inggris, Fakultas Sastra (FIB) UNEJ yang sukses menjadi pengusaha di kampung halamannya di Jajag, Banyuwangi.
Mahasiswa menyimak proses dan kiat-kiat Agus 99 Jajag dalam membangun bisnis from zero to hero. Agus memulai usaha dari keadaan “the power of kepepet”. Setelah mengirimkan 100 lamaran pekerjaan, dia diterima kerja di Telkomsel dengan posisi sebagai karyawan kontrak selama dua tahun. Saat menjelang kontraknya berakhir, dia memikirkan tentang masa depannya. Karena tidak ingin lagi bekerja di bawah orang lain, dia bertekad bulat untuk membangun usaha dengan membuka kios cendera mata (topi, arloji, sabuk, dll.) di teras Indomaret di dekat rumahnya. Lama kelamaan bisnisnya berkempang pesat, Agus dapat membuka kiosnya di seluruh Indomaret se-Banyuwangi, bahkan beberapa di Bondowoso, Situbondo dan Jember.
Oleh karena pikirannya selalu merasa ditantang oleh perkembangan bisnis, Agus melakukan istilahnya “pre-emptive strike” atau serangan pendahuluan, sebelum bisnisnya terkena disrupsi, Agus mengubah bisnisnya dengan menutup seluruh gerainya dengan mendirikan toko sendiri. Agar mendapatkan berkah tokonya dinamanakan “99 Jajag”, angka 99 didapat dari asmaul husna. Sebagai toko baru, Agus berupaya membranding tokonya dengan mengikuti event-event di Banyuwangi yang berpotensi mengumpulkan banyak orang. Yang ia lakukan tidak melulu direct selling tetapi menanamkan kesadaran merek (brand awarness) kepada khalayak yang hadir di event-event tersebut. Brand awarness mengenai nama dan keberadaan tokonya serta produk yang ditawarkan dilakukan melalui pemasangan umbul-umbul, banner, brosur, dll. di sekitar lokasi event. Selain itu dia melihat potensi buruh migran Indonesia yang berasal dari Banyuwangi dan sekitarnya sebagai konsumen yang potensial dengan menggandeng para pemimpin buruh migran sebagai ujung tombak promosi. Selain itu Agus juga memanfaatkan media sosial untuk branding dan marketing usahanya.
Dalam mengelola keuangan untuk kelangsungan bisnisnya, Agus membuat tiga pos, yaitu pos untuk konsumsi sehari-hari, pos untuk gaji dirinya, dan pos untuk investasi. Dengan pengelolaan tersebut, untuk membangun dan memperbesar bisnisnya, Agus hampir tidak tergantung pinjaman bank. Pada akhir-akhir ini selain memiliki toko grosir asesoris “99 Jajag”, berangkat dari kesukaannya atau hobinya nge-gym, Agus akhirnya juga membuka “99 Gym Jajag”.
Dari Kuliah tamu ini mahasiswa dapat memetik ilmu dan informasi tentang bagaimana memulai usaha, bagaimana harus cerdas membaca peluang, menghadapi ancaman dan tantangan. Agus dapat mengubah SWOT (Strengths, Weakness, Opportunities, Threats) menjadi SCOC (Strenghts, Challange, Oportunities, Challange) agar bisnisnya tetap bertahan dan berkembang.

Presiden Jokowi berpesan terhadap perguruan tinggi bahwa dalam menghadapi disrupsi dan perubahan di masa pandemi ini perguruan tinggi perlu menghadirkan praktisi dan pelaku industri dalam pelaksanaan belajar mengajar di kelas-kelas kuliah. Untuk itu matakuliah Pengantar Manajemen dan Kewirausahaan menggandeng pengusaha untuk mengisi Kuliah Tamu dengan tema “Belajar Bisnis dari Pengusaha”. Kuliah Tamu yang dihadari 87 mahasiswa Sastra Indonesia ini menghadirkan Agus 99 Jajag, seorang alumnus Prodi D3 Bahasa Inggris, Fakultas Sastra (FIB) UNEJ yang sukses menjadi pengusaha di kampung halamannya di Jajag, Banyuwangi.
Mahasiswa menyimak proses dan kiat-kiat Agus 99 Jajag dalam membangun bisnis from zero to hero. Agus memulai usaha dari keadaan “the power of kepepet”. Setelah mengirimkan 100 lamaran pekerjaan, dia diterima kerja di Telkomsel dengan posisi sebagai karyawan kontrak selama dua tahun. Saat menjelang kontraknya berakhir, dia memikirkan tentang masa depannya. Karena tidak ingin lagi bekerja di bawah orang lain, dia bertekad bulat untuk membangun usaha dengan membuka Kios Jam Tangan dan Kacamata di teras Indomaret di dekat rumahnya. Lama kelamaan bisnisnya berkempang pesat, Agus dapat membuka kiosnya di seluruh Indomaret se-Banyuwangi, bahkan beberapa di Bondowoso, Situbondo dan Jember.
Oleh karena pikirannya selalu merasa ditantang oleh perkembangan bisnis, Agus melakukan istilahnya “pre-emptive strike” atau serangan pendahuluan, sebelum bisnisnya terkena disrupsi, Agus mengubah bisnisnya dengan menutup seluruh gerainya dengan mendirikan toko sendiri. Agar mendapatkan berkah tokonya dinamanakan “99 Jajag”, angka 99 didapat dari asmaul husna. Sebagai toko baru, Agus berupaya membranding tokonya dengan mengikuti event-event di Banyuwangi yang berpotensi mengumpulkan banyak orang. Yang ia lakukan tidak melulu direct selling tetapi menanamkan kesadaran merek (brand awarness) kepada khalayak yang hadir di event-event tersebut. Brand awarness mengenai nama dan keberadaan tokonya serta produk yang ditawarkan dilakukan melalui pemasangan umbul-umbul, banner, brosur, dll. di sekitar lokasi event. Selain itu dia melihat potensi buruh migran Indonesia yang berasal dari Banyuwangi dan sekitarnya sebagai konsumen yang potensial dengan menggandeng para pemimpin buruh migran sebagai ujung tombak promosi. Selain itu Agus juga memanfaatkan media sosial untuk branding dan marketing usahanya.
Dalam mengelola keuangan untuk kelangsungan bisnisnya, Agus membuat tiga pos, yaitu pos untuk konsumsi sehari-hari, pos untuk gaji dirinya, dan pos untuk investasi. Dengan pengelolaan tersebut, untuk membangun dan memperbesar bisnisnya, Agus hampir tidak tergantung pinjaman bank. Pada akhir-akhir ini selain memiliki toko grosir asesoris “99 Jajag”, berangkat dari kesukaannya atau hobinya nge-gym, Agus akhirnya juga membuka “99 Gym Jajag”.
Dari Kuliah tamu ini mahasiswa dapat memetik ilmu dan informasi tentang bagaimana memulai usaha, bagaimana harus cerdas membaca peluang, menghadapi ancaman dan tantangan. Agus dapat mengubah SWOT (Strengths, Weakness, Opportunities, Threats) menjadi SCOC (Strenghts, Challange, Oportunities, Challange) agar bisnisnya tetap bertahan dan berkembang.

 

Presiden Jokowi berpesan terhadap perguruan tinggi bahwa dalam menghadapi disrupsi dan perubahan di masa pandemi ini perguruan tinggi perlu menghadirkan praktisi dan pelaku industri dalam pelaksanaan belajar mengajar di kelas-kelas kuliah. Untuk itu matakuliah Pengantar Manajemen dan Kewirausahaan menggandeng pengusaha untuk mengisi Kuliah Tamu dengan tema “Belajar Bisnis dari Pengusaha”. Kuliah Tamu yang dihadari 87 mahasiswa Sastra Indonesia ini menghadirkan Agus 99 Jajag, seorang alumnus Prodi D3 Bahasa Inggris, Fakultas Sastra (FIB) UNEJ yang sukses menjadi pengusaha di kampung halamannya di Jajag, Banyuwangi.
Mahasiswa menyimak proses dan kiat-kiat Agus 99 Jajag dalam membangun bisnis from zero to hero. Agus memulai usaha dari keadaan “the power of kepepet”. Setelah mengirimkan 100 lamaran pekerjaan, dia diterima kerja di Telkomsel dengan posisi sebagai karyawan kontrak selama dua tahun. Saat menjelang kontraknya berakhir, dia memikirkan tentang masa depannya. Karena tidak ingin lagi bekerja di bawah orang lain, dia bertekad bulat untuk membangun usaha dengan membuka kios cendera mata (topi, arloji, sabuk, dll.) di teras Indomaret di dekat rumahnya. Lama kelamaan bisnisnya berkempang pesat, Agus dapat membuka kiosnya di seluruh Indomaret se-Banyuwangi, bahkan beberapa di Bondowoso, Situbondo dan Jember.
Oleh karena pikirannya selalu merasa ditantang oleh perkembangan bisnis, Agus melakukan istilahnya “pre-emptive strike” atau serangan pendahuluan, sebelum bisnisnya terkena disrupsi, Agus mengubah bisnisnya dengan menutup seluruh gerainya dengan mendirikan toko sendiri. Agar mendapatkan berkah tokonya dinamanakan “99 Jajag”, angka 99 didapat dari asmaul husna. Sebagai toko baru, Agus berupaya membranding tokonya dengan mengikuti event-event di Banyuwangi yang berpotensi mengumpulkan banyak orang. Yang ia lakukan tidak melulu direct selling tetapi menanamkan kesadaran merek (brand awarness) kepada khalayak yang hadir di event-event tersebut. Brand awarness mengenai nama dan keberadaan tokonya serta produk yang ditawarkan dilakukan melalui pemasangan umbul-umbul, banner, brosur, dll. di sekitar lokasi event. Selain itu dia melihat potensi buruh migran Indonesia yang berasal dari Banyuwangi dan sekitarnya sebagai konsumen yang potensial dengan menggandeng para pemimpin buruh migran sebagai ujung tombak promosi. Selain itu Agus juga memanfaatkan media sosial untuk branding dan marketing usahanya.
Dalam mengelola keuangan untuk kelangsungan bisnisnya, Agus membuat tiga pos, yaitu pos untuk konsumsi sehari-hari, pos untuk gaji dirinya, dan pos untuk investasi. Dengan pengelolaan tersebut, untuk membangun dan memperbesar bisnisnya, Agus hampir tidak tergantung pinjaman bank. Pada akhir-akhir ini selain memiliki toko grosir asesoris “99 Jajag”, berangkat dari kesukaannya atau hobinya nge-gym, Agus akhirnya juga membuka “99 Gym Jajag”.
Dari Kuliah tamu ini mahasiswa dapat memetik ilmu dan informasi tentang bagaimana memulai usaha, bagaimana harus cerdas membaca peluang, menghadapi ancaman dan tantangan. Agus dapat mengubah SWOT (Strengths, Weakness, Opportunities, Threats) menjadi SCOC (Strenghts, Challange, Oportunities, Challange) agar bisnisnya tetap bertahan dan berkembang.

Presiden Jokowi berpesan terhadap perguruan tinggi bahwa dalam menghadapi disrupsi dan perubahan di masa pandemi ini perguruan tinggi perlu menghadirkan praktisi dan pelaku industri dalam pelaksanaan belajar mengajar di kelas-kelas kuliah. Untuk itu matakuliah Pengantar Manajemen dan Kewirausahaan menggandeng pengusaha untuk mengisi Kuliah Tamu dengan tema “Belajar Bisnis dari Pengusaha”. Kuliah Tamu yang dihadari 87 mahasiswa Sastra Indonesia ini menghadirkan Agus 99 Jajag, seorang alumnus Prodi D3 Bahasa Inggris, Fakultas Sastra (FIB) UNEJ yang sukses menjadi pengusaha di kampung halamannya di Jajag, Banyuwangi.
Mahasiswa menyimak proses dan kiat-kiat Agus 99 Jajag dalam membangun bisnis from zero to hero. Agus memulai usaha dari keadaan “the power of kepepet”. Setelah mengirimkan 100 lamaran pekerjaan, dia diterima kerja di Telkomsel dengan posisi sebagai karyawan kontrak selama dua tahun. Saat menjelang kontraknya berakhir, dia memikirkan tentang masa depannya. Karena tidak ingin lagi bekerja di bawah orang lain, dia bertekad bulat untuk membangun usaha dengan membuka kios cendera mata (topi, arloji, sabuk, dll.) di teras Indomaret di dekat rumahnya. Lama kelamaan bisnisnya berkempang pesat, Agus dapat membuka kiosnya di seluruh Indomaret se-Banyuwangi, bahkan beberapa di Bondowoso, Situbondo dan Jember.
Oleh karena pikirannya selalu merasa ditantang oleh perkembangan bisnis, Agus melakukan istilahnya “pre-emptive strike” atau serangan pendahuluan, sebelum bisnisnya terkena disrupsi, Agus mengubah bisnisnya dengan menutup seluruh gerainya dengan mendirikan toko sendiri. Agar mendapatkan berkah tokonya dinamanakan “99 Jajag”, angka 99 didapat dari asmaul husna. Sebagai toko baru, Agus berupaya membranding tokonya dengan mengikuti event-event di Banyuwangi yang berpotensi mengumpulkan banyak orang. Yang ia lakukan tidak melulu direct selling tetapi menanamkan kesadaran merek (brand awarness) kepada khalayak yang hadir di event-event tersebut. Brand awarness mengenai nama dan keberadaan tokonya serta produk yang ditawarkan dilakukan melalui pemasangan umbul-umbul, banner, brosur, dll. di sekitar lokasi event. Selain itu dia melihat potensi buruh migran Indonesia yang berasal dari Banyuwangi dan sekitarnya sebagai konsumen yang potensial dengan menggandeng para pemimpin buruh migran sebagai ujung tombak promosi. Selain itu Agus juga memanfaatkan media sosial untuk branding dan marketing usahanya.
Dalam mengelola keuangan untuk kelangsungan bisnisnya, Agus membuat tiga pos, yaitu pos untuk konsumsi sehari-hari, pos untuk gaji dirinya, dan pos untuk investasi. Dengan pengelolaan tersebut, untuk membangun dan memperbesar bisnisnya, Agus hampir tidak tergantung pinjaman bank. Pada akhir-akhir ini selain memiliki toko grosir asesoris “99 Jajag”, berangkat dari kesukaannya atau hobinya nge-gym, Agus akhirnya juga membuka “99 Gym Jajag”.
Dari Kuliah tamu ini mahasiswa dapat memetik ilmu dan informasi tentang bagaimana memulai usaha, bagaimana harus cerdas membaca peluang, menghadapi ancaman dan tantangan. Agus dapat mengubah SWOT (Strengths, Weakness, Opportunities, Threats) menjadi SCOC (Strenghts, Challange, Oportunities, Challange) agar bisnisnya tetap bertahan dan berkembang.

 

 

Presiden Jokowi berpesan terhadap perguruan tinggi bahwa dalam menghadapi disrupsi dan perubahan di masa pandemi ini perguruan tinggi perlu menghadirkan praktisi dan pelaku industri dalam pelaksanaan belajar mengajar di kelas-kelas kuliah. Untuk itu matakuliah Pengantar Manajemen dan Kewirausahaan menggandeng pengusaha untuk mengisi Kuliah Tamu dengan tema “Belajar Bisnis dari Pengusaha”. Kuliah Tamu yang dihadari 87 mahasiswa Sastra Indonesia ini menghadirkan Agus 99 Jajag, seorang alumnus Prodi D3 Bahasa Inggris, Fakultas Sastra (FIB) UNEJ yang sukses menjadi pengusaha di kampung halamannya di Jajag, Banyuwangi.
Mahasiswa menyimak proses dan kiat-kiat Agus 99 Jajag dalam membangun bisnis from zero to hero. Agus memulai usaha dari keadaan “the power of kepepet”. Setelah mengirimkan 100 lamaran pekerjaan, dia diterima kerja di Telkomsel dengan posisi sebagai karyawan kontrak selama dua tahun. Saat menjelang kontraknya berakhir, dia memikirkan tentang masa depannya. Karena tidak ingin lagi bekerja di bawah orang lain, dia bertekad bulat untuk membangun usaha dengan membuka kios cendera mata (topi, arloji, sabuk, dll.) di teras Indomaret di dekat rumahnya. Lama kelamaan bisnisnya berkempang pesat, Agus dapat membuka kiosnya di seluruh Indomaret se-Banyuwangi, bahkan beberapa di Bondowoso, Situbondo dan Jember.
Oleh karena pikirannya selalu merasa ditantang oleh perkembangan bisnis, Agus melakukan istilahnya “pre-emptive strike” atau serangan pendahuluan, sebelum bisnisnya terkena disrupsi, Agus mengubah bisnisnya dengan menutup seluruh gerainya dengan mendirikan toko sendiri. Agar mendapatkan berkah tokonya dinamanakan “99 Jajag”, angka 99 didapat dari asmaul husna. Sebagai toko baru, Agus berupaya membranding tokonya dengan mengikuti event-event di Banyuwangi yang berpotensi mengumpulkan banyak orang. Yang ia lakukan tidak melulu direct selling tetapi menanamkan kesadaran merek (brand awarness) kepada khalayak yang hadir di event-event tersebut. Brand awarness mengenai nama dan keberadaan tokonya serta produk yang ditawarkan dilakukan melalui pemasangan umbul-umbul, banner, brosur, dll. di sekitar lokasi event. Selain itu dia melihat potensi buruh migran Indonesia yang berasal dari Banyuwangi dan sekitarnya sebagai konsumen yang potensial dengan menggandeng para pemimpin buruh migran sebagai ujung tombak promosi. Selain itu Agus juga memanfaatkan media sosial untuk branding dan marketing usahanya.
Dalam mengelola keuangan untuk kelangsungan bisnisnya, Agus membuat tiga pos, yaitu pos untuk konsumsi sehari-hari, pos untuk gaji dirinya, dan pos untuk investasi. Dengan pengelolaan tersebut, untuk membangun dan memperbesar bisnisnya, Agus hampir tidak tergantung pinjaman bank. Pada akhir-akhir ini selain memiliki toko grosir asesoris “99 Jajag”, berangkat dari kesukaannya atau hobinya nge-gym, Agus akhirnya juga membuka “99 Gym Jajag”.
Dari Kuliah tamu ini mahasiswa dapat memetik ilmu dan informasi tentang bagaimana memulai usaha, bagaimana harus cerdas membaca peluang, menghadapi ancaman dan tantangan. Agus dapat mengubah SWOT (Strengths, Weakness, Opportunities, Threats) menjadi SCOC (Strenghts, Challange, Oportunities, Challange) agar bisnisnya tetap bertahan dan berkembang.

 

Presiden Jokowi berpesan terhadap perguruan tinggi bahwa dalam menghadapi disrupsi dan perubahan di masa pandemi ini perguruan tinggi perlu menghadirkan praktisi dan pelaku industri dalam pelaksanaan belajar mengajar di kelas-kelas kuliah. Untuk itu matakuliah Pengantar Manajemen dan Kewirausahaan menggandeng pengusaha untuk mengisi Kuliah Tamu dengan tema “Belajar Bisnis dari Pengusaha”. Kuliah Tamu yang dihadari 87 mahasiswa Sastra Indonesia ini menghadirkan Agus 99 Jajag, seorang alumnus Prodi D3 Bahasa Inggris, Fakultas Sastra (FIB) UNEJ yang sukses menjadi pengusaha di kampung halamannya di Jajag, Banyuwangi.
Mahasiswa menyimak proses dan kiat-kiat Agus 99 Jajag dalam membangun bisnis from zero to hero. Agus memulai usaha dari keadaan “the power of kepepet”. Setelah mengirimkan 100 lamaran pekerjaan, dia diterima kerja di Telkomsel dengan posisi sebagai karyawan kontrak selama dua tahun. Saat menjelang kontraknya berakhir, dia memikirkan tentang masa depannya. Karena tidak ingin lagi bekerja di bawah orang lain, dia bertekad bulat untuk membangun usaha dengan membuka kios cendera mata (topi, arloji, sabuk, dll.) di teras Indomaret di dekat rumahnya. Lama kelamaan bisnisnya berkempang pesat, Agus dapat membuka kiosnya di seluruh Indomaret se-Banyuwangi, bahkan beberapa di Bondowoso, Situbondo dan Jember.
Oleh karena pikirannya selalu merasa ditantang oleh perkembangan bisnis, Agus melakukan istilahnya “pre-emptive strike” atau serangan pendahuluan, sebelum bisnisnya terkena disrupsi, Agus mengubah bisnisnya dengan menutup seluruh gerainya dengan mendirikan toko sendiri. Agar mendapatkan berkah tokonya dinamanakan “99 Jajag”, angka 99 didapat dari asmaul husna. Sebagai toko baru, Agus berupaya membranding tokonya dengan mengikuti event-event di Banyuwangi yang berpotensi mengumpulkan banyak orang. Yang ia lakukan tidak melulu direct selling tetapi menanamkan kesadaran merek (brand awarness) kepada khalayak yang hadir di event-event tersebut. Brand awarness mengenai nama dan keberadaan tokonya serta produk yang ditawarkan dilakukan melalui pemasangan umbul-umbul, banner, brosur, dll. di sekitar lokasi event. Selain itu dia melihat potensi buruh migran Indonesia yang berasal dari Banyuwangi dan sekitarnya sebagai konsumen yang potensial dengan menggandeng para pemimpin buruh migran sebagai ujung tombak promosi. Selain itu Agus juga memanfaatkan media sosial untuk branding dan marketing usahanya.
Dalam mengelola keuangan untuk kelangsungan bisnisnya, Agus membuat tiga pos, yaitu pos untuk konsumsi sehari-hari, pos untuk gaji dirinya, dan pos untuk investasi. Dengan pengelolaan tersebut, untuk membangun dan memperbesar bisnisnya, Agus hampir tidak tergantung pinjaman bank. Pada akhir-akhir ini selain memiliki toko grosir asesoris “99 Jajag”, berangkat dari kesukaannya atau hobinya nge-gym, Agus akhirnya juga membuka “99 Gym Jajag”.
Dari Kuliah tamu ini mahasiswa dapat memetik ilmu dan informasi tentang bagaimana memulai usaha, bagaimana harus cerdas membaca peluang, menghadapi ancaman dan tantangan. Agus dapat mengubah SWOT (Strengths, Weakness, Opportunities, Threats) menjadi SCOC (Strenghts, Challange, Oportunities, Challange) agar bisnisnya tetap bertahan dan berkembang.

 

Presiden Jokowi berpesan terhadap perguruan tinggi bahwa dalam menghadapi disrupsi dan perubahan di masa pandemi ini perguruan tinggi perlu menghadirkan praktisi dan pelaku industri dalam pelaksanaan belajar mengajar di kelas-kelas kuliah. Untuk itu matakuliah Pengantar Manajemen dan Kewirausahaan menggandeng pengusaha untuk mengisi Kuliah Tamu dengan tema “Belajar Bisnis dari Pengusaha”. Kuliah Tamu yang dihadari 87 mahasiswa Sastra Indonesia ini menghadirkan Agus 99 Jajag, seorang alumnus Prodi D3 Bahasa Inggris, Fakultas Sastra (FIB) UNEJ yang sukses menjadi pengusaha di kampung halamannya di Jajag, Banyuwangi.
Mahasiswa menyimak proses dan kiat-kiat Agus 99 Jajag dalam membangun bisnis from zero to hero. Agus memulai usaha dari keadaan “the power of kepepet”. Setelah mengirimkan 100 lamaran pekerjaan, dia diterima kerja di Telkomsel dengan posisi sebagai karyawan kontrak selama dua tahun. Saat menjelang kontraknya berakhir, dia memikirkan tentang masa depannya. Karena tidak ingin lagi bekerja di bawah orang lain, dia bertekad bulat untuk membangun usaha dengan membuka kios cendera mata (topi, arloji, sabuk, dll.) di teras Indomaret di dekat rumahnya. Lama kelamaan bisnisnya berkempang pesat, Agus dapat membuka kiosnya di seluruh Indomaret se-Banyuwangi, bahkan beberapa di Bondowoso, Situbondo dan Jember.
Oleh karena pikirannya selalu merasa ditantang oleh perkembangan bisnis, Agus melakukan istilahnya “pre-emptive strike” atau serangan pendahuluan, sebelum bisnisnya terkena disrupsi, Agus mengubah bisnisnya dengan menutup seluruh gerainya dengan mendirikan toko sendiri. Agar mendapatkan berkah tokonya dinamanakan “99 Jajag”, angka 99 didapat dari asmaul husna. Sebagai toko baru, Agus berupaya membranding tokonya dengan mengikuti event-event di Banyuwangi yang berpotensi mengumpulkan banyak orang. Yang ia lakukan tidak melulu direct selling tetapi menanamkan kesadaran merek (brand awarness) kepada khalayak yang hadir di event-event tersebut. Brand awarness mengenai nama dan keberadaan tokonya serta produk yang ditawarkan dilakukan melalui pemasangan umbul-umbul, banner, brosur, dll. di sekitar lokasi event. Selain itu dia melihat potensi buruh migran Indonesia yang berasal dari Banyuwangi dan sekitarnya sebagai konsumen yang potensial dengan menggandeng para pemimpin buruh migran sebagai ujung tombak promosi. Selain itu Agus juga memanfaatkan media sosial untuk branding dan marketing usahanya.
Dalam mengelola keuangan untuk kelangsungan bisnisnya, Agus membuat tiga pos, yaitu pos untuk konsumsi sehari-hari, pos untuk gaji dirinya, dan pos untuk investasi. Dengan pengelolaan tersebut, untuk membangun dan memperbesar bisnisnya, Agus hampir tidak tergantung pinjaman bank. Pada akhir-akhir ini selain memiliki toko grosir asesoris “99 Jajag”, berangkat dari kesukaannya atau hobinya nge-gym, Agus akhirnya juga membuka “99 Gym Jajag”.
Dari Kuliah tamu ini mahasiswa dapat memetik ilmu dan informasi tentang bagaimana memulai usaha, bagaimana harus cerdas membaca peluang, menghadapi ancaman dan tantangan. Agus dapat mengubah SWOT (Strengths, Weakness, Opportunities, Threats) menjadi SCOC (Strenghts, Challange, Oportunities, Challange) agar bisnisnya tetap bertahan dan berkembang.

Presiden Jokowi berpesan terhadap perguruan tinggi bahwa dalam menghadapi disrupsi dan perubahan di masa pandemi ini perguruan tinggi perlu menghadirkan praktisi dan pelaku industri dalam pelaksanaan belajar mengajar di kelas-kelas kuliah. Untuk itu matakuliah Pengantar Manajemen dan Kewirausahaan menggandeng pengusaha untuk mengisi Kuliah Tamu dengan tema “Belajar Bisnis dari Pengusaha”. Kuliah Tamu yang dihadari 87 mahasiswa Sastra Indonesia ini menghadirkan Agus 99 Jajag, seorang alumnus Prodi D3 Bahasa Inggris, Fakultas Sastra (FIB) UNEJ yang sukses menjadi pengusaha di kampung halamannya di Jajag, Banyuwangi.
Mahasiswa menyimak proses dan kiat-kiat Agus 99 Jajag dalam membangun bisnis from zero to hero. Agus memulai usaha dari keadaan “the power of kepepet”. Setelah mengirimkan 100 lamaran pekerjaan, dia diterima kerja di Telkomsel dengan posisi sebagai karyawan kontrak selama dua tahun. Saat menjelang kontraknya berakhir, dia memikirkan tentang masa depannya. Karena tidak ingin lagi bekerja di bawah orang lain, dia bertekad bulat untuk membangun usaha dengan membuka Kios Jam tangan dan Kacamata di teras Indomaret di dekat rumahnya. Lama kelamaan bisnisnya berkempang pesat, Agus dapat membuka kiosnya di seluruh Indomaret se-Banyuwangi, bahkan beberapa di Bondowoso, Situbondo dan Jember.
Oleh karena pikirannya selalu merasa ditantang oleh perkembangan bisnis, Agus melakukan istilahnya “pre-emptive strike” atau serangan pendahuluan, sebelum bisnisnya terkena disrupsi, Agus mengubah bisnisnya dengan menutup seluruh gerainya dengan mendirikan toko sendiri. Agar mendapatkan berkah tokonya dinamanakan “99 Jajag”, angka 99 didapat dari asmaul husna. Sebagai toko baru, Agus berupaya membranding tokonya dengan mengikuti event-event di Banyuwangi yang berpotensi mengumpulkan banyak orang. Yang ia lakukan tidak melulu direct selling tetapi menanamkan kesadaran merek (brand awarness) kepada khalayak yang hadir di event-event tersebut. Brand awarness mengenai nama dan keberadaan tokonya serta produk yang ditawarkan dilakukan melalui pemasangan umbul-umbul, banner, brosur, dll. di sekitar lokasi event. Selain itu dia melihat potensi buruh migran Indonesia yang berasal dari Banyuwangi dan sekitarnya sebagai konsumen yang potensial dengan menggandeng para pemimpin buruh migran sebagai ujung tombak promosi. Selain itu Agus juga memanfaatkan media sosial untuk branding dan marketing usahanya.
Dalam mengelola keuangan untuk kelangsungan bisnisnya, Agus membuat tiga pos, yaitu pos untuk konsumsi sehari-hari, pos untuk gaji dirinya, dan pos untuk investasi. Dengan pengelolaan tersebut, untuk membangun dan memperbesar bisnisnya, Agus hampir tidak tergantung pinjaman bank. Pada akhir-akhir ini selain memiliki toko grosir asesoris “99 Jajag”, berangkat dari kesukaannya atau hobinya nge-gym, Agus akhirnya juga membuka “99 Gym Jajag”.
Dari Kuliah tamu ini mahasiswa dapat memetik ilmu dan informasi tentang bagaimana memulai usaha, bagaimana harus cerdas membaca peluang, menghadapi ancaman dan tantangan. Agus dapat mengubah SWOT (Strengths, Weakness, Opportunities, Threats) menjadi SCOC (Strenghts, Challange, Oportunities, Challange) agar bisnisnya tetap bertahan dan berkembang.

Presiden Jokowi berpesan terhadap perguruan tinggi bahwa dalam menghadapi disrupsi dan perubahan di masa pandemi ini perguruan tinggi perlu menghadirkan praktisi dan pelaku industri dalam pelaksanaan belajar mengajar di kelas-kelas kuliah. Untuk itu matakuliah Pengantar Manajemen dan Kewirausahaan menggandeng pengusaha untuk mengisi Kuliah Tamu dengan tema “Belajar Bisnis dari Pengusaha”. Kuliah Tamu yang dihadari 87 mahasiswa Sastra Indonesia ini menghadirkan Agus 99 Jajag, seorang alumnus Prodi D3 Bahasa Inggris, Fakultas Sastra (FIB) UNEJ yang sukses menjadi pengusaha di kampung halamannya di Jajag, Banyuwangi.
Mahasiswa menyimak proses dan kiat-kiat Agus 99 Jajag dalam membangun bisnis from zero to hero. Agus memulai usaha dari keadaan “the power of kepepet”. Setelah mengirimkan 100 lamaran pekerjaan, dia diterima kerja di Telkomsel dengan posisi sebagai karyawan kontrak selama dua tahun. Saat menjelang kontraknya berakhir, dia memikirkan tentang masa depannya. Karena tidak ingin lagi bekerja di bawah orang lain, dia bertekad bulat untuk membangun usaha dengan membuka kios cendera mata (topi, arloji, sabuk, dll.) di teras Indomaret di dekat rumahnya. Lama kelamaan bisnisnya berkempang pesat, Agus dapat membuka kiosnya di seluruh Indomaret se-Banyuwangi, bahkan beberapa di Bondowoso, Situbondo dan Jember.
Oleh karena pikirannya selalu merasa ditantang oleh perkembangan bisnis, Agus melakukan istilahnya “pre-emptive strike” atau serangan pendahuluan, sebelum bisnisnya terkena disrupsi, Agus mengubah bisnisnya dengan menutup seluruh gerainya dengan mendirikan toko sendiri. Agar mendapatkan berkah tokonya dinamanakan “99 Jajag”, angka 99 didapat dari asmaul husna. Sebagai toko baru, Agus berupaya membranding tokonya dengan mengikuti event-event di Banyuwangi yang berpotensi mengumpulkan banyak orang. Yang ia lakukan tidak melulu direct selling tetapi menanamkan kesadaran merek (brand awarness) kepada khalayak yang hadir di event-event tersebut. Brand awarness mengenai nama dan keberadaan tokonya serta produk yang ditawarkan dilakukan melalui pemasangan umbul-umbul, banner, brosur, dll. di sekitar lokasi event. Selain itu dia melihat potensi buruh migran Indonesia yang berasal dari Banyuwangi dan sekitarnya sebagai konsumen yang potensial dengan menggandeng para pemimpin buruh migran sebagai ujung tombak promosi. Selain itu Agus juga memanfaatkan media sosial untuk branding dan marketing usahanya.
Dalam mengelola keuangan untuk kelangsungan bisnisnya, Agus membuat tiga pos, yaitu pos untuk konsumsi sehari-hari, pos untuk gaji dirinya, dan pos untuk investasi. Dengan pengelolaan tersebut, untuk membangun dan memperbesar bisnisnya, Agus hampir tidak tergantung pinjaman bank. Pada akhir-akhir ini selain memiliki toko grosir asesoris “99 Jajag”, berangkat dari kesukaannya atau hobinya nge-gym, Agus akhirnya juga membuka “99 Gym Jajag”.
Dari Kuliah tamu ini mahasiswa dapat memetik ilmu dan informasi tentang bagaimana memulai usaha, bagaimana harus cerdas membaca peluang, menghadapi ancaman dan tantangan. Agus dapat mengubah SWOT (Strengths, Weakness, Opportunities, Threats) menjadi SCOC (Strenghts, Challange, Oportunities, Challange) agar bisnisnya tetap bertahan dan berkembang.

Presiden Jokowi berpesan terhadap perguruan tinggi bahwa dalam menghadapi disrupsi dan perubahan di masa pandemi ini perguruan tinggi perlu menghadirkan praktisi dan pelaku industri dalam pelaksanaan belajar mengajar di kelas-kelas kuliah. Untuk itu matakuliah Pengantar Manajemen dan Kewirausahaan menggandeng pengusaha untuk mengisi Kuliah Tamu dengan tema “Belajar Bisnis dari Pengusaha”. Kuliah Tamu yang dihadari 87 mahasiswa Sastra Indonesia ini menghadirkan Agus 99 Jajag, seorang alumnus Prodi D3 Bahasa Inggris, Fakultas Sastra (FIB) UNEJ yang sukses menjadi pengusaha di kampung halamannya di Jajag, Banyuwangi.
Mahasiswa menyimak proses dan kiat-kiat Agus 99 Jajag dalam membangun bisnis from zero to hero. Agus memulai usaha dari keadaan “the power of kepepet”. Setelah mengirimkan 100 lamaran pekerjaan, dia diterima kerja di Telkomsel dengan posisi sebagai karyawan kontrak selama dua tahun. Saat menjelang kontraknya berakhir, dia memikirkan tentang masa depannya. Karena tidak ingin lagi bekerja di bawah orang lain, dia bertekad bulat untuk membangun usaha dengan membuka Kios Jam Tangan dan Kacamata di teras Indomaret di dekat rumahnya. Lama kelamaan bisnisnya berkempang pesat, Agus dapat membuka kiosnya di seluruh Indomaret se-Banyuwangi, bahkan beberapa di Bondowoso, Situbondo dan Jember.
Oleh karena pikirannya selalu merasa ditantang oleh perkembangan bisnis, Agus melakukan istilahnya “pre-emptive strike” atau serangan pendahuluan, sebelum bisnisnya terkena disrupsi, Agus mengubah bisnisnya dengan menutup seluruh gerainya dengan mendirikan toko sendiri. Agar mendapatkan berkah tokonya dinamanakan “99 Jajag”, angka 99 didapat dari asmaul husna. Sebagai toko baru, Agus berupaya membranding tokonya dengan mengikuti event-event di Banyuwangi yang berpotensi mengumpulkan banyak orang. Yang ia lakukan tidak melulu direct selling tetapi menanamkan kesadaran merek (brand awarness) kepada khalayak yang hadir di event-event tersebut. Brand awarness mengenai nama dan keberadaan tokonya serta produk yang ditawarkan dilakukan melalui pemasangan umbul-umbul, banner, brosur, dll. di sekitar lokasi event. Selain itu dia melihat potensi buruh migran Indonesia yang berasal dari Banyuwangi dan sekitarnya sebagai konsumen yang potensial dengan menggandeng para pemimpin buruh migran sebagai ujung tombak promosi. Selain itu Agus juga memanfaatkan media sosial untuk branding dan marketing usahanya.
Dalam mengelola keuangan untuk kelangsungan bisnisnya, Agus membuat tiga pos, yaitu pos untuk konsumsi sehari-hari, pos untuk gaji dirinya, dan pos untuk investasi. Dengan pengelolaan tersebut, untuk membangun dan memperbesar bisnisnya, Agus hampir tidak tergantung pinjaman bank. Pada akhir-akhir ini selain memiliki toko grosir asesoris “99 Jajag”, berangkat dari kesukaannya atau hobinya nge-gym, Agus akhirnya juga membuka “99 Gym Jajag”.
Dari Kuliah tamu ini mahasiswa dapat memetik ilmu dan informasi tentang bagaimana memulai usaha, bagaimana harus cerdas membaca peluang, menghadapi ancaman dan tantangan. Agus dapat mengubah SWOT (Strengths, Weakness, Opportunities, Threats) menjadi SCOC (Strenghts, Challange, Oportunities, Challange) agar bisnisnya tetap bertahan dan berkembang.

 

Presiden Jokowi berpesan terhadap perguruan tinggi bahwa dalam menghadapi disrupsi dan perubahan di masa pandemi ini perguruan tinggi perlu menghadirkan praktisi dan pelaku industri dalam pelaksanaan belajar mengajar di kelas-kelas kuliah. Untuk itu matakuliah Pengantar Manajemen dan Kewirausahaan menggandeng pengusaha untuk mengisi Kuliah Tamu dengan tema “Belajar Bisnis dari Pengusaha”. Kuliah Tamu yang dihadari 87 mahasiswa Sastra Indonesia ini menghadirkan Agus 99 Jajag, seorang alumnus Prodi D3 Bahasa Inggris, Fakultas Sastra (FIB) UNEJ yang sukses menjadi pengusaha di kampung halamannya di Jajag, Banyuwangi.
Mahasiswa menyimak proses dan kiat-kiat Agus 99 Jajag dalam membangun bisnis from zero to hero. Agus memulai usaha dari keadaan “the power of kepepet”. Setelah mengirimkan 100 lamaran pekerjaan, dia diterima kerja di Telkomsel dengan posisi sebagai karyawan kontrak selama dua tahun. Saat menjelang kontraknya berakhir, dia memikirkan tentang masa depannya. Karena tidak ingin lagi bekerja di bawah orang lain, dia bertekad bulat untuk membangun usaha dengan membuka kios cendera mata (topi, arloji, sabuk, dll.) di teras Indomaret di dekat rumahnya. Lama kelamaan bisnisnya berkempang pesat, Agus dapat membuka kiosnya di seluruh Indomaret se-Banyuwangi, bahkan beberapa di Bondowoso, Situbondo dan Jember.
Oleh karena pikirannya selalu merasa ditantang oleh perkembangan bisnis, Agus melakukan istilahnya “pre-emptive strike” atau serangan pendahuluan, sebelum bisnisnya terkena disrupsi, Agus mengubah bisnisnya dengan menutup seluruh gerainya dengan mendirikan toko sendiri. Agar mendapatkan berkah tokonya dinamanakan “99 Jajag”, angka 99 didapat dari asmaul husna. Sebagai toko baru, Agus berupaya membranding tokonya dengan mengikuti event-event di Banyuwangi yang berpotensi mengumpulkan banyak orang. Yang ia lakukan tidak melulu direct selling tetapi menanamkan kesadaran merek (brand awarness) kepada khalayak yang hadir di event-event tersebut. Brand awarness mengenai nama dan keberadaan tokonya serta produk yang ditawarkan dilakukan melalui pemasangan umbul-umbul, banner, brosur, dll. di sekitar lokasi event. Selain itu dia melihat potensi buruh migran Indonesia yang berasal dari Banyuwangi dan sekitarnya sebagai konsumen yang potensial dengan menggandeng para pemimpin buruh migran sebagai ujung tombak promosi. Selain itu Agus juga memanfaatkan media sosial untuk branding dan marketing usahanya.
Dalam mengelola keuangan untuk kelangsungan bisnisnya, Agus membuat tiga pos, yaitu pos untuk konsumsi sehari-hari, pos untuk gaji dirinya, dan pos untuk investasi. Dengan pengelolaan tersebut, untuk membangun dan memperbesar bisnisnya, Agus hampir tidak tergantung pinjaman bank. Pada akhir-akhir ini selain memiliki toko grosir asesoris “99 Jajag”, berangkat dari kesukaannya atau hobinya nge-gym, Agus akhirnya juga membuka “99 Gym Jajag”.
Dari Kuliah tamu ini mahasiswa dapat memetik ilmu dan informasi tentang bagaimana memulai usaha, bagaimana harus cerdas membaca peluang, menghadapi ancaman dan tantangan. Agus dapat mengubah SWOT (Strengths, Weakness, Opportunities, Threats) menjadi SCOC (Strenghts, Challange, Oportunities, Challange) agar bisnisnya tetap bertahan dan berkembang.

Presiden Jokowi berpesan terhadap perguruan tinggi bahwa dalam menghadapi disrupsi dan perubahan di masa pandemi ini perguruan tinggi perlu menghadirkan praktisi dan pelaku industri dalam pelaksanaan belajar mengajar di kelas-kelas kuliah. Untuk itu matakuliah Pengantar Manajemen dan Kewirausahaan menggandeng pengusaha untuk mengisi Kuliah Tamu dengan tema “Belajar Bisnis dari Pengusaha”. Kuliah Tamu yang dihadari 87 mahasiswa Sastra Indonesia ini menghadirkan Agus 99 Jajag, seorang alumnus Prodi D3 Bahasa Inggris, Fakultas Sastra (FIB) UNEJ yang sukses menjadi pengusaha di kampung halamannya di Jajag, Banyuwangi.
Mahasiswa menyimak proses dan kiat-kiat Agus 99 Jajag dalam membangun bisnis from zero to hero. Agus memulai usaha dari keadaan “the power of kepepet”. Setelah mengirimkan 100 lamaran pekerjaan, dia diterima kerja di Telkomsel dengan posisi sebagai karyawan kontrak selama dua tahun. Saat menjelang kontraknya berakhir, dia memikirkan tentang masa depannya. Karena tidak ingin lagi bekerja di bawah orang lain, dia bertekad bulat untuk membangun usaha dengan membuka kios cendera mata (topi, arloji, sabuk, dll.) di teras Indomaret di dekat rumahnya. Lama kelamaan bisnisnya berkempang pesat, Agus dapat membuka kiosnya di seluruh Indomaret se-Banyuwangi, bahkan beberapa di Bondowoso, Situbondo dan Jember.
Oleh karena pikirannya selalu merasa ditantang oleh perkembangan bisnis, Agus melakukan istilahnya “pre-emptive strike” atau serangan pendahuluan, sebelum bisnisnya terkena disrupsi, Agus mengubah bisnisnya dengan menutup seluruh gerainya dengan mendirikan toko sendiri. Agar mendapatkan berkah tokonya dinamanakan “99 Jajag”, angka 99 didapat dari asmaul husna. Sebagai toko baru, Agus berupaya membranding tokonya dengan mengikuti event-event di Banyuwangi yang berpotensi mengumpulkan banyak orang. Yang ia lakukan tidak melulu direct selling tetapi menanamkan kesadaran merek (brand awarness) kepada khalayak yang hadir di event-event tersebut. Brand awarness mengenai nama dan keberadaan tokonya serta produk yang ditawarkan dilakukan melalui pemasangan umbul-umbul, banner, brosur, dll. di sekitar lokasi event. Selain itu dia melihat potensi buruh migran Indonesia yang berasal dari Banyuwangi dan sekitarnya sebagai konsumen yang potensial dengan menggandeng para pemimpin buruh migran sebagai ujung tombak promosi. Selain itu Agus juga memanfaatkan media sosial untuk branding dan marketing usahanya.
Dalam mengelola keuangan untuk kelangsungan bisnisnya, Agus membuat tiga pos, yaitu pos untuk konsumsi sehari-hari, pos untuk gaji dirinya, dan pos untuk investasi. Dengan pengelolaan tersebut, untuk membangun dan memperbesar bisnisnya, Agus hampir tidak tergantung pinjaman bank. Pada akhir-akhir ini selain memiliki toko grosir asesoris “99 Jajag”, berangkat dari kesukaannya atau hobinya nge-gym, Agus akhirnya juga membuka “99 Gym Jajag”.
Dari Kuliah tamu ini mahasiswa dapat memetik ilmu dan informasi tentang bagaimana memulai usaha, bagaimana harus cerdas membaca peluang, menghadapi ancaman dan tantangan. Agus dapat mengubah SWOT (Strengths, Weakness, Opportunities, Threats) menjadi SCOC (Strenghts, Challange, Oportunities, Challange) agar bisnisnya tetap bertahan dan berkembang.

Presiden Jokowi berpesan terhadap perguruan tinggi bahwa dalam menghadapi disrupsi dan perubahan di masa pandemi ini perguruan tinggi perlu menghadirkan praktisi dan pelaku industri dalam pelaksanaan belajar mengajar di kelas-kelas kuliah. Untuk itu matakuliah Pengantar Manajemen dan Kewirausahaan menggandeng pengusaha untuk mengisi Kuliah Tamu dengan tema “Belajar Bisnis dari Pengusaha”. Kuliah Tamu yang dihadari 87 mahasiswa Sastra Indonesia ini menghadirkan Agus 99 Jajag, seorang alumnus Prodi D3 Bahasa Inggris, Fakultas Sastra (FIB) UNEJ yang sukses menjadi pengusaha di kampung halamannya di Jajag, Banyuwangi.
Mahasiswa menyimak proses dan kiat-kiat Agus 99 Jajag dalam membangun bisnis from zero to hero. Agus memulai usaha dari keadaan “the power of kepepet”. Setelah mengirimkan 100 lamaran pekerjaan, dia diterima kerja di Telkomsel dengan posisi sebagai karyawan kontrak selama dua tahun. Saat menjelang kontraknya berakhir, dia memikirkan tentang masa depannya. Karena tidak ingin lagi bekerja di bawah orang lain, dia bertekad bulat untuk membangun usaha dengan membuka kios cendera mata (topi, arloji, sabuk, dll.) di teras Indomaret di dekat rumahnya. Lama kelamaan bisnisnya berkempang pesat, Agus dapat membuka kiosnya di seluruh Indomaret se-Banyuwangi, bahkan beberapa di Bondowoso, Situbondo dan Jember.
Oleh karena pikirannya selalu merasa ditantang oleh perkembangan bisnis, Agus melakukan istilahnya “pre-emptive strike” atau serangan pendahuluan, sebelum bisnisnya terkena disrupsi, Agus mengubah bisnisnya dengan menutup seluruh gerainya dengan mendirikan toko sendiri. Agar mendapatkan berkah tokonya dinamanakan “99 Jajag”, angka 99 didapat dari asmaul husna. Sebagai toko baru, Agus berupaya membranding tokonya dengan mengikuti event-event di Banyuwangi yang berpotensi mengumpulkan banyak orang. Yang ia lakukan tidak melulu direct selling tetapi menanamkan kesadaran merek (brand awarness) kepada khalayak yang hadir di event-event tersebut. Brand awarness mengenai nama dan keberadaan tokonya serta produk yang ditawarkan dilakukan melalui pemasangan umbul-umbul, banner, brosur, dll. di sekitar lokasi event. Selain itu dia melihat potensi buruh migran Indonesia yang berasal dari Banyuwangi dan sekitarnya sebagai konsumen yang potensial dengan menggandeng para pemimpin buruh migran sebagai ujung tombak promosi. Selain itu Agus juga memanfaatkan media sosial untuk branding dan marketing usahanya.
Dalam mengelola keuangan untuk kelangsungan bisnisnya, Agus membuat tiga pos, yaitu pos untuk konsumsi sehari-hari, pos untuk gaji dirinya, dan pos untuk investasi. Dengan pengelolaan tersebut, untuk membangun dan memperbesar bisnisnya, Agus hampir tidak tergantung pinjaman bank. Pada akhir-akhir ini selain memiliki toko grosir asesoris “99 Jajag”, berangkat dari kesukaannya atau hobinya nge-gym, Agus akhirnya juga membuka “99 Gym Jajag”.
Dari Kuliah tamu ini mahasiswa dapat memetik ilmu dan informasi tentang bagaimana memulai usaha, bagaimana harus cerdas membaca peluang, menghadapi ancaman dan tantangan. Agus dapat mengubah SWOT (Strengths, Weakness, Opportunities, Threats) menjadi SCOC (Strenghts, Challange, Oportunities, Challange) agar bisnisnya tetap bertahan dan berkembang.

Presiden Jokowi berpesan terhadap perguruan tinggi bahwa dalam menghadapi disrupsi dan perubahan di masa pandemi ini perguruan tinggi perlu menghadirkan praktisi dan pelaku industri dalam pelaksanaan belajar mengajar di kelas-kelas kuliah. Untuk itu matakuliah Pengantar Manajemen dan Kewirausahaan menggandeng pengusaha untuk mengisi Kuliah Tamu dengan tema “Belajar Bisnis dari Pengusaha”. Kuliah Tamu yang dihadari 87 mahasiswa Sastra Indonesia ini menghadirkan Agus 99 Jajag, seorang alumnus Prodi D3 Bahasa Inggris, Fakultas Sastra (FIB) UNEJ yang sukses menjadi pengusaha di kampung halamannya di Jajag, Banyuwangi.
Mahasiswa menyimak proses dan kiat-kiat Agus 99 Jajag dalam membangun bisnis from zero to hero. Agus memulai usaha dari keadaan “the power of kepepet”. Setelah mengirimkan 100 lamaran pekerjaan, dia diterima kerja di Telkomsel dengan posisi sebagai karyawan kontrak selama dua tahun. Saat menjelang kontraknya berakhir, dia memikirkan tentang masa depannya. Karena tidak ingin lagi bekerja di bawah orang lain, dia bertekad bulat untuk membangun usaha dengan membuka kios cendera mata (topi, arloji, sabuk, dll.) di teras Indomaret di dekat rumahnya. Lama kelamaan bisnisnya berkempang pesat, Agus dapat membuka kiosnya di seluruh Indomaret se-Banyuwangi, bahkan beberapa di Bondowoso, Situbondo dan Jember.
Oleh karena pikirannya selalu merasa ditantang oleh perkembangan bisnis, Agus melakukan istilahnya “pre-emptive strike” atau serangan pendahuluan, sebelum bisnisnya terkena disrupsi, Agus mengubah bisnisnya dengan menutup seluruh gerainya dengan mendirikan toko sendiri. Agar mendapatkan berkah tokonya dinamanakan “99 Jajag”, angka 99 didapat dari asmaul husna. Sebagai toko baru, Agus berupaya membranding tokonya dengan mengikuti event-event di Banyuwangi yang berpotensi mengumpulkan banyak orang. Yang ia lakukan tidak melulu direct selling tetapi menanamkan kesadaran merek (brand awarness) kepada khalayak yang hadir di event-event tersebut. Brand awarness mengenai nama dan keberadaan tokonya serta produk yang ditawarkan dilakukan melalui pemasangan umbul-umbul, banner, brosur, dll. di sekitar lokasi event. Selain itu dia melihat potensi buruh migran Indonesia yang berasal dari Banyuwangi dan sekitarnya sebagai konsumen yang potensial dengan menggandeng para pemimpin buruh migran sebagai ujung tombak promosi. Selain itu Agus juga memanfaatkan media sosial untuk branding dan marketing usahanya.
Dalam mengelola keuangan untuk kelangsungan bisnisnya, Agus membuat tiga pos, yaitu pos untuk konsumsi sehari-hari, pos untuk gaji dirinya, dan pos untuk investasi. Dengan pengelolaan tersebut, untuk membangun dan memperbesar bisnisnya, Agus hampir tidak tergantung pinjaman bank. Pada akhir-akhir ini selain memiliki toko grosir asesoris “99 Jajag”, berangkat dari kesukaannya atau hobinya nge-gym, Agus akhirnya juga membuka “99 Gym Jajag”.
Dari Kuliah tamu ini mahasiswa dapat memetik ilmu dan informasi tentang bagaimana memulai usaha, bagaimana harus cerdas membaca peluang, menghadapi ancaman dan tantangan. Agus dapat mengubah SWOT (Strengths, Weakness, Opportunities, Threats) menjadi SCOC (Strenghts, Challange, Oportunities, Challange) agar bisnisnya tetap bertahan dan berkembang.

Presiden Jokowi berpesan terhadap perguruan tinggi bahwa dalam menghadapi disrupsi dan perubahan di masa pandemi ini perguruan tinggi perlu menghadirkan praktisi dan pelaku industri dalam pelaksanaan belajar mengajar di kelas-kelas kuliah. Untuk itu matakuliah Pengantar Manajemen dan Kewirausahaan menggandeng pengusaha untuk mengisi Kuliah Tamu dengan tema “Belajar Bisnis dari Pengusaha”. Kuliah Tamu yang dihadari 87 mahasiswa Sastra Indonesia ini menghadirkan Agus 99 Jajag, seorang alumnus Prodi D3 Bahasa Inggris, Fakultas Sastra (FIB) UNEJ yang sukses menjadi pengusaha di kampung halamannya di Jajag, Banyuwangi.
Mahasiswa menyimak proses dan kiat-kiat Agus 99 Jajag dalam membangun bisnis from zero to hero. Agus memulai usaha dari keadaan “the power of kepepet”. Setelah mengirimkan 100 lamaran pekerjaan, dia diterima kerja di Telkomsel dengan posisi sebagai karyawan kontrak selama dua tahun. Saat menjelang kontraknya berakhir, dia memikirkan tentang masa depannya. Karena tidak ingin lagi bekerja di bawah orang lain, dia bertekad bulat untuk membangun usaha dengan membuka kios cendera mata (topi, arloji, sabuk, dll.) di teras Indomaret di dekat rumahnya. Lama kelamaan bisnisnya berkempang pesat, Agus dapat membuka kiosnya di seluruh Indomaret se-Banyuwangi, bahkan beberapa di Bondowoso, Situbondo dan Jember.
Oleh karena pikirannya selalu merasa ditantang oleh perkembangan bisnis, Agus melakukan istilahnya “pre-emptive strike” atau serangan pendahuluan, sebelum bisnisnya terkena disrupsi, Agus mengubah bisnisnya dengan menutup seluruh gerainya dengan mendirikan toko sendiri. Agar mendapatkan berkah tokonya dinamanakan “99 Jajag”, angka 99 didapat dari asmaul husna. Sebagai toko baru, Agus berupaya membranding tokonya dengan mengikuti event-event di Banyuwangi yang berpotensi mengumpulkan banyak orang. Yang ia lakukan tidak melulu direct selling tetapi menanamkan kesadaran merek (brand awarness) kepada khalayak yang hadir di event-event tersebut. Brand awarness mengenai nama dan keberadaan tokonya serta produk yang ditawarkan dilakukan melalui pemasangan umbul-umbul, banner, brosur, dll. di sekitar lokasi event. Selain itu dia melihat potensi buruh migran Indonesia yang berasal dari Banyuwangi dan sekitarnya sebagai konsumen yang potensial dengan menggandeng para pemimpin buruh migran sebagai ujung tombak promosi. Selain itu Agus juga memanfaatkan media sosial untuk branding dan marketing usahanya.
Dalam mengelola keuangan untuk kelangsungan bisnisnya, Agus membuat tiga pos, yaitu pos untuk konsumsi sehari-hari, pos untuk gaji dirinya, dan pos untuk investasi. Dengan pengelolaan tersebut, untuk membangun dan memperbesar bisnisnya, Agus hampir tidak tergantung pinjaman bank. Pada akhir-akhir ini selain memiliki toko grosir asesoris “99 Jajag”, berangkat dari kesukaannya atau hobinya nge-gym, Agus akhirnya juga membuka “99 Gym Jajag”.
Dari Kuliah tamu ini mahasiswa dapat memetik ilmu dan informasi tentang bagaimana memulai usaha, bagaimana harus cerdas membaca peluang, menghadapi ancaman dan tantangan. Agus dapat mengubah SWOT (Strengths, Weakness, Opportunities, Threats) menjadi SCOC (Strenghts, Challange, Oportunities, Challange) agar bisnisnya tetap bertahan dan berkembang.
[:]

DPL MBKM Prodi Sastra Indonesia Monev Mahasiswa Magang di Dinas Perpustakaan dan Kearsipan Kabupaten Banyuwangi

[:en]

Dosen Pembimbing Lapangan (DPL) Merdeka Belajar Kampus Merdeka (MBKM) Program Studi Sastra Indonesia Edy Hariyadi S.S., M.Si. melakukan kunjungan kepada mahasiswa yang menjalankan magang di Dinas Perpustakaan dan Kearsipan (Dispusip) Kabupaten Banyuwangi pada Rabu (29/9).

Kunjungan ini bertujuan untuk monitoring dan evaluasi (monev) kegiatan magang dua mahasiswa Jurusan Sastra Indonesia FIB UNEJ di Dispusip Banyuwangi yang berjalan sejak awal September 2021. Pada kunjungan ini, Edy Hariyadi bertemu dan melakukan koordinasi dengan Pustakawan Muda Dispusip Banyuwangi Yusup Khoiri, S.STP. yang bertindak selaku pembimbing mahasiswa magang.

Dalam pertemuan ini, Yusup Khoiri selaku pembimbing mahasiswa magang di lapangan menyampaikan bahwa kegiatan magang mahasiswa lebih difokuskan pada kegiatan yang berkaitan dengan penalaran dan implementasi teori. Hal ini dimaksudkan agar mahasiswa yang menjalankan magang selama satu semester nantinya benar-benar memiliki pengalaman mengenai implementasi ilmu perpustakaan dan kearsipan serta dunia kerja di dalamnya.

Pertemuan antara DPL, pembimbing magang di lapangan, dan mahasiswa magang juga membicarakan dan mengevaluasi kegiatan yang sudah dan akan dilakukan mahasiswa magang. Mahasiswa magang menyampaikan bahwa dalam satu bulan ini kegiatan yang dilakukan bukan hanya terkait langsung dengan kerja pustakawan seperti tentang alur pengolahan buku, tetapi mahasiswa magang juga memiliki tugas untuk menulis berita dalam rangka belajar menjadi pewarta dan berperan aktif dalam kegiatan-kegiatan Dispusip Banyuwangi. Hal ini dimaksudkan agar mahasiswa magang mampu mengimplementasikan pembelajaran yang sudah didapatkan selama ini di bangku kuliah secara langsung di lapangan.

Pada akhir pertemuan, Edy Hariyadi menyinggung tentang konversi mata kuliah yang ditempuh mahasiswa magang. Hal ini kemudian menjadi perbincangan serius bersama untuk menetapkan tugas-tugas konversi mata kuliah disesuaikan dengan Tupoksi dan kegiatan di Dispusip Banyuwangi. (Kontributor: Sasi Nur Aini, mahasiswa Sastra Indonesia)

[:de]

Dosen Pembimbing Lapangan (DPL) Merdeka Belajar Kampus Merdeka (MBKM) Program Studi Sastra Indonesia Edy Hariyadi S.S., M.Si. melakukan kunjungan kepada mahasiswa yang menjalankan magang di Dinas Perpustakaan dan Kearsipan (Dispusip) Kabupaten Banyuwangi pada Rabu (29/9).

Kunjungan ini bertujuan untuk monitoring dan evaluasi (monev) kegiatan magang dua mahasiswa Jurusan Sastra Indonesia FIB UNEJ di Dispusip Banyuwangi yang berjalan sejak awal September 2021. Pada kunjungan ini, Edy Hariyadi bertemu dan melakukan koordinasi dengan Pustakawan Muda Dispusip Banyuwangi Yusup Khoiri, S.STP. yang bertindak selaku pembimbing mahasiswa magang.

Dalam pertemuan ini, Yusup Khoiri selaku pembimbing mahasiswa magang di lapangan menyampaikan bahwa kegiatan magang mahasiswa lebih difokuskan pada kegiatan yang berkaitan dengan penalaran dan implementasi teori. Hal ini dimaksudkan agar mahasiswa yang menjalankan magang selama satu semester nantinya benar-benar memiliki pengalaman mengenai implementasi ilmu perpustakaan dan kearsipan serta dunia kerja di dalamnya.

Pertemuan antara DPL, pembimbing magang di lapangan, dan mahasiswa magang juga membicarakan dan mengevaluasi kegiatan yang sudah dan akan dilakukan mahasiswa magang. Mahasiswa magang menyampaikan bahwa dalam satu bulan ini kegiatan yang dilakukan bukan hanya terkait langsung dengan kerja pustakawan seperti tentang alur pengolahan buku, tetapi mahasiswa magang juga memiliki tugas untuk menulis berita dalam rangka belajar menjadi pewarta dan berperan aktif dalam kegiatan-kegiatan Dispusip Banyuwangi. Hal ini dimaksudkan agar mahasiswa magang mampu mengimplementasikan pembelajaran yang sudah didapatkan selama ini di bangku kuliah secara langsung di lapangan.

Pada akhir pertemuan, Edy Hariyadi menyinggung tentang konversi mata kuliah yang ditempuh mahasiswa magang. Hal ini kemudian menjadi perbincangan serius bersama untuk menetapkan tugas-tugas konversi mata kuliah disesuaikan dengan Tupoksi dan kegiatan di Dispusip Banyuwangi. (Kontributor: Sasi Nur Aini, mahasiswa Sastra Indonesia)

Artikel berita lainnya yang ditulis mahasiswa magang dan dimuat di website Dispusip Banyuwangi. Link:.

https://dispusip.banyuwangikab.go.id/dispusip-banyuwangi-gelar-webinar-naskah-kuno-memperingati-hai-2021/

https://dispusip.banyuwangikab.go.id/perpusda-ajak-anak-anak-ikut-rayakan-hari-aksara-internasional-dengan-mendongeng-online/

[:]

[:de]

Dosen Pembimbing Lapangan (DPL) Merdeka Belajar Kampus Merdeka (MBKM) Program Studi Sastra Indonesia Edy Hariyadi S.S., M.Si. melakukan kunjungan kepada mahasiswa yang menjalankan magang di Dinas Perpustakaan dan Kearsipan (Dispusip) Kabupaten Banyuwangi pada Rabu (29/9).

Kunjungan ini bertujuan untuk monitoring dan evaluasi (monev) kegiatan magang dua mahasiswa Jurusan Sastra Indonesia FIB UNEJ di Dispusip Banyuwangi yang berjalan sejak awal September 2021. Pada kunjungan ini, Edy Hariyadi bertemu dan melakukan koordinasi dengan Pustakawan Muda Dispusip Banyuwangi Yusup Khoiri, S.STP. yang bertindak selaku pembimbing mahasiswa magang.

Dalam pertemuan ini, Yusup Khoiri selaku pembimbing mahasiswa magang di lapangan menyampaikan bahwa kegiatan magang mahasiswa lebih difokuskan pada kegiatan yang berkaitan dengan penalaran dan implementasi teori. Hal ini dimaksudkan agar mahasiswa yang menjalankan magang selama satu semester nantinya benar-benar memiliki pengalaman mengenai implementasi ilmu perpustakaan dan kearsipan serta dunia kerja di dalamnya.

Pertemuan antara DPL, pembimbing magang di lapangan, dan mahasiswa magang juga membicarakan dan mengevaluasi kegiatan yang sudah dan akan dilakukan mahasiswa magang. Mahasiswa magang menyampaikan bahwa dalam satu bulan ini kegiatan yang dilakukan bukan hanya terkait langsung dengan kerja pustakawan seperti tentang alur pengolahan buku, tetapi mahasiswa magang juga memiliki tugas untuk menulis berita dalam rangka belajar menjadi pewarta dan berperan aktif dalam kegiatan-kegiatan Dispusip Banyuwangi. Hal ini dimaksudkan agar mahasiswa magang mampu mengimplementasikan pembelajaran yang sudah didapatkan selama ini di bangku kuliah secara langsung di lapangan.

Pada akhir pertemuan, Edy Hariyadi menyinggung tentang konversi mata kuliah yang ditempuh mahasiswa magang. Hal ini kemudian menjadi perbincangan serius bersama untuk menetapkan tugas-tugas konversi mata kuliah disesuaikan dengan Tupoksi dan kegiatan di Dispusip Banyuwangi. (Kontributor: Sasi Nur Aini, mahasiswa Sastra Indonesia)

[:]

[:de]

Dosen Pembimbing Lapangan (DPL) Merdeka Belajar Kampus Merdeka (MBKM) Program Studi Sastra Indonesia Edy Hariyadi S.S., M.Si. melakukan kunjungan kepada mahasiswa yang menjalankan magang di Dinas Perpustakaan dan Kearsipan (Dispusip) Kabupaten Banyuwangi pada Rabu (29/9).

Kunjungan ini bertujuan untuk monitoring dan evaluasi (monev) kegiatan magang dua mahasiswa Jurusan Sastra Indonesia FIB UNEJ di Dispusip Banyuwangi yang berjalan sejak awal September 2021. Pada kunjungan ini, Edy Hariyadi bertemu dan melakukan koordinasi dengan Pustakawan Muda Dispusip Banyuwangi Yusup Khoiri, S.STP. yang bertindak selaku pembimbing mahasiswa magang.

Dalam pertemuan ini, Yusup Khoiri selaku pembimbing mahasiswa magang di lapangan menyampaikan bahwa kegiatan magang mahasiswa lebih difokuskan pada kegiatan yang berkaitan dengan penalaran dan implementasi teori. Hal ini dimaksudkan agar mahasiswa yang menjalankan magang selama satu semester nantinya benar-benar memiliki pengalaman mengenai implementasi ilmu perpustakaan dan kearsipan serta dunia kerja di dalamnya.

Pertemuan antara DPL, pembimbing magang di lapangan, dan mahasiswa magang juga membicarakan dan mengevaluasi kegiatan yang sudah dan akan dilakukan mahasiswa magang. Mahasiswa magang menyampaikan bahwa dalam satu bulan ini kegiatan yang dilakukan bukan hanya terkait langsung dengan kerja pustakawan seperti tentang alur pengolahan buku, tetapi mahasiswa magang juga memiliki tugas untuk menulis berita dalam rangka belajar menjadi pewarta dan berperan aktif dalam kegiatan-kegiatan Dispusip Banyuwangi. Hal ini dimaksudkan agar mahasiswa magang mampu mengimplementasikan pembelajaran yang sudah didapatkan selama ini di bangku kuliah secara langsung di lapangan.

Pada akhir pertemuan, Edy Hariyadi menyinggung tentang konversi mata kuliah yang ditempuh mahasiswa magang. Hal ini kemudian menjadi perbincangan serius bersama untuk menetapkan tugas-tugas konversi mata kuliah disesuaikan dengan Tupoksi dan kegiatan di Dispusip Banyuwangi. (Kontributor: Sasi Nur Aini, mahasiswa Sastra Indonesia)

Berikut ini dua artikel berita lainnya yang ditulis mahasiswa magang dan dimuat di website Dispusip Banyuwangi. Llink: 

https://dispusip.banyuwangikab.go.id/dispusip-banyuwangi-gelar-webinar-naskah-kuno-memperingati-hai-2021/

https://dispusip.banyuwangikab.go.id/perpusda-ajak-anak-anak-ikut-rayakan-hari-aksara-internasional-dengan-mendongeng-online/

 

Dosen Pembimbing Lapangan (DPL) Merdeka Belajar Kampus Merdeka (MBKM) Program Studi Sastra Indonesia Edy Hariyadi S.S., M.Si. melakukan kunjungan kepada mahasiswa yang menjalankan magang di Dinas Perpustakaan dan Kearsipan (Dispusip) Kabupaten Banyuwangi pada Rabu (29/9).

Kunjungan ini bertujuan untuk monitoring dan evaluasi (monev) kegiatan magang dua mahasiswa Jurusan Sastra Indonesia FIB UNEJ di Dispusip Banyuwangi yang berjalan sejak awal September 2021. Pada kunjungan ini, Edy Hariyadi bertemu dan melakukan koordinasi dengan Pustakawan Muda Dispusip Banyuwangi Yusup Khoiri, S.STP. yang bertindak selaku pembimbing mahasiswa magang.

Dalam pertemuan ini, Yusup Khoiri selaku pembimbing mahasiswa magang di lapangan menyampaikan bahwa kegiatan magang mahasiswa lebih difokuskan pada kegiatan yang berkaitan dengan penalaran dan implementasi teori. Hal ini dimaksudkan agar mahasiswa yang menjalankan magang selama satu semester nantinya benar-benar memiliki pengalaman mengenai implementasi ilmu perpustakaan dan kearsipan serta dunia kerja di dalamnya.

Pertemuan antara DPL, pembimbing magang di lapangan, dan mahasiswa magang juga membicarakan dan mengevaluasi kegiatan yang sudah dan akan dilakukan mahasiswa magang. Mahasiswa magang menyampaikan bahwa dalam satu bulan ini kegiatan yang dilakukan bukan hanya terkait langsung dengan kerja pustakawan seperti tentang alur pengolahan buku, tetapi mahasiswa magang juga memiliki tugas untuk menulis berita dalam rangka belajar menjadi pewarta dan berperan aktif dalam kegiatan-kegiatan Dispusip Banyuwangi. Hal ini dimaksudkan agar mahasiswa magang mampu mengimplementasikan pembelajaran yang sudah didapatkan selama ini di bangku kuliah secara langsung di lapangan.

Pada akhir pertemuan, Edy Hariyadi menyinggung tentang konversi mata kuliah yang ditempuh mahasiswa magang. Hal ini kemudian menjadi perbincangan serius bersama untuk menetapkan tugas-tugas konversi mata kuliah disesuaikan dengan Tupoksi dan kegiatan di Dispusip Banyuwangi. (Kontributor: Sasi Nur Aini, mahasiswa Sastra Indonesia)

[:]

[:de]

Dosen Pembimbing Lapangan (DPL) Merdeka Belajar Kampus Merdeka (MBKM) Program Studi Sastra Indonesia Edy Hariyadi S.S., M.Si. melakukan kunjungan kepada mahasiswa yang menjalankan magang di Dinas Perpustakaan dan Kearsipan (Dispusip) Kabupaten Banyuwangi pada Rabu (29/9).

Kunjungan ini bertujuan untuk monitoring dan evaluasi (monev) kegiatan magang dua mahasiswa Jurusan Sastra Indonesia FIB UNEJ di Dispusip Banyuwangi yang berjalan sejak awal September 2021. Pada kunjungan ini, Edy Hariyadi bertemu dan melakukan koordinasi dengan Pustakawan Muda Dispusip Banyuwangi Yusup Khoiri, S.STP. yang bertindak selaku pembimbing mahasiswa magang.

Dalam pertemuan ini, Yusup Khoiri selaku pembimbing mahasiswa magang di lapangan menyampaikan bahwa kegiatan magang mahasiswa lebih difokuskan pada kegiatan yang berkaitan dengan penalaran dan implementasi teori. Hal ini dimaksudkan agar mahasiswa yang menjalankan magang selama satu semester nantinya benar-benar memiliki pengalaman mengenai implementasi ilmu perpustakaan dan kearsipan serta dunia kerja di dalamnya.

Pertemuan antara DPL, pembimbing magang di lapangan, dan mahasiswa magang juga membicarakan dan mengevaluasi kegiatan yang sudah dan akan dilakukan mahasiswa magang. Mahasiswa magang menyampaikan bahwa dalam satu bulan ini kegiatan yang dilakukan bukan hanya terkait langsung dengan kerja pustakawan seperti tentang alur pengolahan buku, tetapi mahasiswa magang juga memiliki tugas untuk menulis berita dalam rangka belajar menjadi pewarta dan berperan aktif dalam kegiatan-kegiatan Dispusip Banyuwangi. Hal ini dimaksudkan agar mahasiswa magang mampu mengimplementasikan pembelajaran yang sudah didapatkan selama ini di bangku kuliah secara langsung di lapangan.

Pada akhir pertemuan, Edy Hariyadi menyinggung tentang konversi mata kuliah yang ditempuh mahasiswa magang. Hal ini kemudian menjadi perbincangan serius bersama untuk menetapkan tugas-tugas konversi mata kuliah disesuaikan dengan Tupoksi dan kegiatan di Dispusip Banyuwangi. (Kontributor: Sasi Nur Aini, mahasiswa Sastra Indonesia)

 

 

Dosen Pembimbing Lapangan (DPL) Merdeka Belajar Kampus Merdeka (MBKM) Program Studi Sastra Indonesia Edy Hariyadi S.S., M.Si. melakukan kunjungan kepada mahasiswa yang menjalankan magang di Dinas Perpustakaan dan Kearsipan (Dispusip) Kabupaten Banyuwangi pada Rabu (29/9).

Kunjungan ini bertujuan untuk monitoring dan evaluasi (monev) kegiatan magang dua mahasiswa Jurusan Sastra Indonesia FIB UNEJ di Dispusip Banyuwangi yang berjalan sejak awal September 2021. Pada kunjungan ini, Edy Hariyadi bertemu dan melakukan koordinasi dengan Pustakawan Muda Dispusip Banyuwangi Yusup Khoiri, S.STP. yang bertindak selaku pembimbing mahasiswa magang.

Dalam pertemuan ini, Yusup Khoiri selaku pembimbing mahasiswa magang di lapangan menyampaikan bahwa kegiatan magang mahasiswa lebih difokuskan pada kegiatan yang berkaitan dengan penalaran dan implementasi teori. Hal ini dimaksudkan agar mahasiswa yang menjalankan magang selama satu semester nantinya benar-benar memiliki pengalaman mengenai implementasi ilmu perpustakaan dan kearsipan serta dunia kerja di dalamnya.

Pertemuan antara DPL, pembimbing magang di lapangan, dan mahasiswa magang juga membicarakan dan mengevaluasi kegiatan yang sudah dan akan dilakukan mahasiswa magang. Mahasiswa magang menyampaikan bahwa dalam satu bulan ini kegiatan yang dilakukan bukan hanya terkait langsung dengan kerja pustakawan seperti tentang alur pengolahan buku, tetapi mahasiswa magang juga memiliki tugas untuk menulis berita dalam rangka belajar menjadi pewarta dan berperan aktif dalam kegiatan-kegiatan Dispusip Banyuwangi. Hal ini dimaksudkan agar mahasiswa magang mampu mengimplementasikan pembelajaran yang sudah didapatkan selama ini di bangku kuliah secara langsung di lapangan.

Pada akhir pertemuan, Edy Hariyadi menyinggung tentang konversi mata kuliah yang ditempuh mahasiswa magang. Hal ini kemudian menjadi perbincangan serius bersama untuk menetapkan tugas-tugas konversi mata kuliah disesuaikan dengan Tupoksi dan kegiatan di Dispusip Banyuwangi. (Kontributor: Sasi Nur Aini, mahasiswa Sastra Indonesia)

 

Dosen Pembimbing Lapangan (DPL) Merdeka Belajar Kampus Merdeka (MBKM) Program Studi Sastra Indonesia Edy Hariyadi S.S., M.Si. melakukan kunjungan kepada mahasiswa yang menjalankan magang di Dinas Perpustakaan dan Kearsipan (Dispusip) Kabupaten Banyuwangi pada Rabu (29/9).

Kunjungan ini bertujuan untuk monitoring dan evaluasi (monev) kegiatan magang dua mahasiswa Jurusan Sastra Indonesia FIB UNEJ di Dispusip Banyuwangi yang berjalan sejak awal September 2021. Pada kunjungan ini, Edy Hariyadi bertemu dan melakukan koordinasi dengan Pustakawan Muda Dispusip Banyuwangi Yusup Khoiri, S.STP. yang bertindak selaku pembimbing mahasiswa magang.

Dalam pertemuan ini, Yusup Khoiri selaku pembimbing mahasiswa magang di lapangan menyampaikan bahwa kegiatan magang mahasiswa lebih difokuskan pada kegiatan yang berkaitan dengan penalaran dan implementasi teori. Hal ini dimaksudkan agar mahasiswa yang menjalankan magang selama satu semester nantinya benar-benar memiliki pengalaman mengenai implementasi ilmu perpustakaan dan kearsipan serta dunia kerja di dalamnya.

Pertemuan antara DPL, pembimbing magang di lapangan, dan mahasiswa magang juga membicarakan dan mengevaluasi kegiatan yang sudah dan akan dilakukan mahasiswa magang. Mahasiswa magang menyampaikan bahwa dalam satu bulan ini kegiatan yang dilakukan bukan hanya terkait langsung dengan kerja pustakawan seperti tentang alur pengolahan buku, tetapi mahasiswa magang juga memiliki tugas untuk menulis berita dalam rangka belajar menjadi pewarta dan berperan aktif dalam kegiatan-kegiatan Dispusip Banyuwangi. Hal ini dimaksudkan agar mahasiswa magang mampu mengimplementasikan pembelajaran yang sudah didapatkan selama ini di bangku kuliah secara langsung di lapangan.

Pada akhir pertemuan, Edy Hariyadi menyinggung tentang konversi mata kuliah yang ditempuh mahasiswa magang. Hal ini kemudian menjadi perbincangan serius bersama untuk menetapkan tugas-tugas konversi mata kuliah disesuaikan dengan Tupoksi dan kegiatan di Dispusip Banyuwangi. (Kontributor: Sasi Nur Aini, mahasiswa Sastra Indonesia)

 

Dosen Pembimbing Lapangan (DPL) Merdeka Belajar Kampus Merdeka (MBKM) Program Studi Sastra Indonesia Edy Hariyadi S.S., M.Si. melakukan kunjungan kepada mahasiswa yang menjalankan magang di Dinas Perpustakaan dan Kearsipan (Dispusip) Kabupaten Banyuwangi pada Rabu (29/9).

Kunjungan ini bertujuan untuk monitoring dan evaluasi (monev) kegiatan magang dua mahasiswa Jurusan Sastra Indonesia FIB UNEJ di Dispusip Banyuwangi yang berjalan sejak awal September 2021. Pada kunjungan ini, Edy Hariyadi bertemu dan melakukan koordinasi dengan Pustakawan Muda Dispusip Banyuwangi Yusup Khoiri, S.STP. yang bertindak selaku pembimbing mahasiswa magang.

Dalam pertemuan ini, Yusup Khoiri selaku pembimbing mahasiswa magang di lapangan menyampaikan bahwa kegiatan magang mahasiswa lebih difokuskan pada kegiatan yang berkaitan dengan penalaran dan implementasi teori. Hal ini dimaksudkan agar mahasiswa yang menjalankan magang selama satu semester nantinya benar-benar memiliki pengalaman mengenai implementasi ilmu perpustakaan dan kearsipan serta dunia kerja di dalamnya.

Pertemuan antara DPL, pembimbing magang di lapangan, dan mahasiswa magang juga membicarakan dan mengevaluasi kegiatan yang sudah dan akan dilakukan mahasiswa magang. Mahasiswa magang menyampaikan bahwa dalam satu bulan ini kegiatan yang dilakukan bukan hanya terkait langsung dengan kerja pustakawan seperti tentang alur pengolahan buku, tetapi mahasiswa magang juga memiliki tugas untuk menulis berita dalam rangka belajar menjadi pewarta dan berperan aktif dalam kegiatan-kegiatan Dispusip Banyuwangi. Hal ini dimaksudkan agar mahasiswa magang mampu mengimplementasikan pembelajaran yang sudah didapatkan selama ini di bangku kuliah secara langsung di lapangan.

Pada akhir pertemuan, Edy Hariyadi menyinggung tentang konversi mata kuliah yang ditempuh mahasiswa magang. Hal ini kemudian menjadi perbincangan serius bersama untuk menetapkan tugas-tugas konversi mata kuliah disesuaikan dengan Tupoksi dan kegiatan di Dispusip Banyuwangi. (Kontributor: Sasi Nur Aini, mahasiswa Sastra Indonesia)

[:]

[:de]

Dosen Pembimbing Lapangan (DPL) Merdeka Belajar Kampus Merdeka (MBKM) Program Studi Sastra Indonesia Edy Hariyadi S.S., M.Si. melakukan kunjungan kepada mahasiswa yang menjalankan magang di Dinas Perpustakaan dan Kearsipan (Dispusip) Kabupaten Banyuwangi pada Rabu (29/9).

Kunjungan ini bertujuan untuk monitoring dan evaluasi (monev) kegiatan magang dua mahasiswa Jurusan Sastra Indonesia FIB UNEJ di Dispusip Banyuwangi yang berjalan sejak awal September 2021. Pada kunjungan ini, Edy Hariyadi bertemu dan melakukan koordinasi dengan Pustakawan Muda Dispusip Banyuwangi Yusup Khoiri, S.STP. yang bertindak selaku pembimbing mahasiswa magang.

Dalam pertemuan ini, Yusup Khoiri selaku pembimbing mahasiswa magang di lapangan menyampaikan bahwa kegiatan magang mahasiswa lebih difokuskan pada kegiatan yang berkaitan dengan penalaran dan implementasi teori. Hal ini dimaksudkan agar mahasiswa yang menjalankan magang selama satu semester nantinya benar-benar memiliki pengalaman mengenai implementasi ilmu perpustakaan dan kearsipan serta dunia kerja di dalamnya.

Pertemuan antara DPL, pembimbing magang di lapangan, dan mahasiswa magang juga membicarakan dan mengevaluasi kegiatan yang sudah dan akan dilakukan mahasiswa magang. Mahasiswa magang menyampaikan bahwa dalam satu bulan ini kegiatan yang dilakukan bukan hanya terkait langsung dengan kerja pustakawan seperti tentang alur pengolahan buku, tetapi mahasiswa magang juga memiliki tugas untuk menulis berita dalam rangka belajar menjadi pewarta dan berperan aktif dalam kegiatan-kegiatan Dispusip Banyuwangi. Hal ini dimaksudkan agar mahasiswa magang mampu mengimplementasikan pembelajaran yang sudah didapatkan selama ini di bangku kuliah secara langsung di lapangan.

Pada akhir pertemuan, Edy Hariyadi menyinggung tentang konversi mata kuliah yang ditempuh mahasiswa magang. Hal ini kemudian menjadi perbincangan serius bersama untuk menetapkan tugas-tugas konversi mata kuliah disesuaikan dengan Tupoksi dan kegiatan di Dispusip Banyuwangi. (Kontributor: Sasi Nur Aini, mahasiswa Sastra Indonesia)

 

 

Dosen Pembimbing Lapangan (DPL) Merdeka Belajar Kampus Merdeka (MBKM) Program Studi Sastra Indonesia Edy Hariyadi S.S., M.Si. melakukan kunjungan kepada mahasiswa yang menjalankan magang di Dinas Perpustakaan dan Kearsipan (Dispusip) Kabupaten Banyuwangi pada Rabu (29/9).

Kunjungan ini bertujuan untuk monitoring dan evaluasi (monev) kegiatan magang dua mahasiswa Jurusan Sastra Indonesia FIB UNEJ di Dispusip Banyuwangi yang berjalan sejak awal September 2021. Pada kunjungan ini, Edy Hariyadi bertemu dan melakukan koordinasi dengan Pustakawan Muda Dispusip Banyuwangi Yusup Khoiri, S.STP. yang bertindak selaku pembimbing mahasiswa magang.

Dalam pertemuan ini, Yusup Khoiri selaku pembimbing mahasiswa magang di lapangan menyampaikan bahwa kegiatan magang mahasiswa lebih difokuskan pada kegiatan yang berkaitan dengan penalaran dan implementasi teori. Hal ini dimaksudkan agar mahasiswa yang menjalankan magang selama satu semester nantinya benar-benar memiliki pengalaman mengenai implementasi ilmu perpustakaan dan kearsipan serta dunia kerja di dalamnya.

Pertemuan antara DPL, pembimbing magang di lapangan, dan mahasiswa magang juga membicarakan dan mengevaluasi kegiatan yang sudah dan akan dilakukan mahasiswa magang. Mahasiswa magang menyampaikan bahwa dalam satu bulan ini kegiatan yang dilakukan bukan hanya terkait langsung dengan kerja pustakawan seperti tentang alur pengolahan buku, tetapi mahasiswa magang juga memiliki tugas untuk menulis berita dalam rangka belajar menjadi pewarta dan berperan aktif dalam kegiatan-kegiatan Dispusip Banyuwangi. Hal ini dimaksudkan agar mahasiswa magang mampu mengimplementasikan pembelajaran yang sudah didapatkan selama ini di bangku kuliah secara langsung di lapangan.

Pada akhir pertemuan, Edy Hariyadi menyinggung tentang konversi mata kuliah yang ditempuh mahasiswa magang. Hal ini kemudian menjadi perbincangan serius bersama untuk menetapkan tugas-tugas konversi mata kuliah disesuaikan dengan Tupoksi dan kegiatan di Dispusip Banyuwangi. (Kontributor: Sasi Nur Aini, mahasiswa Sastra Indonesia)

 

 

Dosen Pembimbing Lapangan (DPL) Merdeka Belajar Kampus Merdeka (MBKM) Program Studi Sastra Indonesia Edy Hariyadi S.S., M.Si. melakukan kunjungan kepada mahasiswa yang menjalankan magang di Dinas Perpustakaan dan Kearsipan (Dispusip) Kabupaten Banyuwangi pada Rabu (29/9).

Kunjungan ini bertujuan untuk monitoring dan evaluasi (monev) kegiatan magang dua mahasiswa Jurusan Sastra Indonesia FIB UNEJ di Dispusip Banyuwangi yang berjalan sejak awal September 2021. Pada kunjungan ini, Edy Hariyadi bertemu dan melakukan koordinasi dengan Pustakawan Muda Dispusip Banyuwangi Yusup Khoiri, S.STP. yang bertindak selaku pembimbing mahasiswa magang.

Dalam pertemuan ini, Yusup Khoiri selaku pembimbing mahasiswa magang di lapangan menyampaikan bahwa kegiatan magang mahasiswa lebih difokuskan pada kegiatan yang berkaitan dengan penalaran dan implementasi teori. Hal ini dimaksudkan agar mahasiswa yang menjalankan magang selama satu semester nantinya benar-benar memiliki pengalaman mengenai implementasi ilmu perpustakaan dan kearsipan serta dunia kerja di dalamnya.

Pertemuan antara DPL, pembimbing magang di lapangan, dan mahasiswa magang juga membicarakan dan mengevaluasi kegiatan yang sudah dan akan dilakukan mahasiswa magang. Mahasiswa magang menyampaikan bahwa dalam satu bulan ini kegiatan yang dilakukan bukan hanya terkait langsung dengan kerja pustakawan seperti tentang alur pengolahan buku, tetapi mahasiswa magang juga memiliki tugas untuk menulis berita dalam rangka belajar menjadi pewarta dan berperan aktif dalam kegiatan-kegiatan Dispusip Banyuwangi. Hal ini dimaksudkan agar mahasiswa magang mampu mengimplementasikan pembelajaran yang sudah didapatkan selama ini di bangku kuliah secara langsung di lapangan.

Pada akhir pertemuan, Edy Hariyadi menyinggung tentang konversi mata kuliah yang ditempuh mahasiswa magang. Hal ini kemudian menjadi perbincangan serius bersama untuk menetapkan tugas-tugas konversi mata kuliah disesuaikan dengan Tupoksi dan kegiatan di Dispusip Banyuwangi. (Kontributor: Sasi Nur Aini, mahasiswa Sastra Indonesia)

Berikut ini dua artikel berita lainnya yang ditulis mahasiswa magang dan dimuat di website Dispusip Banyuwangi. Llink: 

https://dispusip.banyuwangikab.go.id/dispusip-banyuwangi-gelar-webinar-naskah-kuno-memperingati-hai-2021/

https://dispusip.banyuwangikab.go.id/perpusda-ajak-anak-anak-ikut-rayakan-hari-aksara-internasional-dengan-mendongeng-online/

 

Dosen Pembimbing Lapangan (DPL) Merdeka Belajar Kampus Merdeka (MBKM) Program Studi Sastra Indonesia Edy Hariyadi S.S., M.Si. melakukan kunjungan kepada mahasiswa yang menjalankan magang di Dinas Perpustakaan dan Kearsipan (Dispusip) Kabupaten Banyuwangi pada Rabu (29/9).

Kunjungan ini bertujuan untuk monitoring dan evaluasi (monev) kegiatan magang dua mahasiswa Jurusan Sastra Indonesia FIB UNEJ di Dispusip Banyuwangi yang berjalan sejak awal September 2021. Pada kunjungan ini, Edy Hariyadi bertemu dan melakukan koordinasi dengan Pustakawan Muda Dispusip Banyuwangi Yusup Khoiri, S.STP. yang bertindak selaku pembimbing mahasiswa magang.

Dalam pertemuan ini, Yusup Khoiri selaku pembimbing mahasiswa magang di lapangan menyampaikan bahwa kegiatan magang mahasiswa lebih difokuskan pada kegiatan yang berkaitan dengan penalaran dan implementasi teori. Hal ini dimaksudkan agar mahasiswa yang menjalankan magang selama satu semester nantinya benar-benar memiliki pengalaman mengenai implementasi ilmu perpustakaan dan kearsipan serta dunia kerja di dalamnya.

Pertemuan antara DPL, pembimbing magang di lapangan, dan mahasiswa magang juga membicarakan dan mengevaluasi kegiatan yang sudah dan akan dilakukan mahasiswa magang. Mahasiswa magang menyampaikan bahwa dalam satu bulan ini kegiatan yang dilakukan bukan hanya terkait langsung dengan kerja pustakawan seperti tentang alur pengolahan buku, tetapi mahasiswa magang juga memiliki tugas untuk menulis berita dalam rangka belajar menjadi pewarta dan berperan aktif dalam kegiatan-kegiatan Dispusip Banyuwangi. Hal ini dimaksudkan agar mahasiswa magang mampu mengimplementasikan pembelajaran yang sudah didapatkan selama ini di bangku kuliah secara langsung di lapangan.

Pada akhir pertemuan, Edy Hariyadi menyinggung tentang konversi mata kuliah yang ditempuh mahasiswa magang. Hal ini kemudian menjadi perbincangan serius bersama untuk menetapkan tugas-tugas konversi mata kuliah disesuaikan dengan Tupoksi dan kegiatan di Dispusip Banyuwangi. (Kontributor: Sasi Nur Aini, mahasiswa Sastra Indonesia)

 

Dosen Pembimbing Lapangan (DPL) Merdeka Belajar Kampus Merdeka (MBKM) Program Studi Sastra Indonesia Edy Hariyadi S.S., M.Si. melakukan kunjungan kepada mahasiswa yang menjalankan magang di Dinas Perpustakaan dan Kearsipan (Dispusip) Kabupaten Banyuwangi pada Rabu (29/9).

Kunjungan ini bertujuan untuk monitoring dan evaluasi (monev) kegiatan magang dua mahasiswa Jurusan Sastra Indonesia FIB UNEJ di Dispusip Banyuwangi yang berjalan sejak awal September 2021. Pada kunjungan ini, Edy Hariyadi bertemu dan melakukan koordinasi dengan Pustakawan Muda Dispusip Banyuwangi Yusup Khoiri, S.STP. yang bertindak selaku pembimbing mahasiswa magang.

Dalam pertemuan ini, Yusup Khoiri selaku pembimbing mahasiswa magang di lapangan menyampaikan bahwa kegiatan magang mahasiswa lebih difokuskan pada kegiatan yang berkaitan dengan penalaran dan implementasi teori. Hal ini dimaksudkan agar mahasiswa yang menjalankan magang selama satu semester nantinya benar-benar memiliki pengalaman mengenai implementasi ilmu perpustakaan dan kearsipan serta dunia kerja di dalamnya.

Pertemuan antara DPL, pembimbing magang di lapangan, dan mahasiswa magang juga membicarakan dan mengevaluasi kegiatan yang sudah dan akan dilakukan mahasiswa magang. Mahasiswa magang menyampaikan bahwa dalam satu bulan ini kegiatan yang dilakukan bukan hanya terkait langsung dengan kerja pustakawan seperti tentang alur pengolahan buku, tetapi mahasiswa magang juga memiliki tugas untuk menulis berita dalam rangka belajar menjadi pewarta dan berperan aktif dalam kegiatan-kegiatan Dispusip Banyuwangi. Hal ini dimaksudkan agar mahasiswa magang mampu mengimplementasikan pembelajaran yang sudah didapatkan selama ini di bangku kuliah secara langsung di lapangan.

Pada akhir pertemuan, Edy Hariyadi menyinggung tentang konversi mata kuliah yang ditempuh mahasiswa magang. Hal ini kemudian menjadi perbincangan serius bersama untuk menetapkan tugas-tugas konversi mata kuliah disesuaikan dengan Tupoksi dan kegiatan di Dispusip Banyuwangi. (Kontributor: Sasi Nur Aini, mahasiswa Sastra Indonesia)

 

 

Dosen Pembimbing Lapangan (DPL) Merdeka Belajar Kampus Merdeka (MBKM) Program Studi Sastra Indonesia Edy Hariyadi S.S., M.Si. melakukan kunjungan kepada mahasiswa yang menjalankan magang di Dinas Perpustakaan dan Kearsipan (Dispusip) Kabupaten Banyuwangi pada Rabu (29/9).

Kunjungan ini bertujuan untuk monitoring dan evaluasi (monev) kegiatan magang dua mahasiswa Jurusan Sastra Indonesia FIB UNEJ di Dispusip Banyuwangi yang berjalan sejak awal September 2021. Pada kunjungan ini, Edy Hariyadi bertemu dan melakukan koordinasi dengan Pustakawan Muda Dispusip Banyuwangi Yusup Khoiri, S.STP. yang bertindak selaku pembimbing mahasiswa magang.

Dalam pertemuan ini, Yusup Khoiri selaku pembimbing mahasiswa magang di lapangan menyampaikan bahwa kegiatan magang mahasiswa lebih difokuskan pada kegiatan yang berkaitan dengan penalaran dan implementasi teori. Hal ini dimaksudkan agar mahasiswa yang menjalankan magang selama satu semester nantinya benar-benar memiliki pengalaman mengenai implementasi ilmu perpustakaan dan kearsipan serta dunia kerja di dalamnya.

Pertemuan antara DPL, pembimbing magang di lapangan, dan mahasiswa magang juga membicarakan dan mengevaluasi kegiatan yang sudah dan akan dilakukan mahasiswa magang. Mahasiswa magang menyampaikan bahwa dalam satu bulan ini kegiatan yang dilakukan bukan hanya terkait langsung dengan kerja pustakawan seperti tentang alur pengolahan buku, tetapi mahasiswa magang juga memiliki tugas untuk menulis berita dalam rangka belajar menjadi pewarta dan berperan aktif dalam kegiatan-kegiatan Dispusip Banyuwangi. Hal ini dimaksudkan agar mahasiswa magang mampu mengimplementasikan pembelajaran yang sudah didapatkan selama ini di bangku kuliah secara langsung di lapangan.

Pada akhir pertemuan, Edy Hariyadi menyinggung tentang konversi mata kuliah yang ditempuh mahasiswa magang. Hal ini kemudian menjadi perbincangan serius bersama untuk menetapkan tugas-tugas konversi mata kuliah disesuaikan dengan Tupoksi dan kegiatan di Dispusip Banyuwangi. (Kontributor: Sasi Nur Aini, mahasiswa Sastra Indonesia)

 

Dosen Pembimbing Lapangan (DPL) Merdeka Belajar Kampus Merdeka (MBKM) Program Studi Sastra Indonesia Edy Hariyadi S.S., M.Si. melakukan kunjungan kepada mahasiswa yang menjalankan magang di Dinas Perpustakaan dan Kearsipan (Dispusip) Kabupaten Banyuwangi pada Rabu (29/9).

Kunjungan ini bertujuan untuk monitoring dan evaluasi (monev) kegiatan magang dua mahasiswa Jurusan Sastra Indonesia FIB UNEJ di Dispusip Banyuwangi yang berjalan sejak awal September 2021. Pada kunjungan ini, Edy Hariyadi bertemu dan melakukan koordinasi dengan Pustakawan Muda Dispusip Banyuwangi Yusup Khoiri, S.STP. yang bertindak selaku pembimbing mahasiswa magang.

Dalam pertemuan ini, Yusup Khoiri selaku pembimbing mahasiswa magang di lapangan menyampaikan bahwa kegiatan magang mahasiswa lebih difokuskan pada kegiatan yang berkaitan dengan penalaran dan implementasi teori. Hal ini dimaksudkan agar mahasiswa yang menjalankan magang selama satu semester nantinya benar-benar memiliki pengalaman mengenai implementasi ilmu perpustakaan dan kearsipan serta dunia kerja di dalamnya.

Pertemuan antara DPL, pembimbing magang di lapangan, dan mahasiswa magang juga membicarakan dan mengevaluasi kegiatan yang sudah dan akan dilakukan mahasiswa magang. Mahasiswa magang menyampaikan bahwa dalam satu bulan ini kegiatan yang dilakukan bukan hanya terkait langsung dengan kerja pustakawan seperti tentang alur pengolahan buku, tetapi mahasiswa magang juga memiliki tugas untuk menulis berita dalam rangka belajar menjadi pewarta dan berperan aktif dalam kegiatan-kegiatan Dispusip Banyuwangi. Hal ini dimaksudkan agar mahasiswa magang mampu mengimplementasikan pembelajaran yang sudah didapatkan selama ini di bangku kuliah secara langsung di lapangan.

Pada akhir pertemuan, Edy Hariyadi menyinggung tentang konversi mata kuliah yang ditempuh mahasiswa magang. Hal ini kemudian menjadi perbincangan serius bersama untuk menetapkan tugas-tugas konversi mata kuliah disesuaikan dengan Tupoksi dan kegiatan di Dispusip Banyuwangi. (Kontributor: Sasi Nur Aini, mahasiswa Sastra Indonesia)

 

Dosen Pembimbing Lapangan (DPL) Merdeka Belajar Kampus Merdeka (MBKM) Program Studi Sastra Indonesia Edy Hariyadi S.S., M.Si. melakukan kunjungan kepada mahasiswa yang menjalankan magang di Dinas Perpustakaan dan Kearsipan (Dispusip) Kabupaten Banyuwangi pada Rabu (29/9).

Kunjungan ini bertujuan untuk monitoring dan evaluasi (monev) kegiatan magang dua mahasiswa Jurusan Sastra Indonesia FIB UNEJ di Dispusip Banyuwangi yang berjalan sejak awal September 2021. Pada kunjungan ini, Edy Hariyadi bertemu dan melakukan koordinasi dengan Pustakawan Muda Dispusip Banyuwangi Yusup Khoiri, S.STP. yang bertindak selaku pembimbing mahasiswa magang.

Dalam pertemuan ini, Yusup Khoiri selaku pembimbing mahasiswa magang di lapangan menyampaikan bahwa kegiatan magang mahasiswa lebih difokuskan pada kegiatan yang berkaitan dengan penalaran dan implementasi teori. Hal ini dimaksudkan agar mahasiswa yang menjalankan magang selama satu semester nantinya benar-benar memiliki pengalaman mengenai implementasi ilmu perpustakaan dan kearsipan serta dunia kerja di dalamnya.

Pertemuan antara DPL, pembimbing magang di lapangan, dan mahasiswa magang juga membicarakan dan mengevaluasi kegiatan yang sudah dan akan dilakukan mahasiswa magang. Mahasiswa magang menyampaikan bahwa dalam satu bulan ini kegiatan yang dilakukan bukan hanya terkait langsung dengan kerja pustakawan seperti tentang alur pengolahan buku, tetapi mahasiswa magang juga memiliki tugas untuk menulis berita dalam rangka belajar menjadi pewarta dan berperan aktif dalam kegiatan-kegiatan Dispusip Banyuwangi. Hal ini dimaksudkan agar mahasiswa magang mampu mengimplementasikan pembelajaran yang sudah didapatkan selama ini di bangku kuliah secara langsung di lapangan.

Pada akhir pertemuan, Edy Hariyadi menyinggung tentang konversi mata kuliah yang ditempuh mahasiswa magang. Hal ini kemudian menjadi perbincangan serius bersama untuk menetapkan tugas-tugas konversi mata kuliah disesuaikan dengan Tupoksi dan kegiatan di Dispusip Banyuwangi. (Kontributor: Sasi Nur Aini, mahasiswa Sastra Indonesia)

[:]

[:de]

Dosen Pembimbing Lapangan (DPL) Merdeka Belajar Kampus Merdeka (MBKM) Program Studi Sastra Indonesia Edy Hariyadi S.S., M.Si. melakukan kunjungan kepada mahasiswa yang menjalankan magang di Dinas Perpustakaan dan Kearsipan (Dispusip) Kabupaten Banyuwangi pada Rabu (29/9).

Kunjungan ini bertujuan untuk monitoring dan evaluasi (monev) kegiatan magang dua mahasiswa Jurusan Sastra Indonesia FIB UNEJ di Dispusip Banyuwangi yang berjalan sejak awal September 2021. Pada kunjungan ini, Edy Hariyadi bertemu dan melakukan koordinasi dengan Pustakawan Muda Dispusip Banyuwangi Yusup Khoiri, S.STP. yang bertindak selaku pembimbing mahasiswa magang.

Dalam pertemuan ini, Yusup Khoiri selaku pembimbing mahasiswa magang di lapangan menyampaikan bahwa kegiatan magang mahasiswa lebih difokuskan pada kegiatan yang berkaitan dengan penalaran dan implementasi teori. Hal ini dimaksudkan agar mahasiswa yang menjalankan magang selama satu semester nantinya benar-benar memiliki pengalaman mengenai implementasi ilmu perpustakaan dan kearsipan serta dunia kerja di dalamnya.

Pertemuan antara DPL, pembimbing magang di lapangan, dan mahasiswa magang juga membicarakan dan mengevaluasi kegiatan yang sudah dan akan dilakukan mahasiswa magang. Mahasiswa magang menyampaikan bahwa dalam satu bulan ini kegiatan yang dilakukan bukan hanya terkait langsung dengan kerja pustakawan seperti tentang alur pengolahan buku, tetapi mahasiswa magang juga memiliki tugas untuk menulis berita dalam rangka belajar menjadi pewarta dan berperan aktif dalam kegiatan-kegiatan Dispusip Banyuwangi. Hal ini dimaksudkan agar mahasiswa magang mampu mengimplementasikan pembelajaran yang sudah didapatkan selama ini di bangku kuliah secara langsung di lapangan.

Pada akhir pertemuan, Edy Hariyadi menyinggung tentang konversi mata kuliah yang ditempuh mahasiswa magang. Hal ini kemudian menjadi perbincangan serius bersama untuk menetapkan tugas-tugas konversi mata kuliah disesuaikan dengan Tupoksi dan kegiatan di Dispusip Banyuwangi. (Kontributor: Sasi Nur Aini, mahasiswa Sastra Indonesia)

Artikel berita lainnya yang ditulis mahasiswa magang dan dimuat di website Dispusip Banyuwangi. Link:.

https://dispusip.banyuwangikab.go.id/dispusip-banyuwangi-gelar-webinar-naskah-kuno-memperingati-hai-2021/

https://dispusip.banyuwangikab.go.id/perpusda-ajak-anak-anak-ikut-rayakan-hari-aksara-internasional-dengan-mendongeng-online/

 

 

Dosen Pembimbing Lapangan (DPL) Merdeka Belajar Kampus Merdeka (MBKM) Program Studi Sastra Indonesia Edy Hariyadi S.S., M.Si. melakukan kunjungan kepada mahasiswa yang menjalankan magang di Dinas Perpustakaan dan Kearsipan (Dispusip) Kabupaten Banyuwangi pada Rabu (29/9).

Kunjungan ini bertujuan untuk monitoring dan evaluasi (monev) kegiatan magang dua mahasiswa Jurusan Sastra Indonesia FIB UNEJ di Dispusip Banyuwangi yang berjalan sejak awal September 2021. Pada kunjungan ini, Edy Hariyadi bertemu dan melakukan koordinasi dengan Pustakawan Muda Dispusip Banyuwangi Yusup Khoiri, S.STP. yang bertindak selaku pembimbing mahasiswa magang.

Dalam pertemuan ini, Yusup Khoiri selaku pembimbing mahasiswa magang di lapangan menyampaikan bahwa kegiatan magang mahasiswa lebih difokuskan pada kegiatan yang berkaitan dengan penalaran dan implementasi teori. Hal ini dimaksudkan agar mahasiswa yang menjalankan magang selama satu semester nantinya benar-benar memiliki pengalaman mengenai implementasi ilmu perpustakaan dan kearsipan serta dunia kerja di dalamnya.

Pertemuan antara DPL, pembimbing magang di lapangan, dan mahasiswa magang juga membicarakan dan mengevaluasi kegiatan yang sudah dan akan dilakukan mahasiswa magang. Mahasiswa magang menyampaikan bahwa dalam satu bulan ini kegiatan yang dilakukan bukan hanya terkait langsung dengan kerja pustakawan seperti tentang alur pengolahan buku, tetapi mahasiswa magang juga memiliki tugas untuk menulis berita dalam rangka belajar menjadi pewarta dan berperan aktif dalam kegiatan-kegiatan Dispusip Banyuwangi. Hal ini dimaksudkan agar mahasiswa magang mampu mengimplementasikan pembelajaran yang sudah didapatkan selama ini di bangku kuliah secara langsung di lapangan.

Pada akhir pertemuan, Edy Hariyadi menyinggung tentang konversi mata kuliah yang ditempuh mahasiswa magang. Hal ini kemudian menjadi perbincangan serius bersama untuk menetapkan tugas-tugas konversi mata kuliah disesuaikan dengan Tupoksi dan kegiatan di Dispusip Banyuwangi. (Kontributor: Sasi Nur Aini, mahasiswa Sastra Indonesia)

 

 

Dosen Pembimbing Lapangan (DPL) Merdeka Belajar Kampus Merdeka (MBKM) Program Studi Sastra Indonesia Edy Hariyadi S.S., M.Si. melakukan kunjungan kepada mahasiswa yang menjalankan magang di Dinas Perpustakaan dan Kearsipan (Dispusip) Kabupaten Banyuwangi pada Rabu (29/9).

Kunjungan ini bertujuan untuk monitoring dan evaluasi (monev) kegiatan magang dua mahasiswa Jurusan Sastra Indonesia FIB UNEJ di Dispusip Banyuwangi yang berjalan sejak awal September 2021. Pada kunjungan ini, Edy Hariyadi bertemu dan melakukan koordinasi dengan Pustakawan Muda Dispusip Banyuwangi Yusup Khoiri, S.STP. yang bertindak selaku pembimbing mahasiswa magang.

Dalam pertemuan ini, Yusup Khoiri selaku pembimbing mahasiswa magang di lapangan menyampaikan bahwa kegiatan magang mahasiswa lebih difokuskan pada kegiatan yang berkaitan dengan penalaran dan implementasi teori. Hal ini dimaksudkan agar mahasiswa yang menjalankan magang selama satu semester nantinya benar-benar memiliki pengalaman mengenai implementasi ilmu perpustakaan dan kearsipan serta dunia kerja di dalamnya.

Pertemuan antara DPL, pembimbing magang di lapangan, dan mahasiswa magang juga membicarakan dan mengevaluasi kegiatan yang sudah dan akan dilakukan mahasiswa magang. Mahasiswa magang menyampaikan bahwa dalam satu bulan ini kegiatan yang dilakukan bukan hanya terkait langsung dengan kerja pustakawan seperti tentang alur pengolahan buku, tetapi mahasiswa magang juga memiliki tugas untuk menulis berita dalam rangka belajar menjadi pewarta dan berperan aktif dalam kegiatan-kegiatan Dispusip Banyuwangi. Hal ini dimaksudkan agar mahasiswa magang mampu mengimplementasikan pembelajaran yang sudah didapatkan selama ini di bangku kuliah secara langsung di lapangan.

Pada akhir pertemuan, Edy Hariyadi menyinggung tentang konversi mata kuliah yang ditempuh mahasiswa magang. Hal ini kemudian menjadi perbincangan serius bersama untuk menetapkan tugas-tugas konversi mata kuliah disesuaikan dengan Tupoksi dan kegiatan di Dispusip Banyuwangi. (Kontributor: Sasi Nur Aini, mahasiswa Sastra Indonesia)

Berikut ini dua artikel berita lainnya yang ditulis mahasiswa magang dan dimuat di website Dispusip Banyuwangi. Llink: 

https://dispusip.banyuwangikab.go.id/dispusip-banyuwangi-gelar-webinar-naskah-kuno-memperingati-hai-2021/

https://dispusip.banyuwangikab.go.id/perpusda-ajak-anak-anak-ikut-rayakan-hari-aksara-internasional-dengan-mendongeng-online/

 

Dosen Pembimbing Lapangan (DPL) Merdeka Belajar Kampus Merdeka (MBKM) Program Studi Sastra Indonesia Edy Hariyadi S.S., M.Si. melakukan kunjungan kepada mahasiswa yang menjalankan magang di Dinas Perpustakaan dan Kearsipan (Dispusip) Kabupaten Banyuwangi pada Rabu (29/9).

Kunjungan ini bertujuan untuk monitoring dan evaluasi (monev) kegiatan magang dua mahasiswa Jurusan Sastra Indonesia FIB UNEJ di Dispusip Banyuwangi yang berjalan sejak awal September 2021. Pada kunjungan ini, Edy Hariyadi bertemu dan melakukan koordinasi dengan Pustakawan Muda Dispusip Banyuwangi Yusup Khoiri, S.STP. yang bertindak selaku pembimbing mahasiswa magang.

Dalam pertemuan ini, Yusup Khoiri selaku pembimbing mahasiswa magang di lapangan menyampaikan bahwa kegiatan magang mahasiswa lebih difokuskan pada kegiatan yang berkaitan dengan penalaran dan implementasi teori. Hal ini dimaksudkan agar mahasiswa yang menjalankan magang selama satu semester nantinya benar-benar memiliki pengalaman mengenai implementasi ilmu perpustakaan dan kearsipan serta dunia kerja di dalamnya.

Pertemuan antara DPL, pembimbing magang di lapangan, dan mahasiswa magang juga membicarakan dan mengevaluasi kegiatan yang sudah dan akan dilakukan mahasiswa magang. Mahasiswa magang menyampaikan bahwa dalam satu bulan ini kegiatan yang dilakukan bukan hanya terkait langsung dengan kerja pustakawan seperti tentang alur pengolahan buku, tetapi mahasiswa magang juga memiliki tugas untuk menulis berita dalam rangka belajar menjadi pewarta dan berperan aktif dalam kegiatan-kegiatan Dispusip Banyuwangi. Hal ini dimaksudkan agar mahasiswa magang mampu mengimplementasikan pembelajaran yang sudah didapatkan selama ini di bangku kuliah secara langsung di lapangan.

Pada akhir pertemuan, Edy Hariyadi menyinggung tentang konversi mata kuliah yang ditempuh mahasiswa magang. Hal ini kemudian menjadi perbincangan serius bersama untuk menetapkan tugas-tugas konversi mata kuliah disesuaikan dengan Tupoksi dan kegiatan di Dispusip Banyuwangi. (Kontributor: Sasi Nur Aini, mahasiswa Sastra Indonesia)

 

 

Dosen Pembimbing Lapangan (DPL) Merdeka Belajar Kampus Merdeka (MBKM) Program Studi Sastra Indonesia Edy Hariyadi S.S., M.Si. melakukan kunjungan kepada mahasiswa yang menjalankan magang di Dinas Perpustakaan dan Kearsipan (Dispusip) Kabupaten Banyuwangi pada Rabu (29/9).

Kunjungan ini bertujuan untuk monitoring dan evaluasi (monev) kegiatan magang dua mahasiswa Jurusan Sastra Indonesia FIB UNEJ di Dispusip Banyuwangi yang berjalan sejak awal September 2021. Pada kunjungan ini, Edy Hariyadi bertemu dan melakukan koordinasi dengan Pustakawan Muda Dispusip Banyuwangi Yusup Khoiri, S.STP. yang bertindak selaku pembimbing mahasiswa magang.

Dalam pertemuan ini, Yusup Khoiri selaku pembimbing mahasiswa magang di lapangan menyampaikan bahwa kegiatan magang mahasiswa lebih difokuskan pada kegiatan yang berkaitan dengan penalaran dan implementasi teori. Hal ini dimaksudkan agar mahasiswa yang menjalankan magang selama satu semester nantinya benar-benar memiliki pengalaman mengenai implementasi ilmu perpustakaan dan kearsipan serta dunia kerja di dalamnya.

Pertemuan antara DPL, pembimbing magang di lapangan, dan mahasiswa magang juga membicarakan dan mengevaluasi kegiatan yang sudah dan akan dilakukan mahasiswa magang. Mahasiswa magang menyampaikan bahwa dalam satu bulan ini kegiatan yang dilakukan bukan hanya terkait langsung dengan kerja pustakawan seperti tentang alur pengolahan buku, tetapi mahasiswa magang juga memiliki tugas untuk menulis berita dalam rangka belajar menjadi pewarta dan berperan aktif dalam kegiatan-kegiatan Dispusip Banyuwangi. Hal ini dimaksudkan agar mahasiswa magang mampu mengimplementasikan pembelajaran yang sudah didapatkan selama ini di bangku kuliah secara langsung di lapangan.

Pada akhir pertemuan, Edy Hariyadi menyinggung tentang konversi mata kuliah yang ditempuh mahasiswa magang. Hal ini kemudian menjadi perbincangan serius bersama untuk menetapkan tugas-tugas konversi mata kuliah disesuaikan dengan Tupoksi dan kegiatan di Dispusip Banyuwangi. (Kontributor: Sasi Nur Aini, mahasiswa Sastra Indonesia)

 

 

Dosen Pembimbing Lapangan (DPL) Merdeka Belajar Kampus Merdeka (MBKM) Program Studi Sastra Indonesia Edy Hariyadi S.S., M.Si. melakukan kunjungan kepada mahasiswa yang menjalankan magang di Dinas Perpustakaan dan Kearsipan (Dispusip) Kabupaten Banyuwangi pada Rabu (29/9).

Kunjungan ini bertujuan untuk monitoring dan evaluasi (monev) kegiatan magang dua mahasiswa Jurusan Sastra Indonesia FIB UNEJ di Dispusip Banyuwangi yang berjalan sejak awal September 2021. Pada kunjungan ini, Edy Hariyadi bertemu dan melakukan koordinasi dengan Pustakawan Muda Dispusip Banyuwangi Yusup Khoiri, S.STP. yang bertindak selaku pembimbing mahasiswa magang.

Dalam pertemuan ini, Yusup Khoiri selaku pembimbing mahasiswa magang di lapangan menyampaikan bahwa kegiatan magang mahasiswa lebih difokuskan pada kegiatan yang berkaitan dengan penalaran dan implementasi teori. Hal ini dimaksudkan agar mahasiswa yang menjalankan magang selama satu semester nantinya benar-benar memiliki pengalaman mengenai implementasi ilmu perpustakaan dan kearsipan serta dunia kerja di dalamnya.

Pertemuan antara DPL, pembimbing magang di lapangan, dan mahasiswa magang juga membicarakan dan mengevaluasi kegiatan yang sudah dan akan dilakukan mahasiswa magang. Mahasiswa magang menyampaikan bahwa dalam satu bulan ini kegiatan yang dilakukan bukan hanya terkait langsung dengan kerja pustakawan seperti tentang alur pengolahan buku, tetapi mahasiswa magang juga memiliki tugas untuk menulis berita dalam rangka belajar menjadi pewarta dan berperan aktif dalam kegiatan-kegiatan Dispusip Banyuwangi. Hal ini dimaksudkan agar mahasiswa magang mampu mengimplementasikan pembelajaran yang sudah didapatkan selama ini di bangku kuliah secara langsung di lapangan.

Pada akhir pertemuan, Edy Hariyadi menyinggung tentang konversi mata kuliah yang ditempuh mahasiswa magang. Hal ini kemudian menjadi perbincangan serius bersama untuk menetapkan tugas-tugas konversi mata kuliah disesuaikan dengan Tupoksi dan kegiatan di Dispusip Banyuwangi. (Kontributor: Sasi Nur Aini, mahasiswa Sastra Indonesia)

 

Dosen Pembimbing Lapangan (DPL) Merdeka Belajar Kampus Merdeka (MBKM) Program Studi Sastra Indonesia Edy Hariyadi S.S., M.Si. melakukan kunjungan kepada mahasiswa yang menjalankan magang di Dinas Perpustakaan dan Kearsipan (Dispusip) Kabupaten Banyuwangi pada Rabu (29/9).

Kunjungan ini bertujuan untuk monitoring dan evaluasi (monev) kegiatan magang dua mahasiswa Jurusan Sastra Indonesia FIB UNEJ di Dispusip Banyuwangi yang berjalan sejak awal September 2021. Pada kunjungan ini, Edy Hariyadi bertemu dan melakukan koordinasi dengan Pustakawan Muda Dispusip Banyuwangi Yusup Khoiri, S.STP. yang bertindak selaku pembimbing mahasiswa magang.

Dalam pertemuan ini, Yusup Khoiri selaku pembimbing mahasiswa magang di lapangan menyampaikan bahwa kegiatan magang mahasiswa lebih difokuskan pada kegiatan yang berkaitan dengan penalaran dan implementasi teori. Hal ini dimaksudkan agar mahasiswa yang menjalankan magang selama satu semester nantinya benar-benar memiliki pengalaman mengenai implementasi ilmu perpustakaan dan kearsipan serta dunia kerja di dalamnya.

Pertemuan antara DPL, pembimbing magang di lapangan, dan mahasiswa magang juga membicarakan dan mengevaluasi kegiatan yang sudah dan akan dilakukan mahasiswa magang. Mahasiswa magang menyampaikan bahwa dalam satu bulan ini kegiatan yang dilakukan bukan hanya terkait langsung dengan kerja pustakawan seperti tentang alur pengolahan buku, tetapi mahasiswa magang juga memiliki tugas untuk menulis berita dalam rangka belajar menjadi pewarta dan berperan aktif dalam kegiatan-kegiatan Dispusip Banyuwangi. Hal ini dimaksudkan agar mahasiswa magang mampu mengimplementasikan pembelajaran yang sudah didapatkan selama ini di bangku kuliah secara langsung di lapangan.

Pada akhir pertemuan, Edy Hariyadi menyinggung tentang konversi mata kuliah yang ditempuh mahasiswa magang. Hal ini kemudian menjadi perbincangan serius bersama untuk menetapkan tugas-tugas konversi mata kuliah disesuaikan dengan Tupoksi dan kegiatan di Dispusip Banyuwangi. (Kontributor: Sasi Nur Aini, mahasiswa Sastra Indonesia)

 

Dosen Pembimbing Lapangan (DPL) Merdeka Belajar Kampus Merdeka (MBKM) Program Studi Sastra Indonesia Edy Hariyadi S.S., M.Si. melakukan kunjungan kepada mahasiswa yang menjalankan magang di Dinas Perpustakaan dan Kearsipan (Dispusip) Kabupaten Banyuwangi pada Rabu (29/9).

Kunjungan ini bertujuan untuk monitoring dan evaluasi (monev) kegiatan magang dua mahasiswa Jurusan Sastra Indonesia FIB UNEJ di Dispusip Banyuwangi yang berjalan sejak awal September 2021. Pada kunjungan ini, Edy Hariyadi bertemu dan melakukan koordinasi dengan Pustakawan Muda Dispusip Banyuwangi Yusup Khoiri, S.STP. yang bertindak selaku pembimbing mahasiswa magang.

Dalam pertemuan ini, Yusup Khoiri selaku pembimbing mahasiswa magang di lapangan menyampaikan bahwa kegiatan magang mahasiswa lebih difokuskan pada kegiatan yang berkaitan dengan penalaran dan implementasi teori. Hal ini dimaksudkan agar mahasiswa yang menjalankan magang selama satu semester nantinya benar-benar memiliki pengalaman mengenai implementasi ilmu perpustakaan dan kearsipan serta dunia kerja di dalamnya.

Pertemuan antara DPL, pembimbing magang di lapangan, dan mahasiswa magang juga membicarakan dan mengevaluasi kegiatan yang sudah dan akan dilakukan mahasiswa magang. Mahasiswa magang menyampaikan bahwa dalam satu bulan ini kegiatan yang dilakukan bukan hanya terkait langsung dengan kerja pustakawan seperti tentang alur pengolahan buku, tetapi mahasiswa magang juga memiliki tugas untuk menulis berita dalam rangka belajar menjadi pewarta dan berperan aktif dalam kegiatan-kegiatan Dispusip Banyuwangi. Hal ini dimaksudkan agar mahasiswa magang mampu mengimplementasikan pembelajaran yang sudah didapatkan selama ini di bangku kuliah secara langsung di lapangan.

Pada akhir pertemuan, Edy Hariyadi menyinggung tentang konversi mata kuliah yang ditempuh mahasiswa magang. Hal ini kemudian menjadi perbincangan serius bersama untuk menetapkan tugas-tugas konversi mata kuliah disesuaikan dengan Tupoksi dan kegiatan di Dispusip Banyuwangi. (Kontributor: Sasi Nur Aini, mahasiswa Sastra Indonesia)

 

Dosen Pembimbing Lapangan (DPL) Merdeka Belajar Kampus Merdeka (MBKM) Program Studi Sastra Indonesia Edy Hariyadi S.S., M.Si. melakukan kunjungan kepada mahasiswa yang menjalankan magang di Dinas Perpustakaan dan Kearsipan (Dispusip) Kabupaten Banyuwangi pada Rabu (29/9).

Kunjungan ini bertujuan untuk monitoring dan evaluasi (monev) kegiatan magang dua mahasiswa Jurusan Sastra Indonesia FIB UNEJ di Dispusip Banyuwangi yang berjalan sejak awal September 2021. Pada kunjungan ini, Edy Hariyadi bertemu dan melakukan koordinasi dengan Pustakawan Muda Dispusip Banyuwangi Yusup Khoiri, S.STP. yang bertindak selaku pembimbing mahasiswa magang.

Dalam pertemuan ini, Yusup Khoiri selaku pembimbing mahasiswa magang di lapangan menyampaikan bahwa kegiatan magang mahasiswa lebih difokuskan pada kegiatan yang berkaitan dengan penalaran dan implementasi teori. Hal ini dimaksudkan agar mahasiswa yang menjalankan magang selama satu semester nantinya benar-benar memiliki pengalaman mengenai implementasi ilmu perpustakaan dan kearsipan serta dunia kerja di dalamnya.

Pertemuan antara DPL, pembimbing magang di lapangan, dan mahasiswa magang juga membicarakan dan mengevaluasi kegiatan yang sudah dan akan dilakukan mahasiswa magang. Mahasiswa magang menyampaikan bahwa dalam satu bulan ini kegiatan yang dilakukan bukan hanya terkait langsung dengan kerja pustakawan seperti tentang alur pengolahan buku, tetapi mahasiswa magang juga memiliki tugas untuk menulis berita dalam rangka belajar menjadi pewarta dan berperan aktif dalam kegiatan-kegiatan Dispusip Banyuwangi. Hal ini dimaksudkan agar mahasiswa magang mampu mengimplementasikan pembelajaran yang sudah didapatkan selama ini di bangku kuliah secara langsung di lapangan.

Pada akhir pertemuan, Edy Hariyadi menyinggung tentang konversi mata kuliah yang ditempuh mahasiswa magang. Hal ini kemudian menjadi perbincangan serius bersama untuk menetapkan tugas-tugas konversi mata kuliah disesuaikan dengan Tupoksi dan kegiatan di Dispusip Banyuwangi. (Kontributor: Sasi Nur Aini, mahasiswa Sastra Indonesia)

 

 

Dosen Pembimbing Lapangan (DPL) Merdeka Belajar Kampus Merdeka (MBKM) Program Studi Sastra Indonesia Edy Hariyadi S.S., M.Si. melakukan kunjungan kepada mahasiswa yang menjalankan magang di Dinas Perpustakaan dan Kearsipan (Dispusip) Kabupaten Banyuwangi pada Rabu (29/9).

Kunjungan ini bertujuan untuk monitoring dan evaluasi (monev) kegiatan magang dua mahasiswa Jurusan Sastra Indonesia FIB UNEJ di Dispusip Banyuwangi yang berjalan sejak awal September 2021. Pada kunjungan ini, Edy Hariyadi bertemu dan melakukan koordinasi dengan Pustakawan Muda Dispusip Banyuwangi Yusup Khoiri, S.STP. yang bertindak selaku pembimbing mahasiswa magang.

Dalam pertemuan ini, Yusup Khoiri selaku pembimbing mahasiswa magang di lapangan menyampaikan bahwa kegiatan magang mahasiswa lebih difokuskan pada kegiatan yang berkaitan dengan penalaran dan implementasi teori. Hal ini dimaksudkan agar mahasiswa yang menjalankan magang selama satu semester nantinya benar-benar memiliki pengalaman mengenai implementasi ilmu perpustakaan dan kearsipan serta dunia kerja di dalamnya.

Pertemuan antara DPL, pembimbing magang di lapangan, dan mahasiswa magang juga membicarakan dan mengevaluasi kegiatan yang sudah dan akan dilakukan mahasiswa magang. Mahasiswa magang menyampaikan bahwa dalam satu bulan ini kegiatan yang dilakukan bukan hanya terkait langsung dengan kerja pustakawan seperti tentang alur pengolahan buku, tetapi mahasiswa magang juga memiliki tugas untuk menulis berita dalam rangka belajar menjadi pewarta dan berperan aktif dalam kegiatan-kegiatan Dispusip Banyuwangi. Hal ini dimaksudkan agar mahasiswa magang mampu mengimplementasikan pembelajaran yang sudah didapatkan selama ini di bangku kuliah secara langsung di lapangan.

Pada akhir pertemuan, Edy Hariyadi menyinggung tentang konversi mata kuliah yang ditempuh mahasiswa magang. Hal ini kemudian menjadi perbincangan serius bersama untuk menetapkan tugas-tugas konversi mata kuliah disesuaikan dengan Tupoksi dan kegiatan di Dispusip Banyuwangi. (Kontributor: Sasi Nur Aini, mahasiswa Sastra Indonesia)

 

 

Dosen Pembimbing Lapangan (DPL) Merdeka Belajar Kampus Merdeka (MBKM) Program Studi Sastra Indonesia Edy Hariyadi S.S., M.Si. melakukan kunjungan kepada mahasiswa yang menjalankan magang di Dinas Perpustakaan dan Kearsipan (Dispusip) Kabupaten Banyuwangi pada Rabu (29/9).

Kunjungan ini bertujuan untuk monitoring dan evaluasi (monev) kegiatan magang dua mahasiswa Jurusan Sastra Indonesia FIB UNEJ di Dispusip Banyuwangi yang berjalan sejak awal September 2021. Pada kunjungan ini, Edy Hariyadi bertemu dan melakukan koordinasi dengan Pustakawan Muda Dispusip Banyuwangi Yusup Khoiri, S.STP. yang bertindak selaku pembimbing mahasiswa magang.

Dalam pertemuan ini, Yusup Khoiri selaku pembimbing mahasiswa magang di lapangan menyampaikan bahwa kegiatan magang mahasiswa lebih difokuskan pada kegiatan yang berkaitan dengan penalaran dan implementasi teori. Hal ini dimaksudkan agar mahasiswa yang menjalankan magang selama satu semester nantinya benar-benar memiliki pengalaman mengenai implementasi ilmu perpustakaan dan kearsipan serta dunia kerja di dalamnya.

Pertemuan antara DPL, pembimbing magang di lapangan, dan mahasiswa magang juga membicarakan dan mengevaluasi kegiatan yang sudah dan akan dilakukan mahasiswa magang. Mahasiswa magang menyampaikan bahwa dalam satu bulan ini kegiatan yang dilakukan bukan hanya terkait langsung dengan kerja pustakawan seperti tentang alur pengolahan buku, tetapi mahasiswa magang juga memiliki tugas untuk menulis berita dalam rangka belajar menjadi pewarta dan berperan aktif dalam kegiatan-kegiatan Dispusip Banyuwangi. Hal ini dimaksudkan agar mahasiswa magang mampu mengimplementasikan pembelajaran yang sudah didapatkan selama ini di bangku kuliah secara langsung di lapangan.

Pada akhir pertemuan, Edy Hariyadi menyinggung tentang konversi mata kuliah yang ditempuh mahasiswa magang. Hal ini kemudian menjadi perbincangan serius bersama untuk menetapkan tugas-tugas konversi mata kuliah disesuaikan dengan Tupoksi dan kegiatan di Dispusip Banyuwangi. (Kontributor: Sasi Nur Aini, mahasiswa Sastra Indonesia)

Berikut ini dua artikel berita lainnya yang ditulis mahasiswa magang dan dimuat di website Dispusip Banyuwangi. Llink: 

https://dispusip.banyuwangikab.go.id/dispusip-banyuwangi-gelar-webinar-naskah-kuno-memperingati-hai-2021/

https://dispusip.banyuwangikab.go.id/perpusda-ajak-anak-anak-ikut-rayakan-hari-aksara-internasional-dengan-mendongeng-online/

 

Dosen Pembimbing Lapangan (DPL) Merdeka Belajar Kampus Merdeka (MBKM) Program Studi Sastra Indonesia Edy Hariyadi S.S., M.Si. melakukan kunjungan kepada mahasiswa yang menjalankan magang di Dinas Perpustakaan dan Kearsipan (Dispusip) Kabupaten Banyuwangi pada Rabu (29/9).

Kunjungan ini bertujuan untuk monitoring dan evaluasi (monev) kegiatan magang dua mahasiswa Jurusan Sastra Indonesia FIB UNEJ di Dispusip Banyuwangi yang berjalan sejak awal September 2021. Pada kunjungan ini, Edy Hariyadi bertemu dan melakukan koordinasi dengan Pustakawan Muda Dispusip Banyuwangi Yusup Khoiri, S.STP. yang bertindak selaku pembimbing mahasiswa magang.

Dalam pertemuan ini, Yusup Khoiri selaku pembimbing mahasiswa magang di lapangan menyampaikan bahwa kegiatan magang mahasiswa lebih difokuskan pada kegiatan yang berkaitan dengan penalaran dan implementasi teori. Hal ini dimaksudkan agar mahasiswa yang menjalankan magang selama satu semester nantinya benar-benar memiliki pengalaman mengenai implementasi ilmu perpustakaan dan kearsipan serta dunia kerja di dalamnya.

Pertemuan antara DPL, pembimbing magang di lapangan, dan mahasiswa magang juga membicarakan dan mengevaluasi kegiatan yang sudah dan akan dilakukan mahasiswa magang. Mahasiswa magang menyampaikan bahwa dalam satu bulan ini kegiatan yang dilakukan bukan hanya terkait langsung dengan kerja pustakawan seperti tentang alur pengolahan buku, tetapi mahasiswa magang juga memiliki tugas untuk menulis berita dalam rangka belajar menjadi pewarta dan berperan aktif dalam kegiatan-kegiatan Dispusip Banyuwangi. Hal ini dimaksudkan agar mahasiswa magang mampu mengimplementasikan pembelajaran yang sudah didapatkan selama ini di bangku kuliah secara langsung di lapangan.

Pada akhir pertemuan, Edy Hariyadi menyinggung tentang konversi mata kuliah yang ditempuh mahasiswa magang. Hal ini kemudian menjadi perbincangan serius bersama untuk menetapkan tugas-tugas konversi mata kuliah disesuaikan dengan Tupoksi dan kegiatan di Dispusip Banyuwangi. (Kontributor: Sasi Nur Aini, mahasiswa Sastra Indonesia)

 

Dosen Pembimbing Lapangan (DPL) Merdeka Belajar Kampus Merdeka (MBKM) Program Studi Sastra Indonesia Edy Hariyadi S.S., M.Si. melakukan kunjungan kepada mahasiswa yang menjalankan magang di Dinas Perpustakaan dan Kearsipan (Dispusip) Kabupaten Banyuwangi pada Rabu (29/9).

Kunjungan ini bertujuan untuk monitoring dan evaluasi (monev) kegiatan magang dua mahasiswa Jurusan Sastra Indonesia FIB UNEJ di Dispusip Banyuwangi yang berjalan sejak awal September 2021. Pada kunjungan ini, Edy Hariyadi bertemu dan melakukan koordinasi dengan Pustakawan Muda Dispusip Banyuwangi Yusup Khoiri, S.STP. yang bertindak selaku pembimbing mahasiswa magang.

Dalam pertemuan ini, Yusup Khoiri selaku pembimbing mahasiswa magang di lapangan menyampaikan bahwa kegiatan magang mahasiswa lebih difokuskan pada kegiatan yang berkaitan dengan penalaran dan implementasi teori. Hal ini dimaksudkan agar mahasiswa yang menjalankan magang selama satu semester nantinya benar-benar memiliki pengalaman mengenai implementasi ilmu perpustakaan dan kearsipan serta dunia kerja di dalamnya.

Pertemuan antara DPL, pembimbing magang di lapangan, dan mahasiswa magang juga membicarakan dan mengevaluasi kegiatan yang sudah dan akan dilakukan mahasiswa magang. Mahasiswa magang menyampaikan bahwa dalam satu bulan ini kegiatan yang dilakukan bukan hanya terkait langsung dengan kerja pustakawan seperti tentang alur pengolahan buku, tetapi mahasiswa magang juga memiliki tugas untuk menulis berita dalam rangka belajar menjadi pewarta dan berperan aktif dalam kegiatan-kegiatan Dispusip Banyuwangi. Hal ini dimaksudkan agar mahasiswa magang mampu mengimplementasikan pembelajaran yang sudah didapatkan selama ini di bangku kuliah secara langsung di lapangan.

Pada akhir pertemuan, Edy Hariyadi menyinggung tentang konversi mata kuliah yang ditempuh mahasiswa magang. Hal ini kemudian menjadi perbincangan serius bersama untuk menetapkan tugas-tugas konversi mata kuliah disesuaikan dengan Tupoksi dan kegiatan di Dispusip Banyuwangi. (Kontributor: Sasi Nur Aini, mahasiswa Sastra Indonesia)

 

 

Dosen Pembimbing Lapangan (DPL) Merdeka Belajar Kampus Merdeka (MBKM) Program Studi Sastra Indonesia Edy Hariyadi S.S., M.Si. melakukan kunjungan kepada mahasiswa yang menjalankan magang di Dinas Perpustakaan dan Kearsipan (Dispusip) Kabupaten Banyuwangi pada Rabu (29/9).

Kunjungan ini bertujuan untuk monitoring dan evaluasi (monev) kegiatan magang dua mahasiswa Jurusan Sastra Indonesia FIB UNEJ di Dispusip Banyuwangi yang berjalan sejak awal September 2021. Pada kunjungan ini, Edy Hariyadi bertemu dan melakukan koordinasi dengan Pustakawan Muda Dispusip Banyuwangi Yusup Khoiri, S.STP. yang bertindak selaku pembimbing mahasiswa magang.

Dalam pertemuan ini, Yusup Khoiri selaku pembimbing mahasiswa magang di lapangan menyampaikan bahwa kegiatan magang mahasiswa lebih difokuskan pada kegiatan yang berkaitan dengan penalaran dan implementasi teori. Hal ini dimaksudkan agar mahasiswa yang menjalankan magang selama satu semester nantinya benar-benar memiliki pengalaman mengenai implementasi ilmu perpustakaan dan kearsipan serta dunia kerja di dalamnya.

Pertemuan antara DPL, pembimbing magang di lapangan, dan mahasiswa magang juga membicarakan dan mengevaluasi kegiatan yang sudah dan akan dilakukan mahasiswa magang. Mahasiswa magang menyampaikan bahwa dalam satu bulan ini kegiatan yang dilakukan bukan hanya terkait langsung dengan kerja pustakawan seperti tentang alur pengolahan buku, tetapi mahasiswa magang juga memiliki tugas untuk menulis berita dalam rangka belajar menjadi pewarta dan berperan aktif dalam kegiatan-kegiatan Dispusip Banyuwangi. Hal ini dimaksudkan agar mahasiswa magang mampu mengimplementasikan pembelajaran yang sudah didapatkan selama ini di bangku kuliah secara langsung di lapangan.

Pada akhir pertemuan, Edy Hariyadi menyinggung tentang konversi mata kuliah yang ditempuh mahasiswa magang. Hal ini kemudian menjadi perbincangan serius bersama untuk menetapkan tugas-tugas konversi mata kuliah disesuaikan dengan Tupoksi dan kegiatan di Dispusip Banyuwangi. (Kontributor: Sasi Nur Aini, mahasiswa Sastra Indonesia)

 

Dosen Pembimbing Lapangan (DPL) Merdeka Belajar Kampus Merdeka (MBKM) Program Studi Sastra Indonesia Edy Hariyadi S.S., M.Si. melakukan kunjungan kepada mahasiswa yang menjalankan magang di Dinas Perpustakaan dan Kearsipan (Dispusip) Kabupaten Banyuwangi pada Rabu (29/9).

Kunjungan ini bertujuan untuk monitoring dan evaluasi (monev) kegiatan magang dua mahasiswa Jurusan Sastra Indonesia FIB UNEJ di Dispusip Banyuwangi yang berjalan sejak awal September 2021. Pada kunjungan ini, Edy Hariyadi bertemu dan melakukan koordinasi dengan Pustakawan Muda Dispusip Banyuwangi Yusup Khoiri, S.STP. yang bertindak selaku pembimbing mahasiswa magang.

Dalam pertemuan ini, Yusup Khoiri selaku pembimbing mahasiswa magang di lapangan menyampaikan bahwa kegiatan magang mahasiswa lebih difokuskan pada kegiatan yang berkaitan dengan penalaran dan implementasi teori. Hal ini dimaksudkan agar mahasiswa yang menjalankan magang selama satu semester nantinya benar-benar memiliki pengalaman mengenai implementasi ilmu perpustakaan dan kearsipan serta dunia kerja di dalamnya.

Pertemuan antara DPL, pembimbing magang di lapangan, dan mahasiswa magang juga membicarakan dan mengevaluasi kegiatan yang sudah dan akan dilakukan mahasiswa magang. Mahasiswa magang menyampaikan bahwa dalam satu bulan ini kegiatan yang dilakukan bukan hanya terkait langsung dengan kerja pustakawan seperti tentang alur pengolahan buku, tetapi mahasiswa magang juga memiliki tugas untuk menulis berita dalam rangka belajar menjadi pewarta dan berperan aktif dalam kegiatan-kegiatan Dispusip Banyuwangi. Hal ini dimaksudkan agar mahasiswa magang mampu mengimplementasikan pembelajaran yang sudah didapatkan selama ini di bangku kuliah secara langsung di lapangan.

Pada akhir pertemuan, Edy Hariyadi menyinggung tentang konversi mata kuliah yang ditempuh mahasiswa magang. Hal ini kemudian menjadi perbincangan serius bersama untuk menetapkan tugas-tugas konversi mata kuliah disesuaikan dengan Tupoksi dan kegiatan di Dispusip Banyuwangi. (Kontributor: Sasi Nur Aini, mahasiswa Sastra Indonesia)

 

Dosen Pembimbing Lapangan (DPL) Merdeka Belajar Kampus Merdeka (MBKM) Program Studi Sastra Indonesia Edy Hariyadi S.S., M.Si. melakukan kunjungan kepada mahasiswa yang menjalankan magang di Dinas Perpustakaan dan Kearsipan (Dispusip) Kabupaten Banyuwangi pada Rabu (29/9).

Kunjungan ini bertujuan untuk monitoring dan evaluasi (monev) kegiatan magang dua mahasiswa Jurusan Sastra Indonesia FIB UNEJ di Dispusip Banyuwangi yang berjalan sejak awal September 2021. Pada kunjungan ini, Edy Hariyadi bertemu dan melakukan koordinasi dengan Pustakawan Muda Dispusip Banyuwangi Yusup Khoiri, S.STP. yang bertindak selaku pembimbing mahasiswa magang.

Dalam pertemuan ini, Yusup Khoiri selaku pembimbing mahasiswa magang di lapangan menyampaikan bahwa kegiatan magang mahasiswa lebih difokuskan pada kegiatan yang berkaitan dengan penalaran dan implementasi teori. Hal ini dimaksudkan agar mahasiswa yang menjalankan magang selama satu semester nantinya benar-benar memiliki pengalaman mengenai implementasi ilmu perpustakaan dan kearsipan serta dunia kerja di dalamnya.

Pertemuan antara DPL, pembimbing magang di lapangan, dan mahasiswa magang juga membicarakan dan mengevaluasi kegiatan yang sudah dan akan dilakukan mahasiswa magang. Mahasiswa magang menyampaikan bahwa dalam satu bulan ini kegiatan yang dilakukan bukan hanya terkait langsung dengan kerja pustakawan seperti tentang alur pengolahan buku, tetapi mahasiswa magang juga memiliki tugas untuk menulis berita dalam rangka belajar menjadi pewarta dan berperan aktif dalam kegiatan-kegiatan Dispusip Banyuwangi. Hal ini dimaksudkan agar mahasiswa magang mampu mengimplementasikan pembelajaran yang sudah didapatkan selama ini di bangku kuliah secara langsung di lapangan.

Pada akhir pertemuan, Edy Hariyadi menyinggung tentang konversi mata kuliah yang ditempuh mahasiswa magang. Hal ini kemudian menjadi perbincangan serius bersama untuk menetapkan tugas-tugas konversi mata kuliah disesuaikan dengan Tupoksi dan kegiatan di Dispusip Banyuwangi. (Kontributor: Sasi Nur Aini, mahasiswa Sastra Indonesia)

[:]

[:de]

Dosen Pembimbing Lapangan (DPL) Merdeka Belajar Kampus Merdeka (MBKM) Program Studi Sastra Indonesia Edy Hariyadi S.S., M.Si. melakukan kunjungan kepada mahasiswa yang menjalankan magang di Dinas Perpustakaan dan Kearsipan (Dispusip) Kabupaten Banyuwangi pada Rabu (29/9).

Kunjungan ini bertujuan untuk monitoring dan evaluasi (monev) kegiatan magang dua mahasiswa Jurusan Sastra Indonesia FIB UNEJ di Dispusip Banyuwangi yang berjalan sejak awal September 2021. Pada kunjungan ini, Edy Hariyadi bertemu dan melakukan koordinasi dengan Pustakawan Muda Dispusip Banyuwangi Yusup Khoiri, S.STP. yang bertindak selaku pembimbing mahasiswa magang.

Dalam pertemuan ini, Yusup Khoiri selaku pembimbing mahasiswa magang di lapangan menyampaikan bahwa kegiatan magang mahasiswa lebih difokuskan pada kegiatan yang berkaitan dengan penalaran dan implementasi teori. Hal ini dimaksudkan agar mahasiswa yang menjalankan magang selama satu semester nantinya benar-benar memiliki pengalaman mengenai implementasi ilmu perpustakaan dan kearsipan serta dunia kerja di dalamnya.

Pertemuan antara DPL, pembimbing magang di lapangan, dan mahasiswa magang juga membicarakan dan mengevaluasi kegiatan yang sudah dan akan dilakukan mahasiswa magang. Mahasiswa magang menyampaikan bahwa dalam satu bulan ini kegiatan yang dilakukan bukan hanya terkait langsung dengan kerja pustakawan seperti tentang alur pengolahan buku, tetapi mahasiswa magang juga memiliki tugas untuk menulis berita dalam rangka belajar menjadi pewarta dan berperan aktif dalam kegiatan-kegiatan Dispusip Banyuwangi. Hal ini dimaksudkan agar mahasiswa magang mampu mengimplementasikan pembelajaran yang sudah didapatkan selama ini di bangku kuliah secara langsung di lapangan.

Pada akhir pertemuan, Edy Hariyadi menyinggung tentang konversi mata kuliah yang ditempuh mahasiswa magang. Hal ini kemudian menjadi perbincangan serius bersama untuk menetapkan tugas-tugas konversi mata kuliah disesuaikan dengan Tupoksi dan kegiatan di Dispusip Banyuwangi. (Kontributor: Sasi Nur Aini, mahasiswa Sastra Indonesia)

Artikel berita lainnya yang ditulis mahasiswa magang dan dimuat di website Dispusip Banyuwangi. Link:.

https://dispusip.banyuwangikab.go.id/dispusip-banyuwangi-gelar-webinar-naskah-kuno-memperingati-hai-2021/

https://dispusip.banyuwangikab.go.id/perpusda-ajak-anak-anak-ikut-rayakan-hari-aksara-internasional-dengan-mendongeng-online/

 

 

Dosen Pembimbing Lapangan (DPL) Merdeka Belajar Kampus Merdeka (MBKM) Program Studi Sastra Indonesia Edy Hariyadi S.S., M.Si. melakukan kunjungan kepada mahasiswa yang menjalankan magang di Dinas Perpustakaan dan Kearsipan (Dispusip) Kabupaten Banyuwangi pada Rabu (29/9).

Kunjungan ini bertujuan untuk monitoring dan evaluasi (monev) kegiatan magang dua mahasiswa Jurusan Sastra Indonesia FIB UNEJ di Dispusip Banyuwangi yang berjalan sejak awal September 2021. Pada kunjungan ini, Edy Hariyadi bertemu dan melakukan koordinasi dengan Pustakawan Muda Dispusip Banyuwangi Yusup Khoiri, S.STP. yang bertindak selaku pembimbing mahasiswa magang.

Dalam pertemuan ini, Yusup Khoiri selaku pembimbing mahasiswa magang di lapangan menyampaikan bahwa kegiatan magang mahasiswa lebih difokuskan pada kegiatan yang berkaitan dengan penalaran dan implementasi teori. Hal ini dimaksudkan agar mahasiswa yang menjalankan magang selama satu semester nantinya benar-benar memiliki pengalaman mengenai implementasi ilmu perpustakaan dan kearsipan serta dunia kerja di dalamnya.

Pertemuan antara DPL, pembimbing magang di lapangan, dan mahasiswa magang juga membicarakan dan mengevaluasi kegiatan yang sudah dan akan dilakukan mahasiswa magang. Mahasiswa magang menyampaikan bahwa dalam satu bulan ini kegiatan yang dilakukan bukan hanya terkait langsung dengan kerja pustakawan seperti tentang alur pengolahan buku, tetapi mahasiswa magang juga memiliki tugas untuk menulis berita dalam rangka belajar menjadi pewarta dan berperan aktif dalam kegiatan-kegiatan Dispusip Banyuwangi. Hal ini dimaksudkan agar mahasiswa magang mampu mengimplementasikan pembelajaran yang sudah didapatkan selama ini di bangku kuliah secara langsung di lapangan.

Pada akhir pertemuan, Edy Hariyadi menyinggung tentang konversi mata kuliah yang ditempuh mahasiswa magang. Hal ini kemudian menjadi perbincangan serius bersama untuk menetapkan tugas-tugas konversi mata kuliah disesuaikan dengan Tupoksi dan kegiatan di Dispusip Banyuwangi. (Kontributor: Sasi Nur Aini, mahasiswa Sastra Indonesia)

 

 

Dosen Pembimbing Lapangan (DPL) Merdeka Belajar Kampus Merdeka (MBKM) Program Studi Sastra Indonesia Edy Hariyadi S.S., M.Si. melakukan kunjungan kepada mahasiswa yang menjalankan magang di Dinas Perpustakaan dan Kearsipan (Dispusip) Kabupaten Banyuwangi pada Rabu (29/9).

Kunjungan ini bertujuan untuk monitoring dan evaluasi (monev) kegiatan magang dua mahasiswa Jurusan Sastra Indonesia FIB UNEJ di Dispusip Banyuwangi yang berjalan sejak awal September 2021. Pada kunjungan ini, Edy Hariyadi bertemu dan melakukan koordinasi dengan Pustakawan Muda Dispusip Banyuwangi Yusup Khoiri, S.STP. yang bertindak selaku pembimbing mahasiswa magang.

Dalam pertemuan ini, Yusup Khoiri selaku pembimbing mahasiswa magang di lapangan menyampaikan bahwa kegiatan magang mahasiswa lebih difokuskan pada kegiatan yang berkaitan dengan penalaran dan implementasi teori. Hal ini dimaksudkan agar mahasiswa yang menjalankan magang selama satu semester nantinya benar-benar memiliki pengalaman mengenai implementasi ilmu perpustakaan dan kearsipan serta dunia kerja di dalamnya.

Pertemuan antara DPL, pembimbing magang di lapangan, dan mahasiswa magang juga membicarakan dan mengevaluasi kegiatan yang sudah dan akan dilakukan mahasiswa magang. Mahasiswa magang menyampaikan bahwa dalam satu bulan ini kegiatan yang dilakukan bukan hanya terkait langsung dengan kerja pustakawan seperti tentang alur pengolahan buku, tetapi mahasiswa magang juga memiliki tugas untuk menulis berita dalam rangka belajar menjadi pewarta dan berperan aktif dalam kegiatan-kegiatan Dispusip Banyuwangi. Hal ini dimaksudkan agar mahasiswa magang mampu mengimplementasikan pembelajaran yang sudah didapatkan selama ini di bangku kuliah secara langsung di lapangan.

Pada akhir pertemuan, Edy Hariyadi menyinggung tentang konversi mata kuliah yang ditempuh mahasiswa magang. Hal ini kemudian menjadi perbincangan serius bersama untuk menetapkan tugas-tugas konversi mata kuliah disesuaikan dengan Tupoksi dan kegiatan di Dispusip Banyuwangi. (Kontributor: Sasi Nur Aini, mahasiswa Sastra Indonesia)

Berikut ini dua artikel berita lainnya yang ditulis mahasiswa magang dan dimuat di website Dispusip Banyuwangi. Llink: 

https://dispusip.banyuwangikab.go.id/dispusip-banyuwangi-gelar-webinar-naskah-kuno-memperingati-hai-2021/

https://dispusip.banyuwangikab.go.id/perpusda-ajak-anak-anak-ikut-rayakan-hari-aksara-internasional-dengan-mendongeng-online/

 

Dosen Pembimbing Lapangan (DPL) Merdeka Belajar Kampus Merdeka (MBKM) Program Studi Sastra Indonesia Edy Hariyadi S.S., M.Si. melakukan kunjungan kepada mahasiswa yang menjalankan magang di Dinas Perpustakaan dan Kearsipan (Dispusip) Kabupaten Banyuwangi pada Rabu (29/9).

Kunjungan ini bertujuan untuk monitoring dan evaluasi (monev) kegiatan magang dua mahasiswa Jurusan Sastra Indonesia FIB UNEJ di Dispusip Banyuwangi yang berjalan sejak awal September 2021. Pada kunjungan ini, Edy Hariyadi bertemu dan melakukan koordinasi dengan Pustakawan Muda Dispusip Banyuwangi Yusup Khoiri, S.STP. yang bertindak selaku pembimbing mahasiswa magang.

Dalam pertemuan ini, Yusup Khoiri selaku pembimbing mahasiswa magang di lapangan menyampaikan bahwa kegiatan magang mahasiswa lebih difokuskan pada kegiatan yang berkaitan dengan penalaran dan implementasi teori. Hal ini dimaksudkan agar mahasiswa yang menjalankan magang selama satu semester nantinya benar-benar memiliki pengalaman mengenai implementasi ilmu perpustakaan dan kearsipan serta dunia kerja di dalamnya.

Pertemuan antara DPL, pembimbing magang di lapangan, dan mahasiswa magang juga membicarakan dan mengevaluasi kegiatan yang sudah dan akan dilakukan mahasiswa magang. Mahasiswa magang menyampaikan bahwa dalam satu bulan ini kegiatan yang dilakukan bukan hanya terkait langsung dengan kerja pustakawan seperti tentang alur pengolahan buku, tetapi mahasiswa magang juga memiliki tugas untuk menulis berita dalam rangka belajar menjadi pewarta dan berperan aktif dalam kegiatan-kegiatan Dispusip Banyuwangi. Hal ini dimaksudkan agar mahasiswa magang mampu mengimplementasikan pembelajaran yang sudah didapatkan selama ini di bangku kuliah secara langsung di lapangan.

Pada akhir pertemuan, Edy Hariyadi menyinggung tentang konversi mata kuliah yang ditempuh mahasiswa magang. Hal ini kemudian menjadi perbincangan serius bersama untuk menetapkan tugas-tugas konversi mata kuliah disesuaikan dengan Tupoksi dan kegiatan di Dispusip Banyuwangi. (Kontributor: Sasi Nur Aini, mahasiswa Sastra Indonesia)

 

 

Dosen Pembimbing Lapangan (DPL) Merdeka Belajar Kampus Merdeka (MBKM) Program Studi Sastra Indonesia Edy Hariyadi S.S., M.Si. melakukan kunjungan kepada mahasiswa yang menjalankan magang di Dinas Perpustakaan dan Kearsipan (Dispusip) Kabupaten Banyuwangi pada Rabu (29/9).

Kunjungan ini bertujuan untuk monitoring dan evaluasi (monev) kegiatan magang dua mahasiswa Jurusan Sastra Indonesia FIB UNEJ di Dispusip Banyuwangi yang berjalan sejak awal September 2021. Pada kunjungan ini, Edy Hariyadi bertemu dan melakukan koordinasi dengan Pustakawan Muda Dispusip Banyuwangi Yusup Khoiri, S.STP. yang bertindak selaku pembimbing mahasiswa magang.

Dalam pertemuan ini, Yusup Khoiri selaku pembimbing mahasiswa magang di lapangan menyampaikan bahwa kegiatan magang mahasiswa lebih difokuskan pada kegiatan yang berkaitan dengan penalaran dan implementasi teori. Hal ini dimaksudkan agar mahasiswa yang menjalankan magang selama satu semester nantinya benar-benar memiliki pengalaman mengenai implementasi ilmu perpustakaan dan kearsipan serta dunia kerja di dalamnya.

Pertemuan antara DPL, pembimbing magang di lapangan, dan mahasiswa magang juga membicarakan dan mengevaluasi kegiatan yang sudah dan akan dilakukan mahasiswa magang. Mahasiswa magang menyampaikan bahwa dalam satu bulan ini kegiatan yang dilakukan bukan hanya terkait langsung dengan kerja pustakawan seperti tentang alur pengolahan buku, tetapi mahasiswa magang juga memiliki tugas untuk menulis berita dalam rangka belajar menjadi pewarta dan berperan aktif dalam kegiatan-kegiatan Dispusip Banyuwangi. Hal ini dimaksudkan agar mahasiswa magang mampu mengimplementasikan pembelajaran yang sudah didapatkan selama ini di bangku kuliah secara langsung di lapangan.

Pada akhir pertemuan, Edy Hariyadi menyinggung tentang konversi mata kuliah yang ditempuh mahasiswa magang. Hal ini kemudian menjadi perbincangan serius bersama untuk menetapkan tugas-tugas konversi mata kuliah disesuaikan dengan Tupoksi dan kegiatan di Dispusip Banyuwangi. (Kontributor: Sasi Nur Aini, mahasiswa Sastra Indonesia)

 

 

Dosen Pembimbing Lapangan (DPL) Merdeka Belajar Kampus Merdeka (MBKM) Program Studi Sastra Indonesia Edy Hariyadi S.S., M.Si. melakukan kunjungan kepada mahasiswa yang menjalankan magang di Dinas Perpustakaan dan Kearsipan (Dispusip) Kabupaten Banyuwangi pada Rabu (29/9).

Kunjungan ini bertujuan untuk monitoring dan evaluasi (monev) kegiatan magang dua mahasiswa Jurusan Sastra Indonesia FIB UNEJ di Dispusip Banyuwangi yang berjalan sejak awal September 2021. Pada kunjungan ini, Edy Hariyadi bertemu dan melakukan koordinasi dengan Pustakawan Muda Dispusip Banyuwangi Yusup Khoiri, S.STP. yang bertindak selaku pembimbing mahasiswa magang.

Dalam pertemuan ini, Yusup Khoiri selaku pembimbing mahasiswa magang di lapangan menyampaikan bahwa kegiatan magang mahasiswa lebih difokuskan pada kegiatan yang berkaitan dengan penalaran dan implementasi teori. Hal ini dimaksudkan agar mahasiswa yang menjalankan magang selama satu semester nantinya benar-benar memiliki pengalaman mengenai implementasi ilmu perpustakaan dan kearsipan serta dunia kerja di dalamnya.

Pertemuan antara DPL, pembimbing magang di lapangan, dan mahasiswa magang juga membicarakan dan mengevaluasi kegiatan yang sudah dan akan dilakukan mahasiswa magang. Mahasiswa magang menyampaikan bahwa dalam satu bulan ini kegiatan yang dilakukan bukan hanya terkait langsung dengan kerja pustakawan seperti tentang alur pengolahan buku, tetapi mahasiswa magang juga memiliki tugas untuk menulis berita dalam rangka belajar menjadi pewarta dan berperan aktif dalam kegiatan-kegiatan Dispusip Banyuwangi. Hal ini dimaksudkan agar mahasiswa magang mampu mengimplementasikan pembelajaran yang sudah didapatkan selama ini di bangku kuliah secara langsung di lapangan.

Pada akhir pertemuan, Edy Hariyadi menyinggung tentang konversi mata kuliah yang ditempuh mahasiswa magang. Hal ini kemudian menjadi perbincangan serius bersama untuk menetapkan tugas-tugas konversi mata kuliah disesuaikan dengan Tupoksi dan kegiatan di Dispusip Banyuwangi. (Kontributor: Sasi Nur Aini, mahasiswa Sastra Indonesia)

 

Dosen Pembimbing Lapangan (DPL) Merdeka Belajar Kampus Merdeka (MBKM) Program Studi Sastra Indonesia Edy Hariyadi S.S., M.Si. melakukan kunjungan kepada mahasiswa yang menjalankan magang di Dinas Perpustakaan dan Kearsipan (Dispusip) Kabupaten Banyuwangi pada Rabu (29/9).

Kunjungan ini bertujuan untuk monitoring dan evaluasi (monev) kegiatan magang dua mahasiswa Jurusan Sastra Indonesia FIB UNEJ di Dispusip Banyuwangi yang berjalan sejak awal September 2021. Pada kunjungan ini, Edy Hariyadi bertemu dan melakukan koordinasi dengan Pustakawan Muda Dispusip Banyuwangi Yusup Khoiri, S.STP. yang bertindak selaku pembimbing mahasiswa magang.

Dalam pertemuan ini, Yusup Khoiri selaku pembimbing mahasiswa magang di lapangan menyampaikan bahwa kegiatan magang mahasiswa lebih difokuskan pada kegiatan yang berkaitan dengan penalaran dan implementasi teori. Hal ini dimaksudkan agar mahasiswa yang menjalankan magang selama satu semester nantinya benar-benar memiliki pengalaman mengenai implementasi ilmu perpustakaan dan kearsipan serta dunia kerja di dalamnya.

Pertemuan antara DPL, pembimbing magang di lapangan, dan mahasiswa magang juga membicarakan dan mengevaluasi kegiatan yang sudah dan akan dilakukan mahasiswa magang. Mahasiswa magang menyampaikan bahwa dalam satu bulan ini kegiatan yang dilakukan bukan hanya terkait langsung dengan kerja pustakawan seperti tentang alur pengolahan buku, tetapi mahasiswa magang juga memiliki tugas untuk menulis berita dalam rangka belajar menjadi pewarta dan berperan aktif dalam kegiatan-kegiatan Dispusip Banyuwangi. Hal ini dimaksudkan agar mahasiswa magang mampu mengimplementasikan pembelajaran yang sudah didapatkan selama ini di bangku kuliah secara langsung di lapangan.

Pada akhir pertemuan, Edy Hariyadi menyinggung tentang konversi mata kuliah yang ditempuh mahasiswa magang. Hal ini kemudian menjadi perbincangan serius bersama untuk menetapkan tugas-tugas konversi mata kuliah disesuaikan dengan Tupoksi dan kegiatan di Dispusip Banyuwangi. (Kontributor: Sasi Nur Aini, mahasiswa Sastra Indonesia)

 

Dosen Pembimbing Lapangan (DPL) Merdeka Belajar Kampus Merdeka (MBKM) Program Studi Sastra Indonesia Edy Hariyadi S.S., M.Si. melakukan kunjungan kepada mahasiswa yang menjalankan magang di Dinas Perpustakaan dan Kearsipan (Dispusip) Kabupaten Banyuwangi pada Rabu (29/9).

Kunjungan ini bertujuan untuk monitoring dan evaluasi (monev) kegiatan magang dua mahasiswa Jurusan Sastra Indonesia FIB UNEJ di Dispusip Banyuwangi yang berjalan sejak awal September 2021. Pada kunjungan ini, Edy Hariyadi bertemu dan melakukan koordinasi dengan Pustakawan Muda Dispusip Banyuwangi Yusup Khoiri, S.STP. yang bertindak selaku pembimbing mahasiswa magang.

Dalam pertemuan ini, Yusup Khoiri selaku pembimbing mahasiswa magang di lapangan menyampaikan bahwa kegiatan magang mahasiswa lebih difokuskan pada kegiatan yang berkaitan dengan penalaran dan implementasi teori. Hal ini dimaksudkan agar mahasiswa yang menjalankan magang selama satu semester nantinya benar-benar memiliki pengalaman mengenai implementasi ilmu perpustakaan dan kearsipan serta dunia kerja di dalamnya.

Pertemuan antara DPL, pembimbing magang di lapangan, dan mahasiswa magang juga membicarakan dan mengevaluasi kegiatan yang sudah dan akan dilakukan mahasiswa magang. Mahasiswa magang menyampaikan bahwa dalam satu bulan ini kegiatan yang dilakukan bukan hanya terkait langsung dengan kerja pustakawan seperti tentang alur pengolahan buku, tetapi mahasiswa magang juga memiliki tugas untuk menulis berita dalam rangka belajar menjadi pewarta dan berperan aktif dalam kegiatan-kegiatan Dispusip Banyuwangi. Hal ini dimaksudkan agar mahasiswa magang mampu mengimplementasikan pembelajaran yang sudah didapatkan selama ini di bangku kuliah secara langsung di lapangan.

Pada akhir pertemuan, Edy Hariyadi menyinggung tentang konversi mata kuliah yang ditempuh mahasiswa magang. Hal ini kemudian menjadi perbincangan serius bersama untuk menetapkan tugas-tugas konversi mata kuliah disesuaikan dengan Tupoksi dan kegiatan di Dispusip Banyuwangi. (Kontributor: Sasi Nur Aini, mahasiswa Sastra Indonesia)

 

 

Dosen Pembimbing Lapangan (DPL) Merdeka Belajar Kampus Merdeka (MBKM) Program Studi Sastra Indonesia Edy Hariyadi S.S., M.Si. melakukan kunjungan kepada mahasiswa yang menjalankan magang di Dinas Perpustakaan dan Kearsipan (Dispusip) Kabupaten Banyuwangi pada Rabu (29/9).

Kunjungan ini bertujuan untuk monitoring dan evaluasi (monev) kegiatan magang dua mahasiswa Jurusan Sastra Indonesia FIB UNEJ di Dispusip Banyuwangi yang berjalan sejak awal September 2021. Pada kunjungan ini, Edy Hariyadi bertemu dan melakukan koordinasi dengan Pustakawan Muda Dispusip Banyuwangi Yusup Khoiri, S.STP. yang bertindak selaku pembimbing mahasiswa magang.

Dalam pertemuan ini, Yusup Khoiri selaku pembimbing mahasiswa magang di lapangan menyampaikan bahwa kegiatan magang mahasiswa lebih difokuskan pada kegiatan yang berkaitan dengan penalaran dan implementasi teori. Hal ini dimaksudkan agar mahasiswa yang menjalankan magang selama satu semester nantinya benar-benar memiliki pengalaman mengenai implementasi ilmu perpustakaan dan kearsipan serta dunia kerja di dalamnya.

Pertemuan antara DPL, pembimbing magang di lapangan, dan mahasiswa magang juga membicarakan dan mengevaluasi kegiatan yang sudah dan akan dilakukan mahasiswa magang. Mahasiswa magang menyampaikan bahwa dalam satu bulan ini kegiatan yang dilakukan bukan hanya terkait langsung dengan kerja pustakawan seperti tentang alur pengolahan buku, tetapi mahasiswa magang juga memiliki tugas untuk menulis berita dalam rangka belajar menjadi pewarta dan berperan aktif dalam kegiatan-kegiatan Dispusip Banyuwangi. Hal ini dimaksudkan agar mahasiswa magang mampu mengimplementasikan pembelajaran yang sudah didapatkan selama ini di bangku kuliah secara langsung di lapangan.

Pada akhir pertemuan, Edy Hariyadi menyinggung tentang konversi mata kuliah yang ditempuh mahasiswa magang. Hal ini kemudian menjadi perbincangan serius bersama untuk menetapkan tugas-tugas konversi mata kuliah disesuaikan dengan Tupoksi dan kegiatan di Dispusip Banyuwangi. (Kontributor: Sasi Nur Aini, mahasiswa Sastra Indonesia)

 

 

Dosen Pembimbing Lapangan (DPL) Merdeka Belajar Kampus Merdeka (MBKM) Program Studi Sastra Indonesia Edy Hariyadi S.S., M.Si. melakukan kunjungan kepada mahasiswa yang menjalankan magang di Dinas Perpustakaan dan Kearsipan (Dispusip) Kabupaten Banyuwangi pada Rabu (29/9).

Kunjungan ini bertujuan untuk monitoring dan evaluasi (monev) kegiatan magang dua mahasiswa Jurusan Sastra Indonesia FIB UNEJ di Dispusip Banyuwangi yang berjalan sejak awal September 2021. Pada kunjungan ini, Edy Hariyadi bertemu dan melakukan koordinasi dengan Pustakawan Muda Dispusip Banyuwangi Yusup Khoiri, S.STP. yang bertindak selaku pembimbing mahasiswa magang.

Dalam pertemuan ini, Yusup Khoiri selaku pembimbing mahasiswa magang di lapangan menyampaikan bahwa kegiatan magang mahasiswa lebih difokuskan pada kegiatan yang berkaitan dengan penalaran dan implementasi teori. Hal ini dimaksudkan agar mahasiswa yang menjalankan magang selama satu semester nantinya benar-benar memiliki pengalaman mengenai implementasi ilmu perpustakaan dan kearsipan serta dunia kerja di dalamnya.

Pertemuan antara DPL, pembimbing magang di lapangan, dan mahasiswa magang juga membicarakan dan mengevaluasi kegiatan yang sudah dan akan dilakukan mahasiswa magang. Mahasiswa magang menyampaikan bahwa dalam satu bulan ini kegiatan yang dilakukan bukan hanya terkait langsung dengan kerja pustakawan seperti tentang alur pengolahan buku, tetapi mahasiswa magang juga memiliki tugas untuk menulis berita dalam rangka belajar menjadi pewarta dan berperan aktif dalam kegiatan-kegiatan Dispusip Banyuwangi. Hal ini dimaksudkan agar mahasiswa magang mampu mengimplementasikan pembelajaran yang sudah didapatkan selama ini di bangku kuliah secara langsung di lapangan.

Pada akhir pertemuan, Edy Hariyadi menyinggung tentang konversi mata kuliah yang ditempuh mahasiswa magang. Hal ini kemudian menjadi perbincangan serius bersama untuk menetapkan tugas-tugas konversi mata kuliah disesuaikan dengan Tupoksi dan kegiatan di Dispusip Banyuwangi. (Kontributor: Sasi Nur Aini, mahasiswa Sastra Indonesia)

 

 

Dosen Pembimbing Lapangan (DPL) Merdeka Belajar Kampus Merdeka (MBKM) Program Studi Sastra Indonesia Edy Hariyadi S.S., M.Si. melakukan kunjungan kepada mahasiswa yang menjalankan magang di Dinas Perpustakaan dan Kearsipan (Dispusip) Kabupaten Banyuwangi pada Rabu (29/9).

Kunjungan ini bertujuan untuk monitoring dan evaluasi (monev) kegiatan magang dua mahasiswa Jurusan Sastra Indonesia FIB UNEJ di Dispusip Banyuwangi yang berjalan sejak awal September 2021. Pada kunjungan ini, Edy Hariyadi bertemu dan melakukan koordinasi dengan Pustakawan Muda Dispusip Banyuwangi Yusup Khoiri, S.STP. yang bertindak selaku pembimbing mahasiswa magang.

Dalam pertemuan ini, Yusup Khoiri selaku pembimbing mahasiswa magang di lapangan menyampaikan bahwa kegiatan magang mahasiswa lebih difokuskan pada kegiatan yang berkaitan dengan penalaran dan implementasi teori. Hal ini dimaksudkan agar mahasiswa yang menjalankan magang selama satu semester nantinya benar-benar memiliki pengalaman mengenai implementasi ilmu perpustakaan dan kearsipan serta dunia kerja di dalamnya.

Pertemuan antara DPL, pembimbing magang di lapangan, dan mahasiswa magang juga membicarakan dan mengevaluasi kegiatan yang sudah dan akan dilakukan mahasiswa magang. Mahasiswa magang menyampaikan bahwa dalam satu bulan ini kegiatan yang dilakukan bukan hanya terkait langsung dengan kerja pustakawan seperti tentang alur pengolahan buku, tetapi mahasiswa magang juga memiliki tugas untuk menulis berita dalam rangka belajar menjadi pewarta dan berperan aktif dalam kegiatan-kegiatan Dispusip Banyuwangi. Hal ini dimaksudkan agar mahasiswa magang mampu mengimplementasikan pembelajaran yang sudah didapatkan selama ini di bangku kuliah secara langsung di lapangan.

Pada akhir pertemuan, Edy Hariyadi menyinggung tentang konversi mata kuliah yang ditempuh mahasiswa magang. Hal ini kemudian menjadi perbincangan serius bersama untuk menetapkan tugas-tugas konversi mata kuliah disesuaikan dengan Tupoksi dan kegiatan di Dispusip Banyuwangi. (Kontributor: Sasi Nur Aini, mahasiswa Sastra Indonesia)

Berikut ini dua artikel berita lainnya yang ditulis mahasiswa magang dan dimuat di website Dispusip Banyuwangi. Llink: 

https://dispusip.banyuwangikab.go.id/dispusip-banyuwangi-gelar-webinar-naskah-kuno-memperingati-hai-2021/

https://dispusip.banyuwangikab.go.id/perpusda-ajak-anak-anak-ikut-rayakan-hari-aksara-internasional-dengan-mendongeng-online/

 

Dosen Pembimbing Lapangan (DPL) Merdeka Belajar Kampus Merdeka (MBKM) Program Studi Sastra Indonesia Edy Hariyadi S.S., M.Si. melakukan kunjungan kepada mahasiswa yang menjalankan magang di Dinas Perpustakaan dan Kearsipan (Dispusip) Kabupaten Banyuwangi pada Rabu (29/9).

Kunjungan ini bertujuan untuk monitoring dan evaluasi (monev) kegiatan magang dua mahasiswa Jurusan Sastra Indonesia FIB UNEJ di Dispusip Banyuwangi yang berjalan sejak awal September 2021. Pada kunjungan ini, Edy Hariyadi bertemu dan melakukan koordinasi dengan Pustakawan Muda Dispusip Banyuwangi Yusup Khoiri, S.STP. yang bertindak selaku pembimbing mahasiswa magang.

Dalam pertemuan ini, Yusup Khoiri selaku pembimbing mahasiswa magang di lapangan menyampaikan bahwa kegiatan magang mahasiswa lebih difokuskan pada kegiatan yang berkaitan dengan penalaran dan implementasi teori. Hal ini dimaksudkan agar mahasiswa yang menjalankan magang selama satu semester nantinya benar-benar memiliki pengalaman mengenai implementasi ilmu perpustakaan dan kearsipan serta dunia kerja di dalamnya.

Pertemuan antara DPL, pembimbing magang di lapangan, dan mahasiswa magang juga membicarakan dan mengevaluasi kegiatan yang sudah dan akan dilakukan mahasiswa magang. Mahasiswa magang menyampaikan bahwa dalam satu bulan ini kegiatan yang dilakukan bukan hanya terkait langsung dengan kerja pustakawan seperti tentang alur pengolahan buku, tetapi mahasiswa magang juga memiliki tugas untuk menulis berita dalam rangka belajar menjadi pewarta dan berperan aktif dalam kegiatan-kegiatan Dispusip Banyuwangi. Hal ini dimaksudkan agar mahasiswa magang mampu mengimplementasikan pembelajaran yang sudah didapatkan selama ini di bangku kuliah secara langsung di lapangan.

Pada akhir pertemuan, Edy Hariyadi menyinggung tentang konversi mata kuliah yang ditempuh mahasiswa magang. Hal ini kemudian menjadi perbincangan serius bersama untuk menetapkan tugas-tugas konversi mata kuliah disesuaikan dengan Tupoksi dan kegiatan di Dispusip Banyuwangi. (Kontributor: Sasi Nur Aini, mahasiswa Sastra Indonesia)

 

Dosen Pembimbing Lapangan (DPL) Merdeka Belajar Kampus Merdeka (MBKM) Program Studi Sastra Indonesia Edy Hariyadi S.S., M.Si. melakukan kunjungan kepada mahasiswa yang menjalankan magang di Dinas Perpustakaan dan Kearsipan (Dispusip) Kabupaten Banyuwangi pada Rabu (29/9).

Kunjungan ini bertujuan untuk monitoring dan evaluasi (monev) kegiatan magang dua mahasiswa Jurusan Sastra Indonesia FIB UNEJ di Dispusip Banyuwangi yang berjalan sejak awal September 2021. Pada kunjungan ini, Edy Hariyadi bertemu dan melakukan koordinasi dengan Pustakawan Muda Dispusip Banyuwangi Yusup Khoiri, S.STP. yang bertindak selaku pembimbing mahasiswa magang.

Dalam pertemuan ini, Yusup Khoiri selaku pembimbing mahasiswa magang di lapangan menyampaikan bahwa kegiatan magang mahasiswa lebih difokuskan pada kegiatan yang berkaitan dengan penalaran dan implementasi teori. Hal ini dimaksudkan agar mahasiswa yang menjalankan magang selama satu semester nantinya benar-benar memiliki pengalaman mengenai implementasi ilmu perpustakaan dan kearsipan serta dunia kerja di dalamnya.

Pertemuan antara DPL, pembimbing magang di lapangan, dan mahasiswa magang juga membicarakan dan mengevaluasi kegiatan yang sudah dan akan dilakukan mahasiswa magang. Mahasiswa magang menyampaikan bahwa dalam satu bulan ini kegiatan yang dilakukan bukan hanya terkait langsung dengan kerja pustakawan seperti tentang alur pengolahan buku, tetapi mahasiswa magang juga memiliki tugas untuk menulis berita dalam rangka belajar menjadi pewarta dan berperan aktif dalam kegiatan-kegiatan Dispusip Banyuwangi. Hal ini dimaksudkan agar mahasiswa magang mampu mengimplementasikan pembelajaran yang sudah didapatkan selama ini di bangku kuliah secara langsung di lapangan.

Pada akhir pertemuan, Edy Hariyadi menyinggung tentang konversi mata kuliah yang ditempuh mahasiswa magang. Hal ini kemudian menjadi perbincangan serius bersama untuk menetapkan tugas-tugas konversi mata kuliah disesuaikan dengan Tupoksi dan kegiatan di Dispusip Banyuwangi. (Kontributor: Sasi Nur Aini, mahasiswa Sastra Indonesia)

 

 

Dosen Pembimbing Lapangan (DPL) Merdeka Belajar Kampus Merdeka (MBKM) Program Studi Sastra Indonesia Edy Hariyadi S.S., M.Si. melakukan kunjungan kepada mahasiswa yang menjalankan magang di Dinas Perpustakaan dan Kearsipan (Dispusip) Kabupaten Banyuwangi pada Rabu (29/9).

Kunjungan ini bertujuan untuk monitoring dan evaluasi (monev) kegiatan magang dua mahasiswa Jurusan Sastra Indonesia FIB UNEJ di Dispusip Banyuwangi yang berjalan sejak awal September 2021. Pada kunjungan ini, Edy Hariyadi bertemu dan melakukan koordinasi dengan Pustakawan Muda Dispusip Banyuwangi Yusup Khoiri, S.STP. yang bertindak selaku pembimbing mahasiswa magang.

Dalam pertemuan ini, Yusup Khoiri selaku pembimbing mahasiswa magang di lapangan menyampaikan bahwa kegiatan magang mahasiswa lebih difokuskan pada kegiatan yang berkaitan dengan penalaran dan implementasi teori. Hal ini dimaksudkan agar mahasiswa yang menjalankan magang selama satu semester nantinya benar-benar memiliki pengalaman mengenai implementasi ilmu perpustakaan dan kearsipan serta dunia kerja di dalamnya.

Pertemuan antara DPL, pembimbing magang di lapangan, dan mahasiswa magang juga membicarakan dan mengevaluasi kegiatan yang sudah dan akan dilakukan mahasiswa magang. Mahasiswa magang menyampaikan bahwa dalam satu bulan ini kegiatan yang dilakukan bukan hanya terkait langsung dengan kerja pustakawan seperti tentang alur pengolahan buku, tetapi mahasiswa magang juga memiliki tugas untuk menulis berita dalam rangka belajar menjadi pewarta dan berperan aktif dalam kegiatan-kegiatan Dispusip Banyuwangi. Hal ini dimaksudkan agar mahasiswa magang mampu mengimplementasikan pembelajaran yang sudah didapatkan selama ini di bangku kuliah secara langsung di lapangan.

Pada akhir pertemuan, Edy Hariyadi menyinggung tentang konversi mata kuliah yang ditempuh mahasiswa magang. Hal ini kemudian menjadi perbincangan serius bersama untuk menetapkan tugas-tugas konversi mata kuliah disesuaikan dengan Tupoksi dan kegiatan di Dispusip Banyuwangi. (Kontributor: Sasi Nur Aini, mahasiswa Sastra Indonesia)

 

Dosen Pembimbing Lapangan (DPL) Merdeka Belajar Kampus Merdeka (MBKM) Program Studi Sastra Indonesia Edy Hariyadi S.S., M.Si. melakukan kunjungan kepada mahasiswa yang menjalankan magang di Dinas Perpustakaan dan Kearsipan (Dispusip) Kabupaten Banyuwangi pada Rabu (29/9).

Kunjungan ini bertujuan untuk monitoring dan evaluasi (monev) kegiatan magang dua mahasiswa Jurusan Sastra Indonesia FIB UNEJ di Dispusip Banyuwangi yang berjalan sejak awal September 2021. Pada kunjungan ini, Edy Hariyadi bertemu dan melakukan koordinasi dengan Pustakawan Muda Dispusip Banyuwangi Yusup Khoiri, S.STP. yang bertindak selaku pembimbing mahasiswa magang.

Dalam pertemuan ini, Yusup Khoiri selaku pembimbing mahasiswa magang di lapangan menyampaikan bahwa kegiatan magang mahasiswa lebih difokuskan pada kegiatan yang berkaitan dengan penalaran dan implementasi teori. Hal ini dimaksudkan agar mahasiswa yang menjalankan magang selama satu semester nantinya benar-benar memiliki pengalaman mengenai implementasi ilmu perpustakaan dan kearsipan serta dunia kerja di dalamnya.

Pertemuan antara DPL, pembimbing magang di lapangan, dan mahasiswa magang juga membicarakan dan mengevaluasi kegiatan yang sudah dan akan dilakukan mahasiswa magang. Mahasiswa magang menyampaikan bahwa dalam satu bulan ini kegiatan yang dilakukan bukan hanya terkait langsung dengan kerja pustakawan seperti tentang alur pengolahan buku, tetapi mahasiswa magang juga memiliki tugas untuk menulis berita dalam rangka belajar menjadi pewarta dan berperan aktif dalam kegiatan-kegiatan Dispusip Banyuwangi. Hal ini dimaksudkan agar mahasiswa magang mampu mengimplementasikan pembelajaran yang sudah didapatkan selama ini di bangku kuliah secara langsung di lapangan.

Pada akhir pertemuan, Edy Hariyadi menyinggung tentang konversi mata kuliah yang ditempuh mahasiswa magang. Hal ini kemudian menjadi perbincangan serius bersama untuk menetapkan tugas-tugas konversi mata kuliah disesuaikan dengan Tupoksi dan kegiatan di Dispusip Banyuwangi. (Kontributor: Sasi Nur Aini, mahasiswa Sastra Indonesia)

 

Dosen Pembimbing Lapangan (DPL) Merdeka Belajar Kampus Merdeka (MBKM) Program Studi Sastra Indonesia Edy Hariyadi S.S., M.Si. melakukan kunjungan kepada mahasiswa yang menjalankan magang di Dinas Perpustakaan dan Kearsipan (Dispusip) Kabupaten Banyuwangi pada Rabu (29/9).

Kunjungan ini bertujuan untuk monitoring dan evaluasi (monev) kegiatan magang dua mahasiswa Jurusan Sastra Indonesia FIB UNEJ di Dispusip Banyuwangi yang berjalan sejak awal September 2021. Pada kunjungan ini, Edy Hariyadi bertemu dan melakukan koordinasi dengan Pustakawan Muda Dispusip Banyuwangi Yusup Khoiri, S.STP. yang bertindak selaku pembimbing mahasiswa magang.

Dalam pertemuan ini, Yusup Khoiri selaku pembimbing mahasiswa magang di lapangan menyampaikan bahwa kegiatan magang mahasiswa lebih difokuskan pada kegiatan yang berkaitan dengan penalaran dan implementasi teori. Hal ini dimaksudkan agar mahasiswa yang menjalankan magang selama satu semester nantinya benar-benar memiliki pengalaman mengenai implementasi ilmu perpustakaan dan kearsipan serta dunia kerja di dalamnya.

Pertemuan antara DPL, pembimbing magang di lapangan, dan mahasiswa magang juga membicarakan dan mengevaluasi kegiatan yang sudah dan akan dilakukan mahasiswa magang. Mahasiswa magang menyampaikan bahwa dalam satu bulan ini kegiatan yang dilakukan bukan hanya terkait langsung dengan kerja pustakawan seperti tentang alur pengolahan buku, tetapi mahasiswa magang juga memiliki tugas untuk menulis berita dalam rangka belajar menjadi pewarta dan berperan aktif dalam kegiatan-kegiatan Dispusip Banyuwangi. Hal ini dimaksudkan agar mahasiswa magang mampu mengimplementasikan pembelajaran yang sudah didapatkan selama ini di bangku kuliah secara langsung di lapangan.

Pada akhir pertemuan, Edy Hariyadi menyinggung tentang konversi mata kuliah yang ditempuh mahasiswa magang. Hal ini kemudian menjadi perbincangan serius bersama untuk menetapkan tugas-tugas konversi mata kuliah disesuaikan dengan Tupoksi dan kegiatan di Dispusip Banyuwangi. (Kontributor: Sasi Nur Aini, mahasiswa Sastra Indonesia)

 

Dosen Pembimbing Lapangan (DPL) Merdeka Belajar Kampus Merdeka (MBKM) Program Studi Sastra Indonesia Edy Hariyadi S.S., M.Si. melakukan kunjungan kepada mahasiswa yang menjalankan magang di Dinas Perpustakaan dan Kearsipan (Dispusip) Kabupaten Banyuwangi pada Rabu (29/9).

Kunjungan ini bertujuan untuk monitoring dan evaluasi (monev) kegiatan magang dua mahasiswa Jurusan Sastra Indonesia FIB UNEJ di Dispusip Banyuwangi yang berjalan sejak awal September 2021. Pada kunjungan ini, Edy Hariyadi bertemu dan melakukan koordinasi dengan Pustakawan Muda Dispusip Banyuwangi Yusup Khoiri, S.STP. yang bertindak selaku pembimbing mahasiswa magang.

Dalam pertemuan ini, Yusup Khoiri selaku pembimbing mahasiswa magang di lapangan menyampaikan bahwa kegiatan magang mahasiswa lebih difokuskan pada kegiatan yang berkaitan dengan penalaran dan implementasi teori. Hal ini dimaksudkan agar mahasiswa yang menjalankan magang selama satu semester nantinya benar-benar memiliki pengalaman mengenai implementasi ilmu perpustakaan dan kearsipan serta dunia kerja di dalamnya.

Pertemuan antara DPL, pembimbing magang di lapangan, dan mahasiswa magang juga membicarakan dan mengevaluasi kegiatan yang sudah dan akan dilakukan mahasiswa magang. Mahasiswa magang menyampaikan bahwa dalam satu bulan ini kegiatan yang dilakukan bukan hanya terkait langsung dengan kerja pustakawan seperti tentang alur pengolahan buku, tetapi mahasiswa magang juga memiliki tugas untuk menulis berita dalam rangka belajar menjadi pewarta dan berperan aktif dalam kegiatan-kegiatan Dispusip Banyuwangi. Hal ini dimaksudkan agar mahasiswa magang mampu mengimplementasikan pembelajaran yang sudah didapatkan selama ini di bangku kuliah secara langsung di lapangan.

Pada akhir pertemuan, Edy Hariyadi menyinggung tentang konversi mata kuliah yang ditempuh mahasiswa magang. Hal ini kemudian menjadi perbincangan serius bersama untuk menetapkan tugas-tugas konversi mata kuliah disesuaikan dengan Tupoksi dan kegiatan di Dispusip Banyuwangi. (Kontributor: Sasi Nur Aini, mahasiswa Sastra Indonesia)

Artikel berita lainnya yang ditulis mahasiswa magang dan dimuat di website Dispusip Banyuwangi. Link:.

https://dispusip.banyuwangikab.go.id/dispusip-banyuwangi-gelar-webinar-naskah-kuno-memperingati-hai-2021/

https://dispusip.banyuwangikab.go.id/perpusda-ajak-anak-anak-ikut-rayakan-hari-aksara-internasional-dengan-mendongeng-online/

 

 

Dosen Pembimbing Lapangan (DPL) Merdeka Belajar Kampus Merdeka (MBKM) Program Studi Sastra Indonesia Edy Hariyadi S.S., M.Si. melakukan kunjungan kepada mahasiswa yang menjalankan magang di Dinas Perpustakaan dan Kearsipan (Dispusip) Kabupaten Banyuwangi pada Rabu (29/9).

Kunjungan ini bertujuan untuk monitoring dan evaluasi (monev) kegiatan magang dua mahasiswa Jurusan Sastra Indonesia FIB UNEJ di Dispusip Banyuwangi yang berjalan sejak awal September 2021. Pada kunjungan ini, Edy Hariyadi bertemu dan melakukan koordinasi dengan Pustakawan Muda Dispusip Banyuwangi Yusup Khoiri, S.STP. yang bertindak selaku pembimbing mahasiswa magang.

Dalam pertemuan ini, Yusup Khoiri selaku pembimbing mahasiswa magang di lapangan menyampaikan bahwa kegiatan magang mahasiswa lebih difokuskan pada kegiatan yang berkaitan dengan penalaran dan implementasi teori. Hal ini dimaksudkan agar mahasiswa yang menjalankan magang selama satu semester nantinya benar-benar memiliki pengalaman mengenai implementasi ilmu perpustakaan dan kearsipan serta dunia kerja di dalamnya.

Pertemuan antara DPL, pembimbing magang di lapangan, dan mahasiswa magang juga membicarakan dan mengevaluasi kegiatan yang sudah dan akan dilakukan mahasiswa magang. Mahasiswa magang menyampaikan bahwa dalam satu bulan ini kegiatan yang dilakukan bukan hanya terkait langsung dengan kerja pustakawan seperti tentang alur pengolahan buku, tetapi mahasiswa magang juga memiliki tugas untuk menulis berita dalam rangka belajar menjadi pewarta dan berperan aktif dalam kegiatan-kegiatan Dispusip Banyuwangi. Hal ini dimaksudkan agar mahasiswa magang mampu mengimplementasikan pembelajaran yang sudah didapatkan selama ini di bangku kuliah secara langsung di lapangan.

Pada akhir pertemuan, Edy Hariyadi menyinggung tentang konversi mata kuliah yang ditempuh mahasiswa magang. Hal ini kemudian menjadi perbincangan serius bersama untuk menetapkan tugas-tugas konversi mata kuliah disesuaikan dengan Tupoksi dan kegiatan di Dispusip Banyuwangi. (Kontributor: Sasi Nur Aini, mahasiswa Sastra Indonesia)

 

 

Dosen Pembimbing Lapangan (DPL) Merdeka Belajar Kampus Merdeka (MBKM) Program Studi Sastra Indonesia Edy Hariyadi S.S., M.Si. melakukan kunjungan kepada mahasiswa yang menjalankan magang di Dinas Perpustakaan dan Kearsipan (Dispusip) Kabupaten Banyuwangi pada Rabu (29/9).

Kunjungan ini bertujuan untuk monitoring dan evaluasi (monev) kegiatan magang dua mahasiswa Jurusan Sastra Indonesia FIB UNEJ di Dispusip Banyuwangi yang berjalan sejak awal September 2021. Pada kunjungan ini, Edy Hariyadi bertemu dan melakukan koordinasi dengan Pustakawan Muda Dispusip Banyuwangi Yusup Khoiri, S.STP. yang bertindak selaku pembimbing mahasiswa magang.

Dalam pertemuan ini, Yusup Khoiri selaku pembimbing mahasiswa magang di lapangan menyampaikan bahwa kegiatan magang mahasiswa lebih difokuskan pada kegiatan yang berkaitan dengan penalaran dan implementasi teori. Hal ini dimaksudkan agar mahasiswa yang menjalankan magang selama satu semester nantinya benar-benar memiliki pengalaman mengenai implementasi ilmu perpustakaan dan kearsipan serta dunia kerja di dalamnya.

Pertemuan antara DPL, pembimbing magang di lapangan, dan mahasiswa magang juga membicarakan dan mengevaluasi kegiatan yang sudah dan akan dilakukan mahasiswa magang. Mahasiswa magang menyampaikan bahwa dalam satu bulan ini kegiatan yang dilakukan bukan hanya terkait langsung dengan kerja pustakawan seperti tentang alur pengolahan buku, tetapi mahasiswa magang juga memiliki tugas untuk menulis berita dalam rangka belajar menjadi pewarta dan berperan aktif dalam kegiatan-kegiatan Dispusip Banyuwangi. Hal ini dimaksudkan agar mahasiswa magang mampu mengimplementasikan pembelajaran yang sudah didapatkan selama ini di bangku kuliah secara langsung di lapangan.

Pada akhir pertemuan, Edy Hariyadi menyinggung tentang konversi mata kuliah yang ditempuh mahasiswa magang. Hal ini kemudian menjadi perbincangan serius bersama untuk menetapkan tugas-tugas konversi mata kuliah disesuaikan dengan Tupoksi dan kegiatan di Dispusip Banyuwangi. (Kontributor: Sasi Nur Aini, mahasiswa Sastra Indonesia)

Berikut ini dua artikel berita lainnya yang ditulis mahasiswa magang dan dimuat di website Dispusip Banyuwangi. Llink: 

https://dispusip.banyuwangikab.go.id/dispusip-banyuwangi-gelar-webinar-naskah-kuno-memperingati-hai-2021/

https://dispusip.banyuwangikab.go.id/perpusda-ajak-anak-anak-ikut-rayakan-hari-aksara-internasional-dengan-mendongeng-online/

 

Dosen Pembimbing Lapangan (DPL) Merdeka Belajar Kampus Merdeka (MBKM) Program Studi Sastra Indonesia Edy Hariyadi S.S., M.Si. melakukan kunjungan kepada mahasiswa yang menjalankan magang di Dinas Perpustakaan dan Kearsipan (Dispusip) Kabupaten Banyuwangi pada Rabu (29/9).

Kunjungan ini bertujuan untuk monitoring dan evaluasi (monev) kegiatan magang dua mahasiswa Jurusan Sastra Indonesia FIB UNEJ di Dispusip Banyuwangi yang berjalan sejak awal September 2021. Pada kunjungan ini, Edy Hariyadi bertemu dan melakukan koordinasi dengan Pustakawan Muda Dispusip Banyuwangi Yusup Khoiri, S.STP. yang bertindak selaku pembimbing mahasiswa magang.

Dalam pertemuan ini, Yusup Khoiri selaku pembimbing mahasiswa magang di lapangan menyampaikan bahwa kegiatan magang mahasiswa lebih difokuskan pada kegiatan yang berkaitan dengan penalaran dan implementasi teori. Hal ini dimaksudkan agar mahasiswa yang menjalankan magang selama satu semester nantinya benar-benar memiliki pengalaman mengenai implementasi ilmu perpustakaan dan kearsipan serta dunia kerja di dalamnya.

Pertemuan antara DPL, pembimbing magang di lapangan, dan mahasiswa magang juga membicarakan dan mengevaluasi kegiatan yang sudah dan akan dilakukan mahasiswa magang. Mahasiswa magang menyampaikan bahwa dalam satu bulan ini kegiatan yang dilakukan bukan hanya terkait langsung dengan kerja pustakawan seperti tentang alur pengolahan buku, tetapi mahasiswa magang juga memiliki tugas untuk menulis berita dalam rangka belajar menjadi pewarta dan berperan aktif dalam kegiatan-kegiatan Dispusip Banyuwangi. Hal ini dimaksudkan agar mahasiswa magang mampu mengimplementasikan pembelajaran yang sudah didapatkan selama ini di bangku kuliah secara langsung di lapangan.

Pada akhir pertemuan, Edy Hariyadi menyinggung tentang konversi mata kuliah yang ditempuh mahasiswa magang. Hal ini kemudian menjadi perbincangan serius bersama untuk menetapkan tugas-tugas konversi mata kuliah disesuaikan dengan Tupoksi dan kegiatan di Dispusip Banyuwangi. (Kontributor: Sasi Nur Aini, mahasiswa Sastra Indonesia)

 

 

Dosen Pembimbing Lapangan (DPL) Merdeka Belajar Kampus Merdeka (MBKM) Program Studi Sastra Indonesia Edy Hariyadi S.S., M.Si. melakukan kunjungan kepada mahasiswa yang menjalankan magang di Dinas Perpustakaan dan Kearsipan (Dispusip) Kabupaten Banyuwangi pada Rabu (29/9).

Kunjungan ini bertujuan untuk monitoring dan evaluasi (monev) kegiatan magang dua mahasiswa Jurusan Sastra Indonesia FIB UNEJ di Dispusip Banyuwangi yang berjalan sejak awal September 2021. Pada kunjungan ini, Edy Hariyadi bertemu dan melakukan koordinasi dengan Pustakawan Muda Dispusip Banyuwangi Yusup Khoiri, S.STP. yang bertindak selaku pembimbing mahasiswa magang.

Dalam pertemuan ini, Yusup Khoiri selaku pembimbing mahasiswa magang di lapangan menyampaikan bahwa kegiatan magang mahasiswa lebih difokuskan pada kegiatan yang berkaitan dengan penalaran dan implementasi teori. Hal ini dimaksudkan agar mahasiswa yang menjalankan magang selama satu semester nantinya benar-benar memiliki pengalaman mengenai implementasi ilmu perpustakaan dan kearsipan serta dunia kerja di dalamnya.

Pertemuan antara DPL, pembimbing magang di lapangan, dan mahasiswa magang juga membicarakan dan mengevaluasi kegiatan yang sudah dan akan dilakukan mahasiswa magang. Mahasiswa magang menyampaikan bahwa dalam satu bulan ini kegiatan yang dilakukan bukan hanya terkait langsung dengan kerja pustakawan seperti tentang alur pengolahan buku, tetapi mahasiswa magang juga memiliki tugas untuk menulis berita dalam rangka belajar menjadi pewarta dan berperan aktif dalam kegiatan-kegiatan Dispusip Banyuwangi. Hal ini dimaksudkan agar mahasiswa magang mampu mengimplementasikan pembelajaran yang sudah didapatkan selama ini di bangku kuliah secara langsung di lapangan.

Pada akhir pertemuan, Edy Hariyadi menyinggung tentang konversi mata kuliah yang ditempuh mahasiswa magang. Hal ini kemudian menjadi perbincangan serius bersama untuk menetapkan tugas-tugas konversi mata kuliah disesuaikan dengan Tupoksi dan kegiatan di Dispusip Banyuwangi. (Kontributor: Sasi Nur Aini, mahasiswa Sastra Indonesia)

 

 

Dosen Pembimbing Lapangan (DPL) Merdeka Belajar Kampus Merdeka (MBKM) Program Studi Sastra Indonesia Edy Hariyadi S.S., M.Si. melakukan kunjungan kepada mahasiswa yang menjalankan magang di Dinas Perpustakaan dan Kearsipan (Dispusip) Kabupaten Banyuwangi pada Rabu (29/9).

Kunjungan ini bertujuan untuk monitoring dan evaluasi (monev) kegiatan magang dua mahasiswa Jurusan Sastra Indonesia FIB UNEJ di Dispusip Banyuwangi yang berjalan sejak awal September 2021. Pada kunjungan ini, Edy Hariyadi bertemu dan melakukan koordinasi dengan Pustakawan Muda Dispusip Banyuwangi Yusup Khoiri, S.STP. yang bertindak selaku pembimbing mahasiswa magang.

Dalam pertemuan ini, Yusup Khoiri selaku pembimbing mahasiswa magang di lapangan menyampaikan bahwa kegiatan magang mahasiswa lebih difokuskan pada kegiatan yang berkaitan dengan penalaran dan implementasi teori. Hal ini dimaksudkan agar mahasiswa yang menjalankan magang selama satu semester nantinya benar-benar memiliki pengalaman mengenai implementasi ilmu perpustakaan dan kearsipan serta dunia kerja di dalamnya.

Pertemuan antara DPL, pembimbing magang di lapangan, dan mahasiswa magang juga membicarakan dan mengevaluasi kegiatan yang sudah dan akan dilakukan mahasiswa magang. Mahasiswa magang menyampaikan bahwa dalam satu bulan ini kegiatan yang dilakukan bukan hanya terkait langsung dengan kerja pustakawan seperti tentang alur pengolahan buku, tetapi mahasiswa magang juga memiliki tugas untuk menulis berita dalam rangka belajar menjadi pewarta dan berperan aktif dalam kegiatan-kegiatan Dispusip Banyuwangi. Hal ini dimaksudkan agar mahasiswa magang mampu mengimplementasikan pembelajaran yang sudah didapatkan selama ini di bangku kuliah secara langsung di lapangan.

Pada akhir pertemuan, Edy Hariyadi menyinggung tentang konversi mata kuliah yang ditempuh mahasiswa magang. Hal ini kemudian menjadi perbincangan serius bersama untuk menetapkan tugas-tugas konversi mata kuliah disesuaikan dengan Tupoksi dan kegiatan di Dispusip Banyuwangi. (Kontributor: Sasi Nur Aini, mahasiswa Sastra Indonesia)

 

Dosen Pembimbing Lapangan (DPL) Merdeka Belajar Kampus Merdeka (MBKM) Program Studi Sastra Indonesia Edy Hariyadi S.S., M.Si. melakukan kunjungan kepada mahasiswa yang menjalankan magang di Dinas Perpustakaan dan Kearsipan (Dispusip) Kabupaten Banyuwangi pada Rabu (29/9).

Kunjungan ini bertujuan untuk monitoring dan evaluasi (monev) kegiatan magang dua mahasiswa Jurusan Sastra Indonesia FIB UNEJ di Dispusip Banyuwangi yang berjalan sejak awal September 2021. Pada kunjungan ini, Edy Hariyadi bertemu dan melakukan koordinasi dengan Pustakawan Muda Dispusip Banyuwangi Yusup Khoiri, S.STP. yang bertindak selaku pembimbing mahasiswa magang.

Dalam pertemuan ini, Yusup Khoiri selaku pembimbing mahasiswa magang di lapangan menyampaikan bahwa kegiatan magang mahasiswa lebih difokuskan pada kegiatan yang berkaitan dengan penalaran dan implementasi teori. Hal ini dimaksudkan agar mahasiswa yang menjalankan magang selama satu semester nantinya benar-benar memiliki pengalaman mengenai implementasi ilmu perpustakaan dan kearsipan serta dunia kerja di dalamnya.

Pertemuan antara DPL, pembimbing magang di lapangan, dan mahasiswa magang juga membicarakan dan mengevaluasi kegiatan yang sudah dan akan dilakukan mahasiswa magang. Mahasiswa magang menyampaikan bahwa dalam satu bulan ini kegiatan yang dilakukan bukan hanya terkait langsung dengan kerja pustakawan seperti tentang alur pengolahan buku, tetapi mahasiswa magang juga memiliki tugas untuk menulis berita dalam rangka belajar menjadi pewarta dan berperan aktif dalam kegiatan-kegiatan Dispusip Banyuwangi. Hal ini dimaksudkan agar mahasiswa magang mampu mengimplementasikan pembelajaran yang sudah didapatkan selama ini di bangku kuliah secara langsung di lapangan.

Pada akhir pertemuan, Edy Hariyadi menyinggung tentang konversi mata kuliah yang ditempuh mahasiswa magang. Hal ini kemudian menjadi perbincangan serius bersama untuk menetapkan tugas-tugas konversi mata kuliah disesuaikan dengan Tupoksi dan kegiatan di Dispusip Banyuwangi. (Kontributor: Sasi Nur Aini, mahasiswa Sastra Indonesia)

 

Dosen Pembimbing Lapangan (DPL) Merdeka Belajar Kampus Merdeka (MBKM) Program Studi Sastra Indonesia Edy Hariyadi S.S., M.Si. melakukan kunjungan kepada mahasiswa yang menjalankan magang di Dinas Perpustakaan dan Kearsipan (Dispusip) Kabupaten Banyuwangi pada Rabu (29/9).

Kunjungan ini bertujuan untuk monitoring dan evaluasi (monev) kegiatan magang dua mahasiswa Jurusan Sastra Indonesia FIB UNEJ di Dispusip Banyuwangi yang berjalan sejak awal September 2021. Pada kunjungan ini, Edy Hariyadi bertemu dan melakukan koordinasi dengan Pustakawan Muda Dispusip Banyuwangi Yusup Khoiri, S.STP. yang bertindak selaku pembimbing mahasiswa magang.

Dalam pertemuan ini, Yusup Khoiri selaku pembimbing mahasiswa magang di lapangan menyampaikan bahwa kegiatan magang mahasiswa lebih difokuskan pada kegiatan yang berkaitan dengan penalaran dan implementasi teori. Hal ini dimaksudkan agar mahasiswa yang menjalankan magang selama satu semester nantinya benar-benar memiliki pengalaman mengenai implementasi ilmu perpustakaan dan kearsipan serta dunia kerja di dalamnya.

Pertemuan antara DPL, pembimbing magang di lapangan, dan mahasiswa magang juga membicarakan dan mengevaluasi kegiatan yang sudah dan akan dilakukan mahasiswa magang. Mahasiswa magang menyampaikan bahwa dalam satu bulan ini kegiatan yang dilakukan bukan hanya terkait langsung dengan kerja pustakawan seperti tentang alur pengolahan buku, tetapi mahasiswa magang juga memiliki tugas untuk menulis berita dalam rangka belajar menjadi pewarta dan berperan aktif dalam kegiatan-kegiatan Dispusip Banyuwangi. Hal ini dimaksudkan agar mahasiswa magang mampu mengimplementasikan pembelajaran yang sudah didapatkan selama ini di bangku kuliah secara langsung di lapangan.

Pada akhir pertemuan, Edy Hariyadi menyinggung tentang konversi mata kuliah yang ditempuh mahasiswa magang. Hal ini kemudian menjadi perbincangan serius bersama untuk menetapkan tugas-tugas konversi mata kuliah disesuaikan dengan Tupoksi dan kegiatan di Dispusip Banyuwangi. (Kontributor: Sasi Nur Aini, mahasiswa Sastra Indonesia)

 

Dosen Pembimbing Lapangan (DPL) Merdeka Belajar Kampus Merdeka (MBKM) Program Studi Sastra Indonesia Edy Hariyadi S.S., M.Si. melakukan kunjungan kepada mahasiswa yang menjalankan magang di Dinas Perpustakaan dan Kearsipan (Dispusip) Kabupaten Banyuwangi pada Rabu (29/9).

Kunjungan ini bertujuan untuk monitoring dan evaluasi (monev) kegiatan magang dua mahasiswa Jurusan Sastra Indonesia FIB UNEJ di Dispusip Banyuwangi yang berjalan sejak awal September 2021. Pada kunjungan ini, Edy Hariyadi bertemu dan melakukan koordinasi dengan Pustakawan Muda Dispusip Banyuwangi Yusup Khoiri, S.STP. yang bertindak selaku pembimbing mahasiswa magang.

Dalam pertemuan ini, Yusup Khoiri selaku pembimbing mahasiswa magang di lapangan menyampaikan bahwa kegiatan magang mahasiswa lebih difokuskan pada kegiatan yang berkaitan dengan penalaran dan implementasi teori. Hal ini dimaksudkan agar mahasiswa yang menjalankan magang selama satu semester nantinya benar-benar memiliki pengalaman mengenai implementasi ilmu perpustakaan dan kearsipan serta dunia kerja di dalamnya.

Pertemuan antara DPL, pembimbing magang di lapangan, dan mahasiswa magang juga membicarakan dan mengevaluasi kegiatan yang sudah dan akan dilakukan mahasiswa magang. Mahasiswa magang menyampaikan bahwa dalam satu bulan ini kegiatan yang dilakukan bukan hanya terkait langsung dengan kerja pustakawan seperti tentang alur pengolahan buku, tetapi mahasiswa magang juga memiliki tugas untuk menulis berita dalam rangka belajar menjadi pewarta dan berperan aktif dalam kegiatan-kegiatan Dispusip Banyuwangi. Hal ini dimaksudkan agar mahasiswa magang mampu mengimplementasikan pembelajaran yang sudah didapatkan selama ini di bangku kuliah secara langsung di lapangan.

Pada akhir pertemuan, Edy Hariyadi menyinggung tentang konversi mata kuliah yang ditempuh mahasiswa magang. Hal ini kemudian menjadi perbincangan serius bersama untuk menetapkan tugas-tugas konversi mata kuliah disesuaikan dengan Tupoksi dan kegiatan di Dispusip Banyuwangi. (Kontributor: Sasi Nur Aini, mahasiswa Sastra Indonesia)

 

 

Dosen Pembimbing Lapangan (DPL) Merdeka Belajar Kampus Merdeka (MBKM) Program Studi Sastra Indonesia Edy Hariyadi S.S., M.Si. melakukan kunjungan kepada mahasiswa yang menjalankan magang di Dinas Perpustakaan dan Kearsipan (Dispusip) Kabupaten Banyuwangi pada Rabu (29/9).

Kunjungan ini bertujuan untuk monitoring dan evaluasi (monev) kegiatan magang dua mahasiswa Jurusan Sastra Indonesia FIB UNEJ di Dispusip Banyuwangi yang berjalan sejak awal September 2021. Pada kunjungan ini, Edy Hariyadi bertemu dan melakukan koordinasi dengan Pustakawan Muda Dispusip Banyuwangi Yusup Khoiri, S.STP. yang bertindak selaku pembimbing mahasiswa magang.

Dalam pertemuan ini, Yusup Khoiri selaku pembimbing mahasiswa magang di lapangan menyampaikan bahwa kegiatan magang mahasiswa lebih difokuskan pada kegiatan yang berkaitan dengan penalaran dan implementasi teori. Hal ini dimaksudkan agar mahasiswa yang menjalankan magang selama satu semester nantinya benar-benar memiliki pengalaman mengenai implementasi ilmu perpustakaan dan kearsipan serta dunia kerja di dalamnya.

Pertemuan antara DPL, pembimbing magang di lapangan, dan mahasiswa magang juga membicarakan dan mengevaluasi kegiatan yang sudah dan akan dilakukan mahasiswa magang. Mahasiswa magang menyampaikan bahwa dalam satu bulan ini kegiatan yang dilakukan bukan hanya terkait langsung dengan kerja pustakawan seperti tentang alur pengolahan buku, tetapi mahasiswa magang juga memiliki tugas untuk menulis berita dalam rangka belajar menjadi pewarta dan berperan aktif dalam kegiatan-kegiatan Dispusip Banyuwangi. Hal ini dimaksudkan agar mahasiswa magang mampu mengimplementasikan pembelajaran yang sudah didapatkan selama ini di bangku kuliah secara langsung di lapangan.

Pada akhir pertemuan, Edy Hariyadi menyinggung tentang konversi mata kuliah yang ditempuh mahasiswa magang. Hal ini kemudian menjadi perbincangan serius bersama untuk menetapkan tugas-tugas konversi mata kuliah disesuaikan dengan Tupoksi dan kegiatan di Dispusip Banyuwangi. (Kontributor: Sasi Nur Aini, mahasiswa Sastra Indonesia)

 

 

Dosen Pembimbing Lapangan (DPL) Merdeka Belajar Kampus Merdeka (MBKM) Program Studi Sastra Indonesia Edy Hariyadi S.S., M.Si. melakukan kunjungan kepada mahasiswa yang menjalankan magang di Dinas Perpustakaan dan Kearsipan (Dispusip) Kabupaten Banyuwangi pada Rabu (29/9).

Kunjungan ini bertujuan untuk monitoring dan evaluasi (monev) kegiatan magang dua mahasiswa Jurusan Sastra Indonesia FIB UNEJ di Dispusip Banyuwangi yang berjalan sejak awal September 2021. Pada kunjungan ini, Edy Hariyadi bertemu dan melakukan koordinasi dengan Pustakawan Muda Dispusip Banyuwangi Yusup Khoiri, S.STP. yang bertindak selaku pembimbing mahasiswa magang.

Dalam pertemuan ini, Yusup Khoiri selaku pembimbing mahasiswa magang di lapangan menyampaikan bahwa kegiatan magang mahasiswa lebih difokuskan pada kegiatan yang berkaitan dengan penalaran dan implementasi teori. Hal ini dimaksudkan agar mahasiswa yang menjalankan magang selama satu semester nantinya benar-benar memiliki pengalaman mengenai implementasi ilmu perpustakaan dan kearsipan serta dunia kerja di dalamnya.

Pertemuan antara DPL, pembimbing magang di lapangan, dan mahasiswa magang juga membicarakan dan mengevaluasi kegiatan yang sudah dan akan dilakukan mahasiswa magang. Mahasiswa magang menyampaikan bahwa dalam satu bulan ini kegiatan yang dilakukan bukan hanya terkait langsung dengan kerja pustakawan seperti tentang alur pengolahan buku, tetapi mahasiswa magang juga memiliki tugas untuk menulis berita dalam rangka belajar menjadi pewarta dan berperan aktif dalam kegiatan-kegiatan Dispusip Banyuwangi. Hal ini dimaksudkan agar mahasiswa magang mampu mengimplementasikan pembelajaran yang sudah didapatkan selama ini di bangku kuliah secara langsung di lapangan.

Pada akhir pertemuan, Edy Hariyadi menyinggung tentang konversi mata kuliah yang ditempuh mahasiswa magang. Hal ini kemudian menjadi perbincangan serius bersama untuk menetapkan tugas-tugas konversi mata kuliah disesuaikan dengan Tupoksi dan kegiatan di Dispusip Banyuwangi. (Kontributor: Sasi Nur Aini, mahasiswa Sastra Indonesia)

Berikut ini dua artikel berita lainnya yang ditulis mahasiswa magang dan dimuat di website Dispusip Banyuwangi. Llink: 

https://dispusip.banyuwangikab.go.id/dispusip-banyuwangi-gelar-webinar-naskah-kuno-memperingati-hai-2021/

https://dispusip.banyuwangikab.go.id/perpusda-ajak-anak-anak-ikut-rayakan-hari-aksara-internasional-dengan-mendongeng-online/

 

Dosen Pembimbing Lapangan (DPL) Merdeka Belajar Kampus Merdeka (MBKM) Program Studi Sastra Indonesia Edy Hariyadi S.S., M.Si. melakukan kunjungan kepada mahasiswa yang menjalankan magang di Dinas Perpustakaan dan Kearsipan (Dispusip) Kabupaten Banyuwangi pada Rabu (29/9).

Kunjungan ini bertujuan untuk monitoring dan evaluasi (monev) kegiatan magang dua mahasiswa Jurusan Sastra Indonesia FIB UNEJ di Dispusip Banyuwangi yang berjalan sejak awal September 2021. Pada kunjungan ini, Edy Hariyadi bertemu dan melakukan koordinasi dengan Pustakawan Muda Dispusip Banyuwangi Yusup Khoiri, S.STP. yang bertindak selaku pembimbing mahasiswa magang.

Dalam pertemuan ini, Yusup Khoiri selaku pembimbing mahasiswa magang di lapangan menyampaikan bahwa kegiatan magang mahasiswa lebih difokuskan pada kegiatan yang berkaitan dengan penalaran dan implementasi teori. Hal ini dimaksudkan agar mahasiswa yang menjalankan magang selama satu semester nantinya benar-benar memiliki pengalaman mengenai implementasi ilmu perpustakaan dan kearsipan serta dunia kerja di dalamnya.

Pertemuan antara DPL, pembimbing magang di lapangan, dan mahasiswa magang juga membicarakan dan mengevaluasi kegiatan yang sudah dan akan dilakukan mahasiswa magang. Mahasiswa magang menyampaikan bahwa dalam satu bulan ini kegiatan yang dilakukan bukan hanya terkait langsung dengan kerja pustakawan seperti tentang alur pengolahan buku, tetapi mahasiswa magang juga memiliki tugas untuk menulis berita dalam rangka belajar menjadi pewarta dan berperan aktif dalam kegiatan-kegiatan Dispusip Banyuwangi. Hal ini dimaksudkan agar mahasiswa magang mampu mengimplementasikan pembelajaran yang sudah didapatkan selama ini di bangku kuliah secara langsung di lapangan.

Pada akhir pertemuan, Edy Hariyadi menyinggung tentang konversi mata kuliah yang ditempuh mahasiswa magang. Hal ini kemudian menjadi perbincangan serius bersama untuk menetapkan tugas-tugas konversi mata kuliah disesuaikan dengan Tupoksi dan kegiatan di Dispusip Banyuwangi. (Kontributor: Sasi Nur Aini, mahasiswa Sastra Indonesia)

 

Dosen Pembimbing Lapangan (DPL) Merdeka Belajar Kampus Merdeka (MBKM) Program Studi Sastra Indonesia Edy Hariyadi S.S., M.Si. melakukan kunjungan kepada mahasiswa yang menjalankan magang di Dinas Perpustakaan dan Kearsipan (Dispusip) Kabupaten Banyuwangi pada Rabu (29/9).

Kunjungan ini bertujuan untuk monitoring dan evaluasi (monev) kegiatan magang dua mahasiswa Jurusan Sastra Indonesia FIB UNEJ di Dispusip Banyuwangi yang berjalan sejak awal September 2021. Pada kunjungan ini, Edy Hariyadi bertemu dan melakukan koordinasi dengan Pustakawan Muda Dispusip Banyuwangi Yusup Khoiri, S.STP. yang bertindak selaku pembimbing mahasiswa magang.

Dalam pertemuan ini, Yusup Khoiri selaku pembimbing mahasiswa magang di lapangan menyampaikan bahwa kegiatan magang mahasiswa lebih difokuskan pada kegiatan yang berkaitan dengan penalaran dan implementasi teori. Hal ini dimaksudkan agar mahasiswa yang menjalankan magang selama satu semester nantinya benar-benar memiliki pengalaman mengenai implementasi ilmu perpustakaan dan kearsipan serta dunia kerja di dalamnya.

Pertemuan antara DPL, pembimbing magang di lapangan, dan mahasiswa magang juga membicarakan dan mengevaluasi kegiatan yang sudah dan akan dilakukan mahasiswa magang. Mahasiswa magang menyampaikan bahwa dalam satu bulan ini kegiatan yang dilakukan bukan hanya terkait langsung dengan kerja pustakawan seperti tentang alur pengolahan buku, tetapi mahasiswa magang juga memiliki tugas untuk menulis berita dalam rangka belajar menjadi pewarta dan berperan aktif dalam kegiatan-kegiatan Dispusip Banyuwangi. Hal ini dimaksudkan agar mahasiswa magang mampu mengimplementasikan pembelajaran yang sudah didapatkan selama ini di bangku kuliah secara langsung di lapangan.

Pada akhir pertemuan, Edy Hariyadi menyinggung tentang konversi mata kuliah yang ditempuh mahasiswa magang. Hal ini kemudian menjadi perbincangan serius bersama untuk menetapkan tugas-tugas konversi mata kuliah disesuaikan dengan Tupoksi dan kegiatan di Dispusip Banyuwangi. (Kontributor: Sasi Nur Aini, mahasiswa Sastra Indonesia)

 

 

Dosen Pembimbing Lapangan (DPL) Merdeka Belajar Kampus Merdeka (MBKM) Program Studi Sastra Indonesia Edy Hariyadi S.S., M.Si. melakukan kunjungan kepada mahasiswa yang menjalankan magang di Dinas Perpustakaan dan Kearsipan (Dispusip) Kabupaten Banyuwangi pada Rabu (29/9).

Kunjungan ini bertujuan untuk monitoring dan evaluasi (monev) kegiatan magang dua mahasiswa Jurusan Sastra Indonesia FIB UNEJ di Dispusip Banyuwangi yang berjalan sejak awal September 2021. Pada kunjungan ini, Edy Hariyadi bertemu dan melakukan koordinasi dengan Pustakawan Muda Dispusip Banyuwangi Yusup Khoiri, S.STP. yang bertindak selaku pembimbing mahasiswa magang.

Dalam pertemuan ini, Yusup Khoiri selaku pembimbing mahasiswa magang di lapangan menyampaikan bahwa kegiatan magang mahasiswa lebih difokuskan pada kegiatan yang berkaitan dengan penalaran dan implementasi teori. Hal ini dimaksudkan agar mahasiswa yang menjalankan magang selama satu semester nantinya benar-benar memiliki pengalaman mengenai implementasi ilmu perpustakaan dan kearsipan serta dunia kerja di dalamnya.

Pertemuan antara DPL, pembimbing magang di lapangan, dan mahasiswa magang juga membicarakan dan mengevaluasi kegiatan yang sudah dan akan dilakukan mahasiswa magang. Mahasiswa magang menyampaikan bahwa dalam satu bulan ini kegiatan yang dilakukan bukan hanya terkait langsung dengan kerja pustakawan seperti tentang alur pengolahan buku, tetapi mahasiswa magang juga memiliki tugas untuk menulis berita dalam rangka belajar menjadi pewarta dan berperan aktif dalam kegiatan-kegiatan Dispusip Banyuwangi. Hal ini dimaksudkan agar mahasiswa magang mampu mengimplementasikan pembelajaran yang sudah didapatkan selama ini di bangku kuliah secara langsung di lapangan.

Pada akhir pertemuan, Edy Hariyadi menyinggung tentang konversi mata kuliah yang ditempuh mahasiswa magang. Hal ini kemudian menjadi perbincangan serius bersama untuk menetapkan tugas-tugas konversi mata kuliah disesuaikan dengan Tupoksi dan kegiatan di Dispusip Banyuwangi. (Kontributor: Sasi Nur Aini, mahasiswa Sastra Indonesia)

 

Dosen Pembimbing Lapangan (DPL) Merdeka Belajar Kampus Merdeka (MBKM) Program Studi Sastra Indonesia Edy Hariyadi S.S., M.Si. melakukan kunjungan kepada mahasiswa yang menjalankan magang di Dinas Perpustakaan dan Kearsipan (Dispusip) Kabupaten Banyuwangi pada Rabu (29/9).

Kunjungan ini bertujuan untuk monitoring dan evaluasi (monev) kegiatan magang dua mahasiswa Jurusan Sastra Indonesia FIB UNEJ di Dispusip Banyuwangi yang berjalan sejak awal September 2021. Pada kunjungan ini, Edy Hariyadi bertemu dan melakukan koordinasi dengan Pustakawan Muda Dispusip Banyuwangi Yusup Khoiri, S.STP. yang bertindak selaku pembimbing mahasiswa magang.

Dalam pertemuan ini, Yusup Khoiri selaku pembimbing mahasiswa magang di lapangan menyampaikan bahwa kegiatan magang mahasiswa lebih difokuskan pada kegiatan yang berkaitan dengan penalaran dan implementasi teori. Hal ini dimaksudkan agar mahasiswa yang menjalankan magang selama satu semester nantinya benar-benar memiliki pengalaman mengenai implementasi ilmu perpustakaan dan kearsipan serta dunia kerja di dalamnya.

Pertemuan antara DPL, pembimbing magang di lapangan, dan mahasiswa magang juga membicarakan dan mengevaluasi kegiatan yang sudah dan akan dilakukan mahasiswa magang. Mahasiswa magang menyampaikan bahwa dalam satu bulan ini kegiatan yang dilakukan bukan hanya terkait langsung dengan kerja pustakawan seperti tentang alur pengolahan buku, tetapi mahasiswa magang juga memiliki tugas untuk menulis berita dalam rangka belajar menjadi pewarta dan berperan aktif dalam kegiatan-kegiatan Dispusip Banyuwangi. Hal ini dimaksudkan agar mahasiswa magang mampu mengimplementasikan pembelajaran yang sudah didapatkan selama ini di bangku kuliah secara langsung di lapangan.

Pada akhir pertemuan, Edy Hariyadi menyinggung tentang konversi mata kuliah yang ditempuh mahasiswa magang. Hal ini kemudian menjadi perbincangan serius bersama untuk menetapkan tugas-tugas konversi mata kuliah disesuaikan dengan Tupoksi dan kegiatan di Dispusip Banyuwangi. (Kontributor: Sasi Nur Aini, mahasiswa Sastra Indonesia)

 

Dosen Pembimbing Lapangan (DPL) Merdeka Belajar Kampus Merdeka (MBKM) Program Studi Sastra Indonesia Edy Hariyadi S.S., M.Si. melakukan kunjungan kepada mahasiswa yang menjalankan magang di Dinas Perpustakaan dan Kearsipan (Dispusip) Kabupaten Banyuwangi pada Rabu (29/9).

Kunjungan ini bertujuan untuk monitoring dan evaluasi (monev) kegiatan magang dua mahasiswa Jurusan Sastra Indonesia FIB UNEJ di Dispusip Banyuwangi yang berjalan sejak awal September 2021. Pada kunjungan ini, Edy Hariyadi bertemu dan melakukan koordinasi dengan Pustakawan Muda Dispusip Banyuwangi Yusup Khoiri, S.STP. yang bertindak selaku pembimbing mahasiswa magang.

Dalam pertemuan ini, Yusup Khoiri selaku pembimbing mahasiswa magang di lapangan menyampaikan bahwa kegiatan magang mahasiswa lebih difokuskan pada kegiatan yang berkaitan dengan penalaran dan implementasi teori. Hal ini dimaksudkan agar mahasiswa yang menjalankan magang selama satu semester nantinya benar-benar memiliki pengalaman mengenai implementasi ilmu perpustakaan dan kearsipan serta dunia kerja di dalamnya.

Pertemuan antara DPL, pembimbing magang di lapangan, dan mahasiswa magang juga membicarakan dan mengevaluasi kegiatan yang sudah dan akan dilakukan mahasiswa magang. Mahasiswa magang menyampaikan bahwa dalam satu bulan ini kegiatan yang dilakukan bukan hanya terkait langsung dengan kerja pustakawan seperti tentang alur pengolahan buku, tetapi mahasiswa magang juga memiliki tugas untuk menulis berita dalam rangka belajar menjadi pewarta dan berperan aktif dalam kegiatan-kegiatan Dispusip Banyuwangi. Hal ini dimaksudkan agar mahasiswa magang mampu mengimplementasikan pembelajaran yang sudah didapatkan selama ini di bangku kuliah secara langsung di lapangan.

Pada akhir pertemuan, Edy Hariyadi menyinggung tentang konversi mata kuliah yang ditempuh mahasiswa magang. Hal ini kemudian menjadi perbincangan serius bersama untuk menetapkan tugas-tugas konversi mata kuliah disesuaikan dengan Tupoksi dan kegiatan di Dispusip Banyuwangi. (Kontributor: Sasi Nur Aini, mahasiswa Sastra Indonesia)

[:]

[:de]

Dosen Pembimbing Lapangan (DPL) Merdeka Belajar Kampus Merdeka (MBKM) Program Studi Sastra Indonesia Edy Hariyadi S.S., M.Si. melakukan kunjungan kepada mahasiswa yang menjalankan magang di Dinas Perpustakaan dan Kearsipan (Dispusip) Kabupaten Banyuwangi pada Rabu (29/9).

Kunjungan ini bertujuan untuk monitoring dan evaluasi (monev) kegiatan magang dua mahasiswa Jurusan Sastra Indonesia FIB UNEJ di Dispusip Banyuwangi yang berjalan sejak awal September 2021. Pada kunjungan ini, Edy Hariyadi bertemu dan melakukan koordinasi dengan Pustakawan Muda Dispusip Banyuwangi Yusup Khoiri, S.STP. yang bertindak selaku pembimbing mahasiswa magang.

Dalam pertemuan ini, Yusup Khoiri selaku pembimbing mahasiswa magang di lapangan menyampaikan bahwa kegiatan magang mahasiswa lebih difokuskan pada kegiatan yang berkaitan dengan penalaran dan implementasi teori. Hal ini dimaksudkan agar mahasiswa yang menjalankan magang selama satu semester nantinya benar-benar memiliki pengalaman mengenai implementasi ilmu perpustakaan dan kearsipan serta dunia kerja di dalamnya.

Pertemuan antara DPL, pembimbing magang di lapangan, dan mahasiswa magang juga membicarakan dan mengevaluasi kegiatan yang sudah dan akan dilakukan mahasiswa magang. Mahasiswa magang menyampaikan bahwa dalam satu bulan ini kegiatan yang dilakukan bukan hanya terkait langsung dengan kerja pustakawan seperti tentang alur pengolahan buku, tetapi mahasiswa magang juga memiliki tugas untuk menulis berita dalam rangka belajar menjadi pewarta dan berperan aktif dalam kegiatan-kegiatan Dispusip Banyuwangi. Hal ini dimaksudkan agar mahasiswa magang mampu mengimplementasikan pembelajaran yang sudah didapatkan selama ini di bangku kuliah secara langsung di lapangan.

Pada akhir pertemuan, Edy Hariyadi menyinggung tentang konversi mata kuliah yang ditempuh mahasiswa magang. Hal ini kemudian menjadi perbincangan serius bersama untuk menetapkan tugas-tugas konversi mata kuliah disesuaikan dengan Tupoksi dan kegiatan di Dispusip Banyuwangi. (Kontributor: Sasi Nur Aini, mahasiswa Sastra Indonesia)

Artikel berita lainnya yang ditulis mahasiswa magang dan dimuat di website Dispusip Banyuwangi. Link:.

https://dispusip.banyuwangikab.go.id/dispusip-banyuwangi-gelar-webinar-naskah-kuno-memperingati-hai-2021/

https://dispusip.banyuwangikab.go.id/perpusda-ajak-anak-anak-ikut-rayakan-hari-aksara-internasional-dengan-mendongeng-online/

Dosen Pembimbing Lapangan (DPL) Merdeka Belajar Kampus Merdeka (MBKM) Program Studi Sastra Indonesia Edy Hariyadi S.S., M.Si. melakukan kunjungan kepada mahasiswa yang menjalankan magang di Dinas Perpustakaan dan Kearsipan (Dispusip) Kabupaten Banyuwangi pada Rabu (29/9).

Kunjungan ini bertujuan untuk monitoring dan evaluasi (monev) kegiatan magang dua mahasiswa Jurusan Sastra Indonesia FIB UNEJ di Dispusip Banyuwangi yang berjalan sejak awal September 2021. Pada kunjungan ini, Edy Hariyadi bertemu dan melakukan koordinasi dengan Pustakawan Muda Dispusip Banyuwangi Yusup Khoiri, S.STP. yang bertindak selaku pembimbing mahasiswa magang.

Dalam pertemuan ini, Yusup Khoiri selaku pembimbing mahasiswa magang di lapangan menyampaikan bahwa kegiatan magang mahasiswa lebih difokuskan pada kegiatan yang berkaitan dengan penalaran dan implementasi teori. Hal ini dimaksudkan agar mahasiswa yang menjalankan magang selama satu semester nantinya benar-benar memiliki pengalaman mengenai implementasi ilmu perpustakaan dan kearsipan serta dunia kerja di dalamnya.

Pertemuan antara DPL, pembimbing magang di lapangan, dan mahasiswa magang juga membicarakan dan mengevaluasi kegiatan yang sudah dan akan dilakukan mahasiswa magang. Mahasiswa magang menyampaikan bahwa dalam satu bulan ini kegiatan yang dilakukan bukan hanya terkait langsung dengan kerja pustakawan seperti tentang alur pengolahan buku, tetapi mahasiswa magang juga memiliki tugas untuk menulis berita dalam rangka belajar menjadi pewarta dan berperan aktif dalam kegiatan-kegiatan Dispusip Banyuwangi. Hal ini dimaksudkan agar mahasiswa magang mampu mengimplementasikan pembelajaran yang sudah didapatkan selama ini di bangku kuliah secara langsung di lapangan.

Pada akhir pertemuan, Edy Hariyadi menyinggung tentang konversi mata kuliah yang ditempuh mahasiswa magang. Hal ini kemudian menjadi perbincangan serius bersama untuk menetapkan tugas-tugas konversi mata kuliah disesuaikan dengan Tupoksi dan kegiatan di Dispusip Banyuwangi. (Kontributor: Sasi Nur Aini, mahasiswa Sastra Indonesia)

Dosen Pembimbing Lapangan (DPL) Merdeka Belajar Kampus Merdeka (MBKM) Program Studi Sastra Indonesia Edy Hariyadi S.S., M.Si. melakukan kunjungan kepada mahasiswa yang menjalankan magang di Dinas Perpustakaan dan Kearsipan (Dispusip) Kabupaten Banyuwangi pada Rabu (29/9).

Kunjungan ini bertujuan untuk monitoring dan evaluasi (monev) kegiatan magang dua mahasiswa Jurusan Sastra Indonesia FIB UNEJ di Dispusip Banyuwangi yang berjalan sejak awal September 2021. Pada kunjungan ini, Edy Hariyadi bertemu dan melakukan koordinasi dengan Pustakawan Muda Dispusip Banyuwangi Yusup Khoiri, S.STP. yang bertindak selaku pembimbing mahasiswa magang.

Dalam pertemuan ini, Yusup Khoiri selaku pembimbing mahasiswa magang di lapangan menyampaikan bahwa kegiatan magang mahasiswa lebih difokuskan pada kegiatan yang berkaitan dengan penalaran dan implementasi teori. Hal ini dimaksudkan agar mahasiswa yang menjalankan magang selama satu semester nantinya benar-benar memiliki pengalaman mengenai implementasi ilmu perpustakaan dan kearsipan serta dunia kerja di dalamnya.

Pertemuan antara DPL, pembimbing magang di lapangan, dan mahasiswa magang juga membicarakan dan mengevaluasi kegiatan yang sudah dan akan dilakukan mahasiswa magang. Mahasiswa magang menyampaikan bahwa dalam satu bulan ini kegiatan yang dilakukan bukan hanya terkait langsung dengan kerja pustakawan seperti tentang alur pengolahan buku, tetapi mahasiswa magang juga memiliki tugas untuk menulis berita dalam rangka belajar menjadi pewarta dan berperan aktif dalam kegiatan-kegiatan Dispusip Banyuwangi. Hal ini dimaksudkan agar mahasiswa magang mampu mengimplementasikan pembelajaran yang sudah didapatkan selama ini di bangku kuliah secara langsung di lapangan.

Pada akhir pertemuan, Edy Hariyadi menyinggung tentang konversi mata kuliah yang ditempuh mahasiswa magang. Hal ini kemudian menjadi perbincangan serius bersama untuk menetapkan tugas-tugas konversi mata kuliah disesuaikan dengan Tupoksi dan kegiatan di Dispusip Banyuwangi. (Kontributor: Sasi Nur Aini, mahasiswa Sastra Indonesia)

Berikut ini dua artikel berita lainnya yang ditulis mahasiswa magang dan dimuat di website Dispusip Banyuwangi. Llink: 

https://dispusip.banyuwangikab.go.id/dispusip-banyuwangi-gelar-webinar-naskah-kuno-memperingati-hai-2021/

https://dispusip.banyuwangikab.go.id/perpusda-ajak-anak-anak-ikut-rayakan-hari-aksara-internasional-dengan-mendongeng-online/

 

Dosen Pembimbing Lapangan (DPL) Merdeka Belajar Kampus Merdeka (MBKM) Program Studi Sastra Indonesia Edy Hariyadi S.S., M.Si. melakukan kunjungan kepada mahasiswa yang menjalankan magang di Dinas Perpustakaan dan Kearsipan (Dispusip) Kabupaten Banyuwangi pada Rabu (29/9).

Kunjungan ini bertujuan untuk monitoring dan evaluasi (monev) kegiatan magang dua mahasiswa Jurusan Sastra Indonesia FIB UNEJ di Dispusip Banyuwangi yang berjalan sejak awal September 2021. Pada kunjungan ini, Edy Hariyadi bertemu dan melakukan koordinasi dengan Pustakawan Muda Dispusip Banyuwangi Yusup Khoiri, S.STP. yang bertindak selaku pembimbing mahasiswa magang.

Dalam pertemuan ini, Yusup Khoiri selaku pembimbing mahasiswa magang di lapangan menyampaikan bahwa kegiatan magang mahasiswa lebih difokuskan pada kegiatan yang berkaitan dengan penalaran dan implementasi teori. Hal ini dimaksudkan agar mahasiswa yang menjalankan magang selama satu semester nantinya benar-benar memiliki pengalaman mengenai implementasi ilmu perpustakaan dan kearsipan serta dunia kerja di dalamnya.

Pertemuan antara DPL, pembimbing magang di lapangan, dan mahasiswa magang juga membicarakan dan mengevaluasi kegiatan yang sudah dan akan dilakukan mahasiswa magang. Mahasiswa magang menyampaikan bahwa dalam satu bulan ini kegiatan yang dilakukan bukan hanya terkait langsung dengan kerja pustakawan seperti tentang alur pengolahan buku, tetapi mahasiswa magang juga memiliki tugas untuk menulis berita dalam rangka belajar menjadi pewarta dan berperan aktif dalam kegiatan-kegiatan Dispusip Banyuwangi. Hal ini dimaksudkan agar mahasiswa magang mampu mengimplementasikan pembelajaran yang sudah didapatkan selama ini di bangku kuliah secara langsung di lapangan.

Pada akhir pertemuan, Edy Hariyadi menyinggung tentang konversi mata kuliah yang ditempuh mahasiswa magang. Hal ini kemudian menjadi perbincangan serius bersama untuk menetapkan tugas-tugas konversi mata kuliah disesuaikan dengan Tupoksi dan kegiatan di Dispusip Banyuwangi. (Kontributor: Sasi Nur Aini, mahasiswa Sastra Indonesia)

Dosen Pembimbing Lapangan (DPL) Merdeka Belajar Kampus Merdeka (MBKM) Program Studi Sastra Indonesia Edy Hariyadi S.S., M.Si. melakukan kunjungan kepada mahasiswa yang menjalankan magang di Dinas Perpustakaan dan Kearsipan (Dispusip) Kabupaten Banyuwangi pada Rabu (29/9).

Kunjungan ini bertujuan untuk monitoring dan evaluasi (monev) kegiatan magang dua mahasiswa Jurusan Sastra Indonesia FIB UNEJ di Dispusip Banyuwangi yang berjalan sejak awal September 2021. Pada kunjungan ini, Edy Hariyadi bertemu dan melakukan koordinasi dengan Pustakawan Muda Dispusip Banyuwangi Yusup Khoiri, S.STP. yang bertindak selaku pembimbing mahasiswa magang.

Dalam pertemuan ini, Yusup Khoiri selaku pembimbing mahasiswa magang di lapangan menyampaikan bahwa kegiatan magang mahasiswa lebih difokuskan pada kegiatan yang berkaitan dengan penalaran dan implementasi teori. Hal ini dimaksudkan agar mahasiswa yang menjalankan magang selama satu semester nantinya benar-benar memiliki pengalaman mengenai implementasi ilmu perpustakaan dan kearsipan serta dunia kerja di dalamnya.

Pertemuan antara DPL, pembimbing magang di lapangan, dan mahasiswa magang juga membicarakan dan mengevaluasi kegiatan yang sudah dan akan dilakukan mahasiswa magang. Mahasiswa magang menyampaikan bahwa dalam satu bulan ini kegiatan yang dilakukan bukan hanya terkait langsung dengan kerja pustakawan seperti tentang alur pengolahan buku, tetapi mahasiswa magang juga memiliki tugas untuk menulis berita dalam rangka belajar menjadi pewarta dan berperan aktif dalam kegiatan-kegiatan Dispusip Banyuwangi. Hal ini dimaksudkan agar mahasiswa magang mampu mengimplementasikan pembelajaran yang sudah didapatkan selama ini di bangku kuliah secara langsung di lapangan.

Pada akhir pertemuan, Edy Hariyadi menyinggung tentang konversi mata kuliah yang ditempuh mahasiswa magang. Hal ini kemudian menjadi perbincangan serius bersama untuk menetapkan tugas-tugas konversi mata kuliah disesuaikan dengan Tupoksi dan kegiatan di Dispusip Banyuwangi. (Kontributor: Sasi Nur Aini, mahasiswa Sastra Indonesia)

 

 

Dosen Pembimbing Lapangan (DPL) Merdeka Belajar Kampus Merdeka (MBKM) Program Studi Sastra Indonesia Edy Hariyadi S.S., M.Si. melakukan kunjungan kepada mahasiswa yang menjalankan magang di Dinas Perpustakaan dan Kearsipan (Dispusip) Kabupaten Banyuwangi pada Rabu (29/9).

Kunjungan ini bertujuan untuk monitoring dan evaluasi (monev) kegiatan magang dua mahasiswa Jurusan Sastra Indonesia FIB UNEJ di Dispusip Banyuwangi yang berjalan sejak awal September 2021. Pada kunjungan ini, Edy Hariyadi bertemu dan melakukan koordinasi dengan Pustakawan Muda Dispusip Banyuwangi Yusup Khoiri, S.STP. yang bertindak selaku pembimbing mahasiswa magang.

Dalam pertemuan ini, Yusup Khoiri selaku pembimbing mahasiswa magang di lapangan menyampaikan bahwa kegiatan magang mahasiswa lebih difokuskan pada kegiatan yang berkaitan dengan penalaran dan implementasi teori. Hal ini dimaksudkan agar mahasiswa yang menjalankan magang selama satu semester nantinya benar-benar memiliki pengalaman mengenai implementasi ilmu perpustakaan dan kearsipan serta dunia kerja di dalamnya.

Pertemuan antara DPL, pembimbing magang di lapangan, dan mahasiswa magang juga membicarakan dan mengevaluasi kegiatan yang sudah dan akan dilakukan mahasiswa magang. Mahasiswa magang menyampaikan bahwa dalam satu bulan ini kegiatan yang dilakukan bukan hanya terkait langsung dengan kerja pustakawan seperti tentang alur pengolahan buku, tetapi mahasiswa magang juga memiliki tugas untuk menulis berita dalam rangka belajar menjadi pewarta dan berperan aktif dalam kegiatan-kegiatan Dispusip Banyuwangi. Hal ini dimaksudkan agar mahasiswa magang mampu mengimplementasikan pembelajaran yang sudah didapatkan selama ini di bangku kuliah secara langsung di lapangan.

Pada akhir pertemuan, Edy Hariyadi menyinggung tentang konversi mata kuliah yang ditempuh mahasiswa magang. Hal ini kemudian menjadi perbincangan serius bersama untuk menetapkan tugas-tugas konversi mata kuliah disesuaikan dengan Tupoksi dan kegiatan di Dispusip Banyuwangi. (Kontributor: Sasi Nur Aini, mahasiswa Sastra Indonesia)

 

Dosen Pembimbing Lapangan (DPL) Merdeka Belajar Kampus Merdeka (MBKM) Program Studi Sastra Indonesia Edy Hariyadi S.S., M.Si. melakukan kunjungan kepada mahasiswa yang menjalankan magang di Dinas Perpustakaan dan Kearsipan (Dispusip) Kabupaten Banyuwangi pada Rabu (29/9).

Kunjungan ini bertujuan untuk monitoring dan evaluasi (monev) kegiatan magang dua mahasiswa Jurusan Sastra Indonesia FIB UNEJ di Dispusip Banyuwangi yang berjalan sejak awal September 2021. Pada kunjungan ini, Edy Hariyadi bertemu dan melakukan koordinasi dengan Pustakawan Muda Dispusip Banyuwangi Yusup Khoiri, S.STP. yang bertindak selaku pembimbing mahasiswa magang.

Dalam pertemuan ini, Yusup Khoiri selaku pembimbing mahasiswa magang di lapangan menyampaikan bahwa kegiatan magang mahasiswa lebih difokuskan pada kegiatan yang berkaitan dengan penalaran dan implementasi teori. Hal ini dimaksudkan agar mahasiswa yang menjalankan magang selama satu semester nantinya benar-benar memiliki pengalaman mengenai implementasi ilmu perpustakaan dan kearsipan serta dunia kerja di dalamnya.

Pertemuan antara DPL, pembimbing magang di lapangan, dan mahasiswa magang juga membicarakan dan mengevaluasi kegiatan yang sudah dan akan dilakukan mahasiswa magang. Mahasiswa magang menyampaikan bahwa dalam satu bulan ini kegiatan yang dilakukan bukan hanya terkait langsung dengan kerja pustakawan seperti tentang alur pengolahan buku, tetapi mahasiswa magang juga memiliki tugas untuk menulis berita dalam rangka belajar menjadi pewarta dan berperan aktif dalam kegiatan-kegiatan Dispusip Banyuwangi. Hal ini dimaksudkan agar mahasiswa magang mampu mengimplementasikan pembelajaran yang sudah didapatkan selama ini di bangku kuliah secara langsung di lapangan.

Pada akhir pertemuan, Edy Hariyadi menyinggung tentang konversi mata kuliah yang ditempuh mahasiswa magang. Hal ini kemudian menjadi perbincangan serius bersama untuk menetapkan tugas-tugas konversi mata kuliah disesuaikan dengan Tupoksi dan kegiatan di Dispusip Banyuwangi. (Kontributor: Sasi Nur Aini, mahasiswa Sastra Indonesia)

 

Dosen Pembimbing Lapangan (DPL) Merdeka Belajar Kampus Merdeka (MBKM) Program Studi Sastra Indonesia Edy Hariyadi S.S., M.Si. melakukan kunjungan kepada mahasiswa yang menjalankan magang di Dinas Perpustakaan dan Kearsipan (Dispusip) Kabupaten Banyuwangi pada Rabu (29/9).

Kunjungan ini bertujuan untuk monitoring dan evaluasi (monev) kegiatan magang dua mahasiswa Jurusan Sastra Indonesia FIB UNEJ di Dispusip Banyuwangi yang berjalan sejak awal September 2021. Pada kunjungan ini, Edy Hariyadi bertemu dan melakukan koordinasi dengan Pustakawan Muda Dispusip Banyuwangi Yusup Khoiri, S.STP. yang bertindak selaku pembimbing mahasiswa magang.

Dalam pertemuan ini, Yusup Khoiri selaku pembimbing mahasiswa magang di lapangan menyampaikan bahwa kegiatan magang mahasiswa lebih difokuskan pada kegiatan yang berkaitan dengan penalaran dan implementasi teori. Hal ini dimaksudkan agar mahasiswa yang menjalankan magang selama satu semester nantinya benar-benar memiliki pengalaman mengenai implementasi ilmu perpustakaan dan kearsipan serta dunia kerja di dalamnya.

Pertemuan antara DPL, pembimbing magang di lapangan, dan mahasiswa magang juga membicarakan dan mengevaluasi kegiatan yang sudah dan akan dilakukan mahasiswa magang. Mahasiswa magang menyampaikan bahwa dalam satu bulan ini kegiatan yang dilakukan bukan hanya terkait langsung dengan kerja pustakawan seperti tentang alur pengolahan buku, tetapi mahasiswa magang juga memiliki tugas untuk menulis berita dalam rangka belajar menjadi pewarta dan berperan aktif dalam kegiatan-kegiatan Dispusip Banyuwangi. Hal ini dimaksudkan agar mahasiswa magang mampu mengimplementasikan pembelajaran yang sudah didapatkan selama ini di bangku kuliah secara langsung di lapangan.

Pada akhir pertemuan, Edy Hariyadi menyinggung tentang konversi mata kuliah yang ditempuh mahasiswa magang. Hal ini kemudian menjadi perbincangan serius bersama untuk menetapkan tugas-tugas konversi mata kuliah disesuaikan dengan Tupoksi dan kegiatan di Dispusip Banyuwangi. (Kontributor: Sasi Nur Aini, mahasiswa Sastra Indonesia)

Dosen Pembimbing Lapangan (DPL) Merdeka Belajar Kampus Merdeka (MBKM) Program Studi Sastra Indonesia Edy Hariyadi S.S., M.Si. melakukan kunjungan kepada mahasiswa yang menjalankan magang di Dinas Perpustakaan dan Kearsipan (Dispusip) Kabupaten Banyuwangi pada Rabu (29/9).

Kunjungan ini bertujuan untuk monitoring dan evaluasi (monev) kegiatan magang dua mahasiswa Jurusan Sastra Indonesia FIB UNEJ di Dispusip Banyuwangi yang berjalan sejak awal September 2021. Pada kunjungan ini, Edy Hariyadi bertemu dan melakukan koordinasi dengan Pustakawan Muda Dispusip Banyuwangi Yusup Khoiri, S.STP. yang bertindak selaku pembimbing mahasiswa magang.

Dalam pertemuan ini, Yusup Khoiri selaku pembimbing mahasiswa magang di lapangan menyampaikan bahwa kegiatan magang mahasiswa lebih difokuskan pada kegiatan yang berkaitan dengan penalaran dan implementasi teori. Hal ini dimaksudkan agar mahasiswa yang menjalankan magang selama satu semester nantinya benar-benar memiliki pengalaman mengenai implementasi ilmu perpustakaan dan kearsipan serta dunia kerja di dalamnya.

Pertemuan antara DPL, pembimbing magang di lapangan, dan mahasiswa magang juga membicarakan dan mengevaluasi kegiatan yang sudah dan akan dilakukan mahasiswa magang. Mahasiswa magang menyampaikan bahwa dalam satu bulan ini kegiatan yang dilakukan bukan hanya terkait langsung dengan kerja pustakawan seperti tentang alur pengolahan buku, tetapi mahasiswa magang juga memiliki tugas untuk menulis berita dalam rangka belajar menjadi pewarta dan berperan aktif dalam kegiatan-kegiatan Dispusip Banyuwangi. Hal ini dimaksudkan agar mahasiswa magang mampu mengimplementasikan pembelajaran yang sudah didapatkan selama ini di bangku kuliah secara langsung di lapangan.

Pada akhir pertemuan, Edy Hariyadi menyinggung tentang konversi mata kuliah yang ditempuh mahasiswa magang. Hal ini kemudian menjadi perbincangan serius bersama untuk menetapkan tugas-tugas konversi mata kuliah disesuaikan dengan Tupoksi dan kegiatan di Dispusip Banyuwangi. (Kontributor: Sasi Nur Aini, mahasiswa Sastra Indonesia)

 

 

Dosen Pembimbing Lapangan (DPL) Merdeka Belajar Kampus Merdeka (MBKM) Program Studi Sastra Indonesia Edy Hariyadi S.S., M.Si. melakukan kunjungan kepada mahasiswa yang menjalankan magang di Dinas Perpustakaan dan Kearsipan (Dispusip) Kabupaten Banyuwangi pada Rabu (29/9).

Kunjungan ini bertujuan untuk monitoring dan evaluasi (monev) kegiatan magang dua mahasiswa Jurusan Sastra Indonesia FIB UNEJ di Dispusip Banyuwangi yang berjalan sejak awal September 2021. Pada kunjungan ini, Edy Hariyadi bertemu dan melakukan koordinasi dengan Pustakawan Muda Dispusip Banyuwangi Yusup Khoiri, S.STP. yang bertindak selaku pembimbing mahasiswa magang.

Dalam pertemuan ini, Yusup Khoiri selaku pembimbing mahasiswa magang di lapangan menyampaikan bahwa kegiatan magang mahasiswa lebih difokuskan pada kegiatan yang berkaitan dengan penalaran dan implementasi teori. Hal ini dimaksudkan agar mahasiswa yang menjalankan magang selama satu semester nantinya benar-benar memiliki pengalaman mengenai implementasi ilmu perpustakaan dan kearsipan serta dunia kerja di dalamnya.

Pertemuan antara DPL, pembimbing magang di lapangan, dan mahasiswa magang juga membicarakan dan mengevaluasi kegiatan yang sudah dan akan dilakukan mahasiswa magang. Mahasiswa magang menyampaikan bahwa dalam satu bulan ini kegiatan yang dilakukan bukan hanya terkait langsung dengan kerja pustakawan seperti tentang alur pengolahan buku, tetapi mahasiswa magang juga memiliki tugas untuk menulis berita dalam rangka belajar menjadi pewarta dan berperan aktif dalam kegiatan-kegiatan Dispusip Banyuwangi. Hal ini dimaksudkan agar mahasiswa magang mampu mengimplementasikan pembelajaran yang sudah didapatkan selama ini di bangku kuliah secara langsung di lapangan.

Pada akhir pertemuan, Edy Hariyadi menyinggung tentang konversi mata kuliah yang ditempuh mahasiswa magang. Hal ini kemudian menjadi perbincangan serius bersama untuk menetapkan tugas-tugas konversi mata kuliah disesuaikan dengan Tupoksi dan kegiatan di Dispusip Banyuwangi. (Kontributor: Sasi Nur Aini, mahasiswa Sastra Indonesia)

 

 

Dosen Pembimbing Lapangan (DPL) Merdeka Belajar Kampus Merdeka (MBKM) Program Studi Sastra Indonesia Edy Hariyadi S.S., M.Si. melakukan kunjungan kepada mahasiswa yang menjalankan magang di Dinas Perpustakaan dan Kearsipan (Dispusip) Kabupaten Banyuwangi pada Rabu (29/9).

Kunjungan ini bertujuan untuk monitoring dan evaluasi (monev) kegiatan magang dua mahasiswa Jurusan Sastra Indonesia FIB UNEJ di Dispusip Banyuwangi yang berjalan sejak awal September 2021. Pada kunjungan ini, Edy Hariyadi bertemu dan melakukan koordinasi dengan Pustakawan Muda Dispusip Banyuwangi Yusup Khoiri, S.STP. yang bertindak selaku pembimbing mahasiswa magang.

Dalam pertemuan ini, Yusup Khoiri selaku pembimbing mahasiswa magang di lapangan menyampaikan bahwa kegiatan magang mahasiswa lebih difokuskan pada kegiatan yang berkaitan dengan penalaran dan implementasi teori. Hal ini dimaksudkan agar mahasiswa yang menjalankan magang selama satu semester nantinya benar-benar memiliki pengalaman mengenai implementasi ilmu perpustakaan dan kearsipan serta dunia kerja di dalamnya.

Pertemuan antara DPL, pembimbing magang di lapangan, dan mahasiswa magang juga membicarakan dan mengevaluasi kegiatan yang sudah dan akan dilakukan mahasiswa magang. Mahasiswa magang menyampaikan bahwa dalam satu bulan ini kegiatan yang dilakukan bukan hanya terkait langsung dengan kerja pustakawan seperti tentang alur pengolahan buku, tetapi mahasiswa magang juga memiliki tugas untuk menulis berita dalam rangka belajar menjadi pewarta dan berperan aktif dalam kegiatan-kegiatan Dispusip Banyuwangi. Hal ini dimaksudkan agar mahasiswa magang mampu mengimplementasikan pembelajaran yang sudah didapatkan selama ini di bangku kuliah secara langsung di lapangan.

Pada akhir pertemuan, Edy Hariyadi menyinggung tentang konversi mata kuliah yang ditempuh mahasiswa magang. Hal ini kemudian menjadi perbincangan serius bersama untuk menetapkan tugas-tugas konversi mata kuliah disesuaikan dengan Tupoksi dan kegiatan di Dispusip Banyuwangi. (Kontributor: Sasi Nur Aini, mahasiswa Sastra Indonesia)

Berikut ini dua artikel berita lainnya yang ditulis mahasiswa magang dan dimuat di website Dispusip Banyuwangi. Llink: 

https://dispusip.banyuwangikab.go.id/dispusip-banyuwangi-gelar-webinar-naskah-kuno-memperingati-hai-2021/

https://dispusip.banyuwangikab.go.id/perpusda-ajak-anak-anak-ikut-rayakan-hari-aksara-internasional-dengan-mendongeng-online/

 

Dosen Pembimbing Lapangan (DPL) Merdeka Belajar Kampus Merdeka (MBKM) Program Studi Sastra Indonesia Edy Hariyadi S.S., M.Si. melakukan kunjungan kepada mahasiswa yang menjalankan magang di Dinas Perpustakaan dan Kearsipan (Dispusip) Kabupaten Banyuwangi pada Rabu (29/9).

Kunjungan ini bertujuan untuk monitoring dan evaluasi (monev) kegiatan magang dua mahasiswa Jurusan Sastra Indonesia FIB UNEJ di Dispusip Banyuwangi yang berjalan sejak awal September 2021. Pada kunjungan ini, Edy Hariyadi bertemu dan melakukan koordinasi dengan Pustakawan Muda Dispusip Banyuwangi Yusup Khoiri, S.STP. yang bertindak selaku pembimbing mahasiswa magang.

Dalam pertemuan ini, Yusup Khoiri selaku pembimbing mahasiswa magang di lapangan menyampaikan bahwa kegiatan magang mahasiswa lebih difokuskan pada kegiatan yang berkaitan dengan penalaran dan implementasi teori. Hal ini dimaksudkan agar mahasiswa yang menjalankan magang selama satu semester nantinya benar-benar memiliki pengalaman mengenai implementasi ilmu perpustakaan dan kearsipan serta dunia kerja di dalamnya.

Pertemuan antara DPL, pembimbing magang di lapangan, dan mahasiswa magang juga membicarakan dan mengevaluasi kegiatan yang sudah dan akan dilakukan mahasiswa magang. Mahasiswa magang menyampaikan bahwa dalam satu bulan ini kegiatan yang dilakukan bukan hanya terkait langsung dengan kerja pustakawan seperti tentang alur pengolahan buku, tetapi mahasiswa magang juga memiliki tugas untuk menulis berita dalam rangka belajar menjadi pewarta dan berperan aktif dalam kegiatan-kegiatan Dispusip Banyuwangi. Hal ini dimaksudkan agar mahasiswa magang mampu mengimplementasikan pembelajaran yang sudah didapatkan selama ini di bangku kuliah secara langsung di lapangan.

Pada akhir pertemuan, Edy Hariyadi menyinggung tentang konversi mata kuliah yang ditempuh mahasiswa magang. Hal ini kemudian menjadi perbincangan serius bersama untuk menetapkan tugas-tugas konversi mata kuliah disesuaikan dengan Tupoksi dan kegiatan di Dispusip Banyuwangi. (Kontributor: Sasi Nur Aini, mahasiswa Sastra Indonesia)

 

Dosen Pembimbing Lapangan (DPL) Merdeka Belajar Kampus Merdeka (MBKM) Program Studi Sastra Indonesia Edy Hariyadi S.S., M.Si. melakukan kunjungan kepada mahasiswa yang menjalankan magang di Dinas Perpustakaan dan Kearsipan (Dispusip) Kabupaten Banyuwangi pada Rabu (29/9).

Kunjungan ini bertujuan untuk monitoring dan evaluasi (monev) kegiatan magang dua mahasiswa Jurusan Sastra Indonesia FIB UNEJ di Dispusip Banyuwangi yang berjalan sejak awal September 2021. Pada kunjungan ini, Edy Hariyadi bertemu dan melakukan koordinasi dengan Pustakawan Muda Dispusip Banyuwangi Yusup Khoiri, S.STP. yang bertindak selaku pembimbing mahasiswa magang.

Dalam pertemuan ini, Yusup Khoiri selaku pembimbing mahasiswa magang di lapangan menyampaikan bahwa kegiatan magang mahasiswa lebih difokuskan pada kegiatan yang berkaitan dengan penalaran dan implementasi teori. Hal ini dimaksudkan agar mahasiswa yang menjalankan magang selama satu semester nantinya benar-benar memiliki pengalaman mengenai implementasi ilmu perpustakaan dan kearsipan serta dunia kerja di dalamnya.

Pertemuan antara DPL, pembimbing magang di lapangan, dan mahasiswa magang juga membicarakan dan mengevaluasi kegiatan yang sudah dan akan dilakukan mahasiswa magang. Mahasiswa magang menyampaikan bahwa dalam satu bulan ini kegiatan yang dilakukan bukan hanya terkait langsung dengan kerja pustakawan seperti tentang alur pengolahan buku, tetapi mahasiswa magang juga memiliki tugas untuk menulis berita dalam rangka belajar menjadi pewarta dan berperan aktif dalam kegiatan-kegiatan Dispusip Banyuwangi. Hal ini dimaksudkan agar mahasiswa magang mampu mengimplementasikan pembelajaran yang sudah didapatkan selama ini di bangku kuliah secara langsung di lapangan.

Pada akhir pertemuan, Edy Hariyadi menyinggung tentang konversi mata kuliah yang ditempuh mahasiswa magang. Hal ini kemudian menjadi perbincangan serius bersama untuk menetapkan tugas-tugas konversi mata kuliah disesuaikan dengan Tupoksi dan kegiatan di Dispusip Banyuwangi. (Kontributor: Sasi Nur Aini, mahasiswa Sastra Indonesia)

 

 

Dosen Pembimbing Lapangan (DPL) Merdeka Belajar Kampus Merdeka (MBKM) Program Studi Sastra Indonesia Edy Hariyadi S.S., M.Si. melakukan kunjungan kepada mahasiswa yang menjalankan magang di Dinas Perpustakaan dan Kearsipan (Dispusip) Kabupaten Banyuwangi pada Rabu (29/9).

Kunjungan ini bertujuan untuk monitoring dan evaluasi (monev) kegiatan magang dua mahasiswa Jurusan Sastra Indonesia FIB UNEJ di Dispusip Banyuwangi yang berjalan sejak awal September 2021. Pada kunjungan ini, Edy Hariyadi bertemu dan melakukan koordinasi dengan Pustakawan Muda Dispusip Banyuwangi Yusup Khoiri, S.STP. yang bertindak selaku pembimbing mahasiswa magang.

Dalam pertemuan ini, Yusup Khoiri selaku pembimbing mahasiswa magang di lapangan menyampaikan bahwa kegiatan magang mahasiswa lebih difokuskan pada kegiatan yang berkaitan dengan penalaran dan implementasi teori. Hal ini dimaksudkan agar mahasiswa yang menjalankan magang selama satu semester nantinya benar-benar memiliki pengalaman mengenai implementasi ilmu perpustakaan dan kearsipan serta dunia kerja di dalamnya.

Pertemuan antara DPL, pembimbing magang di lapangan, dan mahasiswa magang juga membicarakan dan mengevaluasi kegiatan yang sudah dan akan dilakukan mahasiswa magang. Mahasiswa magang menyampaikan bahwa dalam satu bulan ini kegiatan yang dilakukan bukan hanya terkait langsung dengan kerja pustakawan seperti tentang alur pengolahan buku, tetapi mahasiswa magang juga memiliki tugas untuk menulis berita dalam rangka belajar menjadi pewarta dan berperan aktif dalam kegiatan-kegiatan Dispusip Banyuwangi. Hal ini dimaksudkan agar mahasiswa magang mampu mengimplementasikan pembelajaran yang sudah didapatkan selama ini di bangku kuliah secara langsung di lapangan.

Pada akhir pertemuan, Edy Hariyadi menyinggung tentang konversi mata kuliah yang ditempuh mahasiswa magang. Hal ini kemudian menjadi perbincangan serius bersama untuk menetapkan tugas-tugas konversi mata kuliah disesuaikan dengan Tupoksi dan kegiatan di Dispusip Banyuwangi. (Kontributor: Sasi Nur Aini, mahasiswa Sastra Indonesia)

 

Dosen Pembimbing Lapangan (DPL) Merdeka Belajar Kampus Merdeka (MBKM) Program Studi Sastra Indonesia Edy Hariyadi S.S., M.Si. melakukan kunjungan kepada mahasiswa yang menjalankan magang di Dinas Perpustakaan dan Kearsipan (Dispusip) Kabupaten Banyuwangi pada Rabu (29/9).

Kunjungan ini bertujuan untuk monitoring dan evaluasi (monev) kegiatan magang dua mahasiswa Jurusan Sastra Indonesia FIB UNEJ di Dispusip Banyuwangi yang berjalan sejak awal September 2021. Pada kunjungan ini, Edy Hariyadi bertemu dan melakukan koordinasi dengan Pustakawan Muda Dispusip Banyuwangi Yusup Khoiri, S.STP. yang bertindak selaku pembimbing mahasiswa magang.

Dalam pertemuan ini, Yusup Khoiri selaku pembimbing mahasiswa magang di lapangan menyampaikan bahwa kegiatan magang mahasiswa lebih difokuskan pada kegiatan yang berkaitan dengan penalaran dan implementasi teori. Hal ini dimaksudkan agar mahasiswa yang menjalankan magang selama satu semester nantinya benar-benar memiliki pengalaman mengenai implementasi ilmu perpustakaan dan kearsipan serta dunia kerja di dalamnya.

Pertemuan antara DPL, pembimbing magang di lapangan, dan mahasiswa magang juga membicarakan dan mengevaluasi kegiatan yang sudah dan akan dilakukan mahasiswa magang. Mahasiswa magang menyampaikan bahwa dalam satu bulan ini kegiatan yang dilakukan bukan hanya terkait langsung dengan kerja pustakawan seperti tentang alur pengolahan buku, tetapi mahasiswa magang juga memiliki tugas untuk menulis berita dalam rangka belajar menjadi pewarta dan berperan aktif dalam kegiatan-kegiatan Dispusip Banyuwangi. Hal ini dimaksudkan agar mahasiswa magang mampu mengimplementasikan pembelajaran yang sudah didapatkan selama ini di bangku kuliah secara langsung di lapangan.

Pada akhir pertemuan, Edy Hariyadi menyinggung tentang konversi mata kuliah yang ditempuh mahasiswa magang. Hal ini kemudian menjadi perbincangan serius bersama untuk menetapkan tugas-tugas konversi mata kuliah disesuaikan dengan Tupoksi dan kegiatan di Dispusip Banyuwangi. (Kontributor: Sasi Nur Aini, mahasiswa Sastra Indonesia)

 

Dosen Pembimbing Lapangan (DPL) Merdeka Belajar Kampus Merdeka (MBKM) Program Studi Sastra Indonesia Edy Hariyadi S.S., M.Si. melakukan kunjungan kepada mahasiswa yang menjalankan magang di Dinas Perpustakaan dan Kearsipan (Dispusip) Kabupaten Banyuwangi pada Rabu (29/9).

Kunjungan ini bertujuan untuk monitoring dan evaluasi (monev) kegiatan magang dua mahasiswa Jurusan Sastra Indonesia FIB UNEJ di Dispusip Banyuwangi yang berjalan sejak awal September 2021. Pada kunjungan ini, Edy Hariyadi bertemu dan melakukan koordinasi dengan Pustakawan Muda Dispusip Banyuwangi Yusup Khoiri, S.STP. yang bertindak selaku pembimbing mahasiswa magang.

Dalam pertemuan ini, Yusup Khoiri selaku pembimbing mahasiswa magang di lapangan menyampaikan bahwa kegiatan magang mahasiswa lebih difokuskan pada kegiatan yang berkaitan dengan penalaran dan implementasi teori. Hal ini dimaksudkan agar mahasiswa yang menjalankan magang selama satu semester nantinya benar-benar memiliki pengalaman mengenai implementasi ilmu perpustakaan dan kearsipan serta dunia kerja di dalamnya.

Pertemuan antara DPL, pembimbing magang di lapangan, dan mahasiswa magang juga membicarakan dan mengevaluasi kegiatan yang sudah dan akan dilakukan mahasiswa magang. Mahasiswa magang menyampaikan bahwa dalam satu bulan ini kegiatan yang dilakukan bukan hanya terkait langsung dengan kerja pustakawan seperti tentang alur pengolahan buku, tetapi mahasiswa magang juga memiliki tugas untuk menulis berita dalam rangka belajar menjadi pewarta dan berperan aktif dalam kegiatan-kegiatan Dispusip Banyuwangi. Hal ini dimaksudkan agar mahasiswa magang mampu mengimplementasikan pembelajaran yang sudah didapatkan selama ini di bangku kuliah secara langsung di lapangan.

Pada akhir pertemuan, Edy Hariyadi menyinggung tentang konversi mata kuliah yang ditempuh mahasiswa magang. Hal ini kemudian menjadi perbincangan serius bersama untuk menetapkan tugas-tugas konversi mata kuliah disesuaikan dengan Tupoksi dan kegiatan di Dispusip Banyuwangi. (Kontributor: Sasi Nur Aini, mahasiswa Sastra Indonesia)

Dosen Pembimbing Lapangan (DPL) Merdeka Belajar Kampus Merdeka (MBKM) Program Studi Sastra Indonesia Edy Hariyadi S.S., M.Si. melakukan kunjungan kepada mahasiswa yang menjalankan magang di Dinas Perpustakaan dan Kearsipan (Dispusip) Kabupaten Banyuwangi pada Rabu (29/9).

Kunjungan ini bertujuan untuk monitoring dan evaluasi (monev) kegiatan magang dua mahasiswa Jurusan Sastra Indonesia FIB UNEJ di Dispusip Banyuwangi yang berjalan sejak awal September 2021. Pada kunjungan ini, Edy Hariyadi bertemu dan melakukan koordinasi dengan Pustakawan Muda Dispusip Banyuwangi Yusup Khoiri, S.STP. yang bertindak selaku pembimbing mahasiswa magang.

Dalam pertemuan ini, Yusup Khoiri selaku pembimbing mahasiswa magang di lapangan menyampaikan bahwa kegiatan magang mahasiswa lebih difokuskan pada kegiatan yang berkaitan dengan penalaran dan implementasi teori. Hal ini dimaksudkan agar mahasiswa yang menjalankan magang selama satu semester nantinya benar-benar memiliki pengalaman mengenai implementasi ilmu perpustakaan dan kearsipan serta dunia kerja di dalamnya.

Pertemuan antara DPL, pembimbing magang di lapangan, dan mahasiswa magang juga membicarakan dan mengevaluasi kegiatan yang sudah dan akan dilakukan mahasiswa magang. Mahasiswa magang menyampaikan bahwa dalam satu bulan ini kegiatan yang dilakukan bukan hanya terkait langsung dengan kerja pustakawan seperti tentang alur pengolahan buku, tetapi mahasiswa magang juga memiliki tugas untuk menulis berita dalam rangka belajar menjadi pewarta dan berperan aktif dalam kegiatan-kegiatan Dispusip Banyuwangi. Hal ini dimaksudkan agar mahasiswa magang mampu mengimplementasikan pembelajaran yang sudah didapatkan selama ini di bangku kuliah secara langsung di lapangan.

Pada akhir pertemuan, Edy Hariyadi menyinggung tentang konversi mata kuliah yang ditempuh mahasiswa magang. Hal ini kemudian menjadi perbincangan serius bersama untuk menetapkan tugas-tugas konversi mata kuliah disesuaikan dengan Tupoksi dan kegiatan di Dispusip Banyuwangi. (Kontributor: Sasi Nur Aini, mahasiswa Sastra Indonesia)

Artikel berita lainnya yang ditulis mahasiswa magang dan dimuat di website Dispusip Banyuwangi. Link:.

https://dispusip.banyuwangikab.go.id/dispusip-banyuwangi-gelar-webinar-naskah-kuno-memperingati-hai-2021/

https://dispusip.banyuwangikab.go.id/perpusda-ajak-anak-anak-ikut-rayakan-hari-aksara-internasional-dengan-mendongeng-online/

 

 

Dosen Pembimbing Lapangan (DPL) Merdeka Belajar Kampus Merdeka (MBKM) Program Studi Sastra Indonesia Edy Hariyadi S.S., M.Si. melakukan kunjungan kepada mahasiswa yang menjalankan magang di Dinas Perpustakaan dan Kearsipan (Dispusip) Kabupaten Banyuwangi pada Rabu (29/9).

Kunjungan ini bertujuan untuk monitoring dan evaluasi (monev) kegiatan magang dua mahasiswa Jurusan Sastra Indonesia FIB UNEJ di Dispusip Banyuwangi yang berjalan sejak awal September 2021. Pada kunjungan ini, Edy Hariyadi bertemu dan melakukan koordinasi dengan Pustakawan Muda Dispusip Banyuwangi Yusup Khoiri, S.STP. yang bertindak selaku pembimbing mahasiswa magang.

Dalam pertemuan ini, Yusup Khoiri selaku pembimbing mahasiswa magang di lapangan menyampaikan bahwa kegiatan magang mahasiswa lebih difokuskan pada kegiatan yang berkaitan dengan penalaran dan implementasi teori. Hal ini dimaksudkan agar mahasiswa yang menjalankan magang selama satu semester nantinya benar-benar memiliki pengalaman mengenai implementasi ilmu perpustakaan dan kearsipan serta dunia kerja di dalamnya.

Pertemuan antara DPL, pembimbing magang di lapangan, dan mahasiswa magang juga membicarakan dan mengevaluasi kegiatan yang sudah dan akan dilakukan mahasiswa magang. Mahasiswa magang menyampaikan bahwa dalam satu bulan ini kegiatan yang dilakukan bukan hanya terkait langsung dengan kerja pustakawan seperti tentang alur pengolahan buku, tetapi mahasiswa magang juga memiliki tugas untuk menulis berita dalam rangka belajar menjadi pewarta dan berperan aktif dalam kegiatan-kegiatan Dispusip Banyuwangi. Hal ini dimaksudkan agar mahasiswa magang mampu mengimplementasikan pembelajaran yang sudah didapatkan selama ini di bangku kuliah secara langsung di lapangan.

Pada akhir pertemuan, Edy Hariyadi menyinggung tentang konversi mata kuliah yang ditempuh mahasiswa magang. Hal ini kemudian menjadi perbincangan serius bersama untuk menetapkan tugas-tugas konversi mata kuliah disesuaikan dengan Tupoksi dan kegiatan di Dispusip Banyuwangi. (Kontributor: Sasi Nur Aini, mahasiswa Sastra Indonesia)

 

 

Dosen Pembimbing Lapangan (DPL) Merdeka Belajar Kampus Merdeka (MBKM) Program Studi Sastra Indonesia Edy Hariyadi S.S., M.Si. melakukan kunjungan kepada mahasiswa yang menjalankan magang di Dinas Perpustakaan dan Kearsipan (Dispusip) Kabupaten Banyuwangi pada Rabu (29/9).

Kunjungan ini bertujuan untuk monitoring dan evaluasi (monev) kegiatan magang dua mahasiswa Jurusan Sastra Indonesia FIB UNEJ di Dispusip Banyuwangi yang berjalan sejak awal September 2021. Pada kunjungan ini, Edy Hariyadi bertemu dan melakukan koordinasi dengan Pustakawan Muda Dispusip Banyuwangi Yusup Khoiri, S.STP. yang bertindak selaku pembimbing mahasiswa magang.

Dalam pertemuan ini, Yusup Khoiri selaku pembimbing mahasiswa magang di lapangan menyampaikan bahwa kegiatan magang mahasiswa lebih difokuskan pada kegiatan yang berkaitan dengan penalaran dan implementasi teori. Hal ini dimaksudkan agar mahasiswa yang menjalankan magang selama satu semester nantinya benar-benar memiliki pengalaman mengenai implementasi ilmu perpustakaan dan kearsipan serta dunia kerja di dalamnya.

Pertemuan antara DPL, pembimbing magang di lapangan, dan mahasiswa magang juga membicarakan dan mengevaluasi kegiatan yang sudah dan akan dilakukan mahasiswa magang. Mahasiswa magang menyampaikan bahwa dalam satu bulan ini kegiatan yang dilakukan bukan hanya terkait langsung dengan kerja pustakawan seperti tentang alur pengolahan buku, tetapi mahasiswa magang juga memiliki tugas untuk menulis berita dalam rangka belajar menjadi pewarta dan berperan aktif dalam kegiatan-kegiatan Dispusip Banyuwangi. Hal ini dimaksudkan agar mahasiswa magang mampu mengimplementasikan pembelajaran yang sudah didapatkan selama ini di bangku kuliah secara langsung di lapangan.

Pada akhir pertemuan, Edy Hariyadi menyinggung tentang konversi mata kuliah yang ditempuh mahasiswa magang. Hal ini kemudian menjadi perbincangan serius bersama untuk menetapkan tugas-tugas konversi mata kuliah disesuaikan dengan Tupoksi dan kegiatan di Dispusip Banyuwangi. (Kontributor: Sasi Nur Aini, mahasiswa Sastra Indonesia)

Berikut ini dua artikel berita lainnya yang ditulis mahasiswa magang dan dimuat di website Dispusip Banyuwangi. Llink: 

https://dispusip.banyuwangikab.go.id/dispusip-banyuwangi-gelar-webinar-naskah-kuno-memperingati-hai-2021/

https://dispusip.banyuwangikab.go.id/perpusda-ajak-anak-anak-ikut-rayakan-hari-aksara-internasional-dengan-mendongeng-online/

 

Dosen Pembimbing Lapangan (DPL) Merdeka Belajar Kampus Merdeka (MBKM) Program Studi Sastra Indonesia Edy Hariyadi S.S., M.Si. melakukan kunjungan kepada mahasiswa yang menjalankan magang di Dinas Perpustakaan dan Kearsipan (Dispusip) Kabupaten Banyuwangi pada Rabu (29/9).

Kunjungan ini bertujuan untuk monitoring dan evaluasi (monev) kegiatan magang dua mahasiswa Jurusan Sastra Indonesia FIB UNEJ di Dispusip Banyuwangi yang berjalan sejak awal September 2021. Pada kunjungan ini, Edy Hariyadi bertemu dan melakukan koordinasi dengan Pustakawan Muda Dispusip Banyuwangi Yusup Khoiri, S.STP. yang bertindak selaku pembimbing mahasiswa magang.

Dalam pertemuan ini, Yusup Khoiri selaku pembimbing mahasiswa magang di lapangan menyampaikan bahwa kegiatan magang mahasiswa lebih difokuskan pada kegiatan yang berkaitan dengan penalaran dan implementasi teori. Hal ini dimaksudkan agar mahasiswa yang menjalankan magang selama satu semester nantinya benar-benar memiliki pengalaman mengenai implementasi ilmu perpustakaan dan kearsipan serta dunia kerja di dalamnya.

Pertemuan antara DPL, pembimbing magang di lapangan, dan mahasiswa magang juga membicarakan dan mengevaluasi kegiatan yang sudah dan akan dilakukan mahasiswa magang. Mahasiswa magang menyampaikan bahwa dalam satu bulan ini kegiatan yang dilakukan bukan hanya terkait langsung dengan kerja pustakawan seperti tentang alur pengolahan buku, tetapi mahasiswa magang juga memiliki tugas untuk menulis berita dalam rangka belajar menjadi pewarta dan berperan aktif dalam kegiatan-kegiatan Dispusip Banyuwangi. Hal ini dimaksudkan agar mahasiswa magang mampu mengimplementasikan pembelajaran yang sudah didapatkan selama ini di bangku kuliah secara langsung di lapangan.

Pada akhir pertemuan, Edy Hariyadi menyinggung tentang konversi mata kuliah yang ditempuh mahasiswa magang. Hal ini kemudian menjadi perbincangan serius bersama untuk menetapkan tugas-tugas konversi mata kuliah disesuaikan dengan Tupoksi dan kegiatan di Dispusip Banyuwangi. (Kontributor: Sasi Nur Aini, mahasiswa Sastra Indonesia)

 

 

Dosen Pembimbing Lapangan (DPL) Merdeka Belajar Kampus Merdeka (MBKM) Program Studi Sastra Indonesia Edy Hariyadi S.S., M.Si. melakukan kunjungan kepada mahasiswa yang menjalankan magang di Dinas Perpustakaan dan Kearsipan (Dispusip) Kabupaten Banyuwangi pada Rabu (29/9).

Kunjungan ini bertujuan untuk monitoring dan evaluasi (monev) kegiatan magang dua mahasiswa Jurusan Sastra Indonesia FIB UNEJ di Dispusip Banyuwangi yang berjalan sejak awal September 2021. Pada kunjungan ini, Edy Hariyadi bertemu dan melakukan koordinasi dengan Pustakawan Muda Dispusip Banyuwangi Yusup Khoiri, S.STP. yang bertindak selaku pembimbing mahasiswa magang.

Dalam pertemuan ini, Yusup Khoiri selaku pembimbing mahasiswa magang di lapangan menyampaikan bahwa kegiatan magang mahasiswa lebih difokuskan pada kegiatan yang berkaitan dengan penalaran dan implementasi teori. Hal ini dimaksudkan agar mahasiswa yang menjalankan magang selama satu semester nantinya benar-benar memiliki pengalaman mengenai implementasi ilmu perpustakaan dan kearsipan serta dunia kerja di dalamnya.

Pertemuan antara DPL, pembimbing magang di lapangan, dan mahasiswa magang juga membicarakan dan mengevaluasi kegiatan yang sudah dan akan dilakukan mahasiswa magang. Mahasiswa magang menyampaikan bahwa dalam satu bulan ini kegiatan yang dilakukan bukan hanya terkait langsung dengan kerja pustakawan seperti tentang alur pengolahan buku, tetapi mahasiswa magang juga memiliki tugas untuk menulis berita dalam rangka belajar menjadi pewarta dan berperan aktif dalam kegiatan-kegiatan Dispusip Banyuwangi. Hal ini dimaksudkan agar mahasiswa magang mampu mengimplementasikan pembelajaran yang sudah didapatkan selama ini di bangku kuliah secara langsung di lapangan.

Pada akhir pertemuan, Edy Hariyadi menyinggung tentang konversi mata kuliah yang ditempuh mahasiswa magang. Hal ini kemudian menjadi perbincangan serius bersama untuk menetapkan tugas-tugas konversi mata kuliah disesuaikan dengan Tupoksi dan kegiatan di Dispusip Banyuwangi. (Kontributor: Sasi Nur Aini, mahasiswa Sastra Indonesia)

 

 

Dosen Pembimbing Lapangan (DPL) Merdeka Belajar Kampus Merdeka (MBKM) Program Studi Sastra Indonesia Edy Hariyadi S.S., M.Si. melakukan kunjungan kepada mahasiswa yang menjalankan magang di Dinas Perpustakaan dan Kearsipan (Dispusip) Kabupaten Banyuwangi pada Rabu (29/9).

Kunjungan ini bertujuan untuk monitoring dan evaluasi (monev) kegiatan magang dua mahasiswa Jurusan Sastra Indonesia FIB UNEJ di Dispusip Banyuwangi yang berjalan sejak awal September 2021. Pada kunjungan ini, Edy Hariyadi bertemu dan melakukan koordinasi dengan Pustakawan Muda Dispusip Banyuwangi Yusup Khoiri, S.STP. yang bertindak selaku pembimbing mahasiswa magang.

Dalam pertemuan ini, Yusup Khoiri selaku pembimbing mahasiswa magang di lapangan menyampaikan bahwa kegiatan magang mahasiswa lebih difokuskan pada kegiatan yang berkaitan dengan penalaran dan implementasi teori. Hal ini dimaksudkan agar mahasiswa yang menjalankan magang selama satu semester nantinya benar-benar memiliki pengalaman mengenai implementasi ilmu perpustakaan dan kearsipan serta dunia kerja di dalamnya.

Pertemuan antara DPL, pembimbing magang di lapangan, dan mahasiswa magang juga membicarakan dan mengevaluasi kegiatan yang sudah dan akan dilakukan mahasiswa magang. Mahasiswa magang menyampaikan bahwa dalam satu bulan ini kegiatan yang dilakukan bukan hanya terkait langsung dengan kerja pustakawan seperti tentang alur pengolahan buku, tetapi mahasiswa magang juga memiliki tugas untuk menulis berita dalam rangka belajar menjadi pewarta dan berperan aktif dalam kegiatan-kegiatan Dispusip Banyuwangi. Hal ini dimaksudkan agar mahasiswa magang mampu mengimplementasikan pembelajaran yang sudah didapatkan selama ini di bangku kuliah secara langsung di lapangan.

Pada akhir pertemuan, Edy Hariyadi menyinggung tentang konversi mata kuliah yang ditempuh mahasiswa magang. Hal ini kemudian menjadi perbincangan serius bersama untuk menetapkan tugas-tugas konversi mata kuliah disesuaikan dengan Tupoksi dan kegiatan di Dispusip Banyuwangi. (Kontributor: Sasi Nur Aini, mahasiswa Sastra Indonesia)

 

Dosen Pembimbing Lapangan (DPL) Merdeka Belajar Kampus Merdeka (MBKM) Program Studi Sastra Indonesia Edy Hariyadi S.S., M.Si. melakukan kunjungan kepada mahasiswa yang menjalankan magang di Dinas Perpustakaan dan Kearsipan (Dispusip) Kabupaten Banyuwangi pada Rabu (29/9).

Kunjungan ini bertujuan untuk monitoring dan evaluasi (monev) kegiatan magang dua mahasiswa Jurusan Sastra Indonesia FIB UNEJ di Dispusip Banyuwangi yang berjalan sejak awal September 2021. Pada kunjungan ini, Edy Hariyadi bertemu dan melakukan koordinasi dengan Pustakawan Muda Dispusip Banyuwangi Yusup Khoiri, S.STP. yang bertindak selaku pembimbing mahasiswa magang.

Dalam pertemuan ini, Yusup Khoiri selaku pembimbing mahasiswa magang di lapangan menyampaikan bahwa kegiatan magang mahasiswa lebih difokuskan pada kegiatan yang berkaitan dengan penalaran dan implementasi teori. Hal ini dimaksudkan agar mahasiswa yang menjalankan magang selama satu semester nantinya benar-benar memiliki pengalaman mengenai implementasi ilmu perpustakaan dan kearsipan serta dunia kerja di dalamnya.

Pertemuan antara DPL, pembimbing magang di lapangan, dan mahasiswa magang juga membicarakan dan mengevaluasi kegiatan yang sudah dan akan dilakukan mahasiswa magang. Mahasiswa magang menyampaikan bahwa dalam satu bulan ini kegiatan yang dilakukan bukan hanya terkait langsung dengan kerja pustakawan seperti tentang alur pengolahan buku, tetapi mahasiswa magang juga memiliki tugas untuk menulis berita dalam rangka belajar menjadi pewarta dan berperan aktif dalam kegiatan-kegiatan Dispusip Banyuwangi. Hal ini dimaksudkan agar mahasiswa magang mampu mengimplementasikan pembelajaran yang sudah didapatkan selama ini di bangku kuliah secara langsung di lapangan.

Pada akhir pertemuan, Edy Hariyadi menyinggung tentang konversi mata kuliah yang ditempuh mahasiswa magang. Hal ini kemudian menjadi perbincangan serius bersama untuk menetapkan tugas-tugas konversi mata kuliah disesuaikan dengan Tupoksi dan kegiatan di Dispusip Banyuwangi. (Kontributor: Sasi Nur Aini, mahasiswa Sastra Indonesia)

 

Dosen Pembimbing Lapangan (DPL) Merdeka Belajar Kampus Merdeka (MBKM) Program Studi Sastra Indonesia Edy Hariyadi S.S., M.Si. melakukan kunjungan kepada mahasiswa yang menjalankan magang di Dinas Perpustakaan dan Kearsipan (Dispusip) Kabupaten Banyuwangi pada Rabu (29/9).

Kunjungan ini bertujuan untuk monitoring dan evaluasi (monev) kegiatan magang dua mahasiswa Jurusan Sastra Indonesia FIB UNEJ di Dispusip Banyuwangi yang berjalan sejak awal September 2021. Pada kunjungan ini, Edy Hariyadi bertemu dan melakukan koordinasi dengan Pustakawan Muda Dispusip Banyuwangi Yusup Khoiri, S.STP. yang bertindak selaku pembimbing mahasiswa magang.

Dalam pertemuan ini, Yusup Khoiri selaku pembimbing mahasiswa magang di lapangan menyampaikan bahwa kegiatan magang mahasiswa lebih difokuskan pada kegiatan yang berkaitan dengan penalaran dan implementasi teori. Hal ini dimaksudkan agar mahasiswa yang menjalankan magang selama satu semester nantinya benar-benar memiliki pengalaman mengenai implementasi ilmu perpustakaan dan kearsipan serta dunia kerja di dalamnya.

Pertemuan antara DPL, pembimbing magang di lapangan, dan mahasiswa magang juga membicarakan dan mengevaluasi kegiatan yang sudah dan akan dilakukan mahasiswa magang. Mahasiswa magang menyampaikan bahwa dalam satu bulan ini kegiatan yang dilakukan bukan hanya terkait langsung dengan kerja pustakawan seperti tentang alur pengolahan buku, tetapi mahasiswa magang juga memiliki tugas untuk menulis berita dalam rangka belajar menjadi pewarta dan berperan aktif dalam kegiatan-kegiatan Dispusip Banyuwangi. Hal ini dimaksudkan agar mahasiswa magang mampu mengimplementasikan pembelajaran yang sudah didapatkan selama ini di bangku kuliah secara langsung di lapangan.

Pada akhir pertemuan, Edy Hariyadi menyinggung tentang konversi mata kuliah yang ditempuh mahasiswa magang. Hal ini kemudian menjadi perbincangan serius bersama untuk menetapkan tugas-tugas konversi mata kuliah disesuaikan dengan Tupoksi dan kegiatan di Dispusip Banyuwangi. (Kontributor: Sasi Nur Aini, mahasiswa Sastra Indonesia)

 

Dosen Pembimbing Lapangan (DPL) Merdeka Belajar Kampus Merdeka (MBKM) Program Studi Sastra Indonesia Edy Hariyadi S.S., M.Si. melakukan kunjungan kepada mahasiswa yang menjalankan magang di Dinas Perpustakaan dan Kearsipan (Dispusip) Kabupaten Banyuwangi pada Rabu (29/9).

Kunjungan ini bertujuan untuk monitoring dan evaluasi (monev) kegiatan magang dua mahasiswa Jurusan Sastra Indonesia FIB UNEJ di Dispusip Banyuwangi yang berjalan sejak awal September 2021. Pada kunjungan ini, Edy Hariyadi bertemu dan melakukan koordinasi dengan Pustakawan Muda Dispusip Banyuwangi Yusup Khoiri, S.STP. yang bertindak selaku pembimbing mahasiswa magang.

Dalam pertemuan ini, Yusup Khoiri selaku pembimbing mahasiswa magang di lapangan menyampaikan bahwa kegiatan magang mahasiswa lebih difokuskan pada kegiatan yang berkaitan dengan penalaran dan implementasi teori. Hal ini dimaksudkan agar mahasiswa yang menjalankan magang selama satu semester nantinya benar-benar memiliki pengalaman mengenai implementasi ilmu perpustakaan dan kearsipan serta dunia kerja di dalamnya.

Pertemuan antara DPL, pembimbing magang di lapangan, dan mahasiswa magang juga membicarakan dan mengevaluasi kegiatan yang sudah dan akan dilakukan mahasiswa magang. Mahasiswa magang menyampaikan bahwa dalam satu bulan ini kegiatan yang dilakukan bukan hanya terkait langsung dengan kerja pustakawan seperti tentang alur pengolahan buku, tetapi mahasiswa magang juga memiliki tugas untuk menulis berita dalam rangka belajar menjadi pewarta dan berperan aktif dalam kegiatan-kegiatan Dispusip Banyuwangi. Hal ini dimaksudkan agar mahasiswa magang mampu mengimplementasikan pembelajaran yang sudah didapatkan selama ini di bangku kuliah secara langsung di lapangan.

Pada akhir pertemuan, Edy Hariyadi menyinggung tentang konversi mata kuliah yang ditempuh mahasiswa magang. Hal ini kemudian menjadi perbincangan serius bersama untuk menetapkan tugas-tugas konversi mata kuliah disesuaikan dengan Tupoksi dan kegiatan di Dispusip Banyuwangi. (Kontributor: Sasi Nur Aini, mahasiswa Sastra Indonesia)

 

 

Dosen Pembimbing Lapangan (DPL) Merdeka Belajar Kampus Merdeka (MBKM) Program Studi Sastra Indonesia Edy Hariyadi S.S., M.Si. melakukan kunjungan kepada mahasiswa yang menjalankan magang di Dinas Perpustakaan dan Kearsipan (Dispusip) Kabupaten Banyuwangi pada Rabu (29/9).

Kunjungan ini bertujuan untuk monitoring dan evaluasi (monev) kegiatan magang dua mahasiswa Jurusan Sastra Indonesia FIB UNEJ di Dispusip Banyuwangi yang berjalan sejak awal September 2021. Pada kunjungan ini, Edy Hariyadi bertemu dan melakukan koordinasi dengan Pustakawan Muda Dispusip Banyuwangi Yusup Khoiri, S.STP. yang bertindak selaku pembimbing mahasiswa magang.

Dalam pertemuan ini, Yusup Khoiri selaku pembimbing mahasiswa magang di lapangan menyampaikan bahwa kegiatan magang mahasiswa lebih difokuskan pada kegiatan yang berkaitan dengan penalaran dan implementasi teori. Hal ini dimaksudkan agar mahasiswa yang menjalankan magang selama satu semester nantinya benar-benar memiliki pengalaman mengenai implementasi ilmu perpustakaan dan kearsipan serta dunia kerja di dalamnya.

Pertemuan antara DPL, pembimbing magang di lapangan, dan mahasiswa magang juga membicarakan dan mengevaluasi kegiatan yang sudah dan akan dilakukan mahasiswa magang. Mahasiswa magang menyampaikan bahwa dalam satu bulan ini kegiatan yang dilakukan bukan hanya terkait langsung dengan kerja pustakawan seperti tentang alur pengolahan buku, tetapi mahasiswa magang juga memiliki tugas untuk menulis berita dalam rangka belajar menjadi pewarta dan berperan aktif dalam kegiatan-kegiatan Dispusip Banyuwangi. Hal ini dimaksudkan agar mahasiswa magang mampu mengimplementasikan pembelajaran yang sudah didapatkan selama ini di bangku kuliah secara langsung di lapangan.

Pada akhir pertemuan, Edy Hariyadi menyinggung tentang konversi mata kuliah yang ditempuh mahasiswa magang. Hal ini kemudian menjadi perbincangan serius bersama untuk menetapkan tugas-tugas konversi mata kuliah disesuaikan dengan Tupoksi dan kegiatan di Dispusip Banyuwangi. (Kontributor: Sasi Nur Aini, mahasiswa Sastra Indonesia)

 

 

Dosen Pembimbing Lapangan (DPL) Merdeka Belajar Kampus Merdeka (MBKM) Program Studi Sastra Indonesia Edy Hariyadi S.S., M.Si. melakukan kunjungan kepada mahasiswa yang menjalankan magang di Dinas Perpustakaan dan Kearsipan (Dispusip) Kabupaten Banyuwangi pada Rabu (29/9).

Kunjungan ini bertujuan untuk monitoring dan evaluasi (monev) kegiatan magang dua mahasiswa Jurusan Sastra Indonesia FIB UNEJ di Dispusip Banyuwangi yang berjalan sejak awal September 2021. Pada kunjungan ini, Edy Hariyadi bertemu dan melakukan koordinasi dengan Pustakawan Muda Dispusip Banyuwangi Yusup Khoiri, S.STP. yang bertindak selaku pembimbing mahasiswa magang.

Dalam pertemuan ini, Yusup Khoiri selaku pembimbing mahasiswa magang di lapangan menyampaikan bahwa kegiatan magang mahasiswa lebih difokuskan pada kegiatan yang berkaitan dengan penalaran dan implementasi teori. Hal ini dimaksudkan agar mahasiswa yang menjalankan magang selama satu semester nantinya benar-benar memiliki pengalaman mengenai implementasi ilmu perpustakaan dan kearsipan serta dunia kerja di dalamnya.

Pertemuan antara DPL, pembimbing magang di lapangan, dan mahasiswa magang juga membicarakan dan mengevaluasi kegiatan yang sudah dan akan dilakukan mahasiswa magang. Mahasiswa magang menyampaikan bahwa dalam satu bulan ini kegiatan yang dilakukan bukan hanya terkait langsung dengan kerja pustakawan seperti tentang alur pengolahan buku, tetapi mahasiswa magang juga memiliki tugas untuk menulis berita dalam rangka belajar menjadi pewarta dan berperan aktif dalam kegiatan-kegiatan Dispusip Banyuwangi. Hal ini dimaksudkan agar mahasiswa magang mampu mengimplementasikan pembelajaran yang sudah didapatkan selama ini di bangku kuliah secara langsung di lapangan.

Pada akhir pertemuan, Edy Hariyadi menyinggung tentang konversi mata kuliah yang ditempuh mahasiswa magang. Hal ini kemudian menjadi perbincangan serius bersama untuk menetapkan tugas-tugas konversi mata kuliah disesuaikan dengan Tupoksi dan kegiatan di Dispusip Banyuwangi. (Kontributor: Sasi Nur Aini, mahasiswa Sastra Indonesia)

Berikut ini dua artikel berita lainnya yang ditulis mahasiswa magang dan dimuat di website Dispusip Banyuwangi. Llink: 

https://dispusip.banyuwangikab.go.id/dispusip-banyuwangi-gelar-webinar-naskah-kuno-memperingati-hai-2021/

https://dispusip.banyuwangikab.go.id/perpusda-ajak-anak-anak-ikut-rayakan-hari-aksara-internasional-dengan-mendongeng-online/

 

Dosen Pembimbing Lapangan (DPL) Merdeka Belajar Kampus Merdeka (MBKM) Program Studi Sastra Indonesia Edy Hariyadi S.S., M.Si. melakukan kunjungan kepada mahasiswa yang menjalankan magang di Dinas Perpustakaan dan Kearsipan (Dispusip) Kabupaten Banyuwangi pada Rabu (29/9).

Kunjungan ini bertujuan untuk monitoring dan evaluasi (monev) kegiatan magang dua mahasiswa Jurusan Sastra Indonesia FIB UNEJ di Dispusip Banyuwangi yang berjalan sejak awal September 2021. Pada kunjungan ini, Edy Hariyadi bertemu dan melakukan koordinasi dengan Pustakawan Muda Dispusip Banyuwangi Yusup Khoiri, S.STP. yang bertindak selaku pembimbing mahasiswa magang.

Dalam pertemuan ini, Yusup Khoiri selaku pembimbing mahasiswa magang di lapangan menyampaikan bahwa kegiatan magang mahasiswa lebih difokuskan pada kegiatan yang berkaitan dengan penalaran dan implementasi teori. Hal ini dimaksudkan agar mahasiswa yang menjalankan magang selama satu semester nantinya benar-benar memiliki pengalaman mengenai implementasi ilmu perpustakaan dan kearsipan serta dunia kerja di dalamnya.

Pertemuan antara DPL, pembimbing magang di lapangan, dan mahasiswa magang juga membicarakan dan mengevaluasi kegiatan yang sudah dan akan dilakukan mahasiswa magang. Mahasiswa magang menyampaikan bahwa dalam satu bulan ini kegiatan yang dilakukan bukan hanya terkait langsung dengan kerja pustakawan seperti tentang alur pengolahan buku, tetapi mahasiswa magang juga memiliki tugas untuk menulis berita dalam rangka belajar menjadi pewarta dan berperan aktif dalam kegiatan-kegiatan Dispusip Banyuwangi. Hal ini dimaksudkan agar mahasiswa magang mampu mengimplementasikan pembelajaran yang sudah didapatkan selama ini di bangku kuliah secara langsung di lapangan.

Pada akhir pertemuan, Edy Hariyadi menyinggung tentang konversi mata kuliah yang ditempuh mahasiswa magang. Hal ini kemudian menjadi perbincangan serius bersama untuk menetapkan tugas-tugas konversi mata kuliah disesuaikan dengan Tupoksi dan kegiatan di Dispusip Banyuwangi. (Kontributor: Sasi Nur Aini, mahasiswa Sastra Indonesia)

 

Dosen Pembimbing Lapangan (DPL) Merdeka Belajar Kampus Merdeka (MBKM) Program Studi Sastra Indonesia Edy Hariyadi S.S., M.Si. melakukan kunjungan kepada mahasiswa yang menjalankan magang di Dinas Perpustakaan dan Kearsipan (Dispusip) Kabupaten Banyuwangi pada Rabu (29/9).

Kunjungan ini bertujuan untuk monitoring dan evaluasi (monev) kegiatan magang dua mahasiswa Jurusan Sastra Indonesia FIB UNEJ di Dispusip Banyuwangi yang berjalan sejak awal September 2021. Pada kunjungan ini, Edy Hariyadi bertemu dan melakukan koordinasi dengan Pustakawan Muda Dispusip Banyuwangi Yusup Khoiri, S.STP. yang bertindak selaku pembimbing mahasiswa magang.

Dalam pertemuan ini, Yusup Khoiri selaku pembimbing mahasiswa magang di lapangan menyampaikan bahwa kegiatan magang mahasiswa lebih difokuskan pada kegiatan yang berkaitan dengan penalaran dan implementasi teori. Hal ini dimaksudkan agar mahasiswa yang menjalankan magang selama satu semester nantinya benar-benar memiliki pengalaman mengenai implementasi ilmu perpustakaan dan kearsipan serta dunia kerja di dalamnya.

Pertemuan antara DPL, pembimbing magang di lapangan, dan mahasiswa magang juga membicarakan dan mengevaluasi kegiatan yang sudah dan akan dilakukan mahasiswa magang. Mahasiswa magang menyampaikan bahwa dalam satu bulan ini kegiatan yang dilakukan bukan hanya terkait langsung dengan kerja pustakawan seperti tentang alur pengolahan buku, tetapi mahasiswa magang juga memiliki tugas untuk menulis berita dalam rangka belajar menjadi pewarta dan berperan aktif dalam kegiatan-kegiatan Dispusip Banyuwangi. Hal ini dimaksudkan agar mahasiswa magang mampu mengimplementasikan pembelajaran yang sudah didapatkan selama ini di bangku kuliah secara langsung di lapangan.

Pada akhir pertemuan, Edy Hariyadi menyinggung tentang konversi mata kuliah yang ditempuh mahasiswa magang. Hal ini kemudian menjadi perbincangan serius bersama untuk menetapkan tugas-tugas konversi mata kuliah disesuaikan dengan Tupoksi dan kegiatan di Dispusip Banyuwangi. (Kontributor: Sasi Nur Aini, mahasiswa Sastra Indonesia)

 

 

Dosen Pembimbing Lapangan (DPL) Merdeka Belajar Kampus Merdeka (MBKM) Program Studi Sastra Indonesia Edy Hariyadi S.S., M.Si. melakukan kunjungan kepada mahasiswa yang menjalankan magang di Dinas Perpustakaan dan Kearsipan (Dispusip) Kabupaten Banyuwangi pada Rabu (29/9).

Kunjungan ini bertujuan untuk monitoring dan evaluasi (monev) kegiatan magang dua mahasiswa Jurusan Sastra Indonesia FIB UNEJ di Dispusip Banyuwangi yang berjalan sejak awal September 2021. Pada kunjungan ini, Edy Hariyadi bertemu dan melakukan koordinasi dengan Pustakawan Muda Dispusip Banyuwangi Yusup Khoiri, S.STP. yang bertindak selaku pembimbing mahasiswa magang.

Dalam pertemuan ini, Yusup Khoiri selaku pembimbing mahasiswa magang di lapangan menyampaikan bahwa kegiatan magang mahasiswa lebih difokuskan pada kegiatan yang berkaitan dengan penalaran dan implementasi teori. Hal ini dimaksudkan agar mahasiswa yang menjalankan magang selama satu semester nantinya benar-benar memiliki pengalaman mengenai implementasi ilmu perpustakaan dan kearsipan serta dunia kerja di dalamnya.

Pertemuan antara DPL, pembimbing magang di lapangan, dan mahasiswa magang juga membicarakan dan mengevaluasi kegiatan yang sudah dan akan dilakukan mahasiswa magang. Mahasiswa magang menyampaikan bahwa dalam satu bulan ini kegiatan yang dilakukan bukan hanya terkait langsung dengan kerja pustakawan seperti tentang alur pengolahan buku, tetapi mahasiswa magang juga memiliki tugas untuk menulis berita dalam rangka belajar menjadi pewarta dan berperan aktif dalam kegiatan-kegiatan Dispusip Banyuwangi. Hal ini dimaksudkan agar mahasiswa magang mampu mengimplementasikan pembelajaran yang sudah didapatkan selama ini di bangku kuliah secara langsung di lapangan.

Pada akhir pertemuan, Edy Hariyadi menyinggung tentang konversi mata kuliah yang ditempuh mahasiswa magang. Hal ini kemudian menjadi perbincangan serius bersama untuk menetapkan tugas-tugas konversi mata kuliah disesuaikan dengan Tupoksi dan kegiatan di Dispusip Banyuwangi. (Kontributor: Sasi Nur Aini, mahasiswa Sastra Indonesia)

 

Dosen Pembimbing Lapangan (DPL) Merdeka Belajar Kampus Merdeka (MBKM) Program Studi Sastra Indonesia Edy Hariyadi S.S., M.Si. melakukan kunjungan kepada mahasiswa yang menjalankan magang di Dinas Perpustakaan dan Kearsipan (Dispusip) Kabupaten Banyuwangi pada Rabu (29/9).

Kunjungan ini bertujuan untuk monitoring dan evaluasi (monev) kegiatan magang dua mahasiswa Jurusan Sastra Indonesia FIB UNEJ di Dispusip Banyuwangi yang berjalan sejak awal September 2021. Pada kunjungan ini, Edy Hariyadi bertemu dan melakukan koordinasi dengan Pustakawan Muda Dispusip Banyuwangi Yusup Khoiri, S.STP. yang bertindak selaku pembimbing mahasiswa magang.

Dalam pertemuan ini, Yusup Khoiri selaku pembimbing mahasiswa magang di lapangan menyampaikan bahwa kegiatan magang mahasiswa lebih difokuskan pada kegiatan yang berkaitan dengan penalaran dan implementasi teori. Hal ini dimaksudkan agar mahasiswa yang menjalankan magang selama satu semester nantinya benar-benar memiliki pengalaman mengenai implementasi ilmu perpustakaan dan kearsipan serta dunia kerja di dalamnya.

Pertemuan antara DPL, pembimbing magang di lapangan, dan mahasiswa magang juga membicarakan dan mengevaluasi kegiatan yang sudah dan akan dilakukan mahasiswa magang. Mahasiswa magang menyampaikan bahwa dalam satu bulan ini kegiatan yang dilakukan bukan hanya terkait langsung dengan kerja pustakawan seperti tentang alur pengolahan buku, tetapi mahasiswa magang juga memiliki tugas untuk menulis berita dalam rangka belajar menjadi pewarta dan berperan aktif dalam kegiatan-kegiatan Dispusip Banyuwangi. Hal ini dimaksudkan agar mahasiswa magang mampu mengimplementasikan pembelajaran yang sudah didapatkan selama ini di bangku kuliah secara langsung di lapangan.

Pada akhir pertemuan, Edy Hariyadi menyinggung tentang konversi mata kuliah yang ditempuh mahasiswa magang. Hal ini kemudian menjadi perbincangan serius bersama untuk menetapkan tugas-tugas konversi mata kuliah disesuaikan dengan Tupoksi dan kegiatan di Dispusip Banyuwangi. (Kontributor: Sasi Nur Aini, mahasiswa Sastra Indonesia)

 

Dosen Pembimbing Lapangan (DPL) Merdeka Belajar Kampus Merdeka (MBKM) Program Studi Sastra Indonesia Edy Hariyadi S.S., M.Si. melakukan kunjungan kepada mahasiswa yang menjalankan magang di Dinas Perpustakaan dan Kearsipan (Dispusip) Kabupaten Banyuwangi pada Rabu (29/9).

Kunjungan ini bertujuan untuk monitoring dan evaluasi (monev) kegiatan magang dua mahasiswa Jurusan Sastra Indonesia FIB UNEJ di Dispusip Banyuwangi yang berjalan sejak awal September 2021. Pada kunjungan ini, Edy Hariyadi bertemu dan melakukan koordinasi dengan Pustakawan Muda Dispusip Banyuwangi Yusup Khoiri, S.STP. yang bertindak selaku pembimbing mahasiswa magang.

Dalam pertemuan ini, Yusup Khoiri selaku pembimbing mahasiswa magang di lapangan menyampaikan bahwa kegiatan magang mahasiswa lebih difokuskan pada kegiatan yang berkaitan dengan penalaran dan implementasi teori. Hal ini dimaksudkan agar mahasiswa yang menjalankan magang selama satu semester nantinya benar-benar memiliki pengalaman mengenai implementasi ilmu perpustakaan dan kearsipan serta dunia kerja di dalamnya.

Pertemuan antara DPL, pembimbing magang di lapangan, dan mahasiswa magang juga membicarakan dan mengevaluasi kegiatan yang sudah dan akan dilakukan mahasiswa magang. Mahasiswa magang menyampaikan bahwa dalam satu bulan ini kegiatan yang dilakukan bukan hanya terkait langsung dengan kerja pustakawan seperti tentang alur pengolahan buku, tetapi mahasiswa magang juga memiliki tugas untuk menulis berita dalam rangka belajar menjadi pewarta dan berperan aktif dalam kegiatan-kegiatan Dispusip Banyuwangi. Hal ini dimaksudkan agar mahasiswa magang mampu mengimplementasikan pembelajaran yang sudah didapatkan selama ini di bangku kuliah secara langsung di lapangan.

Pada akhir pertemuan, Edy Hariyadi menyinggung tentang konversi mata kuliah yang ditempuh mahasiswa magang. Hal ini kemudian menjadi perbincangan serius bersama untuk menetapkan tugas-tugas konversi mata kuliah disesuaikan dengan Tupoksi dan kegiatan di Dispusip Banyuwangi. (Kontributor: Sasi Nur Aini, mahasiswa Sastra Indonesia)

Dosen Pembimbing Lapangan (DPL) Merdeka Belajar Kampus Merdeka (MBKM) Program Studi Sastra Indonesia Edy Hariyadi S.S., M.Si. melakukan kunjungan kepada mahasiswa yang menjalankan magang di Dinas Perpustakaan dan Kearsipan (Dispusip) Kabupaten Banyuwangi pada Rabu (29/9).

Kunjungan ini bertujuan untuk monitoring dan evaluasi (monev) kegiatan magang dua mahasiswa Jurusan Sastra Indonesia FIB UNEJ di Dispusip Banyuwangi yang berjalan sejak awal September 2021. Pada kunjungan ini, Edy Hariyadi bertemu dan melakukan koordinasi dengan Pustakawan Muda Dispusip Banyuwangi Yusup Khoiri, S.STP. yang bertindak selaku pembimbing mahasiswa magang.

Dalam pertemuan ini, Yusup Khoiri selaku pembimbing mahasiswa magang di lapangan menyampaikan bahwa kegiatan magang mahasiswa lebih difokuskan pada kegiatan yang berkaitan dengan penalaran dan implementasi teori. Hal ini dimaksudkan agar mahasiswa yang menjalankan magang selama satu semester nantinya benar-benar memiliki pengalaman mengenai implementasi ilmu perpustakaan dan kearsipan serta dunia kerja di dalamnya.

Pertemuan antara DPL, pembimbing magang di lapangan, dan mahasiswa magang juga membicarakan dan mengevaluasi kegiatan yang sudah dan akan dilakukan mahasiswa magang. Mahasiswa magang menyampaikan bahwa dalam satu bulan ini kegiatan yang dilakukan bukan hanya terkait langsung dengan kerja pustakawan seperti tentang alur pengolahan buku, tetapi mahasiswa magang juga memiliki tugas untuk menulis berita dalam rangka belajar menjadi pewarta dan berperan aktif dalam kegiatan-kegiatan Dispusip Banyuwangi. Hal ini dimaksudkan agar mahasiswa magang mampu mengimplementasikan pembelajaran yang sudah didapatkan selama ini di bangku kuliah secara langsung di lapangan.

Pada akhir pertemuan, Edy Hariyadi menyinggung tentang konversi mata kuliah yang ditempuh mahasiswa magang. Hal ini kemudian menjadi perbincangan serius bersama untuk menetapkan tugas-tugas konversi mata kuliah disesuaikan dengan Tupoksi dan kegiatan di Dispusip Banyuwangi. (Kontributor: Sasi Nur Aini, mahasiswa Sastra Indonesia)

Artikel berita lainnya yang ditulis mahasiswa magang dan dimuat di website Dispusip Banyuwangi. Link:.

https://dispusip.banyuwangikab.go.id/dispusip-banyuwangi-gelar-webinar-naskah-kuno-memperingati-hai-2021/

https://dispusip.banyuwangikab.go.id/perpusda-ajak-anak-anak-ikut-rayakan-hari-aksara-internasional-dengan-mendongeng-online/

Dosen Pembimbing Lapangan (DPL) Merdeka Belajar Kampus Merdeka (MBKM) Program Studi Sastra Indonesia Edy Hariyadi S.S., M.Si. melakukan kunjungan kepada mahasiswa yang menjalankan magang di Dinas Perpustakaan dan Kearsipan (Dispusip) Kabupaten Banyuwangi pada Rabu (29/9).

Kunjungan ini bertujuan untuk monitoring dan evaluasi (monev) kegiatan magang dua mahasiswa Jurusan Sastra Indonesia FIB UNEJ di Dispusip Banyuwangi yang berjalan sejak awal September 2021. Pada kunjungan ini, Edy Hariyadi bertemu dan melakukan koordinasi dengan Pustakawan Muda Dispusip Banyuwangi Yusup Khoiri, S.STP. yang bertindak selaku pembimbing mahasiswa magang.

Dalam pertemuan ini, Yusup Khoiri selaku pembimbing mahasiswa magang di lapangan menyampaikan bahwa kegiatan magang mahasiswa lebih difokuskan pada kegiatan yang berkaitan dengan penalaran dan implementasi teori. Hal ini dimaksudkan agar mahasiswa yang menjalankan magang selama satu semester nantinya benar-benar memiliki pengalaman mengenai implementasi ilmu perpustakaan dan kearsipan serta dunia kerja di dalamnya.

Pertemuan antara DPL, pembimbing magang di lapangan, dan mahasiswa magang juga membicarakan dan mengevaluasi kegiatan yang sudah dan akan dilakukan mahasiswa magang. Mahasiswa magang menyampaikan bahwa dalam satu bulan ini kegiatan yang dilakukan bukan hanya terkait langsung dengan kerja pustakawan seperti tentang alur pengolahan buku, tetapi mahasiswa magang juga memiliki tugas untuk menulis berita dalam rangka belajar menjadi pewarta dan berperan aktif dalam kegiatan-kegiatan Dispusip Banyuwangi. Hal ini dimaksudkan agar mahasiswa magang mampu mengimplementasikan pembelajaran yang sudah didapatkan selama ini di bangku kuliah secara langsung di lapangan.

Pada akhir pertemuan, Edy Hariyadi menyinggung tentang konversi mata kuliah yang ditempuh mahasiswa magang. Hal ini kemudian menjadi perbincangan serius bersama untuk menetapkan tugas-tugas konversi mata kuliah disesuaikan dengan Tupoksi dan kegiatan di Dispusip Banyuwangi. (Kontributor: Sasi Nur Aini, mahasiswa Sastra Indonesia)

Dosen Pembimbing Lapangan (DPL) Merdeka Belajar Kampus Merdeka (MBKM) Program Studi Sastra Indonesia Edy Hariyadi S.S., M.Si. melakukan kunjungan kepada mahasiswa yang menjalankan magang di Dinas Perpustakaan dan Kearsipan (Dispusip) Kabupaten Banyuwangi pada Rabu (29/9).

Kunjungan ini bertujuan untuk monitoring dan evaluasi (monev) kegiatan magang dua mahasiswa Jurusan Sastra Indonesia FIB UNEJ di Dispusip Banyuwangi yang berjalan sejak awal September 2021. Pada kunjungan ini, Edy Hariyadi bertemu dan melakukan koordinasi dengan Pustakawan Muda Dispusip Banyuwangi Yusup Khoiri, S.STP. yang bertindak selaku pembimbing mahasiswa magang.

Dalam pertemuan ini, Yusup Khoiri selaku pembimbing mahasiswa magang di lapangan menyampaikan bahwa kegiatan magang mahasiswa lebih difokuskan pada kegiatan yang berkaitan dengan penalaran dan implementasi teori. Hal ini dimaksudkan agar mahasiswa yang menjalankan magang selama satu semester nantinya benar-benar memiliki pengalaman mengenai implementasi ilmu perpustakaan dan kearsipan serta dunia kerja di dalamnya.

Pertemuan antara DPL, pembimbing magang di lapangan, dan mahasiswa magang juga membicarakan dan mengevaluasi kegiatan yang sudah dan akan dilakukan mahasiswa magang. Mahasiswa magang menyampaikan bahwa dalam satu bulan ini kegiatan yang dilakukan bukan hanya terkait langsung dengan kerja pustakawan seperti tentang alur pengolahan buku, tetapi mahasiswa magang juga memiliki tugas untuk menulis berita dalam rangka belajar menjadi pewarta dan berperan aktif dalam kegiatan-kegiatan Dispusip Banyuwangi. Hal ini dimaksudkan agar mahasiswa magang mampu mengimplementasikan pembelajaran yang sudah didapatkan selama ini di bangku kuliah secara langsung di lapangan.

Pada akhir pertemuan, Edy Hariyadi menyinggung tentang konversi mata kuliah yang ditempuh mahasiswa magang. Hal ini kemudian menjadi perbincangan serius bersama untuk menetapkan tugas-tugas konversi mata kuliah disesuaikan dengan Tupoksi dan kegiatan di Dispusip Banyuwangi. (Kontributor: Sasi Nur Aini, mahasiswa Sastra Indonesia)

Berikut ini dua artikel berita lainnya yang ditulis mahasiswa magang dan dimuat di website Dispusip Banyuwangi. Llink: 

https://dispusip.banyuwangikab.go.id/dispusip-banyuwangi-gelar-webinar-naskah-kuno-memperingati-hai-2021/

https://dispusip.banyuwangikab.go.id/perpusda-ajak-anak-anak-ikut-rayakan-hari-aksara-internasional-dengan-mendongeng-online/

 

Dosen Pembimbing Lapangan (DPL) Merdeka Belajar Kampus Merdeka (MBKM) Program Studi Sastra Indonesia Edy Hariyadi S.S., M.Si. melakukan kunjungan kepada mahasiswa yang menjalankan magang di Dinas Perpustakaan dan Kearsipan (Dispusip) Kabupaten Banyuwangi pada Rabu (29/9).

Kunjungan ini bertujuan untuk monitoring dan evaluasi (monev) kegiatan magang dua mahasiswa Jurusan Sastra Indonesia FIB UNEJ di Dispusip Banyuwangi yang berjalan sejak awal September 2021. Pada kunjungan ini, Edy Hariyadi bertemu dan melakukan koordinasi dengan Pustakawan Muda Dispusip Banyuwangi Yusup Khoiri, S.STP. yang bertindak selaku pembimbing mahasiswa magang.

Dalam pertemuan ini, Yusup Khoiri selaku pembimbing mahasiswa magang di lapangan menyampaikan bahwa kegiatan magang mahasiswa lebih difokuskan pada kegiatan yang berkaitan dengan penalaran dan implementasi teori. Hal ini dimaksudkan agar mahasiswa yang menjalankan magang selama satu semester nantinya benar-benar memiliki pengalaman mengenai implementasi ilmu perpustakaan dan kearsipan serta dunia kerja di dalamnya.

Pertemuan antara DPL, pembimbing magang di lapangan, dan mahasiswa magang juga membicarakan dan mengevaluasi kegiatan yang sudah dan akan dilakukan mahasiswa magang. Mahasiswa magang menyampaikan bahwa dalam satu bulan ini kegiatan yang dilakukan bukan hanya terkait langsung dengan kerja pustakawan seperti tentang alur pengolahan buku, tetapi mahasiswa magang juga memiliki tugas untuk menulis berita dalam rangka belajar menjadi pewarta dan berperan aktif dalam kegiatan-kegiatan Dispusip Banyuwangi. Hal ini dimaksudkan agar mahasiswa magang mampu mengimplementasikan pembelajaran yang sudah didapatkan selama ini di bangku kuliah secara langsung di lapangan.

Pada akhir pertemuan, Edy Hariyadi menyinggung tentang konversi mata kuliah yang ditempuh mahasiswa magang. Hal ini kemudian menjadi perbincangan serius bersama untuk menetapkan tugas-tugas konversi mata kuliah disesuaikan dengan Tupoksi dan kegiatan di Dispusip Banyuwangi. (Kontributor: Sasi Nur Aini, mahasiswa Sastra Indonesia)

Dosen Pembimbing Lapangan (DPL) Merdeka Belajar Kampus Merdeka (MBKM) Program Studi Sastra Indonesia Edy Hariyadi S.S., M.Si. melakukan kunjungan kepada mahasiswa yang menjalankan magang di Dinas Perpustakaan dan Kearsipan (Dispusip) Kabupaten Banyuwangi pada Rabu (29/9).

Kunjungan ini bertujuan untuk monitoring dan evaluasi (monev) kegiatan magang dua mahasiswa Jurusan Sastra Indonesia FIB UNEJ di Dispusip Banyuwangi yang berjalan sejak awal September 2021. Pada kunjungan ini, Edy Hariyadi bertemu dan melakukan koordinasi dengan Pustakawan Muda Dispusip Banyuwangi Yusup Khoiri, S.STP. yang bertindak selaku pembimbing mahasiswa magang.

Dalam pertemuan ini, Yusup Khoiri selaku pembimbing mahasiswa magang di lapangan menyampaikan bahwa kegiatan magang mahasiswa lebih difokuskan pada kegiatan yang berkaitan dengan penalaran dan implementasi teori. Hal ini dimaksudkan agar mahasiswa yang menjalankan magang selama satu semester nantinya benar-benar memiliki pengalaman mengenai implementasi ilmu perpustakaan dan kearsipan serta dunia kerja di dalamnya.

Pertemuan antara DPL, pembimbing magang di lapangan, dan mahasiswa magang juga membicarakan dan mengevaluasi kegiatan yang sudah dan akan dilakukan mahasiswa magang. Mahasiswa magang menyampaikan bahwa dalam satu bulan ini kegiatan yang dilakukan bukan hanya terkait langsung dengan kerja pustakawan seperti tentang alur pengolahan buku, tetapi mahasiswa magang juga memiliki tugas untuk menulis berita dalam rangka belajar menjadi pewarta dan berperan aktif dalam kegiatan-kegiatan Dispusip Banyuwangi. Hal ini dimaksudkan agar mahasiswa magang mampu mengimplementasikan pembelajaran yang sudah didapatkan selama ini di bangku kuliah secara langsung di lapangan.

Pada akhir pertemuan, Edy Hariyadi menyinggung tentang konversi mata kuliah yang ditempuh mahasiswa magang. Hal ini kemudian menjadi perbincangan serius bersama untuk menetapkan tugas-tugas konversi mata kuliah disesuaikan dengan Tupoksi dan kegiatan di Dispusip Banyuwangi. (Kontributor: Sasi Nur Aini, mahasiswa Sastra Indonesia)

 

 

Dosen Pembimbing Lapangan (DPL) Merdeka Belajar Kampus Merdeka (MBKM) Program Studi Sastra Indonesia Edy Hariyadi S.S., M.Si. melakukan kunjungan kepada mahasiswa yang menjalankan magang di Dinas Perpustakaan dan Kearsipan (Dispusip) Kabupaten Banyuwangi pada Rabu (29/9).

Kunjungan ini bertujuan untuk monitoring dan evaluasi (monev) kegiatan magang dua mahasiswa Jurusan Sastra Indonesia FIB UNEJ di Dispusip Banyuwangi yang berjalan sejak awal September 2021. Pada kunjungan ini, Edy Hariyadi bertemu dan melakukan koordinasi dengan Pustakawan Muda Dispusip Banyuwangi Yusup Khoiri, S.STP. yang bertindak selaku pembimbing mahasiswa magang.

Dalam pertemuan ini, Yusup Khoiri selaku pembimbing mahasiswa magang di lapangan menyampaikan bahwa kegiatan magang mahasiswa lebih difokuskan pada kegiatan yang berkaitan dengan penalaran dan implementasi teori. Hal ini dimaksudkan agar mahasiswa yang menjalankan magang selama satu semester nantinya benar-benar memiliki pengalaman mengenai implementasi ilmu perpustakaan dan kearsipan serta dunia kerja di dalamnya.

Pertemuan antara DPL, pembimbing magang di lapangan, dan mahasiswa magang juga membicarakan dan mengevaluasi kegiatan yang sudah dan akan dilakukan mahasiswa magang. Mahasiswa magang menyampaikan bahwa dalam satu bulan ini kegiatan yang dilakukan bukan hanya terkait langsung dengan kerja pustakawan seperti tentang alur pengolahan buku, tetapi mahasiswa magang juga memiliki tugas untuk menulis berita dalam rangka belajar menjadi pewarta dan berperan aktif dalam kegiatan-kegiatan Dispusip Banyuwangi. Hal ini dimaksudkan agar mahasiswa magang mampu mengimplementasikan pembelajaran yang sudah didapatkan selama ini di bangku kuliah secara langsung di lapangan.

Pada akhir pertemuan, Edy Hariyadi menyinggung tentang konversi mata kuliah yang ditempuh mahasiswa magang. Hal ini kemudian menjadi perbincangan serius bersama untuk menetapkan tugas-tugas konversi mata kuliah disesuaikan dengan Tupoksi dan kegiatan di Dispusip Banyuwangi. (Kontributor: Sasi Nur Aini, mahasiswa Sastra Indonesia)

 

Dosen Pembimbing Lapangan (DPL) Merdeka Belajar Kampus Merdeka (MBKM) Program Studi Sastra Indonesia Edy Hariyadi S.S., M.Si. melakukan kunjungan kepada mahasiswa yang menjalankan magang di Dinas Perpustakaan dan Kearsipan (Dispusip) Kabupaten Banyuwangi pada Rabu (29/9).

Kunjungan ini bertujuan untuk monitoring dan evaluasi (monev) kegiatan magang dua mahasiswa Jurusan Sastra Indonesia FIB UNEJ di Dispusip Banyuwangi yang berjalan sejak awal September 2021. Pada kunjungan ini, Edy Hariyadi bertemu dan melakukan koordinasi dengan Pustakawan Muda Dispusip Banyuwangi Yusup Khoiri, S.STP. yang bertindak selaku pembimbing mahasiswa magang.

Dalam pertemuan ini, Yusup Khoiri selaku pembimbing mahasiswa magang di lapangan menyampaikan bahwa kegiatan magang mahasiswa lebih difokuskan pada kegiatan yang berkaitan dengan penalaran dan implementasi teori. Hal ini dimaksudkan agar mahasiswa yang menjalankan magang selama satu semester nantinya benar-benar memiliki pengalaman mengenai implementasi ilmu perpustakaan dan kearsipan serta dunia kerja di dalamnya.

Pertemuan antara DPL, pembimbing magang di lapangan, dan mahasiswa magang juga membicarakan dan mengevaluasi kegiatan yang sudah dan akan dilakukan mahasiswa magang. Mahasiswa magang menyampaikan bahwa dalam satu bulan ini kegiatan yang dilakukan bukan hanya terkait langsung dengan kerja pustakawan seperti tentang alur pengolahan buku, tetapi mahasiswa magang juga memiliki tugas untuk menulis berita dalam rangka belajar menjadi pewarta dan berperan aktif dalam kegiatan-kegiatan Dispusip Banyuwangi. Hal ini dimaksudkan agar mahasiswa magang mampu mengimplementasikan pembelajaran yang sudah didapatkan selama ini di bangku kuliah secara langsung di lapangan.

Pada akhir pertemuan, Edy Hariyadi menyinggung tentang konversi mata kuliah yang ditempuh mahasiswa magang. Hal ini kemudian menjadi perbincangan serius bersama untuk menetapkan tugas-tugas konversi mata kuliah disesuaikan dengan Tupoksi dan kegiatan di Dispusip Banyuwangi. (Kontributor: Sasi Nur Aini, mahasiswa Sastra Indonesia)

 

Dosen Pembimbing Lapangan (DPL) Merdeka Belajar Kampus Merdeka (MBKM) Program Studi Sastra Indonesia Edy Hariyadi S.S., M.Si. melakukan kunjungan kepada mahasiswa yang menjalankan magang di Dinas Perpustakaan dan Kearsipan (Dispusip) Kabupaten Banyuwangi pada Rabu (29/9).

Kunjungan ini bertujuan untuk monitoring dan evaluasi (monev) kegiatan magang dua mahasiswa Jurusan Sastra Indonesia FIB UNEJ di Dispusip Banyuwangi yang berjalan sejak awal September 2021. Pada kunjungan ini, Edy Hariyadi bertemu dan melakukan koordinasi dengan Pustakawan Muda Dispusip Banyuwangi Yusup Khoiri, S.STP. yang bertindak selaku pembimbing mahasiswa magang.

Dalam pertemuan ini, Yusup Khoiri selaku pembimbing mahasiswa magang di lapangan menyampaikan bahwa kegiatan magang mahasiswa lebih difokuskan pada kegiatan yang berkaitan dengan penalaran dan implementasi teori. Hal ini dimaksudkan agar mahasiswa yang menjalankan magang selama satu semester nantinya benar-benar memiliki pengalaman mengenai implementasi ilmu perpustakaan dan kearsipan serta dunia kerja di dalamnya.

Pertemuan antara DPL, pembimbing magang di lapangan, dan mahasiswa magang juga membicarakan dan mengevaluasi kegiatan yang sudah dan akan dilakukan mahasiswa magang. Mahasiswa magang menyampaikan bahwa dalam satu bulan ini kegiatan yang dilakukan bukan hanya terkait langsung dengan kerja pustakawan seperti tentang alur pengolahan buku, tetapi mahasiswa magang juga memiliki tugas untuk menulis berita dalam rangka belajar menjadi pewarta dan berperan aktif dalam kegiatan-kegiatan Dispusip Banyuwangi. Hal ini dimaksudkan agar mahasiswa magang mampu mengimplementasikan pembelajaran yang sudah didapatkan selama ini di bangku kuliah secara langsung di lapangan.

Pada akhir pertemuan, Edy Hariyadi menyinggung tentang konversi mata kuliah yang ditempuh mahasiswa magang. Hal ini kemudian menjadi perbincangan serius bersama untuk menetapkan tugas-tugas konversi mata kuliah disesuaikan dengan Tupoksi dan kegiatan di Dispusip Banyuwangi. (Kontributor: Sasi Nur Aini, mahasiswa Sastra Indonesia)

Dosen Pembimbing Lapangan (DPL) Merdeka Belajar Kampus Merdeka (MBKM) Program Studi Sastra Indonesia Edy Hariyadi S.S., M.Si. melakukan kunjungan kepada mahasiswa yang menjalankan magang di Dinas Perpustakaan dan Kearsipan (Dispusip) Kabupaten Banyuwangi pada Rabu (29/9).

Kunjungan ini bertujuan untuk monitoring dan evaluasi (monev) kegiatan magang dua mahasiswa Jurusan Sastra Indonesia FIB UNEJ di Dispusip Banyuwangi yang berjalan sejak awal September 2021. Pada kunjungan ini, Edy Hariyadi bertemu dan melakukan koordinasi dengan Pustakawan Muda Dispusip Banyuwangi Yusup Khoiri, S.STP. yang bertindak selaku pembimbing mahasiswa magang.

Dalam pertemuan ini, Yusup Khoiri selaku pembimbing mahasiswa magang di lapangan menyampaikan bahwa kegiatan magang mahasiswa lebih difokuskan pada kegiatan yang berkaitan dengan penalaran dan implementasi teori. Hal ini dimaksudkan agar mahasiswa yang menjalankan magang selama satu semester nantinya benar-benar memiliki pengalaman mengenai implementasi ilmu perpustakaan dan kearsipan serta dunia kerja di dalamnya.

Pertemuan antara DPL, pembimbing magang di lapangan, dan mahasiswa magang juga membicarakan dan mengevaluasi kegiatan yang sudah dan akan dilakukan mahasiswa magang. Mahasiswa magang menyampaikan bahwa dalam satu bulan ini kegiatan yang dilakukan bukan hanya terkait langsung dengan kerja pustakawan seperti tentang alur pengolahan buku, tetapi mahasiswa magang juga memiliki tugas untuk menulis berita dalam rangka belajar menjadi pewarta dan berperan aktif dalam kegiatan-kegiatan Dispusip Banyuwangi. Hal ini dimaksudkan agar mahasiswa magang mampu mengimplementasikan pembelajaran yang sudah didapatkan selama ini di bangku kuliah secara langsung di lapangan.

Pada akhir pertemuan, Edy Hariyadi menyinggung tentang konversi mata kuliah yang ditempuh mahasiswa magang. Hal ini kemudian menjadi perbincangan serius bersama untuk menetapkan tugas-tugas konversi mata kuliah disesuaikan dengan Tupoksi dan kegiatan di Dispusip Banyuwangi. (Kontributor: Sasi Nur Aini, mahasiswa Sastra Indonesia)

 

 

Dosen Pembimbing Lapangan (DPL) Merdeka Belajar Kampus Merdeka (MBKM) Program Studi Sastra Indonesia Edy Hariyadi S.S., M.Si. melakukan kunjungan kepada mahasiswa yang menjalankan magang di Dinas Perpustakaan dan Kearsipan (Dispusip) Kabupaten Banyuwangi pada Rabu (29/9).

Kunjungan ini bertujuan untuk monitoring dan evaluasi (monev) kegiatan magang dua mahasiswa Jurusan Sastra Indonesia FIB UNEJ di Dispusip Banyuwangi yang berjalan sejak awal September 2021. Pada kunjungan ini, Edy Hariyadi bertemu dan melakukan koordinasi dengan Pustakawan Muda Dispusip Banyuwangi Yusup Khoiri, S.STP. yang bertindak selaku pembimbing mahasiswa magang.

Dalam pertemuan ini, Yusup Khoiri selaku pembimbing mahasiswa magang di lapangan menyampaikan bahwa kegiatan magang mahasiswa lebih difokuskan pada kegiatan yang berkaitan dengan penalaran dan implementasi teori. Hal ini dimaksudkan agar mahasiswa yang menjalankan magang selama satu semester nantinya benar-benar memiliki pengalaman mengenai implementasi ilmu perpustakaan dan kearsipan serta dunia kerja di dalamnya.

Pertemuan antara DPL, pembimbing magang di lapangan, dan mahasiswa magang juga membicarakan dan mengevaluasi kegiatan yang sudah dan akan dilakukan mahasiswa magang. Mahasiswa magang menyampaikan bahwa dalam satu bulan ini kegiatan yang dilakukan bukan hanya terkait langsung dengan kerja pustakawan seperti tentang alur pengolahan buku, tetapi mahasiswa magang juga memiliki tugas untuk menulis berita dalam rangka belajar menjadi pewarta dan berperan aktif dalam kegiatan-kegiatan Dispusip Banyuwangi. Hal ini dimaksudkan agar mahasiswa magang mampu mengimplementasikan pembelajaran yang sudah didapatkan selama ini di bangku kuliah secara langsung di lapangan.

Pada akhir pertemuan, Edy Hariyadi menyinggung tentang konversi mata kuliah yang ditempuh mahasiswa magang. Hal ini kemudian menjadi perbincangan serius bersama untuk menetapkan tugas-tugas konversi mata kuliah disesuaikan dengan Tupoksi dan kegiatan di Dispusip Banyuwangi. (Kontributor: Sasi Nur Aini, mahasiswa Sastra Indonesia)

 

 

Dosen Pembimbing Lapangan (DPL) Merdeka Belajar Kampus Merdeka (MBKM) Program Studi Sastra Indonesia Edy Hariyadi S.S., M.Si. melakukan kunjungan kepada mahasiswa yang menjalankan magang di Dinas Perpustakaan dan Kearsipan (Dispusip) Kabupaten Banyuwangi pada Rabu (29/9).

Kunjungan ini bertujuan untuk monitoring dan evaluasi (monev) kegiatan magang dua mahasiswa Jurusan Sastra Indonesia FIB UNEJ di Dispusip Banyuwangi yang berjalan sejak awal September 2021. Pada kunjungan ini, Edy Hariyadi bertemu dan melakukan koordinasi dengan Pustakawan Muda Dispusip Banyuwangi Yusup Khoiri, S.STP. yang bertindak selaku pembimbing mahasiswa magang.

Dalam pertemuan ini, Yusup Khoiri selaku pembimbing mahasiswa magang di lapangan menyampaikan bahwa kegiatan magang mahasiswa lebih difokuskan pada kegiatan yang berkaitan dengan penalaran dan implementasi teori. Hal ini dimaksudkan agar mahasiswa yang menjalankan magang selama satu semester nantinya benar-benar memiliki pengalaman mengenai implementasi ilmu perpustakaan dan kearsipan serta dunia kerja di dalamnya.

Pertemuan antara DPL, pembimbing magang di lapangan, dan mahasiswa magang juga membicarakan dan mengevaluasi kegiatan yang sudah dan akan dilakukan mahasiswa magang. Mahasiswa magang menyampaikan bahwa dalam satu bulan ini kegiatan yang dilakukan bukan hanya terkait langsung dengan kerja pustakawan seperti tentang alur pengolahan buku, tetapi mahasiswa magang juga memiliki tugas untuk menulis berita dalam rangka belajar menjadi pewarta dan berperan aktif dalam kegiatan-kegiatan Dispusip Banyuwangi. Hal ini dimaksudkan agar mahasiswa magang mampu mengimplementasikan pembelajaran yang sudah didapatkan selama ini di bangku kuliah secara langsung di lapangan.

Pada akhir pertemuan, Edy Hariyadi menyinggung tentang konversi mata kuliah yang ditempuh mahasiswa magang. Hal ini kemudian menjadi perbincangan serius bersama untuk menetapkan tugas-tugas konversi mata kuliah disesuaikan dengan Tupoksi dan kegiatan di Dispusip Banyuwangi. (Kontributor: Sasi Nur Aini, mahasiswa Sastra Indonesia)

Berikut ini dua artikel berita lainnya yang ditulis mahasiswa magang dan dimuat di website Dispusip Banyuwangi. Llink: 

https://dispusip.banyuwangikab.go.id/dispusip-banyuwangi-gelar-webinar-naskah-kuno-memperingati-hai-2021/

https://dispusip.banyuwangikab.go.id/perpusda-ajak-anak-anak-ikut-rayakan-hari-aksara-internasional-dengan-mendongeng-online/

 

Dosen Pembimbing Lapangan (DPL) Merdeka Belajar Kampus Merdeka (MBKM) Program Studi Sastra Indonesia Edy Hariyadi S.S., M.Si. melakukan kunjungan kepada mahasiswa yang menjalankan magang di Dinas Perpustakaan dan Kearsipan (Dispusip) Kabupaten Banyuwangi pada Rabu (29/9).

Kunjungan ini bertujuan untuk monitoring dan evaluasi (monev) kegiatan magang dua mahasiswa Jurusan Sastra Indonesia FIB UNEJ di Dispusip Banyuwangi yang berjalan sejak awal September 2021. Pada kunjungan ini, Edy Hariyadi bertemu dan melakukan koordinasi dengan Pustakawan Muda Dispusip Banyuwangi Yusup Khoiri, S.STP. yang bertindak selaku pembimbing mahasiswa magang.

Dalam pertemuan ini, Yusup Khoiri selaku pembimbing mahasiswa magang di lapangan menyampaikan bahwa kegiatan magang mahasiswa lebih difokuskan pada kegiatan yang berkaitan dengan penalaran dan implementasi teori. Hal ini dimaksudkan agar mahasiswa yang menjalankan magang selama satu semester nantinya benar-benar memiliki pengalaman mengenai implementasi ilmu perpustakaan dan kearsipan serta dunia kerja di dalamnya.

Pertemuan antara DPL, pembimbing magang di lapangan, dan mahasiswa magang juga membicarakan dan mengevaluasi kegiatan yang sudah dan akan dilakukan mahasiswa magang. Mahasiswa magang menyampaikan bahwa dalam satu bulan ini kegiatan yang dilakukan bukan hanya terkait langsung dengan kerja pustakawan seperti tentang alur pengolahan buku, tetapi mahasiswa magang juga memiliki tugas untuk menulis berita dalam rangka belajar menjadi pewarta dan berperan aktif dalam kegiatan-kegiatan Dispusip Banyuwangi. Hal ini dimaksudkan agar mahasiswa magang mampu mengimplementasikan pembelajaran yang sudah didapatkan selama ini di bangku kuliah secara langsung di lapangan.

Pada akhir pertemuan, Edy Hariyadi menyinggung tentang konversi mata kuliah yang ditempuh mahasiswa magang. Hal ini kemudian menjadi perbincangan serius bersama untuk menetapkan tugas-tugas konversi mata kuliah disesuaikan dengan Tupoksi dan kegiatan di Dispusip Banyuwangi. (Kontributor: Sasi Nur Aini, mahasiswa Sastra Indonesia)

 

Dosen Pembimbing Lapangan (DPL) Merdeka Belajar Kampus Merdeka (MBKM) Program Studi Sastra Indonesia Edy Hariyadi S.S., M.Si. melakukan kunjungan kepada mahasiswa yang menjalankan magang di Dinas Perpustakaan dan Kearsipan (Dispusip) Kabupaten Banyuwangi pada Rabu (29/9).

Kunjungan ini bertujuan untuk monitoring dan evaluasi (monev) kegiatan magang dua mahasiswa Jurusan Sastra Indonesia FIB UNEJ di Dispusip Banyuwangi yang berjalan sejak awal September 2021. Pada kunjungan ini, Edy Hariyadi bertemu dan melakukan koordinasi dengan Pustakawan Muda Dispusip Banyuwangi Yusup Khoiri, S.STP. yang bertindak selaku pembimbing mahasiswa magang.

Dalam pertemuan ini, Yusup Khoiri selaku pembimbing mahasiswa magang di lapangan menyampaikan bahwa kegiatan magang mahasiswa lebih difokuskan pada kegiatan yang berkaitan dengan penalaran dan implementasi teori. Hal ini dimaksudkan agar mahasiswa yang menjalankan magang selama satu semester nantinya benar-benar memiliki pengalaman mengenai implementasi ilmu perpustakaan dan kearsipan serta dunia kerja di dalamnya.

Pertemuan antara DPL, pembimbing magang di lapangan, dan mahasiswa magang juga membicarakan dan mengevaluasi kegiatan yang sudah dan akan dilakukan mahasiswa magang. Mahasiswa magang menyampaikan bahwa dalam satu bulan ini kegiatan yang dilakukan bukan hanya terkait langsung dengan kerja pustakawan seperti tentang alur pengolahan buku, tetapi mahasiswa magang juga memiliki tugas untuk menulis berita dalam rangka belajar menjadi pewarta dan berperan aktif dalam kegiatan-kegiatan Dispusip Banyuwangi. Hal ini dimaksudkan agar mahasiswa magang mampu mengimplementasikan pembelajaran yang sudah didapatkan selama ini di bangku kuliah secara langsung di lapangan.

Pada akhir pertemuan, Edy Hariyadi menyinggung tentang konversi mata kuliah yang ditempuh mahasiswa magang. Hal ini kemudian menjadi perbincangan serius bersama untuk menetapkan tugas-tugas konversi mata kuliah disesuaikan dengan Tupoksi dan kegiatan di Dispusip Banyuwangi. (Kontributor: Sasi Nur Aini, mahasiswa Sastra Indonesia)

 

 

Dosen Pembimbing Lapangan (DPL) Merdeka Belajar Kampus Merdeka (MBKM) Program Studi Sastra Indonesia Edy Hariyadi S.S., M.Si. melakukan kunjungan kepada mahasiswa yang menjalankan magang di Dinas Perpustakaan dan Kearsipan (Dispusip) Kabupaten Banyuwangi pada Rabu (29/9).

Kunjungan ini bertujuan untuk monitoring dan evaluasi (monev) kegiatan magang dua mahasiswa Jurusan Sastra Indonesia FIB UNEJ di Dispusip Banyuwangi yang berjalan sejak awal September 2021. Pada kunjungan ini, Edy Hariyadi bertemu dan melakukan koordinasi dengan Pustakawan Muda Dispusip Banyuwangi Yusup Khoiri, S.STP. yang bertindak selaku pembimbing mahasiswa magang.

Dalam pertemuan ini, Yusup Khoiri selaku pembimbing mahasiswa magang di lapangan menyampaikan bahwa kegiatan magang mahasiswa lebih difokuskan pada kegiatan yang berkaitan dengan penalaran dan implementasi teori. Hal ini dimaksudkan agar mahasiswa yang menjalankan magang selama satu semester nantinya benar-benar memiliki pengalaman mengenai implementasi ilmu perpustakaan dan kearsipan serta dunia kerja di dalamnya.

Pertemuan antara DPL, pembimbing magang di lapangan, dan mahasiswa magang juga membicarakan dan mengevaluasi kegiatan yang sudah dan akan dilakukan mahasiswa magang. Mahasiswa magang menyampaikan bahwa dalam satu bulan ini kegiatan yang dilakukan bukan hanya terkait langsung dengan kerja pustakawan seperti tentang alur pengolahan buku, tetapi mahasiswa magang juga memiliki tugas untuk menulis berita dalam rangka belajar menjadi pewarta dan berperan aktif dalam kegiatan-kegiatan Dispusip Banyuwangi. Hal ini dimaksudkan agar mahasiswa magang mampu mengimplementasikan pembelajaran yang sudah didapatkan selama ini di bangku kuliah secara langsung di lapangan.

Pada akhir pertemuan, Edy Hariyadi menyinggung tentang konversi mata kuliah yang ditempuh mahasiswa magang. Hal ini kemudian menjadi perbincangan serius bersama untuk menetapkan tugas-tugas konversi mata kuliah disesuaikan dengan Tupoksi dan kegiatan di Dispusip Banyuwangi. (Kontributor: Sasi Nur Aini, mahasiswa Sastra Indonesia)

 

Dosen Pembimbing Lapangan (DPL) Merdeka Belajar Kampus Merdeka (MBKM) Program Studi Sastra Indonesia Edy Hariyadi S.S., M.Si. melakukan kunjungan kepada mahasiswa yang menjalankan magang di Dinas Perpustakaan dan Kearsipan (Dispusip) Kabupaten Banyuwangi pada Rabu (29/9).

Kunjungan ini bertujuan untuk monitoring dan evaluasi (monev) kegiatan magang dua mahasiswa Jurusan Sastra Indonesia FIB UNEJ di Dispusip Banyuwangi yang berjalan sejak awal September 2021. Pada kunjungan ini, Edy Hariyadi bertemu dan melakukan koordinasi dengan Pustakawan Muda Dispusip Banyuwangi Yusup Khoiri, S.STP. yang bertindak selaku pembimbing mahasiswa magang.

Dalam pertemuan ini, Yusup Khoiri selaku pembimbing mahasiswa magang di lapangan menyampaikan bahwa kegiatan magang mahasiswa lebih difokuskan pada kegiatan yang berkaitan dengan penalaran dan implementasi teori. Hal ini dimaksudkan agar mahasiswa yang menjalankan magang selama satu semester nantinya benar-benar memiliki pengalaman mengenai implementasi ilmu perpustakaan dan kearsipan serta dunia kerja di dalamnya.

Pertemuan antara DPL, pembimbing magang di lapangan, dan mahasiswa magang juga membicarakan dan mengevaluasi kegiatan yang sudah dan akan dilakukan mahasiswa magang. Mahasiswa magang menyampaikan bahwa dalam satu bulan ini kegiatan yang dilakukan bukan hanya terkait langsung dengan kerja pustakawan seperti tentang alur pengolahan buku, tetapi mahasiswa magang juga memiliki tugas untuk menulis berita dalam rangka belajar menjadi pewarta dan berperan aktif dalam kegiatan-kegiatan Dispusip Banyuwangi. Hal ini dimaksudkan agar mahasiswa magang mampu mengimplementasikan pembelajaran yang sudah didapatkan selama ini di bangku kuliah secara langsung di lapangan.

Pada akhir pertemuan, Edy Hariyadi menyinggung tentang konversi mata kuliah yang ditempuh mahasiswa magang. Hal ini kemudian menjadi perbincangan serius bersama untuk menetapkan tugas-tugas konversi mata kuliah disesuaikan dengan Tupoksi dan kegiatan di Dispusip Banyuwangi. (Kontributor: Sasi Nur Aini, mahasiswa Sastra Indonesia)

 

Dosen Pembimbing Lapangan (DPL) Merdeka Belajar Kampus Merdeka (MBKM) Program Studi Sastra Indonesia Edy Hariyadi S.S., M.Si. melakukan kunjungan kepada mahasiswa yang menjalankan magang di Dinas Perpustakaan dan Kearsipan (Dispusip) Kabupaten Banyuwangi pada Rabu (29/9).

Kunjungan ini bertujuan untuk monitoring dan evaluasi (monev) kegiatan magang dua mahasiswa Jurusan Sastra Indonesia FIB UNEJ di Dispusip Banyuwangi yang berjalan sejak awal September 2021. Pada kunjungan ini, Edy Hariyadi bertemu dan melakukan koordinasi dengan Pustakawan Muda Dispusip Banyuwangi Yusup Khoiri, S.STP. yang bertindak selaku pembimbing mahasiswa magang.

Dalam pertemuan ini, Yusup Khoiri selaku pembimbing mahasiswa magang di lapangan menyampaikan bahwa kegiatan magang mahasiswa lebih difokuskan pada kegiatan yang berkaitan dengan penalaran dan implementasi teori. Hal ini dimaksudkan agar mahasiswa yang menjalankan magang selama satu semester nantinya benar-benar memiliki pengalaman mengenai implementasi ilmu perpustakaan dan kearsipan serta dunia kerja di dalamnya.

Pertemuan antara DPL, pembimbing magang di lapangan, dan mahasiswa magang juga membicarakan dan mengevaluasi kegiatan yang sudah dan akan dilakukan mahasiswa magang. Mahasiswa magang menyampaikan bahwa dalam satu bulan ini kegiatan yang dilakukan bukan hanya terkait langsung dengan kerja pustakawan seperti tentang alur pengolahan buku, tetapi mahasiswa magang juga memiliki tugas untuk menulis berita dalam rangka belajar menjadi pewarta dan berperan aktif dalam kegiatan-kegiatan Dispusip Banyuwangi. Hal ini dimaksudkan agar mahasiswa magang mampu mengimplementasikan pembelajaran yang sudah didapatkan selama ini di bangku kuliah secara langsung di lapangan.

Pada akhir pertemuan, Edy Hariyadi menyinggung tentang konversi mata kuliah yang ditempuh mahasiswa magang. Hal ini kemudian menjadi perbincangan serius bersama untuk menetapkan tugas-tugas konversi mata kuliah disesuaikan dengan Tupoksi dan kegiatan di Dispusip Banyuwangi. (Kontributor: Sasi Nur Aini, mahasiswa Sastra Indonesia)

Dosen Pembimbing Lapangan (DPL) Merdeka Belajar Kampus Merdeka (MBKM) Program Studi Sastra Indonesia Edy Hariyadi S.S., M.Si. melakukan kunjungan kepada mahasiswa yang menjalankan magang di Dinas Perpustakaan dan Kearsipan (Dispusip) Kabupaten Banyuwangi pada Rabu (29/9).

Kunjungan ini bertujuan untuk monitoring dan evaluasi (monev) kegiatan magang dua mahasiswa Jurusan Sastra Indonesia FIB UNEJ di Dispusip Banyuwangi yang berjalan sejak awal September 2021. Pada kunjungan ini, Edy Hariyadi bertemu dan melakukan koordinasi dengan Pustakawan Muda Dispusip Banyuwangi Yusup Khoiri, S.STP. yang bertindak selaku pembimbing mahasiswa magang.

Dalam pertemuan ini, Yusup Khoiri selaku pembimbing mahasiswa magang di lapangan menyampaikan bahwa kegiatan magang mahasiswa lebih difokuskan pada kegiatan yang berkaitan dengan penalaran dan implementasi teori. Hal ini dimaksudkan agar mahasiswa yang menjalankan magang selama satu semester nantinya benar-benar memiliki pengalaman mengenai implementasi ilmu perpustakaan dan kearsipan serta dunia kerja di dalamnya.

Pertemuan antara DPL, pembimbing magang di lapangan, dan mahasiswa magang juga membicarakan dan mengevaluasi kegiatan yang sudah dan akan dilakukan mahasiswa magang. Mahasiswa magang menyampaikan bahwa dalam satu bulan ini kegiatan yang dilakukan bukan hanya terkait langsung dengan kerja pustakawan seperti tentang alur pengolahan buku, tetapi mahasiswa magang juga memiliki tugas untuk menulis berita dalam rangka belajar menjadi pewarta dan berperan aktif dalam kegiatan-kegiatan Dispusip Banyuwangi. Hal ini dimaksudkan agar mahasiswa magang mampu mengimplementasikan pembelajaran yang sudah didapatkan selama ini di bangku kuliah secara langsung di lapangan.

Pada akhir pertemuan, Edy Hariyadi menyinggung tentang konversi mata kuliah yang ditempuh mahasiswa magang. Hal ini kemudian menjadi perbincangan serius bersama untuk menetapkan tugas-tugas konversi mata kuliah disesuaikan dengan Tupoksi dan kegiatan di Dispusip Banyuwangi. (Kontributor: Sasi Nur Aini, mahasiswa Sastra Indonesia)

Artikel berita lainnya yang ditulis mahasiswa magang dan dimuat di website Dispusip Banyuwangi. Link:.

https://dispusip.banyuwangikab.go.id/dispusip-banyuwangi-gelar-webinar-naskah-kuno-memperingati-hai-2021/

https://dispusip.banyuwangikab.go.id/perpusda-ajak-anak-anak-ikut-rayakan-hari-aksara-internasional-dengan-mendongeng-online/

Dosen Pembimbing Lapangan (DPL) Merdeka Belajar Kampus Merdeka (MBKM) Program Studi Sastra Indonesia Edy Hariyadi S.S., M.Si. melakukan kunjungan kepada mahasiswa yang menjalankan magang di Dinas Perpustakaan dan Kearsipan (Dispusip) Kabupaten Banyuwangi pada Rabu (29/9).

Kunjungan ini bertujuan untuk monitoring dan evaluasi (monev) kegiatan magang dua mahasiswa Jurusan Sastra Indonesia FIB UNEJ di Dispusip Banyuwangi yang berjalan sejak awal September 2021. Pada kunjungan ini, Edy Hariyadi bertemu dan melakukan koordinasi dengan Pustakawan Muda Dispusip Banyuwangi Yusup Khoiri, S.STP. yang bertindak selaku pembimbing mahasiswa magang.

Dalam pertemuan ini, Yusup Khoiri selaku pembimbing mahasiswa magang di lapangan menyampaikan bahwa kegiatan magang mahasiswa lebih difokuskan pada kegiatan yang berkaitan dengan penalaran dan implementasi teori. Hal ini dimaksudkan agar mahasiswa yang menjalankan magang selama satu semester nantinya benar-benar memiliki pengalaman mengenai implementasi ilmu perpustakaan dan kearsipan serta dunia kerja di dalamnya.

Pertemuan antara DPL, pembimbing magang di lapangan, dan mahasiswa magang juga membicarakan dan mengevaluasi kegiatan yang sudah dan akan dilakukan mahasiswa magang. Mahasiswa magang menyampaikan bahwa dalam satu bulan ini kegiatan yang dilakukan bukan hanya terkait langsung dengan kerja pustakawan seperti tentang alur pengolahan buku, tetapi mahasiswa magang juga memiliki tugas untuk menulis berita dalam rangka belajar menjadi pewarta dan berperan aktif dalam kegiatan-kegiatan Dispusip Banyuwangi. Hal ini dimaksudkan agar mahasiswa magang mampu mengimplementasikan pembelajaran yang sudah didapatkan selama ini di bangku kuliah secara langsung di lapangan.

Pada akhir pertemuan, Edy Hariyadi menyinggung tentang konversi mata kuliah yang ditempuh mahasiswa magang. Hal ini kemudian menjadi perbincangan serius bersama untuk menetapkan tugas-tugas konversi mata kuliah disesuaikan dengan Tupoksi dan kegiatan di Dispusip Banyuwangi. (Kontributor: Sasi Nur Aini, mahasiswa Sastra Indonesia)

Dosen Pembimbing Lapangan (DPL) Merdeka Belajar Kampus Merdeka (MBKM) Program Studi Sastra Indonesia Edy Hariyadi S.S., M.Si. melakukan kunjungan kepada mahasiswa yang menjalankan magang di Dinas Perpustakaan dan Kearsipan (Dispusip) Kabupaten Banyuwangi pada Rabu (29/9).

Kunjungan ini bertujuan untuk monitoring dan evaluasi (monev) kegiatan magang dua mahasiswa Jurusan Sastra Indonesia FIB UNEJ di Dispusip Banyuwangi yang berjalan sejak awal September 2021. Pada kunjungan ini, Edy Hariyadi bertemu dan melakukan koordinasi dengan Pustakawan Muda Dispusip Banyuwangi Yusup Khoiri, S.STP. yang bertindak selaku pembimbing mahasiswa magang.

Dalam pertemuan ini, Yusup Khoiri selaku pembimbing mahasiswa magang di lapangan menyampaikan bahwa kegiatan magang mahasiswa lebih difokuskan pada kegiatan yang berkaitan dengan penalaran dan implementasi teori. Hal ini dimaksudkan agar mahasiswa yang menjalankan magang selama satu semester nantinya benar-benar memiliki pengalaman mengenai implementasi ilmu perpustakaan dan kearsipan serta dunia kerja di dalamnya.

Pertemuan antara DPL, pembimbing magang di lapangan, dan mahasiswa magang juga membicarakan dan mengevaluasi kegiatan yang sudah dan akan dilakukan mahasiswa magang. Mahasiswa magang menyampaikan bahwa dalam satu bulan ini kegiatan yang dilakukan bukan hanya terkait langsung dengan kerja pustakawan seperti tentang alur pengolahan buku, tetapi mahasiswa magang juga memiliki tugas untuk menulis berita dalam rangka belajar menjadi pewarta dan berperan aktif dalam kegiatan-kegiatan Dispusip Banyuwangi. Hal ini dimaksudkan agar mahasiswa magang mampu mengimplementasikan pembelajaran yang sudah didapatkan selama ini di bangku kuliah secara langsung di lapangan.

Pada akhir pertemuan, Edy Hariyadi menyinggung tentang konversi mata kuliah yang ditempuh mahasiswa magang. Hal ini kemudian menjadi perbincangan serius bersama untuk menetapkan tugas-tugas konversi mata kuliah disesuaikan dengan Tupoksi dan kegiatan di Dispusip Banyuwangi. (Kontributor: Sasi Nur Aini, mahasiswa Sastra Indonesia)

Berikut ini dua artikel berita lainnya yang ditulis mahasiswa magang dan dimuat di website Dispusip Banyuwangi. Llink: 

https://dispusip.banyuwangikab.go.id/dispusip-banyuwangi-gelar-webinar-naskah-kuno-memperingati-hai-2021/

https://dispusip.banyuwangikab.go.id/perpusda-ajak-anak-anak-ikut-rayakan-hari-aksara-internasional-dengan-mendongeng-online/

 

Dosen Pembimbing Lapangan (DPL) Merdeka Belajar Kampus Merdeka (MBKM) Program Studi Sastra Indonesia Edy Hariyadi S.S., M.Si. melakukan kunjungan kepada mahasiswa yang menjalankan magang di Dinas Perpustakaan dan Kearsipan (Dispusip) Kabupaten Banyuwangi pada Rabu (29/9).

Kunjungan ini bertujuan untuk monitoring dan evaluasi (monev) kegiatan magang dua mahasiswa Jurusan Sastra Indonesia FIB UNEJ di Dispusip Banyuwangi yang berjalan sejak awal September 2021. Pada kunjungan ini, Edy Hariyadi bertemu dan melakukan koordinasi dengan Pustakawan Muda Dispusip Banyuwangi Yusup Khoiri, S.STP. yang bertindak selaku pembimbing mahasiswa magang.

Dalam pertemuan ini, Yusup Khoiri selaku pembimbing mahasiswa magang di lapangan menyampaikan bahwa kegiatan magang mahasiswa lebih difokuskan pada kegiatan yang berkaitan dengan penalaran dan implementasi teori. Hal ini dimaksudkan agar mahasiswa yang menjalankan magang selama satu semester nantinya benar-benar memiliki pengalaman mengenai implementasi ilmu perpustakaan dan kearsipan serta dunia kerja di dalamnya.

Pertemuan antara DPL, pembimbing magang di lapangan, dan mahasiswa magang juga membicarakan dan mengevaluasi kegiatan yang sudah dan akan dilakukan mahasiswa magang. Mahasiswa magang menyampaikan bahwa dalam satu bulan ini kegiatan yang dilakukan bukan hanya terkait langsung dengan kerja pustakawan seperti tentang alur pengolahan buku, tetapi mahasiswa magang juga memiliki tugas untuk menulis berita dalam rangka belajar menjadi pewarta dan berperan aktif dalam kegiatan-kegiatan Dispusip Banyuwangi. Hal ini dimaksudkan agar mahasiswa magang mampu mengimplementasikan pembelajaran yang sudah didapatkan selama ini di bangku kuliah secara langsung di lapangan.

Pada akhir pertemuan, Edy Hariyadi menyinggung tentang konversi mata kuliah yang ditempuh mahasiswa magang. Hal ini kemudian menjadi perbincangan serius bersama untuk menetapkan tugas-tugas konversi mata kuliah disesuaikan dengan Tupoksi dan kegiatan di Dispusip Banyuwangi. (Kontributor: Sasi Nur Aini, mahasiswa Sastra Indonesia)

Dosen Pembimbing Lapangan (DPL) Merdeka Belajar Kampus Merdeka (MBKM) Program Studi Sastra Indonesia Edy Hariyadi S.S., M.Si. melakukan kunjungan kepada mahasiswa yang menjalankan magang di Dinas Perpustakaan dan Kearsipan (Dispusip) Kabupaten Banyuwangi pada Rabu (29/9).

Kunjungan ini bertujuan untuk monitoring dan evaluasi (monev) kegiatan magang dua mahasiswa Jurusan Sastra Indonesia FIB UNEJ di Dispusip Banyuwangi yang berjalan sejak awal September 2021. Pada kunjungan ini, Edy Hariyadi bertemu dan melakukan koordinasi dengan Pustakawan Muda Dispusip Banyuwangi Yusup Khoiri, S.STP. yang bertindak selaku pembimbing mahasiswa magang.

Dalam pertemuan ini, Yusup Khoiri selaku pembimbing mahasiswa magang di lapangan menyampaikan bahwa kegiatan magang mahasiswa lebih difokuskan pada kegiatan yang berkaitan dengan penalaran dan implementasi teori. Hal ini dimaksudkan agar mahasiswa yang menjalankan magang selama satu semester nantinya benar-benar memiliki pengalaman mengenai implementasi ilmu perpustakaan dan kearsipan serta dunia kerja di dalamnya.

Pertemuan antara DPL, pembimbing magang di lapangan, dan mahasiswa magang juga membicarakan dan mengevaluasi kegiatan yang sudah dan akan dilakukan mahasiswa magang. Mahasiswa magang menyampaikan bahwa dalam satu bulan ini kegiatan yang dilakukan bukan hanya terkait langsung dengan kerja pustakawan seperti tentang alur pengolahan buku, tetapi mahasiswa magang juga memiliki tugas untuk menulis berita dalam rangka belajar menjadi pewarta dan berperan aktif dalam kegiatan-kegiatan Dispusip Banyuwangi. Hal ini dimaksudkan agar mahasiswa magang mampu mengimplementasikan pembelajaran yang sudah didapatkan selama ini di bangku kuliah secara langsung di lapangan.

Pada akhir pertemuan, Edy Hariyadi menyinggung tentang konversi mata kuliah yang ditempuh mahasiswa magang. Hal ini kemudian menjadi perbincangan serius bersama untuk menetapkan tugas-tugas konversi mata kuliah disesuaikan dengan Tupoksi dan kegiatan di Dispusip Banyuwangi. (Kontributor: Sasi Nur Aini, mahasiswa Sastra Indonesia)

 

 

Dosen Pembimbing Lapangan (DPL) Merdeka Belajar Kampus Merdeka (MBKM) Program Studi Sastra Indonesia Edy Hariyadi S.S., M.Si. melakukan kunjungan kepada mahasiswa yang menjalankan magang di Dinas Perpustakaan dan Kearsipan (Dispusip) Kabupaten Banyuwangi pada Rabu (29/9).

Kunjungan ini bertujuan untuk monitoring dan evaluasi (monev) kegiatan magang dua mahasiswa Jurusan Sastra Indonesia FIB UNEJ di Dispusip Banyuwangi yang berjalan sejak awal September 2021. Pada kunjungan ini, Edy Hariyadi bertemu dan melakukan koordinasi dengan Pustakawan Muda Dispusip Banyuwangi Yusup Khoiri, S.STP. yang bertindak selaku pembimbing mahasiswa magang.

Dalam pertemuan ini, Yusup Khoiri selaku pembimbing mahasiswa magang di lapangan menyampaikan bahwa kegiatan magang mahasiswa lebih difokuskan pada kegiatan yang berkaitan dengan penalaran dan implementasi teori. Hal ini dimaksudkan agar mahasiswa yang menjalankan magang selama satu semester nantinya benar-benar memiliki pengalaman mengenai implementasi ilmu perpustakaan dan kearsipan serta dunia kerja di dalamnya.

Pertemuan antara DPL, pembimbing magang di lapangan, dan mahasiswa magang juga membicarakan dan mengevaluasi kegiatan yang sudah dan akan dilakukan mahasiswa magang. Mahasiswa magang menyampaikan bahwa dalam satu bulan ini kegiatan yang dilakukan bukan hanya terkait langsung dengan kerja pustakawan seperti tentang alur pengolahan buku, tetapi mahasiswa magang juga memiliki tugas untuk menulis berita dalam rangka belajar menjadi pewarta dan berperan aktif dalam kegiatan-kegiatan Dispusip Banyuwangi. Hal ini dimaksudkan agar mahasiswa magang mampu mengimplementasikan pembelajaran yang sudah didapatkan selama ini di bangku kuliah secara langsung di lapangan.

Pada akhir pertemuan, Edy Hariyadi menyinggung tentang konversi mata kuliah yang ditempuh mahasiswa magang. Hal ini kemudian menjadi perbincangan serius bersama untuk menetapkan tugas-tugas konversi mata kuliah disesuaikan dengan Tupoksi dan kegiatan di Dispusip Banyuwangi. (Kontributor: Sasi Nur Aini, mahasiswa Sastra Indonesia)

 

Dosen Pembimbing Lapangan (DPL) Merdeka Belajar Kampus Merdeka (MBKM) Program Studi Sastra Indonesia Edy Hariyadi S.S., M.Si. melakukan kunjungan kepada mahasiswa yang menjalankan magang di Dinas Perpustakaan dan Kearsipan (Dispusip) Kabupaten Banyuwangi pada Rabu (29/9).

Kunjungan ini bertujuan untuk monitoring dan evaluasi (monev) kegiatan magang dua mahasiswa Jurusan Sastra Indonesia FIB UNEJ di Dispusip Banyuwangi yang berjalan sejak awal September 2021. Pada kunjungan ini, Edy Hariyadi bertemu dan melakukan koordinasi dengan Pustakawan Muda Dispusip Banyuwangi Yusup Khoiri, S.STP. yang bertindak selaku pembimbing mahasiswa magang.

Dalam pertemuan ini, Yusup Khoiri selaku pembimbing mahasiswa magang di lapangan menyampaikan bahwa kegiatan magang mahasiswa lebih difokuskan pada kegiatan yang berkaitan dengan penalaran dan implementasi teori. Hal ini dimaksudkan agar mahasiswa yang menjalankan magang selama satu semester nantinya benar-benar memiliki pengalaman mengenai implementasi ilmu perpustakaan dan kearsipan serta dunia kerja di dalamnya.

Pertemuan antara DPL, pembimbing magang di lapangan, dan mahasiswa magang juga membicarakan dan mengevaluasi kegiatan yang sudah dan akan dilakukan mahasiswa magang. Mahasiswa magang menyampaikan bahwa dalam satu bulan ini kegiatan yang dilakukan bukan hanya terkait langsung dengan kerja pustakawan seperti tentang alur pengolahan buku, tetapi mahasiswa magang juga memiliki tugas untuk menulis berita dalam rangka belajar menjadi pewarta dan berperan aktif dalam kegiatan-kegiatan Dispusip Banyuwangi. Hal ini dimaksudkan agar mahasiswa magang mampu mengimplementasikan pembelajaran yang sudah didapatkan selama ini di bangku kuliah secara langsung di lapangan.

Pada akhir pertemuan, Edy Hariyadi menyinggung tentang konversi mata kuliah yang ditempuh mahasiswa magang. Hal ini kemudian menjadi perbincangan serius bersama untuk menetapkan tugas-tugas konversi mata kuliah disesuaikan dengan Tupoksi dan kegiatan di Dispusip Banyuwangi. (Kontributor: Sasi Nur Aini, mahasiswa Sastra Indonesia)

 

Dosen Pembimbing Lapangan (DPL) Merdeka Belajar Kampus Merdeka (MBKM) Program Studi Sastra Indonesia Edy Hariyadi S.S., M.Si. melakukan kunjungan kepada mahasiswa yang menjalankan magang di Dinas Perpustakaan dan Kearsipan (Dispusip) Kabupaten Banyuwangi pada Rabu (29/9).

Kunjungan ini bertujuan untuk monitoring dan evaluasi (monev) kegiatan magang dua mahasiswa Jurusan Sastra Indonesia FIB UNEJ di Dispusip Banyuwangi yang berjalan sejak awal September 2021. Pada kunjungan ini, Edy Hariyadi bertemu dan melakukan koordinasi dengan Pustakawan Muda Dispusip Banyuwangi Yusup Khoiri, S.STP. yang bertindak selaku pembimbing mahasiswa magang.

Dalam pertemuan ini, Yusup Khoiri selaku pembimbing mahasiswa magang di lapangan menyampaikan bahwa kegiatan magang mahasiswa lebih difokuskan pada kegiatan yang berkaitan dengan penalaran dan implementasi teori. Hal ini dimaksudkan agar mahasiswa yang menjalankan magang selama satu semester nantinya benar-benar memiliki pengalaman mengenai implementasi ilmu perpustakaan dan kearsipan serta dunia kerja di dalamnya.

Pertemuan antara DPL, pembimbing magang di lapangan, dan mahasiswa magang juga membicarakan dan mengevaluasi kegiatan yang sudah dan akan dilakukan mahasiswa magang. Mahasiswa magang menyampaikan bahwa dalam satu bulan ini kegiatan yang dilakukan bukan hanya terkait langsung dengan kerja pustakawan seperti tentang alur pengolahan buku, tetapi mahasiswa magang juga memiliki tugas untuk menulis berita dalam rangka belajar menjadi pewarta dan berperan aktif dalam kegiatan-kegiatan Dispusip Banyuwangi. Hal ini dimaksudkan agar mahasiswa magang mampu mengimplementasikan pembelajaran yang sudah didapatkan selama ini di bangku kuliah secara langsung di lapangan.

Pada akhir pertemuan, Edy Hariyadi menyinggung tentang konversi mata kuliah yang ditempuh mahasiswa magang. Hal ini kemudian menjadi perbincangan serius bersama untuk menetapkan tugas-tugas konversi mata kuliah disesuaikan dengan Tupoksi dan kegiatan di Dispusip Banyuwangi. (Kontributor: Sasi Nur Aini, mahasiswa Sastra Indonesia)

Dosen Pembimbing Lapangan (DPL) Merdeka Belajar Kampus Merdeka (MBKM) Program Studi Sastra Indonesia Edy Hariyadi S.S., M.Si. melakukan kunjungan kepada mahasiswa yang menjalankan magang di Dinas Perpustakaan dan Kearsipan (Dispusip) Kabupaten Banyuwangi pada Rabu (29/9).

Kunjungan ini bertujuan untuk monitoring dan evaluasi (monev) kegiatan magang dua mahasiswa Jurusan Sastra Indonesia FIB UNEJ di Dispusip Banyuwangi yang berjalan sejak awal September 2021. Pada kunjungan ini, Edy Hariyadi bertemu dan melakukan koordinasi dengan Pustakawan Muda Dispusip Banyuwangi Yusup Khoiri, S.STP. yang bertindak selaku pembimbing mahasiswa magang.

Dalam pertemuan ini, Yusup Khoiri selaku pembimbing mahasiswa magang di lapangan menyampaikan bahwa kegiatan magang mahasiswa lebih difokuskan pada kegiatan yang berkaitan dengan penalaran dan implementasi teori. Hal ini dimaksudkan agar mahasiswa yang menjalankan magang selama satu semester nantinya benar-benar memiliki pengalaman mengenai implementasi ilmu perpustakaan dan kearsipan serta dunia kerja di dalamnya.

Pertemuan antara DPL, pembimbing magang di lapangan, dan mahasiswa magang juga membicarakan dan mengevaluasi kegiatan yang sudah dan akan dilakukan mahasiswa magang. Mahasiswa magang menyampaikan bahwa dalam satu bulan ini kegiatan yang dilakukan bukan hanya terkait langsung dengan kerja pustakawan seperti tentang alur pengolahan buku, tetapi mahasiswa magang juga memiliki tugas untuk menulis berita dalam rangka belajar menjadi pewarta dan berperan aktif dalam kegiatan-kegiatan Dispusip Banyuwangi. Hal ini dimaksudkan agar mahasiswa magang mampu mengimplementasikan pembelajaran yang sudah didapatkan selama ini di bangku kuliah secara langsung di lapangan.

Pada akhir pertemuan, Edy Hariyadi menyinggung tentang konversi mata kuliah yang ditempuh mahasiswa magang. Hal ini kemudian menjadi perbincangan serius bersama untuk menetapkan tugas-tugas konversi mata kuliah disesuaikan dengan Tupoksi dan kegiatan di Dispusip Banyuwangi. (Kontributor: Sasi Nur Aini, mahasiswa Sastra Indonesia)

Dosen Pembimbing Lapangan (DPL) Merdeka Belajar Kampus Merdeka (MBKM) Program Studi Sastra Indonesia Edy Hariyadi S.S., M.Si. melakukan kunjungan kepada mahasiswa yang menjalankan magang di Dinas Perpustakaan dan Kearsipan (Dispusip) Kabupaten Banyuwangi pada Rabu (29/9).

Kunjungan ini bertujuan untuk monitoring dan evaluasi (monev) kegiatan magang dua mahasiswa Jurusan Sastra Indonesia FIB UNEJ di Dispusip Banyuwangi yang berjalan sejak awal September 2021. Pada kunjungan ini, Edy Hariyadi bertemu dan melakukan koordinasi dengan Pustakawan Muda Dispusip Banyuwangi Yusup Khoiri, S.STP. yang bertindak selaku pembimbing mahasiswa magang.

Dalam pertemuan ini, Yusup Khoiri selaku pembimbing mahasiswa magang di lapangan menyampaikan bahwa kegiatan magang mahasiswa lebih difokuskan pada kegiatan yang berkaitan dengan penalaran dan implementasi teori. Hal ini dimaksudkan agar mahasiswa yang menjalankan magang selama satu semester nantinya benar-benar memiliki pengalaman mengenai implementasi ilmu perpustakaan dan kearsipan serta dunia kerja di dalamnya.

Pertemuan antara DPL, pembimbing magang di lapangan, dan mahasiswa magang juga membicarakan dan mengevaluasi kegiatan yang sudah dan akan dilakukan mahasiswa magang. Mahasiswa magang menyampaikan bahwa dalam satu bulan ini kegiatan yang dilakukan bukan hanya terkait langsung dengan kerja pustakawan seperti tentang alur pengolahan buku, tetapi mahasiswa magang juga memiliki tugas untuk menulis berita dalam rangka belajar menjadi pewarta dan berperan aktif dalam kegiatan-kegiatan Dispusip Banyuwangi. Hal ini dimaksudkan agar mahasiswa magang mampu mengimplementasikan pembelajaran yang sudah didapatkan selama ini di bangku kuliah secara langsung di lapangan.

Pada akhir pertemuan, Edy Hariyadi menyinggung tentang konversi mata kuliah yang ditempuh mahasiswa magang. Hal ini kemudian menjadi perbincangan serius bersama untuk menetapkan tugas-tugas konversi mata kuliah disesuaikan dengan Tupoksi dan kegiatan di Dispusip Banyuwangi. (Kontributor: Sasi Nur Aini, mahasiswa Sastra Indonesia)

Dosen Pembimbing Lapangan (DPL) Merdeka Belajar Kampus Merdeka (MBKM) Program Studi Sastra Indonesia Edy Hariyadi S.S., M.Si. melakukan kunjungan kepada mahasiswa yang menjalankan magang di Dinas Perpustakaan dan Kearsipan (Dispusip) Kabupaten Banyuwangi pada Rabu (29/9).

Kunjungan ini bertujuan untuk monitoring dan evaluasi (monev) kegiatan magang dua mahasiswa Jurusan Sastra Indonesia FIB UNEJ di Dispusip Banyuwangi yang berjalan sejak awal September 2021. Pada kunjungan ini, Edy Hariyadi bertemu dan melakukan koordinasi dengan Pustakawan Muda Dispusip Banyuwangi Yusup Khoiri, S.STP. yang bertindak selaku pembimbing mahasiswa magang.

Dalam pertemuan ini, Yusup Khoiri selaku pembimbing mahasiswa magang di lapangan menyampaikan bahwa kegiatan magang mahasiswa lebih difokuskan pada kegiatan yang berkaitan dengan penalaran dan implementasi teori. Hal ini dimaksudkan agar mahasiswa yang menjalankan magang selama satu semester nantinya benar-benar memiliki pengalaman mengenai implementasi ilmu perpustakaan dan kearsipan serta dunia kerja di dalamnya.

Pertemuan antara DPL, pembimbing magang di lapangan, dan mahasiswa magang juga membicarakan dan mengevaluasi kegiatan yang sudah dan akan dilakukan mahasiswa magang. Mahasiswa magang menyampaikan bahwa dalam satu bulan ini kegiatan yang dilakukan bukan hanya terkait langsung dengan kerja pustakawan seperti tentang alur pengolahan buku, tetapi mahasiswa magang juga memiliki tugas untuk menulis berita dalam rangka belajar menjadi pewarta dan berperan aktif dalam kegiatan-kegiatan Dispusip Banyuwangi. Hal ini dimaksudkan agar mahasiswa magang mampu mengimplementasikan pembelajaran yang sudah didapatkan selama ini di bangku kuliah secara langsung di lapangan.

Pada akhir pertemuan, Edy Hariyadi menyinggung tentang konversi mata kuliah yang ditempuh mahasiswa magang. Hal ini kemudian menjadi perbincangan serius bersama untuk menetapkan tugas-tugas konversi mata kuliah disesuaikan dengan Tupoksi dan kegiatan di Dispusip Banyuwangi. (Kontributor: Sasi Nur Aini, mahasiswa Sastra Indonesia)

Berikut ini dua artikel berita lainnya yang ditulis mahasiswa magang dan dimuat di website Dispusip Banyuwangi. Llink: 

https://dispusip.banyuwangikab.go.id/dispusip-banyuwangi-gelar-webinar-naskah-kuno-memperingati-hai-2021/

https://dispusip.banyuwangikab.go.id/perpusda-ajak-anak-anak-ikut-rayakan-hari-aksara-internasional-dengan-mendongeng-online/

 

Dosen Pembimbing Lapangan (DPL) Merdeka Belajar Kampus Merdeka (MBKM) Program Studi Sastra Indonesia Edy Hariyadi S.S., M.Si. melakukan kunjungan kepada mahasiswa yang menjalankan magang di Dinas Perpustakaan dan Kearsipan (Dispusip) Kabupaten Banyuwangi pada Rabu (29/9).

Kunjungan ini bertujuan untuk monitoring dan evaluasi (monev) kegiatan magang dua mahasiswa Jurusan Sastra Indonesia FIB UNEJ di Dispusip Banyuwangi yang berjalan sejak awal September 2021. Pada kunjungan ini, Edy Hariyadi bertemu dan melakukan koordinasi dengan Pustakawan Muda Dispusip Banyuwangi Yusup Khoiri, S.STP. yang bertindak selaku pembimbing mahasiswa magang.

Dalam pertemuan ini, Yusup Khoiri selaku pembimbing mahasiswa magang di lapangan menyampaikan bahwa kegiatan magang mahasiswa lebih difokuskan pada kegiatan yang berkaitan dengan penalaran dan implementasi teori. Hal ini dimaksudkan agar mahasiswa yang menjalankan magang selama satu semester nantinya benar-benar memiliki pengalaman mengenai implementasi ilmu perpustakaan dan kearsipan serta dunia kerja di dalamnya.

Pertemuan antara DPL, pembimbing magang di lapangan, dan mahasiswa magang juga membicarakan dan mengevaluasi kegiatan yang sudah dan akan dilakukan mahasiswa magang. Mahasiswa magang menyampaikan bahwa dalam satu bulan ini kegiatan yang dilakukan bukan hanya terkait langsung dengan kerja pustakawan seperti tentang alur pengolahan buku, tetapi mahasiswa magang juga memiliki tugas untuk menulis berita dalam rangka belajar menjadi pewarta dan berperan aktif dalam kegiatan-kegiatan Dispusip Banyuwangi. Hal ini dimaksudkan agar mahasiswa magang mampu mengimplementasikan pembelajaran yang sudah didapatkan selama ini di bangku kuliah secara langsung di lapangan.

Pada akhir pertemuan, Edy Hariyadi menyinggung tentang konversi mata kuliah yang ditempuh mahasiswa magang. Hal ini kemudian menjadi perbincangan serius bersama untuk menetapkan tugas-tugas konversi mata kuliah disesuaikan dengan Tupoksi dan kegiatan di Dispusip Banyuwangi. (Kontributor: Sasi Nur Aini, mahasiswa Sastra Indonesia)

Dosen Pembimbing Lapangan (DPL) Merdeka Belajar Kampus Merdeka (MBKM) Program Studi Sastra Indonesia Edy Hariyadi S.S., M.Si. melakukan kunjungan kepada mahasiswa yang menjalankan magang di Dinas Perpustakaan dan Kearsipan (Dispusip) Kabupaten Banyuwangi pada Rabu (29/9).

Kunjungan ini bertujuan untuk monitoring dan evaluasi (monev) kegiatan magang dua mahasiswa Jurusan Sastra Indonesia FIB UNEJ di Dispusip Banyuwangi yang berjalan sejak awal September 2021. Pada kunjungan ini, Edy Hariyadi bertemu dan melakukan koordinasi dengan Pustakawan Muda Dispusip Banyuwangi Yusup Khoiri, S.STP. yang bertindak selaku pembimbing mahasiswa magang.

Dalam pertemuan ini, Yusup Khoiri selaku pembimbing mahasiswa magang di lapangan menyampaikan bahwa kegiatan magang mahasiswa lebih difokuskan pada kegiatan yang berkaitan dengan penalaran dan implementasi teori. Hal ini dimaksudkan agar mahasiswa yang menjalankan magang selama satu semester nantinya benar-benar memiliki pengalaman mengenai implementasi ilmu perpustakaan dan kearsipan serta dunia kerja di dalamnya.

Pertemuan antara DPL, pembimbing magang di lapangan, dan mahasiswa magang juga membicarakan dan mengevaluasi kegiatan yang sudah dan akan dilakukan mahasiswa magang. Mahasiswa magang menyampaikan bahwa dalam satu bulan ini kegiatan yang dilakukan bukan hanya terkait langsung dengan kerja pustakawan seperti tentang alur pengolahan buku, tetapi mahasiswa magang juga memiliki tugas untuk menulis berita dalam rangka belajar menjadi pewarta dan berperan aktif dalam kegiatan-kegiatan Dispusip Banyuwangi. Hal ini dimaksudkan agar mahasiswa magang mampu mengimplementasikan pembelajaran yang sudah didapatkan selama ini di bangku kuliah secara langsung di lapangan.

Pada akhir pertemuan, Edy Hariyadi menyinggung tentang konversi mata kuliah yang ditempuh mahasiswa magang. Hal ini kemudian menjadi perbincangan serius bersama untuk menetapkan tugas-tugas konversi mata kuliah disesuaikan dengan Tupoksi dan kegiatan di Dispusip Banyuwangi. (Kontributor: Sasi Nur Aini, mahasiswa Sastra Indonesia)

Dosen Pembimbing Lapangan (DPL) Merdeka Belajar Kampus Merdeka (MBKM) Program Studi Sastra Indonesia Edy Hariyadi S.S., M.Si. melakukan kunjungan kepada mahasiswa yang menjalankan magang di Dinas Perpustakaan dan Kearsipan (Dispusip) Kabupaten Banyuwangi pada Rabu (29/9).

Kunjungan ini bertujuan untuk monitoring dan evaluasi (monev) kegiatan magang dua mahasiswa Jurusan Sastra Indonesia FIB UNEJ di Dispusip Banyuwangi yang berjalan sejak awal September 2021. Pada kunjungan ini, Edy Hariyadi bertemu dan melakukan koordinasi dengan Pustakawan Muda Dispusip Banyuwangi Yusup Khoiri, S.STP. yang bertindak selaku pembimbing mahasiswa magang.

Dalam pertemuan ini, Yusup Khoiri selaku pembimbing mahasiswa magang di lapangan menyampaikan bahwa kegiatan magang mahasiswa lebih difokuskan pada kegiatan yang berkaitan dengan penalaran dan implementasi teori. Hal ini dimaksudkan agar mahasiswa yang menjalankan magang selama satu semester nantinya benar-benar memiliki pengalaman mengenai implementasi ilmu perpustakaan dan kearsipan serta dunia kerja di dalamnya.

Pertemuan antara DPL, pembimbing magang di lapangan, dan mahasiswa magang juga membicarakan dan mengevaluasi kegiatan yang sudah dan akan dilakukan mahasiswa magang. Mahasiswa magang menyampaikan bahwa dalam satu bulan ini kegiatan yang dilakukan bukan hanya terkait langsung dengan kerja pustakawan seperti tentang alur pengolahan buku, tetapi mahasiswa magang juga memiliki tugas untuk menulis berita dalam rangka belajar menjadi pewarta dan berperan aktif dalam kegiatan-kegiatan Dispusip Banyuwangi. Hal ini dimaksudkan agar mahasiswa magang mampu mengimplementasikan pembelajaran yang sudah didapatkan selama ini di bangku kuliah secara langsung di lapangan.

Pada akhir pertemuan, Edy Hariyadi menyinggung tentang konversi mata kuliah yang ditempuh mahasiswa magang. Hal ini kemudian menjadi perbincangan serius bersama untuk menetapkan tugas-tugas konversi mata kuliah disesuaikan dengan Tupoksi dan kegiatan di Dispusip Banyuwangi. (Kontributor: Sasi Nur Aini, mahasiswa Sastra Indonesia)

Dosen Pembimbing Lapangan (DPL) Merdeka Belajar Kampus Merdeka (MBKM) Program Studi Sastra Indonesia Edy Hariyadi S.S., M.Si. melakukan kunjungan kepada mahasiswa yang menjalankan magang di Dinas Perpustakaan dan Kearsipan (Dispusip) Kabupaten Banyuwangi pada Rabu (29/9).

Kunjungan ini bertujuan untuk monitoring dan evaluasi (monev) kegiatan magang dua mahasiswa Jurusan Sastra Indonesia FIB UNEJ di Dispusip Banyuwangi yang berjalan sejak awal September 2021. Pada kunjungan ini, Edy Hariyadi bertemu dan melakukan koordinasi dengan Pustakawan Muda Dispusip Banyuwangi Yusup Khoiri, S.STP. yang bertindak selaku pembimbing mahasiswa magang.

Dalam pertemuan ini, Yusup Khoiri selaku pembimbing mahasiswa magang di lapangan menyampaikan bahwa kegiatan magang mahasiswa lebih difokuskan pada kegiatan yang berkaitan dengan penalaran dan implementasi teori. Hal ini dimaksudkan agar mahasiswa yang menjalankan magang selama satu semester nantinya benar-benar memiliki pengalaman mengenai implementasi ilmu perpustakaan dan kearsipan serta dunia kerja di dalamnya.

Pertemuan antara DPL, pembimbing magang di lapangan, dan mahasiswa magang juga membicarakan dan mengevaluasi kegiatan yang sudah dan akan dilakukan mahasiswa magang. Mahasiswa magang menyampaikan bahwa dalam satu bulan ini kegiatan yang dilakukan bukan hanya terkait langsung dengan kerja pustakawan seperti tentang alur pengolahan buku, tetapi mahasiswa magang juga memiliki tugas untuk menulis berita dalam rangka belajar menjadi pewarta dan berperan aktif dalam kegiatan-kegiatan Dispusip Banyuwangi. Hal ini dimaksudkan agar mahasiswa magang mampu mengimplementasikan pembelajaran yang sudah didapatkan selama ini di bangku kuliah secara langsung di lapangan.

Pada akhir pertemuan, Edy Hariyadi menyinggung tentang konversi mata kuliah yang ditempuh mahasiswa magang. Hal ini kemudian menjadi perbincangan serius bersama untuk menetapkan tugas-tugas konversi mata kuliah disesuaikan dengan Tupoksi dan kegiatan di Dispusip Banyuwangi. (Kontributor: Sasi Nur Aini, mahasiswa Sastra Indonesia)

Dosen Pembimbing Lapangan (DPL) Merdeka Belajar Kampus Merdeka (MBKM) Program Studi Sastra Indonesia Edy Hariyadi S.S., M.Si. melakukan kunjungan kepada mahasiswa yang menjalankan magang di Dinas Perpustakaan dan Kearsipan (Dispusip) Kabupaten Banyuwangi pada Rabu (29/9).

Kunjungan ini bertujuan untuk monitoring dan evaluasi (monev) kegiatan magang dua mahasiswa Jurusan Sastra Indonesia FIB UNEJ di Dispusip Banyuwangi yang berjalan sejak awal September 2021. Pada kunjungan ini, Edy Hariyadi bertemu dan melakukan koordinasi dengan Pustakawan Muda Dispusip Banyuwangi Yusup Khoiri, S.STP. yang bertindak selaku pembimbing mahasiswa magang.

Dalam pertemuan ini, Yusup Khoiri selaku pembimbing mahasiswa magang di lapangan menyampaikan bahwa kegiatan magang mahasiswa lebih difokuskan pada kegiatan yang berkaitan dengan penalaran dan implementasi teori. Hal ini dimaksudkan agar mahasiswa yang menjalankan magang selama satu semester nantinya benar-benar memiliki pengalaman mengenai implementasi ilmu perpustakaan dan kearsipan serta dunia kerja di dalamnya.

Pertemuan antara DPL, pembimbing magang di lapangan, dan mahasiswa magang juga membicarakan dan mengevaluasi kegiatan yang sudah dan akan dilakukan mahasiswa magang. Mahasiswa magang menyampaikan bahwa dalam satu bulan ini kegiatan yang dilakukan bukan hanya terkait langsung dengan kerja pustakawan seperti tentang alur pengolahan buku, tetapi mahasiswa magang juga memiliki tugas untuk menulis berita dalam rangka belajar menjadi pewarta dan berperan aktif dalam kegiatan-kegiatan Dispusip Banyuwangi. Hal ini dimaksudkan agar mahasiswa magang mampu mengimplementasikan pembelajaran yang sudah didapatkan selama ini di bangku kuliah secara langsung di lapangan.

Pada akhir pertemuan, Edy Hariyadi menyinggung tentang konversi mata kuliah yang ditempuh mahasiswa magang. Hal ini kemudian menjadi perbincangan serius bersama untuk menetapkan tugas-tugas konversi mata kuliah disesuaikan dengan Tupoksi dan kegiatan di Dispusip Banyuwangi. (Kontributor: Sasi Nur Aini, mahasiswa Sastra Indonesia)
[:]

[:en]DPL MBKM Prodi Sastra Indonesia Visitasi Mahasiswa Magang di Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Banyuwangi[:]

[:en](30/09/2021) Dosen Pembimbing Lapangan (DPL) Merdeka Belajar Kampus Merdeka (MBKM) Program Studi Sastra Indonesia Edy Hariyadi S.S., M.Si. melakukan kunjungan kepada mahasiswa yang melaksanakan magang di Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Banyuwangi (Disbudpar)

.

Dalam kunjungan tersebut, Edy Hariyadi berkoordinasi dengan Kasubbag Umum dan Kepegawaian Disbudpar Banyuwangi Ibu Suryani Agus Wahyuti, S.H. sebagai penanggung jawab mahasiswa magang di kantornya. Dalam kesempatan tersebut Ibu Suryani menjelaskan sistem pembagian kerja dan kinerja untuk enam orang mahasiswa magang dari Prodi Sastra Indonesia FIB UNEJ yang  telah dilaksanakan kurang lebih satu bulan di kantornya.

Kegiatan magang yang dilakukan mahasiswa terbagi menjadi beberapa bagian yang disesuaikan dengan kebutuhan divisi di Disbudpar dan konversi mata kuliah yang berjumlah 20 SKS. Tiap bidangnya mahasiswa didampingi dan diawasi oleh staf yang telah berpengalaman, sehingga pelaksanaan program magang MBKM menjadi tempat mahasiswa untuk mencari pengalaman kerja dan mendapatkan ilmu baru.

Pertemuan tersebut juga dihadiri Sekretaris Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Banyuwangi Ir. Choliqul Ridha. Dalam pertemuan tersebut Bapak Choliqul Ridha memberikan banyak wejangan terhadap mahasiswa magang terkait dunia kerja, administrasi dan manajemen. “Di tempat magang kalian sekarang ini lupakan teori dari buku-buku, kalian cari ilmu sebanyak-banyaknya dengan melihat dan praktek langsung. Kegiatan yang tidak kalian dapatkan di bangku perkuliahan akan kalian dapatkan di sini. Oleh karena itu manfaatkan sebaik mungkin” ujar Bapak Choliqul Ridha.

Bapak Choliqul Ridha menekankan pula pada mahasiswa sebagai calon pemimpin bangsa untuk memegang prinsip dan filososi seorang pemimpin. Bahwa seorang pemimpin itu harus punya AKIK, sebuah akronim dari Administrasi, Komunikasi, Informasi, dan Koordinasi. Artinya, seorang pemimpin harus well-informed, komunikator yang baik terhadap publik dan anak buahnya, memahami administrasi, dapat mengkoordinasi sehingga bisa mengatur dan me-manage dengan baik roda organisasi, perusahaan atau kantor yang dipimpinnnya.

Di akhir kunjungannya, Edy Hariyadi selaku DPL mengingatkan kembali bahwa kegiatan Magang MBKM ini selain untuk mendapatkan banyak pengalaman dan belajar di tempat kerja, mahasiswa magang juga dituntut tugas-tugas terkait konversi mata kuliah yang diambil mahasiswa disesuaikan dengan Tupoksi yang ada di mitra magang. Untuk itu peran aktif dan kreatif mahasiswa magang dalam kerja dan kegiatan-kegiatan Disparbud perlu terus ditingkatkan bersama.
(Kontributor: Qorina Rahmawati, mahasiswa Sastra Indonesia)

 [:]


SWEET BONANZA SWEET BONANZA SWEET BONANZA SWEET BONANZA SWEET BONANZA SWEET BONANZA SWEET BONANZA SWEET BONANZA SWEET BONANZA SWEET BONANZA ateng-jackpot-besar-viral remaja-jogja-dapat-scatter-hitam-dengan-mudah RTP LIVE 169CUAN SCATTER HITAM 169CUAN 169CUAN 169CUAN Mahjong Ways 169CUAN mahjong wins 3 BONANZA X1000 RTP LIVE BONANZA X1000 BONANZA X1000 BONANZA X1000 SCATTER HITAM Mantan-Parkir-Depok-Viral-Menang-Ratusan-Juta-Dengan-Cepat Reza-Si-Modal-Tipis-Mental-Kuat Remaja-Siantar-Menjadi-Kaya-Berkat-169CUAN Detik news update 169Cuan luncurkan iftur scatter Mahjong Ways 169Cuan Mahjong Wins 3 Reza berhasil capai saldo maxwin di mahjong wins 3 169Cuan Selalu Berikan Permainan Gampang Capai Maxwin Setiap Hari Komunitas Scatter Hitam Serentak Ramaikan 169CUAN Karena Yang Terbaik Gagal Panen Seorang Petani Berhasil Raup Kemenangan Scatter Hitam 169Cuan Mahasiswa Bogor Berhenti Kuliah Hanya Untuk Menjadi Pro Bermain Mahjong Wins Dosen UI berhasil menangkan undian hadiah sepeda motor usai menang turnament mahjonh Tukang Bakso Pakai Trik Terbaru Ubah Modal Kecil Jadi Maxwin Setiap Hari Dari Seorang Mantan Satpam Sekarang Jadi Pengusaha Berkat Mahjong Montir Bengkel Dapat Jackpot 200Juta Setelah Menangkan Semua Pemain Mahjong Wins 3 Rizky Di Tinggal Nikah Oleh Pasangan Nya Duit Modal Nikah All In Mahjong Wins 3 pak udin nekat allin mahjong dosen berhasil raup scatter senilai 135jt di 169cuan Seorang Dosen Sukses Angkut Scatter Seharga 135jt Di 169Cuan Mahasiswa Palembang Jadi Pusat Perhatian Publik Atas Menemukan Scatter Hitam Full Layar 169Cuan Trik Jitu Jackpot Scatter di Mahjong Ways Sampai Saldo Maxwin Dengan Peluang Menang 89% Rizky Remaja Medan Nekat Mainkan Uang Modal Nikahnya Di Sweet Bonanza 169Cuan Guru Honorer Banten Mendapatkan Scatter Melimpah Berturut Tanpa Henti Sampai Total Penarikan 314juta pola jitu ateng berhasil jackpot sampai 237juta MAHJONG WAYS MAHJONG WAYS MAHJONG WAYS MAHJONG WAYS MAHJONG WAYS SCATTER HITAM pro mahjong dki jakarta bawa maxwin seorang player bahagia jackpot mahjong ways di 169cuan poin rating menang mahjong wins 3 meningkat tajam tips menang mahjong wins 3 pemain bantar gebang maxwin penjahit baju keliling menang 29 juta dari mahjong ways 169cuan pembuktian skill gamer menjebol scatter hitam dengan pola 169cuan wisata kuliner dengan sentuhan teknologi scatter hitam 169cuan mantan admin bongkar trik scatter hitam mahjong ways keajaiban scatter hitam mahjong di 169cuan fenomena scatter hitam mahjong ways 169cuan pertahanan mahjong wins 3 169cuan kuasai saham indonesia pakar game online uji coba mahjong 169cuan anak muda gorontalo temukan penghilang stress lewat mahjong wins 3 warga citra raya diterpa angin cuan mahjong ways scatter hitam pemain mahjong wins 3 jakut pecahkan scatter hitam syahril menang rp 58 juta di mahjong ways jakarta dikejutkan kemenangan dari scatter hitam penelitian ungkap scatter hitam punya efek 500x lebih dahsyat berkat mahjong ways 2 di 169cuan heboh rekor game mahjong ways jackpot fantastis di 169cuan scatter hitam mahjong wins 3 heboh di jawa tengah strategi scatter hitam terbaru kolaborasi hadirkan mesin mahjong inovatif teori konspirasi dunia soroti misteri scatter hitam mencuat di bali pemain asal depok borong mahjong wins 3 kesuksesan datang kapan saja saat jackpot mahjong ways 2 momen strategi baca mahjong ways 2 pola mahjong ways 2 bisa rungkad jika salah perhitungan bocorin pola mahjong wins 3 dijamin banjir scatter barista cantik jakarta selatan jadi sorotan komunitas slot fitur scatter modern slot mahjong dihadirkan 169cuan trik menang pragmatic play gates of olympus 1000 teknologi era sekarang memberikan kemudahan menang di fortune gods pola sweet bonanza kemenangan hasil akhir warga krukut menang ratusan juta di gates of olympus 1000 kurir jnt menang 98 juta dari mahjong ways di 169cuan ratusan juta penyanyi pub menang dari sweet bonanza jackpot 509 juta di sugar rush 1000 influencer jackpot 619 juta mahjong wins 3 mahjong ways 2 seru malam ini di 169cuan seorang gamer raih 119 juta di mahjong wins 3 dengan rumus alam pak darmadi bengkel motor menang mahjong wins 3 siska natalia spg hyundai menang mahjong ways 2 tukang ojek main mahjong wins 3 jackpot 55juta tukang las ketok magic mobil jackpot di mahjong ways 2 kang asep sopir kontainer menang mahjong wins 3 heboh tukang parkir menang mahjong wins 3 fakta sejarah indonesia terbongkar lewat mahjong ways penjaga warnet menang rp303 juta dari scatter hitam kuli bangunan raup rp113 juta perhari di 169cuan kisah nyata tukang sapu menang rp143 juta di mahjong ways 2 mahjong ways picu scatter ganda usai demo driver ojol cuan di mahjong ways rp72 juta modal rp15 ribu jadi rp114 juta dengan pola gacor malam jumatan naga hitam mahjong wins melesat cuan cita cita wahyuddin usai menang mahjong wins 3 seorang penjaga warnet jadi pemilik usai menang di pgsoft modal dikit jadi bukit perkalian mahjong wins bikin cuan party scatter hitam mahjong wins bikin cuan modal tipis mental kuat mahjong wins 3 profit gila gilaan mahjong wins bukan sekedar mimpi viral tukang cuci motor menang rp972 juta kisah satpam berubah nasib lewat mahjong ways dapet cuan di mahjong ways banjir cuan kemenangan modal receh jadi kemenangan besar pgsoft jalur menuju jackpot pgsoft bersama 169cuan scatter hitam mahjong wins 3 terungkap sering muncul di 169cuan optimalkan bermain pg soft mahjong ways pola fantasi 169cuan level menengah mahjong ways pola fantasi pola gacor mahjong ways bareng wawan seo anto badung menang rp49 juta pgsoft mahjong wins 3 kisah gokil eko strategi pg soft mahjong ways kisah nyata seorang satpam menang di pgsoft kisah nyata pekerja bengkel raup ratusan juta di pgsoft terbongkar pola tersembunyi mahjong ways viral usai spin mahjong ways akuisisi mahjong wins 3 dukung pemain jakarta farhan penjaja minuman keliling raih jackpot di mahjong ways abdul penjaga parkir menang mahjong ways rima pemilik kost menang rp82 juta mahjong ways pemerintah dukung pemain mahjong wins 3 di jawa tengah Apartemen Masih Jadi Pilihan Populer 2025 rahasia pola mahjong wins 3 ala bang cellos bantu maxwin tanpa modal pemain sumarecon panen cuan scatter black mahjong ways 2 jadi kunci rezeki tips guru bahasa inggris menang mahjong ways pakai dua auto rehat detik mahjong ways 2 beri farhan cuan rp89,5 juta di jam hoki bikin kejutan lewat mahjong ways 2 modal kecil menang besar pemain mahjong wins 3 asal surabaya raup rp48,2 juta dari 169cuan! mengejar kemenangan habanero jump sangat gampang skema permainan mahjong ways bongkar pecah jackpot wild bandito kejutan menang tersembunyi dalam putaran petani probolinggo viral menang rp369 juta di 5 lions megaways 2 wahyuddin asal kuningan dapat uang kaget rp328 juta dari buffalo king megaways ahmad asal madiun menang rp819 juta dari sweet bonanza 1000 strategi yang cocok untuk menang mudah saat main di gates of olympus 1000 situs terpercaya memberikan kemenangan besar di mahjong wins 3 perjuangan mendapatkan jajan harian dengan putaran fruit party sisi lain mahjong ways yang membawa banyak kejutan scatter gates of olympus membuka kemenangan pecah black scatter mahjong wins 3 ternyata gampang acong berhasil bawa pulang ratusan juta kuncinya konsisten roda gila the dog house bawa hoki agencuan situs resmi demo slot online platform pragmatic play dan pg soft 169cuan situs terbaik slot demo mahjong wins 3 scatter hitam mudah menang qqcuan situs resmi penyelenggara demo game online gampang menang rezeki depan mata menang bersama fruit party berita viral mahjong wins 3 pecah ratusan juta keberuntungan pecah di depan mata scatter hitam x1000 kisah inspirasi pemuda surabaya jadi miliarder di usia muda kejutan scatter di hot hot summer jangan takut gagal ini cara menang rasain sensasi manis yang bikin nagih pertarungan sengit mahjong scatter hitam dan scatter merah viral tukang cilok keliling menang rp169 juta dari mahjong 3 guru sdn desa sukamaju viral menang rp891 juta kisah inspiratif pria perantauan menang rp598 juta hadir membawa sensasi baru peluang lebih menjanjikan menang starlight princess x1000 perbanyak strategi proses menang sweet bonanza x1000 gampang heboh seorang ibu menang rp678 juta dari starlight princess geger seorang kakek jackpot rp30 juta di mahjong ways 2 bersama 169cuan sensasi maxwin hebat pak umar saat main gates of gatot kaca cerita pemuda pekalongan rp50 ribu sweet bonanza kantongi rp289 juta seorang gamer menang telak rp80 juta coba rumus mahjong ways 169cuan ojol ini pakai pola starlight princess dan bisa lunasi cicilan motor ketika seorang tuna wicara menang rp28 juta dari sugar rush 1000 cara cerdas seorang mahasiswa menggunakan logika mengantongi rp118 juta gates of olympus 1000 gaspol sekarang juga aztec gems megaways jackpot rp 38169000 ada cerita bisa cuan di balik wisdom of athena 1000 dengan trik sederhana pola menang aztec gems megaways tidak rumit dalam putaran tidak perlu trik untuk bisa menang chests of cai shen gagal di awal jangan membuat kita mundur hasil akhir menang tidak harus menjadi prioritas kenali sistemnya kemenangan mahjong ways keseruan bermain sugar rush hingga pecah jackpot tantangan dalam perjalanan memang penuh emosional jangan takut gagal ini cara menang kejutan scatter di hot hot summer pertarungan sengit mahjong scatter hitam dan scatter merah rasain sensasi manis yang bikin nagih viral! cerita seorang pria kantongi rp 2893117000 mendadak jadi sultan impian ingin kaya jadi kenyataan youtuber lampung konsisten main di 169cuan pengalaman user menang puluhan juta dari starlight princess 1000 di 169cuan netizen geger soal kemenangan di aztec gems megaways karena gunakan trik simpel mahasiswa ini pakai pola wisdom of athena 1000 berhasil beli mobil sendiri gila pola baru joker's jewels saldo naik 50x gaspol sekarang juga sugar rush di 169cuan lagi bagi rezeki rp 784169000 warga amerika ramai ingin pindah negara gaya fisika aneh bikin rtp live gates of olympus 169cuan gacor buat asisten rumah tangga tren scatter hitam di bursa jakarta trik jackpot mahjong wins 3 diserbu warga semarang pemain surabaya terapkan trik sukses mahjonw wins 3 trik juara keberhasilan rangga di gates of olympus game online terbaik di tahun 2025 gates of olympus 1000 dapatkan kejutan dari mahjong ways 2 kemenangan 2M kemajuan teknologi memberikan kemudahan untuk menang menang pragmatic play gates of olympus tidak susah peluang pecah game online starlight princess pengalaman mencoba permainan mahjong tanpa bimbingan tetap bijaksana dalam pengambilan keputusan fokus hasil akhir tingkatkan peluang menang totem warrior anto driver ojol menang mahjong ways rp288 juta aziz tukang fotocopy bogor jackpot mahjong ways rp210 juta bonus turbo mahjong cuan rp100 juta semalam driver ojol cuan rp72 juta dari mahjong ways main sweet bonanza seru hanya hari ini ojek pangkalan menang rp79 juta mahjong ways penjual es maxwin di mahjong ways rp82 juta pola scatter berjejer di mahjong ways scatter ganda mahjong ways muncul beruntun sutrisna ojol mataram tembus scatter mahjong ways trik juara keberhasilan rangga di gates of olympus tukang ojol dapat rejeki bermain mahjong ways wahana bermain mahjong wins 3 sctter hitam meledak 8M sweet bonanza dunia warna hadiah menakjubkan sweet bonanza game buah permen menguntungkan sweet bonanza keseruan maksimal dunia permen sweet bonanza kombinasi warna bonus spektakuler sweet bonanza nikmati putaran seru bonus lezat sweet bonanza permen manis hadirkan kejutan seru sweet bonanza petualangan manis penuh hadiah sweet bonanza putaran manis peluang fantastis sweet bonanza hadirkan hiburan manis tak terlupakan karyawan menara duta kuningan jackpot miliaran dari mahjong wins 3 sejuta scatter gates of olympus melestarikan penghijauan hutan lampung barat pesawat scatter tiba di manado bikin distribusi cepat langkah sederhana tarik scatter hitam mahjong ways 2 semarang lagi manis kena x1000 sweet bonanza 169cuan link jp mahjong ways 169cuan rtp 98 pola anti tekor gatot kaca 1000 169cuan tips prediksi bola 169cuan cita cita wahyuddin usai menang mahjong wins 3 seorang penjaga warnet jadi pemilik usai menang di pgsoft cilok menang 60jt olympus 169cuan bermain mudah mahjong wins1 rahasia pola gacor gates of olympus 169cuan rahasia jackpot mahjong wins 3 169cuan menaklukkan gates of gatot kaca 1000 169cuan pola peti emas bonanza gold penjaga warung gacor starlight princess trik pola mahjong ways tanpa vip tukang cuci motor bonanza gold subuh mahasiswa kos gates olympus akhir bulan sugar rush saldo meledak ob lembur bonanza gold scatter pelajar smk mahjong wins combo naga pemuda nganggur fruit party cuan kuli bangunan starlight princess cuan sopir truk zeus ngamuk olympus mahjong ways 2 strategi menang tukang sate scatter bonanza gold game spaceman gacor 2025 strategi menang modal kecil jadi jutaan spaceman gacor 2025 terbang bersama cuan jatuh jadi sultan sugar rush gacor 2025 dari permen ke puluhan juta mahjong ways 1 gacor 2025 ubin emas bawa maxwin montir bonanza gold sore wild west gold gacor 2025 rodeo cuan modal receh buffalo king megaways gacor bikin dompet gendut rise of samurai megaways gacor bonanza gold pragmatic gacor spin receh dapat maxwin zeus vs hades slot gacor 169cuan pilih mode olympus atau hades buat maxwin sweet bonanza pragmatic spin manis bikin saldo mekar 2025 teriak maxwin dikejar emak slot zeus viral di 169cuan teror misterius dibalik maxwin slot 169cuan petani gates olympus sore anak kos scatter bonanza gold mahjongways2 sepi pecahselayar ojol starlight perkalian helm ajaib emak nur bawa maxwin di warung 169cuan bakso bonanza peti laundry starlight scatter kode gelap olympus pola gonta ganti olympus flow delay olympus x100 wisdom of athena gacor 169cuan glitch visual starlight tersesat dalam megaways horor slot power of merlin gacor di 169cuan prediksi parlay gacor 2025 di 169cuan odds tinggi dan strategi menang parlay maksimal para pemain semarang menangkan hadiah mahjong wins 3 warga mukomuko nikmati program scatter sugar rush dari 169cuan prediksi pola scatter hitam mahjong ways 3 tukang seblak spin ganjil bonanza mahasiswa reset flow starlight lucky neko di 169cuan si kucing pembawa hoki yang menjadi mesin cuan mahjong ways di 169cuan teror simbol ghaib dari dunia sebelah satpam rook beku olympus zeus gates emak emak gacor parkir bonanza gold banjir peti mahjong wins 3 jadi sultan sugar rush sensasi manis gacor anak magang jadi sultan kampung karena jp starlight princess andika asal surabaya karyawan startup berhasil memecahkan pola mahjong ways 2 dengan rumus dan strategi unik dari pengalaman pribadi reno asal padang fotografer freelance memanfaatkan tips dan rumus mahjong ways 2 untuk mencapai performa terbaik di waktu luang ratna asal pekanbaru ibu rumah tangga berbagi strategi mahjong ways 2 yang mudah dipahami dan cocok untuk pemula dengan hasil positif bikin bandar ketar ketir tukang jahit bola sports temukan kunci black scatter di 169cuan dan menang banyak melisa asal palembang pemilik kedai kopi ungkap tips dan trik bermain mahjong ways 2 menggunakan strategi berbasis analisis data budi asal semarang marketing digital kuasai rumus dan pola jitu mahjong ways 2 hingga capai target pribadi dalam waktu singkat Mimpi Jadi Nyata Keberuntungan Ada di Tangan Anda Agus Black Menang Rp250 Juta di Koi Gate office boy jadi kaya main starlight princess dan beli rumah cash teknisi diesel surabaya menang jackpot mahjong ways lewat spin manual pemain mahjong wins beli 1 unit alphard tunai dari hasil 10x spin ekspansi global 169cuan bangkitkan masa depan masyarakat dki jakarta Mahjong Ways 3 AGENCUAN Sukses di Usia Muda Bukan Lagi Halangan Keahlian dan Kesabaran Kunci Maxwin RTP Hari Ini Bukan Rahasia Lagi Jika Scatter Hitam Mahjong Ways Kasih Profit Setiap Hari komunitas facebook agencuan semarang terbuka membagikan trik pola spin auto maxwin hari ini Mahjong Ways 3 AGENCUAN Sukses di Usia Muda Bukan Lagi Halangan Keahlian dan Kesabaran Kunci Maxwin RTP Hari Ini pak dadang jackpot scatter hitam rasakan sensasi berbeda bermain mahjong ways dengan akun pro gampang maxwin dengan komunitas jateng Trik Menang Mahjong Ways 2 Dengan Pola Gacor Agencuan Cuan Bersama Mahjong Ways Lebih Asyik Dengan Modal Receh Rina Kartika Desainer UI UX Semarang Optimalkan UX Flow Spin Di The Dog House Pragmatic Play Lewat Lakon Gulungan Berantai Raih Rp 13.210.450 RTP 96,58% Dan Fitur Interaktif Bonus Progresif agencuan pola terbaik setiap putaran mahjong ways2 menguntungkan komunitas mahjong ways 2 ramaikan monggjp karena yang terbaik Spin Santai, Cuan Meroket! Bongkar Rahasia Mahjong Ways 2 yang Gak Pernah Diomongin Tips Dapur Ala Mahjong Ways 2! Cara Menggoreng Ikan agar Tidak Lengket dan Tetap Garing! Masih Menjadi Teka-Teki! Mengapa Mahjong Ways 2 Selalu Berikan Jackpot Tanpa Halangan! Mahjong Wins 3 Sumber Rejeki Warga Jabar untuk Meraup Cuan Warga Cianjur Daftar Agencuan untuk Mahjong Ways Gampang Maxwin Viral! Mantan Admin Menang 288 Juta Lewat Mahjong Wins 3 di Agencuan Pertama Kali Cobain Mahjong Wins 3 Langsung Banjir Scatter Hitam Auto Sultan Warga Jakarta Menang Mahjong Ways Tak Terduga Hingga 135 Juta Agencuan Sensasional 135 Juta Itulah Yang Di Raih Irfan Warga Jakarta https://amoxicillin0i0.com/cnn/Udin-Penjual-Nasi-Uduk-Tembus-325-Juta-dari-Scatter-Mahjong-di-Agencuan-Bikin-Heboh-Warga.html https://amoxicillin0i0.com/cnn/Situs-Kominfo-Diretas!-Diduga-Ulah-Agen-Slot-Agencuan-Netizen-Geger.html Udin Penjual Nasi Uduk Tembus 325 Juta dari Scatter Mahjong di Agencuan Bikin Heboh Warga Kepala Sekolah SDN 01 Pagi Gunung Sahari Pecah Rp169 Juta di Mahjong Raja Slot Gacor dan Togel Online dengan Jackpot Terbesar di Asia menggemparkan joko petani asal brebes mahasiswa selalu kenak stigma tukang demo Full Scatter Yanto Senyum Manis Sambil Ngopi Kapal Api Maxwin Mahjong di Depan Mata PG Soft Bagikan 5 Ton Daging Qurban ke Papua Aksi Sosial Nyata Sambut Idul Adha 2025 PG Soft Bagikan 5 Ton Daging Qurban ke Papua Aksi Sosial Nyata Sambut Idul Adha 2025 mahjong wins 3 pembawa hoki slot gacor spin turbo mahjong ways 2 pasti cuan maxwin x1000 gates olympus 2025 kisah sukses pak tejo mahjong ways2 slot gatotkaca menang cepat depo 100 juta bantai mahjong ways 2 pejabat maxwin mahjong wins 3 mahjong ways2 slot thailand scatter hitam pak tarno kaya raya dapat scatter hitam santo bantai sweet bonanaza tembus 850 ribu janda muda kecanduan scatter hitam mahjong wins 3 scatter hitam mahjong wins3 putaran pertama pgsoft mahjong modal receh jadi jutaan kesabaran nenek ijah menang game online 800 ribu indahnya dunia scatter hitam meledak di akun mahjong wins 3 selalu beri kejutan tiga pemuda berbahaya bobol agencuan mahjong ways 2 kisah pak tarno mahjong ways 2 peluang menang terbuka lebar manisnya scatter hitam mahjong wins 3 gak perlu trik khusus untuk maxwin jago parlay modal 50 ribu jadi jutaan