Oktober, 2021

now browsing by month

 

[:en]Keseruan di Balik Layar Pembuatan Koran J-Tizen 2.0 oleh Mahasiswa Sastra Indonesia Program MBKM di Radar Jember[:]

[:en]Di balik terciptanya sebuah berita terdapat proses yang panjang dan tantangan-tantangan yang harus dilalui oleh tim yang bekerja di dalamnya. Seperti yang dialami oleh mahasiswa Sastra Indonesia FIB Universitas Jember yang tengah melakukan program magang MBKM di Radar Jember.

Dalam pelaksanaan kegiatan magang tersebut, mahasiswa dituntut untuk berpikir secara mandiri dan sekreatif mungkin dalam penentuan sebuah topik berita. Ditambah dengan kondisi pandemi yang masih terbilang tidak memungkinkan untuk melakukan kegiatan magang secara luring, maka dari pihak Radar Jember memutuskan untuk mengusung konsep learning by doing pada program magang kali ini.

Pada umumnya kegiatan kerja atau magang menempatkan seseorang pada kesibukan tanpa akhir, namun dengan konsep learning by doing, mahasiswa magang Sastra Indonesia menggunakan kesempatan tersebut tidak hanya untuk belajar namun juga sebagai bentuk penyegaran diri di tengah-tengah sibuknya pekerjaan. Hal ini seperti yang diungkapan Celsya sebagai salah satu mahasiswa magang yang menempati posisi reporter,. “Jadi ketika sedang melakukan observasi tempat sebagai bahan topik, saya merasa hal tersebut seru ya, karena selain membuat artikel yang informatif tapi juga sekalian dapat me-refreshing diri saya,” ungkap Celsya, Kamis (21/10).

Dengan menggunakan sistem magang secara mandiri, selain membebaskan pikiran dari rasa stres, hal tersebut juga membuat pikiran menjadi lebih segar sehingga mampu untuk menampung ide-ide baru. Seperti yang dilakukan oleh Arif Suwardi yang menempati posisi layouter pada divisi tim redaksi. Arif sendiri meskipun posisinya sebagai layouter, ia juga ikut andil untuk turun ke lapangan demi mencari referensi-referensi baru untuk layout koran yang akan ia desain nantinya. “Iya bikin fresh. Soalnya bikin temanya suka terinspirasi sama tempat yang diliput, jadi bisa lancar desainnya,” ungkap Arif, Sabtu (23/10).

Dengan demikian, meskipun mahasiswa Sastra Indonesia pada program magang kali ini tidak bisa merasakan bagaimana dunia pekerjaan yang dilakukan secara normal atau luring, dengan adanya konsep learning by doing yang diterapkan oleh pihak Radar Jember ini tidak hanya membuat para mahasiswa mampu untuk belajar, namun juga sedikit terbebas dari rasa stres dari sibuknya dunia pekerjaan.

(Kontributor: Soni Setiawan, mahasiswa Sastra Indonesia)[:]

[:en]Pengabdian Dosen Dampingi UMKM Pendukung Wisata Alam Potre Koning di Desa Sumbercanting, Bondowoso[:de]Dosen Sastra Indonesia Dampingi UMKM Pendukung Wisata Alam Potre Koning di Desa Sumbercanting, Bondowoso[:]

[:en] Pintu Gerbang Wisata Alam Potre Koning & Goa Mustajab Mitra kegiatan pengabdian kepada masyarakat ini adalah masyarakat Desa Sumbercanting. Program Pengabdian Desa Binaan ini bertema “Peningkatan Skill Enterpreneurship Berbahan Baku Lokal dalam Mendukung Wisata Alam Potre Koning di Desa Sumbercanting, Kecamatan Wringin, Bondowoso”. Potre Koning adalah sebuah destinasi wisata yang dikembangkan masyarakat desa bersama mahasiswa KKN dan pengabdian dosen UNEJ. Pendampingan pada program pengabdian kali ini dilakukan terhadap masyarakat desa yang memiliki potensi usaha kreatif yang dapat mendukung Kelompok Sadar Wisata (Pokdarwis) Laskar Arak-arak sebagai operator Wisata Alam Potre Koning dalam mengembangkan layanan wisata mereka terutama terkait informasi, suvenir dan oleh-oleh. Goa Mustajab, salah satu pemandangan yang menakjubkan di destinasi Potre Koning Melihat belum adanya cenderamata dan kuliner yang ikonik di wisata alam tersebut, tiga orang dosen UNEJ dari Prodi Sastra Indonesia FIB dan satu rekan dari Fisipol menggagas solusi yang ditawarkan melalui pelatihan atau workshop pembuatan cenderamata ikonik dan pemanfaatan kuliner lokal untuk dapat disajikan di lokasi wisata. Target yang ingin dicapai adalah kelompok masyarakat usaha mikro di desa dapat memproduksi produk gantungan kunci, kerajinan tangan, dan seni kriya yang dapat dijajakan di lokasi wisata, sehingga hal ini mendukung program wisata alam yang berbasis masyarakat (community based ecotourism). Pemandangan teras siring, jurang, dan pantai di kejauhan Pandemi telah menghentikan operasional Wisata Alam Potre Koning. Adanya kebijakan pemberlakuan Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) dan dilanjutkan PPKM (Pembatasan Pelaksanaan Kegiatan Masyarakat) membuat Wisata Alam Potre Koning menutup usahanya dari kunjungan wisatawan. Otomatis keaadaan ini membuat Pokdarwis Laskar Arak-arak tidak memiliki penghasilan sehingga tidak dapat memberi insentif pada anggotanya yang selama ini aktif mengelola wisata tersebut. Objek wisata menjadi terbengkalai, tanpa ada yang merawat. Sementara letaknya yang ada di pinggir jalan raya dan jauh dari perkampungan pengelola membuat orang-orang yang tidak bertanggung jawab merusak dan melakukan perbuatan vandalis terhadap fasilitas di objek wisata, seperti genteng-genteng yang bolong, besi sangkar burung selfi yang dibengkokkan, papan-papan yang dirusakkan, dan lain-lain. Untung saja beberapa sarana selfi yang dibangun, diamankan terlebih dahulu oleh pihak Pokdarwis. Kerajinan kayu potensi lokal sebagai potrnsi suvenir wisata Melihat kerusakan yang terjadi di objek wisata dan belum bisanya objek wisata alam Potre Koning dibuka kembali untuk pengunjung atau wisatawan, para pengabdi berinisiatif untuk mengikutsertakan pelaku usaha lokal dalam pelatihan Membangun Bisnis di Era Digital Kreatiful untuk UMKM yang diselenggarakan Kreatiful Mentoring Series. Pelatihan-pelatihan terhadap sumberdaya manusia warga Desa Sumbercanting tersebut berisi tentang metode dan cara pembuatan cenderamata atau suvenir, kuliner, pengemasan dan labelisasi yang menarik serta digital marketing.

Program pelatihan tersebut merupakan bentuk pengabdian untuk membantu pelaku UMKM sehingga memiliki pondasi yang kuat untuk mengembangkan usaha. Pelatihan berlangsung dalam empat pertemuan. Pertemuan pertama hari Minggu 24 Oktober 2021 dengan tema “Membangun Mindset Entrepreneur dan Fundamental of Branding. Minggu kedua tanggal 31 Oktober 2021 mengusung tema “Strategi penetapan HPP dan harga jual”. Minggu ketiga 7 November 2021 bertema “Strategi Pengelolaan UMKM yang efektif”. Minggu terakhir tanggal 14 November 2021 mengusung tema “Pentingnya Brand Positioning untuk Bisnis.” Spot Selfi dengan pemandangan alami Hasil akhir yang dituju dari pendampingan adalah peningkatan penghasilan keluarga pelaku usaha mikro. Selain itu, produk-produk yang mereka hasilkan dapat mendukung peningkatan daya tarik kunjungan di Wisata Alam Potre Koning.
Sebagai upaya branding wisata sebelum dibuka kembali, para pengabdi membangun pula website untuk memberikan informasi layanan wisata dan produk-produk UMKM desa terkait suvenir dan oleh-oleh dapat dibeli wisatawan ataupun pengunjung maupun masyarakat umum. Masyarakat umum dapat mengunjungi laman web: www.wisatapotrekoning.com

Laman website tersebut berisi informasi tentang layanan wisata, kontak pembelian suvenir dan oleh-oleh, serta video wisata untuk menarik khalayak luas akan keberadaan wisata alam Potre Koning sehingga tertarik mengunjungi dan mampir. Para wisatawam maupun treveller dapat menjadikan wisata alam Potre Koning sebagai rest area dalam perjalanan mereka melintasi jalan raya di depan wisata alam ini untuk melepas penak, rehat, menikmati pemandangan perbukitan nan cantik, beribadah, ke kamar kecil, makan minum, membeli souvenir dan oleh-oleh, sampai energizing lagi untuk melanjutkan perjalanan. Produk radio kayu artistik dan retro [:de]

Mitra kegiatan pengabdian kepada masyarakat ini adalah masyarakat Desa Sumbercanting. Program Pengabdian Desa Binaan ini bertema “Peningkatan Skill Enterpreneurship Berbahan Baku Lokal dalam Mendukung Wisata Alam Potre Koning di Desa Sumbercanting, Kecamatan Wringin, Bondowoso”. Potre Koning adalah sebuah destinasi wisata yang dikembangkan masyarakat desa bersama mahasiswa KKN dan pengabdian dosen UNEJ. Pendampingan pada program pengabdian kali ini dilakukan terhadap masyarakat desa yang memiliki potensi usaha kreatif yang dapat mendukung Kelompok Sadar Wisata (Pokdarwis) Laskar Arak-arak sebagai operator Wisata Alam Potre Koning dalam mengembangkan layanan wisata mereka terutama terkait informasi, suvenir dan oleh-oleh.

Melihat belum adanya cenderamata dan kuliner yang ikonik di wisata alam tersebut, tiga orang dosen UNEJ dari Prodi Sastra Indonesia FIB dan satu rekan dari Fisipol menggagas solusi yang ditawarkan melalui pelatihan atau workshop pembuatan cenderamata ikonik dan pemanfaatan kuliner lokal untuk dapat disajikan di lokasi wisata. Target yang ingin dicapai adalah kelompok masyarakat usaha mikro di desa dapat memproduksi produk gantungan kunci, kerajinan tangan, dan seni kriya yang dapat dijajakan di lokasi wisata, sehingga hal ini mendukung program wisata alam yang berbasis masyarakat (community based ecotourism).

Pandemi telah menghentikan operasional Wisata Alam Potre Koning. Adanya kebijakan pemberlakuan Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) dan dilanjutkan PPKM (Pembatasan Pelaksanaan Kegiatan Masyarakat) membuat Wisata Alam Potre Koning menutup usahanya dari kunjungan wisatawan. Otomatis keaadaan ini membuat Pokdarwis Laskar Arak-arak tidak memiliki penghasilan sehingga tidak dapat memberi insentif pada anggotanya yang selama ini aktif mengelola wisata tersebut. Objek wisata menjadi terbengkalai, tanpa ada yang merawat. Sementara letaknya yang ada di pinggir jalan raya dan jauh dari perkampungan pengelola membuat orang-orang yang tidak bertanggung jawab merusak dan melakukan perbuatan vandalis terhadap fasilitas di objek wisata, seperti genteng-genteng yang bolong, besi sangkar burung selfi yang dibengkokkan, papan-papan yang dirusakkan, dan lain-lain. Untung saja beberapa sarana selfi yang dibangun, diamankan terlebih dahulu oleh pihak Pokdarwis.

Melihat kerusakan yang terjadi di objek wisata dan belum bisanya objek wisata alam Potre Koning dibuka kembali untuk pengunjung atau wisatawan, para pengabdi berinisiatif untuk mengikutsertakan pelaku usaha lokal dalam pelatihan Membangun Bisnis di Era Digital Kreatiful untuk UMKM yang diselenggarakan Kreatiful Mentoring Series. Pelatihan-pelatihan terhadap sumberdaya manusia warga Desa Sumbercanting tersebut berisi tentang metode dan cara pembuatan cenderamata atau suvenir, kuliner, pengemasan dan labelisasi yang menarik serta digital marketing.

Program pelatihan tersebut merupakan bentuk pengabdian untuk membantu pelaku UMKM sehingga memiliki pondasi yang kuat untuk mengembangkan usaha. Pelatihan berlangsung dalam empat pertemuan. Pertemuan pertama hari Minggu 24 Oktober 2021 dengan tema “Membangun Mindset Entrepreneur dan Fundamental of Branding. Minggu kedua tanggal 31 Oktober 2021 mengusung tema “Strategi penetapan HPP dan harga jual”. Minggu ketiga 7 November 2021 bertema “Strategi Pengelolaan UMKM yang efektif”. Minggu terakhir tanggal 14 November 2021 mengusung tema “Pentingnya Brand Positioning untuk Bisnis.”

Hasil akhir yang dituju dari pendampingan adalah peningkatan penghasilan keluarga pelaku usaha mikro. Selain itu, produk-produk yang mereka hasilkan dapat mendukung peningkatan daya tarik kunjungan di Wisata Alam Potre Koning.
Sebagai upaya branding wisata sebelum dibuka kembali, para pengabdi membangun pula website untuk memberikan informasi layanan wisata dan produk-produk UMKM desa terkait suvenir dan oleh-oleh dapat dibeli wisatawan ataupun pengunjung maupun masyarakat umum. Masyarakat umum dapat mengunjungi laman web: www.wisatapotrekoning.com

Laman website tersebut berisi informasi tentang layanan wisata, kontak pembelian suvenir dan oleh-oleh, serta video wisata untuk menarik khalayak luas akan keberadaan wisata alam Potre Koning sehingga tertarik mengunjungi dan mampir. Para wisatawam maupun treveller dapat menjadikan wisata alam Potre Koning sebagai rest area dalam perjalanan mereka melintasi jalan raya di depan wisata alam ini untuk melepas penak, rehat, menikmati pemandangan perbukitan nan cantik, beribadah, ke kamar kecil, makan minum, membeli souvenir dan oleh-oleh, sampai energizing lagi untuk melanjutkan perjalanan.


Mitra kegiatan pengabdian kepada masyarakat ini adalah masyarakat Desa Sumbercanting. Program Pengabdian Desa Binaan ini bertema “Peningkatan Skill Enterpreneurship Berbahan Baku Lokal dalam Mendukung Wisata Alam Potre Koning di Desa Sumbercanting, Kecamatan Wringin, Bondowoso”. Potre Koning adalah sebuah destinasi wisata yang dikembangkan masyarakat desa bersama mahasiswa KKN dan pengabdian dosen UNEJ. Pendampingan pada program pengabdian kali ini dilakukan terhadap masyarakat desa yang memiliki potensi usaha kreatif yang dapat mendukung Kelompok Sadar Wisata (Pokdarwis) Laskar Arak-arak sebagai operator Wisata Alam Potre Koning dalam mengembangkan layanan wisata mereka terutama terkait informasi, suvenir dan oleh-oleh.

Melihat belum adanya cenderamata dan kuliner yang ikonik di wisata alam tersebut, tiga orang dosen UNEJ dari Prodi Sastra Indonesia FIB dan satu rekan dari Fisipol menggagas solusi yang ditawarkan melalui pelatihan atau workshop pembuatan cenderamata ikonik dan pemanfaatan kuliner lokal untuk dapat disajikan di lokasi wisata. Target yang ingin dicapai adalah kelompok masyarakat usaha mikro di desa dapat memproduksi produk gantungan kunci, kerajinan tangan, dan seni kriya yang dapat dijajakan di lokasi wisata, sehingga hal ini mendukung program wisata alam yang berbasis masyarakat (community based ecotourism).

Pandemi telah menghentikan operasional Wisata Alam Potre Koning. Adanya kebijakan pemberlakuan Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) dan dilanjutkan PPKM (Pembatasan Pelaksanaan Kegiatan Masyarakat) membuat Wisata Alam Potre Koning menutup usahanya dari kunjungan wisatawan. Otomatis keaadaan ini membuat Pokdarwis Laskar Arak-arak tidak memiliki penghasilan sehingga tidak dapat memberi insentif pada anggotanya yang selama ini aktif mengelola wisata tersebut. Objek wisata menjadi terbengkalai, tanpa ada yang merawat. Sementara letaknya yang ada di pinggir jalan raya dan jauh dari perkampungan pengelola membuat orang-orang yang tidak bertanggung jawab merusak dan melakukan perbuatan vandalis terhadap fasilitas di objek wisata, seperti genteng-genteng yang bolong, besi sangkar burung selfi yang dibengkokkan, papan-papan yang dirusakkan, dan lain-lain. Untung saja beberapa sarana selfi yang dibangun, diamankan terlebih dahulu oleh pihak Pokdarwis.

Melihat kerusakan yang terjadi di objek wisata dan belum bisanya objek wisata alam Potre Koning dibuka kembali untuk pengunjung atau wisatawan, para pengabdi berinisiatif untuk mengikutsertakan pelaku usaha lokal dalam pelatihan Membangun Bisnis di Era Digital Kreatiful untuk UMKM yang diselenggarakan Kreatiful Mentoring Series. Pelatihan-pelatihan terhadap sumberdaya manusia warga Desa Sumbercanting tersebut berisi tentang metode dan cara pembuatan cenderamata atau suvenir, kuliner, pengemasan dan labelisasi yang menarik serta digital marketing.

Program pelatihan tersebut merupakan bentuk pengabdian untuk membantu pelaku UMKM sehingga memiliki pondasi yang kuat untuk mengembangkan usaha. Pelatihan berlangsung dalam empat pertemuan. Pertemuan pertama hari Minggu 24 Oktober 2021 dengan tema “Membangun Mindset Entrepreneur dan Fundamental of Branding. Minggu kedua tanggal 31 Oktober 2021 mengusung tema “Strategi penetapan HPP dan harga jual”. Minggu ketiga 7 November 2021 bertema “Strategi Pengelolaan UMKM yang efektif”. Minggu terakhir tanggal 14 November 2021 mengusung tema “Pentingnya Brand Positioning untuk Bisnis.”

Hasil akhir yang dituju dari pendampingan adalah peningkatan penghasilan keluarga pelaku usaha mikro. Selain itu, produk-produk yang mereka hasilkan dapat mendukung peningkatan daya tarik kunjungan di Wisata Alam Potre Koning.
Sebagai upaya branding wisata sebelum dibuka kembali, para pengabdi membangun pula website untuk memberikan informasi layanan wisata dan produk-produk UMKM desa terkait suvenir dan oleh-oleh dapat dibeli wisatawan ataupun pengunjung maupun masyarakat umum. Masyarakat umum dapat mengunjungi laman web: www.wisatapotrekoning.com

Laman website tersebut berisi informasi tentang layanan wisata, kontak pembelian suvenir dan oleh-oleh, serta video wisata untuk menarik khalayak luas akan keberadaan wisata alam Potre Koning sehingga tertarik mengunjungi dan mampir. Para wisatawam maupun treveller dapat menjadikan wisata alam Potre Koning sebagai rest area dalam perjalanan mereka melintasi jalan raya di depan wisata alam ini untuk melepas penak, rehat, menikmati pemandangan perbukitan nan cantik, beribadah, ke kamar kecil, makan minum, membeli souvenir dan oleh-oleh, sampai energizing lagi untuk melanjutkan perjalanan.


Mitra kegiatan pengabdian kepada masyarakat ini adalah masyarakat Desa Sumbercanting. Program Pengabdian Desa Binaan ini bertema “Peningkatan Skill Enterpreneurship Berbahan Baku Lokal dalam Mendukung Wisata Alam Potre Koning di Desa Sumbercanting, Kecamatan Wringin, Bondowoso”. Potre Koning adalah sebuah destinasi wisata yang dikembangkan masyarakat desa bersama mahasiswa KKN dan pengabdian dosen UNEJ. Pendampingan pada program pengabdian kali ini dilakukan terhadap masyarakat desa yang memiliki potensi usaha kreatif yang dapat mendukung Kelompok Sadar Wisata (Pokdarwis) Laskar Arak-arak sebagai operator Wisata Alam Potre Koning dalam mengembangkan layanan wisata mereka terutama terkait informasi, suvenir dan oleh-oleh.

Melihat belum adanya cenderamata dan kuliner yang ikonik di wisata alam tersebut, tiga orang dosen UNEJ dari Prodi Sastra Indonesia FIB dan satu rekan dari Fisipol menggagas solusi yang ditawarkan melalui pelatihan atau workshop pembuatan cenderamata ikonik dan pemanfaatan kuliner lokal untuk dapat disajikan di lokasi wisata. Target yang ingin dicapai adalah kelompok masyarakat usaha mikro di desa dapat memproduksi produk gantungan kunci, kerajinan tangan, dan seni kriya yang dapat dijajakan di lokasi wisata, sehingga hal ini mendukung program wisata alam yang berbasis masyarakat (community based ecotourism).

Pandemi telah menghentikan operasional Wisata Alam Potre Koning. Adanya kebijakan pemberlakuan Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) dan dilanjutkan PPKM (Pembatasan Pelaksanaan Kegiatan Masyarakat) membuat Wisata Alam Potre Koning menutup usahanya dari kunjungan wisatawan. Otomatis keaadaan ini membuat Pokdarwis Laskar Arak-arak tidak memiliki penghasilan sehingga tidak dapat memberi insentif pada anggotanya yang selama ini aktif mengelola wisata tersebut. Objek wisata menjadi terbengkalai, tanpa ada yang merawat. Sementara letaknya yang ada di pinggir jalan raya dan jauh dari perkampungan pengelola membuat orang-orang yang tidak bertanggung jawab merusak dan melakukan perbuatan vandalis terhadap fasilitas di objek wisata, seperti genteng-genteng yang bolong, besi sangkar burung selfi yang dibengkokkan, papan-papan yang dirusakkan, dan lain-lain. Untung saja beberapa sarana selfi yang dibangun, diamankan terlebih dahulu oleh pihak Pokdarwis.

Melihat kerusakan yang terjadi di objek wisata dan belum bisanya objek wisata alam Potre Koning dibuka kembali untuk pengunjung atau wisatawan, para pengabdi berinisiatif untuk mengikutsertakan pelaku usaha lokal dalam pelatihan Membangun Bisnis di Era Digital Kreatiful untuk UMKM yang diselenggarakan Kreatiful Mentoring Series. Pelatihan-pelatihan terhadap sumberdaya manusia warga Desa Sumbercanting tersebut berisi tentang metode dan cara pembuatan cenderamata atau suvenir, kuliner, pengemasan dan labelisasi yang menarik serta digital marketing.

Program pelatihan tersebut merupakan bentuk pengabdian untuk membantu pelaku UMKM sehingga memiliki pondasi yang kuat untuk mengembangkan usaha. Pelatihan berlangsung dalam empat pertemuan. Pertemuan pertama hari Minggu 24 Oktober 2021 dengan tema “Membangun Mindset Entrepreneur dan Fundamental of Branding. Minggu kedua tanggal 31 Oktober 2021 mengusung tema “Strategi penetapan HPP dan harga jual”. Minggu ketiga 7 November 2021 bertema “Strategi Pengelolaan UMKM yang efektif”. Minggu terakhir tanggal 14 November 2021 mengusung tema “Pentingnya Brand Positioning untuk Bisnis.”

Hasil akhir yang dituju dari pendampingan adalah peningkatan penghasilan keluarga pelaku usaha mikro. Selain itu, produk-produk yang mereka hasilkan dapat mendukung peningkatan daya tarik kunjungan di Wisata Alam Potre Koning.
Sebagai upaya branding wisata sebelum dibuka kembali, para pengabdi membangun pula website untuk memberikan informasi layanan wisata dan produk-produk UMKM desa terkait suvenir dan oleh-oleh dapat dibeli wisatawan ataupun pengunjung maupun masyarakat umum. Masyarakat umum dapat mengunjungi laman web: www.wisatapotrekoning.com

Laman website tersebut berisi informasi tentang layanan wisata, kontak pembelian suvenir dan oleh-oleh, serta video wisata untuk menarik khalayak luas akan keberadaan wisata alam Potre Koning sehingga tertarik mengunjungi dan mampir. Para wisatawam maupun treveller dapat menjadikan wisata alam Potre Koning sebagai rest area dalam perjalanan mereka melintasi jalan raya di depan wisata alam ini untuk melepas penak, rehat, menikmati pemandangan perbukitan nan cantik, beribadah, ke kamar kecil, makan minum, membeli souvenir dan oleh-oleh, sampai energizing lagi untuk melanjutkan perjalanan.


 

Mitra kegiatan pengabdian kepada masyarakat ini adalah masyarakat Desa Sumbercanting. Program Pengabdian Desa Binaan ini bertema “Peningkatan Skill Enterpreneurship Berbahan Baku Lokal dalam Mendukung Wisata Alam Potre Koning di Desa Sumbercanting, Kecamatan Wringin, Bondowoso”. Potre Koning adalah sebuah destinasi wisata yang dikembangkan masyarakat desa bersama mahasiswa KKN dan pengabdian dosen UNEJ. Pendampingan pada program pengabdian kali ini dilakukan terhadap masyarakat desa yang memiliki potensi usaha kreatif yang dapat mendukung Kelompok Sadar Wisata (Pokdarwis) Laskar Arak-arak sebagai operator Wisata Alam Potre Koning dalam mengembangkan layanan wisata mereka terutama terkait informasi, suvenir dan oleh-oleh.

Melihat belum adanya cenderamata dan kuliner yang ikonik di wisata alam tersebut, tiga orang dosen UNEJ dari Prodi Sastra Indonesia FIB dan satu rekan dari Fisipol menggagas solusi yang ditawarkan melalui pelatihan atau workshop pembuatan cenderamata ikonik dan pemanfaatan kuliner lokal untuk dapat disajikan di lokasi wisata. Target yang ingin dicapai adalah kelompok masyarakat usaha mikro di desa dapat memproduksi produk gantungan kunci, kerajinan tangan, dan seni kriya yang dapat dijajakan di lokasi wisata, sehingga hal ini mendukung program wisata alam yang berbasis masyarakat (community based ecotourism).

Pandemi telah menghentikan operasional Wisata Alam Potre Koning. Adanya kebijakan pemberlakuan Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) dan dilanjutkan PPKM (Pembatasan Pelaksanaan Kegiatan Masyarakat) membuat Wisata Alam Potre Koning menutup usahanya dari kunjungan wisatawan. Otomatis keaadaan ini membuat Pokdarwis Laskar Arak-arak tidak memiliki penghasilan sehingga tidak dapat memberi insentif pada anggotanya yang selama ini aktif mengelola wisata tersebut. Objek wisata menjadi terbengkalai, tanpa ada yang merawat. Sementara letaknya yang ada di pinggir jalan raya dan jauh dari perkampungan pengelola membuat orang-orang yang tidak bertanggung jawab merusak dan melakukan perbuatan vandalis terhadap fasilitas di objek wisata, seperti genteng-genteng yang bolong, besi sangkar burung selfi yang dibengkokkan, papan-papan yang dirusakkan, dan lain-lain. Untung saja beberapa sarana selfi yang dibangun, diamankan terlebih dahulu oleh pihak Pokdarwis.

Melihat kerusakan yang terjadi di objek wisata dan belum bisanya objek wisata alam Potre Koning dibuka kembali untuk pengunjung atau wisatawan, para pengabdi berinisiatif untuk mengikutsertakan pelaku usaha lokal dalam pelatihan Membangun Bisnis di Era Digital Kreatiful untuk UMKM yang diselenggarakan Kreatiful Mentoring Series. Pelatihan-pelatihan terhadap sumberdaya manusia warga Desa Sumbercanting tersebut berisi tentang metode dan cara pembuatan cenderamata atau suvenir, kuliner, pengemasan dan labelisasi yang menarik serta digital marketing.

Program pelatihan tersebut merupakan bentuk pengabdian untuk membantu pelaku UMKM sehingga memiliki pondasi yang kuat untuk mengembangkan usaha. Pelatihan berlangsung dalam empat pertemuan. Pertemuan pertama hari Minggu 24 Oktober 2021 dengan tema “Membangun Mindset Entrepreneur dan Fundamental of Branding. Minggu kedua tanggal 31 Oktober 2021 mengusung tema “Strategi penetapan HPP dan harga jual”. Minggu ketiga 7 November 2021 bertema “Strategi Pengelolaan UMKM yang efektif”. Minggu terakhir tanggal 14 November 2021 mengusung tema “Pentingnya Brand Positioning untuk Bisnis.”

Hasil akhir yang dituju dari pendampingan adalah peningkatan penghasilan keluarga pelaku usaha mikro. Selain itu, produk-produk yang mereka hasilkan dapat mendukung peningkatan daya tarik kunjungan di Wisata Alam Potre Koning.
Sebagai upaya branding wisata sebelum dibuka kembali, para pengabdi membangun pula website untuk memberikan informasi layanan wisata dan produk-produk UMKM desa terkait suvenir dan oleh-oleh dapat dibeli wisatawan ataupun pengunjung maupun masyarakat umum. Masyarakat umum dapat mengunjungi laman web: www.wisatapotrekoning.com

Laman website tersebut berisi informasi tentang layanan wisata, kontak pembelian suvenir dan oleh-oleh, serta video wisata untuk menarik khalayak luas akan keberadaan wisata alam Potre Koning sehingga tertarik mengunjungi dan mampir. Para wisatawam maupun treveller dapat menjadikan wisata alam Potre Koning sebagai rest area dalam perjalanan mereka melintasi jalan raya di depan wisata alam ini untuk melepas penak, rehat, menikmati pemandangan perbukitan nan cantik, beribadah, ke kamar kecil, makan minum, membeli souvenir dan oleh-oleh, sampai energizing lagi untuk melanjutkan perjalanan.


Mitra kegiatan pengabdian kepada masyarakat ini adalah masyarakat Desa Sumbercanting. Program Pengabdian Desa Binaan ini bertema “Peningkatan Skill Enterpreneurship Berbahan Baku Lokal dalam Mendukung Wisata Alam Potre Koning di Desa Sumbercanting, Kecamatan Wringin, Bondowoso”. Potre Koning adalah sebuah destinasi wisata yang dikembangkan masyarakat desa bersama mahasiswa KKN dan pengabdian dosen UNEJ. Pendampingan pada program pengabdian kali ini dilakukan terhadap masyarakat desa yang memiliki potensi usaha kreatif yang dapat mendukung Kelompok Sadar Wisata (Pokdarwis) Laskar Arak-arak sebagai operator Wisata Alam Potre Koning dalam mengembangkan layanan wisata mereka terutama terkait informasi, suvenir dan oleh-oleh.

Melihat belum adanya cenderamata dan kuliner yang ikonik di wisata alam tersebut, tiga orang dosen UNEJ dari Prodi Sastra Indonesia FIB dan satu rekan dari Fisipol menggagas solusi yang ditawarkan melalui pelatihan atau workshop pembuatan cenderamata ikonik dan pemanfaatan kuliner lokal untuk dapat disajikan di lokasi wisata. Target yang ingin dicapai adalah kelompok masyarakat usaha mikro di desa dapat memproduksi produk gantungan kunci, kerajinan tangan, dan seni kriya yang dapat dijajakan di lokasi wisata, sehingga hal ini mendukung program wisata alam yang berbasis masyarakat (community based ecotourism).

Pandemi telah menghentikan operasional Wisata Alam Potre Koning. Adanya kebijakan pemberlakuan Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) dan dilanjutkan PPKM (Pembatasan Pelaksanaan Kegiatan Masyarakat) membuat Wisata Alam Potre Koning menutup usahanya dari kunjungan wisatawan. Otomatis keaadaan ini membuat Pokdarwis Laskar Arak-arak tidak memiliki penghasilan sehingga tidak dapat memberi insentif pada anggotanya yang selama ini aktif mengelola wisata tersebut. Objek wisata menjadi terbengkalai, tanpa ada yang merawat. Sementara letaknya yang ada di pinggir jalan raya dan jauh dari perkampungan pengelola membuat orang-orang yang tidak bertanggung jawab merusak dan melakukan perbuatan vandalis terhadap fasilitas di objek wisata, seperti genteng-genteng yang bolong, besi sangkar burung selfi yang dibengkokkan, papan-papan yang dirusakkan, dan lain-lain. Untung saja beberapa sarana selfi yang dibangun, diamankan terlebih dahulu oleh pihak Pokdarwis.

Melihat kerusakan yang terjadi di objek wisata dan belum bisanya objek wisata alam Potre Koning dibuka kembali untuk pengunjung atau wisatawan, para pengabdi berinisiatif untuk mengikutsertakan pelaku usaha lokal dalam pelatihan Membangun Bisnis di Era Digital Kreatiful untuk UMKM yang diselenggarakan Kreatiful Mentoring Series. Pelatihan-pelatihan terhadap sumberdaya manusia warga Desa Sumbercanting tersebut berisi tentang metode dan cara pembuatan cenderamata atau suvenir, kuliner, pengemasan dan labelisasi yang menarik serta digital marketing.

Program pelatihan tersebut merupakan bentuk pengabdian untuk membantu pelaku UMKM sehingga memiliki pondasi yang kuat untuk mengembangkan usaha. Pelatihan berlangsung dalam empat pertemuan. Pertemuan pertama hari Minggu 24 Oktober 2021 dengan tema “Membangun Mindset Entrepreneur dan Fundamental of Branding. Minggu kedua tanggal 31 Oktober 2021 mengusung tema “Strategi penetapan HPP dan harga jual”. Minggu ketiga 7 November 2021 bertema “Strategi Pengelolaan UMKM yang efektif”. Minggu terakhir tanggal 14 November 2021 mengusung tema “Pentingnya Brand Positioning untuk Bisnis.”

Hasil akhir yang dituju dari pendampingan adalah peningkatan penghasilan keluarga pelaku usaha mikro. Selain itu, produk-produk yang mereka hasilkan dapat mendukung peningkatan daya tarik kunjungan di Wisata Alam Potre Koning.
Sebagai upaya branding wisata sebelum dibuka kembali, para pengabdi membangun pula website untuk memberikan informasi layanan wisata dan produk-produk UMKM desa terkait suvenir dan oleh-oleh dapat dibeli wisatawan ataupun pengunjung maupun masyarakat umum. Masyarakat umum dapat mengunjungi laman web: www.wisatapotrekoning.com

Laman website tersebut berisi informasi tentang layanan wisata, kontak pembelian suvenir dan oleh-oleh, serta video wisata untuk menarik khalayak luas akan keberadaan wisata alam Potre Koning sehingga tertarik mengunjungi dan mampir. Para wisatawam maupun treveller dapat menjadikan wisata alam Potre Koning sebagai rest area dalam perjalanan mereka melintasi jalan raya di depan wisata alam ini untuk melepas penak, rehat, menikmati pemandangan perbukitan nan cantik, beribadah, ke kamar kecil, makan minum, membeli souvenir dan oleh-oleh, sampai energizing lagi untuk melanjutkan perjalanan.


 

 

Mitra kegiatan pengabdian kepada masyarakat ini adalah masyarakat Desa Sumbercanting. Program Pengabdian Desa Binaan ini bertema “Peningkatan Skill Enterpreneurship Berbahan Baku Lokal dalam Mendukung Wisata Alam Potre Koning di Desa Sumbercanting, Kecamatan Wringin, Bondowoso”. Potre Koning adalah sebuah destinasi wisata yang dikembangkan masyarakat desa bersama mahasiswa KKN dan pengabdian dosen UNEJ. Pendampingan pada program pengabdian kali ini dilakukan terhadap masyarakat desa yang memiliki potensi usaha kreatif yang dapat mendukung Kelompok Sadar Wisata (Pokdarwis) Laskar Arak-arak sebagai operator Wisata Alam Potre Koning dalam mengembangkan layanan wisata mereka terutama terkait informasi, suvenir dan oleh-oleh.

Melihat belum adanya cenderamata dan kuliner yang ikonik di wisata alam tersebut, tiga orang dosen UNEJ dari Prodi Sastra Indonesia FIB dan satu rekan dari Fisipol menggagas solusi yang ditawarkan melalui pelatihan atau workshop pembuatan cenderamata ikonik dan pemanfaatan kuliner lokal untuk dapat disajikan di lokasi wisata. Target yang ingin dicapai adalah kelompok masyarakat usaha mikro di desa dapat memproduksi produk gantungan kunci, kerajinan tangan, dan seni kriya yang dapat dijajakan di lokasi wisata, sehingga hal ini mendukung program wisata alam yang berbasis masyarakat (community based ecotourism).

Pandemi telah menghentikan operasional Wisata Alam Potre Koning. Adanya kebijakan pemberlakuan Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) dan dilanjutkan PPKM (Pembatasan Pelaksanaan Kegiatan Masyarakat) membuat Wisata Alam Potre Koning menutup usahanya dari kunjungan wisatawan. Otomatis keaadaan ini membuat Pokdarwis Laskar Arak-arak tidak memiliki penghasilan sehingga tidak dapat memberi insentif pada anggotanya yang selama ini aktif mengelola wisata tersebut. Objek wisata menjadi terbengkalai, tanpa ada yang merawat. Sementara letaknya yang ada di pinggir jalan raya dan jauh dari perkampungan pengelola membuat orang-orang yang tidak bertanggung jawab merusak dan melakukan perbuatan vandalis terhadap fasilitas di objek wisata, seperti genteng-genteng yang bolong, besi sangkar burung selfi yang dibengkokkan, papan-papan yang dirusakkan, dan lain-lain. Untung saja beberapa sarana selfi yang dibangun, diamankan terlebih dahulu oleh pihak Pokdarwis.

Melihat kerusakan yang terjadi di objek wisata dan belum bisanya objek wisata alam Potre Koning dibuka kembali untuk pengunjung atau wisatawan, para pengabdi berinisiatif untuk mengikutsertakan pelaku usaha lokal dalam pelatihan Membangun Bisnis di Era Digital Kreatiful untuk UMKM yang diselenggarakan Kreatiful Mentoring Series. Pelatihan-pelatihan terhadap sumberdaya manusia warga Desa Sumbercanting tersebut berisi tentang metode dan cara pembuatan cenderamata atau suvenir, kuliner, pengemasan dan labelisasi yang menarik serta digital marketing.

Program pelatihan tersebut merupakan bentuk pengabdian untuk membantu pelaku UMKM sehingga memiliki pondasi yang kuat untuk mengembangkan usaha. Pelatihan berlangsung dalam empat pertemuan. Pertemuan pertama hari Minggu 24 Oktober 2021 dengan tema “Membangun Mindset Entrepreneur dan Fundamental of Branding. Minggu kedua tanggal 31 Oktober 2021 mengusung tema “Strategi penetapan HPP dan harga jual”. Minggu ketiga 7 November 2021 bertema “Strategi Pengelolaan UMKM yang efektif”. Minggu terakhir tanggal 14 November 2021 mengusung tema “Pentingnya Brand Positioning untuk Bisnis.”

Hasil akhir yang dituju dari pendampingan adalah peningkatan penghasilan keluarga pelaku usaha mikro. Selain itu, produk-produk yang mereka hasilkan dapat mendukung peningkatan daya tarik kunjungan di Wisata Alam Potre Koning.
Sebagai upaya branding wisata sebelum dibuka kembali, para pengabdi membangun pula website untuk memberikan informasi layanan wisata dan produk-produk UMKM desa terkait suvenir dan oleh-oleh dapat dibeli wisatawan ataupun pengunjung maupun masyarakat umum. Masyarakat umum dapat mengunjungi laman web: www.wisatapotrekoning.com

Laman website tersebut berisi informasi tentang layanan wisata, kontak pembelian suvenir dan oleh-oleh, serta video wisata untuk menarik khalayak luas akan keberadaan wisata alam Potre Koning sehingga tertarik mengunjungi dan mampir. Para wisatawam maupun treveller dapat menjadikan wisata alam Potre Koning sebagai rest area dalam perjalanan mereka melintasi jalan raya di depan wisata alam ini untuk melepas penak, rehat, menikmati pemandangan perbukitan nan cantik, beribadah, ke kamar kecil, makan minum, membeli souvenir dan oleh-oleh, sampai energizing lagi untuk melanjutkan perjalanan.


 

Mitra kegiatan pengabdian kepada masyarakat ini adalah masyarakat Desa Sumbercanting. Program Pengabdian Desa Binaan ini bertema “Peningkatan Skill Enterpreneurship Berbahan Baku Lokal dalam Mendukung Wisata Alam Potre Koning di Desa Sumbercanting, Kecamatan Wringin, Bondowoso”. Potre Koning adalah sebuah destinasi wisata yang dikembangkan masyarakat desa bersama mahasiswa KKN dan pengabdian dosen UNEJ. Pendampingan pada program pengabdian kali ini dilakukan terhadap masyarakat desa yang memiliki potensi usaha kreatif yang dapat mendukung Kelompok Sadar Wisata (Pokdarwis) Laskar Arak-arak sebagai operator Wisata Alam Potre Koning dalam mengembangkan layanan wisata mereka terutama terkait informasi, suvenir dan oleh-oleh.

Melihat belum adanya cenderamata dan kuliner yang ikonik di wisata alam tersebut, tiga orang dosen UNEJ dari Prodi Sastra Indonesia FIB dan satu rekan dari Fisipol menggagas solusi yang ditawarkan melalui pelatihan atau workshop pembuatan cenderamata ikonik dan pemanfaatan kuliner lokal untuk dapat disajikan di lokasi wisata. Target yang ingin dicapai adalah kelompok masyarakat usaha mikro di desa dapat memproduksi produk gantungan kunci, kerajinan tangan, dan seni kriya yang dapat dijajakan di lokasi wisata, sehingga hal ini mendukung program wisata alam yang berbasis masyarakat (community based ecotourism).

Pandemi telah menghentikan operasional Wisata Alam Potre Koning. Adanya kebijakan pemberlakuan Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) dan dilanjutkan PPKM (Pembatasan Pelaksanaan Kegiatan Masyarakat) membuat Wisata Alam Potre Koning menutup usahanya dari kunjungan wisatawan. Otomatis keaadaan ini membuat Pokdarwis Laskar Arak-arak tidak memiliki penghasilan sehingga tidak dapat memberi insentif pada anggotanya yang selama ini aktif mengelola wisata tersebut. Objek wisata menjadi terbengkalai, tanpa ada yang merawat. Sementara letaknya yang ada di pinggir jalan raya dan jauh dari perkampungan pengelola membuat orang-orang yang tidak bertanggung jawab merusak dan melakukan perbuatan vandalis terhadap fasilitas di objek wisata, seperti genteng-genteng yang bolong, besi sangkar burung selfi yang dibengkokkan, papan-papan yang dirusakkan, dan lain-lain. Untung saja beberapa sarana selfi yang dibangun, diamankan terlebih dahulu oleh pihak Pokdarwis.

Melihat kerusakan yang terjadi di objek wisata dan belum bisanya objek wisata alam Potre Koning dibuka kembali untuk pengunjung atau wisatawan, para pengabdi berinisiatif untuk mengikutsertakan pelaku usaha lokal dalam pelatihan Membangun Bisnis di Era Digital Kreatiful untuk UMKM yang diselenggarakan Kreatiful Mentoring Series. Pelatihan-pelatihan terhadap sumberdaya manusia warga Desa Sumbercanting tersebut berisi tentang metode dan cara pembuatan cenderamata atau suvenir, kuliner, pengemasan dan labelisasi yang menarik serta digital marketing.

Program pelatihan tersebut merupakan bentuk pengabdian untuk membantu pelaku UMKM sehingga memiliki pondasi yang kuat untuk mengembangkan usaha. Pelatihan berlangsung dalam empat pertemuan. Pertemuan pertama hari Minggu 24 Oktober 2021 dengan tema “Membangun Mindset Entrepreneur dan Fundamental of Branding. Minggu kedua tanggal 31 Oktober 2021 mengusung tema “Strategi penetapan HPP dan harga jual”. Minggu ketiga 7 November 2021 bertema “Strategi Pengelolaan UMKM yang efektif”. Minggu terakhir tanggal 14 November 2021 mengusung tema “Pentingnya Brand Positioning untuk Bisnis.”

Hasil akhir yang dituju dari pendampingan adalah peningkatan penghasilan keluarga pelaku usaha mikro. Selain itu, produk-produk yang mereka hasilkan dapat mendukung peningkatan daya tarik kunjungan di Wisata Alam Potre Koning.
Sebagai upaya branding wisata sebelum dibuka kembali, para pengabdi membangun pula website untuk memberikan informasi layanan wisata dan produk-produk UMKM desa terkait suvenir dan oleh-oleh dapat dibeli wisatawan ataupun pengunjung maupun masyarakat umum. Masyarakat umum dapat mengunjungi laman web: www.wisatapotrekoning.com

Laman website tersebut berisi informasi tentang layanan wisata, kontak pembelian suvenir dan oleh-oleh, serta video wisata untuk menarik khalayak luas akan keberadaan wisata alam Potre Koning sehingga tertarik mengunjungi dan mampir. Para wisatawam maupun treveller dapat menjadikan wisata alam Potre Koning sebagai rest area dalam perjalanan mereka melintasi jalan raya di depan wisata alam ini untuk melepas penak, rehat, menikmati pemandangan perbukitan nan cantik, beribadah, ke kamar kecil, makan minum, membeli souvenir dan oleh-oleh, sampai energizing lagi untuk melanjutkan perjalanan.


 

Mitra kegiatan pengabdian kepada masyarakat ini adalah masyarakat Desa Sumbercanting. Program Pengabdian Desa Binaan ini bertema “Peningkatan Skill Enterpreneurship Berbahan Baku Lokal dalam Mendukung Wisata Alam Potre Koning di Desa Sumbercanting, Kecamatan Wringin, Bondowoso”. Potre Koning adalah sebuah destinasi wisata yang dikembangkan masyarakat desa bersama mahasiswa KKN dan pengabdian dosen UNEJ. Pendampingan pada program pengabdian kali ini dilakukan terhadap masyarakat desa yang memiliki potensi usaha kreatif yang dapat mendukung Kelompok Sadar Wisata (Pokdarwis) Laskar Arak-arak sebagai operator Wisata Alam Potre Koning dalam mengembangkan layanan wisata mereka terutama terkait informasi, suvenir dan oleh-oleh.

Melihat belum adanya cenderamata dan kuliner yang ikonik di wisata alam tersebut, tiga orang dosen UNEJ dari Prodi Sastra Indonesia FIB dan satu rekan dari Fisipol menggagas solusi yang ditawarkan melalui pelatihan atau workshop pembuatan cenderamata ikonik dan pemanfaatan kuliner lokal untuk dapat disajikan di lokasi wisata. Target yang ingin dicapai adalah kelompok masyarakat usaha mikro di desa dapat memproduksi produk gantungan kunci, kerajinan tangan, dan seni kriya yang dapat dijajakan di lokasi wisata, sehingga hal ini mendukung program wisata alam yang berbasis masyarakat (community based ecotourism).

Pandemi telah menghentikan operasional Wisata Alam Potre Koning. Adanya kebijakan pemberlakuan Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) dan dilanjutkan PPKM (Pembatasan Pelaksanaan Kegiatan Masyarakat) membuat Wisata Alam Potre Koning menutup usahanya dari kunjungan wisatawan. Otomatis keaadaan ini membuat Pokdarwis Laskar Arak-arak tidak memiliki penghasilan sehingga tidak dapat memberi insentif pada anggotanya yang selama ini aktif mengelola wisata tersebut. Objek wisata menjadi terbengkalai, tanpa ada yang merawat. Sementara letaknya yang ada di pinggir jalan raya dan jauh dari perkampungan pengelola membuat orang-orang yang tidak bertanggung jawab merusak dan melakukan perbuatan vandalis terhadap fasilitas di objek wisata, seperti genteng-genteng yang bolong, besi sangkar burung selfi yang dibengkokkan, papan-papan yang dirusakkan, dan lain-lain. Untung saja beberapa sarana selfi yang dibangun, diamankan terlebih dahulu oleh pihak Pokdarwis.

Melihat kerusakan yang terjadi di objek wisata dan belum bisanya objek wisata alam Potre Koning dibuka kembali untuk pengunjung atau wisatawan, para pengabdi berinisiatif untuk mengikutsertakan pelaku usaha lokal dalam pelatihan Membangun Bisnis di Era Digital Kreatiful untuk UMKM yang diselenggarakan Kreatiful Mentoring Series. Pelatihan-pelatihan terhadap sumberdaya manusia warga Desa Sumbercanting tersebut berisi tentang metode dan cara pembuatan cenderamata atau suvenir, kuliner, pengemasan dan labelisasi yang menarik serta digital marketing.

Program pelatihan tersebut merupakan bentuk pengabdian untuk membantu pelaku UMKM sehingga memiliki pondasi yang kuat untuk mengembangkan usaha. Pelatihan berlangsung dalam empat pertemuan. Pertemuan pertama hari Minggu 24 Oktober 2021 dengan tema “Membangun Mindset Entrepreneur dan Fundamental of Branding. Minggu kedua tanggal 31 Oktober 2021 mengusung tema “Strategi penetapan HPP dan harga jual”. Minggu ketiga 7 November 2021 bertema “Strategi Pengelolaan UMKM yang efektif”. Minggu terakhir tanggal 14 November 2021 mengusung tema “Pentingnya Brand Positioning untuk Bisnis.”

Hasil akhir yang dituju dari pendampingan adalah peningkatan penghasilan keluarga pelaku usaha mikro. Selain itu, produk-produk yang mereka hasilkan dapat mendukung peningkatan daya tarik kunjungan di Wisata Alam Potre Koning.
Sebagai upaya branding wisata sebelum dibuka kembali, para pengabdi membangun pula website untuk memberikan informasi layanan wisata dan produk-produk UMKM desa terkait suvenir dan oleh-oleh dapat dibeli wisatawan ataupun pengunjung maupun masyarakat umum. Masyarakat umum dapat mengunjungi laman web: www.wisatapotrekoning.com

Laman website tersebut berisi informasi tentang layanan wisata, kontak pembelian suvenir dan oleh-oleh, serta video wisata untuk menarik khalayak luas akan keberadaan wisata alam Potre Koning sehingga tertarik mengunjungi dan mampir. Para wisatawam maupun treveller dapat menjadikan wisata alam Potre Koning sebagai rest area dalam perjalanan mereka melintasi jalan raya di depan wisata alam ini untuk melepas penak, rehat, menikmati pemandangan perbukitan nan cantik, beribadah, ke kamar kecil, makan minum, membeli souvenir dan oleh-oleh, sampai energizing lagi untuk melanjutkan perjalanan.

(Kontributor: Novianti Pratiwi, mahasiswa Sastra Indonesia).

Mitra kegiatan pengabdian kepada masyarakat ini adalah masyarakat Desa Sumbercanting. Program Pengabdian Desa Binaan ini bertema “Peningkatan Skill Enterpreneurship Berbahan Baku Lokal dalam Mendukung Wisata Alam Potre Koning di Desa Sumbercanting, Kecamatan Wringin, Bondowoso”. Potre Koning adalah sebuah destinasi wisata yang dikembangkan masyarakat desa bersama mahasiswa KKN dan pengabdian dosen UNEJ. Pendampingan pada program pengabdian kali ini dilakukan terhadap masyarakat desa yang memiliki potensi usaha kreatif yang dapat mendukung Kelompok Sadar Wisata (Pokdarwis) Laskar Arak-arak sebagai operator Wisata Alam Potre Koning dalam mengembangkan layanan wisata mereka terutama terkait informasi, suvenir dan oleh-oleh.

Melihat belum adanya cenderamata dan kuliner yang ikonik di wisata alam tersebut, tiga orang dosen UNEJ dari Prodi Sastra Indonesia FIB dan satu rekan dari Fisipol menggagas solusi yang ditawarkan melalui pelatihan atau workshop pembuatan cenderamata ikonik dan pemanfaatan kuliner lokal untuk dapat disajikan di lokasi wisata. Target yang ingin dicapai adalah kelompok masyarakat usaha mikro di desa dapat memproduksi produk gantungan kunci, kerajinan tangan, dan seni kriya yang dapat dijajakan di lokasi wisata, sehingga hal ini mendukung program wisata alam yang berbasis masyarakat (community based ecotourism).

Pandemi telah menghentikan operasional Wisata Alam Potre Koning. Adanya kebijakan pemberlakuan Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) dan dilanjutkan PPKM (Pembatasan Pelaksanaan Kegiatan Masyarakat) membuat Wisata Alam Potre Koning menutup usahanya dari kunjungan wisatawan. Otomatis keaadaan ini membuat Pokdarwis Laskar Arak-arak tidak memiliki penghasilan sehingga tidak dapat memberi insentif pada anggotanya yang selama ini aktif mengelola wisata tersebut. Objek wisata menjadi terbengkalai, tanpa ada yang merawat. Sementara letaknya yang ada di pinggir jalan raya dan jauh dari perkampungan pengelola membuat orang-orang yang tidak bertanggung jawab merusak dan melakukan perbuatan vandalis terhadap fasilitas di objek wisata, seperti genteng-genteng yang bolong, besi sangkar burung selfi yang dibengkokkan, papan-papan yang dirusakkan, dan lain-lain. Untung saja beberapa sarana selfi yang dibangun, diamankan terlebih dahulu oleh pihak Pokdarwis.

Melihat kerusakan yang terjadi di objek wisata dan belum bisanya objek wisata alam Potre Koning dibuka kembali untuk pengunjung atau wisatawan, para pengabdi berinisiatif untuk mengikutsertakan pelaku usaha lokal dalam pelatihan Membangun Bisnis di Era Digital Kreatiful untuk UMKM yang diselenggarakan Kreatiful Mentoring Series. Pelatihan-pelatihan terhadap sumberdaya manusia warga Desa Sumbercanting tersebut berisi tentang metode dan cara pembuatan cenderamata atau suvenir, kuliner, pengemasan dan labelisasi yang menarik serta digital marketing.

Program pelatihan tersebut merupakan bentuk pengabdian untuk membantu pelaku UMKM sehingga memiliki pondasi yang kuat untuk mengembangkan usaha. Pelatihan berlangsung dalam empat pertemuan. Pertemuan pertama hari Minggu 24 Oktober 2021 dengan tema “Membangun Mindset Entrepreneur dan Fundamental of Branding. Minggu kedua tanggal 31 Oktober 2021 mengusung tema “Strategi penetapan HPP dan harga jual”. Minggu ketiga 7 November 2021 bertema “Strategi Pengelolaan UMKM yang efektif”. Minggu terakhir tanggal 14 November 2021 mengusung tema “Pentingnya Brand Positioning untuk Bisnis.”

Hasil akhir yang dituju dari pendampingan adalah peningkatan penghasilan keluarga pelaku usaha mikro. Selain itu, produk-produk yang mereka hasilkan dapat mendukung peningkatan daya tarik kunjungan di Wisata Alam Potre Koning.
Sebagai upaya branding wisata sebelum dibuka kembali, para pengabdi membangun pula website untuk memberikan informasi layanan wisata dan produk-produk UMKM desa terkait suvenir dan oleh-oleh dapat dibeli wisatawan ataupun pengunjung maupun masyarakat umum. Masyarakat umum dapat mengunjungi laman web: www.wisatapotrekoning.com

Laman website tersebut berisi informasi tentang layanan wisata, kontak pembelian suvenir dan oleh-oleh, serta video wisata untuk menarik khalayak luas akan keberadaan wisata alam Potre Koning sehingga tertarik mengunjungi dan mampir. Para wisatawam maupun treveller dapat menjadikan wisata alam Potre Koning sebagai rest area dalam perjalanan mereka melintasi jalan raya di depan wisata alam ini untuk melepas penak, rehat, menikmati pemandangan perbukitan nan cantik, beribadah, ke kamar kecil, makan minum, membeli souvenir dan oleh-oleh, sampai energizing lagi untuk melanjutkan perjalanan.


Mitra kegiatan pengabdian kepada masyarakat ini adalah masyarakat Desa Sumbercanting. Program Pengabdian Desa Binaan ini bertema “Peningkatan Skill Enterpreneurship Berbahan Baku Lokal dalam Mendukung Wisata Alam Potre Koning di Desa Sumbercanting, Kecamatan Wringin, Bondowoso”. Potre Koning adalah sebuah destinasi wisata yang dikembangkan masyarakat desa bersama mahasiswa KKN dan pengabdian dosen UNEJ. Pendampingan pada program pengabdian kali ini dilakukan terhadap masyarakat desa yang memiliki potensi usaha kreatif yang dapat mendukung Kelompok Sadar Wisata (Pokdarwis) Laskar Arak-arak sebagai operator Wisata Alam Potre Koning dalam mengembangkan layanan wisata mereka terutama terkait informasi, suvenir dan oleh-oleh.

Melihat belum adanya cenderamata dan kuliner yang ikonik di wisata alam tersebut, tiga orang dosen UNEJ dari Prodi Sastra Indonesia FIB dan satu rekan dari Fisipol menggagas solusi yang ditawarkan melalui pelatihan atau workshop pembuatan cenderamata ikonik dan pemanfaatan kuliner lokal untuk dapat disajikan di lokasi wisata. Target yang ingin dicapai adalah kelompok masyarakat usaha mikro di desa dapat memproduksi produk gantungan kunci, kerajinan tangan, dan seni kriya yang dapat dijajakan di lokasi wisata, sehingga hal ini mendukung program wisata alam yang berbasis masyarakat (community based ecotourism).

Pandemi telah menghentikan operasional Wisata Alam Potre Koning. Adanya kebijakan pemberlakuan Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) dan dilanjutkan PPKM (Pembatasan Pelaksanaan Kegiatan Masyarakat) membuat Wisata Alam Potre Koning menutup usahanya dari kunjungan wisatawan. Otomatis keaadaan ini membuat Pokdarwis Laskar Arak-arak tidak memiliki penghasilan sehingga tidak dapat memberi insentif pada anggotanya yang selama ini aktif mengelola wisata tersebut. Objek wisata menjadi terbengkalai, tanpa ada yang merawat. Sementara letaknya yang ada di pinggir jalan raya dan jauh dari perkampungan pengelola membuat orang-orang yang tidak bertanggung jawab merusak dan melakukan perbuatan vandalis terhadap fasilitas di objek wisata, seperti genteng-genteng yang bolong, besi sangkar burung selfi yang dibengkokkan, papan-papan yang dirusakkan, dan lain-lain. Untung saja beberapa sarana selfi yang dibangun, diamankan terlebih dahulu oleh pihak Pokdarwis.

Melihat kerusakan yang terjadi di objek wisata dan belum bisanya objek wisata alam Potre Koning dibuka kembali untuk pengunjung atau wisatawan, para pengabdi berinisiatif untuk mengikutsertakan pelaku usaha lokal dalam pelatihan Membangun Bisnis di Era Digital Kreatiful untuk UMKM yang diselenggarakan Kreatiful Mentoring Series. Pelatihan-pelatihan terhadap sumberdaya manusia warga Desa Sumbercanting tersebut berisi tentang metode dan cara pembuatan cenderamata atau suvenir, kuliner, pengemasan dan labelisasi yang menarik serta digital marketing.

Program pelatihan tersebut merupakan bentuk pengabdian untuk membantu pelaku UMKM sehingga memiliki pondasi yang kuat untuk mengembangkan usaha. Pelatihan berlangsung dalam empat pertemuan. Pertemuan pertama hari Minggu 24 Oktober 2021 dengan tema “Membangun Mindset Entrepreneur dan Fundamental of Branding. Minggu kedua tanggal 31 Oktober 2021 mengusung tema “Strategi penetapan HPP dan harga jual”. Minggu ketiga 7 November 2021 bertema “Strategi Pengelolaan UMKM yang efektif”. Minggu terakhir tanggal 14 November 2021 mengusung tema “Pentingnya Brand Positioning untuk Bisnis.”

Hasil akhir yang dituju dari pendampingan adalah peningkatan penghasilan keluarga pelaku usaha mikro. Selain itu, produk-produk yang mereka hasilkan dapat mendukung peningkatan daya tarik kunjungan di Wisata Alam Potre Koning.
Sebagai upaya branding wisata sebelum dibuka kembali, para pengabdi membangun pula website untuk memberikan informasi layanan wisata dan produk-produk UMKM desa terkait suvenir dan oleh-oleh dapat dibeli wisatawan ataupun pengunjung maupun masyarakat umum. Masyarakat umum dapat mengunjungi laman web: www.wisatapotrekoning.com

Laman website tersebut berisi informasi tentang layanan wisata, kontak pembelian suvenir dan oleh-oleh, serta video wisata untuk menarik khalayak luas akan keberadaan wisata alam Potre Koning sehingga tertarik mengunjungi dan mampir. Para wisatawam maupun treveller dapat menjadikan wisata alam Potre Koning sebagai rest area dalam perjalanan mereka melintasi jalan raya di depan wisata alam ini untuk melepas penak, rehat, menikmati pemandangan perbukitan nan cantik, beribadah, ke kamar kecil, makan minum, membeli souvenir dan oleh-oleh, sampai energizing lagi untuk melanjutkan perjalanan.


Mitra kegiatan pengabdian kepada masyarakat ini adalah masyarakat Desa Sumbercanting. Program Pengabdian Desa Binaan ini bertema “Peningkatan Skill Enterpreneurship Berbahan Baku Lokal dalam Mendukung Wisata Alam Potre Koning di Desa Sumbercanting, Kecamatan Wringin, Bondowoso”. Potre Koning adalah sebuah destinasi wisata yang dikembangkan masyarakat desa bersama mahasiswa KKN dan pengabdian dosen UNEJ. Pendampingan pada program pengabdian kali ini dilakukan terhadap masyarakat desa yang memiliki potensi usaha kreatif yang dapat mendukung Kelompok Sadar Wisata (Pokdarwis) Laskar Arak-arak sebagai operator Wisata Alam Potre Koning dalam mengembangkan layanan wisata mereka terutama terkait informasi, suvenir dan oleh-oleh.

Melihat belum adanya cenderamata dan kuliner yang ikonik di wisata alam tersebut, tiga orang dosen UNEJ dari Prodi Sastra Indonesia FIB dan satu rekan dari Fisipol menggagas solusi yang ditawarkan melalui pelatihan atau workshop pembuatan cenderamata ikonik dan pemanfaatan kuliner lokal untuk dapat disajikan di lokasi wisata. Target yang ingin dicapai adalah kelompok masyarakat usaha mikro di desa dapat memproduksi produk gantungan kunci, kerajinan tangan, dan seni kriya yang dapat dijajakan di lokasi wisata, sehingga hal ini mendukung program wisata alam yang berbasis masyarakat (community based ecotourism).

Pandemi telah menghentikan operasional Wisata Alam Potre Koning. Adanya kebijakan pemberlakuan Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) dan dilanjutkan PPKM (Pembatasan Pelaksanaan Kegiatan Masyarakat) membuat Wisata Alam Potre Koning menutup usahanya dari kunjungan wisatawan. Otomatis keaadaan ini membuat Pokdarwis Laskar Arak-arak tidak memiliki penghasilan sehingga tidak dapat memberi insentif pada anggotanya yang selama ini aktif mengelola wisata tersebut. Objek wisata menjadi terbengkalai, tanpa ada yang merawat. Sementara letaknya yang ada di pinggir jalan raya dan jauh dari perkampungan pengelola membuat orang-orang yang tidak bertanggung jawab merusak dan melakukan perbuatan vandalis terhadap fasilitas di objek wisata, seperti genteng-genteng yang bolong, besi sangkar burung selfi yang dibengkokkan, papan-papan yang dirusakkan, dan lain-lain. Untung saja beberapa sarana selfi yang dibangun, diamankan terlebih dahulu oleh pihak Pokdarwis.

Melihat kerusakan yang terjadi di objek wisata dan belum bisanya objek wisata alam Potre Koning dibuka kembali untuk pengunjung atau wisatawan, para pengabdi berinisiatif untuk mengikutsertakan pelaku usaha lokal dalam pelatihan Membangun Bisnis di Era Digital Kreatiful untuk UMKM yang diselenggarakan Kreatiful Mentoring Series. Pelatihan-pelatihan terhadap sumberdaya manusia warga Desa Sumbercanting tersebut berisi tentang metode dan cara pembuatan cenderamata atau suvenir, kuliner, pengemasan dan labelisasi yang menarik serta digital marketing.

Program pelatihan tersebut merupakan bentuk pengabdian untuk membantu pelaku UMKM sehingga memiliki pondasi yang kuat untuk mengembangkan usaha. Pelatihan berlangsung dalam empat pertemuan. Pertemuan pertama hari Minggu 24 Oktober 2021 dengan tema “Membangun Mindset Entrepreneur dan Fundamental of Branding. Minggu kedua tanggal 31 Oktober 2021 mengusung tema “Strategi penetapan HPP dan harga jual”. Minggu ketiga 7 November 2021 bertema “Strategi Pengelolaan UMKM yang efektif”. Minggu terakhir tanggal 14 November 2021 mengusung tema “Pentingnya Brand Positioning untuk Bisnis.”

Hasil akhir yang dituju dari pendampingan adalah peningkatan penghasilan keluarga pelaku usaha mikro. Selain itu, produk-produk yang mereka hasilkan dapat mendukung peningkatan daya tarik kunjungan di Wisata Alam Potre Koning.
Sebagai upaya branding wisata sebelum dibuka kembali, para pengabdi membangun pula website untuk memberikan informasi layanan wisata dan produk-produk UMKM desa terkait suvenir dan oleh-oleh dapat dibeli wisatawan ataupun pengunjung maupun masyarakat umum. Masyarakat umum dapat mengunjungi laman web: www.wisatapotrekoning.com

Laman website tersebut berisi informasi tentang layanan wisata, kontak pembelian suvenir dan oleh-oleh, serta video wisata untuk menarik khalayak luas akan keberadaan wisata alam Potre Koning sehingga tertarik mengunjungi dan mampir. Para wisatawam maupun treveller dapat menjadikan wisata alam Potre Koning sebagai rest area dalam perjalanan mereka melintasi jalan raya di depan wisata alam ini untuk melepas penak, rehat, menikmati pemandangan perbukitan nan cantik, beribadah, ke kamar kecil, makan minum, membeli souvenir dan oleh-oleh, sampai energizing lagi untuk melanjutkan perjalanan.


 

Mitra kegiatan pengabdian kepada masyarakat ini adalah masyarakat Desa Sumbercanting. Program Pengabdian Desa Binaan ini bertema “Peningkatan Skill Enterpreneurship Berbahan Baku Lokal dalam Mendukung Wisata Alam Potre Koning di Desa Sumbercanting, Kecamatan Wringin, Bondowoso”. Potre Koning adalah sebuah destinasi wisata yang dikembangkan masyarakat desa bersama mahasiswa KKN dan pengabdian dosen UNEJ. Pendampingan pada program pengabdian kali ini dilakukan terhadap masyarakat desa yang memiliki potensi usaha kreatif yang dapat mendukung Kelompok Sadar Wisata (Pokdarwis) Laskar Arak-arak sebagai operator Wisata Alam Potre Koning dalam mengembangkan layanan wisata mereka terutama terkait informasi, suvenir dan oleh-oleh.

Melihat belum adanya cenderamata dan kuliner yang ikonik di wisata alam tersebut, tiga orang dosen UNEJ dari Prodi Sastra Indonesia FIB dan satu rekan dari Fisipol menggagas solusi yang ditawarkan melalui pelatihan atau workshop pembuatan cenderamata ikonik dan pemanfaatan kuliner lokal untuk dapat disajikan di lokasi wisata. Target yang ingin dicapai adalah kelompok masyarakat usaha mikro di desa dapat memproduksi produk gantungan kunci, kerajinan tangan, dan seni kriya yang dapat dijajakan di lokasi wisata, sehingga hal ini mendukung program wisata alam yang berbasis masyarakat (community based ecotourism).

Pandemi telah menghentikan operasional Wisata Alam Potre Koning. Adanya kebijakan pemberlakuan Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) dan dilanjutkan PPKM (Pembatasan Pelaksanaan Kegiatan Masyarakat) membuat Wisata Alam Potre Koning menutup usahanya dari kunjungan wisatawan. Otomatis keaadaan ini membuat Pokdarwis Laskar Arak-arak tidak memiliki penghasilan sehingga tidak dapat memberi insentif pada anggotanya yang selama ini aktif mengelola wisata tersebut. Objek wisata menjadi terbengkalai, tanpa ada yang merawat. Sementara letaknya yang ada di pinggir jalan raya dan jauh dari perkampungan pengelola membuat orang-orang yang tidak bertanggung jawab merusak dan melakukan perbuatan vandalis terhadap fasilitas di objek wisata, seperti genteng-genteng yang bolong, besi sangkar burung selfi yang dibengkokkan, papan-papan yang dirusakkan, dan lain-lain. Untung saja beberapa sarana selfi yang dibangun, diamankan terlebih dahulu oleh pihak Pokdarwis.

Melihat kerusakan yang terjadi di objek wisata dan belum bisanya objek wisata alam Potre Koning dibuka kembali untuk pengunjung atau wisatawan, para pengabdi berinisiatif untuk mengikutsertakan pelaku usaha lokal dalam pelatihan Membangun Bisnis di Era Digital Kreatiful untuk UMKM yang diselenggarakan Kreatiful Mentoring Series. Pelatihan-pelatihan terhadap sumberdaya manusia warga Desa Sumbercanting tersebut berisi tentang metode dan cara pembuatan cenderamata atau suvenir, kuliner, pengemasan dan labelisasi yang menarik serta digital marketing.

Program pelatihan tersebut merupakan bentuk pengabdian untuk membantu pelaku UMKM sehingga memiliki pondasi yang kuat untuk mengembangkan usaha. Pelatihan berlangsung dalam empat pertemuan. Pertemuan pertama hari Minggu 24 Oktober 2021 dengan tema “Membangun Mindset Entrepreneur dan Fundamental of Branding. Minggu kedua tanggal 31 Oktober 2021 mengusung tema “Strategi penetapan HPP dan harga jual”. Minggu ketiga 7 November 2021 bertema “Strategi Pengelolaan UMKM yang efektif”. Minggu terakhir tanggal 14 November 2021 mengusung tema “Pentingnya Brand Positioning untuk Bisnis.”

Hasil akhir yang dituju dari pendampingan adalah peningkatan penghasilan keluarga pelaku usaha mikro. Selain itu, produk-produk yang mereka hasilkan dapat mendukung peningkatan daya tarik kunjungan di Wisata Alam Potre Koning.
Sebagai upaya branding wisata sebelum dibuka kembali, para pengabdi membangun pula website untuk memberikan informasi layanan wisata dan produk-produk UMKM desa terkait suvenir dan oleh-oleh dapat dibeli wisatawan ataupun pengunjung maupun masyarakat umum. Masyarakat umum dapat mengunjungi laman web: www.wisatapotrekoning.com

Laman website tersebut berisi informasi tentang layanan wisata, kontak pembelian suvenir dan oleh-oleh, serta video wisata untuk menarik khalayak luas akan keberadaan wisata alam Potre Koning sehingga tertarik mengunjungi dan mampir. Para wisatawam maupun treveller dapat menjadikan wisata alam Potre Koning sebagai rest area dalam perjalanan mereka melintasi jalan raya di depan wisata alam ini untuk melepas penak, rehat, menikmati pemandangan perbukitan nan cantik, beribadah, ke kamar kecil, makan minum, membeli souvenir dan oleh-oleh, sampai energizing lagi untuk melanjutkan perjalanan.


Mitra kegiatan pengabdian kepada masyarakat ini adalah masyarakat Desa Sumbercanting. Program Pengabdian Desa Binaan ini bertema “Peningkatan Skill Enterpreneurship Berbahan Baku Lokal dalam Mendukung Wisata Alam Potre Koning di Desa Sumbercanting, Kecamatan Wringin, Bondowoso”. Potre Koning adalah sebuah destinasi wisata yang dikembangkan masyarakat desa bersama mahasiswa KKN dan pengabdian dosen UNEJ. Pendampingan pada program pengabdian kali ini dilakukan terhadap masyarakat desa yang memiliki potensi usaha kreatif yang dapat mendukung Kelompok Sadar Wisata (Pokdarwis) Laskar Arak-arak sebagai operator Wisata Alam Potre Koning dalam mengembangkan layanan wisata mereka terutama terkait informasi, suvenir dan oleh-oleh.

Melihat belum adanya cenderamata dan kuliner yang ikonik di wisata alam tersebut, tiga orang dosen UNEJ dari Prodi Sastra Indonesia FIB dan satu rekan dari Fisipol menggagas solusi yang ditawarkan melalui pelatihan atau workshop pembuatan cenderamata ikonik dan pemanfaatan kuliner lokal untuk dapat disajikan di lokasi wisata. Target yang ingin dicapai adalah kelompok masyarakat usaha mikro di desa dapat memproduksi produk gantungan kunci, kerajinan tangan, dan seni kriya yang dapat dijajakan di lokasi wisata, sehingga hal ini mendukung program wisata alam yang berbasis masyarakat (community based ecotourism).

Pandemi telah menghentikan operasional Wisata Alam Potre Koning. Adanya kebijakan pemberlakuan Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) dan dilanjutkan PPKM (Pembatasan Pelaksanaan Kegiatan Masyarakat) membuat Wisata Alam Potre Koning menutup usahanya dari kunjungan wisatawan. Otomatis keaadaan ini membuat Pokdarwis Laskar Arak-arak tidak memiliki penghasilan sehingga tidak dapat memberi insentif pada anggotanya yang selama ini aktif mengelola wisata tersebut. Objek wisata menjadi terbengkalai, tanpa ada yang merawat. Sementara letaknya yang ada di pinggir jalan raya dan jauh dari perkampungan pengelola membuat orang-orang yang tidak bertanggung jawab merusak dan melakukan perbuatan vandalis terhadap fasilitas di objek wisata, seperti genteng-genteng yang bolong, besi sangkar burung selfi yang dibengkokkan, papan-papan yang dirusakkan, dan lain-lain. Untung saja beberapa sarana selfi yang dibangun, diamankan terlebih dahulu oleh pihak Pokdarwis.

Melihat kerusakan yang terjadi di objek wisata dan belum bisanya objek wisata alam Potre Koning dibuka kembali untuk pengunjung atau wisatawan, para pengabdi berinisiatif untuk mengikutsertakan pelaku usaha lokal dalam pelatihan Membangun Bisnis di Era Digital Kreatiful untuk UMKM yang diselenggarakan Kreatiful Mentoring Series. Pelatihan-pelatihan terhadap sumberdaya manusia warga Desa Sumbercanting tersebut berisi tentang metode dan cara pembuatan cenderamata atau suvenir, kuliner, pengemasan dan labelisasi yang menarik serta digital marketing.

Program pelatihan tersebut merupakan bentuk pengabdian untuk membantu pelaku UMKM sehingga memiliki pondasi yang kuat untuk mengembangkan usaha. Pelatihan berlangsung dalam empat pertemuan. Pertemuan pertama hari Minggu 24 Oktober 2021 dengan tema “Membangun Mindset Entrepreneur dan Fundamental of Branding. Minggu kedua tanggal 31 Oktober 2021 mengusung tema “Strategi penetapan HPP dan harga jual”. Minggu ketiga 7 November 2021 bertema “Strategi Pengelolaan UMKM yang efektif”. Minggu terakhir tanggal 14 November 2021 mengusung tema “Pentingnya Brand Positioning untuk Bisnis.”

Hasil akhir yang dituju dari pendampingan adalah peningkatan penghasilan keluarga pelaku usaha mikro. Selain itu, produk-produk yang mereka hasilkan dapat mendukung peningkatan daya tarik kunjungan di Wisata Alam Potre Koning.
Sebagai upaya branding wisata sebelum dibuka kembali, para pengabdi membangun pula website untuk memberikan informasi layanan wisata dan produk-produk UMKM desa terkait suvenir dan oleh-oleh dapat dibeli wisatawan ataupun pengunjung maupun masyarakat umum. Masyarakat umum dapat mengunjungi laman web: www.wisatapotrekoning.com

Laman website tersebut berisi informasi tentang layanan wisata, kontak pembelian suvenir dan oleh-oleh, serta video wisata untuk menarik khalayak luas akan keberadaan wisata alam Potre Koning sehingga tertarik mengunjungi dan mampir. Para wisatawam maupun treveller dapat menjadikan wisata alam Potre Koning sebagai rest area dalam perjalanan mereka melintasi jalan raya di depan wisata alam ini untuk melepas penak, rehat, menikmati pemandangan perbukitan nan cantik, beribadah, ke kamar kecil, makan minum, membeli souvenir dan oleh-oleh, sampai energizing lagi untuk melanjutkan perjalanan.


Mitra kegiatan pengabdian kepada masyarakat ini adalah masyarakat Desa Sumbercanting. Program Pengabdian Desa Binaan ini bertema “Peningkatan Skill Enterpreneurship Berbahan Baku Lokal dalam Mendukung Wisata Alam Potre Koning di Desa Sumbercanting, Kecamatan Wringin, Bondowoso”. Potre Koning adalah sebuah destinasi wisata yang dikembangkan masyarakat desa bersama mahasiswa KKN dan pengabdian dosen UNEJ. Pendampingan pada program pengabdian kali ini dilakukan terhadap masyarakat desa yang memiliki potensi usaha kreatif yang dapat mendukung Kelompok Sadar Wisata (Pokdarwis) Laskar Arak-arak sebagai operator Wisata Alam Potre Koning dalam mengembangkan layanan wisata mereka terutama terkait informasi, suvenir dan oleh-oleh.

Melihat belum adanya cenderamata dan kuliner yang ikonik di wisata alam tersebut, tiga orang dosen UNEJ dari Prodi Sastra Indonesia FIB dan satu rekan dari Fisipol menggagas solusi yang ditawarkan melalui pelatihan atau workshop pembuatan cenderamata ikonik dan pemanfaatan kuliner lokal untuk dapat disajikan di lokasi wisata. Target yang ingin dicapai adalah kelompok masyarakat usaha mikro di desa dapat memproduksi produk gantungan kunci, kerajinan tangan, dan seni kriya yang dapat dijajakan di lokasi wisata, sehingga hal ini mendukung program wisata alam yang berbasis masyarakat (community based ecotourism).

Pandemi telah menghentikan operasional Wisata Alam Potre Koning. Adanya kebijakan pemberlakuan Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) dan dilanjutkan PPKM (Pembatasan Pelaksanaan Kegiatan Masyarakat) membuat Wisata Alam Potre Koning menutup usahanya dari kunjungan wisatawan. Otomatis keaadaan ini membuat Pokdarwis Laskar Arak-arak tidak memiliki penghasilan sehingga tidak dapat memberi insentif pada anggotanya yang selama ini aktif mengelola wisata tersebut. Objek wisata menjadi terbengkalai, tanpa ada yang merawat. Sementara letaknya yang ada di pinggir jalan raya dan jauh dari perkampungan pengelola membuat orang-orang yang tidak bertanggung jawab merusak dan melakukan perbuatan vandalis terhadap fasilitas di objek wisata, seperti genteng-genteng yang bolong, besi sangkar burung selfi yang dibengkokkan, papan-papan yang dirusakkan, dan lain-lain. Untung saja beberapa sarana selfi yang dibangun, diamankan terlebih dahulu oleh pihak Pokdarwis.

Melihat kerusakan yang terjadi di objek wisata dan belum bisanya objek wisata alam Potre Koning dibuka kembali untuk pengunjung atau wisatawan, para pengabdi berinisiatif untuk mengikutsertakan pelaku usaha lokal dalam pelatihan Membangun Bisnis di Era Digital Kreatiful untuk UMKM yang diselenggarakan Kreatiful Mentoring Series. Pelatihan-pelatihan terhadap sumberdaya manusia warga Desa Sumbercanting tersebut berisi tentang metode dan cara pembuatan cenderamata atau suvenir, kuliner, pengemasan dan labelisasi yang menarik serta digital marketing.

Program pelatihan tersebut merupakan bentuk pengabdian untuk membantu pelaku UMKM sehingga memiliki pondasi yang kuat untuk mengembangkan usaha. Pelatihan berlangsung dalam empat pertemuan. Pertemuan pertama hari Minggu 24 Oktober 2021 dengan tema “Membangun Mindset Entrepreneur dan Fundamental of Branding. Minggu kedua tanggal 31 Oktober 2021 mengusung tema “Strategi penetapan HPP dan harga jual”. Minggu ketiga 7 November 2021 bertema “Strategi Pengelolaan UMKM yang efektif”. Minggu terakhir tanggal 14 November 2021 mengusung tema “Pentingnya Brand Positioning untuk Bisnis.”

Hasil akhir yang dituju dari pendampingan adalah peningkatan penghasilan keluarga pelaku usaha mikro. Selain itu, produk-produk yang mereka hasilkan dapat mendukung peningkatan daya tarik kunjungan di Wisata Alam Potre Koning.
Sebagai upaya branding wisata sebelum dibuka kembali, para pengabdi membangun pula website untuk memberikan informasi layanan wisata dan produk-produk UMKM desa terkait suvenir dan oleh-oleh dapat dibeli wisatawan ataupun pengunjung maupun masyarakat umum. Masyarakat umum dapat mengunjungi laman web: www.wisatapotrekoning.com

Laman website tersebut berisi informasi tentang layanan wisata, kontak pembelian suvenir dan oleh-oleh, serta video wisata untuk menarik khalayak luas akan keberadaan wisata alam Potre Koning sehingga tertarik mengunjungi dan mampir. Para wisatawam maupun treveller dapat menjadikan wisata alam Potre Koning sebagai rest area dalam perjalanan mereka melintasi jalan raya di depan wisata alam ini untuk melepas penak, rehat, menikmati pemandangan perbukitan nan cantik, beribadah, ke kamar kecil, makan minum, membeli souvenir dan oleh-oleh, sampai energizing lagi untuk melanjutkan perjalanan.


Mitra kegiatan pengabdian kepada masyarakat ini adalah masyarakat Desa Sumbercanting. Program Pengabdian Desa Binaan ini bertema “Peningkatan Skill Enterpreneurship Berbahan Baku Lokal dalam Mendukung Wisata Alam Potre Koning di Desa Sumbercanting, Kecamatan Wringin, Bondowoso”. Potre Koning adalah sebuah destinasi wisata yang dikembangkan masyarakat desa bersama mahasiswa KKN dan pengabdian dosen UNEJ. Pendampingan pada program pengabdian kali ini dilakukan terhadap masyarakat desa yang memiliki potensi usaha kreatif yang dapat mendukung Kelompok Sadar Wisata (Pokdarwis) Laskar Arak-arak sebagai operator Wisata Alam Potre Koning dalam mengembangkan layanan wisata mereka terutama terkait informasi, suvenir dan oleh-oleh.

Melihat belum adanya cenderamata dan kuliner yang ikonik di wisata alam tersebut, tiga orang dosen UNEJ dari Prodi Sastra Indonesia FIB dan satu rekan dari Fisipol menggagas solusi yang ditawarkan melalui pelatihan atau workshop pembuatan cenderamata ikonik dan pemanfaatan kuliner lokal untuk dapat disajikan di lokasi wisata. Target yang ingin dicapai adalah kelompok masyarakat usaha mikro di desa dapat memproduksi produk gantungan kunci, kerajinan tangan, dan seni kriya yang dapat dijajakan di lokasi wisata, sehingga hal ini mendukung program wisata alam yang berbasis masyarakat (community based ecotourism).

Pandemi telah menghentikan operasional Wisata Alam Potre Koning. Adanya kebijakan pemberlakuan Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) dan dilanjutkan PPKM (Pembatasan Pelaksanaan Kegiatan Masyarakat) membuat Wisata Alam Potre Koning menutup usahanya dari kunjungan wisatawan. Otomatis keaadaan ini membuat Pokdarwis Laskar Arak-arak tidak memiliki penghasilan sehingga tidak dapat memberi insentif pada anggotanya yang selama ini aktif mengelola wisata tersebut. Objek wisata menjadi terbengkalai, tanpa ada yang merawat. Sementara letaknya yang ada di pinggir jalan raya dan jauh dari perkampungan pengelola membuat orang-orang yang tidak bertanggung jawab merusak dan melakukan perbuatan vandalis terhadap fasilitas di objek wisata, seperti genteng-genteng yang bolong, besi sangkar burung selfi yang dibengkokkan, papan-papan yang dirusakkan, dan lain-lain. Untung saja beberapa sarana selfi yang dibangun, diamankan terlebih dahulu oleh pihak Pokdarwis.

Melihat kerusakan yang terjadi di objek wisata dan belum bisanya objek wisata alam Potre Koning dibuka kembali untuk pengunjung atau wisatawan, para pengabdi berinisiatif untuk mengikutsertakan pelaku usaha lokal dalam pelatihan Membangun Bisnis di Era Digital Kreatiful untuk UMKM yang diselenggarakan Kreatiful Mentoring Series. Pelatihan-pelatihan terhadap sumberdaya manusia warga Desa Sumbercanting tersebut berisi tentang metode dan cara pembuatan cenderamata atau suvenir, kuliner, pengemasan dan labelisasi yang menarik serta digital marketing.

Program pelatihan tersebut merupakan bentuk pengabdian untuk membantu pelaku UMKM sehingga memiliki pondasi yang kuat untuk mengembangkan usaha. Pelatihan berlangsung dalam empat pertemuan. Pertemuan pertama hari Minggu 24 Oktober 2021 dengan tema “Membangun Mindset Entrepreneur dan Fundamental of Branding. Minggu kedua tanggal 31 Oktober 2021 mengusung tema “Strategi penetapan HPP dan harga jual”. Minggu ketiga 7 November 2021 bertema “Strategi Pengelolaan UMKM yang efektif”. Minggu terakhir tanggal 14 November 2021 mengusung tema “Pentingnya Brand Positioning untuk Bisnis.”

Hasil akhir yang dituju dari pendampingan adalah peningkatan penghasilan keluarga pelaku usaha mikro. Selain itu, produk-produk yang mereka hasilkan dapat mendukung peningkatan daya tarik kunjungan di Wisata Alam Potre Koning.
Sebagai upaya branding wisata sebelum dibuka kembali, para pengabdi membangun pula website untuk memberikan informasi layanan wisata dan produk-produk UMKM desa terkait suvenir dan oleh-oleh dapat dibeli wisatawan ataupun pengunjung maupun masyarakat umum. Masyarakat umum dapat mengunjungi laman web: www.wisatapotrekoning.com

Laman website tersebut berisi informasi tentang layanan wisata, kontak pembelian suvenir dan oleh-oleh, serta video wisata untuk menarik khalayak luas akan keberadaan wisata alam Potre Koning sehingga tertarik mengunjungi dan mampir. Para wisatawam maupun treveller dapat menjadikan wisata alam Potre Koning sebagai rest area dalam perjalanan mereka melintasi jalan raya di depan wisata alam ini untuk melepas penak, rehat, menikmati pemandangan perbukitan nan cantik, beribadah, ke kamar kecil, makan minum, membeli souvenir dan oleh-oleh, sampai energizing lagi untuk melanjutkan perjalanan.


Mitra kegiatan pengabdian kepada masyarakat ini adalah masyarakat Desa Sumbercanting. Program Pengabdian Desa Binaan ini bertema “Peningkatan Skill Enterpreneurship Berbahan Baku Lokal dalam Mendukung Wisata Alam Potre Koning di Desa Sumbercanting, Kecamatan Wringin, Bondowoso”. Potre Koning adalah sebuah destinasi wisata yang dikembangkan masyarakat desa bersama mahasiswa KKN dan pengabdian dosen UNEJ. Pendampingan pada program pengabdian kali ini dilakukan terhadap masyarakat desa yang memiliki potensi usaha kreatif yang dapat mendukung Kelompok Sadar Wisata (Pokdarwis) Laskar Arak-arak sebagai operator Wisata Alam Potre Koning dalam mengembangkan layanan wisata mereka terutama terkait informasi, suvenir dan oleh-oleh.

Melihat belum adanya cenderamata dan kuliner yang ikonik di wisata alam tersebut, tiga orang dosen UNEJ dari Prodi Sastra Indonesia FIB dan satu rekan dari Fisipol menggagas solusi yang ditawarkan melalui pelatihan atau workshop pembuatan cenderamata ikonik dan pemanfaatan kuliner lokal untuk dapat disajikan di lokasi wisata. Target yang ingin dicapai adalah kelompok masyarakat usaha mikro di desa dapat memproduksi produk gantungan kunci, kerajinan tangan, dan seni kriya yang dapat dijajakan di lokasi wisata, sehingga hal ini mendukung program wisata alam yang berbasis masyarakat (community based ecotourism).

Pandemi telah menghentikan operasional Wisata Alam Potre Koning. Adanya kebijakan pemberlakuan Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) dan dilanjutkan PPKM (Pembatasan Pelaksanaan Kegiatan Masyarakat) membuat Wisata Alam Potre Koning menutup usahanya dari kunjungan wisatawan. Otomatis keaadaan ini membuat Pokdarwis Laskar Arak-arak tidak memiliki penghasilan sehingga tidak dapat memberi insentif pada anggotanya yang selama ini aktif mengelola wisata tersebut. Objek wisata menjadi terbengkalai, tanpa ada yang merawat. Sementara letaknya yang ada di pinggir jalan raya dan jauh dari perkampungan pengelola membuat orang-orang yang tidak bertanggung jawab merusak dan melakukan perbuatan vandalis terhadap fasilitas di objek wisata, seperti genteng-genteng yang bolong, besi sangkar burung selfi yang dibengkokkan, papan-papan yang dirusakkan, dan lain-lain. Untung saja beberapa sarana selfi yang dibangun, diamankan terlebih dahulu oleh pihak Pokdarwis.

Melihat kerusakan yang terjadi di objek wisata dan belum bisanya objek wisata alam Potre Koning dibuka kembali untuk pengunjung atau wisatawan, para pengabdi berinisiatif untuk mengikutsertakan pelaku usaha lokal dalam pelatihan Membangun Bisnis di Era Digital Kreatiful untuk UMKM yang diselenggarakan Kreatiful Mentoring Series. Pelatihan-pelatihan terhadap sumberdaya manusia warga Desa Sumbercanting tersebut berisi tentang metode dan cara pembuatan cenderamata atau suvenir, kuliner, pengemasan dan labelisasi yang menarik serta digital marketing.

Program pelatihan tersebut merupakan bentuk pengabdian untuk membantu pelaku UMKM sehingga memiliki pondasi yang kuat untuk mengembangkan usaha. Pelatihan berlangsung dalam empat pertemuan. Pertemuan pertama hari Minggu 24 Oktober 2021 dengan tema “Membangun Mindset Entrepreneur dan Fundamental of Branding. Minggu kedua tanggal 31 Oktober 2021 mengusung tema “Strategi penetapan HPP dan harga jual”. Minggu ketiga 7 November 2021 bertema “Strategi Pengelolaan UMKM yang efektif”. Minggu terakhir tanggal 14 November 2021 mengusung tema “Pentingnya Brand Positioning untuk Bisnis.”

Hasil akhir yang dituju dari pendampingan adalah peningkatan penghasilan keluarga pelaku usaha mikro. Selain itu, produk-produk yang mereka hasilkan dapat mendukung peningkatan daya tarik kunjungan di Wisata Alam Potre Koning.
Sebagai upaya branding wisata sebelum dibuka kembali, para pengabdi membangun pula website untuk memberikan informasi layanan wisata dan produk-produk UMKM desa terkait suvenir dan oleh-oleh dapat dibeli wisatawan ataupun pengunjung maupun masyarakat umum. Masyarakat umum dapat mengunjungi laman web: www.wisatapotrekoning.com

Laman website tersebut berisi informasi tentang layanan wisata, kontak pembelian suvenir dan oleh-oleh, serta video wisata untuk menarik khalayak luas akan keberadaan wisata alam Potre Koning sehingga tertarik mengunjungi dan mampir. Para wisatawam maupun treveller dapat menjadikan wisata alam Potre Koning sebagai rest area dalam perjalanan mereka melintasi jalan raya di depan wisata alam ini untuk melepas penak, rehat, menikmati pemandangan perbukitan nan cantik, beribadah, ke kamar kecil, makan minum, membeli souvenir dan oleh-oleh, sampai energizing lagi untuk melanjutkan perjalanan.

(Kontributor: Novianti Pratiwi, mahasiswa Sastra Indonesia).[:]

[:en]KPU Provinsi Jawa Timur Mengajak Mahasiswa Magang Prodi Sastra Indonesia FIB UNEJ dalam Acara Desa Peduli Pemilu dan Pemilihan [:]

[:en]KPU Provinsi Jawa Timur mengajak mahasiswa magang Prodi Sastra Indonesia, Fakultas Ilmu Budaya, Universitas Jember dalam acara Pembekalan Desa Peduli Pemilu dan Pemilihan (DP3) yang diselenggarakan di Kelurahan Semolowaru, Surabaya pada 13 Oktober 2021 lalu. Acara DP3 yang diselenggarakan ini merupakan acara kedua setelah pembekalan yang dilakukan di Desa Pringgodani, Kabupaten Sidoarjo.

Kegiatan Pembekalan DP3 ini dihadiri oleh Walikota Surabaya, Eri Cahyadi, Komisioner KPU RI, Arief Budiman, Kapolres Pelabuhan Tanjung Perak, Anton Elfrino Trisano, Forkopimda serta Lurah Semolowaru. Jumlah peserta kader yang hadir dalam pembekalan kader DP3 ini berjumlah 25 peserta.

Dua mahasiswa magang, Adi Suryo Nugroho dan Dea Amanda diberi tugas berupa mendokumentasikan acara dan melakukan live streaming di Youtube. Kedua tmahaiswa ini dapat menjalankan tugasnya dengan baik berkat ilmu yang pernah didapatkan dalam mata kuliah Pengantar Sinematografi dan Sinematografi 1. Tambahan pula para mahasiswa bisa lebih mendalami ilmunya tersebut dalam acara DP3 yang diselenggarakan di Surabaya dengan bimbingan dari staff Kassubag Teknis dan Humas (Tekmas) yakni Riski Ashari dan Alrisa Ayu.

Di samping kesibukkannya dalam menjalankan tugas, para mahasiswa belajar pula mengenai pentingnya pemilu, mengidentifikasi suatu berita itu hoax atau tidak, dan lain sebagainya. Di kesempatan lain mahasiswa magang juga diperkenalkan kesenian dan budaya khas Surabaya seperti Cak dan Ning dan tarian khas Surabaya, dan  kesenian musik angklung.

(Kontributor: Adi Suryo Nugroho, mahasiswa Sastra Indonesia)[:]

Mahasiswa Sastra Indonesia Magang di Radar Jember Menjadi Sosok di Balik Terciptanya Narasi Berita

[:en]

[:en]



Program Merdeka Belajar Kampus Merdeka (MBKM) merupakan program yang diselenggarakan oleh Menteri Pendidikan dan Kebudayaan dalam rangka menggali potensi mahasiswa secara profesional. Program ini menggandeng beberapa mitra, salah satunya adalah Jawa Pos Radar Jember yang berada di Jalan Jenderal Ahmad Yani No. 99, Kepatihan, Kaliwates, Kabupaten Jember. Radar Jember merupakan salah satu media cetak yang memberikan kesempatan bagi mahasiswa yang ingin menambah pengalaman di dunia kerja, khususnya dunia media massa, melalui program MBKM.

Pembagian jobdesk yang disediakan oleh Radar Jember di antaranya adalah reporter, copy editor, layouter, content creator, videographer, event organizer, marketing, dan host. Salah satu posisi yang berperan besar dalam penerbitan berita adalah reporter. Terdapat beberapa mahasiswa Sastra Indonesia FIB UNEJ mengisi posisi sebagai reporter, yaitu Celsya Martina Anjali, Kuntari Pangestika, Prita Puspita Sari, Riri Artiani, dan Sinta Nuria. Pekerjaan yang dilakukan dalam posisi ini adalah menyusun berita dengan cara mencari topik, narasumber, menyusun pertanyaan, melakukan wawancara, mengolah data hasil wawancara menjadi narasi berita maupun infografis melalui kuesioner yang dibagikan di media sosial.

Terdapat beragam alasan untuk memilih posisi reporter, salah satunya yang diuangkapkan Prita Puspita Sari. “Aku sebenernya pengen jadi reporter lisan, tapi dari pihak Radar Jember tidak menyediakan hal tersebut. Jadi, reporter ditugaskan merangkap menjadi wartawan sekaligus reporter tulis,” ujar Prita, Kamis (14/10).

Di masa pandemi ini, magang masih belum dapat sepenuhnya dilakukan secara luring. Work From Home atau WFH menjadi solusi agar program MBKM tetap berjalan. “Jadi, kita ke kantor setiap hari Selasa untuk melakukan evaluasi e-paper edisi minggu lalu,” pungkas Kuntari salah satu reporter, Kamis (14/10). Alhasil, reporter bekerja di mana saja, seperti di kafe, indekos, dan tempat lainnya.

Menjadi reporter dirasa cukup menantang karena diharuskan peka terhadap keadaan sekitar, karena berita muncul dari kepekaan diri terhadap lingkungan. Dengan menjadi reporter juga dapat memperoleh berbagai benefit, seperti menambah relasi baru, menambah pengalaman, dan dapat melatih skill membaca dan menulis. Namun demikian tugas sebagai repoter menuntut kerja keras dan effort lebih, misalnya harus wara-wiri mencari berita, menghadapi kesulitan dalam mencari topik berita, menyita banyak waktu, tenaga, bahkan biaya.

Begitulah pengalaman menjadi reporter yang dihadapi oleh mahasiswa magang Sastra Indonesia di Radar Jember. Meskipun begitu, mereka tetap semangat menjalani posisinya demi mendalami minat yang dimiliki.

(Kontributor: Nisrina Shany Yasinta, mahasiswa Sastra Indonesia)

[:de]

Program Merdeka Belajar Kampus Merdeka (MBKM) merupakan program yang diselenggarakan oleh Menteri Pendidikan dan Kebudayaan dalam rangka menggali potensi mahasiswa secara profesional. Program ini menggandeng beberapa mitra, salah satunya adalah Jawa Pos Radar Jember yang berada di Jalan Jenderal Ahmad Yani No. 99, Kepatihan, Kaliwates, Kabupaten Jember. Radar Jember merupakan salah satu media cetak yang memberikan kesempatan bagi mahasiswa yang ingin menambah pengalaman di dunia kerja, khususnya dunia media massa, melalui program MBKM.

Pembagian jobdesk yang disediakan oleh Radar Jember di antaranya adalah reporter, copy editor, layouter, content creator, videographer, event organizer, marketing, dan host. Salah satu posisi yang berperan besar dalam penerbitan berita adalah reporter. Terdapat beberapa mahasiswa Sastra Indonesia FIB UNEJ mengisi posisi sebagai reporter, yaitu Celsya Martina Anjali, Kuntari Pangestika, Prita Puspita Sari, Riri Artiani, dan Sinta Nuria. Pekerjaan yang dilakukan dalam posisi ini adalah menyusun berita dengan cara mencari topik, narasumber, menyusun pertanyaan, melakukan wawancara, mengolah data hasil wawancara menjadi narasi berita maupun infografis melalui kuesioner yang dibagikan di media sosial.

Terdapat beragam alasan untuk memilih posisi reporter, salah satunya yang diuangkapkan Prita Puspita Sari. “Aku sebenernya pengen jadi reporter lisan, tapi dari pihak Radar Jember tidak menyediakan hal tersebut. Jadi, reporter ditugaskan merangkap menjadi wartawan sekaligus reporter tulis,” ujar Prita, Kamis (14/10).

Di masa pandemi ini, magang masih belum dapat sepenuhnya dilakukan secara luring. Work From Home atau WFH menjadi solusi agar program MBKM tetap berjalan. “Jadi, kita ke kantor setiap hari Selasa untuk melakukan evaluasi e-paper edisi minggu lalu,” pungkas Kuntari salah satu reporter, Kamis (14/10). Alhasil, reporter bekerja di mana saja, seperti di kafe, indekos, dan tempat lainnya.

Menjadi reporter dirasa cukup menantang karena diharuskan peka terhadap keadaan sekitar, karena berita muncul dari kepekaan diri terhadap lingkungan. Dengan menjadi reporter juga dapat memperoleh berbagai benefit, seperti menambah relasi baru, menambah pengalaman, dan dapat melatih skill membaca dan menulis. Namun demikian tugas sebagai repoter menuntut kerja keras dan effort lebih, misalnya harus wara-wiri mencari berita, menghadapi kesulitan dalam mencari topik berita, menyita banyak waktu, tenaga, bahkan biaya.

Begitulah pengalaman menjadi reporter yang dihadapi oleh mahasiswa magang Sastra Indonesia di Radar Jember. Meskipun begitu, mereka tetap semangat menjalani posisinya demi mendalami minat yang dimiliki.

(Kontributor: Nisrina Shany Yasinta, mahasiswa Sastra Indonesia)

[:]

[:de]Program Merdeka Belajar Kampus Merdeka (MBKM) merupakan program yang diselenggarakan oleh Menteri Pendidikan dan Kebudayaan dalam rangka menggali potensi mahasiswa secara profesional. Program ini menggandeng beberapa mitra, salah satunya adalah Jawa Pos Radar Jember yang berada di Jalan Jenderal Ahmad Yani No. 99, Kepatihan, Kaliwates, Kabupaten Jember. Radar Jember merupakan salah satu media cetak yang memberikan kesempatan bagi mahasiswa yang ingin menambah pengalaman di dunia kerja, khususnya dunia media massa, melalui program MBKM.

Pembagian jobdesk yang disediakan oleh Radar Jember di antaranya adalah reporter, copy editor, layouter, content creator, videographer, event organizer, marketing, dan host. Salah satu posisi yang berperan besar dalam penerbitan berita adalah reporter. Terdapat beberapa mahasiswa Sastra Indonesia FIB UNEJ mengisi posisi sebagai reporter, yaitu Celsya Martina Anjali, Kuntari Pangestika, Prita Puspita Sari, Riri Artiani, dan Sinta Nuria. Pekerjaan yang dilakukan dalam posisi ini adalah menyusun berita dengan cara mencari topik, narasumber, menyusun pertanyaan, melakukan wawancara, mengolah data hasil wawancara menjadi narasi berita maupun infografis melalui kuesioner yang dibagikan di media sosial.

Terdapat beragam alasan untuk memilih posisi reporter, salah satunya yang diuangkapkan Prita Puspita Sari. “Aku sebenernya pengen jadi reporter lisan, tapi dari pihak Radar Jember tidak menyediakan hal tersebut. Jadi, reporter ditugaskan merangkap menjadi wartawan sekaligus reporter tulis,” ujar Prita, Kamis (14/10).

Di masa pandemi ini, magang masih belum dapat sepenuhnya dilakukan secara luring. Work From Home atau WFH menjadi solusi agar program MBKM tetap berjalan. “Jadi, kita ke kantor setiap hari Selasa untuk melakukan evaluasi e-paper edisi minggu lalu,” pungkas Kuntari salah satu reporter, Kamis (14/10). Alhasil, reporter bekerja di mana saja, seperti di kafe, indekos, dan tempat lainnya.

Menjadi reporter dirasa cukup menantang karena diharuskan peka terhadap keadaan sekitar, karena berita muncul dari kepekaan diri terhadap lingkungan. Dengan menjadi reporter juga dapat memperoleh berbagai benefit, seperti menambah relasi baru, menambah pengalaman, dan dapat melatih skill membaca dan menulis. Namun demikian tugas sebagai repoter menuntut kerja keras dan effort lebih, misalnya harus wara-wiri mencari berita, menghadapi kesulitan dalam mencari topik berita, menyita banyak waktu, tenaga, bahkan biaya.

Begitulah pengalaman menjadi reporter yang dihadapi oleh mahasiswa magang Sastra Indonesia di Radar Jember. Meskipun begitu, mereka tetap semangat menjalani posisinya demi mendalami minat yang dimiliki.

(Kontributor: Nisrina Shany Yasinta, mahasiswa Sastra Indonesia)[:]

[:en]Dispusip Banyuwangi Perkenalkan “Lare Osing” pada Mahasiswa Magang Prodi Sastra Indonesia FIB UNEJ[:]

[:en]

Kegiatan magang MBKM dimanfaatkan Dinas Perpustakaan dan Kearsipan (Dispusip) Kabupaten Banyuwangi untuk memperkenalkan Layanan Referensi Online Singkat (Lare Osing) kepada mahasiswa magang dari Prodi Sastra Indonesia FIB Universitas Jember pada Selasa (12/10). Lare Osing merupakan inovasi baru yang digagas oleh Dinas Perpustakaan dan Kearsipan (Dispusip) Kabupaten Banyuwangi untuk melayani pemustaka berkaitan dengan kebutuhan jurnal-jurnal ilmiah. Layanan ini terhubung dengan e-resource  yang dimiliki oleh perpustakaan nasional yang menyediakan jurnal, baik nasional maupun internasional.

Mahasiswa magang dikenalkan Lare Osing dimulai dengan membuat akun atau kartu anggota perpustakaan nasional. Melalui akun ini, mahasiswa magang dapat mengakses berbagai fasilitas perpustakaan, salah satunya adalah e-resource. Lebih lanjut, mahasiswa magang juga diperkenalkan layanan terjemahan bahasa asing dengan hasil terjemahan yang baik.

“Sebelumnya saya belum memiliki kartu anggota perpustakaan dan belum mengetahui bahwa perpustakaan memiliki layanan akses jurnal,” ungkap Putri, salah satu mahasiswa magang Dispusip Banyuwangi.

Putri mengungkapkan, layanan ini sangat membantu mahasiswa untuk menemukan jurnal-jurnal yang dapat digunakan untuk penelitian, khususnya skripsi.

Putri mengatakan, “Saya akan sangat terbantu dengan e-resource ini. Terlebih lagi saya sebentar lagi akan menulis skripsi. E-resource akan membuat saya semakin mudah untuk menemukan jurnal-jurnal yang dapat saya gunakan untuk referensi.”

Lare Osing ini menjadi salah satu bentuk kepedulian Dispusip Banyuwangi terhadap kebutuhan pemustaka pada sumber bacaan dan sumber referensi. Tidak hanya untuk mahasiswa, layanan ini terbuka untuk umum. Pemustaka dapat datang langsung ke ruang klinik kepustakawanan yang dimiliki oleh Dispusip Banyuwangi untuk mendapatkan bimbingan dari pustakawan secara langsung.

Yusup Khoiri selaku Pustakawan Muda Dispusip Banyuwangi menyampaikan bahwa memperkenalkan Lare Osing kepada mahasiswa magang tidak hanya untuk mengisi kegiatan magang, namun juga agar Lare Osing semakin dikenal. “Mahasiswa magang dapat memperkenalkan dan mengajarkan mahasiswa lain dan juga masyarakat yang membutuhkan sumber-sumber bacaan dari jurnal,” tutur Yusup.

(Kontributor: Sasi Nur Aini, mahasiswa Sastra Indonesia)[:]

[:en]Mahasiswa KKN BTV 3 Prodi Sastra Indonesia Dampingi Siswa Kuasai Media Pembelajaran Daring dan Kaidah Bahasa Indonesia[:de]Mahasiswa Sastra Indonesia Perserta KKN BTV 3 Dampingi Siswa Kuasai Media Pembelajaran Daring dan Penggunaan Kaidah Bahasa Indonesia[:]

[:en]

[:en]

[:en]

[:en]

[:en]

Fransisca Intan Devi Anna Kolmus, mahasiswa Sastra Indonesia salah satu peserta KKN BTV 3 Universitas Jember dari Kelompok 1 melakukan Kuliah Kerja Nyata (KKN) mulai tanggal 11 Agustus sampai 9 September 2021 di Kelurahan Gombengsari, Kecamatan Kalipuro, Kabupaten Banyuwangi dengan tematik Program Literasi Desa pada Masa Pandemi COVID-19. Fransisca menerapkan program kerja (Proker) pengenalan media pembelajaran daring dan penggunaan kaidah bahasa Indonesia.

Universitas Jember menerjunkan mahasiswa KKN Back to Village 3 (BTV 3) guna melakukan pengabdian kepada masyarakat, dengan lima tematik, yaitu: Program Pemberdayaan Wirausaha Masyarakat Terdampak COVID-19; Program Inovasi Teknologi/Informasi dalam Penanganan COVID-19; Program Pemberdayaan Bumdes/Jaring Pengaman Desa Penanganan COVID-19; Program Literasi Desa pada Masa Pandemi COVID-19; dan Program Penanganan Stunting dan Aki Akb. Ribuan mahasiswa peserta KKN BTV 3 Universitas Jember terjun ke lokasi KKN di desa masing-masing untuk mengabdikan diri kepada masyarakat di sekitarnya.

Perencanaan program kerja KKN digali melalui observasi dengan wawancara kepada dua orang sasaran siswa kelas 5 SD yang bernama Dewi Andini dan Nova Jayanti Mandasari. Dari wawancara diketahui bahwa sejak diterapkan sekolah dari rumah atau SFH (Study from Home) yang berbasis daring membuat para sasaran yang masih duduk di bangku sekolah dasar mengalami kesulitan dalam memahami materi dan mengerjakan tugas, sehingga acap kali meminta bantuan orang tua dalam hal mengerjakan tugas. Mereka juga mengaku lebih banyak menggunakan gawai untuk bermain daripada untuk mencari penunjang pembelajaran. Mengapa demikian, karena mereka masih belum mengetahui situs-situs dan media apa saja yang dapat digunakan untuk membantu menunjang pembelajaran daring.

“Belum tahu. Kalau ada PR (tugas rumah) minta bantuan orang tua,” tutur salah satu sasaran, Dewi Andini, yang duduk di bangku sekolah dasar kelas 5 di SDN 2 Gombengsari. Tidak hanya Dewi Andini, Nova Jayanti Mandasari mengeluhkan hal serupa mengenai kesulitan memahami materi dan mengerjakan tugas yang diberikan, sehingga membutuhkan bantuan orang tua.

Melihat adanya permasalahan tersebut, mahasiswa KKN BTV 3 Universitas Jember Kelompok 01 merancang program kerja mengenalkan media-media pembelajaran atraktif dan menarik yang dapat membantu para sasaran untuk mendapatkan penunjang pembelajaran, di antaranya adalah Zenius, Quipper, dan rumahbelajar.id. Tidak hanya mengenalkan media-media pembelajaran daring, mahasiswa KKN BTV 3 Universitas Jember juga merancang program kerja mengenalkan penggunaan kaidah bahasa Indonesia meliputi penggunaan kata depan, penggunaan huruf kapital, dan pembentukan akronim dan singkatan sebagai pengisi waktu luang guna mengurangi intensitas bermain game dan menumbuhkan kecintaan terhadap bahasa Indonesia sebagai bahasa nasional masyarakat Indonesia. Mahasiswa KKN BTV 3 Universitas Jember kelompok 01 juga merancang program kerja akhir berupa penyusunan buku saku berbentuk booklet yang berisi materi penggunaan kaidah bahasa Indonesia yang disertai dengan cerita-cerita pendek anak sebagai upaya meningkatkan minat literasi anak.

Pendampingan pertama dilakukan pada Jumat (20/08/2021) pada pukul 09.00 WIB secara tatap muka dengan judul “Pengenalan Media Pembelajaran Daring Zenius dan Penggunaan Kata Depan”. Kelas ini diadakan dengan tujuan memberikan informasi mengenai media pembelajaran Zenius yang dapat digunakan sebagai penunjang pembelajaran dari rumah yang dapat diakses kapan saja dan di mana saja, juga memberikan pengetahuan tambahan mengenai penggunaan kata depan dalam bahasa Indonesia. Dengan mengenalkan media pembelajaram Zenius, maka juga akan membuat peserta didik sasaran lebih mudah mendapatkan penunjang pembelajaran daring dan dengan mengenalkan penggunaan kata depan dalam bahasa Indonesia yang benar, maka akan membantu penggunaan bahasa Indonesia yang efektif ke depannya.

Pendampingan kedua masih dilakukan pada minggu kedua masa KKN pada hari Minggu (22/08/2021) dengan judul “Pengenalan Media Pembelajaran Quipper dan Penggunaan Huruf Kapital” secara tatap muka pukul 09.00 WIB. Pendampingan dilakukan selama satu jam dari pukul 09.00 WIB, hingga 10.00 WIB. Setelah pemaparan materi, sasaran melakukan pengaplikasikan menggunakan laptop, sehingga mampu menerapkan dan mengenal media pembelajaran Quipper secara mandiri setelah mendapatkan pendampingan. Peserta didik sasaran juga belajar mengenali penggunaan huruf kapital di dalam novel Perpustakaan Ajaib Bibbi Bokken karya Jostein Gaarder dan Klaus Hagerup sebagai bentuk penerapan dan pemahaman terhadap materi penggunaan huruf kapital yang telah diberikan.

Pendampingan ketiga berjudul “Rumahbelajar.id dan Pembentukan Akronim, serta Singkatan” dilakukan di minggu ketiga pada hari Minggu (29/08/2021) pukul 09.00 WIB. Pendampingan dilakukan secara tatap muka dengan mematuhi protokol kesehatan. Selama kelas, peserta didik sasaran terlihat menunjukkan ketertarikannya terdapat fitur Sumber Belajar karena menyajikan berbagai macam video pembelajaran atraktif yang disertai dengan ilustrasi-ilustrasi menarik, serta fifur Wahana Jelajah Angkasa.

Program kerja keempat yang dilakukan adalah mengulas kembali materi-materi yang telah diajarkan dan membagikan buku saku yang disusun oleh penulis sebagai mahasiswa KKN BTV 3 UNEJ. Pada minggu ini, materi-materi yang telah disampaikan diulas kembali untuk mengingat kembali walaupun setelah materi telah dipraktekkan dengan tujuan peserta didik sasaran tetap mengingat materi-materi yang telah diajarkan. Penulis juga membagikan sebuah buku saku untuk kedua peserta didik sasaran berisi materi-materi penggunaan kata depan, penggunaan huruf kapital, dan pembentukan akronim dan singkatan.

Buku saku tersebut disusun sendiri oleh penulis sebagai mahasiswa KKN BTV 3 UNEJ dengan meringkas materi-materi kebahasaan yang telah diajarkan menjadi sesederhana mungkin dengan ilustrasi-ilustrasi menarik yang mampu menarik minat baca anak-anak. Tidak hanya berisi materi-materi kebahasaan yang telah diajarkan, dalam buku saku tersebut juga terdapat tabel-tabel untuk menulis aktivitas harian, kolom daftar pelajaran, dan cerpen-cerpen yang dapat dibaca setelah peserta didik sasaran membaca materi-materi yang terdapat dalam buku saku tersebut.
Selain dilakukan pengulasan kembali dan membagikan buku saku, penulis juga melakukan evaluasi dengan mengukur tingkat kemampuan peserta didik sasaran dalam mengenali penggunaan kata depan, huruf kapital, dan akronim-singkatan yang benar dengan memberikan beberapa soal sederhana yang dapat dijawab oleh kedua peserta didik.

Penyusunan dan penulisan isi buku dilakukan setiap kali setelah selesai memberikan bimbingan dan pendampingan. Buku ini disusun dengan menggunakan perangkat lunak Microsoft Word dengan ukuran kertas statement yang memiliki ukuran 13,97 cm x 21,59 cm. Untuk desain sampul, penulis menggunakan website Canva yang memiliki berbagai macam template sampul buku yang dapat digunakan sesuai keinginan dengan menyesuaikan jenis font yang digunakan. Ilustrasi-ilustrasi dalam gambar yang digunakan oleh penulis berasal dari aplikasi Pinterest, yang mana merupakan sebuah aplikasi untuk mengunduh gambar-gambar dengan kualitas yang bagus. Setelah buku disusun dan akan dicetak, penulis mengubah format dokumen dari Words menjadi PDF, sehingga apabila dokumen tersebut dibuka dengan media laptop yang berbeda jenis Microsoft Word-nya, dokumen buku yang telah disusun beserta ilustrasinya tetap dapat tertata rapi, sebab penulis menggunakan Microsoft Word 2013 dan berpotensi membuat dokumen menjadi tidak tertata apabila dibuka dengan menggunakan Microsoft Word versi yang lain.



Berdasarkan hasil evaluasi, menurut Fransisca kedua peserta didik sasaran telah mampu menerapkan penggunaan kata depan yang tepat, membedakan penggunaan huruf kapital yang benar dan salah, juga memahami pembentukan akronim dan singkatan yang mirip, namun tidak sama. “Kalau akronim kayak Posyandu. Kalau singkatan kayak SD sama SMP,” tutur Nova Jayanti Mandasari setelah mengisi pertanyaan-pertanyaan evaluasi.

[:de]

Fransisca Intan Devi Anna Kolmus, mahasiswa Sastra Indonesia salah satu peserta KKN BTV 3 Universitas Jember dari Kelompok 1 melakukan Kuliah Kerja Nyata (KKN) mulai tanggal 11 Agustus sampai 9 September 2021 di Kelurahan Gombengsari, Kecamatan Kalipuro, Kabupaten Banyuwangi dengan tematik Program Literasi Desa pada Masa Pandemi COVID-19. Fransisca menerapkan program kerja (Proker) pengenalan media pembelajaran daring dan penggunaan kaidah bahasa Indonesia.
Universitas Jember menerjunkan mahasiswa KKN Back to Village 3 (BTV 3) guna melakukan pengabdian kepada masyarakat, dengan lima tematik, yaitu: Program Pemberdayaan Wirausaha Masyarakat Terdampak COVID-19; Program Inovasi Teknologi/Informasi dalam Penanganan COVID-19; Program Pemberdayaan Bumdes/Jaring Pengaman Desa Penanganan COVID-19; Program Literasi Desa pada Masa Pandemi COVID-19; dan Program Penanganan Stunting dan Aki Akb. Ribuan mahasiswa peserta KKN BTV 3 Universitas Jember terjun ke lokasi KKN di desa masing-masing untuk mengabdikan diri kepada masyarakat di sekiranya.
Perencanaan program kerja KKN digali melalui observasi dengan wawancara kepada dua orang sasaran siswa kelas 5 SD yang bernama Dewi Andini dan Nova Jayanti Mandasari. Dari wawancara diketahui bahwa sejak diterapkan sekolah dari rumah atau SFH (Study from Home) yang berbasis daring membuat para sasaran yang masih duduk di bangku sekolah dasar mengalami kesulitan dalam memahami materi dan mengerjakan tugas, sehingga acap kali meminta bantuan orang tua dalam hal mengerjakan tugas. Mereka juga mengaku lebih banyak menggunakan gawai untuk bermain daripada untuk mencari penunjang pembelajaran. Mengapa demikian, karena mereka masih belum mengetahui situs-situs dan media apa saja yang dapat digunakan untuk membantu menunjang pembelajaran daring.
“Belum tahu. Kalau ada PR (tugas rumah) minta bantuan orang tua,” tutur salah satu sasaran, Dewi Andini, yang duduk di bangku sekolah dasar kelas 5 di SDN 2 Gombengsari. Tidak hanya Dewi Andini, Nova Jayanti Mandasari mengeluhkan hal serupa mengenai kesulitan memahami materi dan mengerjakan tugas yang diberikan, sehingga membutuhkan bantuan orang tua.
Melihat adanya permasalahan tersebut, mahasiswa KKN BTV 3 Universitas Jember Kelompok 01 merancang program kerja mengenalkan media-media pembelajaran atraktif dan menarik yang dapat membantu para sasaran untuk mendapatkan penunjang pembelajaran, di antaranya adalah Zenius, Quipper, dan rumahbelajar.id. Tidak hanya mengenalkan media-media pembelajaran daring, mahasiswa KKN BTV 3 Universitas Jember juga merancang program kerja mengenalkan penggunaan kaidah bahasa Indonesia meliputi penggunaan kata depan, penggunaan huruf kapital, dan pembentukan akronim dan singkatan sebagai pengisi waktu luang guna mengurangi intensitas bermain game dan menumbuhkan kecintaan terhadap bahasa Indonesia sebagai bahasa nasional masyarakat Indonesia. Mahasiswa KKN BTV 3 Universitas Jember kelompok 01 juga merancang program kerja akhir berupa penyusunan buku saku berbentuk booklet yang berisi materi penggunaan kaidah bahasa Indonesia yang disertai dengan cerita-cerita pendek anak sebagai upaya meningkatkan minat literasi anak.
Pendampingan pertama dilakukan pada Jumat (20/08/2021) pada pukul 09.00 WIB secara tatap muka dengan judul “Pengenalan Media Pembelajaran Daring Zenius dan Penggunaan Kata Depan”. Kelas ini diadakan dengan tujuan memberikan informasi mengenai media pembelajaran Zenius yang dapat digunakan sebagai penunjang pembelajaran dari rumah yang dapat diakses kapan saja dan di mana saja, juga memberikan pengetahuan tambahan mengenai penggunaan kata depan dalam bahasa Indonesia. Dengan mengenalkan media pembelajaram Zenius, maka juga akan membuat peserta didik sasaran lebih mudah mendapatkan penunjang pembelajaran daring dan dengan mengenalkan penggunaan kata depan dalam bahasa Indonesia yang benar, maka akan membantu penggunaan bahasa Indonesia yang efektif ke depannya.
Pendampingan kedua masih dilakukan pada minggu kedua masa KKN pada hari Minggu (22/08/2021) dengan judul “Pengenalan Media Pembelajaran Quipper dan Penggunaan Huruf Kapital” secara tatap muka pukul 09.00 WIB. Pendampingan dilakukan selama satu jam dari pukul 09.00 WIB, hingga 10.00 WIB. Setelah pemaparan materi, sasaran melakukan pengaplikasikan menggunakan laptop, sehingga mampu menerapkan dan mengenal media pembelajaran Quipper secara mandiri setelah mendapatkan pendampingan. Peserta didik sasaran juga belajar mengenali penggunaan huruf kapital di dalam novel Perpustakaan Ajaib Bibbi Bokken karya Jostein Gaarder dan Klaus Hagerup sebagai bentuk penerapan dan pemahaman terhadap materi penggunaan huruf kapital yang telah diberikan.
Pendampingan ketiga berjudul “Rumahbelajar.id dan Pembentukan Akronim, serta Singkatan” dilakukan di minggu ketiga pada hari Minggu (29/08/2021) pukul 09.00 WIB. Pendampingan dilakukan secara tatap muka dengan mematuhi protokol kesehatan. Selama kelas, peserta didik sasaran terlihat menunjukkan ketertarikannya terdapat fitur Sumber Belajar karena menyajikan berbagai macam video pembelajaran atraktif yang disertai dengan ilustrasi-ilustrasi menarik, serta fifur Wahana Jelajah Angkasa.
Program kerja keempat yang dilakukan adalah mengulas kembali materi-materi yang telah diajarkan dan membagikan buku saku yang disusun oleh penulis sebagai mahasiswa KKN BTV 3 UNEJ. Pada minggu ini, materi-materi yang telah disampaikan diulas kembali untuk mengingat kembali walaupun setelah materi telah dipraktekkan dengan tujuan peserta didik sasaran tetap mengingat materi-materi yang telah diajarkan. Penulis juga membagikan sebuah buku saku untuk kedua peserta didik sasaran berisi materi-materi penggunaan kata depan, penggunaan huruf kapital, dan pembentukan akronim dan singkatan. Buku saku tersebut disusun sendiri oleh penulis sebagai mahasiswa KKN BTV 3 UNEJ dengan meringkas materi-materi kebahasaan yang telah diajarkan menjadi sesederhana mungkin dengan ilustrasi-ilustrasi menarik yang mampu menarik minat baca anak-anak. Tidak hanya berisi materi-materi kebahasaan yang telah diajarkan, dalam buku saku tersebut juga terdapat tabel-tabel untuk menulis aktivitas harian, kolom daftar pelajaran, dan cerpen-cerpen yang dapat dibaca setelah peserta didik sasaran membaca materi-materi yang terdapat dalam buku saku tersebut.
Selain dilakukan pengulasan kembali dan membagikan buku saku, penulis juga melakukan evaluasi dengan mengukur tingkat kemampuan peserta didik sasaran dalam mengenali penggunaan kata depan, huruf kapital, dan akronim-singkatan yang benar dengan memberikan beberapa soal sederhana yang dapat dijawab oleh kedua peserta didik.
Penyusunan dan penulisan isi buku dilakukan setiap kali setelah selesai memberikan bimbingan dan pendampingan. Buku ini disusun dengan menggunakan perangkat lunak Microsoft Word dengan ukuran kertas statement yang memiliki ukuran 13,97 cm x 21,59 cm. Untuk desain sampul, penulis menggunakan website Canva yang memiliki berbagai macam template sampul buku yang dapat digunakan sesuai keinginan dengan menyesuaikan jenis font yang digunakan. Ilustrasi-ilustrasi dalam gambar yang digunakan oleh penulis berasal dari aplikasi Pinterest, yang mana merupakan sebuah aplikasi untuk mengunduh gambar-gambar dengan kualitas yang bagus. Setelah buku disusun dan akan dicetak, penulis mengubah format dokumen dari Words menjadi PDF, sehingga apabila dokumen tersebut dibuka dengan media laptop yang berbeda jenis Microsoft Word-nya, dokumen buku yang telah disusun beserta ilustrasinya tetap dapat tertata rapi, sebab penulis menggunakan Microsoft Word 2013 dan berpotensi membuat dokumen menjadi tidak tertata apabila dibuka dengan menggunakan Microsoft Word versi yang lain.

Berdasarkan hasil evaluasi, kedua peserta didik sasaran telah mampu menerapkan penggunaan kata depan yang tepat, membedakan penggunaan huruf kapital yang benar dan salah, juga memahami pembentukan akronim dan singkatan yang mirip, namun tidak sama. “Kalau akronim kayak Posyandu. Kalau singkatan kayak SD sama SMP,” tutur Nova Jayanti Mandasari setelah mengisi pertanyaan-pertanyaan evaluasi.

[:]

[:de]

Fransisca Intan Devi Anna Kolmus, mahasiswa Sastra Indonesia salah satu peserta KKN BTV 3 Universitas Jember dari Kelompok 1 melakukan Kuliah Kerja Nyata (KKN) mulai tanggal 11 Agustus sampai 9 September 2021 di Kelurahan Gombengsari, Kecamatan Kalipuro, Kabupaten Banyuwangi dengan tematik Program Literasi Desa pada Masa Pandemi COVID-19. Fransisca menerapkan program kerja (Proker) pengenalan media pembelajaran daring dan penggunaan kaidah bahasa Indonesia.
Universitas Jember menerjunkan mahasiswa KKN Back to Village 3 (BTV 3) guna melakukan pengabdian kepada masyarakat, dengan lima tematik, yaitu: Program Pemberdayaan Wirausaha Masyarakat Terdampak COVID-19; Program Inovasi Teknologi/Informasi dalam Penanganan COVID-19; Program Pemberdayaan Bumdes/Jaring Pengaman Desa Penanganan COVID-19; Program Literasi Desa pada Masa Pandemi COVID-19; dan Program Penanganan Stunting dan Aki Akb. Ribuan mahasiswa peserta KKN BTV 3 Universitas Jember terjun ke lokasi KKN di desa masing-masing untuk mengabdikan diri kepada masyarakat di sekiranya.
Perencanaan program kerja KKN digali melalui observasi dengan wawancara kepada dua orang sasaran siswa kelas 5 SD yang bernama Dewi Andini dan Nova Jayanti Mandasari. Dari wawancara diketahui bahwa sejak diterapkan sekolah dari rumah atau SFH (Study from Home) yang berbasis daring membuat para sasaran yang masih duduk di bangku sekolah dasar mengalami kesulitan dalam memahami materi dan mengerjakan tugas, sehingga acap kali meminta bantuan orang tua dalam hal mengerjakan tugas. Mereka juga mengaku lebih banyak menggunakan gawai untuk bermain daripada untuk mencari penunjang pembelajaran. Mengapa demikian, karena mereka masih belum mengetahui situs-situs dan media apa saja yang dapat digunakan untuk membantu menunjang pembelajaran daring.
“Belum tahu. Kalau ada PR (tugas rumah) minta bantuan orang tua,” tutur salah satu sasaran, Dewi Andini, yang duduk di bangku sekolah dasar kelas 5 di SDN 2 Gombengsari. Tidak hanya Dewi Andini, Nova Jayanti Mandasari mengeluhkan hal serupa mengenai kesulitan memahami materi dan mengerjakan tugas yang diberikan, sehingga membutuhkan bantuan orang tua.
Melihat adanya permasalahan tersebut, mahasiswa KKN BTV 3 Universitas Jember Kelompok 01 merancang program kerja mengenalkan media-media pembelajaran atraktif dan menarik yang dapat membantu para sasaran untuk mendapatkan penunjang pembelajaran, di antaranya adalah Zenius, Quipper, dan rumahbelajar.id. Tidak hanya mengenalkan media-media pembelajaran daring, mahasiswa KKN BTV 3 Universitas Jember juga merancang program kerja mengenalkan penggunaan kaidah bahasa Indonesia meliputi penggunaan kata depan, penggunaan huruf kapital, dan pembentukan akronim dan singkatan sebagai pengisi waktu luang guna mengurangi intensitas bermain game dan menumbuhkan kecintaan terhadap bahasa Indonesia sebagai bahasa nasional masyarakat Indonesia. Mahasiswa KKN BTV 3 Universitas Jember kelompok 01 juga merancang program kerja akhir berupa penyusunan buku saku berbentuk booklet yang berisi materi penggunaan kaidah bahasa Indonesia yang disertai dengan cerita-cerita pendek anak sebagai upaya meningkatkan minat literasi anak.
Pendampingan pertama dilakukan pada Jumat (20/08/2021) pada pukul 09.00 WIB secara tatap muka dengan judul “Pengenalan Media Pembelajaran Daring Zenius dan Penggunaan Kata Depan”. Kelas ini diadakan dengan tujuan memberikan informasi mengenai media pembelajaran Zenius yang dapat digunakan sebagai penunjang pembelajaran dari rumah yang dapat diakses kapan saja dan di mana saja, juga memberikan pengetahuan tambahan mengenai penggunaan kata depan dalam bahasa Indonesia. Dengan mengenalkan media pembelajaram Zenius, maka juga akan membuat peserta didik sasaran lebih mudah mendapatkan penunjang pembelajaran daring dan dengan mengenalkan penggunaan kata depan dalam bahasa Indonesia yang benar, maka akan membantu penggunaan bahasa Indonesia yang efektif ke depannya.
Pendampingan kedua masih dilakukan pada minggu kedua masa KKN pada hari Minggu (22/08/2021) dengan judul “Pengenalan Media Pembelajaran Quipper dan Penggunaan Huruf Kapital” secara tatap muka pukul 09.00 WIB. Pendampingan dilakukan selama satu jam dari pukul 09.00 WIB, hingga 10.00 WIB. Setelah pemaparan materi, sasaran melakukan pengaplikasikan menggunakan laptop, sehingga mampu menerapkan dan mengenal media pembelajaran Quipper secara mandiri setelah mendapatkan pendampingan. Peserta didik sasaran juga belajar mengenali penggunaan huruf kapital di dalam novel Perpustakaan Ajaib Bibbi Bokken karya Jostein Gaarder dan Klaus Hagerup sebagai bentuk penerapan dan pemahaman terhadap materi penggunaan huruf kapital yang telah diberikan.
Pendampingan ketiga berjudul “Rumahbelajar.id dan Pembentukan Akronim, serta Singkatan” dilakukan di minggu ketiga pada hari Minggu (29/08/2021) pukul 09.00 WIB. Pendampingan dilakukan secara tatap muka dengan mematuhi protokol kesehatan. Selama kelas, peserta didik sasaran terlihat menunjukkan ketertarikannya terdapat fitur Sumber Belajar karena menyajikan berbagai macam video pembelajaran atraktif yang disertai dengan ilustrasi-ilustrasi menarik, serta fifur Wahana Jelajah Angkasa.
Program kerja keempat yang dilakukan adalah mengulas kembali materi-materi yang telah diajarkan dan membagikan buku saku yang disusun oleh penulis sebagai mahasiswa KKN BTV 3 UNEJ. Pada minggu ini, materi-materi yang telah disampaikan diulas kembali untuk mengingat kembali walaupun setelah materi telah dipraktekkan dengan tujuan peserta didik sasaran tetap mengingat materi-materi yang telah diajarkan. Penulis juga membagikan sebuah buku saku untuk kedua peserta didik sasaran berisi materi-materi penggunaan kata depan, penggunaan huruf kapital, dan pembentukan akronim dan singkatan. Buku saku tersebut disusun sendiri oleh penulis sebagai mahasiswa KKN BTV 3 UNEJ dengan meringkas materi-materi kebahasaan yang telah diajarkan menjadi sesederhana mungkin dengan ilustrasi-ilustrasi menarik yang mampu menarik minat baca anak-anak. Tidak hanya berisi materi-materi kebahasaan yang telah diajarkan, dalam buku saku tersebut juga terdapat tabel-tabel untuk menulis aktivitas harian, kolom daftar pelajaran, dan cerpen-cerpen yang dapat dibaca setelah peserta didik sasaran membaca materi-materi yang terdapat dalam buku saku tersebut.
Selain dilakukan pengulasan kembali dan membagikan buku saku, penulis juga melakukan evaluasi dengan mengukur tingkat kemampuan peserta didik sasaran dalam mengenali penggunaan kata depan, huruf kapital, dan akronim-singkatan yang benar dengan memberikan beberapa soal sederhana yang dapat dijawab oleh kedua peserta didik.
Penyusunan dan penulisan isi buku dilakukan setiap kali setelah selesai memberikan bimbingan dan pendampingan. Buku ini disusun dengan menggunakan perangkat lunak Microsoft Word dengan ukuran kertas statement yang memiliki ukuran 13,97 cm x 21,59 cm. Untuk desain sampul, penulis menggunakan website Canva yang memiliki berbagai macam template sampul buku yang dapat digunakan sesuai keinginan dengan menyesuaikan jenis font yang digunakan. Ilustrasi-ilustrasi dalam gambar yang digunakan oleh penulis berasal dari aplikasi Pinterest, yang mana merupakan sebuah aplikasi untuk mengunduh gambar-gambar dengan kualitas yang bagus. Setelah buku disusun dan akan dicetak, penulis mengubah format dokumen dari Words menjadi PDF, sehingga apabila dokumen tersebut dibuka dengan media laptop yang berbeda jenis Microsoft Word-nya, dokumen buku yang telah disusun beserta ilustrasinya tetap dapat tertata rapi, sebab penulis menggunakan Microsoft Word 2013 dan berpotensi membuat dokumen menjadi tidak tertata apabila dibuka dengan menggunakan Microsoft Word versi yang lain.

Berdasarkan hasil evaluasi, kedua peserta didik sasaran telah mampu menerapkan penggunaan kata depan yang tepat, membedakan penggunaan huruf kapital yang benar dan salah, juga memahami pembentukan akronim dan singkatan yang mirip, namun tidak sama. “Kalau akronim kayak Posyandu. Kalau singkatan kayak SD sama SMP,” tutur Nova Jayanti Mandasari setelah mengisi pertanyaan-pertanyaan evaluasi.

[:]

[:de]

Fransisca Intan Devi Anna Kolmus, mahasiswa Sastra Indonesia salah satu peserta KKN BTV 3 Universitas Jember dari Kelompok 1 melakukan Kuliah Kerja Nyata (KKN) mulai tanggal 11 Agustus sampai 9 September 2021 di Kelurahan Gombengsari, Kecamatan Kalipuro, Kabupaten Banyuwangi dengan tematik Program Literasi Desa pada Masa Pandemi COVID-19. Fransisca menerapkan program kerja (Proker) pengenalan media pembelajaran daring dan penggunaan kaidah bahasa Indonesia.
Universitas Jember menerjunkan mahasiswa KKN Back to Village 3 (BTV 3) guna melakukan pengabdian kepada masyarakat, dengan lima tematik, yaitu: Program Pemberdayaan Wirausaha Masyarakat Terdampak COVID-19; Program Inovasi Teknologi/Informasi dalam Penanganan COVID-19; Program Pemberdayaan Bumdes/Jaring Pengaman Desa Penanganan COVID-19; Program Literasi Desa pada Masa Pandemi COVID-19; dan Program Penanganan Stunting dan Aki Akb. Ribuan mahasiswa peserta KKN BTV 3 Universitas Jember terjun ke lokasi KKN di desa masing-masing untuk mengabdikan diri kepada masyarakat di sekiranya.
Perencanaan program kerja KKN digali melalui observasi dengan wawancara kepada dua orang sasaran siswa kelas 5 SD yang bernama Dewi Andini dan Nova Jayanti Mandasari. Dari wawancara diketahui bahwa sejak diterapkan sekolah dari rumah atau SFH (Study from Home) yang berbasis daring membuat para sasaran yang masih duduk di bangku sekolah dasar mengalami kesulitan dalam memahami materi dan mengerjakan tugas, sehingga acap kali meminta bantuan orang tua dalam hal mengerjakan tugas. Mereka juga mengaku lebih banyak menggunakan gawai untuk bermain daripada untuk mencari penunjang pembelajaran. Mengapa demikian, karena mereka masih belum mengetahui situs-situs dan media apa saja yang dapat digunakan untuk membantu menunjang pembelajaran daring.
“Belum tahu. Kalau ada PR (tugas rumah) minta bantuan orang tua,” tutur salah satu sasaran, Dewi Andini, yang duduk di bangku sekolah dasar kelas 5 di SDN 2 Gombengsari. Tidak hanya Dewi Andini, Nova Jayanti Mandasari mengeluhkan hal serupa mengenai kesulitan memahami materi dan mengerjakan tugas yang diberikan, sehingga membutuhkan bantuan orang tua.
Melihat adanya permasalahan tersebut, mahasiswa KKN BTV 3 Universitas Jember Kelompok 01 merancang program kerja mengenalkan media-media pembelajaran atraktif dan menarik yang dapat membantu para sasaran untuk mendapatkan penunjang pembelajaran, di antaranya adalah Zenius, Quipper, dan rumahbelajar.id. Tidak hanya mengenalkan media-media pembelajaran daring, mahasiswa KKN BTV 3 Universitas Jember juga merancang program kerja mengenalkan penggunaan kaidah bahasa Indonesia meliputi penggunaan kata depan, penggunaan huruf kapital, dan pembentukan akronim dan singkatan sebagai pengisi waktu luang guna mengurangi intensitas bermain game dan menumbuhkan kecintaan terhadap bahasa Indonesia sebagai bahasa nasional masyarakat Indonesia. Mahasiswa KKN BTV 3 Universitas Jember kelompok 01 juga merancang program kerja akhir berupa penyusunan buku saku berbentuk booklet yang berisi materi penggunaan kaidah bahasa Indonesia yang disertai dengan cerita-cerita pendek anak sebagai upaya meningkatkan minat literasi anak.
Pendampingan pertama dilakukan pada Jumat (20/08/2021) pada pukul 09.00 WIB secara tatap muka dengan judul “Pengenalan Media Pembelajaran Daring Zenius dan Penggunaan Kata Depan”. Kelas ini diadakan dengan tujuan memberikan informasi mengenai media pembelajaran Zenius yang dapat digunakan sebagai penunjang pembelajaran dari rumah yang dapat diakses kapan saja dan di mana saja, juga memberikan pengetahuan tambahan mengenai penggunaan kata depan dalam bahasa Indonesia. Dengan mengenalkan media pembelajaram Zenius, maka juga akan membuat peserta didik sasaran lebih mudah mendapatkan penunjang pembelajaran daring dan dengan mengenalkan penggunaan kata depan dalam bahasa Indonesia yang benar, maka akan membantu penggunaan bahasa Indonesia yang efektif ke depannya.
Pendampingan kedua masih dilakukan pada minggu kedua masa KKN pada hari Minggu (22/08/2021) dengan judul “Pengenalan Media Pembelajaran Quipper dan Penggunaan Huruf Kapital” secara tatap muka pukul 09.00 WIB. Pendampingan dilakukan selama satu jam dari pukul 09.00 WIB, hingga 10.00 WIB. Setelah pemaparan materi, sasaran melakukan pengaplikasikan menggunakan laptop, sehingga mampu menerapkan dan mengenal media pembelajaran Quipper secara mandiri setelah mendapatkan pendampingan. Peserta didik sasaran juga belajar mengenali penggunaan huruf kapital di dalam novel Perpustakaan Ajaib Bibbi Bokken karya Jostein Gaarder dan Klaus Hagerup sebagai bentuk penerapan dan pemahaman terhadap materi penggunaan huruf kapital yang telah diberikan.
Pendampingan ketiga berjudul “Rumahbelajar.id dan Pembentukan Akronim, serta Singkatan” dilakukan di minggu ketiga pada hari Minggu (29/08/2021) pukul 09.00 WIB. Pendampingan dilakukan secara tatap muka dengan mematuhi protokol kesehatan. Selama kelas, peserta didik sasaran terlihat menunjukkan ketertarikannya terdapat fitur Sumber Belajar karena menyajikan berbagai macam video pembelajaran atraktif yang disertai dengan ilustrasi-ilustrasi menarik, serta fifur Wahana Jelajah Angkasa.
Program kerja keempat yang dilakukan adalah mengulas kembali materi-materi yang telah diajarkan dan membagikan buku saku yang disusun oleh penulis sebagai mahasiswa KKN BTV 3 UNEJ. Pada minggu ini, materi-materi yang telah disampaikan diulas kembali untuk mengingat kembali walaupun setelah materi telah dipraktekkan dengan tujuan peserta didik sasaran tetap mengingat materi-materi yang telah diajarkan. Penulis juga membagikan sebuah buku saku untuk kedua peserta didik sasaran berisi materi-materi penggunaan kata depan, penggunaan huruf kapital, dan pembentukan akronim dan singkatan. Buku saku tersebut disusun sendiri oleh penulis sebagai mahasiswa KKN BTV 3 UNEJ dengan meringkas materi-materi kebahasaan yang telah diajarkan menjadi sesederhana mungkin dengan ilustrasi-ilustrasi menarik yang mampu menarik minat baca anak-anak. Tidak hanya berisi materi-materi kebahasaan yang telah diajarkan, dalam buku saku tersebut juga terdapat tabel-tabel untuk menulis aktivitas harian, kolom daftar pelajaran, dan cerpen-cerpen yang dapat dibaca setelah peserta didik sasaran membaca materi-materi yang terdapat dalam buku saku tersebut.
Selain dilakukan pengulasan kembali dan membagikan buku saku, penulis juga melakukan evaluasi dengan mengukur tingkat kemampuan peserta didik sasaran dalam mengenali penggunaan kata depan, huruf kapital, dan akronim-singkatan yang benar dengan memberikan beberapa soal sederhana yang dapat dijawab oleh kedua peserta didik.
Penyusunan dan penulisan isi buku dilakukan setiap kali setelah selesai memberikan bimbingan dan pendampingan. Buku ini disusun dengan menggunakan perangkat lunak Microsoft Word dengan ukuran kertas statement yang memiliki ukuran 13,97 cm x 21,59 cm. Untuk desain sampul, penulis menggunakan website Canva yang memiliki berbagai macam template sampul buku yang dapat digunakan sesuai keinginan dengan menyesuaikan jenis font yang digunakan. Ilustrasi-ilustrasi dalam gambar yang digunakan oleh penulis berasal dari aplikasi Pinterest, yang mana merupakan sebuah aplikasi untuk mengunduh gambar-gambar dengan kualitas yang bagus. Setelah buku disusun dan akan dicetak, penulis mengubah format dokumen dari Words menjadi PDF, sehingga apabila dokumen tersebut dibuka dengan media laptop yang berbeda jenis Microsoft Word-nya, dokumen buku yang telah disusun beserta ilustrasinya tetap dapat tertata rapi, sebab penulis menggunakan Microsoft Word 2013 dan berpotensi membuat dokumen menjadi tidak tertata apabila dibuka dengan menggunakan Microsoft Word versi yang lain.

Berdasarkan hasil evaluasi, kedua peserta didik sasaran telah mampu menerapkan penggunaan kata depan yang tepat, membedakan penggunaan huruf kapital yang benar dan salah, juga memahami pembentukan akronim dan singkatan yang mirip, namun tidak sama. “Kalau akronim kayak Posyandu. Kalau singkatan kayak SD sama SMP,” tutur Nova Jayanti Mandasari setelah mengisi pertanyaan-pertanyaan evaluasi.

 

Fransisca Intan Devi Anna Kolmus, mahasiswa Sastra Indonesia salah satu peserta KKN BTV 3 Universitas Jember dari Kelompok 1 melakukan Kuliah Kerja Nyata (KKN) mulai tanggal 11 Agustus sampai 9 September 2021 di Kelurahan Gombengsari, Kecamatan Kalipuro, Kabupaten Banyuwangi dengan tematik Program Literasi Desa pada Masa Pandemi COVID-19. Fransisca menerapkan program kerja (Proker) pengenalan media pembelajaran daring dan penggunaan kaidah bahasa Indonesia.
Universitas Jember menerjunkan mahasiswa KKN Back to Village 3 (BTV 3) guna melakukan pengabdian kepada masyarakat, dengan lima tematik, yaitu: Program Pemberdayaan Wirausaha Masyarakat Terdampak COVID-19; Program Inovasi Teknologi/Informasi dalam Penanganan COVID-19; Program Pemberdayaan Bumdes/Jaring Pengaman Desa Penanganan COVID-19; Program Literasi Desa pada Masa Pandemi COVID-19; dan Program Penanganan Stunting dan Aki Akb. Ribuan mahasiswa peserta KKN BTV 3 Universitas Jember terjun ke lokasi KKN di desa masing-masing untuk mengabdikan diri kepada masyarakat di sekiranya.
Perencanaan program kerja KKN digali melalui observasi dengan wawancara kepada dua orang sasaran siswa kelas 5 SD yang bernama Dewi Andini dan Nova Jayanti Mandasari. Dari wawancara diketahui bahwa sejak diterapkan sekolah dari rumah atau SFH (Study from Home) yang berbasis daring membuat para sasaran yang masih duduk di bangku sekolah dasar mengalami kesulitan dalam memahami materi dan mengerjakan tugas, sehingga acap kali meminta bantuan orang tua dalam hal mengerjakan tugas. Mereka juga mengaku lebih banyak menggunakan gawai untuk bermain daripada untuk mencari penunjang pembelajaran. Mengapa demikian, karena mereka masih belum mengetahui situs-situs dan media apa saja yang dapat digunakan untuk membantu menunjang pembelajaran daring.
“Belum tahu. Kalau ada PR (tugas rumah) minta bantuan orang tua,” tutur salah satu sasaran, Dewi Andini, yang duduk di bangku sekolah dasar kelas 5 di SDN 2 Gombengsari. Tidak hanya Dewi Andini, Nova Jayanti Mandasari mengeluhkan hal serupa mengenai kesulitan memahami materi dan mengerjakan tugas yang diberikan, sehingga membutuhkan bantuan orang tua.
Melihat adanya permasalahan tersebut, mahasiswa KKN BTV 3 Universitas Jember Kelompok 01 merancang program kerja mengenalkan media-media pembelajaran atraktif dan menarik yang dapat membantu para sasaran untuk mendapatkan penunjang pembelajaran, di antaranya adalah Zenius, Quipper, dan rumahbelajar.id. Tidak hanya mengenalkan media-media pembelajaran daring, mahasiswa KKN BTV 3 Universitas Jember juga merancang program kerja mengenalkan penggunaan kaidah bahasa Indonesia meliputi penggunaan kata depan, penggunaan huruf kapital, dan pembentukan akronim dan singkatan sebagai pengisi waktu luang guna mengurangi intensitas bermain game dan menumbuhkan kecintaan terhadap bahasa Indonesia sebagai bahasa nasional masyarakat Indonesia. Mahasiswa KKN BTV 3 Universitas Jember kelompok 01 juga merancang program kerja akhir berupa penyusunan buku saku berbentuk booklet yang berisi materi penggunaan kaidah bahasa Indonesia yang disertai dengan cerita-cerita pendek anak sebagai upaya meningkatkan minat literasi anak.
Pendampingan pertama dilakukan pada Jumat (20/08/2021) pada pukul 09.00 WIB secara tatap muka dengan judul “Pengenalan Media Pembelajaran Daring Zenius dan Penggunaan Kata Depan”. Kelas ini diadakan dengan tujuan memberikan informasi mengenai media pembelajaran Zenius yang dapat digunakan sebagai penunjang pembelajaran dari rumah yang dapat diakses kapan saja dan di mana saja, juga memberikan pengetahuan tambahan mengenai penggunaan kata depan dalam bahasa Indonesia. Dengan mengenalkan media pembelajaram Zenius, maka juga akan membuat peserta didik sasaran lebih mudah mendapatkan penunjang pembelajaran daring dan dengan mengenalkan penggunaan kata depan dalam bahasa Indonesia yang benar, maka akan membantu penggunaan bahasa Indonesia yang efektif ke depannya.
Pendampingan kedua masih dilakukan pada minggu kedua masa KKN pada hari Minggu (22/08/2021) dengan judul “Pengenalan Media Pembelajaran Quipper dan Penggunaan Huruf Kapital” secara tatap muka pukul 09.00 WIB. Pendampingan dilakukan selama satu jam dari pukul 09.00 WIB, hingga 10.00 WIB. Setelah pemaparan materi, sasaran melakukan pengaplikasikan menggunakan laptop, sehingga mampu menerapkan dan mengenal media pembelajaran Quipper secara mandiri setelah mendapatkan pendampingan. Peserta didik sasaran juga belajar mengenali penggunaan huruf kapital di dalam novel Perpustakaan Ajaib Bibbi Bokken karya Jostein Gaarder dan Klaus Hagerup sebagai bentuk penerapan dan pemahaman terhadap materi penggunaan huruf kapital yang telah diberikan.
Pendampingan ketiga berjudul “Rumahbelajar.id dan Pembentukan Akronim, serta Singkatan” dilakukan di minggu ketiga pada hari Minggu (29/08/2021) pukul 09.00 WIB. Pendampingan dilakukan secara tatap muka dengan mematuhi protokol kesehatan. Selama kelas, peserta didik sasaran terlihat menunjukkan ketertarikannya terdapat fitur Sumber Belajar karena menyajikan berbagai macam video pembelajaran atraktif yang disertai dengan ilustrasi-ilustrasi menarik, serta fifur Wahana Jelajah Angkasa.
Program kerja keempat yang dilakukan adalah mengulas kembali materi-materi yang telah diajarkan dan membagikan buku saku yang disusun oleh penulis sebagai mahasiswa KKN BTV 3 UNEJ. Pada minggu ini, materi-materi yang telah disampaikan diulas kembali untuk mengingat kembali walaupun setelah materi telah dipraktekkan dengan tujuan peserta didik sasaran tetap mengingat materi-materi yang telah diajarkan. Penulis juga membagikan sebuah buku saku untuk kedua peserta didik sasaran berisi materi-materi penggunaan kata depan, penggunaan huruf kapital, dan pembentukan akronim dan singkatan. Buku saku tersebut disusun sendiri oleh penulis sebagai mahasiswa KKN BTV 3 UNEJ dengan meringkas materi-materi kebahasaan yang telah diajarkan menjadi sesederhana mungkin dengan ilustrasi-ilustrasi menarik yang mampu menarik minat baca anak-anak. Tidak hanya berisi materi-materi kebahasaan yang telah diajarkan, dalam buku saku tersebut juga terdapat tabel-tabel untuk menulis aktivitas harian, kolom daftar pelajaran, dan cerpen-cerpen yang dapat dibaca setelah peserta didik sasaran membaca materi-materi yang terdapat dalam buku saku tersebut.
Selain dilakukan pengulasan kembali dan membagikan buku saku, penulis juga melakukan evaluasi dengan mengukur tingkat kemampuan peserta didik sasaran dalam mengenali penggunaan kata depan, huruf kapital, dan akronim-singkatan yang benar dengan memberikan beberapa soal sederhana yang dapat dijawab oleh kedua peserta didik.
Penyusunan dan penulisan isi buku dilakukan setiap kali setelah selesai memberikan bimbingan dan pendampingan. Buku ini disusun dengan menggunakan perangkat lunak Microsoft Word dengan ukuran kertas statement yang memiliki ukuran 13,97 cm x 21,59 cm. Untuk desain sampul, penulis menggunakan website Canva yang memiliki berbagai macam template sampul buku yang dapat digunakan sesuai keinginan dengan menyesuaikan jenis font yang digunakan. Ilustrasi-ilustrasi dalam gambar yang digunakan oleh penulis berasal dari aplikasi Pinterest, yang mana merupakan sebuah aplikasi untuk mengunduh gambar-gambar dengan kualitas yang bagus. Setelah buku disusun dan akan dicetak, penulis mengubah format dokumen dari Words menjadi PDF, sehingga apabila dokumen tersebut dibuka dengan media laptop yang berbeda jenis Microsoft Word-nya, dokumen buku yang telah disusun beserta ilustrasinya tetap dapat tertata rapi, sebab penulis menggunakan Microsoft Word 2013 dan berpotensi membuat dokumen menjadi tidak tertata apabila dibuka dengan menggunakan Microsoft Word versi yang lain.

Berdasarkan hasil evaluasi, kedua peserta didik sasaran telah mampu menerapkan penggunaan kata depan yang tepat, membedakan penggunaan huruf kapital yang benar dan salah, juga memahami pembentukan akronim dan singkatan yang mirip, namun tidak sama. “Kalau akronim kayak Posyandu. Kalau singkatan kayak SD sama SMP,” tutur Nova Jayanti Mandasari setelah mengisi pertanyaan-pertanyaan evaluasi.

[:]

[:de]

Fransisca Intan Devi Anna Kolmus, mahasiswa Sastra Indonesia salah satu peserta KKN BTV 3 Universitas Jember dari Kelompok 1 melakukan Kuliah Kerja Nyata (KKN) mulai tanggal 11 Agustus sampai 9 September 2021 di Kelurahan Gombengsari, Kecamatan Kalipuro, Kabupaten Banyuwangi dengan tematik Program Literasi Desa pada Masa Pandemi COVID-19. Fransisca menerapkan program kerja (Proker) pengenalan media pembelajaran daring dan penggunaan kaidah bahasa Indonesia.
Universitas Jember menerjunkan mahasiswa KKN Back to Village 3 (BTV 3) guna melakukan pengabdian kepada masyarakat, dengan lima tematik, yaitu: Program Pemberdayaan Wirausaha Masyarakat Terdampak COVID-19; Program Inovasi Teknologi/Informasi dalam Penanganan COVID-19; Program Pemberdayaan Bumdes/Jaring Pengaman Desa Penanganan COVID-19; Program Literasi Desa pada Masa Pandemi COVID-19; dan Program Penanganan Stunting dan Aki Akb. Ribuan mahasiswa peserta KKN BTV 3 Universitas Jember terjun ke lokasi KKN di desa masing-masing untuk mengabdikan diri kepada masyarakat di sekiranya.
Perencanaan program kerja KKN digali melalui observasi dengan wawancara kepada dua orang sasaran siswa kelas 5 SD yang bernama Dewi Andini dan Nova Jayanti Mandasari. Dari wawancara diketahui bahwa sejak diterapkan sekolah dari rumah atau SFH (Study from Home) yang berbasis daring membuat para sasaran yang masih duduk di bangku sekolah dasar mengalami kesulitan dalam memahami materi dan mengerjakan tugas, sehingga acap kali meminta bantuan orang tua dalam hal mengerjakan tugas. Mereka juga mengaku lebih banyak menggunakan gawai untuk bermain daripada untuk mencari penunjang pembelajaran. Mengapa demikian, karena mereka masih belum mengetahui situs-situs dan media apa saja yang dapat digunakan untuk membantu menunjang pembelajaran daring.
“Belum tahu. Kalau ada PR (tugas rumah) minta bantuan orang tua,” tutur salah satu sasaran, Dewi Andini, yang duduk di bangku sekolah dasar kelas 5 di SDN 2 Gombengsari. Tidak hanya Dewi Andini, Nova Jayanti Mandasari mengeluhkan hal serupa mengenai kesulitan memahami materi dan mengerjakan tugas yang diberikan, sehingga membutuhkan bantuan orang tua.
Melihat adanya permasalahan tersebut, mahasiswa KKN BTV 3 Universitas Jember Kelompok 01 merancang program kerja mengenalkan media-media pembelajaran atraktif dan menarik yang dapat membantu para sasaran untuk mendapatkan penunjang pembelajaran, di antaranya adalah Zenius, Quipper, dan rumahbelajar.id. Tidak hanya mengenalkan media-media pembelajaran daring, mahasiswa KKN BTV 3 Universitas Jember juga merancang program kerja mengenalkan penggunaan kaidah bahasa Indonesia meliputi penggunaan kata depan, penggunaan huruf kapital, dan pembentukan akronim dan singkatan sebagai pengisi waktu luang guna mengurangi intensitas bermain game dan menumbuhkan kecintaan terhadap bahasa Indonesia sebagai bahasa nasional masyarakat Indonesia. Mahasiswa KKN BTV 3 Universitas Jember kelompok 01 juga merancang program kerja akhir berupa penyusunan buku saku berbentuk booklet yang berisi materi penggunaan kaidah bahasa Indonesia yang disertai dengan cerita-cerita pendek anak sebagai upaya meningkatkan minat literasi anak.
Pendampingan pertama dilakukan pada Jumat (20/08/2021) pada pukul 09.00 WIB secara tatap muka dengan judul “Pengenalan Media Pembelajaran Daring Zenius dan Penggunaan Kata Depan”. Kelas ini diadakan dengan tujuan memberikan informasi mengenai media pembelajaran Zenius yang dapat digunakan sebagai penunjang pembelajaran dari rumah yang dapat diakses kapan saja dan di mana saja, juga memberikan pengetahuan tambahan mengenai penggunaan kata depan dalam bahasa Indonesia. Dengan mengenalkan media pembelajaram Zenius, maka juga akan membuat peserta didik sasaran lebih mudah mendapatkan penunjang pembelajaran daring dan dengan mengenalkan penggunaan kata depan dalam bahasa Indonesia yang benar, maka akan membantu penggunaan bahasa Indonesia yang efektif ke depannya.
Pendampingan kedua masih dilakukan pada minggu kedua masa KKN pada hari Minggu (22/08/2021) dengan judul “Pengenalan Media Pembelajaran Quipper dan Penggunaan Huruf Kapital” secara tatap muka pukul 09.00 WIB. Pendampingan dilakukan selama satu jam dari pukul 09.00 WIB, hingga 10.00 WIB. Setelah pemaparan materi, sasaran melakukan pengaplikasikan menggunakan laptop, sehingga mampu menerapkan dan mengenal media pembelajaran Quipper secara mandiri setelah mendapatkan pendampingan. Peserta didik sasaran juga belajar mengenali penggunaan huruf kapital di dalam novel Perpustakaan Ajaib Bibbi Bokken karya Jostein Gaarder dan Klaus Hagerup sebagai bentuk penerapan dan pemahaman terhadap materi penggunaan huruf kapital yang telah diberikan.
Pendampingan ketiga berjudul “Rumahbelajar.id dan Pembentukan Akronim, serta Singkatan” dilakukan di minggu ketiga pada hari Minggu (29/08/2021) pukul 09.00 WIB. Pendampingan dilakukan secara tatap muka dengan mematuhi protokol kesehatan. Selama kelas, peserta didik sasaran terlihat menunjukkan ketertarikannya terdapat fitur Sumber Belajar karena menyajikan berbagai macam video pembelajaran atraktif yang disertai dengan ilustrasi-ilustrasi menarik, serta fifur Wahana Jelajah Angkasa.
Program kerja keempat yang dilakukan adalah mengulas kembali materi-materi yang telah diajarkan dan membagikan buku saku yang disusun oleh penulis sebagai mahasiswa KKN BTV 3 UNEJ. Pada minggu ini, materi-materi yang telah disampaikan diulas kembali untuk mengingat kembali walaupun setelah materi telah dipraktekkan dengan tujuan peserta didik sasaran tetap mengingat materi-materi yang telah diajarkan. Penulis juga membagikan sebuah buku saku untuk kedua peserta didik sasaran berisi materi-materi penggunaan kata depan, penggunaan huruf kapital, dan pembentukan akronim dan singkatan. Buku saku tersebut disusun sendiri oleh penulis sebagai mahasiswa KKN BTV 3 UNEJ dengan meringkas materi-materi kebahasaan yang telah diajarkan menjadi sesederhana mungkin dengan ilustrasi-ilustrasi menarik yang mampu menarik minat baca anak-anak. Tidak hanya berisi materi-materi kebahasaan yang telah diajarkan, dalam buku saku tersebut juga terdapat tabel-tabel untuk menulis aktivitas harian, kolom daftar pelajaran, dan cerpen-cerpen yang dapat dibaca setelah peserta didik sasaran membaca materi-materi yang terdapat dalam buku saku tersebut.
Selain dilakukan pengulasan kembali dan membagikan buku saku, penulis juga melakukan evaluasi dengan mengukur tingkat kemampuan peserta didik sasaran dalam mengenali penggunaan kata depan, huruf kapital, dan akronim-singkatan yang benar dengan memberikan beberapa soal sederhana yang dapat dijawab oleh kedua peserta didik.
Penyusunan dan penulisan isi buku dilakukan setiap kali setelah selesai memberikan bimbingan dan pendampingan. Buku ini disusun dengan menggunakan perangkat lunak Microsoft Word dengan ukuran kertas statement yang memiliki ukuran 13,97 cm x 21,59 cm. Untuk desain sampul, penulis menggunakan website Canva yang memiliki berbagai macam template sampul buku yang dapat digunakan sesuai keinginan dengan menyesuaikan jenis font yang digunakan. Ilustrasi-ilustrasi dalam gambar yang digunakan oleh penulis berasal dari aplikasi Pinterest, yang mana merupakan sebuah aplikasi untuk mengunduh gambar-gambar dengan kualitas yang bagus. Setelah buku disusun dan akan dicetak, penulis mengubah format dokumen dari Words menjadi PDF, sehingga apabila dokumen tersebut dibuka dengan media laptop yang berbeda jenis Microsoft Word-nya, dokumen buku yang telah disusun beserta ilustrasinya tetap dapat tertata rapi, sebab penulis menggunakan Microsoft Word 2013 dan berpotensi membuat dokumen menjadi tidak tertata apabila dibuka dengan menggunakan Microsoft Word versi yang lain.

Berdasarkan hasil evaluasi, kedua peserta didik sasaran telah mampu menerapkan penggunaan kata depan yang tepat, membedakan penggunaan huruf kapital yang benar dan salah, juga memahami pembentukan akronim dan singkatan yang mirip, namun tidak sama. “Kalau akronim kayak Posyandu. Kalau singkatan kayak SD sama SMP,” tutur Nova Jayanti Mandasari setelah mengisi pertanyaan-pertanyaan evaluasi.

 

 

Fransisca Intan Devi Anna Kolmus, mahasiswa Sastra Indonesia salah satu peserta KKN BTV 3 Universitas Jember dari Kelompok 1 melakukan Kuliah Kerja Nyata (KKN) mulai tanggal 11 Agustus sampai 9 September 2021 di Kelurahan Gombengsari, Kecamatan Kalipuro, Kabupaten Banyuwangi dengan tematik Program Literasi Desa pada Masa Pandemi COVID-19. Fransisca menerapkan program kerja (Proker) pengenalan media pembelajaran daring dan penggunaan kaidah bahasa Indonesia.
Universitas Jember menerjunkan mahasiswa KKN Back to Village 3 (BTV 3) guna melakukan pengabdian kepada masyarakat, dengan lima tematik, yaitu: Program Pemberdayaan Wirausaha Masyarakat Terdampak COVID-19; Program Inovasi Teknologi/Informasi dalam Penanganan COVID-19; Program Pemberdayaan Bumdes/Jaring Pengaman Desa Penanganan COVID-19; Program Literasi Desa pada Masa Pandemi COVID-19; dan Program Penanganan Stunting dan Aki Akb. Ribuan mahasiswa peserta KKN BTV 3 Universitas Jember terjun ke lokasi KKN di desa masing-masing untuk mengabdikan diri kepada masyarakat di sekiranya.
Perencanaan program kerja KKN digali melalui observasi dengan wawancara kepada dua orang sasaran siswa kelas 5 SD yang bernama Dewi Andini dan Nova Jayanti Mandasari. Dari wawancara diketahui bahwa sejak diterapkan sekolah dari rumah atau SFH (Study from Home) yang berbasis daring membuat para sasaran yang masih duduk di bangku sekolah dasar mengalami kesulitan dalam memahami materi dan mengerjakan tugas, sehingga acap kali meminta bantuan orang tua dalam hal mengerjakan tugas. Mereka juga mengaku lebih banyak menggunakan gawai untuk bermain daripada untuk mencari penunjang pembelajaran. Mengapa demikian, karena mereka masih belum mengetahui situs-situs dan media apa saja yang dapat digunakan untuk membantu menunjang pembelajaran daring.
“Belum tahu. Kalau ada PR (tugas rumah) minta bantuan orang tua,” tutur salah satu sasaran, Dewi Andini, yang duduk di bangku sekolah dasar kelas 5 di SDN 2 Gombengsari. Tidak hanya Dewi Andini, Nova Jayanti Mandasari mengeluhkan hal serupa mengenai kesulitan memahami materi dan mengerjakan tugas yang diberikan, sehingga membutuhkan bantuan orang tua.
Melihat adanya permasalahan tersebut, mahasiswa KKN BTV 3 Universitas Jember Kelompok 01 merancang program kerja mengenalkan media-media pembelajaran atraktif dan menarik yang dapat membantu para sasaran untuk mendapatkan penunjang pembelajaran, di antaranya adalah Zenius, Quipper, dan rumahbelajar.id. Tidak hanya mengenalkan media-media pembelajaran daring, mahasiswa KKN BTV 3 Universitas Jember juga merancang program kerja mengenalkan penggunaan kaidah bahasa Indonesia meliputi penggunaan kata depan, penggunaan huruf kapital, dan pembentukan akronim dan singkatan sebagai pengisi waktu luang guna mengurangi intensitas bermain game dan menumbuhkan kecintaan terhadap bahasa Indonesia sebagai bahasa nasional masyarakat Indonesia. Mahasiswa KKN BTV 3 Universitas Jember kelompok 01 juga merancang program kerja akhir berupa penyusunan buku saku berbentuk booklet yang berisi materi penggunaan kaidah bahasa Indonesia yang disertai dengan cerita-cerita pendek anak sebagai upaya meningkatkan minat literasi anak.
Pendampingan pertama dilakukan pada Jumat (20/08/2021) pada pukul 09.00 WIB secara tatap muka dengan judul “Pengenalan Media Pembelajaran Daring Zenius dan Penggunaan Kata Depan”. Kelas ini diadakan dengan tujuan memberikan informasi mengenai media pembelajaran Zenius yang dapat digunakan sebagai penunjang pembelajaran dari rumah yang dapat diakses kapan saja dan di mana saja, juga memberikan pengetahuan tambahan mengenai penggunaan kata depan dalam bahasa Indonesia. Dengan mengenalkan media pembelajaram Zenius, maka juga akan membuat peserta didik sasaran lebih mudah mendapatkan penunjang pembelajaran daring dan dengan mengenalkan penggunaan kata depan dalam bahasa Indonesia yang benar, maka akan membantu penggunaan bahasa Indonesia yang efektif ke depannya.
Pendampingan kedua masih dilakukan pada minggu kedua masa KKN pada hari Minggu (22/08/2021) dengan judul “Pengenalan Media Pembelajaran Quipper dan Penggunaan Huruf Kapital” secara tatap muka pukul 09.00 WIB. Pendampingan dilakukan selama satu jam dari pukul 09.00 WIB, hingga 10.00 WIB. Setelah pemaparan materi, sasaran melakukan pengaplikasikan menggunakan laptop, sehingga mampu menerapkan dan mengenal media pembelajaran Quipper secara mandiri setelah mendapatkan pendampingan. Peserta didik sasaran juga belajar mengenali penggunaan huruf kapital di dalam novel Perpustakaan Ajaib Bibbi Bokken karya Jostein Gaarder dan Klaus Hagerup sebagai bentuk penerapan dan pemahaman terhadap materi penggunaan huruf kapital yang telah diberikan.
Pendampingan ketiga berjudul “Rumahbelajar.id dan Pembentukan Akronim, serta Singkatan” dilakukan di minggu ketiga pada hari Minggu (29/08/2021) pukul 09.00 WIB. Pendampingan dilakukan secara tatap muka dengan mematuhi protokol kesehatan. Selama kelas, peserta didik sasaran terlihat menunjukkan ketertarikannya terdapat fitur Sumber Belajar karena menyajikan berbagai macam video pembelajaran atraktif yang disertai dengan ilustrasi-ilustrasi menarik, serta fifur Wahana Jelajah Angkasa.
Program kerja keempat yang dilakukan adalah mengulas kembali materi-materi yang telah diajarkan dan membagikan buku saku yang disusun oleh penulis sebagai mahasiswa KKN BTV 3 UNEJ. Pada minggu ini, materi-materi yang telah disampaikan diulas kembali untuk mengingat kembali walaupun setelah materi telah dipraktekkan dengan tujuan peserta didik sasaran tetap mengingat materi-materi yang telah diajarkan. Penulis juga membagikan sebuah buku saku untuk kedua peserta didik sasaran berisi materi-materi penggunaan kata depan, penggunaan huruf kapital, dan pembentukan akronim dan singkatan. Buku saku tersebut disusun sendiri oleh penulis sebagai mahasiswa KKN BTV 3 UNEJ dengan meringkas materi-materi kebahasaan yang telah diajarkan menjadi sesederhana mungkin dengan ilustrasi-ilustrasi menarik yang mampu menarik minat baca anak-anak. Tidak hanya berisi materi-materi kebahasaan yang telah diajarkan, dalam buku saku tersebut juga terdapat tabel-tabel untuk menulis aktivitas harian, kolom daftar pelajaran, dan cerpen-cerpen yang dapat dibaca setelah peserta didik sasaran membaca materi-materi yang terdapat dalam buku saku tersebut.
Selain dilakukan pengulasan kembali dan membagikan buku saku, penulis juga melakukan evaluasi dengan mengukur tingkat kemampuan peserta didik sasaran dalam mengenali penggunaan kata depan, huruf kapital, dan akronim-singkatan yang benar dengan memberikan beberapa soal sederhana yang dapat dijawab oleh kedua peserta didik.
Penyusunan dan penulisan isi buku dilakukan setiap kali setelah selesai memberikan bimbingan dan pendampingan. Buku ini disusun dengan menggunakan perangkat lunak Microsoft Word dengan ukuran kertas statement yang memiliki ukuran 13,97 cm x 21,59 cm. Untuk desain sampul, penulis menggunakan website Canva yang memiliki berbagai macam template sampul buku yang dapat digunakan sesuai keinginan dengan menyesuaikan jenis font yang digunakan. Ilustrasi-ilustrasi dalam gambar yang digunakan oleh penulis berasal dari aplikasi Pinterest, yang mana merupakan sebuah aplikasi untuk mengunduh gambar-gambar dengan kualitas yang bagus. Setelah buku disusun dan akan dicetak, penulis mengubah format dokumen dari Words menjadi PDF, sehingga apabila dokumen tersebut dibuka dengan media laptop yang berbeda jenis Microsoft Word-nya, dokumen buku yang telah disusun beserta ilustrasinya tetap dapat tertata rapi, sebab penulis menggunakan Microsoft Word 2013 dan berpotensi membuat dokumen menjadi tidak tertata apabila dibuka dengan menggunakan Microsoft Word versi yang lain.

Berdasarkan hasil evaluasi, kedua peserta didik sasaran telah mampu menerapkan penggunaan kata depan yang tepat, membedakan penggunaan huruf kapital yang benar dan salah, juga memahami pembentukan akronim dan singkatan yang mirip, namun tidak sama. “Kalau akronim kayak Posyandu. Kalau singkatan kayak SD sama SMP,” tutur Nova Jayanti Mandasari setelah mengisi pertanyaan-pertanyaan evaluasi.

 

Fransisca Intan Devi Anna Kolmus, mahasiswa Sastra Indonesia salah satu peserta KKN BTV 3 Universitas Jember dari Kelompok 1 melakukan Kuliah Kerja Nyata (KKN) mulai tanggal 11 Agustus sampai 9 September 2021 di Kelurahan Gombengsari, Kecamatan Kalipuro, Kabupaten Banyuwangi dengan tematik Program Literasi Desa pada Masa Pandemi COVID-19. Fransisca menerapkan program kerja (Proker) pengenalan media pembelajaran daring dan penggunaan kaidah bahasa Indonesia.
Universitas Jember menerjunkan mahasiswa KKN Back to Village 3 (BTV 3) guna melakukan pengabdian kepada masyarakat, dengan lima tematik, yaitu: Program Pemberdayaan Wirausaha Masyarakat Terdampak COVID-19; Program Inovasi Teknologi/Informasi dalam Penanganan COVID-19; Program Pemberdayaan Bumdes/Jaring Pengaman Desa Penanganan COVID-19; Program Literasi Desa pada Masa Pandemi COVID-19; dan Program Penanganan Stunting dan Aki Akb. Ribuan mahasiswa peserta KKN BTV 3 Universitas Jember terjun ke lokasi KKN di desa masing-masing untuk mengabdikan diri kepada masyarakat di sekiranya.
Perencanaan program kerja KKN digali melalui observasi dengan wawancara kepada dua orang sasaran siswa kelas 5 SD yang bernama Dewi Andini dan Nova Jayanti Mandasari. Dari wawancara diketahui bahwa sejak diterapkan sekolah dari rumah atau SFH (Study from Home) yang berbasis daring membuat para sasaran yang masih duduk di bangku sekolah dasar mengalami kesulitan dalam memahami materi dan mengerjakan tugas, sehingga acap kali meminta bantuan orang tua dalam hal mengerjakan tugas. Mereka juga mengaku lebih banyak menggunakan gawai untuk bermain daripada untuk mencari penunjang pembelajaran. Mengapa demikian, karena mereka masih belum mengetahui situs-situs dan media apa saja yang dapat digunakan untuk membantu menunjang pembelajaran daring.
“Belum tahu. Kalau ada PR (tugas rumah) minta bantuan orang tua,” tutur salah satu sasaran, Dewi Andini, yang duduk di bangku sekolah dasar kelas 5 di SDN 2 Gombengsari. Tidak hanya Dewi Andini, Nova Jayanti Mandasari mengeluhkan hal serupa mengenai kesulitan memahami materi dan mengerjakan tugas yang diberikan, sehingga membutuhkan bantuan orang tua.
Melihat adanya permasalahan tersebut, mahasiswa KKN BTV 3 Universitas Jember Kelompok 01 merancang program kerja mengenalkan media-media pembelajaran atraktif dan menarik yang dapat membantu para sasaran untuk mendapatkan penunjang pembelajaran, di antaranya adalah Zenius, Quipper, dan rumahbelajar.id. Tidak hanya mengenalkan media-media pembelajaran daring, mahasiswa KKN BTV 3 Universitas Jember juga merancang program kerja mengenalkan penggunaan kaidah bahasa Indonesia meliputi penggunaan kata depan, penggunaan huruf kapital, dan pembentukan akronim dan singkatan sebagai pengisi waktu luang guna mengurangi intensitas bermain game dan menumbuhkan kecintaan terhadap bahasa Indonesia sebagai bahasa nasional masyarakat Indonesia. Mahasiswa KKN BTV 3 Universitas Jember kelompok 01 juga merancang program kerja akhir berupa penyusunan buku saku berbentuk booklet yang berisi materi penggunaan kaidah bahasa Indonesia yang disertai dengan cerita-cerita pendek anak sebagai upaya meningkatkan minat literasi anak.
Pendampingan pertama dilakukan pada Jumat (20/08/2021) pada pukul 09.00 WIB secara tatap muka dengan judul “Pengenalan Media Pembelajaran Daring Zenius dan Penggunaan Kata Depan”. Kelas ini diadakan dengan tujuan memberikan informasi mengenai media pembelajaran Zenius yang dapat digunakan sebagai penunjang pembelajaran dari rumah yang dapat diakses kapan saja dan di mana saja, juga memberikan pengetahuan tambahan mengenai penggunaan kata depan dalam bahasa Indonesia. Dengan mengenalkan media pembelajaram Zenius, maka juga akan membuat peserta didik sasaran lebih mudah mendapatkan penunjang pembelajaran daring dan dengan mengenalkan penggunaan kata depan dalam bahasa Indonesia yang benar, maka akan membantu penggunaan bahasa Indonesia yang efektif ke depannya.
Pendampingan kedua masih dilakukan pada minggu kedua masa KKN pada hari Minggu (22/08/2021) dengan judul “Pengenalan Media Pembelajaran Quipper dan Penggunaan Huruf Kapital” secara tatap muka pukul 09.00 WIB. Pendampingan dilakukan selama satu jam dari pukul 09.00 WIB, hingga 10.00 WIB. Setelah pemaparan materi, sasaran melakukan pengaplikasikan menggunakan laptop, sehingga mampu menerapkan dan mengenal media pembelajaran Quipper secara mandiri setelah mendapatkan pendampingan. Peserta didik sasaran juga belajar mengenali penggunaan huruf kapital di dalam novel Perpustakaan Ajaib Bibbi Bokken karya Jostein Gaarder dan Klaus Hagerup sebagai bentuk penerapan dan pemahaman terhadap materi penggunaan huruf kapital yang telah diberikan.
Pendampingan ketiga berjudul “Rumahbelajar.id dan Pembentukan Akronim, serta Singkatan” dilakukan di minggu ketiga pada hari Minggu (29/08/2021) pukul 09.00 WIB. Pendampingan dilakukan secara tatap muka dengan mematuhi protokol kesehatan. Selama kelas, peserta didik sasaran terlihat menunjukkan ketertarikannya terdapat fitur Sumber Belajar karena menyajikan berbagai macam video pembelajaran atraktif yang disertai dengan ilustrasi-ilustrasi menarik, serta fifur Wahana Jelajah Angkasa.
Program kerja keempat yang dilakukan adalah mengulas kembali materi-materi yang telah diajarkan dan membagikan buku saku yang disusun oleh penulis sebagai mahasiswa KKN BTV 3 UNEJ. Pada minggu ini, materi-materi yang telah disampaikan diulas kembali untuk mengingat kembali walaupun setelah materi telah dipraktekkan dengan tujuan peserta didik sasaran tetap mengingat materi-materi yang telah diajarkan. Penulis juga membagikan sebuah buku saku untuk kedua peserta didik sasaran berisi materi-materi penggunaan kata depan, penggunaan huruf kapital, dan pembentukan akronim dan singkatan. Buku saku tersebut disusun sendiri oleh penulis sebagai mahasiswa KKN BTV 3 UNEJ dengan meringkas materi-materi kebahasaan yang telah diajarkan menjadi sesederhana mungkin dengan ilustrasi-ilustrasi menarik yang mampu menarik minat baca anak-anak. Tidak hanya berisi materi-materi kebahasaan yang telah diajarkan, dalam buku saku tersebut juga terdapat tabel-tabel untuk menulis aktivitas harian, kolom daftar pelajaran, dan cerpen-cerpen yang dapat dibaca setelah peserta didik sasaran membaca materi-materi yang terdapat dalam buku saku tersebut.
Selain dilakukan pengulasan kembali dan membagikan buku saku, penulis juga melakukan evaluasi dengan mengukur tingkat kemampuan peserta didik sasaran dalam mengenali penggunaan kata depan, huruf kapital, dan akronim-singkatan yang benar dengan memberikan beberapa soal sederhana yang dapat dijawab oleh kedua peserta didik.
Penyusunan dan penulisan isi buku dilakukan setiap kali setelah selesai memberikan bimbingan dan pendampingan. Buku ini disusun dengan menggunakan perangkat lunak Microsoft Word dengan ukuran kertas statement yang memiliki ukuran 13,97 cm x 21,59 cm. Untuk desain sampul, penulis menggunakan website Canva yang memiliki berbagai macam template sampul buku yang dapat digunakan sesuai keinginan dengan menyesuaikan jenis font yang digunakan. Ilustrasi-ilustrasi dalam gambar yang digunakan oleh penulis berasal dari aplikasi Pinterest, yang mana merupakan sebuah aplikasi untuk mengunduh gambar-gambar dengan kualitas yang bagus. Setelah buku disusun dan akan dicetak, penulis mengubah format dokumen dari Words menjadi PDF, sehingga apabila dokumen tersebut dibuka dengan media laptop yang berbeda jenis Microsoft Word-nya, dokumen buku yang telah disusun beserta ilustrasinya tetap dapat tertata rapi, sebab penulis menggunakan Microsoft Word 2013 dan berpotensi membuat dokumen menjadi tidak tertata apabila dibuka dengan menggunakan Microsoft Word versi yang lain.

Berdasarkan hasil evaluasi, kedua peserta didik sasaran telah mampu menerapkan penggunaan kata depan yang tepat, membedakan penggunaan huruf kapital yang benar dan salah, juga memahami pembentukan akronim dan singkatan yang mirip, namun tidak sama. “Kalau akronim kayak Posyandu. Kalau singkatan kayak SD sama SMP,” tutur Nova Jayanti Mandasari setelah mengisi pertanyaan-pertanyaan evaluasi.

 

Fransisca Intan Devi Anna Kolmus, mahasiswa Sastra Indonesia salah satu peserta KKN BTV 3 Universitas Jember dari Kelompok 1 melakukan Kuliah Kerja Nyata (KKN) mulai tanggal 11 Agustus sampai 9 September 2021 di Kelurahan Gombengsari, Kecamatan Kalipuro, Kabupaten Banyuwangi dengan tematik Program Literasi Desa pada Masa Pandemi COVID-19. Fransisca menerapkan program kerja (Proker) pengenalan media pembelajaran daring dan penggunaan kaidah bahasa Indonesia.
Universitas Jember menerjunkan mahasiswa KKN Back to Village 3 (BTV 3) guna melakukan pengabdian kepada masyarakat, dengan lima tematik, yaitu: Program Pemberdayaan Wirausaha Masyarakat Terdampak COVID-19; Program Inovasi Teknologi/Informasi dalam Penanganan COVID-19; Program Pemberdayaan Bumdes/Jaring Pengaman Desa Penanganan COVID-19; Program Literasi Desa pada Masa Pandemi COVID-19; dan Program Penanganan Stunting dan Aki Akb. Ribuan mahasiswa peserta KKN BTV 3 Universitas Jember terjun ke lokasi KKN di desa masing-masing untuk mengabdikan diri kepada masyarakat di sekiranya.
Perencanaan program kerja KKN digali melalui observasi dengan wawancara kepada dua orang sasaran siswa kelas 5 SD yang bernama Dewi Andini dan Nova Jayanti Mandasari. Dari wawancara diketahui bahwa sejak diterapkan sekolah dari rumah atau SFH (Study from Home) yang berbasis daring membuat para sasaran yang masih duduk di bangku sekolah dasar mengalami kesulitan dalam memahami materi dan mengerjakan tugas, sehingga acap kali meminta bantuan orang tua dalam hal mengerjakan tugas. Mereka juga mengaku lebih banyak menggunakan gawai untuk bermain daripada untuk mencari penunjang pembelajaran. Mengapa demikian, karena mereka masih belum mengetahui situs-situs dan media apa saja yang dapat digunakan untuk membantu menunjang pembelajaran daring.
“Belum tahu. Kalau ada PR (tugas rumah) minta bantuan orang tua,” tutur salah satu sasaran, Dewi Andini, yang duduk di bangku sekolah dasar kelas 5 di SDN 2 Gombengsari. Tidak hanya Dewi Andini, Nova Jayanti Mandasari mengeluhkan hal serupa mengenai kesulitan memahami materi dan mengerjakan tugas yang diberikan, sehingga membutuhkan bantuan orang tua.
Melihat adanya permasalahan tersebut, mahasiswa KKN BTV 3 Universitas Jember Kelompok 01 merancang program kerja mengenalkan media-media pembelajaran atraktif dan menarik yang dapat membantu para sasaran untuk mendapatkan penunjang pembelajaran, di antaranya adalah Zenius, Quipper, dan rumahbelajar.id. Tidak hanya mengenalkan media-media pembelajaran daring, mahasiswa KKN BTV 3 Universitas Jember juga merancang program kerja mengenalkan penggunaan kaidah bahasa Indonesia meliputi penggunaan kata depan, penggunaan huruf kapital, dan pembentukan akronim dan singkatan sebagai pengisi waktu luang guna mengurangi intensitas bermain game dan menumbuhkan kecintaan terhadap bahasa Indonesia sebagai bahasa nasional masyarakat Indonesia. Mahasiswa KKN BTV 3 Universitas Jember kelompok 01 juga merancang program kerja akhir berupa penyusunan buku saku berbentuk booklet yang berisi materi penggunaan kaidah bahasa Indonesia yang disertai dengan cerita-cerita pendek anak sebagai upaya meningkatkan minat literasi anak.
Pendampingan pertama dilakukan pada Jumat (20/08/2021) pada pukul 09.00 WIB secara tatap muka dengan judul “Pengenalan Media Pembelajaran Daring Zenius dan Penggunaan Kata Depan”. Kelas ini diadakan dengan tujuan memberikan informasi mengenai media pembelajaran Zenius yang dapat digunakan sebagai penunjang pembelajaran dari rumah yang dapat diakses kapan saja dan di mana saja, juga memberikan pengetahuan tambahan mengenai penggunaan kata depan dalam bahasa Indonesia. Dengan mengenalkan media pembelajaram Zenius, maka juga akan membuat peserta didik sasaran lebih mudah mendapatkan penunjang pembelajaran daring dan dengan mengenalkan penggunaan kata depan dalam bahasa Indonesia yang benar, maka akan membantu penggunaan bahasa Indonesia yang efektif ke depannya.
Pendampingan kedua masih dilakukan pada minggu kedua masa KKN pada hari Minggu (22/08/2021) dengan judul “Pengenalan Media Pembelajaran Quipper dan Penggunaan Huruf Kapital” secara tatap muka pukul 09.00 WIB. Pendampingan dilakukan selama satu jam dari pukul 09.00 WIB, hingga 10.00 WIB. Setelah pemaparan materi, sasaran melakukan pengaplikasikan menggunakan laptop, sehingga mampu menerapkan dan mengenal media pembelajaran Quipper secara mandiri setelah mendapatkan pendampingan. Peserta didik sasaran juga belajar mengenali penggunaan huruf kapital di dalam novel Perpustakaan Ajaib Bibbi Bokken karya Jostein Gaarder dan Klaus Hagerup sebagai bentuk penerapan dan pemahaman terhadap materi penggunaan huruf kapital yang telah diberikan.
Pendampingan ketiga berjudul “Rumahbelajar.id dan Pembentukan Akronim, serta Singkatan” dilakukan di minggu ketiga pada hari Minggu (29/08/2021) pukul 09.00 WIB. Pendampingan dilakukan secara tatap muka dengan mematuhi protokol kesehatan. Selama kelas, peserta didik sasaran terlihat menunjukkan ketertarikannya terdapat fitur Sumber Belajar karena menyajikan berbagai macam video pembelajaran atraktif yang disertai dengan ilustrasi-ilustrasi menarik, serta fifur Wahana Jelajah Angkasa.
Program kerja keempat yang dilakukan adalah mengulas kembali materi-materi yang telah diajarkan dan membagikan buku saku yang disusun oleh penulis sebagai mahasiswa KKN BTV 3 UNEJ. Pada minggu ini, materi-materi yang telah disampaikan diulas kembali untuk mengingat kembali walaupun setelah materi telah dipraktekkan dengan tujuan peserta didik sasaran tetap mengingat materi-materi yang telah diajarkan. Penulis juga membagikan sebuah buku saku untuk kedua peserta didik sasaran berisi materi-materi penggunaan kata depan, penggunaan huruf kapital, dan pembentukan akronim dan singkatan. Buku saku tersebut disusun sendiri oleh penulis sebagai mahasiswa KKN BTV 3 UNEJ dengan meringkas materi-materi kebahasaan yang telah diajarkan menjadi sesederhana mungkin dengan ilustrasi-ilustrasi menarik yang mampu menarik minat baca anak-anak. Tidak hanya berisi materi-materi kebahasaan yang telah diajarkan, dalam buku saku tersebut juga terdapat tabel-tabel untuk menulis aktivitas harian, kolom daftar pelajaran, dan cerpen-cerpen yang dapat dibaca setelah peserta didik sasaran membaca materi-materi yang terdapat dalam buku saku tersebut.
Selain dilakukan pengulasan kembali dan membagikan buku saku, penulis juga melakukan evaluasi dengan mengukur tingkat kemampuan peserta didik sasaran dalam mengenali penggunaan kata depan, huruf kapital, dan akronim-singkatan yang benar dengan memberikan beberapa soal sederhana yang dapat dijawab oleh kedua peserta didik.
Penyusunan dan penulisan isi buku dilakukan setiap kali setelah selesai memberikan bimbingan dan pendampingan. Buku ini disusun dengan menggunakan perangkat lunak Microsoft Word dengan ukuran kertas statement yang memiliki ukuran 13,97 cm x 21,59 cm. Untuk desain sampul, penulis menggunakan website Canva yang memiliki berbagai macam template sampul buku yang dapat digunakan sesuai keinginan dengan menyesuaikan jenis font yang digunakan. Ilustrasi-ilustrasi dalam gambar yang digunakan oleh penulis berasal dari aplikasi Pinterest, yang mana merupakan sebuah aplikasi untuk mengunduh gambar-gambar dengan kualitas yang bagus. Setelah buku disusun dan akan dicetak, penulis mengubah format dokumen dari Words menjadi PDF, sehingga apabila dokumen tersebut dibuka dengan media laptop yang berbeda jenis Microsoft Word-nya, dokumen buku yang telah disusun beserta ilustrasinya tetap dapat tertata rapi, sebab penulis menggunakan Microsoft Word 2013 dan berpotensi membuat dokumen menjadi tidak tertata apabila dibuka dengan menggunakan Microsoft Word versi yang lain.

Berdasarkan hasil evaluasi, kedua peserta didik sasaran telah mampu menerapkan penggunaan kata depan yang tepat, membedakan penggunaan huruf kapital yang benar dan salah, juga memahami pembentukan akronim dan singkatan yang mirip, namun tidak sama. “Kalau akronim kayak Posyandu. Kalau singkatan kayak SD sama SMP,” tutur Nova Jayanti Mandasari setelah mengisi pertanyaan-pertanyaan evaluasi.

[:]

[:de]

Fransisca Intan Devi Anna Kolmus, mahasiswa Sastra Indonesia salah satu peserta KKN BTV 3 Universitas Jember dari Kelompok 1 melakukan Kuliah Kerja Nyata (KKN) mulai tanggal 11 Agustus sampai 9 September 2021 di Kelurahan Gombengsari, Kecamatan Kalipuro, Kabupaten Banyuwangi dengan tematik Program Literasi Desa pada Masa Pandemi COVID-19. Fransisca menerapkan program kerja (Proker) pengenalan media pembelajaran daring dan penggunaan kaidah bahasa Indonesia.
Universitas Jember menerjunkan mahasiswa KKN Back to Village 3 (BTV 3) guna melakukan pengabdian kepada masyarakat, dengan lima tematik, yaitu: Program Pemberdayaan Wirausaha Masyarakat Terdampak COVID-19; Program Inovasi Teknologi/Informasi dalam Penanganan COVID-19; Program Pemberdayaan Bumdes/Jaring Pengaman Desa Penanganan COVID-19; Program Literasi Desa pada Masa Pandemi COVID-19; dan Program Penanganan Stunting dan Aki Akb. Ribuan mahasiswa peserta KKN BTV 3 Universitas Jember terjun ke lokasi KKN di desa masing-masing untuk mengabdikan diri kepada masyarakat di sekiranya.
Perencanaan program kerja KKN digali melalui observasi dengan wawancara kepada dua orang sasaran siswa kelas 5 SD yang bernama Dewi Andini dan Nova Jayanti Mandasari. Dari wawancara diketahui bahwa sejak diterapkan sekolah dari rumah atau SFH (Study from Home) yang berbasis daring membuat para sasaran yang masih duduk di bangku sekolah dasar mengalami kesulitan dalam memahami materi dan mengerjakan tugas, sehingga acap kali meminta bantuan orang tua dalam hal mengerjakan tugas. Mereka juga mengaku lebih banyak menggunakan gawai untuk bermain daripada untuk mencari penunjang pembelajaran. Mengapa demikian, karena mereka masih belum mengetahui situs-situs dan media apa saja yang dapat digunakan untuk membantu menunjang pembelajaran daring.
“Belum tahu. Kalau ada PR (tugas rumah) minta bantuan orang tua,” tutur salah satu sasaran, Dewi Andini, yang duduk di bangku sekolah dasar kelas 5 di SDN 2 Gombengsari. Tidak hanya Dewi Andini, Nova Jayanti Mandasari mengeluhkan hal serupa mengenai kesulitan memahami materi dan mengerjakan tugas yang diberikan, sehingga membutuhkan bantuan orang tua.
Melihat adanya permasalahan tersebut, mahasiswa KKN BTV 3 Universitas Jember Kelompok 01 merancang program kerja mengenalkan media-media pembelajaran atraktif dan menarik yang dapat membantu para sasaran untuk mendapatkan penunjang pembelajaran, di antaranya adalah Zenius, Quipper, dan rumahbelajar.id. Tidak hanya mengenalkan media-media pembelajaran daring, mahasiswa KKN BTV 3 Universitas Jember juga merancang program kerja mengenalkan penggunaan kaidah bahasa Indonesia meliputi penggunaan kata depan, penggunaan huruf kapital, dan pembentukan akronim dan singkatan sebagai pengisi waktu luang guna mengurangi intensitas bermain game dan menumbuhkan kecintaan terhadap bahasa Indonesia sebagai bahasa nasional masyarakat Indonesia. Mahasiswa KKN BTV 3 Universitas Jember kelompok 01 juga merancang program kerja akhir berupa penyusunan buku saku berbentuk booklet yang berisi materi penggunaan kaidah bahasa Indonesia yang disertai dengan cerita-cerita pendek anak sebagai upaya meningkatkan minat literasi anak.
Pendampingan pertama dilakukan pada Jumat (20/08/2021) pada pukul 09.00 WIB secara tatap muka dengan judul “Pengenalan Media Pembelajaran Daring Zenius dan Penggunaan Kata Depan”. Kelas ini diadakan dengan tujuan memberikan informasi mengenai media pembelajaran Zenius yang dapat digunakan sebagai penunjang pembelajaran dari rumah yang dapat diakses kapan saja dan di mana saja, juga memberikan pengetahuan tambahan mengenai penggunaan kata depan dalam bahasa Indonesia. Dengan mengenalkan media pembelajaram Zenius, maka juga akan membuat peserta didik sasaran lebih mudah mendapatkan penunjang pembelajaran daring dan dengan mengenalkan penggunaan kata depan dalam bahasa Indonesia yang benar, maka akan membantu penggunaan bahasa Indonesia yang efektif ke depannya.
Pendampingan kedua masih dilakukan pada minggu kedua masa KKN pada hari Minggu (22/08/2021) dengan judul “Pengenalan Media Pembelajaran Quipper dan Penggunaan Huruf Kapital” secara tatap muka pukul 09.00 WIB. Pendampingan dilakukan selama satu jam dari pukul 09.00 WIB, hingga 10.00 WIB. Setelah pemaparan materi, sasaran melakukan pengaplikasikan menggunakan laptop, sehingga mampu menerapkan dan mengenal media pembelajaran Quipper secara mandiri setelah mendapatkan pendampingan. Peserta didik sasaran juga belajar mengenali penggunaan huruf kapital di dalam novel Perpustakaan Ajaib Bibbi Bokken karya Jostein Gaarder dan Klaus Hagerup sebagai bentuk penerapan dan pemahaman terhadap materi penggunaan huruf kapital yang telah diberikan.
Pendampingan ketiga berjudul “Rumahbelajar.id dan Pembentukan Akronim, serta Singkatan” dilakukan di minggu ketiga pada hari Minggu (29/08/2021) pukul 09.00 WIB. Pendampingan dilakukan secara tatap muka dengan mematuhi protokol kesehatan. Selama kelas, peserta didik sasaran terlihat menunjukkan ketertarikannya terdapat fitur Sumber Belajar karena menyajikan berbagai macam video pembelajaran atraktif yang disertai dengan ilustrasi-ilustrasi menarik, serta fifur Wahana Jelajah Angkasa.
Program kerja keempat yang dilakukan adalah mengulas kembali materi-materi yang telah diajarkan dan membagikan buku saku yang disusun oleh penulis sebagai mahasiswa KKN BTV 3 UNEJ. Pada minggu ini, materi-materi yang telah disampaikan diulas kembali untuk mengingat kembali walaupun setelah materi telah dipraktekkan dengan tujuan peserta didik sasaran tetap mengingat materi-materi yang telah diajarkan. Penulis juga membagikan sebuah buku saku untuk kedua peserta didik sasaran berisi materi-materi penggunaan kata depan, penggunaan huruf kapital, dan pembentukan akronim dan singkatan. Buku saku tersebut disusun sendiri oleh penulis sebagai mahasiswa KKN BTV 3 UNEJ dengan meringkas materi-materi kebahasaan yang telah diajarkan menjadi sesederhana mungkin dengan ilustrasi-ilustrasi menarik yang mampu menarik minat baca anak-anak. Tidak hanya berisi materi-materi kebahasaan yang telah diajarkan, dalam buku saku tersebut juga terdapat tabel-tabel untuk menulis aktivitas harian, kolom daftar pelajaran, dan cerpen-cerpen yang dapat dibaca setelah peserta didik sasaran membaca materi-materi yang terdapat dalam buku saku tersebut.
Selain dilakukan pengulasan kembali dan membagikan buku saku, penulis juga melakukan evaluasi dengan mengukur tingkat kemampuan peserta didik sasaran dalam mengenali penggunaan kata depan, huruf kapital, dan akronim-singkatan yang benar dengan memberikan beberapa soal sederhana yang dapat dijawab oleh kedua peserta didik.
Penyusunan dan penulisan isi buku dilakukan setiap kali setelah selesai memberikan bimbingan dan pendampingan. Buku ini disusun dengan menggunakan perangkat lunak Microsoft Word dengan ukuran kertas statement yang memiliki ukuran 13,97 cm x 21,59 cm. Untuk desain sampul, penulis menggunakan website Canva yang memiliki berbagai macam template sampul buku yang dapat digunakan sesuai keinginan dengan menyesuaikan jenis font yang digunakan. Ilustrasi-ilustrasi dalam gambar yang digunakan oleh penulis berasal dari aplikasi Pinterest, yang mana merupakan sebuah aplikasi untuk mengunduh gambar-gambar dengan kualitas yang bagus. Setelah buku disusun dan akan dicetak, penulis mengubah format dokumen dari Words menjadi PDF, sehingga apabila dokumen tersebut dibuka dengan media laptop yang berbeda jenis Microsoft Word-nya, dokumen buku yang telah disusun beserta ilustrasinya tetap dapat tertata rapi, sebab penulis menggunakan Microsoft Word 2013 dan berpotensi membuat dokumen menjadi tidak tertata apabila dibuka dengan menggunakan Microsoft Word versi yang lain.

Berdasarkan hasil evaluasi, kedua peserta didik sasaran telah mampu menerapkan penggunaan kata depan yang tepat, membedakan penggunaan huruf kapital yang benar dan salah, juga memahami pembentukan akronim dan singkatan yang mirip, namun tidak sama. “Kalau akronim kayak Posyandu. Kalau singkatan kayak SD sama SMP,” tutur Nova Jayanti Mandasari setelah mengisi pertanyaan-pertanyaan evaluasi.

Fransisca Intan Devi Anna Kolmus, mahasiswa Sastra Indonesia salah satu peserta KKN BTV 3 Universitas Jember dari Kelompok 1 melakukan Kuliah Kerja Nyata (KKN) mulai tanggal 11 Agustus sampai 9 September 2021 di Kelurahan Gombengsari, Kecamatan Kalipuro, Kabupaten Banyuwangi dengan tematik Program Literasi Desa pada Masa Pandemi COVID-19. Fransisca menerapkan program kerja (Proker) pengenalan media pembelajaran daring dan penggunaan kaidah bahasa Indonesia.
Universitas Jember menerjunkan mahasiswa KKN Back to Village 3 (BTV 3) guna melakukan pengabdian kepada masyarakat, dengan lima tematik, yaitu: Program Pemberdayaan Wirausaha Masyarakat Terdampak COVID-19; Program Inovasi Teknologi/Informasi dalam Penanganan COVID-19; Program Pemberdayaan Bumdes/Jaring Pengaman Desa Penanganan COVID-19; Program Literasi Desa pada Masa Pandemi COVID-19; dan Program Penanganan Stunting dan Aki Akb. Ribuan mahasiswa peserta KKN BTV 3 Universitas Jember terjun ke lokasi KKN di desa masing-masing untuk mengabdikan diri kepada masyarakat di sekiranya.
Perencanaan program kerja KKN digali melalui observasi dengan wawancara kepada dua orang sasaran siswa kelas 5 SD yang bernama Dewi Andini dan Nova Jayanti Mandasari. Dari wawancara diketahui bahwa sejak diterapkan sekolah dari rumah atau SFH (Study from Home) yang berbasis daring membuat para sasaran yang masih duduk di bangku sekolah dasar mengalami kesulitan dalam memahami materi dan mengerjakan tugas, sehingga acap kali meminta bantuan orang tua dalam hal mengerjakan tugas. Mereka juga mengaku lebih banyak menggunakan gawai untuk bermain daripada untuk mencari penunjang pembelajaran. Mengapa demikian, karena mereka masih belum mengetahui situs-situs dan media apa saja yang dapat digunakan untuk membantu menunjang pembelajaran daring.
“Belum tahu. Kalau ada PR (tugas rumah) minta bantuan orang tua,” tutur salah satu sasaran, Dewi Andini, yang duduk di bangku sekolah dasar kelas 5 di SDN 2 Gombengsari. Tidak hanya Dewi Andini, Nova Jayanti Mandasari mengeluhkan hal serupa mengenai kesulitan memahami materi dan mengerjakan tugas yang diberikan, sehingga membutuhkan bantuan orang tua.
Melihat adanya permasalahan tersebut, mahasiswa KKN BTV 3 Universitas Jember Kelompok 01 merancang program kerja mengenalkan media-media pembelajaran atraktif dan menarik yang dapat membantu para sasaran untuk mendapatkan penunjang pembelajaran, di antaranya adalah Zenius, Quipper, dan rumahbelajar.id. Tidak hanya mengenalkan media-media pembelajaran daring, mahasiswa KKN BTV 3 Universitas Jember juga merancang program kerja mengenalkan penggunaan kaidah bahasa Indonesia meliputi penggunaan kata depan, penggunaan huruf kapital, dan pembentukan akronim dan singkatan sebagai pengisi waktu luang guna mengurangi intensitas bermain game dan menumbuhkan kecintaan terhadap bahasa Indonesia sebagai bahasa nasional masyarakat Indonesia. Mahasiswa KKN BTV 3 Universitas Jember kelompok 01 juga merancang program kerja akhir berupa penyusunan buku saku berbentuk booklet yang berisi materi penggunaan kaidah bahasa Indonesia yang disertai dengan cerita-cerita pendek anak sebagai upaya meningkatkan minat literasi anak.
Pendampingan pertama dilakukan pada Jumat (20/08/2021) pada pukul 09.00 WIB secara tatap muka dengan judul “Pengenalan Media Pembelajaran Daring Zenius dan Penggunaan Kata Depan”. Kelas ini diadakan dengan tujuan memberikan informasi mengenai media pembelajaran Zenius yang dapat digunakan sebagai penunjang pembelajaran dari rumah yang dapat diakses kapan saja dan di mana saja, juga memberikan pengetahuan tambahan mengenai penggunaan kata depan dalam bahasa Indonesia. Dengan mengenalkan media pembelajaram Zenius, maka juga akan membuat peserta didik sasaran lebih mudah mendapatkan penunjang pembelajaran daring dan dengan mengenalkan penggunaan kata depan dalam bahasa Indonesia yang benar, maka akan membantu penggunaan bahasa Indonesia yang efektif ke depannya.
Pendampingan kedua masih dilakukan pada minggu kedua masa KKN pada hari Minggu (22/08/2021) dengan judul “Pengenalan Media Pembelajaran Quipper dan Penggunaan Huruf Kapital” secara tatap muka pukul 09.00 WIB. Pendampingan dilakukan selama satu jam dari pukul 09.00 WIB, hingga 10.00 WIB. Setelah pemaparan materi, sasaran melakukan pengaplikasikan menggunakan laptop, sehingga mampu menerapkan dan mengenal media pembelajaran Quipper secara mandiri setelah mendapatkan pendampingan. Peserta didik sasaran juga belajar mengenali penggunaan huruf kapital di dalam novel Perpustakaan Ajaib Bibbi Bokken karya Jostein Gaarder dan Klaus Hagerup sebagai bentuk penerapan dan pemahaman terhadap materi penggunaan huruf kapital yang telah diberikan.
Pendampingan ketiga berjudul “Rumahbelajar.id dan Pembentukan Akronim, serta Singkatan” dilakukan di minggu ketiga pada hari Minggu (29/08/2021) pukul 09.00 WIB. Pendampingan dilakukan secara tatap muka dengan mematuhi protokol kesehatan. Selama kelas, peserta didik sasaran terlihat menunjukkan ketertarikannya terdapat fitur Sumber Belajar karena menyajikan berbagai macam video pembelajaran atraktif yang disertai dengan ilustrasi-ilustrasi menarik, serta fifur Wahana Jelajah Angkasa.
Program kerja keempat yang dilakukan adalah mengulas kembali materi-materi yang telah diajarkan dan membagikan buku saku yang disusun oleh penulis sebagai mahasiswa KKN BTV 3 UNEJ. Pada minggu ini, materi-materi yang telah disampaikan diulas kembali untuk mengingat kembali walaupun setelah materi telah dipraktekkan dengan tujuan peserta didik sasaran tetap mengingat materi-materi yang telah diajarkan. Penulis juga membagikan sebuah buku saku untuk kedua peserta didik sasaran berisi materi-materi penggunaan kata depan, penggunaan huruf kapital, dan pembentukan akronim dan singkatan. Buku saku tersebut disusun sendiri oleh penulis sebagai mahasiswa KKN BTV 3 UNEJ dengan meringkas materi-materi kebahasaan yang telah diajarkan menjadi sesederhana mungkin dengan ilustrasi-ilustrasi menarik yang mampu menarik minat baca anak-anak. Tidak hanya berisi materi-materi kebahasaan yang telah diajarkan, dalam buku saku tersebut juga terdapat tabel-tabel untuk menulis aktivitas harian, kolom daftar pelajaran, dan cerpen-cerpen yang dapat dibaca setelah peserta didik sasaran membaca materi-materi yang terdapat dalam buku saku tersebut.
Selain dilakukan pengulasan kembali dan membagikan buku saku, penulis juga melakukan evaluasi dengan mengukur tingkat kemampuan peserta didik sasaran dalam mengenali penggunaan kata depan, huruf kapital, dan akronim-singkatan yang benar dengan memberikan beberapa soal sederhana yang dapat dijawab oleh kedua peserta didik.
Penyusunan dan penulisan isi buku dilakukan setiap kali setelah selesai memberikan bimbingan dan pendampingan. Buku ini disusun dengan menggunakan perangkat lunak Microsoft Word dengan ukuran kertas statement yang memiliki ukuran 13,97 cm x 21,59 cm. Untuk desain sampul, penulis menggunakan website Canva yang memiliki berbagai macam template sampul buku yang dapat digunakan sesuai keinginan dengan menyesuaikan jenis font yang digunakan. Ilustrasi-ilustrasi dalam gambar yang digunakan oleh penulis berasal dari aplikasi Pinterest, yang mana merupakan sebuah aplikasi untuk mengunduh gambar-gambar dengan kualitas yang bagus. Setelah buku disusun dan akan dicetak, penulis mengubah format dokumen dari Words menjadi PDF, sehingga apabila dokumen tersebut dibuka dengan media laptop yang berbeda jenis Microsoft Word-nya, dokumen buku yang telah disusun beserta ilustrasinya tetap dapat tertata rapi, sebab penulis menggunakan Microsoft Word 2013 dan berpotensi membuat dokumen menjadi tidak tertata apabila dibuka dengan menggunakan Microsoft Word versi yang lain.

Berdasarkan hasil evaluasi, kedua peserta didik sasaran telah mampu menerapkan penggunaan kata depan yang tepat, membedakan penggunaan huruf kapital yang benar dan salah, juga memahami pembentukan akronim dan singkatan yang mirip, namun tidak sama. “Kalau akronim kayak Posyandu. Kalau singkatan kayak SD sama SMP,” tutur Nova Jayanti Mandasari setelah mengisi pertanyaan-pertanyaan evaluasi.

Fransisca Intan Devi Anna Kolmus, mahasiswa Sastra Indonesia salah satu peserta KKN BTV 3 Universitas Jember dari Kelompok 1 melakukan Kuliah Kerja Nyata (KKN) mulai tanggal 11 Agustus sampai 9 September 2021 di Kelurahan Gombengsari, Kecamatan Kalipuro, Kabupaten Banyuwangi dengan tematik Program Literasi Desa pada Masa Pandemi COVID-19. Fransisca menerapkan program kerja (Proker) pengenalan media pembelajaran daring dan penggunaan kaidah bahasa Indonesia.
Universitas Jember menerjunkan mahasiswa KKN Back to Village 3 (BTV 3) guna melakukan pengabdian kepada masyarakat, dengan lima tematik, yaitu: Program Pemberdayaan Wirausaha Masyarakat Terdampak COVID-19; Program Inovasi Teknologi/Informasi dalam Penanganan COVID-19; Program Pemberdayaan Bumdes/Jaring Pengaman Desa Penanganan COVID-19; Program Literasi Desa pada Masa Pandemi COVID-19; dan Program Penanganan Stunting dan Aki Akb. Ribuan mahasiswa peserta KKN BTV 3 Universitas Jember terjun ke lokasi KKN di desa masing-masing untuk mengabdikan diri kepada masyarakat di sekiranya.
Perencanaan program kerja KKN digali melalui observasi dengan wawancara kepada dua orang sasaran siswa kelas 5 SD yang bernama Dewi Andini dan Nova Jayanti Mandasari. Dari wawancara diketahui bahwa sejak diterapkan sekolah dari rumah atau SFH (Study from Home) yang berbasis daring membuat para sasaran yang masih duduk di bangku sekolah dasar mengalami kesulitan dalam memahami materi dan mengerjakan tugas, sehingga acap kali meminta bantuan orang tua dalam hal mengerjakan tugas. Mereka juga mengaku lebih banyak menggunakan gawai untuk bermain daripada untuk mencari penunjang pembelajaran. Mengapa demikian, karena mereka masih belum mengetahui situs-situs dan media apa saja yang dapat digunakan untuk membantu menunjang pembelajaran daring.
“Belum tahu. Kalau ada PR (tugas rumah) minta bantuan orang tua,” tutur salah satu sasaran, Dewi Andini, yang duduk di bangku sekolah dasar kelas 5 di SDN 2 Gombengsari. Tidak hanya Dewi Andini, Nova Jayanti Mandasari mengeluhkan hal serupa mengenai kesulitan memahami materi dan mengerjakan tugas yang diberikan, sehingga membutuhkan bantuan orang tua.
Melihat adanya permasalahan tersebut, mahasiswa KKN BTV 3 Universitas Jember Kelompok 01 merancang program kerja mengenalkan media-media pembelajaran atraktif dan menarik yang dapat membantu para sasaran untuk mendapatkan penunjang pembelajaran, di antaranya adalah Zenius, Quipper, dan rumahbelajar.id. Tidak hanya mengenalkan media-media pembelajaran daring, mahasiswa KKN BTV 3 Universitas Jember juga merancang program kerja mengenalkan penggunaan kaidah bahasa Indonesia meliputi penggunaan kata depan, penggunaan huruf kapital, dan pembentukan akronim dan singkatan sebagai pengisi waktu luang guna mengurangi intensitas bermain game dan menumbuhkan kecintaan terhadap bahasa Indonesia sebagai bahasa nasional masyarakat Indonesia. Mahasiswa KKN BTV 3 Universitas Jember kelompok 01 juga merancang program kerja akhir berupa penyusunan buku saku berbentuk booklet yang berisi materi penggunaan kaidah bahasa Indonesia yang disertai dengan cerita-cerita pendek anak sebagai upaya meningkatkan minat literasi anak.
Pendampingan pertama dilakukan pada Jumat (20/08/2021) pada pukul 09.00 WIB secara tatap muka dengan judul “Pengenalan Media Pembelajaran Daring Zenius dan Penggunaan Kata Depan”. Kelas ini diadakan dengan tujuan memberikan informasi mengenai media pembelajaran Zenius yang dapat digunakan sebagai penunjang pembelajaran dari rumah yang dapat diakses kapan saja dan di mana saja, juga memberikan pengetahuan tambahan mengenai penggunaan kata depan dalam bahasa Indonesia. Dengan mengenalkan media pembelajaram Zenius, maka juga akan membuat peserta didik sasaran lebih mudah mendapatkan penunjang pembelajaran daring dan dengan mengenalkan penggunaan kata depan dalam bahasa Indonesia yang benar, maka akan membantu penggunaan bahasa Indonesia yang efektif ke depannya.
Pendampingan kedua masih dilakukan pada minggu kedua masa KKN pada hari Minggu (22/08/2021) dengan judul “Pengenalan Media Pembelajaran Quipper dan Penggunaan Huruf Kapital” secara tatap muka pukul 09.00 WIB. Pendampingan dilakukan selama satu jam dari pukul 09.00 WIB, hingga 10.00 WIB. Setelah pemaparan materi, sasaran melakukan pengaplikasikan menggunakan laptop, sehingga mampu menerapkan dan mengenal media pembelajaran Quipper secara mandiri setelah mendapatkan pendampingan. Peserta didik sasaran juga belajar mengenali penggunaan huruf kapital di dalam novel Perpustakaan Ajaib Bibbi Bokken karya Jostein Gaarder dan Klaus Hagerup sebagai bentuk penerapan dan pemahaman terhadap materi penggunaan huruf kapital yang telah diberikan.
Pendampingan ketiga berjudul “Rumahbelajar.id dan Pembentukan Akronim, serta Singkatan” dilakukan di minggu ketiga pada hari Minggu (29/08/2021) pukul 09.00 WIB. Pendampingan dilakukan secara tatap muka dengan mematuhi protokol kesehatan. Selama kelas, peserta didik sasaran terlihat menunjukkan ketertarikannya terdapat fitur Sumber Belajar karena menyajikan berbagai macam video pembelajaran atraktif yang disertai dengan ilustrasi-ilustrasi menarik, serta fifur Wahana Jelajah Angkasa.
Program kerja keempat yang dilakukan adalah mengulas kembali materi-materi yang telah diajarkan dan membagikan buku saku yang disusun oleh penulis sebagai mahasiswa KKN BTV 3 UNEJ. Pada minggu ini, materi-materi yang telah disampaikan diulas kembali untuk mengingat kembali walaupun setelah materi telah dipraktekkan dengan tujuan peserta didik sasaran tetap mengingat materi-materi yang telah diajarkan. Penulis juga membagikan sebuah buku saku untuk kedua peserta didik sasaran berisi materi-materi penggunaan kata depan, penggunaan huruf kapital, dan pembentukan akronim dan singkatan. Buku saku tersebut disusun sendiri oleh penulis sebagai mahasiswa KKN BTV 3 UNEJ dengan meringkas materi-materi kebahasaan yang telah diajarkan menjadi sesederhana mungkin dengan ilustrasi-ilustrasi menarik yang mampu menarik minat baca anak-anak. Tidak hanya berisi materi-materi kebahasaan yang telah diajarkan, dalam buku saku tersebut juga terdapat tabel-tabel untuk menulis aktivitas harian, kolom daftar pelajaran, dan cerpen-cerpen yang dapat dibaca setelah peserta didik sasaran membaca materi-materi yang terdapat dalam buku saku tersebut.
Selain dilakukan pengulasan kembali dan membagikan buku saku, penulis juga melakukan evaluasi dengan mengukur tingkat kemampuan peserta didik sasaran dalam mengenali penggunaan kata depan, huruf kapital, dan akronim-singkatan yang benar dengan memberikan beberapa soal sederhana yang dapat dijawab oleh kedua peserta didik.
Penyusunan dan penulisan isi buku dilakukan setiap kali setelah selesai memberikan bimbingan dan pendampingan. Buku ini disusun dengan menggunakan perangkat lunak Microsoft Word dengan ukuran kertas statement yang memiliki ukuran 13,97 cm x 21,59 cm. Untuk desain sampul, penulis menggunakan website Canva yang memiliki berbagai macam template sampul buku yang dapat digunakan sesuai keinginan dengan menyesuaikan jenis font yang digunakan. Ilustrasi-ilustrasi dalam gambar yang digunakan oleh penulis berasal dari aplikasi Pinterest, yang mana merupakan sebuah aplikasi untuk mengunduh gambar-gambar dengan kualitas yang bagus. Setelah buku disusun dan akan dicetak, penulis mengubah format dokumen dari Words menjadi PDF, sehingga apabila dokumen tersebut dibuka dengan media laptop yang berbeda jenis Microsoft Word-nya, dokumen buku yang telah disusun beserta ilustrasinya tetap dapat tertata rapi, sebab penulis menggunakan Microsoft Word 2013 dan berpotensi membuat dokumen menjadi tidak tertata apabila dibuka dengan menggunakan Microsoft Word versi yang lain.

Berdasarkan hasil evaluasi, kedua peserta didik sasaran telah mampu menerapkan penggunaan kata depan yang tepat, membedakan penggunaan huruf kapital yang benar dan salah, juga memahami pembentukan akronim dan singkatan yang mirip, namun tidak sama. “Kalau akronim kayak Posyandu. Kalau singkatan kayak SD sama SMP,” tutur Nova Jayanti Mandasari setelah mengisi pertanyaan-pertanyaan evaluasi.

 

Fransisca Intan Devi Anna Kolmus, mahasiswa Sastra Indonesia salah satu peserta KKN BTV 3 Universitas Jember dari Kelompok 1 melakukan Kuliah Kerja Nyata (KKN) mulai tanggal 11 Agustus sampai 9 September 2021 di Kelurahan Gombengsari, Kecamatan Kalipuro, Kabupaten Banyuwangi dengan tematik Program Literasi Desa pada Masa Pandemi COVID-19. Fransisca menerapkan program kerja (Proker) pengenalan media pembelajaran daring dan penggunaan kaidah bahasa Indonesia.
Universitas Jember menerjunkan mahasiswa KKN Back to Village 3 (BTV 3) guna melakukan pengabdian kepada masyarakat, dengan lima tematik, yaitu: Program Pemberdayaan Wirausaha Masyarakat Terdampak COVID-19; Program Inovasi Teknologi/Informasi dalam Penanganan COVID-19; Program Pemberdayaan Bumdes/Jaring Pengaman Desa Penanganan COVID-19; Program Literasi Desa pada Masa Pandemi COVID-19; dan Program Penanganan Stunting dan Aki Akb. Ribuan mahasiswa peserta KKN BTV 3 Universitas Jember terjun ke lokasi KKN di desa masing-masing untuk mengabdikan diri kepada masyarakat di sekiranya.
Perencanaan program kerja KKN digali melalui observasi dengan wawancara kepada dua orang sasaran siswa kelas 5 SD yang bernama Dewi Andini dan Nova Jayanti Mandasari. Dari wawancara diketahui bahwa sejak diterapkan sekolah dari rumah atau SFH (Study from Home) yang berbasis daring membuat para sasaran yang masih duduk di bangku sekolah dasar mengalami kesulitan dalam memahami materi dan mengerjakan tugas, sehingga acap kali meminta bantuan orang tua dalam hal mengerjakan tugas. Mereka juga mengaku lebih banyak menggunakan gawai untuk bermain daripada untuk mencari penunjang pembelajaran. Mengapa demikian, karena mereka masih belum mengetahui situs-situs dan media apa saja yang dapat digunakan untuk membantu menunjang pembelajaran daring.
“Belum tahu. Kalau ada PR (tugas rumah) minta bantuan orang tua,” tutur salah satu sasaran, Dewi Andini, yang duduk di bangku sekolah dasar kelas 5 di SDN 2 Gombengsari. Tidak hanya Dewi Andini, Nova Jayanti Mandasari mengeluhkan hal serupa mengenai kesulitan memahami materi dan mengerjakan tugas yang diberikan, sehingga membutuhkan bantuan orang tua.
Melihat adanya permasalahan tersebut, mahasiswa KKN BTV 3 Universitas Jember Kelompok 01 merancang program kerja mengenalkan media-media pembelajaran atraktif dan menarik yang dapat membantu para sasaran untuk mendapatkan penunjang pembelajaran, di antaranya adalah Zenius, Quipper, dan rumahbelajar.id. Tidak hanya mengenalkan media-media pembelajaran daring, mahasiswa KKN BTV 3 Universitas Jember juga merancang program kerja mengenalkan penggunaan kaidah bahasa Indonesia meliputi penggunaan kata depan, penggunaan huruf kapital, dan pembentukan akronim dan singkatan sebagai pengisi waktu luang guna mengurangi intensitas bermain game dan menumbuhkan kecintaan terhadap bahasa Indonesia sebagai bahasa nasional masyarakat Indonesia. Mahasiswa KKN BTV 3 Universitas Jember kelompok 01 juga merancang program kerja akhir berupa penyusunan buku saku berbentuk booklet yang berisi materi penggunaan kaidah bahasa Indonesia yang disertai dengan cerita-cerita pendek anak sebagai upaya meningkatkan minat literasi anak.
Pendampingan pertama dilakukan pada Jumat (20/08/2021) pada pukul 09.00 WIB secara tatap muka dengan judul “Pengenalan Media Pembelajaran Daring Zenius dan Penggunaan Kata Depan”. Kelas ini diadakan dengan tujuan memberikan informasi mengenai media pembelajaran Zenius yang dapat digunakan sebagai penunjang pembelajaran dari rumah yang dapat diakses kapan saja dan di mana saja, juga memberikan pengetahuan tambahan mengenai penggunaan kata depan dalam bahasa Indonesia. Dengan mengenalkan media pembelajaram Zenius, maka juga akan membuat peserta didik sasaran lebih mudah mendapatkan penunjang pembelajaran daring dan dengan mengenalkan penggunaan kata depan dalam bahasa Indonesia yang benar, maka akan membantu penggunaan bahasa Indonesia yang efektif ke depannya.
Pendampingan kedua masih dilakukan pada minggu kedua masa KKN pada hari Minggu (22/08/2021) dengan judul “Pengenalan Media Pembelajaran Quipper dan Penggunaan Huruf Kapital” secara tatap muka pukul 09.00 WIB. Pendampingan dilakukan selama satu jam dari pukul 09.00 WIB, hingga 10.00 WIB. Setelah pemaparan materi, sasaran melakukan pengaplikasikan menggunakan laptop, sehingga mampu menerapkan dan mengenal media pembelajaran Quipper secara mandiri setelah mendapatkan pendampingan. Peserta didik sasaran juga belajar mengenali penggunaan huruf kapital di dalam novel Perpustakaan Ajaib Bibbi Bokken karya Jostein Gaarder dan Klaus Hagerup sebagai bentuk penerapan dan pemahaman terhadap materi penggunaan huruf kapital yang telah diberikan.
Pendampingan ketiga berjudul “Rumahbelajar.id dan Pembentukan Akronim, serta Singkatan” dilakukan di minggu ketiga pada hari Minggu (29/08/2021) pukul 09.00 WIB. Pendampingan dilakukan secara tatap muka dengan mematuhi protokol kesehatan. Selama kelas, peserta didik sasaran terlihat menunjukkan ketertarikannya terdapat fitur Sumber Belajar karena menyajikan berbagai macam video pembelajaran atraktif yang disertai dengan ilustrasi-ilustrasi menarik, serta fifur Wahana Jelajah Angkasa.
Program kerja keempat yang dilakukan adalah mengulas kembali materi-materi yang telah diajarkan dan membagikan buku saku yang disusun oleh penulis sebagai mahasiswa KKN BTV 3 UNEJ. Pada minggu ini, materi-materi yang telah disampaikan diulas kembali untuk mengingat kembali walaupun setelah materi telah dipraktekkan dengan tujuan peserta didik sasaran tetap mengingat materi-materi yang telah diajarkan. Penulis juga membagikan sebuah buku saku untuk kedua peserta didik sasaran berisi materi-materi penggunaan kata depan, penggunaan huruf kapital, dan pembentukan akronim dan singkatan. Buku saku tersebut disusun sendiri oleh penulis sebagai mahasiswa KKN BTV 3 UNEJ dengan meringkas materi-materi kebahasaan yang telah diajarkan menjadi sesederhana mungkin dengan ilustrasi-ilustrasi menarik yang mampu menarik minat baca anak-anak. Tidak hanya berisi materi-materi kebahasaan yang telah diajarkan, dalam buku saku tersebut juga terdapat tabel-tabel untuk menulis aktivitas harian, kolom daftar pelajaran, dan cerpen-cerpen yang dapat dibaca setelah peserta didik sasaran membaca materi-materi yang terdapat dalam buku saku tersebut.
Selain dilakukan pengulasan kembali dan membagikan buku saku, penulis juga melakukan evaluasi dengan mengukur tingkat kemampuan peserta didik sasaran dalam mengenali penggunaan kata depan, huruf kapital, dan akronim-singkatan yang benar dengan memberikan beberapa soal sederhana yang dapat dijawab oleh kedua peserta didik.
Penyusunan dan penulisan isi buku dilakukan setiap kali setelah selesai memberikan bimbingan dan pendampingan. Buku ini disusun dengan menggunakan perangkat lunak Microsoft Word dengan ukuran kertas statement yang memiliki ukuran 13,97 cm x 21,59 cm. Untuk desain sampul, penulis menggunakan website Canva yang memiliki berbagai macam template sampul buku yang dapat digunakan sesuai keinginan dengan menyesuaikan jenis font yang digunakan. Ilustrasi-ilustrasi dalam gambar yang digunakan oleh penulis berasal dari aplikasi Pinterest, yang mana merupakan sebuah aplikasi untuk mengunduh gambar-gambar dengan kualitas yang bagus. Setelah buku disusun dan akan dicetak, penulis mengubah format dokumen dari Words menjadi PDF, sehingga apabila dokumen tersebut dibuka dengan media laptop yang berbeda jenis Microsoft Word-nya, dokumen buku yang telah disusun beserta ilustrasinya tetap dapat tertata rapi, sebab penulis menggunakan Microsoft Word 2013 dan berpotensi membuat dokumen menjadi tidak tertata apabila dibuka dengan menggunakan Microsoft Word versi yang lain.

Berdasarkan hasil evaluasi, kedua peserta didik sasaran telah mampu menerapkan penggunaan kata depan yang tepat, membedakan penggunaan huruf kapital yang benar dan salah, juga memahami pembentukan akronim dan singkatan yang mirip, namun tidak sama. “Kalau akronim kayak Posyandu. Kalau singkatan kayak SD sama SMP,” tutur Nova Jayanti Mandasari setelah mengisi pertanyaan-pertanyaan evaluasi.

Fransisca Intan Devi Anna Kolmus, mahasiswa Sastra Indonesia salah satu peserta KKN BTV 3 Universitas Jember dari Kelompok 1 melakukan Kuliah Kerja Nyata (KKN) mulai tanggal 11 Agustus sampai 9 September 2021 di Kelurahan Gombengsari, Kecamatan Kalipuro, Kabupaten Banyuwangi dengan tematik Program Literasi Desa pada Masa Pandemi COVID-19. Fransisca menerapkan program kerja (Proker) pengenalan media pembelajaran daring dan penggunaan kaidah bahasa Indonesia.
Universitas Jember menerjunkan mahasiswa KKN Back to Village 3 (BTV 3) guna melakukan pengabdian kepada masyarakat, dengan lima tematik, yaitu: Program Pemberdayaan Wirausaha Masyarakat Terdampak COVID-19; Program Inovasi Teknologi/Informasi dalam Penanganan COVID-19; Program Pemberdayaan Bumdes/Jaring Pengaman Desa Penanganan COVID-19; Program Literasi Desa pada Masa Pandemi COVID-19; dan Program Penanganan Stunting dan Aki Akb. Ribuan mahasiswa peserta KKN BTV 3 Universitas Jember terjun ke lokasi KKN di desa masing-masing untuk mengabdikan diri kepada masyarakat di sekiranya.
Perencanaan program kerja KKN digali melalui observasi dengan wawancara kepada dua orang sasaran siswa kelas 5 SD yang bernama Dewi Andini dan Nova Jayanti Mandasari. Dari wawancara diketahui bahwa sejak diterapkan sekolah dari rumah atau SFH (Study from Home) yang berbasis daring membuat para sasaran yang masih duduk di bangku sekolah dasar mengalami kesulitan dalam memahami materi dan mengerjakan tugas, sehingga acap kali meminta bantuan orang tua dalam hal mengerjakan tugas. Mereka juga mengaku lebih banyak menggunakan gawai untuk bermain daripada untuk mencari penunjang pembelajaran. Mengapa demikian, karena mereka masih belum mengetahui situs-situs dan media apa saja yang dapat digunakan untuk membantu menunjang pembelajaran daring.
“Belum tahu. Kalau ada PR (tugas rumah) minta bantuan orang tua,” tutur salah satu sasaran, Dewi Andini, yang duduk di bangku sekolah dasar kelas 5 di SDN 2 Gombengsari. Tidak hanya Dewi Andini, Nova Jayanti Mandasari mengeluhkan hal serupa mengenai kesulitan memahami materi dan mengerjakan tugas yang diberikan, sehingga membutuhkan bantuan orang tua.
Melihat adanya permasalahan tersebut, mahasiswa KKN BTV 3 Universitas Jember Kelompok 01 merancang program kerja mengenalkan media-media pembelajaran atraktif dan menarik yang dapat membantu para sasaran untuk mendapatkan penunjang pembelajaran, di antaranya adalah Zenius, Quipper, dan rumahbelajar.id. Tidak hanya mengenalkan media-media pembelajaran daring, mahasiswa KKN BTV 3 Universitas Jember juga merancang program kerja mengenalkan penggunaan kaidah bahasa Indonesia meliputi penggunaan kata depan, penggunaan huruf kapital, dan pembentukan akronim dan singkatan sebagai pengisi waktu luang guna mengurangi intensitas bermain game dan menumbuhkan kecintaan terhadap bahasa Indonesia sebagai bahasa nasional masyarakat Indonesia. Mahasiswa KKN BTV 3 Universitas Jember kelompok 01 juga merancang program kerja akhir berupa penyusunan buku saku berbentuk booklet yang berisi materi penggunaan kaidah bahasa Indonesia yang disertai dengan cerita-cerita pendek anak sebagai upaya meningkatkan minat literasi anak.
Pendampingan pertama dilakukan pada Jumat (20/08/2021) pada pukul 09.00 WIB secara tatap muka dengan judul “Pengenalan Media Pembelajaran Daring Zenius dan Penggunaan Kata Depan”. Kelas ini diadakan dengan tujuan memberikan informasi mengenai media pembelajaran Zenius yang dapat digunakan sebagai penunjang pembelajaran dari rumah yang dapat diakses kapan saja dan di mana saja, juga memberikan pengetahuan tambahan mengenai penggunaan kata depan dalam bahasa Indonesia. Dengan mengenalkan media pembelajaram Zenius, maka juga akan membuat peserta didik sasaran lebih mudah mendapatkan penunjang pembelajaran daring dan dengan mengenalkan penggunaan kata depan dalam bahasa Indonesia yang benar, maka akan membantu penggunaan bahasa Indonesia yang efektif ke depannya.
Pendampingan kedua masih dilakukan pada minggu kedua masa KKN pada hari Minggu (22/08/2021) dengan judul “Pengenalan Media Pembelajaran Quipper dan Penggunaan Huruf Kapital” secara tatap muka pukul 09.00 WIB. Pendampingan dilakukan selama satu jam dari pukul 09.00 WIB, hingga 10.00 WIB. Setelah pemaparan materi, sasaran melakukan pengaplikasikan menggunakan laptop, sehingga mampu menerapkan dan mengenal media pembelajaran Quipper secara mandiri setelah mendapatkan pendampingan. Peserta didik sasaran juga belajar mengenali penggunaan huruf kapital di dalam novel Perpustakaan Ajaib Bibbi Bokken karya Jostein Gaarder dan Klaus Hagerup sebagai bentuk penerapan dan pemahaman terhadap materi penggunaan huruf kapital yang telah diberikan.
Pendampingan ketiga berjudul “Rumahbelajar.id dan Pembentukan Akronim, serta Singkatan” dilakukan di minggu ketiga pada hari Minggu (29/08/2021) pukul 09.00 WIB. Pendampingan dilakukan secara tatap muka dengan mematuhi protokol kesehatan. Selama kelas, peserta didik sasaran terlihat menunjukkan ketertarikannya terdapat fitur Sumber Belajar karena menyajikan berbagai macam video pembelajaran atraktif yang disertai dengan ilustrasi-ilustrasi menarik, serta fifur Wahana Jelajah Angkasa.
Program kerja keempat yang dilakukan adalah mengulas kembali materi-materi yang telah diajarkan dan membagikan buku saku yang disusun oleh penulis sebagai mahasiswa KKN BTV 3 UNEJ. Pada minggu ini, materi-materi yang telah disampaikan diulas kembali untuk mengingat kembali walaupun setelah materi telah dipraktekkan dengan tujuan peserta didik sasaran tetap mengingat materi-materi yang telah diajarkan. Penulis juga membagikan sebuah buku saku untuk kedua peserta didik sasaran berisi materi-materi penggunaan kata depan, penggunaan huruf kapital, dan pembentukan akronim dan singkatan. Buku saku tersebut disusun sendiri oleh penulis sebagai mahasiswa KKN BTV 3 UNEJ dengan meringkas materi-materi kebahasaan yang telah diajarkan menjadi sesederhana mungkin dengan ilustrasi-ilustrasi menarik yang mampu menarik minat baca anak-anak. Tidak hanya berisi materi-materi kebahasaan yang telah diajarkan, dalam buku saku tersebut juga terdapat tabel-tabel untuk menulis aktivitas harian, kolom daftar pelajaran, dan cerpen-cerpen yang dapat dibaca setelah peserta didik sasaran membaca materi-materi yang terdapat dalam buku saku tersebut.
Selain dilakukan pengulasan kembali dan membagikan buku saku, penulis juga melakukan evaluasi dengan mengukur tingkat kemampuan peserta didik sasaran dalam mengenali penggunaan kata depan, huruf kapital, dan akronim-singkatan yang benar dengan memberikan beberapa soal sederhana yang dapat dijawab oleh kedua peserta didik.
Penyusunan dan penulisan isi buku dilakukan setiap kali setelah selesai memberikan bimbingan dan pendampingan. Buku ini disusun dengan menggunakan perangkat lunak Microsoft Word dengan ukuran kertas statement yang memiliki ukuran 13,97 cm x 21,59 cm. Untuk desain sampul, penulis menggunakan website Canva yang memiliki berbagai macam template sampul buku yang dapat digunakan sesuai keinginan dengan menyesuaikan jenis font yang digunakan. Ilustrasi-ilustrasi dalam gambar yang digunakan oleh penulis berasal dari aplikasi Pinterest, yang mana merupakan sebuah aplikasi untuk mengunduh gambar-gambar dengan kualitas yang bagus. Setelah buku disusun dan akan dicetak, penulis mengubah format dokumen dari Words menjadi PDF, sehingga apabila dokumen tersebut dibuka dengan media laptop yang berbeda jenis Microsoft Word-nya, dokumen buku yang telah disusun beserta ilustrasinya tetap dapat tertata rapi, sebab penulis menggunakan Microsoft Word 2013 dan berpotensi membuat dokumen menjadi tidak tertata apabila dibuka dengan menggunakan Microsoft Word versi yang lain.

Berdasarkan hasil evaluasi, kedua peserta didik sasaran telah mampu menerapkan penggunaan kata depan yang tepat, membedakan penggunaan huruf kapital yang benar dan salah, juga memahami pembentukan akronim dan singkatan yang mirip, namun tidak sama. “Kalau akronim kayak Posyandu. Kalau singkatan kayak SD sama SMP,” tutur Nova Jayanti Mandasari setelah mengisi pertanyaan-pertanyaan evaluasi.

Fransisca Intan Devi Anna Kolmus, mahasiswa Sastra Indonesia salah satu peserta KKN BTV 3 Universitas Jember dari Kelompok 1 melakukan Kuliah Kerja Nyata (KKN) mulai tanggal 11 Agustus sampai 9 September 2021 di Kelurahan Gombengsari, Kecamatan Kalipuro, Kabupaten Banyuwangi dengan tematik Program Literasi Desa pada Masa Pandemi COVID-19. Fransisca menerapkan program kerja (Proker) pengenalan media pembelajaran daring dan penggunaan kaidah bahasa Indonesia.
Universitas Jember menerjunkan mahasiswa KKN Back to Village 3 (BTV 3) guna melakukan pengabdian kepada masyarakat, dengan lima tematik, yaitu: Program Pemberdayaan Wirausaha Masyarakat Terdampak COVID-19; Program Inovasi Teknologi/Informasi dalam Penanganan COVID-19; Program Pemberdayaan Bumdes/Jaring Pengaman Desa Penanganan COVID-19; Program Literasi Desa pada Masa Pandemi COVID-19; dan Program Penanganan Stunting dan Aki Akb. Ribuan mahasiswa peserta KKN BTV 3 Universitas Jember terjun ke lokasi KKN di desa masing-masing untuk mengabdikan diri kepada masyarakat di sekiranya.
Perencanaan program kerja KKN digali melalui observasi dengan wawancara kepada dua orang sasaran siswa kelas 5 SD yang bernama Dewi Andini dan Nova Jayanti Mandasari. Dari wawancara diketahui bahwa sejak diterapkan sekolah dari rumah atau SFH (Study from Home) yang berbasis daring membuat para sasaran yang masih duduk di bangku sekolah dasar mengalami kesulitan dalam memahami materi dan mengerjakan tugas, sehingga acap kali meminta bantuan orang tua dalam hal mengerjakan tugas. Mereka juga mengaku lebih banyak menggunakan gawai untuk bermain daripada untuk mencari penunjang pembelajaran. Mengapa demikian, karena mereka masih belum mengetahui situs-situs dan media apa saja yang dapat digunakan untuk membantu menunjang pembelajaran daring.
“Belum tahu. Kalau ada PR (tugas rumah) minta bantuan orang tua,” tutur salah satu sasaran, Dewi Andini, yang duduk di bangku sekolah dasar kelas 5 di SDN 2 Gombengsari. Tidak hanya Dewi Andini, Nova Jayanti Mandasari mengeluhkan hal serupa mengenai kesulitan memahami materi dan mengerjakan tugas yang diberikan, sehingga membutuhkan bantuan orang tua.
Melihat adanya permasalahan tersebut, mahasiswa KKN BTV 3 Universitas Jember Kelompok 01 merancang program kerja mengenalkan media-media pembelajaran atraktif dan menarik yang dapat membantu para sasaran untuk mendapatkan penunjang pembelajaran, di antaranya adalah Zenius, Quipper, dan rumahbelajar.id. Tidak hanya mengenalkan media-media pembelajaran daring, mahasiswa KKN BTV 3 Universitas Jember juga merancang program kerja mengenalkan penggunaan kaidah bahasa Indonesia meliputi penggunaan kata depan, penggunaan huruf kapital, dan pembentukan akronim dan singkatan sebagai pengisi waktu luang guna mengurangi intensitas bermain game dan menumbuhkan kecintaan terhadap bahasa Indonesia sebagai bahasa nasional masyarakat Indonesia. Mahasiswa KKN BTV 3 Universitas Jember kelompok 01 juga merancang program kerja akhir berupa penyusunan buku saku berbentuk booklet yang berisi materi penggunaan kaidah bahasa Indonesia yang disertai dengan cerita-cerita pendek anak sebagai upaya meningkatkan minat literasi anak.
Pendampingan pertama dilakukan pada Jumat (20/08/2021) pada pukul 09.00 WIB secara tatap muka dengan judul “Pengenalan Media Pembelajaran Daring Zenius dan Penggunaan Kata Depan”. Kelas ini diadakan dengan tujuan memberikan informasi mengenai media pembelajaran Zenius yang dapat digunakan sebagai penunjang pembelajaran dari rumah yang dapat diakses kapan saja dan di mana saja, juga memberikan pengetahuan tambahan mengenai penggunaan kata depan dalam bahasa Indonesia. Dengan mengenalkan media pembelajaram Zenius, maka juga akan membuat peserta didik sasaran lebih mudah mendapatkan penunjang pembelajaran daring dan dengan mengenalkan penggunaan kata depan dalam bahasa Indonesia yang benar, maka akan membantu penggunaan bahasa Indonesia yang efektif ke depannya.
Pendampingan kedua masih dilakukan pada minggu kedua masa KKN pada hari Minggu (22/08/2021) dengan judul “Pengenalan Media Pembelajaran Quipper dan Penggunaan Huruf Kapital” secara tatap muka pukul 09.00 WIB. Pendampingan dilakukan selama satu jam dari pukul 09.00 WIB, hingga 10.00 WIB. Setelah pemaparan materi, sasaran melakukan pengaplikasikan menggunakan laptop, sehingga mampu menerapkan dan mengenal media pembelajaran Quipper secara mandiri setelah mendapatkan pendampingan. Peserta didik sasaran juga belajar mengenali penggunaan huruf kapital di dalam novel Perpustakaan Ajaib Bibbi Bokken karya Jostein Gaarder dan Klaus Hagerup sebagai bentuk penerapan dan pemahaman terhadap materi penggunaan huruf kapital yang telah diberikan.
Pendampingan ketiga berjudul “Rumahbelajar.id dan Pembentukan Akronim, serta Singkatan” dilakukan di minggu ketiga pada hari Minggu (29/08/2021) pukul 09.00 WIB. Pendampingan dilakukan secara tatap muka dengan mematuhi protokol kesehatan. Selama kelas, peserta didik sasaran terlihat menunjukkan ketertarikannya terdapat fitur Sumber Belajar karena menyajikan berbagai macam video pembelajaran atraktif yang disertai dengan ilustrasi-ilustrasi menarik, serta fifur Wahana Jelajah Angkasa.
Program kerja keempat yang dilakukan adalah mengulas kembali materi-materi yang telah diajarkan dan membagikan buku saku yang disusun oleh penulis sebagai mahasiswa KKN BTV 3 UNEJ. Pada minggu ini, materi-materi yang telah disampaikan diulas kembali untuk mengingat kembali walaupun setelah materi telah dipraktekkan dengan tujuan peserta didik sasaran tetap mengingat materi-materi yang telah diajarkan. Penulis juga membagikan sebuah buku saku untuk kedua peserta didik sasaran berisi materi-materi penggunaan kata depan, penggunaan huruf kapital, dan pembentukan akronim dan singkatan. Buku saku tersebut disusun sendiri oleh penulis sebagai mahasiswa KKN BTV 3 UNEJ dengan meringkas materi-materi kebahasaan yang telah diajarkan menjadi sesederhana mungkin dengan ilustrasi-ilustrasi menarik yang mampu menarik minat baca anak-anak. Tidak hanya berisi materi-materi kebahasaan yang telah diajarkan, dalam buku saku tersebut juga terdapat tabel-tabel untuk menulis aktivitas harian, kolom daftar pelajaran, dan cerpen-cerpen yang dapat dibaca setelah peserta didik sasaran membaca materi-materi yang terdapat dalam buku saku tersebut.
Selain dilakukan pengulasan kembali dan membagikan buku saku, penulis juga melakukan evaluasi dengan mengukur tingkat kemampuan peserta didik sasaran dalam mengenali penggunaan kata depan, huruf kapital, dan akronim-singkatan yang benar dengan memberikan beberapa soal sederhana yang dapat dijawab oleh kedua peserta didik.
Penyusunan dan penulisan isi buku dilakukan setiap kali setelah selesai memberikan bimbingan dan pendampingan. Buku ini disusun dengan menggunakan perangkat lunak Microsoft Word dengan ukuran kertas statement yang memiliki ukuran 13,97 cm x 21,59 cm. Untuk desain sampul, penulis menggunakan website Canva yang memiliki berbagai macam template sampul buku yang dapat digunakan sesuai keinginan dengan menyesuaikan jenis font yang digunakan. Ilustrasi-ilustrasi dalam gambar yang digunakan oleh penulis berasal dari aplikasi Pinterest, yang mana merupakan sebuah aplikasi untuk mengunduh gambar-gambar dengan kualitas yang bagus. Setelah buku disusun dan akan dicetak, penulis mengubah format dokumen dari Words menjadi PDF, sehingga apabila dokumen tersebut dibuka dengan media laptop yang berbeda jenis Microsoft Word-nya, dokumen buku yang telah disusun beserta ilustrasinya tetap dapat tertata rapi, sebab penulis menggunakan Microsoft Word 2013 dan berpotensi membuat dokumen menjadi tidak tertata apabila dibuka dengan menggunakan Microsoft Word versi yang lain.

Berdasarkan hasil evaluasi, kedua peserta didik sasaran telah mampu menerapkan penggunaan kata depan yang tepat, membedakan penggunaan huruf kapital yang benar dan salah, juga memahami pembentukan akronim dan singkatan yang mirip, namun tidak sama. “Kalau akronim kayak Posyandu. Kalau singkatan kayak SD sama SMP,” tutur Nova Jayanti Mandasari setelah mengisi pertanyaan-pertanyaan evaluasi.

Fransisca Intan Devi Anna Kolmus, mahasiswa Sastra Indonesia salah satu peserta KKN BTV 3 Universitas Jember dari Kelompok 1 melakukan Kuliah Kerja Nyata (KKN) mulai tanggal 11 Agustus sampai 9 September 2021 di Kelurahan Gombengsari, Kecamatan Kalipuro, Kabupaten Banyuwangi dengan tematik Program Literasi Desa pada Masa Pandemi COVID-19. Fransisca menerapkan program kerja (Proker) pengenalan media pembelajaran daring dan penggunaan kaidah bahasa Indonesia.
Universitas Jember menerjunkan mahasiswa KKN Back to Village 3 (BTV 3) guna melakukan pengabdian kepada masyarakat, dengan lima tematik, yaitu: Program Pemberdayaan Wirausaha Masyarakat Terdampak COVID-19; Program Inovasi Teknologi/Informasi dalam Penanganan COVID-19; Program Pemberdayaan Bumdes/Jaring Pengaman Desa Penanganan COVID-19; Program Literasi Desa pada Masa Pandemi COVID-19; dan Program Penanganan Stunting dan Aki Akb. Ribuan mahasiswa peserta KKN BTV 3 Universitas Jember terjun ke lokasi KKN di desa masing-masing untuk mengabdikan diri kepada masyarakat di sekiranya.
Perencanaan program kerja KKN digali melalui observasi dengan wawancara kepada dua orang sasaran siswa kelas 5 SD yang bernama Dewi Andini dan Nova Jayanti Mandasari. Dari wawancara diketahui bahwa sejak diterapkan sekolah dari rumah atau SFH (Study from Home) yang berbasis daring membuat para sasaran yang masih duduk di bangku sekolah dasar mengalami kesulitan dalam memahami materi dan mengerjakan tugas, sehingga acap kali meminta bantuan orang tua dalam hal mengerjakan tugas. Mereka juga mengaku lebih banyak menggunakan gawai untuk bermain daripada untuk mencari penunjang pembelajaran. Mengapa demikian, karena mereka masih belum mengetahui situs-situs dan media apa saja yang dapat digunakan untuk membantu menunjang pembelajaran daring.
“Belum tahu. Kalau ada PR (tugas rumah) minta bantuan orang tua,” tutur salah satu sasaran, Dewi Andini, yang duduk di bangku sekolah dasar kelas 5 di SDN 2 Gombengsari. Tidak hanya Dewi Andini, Nova Jayanti Mandasari mengeluhkan hal serupa mengenai kesulitan memahami materi dan mengerjakan tugas yang diberikan, sehingga membutuhkan bantuan orang tua.
Melihat adanya permasalahan tersebut, mahasiswa KKN BTV 3 Universitas Jember Kelompok 01 merancang program kerja mengenalkan media-media pembelajaran atraktif dan menarik yang dapat membantu para sasaran untuk mendapatkan penunjang pembelajaran, di antaranya adalah Zenius, Quipper, dan rumahbelajar.id. Tidak hanya mengenalkan media-media pembelajaran daring, mahasiswa KKN BTV 3 Universitas Jember juga merancang program kerja mengenalkan penggunaan kaidah bahasa Indonesia meliputi penggunaan kata depan, penggunaan huruf kapital, dan pembentukan akronim dan singkatan sebagai pengisi waktu luang guna mengurangi intensitas bermain game dan menumbuhkan kecintaan terhadap bahasa Indonesia sebagai bahasa nasional masyarakat Indonesia. Mahasiswa KKN BTV 3 Universitas Jember kelompok 01 juga merancang program kerja akhir berupa penyusunan buku saku berbentuk booklet yang berisi materi penggunaan kaidah bahasa Indonesia yang disertai dengan cerita-cerita pendek anak sebagai upaya meningkatkan minat literasi anak.
Pendampingan pertama dilakukan pada Jumat (20/08/2021) pada pukul 09.00 WIB secara tatap muka dengan judul “Pengenalan Media Pembelajaran Daring Zenius dan Penggunaan Kata Depan”. Kelas ini diadakan dengan tujuan memberikan informasi mengenai media pembelajaran Zenius yang dapat digunakan sebagai penunjang pembelajaran dari rumah yang dapat diakses kapan saja dan di mana saja, juga memberikan pengetahuan tambahan mengenai penggunaan kata depan dalam bahasa Indonesia. Dengan mengenalkan media pembelajaram Zenius, maka juga akan membuat peserta didik sasaran lebih mudah mendapatkan penunjang pembelajaran daring dan dengan mengenalkan penggunaan kata depan dalam bahasa Indonesia yang benar, maka akan membantu penggunaan bahasa Indonesia yang efektif ke depannya.
Pendampingan kedua masih dilakukan pada minggu kedua masa KKN pada hari Minggu (22/08/2021) dengan judul “Pengenalan Media Pembelajaran Quipper dan Penggunaan Huruf Kapital” secara tatap muka pukul 09.00 WIB. Pendampingan dilakukan selama satu jam dari pukul 09.00 WIB, hingga 10.00 WIB. Setelah pemaparan materi, sasaran melakukan pengaplikasikan menggunakan laptop, sehingga mampu menerapkan dan mengenal media pembelajaran Quipper secara mandiri setelah mendapatkan pendampingan. Peserta didik sasaran juga belajar mengenali penggunaan huruf kapital di dalam novel Perpustakaan Ajaib Bibbi Bokken karya Jostein Gaarder dan Klaus Hagerup sebagai bentuk penerapan dan pemahaman terhadap materi penggunaan huruf kapital yang telah diberikan.
Pendampingan ketiga berjudul “Rumahbelajar.id dan Pembentukan Akronim, serta Singkatan” dilakukan di minggu ketiga pada hari Minggu (29/08/2021) pukul 09.00 WIB. Pendampingan dilakukan secara tatap muka dengan mematuhi protokol kesehatan. Selama kelas, peserta didik sasaran terlihat menunjukkan ketertarikannya terdapat fitur Sumber Belajar karena menyajikan berbagai macam video pembelajaran atraktif yang disertai dengan ilustrasi-ilustrasi menarik, serta fifur Wahana Jelajah Angkasa.
Program kerja keempat yang dilakukan adalah mengulas kembali materi-materi yang telah diajarkan dan membagikan buku saku yang disusun oleh penulis sebagai mahasiswa KKN BTV 3 UNEJ. Pada minggu ini, materi-materi yang telah disampaikan diulas kembali untuk mengingat kembali walaupun setelah materi telah dipraktekkan dengan tujuan peserta didik sasaran tetap mengingat materi-materi yang telah diajarkan. Penulis juga membagikan sebuah buku saku untuk kedua peserta didik sasaran berisi materi-materi penggunaan kata depan, penggunaan huruf kapital, dan pembentukan akronim dan singkatan. Buku saku tersebut disusun sendiri oleh penulis sebagai mahasiswa KKN BTV 3 UNEJ dengan meringkas materi-materi kebahasaan yang telah diajarkan menjadi sesederhana mungkin dengan ilustrasi-ilustrasi menarik yang mampu menarik minat baca anak-anak. Tidak hanya berisi materi-materi kebahasaan yang telah diajarkan, dalam buku saku tersebut juga terdapat tabel-tabel untuk menulis aktivitas harian, kolom daftar pelajaran, dan cerpen-cerpen yang dapat dibaca setelah peserta didik sasaran membaca materi-materi yang terdapat dalam buku saku tersebut.
Selain dilakukan pengulasan kembali dan membagikan buku saku, penulis juga melakukan evaluasi dengan mengukur tingkat kemampuan peserta didik sasaran dalam mengenali penggunaan kata depan, huruf kapital, dan akronim-singkatan yang benar dengan memberikan beberapa soal sederhana yang dapat dijawab oleh kedua peserta didik.
Penyusunan dan penulisan isi buku dilakukan setiap kali setelah selesai memberikan bimbingan dan pendampingan. Buku ini disusun dengan menggunakan perangkat lunak Microsoft Word dengan ukuran kertas statement yang memiliki ukuran 13,97 cm x 21,59 cm. Untuk desain sampul, penulis menggunakan website Canva yang memiliki berbagai macam template sampul buku yang dapat digunakan sesuai keinginan dengan menyesuaikan jenis font yang digunakan. Ilustrasi-ilustrasi dalam gambar yang digunakan oleh penulis berasal dari aplikasi Pinterest, yang mana merupakan sebuah aplikasi untuk mengunduh gambar-gambar dengan kualitas yang bagus. Setelah buku disusun dan akan dicetak, penulis mengubah format dokumen dari Words menjadi PDF, sehingga apabila dokumen tersebut dibuka dengan media laptop yang berbeda jenis Microsoft Word-nya, dokumen buku yang telah disusun beserta ilustrasinya tetap dapat tertata rapi, sebab penulis menggunakan Microsoft Word 2013 dan berpotensi membuat dokumen menjadi tidak tertata apabila dibuka dengan menggunakan Microsoft Word versi yang lain.

Berdasarkan hasil evaluasi, kedua peserta didik sasaran telah mampu menerapkan penggunaan kata depan yang tepat, membedakan penggunaan huruf kapital yang benar dan salah, juga memahami pembentukan akronim dan singkatan yang mirip, namun tidak sama. “Kalau akronim kayak Posyandu. Kalau singkatan kayak SD sama SMP,” tutur Nova Jayanti Mandasari setelah mengisi pertanyaan-pertanyaan evaluasi.

Fransisca Intan Devi Anna Kolmus, mahasiswa Sastra Indonesia salah satu peserta KKN BTV 3 Universitas Jember dari Kelompok 1 melakukan Kuliah Kerja Nyata (KKN) mulai tanggal 11 Agustus sampai 9 September 2021 di Kelurahan Gombengsari, Kecamatan Kalipuro, Kabupaten Banyuwangi dengan tematik Program Literasi Desa pada Masa Pandemi COVID-19. Fransisca menerapkan program kerja (Proker) pengenalan media pembelajaran daring dan penggunaan kaidah bahasa Indonesia.
Universitas Jember menerjunkan mahasiswa KKN Back to Village 3 (BTV 3) guna melakukan pengabdian kepada masyarakat, dengan lima tematik, yaitu: Program Pemberdayaan Wirausaha Masyarakat Terdampak COVID-19; Program Inovasi Teknologi/Informasi dalam Penanganan COVID-19; Program Pemberdayaan Bumdes/Jaring Pengaman Desa Penanganan COVID-19; Program Literasi Desa pada Masa Pandemi COVID-19; dan Program Penanganan Stunting dan Aki Akb. Ribuan mahasiswa peserta KKN BTV 3 Universitas Jember terjun ke lokasi KKN di desa masing-masing untuk mengabdikan diri kepada masyarakat di sekiranya.
Perencanaan program kerja KKN digali melalui observasi dengan wawancara kepada dua orang sasaran siswa kelas 5 SD yang bernama Dewi Andini dan Nova Jayanti Mandasari. Dari wawancara diketahui bahwa sejak diterapkan sekolah dari rumah atau SFH (Study from Home) yang berbasis daring membuat para sasaran yang masih duduk di bangku sekolah dasar mengalami kesulitan dalam memahami materi dan mengerjakan tugas, sehingga acap kali meminta bantuan orang tua dalam hal mengerjakan tugas. Mereka juga mengaku lebih banyak menggunakan gawai untuk bermain daripada untuk mencari penunjang pembelajaran. Mengapa demikian, karena mereka masih belum mengetahui situs-situs dan media apa saja yang dapat digunakan untuk membantu menunjang pembelajaran daring.
“Belum tahu. Kalau ada PR (tugas rumah) minta bantuan orang tua,” tutur salah satu sasaran, Dewi Andini, yang duduk di bangku sekolah dasar kelas 5 di SDN 2 Gombengsari. Tidak hanya Dewi Andini, Nova Jayanti Mandasari mengeluhkan hal serupa mengenai kesulitan memahami materi dan mengerjakan tugas yang diberikan, sehingga membutuhkan bantuan orang tua.
Melihat adanya permasalahan tersebut, mahasiswa KKN BTV 3 Universitas Jember Kelompok 01 merancang program kerja mengenalkan media-media pembelajaran atraktif dan menarik yang dapat membantu para sasaran untuk mendapatkan penunjang pembelajaran, di antaranya adalah Zenius, Quipper, dan rumahbelajar.id. Tidak hanya mengenalkan media-media pembelajaran daring, mahasiswa KKN BTV 3 Universitas Jember juga merancang program kerja mengenalkan penggunaan kaidah bahasa Indonesia meliputi penggunaan kata depan, penggunaan huruf kapital, dan pembentukan akronim dan singkatan sebagai pengisi waktu luang guna mengurangi intensitas bermain game dan menumbuhkan kecintaan terhadap bahasa Indonesia sebagai bahasa nasional masyarakat Indonesia. Mahasiswa KKN BTV 3 Universitas Jember kelompok 01 juga merancang program kerja akhir berupa penyusunan buku saku berbentuk booklet yang berisi materi penggunaan kaidah bahasa Indonesia yang disertai dengan cerita-cerita pendek anak sebagai upaya meningkatkan minat literasi anak.
Pendampingan pertama dilakukan pada Jumat (20/08/2021) pada pukul 09.00 WIB secara tatap muka dengan judul “Pengenalan Media Pembelajaran Daring Zenius dan Penggunaan Kata Depan”. Kelas ini diadakan dengan tujuan memberikan informasi mengenai media pembelajaran Zenius yang dapat digunakan sebagai penunjang pembelajaran dari rumah yang dapat diakses kapan saja dan di mana saja, juga memberikan pengetahuan tambahan mengenai penggunaan kata depan dalam bahasa Indonesia. Dengan mengenalkan media pembelajaram Zenius, maka juga akan membuat peserta didik sasaran lebih mudah mendapatkan penunjang pembelajaran daring dan dengan mengenalkan penggunaan kata depan dalam bahasa Indonesia yang benar, maka akan membantu penggunaan bahasa Indonesia yang efektif ke depannya.
Pendampingan kedua masih dilakukan pada minggu kedua masa KKN pada hari Minggu (22/08/2021) dengan judul “Pengenalan Media Pembelajaran Quipper dan Penggunaan Huruf Kapital” secara tatap muka pukul 09.00 WIB. Pendampingan dilakukan selama satu jam dari pukul 09.00 WIB, hingga 10.00 WIB. Setelah pemaparan materi, sasaran melakukan pengaplikasikan menggunakan laptop, sehingga mampu menerapkan dan mengenal media pembelajaran Quipper secara mandiri setelah mendapatkan pendampingan. Peserta didik sasaran juga belajar mengenali penggunaan huruf kapital di dalam novel Perpustakaan Ajaib Bibbi Bokken karya Jostein Gaarder dan Klaus Hagerup sebagai bentuk penerapan dan pemahaman terhadap materi penggunaan huruf kapital yang telah diberikan.
Pendampingan ketiga berjudul “Rumahbelajar.id dan Pembentukan Akronim, serta Singkatan” dilakukan di minggu ketiga pada hari Minggu (29/08/2021) pukul 09.00 WIB. Pendampingan dilakukan secara tatap muka dengan mematuhi protokol kesehatan. Selama kelas, peserta didik sasaran terlihat menunjukkan ketertarikannya terdapat fitur Sumber Belajar karena menyajikan berbagai macam video pembelajaran atraktif yang disertai dengan ilustrasi-ilustrasi menarik, serta fifur Wahana Jelajah Angkasa.
Program kerja keempat yang dilakukan adalah mengulas kembali materi-materi yang telah diajarkan dan membagikan buku saku yang disusun oleh penulis sebagai mahasiswa KKN BTV 3 UNEJ. Pada minggu ini, materi-materi yang telah disampaikan diulas kembali untuk mengingat kembali walaupun setelah materi telah dipraktekkan dengan tujuan peserta didik sasaran tetap mengingat materi-materi yang telah diajarkan. Penulis juga membagikan sebuah buku saku untuk kedua peserta didik sasaran berisi materi-materi penggunaan kata depan, penggunaan huruf kapital, dan pembentukan akronim dan singkatan. Buku saku tersebut disusun sendiri oleh penulis sebagai mahasiswa KKN BTV 3 UNEJ dengan meringkas materi-materi kebahasaan yang telah diajarkan menjadi sesederhana mungkin dengan ilustrasi-ilustrasi menarik yang mampu menarik minat baca anak-anak. Tidak hanya berisi materi-materi kebahasaan yang telah diajarkan, dalam buku saku tersebut juga terdapat tabel-tabel untuk menulis aktivitas harian, kolom daftar pelajaran, dan cerpen-cerpen yang dapat dibaca setelah peserta didik sasaran membaca materi-materi yang terdapat dalam buku saku tersebut.
Selain dilakukan pengulasan kembali dan membagikan buku saku, penulis juga melakukan evaluasi dengan mengukur tingkat kemampuan peserta didik sasaran dalam mengenali penggunaan kata depan, huruf kapital, dan akronim-singkatan yang benar dengan memberikan beberapa soal sederhana yang dapat dijawab oleh kedua peserta didik.
Penyusunan dan penulisan isi buku dilakukan setiap kali setelah selesai memberikan bimbingan dan pendampingan. Buku ini disusun dengan menggunakan perangkat lunak Microsoft Word dengan ukuran kertas statement yang memiliki ukuran 13,97 cm x 21,59 cm. Untuk desain sampul, penulis menggunakan website Canva yang memiliki berbagai macam template sampul buku yang dapat digunakan sesuai keinginan dengan menyesuaikan jenis font yang digunakan. Ilustrasi-ilustrasi dalam gambar yang digunakan oleh penulis berasal dari aplikasi Pinterest, yang mana merupakan sebuah aplikasi untuk mengunduh gambar-gambar dengan kualitas yang bagus. Setelah buku disusun dan akan dicetak, penulis mengubah format dokumen dari Words menjadi PDF, sehingga apabila dokumen tersebut dibuka dengan media laptop yang berbeda jenis Microsoft Word-nya, dokumen buku yang telah disusun beserta ilustrasinya tetap dapat tertata rapi, sebab penulis menggunakan Microsoft Word 2013 dan berpotensi membuat dokumen menjadi tidak tertata apabila dibuka dengan menggunakan Microsoft Word versi yang lain.

Berdasarkan hasil evaluasi, kedua peserta didik sasaran telah mampu menerapkan penggunaan kata depan yang tepat, membedakan penggunaan huruf kapital yang benar dan salah, juga memahami pembentukan akronim dan singkatan yang mirip, namun tidak sama. “Kalau akronim kayak Posyandu. Kalau singkatan kayak SD sama SMP,” tutur Nova Jayanti Mandasari setelah mengisi pertanyaan-pertanyaan evaluasi.
[:]

Mahasiswa Sastra Indonesia Semangat Magang di Radar Jember Demi Geluti Dunia Desain Grafis

[:en]

[:en]

Mahasiswa Sastra Indonesia Angkatan 2018 dan 2019 melakukan kegiatan magang di Radar Jember. Kegiatan magang tersebut merupakan program dari Merdeka Belajar Kampus Merdeka (MBKM) yang diadakan oleh Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Kemendikbud).
Kegiatan magang mahasiswa di Radar Jember mulai berjalan sejak tanggal 6 September 2021. Dari program magang itu mahasiswa dapat merasakan langsung bagaimana dunia kerja yang sesungguhnya dan sebagai wadah implementasi pembelajaran selama kuliah. Para mahasiswa magang di Radar Jember diberi kebebasan untuk memilih posisi yang sesuai dengan minat masing-masing. Posisi yang ditawarkan oleh pihak Radar Jember di antaranya reporter, konten kreator, redaktur meja, marketing, host, videografer, desain grafis, copy editor, dan event organizer (EO).
Salah seorang mahasiswa magang bernama Arif Suwardi mengambil posisi desain grafis dengan alasan karena memang sudah passion di dunia desain. Selain pada posisi desain grafis dia juga merangkap sebagai layouter. Dalam kegiatan magang, Arif bekerja sama dalam satu tim redaksi yang berisikan mahasiswa lain yang mengambil posisi reporter, copy editor, dan konten kreator. Arif dibimbing oleh Ketua Redaktur Ibu Lintang dan dua orang Ketua Layouter yang kerap dipanggil Mas Cecep dan Mas Kemal. Selama magang, Arif berkesempatan mendapatkan pengarahan tentang penggunaan software Adobe Indesign, Adobe Photoshop, dan Adobe Illustrator.
Masa pandemi sekarang membuat pihak Radar Jember membatasi jumlah kunjungan orang, sehingga tidak setiap hari mahasiswa dapat ke kantor Radar Jember. Arif sendiri mengungkapkan bahwa ia hanya tiga kali dalam satu minggu ke kantor untuk melakukan bimbingan. Oleh karena posisi desain grafis hanya diambil oleh satu mahasiswa saja, sehingga terdapat kendala dalam bekerja. Kendala yang dialami Arif misalnya bahwa dia tidak dapat berbagi referensi ide bersama teman-teman karena mereka tidak terlalu paham mengenai desain. Kendala itu akhirnya diatasi dengan cara memperbanyak referensi dari internet dan konsultasi ke tim desain dan layouter Radar Jember. Meskipun menghadapi kesulitan-kesulitan tersebut, Arif tetap pada posisi desain grafis yang menjadi pilihannya karena memang sudah passion dan ingin memperdalam dunia desain.
(Kontributor: Alvinda Radhiya Mumtazah, mahasiswa Sastra Indonesia)

[:de]

Mahasiswa Sastra Indonesia Angkatan 2018 dan 2019 melakukan kegiatan magang di Radar Jember. Kegiatan magang tersebut merupakan program dari Merdeka Belajar Kampus Merdeka (MBKM) yang diadakan oleh Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Kemendikbud).
Kegiatan magang mahasiswa di Radar Jember mulai berjalan sejak tanggal 6 September 2021. Dari program magang itu mahasiswa dapat merasakan langsung bagaimana dunia kerja yang sesungguhnya dan sebagai wadah implementasi pembelajaran selama kuliah. Para mahasiswa magang di Radar Jember diberi kebebasan untuk memilih posisi yang sesuai dengan minat masing-masing. Posisi yang ditawarkan oleh pihak Radar Jember di antaranya reporter, konten kreator, redaktur meja, marketing, host, videografer, desain grafis, copy editor, dan event organizer (EO).
Salah seorang mahasiswa magang bernama Arif Suwardi mengambil posisi desain grafis dengan alasan karena memang sudah passion di dunia desain. Selain pada posisi desain grafis dia juga merangkap sebagai layouter. Dalam kegiatan magang, Arif bekerja sama dalam satu tim redaksi yang berisikan mahasiswa lain yang mengambil posisi reporter, copy editor, dan konten kreator. Arif dibimbing oleh Ketua Redaktur Ibu Lintang dan dua orang Ketua Layouter yang kerap dipanggil Mas Cecep dan Mas Kemal. Selama magang, Arif berkesempatan mendapatkan pengarahan tentang penggunaan software Adobe Indesign, Adobe Photoshop, dan Adobe Illustrator.
Masa pandemi sekarang membuat pihak Radar Jember membatasi jumlah kunjungan orang, sehingga tidak setiap hari mahasiswa dapat ke kantor Radar Jember. Arif sendiri mengungkapkan bahwa ia hanya tiga kali dalam satu minggu ke kantor untuk melakukan bimbingan. Oleh karena posisi desain grafis hanya diambil oleh satu mahasiswa saja, sehingga terdapat kendala dalam bekerja. Kendala yang dialami Arif misalnya bahwa dia tidak dapat berbagi referensi ide bersama teman-teman karena mereka tidak terlalu paham mengenai desain. Kendala itu akhirnya diatasi dengan cara memperbanyak referensi dari internet dan konsultasi ke tim desain dan layouter Radar Jember. Meskipun menghadapi kesulitan-kesulitan tersebut, Arif tetap pada posisi desain grafis yang menjadi pilihannya karena memang sudah passion dan ingin memperdalam dunia desain.
(Kontributor: Alvinda Radhiya Mumtazah, mahasiswa Sastra Indonesia)

[:]

[:de]

Mahasiswa Sastra Indonesia Angkatan 2018 dan 2019 melakukan kegiatan magang di Radar Jember. Kegiatan magang tersebut merupakan program dari Merdeka Belajar Kampus Merdeka (MBKM) yang diadakan oleh Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Kemendikbud).
Kegiatan magang mahasiswa di Radar Jember mulai berjalan sejak tanggal 6 September 2021. Dari program magang itu mahasiswa dapat merasakan langsung bagaimana dunia kerja yang sesungguhnya dan sebagai wadah implementasi pembelajaran selama kuliah. Para mahasiswa magang di Radar Jember diberi kebebasan untuk memilih posisi yang sesuai dengan minat masing-masing. Posisi yang ditawarkan oleh pihak Radar Jember di antaranya reporter, konten kreator, redaktur meja, marketing, host, videografer, desain grafis, copy editor, dan event organizer (EO).
Salah seorang mahasiswa magang bernama Arif Suwardi mengambil posisi desain grafis dengan alasan karena memang sudah passion di dunia desain. Selain pada posisi desain grafis dia juga merangkap sebagai layouter. Dalam kegiatan magang, Arif bekerja sama dalam satu tim redaksi yang berisikan mahasiswa lain yang mengambil posisi reporter, copy editor, dan konten kreator. Arif dibimbing oleh Ketua Redaktur Ibu Lintang dan dua orang Ketua Layouter yang kerap dipanggil Mas Cecep dan Mas Kemal. Selama magang, Arif berkesempatan mendapatkan pengarahan tentang penggunaan software Adobe Indesign, Adobe Photoshop, dan Adobe Illustrator.
Masa pandemi sekarang membuat pihak Radar Jember membatasi jumlah kunjungan orang, sehingga tidak setiap hari mahasiswa dapat ke kantor Radar Jember. Arif sendiri mengungkapkan bahwa ia hanya tiga kali dalam satu minggu ke kantor untuk melakukan bimbingan. Oleh karena posisi desain grafis hanya diambil oleh satu mahasiswa saja, sehingga terdapat kendala dalam bekerja. Kendala yang dialami Arif misalnya bahwa dia tidak dapat berbagi referensi ide bersama teman-teman karena mereka tidak terlalu paham mengenai desain. Kendala itu akhirnya diatasi dengan cara memperbanyak referensi dari internet dan konsultasi ke tim desain dan layouter Radar Jember. Meskipun menghadapi kesulitan-kesulitan tersebut, Arif tetap pada posisi desain grafis yang menjadi pilihannya karena memang sudah passion dan ingin memperdalam dunia desain.
(Kontributor: Alvinda Radhiya Mumtazah, mahasiswa Sastra Indonesia)

[:]

[:de]

Mahasiswa Sastra Indonesia Angkatan 2018 dan 2019 melakukan kegiatan magang di Radar Jember. Kegiatan magang tersebut merupakan program dari Merdeka Belajar Kampus Merdeka (MBKM) yang diadakan oleh Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Kemendikbud).
Kegiatan magang mahasiswa di Radar Jember mulai berjalan sejak tanggal 6 September 2021. Dari program magang itu mahasiswa dapat merasakan langsung bagaimana dunia kerja yang sesungguhnya dan sebagai wadah implementasi pembelajaran selama kuliah. Para mahasiswa magang di Radar Jember diberi kebebasan untuk memilih posisi yang sesuai dengan minat masing-masing. Posisi yang ditawarkan oleh pihak Radar Jember di antaranya reporter, konten kreator, redaktur meja, marketing, host, videografer, desain grafis, copy editor, dan event organizer (EO).
Salah seorang mahasiswa magang bernama Arif Suwardi mengambil posisi desain grafis dengan alasan karena memang sudah passion di dunia desain. Selain pada posisi desain grafis dia juga merangkap sebagai layouter. Dalam kegiatan magang, Arif bekerja sama dalam satu tim redaksi yang berisikan mahasiswa lain yang mengambil posisi reporter, copy editor, dan konten kreator. Arif dibimbing oleh Ketua Redaktur Ibu Lintang dan dua orang Ketua Layouter yang kerap dipanggil Mas Cecep dan Mas Kemal. Selama magang, Arif berkesempatan mendapatkan pengarahan tentang penggunaan software Adobe Indesign, Adobe Photoshop, dan Adobe Illustrator.
Masa pandemi sekarang membuat pihak Radar Jember membatasi jumlah kunjungan orang, sehingga tidak setiap hari mahasiswa dapat ke kantor Radar Jember. Arif sendiri mengungkapkan bahwa ia hanya tiga kali dalam satu minggu ke kantor untuk melakukan bimbingan. Oleh karena posisi desain grafis hanya diambil oleh satu mahasiswa saja, sehingga terdapat kendala dalam bekerja. Kendala yang dialami Arif misalnya bahwa dia tidak dapat berbagi referensi ide bersama teman-teman karena mereka tidak terlalu paham mengenai desain. Kendala itu akhirnya diatasi dengan cara memperbanyak referensi dari internet dan konsultasi ke tim desain dan layouter Radar Jember. Meskipun menghadapi kesulitan-kesulitan tersebut, Arif tetap pada posisi desain grafis yang menjadi pilihannya karena memang sudah passion dan ingin memperdalam dunia desain.
(Kontributor: Alvinda Radhiya Mumtazah, mahasiswa Sastra Indonesia)

Mahasiswa Sastra Indonesia Angkatan 2018 dan 2019 melakukan kegiatan magang di Radar Jember. Kegiatan magang tersebut merupakan program dari Merdeka Belajar Kampus Merdeka (MBKM) yang diadakan oleh Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Kemendikbud).
Kegiatan magang mahasiswa di Radar Jember mulai berjalan sejak tanggal 6 September 2021. Dari program magang itu mahasiswa dapat merasakan langsung bagaimana dunia kerja yang sesungguhnya dan sebagai wadah implementasi pembelajaran selama kuliah. Para mahasiswa magang di Radar Jember diberi kebebasan untuk memilih posisi yang sesuai dengan minat masing-masing. Posisi yang ditawarkan oleh pihak Radar Jember di antaranya reporter, konten kreator, redaktur meja, marketing, host, videografer, desain grafis, copy editor, dan event organizer (EO).
Salah seorang mahasiswa magang bernama Arif Suwardi mengambil posisi desain grafis dengan alasan karena memang sudah passion di dunia desain. Selain pada posisi desain grafis dia juga merangkap sebagai layouter. Dalam kegiatan magang, Arif bekerja sama dalam satu tim redaksi yang berisikan mahasiswa lain yang mengambil posisi reporter, copy editor, dan konten kreator. Arif dibimbing oleh Ketua Redaktur Ibu Lintang dan dua orang Ketua Layouter yang kerap dipanggil Mas Cecep dan Mas Kemal. Selama magang, Arif berkesempatan mendapatkan pengarahan tentang penggunaan software Adobe Indesign, Adobe Photoshop, dan Adobe Illustrator.
Masa pandemi sekarang membuat pihak Radar Jember membatasi jumlah kunjungan orang, sehingga tidak setiap hari mahasiswa dapat ke kantor Radar Jember. Arif sendiri mengungkapkan bahwa ia hanya tiga kali dalam satu minggu ke kantor untuk melakukan bimbingan. Oleh karena posisi desain grafis hanya diambil oleh satu mahasiswa saja, sehingga terdapat kendala dalam bekerja. Kendala yang dialami Arif misalnya bahwa dia tidak dapat berbagi referensi ide bersama teman-teman karena mereka tidak terlalu paham mengenai desain. Kendala itu akhirnya diatasi dengan cara memperbanyak referensi dari internet dan konsultasi ke tim desain dan layouter Radar Jember. Meskipun menghadapi kesulitan-kesulitan tersebut, Arif tetap pada posisi desain grafis yang menjadi pilihannya karena memang sudah passion dan ingin memperdalam dunia desain.
(Kontributor: Alvinda Radhiya Mumtazah, mahasiswa Sastra Indonesia)
[:]

[:en]KULIAH TAMU MATAKULIAH PENGANTAR MANAJEMEN DAN KEWIRAUSAHAAN PRODI SASTRA INDONESIA[:de]KULIAH TAMU MATAKULIAH PENGANTAR MANAJEMEN DAN KEWIRAUSAHAAN PRODI SASTRA INDONESIA SEBAGAI IMPLEMENTASI PROGRAM MBKM DAN PESAN PRESIDEN[:]

[:en]

[:en]

[:en]

[:en]

[:en]

[:en]

[:en]

Presiden Jokowi berpesan terhadap perguruan tinggi bahwa dalam menghadapi disrupsi dan perubahan di masa pandemi ini perguruan tinggi perlu menghadirkan praktisi dan pelaku industri dalam pelaksanaan belajar mengajar di kelas-kelas kuliah. Untuk itu matakuliah Pengantar Manajemen dan Kewirausahaan menggandeng pengusaha untuk mengisi Kuliah Tamu dengan tema “Belajar Bisnis dari Pengusaha” pada hari Kamis 7 Oktober 2021. Kuliah Tamu yang dihadari 87 mahasiswa Sastra Indonesia ini menghadirkan Agus 99 Jajag, seorang alumnus Prodi D3 Bahasa Inggris, Fakultas Sastra (FIB) UNEJ yang sukses menjadi pengusaha di kampung halamannya di Jajag, Banyuwangi.

Mahasiswa menyimak proses dan kiat-kiat Agus 99 Jajag dalam membangun bisnis from zero to hero. Agus memulai usaha dari keadaan “the power of kepepet”. Setelah mengirimkan 100 lamaran pekerjaan, dia diterima kerja di Telkomsel dengan posisi sebagai karyawan kontrak selama dua tahun. Saat menjelang kontraknya berakhir, dia memikirkan tentang masa depannya. Karena tidak ingin lagi bekerja di bawah orang lain, dia bertekad bulat untuk membangun usaha dengan membuka Kios Jam Tangan dan Kacamata di teras Indomaret di dekat rumahnya. Lama kelamaan bisnisnya berkempang pesat, Agus dapat membuka kiosnya di seluruh Indomaret se-Banyuwangi, bahkan beberapa di Bondowoso, Situbondo dan Jember.

Oleh karena pikirannya selalu merasa ditantang oleh perkembangan bisnis, Agus melakukan istilahnya “pre-emptive strike” atau serangan pendahuluan, sebelum bisnisnya terkena disrupsi, Agus mengubah bisnisnya dengan menutup seluruh gerainya dengan mendirikan toko sendiri. Agar mendapatkan berkah tokonya dinamanakan “99 Jajag”, angka 99 didapat dari asmaul husna. Sebagai toko baru, Agus berupaya membranding tokonya dengan mengikuti event-event di Banyuwangi yang berpotensi mengumpulkan banyak orang. Yang ia lakukan tidak melulu direct selling tetapi menanamkan kesadaran merek (brand awarness) kepada khalayak yang hadir di event-event tersebut. Brand awarness mengenai nama dan keberadaan tokonya serta produk yang ditawarkan dilakukan melalui pemasangan umbul-umbul, banner, brosur, dll. di sekitar lokasi event. Selain itu dia melihat potensi buruh migran Indonesia yang berasal dari Banyuwangi dan sekitarnya sebagai konsumen yang potensial dengan menggandeng para pemimpin buruh migran sebagai ujung tombak promosi.  Agus juga memanfaatkan media sosial untuk branding dan marketing usahanya dengan memberi tugas pada karyawan tokonya untuk mengupload konten branding tersebut di medsos masing-masing.

.

Dalam mengelola keuangan untuk kelangsungan bisnisnya, Agus membuat tiga pos, yaitu pos untuk konsumsi sehari-hari, pos untuk gaji dirinya, dan pos untuk investasi. Dengan pengelolaan tersebut, untuk membangun dan memperbesar bisnisnya, Agus hampir tidak tergantung pinjaman bank. Pada akhir-akhir ini selain memiliki toko grosir asesoris “99 Jajag”, berangkat dari kesukaannya atau hobinya nge-gym, Agus membuka pula “99 Gym Jajag”.

Dari Kuliah tamu ini mahasiswa dapat memetik ilmu dan informasi tentang bagaimana memulai usaha, bagaimana harus cerdas membaca peluang, menghadapi ancaman dan tantangan. Agus dapat mengubah SWOT (Strengths, Weakness, Opportunities, Threats) menjadi SCOC (Strenghts, Challange, Oportunities, Challange) agar bisnisnya tetap bertahan dan berkembang.

[:de]

Presiden Jokowi berpesan terhadap perguruan tinggi bahwa dalam menghadapi disrupsi dan perubahan di masa pandemi ini perguruan tinggi perlu menghadirkan praktisi dan pelaku industri dalam pelaksanaan belajar mengajar di kelas-kelas kuliah. Untuk itu matakuliah Pengantar Manajemen dan Kewirausahaan menggandeng pengusaha untuk mengisi Kuliah Tamu dengan tema “Belajar Bisnis dari Pengusaha”. Kuliah Tamu yang dihadari 87 mahasiswa Sastra Indonesia ini menghadirkan Agus 99 Jajag, seorang alumnus Prodi D3 Bahasa Inggris, Fakultas Sastra (FIB) UNEJ yang sukses menjadi pengusaha di kampung halamannya di Jajag, Banyuwangi.
Mahasiswa menyimak proses dan kiat-kiat Agus 99 Jajag dalam membangun bisnis from zero to hero. Agus memulai usaha dari keadaan “the power of kepepet”. Setelah mengirimkan 100 lamaran pekerjaan, dia diterima kerja di Telkomsel dengan posisi sebagai karyawan kontrak selama dua tahun. Saat menjelang kontraknya berakhir, dia memikirkan tentang masa depannya. Karena tidak ingin lagi bekerja di bawah orang lain, dia bertekad bulat untuk membangun usaha dengan membuka Kios Jam tangan dan Kacamata di teras Indomaret di dekat rumahnya. Lama kelamaan bisnisnya berkempang pesat, Agus dapat membuka kiosnya di seluruh Indomaret se-Banyuwangi, bahkan beberapa di Bondowoso, Situbondo dan Jember.
Oleh karena pikirannya selalu merasa ditantang oleh perkembangan bisnis, Agus melakukan istilahnya “pre-emptive strike” atau serangan pendahuluan, sebelum bisnisnya terkena disrupsi, Agus mengubah bisnisnya dengan menutup seluruh gerainya dengan mendirikan toko sendiri. Agar mendapatkan berkah tokonya dinamanakan “99 Jajag”, angka 99 didapat dari asmaul husna. Sebagai toko baru, Agus berupaya membranding tokonya dengan mengikuti event-event di Banyuwangi yang berpotensi mengumpulkan banyak orang. Yang ia lakukan tidak melulu direct selling tetapi menanamkan kesadaran merek (brand awarness) kepada khalayak yang hadir di event-event tersebut. Brand awarness mengenai nama dan keberadaan tokonya serta produk yang ditawarkan dilakukan melalui pemasangan umbul-umbul, banner, brosur, dll. di sekitar lokasi event. Selain itu dia melihat potensi buruh migran Indonesia yang berasal dari Banyuwangi dan sekitarnya sebagai konsumen yang potensial dengan menggandeng para pemimpin buruh migran sebagai ujung tombak promosi. Selain itu Agus juga memanfaatkan media sosial untuk branding dan marketing usahanya.
Dalam mengelola keuangan untuk kelangsungan bisnisnya, Agus membuat tiga pos, yaitu pos untuk konsumsi sehari-hari, pos untuk gaji dirinya, dan pos untuk investasi. Dengan pengelolaan tersebut, untuk membangun dan memperbesar bisnisnya, Agus hampir tidak tergantung pinjaman bank. Pada akhir-akhir ini selain memiliki toko grosir asesoris “99 Jajag”, berangkat dari kesukaannya atau hobinya nge-gym, Agus akhirnya juga membuka “99 Gym Jajag”.
Dari Kuliah tamu ini mahasiswa dapat memetik ilmu dan informasi tentang bagaimana memulai usaha, bagaimana harus cerdas membaca peluang, menghadapi ancaman dan tantangan. Agus dapat mengubah SWOT (Strengths, Weakness, Opportunities, Threats) menjadi SCOC (Strenghts, Challange, Oportunities, Challange) agar bisnisnya tetap bertahan dan berkembang.

[:]

[:de]

Presiden Jokowi berpesan terhadap perguruan tinggi bahwa dalam menghadapi disrupsi dan perubahan di masa pandemi ini perguruan tinggi perlu menghadirkan praktisi dan pelaku industri dalam pelaksanaan belajar mengajar di kelas-kelas kuliah. Untuk itu matakuliah Pengantar Manajemen dan Kewirausahaan menggandeng pengusaha untuk mengisi Kuliah Tamu dengan tema “Belajar Bisnis dari Pengusaha”. Kuliah Tamu yang dihadari 87 mahasiswa Sastra Indonesia ini menghadirkan Agus 99 Jajag, seorang alumnus Prodi D3 Bahasa Inggris, Fakultas Sastra (FIB) UNEJ yang sukses menjadi pengusaha di kampung halamannya di Jajag, Banyuwangi.
Mahasiswa menyimak proses dan kiat-kiat Agus 99 Jajag dalam membangun bisnis from zero to hero. Agus memulai usaha dari keadaan “the power of kepepet”. Setelah mengirimkan 100 lamaran pekerjaan, dia diterima kerja di Telkomsel dengan posisi sebagai karyawan kontrak selama dua tahun. Saat menjelang kontraknya berakhir, dia memikirkan tentang masa depannya. Karena tidak ingin lagi bekerja di bawah orang lain, dia bertekad bulat untuk membangun usaha dengan membuka kios cendera mata (topi, arloji, sabuk, dll.) di teras Indomaret di dekat rumahnya. Lama kelamaan bisnisnya berkempang pesat, Agus dapat membuka kiosnya di seluruh Indomaret se-Banyuwangi, bahkan beberapa di Bondowoso, Situbondo dan Jember.
Oleh karena pikirannya selalu merasa ditantang oleh perkembangan bisnis, Agus melakukan istilahnya “pre-emptive strike” atau serangan pendahuluan, sebelum bisnisnya terkena disrupsi, Agus mengubah bisnisnya dengan menutup seluruh gerainya dengan mendirikan toko sendiri. Agar mendapatkan berkah tokonya dinamanakan “99 Jajag”, angka 99 didapat dari asmaul husna. Sebagai toko baru, Agus berupaya membranding tokonya dengan mengikuti event-event di Banyuwangi yang berpotensi mengumpulkan banyak orang. Yang ia lakukan tidak melulu direct selling tetapi menanamkan kesadaran merek (brand awarness) kepada khalayak yang hadir di event-event tersebut. Brand awarness mengenai nama dan keberadaan tokonya serta produk yang ditawarkan dilakukan melalui pemasangan umbul-umbul, banner, brosur, dll. di sekitar lokasi event. Selain itu dia melihat potensi buruh migran Indonesia yang berasal dari Banyuwangi dan sekitarnya sebagai konsumen yang potensial dengan menggandeng para pemimpin buruh migran sebagai ujung tombak promosi. Selain itu Agus juga memanfaatkan media sosial untuk branding dan marketing usahanya.
Dalam mengelola keuangan untuk kelangsungan bisnisnya, Agus membuat tiga pos, yaitu pos untuk konsumsi sehari-hari, pos untuk gaji dirinya, dan pos untuk investasi. Dengan pengelolaan tersebut, untuk membangun dan memperbesar bisnisnya, Agus hampir tidak tergantung pinjaman bank. Pada akhir-akhir ini selain memiliki toko grosir asesoris “99 Jajag”, berangkat dari kesukaannya atau hobinya nge-gym, Agus akhirnya juga membuka “99 Gym Jajag”.
Dari Kuliah tamu ini mahasiswa dapat memetik ilmu dan informasi tentang bagaimana memulai usaha, bagaimana harus cerdas membaca peluang, menghadapi ancaman dan tantangan. Agus dapat mengubah SWOT (Strengths, Weakness, Opportunities, Threats) menjadi SCOC (Strenghts, Challange, Oportunities, Challange) agar bisnisnya tetap bertahan dan berkembang.

[:]

[:de]

Presiden Jokowi berpesan terhadap perguruan tinggi bahwa dalam menghadapi disrupsi dan perubahan di masa pandemi ini perguruan tinggi perlu menghadirkan praktisi dan pelaku industri dalam pelaksanaan belajar mengajar di kelas-kelas kuliah. Untuk itu matakuliah Pengantar Manajemen dan Kewirausahaan menggandeng pengusaha untuk mengisi Kuliah Tamu dengan tema “Belajar Bisnis dari Pengusaha”. Kuliah Tamu yang dihadari 87 mahasiswa Sastra Indonesia ini menghadirkan Agus 99 Jajag, seorang alumnus Prodi D3 Bahasa Inggris, Fakultas Sastra (FIB) UNEJ yang sukses menjadi pengusaha di kampung halamannya di Jajag, Banyuwangi.
Mahasiswa menyimak proses dan kiat-kiat Agus 99 Jajag dalam membangun bisnis from zero to hero. Agus memulai usaha dari keadaan “the power of kepepet”. Setelah mengirimkan 100 lamaran pekerjaan, dia diterima kerja di Telkomsel dengan posisi sebagai karyawan kontrak selama dua tahun. Saat menjelang kontraknya berakhir, dia memikirkan tentang masa depannya. Karena tidak ingin lagi bekerja di bawah orang lain, dia bertekad bulat untuk membangun usaha dengan membuka Kios Jam Tangan dan Kacamata di teras Indomaret di dekat rumahnya. Lama kelamaan bisnisnya berkempang pesat, Agus dapat membuka kiosnya di seluruh Indomaret se-Banyuwangi, bahkan beberapa di Bondowoso, Situbondo dan Jember.
Oleh karena pikirannya selalu merasa ditantang oleh perkembangan bisnis, Agus melakukan istilahnya “pre-emptive strike” atau serangan pendahuluan, sebelum bisnisnya terkena disrupsi, Agus mengubah bisnisnya dengan menutup seluruh gerainya dengan mendirikan toko sendiri. Agar mendapatkan berkah tokonya dinamanakan “99 Jajag”, angka 99 didapat dari asmaul husna. Sebagai toko baru, Agus berupaya membranding tokonya dengan mengikuti event-event di Banyuwangi yang berpotensi mengumpulkan banyak orang. Yang ia lakukan tidak melulu direct selling tetapi menanamkan kesadaran merek (brand awarness) kepada khalayak yang hadir di event-event tersebut. Brand awarness mengenai nama dan keberadaan tokonya serta produk yang ditawarkan dilakukan melalui pemasangan umbul-umbul, banner, brosur, dll. di sekitar lokasi event. Selain itu dia melihat potensi buruh migran Indonesia yang berasal dari Banyuwangi dan sekitarnya sebagai konsumen yang potensial dengan menggandeng para pemimpin buruh migran sebagai ujung tombak promosi. Selain itu Agus juga memanfaatkan media sosial untuk branding dan marketing usahanya.
Dalam mengelola keuangan untuk kelangsungan bisnisnya, Agus membuat tiga pos, yaitu pos untuk konsumsi sehari-hari, pos untuk gaji dirinya, dan pos untuk investasi. Dengan pengelolaan tersebut, untuk membangun dan memperbesar bisnisnya, Agus hampir tidak tergantung pinjaman bank. Pada akhir-akhir ini selain memiliki toko grosir asesoris “99 Jajag”, berangkat dari kesukaannya atau hobinya nge-gym, Agus akhirnya juga membuka “99 Gym Jajag”.
Dari Kuliah tamu ini mahasiswa dapat memetik ilmu dan informasi tentang bagaimana memulai usaha, bagaimana harus cerdas membaca peluang, menghadapi ancaman dan tantangan. Agus dapat mengubah SWOT (Strengths, Weakness, Opportunities, Threats) menjadi SCOC (Strenghts, Challange, Oportunities, Challange) agar bisnisnya tetap bertahan dan berkembang.

 

Presiden Jokowi berpesan terhadap perguruan tinggi bahwa dalam menghadapi disrupsi dan perubahan di masa pandemi ini perguruan tinggi perlu menghadirkan praktisi dan pelaku industri dalam pelaksanaan belajar mengajar di kelas-kelas kuliah. Untuk itu matakuliah Pengantar Manajemen dan Kewirausahaan menggandeng pengusaha untuk mengisi Kuliah Tamu dengan tema “Belajar Bisnis dari Pengusaha”. Kuliah Tamu yang dihadari 87 mahasiswa Sastra Indonesia ini menghadirkan Agus 99 Jajag, seorang alumnus Prodi D3 Bahasa Inggris, Fakultas Sastra (FIB) UNEJ yang sukses menjadi pengusaha di kampung halamannya di Jajag, Banyuwangi.
Mahasiswa menyimak proses dan kiat-kiat Agus 99 Jajag dalam membangun bisnis from zero to hero. Agus memulai usaha dari keadaan “the power of kepepet”. Setelah mengirimkan 100 lamaran pekerjaan, dia diterima kerja di Telkomsel dengan posisi sebagai karyawan kontrak selama dua tahun. Saat menjelang kontraknya berakhir, dia memikirkan tentang masa depannya. Karena tidak ingin lagi bekerja di bawah orang lain, dia bertekad bulat untuk membangun usaha dengan membuka kios cendera mata (topi, arloji, sabuk, dll.) di teras Indomaret di dekat rumahnya. Lama kelamaan bisnisnya berkempang pesat, Agus dapat membuka kiosnya di seluruh Indomaret se-Banyuwangi, bahkan beberapa di Bondowoso, Situbondo dan Jember.
Oleh karena pikirannya selalu merasa ditantang oleh perkembangan bisnis, Agus melakukan istilahnya “pre-emptive strike” atau serangan pendahuluan, sebelum bisnisnya terkena disrupsi, Agus mengubah bisnisnya dengan menutup seluruh gerainya dengan mendirikan toko sendiri. Agar mendapatkan berkah tokonya dinamanakan “99 Jajag”, angka 99 didapat dari asmaul husna. Sebagai toko baru, Agus berupaya membranding tokonya dengan mengikuti event-event di Banyuwangi yang berpotensi mengumpulkan banyak orang. Yang ia lakukan tidak melulu direct selling tetapi menanamkan kesadaran merek (brand awarness) kepada khalayak yang hadir di event-event tersebut. Brand awarness mengenai nama dan keberadaan tokonya serta produk yang ditawarkan dilakukan melalui pemasangan umbul-umbul, banner, brosur, dll. di sekitar lokasi event. Selain itu dia melihat potensi buruh migran Indonesia yang berasal dari Banyuwangi dan sekitarnya sebagai konsumen yang potensial dengan menggandeng para pemimpin buruh migran sebagai ujung tombak promosi. Selain itu Agus juga memanfaatkan media sosial untuk branding dan marketing usahanya.
Dalam mengelola keuangan untuk kelangsungan bisnisnya, Agus membuat tiga pos, yaitu pos untuk konsumsi sehari-hari, pos untuk gaji dirinya, dan pos untuk investasi. Dengan pengelolaan tersebut, untuk membangun dan memperbesar bisnisnya, Agus hampir tidak tergantung pinjaman bank. Pada akhir-akhir ini selain memiliki toko grosir asesoris “99 Jajag”, berangkat dari kesukaannya atau hobinya nge-gym, Agus akhirnya juga membuka “99 Gym Jajag”.
Dari Kuliah tamu ini mahasiswa dapat memetik ilmu dan informasi tentang bagaimana memulai usaha, bagaimana harus cerdas membaca peluang, menghadapi ancaman dan tantangan. Agus dapat mengubah SWOT (Strengths, Weakness, Opportunities, Threats) menjadi SCOC (Strenghts, Challange, Oportunities, Challange) agar bisnisnya tetap bertahan dan berkembang.

[:]

[:de]

Presiden Jokowi berpesan terhadap perguruan tinggi bahwa dalam menghadapi disrupsi dan perubahan di masa pandemi ini perguruan tinggi perlu menghadirkan praktisi dan pelaku industri dalam pelaksanaan belajar mengajar di kelas-kelas kuliah. Untuk itu matakuliah Pengantar Manajemen dan Kewirausahaan menggandeng pengusaha untuk mengisi Kuliah Tamu dengan tema “Belajar Bisnis dari Pengusaha”. Kuliah Tamu yang dihadari 87 mahasiswa Sastra Indonesia ini menghadirkan Agus 99 Jajag, seorang alumnus Prodi D3 Bahasa Inggris, Fakultas Sastra (FIB) UNEJ yang sukses menjadi pengusaha di kampung halamannya di Jajag, Banyuwangi.
Mahasiswa menyimak proses dan kiat-kiat Agus 99 Jajag dalam membangun bisnis from zero to hero. Agus memulai usaha dari keadaan “the power of kepepet”. Setelah mengirimkan 100 lamaran pekerjaan, dia diterima kerja di Telkomsel dengan posisi sebagai karyawan kontrak selama dua tahun. Saat menjelang kontraknya berakhir, dia memikirkan tentang masa depannya. Karena tidak ingin lagi bekerja di bawah orang lain, dia bertekad bulat untuk membangun usaha dengan membuka kios cendera mata (topi, arloji, sabuk, dll.) di teras Indomaret di dekat rumahnya. Lama kelamaan bisnisnya berkempang pesat, Agus dapat membuka kiosnya di seluruh Indomaret se-Banyuwangi, bahkan beberapa di Bondowoso, Situbondo dan Jember.
Oleh karena pikirannya selalu merasa ditantang oleh perkembangan bisnis, Agus melakukan istilahnya “pre-emptive strike” atau serangan pendahuluan, sebelum bisnisnya terkena disrupsi, Agus mengubah bisnisnya dengan menutup seluruh gerainya dengan mendirikan toko sendiri. Agar mendapatkan berkah tokonya dinamanakan “99 Jajag”, angka 99 didapat dari asmaul husna. Sebagai toko baru, Agus berupaya membranding tokonya dengan mengikuti event-event di Banyuwangi yang berpotensi mengumpulkan banyak orang. Yang ia lakukan tidak melulu direct selling tetapi menanamkan kesadaran merek (brand awarness) kepada khalayak yang hadir di event-event tersebut. Brand awarness mengenai nama dan keberadaan tokonya serta produk yang ditawarkan dilakukan melalui pemasangan umbul-umbul, banner, brosur, dll. di sekitar lokasi event. Selain itu dia melihat potensi buruh migran Indonesia yang berasal dari Banyuwangi dan sekitarnya sebagai konsumen yang potensial dengan menggandeng para pemimpin buruh migran sebagai ujung tombak promosi. Selain itu Agus juga memanfaatkan media sosial untuk branding dan marketing usahanya.
Dalam mengelola keuangan untuk kelangsungan bisnisnya, Agus membuat tiga pos, yaitu pos untuk konsumsi sehari-hari, pos untuk gaji dirinya, dan pos untuk investasi. Dengan pengelolaan tersebut, untuk membangun dan memperbesar bisnisnya, Agus hampir tidak tergantung pinjaman bank. Pada akhir-akhir ini selain memiliki toko grosir asesoris “99 Jajag”, berangkat dari kesukaannya atau hobinya nge-gym, Agus akhirnya juga membuka “99 Gym Jajag”.
Dari Kuliah tamu ini mahasiswa dapat memetik ilmu dan informasi tentang bagaimana memulai usaha, bagaimana harus cerdas membaca peluang, menghadapi ancaman dan tantangan. Agus dapat mengubah SWOT (Strengths, Weakness, Opportunities, Threats) menjadi SCOC (Strenghts, Challange, Oportunities, Challange) agar bisnisnya tetap bertahan dan berkembang.

 

 

Presiden Jokowi berpesan terhadap perguruan tinggi bahwa dalam menghadapi disrupsi dan perubahan di masa pandemi ini perguruan tinggi perlu menghadirkan praktisi dan pelaku industri dalam pelaksanaan belajar mengajar di kelas-kelas kuliah. Untuk itu matakuliah Pengantar Manajemen dan Kewirausahaan menggandeng pengusaha untuk mengisi Kuliah Tamu dengan tema “Belajar Bisnis dari Pengusaha”. Kuliah Tamu yang dihadari 87 mahasiswa Sastra Indonesia ini menghadirkan Agus 99 Jajag, seorang alumnus Prodi D3 Bahasa Inggris, Fakultas Sastra (FIB) UNEJ yang sukses menjadi pengusaha di kampung halamannya di Jajag, Banyuwangi.
Mahasiswa menyimak proses dan kiat-kiat Agus 99 Jajag dalam membangun bisnis from zero to hero. Agus memulai usaha dari keadaan “the power of kepepet”. Setelah mengirimkan 100 lamaran pekerjaan, dia diterima kerja di Telkomsel dengan posisi sebagai karyawan kontrak selama dua tahun. Saat menjelang kontraknya berakhir, dia memikirkan tentang masa depannya. Karena tidak ingin lagi bekerja di bawah orang lain, dia bertekad bulat untuk membangun usaha dengan membuka kios cendera mata (topi, arloji, sabuk, dll.) di teras Indomaret di dekat rumahnya. Lama kelamaan bisnisnya berkempang pesat, Agus dapat membuka kiosnya di seluruh Indomaret se-Banyuwangi, bahkan beberapa di Bondowoso, Situbondo dan Jember.
Oleh karena pikirannya selalu merasa ditantang oleh perkembangan bisnis, Agus melakukan istilahnya “pre-emptive strike” atau serangan pendahuluan, sebelum bisnisnya terkena disrupsi, Agus mengubah bisnisnya dengan menutup seluruh gerainya dengan mendirikan toko sendiri. Agar mendapatkan berkah tokonya dinamanakan “99 Jajag”, angka 99 didapat dari asmaul husna. Sebagai toko baru, Agus berupaya membranding tokonya dengan mengikuti event-event di Banyuwangi yang berpotensi mengumpulkan banyak orang. Yang ia lakukan tidak melulu direct selling tetapi menanamkan kesadaran merek (brand awarness) kepada khalayak yang hadir di event-event tersebut. Brand awarness mengenai nama dan keberadaan tokonya serta produk yang ditawarkan dilakukan melalui pemasangan umbul-umbul, banner, brosur, dll. di sekitar lokasi event. Selain itu dia melihat potensi buruh migran Indonesia yang berasal dari Banyuwangi dan sekitarnya sebagai konsumen yang potensial dengan menggandeng para pemimpin buruh migran sebagai ujung tombak promosi. Selain itu Agus juga memanfaatkan media sosial untuk branding dan marketing usahanya.
Dalam mengelola keuangan untuk kelangsungan bisnisnya, Agus membuat tiga pos, yaitu pos untuk konsumsi sehari-hari, pos untuk gaji dirinya, dan pos untuk investasi. Dengan pengelolaan tersebut, untuk membangun dan memperbesar bisnisnya, Agus hampir tidak tergantung pinjaman bank. Pada akhir-akhir ini selain memiliki toko grosir asesoris “99 Jajag”, berangkat dari kesukaannya atau hobinya nge-gym, Agus akhirnya juga membuka “99 Gym Jajag”.
Dari Kuliah tamu ini mahasiswa dapat memetik ilmu dan informasi tentang bagaimana memulai usaha, bagaimana harus cerdas membaca peluang, menghadapi ancaman dan tantangan. Agus dapat mengubah SWOT (Strengths, Weakness, Opportunities, Threats) menjadi SCOC (Strenghts, Challange, Oportunities, Challange) agar bisnisnya tetap bertahan dan berkembang.

 

Presiden Jokowi berpesan terhadap perguruan tinggi bahwa dalam menghadapi disrupsi dan perubahan di masa pandemi ini perguruan tinggi perlu menghadirkan praktisi dan pelaku industri dalam pelaksanaan belajar mengajar di kelas-kelas kuliah. Untuk itu matakuliah Pengantar Manajemen dan Kewirausahaan menggandeng pengusaha untuk mengisi Kuliah Tamu dengan tema “Belajar Bisnis dari Pengusaha”. Kuliah Tamu yang dihadari 87 mahasiswa Sastra Indonesia ini menghadirkan Agus 99 Jajag, seorang alumnus Prodi D3 Bahasa Inggris, Fakultas Sastra (FIB) UNEJ yang sukses menjadi pengusaha di kampung halamannya di Jajag, Banyuwangi.
Mahasiswa menyimak proses dan kiat-kiat Agus 99 Jajag dalam membangun bisnis from zero to hero. Agus memulai usaha dari keadaan “the power of kepepet”. Setelah mengirimkan 100 lamaran pekerjaan, dia diterima kerja di Telkomsel dengan posisi sebagai karyawan kontrak selama dua tahun. Saat menjelang kontraknya berakhir, dia memikirkan tentang masa depannya. Karena tidak ingin lagi bekerja di bawah orang lain, dia bertekad bulat untuk membangun usaha dengan membuka kios cendera mata (topi, arloji, sabuk, dll.) di teras Indomaret di dekat rumahnya. Lama kelamaan bisnisnya berkempang pesat, Agus dapat membuka kiosnya di seluruh Indomaret se-Banyuwangi, bahkan beberapa di Bondowoso, Situbondo dan Jember.
Oleh karena pikirannya selalu merasa ditantang oleh perkembangan bisnis, Agus melakukan istilahnya “pre-emptive strike” atau serangan pendahuluan, sebelum bisnisnya terkena disrupsi, Agus mengubah bisnisnya dengan menutup seluruh gerainya dengan mendirikan toko sendiri. Agar mendapatkan berkah tokonya dinamanakan “99 Jajag”, angka 99 didapat dari asmaul husna. Sebagai toko baru, Agus berupaya membranding tokonya dengan mengikuti event-event di Banyuwangi yang berpotensi mengumpulkan banyak orang. Yang ia lakukan tidak melulu direct selling tetapi menanamkan kesadaran merek (brand awarness) kepada khalayak yang hadir di event-event tersebut. Brand awarness mengenai nama dan keberadaan tokonya serta produk yang ditawarkan dilakukan melalui pemasangan umbul-umbul, banner, brosur, dll. di sekitar lokasi event. Selain itu dia melihat potensi buruh migran Indonesia yang berasal dari Banyuwangi dan sekitarnya sebagai konsumen yang potensial dengan menggandeng para pemimpin buruh migran sebagai ujung tombak promosi. Selain itu Agus juga memanfaatkan media sosial untuk branding dan marketing usahanya.
Dalam mengelola keuangan untuk kelangsungan bisnisnya, Agus membuat tiga pos, yaitu pos untuk konsumsi sehari-hari, pos untuk gaji dirinya, dan pos untuk investasi. Dengan pengelolaan tersebut, untuk membangun dan memperbesar bisnisnya, Agus hampir tidak tergantung pinjaman bank. Pada akhir-akhir ini selain memiliki toko grosir asesoris “99 Jajag”, berangkat dari kesukaannya atau hobinya nge-gym, Agus akhirnya juga membuka “99 Gym Jajag”.
Dari Kuliah tamu ini mahasiswa dapat memetik ilmu dan informasi tentang bagaimana memulai usaha, bagaimana harus cerdas membaca peluang, menghadapi ancaman dan tantangan. Agus dapat mengubah SWOT (Strengths, Weakness, Opportunities, Threats) menjadi SCOC (Strenghts, Challange, Oportunities, Challange) agar bisnisnya tetap bertahan dan berkembang.

 

Presiden Jokowi berpesan terhadap perguruan tinggi bahwa dalam menghadapi disrupsi dan perubahan di masa pandemi ini perguruan tinggi perlu menghadirkan praktisi dan pelaku industri dalam pelaksanaan belajar mengajar di kelas-kelas kuliah. Untuk itu matakuliah Pengantar Manajemen dan Kewirausahaan menggandeng pengusaha untuk mengisi Kuliah Tamu dengan tema “Belajar Bisnis dari Pengusaha”. Kuliah Tamu yang dihadari 87 mahasiswa Sastra Indonesia ini menghadirkan Agus 99 Jajag, seorang alumnus Prodi D3 Bahasa Inggris, Fakultas Sastra (FIB) UNEJ yang sukses menjadi pengusaha di kampung halamannya di Jajag, Banyuwangi.
Mahasiswa menyimak proses dan kiat-kiat Agus 99 Jajag dalam membangun bisnis from zero to hero. Agus memulai usaha dari keadaan “the power of kepepet”. Setelah mengirimkan 100 lamaran pekerjaan, dia diterima kerja di Telkomsel dengan posisi sebagai karyawan kontrak selama dua tahun. Saat menjelang kontraknya berakhir, dia memikirkan tentang masa depannya. Karena tidak ingin lagi bekerja di bawah orang lain, dia bertekad bulat untuk membangun usaha dengan membuka kios cendera mata (topi, arloji, sabuk, dll.) di teras Indomaret di dekat rumahnya. Lama kelamaan bisnisnya berkempang pesat, Agus dapat membuka kiosnya di seluruh Indomaret se-Banyuwangi, bahkan beberapa di Bondowoso, Situbondo dan Jember.
Oleh karena pikirannya selalu merasa ditantang oleh perkembangan bisnis, Agus melakukan istilahnya “pre-emptive strike” atau serangan pendahuluan, sebelum bisnisnya terkena disrupsi, Agus mengubah bisnisnya dengan menutup seluruh gerainya dengan mendirikan toko sendiri. Agar mendapatkan berkah tokonya dinamanakan “99 Jajag”, angka 99 didapat dari asmaul husna. Sebagai toko baru, Agus berupaya membranding tokonya dengan mengikuti event-event di Banyuwangi yang berpotensi mengumpulkan banyak orang. Yang ia lakukan tidak melulu direct selling tetapi menanamkan kesadaran merek (brand awarness) kepada khalayak yang hadir di event-event tersebut. Brand awarness mengenai nama dan keberadaan tokonya serta produk yang ditawarkan dilakukan melalui pemasangan umbul-umbul, banner, brosur, dll. di sekitar lokasi event. Selain itu dia melihat potensi buruh migran Indonesia yang berasal dari Banyuwangi dan sekitarnya sebagai konsumen yang potensial dengan menggandeng para pemimpin buruh migran sebagai ujung tombak promosi. Selain itu Agus juga memanfaatkan media sosial untuk branding dan marketing usahanya.
Dalam mengelola keuangan untuk kelangsungan bisnisnya, Agus membuat tiga pos, yaitu pos untuk konsumsi sehari-hari, pos untuk gaji dirinya, dan pos untuk investasi. Dengan pengelolaan tersebut, untuk membangun dan memperbesar bisnisnya, Agus hampir tidak tergantung pinjaman bank. Pada akhir-akhir ini selain memiliki toko grosir asesoris “99 Jajag”, berangkat dari kesukaannya atau hobinya nge-gym, Agus akhirnya juga membuka “99 Gym Jajag”.
Dari Kuliah tamu ini mahasiswa dapat memetik ilmu dan informasi tentang bagaimana memulai usaha, bagaimana harus cerdas membaca peluang, menghadapi ancaman dan tantangan. Agus dapat mengubah SWOT (Strengths, Weakness, Opportunities, Threats) menjadi SCOC (Strenghts, Challange, Oportunities, Challange) agar bisnisnya tetap bertahan dan berkembang.

[:]

[:de]

Presiden Jokowi berpesan terhadap perguruan tinggi bahwa dalam menghadapi disrupsi dan perubahan di masa pandemi ini perguruan tinggi perlu menghadirkan praktisi dan pelaku industri dalam pelaksanaan belajar mengajar di kelas-kelas kuliah. Untuk itu matakuliah Pengantar Manajemen dan Kewirausahaan menggandeng pengusaha untuk mengisi Kuliah Tamu dengan tema “Belajar Bisnis dari Pengusaha”. Kuliah Tamu yang dihadari 87 mahasiswa Sastra Indonesia ini menghadirkan Agus 99 Jajag, seorang alumnus Prodi D3 Bahasa Inggris, Fakultas Sastra (FIB) UNEJ yang sukses menjadi pengusaha di kampung halamannya di Jajag, Banyuwangi.
Mahasiswa menyimak proses dan kiat-kiat Agus 99 Jajag dalam membangun bisnis from zero to hero. Agus memulai usaha dari keadaan “the power of kepepet”. Setelah mengirimkan 100 lamaran pekerjaan, dia diterima kerja di Telkomsel dengan posisi sebagai karyawan kontrak selama dua tahun. Saat menjelang kontraknya berakhir, dia memikirkan tentang masa depannya. Karena tidak ingin lagi bekerja di bawah orang lain, dia bertekad bulat untuk membangun usaha dengan membuka Kios Jam tangan dan Kacamata di teras Indomaret di dekat rumahnya. Lama kelamaan bisnisnya berkempang pesat, Agus dapat membuka kiosnya di seluruh Indomaret se-Banyuwangi, bahkan beberapa di Bondowoso, Situbondo dan Jember.
Oleh karena pikirannya selalu merasa ditantang oleh perkembangan bisnis, Agus melakukan istilahnya “pre-emptive strike” atau serangan pendahuluan, sebelum bisnisnya terkena disrupsi, Agus mengubah bisnisnya dengan menutup seluruh gerainya dengan mendirikan toko sendiri. Agar mendapatkan berkah tokonya dinamanakan “99 Jajag”, angka 99 didapat dari asmaul husna. Sebagai toko baru, Agus berupaya membranding tokonya dengan mengikuti event-event di Banyuwangi yang berpotensi mengumpulkan banyak orang. Yang ia lakukan tidak melulu direct selling tetapi menanamkan kesadaran merek (brand awarness) kepada khalayak yang hadir di event-event tersebut. Brand awarness mengenai nama dan keberadaan tokonya serta produk yang ditawarkan dilakukan melalui pemasangan umbul-umbul, banner, brosur, dll. di sekitar lokasi event. Selain itu dia melihat potensi buruh migran Indonesia yang berasal dari Banyuwangi dan sekitarnya sebagai konsumen yang potensial dengan menggandeng para pemimpin buruh migran sebagai ujung tombak promosi. Selain itu Agus juga memanfaatkan media sosial untuk branding dan marketing usahanya.
Dalam mengelola keuangan untuk kelangsungan bisnisnya, Agus membuat tiga pos, yaitu pos untuk konsumsi sehari-hari, pos untuk gaji dirinya, dan pos untuk investasi. Dengan pengelolaan tersebut, untuk membangun dan memperbesar bisnisnya, Agus hampir tidak tergantung pinjaman bank. Pada akhir-akhir ini selain memiliki toko grosir asesoris “99 Jajag”, berangkat dari kesukaannya atau hobinya nge-gym, Agus akhirnya juga membuka “99 Gym Jajag”.
Dari Kuliah tamu ini mahasiswa dapat memetik ilmu dan informasi tentang bagaimana memulai usaha, bagaimana harus cerdas membaca peluang, menghadapi ancaman dan tantangan. Agus dapat mengubah SWOT (Strengths, Weakness, Opportunities, Threats) menjadi SCOC (Strenghts, Challange, Oportunities, Challange) agar bisnisnya tetap bertahan dan berkembang.

 

 

Presiden Jokowi berpesan terhadap perguruan tinggi bahwa dalam menghadapi disrupsi dan perubahan di masa pandemi ini perguruan tinggi perlu menghadirkan praktisi dan pelaku industri dalam pelaksanaan belajar mengajar di kelas-kelas kuliah. Untuk itu matakuliah Pengantar Manajemen dan Kewirausahaan menggandeng pengusaha untuk mengisi Kuliah Tamu dengan tema “Belajar Bisnis dari Pengusaha”. Kuliah Tamu yang dihadari 87 mahasiswa Sastra Indonesia ini menghadirkan Agus 99 Jajag, seorang alumnus Prodi D3 Bahasa Inggris, Fakultas Sastra (FIB) UNEJ yang sukses menjadi pengusaha di kampung halamannya di Jajag, Banyuwangi.
Mahasiswa menyimak proses dan kiat-kiat Agus 99 Jajag dalam membangun bisnis from zero to hero. Agus memulai usaha dari keadaan “the power of kepepet”. Setelah mengirimkan 100 lamaran pekerjaan, dia diterima kerja di Telkomsel dengan posisi sebagai karyawan kontrak selama dua tahun. Saat menjelang kontraknya berakhir, dia memikirkan tentang masa depannya. Karena tidak ingin lagi bekerja di bawah orang lain, dia bertekad bulat untuk membangun usaha dengan membuka kios cendera mata (topi, arloji, sabuk, dll.) di teras Indomaret di dekat rumahnya. Lama kelamaan bisnisnya berkempang pesat, Agus dapat membuka kiosnya di seluruh Indomaret se-Banyuwangi, bahkan beberapa di Bondowoso, Situbondo dan Jember.
Oleh karena pikirannya selalu merasa ditantang oleh perkembangan bisnis, Agus melakukan istilahnya “pre-emptive strike” atau serangan pendahuluan, sebelum bisnisnya terkena disrupsi, Agus mengubah bisnisnya dengan menutup seluruh gerainya dengan mendirikan toko sendiri. Agar mendapatkan berkah tokonya dinamanakan “99 Jajag”, angka 99 didapat dari asmaul husna. Sebagai toko baru, Agus berupaya membranding tokonya dengan mengikuti event-event di Banyuwangi yang berpotensi mengumpulkan banyak orang. Yang ia lakukan tidak melulu direct selling tetapi menanamkan kesadaran merek (brand awarness) kepada khalayak yang hadir di event-event tersebut. Brand awarness mengenai nama dan keberadaan tokonya serta produk yang ditawarkan dilakukan melalui pemasangan umbul-umbul, banner, brosur, dll. di sekitar lokasi event. Selain itu dia melihat potensi buruh migran Indonesia yang berasal dari Banyuwangi dan sekitarnya sebagai konsumen yang potensial dengan menggandeng para pemimpin buruh migran sebagai ujung tombak promosi. Selain itu Agus juga memanfaatkan media sosial untuk branding dan marketing usahanya.
Dalam mengelola keuangan untuk kelangsungan bisnisnya, Agus membuat tiga pos, yaitu pos untuk konsumsi sehari-hari, pos untuk gaji dirinya, dan pos untuk investasi. Dengan pengelolaan tersebut, untuk membangun dan memperbesar bisnisnya, Agus hampir tidak tergantung pinjaman bank. Pada akhir-akhir ini selain memiliki toko grosir asesoris “99 Jajag”, berangkat dari kesukaannya atau hobinya nge-gym, Agus akhirnya juga membuka “99 Gym Jajag”.
Dari Kuliah tamu ini mahasiswa dapat memetik ilmu dan informasi tentang bagaimana memulai usaha, bagaimana harus cerdas membaca peluang, menghadapi ancaman dan tantangan. Agus dapat mengubah SWOT (Strengths, Weakness, Opportunities, Threats) menjadi SCOC (Strenghts, Challange, Oportunities, Challange) agar bisnisnya tetap bertahan dan berkembang.

 

 

Presiden Jokowi berpesan terhadap perguruan tinggi bahwa dalam menghadapi disrupsi dan perubahan di masa pandemi ini perguruan tinggi perlu menghadirkan praktisi dan pelaku industri dalam pelaksanaan belajar mengajar di kelas-kelas kuliah. Untuk itu matakuliah Pengantar Manajemen dan Kewirausahaan menggandeng pengusaha untuk mengisi Kuliah Tamu dengan tema “Belajar Bisnis dari Pengusaha”. Kuliah Tamu yang dihadari 87 mahasiswa Sastra Indonesia ini menghadirkan Agus 99 Jajag, seorang alumnus Prodi D3 Bahasa Inggris, Fakultas Sastra (FIB) UNEJ yang sukses menjadi pengusaha di kampung halamannya di Jajag, Banyuwangi.
Mahasiswa menyimak proses dan kiat-kiat Agus 99 Jajag dalam membangun bisnis from zero to hero. Agus memulai usaha dari keadaan “the power of kepepet”. Setelah mengirimkan 100 lamaran pekerjaan, dia diterima kerja di Telkomsel dengan posisi sebagai karyawan kontrak selama dua tahun. Saat menjelang kontraknya berakhir, dia memikirkan tentang masa depannya. Karena tidak ingin lagi bekerja di bawah orang lain, dia bertekad bulat untuk membangun usaha dengan membuka Kios Jam Tangan dan Kacamata di teras Indomaret di dekat rumahnya. Lama kelamaan bisnisnya berkempang pesat, Agus dapat membuka kiosnya di seluruh Indomaret se-Banyuwangi, bahkan beberapa di Bondowoso, Situbondo dan Jember.
Oleh karena pikirannya selalu merasa ditantang oleh perkembangan bisnis, Agus melakukan istilahnya “pre-emptive strike” atau serangan pendahuluan, sebelum bisnisnya terkena disrupsi, Agus mengubah bisnisnya dengan menutup seluruh gerainya dengan mendirikan toko sendiri. Agar mendapatkan berkah tokonya dinamanakan “99 Jajag”, angka 99 didapat dari asmaul husna. Sebagai toko baru, Agus berupaya membranding tokonya dengan mengikuti event-event di Banyuwangi yang berpotensi mengumpulkan banyak orang. Yang ia lakukan tidak melulu direct selling tetapi menanamkan kesadaran merek (brand awarness) kepada khalayak yang hadir di event-event tersebut. Brand awarness mengenai nama dan keberadaan tokonya serta produk yang ditawarkan dilakukan melalui pemasangan umbul-umbul, banner, brosur, dll. di sekitar lokasi event. Selain itu dia melihat potensi buruh migran Indonesia yang berasal dari Banyuwangi dan sekitarnya sebagai konsumen yang potensial dengan menggandeng para pemimpin buruh migran sebagai ujung tombak promosi. Selain itu Agus juga memanfaatkan media sosial untuk branding dan marketing usahanya.
Dalam mengelola keuangan untuk kelangsungan bisnisnya, Agus membuat tiga pos, yaitu pos untuk konsumsi sehari-hari, pos untuk gaji dirinya, dan pos untuk investasi. Dengan pengelolaan tersebut, untuk membangun dan memperbesar bisnisnya, Agus hampir tidak tergantung pinjaman bank. Pada akhir-akhir ini selain memiliki toko grosir asesoris “99 Jajag”, berangkat dari kesukaannya atau hobinya nge-gym, Agus akhirnya juga membuka “99 Gym Jajag”.
Dari Kuliah tamu ini mahasiswa dapat memetik ilmu dan informasi tentang bagaimana memulai usaha, bagaimana harus cerdas membaca peluang, menghadapi ancaman dan tantangan. Agus dapat mengubah SWOT (Strengths, Weakness, Opportunities, Threats) menjadi SCOC (Strenghts, Challange, Oportunities, Challange) agar bisnisnya tetap bertahan dan berkembang.

 

Presiden Jokowi berpesan terhadap perguruan tinggi bahwa dalam menghadapi disrupsi dan perubahan di masa pandemi ini perguruan tinggi perlu menghadirkan praktisi dan pelaku industri dalam pelaksanaan belajar mengajar di kelas-kelas kuliah. Untuk itu matakuliah Pengantar Manajemen dan Kewirausahaan menggandeng pengusaha untuk mengisi Kuliah Tamu dengan tema “Belajar Bisnis dari Pengusaha”. Kuliah Tamu yang dihadari 87 mahasiswa Sastra Indonesia ini menghadirkan Agus 99 Jajag, seorang alumnus Prodi D3 Bahasa Inggris, Fakultas Sastra (FIB) UNEJ yang sukses menjadi pengusaha di kampung halamannya di Jajag, Banyuwangi.
Mahasiswa menyimak proses dan kiat-kiat Agus 99 Jajag dalam membangun bisnis from zero to hero. Agus memulai usaha dari keadaan “the power of kepepet”. Setelah mengirimkan 100 lamaran pekerjaan, dia diterima kerja di Telkomsel dengan posisi sebagai karyawan kontrak selama dua tahun. Saat menjelang kontraknya berakhir, dia memikirkan tentang masa depannya. Karena tidak ingin lagi bekerja di bawah orang lain, dia bertekad bulat untuk membangun usaha dengan membuka kios cendera mata (topi, arloji, sabuk, dll.) di teras Indomaret di dekat rumahnya. Lama kelamaan bisnisnya berkempang pesat, Agus dapat membuka kiosnya di seluruh Indomaret se-Banyuwangi, bahkan beberapa di Bondowoso, Situbondo dan Jember.
Oleh karena pikirannya selalu merasa ditantang oleh perkembangan bisnis, Agus melakukan istilahnya “pre-emptive strike” atau serangan pendahuluan, sebelum bisnisnya terkena disrupsi, Agus mengubah bisnisnya dengan menutup seluruh gerainya dengan mendirikan toko sendiri. Agar mendapatkan berkah tokonya dinamanakan “99 Jajag”, angka 99 didapat dari asmaul husna. Sebagai toko baru, Agus berupaya membranding tokonya dengan mengikuti event-event di Banyuwangi yang berpotensi mengumpulkan banyak orang. Yang ia lakukan tidak melulu direct selling tetapi menanamkan kesadaran merek (brand awarness) kepada khalayak yang hadir di event-event tersebut. Brand awarness mengenai nama dan keberadaan tokonya serta produk yang ditawarkan dilakukan melalui pemasangan umbul-umbul, banner, brosur, dll. di sekitar lokasi event. Selain itu dia melihat potensi buruh migran Indonesia yang berasal dari Banyuwangi dan sekitarnya sebagai konsumen yang potensial dengan menggandeng para pemimpin buruh migran sebagai ujung tombak promosi. Selain itu Agus juga memanfaatkan media sosial untuk branding dan marketing usahanya.
Dalam mengelola keuangan untuk kelangsungan bisnisnya, Agus membuat tiga pos, yaitu pos untuk konsumsi sehari-hari, pos untuk gaji dirinya, dan pos untuk investasi. Dengan pengelolaan tersebut, untuk membangun dan memperbesar bisnisnya, Agus hampir tidak tergantung pinjaman bank. Pada akhir-akhir ini selain memiliki toko grosir asesoris “99 Jajag”, berangkat dari kesukaannya atau hobinya nge-gym, Agus akhirnya juga membuka “99 Gym Jajag”.
Dari Kuliah tamu ini mahasiswa dapat memetik ilmu dan informasi tentang bagaimana memulai usaha, bagaimana harus cerdas membaca peluang, menghadapi ancaman dan tantangan. Agus dapat mengubah SWOT (Strengths, Weakness, Opportunities, Threats) menjadi SCOC (Strenghts, Challange, Oportunities, Challange) agar bisnisnya tetap bertahan dan berkembang.

 

Presiden Jokowi berpesan terhadap perguruan tinggi bahwa dalam menghadapi disrupsi dan perubahan di masa pandemi ini perguruan tinggi perlu menghadirkan praktisi dan pelaku industri dalam pelaksanaan belajar mengajar di kelas-kelas kuliah. Untuk itu matakuliah Pengantar Manajemen dan Kewirausahaan menggandeng pengusaha untuk mengisi Kuliah Tamu dengan tema “Belajar Bisnis dari Pengusaha”. Kuliah Tamu yang dihadari 87 mahasiswa Sastra Indonesia ini menghadirkan Agus 99 Jajag, seorang alumnus Prodi D3 Bahasa Inggris, Fakultas Sastra (FIB) UNEJ yang sukses menjadi pengusaha di kampung halamannya di Jajag, Banyuwangi.
Mahasiswa menyimak proses dan kiat-kiat Agus 99 Jajag dalam membangun bisnis from zero to hero. Agus memulai usaha dari keadaan “the power of kepepet”. Setelah mengirimkan 100 lamaran pekerjaan, dia diterima kerja di Telkomsel dengan posisi sebagai karyawan kontrak selama dua tahun. Saat menjelang kontraknya berakhir, dia memikirkan tentang masa depannya. Karena tidak ingin lagi bekerja di bawah orang lain, dia bertekad bulat untuk membangun usaha dengan membuka kios cendera mata (topi, arloji, sabuk, dll.) di teras Indomaret di dekat rumahnya. Lama kelamaan bisnisnya berkempang pesat, Agus dapat membuka kiosnya di seluruh Indomaret se-Banyuwangi, bahkan beberapa di Bondowoso, Situbondo dan Jember.
Oleh karena pikirannya selalu merasa ditantang oleh perkembangan bisnis, Agus melakukan istilahnya “pre-emptive strike” atau serangan pendahuluan, sebelum bisnisnya terkena disrupsi, Agus mengubah bisnisnya dengan menutup seluruh gerainya dengan mendirikan toko sendiri. Agar mendapatkan berkah tokonya dinamanakan “99 Jajag”, angka 99 didapat dari asmaul husna. Sebagai toko baru, Agus berupaya membranding tokonya dengan mengikuti event-event di Banyuwangi yang berpotensi mengumpulkan banyak orang. Yang ia lakukan tidak melulu direct selling tetapi menanamkan kesadaran merek (brand awarness) kepada khalayak yang hadir di event-event tersebut. Brand awarness mengenai nama dan keberadaan tokonya serta produk yang ditawarkan dilakukan melalui pemasangan umbul-umbul, banner, brosur, dll. di sekitar lokasi event. Selain itu dia melihat potensi buruh migran Indonesia yang berasal dari Banyuwangi dan sekitarnya sebagai konsumen yang potensial dengan menggandeng para pemimpin buruh migran sebagai ujung tombak promosi. Selain itu Agus juga memanfaatkan media sosial untuk branding dan marketing usahanya.
Dalam mengelola keuangan untuk kelangsungan bisnisnya, Agus membuat tiga pos, yaitu pos untuk konsumsi sehari-hari, pos untuk gaji dirinya, dan pos untuk investasi. Dengan pengelolaan tersebut, untuk membangun dan memperbesar bisnisnya, Agus hampir tidak tergantung pinjaman bank. Pada akhir-akhir ini selain memiliki toko grosir asesoris “99 Jajag”, berangkat dari kesukaannya atau hobinya nge-gym, Agus akhirnya juga membuka “99 Gym Jajag”.
Dari Kuliah tamu ini mahasiswa dapat memetik ilmu dan informasi tentang bagaimana memulai usaha, bagaimana harus cerdas membaca peluang, menghadapi ancaman dan tantangan. Agus dapat mengubah SWOT (Strengths, Weakness, Opportunities, Threats) menjadi SCOC (Strenghts, Challange, Oportunities, Challange) agar bisnisnya tetap bertahan dan berkembang.

 

 

Presiden Jokowi berpesan terhadap perguruan tinggi bahwa dalam menghadapi disrupsi dan perubahan di masa pandemi ini perguruan tinggi perlu menghadirkan praktisi dan pelaku industri dalam pelaksanaan belajar mengajar di kelas-kelas kuliah. Untuk itu matakuliah Pengantar Manajemen dan Kewirausahaan menggandeng pengusaha untuk mengisi Kuliah Tamu dengan tema “Belajar Bisnis dari Pengusaha”. Kuliah Tamu yang dihadari 87 mahasiswa Sastra Indonesia ini menghadirkan Agus 99 Jajag, seorang alumnus Prodi D3 Bahasa Inggris, Fakultas Sastra (FIB) UNEJ yang sukses menjadi pengusaha di kampung halamannya di Jajag, Banyuwangi.
Mahasiswa menyimak proses dan kiat-kiat Agus 99 Jajag dalam membangun bisnis from zero to hero. Agus memulai usaha dari keadaan “the power of kepepet”. Setelah mengirimkan 100 lamaran pekerjaan, dia diterima kerja di Telkomsel dengan posisi sebagai karyawan kontrak selama dua tahun. Saat menjelang kontraknya berakhir, dia memikirkan tentang masa depannya. Karena tidak ingin lagi bekerja di bawah orang lain, dia bertekad bulat untuk membangun usaha dengan membuka kios cendera mata (topi, arloji, sabuk, dll.) di teras Indomaret di dekat rumahnya. Lama kelamaan bisnisnya berkempang pesat, Agus dapat membuka kiosnya di seluruh Indomaret se-Banyuwangi, bahkan beberapa di Bondowoso, Situbondo dan Jember.
Oleh karena pikirannya selalu merasa ditantang oleh perkembangan bisnis, Agus melakukan istilahnya “pre-emptive strike” atau serangan pendahuluan, sebelum bisnisnya terkena disrupsi, Agus mengubah bisnisnya dengan menutup seluruh gerainya dengan mendirikan toko sendiri. Agar mendapatkan berkah tokonya dinamanakan “99 Jajag”, angka 99 didapat dari asmaul husna. Sebagai toko baru, Agus berupaya membranding tokonya dengan mengikuti event-event di Banyuwangi yang berpotensi mengumpulkan banyak orang. Yang ia lakukan tidak melulu direct selling tetapi menanamkan kesadaran merek (brand awarness) kepada khalayak yang hadir di event-event tersebut. Brand awarness mengenai nama dan keberadaan tokonya serta produk yang ditawarkan dilakukan melalui pemasangan umbul-umbul, banner, brosur, dll. di sekitar lokasi event. Selain itu dia melihat potensi buruh migran Indonesia yang berasal dari Banyuwangi dan sekitarnya sebagai konsumen yang potensial dengan menggandeng para pemimpin buruh migran sebagai ujung tombak promosi. Selain itu Agus juga memanfaatkan media sosial untuk branding dan marketing usahanya.
Dalam mengelola keuangan untuk kelangsungan bisnisnya, Agus membuat tiga pos, yaitu pos untuk konsumsi sehari-hari, pos untuk gaji dirinya, dan pos untuk investasi. Dengan pengelolaan tersebut, untuk membangun dan memperbesar bisnisnya, Agus hampir tidak tergantung pinjaman bank. Pada akhir-akhir ini selain memiliki toko grosir asesoris “99 Jajag”, berangkat dari kesukaannya atau hobinya nge-gym, Agus akhirnya juga membuka “99 Gym Jajag”.
Dari Kuliah tamu ini mahasiswa dapat memetik ilmu dan informasi tentang bagaimana memulai usaha, bagaimana harus cerdas membaca peluang, menghadapi ancaman dan tantangan. Agus dapat mengubah SWOT (Strengths, Weakness, Opportunities, Threats) menjadi SCOC (Strenghts, Challange, Oportunities, Challange) agar bisnisnya tetap bertahan dan berkembang.

 

Presiden Jokowi berpesan terhadap perguruan tinggi bahwa dalam menghadapi disrupsi dan perubahan di masa pandemi ini perguruan tinggi perlu menghadirkan praktisi dan pelaku industri dalam pelaksanaan belajar mengajar di kelas-kelas kuliah. Untuk itu matakuliah Pengantar Manajemen dan Kewirausahaan menggandeng pengusaha untuk mengisi Kuliah Tamu dengan tema “Belajar Bisnis dari Pengusaha”. Kuliah Tamu yang dihadari 87 mahasiswa Sastra Indonesia ini menghadirkan Agus 99 Jajag, seorang alumnus Prodi D3 Bahasa Inggris, Fakultas Sastra (FIB) UNEJ yang sukses menjadi pengusaha di kampung halamannya di Jajag, Banyuwangi.
Mahasiswa menyimak proses dan kiat-kiat Agus 99 Jajag dalam membangun bisnis from zero to hero. Agus memulai usaha dari keadaan “the power of kepepet”. Setelah mengirimkan 100 lamaran pekerjaan, dia diterima kerja di Telkomsel dengan posisi sebagai karyawan kontrak selama dua tahun. Saat menjelang kontraknya berakhir, dia memikirkan tentang masa depannya. Karena tidak ingin lagi bekerja di bawah orang lain, dia bertekad bulat untuk membangun usaha dengan membuka kios cendera mata (topi, arloji, sabuk, dll.) di teras Indomaret di dekat rumahnya. Lama kelamaan bisnisnya berkempang pesat, Agus dapat membuka kiosnya di seluruh Indomaret se-Banyuwangi, bahkan beberapa di Bondowoso, Situbondo dan Jember.
Oleh karena pikirannya selalu merasa ditantang oleh perkembangan bisnis, Agus melakukan istilahnya “pre-emptive strike” atau serangan pendahuluan, sebelum bisnisnya terkena disrupsi, Agus mengubah bisnisnya dengan menutup seluruh gerainya dengan mendirikan toko sendiri. Agar mendapatkan berkah tokonya dinamanakan “99 Jajag”, angka 99 didapat dari asmaul husna. Sebagai toko baru, Agus berupaya membranding tokonya dengan mengikuti event-event di Banyuwangi yang berpotensi mengumpulkan banyak orang. Yang ia lakukan tidak melulu direct selling tetapi menanamkan kesadaran merek (brand awarness) kepada khalayak yang hadir di event-event tersebut. Brand awarness mengenai nama dan keberadaan tokonya serta produk yang ditawarkan dilakukan melalui pemasangan umbul-umbul, banner, brosur, dll. di sekitar lokasi event. Selain itu dia melihat potensi buruh migran Indonesia yang berasal dari Banyuwangi dan sekitarnya sebagai konsumen yang potensial dengan menggandeng para pemimpin buruh migran sebagai ujung tombak promosi. Selain itu Agus juga memanfaatkan media sosial untuk branding dan marketing usahanya.
Dalam mengelola keuangan untuk kelangsungan bisnisnya, Agus membuat tiga pos, yaitu pos untuk konsumsi sehari-hari, pos untuk gaji dirinya, dan pos untuk investasi. Dengan pengelolaan tersebut, untuk membangun dan memperbesar bisnisnya, Agus hampir tidak tergantung pinjaman bank. Pada akhir-akhir ini selain memiliki toko grosir asesoris “99 Jajag”, berangkat dari kesukaannya atau hobinya nge-gym, Agus akhirnya juga membuka “99 Gym Jajag”.
Dari Kuliah tamu ini mahasiswa dapat memetik ilmu dan informasi tentang bagaimana memulai usaha, bagaimana harus cerdas membaca peluang, menghadapi ancaman dan tantangan. Agus dapat mengubah SWOT (Strengths, Weakness, Opportunities, Threats) menjadi SCOC (Strenghts, Challange, Oportunities, Challange) agar bisnisnya tetap bertahan dan berkembang.

 

Presiden Jokowi berpesan terhadap perguruan tinggi bahwa dalam menghadapi disrupsi dan perubahan di masa pandemi ini perguruan tinggi perlu menghadirkan praktisi dan pelaku industri dalam pelaksanaan belajar mengajar di kelas-kelas kuliah. Untuk itu matakuliah Pengantar Manajemen dan Kewirausahaan menggandeng pengusaha untuk mengisi Kuliah Tamu dengan tema “Belajar Bisnis dari Pengusaha”. Kuliah Tamu yang dihadari 87 mahasiswa Sastra Indonesia ini menghadirkan Agus 99 Jajag, seorang alumnus Prodi D3 Bahasa Inggris, Fakultas Sastra (FIB) UNEJ yang sukses menjadi pengusaha di kampung halamannya di Jajag, Banyuwangi.
Mahasiswa menyimak proses dan kiat-kiat Agus 99 Jajag dalam membangun bisnis from zero to hero. Agus memulai usaha dari keadaan “the power of kepepet”. Setelah mengirimkan 100 lamaran pekerjaan, dia diterima kerja di Telkomsel dengan posisi sebagai karyawan kontrak selama dua tahun. Saat menjelang kontraknya berakhir, dia memikirkan tentang masa depannya. Karena tidak ingin lagi bekerja di bawah orang lain, dia bertekad bulat untuk membangun usaha dengan membuka kios cendera mata (topi, arloji, sabuk, dll.) di teras Indomaret di dekat rumahnya. Lama kelamaan bisnisnya berkempang pesat, Agus dapat membuka kiosnya di seluruh Indomaret se-Banyuwangi, bahkan beberapa di Bondowoso, Situbondo dan Jember.
Oleh karena pikirannya selalu merasa ditantang oleh perkembangan bisnis, Agus melakukan istilahnya “pre-emptive strike” atau serangan pendahuluan, sebelum bisnisnya terkena disrupsi, Agus mengubah bisnisnya dengan menutup seluruh gerainya dengan mendirikan toko sendiri. Agar mendapatkan berkah tokonya dinamanakan “99 Jajag”, angka 99 didapat dari asmaul husna. Sebagai toko baru, Agus berupaya membranding tokonya dengan mengikuti event-event di Banyuwangi yang berpotensi mengumpulkan banyak orang. Yang ia lakukan tidak melulu direct selling tetapi menanamkan kesadaran merek (brand awarness) kepada khalayak yang hadir di event-event tersebut. Brand awarness mengenai nama dan keberadaan tokonya serta produk yang ditawarkan dilakukan melalui pemasangan umbul-umbul, banner, brosur, dll. di sekitar lokasi event. Selain itu dia melihat potensi buruh migran Indonesia yang berasal dari Banyuwangi dan sekitarnya sebagai konsumen yang potensial dengan menggandeng para pemimpin buruh migran sebagai ujung tombak promosi. Selain itu Agus juga memanfaatkan media sosial untuk branding dan marketing usahanya.
Dalam mengelola keuangan untuk kelangsungan bisnisnya, Agus membuat tiga pos, yaitu pos untuk konsumsi sehari-hari, pos untuk gaji dirinya, dan pos untuk investasi. Dengan pengelolaan tersebut, untuk membangun dan memperbesar bisnisnya, Agus hampir tidak tergantung pinjaman bank. Pada akhir-akhir ini selain memiliki toko grosir asesoris “99 Jajag”, berangkat dari kesukaannya atau hobinya nge-gym, Agus akhirnya juga membuka “99 Gym Jajag”.
Dari Kuliah tamu ini mahasiswa dapat memetik ilmu dan informasi tentang bagaimana memulai usaha, bagaimana harus cerdas membaca peluang, menghadapi ancaman dan tantangan. Agus dapat mengubah SWOT (Strengths, Weakness, Opportunities, Threats) menjadi SCOC (Strenghts, Challange, Oportunities, Challange) agar bisnisnya tetap bertahan dan berkembang.

[:]

[:de]

Presiden Jokowi berpesan terhadap perguruan tinggi bahwa dalam menghadapi disrupsi dan perubahan di masa pandemi ini perguruan tinggi perlu menghadirkan praktisi dan pelaku industri dalam pelaksanaan belajar mengajar di kelas-kelas kuliah. Untuk itu matakuliah Pengantar Manajemen dan Kewirausahaan menggandeng pengusaha untuk mengisi Kuliah Tamu dengan tema “Belajar Bisnis dari Pengusaha”. Kuliah Tamu yang dihadari 87 mahasiswa Sastra Indonesia ini menghadirkan Agus 99 Jajag, seorang alumnus Prodi D3 Bahasa Inggris, Fakultas Sastra (FIB) UNEJ yang sukses menjadi pengusaha di kampung halamannya di Jajag, Banyuwangi.
Mahasiswa menyimak proses dan kiat-kiat Agus 99 Jajag dalam membangun bisnis from zero to hero. Agus memulai usaha dari keadaan “the power of kepepet”. Setelah mengirimkan 100 lamaran pekerjaan, dia diterima kerja di Telkomsel dengan posisi sebagai karyawan kontrak selama dua tahun. Saat menjelang kontraknya berakhir, dia memikirkan tentang masa depannya. Karena tidak ingin lagi bekerja di bawah orang lain, dia bertekad bulat untuk membangun usaha dengan membuka Kios Jam tangan dan Kacamata di teras Indomaret di dekat rumahnya. Lama kelamaan bisnisnya berkempang pesat, Agus dapat membuka kiosnya di seluruh Indomaret se-Banyuwangi, bahkan beberapa di Bondowoso, Situbondo dan Jember.
Oleh karena pikirannya selalu merasa ditantang oleh perkembangan bisnis, Agus melakukan istilahnya “pre-emptive strike” atau serangan pendahuluan, sebelum bisnisnya terkena disrupsi, Agus mengubah bisnisnya dengan menutup seluruh gerainya dengan mendirikan toko sendiri. Agar mendapatkan berkah tokonya dinamanakan “99 Jajag”, angka 99 didapat dari asmaul husna. Sebagai toko baru, Agus berupaya membranding tokonya dengan mengikuti event-event di Banyuwangi yang berpotensi mengumpulkan banyak orang. Yang ia lakukan tidak melulu direct selling tetapi menanamkan kesadaran merek (brand awarness) kepada khalayak yang hadir di event-event tersebut. Brand awarness mengenai nama dan keberadaan tokonya serta produk yang ditawarkan dilakukan melalui pemasangan umbul-umbul, banner, brosur, dll. di sekitar lokasi event. Selain itu dia melihat potensi buruh migran Indonesia yang berasal dari Banyuwangi dan sekitarnya sebagai konsumen yang potensial dengan menggandeng para pemimpin buruh migran sebagai ujung tombak promosi. Selain itu Agus juga memanfaatkan media sosial untuk branding dan marketing usahanya.
Dalam mengelola keuangan untuk kelangsungan bisnisnya, Agus membuat tiga pos, yaitu pos untuk konsumsi sehari-hari, pos untuk gaji dirinya, dan pos untuk investasi. Dengan pengelolaan tersebut, untuk membangun dan memperbesar bisnisnya, Agus hampir tidak tergantung pinjaman bank. Pada akhir-akhir ini selain memiliki toko grosir asesoris “99 Jajag”, berangkat dari kesukaannya atau hobinya nge-gym, Agus akhirnya juga membuka “99 Gym Jajag”.
Dari Kuliah tamu ini mahasiswa dapat memetik ilmu dan informasi tentang bagaimana memulai usaha, bagaimana harus cerdas membaca peluang, menghadapi ancaman dan tantangan. Agus dapat mengubah SWOT (Strengths, Weakness, Opportunities, Threats) menjadi SCOC (Strenghts, Challange, Oportunities, Challange) agar bisnisnya tetap bertahan dan berkembang.

 

 

Presiden Jokowi berpesan terhadap perguruan tinggi bahwa dalam menghadapi disrupsi dan perubahan di masa pandemi ini perguruan tinggi perlu menghadirkan praktisi dan pelaku industri dalam pelaksanaan belajar mengajar di kelas-kelas kuliah. Untuk itu matakuliah Pengantar Manajemen dan Kewirausahaan menggandeng pengusaha untuk mengisi Kuliah Tamu dengan tema “Belajar Bisnis dari Pengusaha”. Kuliah Tamu yang dihadari 87 mahasiswa Sastra Indonesia ini menghadirkan Agus 99 Jajag, seorang alumnus Prodi D3 Bahasa Inggris, Fakultas Sastra (FIB) UNEJ yang sukses menjadi pengusaha di kampung halamannya di Jajag, Banyuwangi.
Mahasiswa menyimak proses dan kiat-kiat Agus 99 Jajag dalam membangun bisnis from zero to hero. Agus memulai usaha dari keadaan “the power of kepepet”. Setelah mengirimkan 100 lamaran pekerjaan, dia diterima kerja di Telkomsel dengan posisi sebagai karyawan kontrak selama dua tahun. Saat menjelang kontraknya berakhir, dia memikirkan tentang masa depannya. Karena tidak ingin lagi bekerja di bawah orang lain, dia bertekad bulat untuk membangun usaha dengan membuka kios cendera mata (topi, arloji, sabuk, dll.) di teras Indomaret di dekat rumahnya. Lama kelamaan bisnisnya berkempang pesat, Agus dapat membuka kiosnya di seluruh Indomaret se-Banyuwangi, bahkan beberapa di Bondowoso, Situbondo dan Jember.
Oleh karena pikirannya selalu merasa ditantang oleh perkembangan bisnis, Agus melakukan istilahnya “pre-emptive strike” atau serangan pendahuluan, sebelum bisnisnya terkena disrupsi, Agus mengubah bisnisnya dengan menutup seluruh gerainya dengan mendirikan toko sendiri. Agar mendapatkan berkah tokonya dinamanakan “99 Jajag”, angka 99 didapat dari asmaul husna. Sebagai toko baru, Agus berupaya membranding tokonya dengan mengikuti event-event di Banyuwangi yang berpotensi mengumpulkan banyak orang. Yang ia lakukan tidak melulu direct selling tetapi menanamkan kesadaran merek (brand awarness) kepada khalayak yang hadir di event-event tersebut. Brand awarness mengenai nama dan keberadaan tokonya serta produk yang ditawarkan dilakukan melalui pemasangan umbul-umbul, banner, brosur, dll. di sekitar lokasi event. Selain itu dia melihat potensi buruh migran Indonesia yang berasal dari Banyuwangi dan sekitarnya sebagai konsumen yang potensial dengan menggandeng para pemimpin buruh migran sebagai ujung tombak promosi. Selain itu Agus juga memanfaatkan media sosial untuk branding dan marketing usahanya.
Dalam mengelola keuangan untuk kelangsungan bisnisnya, Agus membuat tiga pos, yaitu pos untuk konsumsi sehari-hari, pos untuk gaji dirinya, dan pos untuk investasi. Dengan pengelolaan tersebut, untuk membangun dan memperbesar bisnisnya, Agus hampir tidak tergantung pinjaman bank. Pada akhir-akhir ini selain memiliki toko grosir asesoris “99 Jajag”, berangkat dari kesukaannya atau hobinya nge-gym, Agus akhirnya juga membuka “99 Gym Jajag”.
Dari Kuliah tamu ini mahasiswa dapat memetik ilmu dan informasi tentang bagaimana memulai usaha, bagaimana harus cerdas membaca peluang, menghadapi ancaman dan tantangan. Agus dapat mengubah SWOT (Strengths, Weakness, Opportunities, Threats) menjadi SCOC (Strenghts, Challange, Oportunities, Challange) agar bisnisnya tetap bertahan dan berkembang.

 

 

Presiden Jokowi berpesan terhadap perguruan tinggi bahwa dalam menghadapi disrupsi dan perubahan di masa pandemi ini perguruan tinggi perlu menghadirkan praktisi dan pelaku industri dalam pelaksanaan belajar mengajar di kelas-kelas kuliah. Untuk itu matakuliah Pengantar Manajemen dan Kewirausahaan menggandeng pengusaha untuk mengisi Kuliah Tamu dengan tema “Belajar Bisnis dari Pengusaha”. Kuliah Tamu yang dihadari 87 mahasiswa Sastra Indonesia ini menghadirkan Agus 99 Jajag, seorang alumnus Prodi D3 Bahasa Inggris, Fakultas Sastra (FIB) UNEJ yang sukses menjadi pengusaha di kampung halamannya di Jajag, Banyuwangi.
Mahasiswa menyimak proses dan kiat-kiat Agus 99 Jajag dalam membangun bisnis from zero to hero. Agus memulai usaha dari keadaan “the power of kepepet”. Setelah mengirimkan 100 lamaran pekerjaan, dia diterima kerja di Telkomsel dengan posisi sebagai karyawan kontrak selama dua tahun. Saat menjelang kontraknya berakhir, dia memikirkan tentang masa depannya. Karena tidak ingin lagi bekerja di bawah orang lain, dia bertekad bulat untuk membangun usaha dengan membuka Kios Jam Tangan dan Kacamata di teras Indomaret di dekat rumahnya. Lama kelamaan bisnisnya berkempang pesat, Agus dapat membuka kiosnya di seluruh Indomaret se-Banyuwangi, bahkan beberapa di Bondowoso, Situbondo dan Jember.
Oleh karena pikirannya selalu merasa ditantang oleh perkembangan bisnis, Agus melakukan istilahnya “pre-emptive strike” atau serangan pendahuluan, sebelum bisnisnya terkena disrupsi, Agus mengubah bisnisnya dengan menutup seluruh gerainya dengan mendirikan toko sendiri. Agar mendapatkan berkah tokonya dinamanakan “99 Jajag”, angka 99 didapat dari asmaul husna. Sebagai toko baru, Agus berupaya membranding tokonya dengan mengikuti event-event di Banyuwangi yang berpotensi mengumpulkan banyak orang. Yang ia lakukan tidak melulu direct selling tetapi menanamkan kesadaran merek (brand awarness) kepada khalayak yang hadir di event-event tersebut. Brand awarness mengenai nama dan keberadaan tokonya serta produk yang ditawarkan dilakukan melalui pemasangan umbul-umbul, banner, brosur, dll. di sekitar lokasi event. Selain itu dia melihat potensi buruh migran Indonesia yang berasal dari Banyuwangi dan sekitarnya sebagai konsumen yang potensial dengan menggandeng para pemimpin buruh migran sebagai ujung tombak promosi. Selain itu Agus juga memanfaatkan media sosial untuk branding dan marketing usahanya.
Dalam mengelola keuangan untuk kelangsungan bisnisnya, Agus membuat tiga pos, yaitu pos untuk konsumsi sehari-hari, pos untuk gaji dirinya, dan pos untuk investasi. Dengan pengelolaan tersebut, untuk membangun dan memperbesar bisnisnya, Agus hampir tidak tergantung pinjaman bank. Pada akhir-akhir ini selain memiliki toko grosir asesoris “99 Jajag”, berangkat dari kesukaannya atau hobinya nge-gym, Agus akhirnya juga membuka “99 Gym Jajag”.
Dari Kuliah tamu ini mahasiswa dapat memetik ilmu dan informasi tentang bagaimana memulai usaha, bagaimana harus cerdas membaca peluang, menghadapi ancaman dan tantangan. Agus dapat mengubah SWOT (Strengths, Weakness, Opportunities, Threats) menjadi SCOC (Strenghts, Challange, Oportunities, Challange) agar bisnisnya tetap bertahan dan berkembang.

 

Presiden Jokowi berpesan terhadap perguruan tinggi bahwa dalam menghadapi disrupsi dan perubahan di masa pandemi ini perguruan tinggi perlu menghadirkan praktisi dan pelaku industri dalam pelaksanaan belajar mengajar di kelas-kelas kuliah. Untuk itu matakuliah Pengantar Manajemen dan Kewirausahaan menggandeng pengusaha untuk mengisi Kuliah Tamu dengan tema “Belajar Bisnis dari Pengusaha”. Kuliah Tamu yang dihadari 87 mahasiswa Sastra Indonesia ini menghadirkan Agus 99 Jajag, seorang alumnus Prodi D3 Bahasa Inggris, Fakultas Sastra (FIB) UNEJ yang sukses menjadi pengusaha di kampung halamannya di Jajag, Banyuwangi.
Mahasiswa menyimak proses dan kiat-kiat Agus 99 Jajag dalam membangun bisnis from zero to hero. Agus memulai usaha dari keadaan “the power of kepepet”. Setelah mengirimkan 100 lamaran pekerjaan, dia diterima kerja di Telkomsel dengan posisi sebagai karyawan kontrak selama dua tahun. Saat menjelang kontraknya berakhir, dia memikirkan tentang masa depannya. Karena tidak ingin lagi bekerja di bawah orang lain, dia bertekad bulat untuk membangun usaha dengan membuka kios cendera mata (topi, arloji, sabuk, dll.) di teras Indomaret di dekat rumahnya. Lama kelamaan bisnisnya berkempang pesat, Agus dapat membuka kiosnya di seluruh Indomaret se-Banyuwangi, bahkan beberapa di Bondowoso, Situbondo dan Jember.
Oleh karena pikirannya selalu merasa ditantang oleh perkembangan bisnis, Agus melakukan istilahnya “pre-emptive strike” atau serangan pendahuluan, sebelum bisnisnya terkena disrupsi, Agus mengubah bisnisnya dengan menutup seluruh gerainya dengan mendirikan toko sendiri. Agar mendapatkan berkah tokonya dinamanakan “99 Jajag”, angka 99 didapat dari asmaul husna. Sebagai toko baru, Agus berupaya membranding tokonya dengan mengikuti event-event di Banyuwangi yang berpotensi mengumpulkan banyak orang. Yang ia lakukan tidak melulu direct selling tetapi menanamkan kesadaran merek (brand awarness) kepada khalayak yang hadir di event-event tersebut. Brand awarness mengenai nama dan keberadaan tokonya serta produk yang ditawarkan dilakukan melalui pemasangan umbul-umbul, banner, brosur, dll. di sekitar lokasi event. Selain itu dia melihat potensi buruh migran Indonesia yang berasal dari Banyuwangi dan sekitarnya sebagai konsumen yang potensial dengan menggandeng para pemimpin buruh migran sebagai ujung tombak promosi. Selain itu Agus juga memanfaatkan media sosial untuk branding dan marketing usahanya.
Dalam mengelola keuangan untuk kelangsungan bisnisnya, Agus membuat tiga pos, yaitu pos untuk konsumsi sehari-hari, pos untuk gaji dirinya, dan pos untuk investasi. Dengan pengelolaan tersebut, untuk membangun dan memperbesar bisnisnya, Agus hampir tidak tergantung pinjaman bank. Pada akhir-akhir ini selain memiliki toko grosir asesoris “99 Jajag”, berangkat dari kesukaannya atau hobinya nge-gym, Agus akhirnya juga membuka “99 Gym Jajag”.
Dari Kuliah tamu ini mahasiswa dapat memetik ilmu dan informasi tentang bagaimana memulai usaha, bagaimana harus cerdas membaca peluang, menghadapi ancaman dan tantangan. Agus dapat mengubah SWOT (Strengths, Weakness, Opportunities, Threats) menjadi SCOC (Strenghts, Challange, Oportunities, Challange) agar bisnisnya tetap bertahan dan berkembang.

 

 

Presiden Jokowi berpesan terhadap perguruan tinggi bahwa dalam menghadapi disrupsi dan perubahan di masa pandemi ini perguruan tinggi perlu menghadirkan praktisi dan pelaku industri dalam pelaksanaan belajar mengajar di kelas-kelas kuliah. Untuk itu matakuliah Pengantar Manajemen dan Kewirausahaan menggandeng pengusaha untuk mengisi Kuliah Tamu dengan tema “Belajar Bisnis dari Pengusaha”. Kuliah Tamu yang dihadari 87 mahasiswa Sastra Indonesia ini menghadirkan Agus 99 Jajag, seorang alumnus Prodi D3 Bahasa Inggris, Fakultas Sastra (FIB) UNEJ yang sukses menjadi pengusaha di kampung halamannya di Jajag, Banyuwangi.
Mahasiswa menyimak proses dan kiat-kiat Agus 99 Jajag dalam membangun bisnis from zero to hero. Agus memulai usaha dari keadaan “the power of kepepet”. Setelah mengirimkan 100 lamaran pekerjaan, dia diterima kerja di Telkomsel dengan posisi sebagai karyawan kontrak selama dua tahun. Saat menjelang kontraknya berakhir, dia memikirkan tentang masa depannya. Karena tidak ingin lagi bekerja di bawah orang lain, dia bertekad bulat untuk membangun usaha dengan membuka kios cendera mata (topi, arloji, sabuk, dll.) di teras Indomaret di dekat rumahnya. Lama kelamaan bisnisnya berkempang pesat, Agus dapat membuka kiosnya di seluruh Indomaret se-Banyuwangi, bahkan beberapa di Bondowoso, Situbondo dan Jember.
Oleh karena pikirannya selalu merasa ditantang oleh perkembangan bisnis, Agus melakukan istilahnya “pre-emptive strike” atau serangan pendahuluan, sebelum bisnisnya terkena disrupsi, Agus mengubah bisnisnya dengan menutup seluruh gerainya dengan mendirikan toko sendiri. Agar mendapatkan berkah tokonya dinamanakan “99 Jajag”, angka 99 didapat dari asmaul husna. Sebagai toko baru, Agus berupaya membranding tokonya dengan mengikuti event-event di Banyuwangi yang berpotensi mengumpulkan banyak orang. Yang ia lakukan tidak melulu direct selling tetapi menanamkan kesadaran merek (brand awarness) kepada khalayak yang hadir di event-event tersebut. Brand awarness mengenai nama dan keberadaan tokonya serta produk yang ditawarkan dilakukan melalui pemasangan umbul-umbul, banner, brosur, dll. di sekitar lokasi event. Selain itu dia melihat potensi buruh migran Indonesia yang berasal dari Banyuwangi dan sekitarnya sebagai konsumen yang potensial dengan menggandeng para pemimpin buruh migran sebagai ujung tombak promosi. Selain itu Agus juga memanfaatkan media sosial untuk branding dan marketing usahanya.
Dalam mengelola keuangan untuk kelangsungan bisnisnya, Agus membuat tiga pos, yaitu pos untuk konsumsi sehari-hari, pos untuk gaji dirinya, dan pos untuk investasi. Dengan pengelolaan tersebut, untuk membangun dan memperbesar bisnisnya, Agus hampir tidak tergantung pinjaman bank. Pada akhir-akhir ini selain memiliki toko grosir asesoris “99 Jajag”, berangkat dari kesukaannya atau hobinya nge-gym, Agus akhirnya juga membuka “99 Gym Jajag”.
Dari Kuliah tamu ini mahasiswa dapat memetik ilmu dan informasi tentang bagaimana memulai usaha, bagaimana harus cerdas membaca peluang, menghadapi ancaman dan tantangan. Agus dapat mengubah SWOT (Strengths, Weakness, Opportunities, Threats) menjadi SCOC (Strenghts, Challange, Oportunities, Challange) agar bisnisnya tetap bertahan dan berkembang.

 

 

Presiden Jokowi berpesan terhadap perguruan tinggi bahwa dalam menghadapi disrupsi dan perubahan di masa pandemi ini perguruan tinggi perlu menghadirkan praktisi dan pelaku industri dalam pelaksanaan belajar mengajar di kelas-kelas kuliah. Untuk itu matakuliah Pengantar Manajemen dan Kewirausahaan menggandeng pengusaha untuk mengisi Kuliah Tamu dengan tema “Belajar Bisnis dari Pengusaha”. Kuliah Tamu yang dihadari 87 mahasiswa Sastra Indonesia ini menghadirkan Agus 99 Jajag, seorang alumnus Prodi D3 Bahasa Inggris, Fakultas Sastra (FIB) UNEJ yang sukses menjadi pengusaha di kampung halamannya di Jajag, Banyuwangi.
Mahasiswa menyimak proses dan kiat-kiat Agus 99 Jajag dalam membangun bisnis from zero to hero. Agus memulai usaha dari keadaan “the power of kepepet”. Setelah mengirimkan 100 lamaran pekerjaan, dia diterima kerja di Telkomsel dengan posisi sebagai karyawan kontrak selama dua tahun. Saat menjelang kontraknya berakhir, dia memikirkan tentang masa depannya. Karena tidak ingin lagi bekerja di bawah orang lain, dia bertekad bulat untuk membangun usaha dengan membuka kios cendera mata (topi, arloji, sabuk, dll.) di teras Indomaret di dekat rumahnya. Lama kelamaan bisnisnya berkempang pesat, Agus dapat membuka kiosnya di seluruh Indomaret se-Banyuwangi, bahkan beberapa di Bondowoso, Situbondo dan Jember.
Oleh karena pikirannya selalu merasa ditantang oleh perkembangan bisnis, Agus melakukan istilahnya “pre-emptive strike” atau serangan pendahuluan, sebelum bisnisnya terkena disrupsi, Agus mengubah bisnisnya dengan menutup seluruh gerainya dengan mendirikan toko sendiri. Agar mendapatkan berkah tokonya dinamanakan “99 Jajag”, angka 99 didapat dari asmaul husna. Sebagai toko baru, Agus berupaya membranding tokonya dengan mengikuti event-event di Banyuwangi yang berpotensi mengumpulkan banyak orang. Yang ia lakukan tidak melulu direct selling tetapi menanamkan kesadaran merek (brand awarness) kepada khalayak yang hadir di event-event tersebut. Brand awarness mengenai nama dan keberadaan tokonya serta produk yang ditawarkan dilakukan melalui pemasangan umbul-umbul, banner, brosur, dll. di sekitar lokasi event. Selain itu dia melihat potensi buruh migran Indonesia yang berasal dari Banyuwangi dan sekitarnya sebagai konsumen yang potensial dengan menggandeng para pemimpin buruh migran sebagai ujung tombak promosi. Selain itu Agus juga memanfaatkan media sosial untuk branding dan marketing usahanya.
Dalam mengelola keuangan untuk kelangsungan bisnisnya, Agus membuat tiga pos, yaitu pos untuk konsumsi sehari-hari, pos untuk gaji dirinya, dan pos untuk investasi. Dengan pengelolaan tersebut, untuk membangun dan memperbesar bisnisnya, Agus hampir tidak tergantung pinjaman bank. Pada akhir-akhir ini selain memiliki toko grosir asesoris “99 Jajag”, berangkat dari kesukaannya atau hobinya nge-gym, Agus akhirnya juga membuka “99 Gym Jajag”.
Dari Kuliah tamu ini mahasiswa dapat memetik ilmu dan informasi tentang bagaimana memulai usaha, bagaimana harus cerdas membaca peluang, menghadapi ancaman dan tantangan. Agus dapat mengubah SWOT (Strengths, Weakness, Opportunities, Threats) menjadi SCOC (Strenghts, Challange, Oportunities, Challange) agar bisnisnya tetap bertahan dan berkembang.

 

Presiden Jokowi berpesan terhadap perguruan tinggi bahwa dalam menghadapi disrupsi dan perubahan di masa pandemi ini perguruan tinggi perlu menghadirkan praktisi dan pelaku industri dalam pelaksanaan belajar mengajar di kelas-kelas kuliah. Untuk itu matakuliah Pengantar Manajemen dan Kewirausahaan menggandeng pengusaha untuk mengisi Kuliah Tamu dengan tema “Belajar Bisnis dari Pengusaha”. Kuliah Tamu yang dihadari 87 mahasiswa Sastra Indonesia ini menghadirkan Agus 99 Jajag, seorang alumnus Prodi D3 Bahasa Inggris, Fakultas Sastra (FIB) UNEJ yang sukses menjadi pengusaha di kampung halamannya di Jajag, Banyuwangi.
Mahasiswa menyimak proses dan kiat-kiat Agus 99 Jajag dalam membangun bisnis from zero to hero. Agus memulai usaha dari keadaan “the power of kepepet”. Setelah mengirimkan 100 lamaran pekerjaan, dia diterima kerja di Telkomsel dengan posisi sebagai karyawan kontrak selama dua tahun. Saat menjelang kontraknya berakhir, dia memikirkan tentang masa depannya. Karena tidak ingin lagi bekerja di bawah orang lain, dia bertekad bulat untuk membangun usaha dengan membuka kios cendera mata (topi, arloji, sabuk, dll.) di teras Indomaret di dekat rumahnya. Lama kelamaan bisnisnya berkempang pesat, Agus dapat membuka kiosnya di seluruh Indomaret se-Banyuwangi, bahkan beberapa di Bondowoso, Situbondo dan Jember.
Oleh karena pikirannya selalu merasa ditantang oleh perkembangan bisnis, Agus melakukan istilahnya “pre-emptive strike” atau serangan pendahuluan, sebelum bisnisnya terkena disrupsi, Agus mengubah bisnisnya dengan menutup seluruh gerainya dengan mendirikan toko sendiri. Agar mendapatkan berkah tokonya dinamanakan “99 Jajag”, angka 99 didapat dari asmaul husna. Sebagai toko baru, Agus berupaya membranding tokonya dengan mengikuti event-event di Banyuwangi yang berpotensi mengumpulkan banyak orang. Yang ia lakukan tidak melulu direct selling tetapi menanamkan kesadaran merek (brand awarness) kepada khalayak yang hadir di event-event tersebut. Brand awarness mengenai nama dan keberadaan tokonya serta produk yang ditawarkan dilakukan melalui pemasangan umbul-umbul, banner, brosur, dll. di sekitar lokasi event. Selain itu dia melihat potensi buruh migran Indonesia yang berasal dari Banyuwangi dan sekitarnya sebagai konsumen yang potensial dengan menggandeng para pemimpin buruh migran sebagai ujung tombak promosi. Selain itu Agus juga memanfaatkan media sosial untuk branding dan marketing usahanya.
Dalam mengelola keuangan untuk kelangsungan bisnisnya, Agus membuat tiga pos, yaitu pos untuk konsumsi sehari-hari, pos untuk gaji dirinya, dan pos untuk investasi. Dengan pengelolaan tersebut, untuk membangun dan memperbesar bisnisnya, Agus hampir tidak tergantung pinjaman bank. Pada akhir-akhir ini selain memiliki toko grosir asesoris “99 Jajag”, berangkat dari kesukaannya atau hobinya nge-gym, Agus akhirnya juga membuka “99 Gym Jajag”.
Dari Kuliah tamu ini mahasiswa dapat memetik ilmu dan informasi tentang bagaimana memulai usaha, bagaimana harus cerdas membaca peluang, menghadapi ancaman dan tantangan. Agus dapat mengubah SWOT (Strengths, Weakness, Opportunities, Threats) menjadi SCOC (Strenghts, Challange, Oportunities, Challange) agar bisnisnya tetap bertahan dan berkembang.

 

Presiden Jokowi berpesan terhadap perguruan tinggi bahwa dalam menghadapi disrupsi dan perubahan di masa pandemi ini perguruan tinggi perlu menghadirkan praktisi dan pelaku industri dalam pelaksanaan belajar mengajar di kelas-kelas kuliah. Untuk itu matakuliah Pengantar Manajemen dan Kewirausahaan menggandeng pengusaha untuk mengisi Kuliah Tamu dengan tema “Belajar Bisnis dari Pengusaha”. Kuliah Tamu yang dihadari 87 mahasiswa Sastra Indonesia ini menghadirkan Agus 99 Jajag, seorang alumnus Prodi D3 Bahasa Inggris, Fakultas Sastra (FIB) UNEJ yang sukses menjadi pengusaha di kampung halamannya di Jajag, Banyuwangi.
Mahasiswa menyimak proses dan kiat-kiat Agus 99 Jajag dalam membangun bisnis from zero to hero. Agus memulai usaha dari keadaan “the power of kepepet”. Setelah mengirimkan 100 lamaran pekerjaan, dia diterima kerja di Telkomsel dengan posisi sebagai karyawan kontrak selama dua tahun. Saat menjelang kontraknya berakhir, dia memikirkan tentang masa depannya. Karena tidak ingin lagi bekerja di bawah orang lain, dia bertekad bulat untuk membangun usaha dengan membuka kios cendera mata (topi, arloji, sabuk, dll.) di teras Indomaret di dekat rumahnya. Lama kelamaan bisnisnya berkempang pesat, Agus dapat membuka kiosnya di seluruh Indomaret se-Banyuwangi, bahkan beberapa di Bondowoso, Situbondo dan Jember.
Oleh karena pikirannya selalu merasa ditantang oleh perkembangan bisnis, Agus melakukan istilahnya “pre-emptive strike” atau serangan pendahuluan, sebelum bisnisnya terkena disrupsi, Agus mengubah bisnisnya dengan menutup seluruh gerainya dengan mendirikan toko sendiri. Agar mendapatkan berkah tokonya dinamanakan “99 Jajag”, angka 99 didapat dari asmaul husna. Sebagai toko baru, Agus berupaya membranding tokonya dengan mengikuti event-event di Banyuwangi yang berpotensi mengumpulkan banyak orang. Yang ia lakukan tidak melulu direct selling tetapi menanamkan kesadaran merek (brand awarness) kepada khalayak yang hadir di event-event tersebut. Brand awarness mengenai nama dan keberadaan tokonya serta produk yang ditawarkan dilakukan melalui pemasangan umbul-umbul, banner, brosur, dll. di sekitar lokasi event. Selain itu dia melihat potensi buruh migran Indonesia yang berasal dari Banyuwangi dan sekitarnya sebagai konsumen yang potensial dengan menggandeng para pemimpin buruh migran sebagai ujung tombak promosi. Selain itu Agus juga memanfaatkan media sosial untuk branding dan marketing usahanya.
Dalam mengelola keuangan untuk kelangsungan bisnisnya, Agus membuat tiga pos, yaitu pos untuk konsumsi sehari-hari, pos untuk gaji dirinya, dan pos untuk investasi. Dengan pengelolaan tersebut, untuk membangun dan memperbesar bisnisnya, Agus hampir tidak tergantung pinjaman bank. Pada akhir-akhir ini selain memiliki toko grosir asesoris “99 Jajag”, berangkat dari kesukaannya atau hobinya nge-gym, Agus akhirnya juga membuka “99 Gym Jajag”.
Dari Kuliah tamu ini mahasiswa dapat memetik ilmu dan informasi tentang bagaimana memulai usaha, bagaimana harus cerdas membaca peluang, menghadapi ancaman dan tantangan. Agus dapat mengubah SWOT (Strengths, Weakness, Opportunities, Threats) menjadi SCOC (Strenghts, Challange, Oportunities, Challange) agar bisnisnya tetap bertahan dan berkembang.

 

Presiden Jokowi berpesan terhadap perguruan tinggi bahwa dalam menghadapi disrupsi dan perubahan di masa pandemi ini perguruan tinggi perlu menghadirkan praktisi dan pelaku industri dalam pelaksanaan belajar mengajar di kelas-kelas kuliah. Untuk itu matakuliah Pengantar Manajemen dan Kewirausahaan menggandeng pengusaha untuk mengisi Kuliah Tamu dengan tema “Belajar Bisnis dari Pengusaha”. Kuliah Tamu yang dihadari 87 mahasiswa Sastra Indonesia ini menghadirkan Agus 99 Jajag, seorang alumnus Prodi D3 Bahasa Inggris, Fakultas Sastra (FIB) UNEJ yang sukses menjadi pengusaha di kampung halamannya di Jajag, Banyuwangi.
Mahasiswa menyimak proses dan kiat-kiat Agus 99 Jajag dalam membangun bisnis from zero to hero. Agus memulai usaha dari keadaan “the power of kepepet”. Setelah mengirimkan 100 lamaran pekerjaan, dia diterima kerja di Telkomsel dengan posisi sebagai karyawan kontrak selama dua tahun. Saat menjelang kontraknya berakhir, dia memikirkan tentang masa depannya. Karena tidak ingin lagi bekerja di bawah orang lain, dia bertekad bulat untuk membangun usaha dengan membuka Kios Jam tangan dan Kacamata di teras Indomaret di dekat rumahnya. Lama kelamaan bisnisnya berkempang pesat, Agus dapat membuka kiosnya di seluruh Indomaret se-Banyuwangi, bahkan beberapa di Bondowoso, Situbondo dan Jember.
Oleh karena pikirannya selalu merasa ditantang oleh perkembangan bisnis, Agus melakukan istilahnya “pre-emptive strike” atau serangan pendahuluan, sebelum bisnisnya terkena disrupsi, Agus mengubah bisnisnya dengan menutup seluruh gerainya dengan mendirikan toko sendiri. Agar mendapatkan berkah tokonya dinamanakan “99 Jajag”, angka 99 didapat dari asmaul husna. Sebagai toko baru, Agus berupaya membranding tokonya dengan mengikuti event-event di Banyuwangi yang berpotensi mengumpulkan banyak orang. Yang ia lakukan tidak melulu direct selling tetapi menanamkan kesadaran merek (brand awarness) kepada khalayak yang hadir di event-event tersebut. Brand awarness mengenai nama dan keberadaan tokonya serta produk yang ditawarkan dilakukan melalui pemasangan umbul-umbul, banner, brosur, dll. di sekitar lokasi event. Selain itu dia melihat potensi buruh migran Indonesia yang berasal dari Banyuwangi dan sekitarnya sebagai konsumen yang potensial dengan menggandeng para pemimpin buruh migran sebagai ujung tombak promosi. Selain itu Agus juga memanfaatkan media sosial untuk branding dan marketing usahanya.
Dalam mengelola keuangan untuk kelangsungan bisnisnya, Agus membuat tiga pos, yaitu pos untuk konsumsi sehari-hari, pos untuk gaji dirinya, dan pos untuk investasi. Dengan pengelolaan tersebut, untuk membangun dan memperbesar bisnisnya, Agus hampir tidak tergantung pinjaman bank. Pada akhir-akhir ini selain memiliki toko grosir asesoris “99 Jajag”, berangkat dari kesukaannya atau hobinya nge-gym, Agus akhirnya juga membuka “99 Gym Jajag”.
Dari Kuliah tamu ini mahasiswa dapat memetik ilmu dan informasi tentang bagaimana memulai usaha, bagaimana harus cerdas membaca peluang, menghadapi ancaman dan tantangan. Agus dapat mengubah SWOT (Strengths, Weakness, Opportunities, Threats) menjadi SCOC (Strenghts, Challange, Oportunities, Challange) agar bisnisnya tetap bertahan dan berkembang.

 

 

Presiden Jokowi berpesan terhadap perguruan tinggi bahwa dalam menghadapi disrupsi dan perubahan di masa pandemi ini perguruan tinggi perlu menghadirkan praktisi dan pelaku industri dalam pelaksanaan belajar mengajar di kelas-kelas kuliah. Untuk itu matakuliah Pengantar Manajemen dan Kewirausahaan menggandeng pengusaha untuk mengisi Kuliah Tamu dengan tema “Belajar Bisnis dari Pengusaha”. Kuliah Tamu yang dihadari 87 mahasiswa Sastra Indonesia ini menghadirkan Agus 99 Jajag, seorang alumnus Prodi D3 Bahasa Inggris, Fakultas Sastra (FIB) UNEJ yang sukses menjadi pengusaha di kampung halamannya di Jajag, Banyuwangi.
Mahasiswa menyimak proses dan kiat-kiat Agus 99 Jajag dalam membangun bisnis from zero to hero. Agus memulai usaha dari keadaan “the power of kepepet”. Setelah mengirimkan 100 lamaran pekerjaan, dia diterima kerja di Telkomsel dengan posisi sebagai karyawan kontrak selama dua tahun. Saat menjelang kontraknya berakhir, dia memikirkan tentang masa depannya. Karena tidak ingin lagi bekerja di bawah orang lain, dia bertekad bulat untuk membangun usaha dengan membuka kios cendera mata (topi, arloji, sabuk, dll.) di teras Indomaret di dekat rumahnya. Lama kelamaan bisnisnya berkempang pesat, Agus dapat membuka kiosnya di seluruh Indomaret se-Banyuwangi, bahkan beberapa di Bondowoso, Situbondo dan Jember.
Oleh karena pikirannya selalu merasa ditantang oleh perkembangan bisnis, Agus melakukan istilahnya “pre-emptive strike” atau serangan pendahuluan, sebelum bisnisnya terkena disrupsi, Agus mengubah bisnisnya dengan menutup seluruh gerainya dengan mendirikan toko sendiri. Agar mendapatkan berkah tokonya dinamanakan “99 Jajag”, angka 99 didapat dari asmaul husna. Sebagai toko baru, Agus berupaya membranding tokonya dengan mengikuti event-event di Banyuwangi yang berpotensi mengumpulkan banyak orang. Yang ia lakukan tidak melulu direct selling tetapi menanamkan kesadaran merek (brand awarness) kepada khalayak yang hadir di event-event tersebut. Brand awarness mengenai nama dan keberadaan tokonya serta produk yang ditawarkan dilakukan melalui pemasangan umbul-umbul, banner, brosur, dll. di sekitar lokasi event. Selain itu dia melihat potensi buruh migran Indonesia yang berasal dari Banyuwangi dan sekitarnya sebagai konsumen yang potensial dengan menggandeng para pemimpin buruh migran sebagai ujung tombak promosi. Selain itu Agus juga memanfaatkan media sosial untuk branding dan marketing usahanya.
Dalam mengelola keuangan untuk kelangsungan bisnisnya, Agus membuat tiga pos, yaitu pos untuk konsumsi sehari-hari, pos untuk gaji dirinya, dan pos untuk investasi. Dengan pengelolaan tersebut, untuk membangun dan memperbesar bisnisnya, Agus hampir tidak tergantung pinjaman bank. Pada akhir-akhir ini selain memiliki toko grosir asesoris “99 Jajag”, berangkat dari kesukaannya atau hobinya nge-gym, Agus akhirnya juga membuka “99 Gym Jajag”.
Dari Kuliah tamu ini mahasiswa dapat memetik ilmu dan informasi tentang bagaimana memulai usaha, bagaimana harus cerdas membaca peluang, menghadapi ancaman dan tantangan. Agus dapat mengubah SWOT (Strengths, Weakness, Opportunities, Threats) menjadi SCOC (Strenghts, Challange, Oportunities, Challange) agar bisnisnya tetap bertahan dan berkembang.

 

 

Presiden Jokowi berpesan terhadap perguruan tinggi bahwa dalam menghadapi disrupsi dan perubahan di masa pandemi ini perguruan tinggi perlu menghadirkan praktisi dan pelaku industri dalam pelaksanaan belajar mengajar di kelas-kelas kuliah. Untuk itu matakuliah Pengantar Manajemen dan Kewirausahaan menggandeng pengusaha untuk mengisi Kuliah Tamu dengan tema “Belajar Bisnis dari Pengusaha”. Kuliah Tamu yang dihadari 87 mahasiswa Sastra Indonesia ini menghadirkan Agus 99 Jajag, seorang alumnus Prodi D3 Bahasa Inggris, Fakultas Sastra (FIB) UNEJ yang sukses menjadi pengusaha di kampung halamannya di Jajag, Banyuwangi.
Mahasiswa menyimak proses dan kiat-kiat Agus 99 Jajag dalam membangun bisnis from zero to hero. Agus memulai usaha dari keadaan “the power of kepepet”. Setelah mengirimkan 100 lamaran pekerjaan, dia diterima kerja di Telkomsel dengan posisi sebagai karyawan kontrak selama dua tahun. Saat menjelang kontraknya berakhir, dia memikirkan tentang masa depannya. Karena tidak ingin lagi bekerja di bawah orang lain, dia bertekad bulat untuk membangun usaha dengan membuka Kios Jam Tangan dan Kacamata di teras Indomaret di dekat rumahnya. Lama kelamaan bisnisnya berkempang pesat, Agus dapat membuka kiosnya di seluruh Indomaret se-Banyuwangi, bahkan beberapa di Bondowoso, Situbondo dan Jember.
Oleh karena pikirannya selalu merasa ditantang oleh perkembangan bisnis, Agus melakukan istilahnya “pre-emptive strike” atau serangan pendahuluan, sebelum bisnisnya terkena disrupsi, Agus mengubah bisnisnya dengan menutup seluruh gerainya dengan mendirikan toko sendiri. Agar mendapatkan berkah tokonya dinamanakan “99 Jajag”, angka 99 didapat dari asmaul husna. Sebagai toko baru, Agus berupaya membranding tokonya dengan mengikuti event-event di Banyuwangi yang berpotensi mengumpulkan banyak orang. Yang ia lakukan tidak melulu direct selling tetapi menanamkan kesadaran merek (brand awarness) kepada khalayak yang hadir di event-event tersebut. Brand awarness mengenai nama dan keberadaan tokonya serta produk yang ditawarkan dilakukan melalui pemasangan umbul-umbul, banner, brosur, dll. di sekitar lokasi event. Selain itu dia melihat potensi buruh migran Indonesia yang berasal dari Banyuwangi dan sekitarnya sebagai konsumen yang potensial dengan menggandeng para pemimpin buruh migran sebagai ujung tombak promosi. Selain itu Agus juga memanfaatkan media sosial untuk branding dan marketing usahanya.
Dalam mengelola keuangan untuk kelangsungan bisnisnya, Agus membuat tiga pos, yaitu pos untuk konsumsi sehari-hari, pos untuk gaji dirinya, dan pos untuk investasi. Dengan pengelolaan tersebut, untuk membangun dan memperbesar bisnisnya, Agus hampir tidak tergantung pinjaman bank. Pada akhir-akhir ini selain memiliki toko grosir asesoris “99 Jajag”, berangkat dari kesukaannya atau hobinya nge-gym, Agus akhirnya juga membuka “99 Gym Jajag”.
Dari Kuliah tamu ini mahasiswa dapat memetik ilmu dan informasi tentang bagaimana memulai usaha, bagaimana harus cerdas membaca peluang, menghadapi ancaman dan tantangan. Agus dapat mengubah SWOT (Strengths, Weakness, Opportunities, Threats) menjadi SCOC (Strenghts, Challange, Oportunities, Challange) agar bisnisnya tetap bertahan dan berkembang.

 

Presiden Jokowi berpesan terhadap perguruan tinggi bahwa dalam menghadapi disrupsi dan perubahan di masa pandemi ini perguruan tinggi perlu menghadirkan praktisi dan pelaku industri dalam pelaksanaan belajar mengajar di kelas-kelas kuliah. Untuk itu matakuliah Pengantar Manajemen dan Kewirausahaan menggandeng pengusaha untuk mengisi Kuliah Tamu dengan tema “Belajar Bisnis dari Pengusaha”. Kuliah Tamu yang dihadari 87 mahasiswa Sastra Indonesia ini menghadirkan Agus 99 Jajag, seorang alumnus Prodi D3 Bahasa Inggris, Fakultas Sastra (FIB) UNEJ yang sukses menjadi pengusaha di kampung halamannya di Jajag, Banyuwangi.
Mahasiswa menyimak proses dan kiat-kiat Agus 99 Jajag dalam membangun bisnis from zero to hero. Agus memulai usaha dari keadaan “the power of kepepet”. Setelah mengirimkan 100 lamaran pekerjaan, dia diterima kerja di Telkomsel dengan posisi sebagai karyawan kontrak selama dua tahun. Saat menjelang kontraknya berakhir, dia memikirkan tentang masa depannya. Karena tidak ingin lagi bekerja di bawah orang lain, dia bertekad bulat untuk membangun usaha dengan membuka kios cendera mata (topi, arloji, sabuk, dll.) di teras Indomaret di dekat rumahnya. Lama kelamaan bisnisnya berkempang pesat, Agus dapat membuka kiosnya di seluruh Indomaret se-Banyuwangi, bahkan beberapa di Bondowoso, Situbondo dan Jember.
Oleh karena pikirannya selalu merasa ditantang oleh perkembangan bisnis, Agus melakukan istilahnya “pre-emptive strike” atau serangan pendahuluan, sebelum bisnisnya terkena disrupsi, Agus mengubah bisnisnya dengan menutup seluruh gerainya dengan mendirikan toko sendiri. Agar mendapatkan berkah tokonya dinamanakan “99 Jajag”, angka 99 didapat dari asmaul husna. Sebagai toko baru, Agus berupaya membranding tokonya dengan mengikuti event-event di Banyuwangi yang berpotensi mengumpulkan banyak orang. Yang ia lakukan tidak melulu direct selling tetapi menanamkan kesadaran merek (brand awarness) kepada khalayak yang hadir di event-event tersebut. Brand awarness mengenai nama dan keberadaan tokonya serta produk yang ditawarkan dilakukan melalui pemasangan umbul-umbul, banner, brosur, dll. di sekitar lokasi event. Selain itu dia melihat potensi buruh migran Indonesia yang berasal dari Banyuwangi dan sekitarnya sebagai konsumen yang potensial dengan menggandeng para pemimpin buruh migran sebagai ujung tombak promosi. Selain itu Agus juga memanfaatkan media sosial untuk branding dan marketing usahanya.
Dalam mengelola keuangan untuk kelangsungan bisnisnya, Agus membuat tiga pos, yaitu pos untuk konsumsi sehari-hari, pos untuk gaji dirinya, dan pos untuk investasi. Dengan pengelolaan tersebut, untuk membangun dan memperbesar bisnisnya, Agus hampir tidak tergantung pinjaman bank. Pada akhir-akhir ini selain memiliki toko grosir asesoris “99 Jajag”, berangkat dari kesukaannya atau hobinya nge-gym, Agus akhirnya juga membuka “99 Gym Jajag”.
Dari Kuliah tamu ini mahasiswa dapat memetik ilmu dan informasi tentang bagaimana memulai usaha, bagaimana harus cerdas membaca peluang, menghadapi ancaman dan tantangan. Agus dapat mengubah SWOT (Strengths, Weakness, Opportunities, Threats) menjadi SCOC (Strenghts, Challange, Oportunities, Challange) agar bisnisnya tetap bertahan dan berkembang.

 

Presiden Jokowi berpesan terhadap perguruan tinggi bahwa dalam menghadapi disrupsi dan perubahan di masa pandemi ini perguruan tinggi perlu menghadirkan praktisi dan pelaku industri dalam pelaksanaan belajar mengajar di kelas-kelas kuliah. Untuk itu matakuliah Pengantar Manajemen dan Kewirausahaan menggandeng pengusaha untuk mengisi Kuliah Tamu dengan tema “Belajar Bisnis dari Pengusaha”. Kuliah Tamu yang dihadari 87 mahasiswa Sastra Indonesia ini menghadirkan Agus 99 Jajag, seorang alumnus Prodi D3 Bahasa Inggris, Fakultas Sastra (FIB) UNEJ yang sukses menjadi pengusaha di kampung halamannya di Jajag, Banyuwangi.
Mahasiswa menyimak proses dan kiat-kiat Agus 99 Jajag dalam membangun bisnis from zero to hero. Agus memulai usaha dari keadaan “the power of kepepet”. Setelah mengirimkan 100 lamaran pekerjaan, dia diterima kerja di Telkomsel dengan posisi sebagai karyawan kontrak selama dua tahun. Saat menjelang kontraknya berakhir, dia memikirkan tentang masa depannya. Karena tidak ingin lagi bekerja di bawah orang lain, dia bertekad bulat untuk membangun usaha dengan membuka kios cendera mata (topi, arloji, sabuk, dll.) di teras Indomaret di dekat rumahnya. Lama kelamaan bisnisnya berkempang pesat, Agus dapat membuka kiosnya di seluruh Indomaret se-Banyuwangi, bahkan beberapa di Bondowoso, Situbondo dan Jember.
Oleh karena pikirannya selalu merasa ditantang oleh perkembangan bisnis, Agus melakukan istilahnya “pre-emptive strike” atau serangan pendahuluan, sebelum bisnisnya terkena disrupsi, Agus mengubah bisnisnya dengan menutup seluruh gerainya dengan mendirikan toko sendiri. Agar mendapatkan berkah tokonya dinamanakan “99 Jajag”, angka 99 didapat dari asmaul husna. Sebagai toko baru, Agus berupaya membranding tokonya dengan mengikuti event-event di Banyuwangi yang berpotensi mengumpulkan banyak orang. Yang ia lakukan tidak melulu direct selling tetapi menanamkan kesadaran merek (brand awarness) kepada khalayak yang hadir di event-event tersebut. Brand awarness mengenai nama dan keberadaan tokonya serta produk yang ditawarkan dilakukan melalui pemasangan umbul-umbul, banner, brosur, dll. di sekitar lokasi event. Selain itu dia melihat potensi buruh migran Indonesia yang berasal dari Banyuwangi dan sekitarnya sebagai konsumen yang potensial dengan menggandeng para pemimpin buruh migran sebagai ujung tombak promosi. Selain itu Agus juga memanfaatkan media sosial untuk branding dan marketing usahanya.
Dalam mengelola keuangan untuk kelangsungan bisnisnya, Agus membuat tiga pos, yaitu pos untuk konsumsi sehari-hari, pos untuk gaji dirinya, dan pos untuk investasi. Dengan pengelolaan tersebut, untuk membangun dan memperbesar bisnisnya, Agus hampir tidak tergantung pinjaman bank. Pada akhir-akhir ini selain memiliki toko grosir asesoris “99 Jajag”, berangkat dari kesukaannya atau hobinya nge-gym, Agus akhirnya juga membuka “99 Gym Jajag”.
Dari Kuliah tamu ini mahasiswa dapat memetik ilmu dan informasi tentang bagaimana memulai usaha, bagaimana harus cerdas membaca peluang, menghadapi ancaman dan tantangan. Agus dapat mengubah SWOT (Strengths, Weakness, Opportunities, Threats) menjadi SCOC (Strenghts, Challange, Oportunities, Challange) agar bisnisnya tetap bertahan dan berkembang.

 

 

Presiden Jokowi berpesan terhadap perguruan tinggi bahwa dalam menghadapi disrupsi dan perubahan di masa pandemi ini perguruan tinggi perlu menghadirkan praktisi dan pelaku industri dalam pelaksanaan belajar mengajar di kelas-kelas kuliah. Untuk itu matakuliah Pengantar Manajemen dan Kewirausahaan menggandeng pengusaha untuk mengisi Kuliah Tamu dengan tema “Belajar Bisnis dari Pengusaha”. Kuliah Tamu yang dihadari 87 mahasiswa Sastra Indonesia ini menghadirkan Agus 99 Jajag, seorang alumnus Prodi D3 Bahasa Inggris, Fakultas Sastra (FIB) UNEJ yang sukses menjadi pengusaha di kampung halamannya di Jajag, Banyuwangi.
Mahasiswa menyimak proses dan kiat-kiat Agus 99 Jajag dalam membangun bisnis from zero to hero. Agus memulai usaha dari keadaan “the power of kepepet”. Setelah mengirimkan 100 lamaran pekerjaan, dia diterima kerja di Telkomsel dengan posisi sebagai karyawan kontrak selama dua tahun. Saat menjelang kontraknya berakhir, dia memikirkan tentang masa depannya. Karena tidak ingin lagi bekerja di bawah orang lain, dia bertekad bulat untuk membangun usaha dengan membuka kios cendera mata (topi, arloji, sabuk, dll.) di teras Indomaret di dekat rumahnya. Lama kelamaan bisnisnya berkempang pesat, Agus dapat membuka kiosnya di seluruh Indomaret se-Banyuwangi, bahkan beberapa di Bondowoso, Situbondo dan Jember.
Oleh karena pikirannya selalu merasa ditantang oleh perkembangan bisnis, Agus melakukan istilahnya “pre-emptive strike” atau serangan pendahuluan, sebelum bisnisnya terkena disrupsi, Agus mengubah bisnisnya dengan menutup seluruh gerainya dengan mendirikan toko sendiri. Agar mendapatkan berkah tokonya dinamanakan “99 Jajag”, angka 99 didapat dari asmaul husna. Sebagai toko baru, Agus berupaya membranding tokonya dengan mengikuti event-event di Banyuwangi yang berpotensi mengumpulkan banyak orang. Yang ia lakukan tidak melulu direct selling tetapi menanamkan kesadaran merek (brand awarness) kepada khalayak yang hadir di event-event tersebut. Brand awarness mengenai nama dan keberadaan tokonya serta produk yang ditawarkan dilakukan melalui pemasangan umbul-umbul, banner, brosur, dll. di sekitar lokasi event. Selain itu dia melihat potensi buruh migran Indonesia yang berasal dari Banyuwangi dan sekitarnya sebagai konsumen yang potensial dengan menggandeng para pemimpin buruh migran sebagai ujung tombak promosi. Selain itu Agus juga memanfaatkan media sosial untuk branding dan marketing usahanya.
Dalam mengelola keuangan untuk kelangsungan bisnisnya, Agus membuat tiga pos, yaitu pos untuk konsumsi sehari-hari, pos untuk gaji dirinya, dan pos untuk investasi. Dengan pengelolaan tersebut, untuk membangun dan memperbesar bisnisnya, Agus hampir tidak tergantung pinjaman bank. Pada akhir-akhir ini selain memiliki toko grosir asesoris “99 Jajag”, berangkat dari kesukaannya atau hobinya nge-gym, Agus akhirnya juga membuka “99 Gym Jajag”.
Dari Kuliah tamu ini mahasiswa dapat memetik ilmu dan informasi tentang bagaimana memulai usaha, bagaimana harus cerdas membaca peluang, menghadapi ancaman dan tantangan. Agus dapat mengubah SWOT (Strengths, Weakness, Opportunities, Threats) menjadi SCOC (Strenghts, Challange, Oportunities, Challange) agar bisnisnya tetap bertahan dan berkembang.

 

Presiden Jokowi berpesan terhadap perguruan tinggi bahwa dalam menghadapi disrupsi dan perubahan di masa pandemi ini perguruan tinggi perlu menghadirkan praktisi dan pelaku industri dalam pelaksanaan belajar mengajar di kelas-kelas kuliah. Untuk itu matakuliah Pengantar Manajemen dan Kewirausahaan menggandeng pengusaha untuk mengisi Kuliah Tamu dengan tema “Belajar Bisnis dari Pengusaha”. Kuliah Tamu yang dihadari 87 mahasiswa Sastra Indonesia ini menghadirkan Agus 99 Jajag, seorang alumnus Prodi D3 Bahasa Inggris, Fakultas Sastra (FIB) UNEJ yang sukses menjadi pengusaha di kampung halamannya di Jajag, Banyuwangi.
Mahasiswa menyimak proses dan kiat-kiat Agus 99 Jajag dalam membangun bisnis from zero to hero. Agus memulai usaha dari keadaan “the power of kepepet”. Setelah mengirimkan 100 lamaran pekerjaan, dia diterima kerja di Telkomsel dengan posisi sebagai karyawan kontrak selama dua tahun. Saat menjelang kontraknya berakhir, dia memikirkan tentang masa depannya. Karena tidak ingin lagi bekerja di bawah orang lain, dia bertekad bulat untuk membangun usaha dengan membuka kios cendera mata (topi, arloji, sabuk, dll.) di teras Indomaret di dekat rumahnya. Lama kelamaan bisnisnya berkempang pesat, Agus dapat membuka kiosnya di seluruh Indomaret se-Banyuwangi, bahkan beberapa di Bondowoso, Situbondo dan Jember.
Oleh karena pikirannya selalu merasa ditantang oleh perkembangan bisnis, Agus melakukan istilahnya “pre-emptive strike” atau serangan pendahuluan, sebelum bisnisnya terkena disrupsi, Agus mengubah bisnisnya dengan menutup seluruh gerainya dengan mendirikan toko sendiri. Agar mendapatkan berkah tokonya dinamanakan “99 Jajag”, angka 99 didapat dari asmaul husna. Sebagai toko baru, Agus berupaya membranding tokonya dengan mengikuti event-event di Banyuwangi yang berpotensi mengumpulkan banyak orang. Yang ia lakukan tidak melulu direct selling tetapi menanamkan kesadaran merek (brand awarness) kepada khalayak yang hadir di event-event tersebut. Brand awarness mengenai nama dan keberadaan tokonya serta produk yang ditawarkan dilakukan melalui pemasangan umbul-umbul, banner, brosur, dll. di sekitar lokasi event. Selain itu dia melihat potensi buruh migran Indonesia yang berasal dari Banyuwangi dan sekitarnya sebagai konsumen yang potensial dengan menggandeng para pemimpin buruh migran sebagai ujung tombak promosi. Selain itu Agus juga memanfaatkan media sosial untuk branding dan marketing usahanya.
Dalam mengelola keuangan untuk kelangsungan bisnisnya, Agus membuat tiga pos, yaitu pos untuk konsumsi sehari-hari, pos untuk gaji dirinya, dan pos untuk investasi. Dengan pengelolaan tersebut, untuk membangun dan memperbesar bisnisnya, Agus hampir tidak tergantung pinjaman bank. Pada akhir-akhir ini selain memiliki toko grosir asesoris “99 Jajag”, berangkat dari kesukaannya atau hobinya nge-gym, Agus akhirnya juga membuka “99 Gym Jajag”.
Dari Kuliah tamu ini mahasiswa dapat memetik ilmu dan informasi tentang bagaimana memulai usaha, bagaimana harus cerdas membaca peluang, menghadapi ancaman dan tantangan. Agus dapat mengubah SWOT (Strengths, Weakness, Opportunities, Threats) menjadi SCOC (Strenghts, Challange, Oportunities, Challange) agar bisnisnya tetap bertahan dan berkembang.

 

Presiden Jokowi berpesan terhadap perguruan tinggi bahwa dalam menghadapi disrupsi dan perubahan di masa pandemi ini perguruan tinggi perlu menghadirkan praktisi dan pelaku industri dalam pelaksanaan belajar mengajar di kelas-kelas kuliah. Untuk itu matakuliah Pengantar Manajemen dan Kewirausahaan menggandeng pengusaha untuk mengisi Kuliah Tamu dengan tema “Belajar Bisnis dari Pengusaha”. Kuliah Tamu yang dihadari 87 mahasiswa Sastra Indonesia ini menghadirkan Agus 99 Jajag, seorang alumnus Prodi D3 Bahasa Inggris, Fakultas Sastra (FIB) UNEJ yang sukses menjadi pengusaha di kampung halamannya di Jajag, Banyuwangi.
Mahasiswa menyimak proses dan kiat-kiat Agus 99 Jajag dalam membangun bisnis from zero to hero. Agus memulai usaha dari keadaan “the power of kepepet”. Setelah mengirimkan 100 lamaran pekerjaan, dia diterima kerja di Telkomsel dengan posisi sebagai karyawan kontrak selama dua tahun. Saat menjelang kontraknya berakhir, dia memikirkan tentang masa depannya. Karena tidak ingin lagi bekerja di bawah orang lain, dia bertekad bulat untuk membangun usaha dengan membuka kios cendera mata (topi, arloji, sabuk, dll.) di teras Indomaret di dekat rumahnya. Lama kelamaan bisnisnya berkempang pesat, Agus dapat membuka kiosnya di seluruh Indomaret se-Banyuwangi, bahkan beberapa di Bondowoso, Situbondo dan Jember.
Oleh karena pikirannya selalu merasa ditantang oleh perkembangan bisnis, Agus melakukan istilahnya “pre-emptive strike” atau serangan pendahuluan, sebelum bisnisnya terkena disrupsi, Agus mengubah bisnisnya dengan menutup seluruh gerainya dengan mendirikan toko sendiri. Agar mendapatkan berkah tokonya dinamanakan “99 Jajag”, angka 99 didapat dari asmaul husna. Sebagai toko baru, Agus berupaya membranding tokonya dengan mengikuti event-event di Banyuwangi yang berpotensi mengumpulkan banyak orang. Yang ia lakukan tidak melulu direct selling tetapi menanamkan kesadaran merek (brand awarness) kepada khalayak yang hadir di event-event tersebut. Brand awarness mengenai nama dan keberadaan tokonya serta produk yang ditawarkan dilakukan melalui pemasangan umbul-umbul, banner, brosur, dll. di sekitar lokasi event. Selain itu dia melihat potensi buruh migran Indonesia yang berasal dari Banyuwangi dan sekitarnya sebagai konsumen yang potensial dengan menggandeng para pemimpin buruh migran sebagai ujung tombak promosi. Selain itu Agus juga memanfaatkan media sosial untuk branding dan marketing usahanya.
Dalam mengelola keuangan untuk kelangsungan bisnisnya, Agus membuat tiga pos, yaitu pos untuk konsumsi sehari-hari, pos untuk gaji dirinya, dan pos untuk investasi. Dengan pengelolaan tersebut, untuk membangun dan memperbesar bisnisnya, Agus hampir tidak tergantung pinjaman bank. Pada akhir-akhir ini selain memiliki toko grosir asesoris “99 Jajag”, berangkat dari kesukaannya atau hobinya nge-gym, Agus akhirnya juga membuka “99 Gym Jajag”.
Dari Kuliah tamu ini mahasiswa dapat memetik ilmu dan informasi tentang bagaimana memulai usaha, bagaimana harus cerdas membaca peluang, menghadapi ancaman dan tantangan. Agus dapat mengubah SWOT (Strengths, Weakness, Opportunities, Threats) menjadi SCOC (Strenghts, Challange, Oportunities, Challange) agar bisnisnya tetap bertahan dan berkembang.

[:]

[:de]

Presiden Jokowi berpesan terhadap perguruan tinggi bahwa dalam menghadapi disrupsi dan perubahan di masa pandemi ini perguruan tinggi perlu menghadirkan praktisi dan pelaku industri dalam pelaksanaan belajar mengajar di kelas-kelas kuliah. Untuk itu matakuliah Pengantar Manajemen dan Kewirausahaan menggandeng pengusaha untuk mengisi Kuliah Tamu dengan tema “Belajar Bisnis dari Pengusaha”. Kuliah Tamu yang dihadari 87 mahasiswa Sastra Indonesia ini menghadirkan Agus 99 Jajag, seorang alumnus Prodi D3 Bahasa Inggris, Fakultas Sastra (FIB) UNEJ yang sukses menjadi pengusaha di kampung halamannya di Jajag, Banyuwangi.
Mahasiswa menyimak proses dan kiat-kiat Agus 99 Jajag dalam membangun bisnis from zero to hero. Agus memulai usaha dari keadaan “the power of kepepet”. Setelah mengirimkan 100 lamaran pekerjaan, dia diterima kerja di Telkomsel dengan posisi sebagai karyawan kontrak selama dua tahun. Saat menjelang kontraknya berakhir, dia memikirkan tentang masa depannya. Karena tidak ingin lagi bekerja di bawah orang lain, dia bertekad bulat untuk membangun usaha dengan membuka Kios Jam tangan dan Kacamata di teras Indomaret di dekat rumahnya. Lama kelamaan bisnisnya berkempang pesat, Agus dapat membuka kiosnya di seluruh Indomaret se-Banyuwangi, bahkan beberapa di Bondowoso, Situbondo dan Jember.
Oleh karena pikirannya selalu merasa ditantang oleh perkembangan bisnis, Agus melakukan istilahnya “pre-emptive strike” atau serangan pendahuluan, sebelum bisnisnya terkena disrupsi, Agus mengubah bisnisnya dengan menutup seluruh gerainya dengan mendirikan toko sendiri. Agar mendapatkan berkah tokonya dinamanakan “99 Jajag”, angka 99 didapat dari asmaul husna. Sebagai toko baru, Agus berupaya membranding tokonya dengan mengikuti event-event di Banyuwangi yang berpotensi mengumpulkan banyak orang. Yang ia lakukan tidak melulu direct selling tetapi menanamkan kesadaran merek (brand awarness) kepada khalayak yang hadir di event-event tersebut. Brand awarness mengenai nama dan keberadaan tokonya serta produk yang ditawarkan dilakukan melalui pemasangan umbul-umbul, banner, brosur, dll. di sekitar lokasi event. Selain itu dia melihat potensi buruh migran Indonesia yang berasal dari Banyuwangi dan sekitarnya sebagai konsumen yang potensial dengan menggandeng para pemimpin buruh migran sebagai ujung tombak promosi. Selain itu Agus juga memanfaatkan media sosial untuk branding dan marketing usahanya.
Dalam mengelola keuangan untuk kelangsungan bisnisnya, Agus membuat tiga pos, yaitu pos untuk konsumsi sehari-hari, pos untuk gaji dirinya, dan pos untuk investasi. Dengan pengelolaan tersebut, untuk membangun dan memperbesar bisnisnya, Agus hampir tidak tergantung pinjaman bank. Pada akhir-akhir ini selain memiliki toko grosir asesoris “99 Jajag”, berangkat dari kesukaannya atau hobinya nge-gym, Agus akhirnya juga membuka “99 Gym Jajag”.
Dari Kuliah tamu ini mahasiswa dapat memetik ilmu dan informasi tentang bagaimana memulai usaha, bagaimana harus cerdas membaca peluang, menghadapi ancaman dan tantangan. Agus dapat mengubah SWOT (Strengths, Weakness, Opportunities, Threats) menjadi SCOC (Strenghts, Challange, Oportunities, Challange) agar bisnisnya tetap bertahan dan berkembang.

Presiden Jokowi berpesan terhadap perguruan tinggi bahwa dalam menghadapi disrupsi dan perubahan di masa pandemi ini perguruan tinggi perlu menghadirkan praktisi dan pelaku industri dalam pelaksanaan belajar mengajar di kelas-kelas kuliah. Untuk itu matakuliah Pengantar Manajemen dan Kewirausahaan menggandeng pengusaha untuk mengisi Kuliah Tamu dengan tema “Belajar Bisnis dari Pengusaha”. Kuliah Tamu yang dihadari 87 mahasiswa Sastra Indonesia ini menghadirkan Agus 99 Jajag, seorang alumnus Prodi D3 Bahasa Inggris, Fakultas Sastra (FIB) UNEJ yang sukses menjadi pengusaha di kampung halamannya di Jajag, Banyuwangi.
Mahasiswa menyimak proses dan kiat-kiat Agus 99 Jajag dalam membangun bisnis from zero to hero. Agus memulai usaha dari keadaan “the power of kepepet”. Setelah mengirimkan 100 lamaran pekerjaan, dia diterima kerja di Telkomsel dengan posisi sebagai karyawan kontrak selama dua tahun. Saat menjelang kontraknya berakhir, dia memikirkan tentang masa depannya. Karena tidak ingin lagi bekerja di bawah orang lain, dia bertekad bulat untuk membangun usaha dengan membuka kios cendera mata (topi, arloji, sabuk, dll.) di teras Indomaret di dekat rumahnya. Lama kelamaan bisnisnya berkempang pesat, Agus dapat membuka kiosnya di seluruh Indomaret se-Banyuwangi, bahkan beberapa di Bondowoso, Situbondo dan Jember.
Oleh karena pikirannya selalu merasa ditantang oleh perkembangan bisnis, Agus melakukan istilahnya “pre-emptive strike” atau serangan pendahuluan, sebelum bisnisnya terkena disrupsi, Agus mengubah bisnisnya dengan menutup seluruh gerainya dengan mendirikan toko sendiri. Agar mendapatkan berkah tokonya dinamanakan “99 Jajag”, angka 99 didapat dari asmaul husna. Sebagai toko baru, Agus berupaya membranding tokonya dengan mengikuti event-event di Banyuwangi yang berpotensi mengumpulkan banyak orang. Yang ia lakukan tidak melulu direct selling tetapi menanamkan kesadaran merek (brand awarness) kepada khalayak yang hadir di event-event tersebut. Brand awarness mengenai nama dan keberadaan tokonya serta produk yang ditawarkan dilakukan melalui pemasangan umbul-umbul, banner, brosur, dll. di sekitar lokasi event. Selain itu dia melihat potensi buruh migran Indonesia yang berasal dari Banyuwangi dan sekitarnya sebagai konsumen yang potensial dengan menggandeng para pemimpin buruh migran sebagai ujung tombak promosi. Selain itu Agus juga memanfaatkan media sosial untuk branding dan marketing usahanya.
Dalam mengelola keuangan untuk kelangsungan bisnisnya, Agus membuat tiga pos, yaitu pos untuk konsumsi sehari-hari, pos untuk gaji dirinya, dan pos untuk investasi. Dengan pengelolaan tersebut, untuk membangun dan memperbesar bisnisnya, Agus hampir tidak tergantung pinjaman bank. Pada akhir-akhir ini selain memiliki toko grosir asesoris “99 Jajag”, berangkat dari kesukaannya atau hobinya nge-gym, Agus akhirnya juga membuka “99 Gym Jajag”.
Dari Kuliah tamu ini mahasiswa dapat memetik ilmu dan informasi tentang bagaimana memulai usaha, bagaimana harus cerdas membaca peluang, menghadapi ancaman dan tantangan. Agus dapat mengubah SWOT (Strengths, Weakness, Opportunities, Threats) menjadi SCOC (Strenghts, Challange, Oportunities, Challange) agar bisnisnya tetap bertahan dan berkembang.

Presiden Jokowi berpesan terhadap perguruan tinggi bahwa dalam menghadapi disrupsi dan perubahan di masa pandemi ini perguruan tinggi perlu menghadirkan praktisi dan pelaku industri dalam pelaksanaan belajar mengajar di kelas-kelas kuliah. Untuk itu matakuliah Pengantar Manajemen dan Kewirausahaan menggandeng pengusaha untuk mengisi Kuliah Tamu dengan tema “Belajar Bisnis dari Pengusaha”. Kuliah Tamu yang dihadari 87 mahasiswa Sastra Indonesia ini menghadirkan Agus 99 Jajag, seorang alumnus Prodi D3 Bahasa Inggris, Fakultas Sastra (FIB) UNEJ yang sukses menjadi pengusaha di kampung halamannya di Jajag, Banyuwangi.
Mahasiswa menyimak proses dan kiat-kiat Agus 99 Jajag dalam membangun bisnis from zero to hero. Agus memulai usaha dari keadaan “the power of kepepet”. Setelah mengirimkan 100 lamaran pekerjaan, dia diterima kerja di Telkomsel dengan posisi sebagai karyawan kontrak selama dua tahun. Saat menjelang kontraknya berakhir, dia memikirkan tentang masa depannya. Karena tidak ingin lagi bekerja di bawah orang lain, dia bertekad bulat untuk membangun usaha dengan membuka Kios Jam Tangan dan Kacamata di teras Indomaret di dekat rumahnya. Lama kelamaan bisnisnya berkempang pesat, Agus dapat membuka kiosnya di seluruh Indomaret se-Banyuwangi, bahkan beberapa di Bondowoso, Situbondo dan Jember.
Oleh karena pikirannya selalu merasa ditantang oleh perkembangan bisnis, Agus melakukan istilahnya “pre-emptive strike” atau serangan pendahuluan, sebelum bisnisnya terkena disrupsi, Agus mengubah bisnisnya dengan menutup seluruh gerainya dengan mendirikan toko sendiri. Agar mendapatkan berkah tokonya dinamanakan “99 Jajag”, angka 99 didapat dari asmaul husna. Sebagai toko baru, Agus berupaya membranding tokonya dengan mengikuti event-event di Banyuwangi yang berpotensi mengumpulkan banyak orang. Yang ia lakukan tidak melulu direct selling tetapi menanamkan kesadaran merek (brand awarness) kepada khalayak yang hadir di event-event tersebut. Brand awarness mengenai nama dan keberadaan tokonya serta produk yang ditawarkan dilakukan melalui pemasangan umbul-umbul, banner, brosur, dll. di sekitar lokasi event. Selain itu dia melihat potensi buruh migran Indonesia yang berasal dari Banyuwangi dan sekitarnya sebagai konsumen yang potensial dengan menggandeng para pemimpin buruh migran sebagai ujung tombak promosi. Selain itu Agus juga memanfaatkan media sosial untuk branding dan marketing usahanya.
Dalam mengelola keuangan untuk kelangsungan bisnisnya, Agus membuat tiga pos, yaitu pos untuk konsumsi sehari-hari, pos untuk gaji dirinya, dan pos untuk investasi. Dengan pengelolaan tersebut, untuk membangun dan memperbesar bisnisnya, Agus hampir tidak tergantung pinjaman bank. Pada akhir-akhir ini selain memiliki toko grosir asesoris “99 Jajag”, berangkat dari kesukaannya atau hobinya nge-gym, Agus akhirnya juga membuka “99 Gym Jajag”.
Dari Kuliah tamu ini mahasiswa dapat memetik ilmu dan informasi tentang bagaimana memulai usaha, bagaimana harus cerdas membaca peluang, menghadapi ancaman dan tantangan. Agus dapat mengubah SWOT (Strengths, Weakness, Opportunities, Threats) menjadi SCOC (Strenghts, Challange, Oportunities, Challange) agar bisnisnya tetap bertahan dan berkembang.

 

Presiden Jokowi berpesan terhadap perguruan tinggi bahwa dalam menghadapi disrupsi dan perubahan di masa pandemi ini perguruan tinggi perlu menghadirkan praktisi dan pelaku industri dalam pelaksanaan belajar mengajar di kelas-kelas kuliah. Untuk itu matakuliah Pengantar Manajemen dan Kewirausahaan menggandeng pengusaha untuk mengisi Kuliah Tamu dengan tema “Belajar Bisnis dari Pengusaha”. Kuliah Tamu yang dihadari 87 mahasiswa Sastra Indonesia ini menghadirkan Agus 99 Jajag, seorang alumnus Prodi D3 Bahasa Inggris, Fakultas Sastra (FIB) UNEJ yang sukses menjadi pengusaha di kampung halamannya di Jajag, Banyuwangi.
Mahasiswa menyimak proses dan kiat-kiat Agus 99 Jajag dalam membangun bisnis from zero to hero. Agus memulai usaha dari keadaan “the power of kepepet”. Setelah mengirimkan 100 lamaran pekerjaan, dia diterima kerja di Telkomsel dengan posisi sebagai karyawan kontrak selama dua tahun. Saat menjelang kontraknya berakhir, dia memikirkan tentang masa depannya. Karena tidak ingin lagi bekerja di bawah orang lain, dia bertekad bulat untuk membangun usaha dengan membuka kios cendera mata (topi, arloji, sabuk, dll.) di teras Indomaret di dekat rumahnya. Lama kelamaan bisnisnya berkempang pesat, Agus dapat membuka kiosnya di seluruh Indomaret se-Banyuwangi, bahkan beberapa di Bondowoso, Situbondo dan Jember.
Oleh karena pikirannya selalu merasa ditantang oleh perkembangan bisnis, Agus melakukan istilahnya “pre-emptive strike” atau serangan pendahuluan, sebelum bisnisnya terkena disrupsi, Agus mengubah bisnisnya dengan menutup seluruh gerainya dengan mendirikan toko sendiri. Agar mendapatkan berkah tokonya dinamanakan “99 Jajag”, angka 99 didapat dari asmaul husna. Sebagai toko baru, Agus berupaya membranding tokonya dengan mengikuti event-event di Banyuwangi yang berpotensi mengumpulkan banyak orang. Yang ia lakukan tidak melulu direct selling tetapi menanamkan kesadaran merek (brand awarness) kepada khalayak yang hadir di event-event tersebut. Brand awarness mengenai nama dan keberadaan tokonya serta produk yang ditawarkan dilakukan melalui pemasangan umbul-umbul, banner, brosur, dll. di sekitar lokasi event. Selain itu dia melihat potensi buruh migran Indonesia yang berasal dari Banyuwangi dan sekitarnya sebagai konsumen yang potensial dengan menggandeng para pemimpin buruh migran sebagai ujung tombak promosi. Selain itu Agus juga memanfaatkan media sosial untuk branding dan marketing usahanya.
Dalam mengelola keuangan untuk kelangsungan bisnisnya, Agus membuat tiga pos, yaitu pos untuk konsumsi sehari-hari, pos untuk gaji dirinya, dan pos untuk investasi. Dengan pengelolaan tersebut, untuk membangun dan memperbesar bisnisnya, Agus hampir tidak tergantung pinjaman bank. Pada akhir-akhir ini selain memiliki toko grosir asesoris “99 Jajag”, berangkat dari kesukaannya atau hobinya nge-gym, Agus akhirnya juga membuka “99 Gym Jajag”.
Dari Kuliah tamu ini mahasiswa dapat memetik ilmu dan informasi tentang bagaimana memulai usaha, bagaimana harus cerdas membaca peluang, menghadapi ancaman dan tantangan. Agus dapat mengubah SWOT (Strengths, Weakness, Opportunities, Threats) menjadi SCOC (Strenghts, Challange, Oportunities, Challange) agar bisnisnya tetap bertahan dan berkembang.

Presiden Jokowi berpesan terhadap perguruan tinggi bahwa dalam menghadapi disrupsi dan perubahan di masa pandemi ini perguruan tinggi perlu menghadirkan praktisi dan pelaku industri dalam pelaksanaan belajar mengajar di kelas-kelas kuliah. Untuk itu matakuliah Pengantar Manajemen dan Kewirausahaan menggandeng pengusaha untuk mengisi Kuliah Tamu dengan tema “Belajar Bisnis dari Pengusaha”. Kuliah Tamu yang dihadari 87 mahasiswa Sastra Indonesia ini menghadirkan Agus 99 Jajag, seorang alumnus Prodi D3 Bahasa Inggris, Fakultas Sastra (FIB) UNEJ yang sukses menjadi pengusaha di kampung halamannya di Jajag, Banyuwangi.
Mahasiswa menyimak proses dan kiat-kiat Agus 99 Jajag dalam membangun bisnis from zero to hero. Agus memulai usaha dari keadaan “the power of kepepet”. Setelah mengirimkan 100 lamaran pekerjaan, dia diterima kerja di Telkomsel dengan posisi sebagai karyawan kontrak selama dua tahun. Saat menjelang kontraknya berakhir, dia memikirkan tentang masa depannya. Karena tidak ingin lagi bekerja di bawah orang lain, dia bertekad bulat untuk membangun usaha dengan membuka kios cendera mata (topi, arloji, sabuk, dll.) di teras Indomaret di dekat rumahnya. Lama kelamaan bisnisnya berkempang pesat, Agus dapat membuka kiosnya di seluruh Indomaret se-Banyuwangi, bahkan beberapa di Bondowoso, Situbondo dan Jember.
Oleh karena pikirannya selalu merasa ditantang oleh perkembangan bisnis, Agus melakukan istilahnya “pre-emptive strike” atau serangan pendahuluan, sebelum bisnisnya terkena disrupsi, Agus mengubah bisnisnya dengan menutup seluruh gerainya dengan mendirikan toko sendiri. Agar mendapatkan berkah tokonya dinamanakan “99 Jajag”, angka 99 didapat dari asmaul husna. Sebagai toko baru, Agus berupaya membranding tokonya dengan mengikuti event-event di Banyuwangi yang berpotensi mengumpulkan banyak orang. Yang ia lakukan tidak melulu direct selling tetapi menanamkan kesadaran merek (brand awarness) kepada khalayak yang hadir di event-event tersebut. Brand awarness mengenai nama dan keberadaan tokonya serta produk yang ditawarkan dilakukan melalui pemasangan umbul-umbul, banner, brosur, dll. di sekitar lokasi event. Selain itu dia melihat potensi buruh migran Indonesia yang berasal dari Banyuwangi dan sekitarnya sebagai konsumen yang potensial dengan menggandeng para pemimpin buruh migran sebagai ujung tombak promosi. Selain itu Agus juga memanfaatkan media sosial untuk branding dan marketing usahanya.
Dalam mengelola keuangan untuk kelangsungan bisnisnya, Agus membuat tiga pos, yaitu pos untuk konsumsi sehari-hari, pos untuk gaji dirinya, dan pos untuk investasi. Dengan pengelolaan tersebut, untuk membangun dan memperbesar bisnisnya, Agus hampir tidak tergantung pinjaman bank. Pada akhir-akhir ini selain memiliki toko grosir asesoris “99 Jajag”, berangkat dari kesukaannya atau hobinya nge-gym, Agus akhirnya juga membuka “99 Gym Jajag”.
Dari Kuliah tamu ini mahasiswa dapat memetik ilmu dan informasi tentang bagaimana memulai usaha, bagaimana harus cerdas membaca peluang, menghadapi ancaman dan tantangan. Agus dapat mengubah SWOT (Strengths, Weakness, Opportunities, Threats) menjadi SCOC (Strenghts, Challange, Oportunities, Challange) agar bisnisnya tetap bertahan dan berkembang.

 

 

Presiden Jokowi berpesan terhadap perguruan tinggi bahwa dalam menghadapi disrupsi dan perubahan di masa pandemi ini perguruan tinggi perlu menghadirkan praktisi dan pelaku industri dalam pelaksanaan belajar mengajar di kelas-kelas kuliah. Untuk itu matakuliah Pengantar Manajemen dan Kewirausahaan menggandeng pengusaha untuk mengisi Kuliah Tamu dengan tema “Belajar Bisnis dari Pengusaha”. Kuliah Tamu yang dihadari 87 mahasiswa Sastra Indonesia ini menghadirkan Agus 99 Jajag, seorang alumnus Prodi D3 Bahasa Inggris, Fakultas Sastra (FIB) UNEJ yang sukses menjadi pengusaha di kampung halamannya di Jajag, Banyuwangi.
Mahasiswa menyimak proses dan kiat-kiat Agus 99 Jajag dalam membangun bisnis from zero to hero. Agus memulai usaha dari keadaan “the power of kepepet”. Setelah mengirimkan 100 lamaran pekerjaan, dia diterima kerja di Telkomsel dengan posisi sebagai karyawan kontrak selama dua tahun. Saat menjelang kontraknya berakhir, dia memikirkan tentang masa depannya. Karena tidak ingin lagi bekerja di bawah orang lain, dia bertekad bulat untuk membangun usaha dengan membuka kios cendera mata (topi, arloji, sabuk, dll.) di teras Indomaret di dekat rumahnya. Lama kelamaan bisnisnya berkempang pesat, Agus dapat membuka kiosnya di seluruh Indomaret se-Banyuwangi, bahkan beberapa di Bondowoso, Situbondo dan Jember.
Oleh karena pikirannya selalu merasa ditantang oleh perkembangan bisnis, Agus melakukan istilahnya “pre-emptive strike” atau serangan pendahuluan, sebelum bisnisnya terkena disrupsi, Agus mengubah bisnisnya dengan menutup seluruh gerainya dengan mendirikan toko sendiri. Agar mendapatkan berkah tokonya dinamanakan “99 Jajag”, angka 99 didapat dari asmaul husna. Sebagai toko baru, Agus berupaya membranding tokonya dengan mengikuti event-event di Banyuwangi yang berpotensi mengumpulkan banyak orang. Yang ia lakukan tidak melulu direct selling tetapi menanamkan kesadaran merek (brand awarness) kepada khalayak yang hadir di event-event tersebut. Brand awarness mengenai nama dan keberadaan tokonya serta produk yang ditawarkan dilakukan melalui pemasangan umbul-umbul, banner, brosur, dll. di sekitar lokasi event. Selain itu dia melihat potensi buruh migran Indonesia yang berasal dari Banyuwangi dan sekitarnya sebagai konsumen yang potensial dengan menggandeng para pemimpin buruh migran sebagai ujung tombak promosi. Selain itu Agus juga memanfaatkan media sosial untuk branding dan marketing usahanya.
Dalam mengelola keuangan untuk kelangsungan bisnisnya, Agus membuat tiga pos, yaitu pos untuk konsumsi sehari-hari, pos untuk gaji dirinya, dan pos untuk investasi. Dengan pengelolaan tersebut, untuk membangun dan memperbesar bisnisnya, Agus hampir tidak tergantung pinjaman bank. Pada akhir-akhir ini selain memiliki toko grosir asesoris “99 Jajag”, berangkat dari kesukaannya atau hobinya nge-gym, Agus akhirnya juga membuka “99 Gym Jajag”.
Dari Kuliah tamu ini mahasiswa dapat memetik ilmu dan informasi tentang bagaimana memulai usaha, bagaimana harus cerdas membaca peluang, menghadapi ancaman dan tantangan. Agus dapat mengubah SWOT (Strengths, Weakness, Opportunities, Threats) menjadi SCOC (Strenghts, Challange, Oportunities, Challange) agar bisnisnya tetap bertahan dan berkembang.

 

Presiden Jokowi berpesan terhadap perguruan tinggi bahwa dalam menghadapi disrupsi dan perubahan di masa pandemi ini perguruan tinggi perlu menghadirkan praktisi dan pelaku industri dalam pelaksanaan belajar mengajar di kelas-kelas kuliah. Untuk itu matakuliah Pengantar Manajemen dan Kewirausahaan menggandeng pengusaha untuk mengisi Kuliah Tamu dengan tema “Belajar Bisnis dari Pengusaha”. Kuliah Tamu yang dihadari 87 mahasiswa Sastra Indonesia ini menghadirkan Agus 99 Jajag, seorang alumnus Prodi D3 Bahasa Inggris, Fakultas Sastra (FIB) UNEJ yang sukses menjadi pengusaha di kampung halamannya di Jajag, Banyuwangi.
Mahasiswa menyimak proses dan kiat-kiat Agus 99 Jajag dalam membangun bisnis from zero to hero. Agus memulai usaha dari keadaan “the power of kepepet”. Setelah mengirimkan 100 lamaran pekerjaan, dia diterima kerja di Telkomsel dengan posisi sebagai karyawan kontrak selama dua tahun. Saat menjelang kontraknya berakhir, dia memikirkan tentang masa depannya. Karena tidak ingin lagi bekerja di bawah orang lain, dia bertekad bulat untuk membangun usaha dengan membuka kios cendera mata (topi, arloji, sabuk, dll.) di teras Indomaret di dekat rumahnya. Lama kelamaan bisnisnya berkempang pesat, Agus dapat membuka kiosnya di seluruh Indomaret se-Banyuwangi, bahkan beberapa di Bondowoso, Situbondo dan Jember.
Oleh karena pikirannya selalu merasa ditantang oleh perkembangan bisnis, Agus melakukan istilahnya “pre-emptive strike” atau serangan pendahuluan, sebelum bisnisnya terkena disrupsi, Agus mengubah bisnisnya dengan menutup seluruh gerainya dengan mendirikan toko sendiri. Agar mendapatkan berkah tokonya dinamanakan “99 Jajag”, angka 99 didapat dari asmaul husna. Sebagai toko baru, Agus berupaya membranding tokonya dengan mengikuti event-event di Banyuwangi yang berpotensi mengumpulkan banyak orang. Yang ia lakukan tidak melulu direct selling tetapi menanamkan kesadaran merek (brand awarness) kepada khalayak yang hadir di event-event tersebut. Brand awarness mengenai nama dan keberadaan tokonya serta produk yang ditawarkan dilakukan melalui pemasangan umbul-umbul, banner, brosur, dll. di sekitar lokasi event. Selain itu dia melihat potensi buruh migran Indonesia yang berasal dari Banyuwangi dan sekitarnya sebagai konsumen yang potensial dengan menggandeng para pemimpin buruh migran sebagai ujung tombak promosi. Selain itu Agus juga memanfaatkan media sosial untuk branding dan marketing usahanya.
Dalam mengelola keuangan untuk kelangsungan bisnisnya, Agus membuat tiga pos, yaitu pos untuk konsumsi sehari-hari, pos untuk gaji dirinya, dan pos untuk investasi. Dengan pengelolaan tersebut, untuk membangun dan memperbesar bisnisnya, Agus hampir tidak tergantung pinjaman bank. Pada akhir-akhir ini selain memiliki toko grosir asesoris “99 Jajag”, berangkat dari kesukaannya atau hobinya nge-gym, Agus akhirnya juga membuka “99 Gym Jajag”.
Dari Kuliah tamu ini mahasiswa dapat memetik ilmu dan informasi tentang bagaimana memulai usaha, bagaimana harus cerdas membaca peluang, menghadapi ancaman dan tantangan. Agus dapat mengubah SWOT (Strengths, Weakness, Opportunities, Threats) menjadi SCOC (Strenghts, Challange, Oportunities, Challange) agar bisnisnya tetap bertahan dan berkembang.

 

Presiden Jokowi berpesan terhadap perguruan tinggi bahwa dalam menghadapi disrupsi dan perubahan di masa pandemi ini perguruan tinggi perlu menghadirkan praktisi dan pelaku industri dalam pelaksanaan belajar mengajar di kelas-kelas kuliah. Untuk itu matakuliah Pengantar Manajemen dan Kewirausahaan menggandeng pengusaha untuk mengisi Kuliah Tamu dengan tema “Belajar Bisnis dari Pengusaha”. Kuliah Tamu yang dihadari 87 mahasiswa Sastra Indonesia ini menghadirkan Agus 99 Jajag, seorang alumnus Prodi D3 Bahasa Inggris, Fakultas Sastra (FIB) UNEJ yang sukses menjadi pengusaha di kampung halamannya di Jajag, Banyuwangi.
Mahasiswa menyimak proses dan kiat-kiat Agus 99 Jajag dalam membangun bisnis from zero to hero. Agus memulai usaha dari keadaan “the power of kepepet”. Setelah mengirimkan 100 lamaran pekerjaan, dia diterima kerja di Telkomsel dengan posisi sebagai karyawan kontrak selama dua tahun. Saat menjelang kontraknya berakhir, dia memikirkan tentang masa depannya. Karena tidak ingin lagi bekerja di bawah orang lain, dia bertekad bulat untuk membangun usaha dengan membuka kios cendera mata (topi, arloji, sabuk, dll.) di teras Indomaret di dekat rumahnya. Lama kelamaan bisnisnya berkempang pesat, Agus dapat membuka kiosnya di seluruh Indomaret se-Banyuwangi, bahkan beberapa di Bondowoso, Situbondo dan Jember.
Oleh karena pikirannya selalu merasa ditantang oleh perkembangan bisnis, Agus melakukan istilahnya “pre-emptive strike” atau serangan pendahuluan, sebelum bisnisnya terkena disrupsi, Agus mengubah bisnisnya dengan menutup seluruh gerainya dengan mendirikan toko sendiri. Agar mendapatkan berkah tokonya dinamanakan “99 Jajag”, angka 99 didapat dari asmaul husna. Sebagai toko baru, Agus berupaya membranding tokonya dengan mengikuti event-event di Banyuwangi yang berpotensi mengumpulkan banyak orang. Yang ia lakukan tidak melulu direct selling tetapi menanamkan kesadaran merek (brand awarness) kepada khalayak yang hadir di event-event tersebut. Brand awarness mengenai nama dan keberadaan tokonya serta produk yang ditawarkan dilakukan melalui pemasangan umbul-umbul, banner, brosur, dll. di sekitar lokasi event. Selain itu dia melihat potensi buruh migran Indonesia yang berasal dari Banyuwangi dan sekitarnya sebagai konsumen yang potensial dengan menggandeng para pemimpin buruh migran sebagai ujung tombak promosi. Selain itu Agus juga memanfaatkan media sosial untuk branding dan marketing usahanya.
Dalam mengelola keuangan untuk kelangsungan bisnisnya, Agus membuat tiga pos, yaitu pos untuk konsumsi sehari-hari, pos untuk gaji dirinya, dan pos untuk investasi. Dengan pengelolaan tersebut, untuk membangun dan memperbesar bisnisnya, Agus hampir tidak tergantung pinjaman bank. Pada akhir-akhir ini selain memiliki toko grosir asesoris “99 Jajag”, berangkat dari kesukaannya atau hobinya nge-gym, Agus akhirnya juga membuka “99 Gym Jajag”.
Dari Kuliah tamu ini mahasiswa dapat memetik ilmu dan informasi tentang bagaimana memulai usaha, bagaimana harus cerdas membaca peluang, menghadapi ancaman dan tantangan. Agus dapat mengubah SWOT (Strengths, Weakness, Opportunities, Threats) menjadi SCOC (Strenghts, Challange, Oportunities, Challange) agar bisnisnya tetap bertahan dan berkembang.

Presiden Jokowi berpesan terhadap perguruan tinggi bahwa dalam menghadapi disrupsi dan perubahan di masa pandemi ini perguruan tinggi perlu menghadirkan praktisi dan pelaku industri dalam pelaksanaan belajar mengajar di kelas-kelas kuliah. Untuk itu matakuliah Pengantar Manajemen dan Kewirausahaan menggandeng pengusaha untuk mengisi Kuliah Tamu dengan tema “Belajar Bisnis dari Pengusaha”. Kuliah Tamu yang dihadari 87 mahasiswa Sastra Indonesia ini menghadirkan Agus 99 Jajag, seorang alumnus Prodi D3 Bahasa Inggris, Fakultas Sastra (FIB) UNEJ yang sukses menjadi pengusaha di kampung halamannya di Jajag, Banyuwangi.
Mahasiswa menyimak proses dan kiat-kiat Agus 99 Jajag dalam membangun bisnis from zero to hero. Agus memulai usaha dari keadaan “the power of kepepet”. Setelah mengirimkan 100 lamaran pekerjaan, dia diterima kerja di Telkomsel dengan posisi sebagai karyawan kontrak selama dua tahun. Saat menjelang kontraknya berakhir, dia memikirkan tentang masa depannya. Karena tidak ingin lagi bekerja di bawah orang lain, dia bertekad bulat untuk membangun usaha dengan membuka Kios Jam tangan dan Kacamata di teras Indomaret di dekat rumahnya. Lama kelamaan bisnisnya berkempang pesat, Agus dapat membuka kiosnya di seluruh Indomaret se-Banyuwangi, bahkan beberapa di Bondowoso, Situbondo dan Jember.
Oleh karena pikirannya selalu merasa ditantang oleh perkembangan bisnis, Agus melakukan istilahnya “pre-emptive strike” atau serangan pendahuluan, sebelum bisnisnya terkena disrupsi, Agus mengubah bisnisnya dengan menutup seluruh gerainya dengan mendirikan toko sendiri. Agar mendapatkan berkah tokonya dinamanakan “99 Jajag”, angka 99 didapat dari asmaul husna. Sebagai toko baru, Agus berupaya membranding tokonya dengan mengikuti event-event di Banyuwangi yang berpotensi mengumpulkan banyak orang. Yang ia lakukan tidak melulu direct selling tetapi menanamkan kesadaran merek (brand awarness) kepada khalayak yang hadir di event-event tersebut. Brand awarness mengenai nama dan keberadaan tokonya serta produk yang ditawarkan dilakukan melalui pemasangan umbul-umbul, banner, brosur, dll. di sekitar lokasi event. Selain itu dia melihat potensi buruh migran Indonesia yang berasal dari Banyuwangi dan sekitarnya sebagai konsumen yang potensial dengan menggandeng para pemimpin buruh migran sebagai ujung tombak promosi. Selain itu Agus juga memanfaatkan media sosial untuk branding dan marketing usahanya.
Dalam mengelola keuangan untuk kelangsungan bisnisnya, Agus membuat tiga pos, yaitu pos untuk konsumsi sehari-hari, pos untuk gaji dirinya, dan pos untuk investasi. Dengan pengelolaan tersebut, untuk membangun dan memperbesar bisnisnya, Agus hampir tidak tergantung pinjaman bank. Pada akhir-akhir ini selain memiliki toko grosir asesoris “99 Jajag”, berangkat dari kesukaannya atau hobinya nge-gym, Agus akhirnya juga membuka “99 Gym Jajag”.
Dari Kuliah tamu ini mahasiswa dapat memetik ilmu dan informasi tentang bagaimana memulai usaha, bagaimana harus cerdas membaca peluang, menghadapi ancaman dan tantangan. Agus dapat mengubah SWOT (Strengths, Weakness, Opportunities, Threats) menjadi SCOC (Strenghts, Challange, Oportunities, Challange) agar bisnisnya tetap bertahan dan berkembang.

 

 

Presiden Jokowi berpesan terhadap perguruan tinggi bahwa dalam menghadapi disrupsi dan perubahan di masa pandemi ini perguruan tinggi perlu menghadirkan praktisi dan pelaku industri dalam pelaksanaan belajar mengajar di kelas-kelas kuliah. Untuk itu matakuliah Pengantar Manajemen dan Kewirausahaan menggandeng pengusaha untuk mengisi Kuliah Tamu dengan tema “Belajar Bisnis dari Pengusaha”. Kuliah Tamu yang dihadari 87 mahasiswa Sastra Indonesia ini menghadirkan Agus 99 Jajag, seorang alumnus Prodi D3 Bahasa Inggris, Fakultas Sastra (FIB) UNEJ yang sukses menjadi pengusaha di kampung halamannya di Jajag, Banyuwangi.
Mahasiswa menyimak proses dan kiat-kiat Agus 99 Jajag dalam membangun bisnis from zero to hero. Agus memulai usaha dari keadaan “the power of kepepet”. Setelah mengirimkan 100 lamaran pekerjaan, dia diterima kerja di Telkomsel dengan posisi sebagai karyawan kontrak selama dua tahun. Saat menjelang kontraknya berakhir, dia memikirkan tentang masa depannya. Karena tidak ingin lagi bekerja di bawah orang lain, dia bertekad bulat untuk membangun usaha dengan membuka kios cendera mata (topi, arloji, sabuk, dll.) di teras Indomaret di dekat rumahnya. Lama kelamaan bisnisnya berkempang pesat, Agus dapat membuka kiosnya di seluruh Indomaret se-Banyuwangi, bahkan beberapa di Bondowoso, Situbondo dan Jember.
Oleh karena pikirannya selalu merasa ditantang oleh perkembangan bisnis, Agus melakukan istilahnya “pre-emptive strike” atau serangan pendahuluan, sebelum bisnisnya terkena disrupsi, Agus mengubah bisnisnya dengan menutup seluruh gerainya dengan mendirikan toko sendiri. Agar mendapatkan berkah tokonya dinamanakan “99 Jajag”, angka 99 didapat dari asmaul husna. Sebagai toko baru, Agus berupaya membranding tokonya dengan mengikuti event-event di Banyuwangi yang berpotensi mengumpulkan banyak orang. Yang ia lakukan tidak melulu direct selling tetapi menanamkan kesadaran merek (brand awarness) kepada khalayak yang hadir di event-event tersebut. Brand awarness mengenai nama dan keberadaan tokonya serta produk yang ditawarkan dilakukan melalui pemasangan umbul-umbul, banner, brosur, dll. di sekitar lokasi event. Selain itu dia melihat potensi buruh migran Indonesia yang berasal dari Banyuwangi dan sekitarnya sebagai konsumen yang potensial dengan menggandeng para pemimpin buruh migran sebagai ujung tombak promosi. Selain itu Agus juga memanfaatkan media sosial untuk branding dan marketing usahanya.
Dalam mengelola keuangan untuk kelangsungan bisnisnya, Agus membuat tiga pos, yaitu pos untuk konsumsi sehari-hari, pos untuk gaji dirinya, dan pos untuk investasi. Dengan pengelolaan tersebut, untuk membangun dan memperbesar bisnisnya, Agus hampir tidak tergantung pinjaman bank. Pada akhir-akhir ini selain memiliki toko grosir asesoris “99 Jajag”, berangkat dari kesukaannya atau hobinya nge-gym, Agus akhirnya juga membuka “99 Gym Jajag”.
Dari Kuliah tamu ini mahasiswa dapat memetik ilmu dan informasi tentang bagaimana memulai usaha, bagaimana harus cerdas membaca peluang, menghadapi ancaman dan tantangan. Agus dapat mengubah SWOT (Strengths, Weakness, Opportunities, Threats) menjadi SCOC (Strenghts, Challange, Oportunities, Challange) agar bisnisnya tetap bertahan dan berkembang.

 

 

Presiden Jokowi berpesan terhadap perguruan tinggi bahwa dalam menghadapi disrupsi dan perubahan di masa pandemi ini perguruan tinggi perlu menghadirkan praktisi dan pelaku industri dalam pelaksanaan belajar mengajar di kelas-kelas kuliah. Untuk itu matakuliah Pengantar Manajemen dan Kewirausahaan menggandeng pengusaha untuk mengisi Kuliah Tamu dengan tema “Belajar Bisnis dari Pengusaha”. Kuliah Tamu yang dihadari 87 mahasiswa Sastra Indonesia ini menghadirkan Agus 99 Jajag, seorang alumnus Prodi D3 Bahasa Inggris, Fakultas Sastra (FIB) UNEJ yang sukses menjadi pengusaha di kampung halamannya di Jajag, Banyuwangi.
Mahasiswa menyimak proses dan kiat-kiat Agus 99 Jajag dalam membangun bisnis from zero to hero. Agus memulai usaha dari keadaan “the power of kepepet”. Setelah mengirimkan 100 lamaran pekerjaan, dia diterima kerja di Telkomsel dengan posisi sebagai karyawan kontrak selama dua tahun. Saat menjelang kontraknya berakhir, dia memikirkan tentang masa depannya. Karena tidak ingin lagi bekerja di bawah orang lain, dia bertekad bulat untuk membangun usaha dengan membuka Kios Jam Tangan dan Kacamata di teras Indomaret di dekat rumahnya. Lama kelamaan bisnisnya berkempang pesat, Agus dapat membuka kiosnya di seluruh Indomaret se-Banyuwangi, bahkan beberapa di Bondowoso, Situbondo dan Jember.
Oleh karena pikirannya selalu merasa ditantang oleh perkembangan bisnis, Agus melakukan istilahnya “pre-emptive strike” atau serangan pendahuluan, sebelum bisnisnya terkena disrupsi, Agus mengubah bisnisnya dengan menutup seluruh gerainya dengan mendirikan toko sendiri. Agar mendapatkan berkah tokonya dinamanakan “99 Jajag”, angka 99 didapat dari asmaul husna. Sebagai toko baru, Agus berupaya membranding tokonya dengan mengikuti event-event di Banyuwangi yang berpotensi mengumpulkan banyak orang. Yang ia lakukan tidak melulu direct selling tetapi menanamkan kesadaran merek (brand awarness) kepada khalayak yang hadir di event-event tersebut. Brand awarness mengenai nama dan keberadaan tokonya serta produk yang ditawarkan dilakukan melalui pemasangan umbul-umbul, banner, brosur, dll. di sekitar lokasi event. Selain itu dia melihat potensi buruh migran Indonesia yang berasal dari Banyuwangi dan sekitarnya sebagai konsumen yang potensial dengan menggandeng para pemimpin buruh migran sebagai ujung tombak promosi. Selain itu Agus juga memanfaatkan media sosial untuk branding dan marketing usahanya.
Dalam mengelola keuangan untuk kelangsungan bisnisnya, Agus membuat tiga pos, yaitu pos untuk konsumsi sehari-hari, pos untuk gaji dirinya, dan pos untuk investasi. Dengan pengelolaan tersebut, untuk membangun dan memperbesar bisnisnya, Agus hampir tidak tergantung pinjaman bank. Pada akhir-akhir ini selain memiliki toko grosir asesoris “99 Jajag”, berangkat dari kesukaannya atau hobinya nge-gym, Agus akhirnya juga membuka “99 Gym Jajag”.
Dari Kuliah tamu ini mahasiswa dapat memetik ilmu dan informasi tentang bagaimana memulai usaha, bagaimana harus cerdas membaca peluang, menghadapi ancaman dan tantangan. Agus dapat mengubah SWOT (Strengths, Weakness, Opportunities, Threats) menjadi SCOC (Strenghts, Challange, Oportunities, Challange) agar bisnisnya tetap bertahan dan berkembang.

 

Presiden Jokowi berpesan terhadap perguruan tinggi bahwa dalam menghadapi disrupsi dan perubahan di masa pandemi ini perguruan tinggi perlu menghadirkan praktisi dan pelaku industri dalam pelaksanaan belajar mengajar di kelas-kelas kuliah. Untuk itu matakuliah Pengantar Manajemen dan Kewirausahaan menggandeng pengusaha untuk mengisi Kuliah Tamu dengan tema “Belajar Bisnis dari Pengusaha”. Kuliah Tamu yang dihadari 87 mahasiswa Sastra Indonesia ini menghadirkan Agus 99 Jajag, seorang alumnus Prodi D3 Bahasa Inggris, Fakultas Sastra (FIB) UNEJ yang sukses menjadi pengusaha di kampung halamannya di Jajag, Banyuwangi.
Mahasiswa menyimak proses dan kiat-kiat Agus 99 Jajag dalam membangun bisnis from zero to hero. Agus memulai usaha dari keadaan “the power of kepepet”. Setelah mengirimkan 100 lamaran pekerjaan, dia diterima kerja di Telkomsel dengan posisi sebagai karyawan kontrak selama dua tahun. Saat menjelang kontraknya berakhir, dia memikirkan tentang masa depannya. Karena tidak ingin lagi bekerja di bawah orang lain, dia bertekad bulat untuk membangun usaha dengan membuka kios cendera mata (topi, arloji, sabuk, dll.) di teras Indomaret di dekat rumahnya. Lama kelamaan bisnisnya berkempang pesat, Agus dapat membuka kiosnya di seluruh Indomaret se-Banyuwangi, bahkan beberapa di Bondowoso, Situbondo dan Jember.
Oleh karena pikirannya selalu merasa ditantang oleh perkembangan bisnis, Agus melakukan istilahnya “pre-emptive strike” atau serangan pendahuluan, sebelum bisnisnya terkena disrupsi, Agus mengubah bisnisnya dengan menutup seluruh gerainya dengan mendirikan toko sendiri. Agar mendapatkan berkah tokonya dinamanakan “99 Jajag”, angka 99 didapat dari asmaul husna. Sebagai toko baru, Agus berupaya membranding tokonya dengan mengikuti event-event di Banyuwangi yang berpotensi mengumpulkan banyak orang. Yang ia lakukan tidak melulu direct selling tetapi menanamkan kesadaran merek (brand awarness) kepada khalayak yang hadir di event-event tersebut. Brand awarness mengenai nama dan keberadaan tokonya serta produk yang ditawarkan dilakukan melalui pemasangan umbul-umbul, banner, brosur, dll. di sekitar lokasi event. Selain itu dia melihat potensi buruh migran Indonesia yang berasal dari Banyuwangi dan sekitarnya sebagai konsumen yang potensial dengan menggandeng para pemimpin buruh migran sebagai ujung tombak promosi. Selain itu Agus juga memanfaatkan media sosial untuk branding dan marketing usahanya.
Dalam mengelola keuangan untuk kelangsungan bisnisnya, Agus membuat tiga pos, yaitu pos untuk konsumsi sehari-hari, pos untuk gaji dirinya, dan pos untuk investasi. Dengan pengelolaan tersebut, untuk membangun dan memperbesar bisnisnya, Agus hampir tidak tergantung pinjaman bank. Pada akhir-akhir ini selain memiliki toko grosir asesoris “99 Jajag”, berangkat dari kesukaannya atau hobinya nge-gym, Agus akhirnya juga membuka “99 Gym Jajag”.
Dari Kuliah tamu ini mahasiswa dapat memetik ilmu dan informasi tentang bagaimana memulai usaha, bagaimana harus cerdas membaca peluang, menghadapi ancaman dan tantangan. Agus dapat mengubah SWOT (Strengths, Weakness, Opportunities, Threats) menjadi SCOC (Strenghts, Challange, Oportunities, Challange) agar bisnisnya tetap bertahan dan berkembang.

 

Presiden Jokowi berpesan terhadap perguruan tinggi bahwa dalam menghadapi disrupsi dan perubahan di masa pandemi ini perguruan tinggi perlu menghadirkan praktisi dan pelaku industri dalam pelaksanaan belajar mengajar di kelas-kelas kuliah. Untuk itu matakuliah Pengantar Manajemen dan Kewirausahaan menggandeng pengusaha untuk mengisi Kuliah Tamu dengan tema “Belajar Bisnis dari Pengusaha”. Kuliah Tamu yang dihadari 87 mahasiswa Sastra Indonesia ini menghadirkan Agus 99 Jajag, seorang alumnus Prodi D3 Bahasa Inggris, Fakultas Sastra (FIB) UNEJ yang sukses menjadi pengusaha di kampung halamannya di Jajag, Banyuwangi.
Mahasiswa menyimak proses dan kiat-kiat Agus 99 Jajag dalam membangun bisnis from zero to hero. Agus memulai usaha dari keadaan “the power of kepepet”. Setelah mengirimkan 100 lamaran pekerjaan, dia diterima kerja di Telkomsel dengan posisi sebagai karyawan kontrak selama dua tahun. Saat menjelang kontraknya berakhir, dia memikirkan tentang masa depannya. Karena tidak ingin lagi bekerja di bawah orang lain, dia bertekad bulat untuk membangun usaha dengan membuka kios cendera mata (topi, arloji, sabuk, dll.) di teras Indomaret di dekat rumahnya. Lama kelamaan bisnisnya berkempang pesat, Agus dapat membuka kiosnya di seluruh Indomaret se-Banyuwangi, bahkan beberapa di Bondowoso, Situbondo dan Jember.
Oleh karena pikirannya selalu merasa ditantang oleh perkembangan bisnis, Agus melakukan istilahnya “pre-emptive strike” atau serangan pendahuluan, sebelum bisnisnya terkena disrupsi, Agus mengubah bisnisnya dengan menutup seluruh gerainya dengan mendirikan toko sendiri. Agar mendapatkan berkah tokonya dinamanakan “99 Jajag”, angka 99 didapat dari asmaul husna. Sebagai toko baru, Agus berupaya membranding tokonya dengan mengikuti event-event di Banyuwangi yang berpotensi mengumpulkan banyak orang. Yang ia lakukan tidak melulu direct selling tetapi menanamkan kesadaran merek (brand awarness) kepada khalayak yang hadir di event-event tersebut. Brand awarness mengenai nama dan keberadaan tokonya serta produk yang ditawarkan dilakukan melalui pemasangan umbul-umbul, banner, brosur, dll. di sekitar lokasi event. Selain itu dia melihat potensi buruh migran Indonesia yang berasal dari Banyuwangi dan sekitarnya sebagai konsumen yang potensial dengan menggandeng para pemimpin buruh migran sebagai ujung tombak promosi. Selain itu Agus juga memanfaatkan media sosial untuk branding dan marketing usahanya.
Dalam mengelola keuangan untuk kelangsungan bisnisnya, Agus membuat tiga pos, yaitu pos untuk konsumsi sehari-hari, pos untuk gaji dirinya, dan pos untuk investasi. Dengan pengelolaan tersebut, untuk membangun dan memperbesar bisnisnya, Agus hampir tidak tergantung pinjaman bank. Pada akhir-akhir ini selain memiliki toko grosir asesoris “99 Jajag”, berangkat dari kesukaannya atau hobinya nge-gym, Agus akhirnya juga membuka “99 Gym Jajag”.
Dari Kuliah tamu ini mahasiswa dapat memetik ilmu dan informasi tentang bagaimana memulai usaha, bagaimana harus cerdas membaca peluang, menghadapi ancaman dan tantangan. Agus dapat mengubah SWOT (Strengths, Weakness, Opportunities, Threats) menjadi SCOC (Strenghts, Challange, Oportunities, Challange) agar bisnisnya tetap bertahan dan berkembang.

 

 

Presiden Jokowi berpesan terhadap perguruan tinggi bahwa dalam menghadapi disrupsi dan perubahan di masa pandemi ini perguruan tinggi perlu menghadirkan praktisi dan pelaku industri dalam pelaksanaan belajar mengajar di kelas-kelas kuliah. Untuk itu matakuliah Pengantar Manajemen dan Kewirausahaan menggandeng pengusaha untuk mengisi Kuliah Tamu dengan tema “Belajar Bisnis dari Pengusaha”. Kuliah Tamu yang dihadari 87 mahasiswa Sastra Indonesia ini menghadirkan Agus 99 Jajag, seorang alumnus Prodi D3 Bahasa Inggris, Fakultas Sastra (FIB) UNEJ yang sukses menjadi pengusaha di kampung halamannya di Jajag, Banyuwangi.
Mahasiswa menyimak proses dan kiat-kiat Agus 99 Jajag dalam membangun bisnis from zero to hero. Agus memulai usaha dari keadaan “the power of kepepet”. Setelah mengirimkan 100 lamaran pekerjaan, dia diterima kerja di Telkomsel dengan posisi sebagai karyawan kontrak selama dua tahun. Saat menjelang kontraknya berakhir, dia memikirkan tentang masa depannya. Karena tidak ingin lagi bekerja di bawah orang lain, dia bertekad bulat untuk membangun usaha dengan membuka kios cendera mata (topi, arloji, sabuk, dll.) di teras Indomaret di dekat rumahnya. Lama kelamaan bisnisnya berkempang pesat, Agus dapat membuka kiosnya di seluruh Indomaret se-Banyuwangi, bahkan beberapa di Bondowoso, Situbondo dan Jember.
Oleh karena pikirannya selalu merasa ditantang oleh perkembangan bisnis, Agus melakukan istilahnya “pre-emptive strike” atau serangan pendahuluan, sebelum bisnisnya terkena disrupsi, Agus mengubah bisnisnya dengan menutup seluruh gerainya dengan mendirikan toko sendiri. Agar mendapatkan berkah tokonya dinamanakan “99 Jajag”, angka 99 didapat dari asmaul husna. Sebagai toko baru, Agus berupaya membranding tokonya dengan mengikuti event-event di Banyuwangi yang berpotensi mengumpulkan banyak orang. Yang ia lakukan tidak melulu direct selling tetapi menanamkan kesadaran merek (brand awarness) kepada khalayak yang hadir di event-event tersebut. Brand awarness mengenai nama dan keberadaan tokonya serta produk yang ditawarkan dilakukan melalui pemasangan umbul-umbul, banner, brosur, dll. di sekitar lokasi event. Selain itu dia melihat potensi buruh migran Indonesia yang berasal dari Banyuwangi dan sekitarnya sebagai konsumen yang potensial dengan menggandeng para pemimpin buruh migran sebagai ujung tombak promosi. Selain itu Agus juga memanfaatkan media sosial untuk branding dan marketing usahanya.
Dalam mengelola keuangan untuk kelangsungan bisnisnya, Agus membuat tiga pos, yaitu pos untuk konsumsi sehari-hari, pos untuk gaji dirinya, dan pos untuk investasi. Dengan pengelolaan tersebut, untuk membangun dan memperbesar bisnisnya, Agus hampir tidak tergantung pinjaman bank. Pada akhir-akhir ini selain memiliki toko grosir asesoris “99 Jajag”, berangkat dari kesukaannya atau hobinya nge-gym, Agus akhirnya juga membuka “99 Gym Jajag”.
Dari Kuliah tamu ini mahasiswa dapat memetik ilmu dan informasi tentang bagaimana memulai usaha, bagaimana harus cerdas membaca peluang, menghadapi ancaman dan tantangan. Agus dapat mengubah SWOT (Strengths, Weakness, Opportunities, Threats) menjadi SCOC (Strenghts, Challange, Oportunities, Challange) agar bisnisnya tetap bertahan dan berkembang.

 

Presiden Jokowi berpesan terhadap perguruan tinggi bahwa dalam menghadapi disrupsi dan perubahan di masa pandemi ini perguruan tinggi perlu menghadirkan praktisi dan pelaku industri dalam pelaksanaan belajar mengajar di kelas-kelas kuliah. Untuk itu matakuliah Pengantar Manajemen dan Kewirausahaan menggandeng pengusaha untuk mengisi Kuliah Tamu dengan tema “Belajar Bisnis dari Pengusaha”. Kuliah Tamu yang dihadari 87 mahasiswa Sastra Indonesia ini menghadirkan Agus 99 Jajag, seorang alumnus Prodi D3 Bahasa Inggris, Fakultas Sastra (FIB) UNEJ yang sukses menjadi pengusaha di kampung halamannya di Jajag, Banyuwangi.
Mahasiswa menyimak proses dan kiat-kiat Agus 99 Jajag dalam membangun bisnis from zero to hero. Agus memulai usaha dari keadaan “the power of kepepet”. Setelah mengirimkan 100 lamaran pekerjaan, dia diterima kerja di Telkomsel dengan posisi sebagai karyawan kontrak selama dua tahun. Saat menjelang kontraknya berakhir, dia memikirkan tentang masa depannya. Karena tidak ingin lagi bekerja di bawah orang lain, dia bertekad bulat untuk membangun usaha dengan membuka kios cendera mata (topi, arloji, sabuk, dll.) di teras Indomaret di dekat rumahnya. Lama kelamaan bisnisnya berkempang pesat, Agus dapat membuka kiosnya di seluruh Indomaret se-Banyuwangi, bahkan beberapa di Bondowoso, Situbondo dan Jember.
Oleh karena pikirannya selalu merasa ditantang oleh perkembangan bisnis, Agus melakukan istilahnya “pre-emptive strike” atau serangan pendahuluan, sebelum bisnisnya terkena disrupsi, Agus mengubah bisnisnya dengan menutup seluruh gerainya dengan mendirikan toko sendiri. Agar mendapatkan berkah tokonya dinamanakan “99 Jajag”, angka 99 didapat dari asmaul husna. Sebagai toko baru, Agus berupaya membranding tokonya dengan mengikuti event-event di Banyuwangi yang berpotensi mengumpulkan banyak orang. Yang ia lakukan tidak melulu direct selling tetapi menanamkan kesadaran merek (brand awarness) kepada khalayak yang hadir di event-event tersebut. Brand awarness mengenai nama dan keberadaan tokonya serta produk yang ditawarkan dilakukan melalui pemasangan umbul-umbul, banner, brosur, dll. di sekitar lokasi event. Selain itu dia melihat potensi buruh migran Indonesia yang berasal dari Banyuwangi dan sekitarnya sebagai konsumen yang potensial dengan menggandeng para pemimpin buruh migran sebagai ujung tombak promosi. Selain itu Agus juga memanfaatkan media sosial untuk branding dan marketing usahanya.
Dalam mengelola keuangan untuk kelangsungan bisnisnya, Agus membuat tiga pos, yaitu pos untuk konsumsi sehari-hari, pos untuk gaji dirinya, dan pos untuk investasi. Dengan pengelolaan tersebut, untuk membangun dan memperbesar bisnisnya, Agus hampir tidak tergantung pinjaman bank. Pada akhir-akhir ini selain memiliki toko grosir asesoris “99 Jajag”, berangkat dari kesukaannya atau hobinya nge-gym, Agus akhirnya juga membuka “99 Gym Jajag”.
Dari Kuliah tamu ini mahasiswa dapat memetik ilmu dan informasi tentang bagaimana memulai usaha, bagaimana harus cerdas membaca peluang, menghadapi ancaman dan tantangan. Agus dapat mengubah SWOT (Strengths, Weakness, Opportunities, Threats) menjadi SCOC (Strenghts, Challange, Oportunities, Challange) agar bisnisnya tetap bertahan dan berkembang.

 

Presiden Jokowi berpesan terhadap perguruan tinggi bahwa dalam menghadapi disrupsi dan perubahan di masa pandemi ini perguruan tinggi perlu menghadirkan praktisi dan pelaku industri dalam pelaksanaan belajar mengajar di kelas-kelas kuliah. Untuk itu matakuliah Pengantar Manajemen dan Kewirausahaan menggandeng pengusaha untuk mengisi Kuliah Tamu dengan tema “Belajar Bisnis dari Pengusaha”. Kuliah Tamu yang dihadari 87 mahasiswa Sastra Indonesia ini menghadirkan Agus 99 Jajag, seorang alumnus Prodi D3 Bahasa Inggris, Fakultas Sastra (FIB) UNEJ yang sukses menjadi pengusaha di kampung halamannya di Jajag, Banyuwangi.
Mahasiswa menyimak proses dan kiat-kiat Agus 99 Jajag dalam membangun bisnis from zero to hero. Agus memulai usaha dari keadaan “the power of kepepet”. Setelah mengirimkan 100 lamaran pekerjaan, dia diterima kerja di Telkomsel dengan posisi sebagai karyawan kontrak selama dua tahun. Saat menjelang kontraknya berakhir, dia memikirkan tentang masa depannya. Karena tidak ingin lagi bekerja di bawah orang lain, dia bertekad bulat untuk membangun usaha dengan membuka kios cendera mata (topi, arloji, sabuk, dll.) di teras Indomaret di dekat rumahnya. Lama kelamaan bisnisnya berkempang pesat, Agus dapat membuka kiosnya di seluruh Indomaret se-Banyuwangi, bahkan beberapa di Bondowoso, Situbondo dan Jember.
Oleh karena pikirannya selalu merasa ditantang oleh perkembangan bisnis, Agus melakukan istilahnya “pre-emptive strike” atau serangan pendahuluan, sebelum bisnisnya terkena disrupsi, Agus mengubah bisnisnya dengan menutup seluruh gerainya dengan mendirikan toko sendiri. Agar mendapatkan berkah tokonya dinamanakan “99 Jajag”, angka 99 didapat dari asmaul husna. Sebagai toko baru, Agus berupaya membranding tokonya dengan mengikuti event-event di Banyuwangi yang berpotensi mengumpulkan banyak orang. Yang ia lakukan tidak melulu direct selling tetapi menanamkan kesadaran merek (brand awarness) kepada khalayak yang hadir di event-event tersebut. Brand awarness mengenai nama dan keberadaan tokonya serta produk yang ditawarkan dilakukan melalui pemasangan umbul-umbul, banner, brosur, dll. di sekitar lokasi event. Selain itu dia melihat potensi buruh migran Indonesia yang berasal dari Banyuwangi dan sekitarnya sebagai konsumen yang potensial dengan menggandeng para pemimpin buruh migran sebagai ujung tombak promosi. Selain itu Agus juga memanfaatkan media sosial untuk branding dan marketing usahanya.
Dalam mengelola keuangan untuk kelangsungan bisnisnya, Agus membuat tiga pos, yaitu pos untuk konsumsi sehari-hari, pos untuk gaji dirinya, dan pos untuk investasi. Dengan pengelolaan tersebut, untuk membangun dan memperbesar bisnisnya, Agus hampir tidak tergantung pinjaman bank. Pada akhir-akhir ini selain memiliki toko grosir asesoris “99 Jajag”, berangkat dari kesukaannya atau hobinya nge-gym, Agus akhirnya juga membuka “99 Gym Jajag”.
Dari Kuliah tamu ini mahasiswa dapat memetik ilmu dan informasi tentang bagaimana memulai usaha, bagaimana harus cerdas membaca peluang, menghadapi ancaman dan tantangan. Agus dapat mengubah SWOT (Strengths, Weakness, Opportunities, Threats) menjadi SCOC (Strenghts, Challange, Oportunities, Challange) agar bisnisnya tetap bertahan dan berkembang.

Presiden Jokowi berpesan terhadap perguruan tinggi bahwa dalam menghadapi disrupsi dan perubahan di masa pandemi ini perguruan tinggi perlu menghadirkan praktisi dan pelaku industri dalam pelaksanaan belajar mengajar di kelas-kelas kuliah. Untuk itu matakuliah Pengantar Manajemen dan Kewirausahaan menggandeng pengusaha untuk mengisi Kuliah Tamu dengan tema “Belajar Bisnis dari Pengusaha”. Kuliah Tamu yang dihadari 87 mahasiswa Sastra Indonesia ini menghadirkan Agus 99 Jajag, seorang alumnus Prodi D3 Bahasa Inggris, Fakultas Sastra (FIB) UNEJ yang sukses menjadi pengusaha di kampung halamannya di Jajag, Banyuwangi.
Mahasiswa menyimak proses dan kiat-kiat Agus 99 Jajag dalam membangun bisnis from zero to hero. Agus memulai usaha dari keadaan “the power of kepepet”. Setelah mengirimkan 100 lamaran pekerjaan, dia diterima kerja di Telkomsel dengan posisi sebagai karyawan kontrak selama dua tahun. Saat menjelang kontraknya berakhir, dia memikirkan tentang masa depannya. Karena tidak ingin lagi bekerja di bawah orang lain, dia bertekad bulat untuk membangun usaha dengan membuka Kios Jam tangan dan Kacamata di teras Indomaret di dekat rumahnya. Lama kelamaan bisnisnya berkempang pesat, Agus dapat membuka kiosnya di seluruh Indomaret se-Banyuwangi, bahkan beberapa di Bondowoso, Situbondo dan Jember.
Oleh karena pikirannya selalu merasa ditantang oleh perkembangan bisnis, Agus melakukan istilahnya “pre-emptive strike” atau serangan pendahuluan, sebelum bisnisnya terkena disrupsi, Agus mengubah bisnisnya dengan menutup seluruh gerainya dengan mendirikan toko sendiri. Agar mendapatkan berkah tokonya dinamanakan “99 Jajag”, angka 99 didapat dari asmaul husna. Sebagai toko baru, Agus berupaya membranding tokonya dengan mengikuti event-event di Banyuwangi yang berpotensi mengumpulkan banyak orang. Yang ia lakukan tidak melulu direct selling tetapi menanamkan kesadaran merek (brand awarness) kepada khalayak yang hadir di event-event tersebut. Brand awarness mengenai nama dan keberadaan tokonya serta produk yang ditawarkan dilakukan melalui pemasangan umbul-umbul, banner, brosur, dll. di sekitar lokasi event. Selain itu dia melihat potensi buruh migran Indonesia yang berasal dari Banyuwangi dan sekitarnya sebagai konsumen yang potensial dengan menggandeng para pemimpin buruh migran sebagai ujung tombak promosi. Selain itu Agus juga memanfaatkan media sosial untuk branding dan marketing usahanya.
Dalam mengelola keuangan untuk kelangsungan bisnisnya, Agus membuat tiga pos, yaitu pos untuk konsumsi sehari-hari, pos untuk gaji dirinya, dan pos untuk investasi. Dengan pengelolaan tersebut, untuk membangun dan memperbesar bisnisnya, Agus hampir tidak tergantung pinjaman bank. Pada akhir-akhir ini selain memiliki toko grosir asesoris “99 Jajag”, berangkat dari kesukaannya atau hobinya nge-gym, Agus akhirnya juga membuka “99 Gym Jajag”.
Dari Kuliah tamu ini mahasiswa dapat memetik ilmu dan informasi tentang bagaimana memulai usaha, bagaimana harus cerdas membaca peluang, menghadapi ancaman dan tantangan. Agus dapat mengubah SWOT (Strengths, Weakness, Opportunities, Threats) menjadi SCOC (Strenghts, Challange, Oportunities, Challange) agar bisnisnya tetap bertahan dan berkembang.

Presiden Jokowi berpesan terhadap perguruan tinggi bahwa dalam menghadapi disrupsi dan perubahan di masa pandemi ini perguruan tinggi perlu menghadirkan praktisi dan pelaku industri dalam pelaksanaan belajar mengajar di kelas-kelas kuliah. Untuk itu matakuliah Pengantar Manajemen dan Kewirausahaan menggandeng pengusaha untuk mengisi Kuliah Tamu dengan tema “Belajar Bisnis dari Pengusaha”. Kuliah Tamu yang dihadari 87 mahasiswa Sastra Indonesia ini menghadirkan Agus 99 Jajag, seorang alumnus Prodi D3 Bahasa Inggris, Fakultas Sastra (FIB) UNEJ yang sukses menjadi pengusaha di kampung halamannya di Jajag, Banyuwangi.
Mahasiswa menyimak proses dan kiat-kiat Agus 99 Jajag dalam membangun bisnis from zero to hero. Agus memulai usaha dari keadaan “the power of kepepet”. Setelah mengirimkan 100 lamaran pekerjaan, dia diterima kerja di Telkomsel dengan posisi sebagai karyawan kontrak selama dua tahun. Saat menjelang kontraknya berakhir, dia memikirkan tentang masa depannya. Karena tidak ingin lagi bekerja di bawah orang lain, dia bertekad bulat untuk membangun usaha dengan membuka kios cendera mata (topi, arloji, sabuk, dll.) di teras Indomaret di dekat rumahnya. Lama kelamaan bisnisnya berkempang pesat, Agus dapat membuka kiosnya di seluruh Indomaret se-Banyuwangi, bahkan beberapa di Bondowoso, Situbondo dan Jember.
Oleh karena pikirannya selalu merasa ditantang oleh perkembangan bisnis, Agus melakukan istilahnya “pre-emptive strike” atau serangan pendahuluan, sebelum bisnisnya terkena disrupsi, Agus mengubah bisnisnya dengan menutup seluruh gerainya dengan mendirikan toko sendiri. Agar mendapatkan berkah tokonya dinamanakan “99 Jajag”, angka 99 didapat dari asmaul husna. Sebagai toko baru, Agus berupaya membranding tokonya dengan mengikuti event-event di Banyuwangi yang berpotensi mengumpulkan banyak orang. Yang ia lakukan tidak melulu direct selling tetapi menanamkan kesadaran merek (brand awarness) kepada khalayak yang hadir di event-event tersebut. Brand awarness mengenai nama dan keberadaan tokonya serta produk yang ditawarkan dilakukan melalui pemasangan umbul-umbul, banner, brosur, dll. di sekitar lokasi event. Selain itu dia melihat potensi buruh migran Indonesia yang berasal dari Banyuwangi dan sekitarnya sebagai konsumen yang potensial dengan menggandeng para pemimpin buruh migran sebagai ujung tombak promosi. Selain itu Agus juga memanfaatkan media sosial untuk branding dan marketing usahanya.
Dalam mengelola keuangan untuk kelangsungan bisnisnya, Agus membuat tiga pos, yaitu pos untuk konsumsi sehari-hari, pos untuk gaji dirinya, dan pos untuk investasi. Dengan pengelolaan tersebut, untuk membangun dan memperbesar bisnisnya, Agus hampir tidak tergantung pinjaman bank. Pada akhir-akhir ini selain memiliki toko grosir asesoris “99 Jajag”, berangkat dari kesukaannya atau hobinya nge-gym, Agus akhirnya juga membuka “99 Gym Jajag”.
Dari Kuliah tamu ini mahasiswa dapat memetik ilmu dan informasi tentang bagaimana memulai usaha, bagaimana harus cerdas membaca peluang, menghadapi ancaman dan tantangan. Agus dapat mengubah SWOT (Strengths, Weakness, Opportunities, Threats) menjadi SCOC (Strenghts, Challange, Oportunities, Challange) agar bisnisnya tetap bertahan dan berkembang.

Presiden Jokowi berpesan terhadap perguruan tinggi bahwa dalam menghadapi disrupsi dan perubahan di masa pandemi ini perguruan tinggi perlu menghadirkan praktisi dan pelaku industri dalam pelaksanaan belajar mengajar di kelas-kelas kuliah. Untuk itu matakuliah Pengantar Manajemen dan Kewirausahaan menggandeng pengusaha untuk mengisi Kuliah Tamu dengan tema “Belajar Bisnis dari Pengusaha”. Kuliah Tamu yang dihadari 87 mahasiswa Sastra Indonesia ini menghadirkan Agus 99 Jajag, seorang alumnus Prodi D3 Bahasa Inggris, Fakultas Sastra (FIB) UNEJ yang sukses menjadi pengusaha di kampung halamannya di Jajag, Banyuwangi.
Mahasiswa menyimak proses dan kiat-kiat Agus 99 Jajag dalam membangun bisnis from zero to hero. Agus memulai usaha dari keadaan “the power of kepepet”. Setelah mengirimkan 100 lamaran pekerjaan, dia diterima kerja di Telkomsel dengan posisi sebagai karyawan kontrak selama dua tahun. Saat menjelang kontraknya berakhir, dia memikirkan tentang masa depannya. Karena tidak ingin lagi bekerja di bawah orang lain, dia bertekad bulat untuk membangun usaha dengan membuka Kios Jam Tangan dan Kacamata di teras Indomaret di dekat rumahnya. Lama kelamaan bisnisnya berkempang pesat, Agus dapat membuka kiosnya di seluruh Indomaret se-Banyuwangi, bahkan beberapa di Bondowoso, Situbondo dan Jember.
Oleh karena pikirannya selalu merasa ditantang oleh perkembangan bisnis, Agus melakukan istilahnya “pre-emptive strike” atau serangan pendahuluan, sebelum bisnisnya terkena disrupsi, Agus mengubah bisnisnya dengan menutup seluruh gerainya dengan mendirikan toko sendiri. Agar mendapatkan berkah tokonya dinamanakan “99 Jajag”, angka 99 didapat dari asmaul husna. Sebagai toko baru, Agus berupaya membranding tokonya dengan mengikuti event-event di Banyuwangi yang berpotensi mengumpulkan banyak orang. Yang ia lakukan tidak melulu direct selling tetapi menanamkan kesadaran merek (brand awarness) kepada khalayak yang hadir di event-event tersebut. Brand awarness mengenai nama dan keberadaan tokonya serta produk yang ditawarkan dilakukan melalui pemasangan umbul-umbul, banner, brosur, dll. di sekitar lokasi event. Selain itu dia melihat potensi buruh migran Indonesia yang berasal dari Banyuwangi dan sekitarnya sebagai konsumen yang potensial dengan menggandeng para pemimpin buruh migran sebagai ujung tombak promosi. Selain itu Agus juga memanfaatkan media sosial untuk branding dan marketing usahanya.
Dalam mengelola keuangan untuk kelangsungan bisnisnya, Agus membuat tiga pos, yaitu pos untuk konsumsi sehari-hari, pos untuk gaji dirinya, dan pos untuk investasi. Dengan pengelolaan tersebut, untuk membangun dan memperbesar bisnisnya, Agus hampir tidak tergantung pinjaman bank. Pada akhir-akhir ini selain memiliki toko grosir asesoris “99 Jajag”, berangkat dari kesukaannya atau hobinya nge-gym, Agus akhirnya juga membuka “99 Gym Jajag”.
Dari Kuliah tamu ini mahasiswa dapat memetik ilmu dan informasi tentang bagaimana memulai usaha, bagaimana harus cerdas membaca peluang, menghadapi ancaman dan tantangan. Agus dapat mengubah SWOT (Strengths, Weakness, Opportunities, Threats) menjadi SCOC (Strenghts, Challange, Oportunities, Challange) agar bisnisnya tetap bertahan dan berkembang.

 

Presiden Jokowi berpesan terhadap perguruan tinggi bahwa dalam menghadapi disrupsi dan perubahan di masa pandemi ini perguruan tinggi perlu menghadirkan praktisi dan pelaku industri dalam pelaksanaan belajar mengajar di kelas-kelas kuliah. Untuk itu matakuliah Pengantar Manajemen dan Kewirausahaan menggandeng pengusaha untuk mengisi Kuliah Tamu dengan tema “Belajar Bisnis dari Pengusaha”. Kuliah Tamu yang dihadari 87 mahasiswa Sastra Indonesia ini menghadirkan Agus 99 Jajag, seorang alumnus Prodi D3 Bahasa Inggris, Fakultas Sastra (FIB) UNEJ yang sukses menjadi pengusaha di kampung halamannya di Jajag, Banyuwangi.
Mahasiswa menyimak proses dan kiat-kiat Agus 99 Jajag dalam membangun bisnis from zero to hero. Agus memulai usaha dari keadaan “the power of kepepet”. Setelah mengirimkan 100 lamaran pekerjaan, dia diterima kerja di Telkomsel dengan posisi sebagai karyawan kontrak selama dua tahun. Saat menjelang kontraknya berakhir, dia memikirkan tentang masa depannya. Karena tidak ingin lagi bekerja di bawah orang lain, dia bertekad bulat untuk membangun usaha dengan membuka kios cendera mata (topi, arloji, sabuk, dll.) di teras Indomaret di dekat rumahnya. Lama kelamaan bisnisnya berkempang pesat, Agus dapat membuka kiosnya di seluruh Indomaret se-Banyuwangi, bahkan beberapa di Bondowoso, Situbondo dan Jember.
Oleh karena pikirannya selalu merasa ditantang oleh perkembangan bisnis, Agus melakukan istilahnya “pre-emptive strike” atau serangan pendahuluan, sebelum bisnisnya terkena disrupsi, Agus mengubah bisnisnya dengan menutup seluruh gerainya dengan mendirikan toko sendiri. Agar mendapatkan berkah tokonya dinamanakan “99 Jajag”, angka 99 didapat dari asmaul husna. Sebagai toko baru, Agus berupaya membranding tokonya dengan mengikuti event-event di Banyuwangi yang berpotensi mengumpulkan banyak orang. Yang ia lakukan tidak melulu direct selling tetapi menanamkan kesadaran merek (brand awarness) kepada khalayak yang hadir di event-event tersebut. Brand awarness mengenai nama dan keberadaan tokonya serta produk yang ditawarkan dilakukan melalui pemasangan umbul-umbul, banner, brosur, dll. di sekitar lokasi event. Selain itu dia melihat potensi buruh migran Indonesia yang berasal dari Banyuwangi dan sekitarnya sebagai konsumen yang potensial dengan menggandeng para pemimpin buruh migran sebagai ujung tombak promosi. Selain itu Agus juga memanfaatkan media sosial untuk branding dan marketing usahanya.
Dalam mengelola keuangan untuk kelangsungan bisnisnya, Agus membuat tiga pos, yaitu pos untuk konsumsi sehari-hari, pos untuk gaji dirinya, dan pos untuk investasi. Dengan pengelolaan tersebut, untuk membangun dan memperbesar bisnisnya, Agus hampir tidak tergantung pinjaman bank. Pada akhir-akhir ini selain memiliki toko grosir asesoris “99 Jajag”, berangkat dari kesukaannya atau hobinya nge-gym, Agus akhirnya juga membuka “99 Gym Jajag”.
Dari Kuliah tamu ini mahasiswa dapat memetik ilmu dan informasi tentang bagaimana memulai usaha, bagaimana harus cerdas membaca peluang, menghadapi ancaman dan tantangan. Agus dapat mengubah SWOT (Strengths, Weakness, Opportunities, Threats) menjadi SCOC (Strenghts, Challange, Oportunities, Challange) agar bisnisnya tetap bertahan dan berkembang.

Presiden Jokowi berpesan terhadap perguruan tinggi bahwa dalam menghadapi disrupsi dan perubahan di masa pandemi ini perguruan tinggi perlu menghadirkan praktisi dan pelaku industri dalam pelaksanaan belajar mengajar di kelas-kelas kuliah. Untuk itu matakuliah Pengantar Manajemen dan Kewirausahaan menggandeng pengusaha untuk mengisi Kuliah Tamu dengan tema “Belajar Bisnis dari Pengusaha”. Kuliah Tamu yang dihadari 87 mahasiswa Sastra Indonesia ini menghadirkan Agus 99 Jajag, seorang alumnus Prodi D3 Bahasa Inggris, Fakultas Sastra (FIB) UNEJ yang sukses menjadi pengusaha di kampung halamannya di Jajag, Banyuwangi.
Mahasiswa menyimak proses dan kiat-kiat Agus 99 Jajag dalam membangun bisnis from zero to hero. Agus memulai usaha dari keadaan “the power of kepepet”. Setelah mengirimkan 100 lamaran pekerjaan, dia diterima kerja di Telkomsel dengan posisi sebagai karyawan kontrak selama dua tahun. Saat menjelang kontraknya berakhir, dia memikirkan tentang masa depannya. Karena tidak ingin lagi bekerja di bawah orang lain, dia bertekad bulat untuk membangun usaha dengan membuka kios cendera mata (topi, arloji, sabuk, dll.) di teras Indomaret di dekat rumahnya. Lama kelamaan bisnisnya berkempang pesat, Agus dapat membuka kiosnya di seluruh Indomaret se-Banyuwangi, bahkan beberapa di Bondowoso, Situbondo dan Jember.
Oleh karena pikirannya selalu merasa ditantang oleh perkembangan bisnis, Agus melakukan istilahnya “pre-emptive strike” atau serangan pendahuluan, sebelum bisnisnya terkena disrupsi, Agus mengubah bisnisnya dengan menutup seluruh gerainya dengan mendirikan toko sendiri. Agar mendapatkan berkah tokonya dinamanakan “99 Jajag”, angka 99 didapat dari asmaul husna. Sebagai toko baru, Agus berupaya membranding tokonya dengan mengikuti event-event di Banyuwangi yang berpotensi mengumpulkan banyak orang. Yang ia lakukan tidak melulu direct selling tetapi menanamkan kesadaran merek (brand awarness) kepada khalayak yang hadir di event-event tersebut. Brand awarness mengenai nama dan keberadaan tokonya serta produk yang ditawarkan dilakukan melalui pemasangan umbul-umbul, banner, brosur, dll. di sekitar lokasi event. Selain itu dia melihat potensi buruh migran Indonesia yang berasal dari Banyuwangi dan sekitarnya sebagai konsumen yang potensial dengan menggandeng para pemimpin buruh migran sebagai ujung tombak promosi. Selain itu Agus juga memanfaatkan media sosial untuk branding dan marketing usahanya.
Dalam mengelola keuangan untuk kelangsungan bisnisnya, Agus membuat tiga pos, yaitu pos untuk konsumsi sehari-hari, pos untuk gaji dirinya, dan pos untuk investasi. Dengan pengelolaan tersebut, untuk membangun dan memperbesar bisnisnya, Agus hampir tidak tergantung pinjaman bank. Pada akhir-akhir ini selain memiliki toko grosir asesoris “99 Jajag”, berangkat dari kesukaannya atau hobinya nge-gym, Agus akhirnya juga membuka “99 Gym Jajag”.
Dari Kuliah tamu ini mahasiswa dapat memetik ilmu dan informasi tentang bagaimana memulai usaha, bagaimana harus cerdas membaca peluang, menghadapi ancaman dan tantangan. Agus dapat mengubah SWOT (Strengths, Weakness, Opportunities, Threats) menjadi SCOC (Strenghts, Challange, Oportunities, Challange) agar bisnisnya tetap bertahan dan berkembang.

 

 

Presiden Jokowi berpesan terhadap perguruan tinggi bahwa dalam menghadapi disrupsi dan perubahan di masa pandemi ini perguruan tinggi perlu menghadirkan praktisi dan pelaku industri dalam pelaksanaan belajar mengajar di kelas-kelas kuliah. Untuk itu matakuliah Pengantar Manajemen dan Kewirausahaan menggandeng pengusaha untuk mengisi Kuliah Tamu dengan tema “Belajar Bisnis dari Pengusaha”. Kuliah Tamu yang dihadari 87 mahasiswa Sastra Indonesia ini menghadirkan Agus 99 Jajag, seorang alumnus Prodi D3 Bahasa Inggris, Fakultas Sastra (FIB) UNEJ yang sukses menjadi pengusaha di kampung halamannya di Jajag, Banyuwangi.
Mahasiswa menyimak proses dan kiat-kiat Agus 99 Jajag dalam membangun bisnis from zero to hero. Agus memulai usaha dari keadaan “the power of kepepet”. Setelah mengirimkan 100 lamaran pekerjaan, dia diterima kerja di Telkomsel dengan posisi sebagai karyawan kontrak selama dua tahun. Saat menjelang kontraknya berakhir, dia memikirkan tentang masa depannya. Karena tidak ingin lagi bekerja di bawah orang lain, dia bertekad bulat untuk membangun usaha dengan membuka kios cendera mata (topi, arloji, sabuk, dll.) di teras Indomaret di dekat rumahnya. Lama kelamaan bisnisnya berkempang pesat, Agus dapat membuka kiosnya di seluruh Indomaret se-Banyuwangi, bahkan beberapa di Bondowoso, Situbondo dan Jember.
Oleh karena pikirannya selalu merasa ditantang oleh perkembangan bisnis, Agus melakukan istilahnya “pre-emptive strike” atau serangan pendahuluan, sebelum bisnisnya terkena disrupsi, Agus mengubah bisnisnya dengan menutup seluruh gerainya dengan mendirikan toko sendiri. Agar mendapatkan berkah tokonya dinamanakan “99 Jajag”, angka 99 didapat dari asmaul husna. Sebagai toko baru, Agus berupaya membranding tokonya dengan mengikuti event-event di Banyuwangi yang berpotensi mengumpulkan banyak orang. Yang ia lakukan tidak melulu direct selling tetapi menanamkan kesadaran merek (brand awarness) kepada khalayak yang hadir di event-event tersebut. Brand awarness mengenai nama dan keberadaan tokonya serta produk yang ditawarkan dilakukan melalui pemasangan umbul-umbul, banner, brosur, dll. di sekitar lokasi event. Selain itu dia melihat potensi buruh migran Indonesia yang berasal dari Banyuwangi dan sekitarnya sebagai konsumen yang potensial dengan menggandeng para pemimpin buruh migran sebagai ujung tombak promosi. Selain itu Agus juga memanfaatkan media sosial untuk branding dan marketing usahanya.
Dalam mengelola keuangan untuk kelangsungan bisnisnya, Agus membuat tiga pos, yaitu pos untuk konsumsi sehari-hari, pos untuk gaji dirinya, dan pos untuk investasi. Dengan pengelolaan tersebut, untuk membangun dan memperbesar bisnisnya, Agus hampir tidak tergantung pinjaman bank. Pada akhir-akhir ini selain memiliki toko grosir asesoris “99 Jajag”, berangkat dari kesukaannya atau hobinya nge-gym, Agus akhirnya juga membuka “99 Gym Jajag”.
Dari Kuliah tamu ini mahasiswa dapat memetik ilmu dan informasi tentang bagaimana memulai usaha, bagaimana harus cerdas membaca peluang, menghadapi ancaman dan tantangan. Agus dapat mengubah SWOT (Strengths, Weakness, Opportunities, Threats) menjadi SCOC (Strenghts, Challange, Oportunities, Challange) agar bisnisnya tetap bertahan dan berkembang.

 

Presiden Jokowi berpesan terhadap perguruan tinggi bahwa dalam menghadapi disrupsi dan perubahan di masa pandemi ini perguruan tinggi perlu menghadirkan praktisi dan pelaku industri dalam pelaksanaan belajar mengajar di kelas-kelas kuliah. Untuk itu matakuliah Pengantar Manajemen dan Kewirausahaan menggandeng pengusaha untuk mengisi Kuliah Tamu dengan tema “Belajar Bisnis dari Pengusaha”. Kuliah Tamu yang dihadari 87 mahasiswa Sastra Indonesia ini menghadirkan Agus 99 Jajag, seorang alumnus Prodi D3 Bahasa Inggris, Fakultas Sastra (FIB) UNEJ yang sukses menjadi pengusaha di kampung halamannya di Jajag, Banyuwangi.
Mahasiswa menyimak proses dan kiat-kiat Agus 99 Jajag dalam membangun bisnis from zero to hero. Agus memulai usaha dari keadaan “the power of kepepet”. Setelah mengirimkan 100 lamaran pekerjaan, dia diterima kerja di Telkomsel dengan posisi sebagai karyawan kontrak selama dua tahun. Saat menjelang kontraknya berakhir, dia memikirkan tentang masa depannya. Karena tidak ingin lagi bekerja di bawah orang lain, dia bertekad bulat untuk membangun usaha dengan membuka kios cendera mata (topi, arloji, sabuk, dll.) di teras Indomaret di dekat rumahnya. Lama kelamaan bisnisnya berkempang pesat, Agus dapat membuka kiosnya di seluruh Indomaret se-Banyuwangi, bahkan beberapa di Bondowoso, Situbondo dan Jember.
Oleh karena pikirannya selalu merasa ditantang oleh perkembangan bisnis, Agus melakukan istilahnya “pre-emptive strike” atau serangan pendahuluan, sebelum bisnisnya terkena disrupsi, Agus mengubah bisnisnya dengan menutup seluruh gerainya dengan mendirikan toko sendiri. Agar mendapatkan berkah tokonya dinamanakan “99 Jajag”, angka 99 didapat dari asmaul husna. Sebagai toko baru, Agus berupaya membranding tokonya dengan mengikuti event-event di Banyuwangi yang berpotensi mengumpulkan banyak orang. Yang ia lakukan tidak melulu direct selling tetapi menanamkan kesadaran merek (brand awarness) kepada khalayak yang hadir di event-event tersebut. Brand awarness mengenai nama dan keberadaan tokonya serta produk yang ditawarkan dilakukan melalui pemasangan umbul-umbul, banner, brosur, dll. di sekitar lokasi event. Selain itu dia melihat potensi buruh migran Indonesia yang berasal dari Banyuwangi dan sekitarnya sebagai konsumen yang potensial dengan menggandeng para pemimpin buruh migran sebagai ujung tombak promosi. Selain itu Agus juga memanfaatkan media sosial untuk branding dan marketing usahanya.
Dalam mengelola keuangan untuk kelangsungan bisnisnya, Agus membuat tiga pos, yaitu pos untuk konsumsi sehari-hari, pos untuk gaji dirinya, dan pos untuk investasi. Dengan pengelolaan tersebut, untuk membangun dan memperbesar bisnisnya, Agus hampir tidak tergantung pinjaman bank. Pada akhir-akhir ini selain memiliki toko grosir asesoris “99 Jajag”, berangkat dari kesukaannya atau hobinya nge-gym, Agus akhirnya juga membuka “99 Gym Jajag”.
Dari Kuliah tamu ini mahasiswa dapat memetik ilmu dan informasi tentang bagaimana memulai usaha, bagaimana harus cerdas membaca peluang, menghadapi ancaman dan tantangan. Agus dapat mengubah SWOT (Strengths, Weakness, Opportunities, Threats) menjadi SCOC (Strenghts, Challange, Oportunities, Challange) agar bisnisnya tetap bertahan dan berkembang.

 

Presiden Jokowi berpesan terhadap perguruan tinggi bahwa dalam menghadapi disrupsi dan perubahan di masa pandemi ini perguruan tinggi perlu menghadirkan praktisi dan pelaku industri dalam pelaksanaan belajar mengajar di kelas-kelas kuliah. Untuk itu matakuliah Pengantar Manajemen dan Kewirausahaan menggandeng pengusaha untuk mengisi Kuliah Tamu dengan tema “Belajar Bisnis dari Pengusaha”. Kuliah Tamu yang dihadari 87 mahasiswa Sastra Indonesia ini menghadirkan Agus 99 Jajag, seorang alumnus Prodi D3 Bahasa Inggris, Fakultas Sastra (FIB) UNEJ yang sukses menjadi pengusaha di kampung halamannya di Jajag, Banyuwangi.
Mahasiswa menyimak proses dan kiat-kiat Agus 99 Jajag dalam membangun bisnis from zero to hero. Agus memulai usaha dari keadaan “the power of kepepet”. Setelah mengirimkan 100 lamaran pekerjaan, dia diterima kerja di Telkomsel dengan posisi sebagai karyawan kontrak selama dua tahun. Saat menjelang kontraknya berakhir, dia memikirkan tentang masa depannya. Karena tidak ingin lagi bekerja di bawah orang lain, dia bertekad bulat untuk membangun usaha dengan membuka kios cendera mata (topi, arloji, sabuk, dll.) di teras Indomaret di dekat rumahnya. Lama kelamaan bisnisnya berkempang pesat, Agus dapat membuka kiosnya di seluruh Indomaret se-Banyuwangi, bahkan beberapa di Bondowoso, Situbondo dan Jember.
Oleh karena pikirannya selalu merasa ditantang oleh perkembangan bisnis, Agus melakukan istilahnya “pre-emptive strike” atau serangan pendahuluan, sebelum bisnisnya terkena disrupsi, Agus mengubah bisnisnya dengan menutup seluruh gerainya dengan mendirikan toko sendiri. Agar mendapatkan berkah tokonya dinamanakan “99 Jajag”, angka 99 didapat dari asmaul husna. Sebagai toko baru, Agus berupaya membranding tokonya dengan mengikuti event-event di Banyuwangi yang berpotensi mengumpulkan banyak orang. Yang ia lakukan tidak melulu direct selling tetapi menanamkan kesadaran merek (brand awarness) kepada khalayak yang hadir di event-event tersebut. Brand awarness mengenai nama dan keberadaan tokonya serta produk yang ditawarkan dilakukan melalui pemasangan umbul-umbul, banner, brosur, dll. di sekitar lokasi event. Selain itu dia melihat potensi buruh migran Indonesia yang berasal dari Banyuwangi dan sekitarnya sebagai konsumen yang potensial dengan menggandeng para pemimpin buruh migran sebagai ujung tombak promosi. Selain itu Agus juga memanfaatkan media sosial untuk branding dan marketing usahanya.
Dalam mengelola keuangan untuk kelangsungan bisnisnya, Agus membuat tiga pos, yaitu pos untuk konsumsi sehari-hari, pos untuk gaji dirinya, dan pos untuk investasi. Dengan pengelolaan tersebut, untuk membangun dan memperbesar bisnisnya, Agus hampir tidak tergantung pinjaman bank. Pada akhir-akhir ini selain memiliki toko grosir asesoris “99 Jajag”, berangkat dari kesukaannya atau hobinya nge-gym, Agus akhirnya juga membuka “99 Gym Jajag”.
Dari Kuliah tamu ini mahasiswa dapat memetik ilmu dan informasi tentang bagaimana memulai usaha, bagaimana harus cerdas membaca peluang, menghadapi ancaman dan tantangan. Agus dapat mengubah SWOT (Strengths, Weakness, Opportunities, Threats) menjadi SCOC (Strenghts, Challange, Oportunities, Challange) agar bisnisnya tetap bertahan dan berkembang.

Presiden Jokowi berpesan terhadap perguruan tinggi bahwa dalam menghadapi disrupsi dan perubahan di masa pandemi ini perguruan tinggi perlu menghadirkan praktisi dan pelaku industri dalam pelaksanaan belajar mengajar di kelas-kelas kuliah. Untuk itu matakuliah Pengantar Manajemen dan Kewirausahaan menggandeng pengusaha untuk mengisi Kuliah Tamu dengan tema “Belajar Bisnis dari Pengusaha”. Kuliah Tamu yang dihadari 87 mahasiswa Sastra Indonesia ini menghadirkan Agus 99 Jajag, seorang alumnus Prodi D3 Bahasa Inggris, Fakultas Sastra (FIB) UNEJ yang sukses menjadi pengusaha di kampung halamannya di Jajag, Banyuwangi.
Mahasiswa menyimak proses dan kiat-kiat Agus 99 Jajag dalam membangun bisnis from zero to hero. Agus memulai usaha dari keadaan “the power of kepepet”. Setelah mengirimkan 100 lamaran pekerjaan, dia diterima kerja di Telkomsel dengan posisi sebagai karyawan kontrak selama dua tahun. Saat menjelang kontraknya berakhir, dia memikirkan tentang masa depannya. Karena tidak ingin lagi bekerja di bawah orang lain, dia bertekad bulat untuk membangun usaha dengan membuka Kios Jam tangan dan Kacamata di teras Indomaret di dekat rumahnya. Lama kelamaan bisnisnya berkempang pesat, Agus dapat membuka kiosnya di seluruh Indomaret se-Banyuwangi, bahkan beberapa di Bondowoso, Situbondo dan Jember.
Oleh karena pikirannya selalu merasa ditantang oleh perkembangan bisnis, Agus melakukan istilahnya “pre-emptive strike” atau serangan pendahuluan, sebelum bisnisnya terkena disrupsi, Agus mengubah bisnisnya dengan menutup seluruh gerainya dengan mendirikan toko sendiri. Agar mendapatkan berkah tokonya dinamanakan “99 Jajag”, angka 99 didapat dari asmaul husna. Sebagai toko baru, Agus berupaya membranding tokonya dengan mengikuti event-event di Banyuwangi yang berpotensi mengumpulkan banyak orang. Yang ia lakukan tidak melulu direct selling tetapi menanamkan kesadaran merek (brand awarness) kepada khalayak yang hadir di event-event tersebut. Brand awarness mengenai nama dan keberadaan tokonya serta produk yang ditawarkan dilakukan melalui pemasangan umbul-umbul, banner, brosur, dll. di sekitar lokasi event. Selain itu dia melihat potensi buruh migran Indonesia yang berasal dari Banyuwangi dan sekitarnya sebagai konsumen yang potensial dengan menggandeng para pemimpin buruh migran sebagai ujung tombak promosi. Selain itu Agus juga memanfaatkan media sosial untuk branding dan marketing usahanya.
Dalam mengelola keuangan untuk kelangsungan bisnisnya, Agus membuat tiga pos, yaitu pos untuk konsumsi sehari-hari, pos untuk gaji dirinya, dan pos untuk investasi. Dengan pengelolaan tersebut, untuk membangun dan memperbesar bisnisnya, Agus hampir tidak tergantung pinjaman bank. Pada akhir-akhir ini selain memiliki toko grosir asesoris “99 Jajag”, berangkat dari kesukaannya atau hobinya nge-gym, Agus akhirnya juga membuka “99 Gym Jajag”.
Dari Kuliah tamu ini mahasiswa dapat memetik ilmu dan informasi tentang bagaimana memulai usaha, bagaimana harus cerdas membaca peluang, menghadapi ancaman dan tantangan. Agus dapat mengubah SWOT (Strengths, Weakness, Opportunities, Threats) menjadi SCOC (Strenghts, Challange, Oportunities, Challange) agar bisnisnya tetap bertahan dan berkembang.

Presiden Jokowi berpesan terhadap perguruan tinggi bahwa dalam menghadapi disrupsi dan perubahan di masa pandemi ini perguruan tinggi perlu menghadirkan praktisi dan pelaku industri dalam pelaksanaan belajar mengajar di kelas-kelas kuliah. Untuk itu matakuliah Pengantar Manajemen dan Kewirausahaan menggandeng pengusaha untuk mengisi Kuliah Tamu dengan tema “Belajar Bisnis dari Pengusaha”. Kuliah Tamu yang dihadari 87 mahasiswa Sastra Indonesia ini menghadirkan Agus 99 Jajag, seorang alumnus Prodi D3 Bahasa Inggris, Fakultas Sastra (FIB) UNEJ yang sukses menjadi pengusaha di kampung halamannya di Jajag, Banyuwangi.
Mahasiswa menyimak proses dan kiat-kiat Agus 99 Jajag dalam membangun bisnis from zero to hero. Agus memulai usaha dari keadaan “the power of kepepet”. Setelah mengirimkan 100 lamaran pekerjaan, dia diterima kerja di Telkomsel dengan posisi sebagai karyawan kontrak selama dua tahun. Saat menjelang kontraknya berakhir, dia memikirkan tentang masa depannya. Karena tidak ingin lagi bekerja di bawah orang lain, dia bertekad bulat untuk membangun usaha dengan membuka kios cendera mata (topi, arloji, sabuk, dll.) di teras Indomaret di dekat rumahnya. Lama kelamaan bisnisnya berkempang pesat, Agus dapat membuka kiosnya di seluruh Indomaret se-Banyuwangi, bahkan beberapa di Bondowoso, Situbondo dan Jember.
Oleh karena pikirannya selalu merasa ditantang oleh perkembangan bisnis, Agus melakukan istilahnya “pre-emptive strike” atau serangan pendahuluan, sebelum bisnisnya terkena disrupsi, Agus mengubah bisnisnya dengan menutup seluruh gerainya dengan mendirikan toko sendiri. Agar mendapatkan berkah tokonya dinamanakan “99 Jajag”, angka 99 didapat dari asmaul husna. Sebagai toko baru, Agus berupaya membranding tokonya dengan mengikuti event-event di Banyuwangi yang berpotensi mengumpulkan banyak orang. Yang ia lakukan tidak melulu direct selling tetapi menanamkan kesadaran merek (brand awarness) kepada khalayak yang hadir di event-event tersebut. Brand awarness mengenai nama dan keberadaan tokonya serta produk yang ditawarkan dilakukan melalui pemasangan umbul-umbul, banner, brosur, dll. di sekitar lokasi event. Selain itu dia melihat potensi buruh migran Indonesia yang berasal dari Banyuwangi dan sekitarnya sebagai konsumen yang potensial dengan menggandeng para pemimpin buruh migran sebagai ujung tombak promosi. Selain itu Agus juga memanfaatkan media sosial untuk branding dan marketing usahanya.
Dalam mengelola keuangan untuk kelangsungan bisnisnya, Agus membuat tiga pos, yaitu pos untuk konsumsi sehari-hari, pos untuk gaji dirinya, dan pos untuk investasi. Dengan pengelolaan tersebut, untuk membangun dan memperbesar bisnisnya, Agus hampir tidak tergantung pinjaman bank. Pada akhir-akhir ini selain memiliki toko grosir asesoris “99 Jajag”, berangkat dari kesukaannya atau hobinya nge-gym, Agus akhirnya juga membuka “99 Gym Jajag”.
Dari Kuliah tamu ini mahasiswa dapat memetik ilmu dan informasi tentang bagaimana memulai usaha, bagaimana harus cerdas membaca peluang, menghadapi ancaman dan tantangan. Agus dapat mengubah SWOT (Strengths, Weakness, Opportunities, Threats) menjadi SCOC (Strenghts, Challange, Oportunities, Challange) agar bisnisnya tetap bertahan dan berkembang.

Presiden Jokowi berpesan terhadap perguruan tinggi bahwa dalam menghadapi disrupsi dan perubahan di masa pandemi ini perguruan tinggi perlu menghadirkan praktisi dan pelaku industri dalam pelaksanaan belajar mengajar di kelas-kelas kuliah. Untuk itu matakuliah Pengantar Manajemen dan Kewirausahaan menggandeng pengusaha untuk mengisi Kuliah Tamu dengan tema “Belajar Bisnis dari Pengusaha”. Kuliah Tamu yang dihadari 87 mahasiswa Sastra Indonesia ini menghadirkan Agus 99 Jajag, seorang alumnus Prodi D3 Bahasa Inggris, Fakultas Sastra (FIB) UNEJ yang sukses menjadi pengusaha di kampung halamannya di Jajag, Banyuwangi.
Mahasiswa menyimak proses dan kiat-kiat Agus 99 Jajag dalam membangun bisnis from zero to hero. Agus memulai usaha dari keadaan “the power of kepepet”. Setelah mengirimkan 100 lamaran pekerjaan, dia diterima kerja di Telkomsel dengan posisi sebagai karyawan kontrak selama dua tahun. Saat menjelang kontraknya berakhir, dia memikirkan tentang masa depannya. Karena tidak ingin lagi bekerja di bawah orang lain, dia bertekad bulat untuk membangun usaha dengan membuka Kios Jam Tangan dan Kacamata di teras Indomaret di dekat rumahnya. Lama kelamaan bisnisnya berkempang pesat, Agus dapat membuka kiosnya di seluruh Indomaret se-Banyuwangi, bahkan beberapa di Bondowoso, Situbondo dan Jember.
Oleh karena pikirannya selalu merasa ditantang oleh perkembangan bisnis, Agus melakukan istilahnya “pre-emptive strike” atau serangan pendahuluan, sebelum bisnisnya terkena disrupsi, Agus mengubah bisnisnya dengan menutup seluruh gerainya dengan mendirikan toko sendiri. Agar mendapatkan berkah tokonya dinamanakan “99 Jajag”, angka 99 didapat dari asmaul husna. Sebagai toko baru, Agus berupaya membranding tokonya dengan mengikuti event-event di Banyuwangi yang berpotensi mengumpulkan banyak orang. Yang ia lakukan tidak melulu direct selling tetapi menanamkan kesadaran merek (brand awarness) kepada khalayak yang hadir di event-event tersebut. Brand awarness mengenai nama dan keberadaan tokonya serta produk yang ditawarkan dilakukan melalui pemasangan umbul-umbul, banner, brosur, dll. di sekitar lokasi event. Selain itu dia melihat potensi buruh migran Indonesia yang berasal dari Banyuwangi dan sekitarnya sebagai konsumen yang potensial dengan menggandeng para pemimpin buruh migran sebagai ujung tombak promosi. Selain itu Agus juga memanfaatkan media sosial untuk branding dan marketing usahanya.
Dalam mengelola keuangan untuk kelangsungan bisnisnya, Agus membuat tiga pos, yaitu pos untuk konsumsi sehari-hari, pos untuk gaji dirinya, dan pos untuk investasi. Dengan pengelolaan tersebut, untuk membangun dan memperbesar bisnisnya, Agus hampir tidak tergantung pinjaman bank. Pada akhir-akhir ini selain memiliki toko grosir asesoris “99 Jajag”, berangkat dari kesukaannya atau hobinya nge-gym, Agus akhirnya juga membuka “99 Gym Jajag”.
Dari Kuliah tamu ini mahasiswa dapat memetik ilmu dan informasi tentang bagaimana memulai usaha, bagaimana harus cerdas membaca peluang, menghadapi ancaman dan tantangan. Agus dapat mengubah SWOT (Strengths, Weakness, Opportunities, Threats) menjadi SCOC (Strenghts, Challange, Oportunities, Challange) agar bisnisnya tetap bertahan dan berkembang.

 

Presiden Jokowi berpesan terhadap perguruan tinggi bahwa dalam menghadapi disrupsi dan perubahan di masa pandemi ini perguruan tinggi perlu menghadirkan praktisi dan pelaku industri dalam pelaksanaan belajar mengajar di kelas-kelas kuliah. Untuk itu matakuliah Pengantar Manajemen dan Kewirausahaan menggandeng pengusaha untuk mengisi Kuliah Tamu dengan tema “Belajar Bisnis dari Pengusaha”. Kuliah Tamu yang dihadari 87 mahasiswa Sastra Indonesia ini menghadirkan Agus 99 Jajag, seorang alumnus Prodi D3 Bahasa Inggris, Fakultas Sastra (FIB) UNEJ yang sukses menjadi pengusaha di kampung halamannya di Jajag, Banyuwangi.
Mahasiswa menyimak proses dan kiat-kiat Agus 99 Jajag dalam membangun bisnis from zero to hero. Agus memulai usaha dari keadaan “the power of kepepet”. Setelah mengirimkan 100 lamaran pekerjaan, dia diterima kerja di Telkomsel dengan posisi sebagai karyawan kontrak selama dua tahun. Saat menjelang kontraknya berakhir, dia memikirkan tentang masa depannya. Karena tidak ingin lagi bekerja di bawah orang lain, dia bertekad bulat untuk membangun usaha dengan membuka kios cendera mata (topi, arloji, sabuk, dll.) di teras Indomaret di dekat rumahnya. Lama kelamaan bisnisnya berkempang pesat, Agus dapat membuka kiosnya di seluruh Indomaret se-Banyuwangi, bahkan beberapa di Bondowoso, Situbondo dan Jember.
Oleh karena pikirannya selalu merasa ditantang oleh perkembangan bisnis, Agus melakukan istilahnya “pre-emptive strike” atau serangan pendahuluan, sebelum bisnisnya terkena disrupsi, Agus mengubah bisnisnya dengan menutup seluruh gerainya dengan mendirikan toko sendiri. Agar mendapatkan berkah tokonya dinamanakan “99 Jajag”, angka 99 didapat dari asmaul husna. Sebagai toko baru, Agus berupaya membranding tokonya dengan mengikuti event-event di Banyuwangi yang berpotensi mengumpulkan banyak orang. Yang ia lakukan tidak melulu direct selling tetapi menanamkan kesadaran merek (brand awarness) kepada khalayak yang hadir di event-event tersebut. Brand awarness mengenai nama dan keberadaan tokonya serta produk yang ditawarkan dilakukan melalui pemasangan umbul-umbul, banner, brosur, dll. di sekitar lokasi event. Selain itu dia melihat potensi buruh migran Indonesia yang berasal dari Banyuwangi dan sekitarnya sebagai konsumen yang potensial dengan menggandeng para pemimpin buruh migran sebagai ujung tombak promosi. Selain itu Agus juga memanfaatkan media sosial untuk branding dan marketing usahanya.
Dalam mengelola keuangan untuk kelangsungan bisnisnya, Agus membuat tiga pos, yaitu pos untuk konsumsi sehari-hari, pos untuk gaji dirinya, dan pos untuk investasi. Dengan pengelolaan tersebut, untuk membangun dan memperbesar bisnisnya, Agus hampir tidak tergantung pinjaman bank. Pada akhir-akhir ini selain memiliki toko grosir asesoris “99 Jajag”, berangkat dari kesukaannya atau hobinya nge-gym, Agus akhirnya juga membuka “99 Gym Jajag”.
Dari Kuliah tamu ini mahasiswa dapat memetik ilmu dan informasi tentang bagaimana memulai usaha, bagaimana harus cerdas membaca peluang, menghadapi ancaman dan tantangan. Agus dapat mengubah SWOT (Strengths, Weakness, Opportunities, Threats) menjadi SCOC (Strenghts, Challange, Oportunities, Challange) agar bisnisnya tetap bertahan dan berkembang.

Presiden Jokowi berpesan terhadap perguruan tinggi bahwa dalam menghadapi disrupsi dan perubahan di masa pandemi ini perguruan tinggi perlu menghadirkan praktisi dan pelaku industri dalam pelaksanaan belajar mengajar di kelas-kelas kuliah. Untuk itu matakuliah Pengantar Manajemen dan Kewirausahaan menggandeng pengusaha untuk mengisi Kuliah Tamu dengan tema “Belajar Bisnis dari Pengusaha”. Kuliah Tamu yang dihadari 87 mahasiswa Sastra Indonesia ini menghadirkan Agus 99 Jajag, seorang alumnus Prodi D3 Bahasa Inggris, Fakultas Sastra (FIB) UNEJ yang sukses menjadi pengusaha di kampung halamannya di Jajag, Banyuwangi.
Mahasiswa menyimak proses dan kiat-kiat Agus 99 Jajag dalam membangun bisnis from zero to hero. Agus memulai usaha dari keadaan “the power of kepepet”. Setelah mengirimkan 100 lamaran pekerjaan, dia diterima kerja di Telkomsel dengan posisi sebagai karyawan kontrak selama dua tahun. Saat menjelang kontraknya berakhir, dia memikirkan tentang masa depannya. Karena tidak ingin lagi bekerja di bawah orang lain, dia bertekad bulat untuk membangun usaha dengan membuka kios cendera mata (topi, arloji, sabuk, dll.) di teras Indomaret di dekat rumahnya. Lama kelamaan bisnisnya berkempang pesat, Agus dapat membuka kiosnya di seluruh Indomaret se-Banyuwangi, bahkan beberapa di Bondowoso, Situbondo dan Jember.
Oleh karena pikirannya selalu merasa ditantang oleh perkembangan bisnis, Agus melakukan istilahnya “pre-emptive strike” atau serangan pendahuluan, sebelum bisnisnya terkena disrupsi, Agus mengubah bisnisnya dengan menutup seluruh gerainya dengan mendirikan toko sendiri. Agar mendapatkan berkah tokonya dinamanakan “99 Jajag”, angka 99 didapat dari asmaul husna. Sebagai toko baru, Agus berupaya membranding tokonya dengan mengikuti event-event di Banyuwangi yang berpotensi mengumpulkan banyak orang. Yang ia lakukan tidak melulu direct selling tetapi menanamkan kesadaran merek (brand awarness) kepada khalayak yang hadir di event-event tersebut. Brand awarness mengenai nama dan keberadaan tokonya serta produk yang ditawarkan dilakukan melalui pemasangan umbul-umbul, banner, brosur, dll. di sekitar lokasi event. Selain itu dia melihat potensi buruh migran Indonesia yang berasal dari Banyuwangi dan sekitarnya sebagai konsumen yang potensial dengan menggandeng para pemimpin buruh migran sebagai ujung tombak promosi. Selain itu Agus juga memanfaatkan media sosial untuk branding dan marketing usahanya.
Dalam mengelola keuangan untuk kelangsungan bisnisnya, Agus membuat tiga pos, yaitu pos untuk konsumsi sehari-hari, pos untuk gaji dirinya, dan pos untuk investasi. Dengan pengelolaan tersebut, untuk membangun dan memperbesar bisnisnya, Agus hampir tidak tergantung pinjaman bank. Pada akhir-akhir ini selain memiliki toko grosir asesoris “99 Jajag”, berangkat dari kesukaannya atau hobinya nge-gym, Agus akhirnya juga membuka “99 Gym Jajag”.
Dari Kuliah tamu ini mahasiswa dapat memetik ilmu dan informasi tentang bagaimana memulai usaha, bagaimana harus cerdas membaca peluang, menghadapi ancaman dan tantangan. Agus dapat mengubah SWOT (Strengths, Weakness, Opportunities, Threats) menjadi SCOC (Strenghts, Challange, Oportunities, Challange) agar bisnisnya tetap bertahan dan berkembang.

Presiden Jokowi berpesan terhadap perguruan tinggi bahwa dalam menghadapi disrupsi dan perubahan di masa pandemi ini perguruan tinggi perlu menghadirkan praktisi dan pelaku industri dalam pelaksanaan belajar mengajar di kelas-kelas kuliah. Untuk itu matakuliah Pengantar Manajemen dan Kewirausahaan menggandeng pengusaha untuk mengisi Kuliah Tamu dengan tema “Belajar Bisnis dari Pengusaha”. Kuliah Tamu yang dihadari 87 mahasiswa Sastra Indonesia ini menghadirkan Agus 99 Jajag, seorang alumnus Prodi D3 Bahasa Inggris, Fakultas Sastra (FIB) UNEJ yang sukses menjadi pengusaha di kampung halamannya di Jajag, Banyuwangi.
Mahasiswa menyimak proses dan kiat-kiat Agus 99 Jajag dalam membangun bisnis from zero to hero. Agus memulai usaha dari keadaan “the power of kepepet”. Setelah mengirimkan 100 lamaran pekerjaan, dia diterima kerja di Telkomsel dengan posisi sebagai karyawan kontrak selama dua tahun. Saat menjelang kontraknya berakhir, dia memikirkan tentang masa depannya. Karena tidak ingin lagi bekerja di bawah orang lain, dia bertekad bulat untuk membangun usaha dengan membuka kios cendera mata (topi, arloji, sabuk, dll.) di teras Indomaret di dekat rumahnya. Lama kelamaan bisnisnya berkempang pesat, Agus dapat membuka kiosnya di seluruh Indomaret se-Banyuwangi, bahkan beberapa di Bondowoso, Situbondo dan Jember.
Oleh karena pikirannya selalu merasa ditantang oleh perkembangan bisnis, Agus melakukan istilahnya “pre-emptive strike” atau serangan pendahuluan, sebelum bisnisnya terkena disrupsi, Agus mengubah bisnisnya dengan menutup seluruh gerainya dengan mendirikan toko sendiri. Agar mendapatkan berkah tokonya dinamanakan “99 Jajag”, angka 99 didapat dari asmaul husna. Sebagai toko baru, Agus berupaya membranding tokonya dengan mengikuti event-event di Banyuwangi yang berpotensi mengumpulkan banyak orang. Yang ia lakukan tidak melulu direct selling tetapi menanamkan kesadaran merek (brand awarness) kepada khalayak yang hadir di event-event tersebut. Brand awarness mengenai nama dan keberadaan tokonya serta produk yang ditawarkan dilakukan melalui pemasangan umbul-umbul, banner, brosur, dll. di sekitar lokasi event. Selain itu dia melihat potensi buruh migran Indonesia yang berasal dari Banyuwangi dan sekitarnya sebagai konsumen yang potensial dengan menggandeng para pemimpin buruh migran sebagai ujung tombak promosi. Selain itu Agus juga memanfaatkan media sosial untuk branding dan marketing usahanya.
Dalam mengelola keuangan untuk kelangsungan bisnisnya, Agus membuat tiga pos, yaitu pos untuk konsumsi sehari-hari, pos untuk gaji dirinya, dan pos untuk investasi. Dengan pengelolaan tersebut, untuk membangun dan memperbesar bisnisnya, Agus hampir tidak tergantung pinjaman bank. Pada akhir-akhir ini selain memiliki toko grosir asesoris “99 Jajag”, berangkat dari kesukaannya atau hobinya nge-gym, Agus akhirnya juga membuka “99 Gym Jajag”.
Dari Kuliah tamu ini mahasiswa dapat memetik ilmu dan informasi tentang bagaimana memulai usaha, bagaimana harus cerdas membaca peluang, menghadapi ancaman dan tantangan. Agus dapat mengubah SWOT (Strengths, Weakness, Opportunities, Threats) menjadi SCOC (Strenghts, Challange, Oportunities, Challange) agar bisnisnya tetap bertahan dan berkembang.

Presiden Jokowi berpesan terhadap perguruan tinggi bahwa dalam menghadapi disrupsi dan perubahan di masa pandemi ini perguruan tinggi perlu menghadirkan praktisi dan pelaku industri dalam pelaksanaan belajar mengajar di kelas-kelas kuliah. Untuk itu matakuliah Pengantar Manajemen dan Kewirausahaan menggandeng pengusaha untuk mengisi Kuliah Tamu dengan tema “Belajar Bisnis dari Pengusaha”. Kuliah Tamu yang dihadari 87 mahasiswa Sastra Indonesia ini menghadirkan Agus 99 Jajag, seorang alumnus Prodi D3 Bahasa Inggris, Fakultas Sastra (FIB) UNEJ yang sukses menjadi pengusaha di kampung halamannya di Jajag, Banyuwangi.
Mahasiswa menyimak proses dan kiat-kiat Agus 99 Jajag dalam membangun bisnis from zero to hero. Agus memulai usaha dari keadaan “the power of kepepet”. Setelah mengirimkan 100 lamaran pekerjaan, dia diterima kerja di Telkomsel dengan posisi sebagai karyawan kontrak selama dua tahun. Saat menjelang kontraknya berakhir, dia memikirkan tentang masa depannya. Karena tidak ingin lagi bekerja di bawah orang lain, dia bertekad bulat untuk membangun usaha dengan membuka kios cendera mata (topi, arloji, sabuk, dll.) di teras Indomaret di dekat rumahnya. Lama kelamaan bisnisnya berkempang pesat, Agus dapat membuka kiosnya di seluruh Indomaret se-Banyuwangi, bahkan beberapa di Bondowoso, Situbondo dan Jember.
Oleh karena pikirannya selalu merasa ditantang oleh perkembangan bisnis, Agus melakukan istilahnya “pre-emptive strike” atau serangan pendahuluan, sebelum bisnisnya terkena disrupsi, Agus mengubah bisnisnya dengan menutup seluruh gerainya dengan mendirikan toko sendiri. Agar mendapatkan berkah tokonya dinamanakan “99 Jajag”, angka 99 didapat dari asmaul husna. Sebagai toko baru, Agus berupaya membranding tokonya dengan mengikuti event-event di Banyuwangi yang berpotensi mengumpulkan banyak orang. Yang ia lakukan tidak melulu direct selling tetapi menanamkan kesadaran merek (brand awarness) kepada khalayak yang hadir di event-event tersebut. Brand awarness mengenai nama dan keberadaan tokonya serta produk yang ditawarkan dilakukan melalui pemasangan umbul-umbul, banner, brosur, dll. di sekitar lokasi event. Selain itu dia melihat potensi buruh migran Indonesia yang berasal dari Banyuwangi dan sekitarnya sebagai konsumen yang potensial dengan menggandeng para pemimpin buruh migran sebagai ujung tombak promosi. Selain itu Agus juga memanfaatkan media sosial untuk branding dan marketing usahanya.
Dalam mengelola keuangan untuk kelangsungan bisnisnya, Agus membuat tiga pos, yaitu pos untuk konsumsi sehari-hari, pos untuk gaji dirinya, dan pos untuk investasi. Dengan pengelolaan tersebut, untuk membangun dan memperbesar bisnisnya, Agus hampir tidak tergantung pinjaman bank. Pada akhir-akhir ini selain memiliki toko grosir asesoris “99 Jajag”, berangkat dari kesukaannya atau hobinya nge-gym, Agus akhirnya juga membuka “99 Gym Jajag”.
Dari Kuliah tamu ini mahasiswa dapat memetik ilmu dan informasi tentang bagaimana memulai usaha, bagaimana harus cerdas membaca peluang, menghadapi ancaman dan tantangan. Agus dapat mengubah SWOT (Strengths, Weakness, Opportunities, Threats) menjadi SCOC (Strenghts, Challange, Oportunities, Challange) agar bisnisnya tetap bertahan dan berkembang.

Presiden Jokowi berpesan terhadap perguruan tinggi bahwa dalam menghadapi disrupsi dan perubahan di masa pandemi ini perguruan tinggi perlu menghadirkan praktisi dan pelaku industri dalam pelaksanaan belajar mengajar di kelas-kelas kuliah. Untuk itu matakuliah Pengantar Manajemen dan Kewirausahaan menggandeng pengusaha untuk mengisi Kuliah Tamu dengan tema “Belajar Bisnis dari Pengusaha”. Kuliah Tamu yang dihadari 87 mahasiswa Sastra Indonesia ini menghadirkan Agus 99 Jajag, seorang alumnus Prodi D3 Bahasa Inggris, Fakultas Sastra (FIB) UNEJ yang sukses menjadi pengusaha di kampung halamannya di Jajag, Banyuwangi.
Mahasiswa menyimak proses dan kiat-kiat Agus 99 Jajag dalam membangun bisnis from zero to hero. Agus memulai usaha dari keadaan “the power of kepepet”. Setelah mengirimkan 100 lamaran pekerjaan, dia diterima kerja di Telkomsel dengan posisi sebagai karyawan kontrak selama dua tahun. Saat menjelang kontraknya berakhir, dia memikirkan tentang masa depannya. Karena tidak ingin lagi bekerja di bawah orang lain, dia bertekad bulat untuk membangun usaha dengan membuka kios cendera mata (topi, arloji, sabuk, dll.) di teras Indomaret di dekat rumahnya. Lama kelamaan bisnisnya berkempang pesat, Agus dapat membuka kiosnya di seluruh Indomaret se-Banyuwangi, bahkan beberapa di Bondowoso, Situbondo dan Jember.
Oleh karena pikirannya selalu merasa ditantang oleh perkembangan bisnis, Agus melakukan istilahnya “pre-emptive strike” atau serangan pendahuluan, sebelum bisnisnya terkena disrupsi, Agus mengubah bisnisnya dengan menutup seluruh gerainya dengan mendirikan toko sendiri. Agar mendapatkan berkah tokonya dinamanakan “99 Jajag”, angka 99 didapat dari asmaul husna. Sebagai toko baru, Agus berupaya membranding tokonya dengan mengikuti event-event di Banyuwangi yang berpotensi mengumpulkan banyak orang. Yang ia lakukan tidak melulu direct selling tetapi menanamkan kesadaran merek (brand awarness) kepada khalayak yang hadir di event-event tersebut. Brand awarness mengenai nama dan keberadaan tokonya serta produk yang ditawarkan dilakukan melalui pemasangan umbul-umbul, banner, brosur, dll. di sekitar lokasi event. Selain itu dia melihat potensi buruh migran Indonesia yang berasal dari Banyuwangi dan sekitarnya sebagai konsumen yang potensial dengan menggandeng para pemimpin buruh migran sebagai ujung tombak promosi. Selain itu Agus juga memanfaatkan media sosial untuk branding dan marketing usahanya.
Dalam mengelola keuangan untuk kelangsungan bisnisnya, Agus membuat tiga pos, yaitu pos untuk konsumsi sehari-hari, pos untuk gaji dirinya, dan pos untuk investasi. Dengan pengelolaan tersebut, untuk membangun dan memperbesar bisnisnya, Agus hampir tidak tergantung pinjaman bank. Pada akhir-akhir ini selain memiliki toko grosir asesoris “99 Jajag”, berangkat dari kesukaannya atau hobinya nge-gym, Agus akhirnya juga membuka “99 Gym Jajag”.
Dari Kuliah tamu ini mahasiswa dapat memetik ilmu dan informasi tentang bagaimana memulai usaha, bagaimana harus cerdas membaca peluang, menghadapi ancaman dan tantangan. Agus dapat mengubah SWOT (Strengths, Weakness, Opportunities, Threats) menjadi SCOC (Strenghts, Challange, Oportunities, Challange) agar bisnisnya tetap bertahan dan berkembang.
[:]

DPL MBKM Prodi Sastra Indonesia Monev Mahasiswa Magang di Dinas Perpustakaan dan Kearsipan Kabupaten Banyuwangi

[:en]

Dosen Pembimbing Lapangan (DPL) Merdeka Belajar Kampus Merdeka (MBKM) Program Studi Sastra Indonesia Edy Hariyadi S.S., M.Si. melakukan kunjungan kepada mahasiswa yang menjalankan magang di Dinas Perpustakaan dan Kearsipan (Dispusip) Kabupaten Banyuwangi pada Rabu (29/9).

Kunjungan ini bertujuan untuk monitoring dan evaluasi (monev) kegiatan magang dua mahasiswa Jurusan Sastra Indonesia FIB UNEJ di Dispusip Banyuwangi yang berjalan sejak awal September 2021. Pada kunjungan ini, Edy Hariyadi bertemu dan melakukan koordinasi dengan Pustakawan Muda Dispusip Banyuwangi Yusup Khoiri, S.STP. yang bertindak selaku pembimbing mahasiswa magang.

Dalam pertemuan ini, Yusup Khoiri selaku pembimbing mahasiswa magang di lapangan menyampaikan bahwa kegiatan magang mahasiswa lebih difokuskan pada kegiatan yang berkaitan dengan penalaran dan implementasi teori. Hal ini dimaksudkan agar mahasiswa yang menjalankan magang selama satu semester nantinya benar-benar memiliki pengalaman mengenai implementasi ilmu perpustakaan dan kearsipan serta dunia kerja di dalamnya.

Pertemuan antara DPL, pembimbing magang di lapangan, dan mahasiswa magang juga membicarakan dan mengevaluasi kegiatan yang sudah dan akan dilakukan mahasiswa magang. Mahasiswa magang menyampaikan bahwa dalam satu bulan ini kegiatan yang dilakukan bukan hanya terkait langsung dengan kerja pustakawan seperti tentang alur pengolahan buku, tetapi mahasiswa magang juga memiliki tugas untuk menulis berita dalam rangka belajar menjadi pewarta dan berperan aktif dalam kegiatan-kegiatan Dispusip Banyuwangi. Hal ini dimaksudkan agar mahasiswa magang mampu mengimplementasikan pembelajaran yang sudah didapatkan selama ini di bangku kuliah secara langsung di lapangan.

Pada akhir pertemuan, Edy Hariyadi menyinggung tentang konversi mata kuliah yang ditempuh mahasiswa magang. Hal ini kemudian menjadi perbincangan serius bersama untuk menetapkan tugas-tugas konversi mata kuliah disesuaikan dengan Tupoksi dan kegiatan di Dispusip Banyuwangi. (Kontributor: Sasi Nur Aini, mahasiswa Sastra Indonesia)

[:de]

Dosen Pembimbing Lapangan (DPL) Merdeka Belajar Kampus Merdeka (MBKM) Program Studi Sastra Indonesia Edy Hariyadi S.S., M.Si. melakukan kunjungan kepada mahasiswa yang menjalankan magang di Dinas Perpustakaan dan Kearsipan (Dispusip) Kabupaten Banyuwangi pada Rabu (29/9).

Kunjungan ini bertujuan untuk monitoring dan evaluasi (monev) kegiatan magang dua mahasiswa Jurusan Sastra Indonesia FIB UNEJ di Dispusip Banyuwangi yang berjalan sejak awal September 2021. Pada kunjungan ini, Edy Hariyadi bertemu dan melakukan koordinasi dengan Pustakawan Muda Dispusip Banyuwangi Yusup Khoiri, S.STP. yang bertindak selaku pembimbing mahasiswa magang.

Dalam pertemuan ini, Yusup Khoiri selaku pembimbing mahasiswa magang di lapangan menyampaikan bahwa kegiatan magang mahasiswa lebih difokuskan pada kegiatan yang berkaitan dengan penalaran dan implementasi teori. Hal ini dimaksudkan agar mahasiswa yang menjalankan magang selama satu semester nantinya benar-benar memiliki pengalaman mengenai implementasi ilmu perpustakaan dan kearsipan serta dunia kerja di dalamnya.

Pertemuan antara DPL, pembimbing magang di lapangan, dan mahasiswa magang juga membicarakan dan mengevaluasi kegiatan yang sudah dan akan dilakukan mahasiswa magang. Mahasiswa magang menyampaikan bahwa dalam satu bulan ini kegiatan yang dilakukan bukan hanya terkait langsung dengan kerja pustakawan seperti tentang alur pengolahan buku, tetapi mahasiswa magang juga memiliki tugas untuk menulis berita dalam rangka belajar menjadi pewarta dan berperan aktif dalam kegiatan-kegiatan Dispusip Banyuwangi. Hal ini dimaksudkan agar mahasiswa magang mampu mengimplementasikan pembelajaran yang sudah didapatkan selama ini di bangku kuliah secara langsung di lapangan.

Pada akhir pertemuan, Edy Hariyadi menyinggung tentang konversi mata kuliah yang ditempuh mahasiswa magang. Hal ini kemudian menjadi perbincangan serius bersama untuk menetapkan tugas-tugas konversi mata kuliah disesuaikan dengan Tupoksi dan kegiatan di Dispusip Banyuwangi. (Kontributor: Sasi Nur Aini, mahasiswa Sastra Indonesia)

Artikel berita lainnya yang ditulis mahasiswa magang dan dimuat di website Dispusip Banyuwangi. Link:.

https://dispusip.banyuwangikab.go.id/dispusip-banyuwangi-gelar-webinar-naskah-kuno-memperingati-hai-2021/

https://dispusip.banyuwangikab.go.id/perpusda-ajak-anak-anak-ikut-rayakan-hari-aksara-internasional-dengan-mendongeng-online/

[:]

[:de]

Dosen Pembimbing Lapangan (DPL) Merdeka Belajar Kampus Merdeka (MBKM) Program Studi Sastra Indonesia Edy Hariyadi S.S., M.Si. melakukan kunjungan kepada mahasiswa yang menjalankan magang di Dinas Perpustakaan dan Kearsipan (Dispusip) Kabupaten Banyuwangi pada Rabu (29/9).

Kunjungan ini bertujuan untuk monitoring dan evaluasi (monev) kegiatan magang dua mahasiswa Jurusan Sastra Indonesia FIB UNEJ di Dispusip Banyuwangi yang berjalan sejak awal September 2021. Pada kunjungan ini, Edy Hariyadi bertemu dan melakukan koordinasi dengan Pustakawan Muda Dispusip Banyuwangi Yusup Khoiri, S.STP. yang bertindak selaku pembimbing mahasiswa magang.

Dalam pertemuan ini, Yusup Khoiri selaku pembimbing mahasiswa magang di lapangan menyampaikan bahwa kegiatan magang mahasiswa lebih difokuskan pada kegiatan yang berkaitan dengan penalaran dan implementasi teori. Hal ini dimaksudkan agar mahasiswa yang menjalankan magang selama satu semester nantinya benar-benar memiliki pengalaman mengenai implementasi ilmu perpustakaan dan kearsipan serta dunia kerja di dalamnya.

Pertemuan antara DPL, pembimbing magang di lapangan, dan mahasiswa magang juga membicarakan dan mengevaluasi kegiatan yang sudah dan akan dilakukan mahasiswa magang. Mahasiswa magang menyampaikan bahwa dalam satu bulan ini kegiatan yang dilakukan bukan hanya terkait langsung dengan kerja pustakawan seperti tentang alur pengolahan buku, tetapi mahasiswa magang juga memiliki tugas untuk menulis berita dalam rangka belajar menjadi pewarta dan berperan aktif dalam kegiatan-kegiatan Dispusip Banyuwangi. Hal ini dimaksudkan agar mahasiswa magang mampu mengimplementasikan pembelajaran yang sudah didapatkan selama ini di bangku kuliah secara langsung di lapangan.

Pada akhir pertemuan, Edy Hariyadi menyinggung tentang konversi mata kuliah yang ditempuh mahasiswa magang. Hal ini kemudian menjadi perbincangan serius bersama untuk menetapkan tugas-tugas konversi mata kuliah disesuaikan dengan Tupoksi dan kegiatan di Dispusip Banyuwangi. (Kontributor: Sasi Nur Aini, mahasiswa Sastra Indonesia)

[:]

[:de]

Dosen Pembimbing Lapangan (DPL) Merdeka Belajar Kampus Merdeka (MBKM) Program Studi Sastra Indonesia Edy Hariyadi S.S., M.Si. melakukan kunjungan kepada mahasiswa yang menjalankan magang di Dinas Perpustakaan dan Kearsipan (Dispusip) Kabupaten Banyuwangi pada Rabu (29/9).

Kunjungan ini bertujuan untuk monitoring dan evaluasi (monev) kegiatan magang dua mahasiswa Jurusan Sastra Indonesia FIB UNEJ di Dispusip Banyuwangi yang berjalan sejak awal September 2021. Pada kunjungan ini, Edy Hariyadi bertemu dan melakukan koordinasi dengan Pustakawan Muda Dispusip Banyuwangi Yusup Khoiri, S.STP. yang bertindak selaku pembimbing mahasiswa magang.

Dalam pertemuan ini, Yusup Khoiri selaku pembimbing mahasiswa magang di lapangan menyampaikan bahwa kegiatan magang mahasiswa lebih difokuskan pada kegiatan yang berkaitan dengan penalaran dan implementasi teori. Hal ini dimaksudkan agar mahasiswa yang menjalankan magang selama satu semester nantinya benar-benar memiliki pengalaman mengenai implementasi ilmu perpustakaan dan kearsipan serta dunia kerja di dalamnya.

Pertemuan antara DPL, pembimbing magang di lapangan, dan mahasiswa magang juga membicarakan dan mengevaluasi kegiatan yang sudah dan akan dilakukan mahasiswa magang. Mahasiswa magang menyampaikan bahwa dalam satu bulan ini kegiatan yang dilakukan bukan hanya terkait langsung dengan kerja pustakawan seperti tentang alur pengolahan buku, tetapi mahasiswa magang juga memiliki tugas untuk menulis berita dalam rangka belajar menjadi pewarta dan berperan aktif dalam kegiatan-kegiatan Dispusip Banyuwangi. Hal ini dimaksudkan agar mahasiswa magang mampu mengimplementasikan pembelajaran yang sudah didapatkan selama ini di bangku kuliah secara langsung di lapangan.

Pada akhir pertemuan, Edy Hariyadi menyinggung tentang konversi mata kuliah yang ditempuh mahasiswa magang. Hal ini kemudian menjadi perbincangan serius bersama untuk menetapkan tugas-tugas konversi mata kuliah disesuaikan dengan Tupoksi dan kegiatan di Dispusip Banyuwangi. (Kontributor: Sasi Nur Aini, mahasiswa Sastra Indonesia)

Berikut ini dua artikel berita lainnya yang ditulis mahasiswa magang dan dimuat di website Dispusip Banyuwangi. Llink: 

https://dispusip.banyuwangikab.go.id/dispusip-banyuwangi-gelar-webinar-naskah-kuno-memperingati-hai-2021/

https://dispusip.banyuwangikab.go.id/perpusda-ajak-anak-anak-ikut-rayakan-hari-aksara-internasional-dengan-mendongeng-online/

 

Dosen Pembimbing Lapangan (DPL) Merdeka Belajar Kampus Merdeka (MBKM) Program Studi Sastra Indonesia Edy Hariyadi S.S., M.Si. melakukan kunjungan kepada mahasiswa yang menjalankan magang di Dinas Perpustakaan dan Kearsipan (Dispusip) Kabupaten Banyuwangi pada Rabu (29/9).

Kunjungan ini bertujuan untuk monitoring dan evaluasi (monev) kegiatan magang dua mahasiswa Jurusan Sastra Indonesia FIB UNEJ di Dispusip Banyuwangi yang berjalan sejak awal September 2021. Pada kunjungan ini, Edy Hariyadi bertemu dan melakukan koordinasi dengan Pustakawan Muda Dispusip Banyuwangi Yusup Khoiri, S.STP. yang bertindak selaku pembimbing mahasiswa magang.

Dalam pertemuan ini, Yusup Khoiri selaku pembimbing mahasiswa magang di lapangan menyampaikan bahwa kegiatan magang mahasiswa lebih difokuskan pada kegiatan yang berkaitan dengan penalaran dan implementasi teori. Hal ini dimaksudkan agar mahasiswa yang menjalankan magang selama satu semester nantinya benar-benar memiliki pengalaman mengenai implementasi ilmu perpustakaan dan kearsipan serta dunia kerja di dalamnya.

Pertemuan antara DPL, pembimbing magang di lapangan, dan mahasiswa magang juga membicarakan dan mengevaluasi kegiatan yang sudah dan akan dilakukan mahasiswa magang. Mahasiswa magang menyampaikan bahwa dalam satu bulan ini kegiatan yang dilakukan bukan hanya terkait langsung dengan kerja pustakawan seperti tentang alur pengolahan buku, tetapi mahasiswa magang juga memiliki tugas untuk menulis berita dalam rangka belajar menjadi pewarta dan berperan aktif dalam kegiatan-kegiatan Dispusip Banyuwangi. Hal ini dimaksudkan agar mahasiswa magang mampu mengimplementasikan pembelajaran yang sudah didapatkan selama ini di bangku kuliah secara langsung di lapangan.

Pada akhir pertemuan, Edy Hariyadi menyinggung tentang konversi mata kuliah yang ditempuh mahasiswa magang. Hal ini kemudian menjadi perbincangan serius bersama untuk menetapkan tugas-tugas konversi mata kuliah disesuaikan dengan Tupoksi dan kegiatan di Dispusip Banyuwangi. (Kontributor: Sasi Nur Aini, mahasiswa Sastra Indonesia)

[:]

[:de]

Dosen Pembimbing Lapangan (DPL) Merdeka Belajar Kampus Merdeka (MBKM) Program Studi Sastra Indonesia Edy Hariyadi S.S., M.Si. melakukan kunjungan kepada mahasiswa yang menjalankan magang di Dinas Perpustakaan dan Kearsipan (Dispusip) Kabupaten Banyuwangi pada Rabu (29/9).

Kunjungan ini bertujuan untuk monitoring dan evaluasi (monev) kegiatan magang dua mahasiswa Jurusan Sastra Indonesia FIB UNEJ di Dispusip Banyuwangi yang berjalan sejak awal September 2021. Pada kunjungan ini, Edy Hariyadi bertemu dan melakukan koordinasi dengan Pustakawan Muda Dispusip Banyuwangi Yusup Khoiri, S.STP. yang bertindak selaku pembimbing mahasiswa magang.

Dalam pertemuan ini, Yusup Khoiri selaku pembimbing mahasiswa magang di lapangan menyampaikan bahwa kegiatan magang mahasiswa lebih difokuskan pada kegiatan yang berkaitan dengan penalaran dan implementasi teori. Hal ini dimaksudkan agar mahasiswa yang menjalankan magang selama satu semester nantinya benar-benar memiliki pengalaman mengenai implementasi ilmu perpustakaan dan kearsipan serta dunia kerja di dalamnya.

Pertemuan antara DPL, pembimbing magang di lapangan, dan mahasiswa magang juga membicarakan dan mengevaluasi kegiatan yang sudah dan akan dilakukan mahasiswa magang. Mahasiswa magang menyampaikan bahwa dalam satu bulan ini kegiatan yang dilakukan bukan hanya terkait langsung dengan kerja pustakawan seperti tentang alur pengolahan buku, tetapi mahasiswa magang juga memiliki tugas untuk menulis berita dalam rangka belajar menjadi pewarta dan berperan aktif dalam kegiatan-kegiatan Dispusip Banyuwangi. Hal ini dimaksudkan agar mahasiswa magang mampu mengimplementasikan pembelajaran yang sudah didapatkan selama ini di bangku kuliah secara langsung di lapangan.

Pada akhir pertemuan, Edy Hariyadi menyinggung tentang konversi mata kuliah yang ditempuh mahasiswa magang. Hal ini kemudian menjadi perbincangan serius bersama untuk menetapkan tugas-tugas konversi mata kuliah disesuaikan dengan Tupoksi dan kegiatan di Dispusip Banyuwangi. (Kontributor: Sasi Nur Aini, mahasiswa Sastra Indonesia)

 

 

Dosen Pembimbing Lapangan (DPL) Merdeka Belajar Kampus Merdeka (MBKM) Program Studi Sastra Indonesia Edy Hariyadi S.S., M.Si. melakukan kunjungan kepada mahasiswa yang menjalankan magang di Dinas Perpustakaan dan Kearsipan (Dispusip) Kabupaten Banyuwangi pada Rabu (29/9).

Kunjungan ini bertujuan untuk monitoring dan evaluasi (monev) kegiatan magang dua mahasiswa Jurusan Sastra Indonesia FIB UNEJ di Dispusip Banyuwangi yang berjalan sejak awal September 2021. Pada kunjungan ini, Edy Hariyadi bertemu dan melakukan koordinasi dengan Pustakawan Muda Dispusip Banyuwangi Yusup Khoiri, S.STP. yang bertindak selaku pembimbing mahasiswa magang.

Dalam pertemuan ini, Yusup Khoiri selaku pembimbing mahasiswa magang di lapangan menyampaikan bahwa kegiatan magang mahasiswa lebih difokuskan pada kegiatan yang berkaitan dengan penalaran dan implementasi teori. Hal ini dimaksudkan agar mahasiswa yang menjalankan magang selama satu semester nantinya benar-benar memiliki pengalaman mengenai implementasi ilmu perpustakaan dan kearsipan serta dunia kerja di dalamnya.

Pertemuan antara DPL, pembimbing magang di lapangan, dan mahasiswa magang juga membicarakan dan mengevaluasi kegiatan yang sudah dan akan dilakukan mahasiswa magang. Mahasiswa magang menyampaikan bahwa dalam satu bulan ini kegiatan yang dilakukan bukan hanya terkait langsung dengan kerja pustakawan seperti tentang alur pengolahan buku, tetapi mahasiswa magang juga memiliki tugas untuk menulis berita dalam rangka belajar menjadi pewarta dan berperan aktif dalam kegiatan-kegiatan Dispusip Banyuwangi. Hal ini dimaksudkan agar mahasiswa magang mampu mengimplementasikan pembelajaran yang sudah didapatkan selama ini di bangku kuliah secara langsung di lapangan.

Pada akhir pertemuan, Edy Hariyadi menyinggung tentang konversi mata kuliah yang ditempuh mahasiswa magang. Hal ini kemudian menjadi perbincangan serius bersama untuk menetapkan tugas-tugas konversi mata kuliah disesuaikan dengan Tupoksi dan kegiatan di Dispusip Banyuwangi. (Kontributor: Sasi Nur Aini, mahasiswa Sastra Indonesia)

 

Dosen Pembimbing Lapangan (DPL) Merdeka Belajar Kampus Merdeka (MBKM) Program Studi Sastra Indonesia Edy Hariyadi S.S., M.Si. melakukan kunjungan kepada mahasiswa yang menjalankan magang di Dinas Perpustakaan dan Kearsipan (Dispusip) Kabupaten Banyuwangi pada Rabu (29/9).

Kunjungan ini bertujuan untuk monitoring dan evaluasi (monev) kegiatan magang dua mahasiswa Jurusan Sastra Indonesia FIB UNEJ di Dispusip Banyuwangi yang berjalan sejak awal September 2021. Pada kunjungan ini, Edy Hariyadi bertemu dan melakukan koordinasi dengan Pustakawan Muda Dispusip Banyuwangi Yusup Khoiri, S.STP. yang bertindak selaku pembimbing mahasiswa magang.

Dalam pertemuan ini, Yusup Khoiri selaku pembimbing mahasiswa magang di lapangan menyampaikan bahwa kegiatan magang mahasiswa lebih difokuskan pada kegiatan yang berkaitan dengan penalaran dan implementasi teori. Hal ini dimaksudkan agar mahasiswa yang menjalankan magang selama satu semester nantinya benar-benar memiliki pengalaman mengenai implementasi ilmu perpustakaan dan kearsipan serta dunia kerja di dalamnya.

Pertemuan antara DPL, pembimbing magang di lapangan, dan mahasiswa magang juga membicarakan dan mengevaluasi kegiatan yang sudah dan akan dilakukan mahasiswa magang. Mahasiswa magang menyampaikan bahwa dalam satu bulan ini kegiatan yang dilakukan bukan hanya terkait langsung dengan kerja pustakawan seperti tentang alur pengolahan buku, tetapi mahasiswa magang juga memiliki tugas untuk menulis berita dalam rangka belajar menjadi pewarta dan berperan aktif dalam kegiatan-kegiatan Dispusip Banyuwangi. Hal ini dimaksudkan agar mahasiswa magang mampu mengimplementasikan pembelajaran yang sudah didapatkan selama ini di bangku kuliah secara langsung di lapangan.

Pada akhir pertemuan, Edy Hariyadi menyinggung tentang konversi mata kuliah yang ditempuh mahasiswa magang. Hal ini kemudian menjadi perbincangan serius bersama untuk menetapkan tugas-tugas konversi mata kuliah disesuaikan dengan Tupoksi dan kegiatan di Dispusip Banyuwangi. (Kontributor: Sasi Nur Aini, mahasiswa Sastra Indonesia)

 

Dosen Pembimbing Lapangan (DPL) Merdeka Belajar Kampus Merdeka (MBKM) Program Studi Sastra Indonesia Edy Hariyadi S.S., M.Si. melakukan kunjungan kepada mahasiswa yang menjalankan magang di Dinas Perpustakaan dan Kearsipan (Dispusip) Kabupaten Banyuwangi pada Rabu (29/9).

Kunjungan ini bertujuan untuk monitoring dan evaluasi (monev) kegiatan magang dua mahasiswa Jurusan Sastra Indonesia FIB UNEJ di Dispusip Banyuwangi yang berjalan sejak awal September 2021. Pada kunjungan ini, Edy Hariyadi bertemu dan melakukan koordinasi dengan Pustakawan Muda Dispusip Banyuwangi Yusup Khoiri, S.STP. yang bertindak selaku pembimbing mahasiswa magang.

Dalam pertemuan ini, Yusup Khoiri selaku pembimbing mahasiswa magang di lapangan menyampaikan bahwa kegiatan magang mahasiswa lebih difokuskan pada kegiatan yang berkaitan dengan penalaran dan implementasi teori. Hal ini dimaksudkan agar mahasiswa yang menjalankan magang selama satu semester nantinya benar-benar memiliki pengalaman mengenai implementasi ilmu perpustakaan dan kearsipan serta dunia kerja di dalamnya.

Pertemuan antara DPL, pembimbing magang di lapangan, dan mahasiswa magang juga membicarakan dan mengevaluasi kegiatan yang sudah dan akan dilakukan mahasiswa magang. Mahasiswa magang menyampaikan bahwa dalam satu bulan ini kegiatan yang dilakukan bukan hanya terkait langsung dengan kerja pustakawan seperti tentang alur pengolahan buku, tetapi mahasiswa magang juga memiliki tugas untuk menulis berita dalam rangka belajar menjadi pewarta dan berperan aktif dalam kegiatan-kegiatan Dispusip Banyuwangi. Hal ini dimaksudkan agar mahasiswa magang mampu mengimplementasikan pembelajaran yang sudah didapatkan selama ini di bangku kuliah secara langsung di lapangan.

Pada akhir pertemuan, Edy Hariyadi menyinggung tentang konversi mata kuliah yang ditempuh mahasiswa magang. Hal ini kemudian menjadi perbincangan serius bersama untuk menetapkan tugas-tugas konversi mata kuliah disesuaikan dengan Tupoksi dan kegiatan di Dispusip Banyuwangi. (Kontributor: Sasi Nur Aini, mahasiswa Sastra Indonesia)

[:]

[:de]

Dosen Pembimbing Lapangan (DPL) Merdeka Belajar Kampus Merdeka (MBKM) Program Studi Sastra Indonesia Edy Hariyadi S.S., M.Si. melakukan kunjungan kepada mahasiswa yang menjalankan magang di Dinas Perpustakaan dan Kearsipan (Dispusip) Kabupaten Banyuwangi pada Rabu (29/9).

Kunjungan ini bertujuan untuk monitoring dan evaluasi (monev) kegiatan magang dua mahasiswa Jurusan Sastra Indonesia FIB UNEJ di Dispusip Banyuwangi yang berjalan sejak awal September 2021. Pada kunjungan ini, Edy Hariyadi bertemu dan melakukan koordinasi dengan Pustakawan Muda Dispusip Banyuwangi Yusup Khoiri, S.STP. yang bertindak selaku pembimbing mahasiswa magang.

Dalam pertemuan ini, Yusup Khoiri selaku pembimbing mahasiswa magang di lapangan menyampaikan bahwa kegiatan magang mahasiswa lebih difokuskan pada kegiatan yang berkaitan dengan penalaran dan implementasi teori. Hal ini dimaksudkan agar mahasiswa yang menjalankan magang selama satu semester nantinya benar-benar memiliki pengalaman mengenai implementasi ilmu perpustakaan dan kearsipan serta dunia kerja di dalamnya.

Pertemuan antara DPL, pembimbing magang di lapangan, dan mahasiswa magang juga membicarakan dan mengevaluasi kegiatan yang sudah dan akan dilakukan mahasiswa magang. Mahasiswa magang menyampaikan bahwa dalam satu bulan ini kegiatan yang dilakukan bukan hanya terkait langsung dengan kerja pustakawan seperti tentang alur pengolahan buku, tetapi mahasiswa magang juga memiliki tugas untuk menulis berita dalam rangka belajar menjadi pewarta dan berperan aktif dalam kegiatan-kegiatan Dispusip Banyuwangi. Hal ini dimaksudkan agar mahasiswa magang mampu mengimplementasikan pembelajaran yang sudah didapatkan selama ini di bangku kuliah secara langsung di lapangan.

Pada akhir pertemuan, Edy Hariyadi menyinggung tentang konversi mata kuliah yang ditempuh mahasiswa magang. Hal ini kemudian menjadi perbincangan serius bersama untuk menetapkan tugas-tugas konversi mata kuliah disesuaikan dengan Tupoksi dan kegiatan di Dispusip Banyuwangi. (Kontributor: Sasi Nur Aini, mahasiswa Sastra Indonesia)

 

 

Dosen Pembimbing Lapangan (DPL) Merdeka Belajar Kampus Merdeka (MBKM) Program Studi Sastra Indonesia Edy Hariyadi S.S., M.Si. melakukan kunjungan kepada mahasiswa yang menjalankan magang di Dinas Perpustakaan dan Kearsipan (Dispusip) Kabupaten Banyuwangi pada Rabu (29/9).

Kunjungan ini bertujuan untuk monitoring dan evaluasi (monev) kegiatan magang dua mahasiswa Jurusan Sastra Indonesia FIB UNEJ di Dispusip Banyuwangi yang berjalan sejak awal September 2021. Pada kunjungan ini, Edy Hariyadi bertemu dan melakukan koordinasi dengan Pustakawan Muda Dispusip Banyuwangi Yusup Khoiri, S.STP. yang bertindak selaku pembimbing mahasiswa magang.

Dalam pertemuan ini, Yusup Khoiri selaku pembimbing mahasiswa magang di lapangan menyampaikan bahwa kegiatan magang mahasiswa lebih difokuskan pada kegiatan yang berkaitan dengan penalaran dan implementasi teori. Hal ini dimaksudkan agar mahasiswa yang menjalankan magang selama satu semester nantinya benar-benar memiliki pengalaman mengenai implementasi ilmu perpustakaan dan kearsipan serta dunia kerja di dalamnya.

Pertemuan antara DPL, pembimbing magang di lapangan, dan mahasiswa magang juga membicarakan dan mengevaluasi kegiatan yang sudah dan akan dilakukan mahasiswa magang. Mahasiswa magang menyampaikan bahwa dalam satu bulan ini kegiatan yang dilakukan bukan hanya terkait langsung dengan kerja pustakawan seperti tentang alur pengolahan buku, tetapi mahasiswa magang juga memiliki tugas untuk menulis berita dalam rangka belajar menjadi pewarta dan berperan aktif dalam kegiatan-kegiatan Dispusip Banyuwangi. Hal ini dimaksudkan agar mahasiswa magang mampu mengimplementasikan pembelajaran yang sudah didapatkan selama ini di bangku kuliah secara langsung di lapangan.

Pada akhir pertemuan, Edy Hariyadi menyinggung tentang konversi mata kuliah yang ditempuh mahasiswa magang. Hal ini kemudian menjadi perbincangan serius bersama untuk menetapkan tugas-tugas konversi mata kuliah disesuaikan dengan Tupoksi dan kegiatan di Dispusip Banyuwangi. (Kontributor: Sasi Nur Aini, mahasiswa Sastra Indonesia)

 

 

Dosen Pembimbing Lapangan (DPL) Merdeka Belajar Kampus Merdeka (MBKM) Program Studi Sastra Indonesia Edy Hariyadi S.S., M.Si. melakukan kunjungan kepada mahasiswa yang menjalankan magang di Dinas Perpustakaan dan Kearsipan (Dispusip) Kabupaten Banyuwangi pada Rabu (29/9).

Kunjungan ini bertujuan untuk monitoring dan evaluasi (monev) kegiatan magang dua mahasiswa Jurusan Sastra Indonesia FIB UNEJ di Dispusip Banyuwangi yang berjalan sejak awal September 2021. Pada kunjungan ini, Edy Hariyadi bertemu dan melakukan koordinasi dengan Pustakawan Muda Dispusip Banyuwangi Yusup Khoiri, S.STP. yang bertindak selaku pembimbing mahasiswa magang.

Dalam pertemuan ini, Yusup Khoiri selaku pembimbing mahasiswa magang di lapangan menyampaikan bahwa kegiatan magang mahasiswa lebih difokuskan pada kegiatan yang berkaitan dengan penalaran dan implementasi teori. Hal ini dimaksudkan agar mahasiswa yang menjalankan magang selama satu semester nantinya benar-benar memiliki pengalaman mengenai implementasi ilmu perpustakaan dan kearsipan serta dunia kerja di dalamnya.

Pertemuan antara DPL, pembimbing magang di lapangan, dan mahasiswa magang juga membicarakan dan mengevaluasi kegiatan yang sudah dan akan dilakukan mahasiswa magang. Mahasiswa magang menyampaikan bahwa dalam satu bulan ini kegiatan yang dilakukan bukan hanya terkait langsung dengan kerja pustakawan seperti tentang alur pengolahan buku, tetapi mahasiswa magang juga memiliki tugas untuk menulis berita dalam rangka belajar menjadi pewarta dan berperan aktif dalam kegiatan-kegiatan Dispusip Banyuwangi. Hal ini dimaksudkan agar mahasiswa magang mampu mengimplementasikan pembelajaran yang sudah didapatkan selama ini di bangku kuliah secara langsung di lapangan.

Pada akhir pertemuan, Edy Hariyadi menyinggung tentang konversi mata kuliah yang ditempuh mahasiswa magang. Hal ini kemudian menjadi perbincangan serius bersama untuk menetapkan tugas-tugas konversi mata kuliah disesuaikan dengan Tupoksi dan kegiatan di Dispusip Banyuwangi. (Kontributor: Sasi Nur Aini, mahasiswa Sastra Indonesia)

Berikut ini dua artikel berita lainnya yang ditulis mahasiswa magang dan dimuat di website Dispusip Banyuwangi. Llink: 

https://dispusip.banyuwangikab.go.id/dispusip-banyuwangi-gelar-webinar-naskah-kuno-memperingati-hai-2021/

https://dispusip.banyuwangikab.go.id/perpusda-ajak-anak-anak-ikut-rayakan-hari-aksara-internasional-dengan-mendongeng-online/

 

Dosen Pembimbing Lapangan (DPL) Merdeka Belajar Kampus Merdeka (MBKM) Program Studi Sastra Indonesia Edy Hariyadi S.S., M.Si. melakukan kunjungan kepada mahasiswa yang menjalankan magang di Dinas Perpustakaan dan Kearsipan (Dispusip) Kabupaten Banyuwangi pada Rabu (29/9).

Kunjungan ini bertujuan untuk monitoring dan evaluasi (monev) kegiatan magang dua mahasiswa Jurusan Sastra Indonesia FIB UNEJ di Dispusip Banyuwangi yang berjalan sejak awal September 2021. Pada kunjungan ini, Edy Hariyadi bertemu dan melakukan koordinasi dengan Pustakawan Muda Dispusip Banyuwangi Yusup Khoiri, S.STP. yang bertindak selaku pembimbing mahasiswa magang.

Dalam pertemuan ini, Yusup Khoiri selaku pembimbing mahasiswa magang di lapangan menyampaikan bahwa kegiatan magang mahasiswa lebih difokuskan pada kegiatan yang berkaitan dengan penalaran dan implementasi teori. Hal ini dimaksudkan agar mahasiswa yang menjalankan magang selama satu semester nantinya benar-benar memiliki pengalaman mengenai implementasi ilmu perpustakaan dan kearsipan serta dunia kerja di dalamnya.

Pertemuan antara DPL, pembimbing magang di lapangan, dan mahasiswa magang juga membicarakan dan mengevaluasi kegiatan yang sudah dan akan dilakukan mahasiswa magang. Mahasiswa magang menyampaikan bahwa dalam satu bulan ini kegiatan yang dilakukan bukan hanya terkait langsung dengan kerja pustakawan seperti tentang alur pengolahan buku, tetapi mahasiswa magang juga memiliki tugas untuk menulis berita dalam rangka belajar menjadi pewarta dan berperan aktif dalam kegiatan-kegiatan Dispusip Banyuwangi. Hal ini dimaksudkan agar mahasiswa magang mampu mengimplementasikan pembelajaran yang sudah didapatkan selama ini di bangku kuliah secara langsung di lapangan.

Pada akhir pertemuan, Edy Hariyadi menyinggung tentang konversi mata kuliah yang ditempuh mahasiswa magang. Hal ini kemudian menjadi perbincangan serius bersama untuk menetapkan tugas-tugas konversi mata kuliah disesuaikan dengan Tupoksi dan kegiatan di Dispusip Banyuwangi. (Kontributor: Sasi Nur Aini, mahasiswa Sastra Indonesia)

 

Dosen Pembimbing Lapangan (DPL) Merdeka Belajar Kampus Merdeka (MBKM) Program Studi Sastra Indonesia Edy Hariyadi S.S., M.Si. melakukan kunjungan kepada mahasiswa yang menjalankan magang di Dinas Perpustakaan dan Kearsipan (Dispusip) Kabupaten Banyuwangi pada Rabu (29/9).

Kunjungan ini bertujuan untuk monitoring dan evaluasi (monev) kegiatan magang dua mahasiswa Jurusan Sastra Indonesia FIB UNEJ di Dispusip Banyuwangi yang berjalan sejak awal September 2021. Pada kunjungan ini, Edy Hariyadi bertemu dan melakukan koordinasi dengan Pustakawan Muda Dispusip Banyuwangi Yusup Khoiri, S.STP. yang bertindak selaku pembimbing mahasiswa magang.

Dalam pertemuan ini, Yusup Khoiri selaku pembimbing mahasiswa magang di lapangan menyampaikan bahwa kegiatan magang mahasiswa lebih difokuskan pada kegiatan yang berkaitan dengan penalaran dan implementasi teori. Hal ini dimaksudkan agar mahasiswa yang menjalankan magang selama satu semester nantinya benar-benar memiliki pengalaman mengenai implementasi ilmu perpustakaan dan kearsipan serta dunia kerja di dalamnya.

Pertemuan antara DPL, pembimbing magang di lapangan, dan mahasiswa magang juga membicarakan dan mengevaluasi kegiatan yang sudah dan akan dilakukan mahasiswa magang. Mahasiswa magang menyampaikan bahwa dalam satu bulan ini kegiatan yang dilakukan bukan hanya terkait langsung dengan kerja pustakawan seperti tentang alur pengolahan buku, tetapi mahasiswa magang juga memiliki tugas untuk menulis berita dalam rangka belajar menjadi pewarta dan berperan aktif dalam kegiatan-kegiatan Dispusip Banyuwangi. Hal ini dimaksudkan agar mahasiswa magang mampu mengimplementasikan pembelajaran yang sudah didapatkan selama ini di bangku kuliah secara langsung di lapangan.

Pada akhir pertemuan, Edy Hariyadi menyinggung tentang konversi mata kuliah yang ditempuh mahasiswa magang. Hal ini kemudian menjadi perbincangan serius bersama untuk menetapkan tugas-tugas konversi mata kuliah disesuaikan dengan Tupoksi dan kegiatan di Dispusip Banyuwangi. (Kontributor: Sasi Nur Aini, mahasiswa Sastra Indonesia)

 

 

Dosen Pembimbing Lapangan (DPL) Merdeka Belajar Kampus Merdeka (MBKM) Program Studi Sastra Indonesia Edy Hariyadi S.S., M.Si. melakukan kunjungan kepada mahasiswa yang menjalankan magang di Dinas Perpustakaan dan Kearsipan (Dispusip) Kabupaten Banyuwangi pada Rabu (29/9).

Kunjungan ini bertujuan untuk monitoring dan evaluasi (monev) kegiatan magang dua mahasiswa Jurusan Sastra Indonesia FIB UNEJ di Dispusip Banyuwangi yang berjalan sejak awal September 2021. Pada kunjungan ini, Edy Hariyadi bertemu dan melakukan koordinasi dengan Pustakawan Muda Dispusip Banyuwangi Yusup Khoiri, S.STP. yang bertindak selaku pembimbing mahasiswa magang.

Dalam pertemuan ini, Yusup Khoiri selaku pembimbing mahasiswa magang di lapangan menyampaikan bahwa kegiatan magang mahasiswa lebih difokuskan pada kegiatan yang berkaitan dengan penalaran dan implementasi teori. Hal ini dimaksudkan agar mahasiswa yang menjalankan magang selama satu semester nantinya benar-benar memiliki pengalaman mengenai implementasi ilmu perpustakaan dan kearsipan serta dunia kerja di dalamnya.

Pertemuan antara DPL, pembimbing magang di lapangan, dan mahasiswa magang juga membicarakan dan mengevaluasi kegiatan yang sudah dan akan dilakukan mahasiswa magang. Mahasiswa magang menyampaikan bahwa dalam satu bulan ini kegiatan yang dilakukan bukan hanya terkait langsung dengan kerja pustakawan seperti tentang alur pengolahan buku, tetapi mahasiswa magang juga memiliki tugas untuk menulis berita dalam rangka belajar menjadi pewarta dan berperan aktif dalam kegiatan-kegiatan Dispusip Banyuwangi. Hal ini dimaksudkan agar mahasiswa magang mampu mengimplementasikan pembelajaran yang sudah didapatkan selama ini di bangku kuliah secara langsung di lapangan.

Pada akhir pertemuan, Edy Hariyadi menyinggung tentang konversi mata kuliah yang ditempuh mahasiswa magang. Hal ini kemudian menjadi perbincangan serius bersama untuk menetapkan tugas-tugas konversi mata kuliah disesuaikan dengan Tupoksi dan kegiatan di Dispusip Banyuwangi. (Kontributor: Sasi Nur Aini, mahasiswa Sastra Indonesia)

 

Dosen Pembimbing Lapangan (DPL) Merdeka Belajar Kampus Merdeka (MBKM) Program Studi Sastra Indonesia Edy Hariyadi S.S., M.Si. melakukan kunjungan kepada mahasiswa yang menjalankan magang di Dinas Perpustakaan dan Kearsipan (Dispusip) Kabupaten Banyuwangi pada Rabu (29/9).

Kunjungan ini bertujuan untuk monitoring dan evaluasi (monev) kegiatan magang dua mahasiswa Jurusan Sastra Indonesia FIB UNEJ di Dispusip Banyuwangi yang berjalan sejak awal September 2021. Pada kunjungan ini, Edy Hariyadi bertemu dan melakukan koordinasi dengan Pustakawan Muda Dispusip Banyuwangi Yusup Khoiri, S.STP. yang bertindak selaku pembimbing mahasiswa magang.

Dalam pertemuan ini, Yusup Khoiri selaku pembimbing mahasiswa magang di lapangan menyampaikan bahwa kegiatan magang mahasiswa lebih difokuskan pada kegiatan yang berkaitan dengan penalaran dan implementasi teori. Hal ini dimaksudkan agar mahasiswa yang menjalankan magang selama satu semester nantinya benar-benar memiliki pengalaman mengenai implementasi ilmu perpustakaan dan kearsipan serta dunia kerja di dalamnya.

Pertemuan antara DPL, pembimbing magang di lapangan, dan mahasiswa magang juga membicarakan dan mengevaluasi kegiatan yang sudah dan akan dilakukan mahasiswa magang. Mahasiswa magang menyampaikan bahwa dalam satu bulan ini kegiatan yang dilakukan bukan hanya terkait langsung dengan kerja pustakawan seperti tentang alur pengolahan buku, tetapi mahasiswa magang juga memiliki tugas untuk menulis berita dalam rangka belajar menjadi pewarta dan berperan aktif dalam kegiatan-kegiatan Dispusip Banyuwangi. Hal ini dimaksudkan agar mahasiswa magang mampu mengimplementasikan pembelajaran yang sudah didapatkan selama ini di bangku kuliah secara langsung di lapangan.

Pada akhir pertemuan, Edy Hariyadi menyinggung tentang konversi mata kuliah yang ditempuh mahasiswa magang. Hal ini kemudian menjadi perbincangan serius bersama untuk menetapkan tugas-tugas konversi mata kuliah disesuaikan dengan Tupoksi dan kegiatan di Dispusip Banyuwangi. (Kontributor: Sasi Nur Aini, mahasiswa Sastra Indonesia)

 

Dosen Pembimbing Lapangan (DPL) Merdeka Belajar Kampus Merdeka (MBKM) Program Studi Sastra Indonesia Edy Hariyadi S.S., M.Si. melakukan kunjungan kepada mahasiswa yang menjalankan magang di Dinas Perpustakaan dan Kearsipan (Dispusip) Kabupaten Banyuwangi pada Rabu (29/9).

Kunjungan ini bertujuan untuk monitoring dan evaluasi (monev) kegiatan magang dua mahasiswa Jurusan Sastra Indonesia FIB UNEJ di Dispusip Banyuwangi yang berjalan sejak awal September 2021. Pada kunjungan ini, Edy Hariyadi bertemu dan melakukan koordinasi dengan Pustakawan Muda Dispusip Banyuwangi Yusup Khoiri, S.STP. yang bertindak selaku pembimbing mahasiswa magang.

Dalam pertemuan ini, Yusup Khoiri selaku pembimbing mahasiswa magang di lapangan menyampaikan bahwa kegiatan magang mahasiswa lebih difokuskan pada kegiatan yang berkaitan dengan penalaran dan implementasi teori. Hal ini dimaksudkan agar mahasiswa yang menjalankan magang selama satu semester nantinya benar-benar memiliki pengalaman mengenai implementasi ilmu perpustakaan dan kearsipan serta dunia kerja di dalamnya.

Pertemuan antara DPL, pembimbing magang di lapangan, dan mahasiswa magang juga membicarakan dan mengevaluasi kegiatan yang sudah dan akan dilakukan mahasiswa magang. Mahasiswa magang menyampaikan bahwa dalam satu bulan ini kegiatan yang dilakukan bukan hanya terkait langsung dengan kerja pustakawan seperti tentang alur pengolahan buku, tetapi mahasiswa magang juga memiliki tugas untuk menulis berita dalam rangka belajar menjadi pewarta dan berperan aktif dalam kegiatan-kegiatan Dispusip Banyuwangi. Hal ini dimaksudkan agar mahasiswa magang mampu mengimplementasikan pembelajaran yang sudah didapatkan selama ini di bangku kuliah secara langsung di lapangan.

Pada akhir pertemuan, Edy Hariyadi menyinggung tentang konversi mata kuliah yang ditempuh mahasiswa magang. Hal ini kemudian menjadi perbincangan serius bersama untuk menetapkan tugas-tugas konversi mata kuliah disesuaikan dengan Tupoksi dan kegiatan di Dispusip Banyuwangi. (Kontributor: Sasi Nur Aini, mahasiswa Sastra Indonesia)

[:]

[:de]

Dosen Pembimbing Lapangan (DPL) Merdeka Belajar Kampus Merdeka (MBKM) Program Studi Sastra Indonesia Edy Hariyadi S.S., M.Si. melakukan kunjungan kepada mahasiswa yang menjalankan magang di Dinas Perpustakaan dan Kearsipan (Dispusip) Kabupaten Banyuwangi pada Rabu (29/9).

Kunjungan ini bertujuan untuk monitoring dan evaluasi (monev) kegiatan magang dua mahasiswa Jurusan Sastra Indonesia FIB UNEJ di Dispusip Banyuwangi yang berjalan sejak awal September 2021. Pada kunjungan ini, Edy Hariyadi bertemu dan melakukan koordinasi dengan Pustakawan Muda Dispusip Banyuwangi Yusup Khoiri, S.STP. yang bertindak selaku pembimbing mahasiswa magang.

Dalam pertemuan ini, Yusup Khoiri selaku pembimbing mahasiswa magang di lapangan menyampaikan bahwa kegiatan magang mahasiswa lebih difokuskan pada kegiatan yang berkaitan dengan penalaran dan implementasi teori. Hal ini dimaksudkan agar mahasiswa yang menjalankan magang selama satu semester nantinya benar-benar memiliki pengalaman mengenai implementasi ilmu perpustakaan dan kearsipan serta dunia kerja di dalamnya.

Pertemuan antara DPL, pembimbing magang di lapangan, dan mahasiswa magang juga membicarakan dan mengevaluasi kegiatan yang sudah dan akan dilakukan mahasiswa magang. Mahasiswa magang menyampaikan bahwa dalam satu bulan ini kegiatan yang dilakukan bukan hanya terkait langsung dengan kerja pustakawan seperti tentang alur pengolahan buku, tetapi mahasiswa magang juga memiliki tugas untuk menulis berita dalam rangka belajar menjadi pewarta dan berperan aktif dalam kegiatan-kegiatan Dispusip Banyuwangi. Hal ini dimaksudkan agar mahasiswa magang mampu mengimplementasikan pembelajaran yang sudah didapatkan selama ini di bangku kuliah secara langsung di lapangan.

Pada akhir pertemuan, Edy Hariyadi menyinggung tentang konversi mata kuliah yang ditempuh mahasiswa magang. Hal ini kemudian menjadi perbincangan serius bersama untuk menetapkan tugas-tugas konversi mata kuliah disesuaikan dengan Tupoksi dan kegiatan di Dispusip Banyuwangi. (Kontributor: Sasi Nur Aini, mahasiswa Sastra Indonesia)

Artikel berita lainnya yang ditulis mahasiswa magang dan dimuat di website Dispusip Banyuwangi. Link:.

https://dispusip.banyuwangikab.go.id/dispusip-banyuwangi-gelar-webinar-naskah-kuno-memperingati-hai-2021/

https://dispusip.banyuwangikab.go.id/perpusda-ajak-anak-anak-ikut-rayakan-hari-aksara-internasional-dengan-mendongeng-online/

 

 

Dosen Pembimbing Lapangan (DPL) Merdeka Belajar Kampus Merdeka (MBKM) Program Studi Sastra Indonesia Edy Hariyadi S.S., M.Si. melakukan kunjungan kepada mahasiswa yang menjalankan magang di Dinas Perpustakaan dan Kearsipan (Dispusip) Kabupaten Banyuwangi pada Rabu (29/9).

Kunjungan ini bertujuan untuk monitoring dan evaluasi (monev) kegiatan magang dua mahasiswa Jurusan Sastra Indonesia FIB UNEJ di Dispusip Banyuwangi yang berjalan sejak awal September 2021. Pada kunjungan ini, Edy Hariyadi bertemu dan melakukan koordinasi dengan Pustakawan Muda Dispusip Banyuwangi Yusup Khoiri, S.STP. yang bertindak selaku pembimbing mahasiswa magang.

Dalam pertemuan ini, Yusup Khoiri selaku pembimbing mahasiswa magang di lapangan menyampaikan bahwa kegiatan magang mahasiswa lebih difokuskan pada kegiatan yang berkaitan dengan penalaran dan implementasi teori. Hal ini dimaksudkan agar mahasiswa yang menjalankan magang selama satu semester nantinya benar-benar memiliki pengalaman mengenai implementasi ilmu perpustakaan dan kearsipan serta dunia kerja di dalamnya.

Pertemuan antara DPL, pembimbing magang di lapangan, dan mahasiswa magang juga membicarakan dan mengevaluasi kegiatan yang sudah dan akan dilakukan mahasiswa magang. Mahasiswa magang menyampaikan bahwa dalam satu bulan ini kegiatan yang dilakukan bukan hanya terkait langsung dengan kerja pustakawan seperti tentang alur pengolahan buku, tetapi mahasiswa magang juga memiliki tugas untuk menulis berita dalam rangka belajar menjadi pewarta dan berperan aktif dalam kegiatan-kegiatan Dispusip Banyuwangi. Hal ini dimaksudkan agar mahasiswa magang mampu mengimplementasikan pembelajaran yang sudah didapatkan selama ini di bangku kuliah secara langsung di lapangan.

Pada akhir pertemuan, Edy Hariyadi menyinggung tentang konversi mata kuliah yang ditempuh mahasiswa magang. Hal ini kemudian menjadi perbincangan serius bersama untuk menetapkan tugas-tugas konversi mata kuliah disesuaikan dengan Tupoksi dan kegiatan di Dispusip Banyuwangi. (Kontributor: Sasi Nur Aini, mahasiswa Sastra Indonesia)

 

 

Dosen Pembimbing Lapangan (DPL) Merdeka Belajar Kampus Merdeka (MBKM) Program Studi Sastra Indonesia Edy Hariyadi S.S., M.Si. melakukan kunjungan kepada mahasiswa yang menjalankan magang di Dinas Perpustakaan dan Kearsipan (Dispusip) Kabupaten Banyuwangi pada Rabu (29/9).

Kunjungan ini bertujuan untuk monitoring dan evaluasi (monev) kegiatan magang dua mahasiswa Jurusan Sastra Indonesia FIB UNEJ di Dispusip Banyuwangi yang berjalan sejak awal September 2021. Pada kunjungan ini, Edy Hariyadi bertemu dan melakukan koordinasi dengan Pustakawan Muda Dispusip Banyuwangi Yusup Khoiri, S.STP. yang bertindak selaku pembimbing mahasiswa magang.

Dalam pertemuan ini, Yusup Khoiri selaku pembimbing mahasiswa magang di lapangan menyampaikan bahwa kegiatan magang mahasiswa lebih difokuskan pada kegiatan yang berkaitan dengan penalaran dan implementasi teori. Hal ini dimaksudkan agar mahasiswa yang menjalankan magang selama satu semester nantinya benar-benar memiliki pengalaman mengenai implementasi ilmu perpustakaan dan kearsipan serta dunia kerja di dalamnya.

Pertemuan antara DPL, pembimbing magang di lapangan, dan mahasiswa magang juga membicarakan dan mengevaluasi kegiatan yang sudah dan akan dilakukan mahasiswa magang. Mahasiswa magang menyampaikan bahwa dalam satu bulan ini kegiatan yang dilakukan bukan hanya terkait langsung dengan kerja pustakawan seperti tentang alur pengolahan buku, tetapi mahasiswa magang juga memiliki tugas untuk menulis berita dalam rangka belajar menjadi pewarta dan berperan aktif dalam kegiatan-kegiatan Dispusip Banyuwangi. Hal ini dimaksudkan agar mahasiswa magang mampu mengimplementasikan pembelajaran yang sudah didapatkan selama ini di bangku kuliah secara langsung di lapangan.

Pada akhir pertemuan, Edy Hariyadi menyinggung tentang konversi mata kuliah yang ditempuh mahasiswa magang. Hal ini kemudian menjadi perbincangan serius bersama untuk menetapkan tugas-tugas konversi mata kuliah disesuaikan dengan Tupoksi dan kegiatan di Dispusip Banyuwangi. (Kontributor: Sasi Nur Aini, mahasiswa Sastra Indonesia)

Berikut ini dua artikel berita lainnya yang ditulis mahasiswa magang dan dimuat di website Dispusip Banyuwangi. Llink: 

https://dispusip.banyuwangikab.go.id/dispusip-banyuwangi-gelar-webinar-naskah-kuno-memperingati-hai-2021/

https://dispusip.banyuwangikab.go.id/perpusda-ajak-anak-anak-ikut-rayakan-hari-aksara-internasional-dengan-mendongeng-online/

 

Dosen Pembimbing Lapangan (DPL) Merdeka Belajar Kampus Merdeka (MBKM) Program Studi Sastra Indonesia Edy Hariyadi S.S., M.Si. melakukan kunjungan kepada mahasiswa yang menjalankan magang di Dinas Perpustakaan dan Kearsipan (Dispusip) Kabupaten Banyuwangi pada Rabu (29/9).

Kunjungan ini bertujuan untuk monitoring dan evaluasi (monev) kegiatan magang dua mahasiswa Jurusan Sastra Indonesia FIB UNEJ di Dispusip Banyuwangi yang berjalan sejak awal September 2021. Pada kunjungan ini, Edy Hariyadi bertemu dan melakukan koordinasi dengan Pustakawan Muda Dispusip Banyuwangi Yusup Khoiri, S.STP. yang bertindak selaku pembimbing mahasiswa magang.

Dalam pertemuan ini, Yusup Khoiri selaku pembimbing mahasiswa magang di lapangan menyampaikan bahwa kegiatan magang mahasiswa lebih difokuskan pada kegiatan yang berkaitan dengan penalaran dan implementasi teori. Hal ini dimaksudkan agar mahasiswa yang menjalankan magang selama satu semester nantinya benar-benar memiliki pengalaman mengenai implementasi ilmu perpustakaan dan kearsipan serta dunia kerja di dalamnya.

Pertemuan antara DPL, pembimbing magang di lapangan, dan mahasiswa magang juga membicarakan dan mengevaluasi kegiatan yang sudah dan akan dilakukan mahasiswa magang. Mahasiswa magang menyampaikan bahwa dalam satu bulan ini kegiatan yang dilakukan bukan hanya terkait langsung dengan kerja pustakawan seperti tentang alur pengolahan buku, tetapi mahasiswa magang juga memiliki tugas untuk menulis berita dalam rangka belajar menjadi pewarta dan berperan aktif dalam kegiatan-kegiatan Dispusip Banyuwangi. Hal ini dimaksudkan agar mahasiswa magang mampu mengimplementasikan pembelajaran yang sudah didapatkan selama ini di bangku kuliah secara langsung di lapangan.

Pada akhir pertemuan, Edy Hariyadi menyinggung tentang konversi mata kuliah yang ditempuh mahasiswa magang. Hal ini kemudian menjadi perbincangan serius bersama untuk menetapkan tugas-tugas konversi mata kuliah disesuaikan dengan Tupoksi dan kegiatan di Dispusip Banyuwangi. (Kontributor: Sasi Nur Aini, mahasiswa Sastra Indonesia)

 

 

Dosen Pembimbing Lapangan (DPL) Merdeka Belajar Kampus Merdeka (MBKM) Program Studi Sastra Indonesia Edy Hariyadi S.S., M.Si. melakukan kunjungan kepada mahasiswa yang menjalankan magang di Dinas Perpustakaan dan Kearsipan (Dispusip) Kabupaten Banyuwangi pada Rabu (29/9).

Kunjungan ini bertujuan untuk monitoring dan evaluasi (monev) kegiatan magang dua mahasiswa Jurusan Sastra Indonesia FIB UNEJ di Dispusip Banyuwangi yang berjalan sejak awal September 2021. Pada kunjungan ini, Edy Hariyadi bertemu dan melakukan koordinasi dengan Pustakawan Muda Dispusip Banyuwangi Yusup Khoiri, S.STP. yang bertindak selaku pembimbing mahasiswa magang.

Dalam pertemuan ini, Yusup Khoiri selaku pembimbing mahasiswa magang di lapangan menyampaikan bahwa kegiatan magang mahasiswa lebih difokuskan pada kegiatan yang berkaitan dengan penalaran dan implementasi teori. Hal ini dimaksudkan agar mahasiswa yang menjalankan magang selama satu semester nantinya benar-benar memiliki pengalaman mengenai implementasi ilmu perpustakaan dan kearsipan serta dunia kerja di dalamnya.

Pertemuan antara DPL, pembimbing magang di lapangan, dan mahasiswa magang juga membicarakan dan mengevaluasi kegiatan yang sudah dan akan dilakukan mahasiswa magang. Mahasiswa magang menyampaikan bahwa dalam satu bulan ini kegiatan yang dilakukan bukan hanya terkait langsung dengan kerja pustakawan seperti tentang alur pengolahan buku, tetapi mahasiswa magang juga memiliki tugas untuk menulis berita dalam rangka belajar menjadi pewarta dan berperan aktif dalam kegiatan-kegiatan Dispusip Banyuwangi. Hal ini dimaksudkan agar mahasiswa magang mampu mengimplementasikan pembelajaran yang sudah didapatkan selama ini di bangku kuliah secara langsung di lapangan.

Pada akhir pertemuan, Edy Hariyadi menyinggung tentang konversi mata kuliah yang ditempuh mahasiswa magang. Hal ini kemudian menjadi perbincangan serius bersama untuk menetapkan tugas-tugas konversi mata kuliah disesuaikan dengan Tupoksi dan kegiatan di Dispusip Banyuwangi. (Kontributor: Sasi Nur Aini, mahasiswa Sastra Indonesia)

 

 

Dosen Pembimbing Lapangan (DPL) Merdeka Belajar Kampus Merdeka (MBKM) Program Studi Sastra Indonesia Edy Hariyadi S.S., M.Si. melakukan kunjungan kepada mahasiswa yang menjalankan magang di Dinas Perpustakaan dan Kearsipan (Dispusip) Kabupaten Banyuwangi pada Rabu (29/9).

Kunjungan ini bertujuan untuk monitoring dan evaluasi (monev) kegiatan magang dua mahasiswa Jurusan Sastra Indonesia FIB UNEJ di Dispusip Banyuwangi yang berjalan sejak awal September 2021. Pada kunjungan ini, Edy Hariyadi bertemu dan melakukan koordinasi dengan Pustakawan Muda Dispusip Banyuwangi Yusup Khoiri, S.STP. yang bertindak selaku pembimbing mahasiswa magang.

Dalam pertemuan ini, Yusup Khoiri selaku pembimbing mahasiswa magang di lapangan menyampaikan bahwa kegiatan magang mahasiswa lebih difokuskan pada kegiatan yang berkaitan dengan penalaran dan implementasi teori. Hal ini dimaksudkan agar mahasiswa yang menjalankan magang selama satu semester nantinya benar-benar memiliki pengalaman mengenai implementasi ilmu perpustakaan dan kearsipan serta dunia kerja di dalamnya.

Pertemuan antara DPL, pembimbing magang di lapangan, dan mahasiswa magang juga membicarakan dan mengevaluasi kegiatan yang sudah dan akan dilakukan mahasiswa magang. Mahasiswa magang menyampaikan bahwa dalam satu bulan ini kegiatan yang dilakukan bukan hanya terkait langsung dengan kerja pustakawan seperti tentang alur pengolahan buku, tetapi mahasiswa magang juga memiliki tugas untuk menulis berita dalam rangka belajar menjadi pewarta dan berperan aktif dalam kegiatan-kegiatan Dispusip Banyuwangi. Hal ini dimaksudkan agar mahasiswa magang mampu mengimplementasikan pembelajaran yang sudah didapatkan selama ini di bangku kuliah secara langsung di lapangan.

Pada akhir pertemuan, Edy Hariyadi menyinggung tentang konversi mata kuliah yang ditempuh mahasiswa magang. Hal ini kemudian menjadi perbincangan serius bersama untuk menetapkan tugas-tugas konversi mata kuliah disesuaikan dengan Tupoksi dan kegiatan di Dispusip Banyuwangi. (Kontributor: Sasi Nur Aini, mahasiswa Sastra Indonesia)

 

Dosen Pembimbing Lapangan (DPL) Merdeka Belajar Kampus Merdeka (MBKM) Program Studi Sastra Indonesia Edy Hariyadi S.S., M.Si. melakukan kunjungan kepada mahasiswa yang menjalankan magang di Dinas Perpustakaan dan Kearsipan (Dispusip) Kabupaten Banyuwangi pada Rabu (29/9).

Kunjungan ini bertujuan untuk monitoring dan evaluasi (monev) kegiatan magang dua mahasiswa Jurusan Sastra Indonesia FIB UNEJ di Dispusip Banyuwangi yang berjalan sejak awal September 2021. Pada kunjungan ini, Edy Hariyadi bertemu dan melakukan koordinasi dengan Pustakawan Muda Dispusip Banyuwangi Yusup Khoiri, S.STP. yang bertindak selaku pembimbing mahasiswa magang.

Dalam pertemuan ini, Yusup Khoiri selaku pembimbing mahasiswa magang di lapangan menyampaikan bahwa kegiatan magang mahasiswa lebih difokuskan pada kegiatan yang berkaitan dengan penalaran dan implementasi teori. Hal ini dimaksudkan agar mahasiswa yang menjalankan magang selama satu semester nantinya benar-benar memiliki pengalaman mengenai implementasi ilmu perpustakaan dan kearsipan serta dunia kerja di dalamnya.

Pertemuan antara DPL, pembimbing magang di lapangan, dan mahasiswa magang juga membicarakan dan mengevaluasi kegiatan yang sudah dan akan dilakukan mahasiswa magang. Mahasiswa magang menyampaikan bahwa dalam satu bulan ini kegiatan yang dilakukan bukan hanya terkait langsung dengan kerja pustakawan seperti tentang alur pengolahan buku, tetapi mahasiswa magang juga memiliki tugas untuk menulis berita dalam rangka belajar menjadi pewarta dan berperan aktif dalam kegiatan-kegiatan Dispusip Banyuwangi. Hal ini dimaksudkan agar mahasiswa magang mampu mengimplementasikan pembelajaran yang sudah didapatkan selama ini di bangku kuliah secara langsung di lapangan.

Pada akhir pertemuan, Edy Hariyadi menyinggung tentang konversi mata kuliah yang ditempuh mahasiswa magang. Hal ini kemudian menjadi perbincangan serius bersama untuk menetapkan tugas-tugas konversi mata kuliah disesuaikan dengan Tupoksi dan kegiatan di Dispusip Banyuwangi. (Kontributor: Sasi Nur Aini, mahasiswa Sastra Indonesia)

 

Dosen Pembimbing Lapangan (DPL) Merdeka Belajar Kampus Merdeka (MBKM) Program Studi Sastra Indonesia Edy Hariyadi S.S., M.Si. melakukan kunjungan kepada mahasiswa yang menjalankan magang di Dinas Perpustakaan dan Kearsipan (Dispusip) Kabupaten Banyuwangi pada Rabu (29/9).

Kunjungan ini bertujuan untuk monitoring dan evaluasi (monev) kegiatan magang dua mahasiswa Jurusan Sastra Indonesia FIB UNEJ di Dispusip Banyuwangi yang berjalan sejak awal September 2021. Pada kunjungan ini, Edy Hariyadi bertemu dan melakukan koordinasi dengan Pustakawan Muda Dispusip Banyuwangi Yusup Khoiri, S.STP. yang bertindak selaku pembimbing mahasiswa magang.

Dalam pertemuan ini, Yusup Khoiri selaku pembimbing mahasiswa magang di lapangan menyampaikan bahwa kegiatan magang mahasiswa lebih difokuskan pada kegiatan yang berkaitan dengan penalaran dan implementasi teori. Hal ini dimaksudkan agar mahasiswa yang menjalankan magang selama satu semester nantinya benar-benar memiliki pengalaman mengenai implementasi ilmu perpustakaan dan kearsipan serta dunia kerja di dalamnya.

Pertemuan antara DPL, pembimbing magang di lapangan, dan mahasiswa magang juga membicarakan dan mengevaluasi kegiatan yang sudah dan akan dilakukan mahasiswa magang. Mahasiswa magang menyampaikan bahwa dalam satu bulan ini kegiatan yang dilakukan bukan hanya terkait langsung dengan kerja pustakawan seperti tentang alur pengolahan buku, tetapi mahasiswa magang juga memiliki tugas untuk menulis berita dalam rangka belajar menjadi pewarta dan berperan aktif dalam kegiatan-kegiatan Dispusip Banyuwangi. Hal ini dimaksudkan agar mahasiswa magang mampu mengimplementasikan pembelajaran yang sudah didapatkan selama ini di bangku kuliah secara langsung di lapangan.

Pada akhir pertemuan, Edy Hariyadi menyinggung tentang konversi mata kuliah yang ditempuh mahasiswa magang. Hal ini kemudian menjadi perbincangan serius bersama untuk menetapkan tugas-tugas konversi mata kuliah disesuaikan dengan Tupoksi dan kegiatan di Dispusip Banyuwangi. (Kontributor: Sasi Nur Aini, mahasiswa Sastra Indonesia)

 

Dosen Pembimbing Lapangan (DPL) Merdeka Belajar Kampus Merdeka (MBKM) Program Studi Sastra Indonesia Edy Hariyadi S.S., M.Si. melakukan kunjungan kepada mahasiswa yang menjalankan magang di Dinas Perpustakaan dan Kearsipan (Dispusip) Kabupaten Banyuwangi pada Rabu (29/9).

Kunjungan ini bertujuan untuk monitoring dan evaluasi (monev) kegiatan magang dua mahasiswa Jurusan Sastra Indonesia FIB UNEJ di Dispusip Banyuwangi yang berjalan sejak awal September 2021. Pada kunjungan ini, Edy Hariyadi bertemu dan melakukan koordinasi dengan Pustakawan Muda Dispusip Banyuwangi Yusup Khoiri, S.STP. yang bertindak selaku pembimbing mahasiswa magang.

Dalam pertemuan ini, Yusup Khoiri selaku pembimbing mahasiswa magang di lapangan menyampaikan bahwa kegiatan magang mahasiswa lebih difokuskan pada kegiatan yang berkaitan dengan penalaran dan implementasi teori. Hal ini dimaksudkan agar mahasiswa yang menjalankan magang selama satu semester nantinya benar-benar memiliki pengalaman mengenai implementasi ilmu perpustakaan dan kearsipan serta dunia kerja di dalamnya.

Pertemuan antara DPL, pembimbing magang di lapangan, dan mahasiswa magang juga membicarakan dan mengevaluasi kegiatan yang sudah dan akan dilakukan mahasiswa magang. Mahasiswa magang menyampaikan bahwa dalam satu bulan ini kegiatan yang dilakukan bukan hanya terkait langsung dengan kerja pustakawan seperti tentang alur pengolahan buku, tetapi mahasiswa magang juga memiliki tugas untuk menulis berita dalam rangka belajar menjadi pewarta dan berperan aktif dalam kegiatan-kegiatan Dispusip Banyuwangi. Hal ini dimaksudkan agar mahasiswa magang mampu mengimplementasikan pembelajaran yang sudah didapatkan selama ini di bangku kuliah secara langsung di lapangan.

Pada akhir pertemuan, Edy Hariyadi menyinggung tentang konversi mata kuliah yang ditempuh mahasiswa magang. Hal ini kemudian menjadi perbincangan serius bersama untuk menetapkan tugas-tugas konversi mata kuliah disesuaikan dengan Tupoksi dan kegiatan di Dispusip Banyuwangi. (Kontributor: Sasi Nur Aini, mahasiswa Sastra Indonesia)

 

 

Dosen Pembimbing Lapangan (DPL) Merdeka Belajar Kampus Merdeka (MBKM) Program Studi Sastra Indonesia Edy Hariyadi S.S., M.Si. melakukan kunjungan kepada mahasiswa yang menjalankan magang di Dinas Perpustakaan dan Kearsipan (Dispusip) Kabupaten Banyuwangi pada Rabu (29/9).

Kunjungan ini bertujuan untuk monitoring dan evaluasi (monev) kegiatan magang dua mahasiswa Jurusan Sastra Indonesia FIB UNEJ di Dispusip Banyuwangi yang berjalan sejak awal September 2021. Pada kunjungan ini, Edy Hariyadi bertemu dan melakukan koordinasi dengan Pustakawan Muda Dispusip Banyuwangi Yusup Khoiri, S.STP. yang bertindak selaku pembimbing mahasiswa magang.

Dalam pertemuan ini, Yusup Khoiri selaku pembimbing mahasiswa magang di lapangan menyampaikan bahwa kegiatan magang mahasiswa lebih difokuskan pada kegiatan yang berkaitan dengan penalaran dan implementasi teori. Hal ini dimaksudkan agar mahasiswa yang menjalankan magang selama satu semester nantinya benar-benar memiliki pengalaman mengenai implementasi ilmu perpustakaan dan kearsipan serta dunia kerja di dalamnya.

Pertemuan antara DPL, pembimbing magang di lapangan, dan mahasiswa magang juga membicarakan dan mengevaluasi kegiatan yang sudah dan akan dilakukan mahasiswa magang. Mahasiswa magang menyampaikan bahwa dalam satu bulan ini kegiatan yang dilakukan bukan hanya terkait langsung dengan kerja pustakawan seperti tentang alur pengolahan buku, tetapi mahasiswa magang juga memiliki tugas untuk menulis berita dalam rangka belajar menjadi pewarta dan berperan aktif dalam kegiatan-kegiatan Dispusip Banyuwangi. Hal ini dimaksudkan agar mahasiswa magang mampu mengimplementasikan pembelajaran yang sudah didapatkan selama ini di bangku kuliah secara langsung di lapangan.

Pada akhir pertemuan, Edy Hariyadi menyinggung tentang konversi mata kuliah yang ditempuh mahasiswa magang. Hal ini kemudian menjadi perbincangan serius bersama untuk menetapkan tugas-tugas konversi mata kuliah disesuaikan dengan Tupoksi dan kegiatan di Dispusip Banyuwangi. (Kontributor: Sasi Nur Aini, mahasiswa Sastra Indonesia)

 

 

Dosen Pembimbing Lapangan (DPL) Merdeka Belajar Kampus Merdeka (MBKM) Program Studi Sastra Indonesia Edy Hariyadi S.S., M.Si. melakukan kunjungan kepada mahasiswa yang menjalankan magang di Dinas Perpustakaan dan Kearsipan (Dispusip) Kabupaten Banyuwangi pada Rabu (29/9).

Kunjungan ini bertujuan untuk monitoring dan evaluasi (monev) kegiatan magang dua mahasiswa Jurusan Sastra Indonesia FIB UNEJ di Dispusip Banyuwangi yang berjalan sejak awal September 2021. Pada kunjungan ini, Edy Hariyadi bertemu dan melakukan koordinasi dengan Pustakawan Muda Dispusip Banyuwangi Yusup Khoiri, S.STP. yang bertindak selaku pembimbing mahasiswa magang.

Dalam pertemuan ini, Yusup Khoiri selaku pembimbing mahasiswa magang di lapangan menyampaikan bahwa kegiatan magang mahasiswa lebih difokuskan pada kegiatan yang berkaitan dengan penalaran dan implementasi teori. Hal ini dimaksudkan agar mahasiswa yang menjalankan magang selama satu semester nantinya benar-benar memiliki pengalaman mengenai implementasi ilmu perpustakaan dan kearsipan serta dunia kerja di dalamnya.

Pertemuan antara DPL, pembimbing magang di lapangan, dan mahasiswa magang juga membicarakan dan mengevaluasi kegiatan yang sudah dan akan dilakukan mahasiswa magang. Mahasiswa magang menyampaikan bahwa dalam satu bulan ini kegiatan yang dilakukan bukan hanya terkait langsung dengan kerja pustakawan seperti tentang alur pengolahan buku, tetapi mahasiswa magang juga memiliki tugas untuk menulis berita dalam rangka belajar menjadi pewarta dan berperan aktif dalam kegiatan-kegiatan Dispusip Banyuwangi. Hal ini dimaksudkan agar mahasiswa magang mampu mengimplementasikan pembelajaran yang sudah didapatkan selama ini di bangku kuliah secara langsung di lapangan.

Pada akhir pertemuan, Edy Hariyadi menyinggung tentang konversi mata kuliah yang ditempuh mahasiswa magang. Hal ini kemudian menjadi perbincangan serius bersama untuk menetapkan tugas-tugas konversi mata kuliah disesuaikan dengan Tupoksi dan kegiatan di Dispusip Banyuwangi. (Kontributor: Sasi Nur Aini, mahasiswa Sastra Indonesia)

Berikut ini dua artikel berita lainnya yang ditulis mahasiswa magang dan dimuat di website Dispusip Banyuwangi. Llink: 

https://dispusip.banyuwangikab.go.id/dispusip-banyuwangi-gelar-webinar-naskah-kuno-memperingati-hai-2021/

https://dispusip.banyuwangikab.go.id/perpusda-ajak-anak-anak-ikut-rayakan-hari-aksara-internasional-dengan-mendongeng-online/

 

Dosen Pembimbing Lapangan (DPL) Merdeka Belajar Kampus Merdeka (MBKM) Program Studi Sastra Indonesia Edy Hariyadi S.S., M.Si. melakukan kunjungan kepada mahasiswa yang menjalankan magang di Dinas Perpustakaan dan Kearsipan (Dispusip) Kabupaten Banyuwangi pada Rabu (29/9).

Kunjungan ini bertujuan untuk monitoring dan evaluasi (monev) kegiatan magang dua mahasiswa Jurusan Sastra Indonesia FIB UNEJ di Dispusip Banyuwangi yang berjalan sejak awal September 2021. Pada kunjungan ini, Edy Hariyadi bertemu dan melakukan koordinasi dengan Pustakawan Muda Dispusip Banyuwangi Yusup Khoiri, S.STP. yang bertindak selaku pembimbing mahasiswa magang.

Dalam pertemuan ini, Yusup Khoiri selaku pembimbing mahasiswa magang di lapangan menyampaikan bahwa kegiatan magang mahasiswa lebih difokuskan pada kegiatan yang berkaitan dengan penalaran dan implementasi teori. Hal ini dimaksudkan agar mahasiswa yang menjalankan magang selama satu semester nantinya benar-benar memiliki pengalaman mengenai implementasi ilmu perpustakaan dan kearsipan serta dunia kerja di dalamnya.

Pertemuan antara DPL, pembimbing magang di lapangan, dan mahasiswa magang juga membicarakan dan mengevaluasi kegiatan yang sudah dan akan dilakukan mahasiswa magang. Mahasiswa magang menyampaikan bahwa dalam satu bulan ini kegiatan yang dilakukan bukan hanya terkait langsung dengan kerja pustakawan seperti tentang alur pengolahan buku, tetapi mahasiswa magang juga memiliki tugas untuk menulis berita dalam rangka belajar menjadi pewarta dan berperan aktif dalam kegiatan-kegiatan Dispusip Banyuwangi. Hal ini dimaksudkan agar mahasiswa magang mampu mengimplementasikan pembelajaran yang sudah didapatkan selama ini di bangku kuliah secara langsung di lapangan.

Pada akhir pertemuan, Edy Hariyadi menyinggung tentang konversi mata kuliah yang ditempuh mahasiswa magang. Hal ini kemudian menjadi perbincangan serius bersama untuk menetapkan tugas-tugas konversi mata kuliah disesuaikan dengan Tupoksi dan kegiatan di Dispusip Banyuwangi. (Kontributor: Sasi Nur Aini, mahasiswa Sastra Indonesia)

 

Dosen Pembimbing Lapangan (DPL) Merdeka Belajar Kampus Merdeka (MBKM) Program Studi Sastra Indonesia Edy Hariyadi S.S., M.Si. melakukan kunjungan kepada mahasiswa yang menjalankan magang di Dinas Perpustakaan dan Kearsipan (Dispusip) Kabupaten Banyuwangi pada Rabu (29/9).

Kunjungan ini bertujuan untuk monitoring dan evaluasi (monev) kegiatan magang dua mahasiswa Jurusan Sastra Indonesia FIB UNEJ di Dispusip Banyuwangi yang berjalan sejak awal September 2021. Pada kunjungan ini, Edy Hariyadi bertemu dan melakukan koordinasi dengan Pustakawan Muda Dispusip Banyuwangi Yusup Khoiri, S.STP. yang bertindak selaku pembimbing mahasiswa magang.

Dalam pertemuan ini, Yusup Khoiri selaku pembimbing mahasiswa magang di lapangan menyampaikan bahwa kegiatan magang mahasiswa lebih difokuskan pada kegiatan yang berkaitan dengan penalaran dan implementasi teori. Hal ini dimaksudkan agar mahasiswa yang menjalankan magang selama satu semester nantinya benar-benar memiliki pengalaman mengenai implementasi ilmu perpustakaan dan kearsipan serta dunia kerja di dalamnya.

Pertemuan antara DPL, pembimbing magang di lapangan, dan mahasiswa magang juga membicarakan dan mengevaluasi kegiatan yang sudah dan akan dilakukan mahasiswa magang. Mahasiswa magang menyampaikan bahwa dalam satu bulan ini kegiatan yang dilakukan bukan hanya terkait langsung dengan kerja pustakawan seperti tentang alur pengolahan buku, tetapi mahasiswa magang juga memiliki tugas untuk menulis berita dalam rangka belajar menjadi pewarta dan berperan aktif dalam kegiatan-kegiatan Dispusip Banyuwangi. Hal ini dimaksudkan agar mahasiswa magang mampu mengimplementasikan pembelajaran yang sudah didapatkan selama ini di bangku kuliah secara langsung di lapangan.

Pada akhir pertemuan, Edy Hariyadi menyinggung tentang konversi mata kuliah yang ditempuh mahasiswa magang. Hal ini kemudian menjadi perbincangan serius bersama untuk menetapkan tugas-tugas konversi mata kuliah disesuaikan dengan Tupoksi dan kegiatan di Dispusip Banyuwangi. (Kontributor: Sasi Nur Aini, mahasiswa Sastra Indonesia)

 

 

Dosen Pembimbing Lapangan (DPL) Merdeka Belajar Kampus Merdeka (MBKM) Program Studi Sastra Indonesia Edy Hariyadi S.S., M.Si. melakukan kunjungan kepada mahasiswa yang menjalankan magang di Dinas Perpustakaan dan Kearsipan (Dispusip) Kabupaten Banyuwangi pada Rabu (29/9).

Kunjungan ini bertujuan untuk monitoring dan evaluasi (monev) kegiatan magang dua mahasiswa Jurusan Sastra Indonesia FIB UNEJ di Dispusip Banyuwangi yang berjalan sejak awal September 2021. Pada kunjungan ini, Edy Hariyadi bertemu dan melakukan koordinasi dengan Pustakawan Muda Dispusip Banyuwangi Yusup Khoiri, S.STP. yang bertindak selaku pembimbing mahasiswa magang.

Dalam pertemuan ini, Yusup Khoiri selaku pembimbing mahasiswa magang di lapangan menyampaikan bahwa kegiatan magang mahasiswa lebih difokuskan pada kegiatan yang berkaitan dengan penalaran dan implementasi teori. Hal ini dimaksudkan agar mahasiswa yang menjalankan magang selama satu semester nantinya benar-benar memiliki pengalaman mengenai implementasi ilmu perpustakaan dan kearsipan serta dunia kerja di dalamnya.

Pertemuan antara DPL, pembimbing magang di lapangan, dan mahasiswa magang juga membicarakan dan mengevaluasi kegiatan yang sudah dan akan dilakukan mahasiswa magang. Mahasiswa magang menyampaikan bahwa dalam satu bulan ini kegiatan yang dilakukan bukan hanya terkait langsung dengan kerja pustakawan seperti tentang alur pengolahan buku, tetapi mahasiswa magang juga memiliki tugas untuk menulis berita dalam rangka belajar menjadi pewarta dan berperan aktif dalam kegiatan-kegiatan Dispusip Banyuwangi. Hal ini dimaksudkan agar mahasiswa magang mampu mengimplementasikan pembelajaran yang sudah didapatkan selama ini di bangku kuliah secara langsung di lapangan.

Pada akhir pertemuan, Edy Hariyadi menyinggung tentang konversi mata kuliah yang ditempuh mahasiswa magang. Hal ini kemudian menjadi perbincangan serius bersama untuk menetapkan tugas-tugas konversi mata kuliah disesuaikan dengan Tupoksi dan kegiatan di Dispusip Banyuwangi. (Kontributor: Sasi Nur Aini, mahasiswa Sastra Indonesia)

 

Dosen Pembimbing Lapangan (DPL) Merdeka Belajar Kampus Merdeka (MBKM) Program Studi Sastra Indonesia Edy Hariyadi S.S., M.Si. melakukan kunjungan kepada mahasiswa yang menjalankan magang di Dinas Perpustakaan dan Kearsipan (Dispusip) Kabupaten Banyuwangi pada Rabu (29/9).

Kunjungan ini bertujuan untuk monitoring dan evaluasi (monev) kegiatan magang dua mahasiswa Jurusan Sastra Indonesia FIB UNEJ di Dispusip Banyuwangi yang berjalan sejak awal September 2021. Pada kunjungan ini, Edy Hariyadi bertemu dan melakukan koordinasi dengan Pustakawan Muda Dispusip Banyuwangi Yusup Khoiri, S.STP. yang bertindak selaku pembimbing mahasiswa magang.

Dalam pertemuan ini, Yusup Khoiri selaku pembimbing mahasiswa magang di lapangan menyampaikan bahwa kegiatan magang mahasiswa lebih difokuskan pada kegiatan yang berkaitan dengan penalaran dan implementasi teori. Hal ini dimaksudkan agar mahasiswa yang menjalankan magang selama satu semester nantinya benar-benar memiliki pengalaman mengenai implementasi ilmu perpustakaan dan kearsipan serta dunia kerja di dalamnya.

Pertemuan antara DPL, pembimbing magang di lapangan, dan mahasiswa magang juga membicarakan dan mengevaluasi kegiatan yang sudah dan akan dilakukan mahasiswa magang. Mahasiswa magang menyampaikan bahwa dalam satu bulan ini kegiatan yang dilakukan bukan hanya terkait langsung dengan kerja pustakawan seperti tentang alur pengolahan buku, tetapi mahasiswa magang juga memiliki tugas untuk menulis berita dalam rangka belajar menjadi pewarta dan berperan aktif dalam kegiatan-kegiatan Dispusip Banyuwangi. Hal ini dimaksudkan agar mahasiswa magang mampu mengimplementasikan pembelajaran yang sudah didapatkan selama ini di bangku kuliah secara langsung di lapangan.

Pada akhir pertemuan, Edy Hariyadi menyinggung tentang konversi mata kuliah yang ditempuh mahasiswa magang. Hal ini kemudian menjadi perbincangan serius bersama untuk menetapkan tugas-tugas konversi mata kuliah disesuaikan dengan Tupoksi dan kegiatan di Dispusip Banyuwangi. (Kontributor: Sasi Nur Aini, mahasiswa Sastra Indonesia)

 

Dosen Pembimbing Lapangan (DPL) Merdeka Belajar Kampus Merdeka (MBKM) Program Studi Sastra Indonesia Edy Hariyadi S.S., M.Si. melakukan kunjungan kepada mahasiswa yang menjalankan magang di Dinas Perpustakaan dan Kearsipan (Dispusip) Kabupaten Banyuwangi pada Rabu (29/9).

Kunjungan ini bertujuan untuk monitoring dan evaluasi (monev) kegiatan magang dua mahasiswa Jurusan Sastra Indonesia FIB UNEJ di Dispusip Banyuwangi yang berjalan sejak awal September 2021. Pada kunjungan ini, Edy Hariyadi bertemu dan melakukan koordinasi dengan Pustakawan Muda Dispusip Banyuwangi Yusup Khoiri, S.STP. yang bertindak selaku pembimbing mahasiswa magang.

Dalam pertemuan ini, Yusup Khoiri selaku pembimbing mahasiswa magang di lapangan menyampaikan bahwa kegiatan magang mahasiswa lebih difokuskan pada kegiatan yang berkaitan dengan penalaran dan implementasi teori. Hal ini dimaksudkan agar mahasiswa yang menjalankan magang selama satu semester nantinya benar-benar memiliki pengalaman mengenai implementasi ilmu perpustakaan dan kearsipan serta dunia kerja di dalamnya.

Pertemuan antara DPL, pembimbing magang di lapangan, dan mahasiswa magang juga membicarakan dan mengevaluasi kegiatan yang sudah dan akan dilakukan mahasiswa magang. Mahasiswa magang menyampaikan bahwa dalam satu bulan ini kegiatan yang dilakukan bukan hanya terkait langsung dengan kerja pustakawan seperti tentang alur pengolahan buku, tetapi mahasiswa magang juga memiliki tugas untuk menulis berita dalam rangka belajar menjadi pewarta dan berperan aktif dalam kegiatan-kegiatan Dispusip Banyuwangi. Hal ini dimaksudkan agar mahasiswa magang mampu mengimplementasikan pembelajaran yang sudah didapatkan selama ini di bangku kuliah secara langsung di lapangan.

Pada akhir pertemuan, Edy Hariyadi menyinggung tentang konversi mata kuliah yang ditempuh mahasiswa magang. Hal ini kemudian menjadi perbincangan serius bersama untuk menetapkan tugas-tugas konversi mata kuliah disesuaikan dengan Tupoksi dan kegiatan di Dispusip Banyuwangi. (Kontributor: Sasi Nur Aini, mahasiswa Sastra Indonesia)

[:]

[:de]

Dosen Pembimbing Lapangan (DPL) Merdeka Belajar Kampus Merdeka (MBKM) Program Studi Sastra Indonesia Edy Hariyadi S.S., M.Si. melakukan kunjungan kepada mahasiswa yang menjalankan magang di Dinas Perpustakaan dan Kearsipan (Dispusip) Kabupaten Banyuwangi pada Rabu (29/9).

Kunjungan ini bertujuan untuk monitoring dan evaluasi (monev) kegiatan magang dua mahasiswa Jurusan Sastra Indonesia FIB UNEJ di Dispusip Banyuwangi yang berjalan sejak awal September 2021. Pada kunjungan ini, Edy Hariyadi bertemu dan melakukan koordinasi dengan Pustakawan Muda Dispusip Banyuwangi Yusup Khoiri, S.STP. yang bertindak selaku pembimbing mahasiswa magang.

Dalam pertemuan ini, Yusup Khoiri selaku pembimbing mahasiswa magang di lapangan menyampaikan bahwa kegiatan magang mahasiswa lebih difokuskan pada kegiatan yang berkaitan dengan penalaran dan implementasi teori. Hal ini dimaksudkan agar mahasiswa yang menjalankan magang selama satu semester nantinya benar-benar memiliki pengalaman mengenai implementasi ilmu perpustakaan dan kearsipan serta dunia kerja di dalamnya.

Pertemuan antara DPL, pembimbing magang di lapangan, dan mahasiswa magang juga membicarakan dan mengevaluasi kegiatan yang sudah dan akan dilakukan mahasiswa magang. Mahasiswa magang menyampaikan bahwa dalam satu bulan ini kegiatan yang dilakukan bukan hanya terkait langsung dengan kerja pustakawan seperti tentang alur pengolahan buku, tetapi mahasiswa magang juga memiliki tugas untuk menulis berita dalam rangka belajar menjadi pewarta dan berperan aktif dalam kegiatan-kegiatan Dispusip Banyuwangi. Hal ini dimaksudkan agar mahasiswa magang mampu mengimplementasikan pembelajaran yang sudah didapatkan selama ini di bangku kuliah secara langsung di lapangan.

Pada akhir pertemuan, Edy Hariyadi menyinggung tentang konversi mata kuliah yang ditempuh mahasiswa magang. Hal ini kemudian menjadi perbincangan serius bersama untuk menetapkan tugas-tugas konversi mata kuliah disesuaikan dengan Tupoksi dan kegiatan di Dispusip Banyuwangi. (Kontributor: Sasi Nur Aini, mahasiswa Sastra Indonesia)

Artikel berita lainnya yang ditulis mahasiswa magang dan dimuat di website Dispusip Banyuwangi. Link:.

https://dispusip.banyuwangikab.go.id/dispusip-banyuwangi-gelar-webinar-naskah-kuno-memperingati-hai-2021/

https://dispusip.banyuwangikab.go.id/perpusda-ajak-anak-anak-ikut-rayakan-hari-aksara-internasional-dengan-mendongeng-online/

 

 

Dosen Pembimbing Lapangan (DPL) Merdeka Belajar Kampus Merdeka (MBKM) Program Studi Sastra Indonesia Edy Hariyadi S.S., M.Si. melakukan kunjungan kepada mahasiswa yang menjalankan magang di Dinas Perpustakaan dan Kearsipan (Dispusip) Kabupaten Banyuwangi pada Rabu (29/9).

Kunjungan ini bertujuan untuk monitoring dan evaluasi (monev) kegiatan magang dua mahasiswa Jurusan Sastra Indonesia FIB UNEJ di Dispusip Banyuwangi yang berjalan sejak awal September 2021. Pada kunjungan ini, Edy Hariyadi bertemu dan melakukan koordinasi dengan Pustakawan Muda Dispusip Banyuwangi Yusup Khoiri, S.STP. yang bertindak selaku pembimbing mahasiswa magang.

Dalam pertemuan ini, Yusup Khoiri selaku pembimbing mahasiswa magang di lapangan menyampaikan bahwa kegiatan magang mahasiswa lebih difokuskan pada kegiatan yang berkaitan dengan penalaran dan implementasi teori. Hal ini dimaksudkan agar mahasiswa yang menjalankan magang selama satu semester nantinya benar-benar memiliki pengalaman mengenai implementasi ilmu perpustakaan dan kearsipan serta dunia kerja di dalamnya.

Pertemuan antara DPL, pembimbing magang di lapangan, dan mahasiswa magang juga membicarakan dan mengevaluasi kegiatan yang sudah dan akan dilakukan mahasiswa magang. Mahasiswa magang menyampaikan bahwa dalam satu bulan ini kegiatan yang dilakukan bukan hanya terkait langsung dengan kerja pustakawan seperti tentang alur pengolahan buku, tetapi mahasiswa magang juga memiliki tugas untuk menulis berita dalam rangka belajar menjadi pewarta dan berperan aktif dalam kegiatan-kegiatan Dispusip Banyuwangi. Hal ini dimaksudkan agar mahasiswa magang mampu mengimplementasikan pembelajaran yang sudah didapatkan selama ini di bangku kuliah secara langsung di lapangan.

Pada akhir pertemuan, Edy Hariyadi menyinggung tentang konversi mata kuliah yang ditempuh mahasiswa magang. Hal ini kemudian menjadi perbincangan serius bersama untuk menetapkan tugas-tugas konversi mata kuliah disesuaikan dengan Tupoksi dan kegiatan di Dispusip Banyuwangi. (Kontributor: Sasi Nur Aini, mahasiswa Sastra Indonesia)

 

 

Dosen Pembimbing Lapangan (DPL) Merdeka Belajar Kampus Merdeka (MBKM) Program Studi Sastra Indonesia Edy Hariyadi S.S., M.Si. melakukan kunjungan kepada mahasiswa yang menjalankan magang di Dinas Perpustakaan dan Kearsipan (Dispusip) Kabupaten Banyuwangi pada Rabu (29/9).

Kunjungan ini bertujuan untuk monitoring dan evaluasi (monev) kegiatan magang dua mahasiswa Jurusan Sastra Indonesia FIB UNEJ di Dispusip Banyuwangi yang berjalan sejak awal September 2021. Pada kunjungan ini, Edy Hariyadi bertemu dan melakukan koordinasi dengan Pustakawan Muda Dispusip Banyuwangi Yusup Khoiri, S.STP. yang bertindak selaku pembimbing mahasiswa magang.

Dalam pertemuan ini, Yusup Khoiri selaku pembimbing mahasiswa magang di lapangan menyampaikan bahwa kegiatan magang mahasiswa lebih difokuskan pada kegiatan yang berkaitan dengan penalaran dan implementasi teori. Hal ini dimaksudkan agar mahasiswa yang menjalankan magang selama satu semester nantinya benar-benar memiliki pengalaman mengenai implementasi ilmu perpustakaan dan kearsipan serta dunia kerja di dalamnya.

Pertemuan antara DPL, pembimbing magang di lapangan, dan mahasiswa magang juga membicarakan dan mengevaluasi kegiatan yang sudah dan akan dilakukan mahasiswa magang. Mahasiswa magang menyampaikan bahwa dalam satu bulan ini kegiatan yang dilakukan bukan hanya terkait langsung dengan kerja pustakawan seperti tentang alur pengolahan buku, tetapi mahasiswa magang juga memiliki tugas untuk menulis berita dalam rangka belajar menjadi pewarta dan berperan aktif dalam kegiatan-kegiatan Dispusip Banyuwangi. Hal ini dimaksudkan agar mahasiswa magang mampu mengimplementasikan pembelajaran yang sudah didapatkan selama ini di bangku kuliah secara langsung di lapangan.

Pada akhir pertemuan, Edy Hariyadi menyinggung tentang konversi mata kuliah yang ditempuh mahasiswa magang. Hal ini kemudian menjadi perbincangan serius bersama untuk menetapkan tugas-tugas konversi mata kuliah disesuaikan dengan Tupoksi dan kegiatan di Dispusip Banyuwangi. (Kontributor: Sasi Nur Aini, mahasiswa Sastra Indonesia)

Berikut ini dua artikel berita lainnya yang ditulis mahasiswa magang dan dimuat di website Dispusip Banyuwangi. Llink: 

https://dispusip.banyuwangikab.go.id/dispusip-banyuwangi-gelar-webinar-naskah-kuno-memperingati-hai-2021/

https://dispusip.banyuwangikab.go.id/perpusda-ajak-anak-anak-ikut-rayakan-hari-aksara-internasional-dengan-mendongeng-online/

 

Dosen Pembimbing Lapangan (DPL) Merdeka Belajar Kampus Merdeka (MBKM) Program Studi Sastra Indonesia Edy Hariyadi S.S., M.Si. melakukan kunjungan kepada mahasiswa yang menjalankan magang di Dinas Perpustakaan dan Kearsipan (Dispusip) Kabupaten Banyuwangi pada Rabu (29/9).

Kunjungan ini bertujuan untuk monitoring dan evaluasi (monev) kegiatan magang dua mahasiswa Jurusan Sastra Indonesia FIB UNEJ di Dispusip Banyuwangi yang berjalan sejak awal September 2021. Pada kunjungan ini, Edy Hariyadi bertemu dan melakukan koordinasi dengan Pustakawan Muda Dispusip Banyuwangi Yusup Khoiri, S.STP. yang bertindak selaku pembimbing mahasiswa magang.

Dalam pertemuan ini, Yusup Khoiri selaku pembimbing mahasiswa magang di lapangan menyampaikan bahwa kegiatan magang mahasiswa lebih difokuskan pada kegiatan yang berkaitan dengan penalaran dan implementasi teori. Hal ini dimaksudkan agar mahasiswa yang menjalankan magang selama satu semester nantinya benar-benar memiliki pengalaman mengenai implementasi ilmu perpustakaan dan kearsipan serta dunia kerja di dalamnya.

Pertemuan antara DPL, pembimbing magang di lapangan, dan mahasiswa magang juga membicarakan dan mengevaluasi kegiatan yang sudah dan akan dilakukan mahasiswa magang. Mahasiswa magang menyampaikan bahwa dalam satu bulan ini kegiatan yang dilakukan bukan hanya terkait langsung dengan kerja pustakawan seperti tentang alur pengolahan buku, tetapi mahasiswa magang juga memiliki tugas untuk menulis berita dalam rangka belajar menjadi pewarta dan berperan aktif dalam kegiatan-kegiatan Dispusip Banyuwangi. Hal ini dimaksudkan agar mahasiswa magang mampu mengimplementasikan pembelajaran yang sudah didapatkan selama ini di bangku kuliah secara langsung di lapangan.

Pada akhir pertemuan, Edy Hariyadi menyinggung tentang konversi mata kuliah yang ditempuh mahasiswa magang. Hal ini kemudian menjadi perbincangan serius bersama untuk menetapkan tugas-tugas konversi mata kuliah disesuaikan dengan Tupoksi dan kegiatan di Dispusip Banyuwangi. (Kontributor: Sasi Nur Aini, mahasiswa Sastra Indonesia)

 

 

Dosen Pembimbing Lapangan (DPL) Merdeka Belajar Kampus Merdeka (MBKM) Program Studi Sastra Indonesia Edy Hariyadi S.S., M.Si. melakukan kunjungan kepada mahasiswa yang menjalankan magang di Dinas Perpustakaan dan Kearsipan (Dispusip) Kabupaten Banyuwangi pada Rabu (29/9).

Kunjungan ini bertujuan untuk monitoring dan evaluasi (monev) kegiatan magang dua mahasiswa Jurusan Sastra Indonesia FIB UNEJ di Dispusip Banyuwangi yang berjalan sejak awal September 2021. Pada kunjungan ini, Edy Hariyadi bertemu dan melakukan koordinasi dengan Pustakawan Muda Dispusip Banyuwangi Yusup Khoiri, S.STP. yang bertindak selaku pembimbing mahasiswa magang.

Dalam pertemuan ini, Yusup Khoiri selaku pembimbing mahasiswa magang di lapangan menyampaikan bahwa kegiatan magang mahasiswa lebih difokuskan pada kegiatan yang berkaitan dengan penalaran dan implementasi teori. Hal ini dimaksudkan agar mahasiswa yang menjalankan magang selama satu semester nantinya benar-benar memiliki pengalaman mengenai implementasi ilmu perpustakaan dan kearsipan serta dunia kerja di dalamnya.

Pertemuan antara DPL, pembimbing magang di lapangan, dan mahasiswa magang juga membicarakan dan mengevaluasi kegiatan yang sudah dan akan dilakukan mahasiswa magang. Mahasiswa magang menyampaikan bahwa dalam satu bulan ini kegiatan yang dilakukan bukan hanya terkait langsung dengan kerja pustakawan seperti tentang alur pengolahan buku, tetapi mahasiswa magang juga memiliki tugas untuk menulis berita dalam rangka belajar menjadi pewarta dan berperan aktif dalam kegiatan-kegiatan Dispusip Banyuwangi. Hal ini dimaksudkan agar mahasiswa magang mampu mengimplementasikan pembelajaran yang sudah didapatkan selama ini di bangku kuliah secara langsung di lapangan.

Pada akhir pertemuan, Edy Hariyadi menyinggung tentang konversi mata kuliah yang ditempuh mahasiswa magang. Hal ini kemudian menjadi perbincangan serius bersama untuk menetapkan tugas-tugas konversi mata kuliah disesuaikan dengan Tupoksi dan kegiatan di Dispusip Banyuwangi. (Kontributor: Sasi Nur Aini, mahasiswa Sastra Indonesia)

 

 

Dosen Pembimbing Lapangan (DPL) Merdeka Belajar Kampus Merdeka (MBKM) Program Studi Sastra Indonesia Edy Hariyadi S.S., M.Si. melakukan kunjungan kepada mahasiswa yang menjalankan magang di Dinas Perpustakaan dan Kearsipan (Dispusip) Kabupaten Banyuwangi pada Rabu (29/9).

Kunjungan ini bertujuan untuk monitoring dan evaluasi (monev) kegiatan magang dua mahasiswa Jurusan Sastra Indonesia FIB UNEJ di Dispusip Banyuwangi yang berjalan sejak awal September 2021. Pada kunjungan ini, Edy Hariyadi bertemu dan melakukan koordinasi dengan Pustakawan Muda Dispusip Banyuwangi Yusup Khoiri, S.STP. yang bertindak selaku pembimbing mahasiswa magang.

Dalam pertemuan ini, Yusup Khoiri selaku pembimbing mahasiswa magang di lapangan menyampaikan bahwa kegiatan magang mahasiswa lebih difokuskan pada kegiatan yang berkaitan dengan penalaran dan implementasi teori. Hal ini dimaksudkan agar mahasiswa yang menjalankan magang selama satu semester nantinya benar-benar memiliki pengalaman mengenai implementasi ilmu perpustakaan dan kearsipan serta dunia kerja di dalamnya.

Pertemuan antara DPL, pembimbing magang di lapangan, dan mahasiswa magang juga membicarakan dan mengevaluasi kegiatan yang sudah dan akan dilakukan mahasiswa magang. Mahasiswa magang menyampaikan bahwa dalam satu bulan ini kegiatan yang dilakukan bukan hanya terkait langsung dengan kerja pustakawan seperti tentang alur pengolahan buku, tetapi mahasiswa magang juga memiliki tugas untuk menulis berita dalam rangka belajar menjadi pewarta dan berperan aktif dalam kegiatan-kegiatan Dispusip Banyuwangi. Hal ini dimaksudkan agar mahasiswa magang mampu mengimplementasikan pembelajaran yang sudah didapatkan selama ini di bangku kuliah secara langsung di lapangan.

Pada akhir pertemuan, Edy Hariyadi menyinggung tentang konversi mata kuliah yang ditempuh mahasiswa magang. Hal ini kemudian menjadi perbincangan serius bersama untuk menetapkan tugas-tugas konversi mata kuliah disesuaikan dengan Tupoksi dan kegiatan di Dispusip Banyuwangi. (Kontributor: Sasi Nur Aini, mahasiswa Sastra Indonesia)

 

Dosen Pembimbing Lapangan (DPL) Merdeka Belajar Kampus Merdeka (MBKM) Program Studi Sastra Indonesia Edy Hariyadi S.S., M.Si. melakukan kunjungan kepada mahasiswa yang menjalankan magang di Dinas Perpustakaan dan Kearsipan (Dispusip) Kabupaten Banyuwangi pada Rabu (29/9).

Kunjungan ini bertujuan untuk monitoring dan evaluasi (monev) kegiatan magang dua mahasiswa Jurusan Sastra Indonesia FIB UNEJ di Dispusip Banyuwangi yang berjalan sejak awal September 2021. Pada kunjungan ini, Edy Hariyadi bertemu dan melakukan koordinasi dengan Pustakawan Muda Dispusip Banyuwangi Yusup Khoiri, S.STP. yang bertindak selaku pembimbing mahasiswa magang.

Dalam pertemuan ini, Yusup Khoiri selaku pembimbing mahasiswa magang di lapangan menyampaikan bahwa kegiatan magang mahasiswa lebih difokuskan pada kegiatan yang berkaitan dengan penalaran dan implementasi teori. Hal ini dimaksudkan agar mahasiswa yang menjalankan magang selama satu semester nantinya benar-benar memiliki pengalaman mengenai implementasi ilmu perpustakaan dan kearsipan serta dunia kerja di dalamnya.

Pertemuan antara DPL, pembimbing magang di lapangan, dan mahasiswa magang juga membicarakan dan mengevaluasi kegiatan yang sudah dan akan dilakukan mahasiswa magang. Mahasiswa magang menyampaikan bahwa dalam satu bulan ini kegiatan yang dilakukan bukan hanya terkait langsung dengan kerja pustakawan seperti tentang alur pengolahan buku, tetapi mahasiswa magang juga memiliki tugas untuk menulis berita dalam rangka belajar menjadi pewarta dan berperan aktif dalam kegiatan-kegiatan Dispusip Banyuwangi. Hal ini dimaksudkan agar mahasiswa magang mampu mengimplementasikan pembelajaran yang sudah didapatkan selama ini di bangku kuliah secara langsung di lapangan.

Pada akhir pertemuan, Edy Hariyadi menyinggung tentang konversi mata kuliah yang ditempuh mahasiswa magang. Hal ini kemudian menjadi perbincangan serius bersama untuk menetapkan tugas-tugas konversi mata kuliah disesuaikan dengan Tupoksi dan kegiatan di Dispusip Banyuwangi. (Kontributor: Sasi Nur Aini, mahasiswa Sastra Indonesia)

 

Dosen Pembimbing Lapangan (DPL) Merdeka Belajar Kampus Merdeka (MBKM) Program Studi Sastra Indonesia Edy Hariyadi S.S., M.Si. melakukan kunjungan kepada mahasiswa yang menjalankan magang di Dinas Perpustakaan dan Kearsipan (Dispusip) Kabupaten Banyuwangi pada Rabu (29/9).

Kunjungan ini bertujuan untuk monitoring dan evaluasi (monev) kegiatan magang dua mahasiswa Jurusan Sastra Indonesia FIB UNEJ di Dispusip Banyuwangi yang berjalan sejak awal September 2021. Pada kunjungan ini, Edy Hariyadi bertemu dan melakukan koordinasi dengan Pustakawan Muda Dispusip Banyuwangi Yusup Khoiri, S.STP. yang bertindak selaku pembimbing mahasiswa magang.

Dalam pertemuan ini, Yusup Khoiri selaku pembimbing mahasiswa magang di lapangan menyampaikan bahwa kegiatan magang mahasiswa lebih difokuskan pada kegiatan yang berkaitan dengan penalaran dan implementasi teori. Hal ini dimaksudkan agar mahasiswa yang menjalankan magang selama satu semester nantinya benar-benar memiliki pengalaman mengenai implementasi ilmu perpustakaan dan kearsipan serta dunia kerja di dalamnya.

Pertemuan antara DPL, pembimbing magang di lapangan, dan mahasiswa magang juga membicarakan dan mengevaluasi kegiatan yang sudah dan akan dilakukan mahasiswa magang. Mahasiswa magang menyampaikan bahwa dalam satu bulan ini kegiatan yang dilakukan bukan hanya terkait langsung dengan kerja pustakawan seperti tentang alur pengolahan buku, tetapi mahasiswa magang juga memiliki tugas untuk menulis berita dalam rangka belajar menjadi pewarta dan berperan aktif dalam kegiatan-kegiatan Dispusip Banyuwangi. Hal ini dimaksudkan agar mahasiswa magang mampu mengimplementasikan pembelajaran yang sudah didapatkan selama ini di bangku kuliah secara langsung di lapangan.

Pada akhir pertemuan, Edy Hariyadi menyinggung tentang konversi mata kuliah yang ditempuh mahasiswa magang. Hal ini kemudian menjadi perbincangan serius bersama untuk menetapkan tugas-tugas konversi mata kuliah disesuaikan dengan Tupoksi dan kegiatan di Dispusip Banyuwangi. (Kontributor: Sasi Nur Aini, mahasiswa Sastra Indonesia)

 

 

Dosen Pembimbing Lapangan (DPL) Merdeka Belajar Kampus Merdeka (MBKM) Program Studi Sastra Indonesia Edy Hariyadi S.S., M.Si. melakukan kunjungan kepada mahasiswa yang menjalankan magang di Dinas Perpustakaan dan Kearsipan (Dispusip) Kabupaten Banyuwangi pada Rabu (29/9).

Kunjungan ini bertujuan untuk monitoring dan evaluasi (monev) kegiatan magang dua mahasiswa Jurusan Sastra Indonesia FIB UNEJ di Dispusip Banyuwangi yang berjalan sejak awal September 2021. Pada kunjungan ini, Edy Hariyadi bertemu dan melakukan koordinasi dengan Pustakawan Muda Dispusip Banyuwangi Yusup Khoiri, S.STP. yang bertindak selaku pembimbing mahasiswa magang.

Dalam pertemuan ini, Yusup Khoiri selaku pembimbing mahasiswa magang di lapangan menyampaikan bahwa kegiatan magang mahasiswa lebih difokuskan pada kegiatan yang berkaitan dengan penalaran dan implementasi teori. Hal ini dimaksudkan agar mahasiswa yang menjalankan magang selama satu semester nantinya benar-benar memiliki pengalaman mengenai implementasi ilmu perpustakaan dan kearsipan serta dunia kerja di dalamnya.

Pertemuan antara DPL, pembimbing magang di lapangan, dan mahasiswa magang juga membicarakan dan mengevaluasi kegiatan yang sudah dan akan dilakukan mahasiswa magang. Mahasiswa magang menyampaikan bahwa dalam satu bulan ini kegiatan yang dilakukan bukan hanya terkait langsung dengan kerja pustakawan seperti tentang alur pengolahan buku, tetapi mahasiswa magang juga memiliki tugas untuk menulis berita dalam rangka belajar menjadi pewarta dan berperan aktif dalam kegiatan-kegiatan Dispusip Banyuwangi. Hal ini dimaksudkan agar mahasiswa magang mampu mengimplementasikan pembelajaran yang sudah didapatkan selama ini di bangku kuliah secara langsung di lapangan.

Pada akhir pertemuan, Edy Hariyadi menyinggung tentang konversi mata kuliah yang ditempuh mahasiswa magang. Hal ini kemudian menjadi perbincangan serius bersama untuk menetapkan tugas-tugas konversi mata kuliah disesuaikan dengan Tupoksi dan kegiatan di Dispusip Banyuwangi. (Kontributor: Sasi Nur Aini, mahasiswa Sastra Indonesia)

 

 

Dosen Pembimbing Lapangan (DPL) Merdeka Belajar Kampus Merdeka (MBKM) Program Studi Sastra Indonesia Edy Hariyadi S.S., M.Si. melakukan kunjungan kepada mahasiswa yang menjalankan magang di Dinas Perpustakaan dan Kearsipan (Dispusip) Kabupaten Banyuwangi pada Rabu (29/9).

Kunjungan ini bertujuan untuk monitoring dan evaluasi (monev) kegiatan magang dua mahasiswa Jurusan Sastra Indonesia FIB UNEJ di Dispusip Banyuwangi yang berjalan sejak awal September 2021. Pada kunjungan ini, Edy Hariyadi bertemu dan melakukan koordinasi dengan Pustakawan Muda Dispusip Banyuwangi Yusup Khoiri, S.STP. yang bertindak selaku pembimbing mahasiswa magang.

Dalam pertemuan ini, Yusup Khoiri selaku pembimbing mahasiswa magang di lapangan menyampaikan bahwa kegiatan magang mahasiswa lebih difokuskan pada kegiatan yang berkaitan dengan penalaran dan implementasi teori. Hal ini dimaksudkan agar mahasiswa yang menjalankan magang selama satu semester nantinya benar-benar memiliki pengalaman mengenai implementasi ilmu perpustakaan dan kearsipan serta dunia kerja di dalamnya.

Pertemuan antara DPL, pembimbing magang di lapangan, dan mahasiswa magang juga membicarakan dan mengevaluasi kegiatan yang sudah dan akan dilakukan mahasiswa magang. Mahasiswa magang menyampaikan bahwa dalam satu bulan ini kegiatan yang dilakukan bukan hanya terkait langsung dengan kerja pustakawan seperti tentang alur pengolahan buku, tetapi mahasiswa magang juga memiliki tugas untuk menulis berita dalam rangka belajar menjadi pewarta dan berperan aktif dalam kegiatan-kegiatan Dispusip Banyuwangi. Hal ini dimaksudkan agar mahasiswa magang mampu mengimplementasikan pembelajaran yang sudah didapatkan selama ini di bangku kuliah secara langsung di lapangan.

Pada akhir pertemuan, Edy Hariyadi menyinggung tentang konversi mata kuliah yang ditempuh mahasiswa magang. Hal ini kemudian menjadi perbincangan serius bersama untuk menetapkan tugas-tugas konversi mata kuliah disesuaikan dengan Tupoksi dan kegiatan di Dispusip Banyuwangi. (Kontributor: Sasi Nur Aini, mahasiswa Sastra Indonesia)

 

 

Dosen Pembimbing Lapangan (DPL) Merdeka Belajar Kampus Merdeka (MBKM) Program Studi Sastra Indonesia Edy Hariyadi S.S., M.Si. melakukan kunjungan kepada mahasiswa yang menjalankan magang di Dinas Perpustakaan dan Kearsipan (Dispusip) Kabupaten Banyuwangi pada Rabu (29/9).

Kunjungan ini bertujuan untuk monitoring dan evaluasi (monev) kegiatan magang dua mahasiswa Jurusan Sastra Indonesia FIB UNEJ di Dispusip Banyuwangi yang berjalan sejak awal September 2021. Pada kunjungan ini, Edy Hariyadi bertemu dan melakukan koordinasi dengan Pustakawan Muda Dispusip Banyuwangi Yusup Khoiri, S.STP. yang bertindak selaku pembimbing mahasiswa magang.

Dalam pertemuan ini, Yusup Khoiri selaku pembimbing mahasiswa magang di lapangan menyampaikan bahwa kegiatan magang mahasiswa lebih difokuskan pada kegiatan yang berkaitan dengan penalaran dan implementasi teori. Hal ini dimaksudkan agar mahasiswa yang menjalankan magang selama satu semester nantinya benar-benar memiliki pengalaman mengenai implementasi ilmu perpustakaan dan kearsipan serta dunia kerja di dalamnya.

Pertemuan antara DPL, pembimbing magang di lapangan, dan mahasiswa magang juga membicarakan dan mengevaluasi kegiatan yang sudah dan akan dilakukan mahasiswa magang. Mahasiswa magang menyampaikan bahwa dalam satu bulan ini kegiatan yang dilakukan bukan hanya terkait langsung dengan kerja pustakawan seperti tentang alur pengolahan buku, tetapi mahasiswa magang juga memiliki tugas untuk menulis berita dalam rangka belajar menjadi pewarta dan berperan aktif dalam kegiatan-kegiatan Dispusip Banyuwangi. Hal ini dimaksudkan agar mahasiswa magang mampu mengimplementasikan pembelajaran yang sudah didapatkan selama ini di bangku kuliah secara langsung di lapangan.

Pada akhir pertemuan, Edy Hariyadi menyinggung tentang konversi mata kuliah yang ditempuh mahasiswa magang. Hal ini kemudian menjadi perbincangan serius bersama untuk menetapkan tugas-tugas konversi mata kuliah disesuaikan dengan Tupoksi dan kegiatan di Dispusip Banyuwangi. (Kontributor: Sasi Nur Aini, mahasiswa Sastra Indonesia)

Berikut ini dua artikel berita lainnya yang ditulis mahasiswa magang dan dimuat di website Dispusip Banyuwangi. Llink: 

https://dispusip.banyuwangikab.go.id/dispusip-banyuwangi-gelar-webinar-naskah-kuno-memperingati-hai-2021/

https://dispusip.banyuwangikab.go.id/perpusda-ajak-anak-anak-ikut-rayakan-hari-aksara-internasional-dengan-mendongeng-online/

 

Dosen Pembimbing Lapangan (DPL) Merdeka Belajar Kampus Merdeka (MBKM) Program Studi Sastra Indonesia Edy Hariyadi S.S., M.Si. melakukan kunjungan kepada mahasiswa yang menjalankan magang di Dinas Perpustakaan dan Kearsipan (Dispusip) Kabupaten Banyuwangi pada Rabu (29/9).

Kunjungan ini bertujuan untuk monitoring dan evaluasi (monev) kegiatan magang dua mahasiswa Jurusan Sastra Indonesia FIB UNEJ di Dispusip Banyuwangi yang berjalan sejak awal September 2021. Pada kunjungan ini, Edy Hariyadi bertemu dan melakukan koordinasi dengan Pustakawan Muda Dispusip Banyuwangi Yusup Khoiri, S.STP. yang bertindak selaku pembimbing mahasiswa magang.

Dalam pertemuan ini, Yusup Khoiri selaku pembimbing mahasiswa magang di lapangan menyampaikan bahwa kegiatan magang mahasiswa lebih difokuskan pada kegiatan yang berkaitan dengan penalaran dan implementasi teori. Hal ini dimaksudkan agar mahasiswa yang menjalankan magang selama satu semester nantinya benar-benar memiliki pengalaman mengenai implementasi ilmu perpustakaan dan kearsipan serta dunia kerja di dalamnya.

Pertemuan antara DPL, pembimbing magang di lapangan, dan mahasiswa magang juga membicarakan dan mengevaluasi kegiatan yang sudah dan akan dilakukan mahasiswa magang. Mahasiswa magang menyampaikan bahwa dalam satu bulan ini kegiatan yang dilakukan bukan hanya terkait langsung dengan kerja pustakawan seperti tentang alur pengolahan buku, tetapi mahasiswa magang juga memiliki tugas untuk menulis berita dalam rangka belajar menjadi pewarta dan berperan aktif dalam kegiatan-kegiatan Dispusip Banyuwangi. Hal ini dimaksudkan agar mahasiswa magang mampu mengimplementasikan pembelajaran yang sudah didapatkan selama ini di bangku kuliah secara langsung di lapangan.

Pada akhir pertemuan, Edy Hariyadi menyinggung tentang konversi mata kuliah yang ditempuh mahasiswa magang. Hal ini kemudian menjadi perbincangan serius bersama untuk menetapkan tugas-tugas konversi mata kuliah disesuaikan dengan Tupoksi dan kegiatan di Dispusip Banyuwangi. (Kontributor: Sasi Nur Aini, mahasiswa Sastra Indonesia)

 

Dosen Pembimbing Lapangan (DPL) Merdeka Belajar Kampus Merdeka (MBKM) Program Studi Sastra Indonesia Edy Hariyadi S.S., M.Si. melakukan kunjungan kepada mahasiswa yang menjalankan magang di Dinas Perpustakaan dan Kearsipan (Dispusip) Kabupaten Banyuwangi pada Rabu (29/9).

Kunjungan ini bertujuan untuk monitoring dan evaluasi (monev) kegiatan magang dua mahasiswa Jurusan Sastra Indonesia FIB UNEJ di Dispusip Banyuwangi yang berjalan sejak awal September 2021. Pada kunjungan ini, Edy Hariyadi bertemu dan melakukan koordinasi dengan Pustakawan Muda Dispusip Banyuwangi Yusup Khoiri, S.STP. yang bertindak selaku pembimbing mahasiswa magang.

Dalam pertemuan ini, Yusup Khoiri selaku pembimbing mahasiswa magang di lapangan menyampaikan bahwa kegiatan magang mahasiswa lebih difokuskan pada kegiatan yang berkaitan dengan penalaran dan implementasi teori. Hal ini dimaksudkan agar mahasiswa yang menjalankan magang selama satu semester nantinya benar-benar memiliki pengalaman mengenai implementasi ilmu perpustakaan dan kearsipan serta dunia kerja di dalamnya.

Pertemuan antara DPL, pembimbing magang di lapangan, dan mahasiswa magang juga membicarakan dan mengevaluasi kegiatan yang sudah dan akan dilakukan mahasiswa magang. Mahasiswa magang menyampaikan bahwa dalam satu bulan ini kegiatan yang dilakukan bukan hanya terkait langsung dengan kerja pustakawan seperti tentang alur pengolahan buku, tetapi mahasiswa magang juga memiliki tugas untuk menulis berita dalam rangka belajar menjadi pewarta dan berperan aktif dalam kegiatan-kegiatan Dispusip Banyuwangi. Hal ini dimaksudkan agar mahasiswa magang mampu mengimplementasikan pembelajaran yang sudah didapatkan selama ini di bangku kuliah secara langsung di lapangan.

Pada akhir pertemuan, Edy Hariyadi menyinggung tentang konversi mata kuliah yang ditempuh mahasiswa magang. Hal ini kemudian menjadi perbincangan serius bersama untuk menetapkan tugas-tugas konversi mata kuliah disesuaikan dengan Tupoksi dan kegiatan di Dispusip Banyuwangi. (Kontributor: Sasi Nur Aini, mahasiswa Sastra Indonesia)

 

 

Dosen Pembimbing Lapangan (DPL) Merdeka Belajar Kampus Merdeka (MBKM) Program Studi Sastra Indonesia Edy Hariyadi S.S., M.Si. melakukan kunjungan kepada mahasiswa yang menjalankan magang di Dinas Perpustakaan dan Kearsipan (Dispusip) Kabupaten Banyuwangi pada Rabu (29/9).

Kunjungan ini bertujuan untuk monitoring dan evaluasi (monev) kegiatan magang dua mahasiswa Jurusan Sastra Indonesia FIB UNEJ di Dispusip Banyuwangi yang berjalan sejak awal September 2021. Pada kunjungan ini, Edy Hariyadi bertemu dan melakukan koordinasi dengan Pustakawan Muda Dispusip Banyuwangi Yusup Khoiri, S.STP. yang bertindak selaku pembimbing mahasiswa magang.

Dalam pertemuan ini, Yusup Khoiri selaku pembimbing mahasiswa magang di lapangan menyampaikan bahwa kegiatan magang mahasiswa lebih difokuskan pada kegiatan yang berkaitan dengan penalaran dan implementasi teori. Hal ini dimaksudkan agar mahasiswa yang menjalankan magang selama satu semester nantinya benar-benar memiliki pengalaman mengenai implementasi ilmu perpustakaan dan kearsipan serta dunia kerja di dalamnya.

Pertemuan antara DPL, pembimbing magang di lapangan, dan mahasiswa magang juga membicarakan dan mengevaluasi kegiatan yang sudah dan akan dilakukan mahasiswa magang. Mahasiswa magang menyampaikan bahwa dalam satu bulan ini kegiatan yang dilakukan bukan hanya terkait langsung dengan kerja pustakawan seperti tentang alur pengolahan buku, tetapi mahasiswa magang juga memiliki tugas untuk menulis berita dalam rangka belajar menjadi pewarta dan berperan aktif dalam kegiatan-kegiatan Dispusip Banyuwangi. Hal ini dimaksudkan agar mahasiswa magang mampu mengimplementasikan pembelajaran yang sudah didapatkan selama ini di bangku kuliah secara langsung di lapangan.

Pada akhir pertemuan, Edy Hariyadi menyinggung tentang konversi mata kuliah yang ditempuh mahasiswa magang. Hal ini kemudian menjadi perbincangan serius bersama untuk menetapkan tugas-tugas konversi mata kuliah disesuaikan dengan Tupoksi dan kegiatan di Dispusip Banyuwangi. (Kontributor: Sasi Nur Aini, mahasiswa Sastra Indonesia)

 

Dosen Pembimbing Lapangan (DPL) Merdeka Belajar Kampus Merdeka (MBKM) Program Studi Sastra Indonesia Edy Hariyadi S.S., M.Si. melakukan kunjungan kepada mahasiswa yang menjalankan magang di Dinas Perpustakaan dan Kearsipan (Dispusip) Kabupaten Banyuwangi pada Rabu (29/9).

Kunjungan ini bertujuan untuk monitoring dan evaluasi (monev) kegiatan magang dua mahasiswa Jurusan Sastra Indonesia FIB UNEJ di Dispusip Banyuwangi yang berjalan sejak awal September 2021. Pada kunjungan ini, Edy Hariyadi bertemu dan melakukan koordinasi dengan Pustakawan Muda Dispusip Banyuwangi Yusup Khoiri, S.STP. yang bertindak selaku pembimbing mahasiswa magang.

Dalam pertemuan ini, Yusup Khoiri selaku pembimbing mahasiswa magang di lapangan menyampaikan bahwa kegiatan magang mahasiswa lebih difokuskan pada kegiatan yang berkaitan dengan penalaran dan implementasi teori. Hal ini dimaksudkan agar mahasiswa yang menjalankan magang selama satu semester nantinya benar-benar memiliki pengalaman mengenai implementasi ilmu perpustakaan dan kearsipan serta dunia kerja di dalamnya.

Pertemuan antara DPL, pembimbing magang di lapangan, dan mahasiswa magang juga membicarakan dan mengevaluasi kegiatan yang sudah dan akan dilakukan mahasiswa magang. Mahasiswa magang menyampaikan bahwa dalam satu bulan ini kegiatan yang dilakukan bukan hanya terkait langsung dengan kerja pustakawan seperti tentang alur pengolahan buku, tetapi mahasiswa magang juga memiliki tugas untuk menulis berita dalam rangka belajar menjadi pewarta dan berperan aktif dalam kegiatan-kegiatan Dispusip Banyuwangi. Hal ini dimaksudkan agar mahasiswa magang mampu mengimplementasikan pembelajaran yang sudah didapatkan selama ini di bangku kuliah secara langsung di lapangan.

Pada akhir pertemuan, Edy Hariyadi menyinggung tentang konversi mata kuliah yang ditempuh mahasiswa magang. Hal ini kemudian menjadi perbincangan serius bersama untuk menetapkan tugas-tugas konversi mata kuliah disesuaikan dengan Tupoksi dan kegiatan di Dispusip Banyuwangi. (Kontributor: Sasi Nur Aini, mahasiswa Sastra Indonesia)

 

Dosen Pembimbing Lapangan (DPL) Merdeka Belajar Kampus Merdeka (MBKM) Program Studi Sastra Indonesia Edy Hariyadi S.S., M.Si. melakukan kunjungan kepada mahasiswa yang menjalankan magang di Dinas Perpustakaan dan Kearsipan (Dispusip) Kabupaten Banyuwangi pada Rabu (29/9).

Kunjungan ini bertujuan untuk monitoring dan evaluasi (monev) kegiatan magang dua mahasiswa Jurusan Sastra Indonesia FIB UNEJ di Dispusip Banyuwangi yang berjalan sejak awal September 2021. Pada kunjungan ini, Edy Hariyadi bertemu dan melakukan koordinasi dengan Pustakawan Muda Dispusip Banyuwangi Yusup Khoiri, S.STP. yang bertindak selaku pembimbing mahasiswa magang.

Dalam pertemuan ini, Yusup Khoiri selaku pembimbing mahasiswa magang di lapangan menyampaikan bahwa kegiatan magang mahasiswa lebih difokuskan pada kegiatan yang berkaitan dengan penalaran dan implementasi teori. Hal ini dimaksudkan agar mahasiswa yang menjalankan magang selama satu semester nantinya benar-benar memiliki pengalaman mengenai implementasi ilmu perpustakaan dan kearsipan serta dunia kerja di dalamnya.

Pertemuan antara DPL, pembimbing magang di lapangan, dan mahasiswa magang juga membicarakan dan mengevaluasi kegiatan yang sudah dan akan dilakukan mahasiswa magang. Mahasiswa magang menyampaikan bahwa dalam satu bulan ini kegiatan yang dilakukan bukan hanya terkait langsung dengan kerja pustakawan seperti tentang alur pengolahan buku, tetapi mahasiswa magang juga memiliki tugas untuk menulis berita dalam rangka belajar menjadi pewarta dan berperan aktif dalam kegiatan-kegiatan Dispusip Banyuwangi. Hal ini dimaksudkan agar mahasiswa magang mampu mengimplementasikan pembelajaran yang sudah didapatkan selama ini di bangku kuliah secara langsung di lapangan.

Pada akhir pertemuan, Edy Hariyadi menyinggung tentang konversi mata kuliah yang ditempuh mahasiswa magang. Hal ini kemudian menjadi perbincangan serius bersama untuk menetapkan tugas-tugas konversi mata kuliah disesuaikan dengan Tupoksi dan kegiatan di Dispusip Banyuwangi. (Kontributor: Sasi Nur Aini, mahasiswa Sastra Indonesia)

 

Dosen Pembimbing Lapangan (DPL) Merdeka Belajar Kampus Merdeka (MBKM) Program Studi Sastra Indonesia Edy Hariyadi S.S., M.Si. melakukan kunjungan kepada mahasiswa yang menjalankan magang di Dinas Perpustakaan dan Kearsipan (Dispusip) Kabupaten Banyuwangi pada Rabu (29/9).

Kunjungan ini bertujuan untuk monitoring dan evaluasi (monev) kegiatan magang dua mahasiswa Jurusan Sastra Indonesia FIB UNEJ di Dispusip Banyuwangi yang berjalan sejak awal September 2021. Pada kunjungan ini, Edy Hariyadi bertemu dan melakukan koordinasi dengan Pustakawan Muda Dispusip Banyuwangi Yusup Khoiri, S.STP. yang bertindak selaku pembimbing mahasiswa magang.

Dalam pertemuan ini, Yusup Khoiri selaku pembimbing mahasiswa magang di lapangan menyampaikan bahwa kegiatan magang mahasiswa lebih difokuskan pada kegiatan yang berkaitan dengan penalaran dan implementasi teori. Hal ini dimaksudkan agar mahasiswa yang menjalankan magang selama satu semester nantinya benar-benar memiliki pengalaman mengenai implementasi ilmu perpustakaan dan kearsipan serta dunia kerja di dalamnya.

Pertemuan antara DPL, pembimbing magang di lapangan, dan mahasiswa magang juga membicarakan dan mengevaluasi kegiatan yang sudah dan akan dilakukan mahasiswa magang. Mahasiswa magang menyampaikan bahwa dalam satu bulan ini kegiatan yang dilakukan bukan hanya terkait langsung dengan kerja pustakawan seperti tentang alur pengolahan buku, tetapi mahasiswa magang juga memiliki tugas untuk menulis berita dalam rangka belajar menjadi pewarta dan berperan aktif dalam kegiatan-kegiatan Dispusip Banyuwangi. Hal ini dimaksudkan agar mahasiswa magang mampu mengimplementasikan pembelajaran yang sudah didapatkan selama ini di bangku kuliah secara langsung di lapangan.

Pada akhir pertemuan, Edy Hariyadi menyinggung tentang konversi mata kuliah yang ditempuh mahasiswa magang. Hal ini kemudian menjadi perbincangan serius bersama untuk menetapkan tugas-tugas konversi mata kuliah disesuaikan dengan Tupoksi dan kegiatan di Dispusip Banyuwangi. (Kontributor: Sasi Nur Aini, mahasiswa Sastra Indonesia)

Artikel berita lainnya yang ditulis mahasiswa magang dan dimuat di website Dispusip Banyuwangi. Link:.

https://dispusip.banyuwangikab.go.id/dispusip-banyuwangi-gelar-webinar-naskah-kuno-memperingati-hai-2021/

https://dispusip.banyuwangikab.go.id/perpusda-ajak-anak-anak-ikut-rayakan-hari-aksara-internasional-dengan-mendongeng-online/

 

 

Dosen Pembimbing Lapangan (DPL) Merdeka Belajar Kampus Merdeka (MBKM) Program Studi Sastra Indonesia Edy Hariyadi S.S., M.Si. melakukan kunjungan kepada mahasiswa yang menjalankan magang di Dinas Perpustakaan dan Kearsipan (Dispusip) Kabupaten Banyuwangi pada Rabu (29/9).

Kunjungan ini bertujuan untuk monitoring dan evaluasi (monev) kegiatan magang dua mahasiswa Jurusan Sastra Indonesia FIB UNEJ di Dispusip Banyuwangi yang berjalan sejak awal September 2021. Pada kunjungan ini, Edy Hariyadi bertemu dan melakukan koordinasi dengan Pustakawan Muda Dispusip Banyuwangi Yusup Khoiri, S.STP. yang bertindak selaku pembimbing mahasiswa magang.

Dalam pertemuan ini, Yusup Khoiri selaku pembimbing mahasiswa magang di lapangan menyampaikan bahwa kegiatan magang mahasiswa lebih difokuskan pada kegiatan yang berkaitan dengan penalaran dan implementasi teori. Hal ini dimaksudkan agar mahasiswa yang menjalankan magang selama satu semester nantinya benar-benar memiliki pengalaman mengenai implementasi ilmu perpustakaan dan kearsipan serta dunia kerja di dalamnya.

Pertemuan antara DPL, pembimbing magang di lapangan, dan mahasiswa magang juga membicarakan dan mengevaluasi kegiatan yang sudah dan akan dilakukan mahasiswa magang. Mahasiswa magang menyampaikan bahwa dalam satu bulan ini kegiatan yang dilakukan bukan hanya terkait langsung dengan kerja pustakawan seperti tentang alur pengolahan buku, tetapi mahasiswa magang juga memiliki tugas untuk menulis berita dalam rangka belajar menjadi pewarta dan berperan aktif dalam kegiatan-kegiatan Dispusip Banyuwangi. Hal ini dimaksudkan agar mahasiswa magang mampu mengimplementasikan pembelajaran yang sudah didapatkan selama ini di bangku kuliah secara langsung di lapangan.

Pada akhir pertemuan, Edy Hariyadi menyinggung tentang konversi mata kuliah yang ditempuh mahasiswa magang. Hal ini kemudian menjadi perbincangan serius bersama untuk menetapkan tugas-tugas konversi mata kuliah disesuaikan dengan Tupoksi dan kegiatan di Dispusip Banyuwangi. (Kontributor: Sasi Nur Aini, mahasiswa Sastra Indonesia)

 

 

Dosen Pembimbing Lapangan (DPL) Merdeka Belajar Kampus Merdeka (MBKM) Program Studi Sastra Indonesia Edy Hariyadi S.S., M.Si. melakukan kunjungan kepada mahasiswa yang menjalankan magang di Dinas Perpustakaan dan Kearsipan (Dispusip) Kabupaten Banyuwangi pada Rabu (29/9).

Kunjungan ini bertujuan untuk monitoring dan evaluasi (monev) kegiatan magang dua mahasiswa Jurusan Sastra Indonesia FIB UNEJ di Dispusip Banyuwangi yang berjalan sejak awal September 2021. Pada kunjungan ini, Edy Hariyadi bertemu dan melakukan koordinasi dengan Pustakawan Muda Dispusip Banyuwangi Yusup Khoiri, S.STP. yang bertindak selaku pembimbing mahasiswa magang.

Dalam pertemuan ini, Yusup Khoiri selaku pembimbing mahasiswa magang di lapangan menyampaikan bahwa kegiatan magang mahasiswa lebih difokuskan pada kegiatan yang berkaitan dengan penalaran dan implementasi teori. Hal ini dimaksudkan agar mahasiswa yang menjalankan magang selama satu semester nantinya benar-benar memiliki pengalaman mengenai implementasi ilmu perpustakaan dan kearsipan serta dunia kerja di dalamnya.

Pertemuan antara DPL, pembimbing magang di lapangan, dan mahasiswa magang juga membicarakan dan mengevaluasi kegiatan yang sudah dan akan dilakukan mahasiswa magang. Mahasiswa magang menyampaikan bahwa dalam satu bulan ini kegiatan yang dilakukan bukan hanya terkait langsung dengan kerja pustakawan seperti tentang alur pengolahan buku, tetapi mahasiswa magang juga memiliki tugas untuk menulis berita dalam rangka belajar menjadi pewarta dan berperan aktif dalam kegiatan-kegiatan Dispusip Banyuwangi. Hal ini dimaksudkan agar mahasiswa magang mampu mengimplementasikan pembelajaran yang sudah didapatkan selama ini di bangku kuliah secara langsung di lapangan.

Pada akhir pertemuan, Edy Hariyadi menyinggung tentang konversi mata kuliah yang ditempuh mahasiswa magang. Hal ini kemudian menjadi perbincangan serius bersama untuk menetapkan tugas-tugas konversi mata kuliah disesuaikan dengan Tupoksi dan kegiatan di Dispusip Banyuwangi. (Kontributor: Sasi Nur Aini, mahasiswa Sastra Indonesia)

Berikut ini dua artikel berita lainnya yang ditulis mahasiswa magang dan dimuat di website Dispusip Banyuwangi. Llink: 

https://dispusip.banyuwangikab.go.id/dispusip-banyuwangi-gelar-webinar-naskah-kuno-memperingati-hai-2021/

https://dispusip.banyuwangikab.go.id/perpusda-ajak-anak-anak-ikut-rayakan-hari-aksara-internasional-dengan-mendongeng-online/

 

Dosen Pembimbing Lapangan (DPL) Merdeka Belajar Kampus Merdeka (MBKM) Program Studi Sastra Indonesia Edy Hariyadi S.S., M.Si. melakukan kunjungan kepada mahasiswa yang menjalankan magang di Dinas Perpustakaan dan Kearsipan (Dispusip) Kabupaten Banyuwangi pada Rabu (29/9).

Kunjungan ini bertujuan untuk monitoring dan evaluasi (monev) kegiatan magang dua mahasiswa Jurusan Sastra Indonesia FIB UNEJ di Dispusip Banyuwangi yang berjalan sejak awal September 2021. Pada kunjungan ini, Edy Hariyadi bertemu dan melakukan koordinasi dengan Pustakawan Muda Dispusip Banyuwangi Yusup Khoiri, S.STP. yang bertindak selaku pembimbing mahasiswa magang.

Dalam pertemuan ini, Yusup Khoiri selaku pembimbing mahasiswa magang di lapangan menyampaikan bahwa kegiatan magang mahasiswa lebih difokuskan pada kegiatan yang berkaitan dengan penalaran dan implementasi teori. Hal ini dimaksudkan agar mahasiswa yang menjalankan magang selama satu semester nantinya benar-benar memiliki pengalaman mengenai implementasi ilmu perpustakaan dan kearsipan serta dunia kerja di dalamnya.

Pertemuan antara DPL, pembimbing magang di lapangan, dan mahasiswa magang juga membicarakan dan mengevaluasi kegiatan yang sudah dan akan dilakukan mahasiswa magang. Mahasiswa magang menyampaikan bahwa dalam satu bulan ini kegiatan yang dilakukan bukan hanya terkait langsung dengan kerja pustakawan seperti tentang alur pengolahan buku, tetapi mahasiswa magang juga memiliki tugas untuk menulis berita dalam rangka belajar menjadi pewarta dan berperan aktif dalam kegiatan-kegiatan Dispusip Banyuwangi. Hal ini dimaksudkan agar mahasiswa magang mampu mengimplementasikan pembelajaran yang sudah didapatkan selama ini di bangku kuliah secara langsung di lapangan.

Pada akhir pertemuan, Edy Hariyadi menyinggung tentang konversi mata kuliah yang ditempuh mahasiswa magang. Hal ini kemudian menjadi perbincangan serius bersama untuk menetapkan tugas-tugas konversi mata kuliah disesuaikan dengan Tupoksi dan kegiatan di Dispusip Banyuwangi. (Kontributor: Sasi Nur Aini, mahasiswa Sastra Indonesia)

 

 

Dosen Pembimbing Lapangan (DPL) Merdeka Belajar Kampus Merdeka (MBKM) Program Studi Sastra Indonesia Edy Hariyadi S.S., M.Si. melakukan kunjungan kepada mahasiswa yang menjalankan magang di Dinas Perpustakaan dan Kearsipan (Dispusip) Kabupaten Banyuwangi pada Rabu (29/9).

Kunjungan ini bertujuan untuk monitoring dan evaluasi (monev) kegiatan magang dua mahasiswa Jurusan Sastra Indonesia FIB UNEJ di Dispusip Banyuwangi yang berjalan sejak awal September 2021. Pada kunjungan ini, Edy Hariyadi bertemu dan melakukan koordinasi dengan Pustakawan Muda Dispusip Banyuwangi Yusup Khoiri, S.STP. yang bertindak selaku pembimbing mahasiswa magang.

Dalam pertemuan ini, Yusup Khoiri selaku pembimbing mahasiswa magang di lapangan menyampaikan bahwa kegiatan magang mahasiswa lebih difokuskan pada kegiatan yang berkaitan dengan penalaran dan implementasi teori. Hal ini dimaksudkan agar mahasiswa yang menjalankan magang selama satu semester nantinya benar-benar memiliki pengalaman mengenai implementasi ilmu perpustakaan dan kearsipan serta dunia kerja di dalamnya.

Pertemuan antara DPL, pembimbing magang di lapangan, dan mahasiswa magang juga membicarakan dan mengevaluasi kegiatan yang sudah dan akan dilakukan mahasiswa magang. Mahasiswa magang menyampaikan bahwa dalam satu bulan ini kegiatan yang dilakukan bukan hanya terkait langsung dengan kerja pustakawan seperti tentang alur pengolahan buku, tetapi mahasiswa magang juga memiliki tugas untuk menulis berita dalam rangka belajar menjadi pewarta dan berperan aktif dalam kegiatan-kegiatan Dispusip Banyuwangi. Hal ini dimaksudkan agar mahasiswa magang mampu mengimplementasikan pembelajaran yang sudah didapatkan selama ini di bangku kuliah secara langsung di lapangan.

Pada akhir pertemuan, Edy Hariyadi menyinggung tentang konversi mata kuliah yang ditempuh mahasiswa magang. Hal ini kemudian menjadi perbincangan serius bersama untuk menetapkan tugas-tugas konversi mata kuliah disesuaikan dengan Tupoksi dan kegiatan di Dispusip Banyuwangi. (Kontributor: Sasi Nur Aini, mahasiswa Sastra Indonesia)

 

 

Dosen Pembimbing Lapangan (DPL) Merdeka Belajar Kampus Merdeka (MBKM) Program Studi Sastra Indonesia Edy Hariyadi S.S., M.Si. melakukan kunjungan kepada mahasiswa yang menjalankan magang di Dinas Perpustakaan dan Kearsipan (Dispusip) Kabupaten Banyuwangi pada Rabu (29/9).

Kunjungan ini bertujuan untuk monitoring dan evaluasi (monev) kegiatan magang dua mahasiswa Jurusan Sastra Indonesia FIB UNEJ di Dispusip Banyuwangi yang berjalan sejak awal September 2021. Pada kunjungan ini, Edy Hariyadi bertemu dan melakukan koordinasi dengan Pustakawan Muda Dispusip Banyuwangi Yusup Khoiri, S.STP. yang bertindak selaku pembimbing mahasiswa magang.

Dalam pertemuan ini, Yusup Khoiri selaku pembimbing mahasiswa magang di lapangan menyampaikan bahwa kegiatan magang mahasiswa lebih difokuskan pada kegiatan yang berkaitan dengan penalaran dan implementasi teori. Hal ini dimaksudkan agar mahasiswa yang menjalankan magang selama satu semester nantinya benar-benar memiliki pengalaman mengenai implementasi ilmu perpustakaan dan kearsipan serta dunia kerja di dalamnya.

Pertemuan antara DPL, pembimbing magang di lapangan, dan mahasiswa magang juga membicarakan dan mengevaluasi kegiatan yang sudah dan akan dilakukan mahasiswa magang. Mahasiswa magang menyampaikan bahwa dalam satu bulan ini kegiatan yang dilakukan bukan hanya terkait langsung dengan kerja pustakawan seperti tentang alur pengolahan buku, tetapi mahasiswa magang juga memiliki tugas untuk menulis berita dalam rangka belajar menjadi pewarta dan berperan aktif dalam kegiatan-kegiatan Dispusip Banyuwangi. Hal ini dimaksudkan agar mahasiswa magang mampu mengimplementasikan pembelajaran yang sudah didapatkan selama ini di bangku kuliah secara langsung di lapangan.

Pada akhir pertemuan, Edy Hariyadi menyinggung tentang konversi mata kuliah yang ditempuh mahasiswa magang. Hal ini kemudian menjadi perbincangan serius bersama untuk menetapkan tugas-tugas konversi mata kuliah disesuaikan dengan Tupoksi dan kegiatan di Dispusip Banyuwangi. (Kontributor: Sasi Nur Aini, mahasiswa Sastra Indonesia)

 

Dosen Pembimbing Lapangan (DPL) Merdeka Belajar Kampus Merdeka (MBKM) Program Studi Sastra Indonesia Edy Hariyadi S.S., M.Si. melakukan kunjungan kepada mahasiswa yang menjalankan magang di Dinas Perpustakaan dan Kearsipan (Dispusip) Kabupaten Banyuwangi pada Rabu (29/9).

Kunjungan ini bertujuan untuk monitoring dan evaluasi (monev) kegiatan magang dua mahasiswa Jurusan Sastra Indonesia FIB UNEJ di Dispusip Banyuwangi yang berjalan sejak awal September 2021. Pada kunjungan ini, Edy Hariyadi bertemu dan melakukan koordinasi dengan Pustakawan Muda Dispusip Banyuwangi Yusup Khoiri, S.STP. yang bertindak selaku pembimbing mahasiswa magang.

Dalam pertemuan ini, Yusup Khoiri selaku pembimbing mahasiswa magang di lapangan menyampaikan bahwa kegiatan magang mahasiswa lebih difokuskan pada kegiatan yang berkaitan dengan penalaran dan implementasi teori. Hal ini dimaksudkan agar mahasiswa yang menjalankan magang selama satu semester nantinya benar-benar memiliki pengalaman mengenai implementasi ilmu perpustakaan dan kearsipan serta dunia kerja di dalamnya.

Pertemuan antara DPL, pembimbing magang di lapangan, dan mahasiswa magang juga membicarakan dan mengevaluasi kegiatan yang sudah dan akan dilakukan mahasiswa magang. Mahasiswa magang menyampaikan bahwa dalam satu bulan ini kegiatan yang dilakukan bukan hanya terkait langsung dengan kerja pustakawan seperti tentang alur pengolahan buku, tetapi mahasiswa magang juga memiliki tugas untuk menulis berita dalam rangka belajar menjadi pewarta dan berperan aktif dalam kegiatan-kegiatan Dispusip Banyuwangi. Hal ini dimaksudkan agar mahasiswa magang mampu mengimplementasikan pembelajaran yang sudah didapatkan selama ini di bangku kuliah secara langsung di lapangan.

Pada akhir pertemuan, Edy Hariyadi menyinggung tentang konversi mata kuliah yang ditempuh mahasiswa magang. Hal ini kemudian menjadi perbincangan serius bersama untuk menetapkan tugas-tugas konversi mata kuliah disesuaikan dengan Tupoksi dan kegiatan di Dispusip Banyuwangi. (Kontributor: Sasi Nur Aini, mahasiswa Sastra Indonesia)

 

Dosen Pembimbing Lapangan (DPL) Merdeka Belajar Kampus Merdeka (MBKM) Program Studi Sastra Indonesia Edy Hariyadi S.S., M.Si. melakukan kunjungan kepada mahasiswa yang menjalankan magang di Dinas Perpustakaan dan Kearsipan (Dispusip) Kabupaten Banyuwangi pada Rabu (29/9).

Kunjungan ini bertujuan untuk monitoring dan evaluasi (monev) kegiatan magang dua mahasiswa Jurusan Sastra Indonesia FIB UNEJ di Dispusip Banyuwangi yang berjalan sejak awal September 2021. Pada kunjungan ini, Edy Hariyadi bertemu dan melakukan koordinasi dengan Pustakawan Muda Dispusip Banyuwangi Yusup Khoiri, S.STP. yang bertindak selaku pembimbing mahasiswa magang.

Dalam pertemuan ini, Yusup Khoiri selaku pembimbing mahasiswa magang di lapangan menyampaikan bahwa kegiatan magang mahasiswa lebih difokuskan pada kegiatan yang berkaitan dengan penalaran dan implementasi teori. Hal ini dimaksudkan agar mahasiswa yang menjalankan magang selama satu semester nantinya benar-benar memiliki pengalaman mengenai implementasi ilmu perpustakaan dan kearsipan serta dunia kerja di dalamnya.

Pertemuan antara DPL, pembimbing magang di lapangan, dan mahasiswa magang juga membicarakan dan mengevaluasi kegiatan yang sudah dan akan dilakukan mahasiswa magang. Mahasiswa magang menyampaikan bahwa dalam satu bulan ini kegiatan yang dilakukan bukan hanya terkait langsung dengan kerja pustakawan seperti tentang alur pengolahan buku, tetapi mahasiswa magang juga memiliki tugas untuk menulis berita dalam rangka belajar menjadi pewarta dan berperan aktif dalam kegiatan-kegiatan Dispusip Banyuwangi. Hal ini dimaksudkan agar mahasiswa magang mampu mengimplementasikan pembelajaran yang sudah didapatkan selama ini di bangku kuliah secara langsung di lapangan.

Pada akhir pertemuan, Edy Hariyadi menyinggung tentang konversi mata kuliah yang ditempuh mahasiswa magang. Hal ini kemudian menjadi perbincangan serius bersama untuk menetapkan tugas-tugas konversi mata kuliah disesuaikan dengan Tupoksi dan kegiatan di Dispusip Banyuwangi. (Kontributor: Sasi Nur Aini, mahasiswa Sastra Indonesia)

 

Dosen Pembimbing Lapangan (DPL) Merdeka Belajar Kampus Merdeka (MBKM) Program Studi Sastra Indonesia Edy Hariyadi S.S., M.Si. melakukan kunjungan kepada mahasiswa yang menjalankan magang di Dinas Perpustakaan dan Kearsipan (Dispusip) Kabupaten Banyuwangi pada Rabu (29/9).

Kunjungan ini bertujuan untuk monitoring dan evaluasi (monev) kegiatan magang dua mahasiswa Jurusan Sastra Indonesia FIB UNEJ di Dispusip Banyuwangi yang berjalan sejak awal September 2021. Pada kunjungan ini, Edy Hariyadi bertemu dan melakukan koordinasi dengan Pustakawan Muda Dispusip Banyuwangi Yusup Khoiri, S.STP. yang bertindak selaku pembimbing mahasiswa magang.

Dalam pertemuan ini, Yusup Khoiri selaku pembimbing mahasiswa magang di lapangan menyampaikan bahwa kegiatan magang mahasiswa lebih difokuskan pada kegiatan yang berkaitan dengan penalaran dan implementasi teori. Hal ini dimaksudkan agar mahasiswa yang menjalankan magang selama satu semester nantinya benar-benar memiliki pengalaman mengenai implementasi ilmu perpustakaan dan kearsipan serta dunia kerja di dalamnya.

Pertemuan antara DPL, pembimbing magang di lapangan, dan mahasiswa magang juga membicarakan dan mengevaluasi kegiatan yang sudah dan akan dilakukan mahasiswa magang. Mahasiswa magang menyampaikan bahwa dalam satu bulan ini kegiatan yang dilakukan bukan hanya terkait langsung dengan kerja pustakawan seperti tentang alur pengolahan buku, tetapi mahasiswa magang juga memiliki tugas untuk menulis berita dalam rangka belajar menjadi pewarta dan berperan aktif dalam kegiatan-kegiatan Dispusip Banyuwangi. Hal ini dimaksudkan agar mahasiswa magang mampu mengimplementasikan pembelajaran yang sudah didapatkan selama ini di bangku kuliah secara langsung di lapangan.

Pada akhir pertemuan, Edy Hariyadi menyinggung tentang konversi mata kuliah yang ditempuh mahasiswa magang. Hal ini kemudian menjadi perbincangan serius bersama untuk menetapkan tugas-tugas konversi mata kuliah disesuaikan dengan Tupoksi dan kegiatan di Dispusip Banyuwangi. (Kontributor: Sasi Nur Aini, mahasiswa Sastra Indonesia)

 

 

Dosen Pembimbing Lapangan (DPL) Merdeka Belajar Kampus Merdeka (MBKM) Program Studi Sastra Indonesia Edy Hariyadi S.S., M.Si. melakukan kunjungan kepada mahasiswa yang menjalankan magang di Dinas Perpustakaan dan Kearsipan (Dispusip) Kabupaten Banyuwangi pada Rabu (29/9).

Kunjungan ini bertujuan untuk monitoring dan evaluasi (monev) kegiatan magang dua mahasiswa Jurusan Sastra Indonesia FIB UNEJ di Dispusip Banyuwangi yang berjalan sejak awal September 2021. Pada kunjungan ini, Edy Hariyadi bertemu dan melakukan koordinasi dengan Pustakawan Muda Dispusip Banyuwangi Yusup Khoiri, S.STP. yang bertindak selaku pembimbing mahasiswa magang.

Dalam pertemuan ini, Yusup Khoiri selaku pembimbing mahasiswa magang di lapangan menyampaikan bahwa kegiatan magang mahasiswa lebih difokuskan pada kegiatan yang berkaitan dengan penalaran dan implementasi teori. Hal ini dimaksudkan agar mahasiswa yang menjalankan magang selama satu semester nantinya benar-benar memiliki pengalaman mengenai implementasi ilmu perpustakaan dan kearsipan serta dunia kerja di dalamnya.

Pertemuan antara DPL, pembimbing magang di lapangan, dan mahasiswa magang juga membicarakan dan mengevaluasi kegiatan yang sudah dan akan dilakukan mahasiswa magang. Mahasiswa magang menyampaikan bahwa dalam satu bulan ini kegiatan yang dilakukan bukan hanya terkait langsung dengan kerja pustakawan seperti tentang alur pengolahan buku, tetapi mahasiswa magang juga memiliki tugas untuk menulis berita dalam rangka belajar menjadi pewarta dan berperan aktif dalam kegiatan-kegiatan Dispusip Banyuwangi. Hal ini dimaksudkan agar mahasiswa magang mampu mengimplementasikan pembelajaran yang sudah didapatkan selama ini di bangku kuliah secara langsung di lapangan.

Pada akhir pertemuan, Edy Hariyadi menyinggung tentang konversi mata kuliah yang ditempuh mahasiswa magang. Hal ini kemudian menjadi perbincangan serius bersama untuk menetapkan tugas-tugas konversi mata kuliah disesuaikan dengan Tupoksi dan kegiatan di Dispusip Banyuwangi. (Kontributor: Sasi Nur Aini, mahasiswa Sastra Indonesia)

 

 

Dosen Pembimbing Lapangan (DPL) Merdeka Belajar Kampus Merdeka (MBKM) Program Studi Sastra Indonesia Edy Hariyadi S.S., M.Si. melakukan kunjungan kepada mahasiswa yang menjalankan magang di Dinas Perpustakaan dan Kearsipan (Dispusip) Kabupaten Banyuwangi pada Rabu (29/9).

Kunjungan ini bertujuan untuk monitoring dan evaluasi (monev) kegiatan magang dua mahasiswa Jurusan Sastra Indonesia FIB UNEJ di Dispusip Banyuwangi yang berjalan sejak awal September 2021. Pada kunjungan ini, Edy Hariyadi bertemu dan melakukan koordinasi dengan Pustakawan Muda Dispusip Banyuwangi Yusup Khoiri, S.STP. yang bertindak selaku pembimbing mahasiswa magang.

Dalam pertemuan ini, Yusup Khoiri selaku pembimbing mahasiswa magang di lapangan menyampaikan bahwa kegiatan magang mahasiswa lebih difokuskan pada kegiatan yang berkaitan dengan penalaran dan implementasi teori. Hal ini dimaksudkan agar mahasiswa yang menjalankan magang selama satu semester nantinya benar-benar memiliki pengalaman mengenai implementasi ilmu perpustakaan dan kearsipan serta dunia kerja di dalamnya.

Pertemuan antara DPL, pembimbing magang di lapangan, dan mahasiswa magang juga membicarakan dan mengevaluasi kegiatan yang sudah dan akan dilakukan mahasiswa magang. Mahasiswa magang menyampaikan bahwa dalam satu bulan ini kegiatan yang dilakukan bukan hanya terkait langsung dengan kerja pustakawan seperti tentang alur pengolahan buku, tetapi mahasiswa magang juga memiliki tugas untuk menulis berita dalam rangka belajar menjadi pewarta dan berperan aktif dalam kegiatan-kegiatan Dispusip Banyuwangi. Hal ini dimaksudkan agar mahasiswa magang mampu mengimplementasikan pembelajaran yang sudah didapatkan selama ini di bangku kuliah secara langsung di lapangan.

Pada akhir pertemuan, Edy Hariyadi menyinggung tentang konversi mata kuliah yang ditempuh mahasiswa magang. Hal ini kemudian menjadi perbincangan serius bersama untuk menetapkan tugas-tugas konversi mata kuliah disesuaikan dengan Tupoksi dan kegiatan di Dispusip Banyuwangi. (Kontributor: Sasi Nur Aini, mahasiswa Sastra Indonesia)

Berikut ini dua artikel berita lainnya yang ditulis mahasiswa magang dan dimuat di website Dispusip Banyuwangi. Llink: 

https://dispusip.banyuwangikab.go.id/dispusip-banyuwangi-gelar-webinar-naskah-kuno-memperingati-hai-2021/

https://dispusip.banyuwangikab.go.id/perpusda-ajak-anak-anak-ikut-rayakan-hari-aksara-internasional-dengan-mendongeng-online/

 

Dosen Pembimbing Lapangan (DPL) Merdeka Belajar Kampus Merdeka (MBKM) Program Studi Sastra Indonesia Edy Hariyadi S.S., M.Si. melakukan kunjungan kepada mahasiswa yang menjalankan magang di Dinas Perpustakaan dan Kearsipan (Dispusip) Kabupaten Banyuwangi pada Rabu (29/9).

Kunjungan ini bertujuan untuk monitoring dan evaluasi (monev) kegiatan magang dua mahasiswa Jurusan Sastra Indonesia FIB UNEJ di Dispusip Banyuwangi yang berjalan sejak awal September 2021. Pada kunjungan ini, Edy Hariyadi bertemu dan melakukan koordinasi dengan Pustakawan Muda Dispusip Banyuwangi Yusup Khoiri, S.STP. yang bertindak selaku pembimbing mahasiswa magang.

Dalam pertemuan ini, Yusup Khoiri selaku pembimbing mahasiswa magang di lapangan menyampaikan bahwa kegiatan magang mahasiswa lebih difokuskan pada kegiatan yang berkaitan dengan penalaran dan implementasi teori. Hal ini dimaksudkan agar mahasiswa yang menjalankan magang selama satu semester nantinya benar-benar memiliki pengalaman mengenai implementasi ilmu perpustakaan dan kearsipan serta dunia kerja di dalamnya.

Pertemuan antara DPL, pembimbing magang di lapangan, dan mahasiswa magang juga membicarakan dan mengevaluasi kegiatan yang sudah dan akan dilakukan mahasiswa magang. Mahasiswa magang menyampaikan bahwa dalam satu bulan ini kegiatan yang dilakukan bukan hanya terkait langsung dengan kerja pustakawan seperti tentang alur pengolahan buku, tetapi mahasiswa magang juga memiliki tugas untuk menulis berita dalam rangka belajar menjadi pewarta dan berperan aktif dalam kegiatan-kegiatan Dispusip Banyuwangi. Hal ini dimaksudkan agar mahasiswa magang mampu mengimplementasikan pembelajaran yang sudah didapatkan selama ini di bangku kuliah secara langsung di lapangan.

Pada akhir pertemuan, Edy Hariyadi menyinggung tentang konversi mata kuliah yang ditempuh mahasiswa magang. Hal ini kemudian menjadi perbincangan serius bersama untuk menetapkan tugas-tugas konversi mata kuliah disesuaikan dengan Tupoksi dan kegiatan di Dispusip Banyuwangi. (Kontributor: Sasi Nur Aini, mahasiswa Sastra Indonesia)

 

Dosen Pembimbing Lapangan (DPL) Merdeka Belajar Kampus Merdeka (MBKM) Program Studi Sastra Indonesia Edy Hariyadi S.S., M.Si. melakukan kunjungan kepada mahasiswa yang menjalankan magang di Dinas Perpustakaan dan Kearsipan (Dispusip) Kabupaten Banyuwangi pada Rabu (29/9).

Kunjungan ini bertujuan untuk monitoring dan evaluasi (monev) kegiatan magang dua mahasiswa Jurusan Sastra Indonesia FIB UNEJ di Dispusip Banyuwangi yang berjalan sejak awal September 2021. Pada kunjungan ini, Edy Hariyadi bertemu dan melakukan koordinasi dengan Pustakawan Muda Dispusip Banyuwangi Yusup Khoiri, S.STP. yang bertindak selaku pembimbing mahasiswa magang.

Dalam pertemuan ini, Yusup Khoiri selaku pembimbing mahasiswa magang di lapangan menyampaikan bahwa kegiatan magang mahasiswa lebih difokuskan pada kegiatan yang berkaitan dengan penalaran dan implementasi teori. Hal ini dimaksudkan agar mahasiswa yang menjalankan magang selama satu semester nantinya benar-benar memiliki pengalaman mengenai implementasi ilmu perpustakaan dan kearsipan serta dunia kerja di dalamnya.

Pertemuan antara DPL, pembimbing magang di lapangan, dan mahasiswa magang juga membicarakan dan mengevaluasi kegiatan yang sudah dan akan dilakukan mahasiswa magang. Mahasiswa magang menyampaikan bahwa dalam satu bulan ini kegiatan yang dilakukan bukan hanya terkait langsung dengan kerja pustakawan seperti tentang alur pengolahan buku, tetapi mahasiswa magang juga memiliki tugas untuk menulis berita dalam rangka belajar menjadi pewarta dan berperan aktif dalam kegiatan-kegiatan Dispusip Banyuwangi. Hal ini dimaksudkan agar mahasiswa magang mampu mengimplementasikan pembelajaran yang sudah didapatkan selama ini di bangku kuliah secara langsung di lapangan.

Pada akhir pertemuan, Edy Hariyadi menyinggung tentang konversi mata kuliah yang ditempuh mahasiswa magang. Hal ini kemudian menjadi perbincangan serius bersama untuk menetapkan tugas-tugas konversi mata kuliah disesuaikan dengan Tupoksi dan kegiatan di Dispusip Banyuwangi. (Kontributor: Sasi Nur Aini, mahasiswa Sastra Indonesia)

 

 

Dosen Pembimbing Lapangan (DPL) Merdeka Belajar Kampus Merdeka (MBKM) Program Studi Sastra Indonesia Edy Hariyadi S.S., M.Si. melakukan kunjungan kepada mahasiswa yang menjalankan magang di Dinas Perpustakaan dan Kearsipan (Dispusip) Kabupaten Banyuwangi pada Rabu (29/9).

Kunjungan ini bertujuan untuk monitoring dan evaluasi (monev) kegiatan magang dua mahasiswa Jurusan Sastra Indonesia FIB UNEJ di Dispusip Banyuwangi yang berjalan sejak awal September 2021. Pada kunjungan ini, Edy Hariyadi bertemu dan melakukan koordinasi dengan Pustakawan Muda Dispusip Banyuwangi Yusup Khoiri, S.STP. yang bertindak selaku pembimbing mahasiswa magang.

Dalam pertemuan ini, Yusup Khoiri selaku pembimbing mahasiswa magang di lapangan menyampaikan bahwa kegiatan magang mahasiswa lebih difokuskan pada kegiatan yang berkaitan dengan penalaran dan implementasi teori. Hal ini dimaksudkan agar mahasiswa yang menjalankan magang selama satu semester nantinya benar-benar memiliki pengalaman mengenai implementasi ilmu perpustakaan dan kearsipan serta dunia kerja di dalamnya.

Pertemuan antara DPL, pembimbing magang di lapangan, dan mahasiswa magang juga membicarakan dan mengevaluasi kegiatan yang sudah dan akan dilakukan mahasiswa magang. Mahasiswa magang menyampaikan bahwa dalam satu bulan ini kegiatan yang dilakukan bukan hanya terkait langsung dengan kerja pustakawan seperti tentang alur pengolahan buku, tetapi mahasiswa magang juga memiliki tugas untuk menulis berita dalam rangka belajar menjadi pewarta dan berperan aktif dalam kegiatan-kegiatan Dispusip Banyuwangi. Hal ini dimaksudkan agar mahasiswa magang mampu mengimplementasikan pembelajaran yang sudah didapatkan selama ini di bangku kuliah secara langsung di lapangan.

Pada akhir pertemuan, Edy Hariyadi menyinggung tentang konversi mata kuliah yang ditempuh mahasiswa magang. Hal ini kemudian menjadi perbincangan serius bersama untuk menetapkan tugas-tugas konversi mata kuliah disesuaikan dengan Tupoksi dan kegiatan di Dispusip Banyuwangi. (Kontributor: Sasi Nur Aini, mahasiswa Sastra Indonesia)

 

Dosen Pembimbing Lapangan (DPL) Merdeka Belajar Kampus Merdeka (MBKM) Program Studi Sastra Indonesia Edy Hariyadi S.S., M.Si. melakukan kunjungan kepada mahasiswa yang menjalankan magang di Dinas Perpustakaan dan Kearsipan (Dispusip) Kabupaten Banyuwangi pada Rabu (29/9).

Kunjungan ini bertujuan untuk monitoring dan evaluasi (monev) kegiatan magang dua mahasiswa Jurusan Sastra Indonesia FIB UNEJ di Dispusip Banyuwangi yang berjalan sejak awal September 2021. Pada kunjungan ini, Edy Hariyadi bertemu dan melakukan koordinasi dengan Pustakawan Muda Dispusip Banyuwangi Yusup Khoiri, S.STP. yang bertindak selaku pembimbing mahasiswa magang.

Dalam pertemuan ini, Yusup Khoiri selaku pembimbing mahasiswa magang di lapangan menyampaikan bahwa kegiatan magang mahasiswa lebih difokuskan pada kegiatan yang berkaitan dengan penalaran dan implementasi teori. Hal ini dimaksudkan agar mahasiswa yang menjalankan magang selama satu semester nantinya benar-benar memiliki pengalaman mengenai implementasi ilmu perpustakaan dan kearsipan serta dunia kerja di dalamnya.

Pertemuan antara DPL, pembimbing magang di lapangan, dan mahasiswa magang juga membicarakan dan mengevaluasi kegiatan yang sudah dan akan dilakukan mahasiswa magang. Mahasiswa magang menyampaikan bahwa dalam satu bulan ini kegiatan yang dilakukan bukan hanya terkait langsung dengan kerja pustakawan seperti tentang alur pengolahan buku, tetapi mahasiswa magang juga memiliki tugas untuk menulis berita dalam rangka belajar menjadi pewarta dan berperan aktif dalam kegiatan-kegiatan Dispusip Banyuwangi. Hal ini dimaksudkan agar mahasiswa magang mampu mengimplementasikan pembelajaran yang sudah didapatkan selama ini di bangku kuliah secara langsung di lapangan.

Pada akhir pertemuan, Edy Hariyadi menyinggung tentang konversi mata kuliah yang ditempuh mahasiswa magang. Hal ini kemudian menjadi perbincangan serius bersama untuk menetapkan tugas-tugas konversi mata kuliah disesuaikan dengan Tupoksi dan kegiatan di Dispusip Banyuwangi. (Kontributor: Sasi Nur Aini, mahasiswa Sastra Indonesia)

 

Dosen Pembimbing Lapangan (DPL) Merdeka Belajar Kampus Merdeka (MBKM) Program Studi Sastra Indonesia Edy Hariyadi S.S., M.Si. melakukan kunjungan kepada mahasiswa yang menjalankan magang di Dinas Perpustakaan dan Kearsipan (Dispusip) Kabupaten Banyuwangi pada Rabu (29/9).

Kunjungan ini bertujuan untuk monitoring dan evaluasi (monev) kegiatan magang dua mahasiswa Jurusan Sastra Indonesia FIB UNEJ di Dispusip Banyuwangi yang berjalan sejak awal September 2021. Pada kunjungan ini, Edy Hariyadi bertemu dan melakukan koordinasi dengan Pustakawan Muda Dispusip Banyuwangi Yusup Khoiri, S.STP. yang bertindak selaku pembimbing mahasiswa magang.

Dalam pertemuan ini, Yusup Khoiri selaku pembimbing mahasiswa magang di lapangan menyampaikan bahwa kegiatan magang mahasiswa lebih difokuskan pada kegiatan yang berkaitan dengan penalaran dan implementasi teori. Hal ini dimaksudkan agar mahasiswa yang menjalankan magang selama satu semester nantinya benar-benar memiliki pengalaman mengenai implementasi ilmu perpustakaan dan kearsipan serta dunia kerja di dalamnya.

Pertemuan antara DPL, pembimbing magang di lapangan, dan mahasiswa magang juga membicarakan dan mengevaluasi kegiatan yang sudah dan akan dilakukan mahasiswa magang. Mahasiswa magang menyampaikan bahwa dalam satu bulan ini kegiatan yang dilakukan bukan hanya terkait langsung dengan kerja pustakawan seperti tentang alur pengolahan buku, tetapi mahasiswa magang juga memiliki tugas untuk menulis berita dalam rangka belajar menjadi pewarta dan berperan aktif dalam kegiatan-kegiatan Dispusip Banyuwangi. Hal ini dimaksudkan agar mahasiswa magang mampu mengimplementasikan pembelajaran yang sudah didapatkan selama ini di bangku kuliah secara langsung di lapangan.

Pada akhir pertemuan, Edy Hariyadi menyinggung tentang konversi mata kuliah yang ditempuh mahasiswa magang. Hal ini kemudian menjadi perbincangan serius bersama untuk menetapkan tugas-tugas konversi mata kuliah disesuaikan dengan Tupoksi dan kegiatan di Dispusip Banyuwangi. (Kontributor: Sasi Nur Aini, mahasiswa Sastra Indonesia)

[:]

[:de]

Dosen Pembimbing Lapangan (DPL) Merdeka Belajar Kampus Merdeka (MBKM) Program Studi Sastra Indonesia Edy Hariyadi S.S., M.Si. melakukan kunjungan kepada mahasiswa yang menjalankan magang di Dinas Perpustakaan dan Kearsipan (Dispusip) Kabupaten Banyuwangi pada Rabu (29/9).

Kunjungan ini bertujuan untuk monitoring dan evaluasi (monev) kegiatan magang dua mahasiswa Jurusan Sastra Indonesia FIB UNEJ di Dispusip Banyuwangi yang berjalan sejak awal September 2021. Pada kunjungan ini, Edy Hariyadi bertemu dan melakukan koordinasi dengan Pustakawan Muda Dispusip Banyuwangi Yusup Khoiri, S.STP. yang bertindak selaku pembimbing mahasiswa magang.

Dalam pertemuan ini, Yusup Khoiri selaku pembimbing mahasiswa magang di lapangan menyampaikan bahwa kegiatan magang mahasiswa lebih difokuskan pada kegiatan yang berkaitan dengan penalaran dan implementasi teori. Hal ini dimaksudkan agar mahasiswa yang menjalankan magang selama satu semester nantinya benar-benar memiliki pengalaman mengenai implementasi ilmu perpustakaan dan kearsipan serta dunia kerja di dalamnya.

Pertemuan antara DPL, pembimbing magang di lapangan, dan mahasiswa magang juga membicarakan dan mengevaluasi kegiatan yang sudah dan akan dilakukan mahasiswa magang. Mahasiswa magang menyampaikan bahwa dalam satu bulan ini kegiatan yang dilakukan bukan hanya terkait langsung dengan kerja pustakawan seperti tentang alur pengolahan buku, tetapi mahasiswa magang juga memiliki tugas untuk menulis berita dalam rangka belajar menjadi pewarta dan berperan aktif dalam kegiatan-kegiatan Dispusip Banyuwangi. Hal ini dimaksudkan agar mahasiswa magang mampu mengimplementasikan pembelajaran yang sudah didapatkan selama ini di bangku kuliah secara langsung di lapangan.

Pada akhir pertemuan, Edy Hariyadi menyinggung tentang konversi mata kuliah yang ditempuh mahasiswa magang. Hal ini kemudian menjadi perbincangan serius bersama untuk menetapkan tugas-tugas konversi mata kuliah disesuaikan dengan Tupoksi dan kegiatan di Dispusip Banyuwangi. (Kontributor: Sasi Nur Aini, mahasiswa Sastra Indonesia)

Artikel berita lainnya yang ditulis mahasiswa magang dan dimuat di website Dispusip Banyuwangi. Link:.

https://dispusip.banyuwangikab.go.id/dispusip-banyuwangi-gelar-webinar-naskah-kuno-memperingati-hai-2021/

https://dispusip.banyuwangikab.go.id/perpusda-ajak-anak-anak-ikut-rayakan-hari-aksara-internasional-dengan-mendongeng-online/

Dosen Pembimbing Lapangan (DPL) Merdeka Belajar Kampus Merdeka (MBKM) Program Studi Sastra Indonesia Edy Hariyadi S.S., M.Si. melakukan kunjungan kepada mahasiswa yang menjalankan magang di Dinas Perpustakaan dan Kearsipan (Dispusip) Kabupaten Banyuwangi pada Rabu (29/9).

Kunjungan ini bertujuan untuk monitoring dan evaluasi (monev) kegiatan magang dua mahasiswa Jurusan Sastra Indonesia FIB UNEJ di Dispusip Banyuwangi yang berjalan sejak awal September 2021. Pada kunjungan ini, Edy Hariyadi bertemu dan melakukan koordinasi dengan Pustakawan Muda Dispusip Banyuwangi Yusup Khoiri, S.STP. yang bertindak selaku pembimbing mahasiswa magang.

Dalam pertemuan ini, Yusup Khoiri selaku pembimbing mahasiswa magang di lapangan menyampaikan bahwa kegiatan magang mahasiswa lebih difokuskan pada kegiatan yang berkaitan dengan penalaran dan implementasi teori. Hal ini dimaksudkan agar mahasiswa yang menjalankan magang selama satu semester nantinya benar-benar memiliki pengalaman mengenai implementasi ilmu perpustakaan dan kearsipan serta dunia kerja di dalamnya.

Pertemuan antara DPL, pembimbing magang di lapangan, dan mahasiswa magang juga membicarakan dan mengevaluasi kegiatan yang sudah dan akan dilakukan mahasiswa magang. Mahasiswa magang menyampaikan bahwa dalam satu bulan ini kegiatan yang dilakukan bukan hanya terkait langsung dengan kerja pustakawan seperti tentang alur pengolahan buku, tetapi mahasiswa magang juga memiliki tugas untuk menulis berita dalam rangka belajar menjadi pewarta dan berperan aktif dalam kegiatan-kegiatan Dispusip Banyuwangi. Hal ini dimaksudkan agar mahasiswa magang mampu mengimplementasikan pembelajaran yang sudah didapatkan selama ini di bangku kuliah secara langsung di lapangan.

Pada akhir pertemuan, Edy Hariyadi menyinggung tentang konversi mata kuliah yang ditempuh mahasiswa magang. Hal ini kemudian menjadi perbincangan serius bersama untuk menetapkan tugas-tugas konversi mata kuliah disesuaikan dengan Tupoksi dan kegiatan di Dispusip Banyuwangi. (Kontributor: Sasi Nur Aini, mahasiswa Sastra Indonesia)

Dosen Pembimbing Lapangan (DPL) Merdeka Belajar Kampus Merdeka (MBKM) Program Studi Sastra Indonesia Edy Hariyadi S.S., M.Si. melakukan kunjungan kepada mahasiswa yang menjalankan magang di Dinas Perpustakaan dan Kearsipan (Dispusip) Kabupaten Banyuwangi pada Rabu (29/9).

Kunjungan ini bertujuan untuk monitoring dan evaluasi (monev) kegiatan magang dua mahasiswa Jurusan Sastra Indonesia FIB UNEJ di Dispusip Banyuwangi yang berjalan sejak awal September 2021. Pada kunjungan ini, Edy Hariyadi bertemu dan melakukan koordinasi dengan Pustakawan Muda Dispusip Banyuwangi Yusup Khoiri, S.STP. yang bertindak selaku pembimbing mahasiswa magang.

Dalam pertemuan ini, Yusup Khoiri selaku pembimbing mahasiswa magang di lapangan menyampaikan bahwa kegiatan magang mahasiswa lebih difokuskan pada kegiatan yang berkaitan dengan penalaran dan implementasi teori. Hal ini dimaksudkan agar mahasiswa yang menjalankan magang selama satu semester nantinya benar-benar memiliki pengalaman mengenai implementasi ilmu perpustakaan dan kearsipan serta dunia kerja di dalamnya.

Pertemuan antara DPL, pembimbing magang di lapangan, dan mahasiswa magang juga membicarakan dan mengevaluasi kegiatan yang sudah dan akan dilakukan mahasiswa magang. Mahasiswa magang menyampaikan bahwa dalam satu bulan ini kegiatan yang dilakukan bukan hanya terkait langsung dengan kerja pustakawan seperti tentang alur pengolahan buku, tetapi mahasiswa magang juga memiliki tugas untuk menulis berita dalam rangka belajar menjadi pewarta dan berperan aktif dalam kegiatan-kegiatan Dispusip Banyuwangi. Hal ini dimaksudkan agar mahasiswa magang mampu mengimplementasikan pembelajaran yang sudah didapatkan selama ini di bangku kuliah secara langsung di lapangan.

Pada akhir pertemuan, Edy Hariyadi menyinggung tentang konversi mata kuliah yang ditempuh mahasiswa magang. Hal ini kemudian menjadi perbincangan serius bersama untuk menetapkan tugas-tugas konversi mata kuliah disesuaikan dengan Tupoksi dan kegiatan di Dispusip Banyuwangi. (Kontributor: Sasi Nur Aini, mahasiswa Sastra Indonesia)

Berikut ini dua artikel berita lainnya yang ditulis mahasiswa magang dan dimuat di website Dispusip Banyuwangi. Llink: 

https://dispusip.banyuwangikab.go.id/dispusip-banyuwangi-gelar-webinar-naskah-kuno-memperingati-hai-2021/

https://dispusip.banyuwangikab.go.id/perpusda-ajak-anak-anak-ikut-rayakan-hari-aksara-internasional-dengan-mendongeng-online/

 

Dosen Pembimbing Lapangan (DPL) Merdeka Belajar Kampus Merdeka (MBKM) Program Studi Sastra Indonesia Edy Hariyadi S.S., M.Si. melakukan kunjungan kepada mahasiswa yang menjalankan magang di Dinas Perpustakaan dan Kearsipan (Dispusip) Kabupaten Banyuwangi pada Rabu (29/9).

Kunjungan ini bertujuan untuk monitoring dan evaluasi (monev) kegiatan magang dua mahasiswa Jurusan Sastra Indonesia FIB UNEJ di Dispusip Banyuwangi yang berjalan sejak awal September 2021. Pada kunjungan ini, Edy Hariyadi bertemu dan melakukan koordinasi dengan Pustakawan Muda Dispusip Banyuwangi Yusup Khoiri, S.STP. yang bertindak selaku pembimbing mahasiswa magang.

Dalam pertemuan ini, Yusup Khoiri selaku pembimbing mahasiswa magang di lapangan menyampaikan bahwa kegiatan magang mahasiswa lebih difokuskan pada kegiatan yang berkaitan dengan penalaran dan implementasi teori. Hal ini dimaksudkan agar mahasiswa yang menjalankan magang selama satu semester nantinya benar-benar memiliki pengalaman mengenai implementasi ilmu perpustakaan dan kearsipan serta dunia kerja di dalamnya.

Pertemuan antara DPL, pembimbing magang di lapangan, dan mahasiswa magang juga membicarakan dan mengevaluasi kegiatan yang sudah dan akan dilakukan mahasiswa magang. Mahasiswa magang menyampaikan bahwa dalam satu bulan ini kegiatan yang dilakukan bukan hanya terkait langsung dengan kerja pustakawan seperti tentang alur pengolahan buku, tetapi mahasiswa magang juga memiliki tugas untuk menulis berita dalam rangka belajar menjadi pewarta dan berperan aktif dalam kegiatan-kegiatan Dispusip Banyuwangi. Hal ini dimaksudkan agar mahasiswa magang mampu mengimplementasikan pembelajaran yang sudah didapatkan selama ini di bangku kuliah secara langsung di lapangan.

Pada akhir pertemuan, Edy Hariyadi menyinggung tentang konversi mata kuliah yang ditempuh mahasiswa magang. Hal ini kemudian menjadi perbincangan serius bersama untuk menetapkan tugas-tugas konversi mata kuliah disesuaikan dengan Tupoksi dan kegiatan di Dispusip Banyuwangi. (Kontributor: Sasi Nur Aini, mahasiswa Sastra Indonesia)

Dosen Pembimbing Lapangan (DPL) Merdeka Belajar Kampus Merdeka (MBKM) Program Studi Sastra Indonesia Edy Hariyadi S.S., M.Si. melakukan kunjungan kepada mahasiswa yang menjalankan magang di Dinas Perpustakaan dan Kearsipan (Dispusip) Kabupaten Banyuwangi pada Rabu (29/9).

Kunjungan ini bertujuan untuk monitoring dan evaluasi (monev) kegiatan magang dua mahasiswa Jurusan Sastra Indonesia FIB UNEJ di Dispusip Banyuwangi yang berjalan sejak awal September 2021. Pada kunjungan ini, Edy Hariyadi bertemu dan melakukan koordinasi dengan Pustakawan Muda Dispusip Banyuwangi Yusup Khoiri, S.STP. yang bertindak selaku pembimbing mahasiswa magang.

Dalam pertemuan ini, Yusup Khoiri selaku pembimbing mahasiswa magang di lapangan menyampaikan bahwa kegiatan magang mahasiswa lebih difokuskan pada kegiatan yang berkaitan dengan penalaran dan implementasi teori. Hal ini dimaksudkan agar mahasiswa yang menjalankan magang selama satu semester nantinya benar-benar memiliki pengalaman mengenai implementasi ilmu perpustakaan dan kearsipan serta dunia kerja di dalamnya.

Pertemuan antara DPL, pembimbing magang di lapangan, dan mahasiswa magang juga membicarakan dan mengevaluasi kegiatan yang sudah dan akan dilakukan mahasiswa magang. Mahasiswa magang menyampaikan bahwa dalam satu bulan ini kegiatan yang dilakukan bukan hanya terkait langsung dengan kerja pustakawan seperti tentang alur pengolahan buku, tetapi mahasiswa magang juga memiliki tugas untuk menulis berita dalam rangka belajar menjadi pewarta dan berperan aktif dalam kegiatan-kegiatan Dispusip Banyuwangi. Hal ini dimaksudkan agar mahasiswa magang mampu mengimplementasikan pembelajaran yang sudah didapatkan selama ini di bangku kuliah secara langsung di lapangan.

Pada akhir pertemuan, Edy Hariyadi menyinggung tentang konversi mata kuliah yang ditempuh mahasiswa magang. Hal ini kemudian menjadi perbincangan serius bersama untuk menetapkan tugas-tugas konversi mata kuliah disesuaikan dengan Tupoksi dan kegiatan di Dispusip Banyuwangi. (Kontributor: Sasi Nur Aini, mahasiswa Sastra Indonesia)

 

 

Dosen Pembimbing Lapangan (DPL) Merdeka Belajar Kampus Merdeka (MBKM) Program Studi Sastra Indonesia Edy Hariyadi S.S., M.Si. melakukan kunjungan kepada mahasiswa yang menjalankan magang di Dinas Perpustakaan dan Kearsipan (Dispusip) Kabupaten Banyuwangi pada Rabu (29/9).

Kunjungan ini bertujuan untuk monitoring dan evaluasi (monev) kegiatan magang dua mahasiswa Jurusan Sastra Indonesia FIB UNEJ di Dispusip Banyuwangi yang berjalan sejak awal September 2021. Pada kunjungan ini, Edy Hariyadi bertemu dan melakukan koordinasi dengan Pustakawan Muda Dispusip Banyuwangi Yusup Khoiri, S.STP. yang bertindak selaku pembimbing mahasiswa magang.

Dalam pertemuan ini, Yusup Khoiri selaku pembimbing mahasiswa magang di lapangan menyampaikan bahwa kegiatan magang mahasiswa lebih difokuskan pada kegiatan yang berkaitan dengan penalaran dan implementasi teori. Hal ini dimaksudkan agar mahasiswa yang menjalankan magang selama satu semester nantinya benar-benar memiliki pengalaman mengenai implementasi ilmu perpustakaan dan kearsipan serta dunia kerja di dalamnya.

Pertemuan antara DPL, pembimbing magang di lapangan, dan mahasiswa magang juga membicarakan dan mengevaluasi kegiatan yang sudah dan akan dilakukan mahasiswa magang. Mahasiswa magang menyampaikan bahwa dalam satu bulan ini kegiatan yang dilakukan bukan hanya terkait langsung dengan kerja pustakawan seperti tentang alur pengolahan buku, tetapi mahasiswa magang juga memiliki tugas untuk menulis berita dalam rangka belajar menjadi pewarta dan berperan aktif dalam kegiatan-kegiatan Dispusip Banyuwangi. Hal ini dimaksudkan agar mahasiswa magang mampu mengimplementasikan pembelajaran yang sudah didapatkan selama ini di bangku kuliah secara langsung di lapangan.

Pada akhir pertemuan, Edy Hariyadi menyinggung tentang konversi mata kuliah yang ditempuh mahasiswa magang. Hal ini kemudian menjadi perbincangan serius bersama untuk menetapkan tugas-tugas konversi mata kuliah disesuaikan dengan Tupoksi dan kegiatan di Dispusip Banyuwangi. (Kontributor: Sasi Nur Aini, mahasiswa Sastra Indonesia)

 

Dosen Pembimbing Lapangan (DPL) Merdeka Belajar Kampus Merdeka (MBKM) Program Studi Sastra Indonesia Edy Hariyadi S.S., M.Si. melakukan kunjungan kepada mahasiswa yang menjalankan magang di Dinas Perpustakaan dan Kearsipan (Dispusip) Kabupaten Banyuwangi pada Rabu (29/9).

Kunjungan ini bertujuan untuk monitoring dan evaluasi (monev) kegiatan magang dua mahasiswa Jurusan Sastra Indonesia FIB UNEJ di Dispusip Banyuwangi yang berjalan sejak awal September 2021. Pada kunjungan ini, Edy Hariyadi bertemu dan melakukan koordinasi dengan Pustakawan Muda Dispusip Banyuwangi Yusup Khoiri, S.STP. yang bertindak selaku pembimbing mahasiswa magang.

Dalam pertemuan ini, Yusup Khoiri selaku pembimbing mahasiswa magang di lapangan menyampaikan bahwa kegiatan magang mahasiswa lebih difokuskan pada kegiatan yang berkaitan dengan penalaran dan implementasi teori. Hal ini dimaksudkan agar mahasiswa yang menjalankan magang selama satu semester nantinya benar-benar memiliki pengalaman mengenai implementasi ilmu perpustakaan dan kearsipan serta dunia kerja di dalamnya.

Pertemuan antara DPL, pembimbing magang di lapangan, dan mahasiswa magang juga membicarakan dan mengevaluasi kegiatan yang sudah dan akan dilakukan mahasiswa magang. Mahasiswa magang menyampaikan bahwa dalam satu bulan ini kegiatan yang dilakukan bukan hanya terkait langsung dengan kerja pustakawan seperti tentang alur pengolahan buku, tetapi mahasiswa magang juga memiliki tugas untuk menulis berita dalam rangka belajar menjadi pewarta dan berperan aktif dalam kegiatan-kegiatan Dispusip Banyuwangi. Hal ini dimaksudkan agar mahasiswa magang mampu mengimplementasikan pembelajaran yang sudah didapatkan selama ini di bangku kuliah secara langsung di lapangan.

Pada akhir pertemuan, Edy Hariyadi menyinggung tentang konversi mata kuliah yang ditempuh mahasiswa magang. Hal ini kemudian menjadi perbincangan serius bersama untuk menetapkan tugas-tugas konversi mata kuliah disesuaikan dengan Tupoksi dan kegiatan di Dispusip Banyuwangi. (Kontributor: Sasi Nur Aini, mahasiswa Sastra Indonesia)

 

Dosen Pembimbing Lapangan (DPL) Merdeka Belajar Kampus Merdeka (MBKM) Program Studi Sastra Indonesia Edy Hariyadi S.S., M.Si. melakukan kunjungan kepada mahasiswa yang menjalankan magang di Dinas Perpustakaan dan Kearsipan (Dispusip) Kabupaten Banyuwangi pada Rabu (29/9).

Kunjungan ini bertujuan untuk monitoring dan evaluasi (monev) kegiatan magang dua mahasiswa Jurusan Sastra Indonesia FIB UNEJ di Dispusip Banyuwangi yang berjalan sejak awal September 2021. Pada kunjungan ini, Edy Hariyadi bertemu dan melakukan koordinasi dengan Pustakawan Muda Dispusip Banyuwangi Yusup Khoiri, S.STP. yang bertindak selaku pembimbing mahasiswa magang.

Dalam pertemuan ini, Yusup Khoiri selaku pembimbing mahasiswa magang di lapangan menyampaikan bahwa kegiatan magang mahasiswa lebih difokuskan pada kegiatan yang berkaitan dengan penalaran dan implementasi teori. Hal ini dimaksudkan agar mahasiswa yang menjalankan magang selama satu semester nantinya benar-benar memiliki pengalaman mengenai implementasi ilmu perpustakaan dan kearsipan serta dunia kerja di dalamnya.

Pertemuan antara DPL, pembimbing magang di lapangan, dan mahasiswa magang juga membicarakan dan mengevaluasi kegiatan yang sudah dan akan dilakukan mahasiswa magang. Mahasiswa magang menyampaikan bahwa dalam satu bulan ini kegiatan yang dilakukan bukan hanya terkait langsung dengan kerja pustakawan seperti tentang alur pengolahan buku, tetapi mahasiswa magang juga memiliki tugas untuk menulis berita dalam rangka belajar menjadi pewarta dan berperan aktif dalam kegiatan-kegiatan Dispusip Banyuwangi. Hal ini dimaksudkan agar mahasiswa magang mampu mengimplementasikan pembelajaran yang sudah didapatkan selama ini di bangku kuliah secara langsung di lapangan.

Pada akhir pertemuan, Edy Hariyadi menyinggung tentang konversi mata kuliah yang ditempuh mahasiswa magang. Hal ini kemudian menjadi perbincangan serius bersama untuk menetapkan tugas-tugas konversi mata kuliah disesuaikan dengan Tupoksi dan kegiatan di Dispusip Banyuwangi. (Kontributor: Sasi Nur Aini, mahasiswa Sastra Indonesia)

Dosen Pembimbing Lapangan (DPL) Merdeka Belajar Kampus Merdeka (MBKM) Program Studi Sastra Indonesia Edy Hariyadi S.S., M.Si. melakukan kunjungan kepada mahasiswa yang menjalankan magang di Dinas Perpustakaan dan Kearsipan (Dispusip) Kabupaten Banyuwangi pada Rabu (29/9).

Kunjungan ini bertujuan untuk monitoring dan evaluasi (monev) kegiatan magang dua mahasiswa Jurusan Sastra Indonesia FIB UNEJ di Dispusip Banyuwangi yang berjalan sejak awal September 2021. Pada kunjungan ini, Edy Hariyadi bertemu dan melakukan koordinasi dengan Pustakawan Muda Dispusip Banyuwangi Yusup Khoiri, S.STP. yang bertindak selaku pembimbing mahasiswa magang.

Dalam pertemuan ini, Yusup Khoiri selaku pembimbing mahasiswa magang di lapangan menyampaikan bahwa kegiatan magang mahasiswa lebih difokuskan pada kegiatan yang berkaitan dengan penalaran dan implementasi teori. Hal ini dimaksudkan agar mahasiswa yang menjalankan magang selama satu semester nantinya benar-benar memiliki pengalaman mengenai implementasi ilmu perpustakaan dan kearsipan serta dunia kerja di dalamnya.

Pertemuan antara DPL, pembimbing magang di lapangan, dan mahasiswa magang juga membicarakan dan mengevaluasi kegiatan yang sudah dan akan dilakukan mahasiswa magang. Mahasiswa magang menyampaikan bahwa dalam satu bulan ini kegiatan yang dilakukan bukan hanya terkait langsung dengan kerja pustakawan seperti tentang alur pengolahan buku, tetapi mahasiswa magang juga memiliki tugas untuk menulis berita dalam rangka belajar menjadi pewarta dan berperan aktif dalam kegiatan-kegiatan Dispusip Banyuwangi. Hal ini dimaksudkan agar mahasiswa magang mampu mengimplementasikan pembelajaran yang sudah didapatkan selama ini di bangku kuliah secara langsung di lapangan.

Pada akhir pertemuan, Edy Hariyadi menyinggung tentang konversi mata kuliah yang ditempuh mahasiswa magang. Hal ini kemudian menjadi perbincangan serius bersama untuk menetapkan tugas-tugas konversi mata kuliah disesuaikan dengan Tupoksi dan kegiatan di Dispusip Banyuwangi. (Kontributor: Sasi Nur Aini, mahasiswa Sastra Indonesia)

 

 

Dosen Pembimbing Lapangan (DPL) Merdeka Belajar Kampus Merdeka (MBKM) Program Studi Sastra Indonesia Edy Hariyadi S.S., M.Si. melakukan kunjungan kepada mahasiswa yang menjalankan magang di Dinas Perpustakaan dan Kearsipan (Dispusip) Kabupaten Banyuwangi pada Rabu (29/9).

Kunjungan ini bertujuan untuk monitoring dan evaluasi (monev) kegiatan magang dua mahasiswa Jurusan Sastra Indonesia FIB UNEJ di Dispusip Banyuwangi yang berjalan sejak awal September 2021. Pada kunjungan ini, Edy Hariyadi bertemu dan melakukan koordinasi dengan Pustakawan Muda Dispusip Banyuwangi Yusup Khoiri, S.STP. yang bertindak selaku pembimbing mahasiswa magang.

Dalam pertemuan ini, Yusup Khoiri selaku pembimbing mahasiswa magang di lapangan menyampaikan bahwa kegiatan magang mahasiswa lebih difokuskan pada kegiatan yang berkaitan dengan penalaran dan implementasi teori. Hal ini dimaksudkan agar mahasiswa yang menjalankan magang selama satu semester nantinya benar-benar memiliki pengalaman mengenai implementasi ilmu perpustakaan dan kearsipan serta dunia kerja di dalamnya.

Pertemuan antara DPL, pembimbing magang di lapangan, dan mahasiswa magang juga membicarakan dan mengevaluasi kegiatan yang sudah dan akan dilakukan mahasiswa magang. Mahasiswa magang menyampaikan bahwa dalam satu bulan ini kegiatan yang dilakukan bukan hanya terkait langsung dengan kerja pustakawan seperti tentang alur pengolahan buku, tetapi mahasiswa magang juga memiliki tugas untuk menulis berita dalam rangka belajar menjadi pewarta dan berperan aktif dalam kegiatan-kegiatan Dispusip Banyuwangi. Hal ini dimaksudkan agar mahasiswa magang mampu mengimplementasikan pembelajaran yang sudah didapatkan selama ini di bangku kuliah secara langsung di lapangan.

Pada akhir pertemuan, Edy Hariyadi menyinggung tentang konversi mata kuliah yang ditempuh mahasiswa magang. Hal ini kemudian menjadi perbincangan serius bersama untuk menetapkan tugas-tugas konversi mata kuliah disesuaikan dengan Tupoksi dan kegiatan di Dispusip Banyuwangi. (Kontributor: Sasi Nur Aini, mahasiswa Sastra Indonesia)

 

 

Dosen Pembimbing Lapangan (DPL) Merdeka Belajar Kampus Merdeka (MBKM) Program Studi Sastra Indonesia Edy Hariyadi S.S., M.Si. melakukan kunjungan kepada mahasiswa yang menjalankan magang di Dinas Perpustakaan dan Kearsipan (Dispusip) Kabupaten Banyuwangi pada Rabu (29/9).

Kunjungan ini bertujuan untuk monitoring dan evaluasi (monev) kegiatan magang dua mahasiswa Jurusan Sastra Indonesia FIB UNEJ di Dispusip Banyuwangi yang berjalan sejak awal September 2021. Pada kunjungan ini, Edy Hariyadi bertemu dan melakukan koordinasi dengan Pustakawan Muda Dispusip Banyuwangi Yusup Khoiri, S.STP. yang bertindak selaku pembimbing mahasiswa magang.

Dalam pertemuan ini, Yusup Khoiri selaku pembimbing mahasiswa magang di lapangan menyampaikan bahwa kegiatan magang mahasiswa lebih difokuskan pada kegiatan yang berkaitan dengan penalaran dan implementasi teori. Hal ini dimaksudkan agar mahasiswa yang menjalankan magang selama satu semester nantinya benar-benar memiliki pengalaman mengenai implementasi ilmu perpustakaan dan kearsipan serta dunia kerja di dalamnya.

Pertemuan antara DPL, pembimbing magang di lapangan, dan mahasiswa magang juga membicarakan dan mengevaluasi kegiatan yang sudah dan akan dilakukan mahasiswa magang. Mahasiswa magang menyampaikan bahwa dalam satu bulan ini kegiatan yang dilakukan bukan hanya terkait langsung dengan kerja pustakawan seperti tentang alur pengolahan buku, tetapi mahasiswa magang juga memiliki tugas untuk menulis berita dalam rangka belajar menjadi pewarta dan berperan aktif dalam kegiatan-kegiatan Dispusip Banyuwangi. Hal ini dimaksudkan agar mahasiswa magang mampu mengimplementasikan pembelajaran yang sudah didapatkan selama ini di bangku kuliah secara langsung di lapangan.

Pada akhir pertemuan, Edy Hariyadi menyinggung tentang konversi mata kuliah yang ditempuh mahasiswa magang. Hal ini kemudian menjadi perbincangan serius bersama untuk menetapkan tugas-tugas konversi mata kuliah disesuaikan dengan Tupoksi dan kegiatan di Dispusip Banyuwangi. (Kontributor: Sasi Nur Aini, mahasiswa Sastra Indonesia)

Berikut ini dua artikel berita lainnya yang ditulis mahasiswa magang dan dimuat di website Dispusip Banyuwangi. Llink: 

https://dispusip.banyuwangikab.go.id/dispusip-banyuwangi-gelar-webinar-naskah-kuno-memperingati-hai-2021/

https://dispusip.banyuwangikab.go.id/perpusda-ajak-anak-anak-ikut-rayakan-hari-aksara-internasional-dengan-mendongeng-online/

 

Dosen Pembimbing Lapangan (DPL) Merdeka Belajar Kampus Merdeka (MBKM) Program Studi Sastra Indonesia Edy Hariyadi S.S., M.Si. melakukan kunjungan kepada mahasiswa yang menjalankan magang di Dinas Perpustakaan dan Kearsipan (Dispusip) Kabupaten Banyuwangi pada Rabu (29/9).

Kunjungan ini bertujuan untuk monitoring dan evaluasi (monev) kegiatan magang dua mahasiswa Jurusan Sastra Indonesia FIB UNEJ di Dispusip Banyuwangi yang berjalan sejak awal September 2021. Pada kunjungan ini, Edy Hariyadi bertemu dan melakukan koordinasi dengan Pustakawan Muda Dispusip Banyuwangi Yusup Khoiri, S.STP. yang bertindak selaku pembimbing mahasiswa magang.

Dalam pertemuan ini, Yusup Khoiri selaku pembimbing mahasiswa magang di lapangan menyampaikan bahwa kegiatan magang mahasiswa lebih difokuskan pada kegiatan yang berkaitan dengan penalaran dan implementasi teori. Hal ini dimaksudkan agar mahasiswa yang menjalankan magang selama satu semester nantinya benar-benar memiliki pengalaman mengenai implementasi ilmu perpustakaan dan kearsipan serta dunia kerja di dalamnya.

Pertemuan antara DPL, pembimbing magang di lapangan, dan mahasiswa magang juga membicarakan dan mengevaluasi kegiatan yang sudah dan akan dilakukan mahasiswa magang. Mahasiswa magang menyampaikan bahwa dalam satu bulan ini kegiatan yang dilakukan bukan hanya terkait langsung dengan kerja pustakawan seperti tentang alur pengolahan buku, tetapi mahasiswa magang juga memiliki tugas untuk menulis berita dalam rangka belajar menjadi pewarta dan berperan aktif dalam kegiatan-kegiatan Dispusip Banyuwangi. Hal ini dimaksudkan agar mahasiswa magang mampu mengimplementasikan pembelajaran yang sudah didapatkan selama ini di bangku kuliah secara langsung di lapangan.

Pada akhir pertemuan, Edy Hariyadi menyinggung tentang konversi mata kuliah yang ditempuh mahasiswa magang. Hal ini kemudian menjadi perbincangan serius bersama untuk menetapkan tugas-tugas konversi mata kuliah disesuaikan dengan Tupoksi dan kegiatan di Dispusip Banyuwangi. (Kontributor: Sasi Nur Aini, mahasiswa Sastra Indonesia)

 

Dosen Pembimbing Lapangan (DPL) Merdeka Belajar Kampus Merdeka (MBKM) Program Studi Sastra Indonesia Edy Hariyadi S.S., M.Si. melakukan kunjungan kepada mahasiswa yang menjalankan magang di Dinas Perpustakaan dan Kearsipan (Dispusip) Kabupaten Banyuwangi pada Rabu (29/9).

Kunjungan ini bertujuan untuk monitoring dan evaluasi (monev) kegiatan magang dua mahasiswa Jurusan Sastra Indonesia FIB UNEJ di Dispusip Banyuwangi yang berjalan sejak awal September 2021. Pada kunjungan ini, Edy Hariyadi bertemu dan melakukan koordinasi dengan Pustakawan Muda Dispusip Banyuwangi Yusup Khoiri, S.STP. yang bertindak selaku pembimbing mahasiswa magang.

Dalam pertemuan ini, Yusup Khoiri selaku pembimbing mahasiswa magang di lapangan menyampaikan bahwa kegiatan magang mahasiswa lebih difokuskan pada kegiatan yang berkaitan dengan penalaran dan implementasi teori. Hal ini dimaksudkan agar mahasiswa yang menjalankan magang selama satu semester nantinya benar-benar memiliki pengalaman mengenai implementasi ilmu perpustakaan dan kearsipan serta dunia kerja di dalamnya.

Pertemuan antara DPL, pembimbing magang di lapangan, dan mahasiswa magang juga membicarakan dan mengevaluasi kegiatan yang sudah dan akan dilakukan mahasiswa magang. Mahasiswa magang menyampaikan bahwa dalam satu bulan ini kegiatan yang dilakukan bukan hanya terkait langsung dengan kerja pustakawan seperti tentang alur pengolahan buku, tetapi mahasiswa magang juga memiliki tugas untuk menulis berita dalam rangka belajar menjadi pewarta dan berperan aktif dalam kegiatan-kegiatan Dispusip Banyuwangi. Hal ini dimaksudkan agar mahasiswa magang mampu mengimplementasikan pembelajaran yang sudah didapatkan selama ini di bangku kuliah secara langsung di lapangan.

Pada akhir pertemuan, Edy Hariyadi menyinggung tentang konversi mata kuliah yang ditempuh mahasiswa magang. Hal ini kemudian menjadi perbincangan serius bersama untuk menetapkan tugas-tugas konversi mata kuliah disesuaikan dengan Tupoksi dan kegiatan di Dispusip Banyuwangi. (Kontributor: Sasi Nur Aini, mahasiswa Sastra Indonesia)

 

 

Dosen Pembimbing Lapangan (DPL) Merdeka Belajar Kampus Merdeka (MBKM) Program Studi Sastra Indonesia Edy Hariyadi S.S., M.Si. melakukan kunjungan kepada mahasiswa yang menjalankan magang di Dinas Perpustakaan dan Kearsipan (Dispusip) Kabupaten Banyuwangi pada Rabu (29/9).

Kunjungan ini bertujuan untuk monitoring dan evaluasi (monev) kegiatan magang dua mahasiswa Jurusan Sastra Indonesia FIB UNEJ di Dispusip Banyuwangi yang berjalan sejak awal September 2021. Pada kunjungan ini, Edy Hariyadi bertemu dan melakukan koordinasi dengan Pustakawan Muda Dispusip Banyuwangi Yusup Khoiri, S.STP. yang bertindak selaku pembimbing mahasiswa magang.

Dalam pertemuan ini, Yusup Khoiri selaku pembimbing mahasiswa magang di lapangan menyampaikan bahwa kegiatan magang mahasiswa lebih difokuskan pada kegiatan yang berkaitan dengan penalaran dan implementasi teori. Hal ini dimaksudkan agar mahasiswa yang menjalankan magang selama satu semester nantinya benar-benar memiliki pengalaman mengenai implementasi ilmu perpustakaan dan kearsipan serta dunia kerja di dalamnya.

Pertemuan antara DPL, pembimbing magang di lapangan, dan mahasiswa magang juga membicarakan dan mengevaluasi kegiatan yang sudah dan akan dilakukan mahasiswa magang. Mahasiswa magang menyampaikan bahwa dalam satu bulan ini kegiatan yang dilakukan bukan hanya terkait langsung dengan kerja pustakawan seperti tentang alur pengolahan buku, tetapi mahasiswa magang juga memiliki tugas untuk menulis berita dalam rangka belajar menjadi pewarta dan berperan aktif dalam kegiatan-kegiatan Dispusip Banyuwangi. Hal ini dimaksudkan agar mahasiswa magang mampu mengimplementasikan pembelajaran yang sudah didapatkan selama ini di bangku kuliah secara langsung di lapangan.

Pada akhir pertemuan, Edy Hariyadi menyinggung tentang konversi mata kuliah yang ditempuh mahasiswa magang. Hal ini kemudian menjadi perbincangan serius bersama untuk menetapkan tugas-tugas konversi mata kuliah disesuaikan dengan Tupoksi dan kegiatan di Dispusip Banyuwangi. (Kontributor: Sasi Nur Aini, mahasiswa Sastra Indonesia)

 

Dosen Pembimbing Lapangan (DPL) Merdeka Belajar Kampus Merdeka (MBKM) Program Studi Sastra Indonesia Edy Hariyadi S.S., M.Si. melakukan kunjungan kepada mahasiswa yang menjalankan magang di Dinas Perpustakaan dan Kearsipan (Dispusip) Kabupaten Banyuwangi pada Rabu (29/9).

Kunjungan ini bertujuan untuk monitoring dan evaluasi (monev) kegiatan magang dua mahasiswa Jurusan Sastra Indonesia FIB UNEJ di Dispusip Banyuwangi yang berjalan sejak awal September 2021. Pada kunjungan ini, Edy Hariyadi bertemu dan melakukan koordinasi dengan Pustakawan Muda Dispusip Banyuwangi Yusup Khoiri, S.STP. yang bertindak selaku pembimbing mahasiswa magang.

Dalam pertemuan ini, Yusup Khoiri selaku pembimbing mahasiswa magang di lapangan menyampaikan bahwa kegiatan magang mahasiswa lebih difokuskan pada kegiatan yang berkaitan dengan penalaran dan implementasi teori. Hal ini dimaksudkan agar mahasiswa yang menjalankan magang selama satu semester nantinya benar-benar memiliki pengalaman mengenai implementasi ilmu perpustakaan dan kearsipan serta dunia kerja di dalamnya.

Pertemuan antara DPL, pembimbing magang di lapangan, dan mahasiswa magang juga membicarakan dan mengevaluasi kegiatan yang sudah dan akan dilakukan mahasiswa magang. Mahasiswa magang menyampaikan bahwa dalam satu bulan ini kegiatan yang dilakukan bukan hanya terkait langsung dengan kerja pustakawan seperti tentang alur pengolahan buku, tetapi mahasiswa magang juga memiliki tugas untuk menulis berita dalam rangka belajar menjadi pewarta dan berperan aktif dalam kegiatan-kegiatan Dispusip Banyuwangi. Hal ini dimaksudkan agar mahasiswa magang mampu mengimplementasikan pembelajaran yang sudah didapatkan selama ini di bangku kuliah secara langsung di lapangan.

Pada akhir pertemuan, Edy Hariyadi menyinggung tentang konversi mata kuliah yang ditempuh mahasiswa magang. Hal ini kemudian menjadi perbincangan serius bersama untuk menetapkan tugas-tugas konversi mata kuliah disesuaikan dengan Tupoksi dan kegiatan di Dispusip Banyuwangi. (Kontributor: Sasi Nur Aini, mahasiswa Sastra Indonesia)

 

Dosen Pembimbing Lapangan (DPL) Merdeka Belajar Kampus Merdeka (MBKM) Program Studi Sastra Indonesia Edy Hariyadi S.S., M.Si. melakukan kunjungan kepada mahasiswa yang menjalankan magang di Dinas Perpustakaan dan Kearsipan (Dispusip) Kabupaten Banyuwangi pada Rabu (29/9).

Kunjungan ini bertujuan untuk monitoring dan evaluasi (monev) kegiatan magang dua mahasiswa Jurusan Sastra Indonesia FIB UNEJ di Dispusip Banyuwangi yang berjalan sejak awal September 2021. Pada kunjungan ini, Edy Hariyadi bertemu dan melakukan koordinasi dengan Pustakawan Muda Dispusip Banyuwangi Yusup Khoiri, S.STP. yang bertindak selaku pembimbing mahasiswa magang.

Dalam pertemuan ini, Yusup Khoiri selaku pembimbing mahasiswa magang di lapangan menyampaikan bahwa kegiatan magang mahasiswa lebih difokuskan pada kegiatan yang berkaitan dengan penalaran dan implementasi teori. Hal ini dimaksudkan agar mahasiswa yang menjalankan magang selama satu semester nantinya benar-benar memiliki pengalaman mengenai implementasi ilmu perpustakaan dan kearsipan serta dunia kerja di dalamnya.

Pertemuan antara DPL, pembimbing magang di lapangan, dan mahasiswa magang juga membicarakan dan mengevaluasi kegiatan yang sudah dan akan dilakukan mahasiswa magang. Mahasiswa magang menyampaikan bahwa dalam satu bulan ini kegiatan yang dilakukan bukan hanya terkait langsung dengan kerja pustakawan seperti tentang alur pengolahan buku, tetapi mahasiswa magang juga memiliki tugas untuk menulis berita dalam rangka belajar menjadi pewarta dan berperan aktif dalam kegiatan-kegiatan Dispusip Banyuwangi. Hal ini dimaksudkan agar mahasiswa magang mampu mengimplementasikan pembelajaran yang sudah didapatkan selama ini di bangku kuliah secara langsung di lapangan.

Pada akhir pertemuan, Edy Hariyadi menyinggung tentang konversi mata kuliah yang ditempuh mahasiswa magang. Hal ini kemudian menjadi perbincangan serius bersama untuk menetapkan tugas-tugas konversi mata kuliah disesuaikan dengan Tupoksi dan kegiatan di Dispusip Banyuwangi. (Kontributor: Sasi Nur Aini, mahasiswa Sastra Indonesia)

Dosen Pembimbing Lapangan (DPL) Merdeka Belajar Kampus Merdeka (MBKM) Program Studi Sastra Indonesia Edy Hariyadi S.S., M.Si. melakukan kunjungan kepada mahasiswa yang menjalankan magang di Dinas Perpustakaan dan Kearsipan (Dispusip) Kabupaten Banyuwangi pada Rabu (29/9).

Kunjungan ini bertujuan untuk monitoring dan evaluasi (monev) kegiatan magang dua mahasiswa Jurusan Sastra Indonesia FIB UNEJ di Dispusip Banyuwangi yang berjalan sejak awal September 2021. Pada kunjungan ini, Edy Hariyadi bertemu dan melakukan koordinasi dengan Pustakawan Muda Dispusip Banyuwangi Yusup Khoiri, S.STP. yang bertindak selaku pembimbing mahasiswa magang.

Dalam pertemuan ini, Yusup Khoiri selaku pembimbing mahasiswa magang di lapangan menyampaikan bahwa kegiatan magang mahasiswa lebih difokuskan pada kegiatan yang berkaitan dengan penalaran dan implementasi teori. Hal ini dimaksudkan agar mahasiswa yang menjalankan magang selama satu semester nantinya benar-benar memiliki pengalaman mengenai implementasi ilmu perpustakaan dan kearsipan serta dunia kerja di dalamnya.

Pertemuan antara DPL, pembimbing magang di lapangan, dan mahasiswa magang juga membicarakan dan mengevaluasi kegiatan yang sudah dan akan dilakukan mahasiswa magang. Mahasiswa magang menyampaikan bahwa dalam satu bulan ini kegiatan yang dilakukan bukan hanya terkait langsung dengan kerja pustakawan seperti tentang alur pengolahan buku, tetapi mahasiswa magang juga memiliki tugas untuk menulis berita dalam rangka belajar menjadi pewarta dan berperan aktif dalam kegiatan-kegiatan Dispusip Banyuwangi. Hal ini dimaksudkan agar mahasiswa magang mampu mengimplementasikan pembelajaran yang sudah didapatkan selama ini di bangku kuliah secara langsung di lapangan.

Pada akhir pertemuan, Edy Hariyadi menyinggung tentang konversi mata kuliah yang ditempuh mahasiswa magang. Hal ini kemudian menjadi perbincangan serius bersama untuk menetapkan tugas-tugas konversi mata kuliah disesuaikan dengan Tupoksi dan kegiatan di Dispusip Banyuwangi. (Kontributor: Sasi Nur Aini, mahasiswa Sastra Indonesia)

Artikel berita lainnya yang ditulis mahasiswa magang dan dimuat di website Dispusip Banyuwangi. Link:.

https://dispusip.banyuwangikab.go.id/dispusip-banyuwangi-gelar-webinar-naskah-kuno-memperingati-hai-2021/

https://dispusip.banyuwangikab.go.id/perpusda-ajak-anak-anak-ikut-rayakan-hari-aksara-internasional-dengan-mendongeng-online/

 

 

Dosen Pembimbing Lapangan (DPL) Merdeka Belajar Kampus Merdeka (MBKM) Program Studi Sastra Indonesia Edy Hariyadi S.S., M.Si. melakukan kunjungan kepada mahasiswa yang menjalankan magang di Dinas Perpustakaan dan Kearsipan (Dispusip) Kabupaten Banyuwangi pada Rabu (29/9).

Kunjungan ini bertujuan untuk monitoring dan evaluasi (monev) kegiatan magang dua mahasiswa Jurusan Sastra Indonesia FIB UNEJ di Dispusip Banyuwangi yang berjalan sejak awal September 2021. Pada kunjungan ini, Edy Hariyadi bertemu dan melakukan koordinasi dengan Pustakawan Muda Dispusip Banyuwangi Yusup Khoiri, S.STP. yang bertindak selaku pembimbing mahasiswa magang.

Dalam pertemuan ini, Yusup Khoiri selaku pembimbing mahasiswa magang di lapangan menyampaikan bahwa kegiatan magang mahasiswa lebih difokuskan pada kegiatan yang berkaitan dengan penalaran dan implementasi teori. Hal ini dimaksudkan agar mahasiswa yang menjalankan magang selama satu semester nantinya benar-benar memiliki pengalaman mengenai implementasi ilmu perpustakaan dan kearsipan serta dunia kerja di dalamnya.

Pertemuan antara DPL, pembimbing magang di lapangan, dan mahasiswa magang juga membicarakan dan mengevaluasi kegiatan yang sudah dan akan dilakukan mahasiswa magang. Mahasiswa magang menyampaikan bahwa dalam satu bulan ini kegiatan yang dilakukan bukan hanya terkait langsung dengan kerja pustakawan seperti tentang alur pengolahan buku, tetapi mahasiswa magang juga memiliki tugas untuk menulis berita dalam rangka belajar menjadi pewarta dan berperan aktif dalam kegiatan-kegiatan Dispusip Banyuwangi. Hal ini dimaksudkan agar mahasiswa magang mampu mengimplementasikan pembelajaran yang sudah didapatkan selama ini di bangku kuliah secara langsung di lapangan.

Pada akhir pertemuan, Edy Hariyadi menyinggung tentang konversi mata kuliah yang ditempuh mahasiswa magang. Hal ini kemudian menjadi perbincangan serius bersama untuk menetapkan tugas-tugas konversi mata kuliah disesuaikan dengan Tupoksi dan kegiatan di Dispusip Banyuwangi. (Kontributor: Sasi Nur Aini, mahasiswa Sastra Indonesia)

 

 

Dosen Pembimbing Lapangan (DPL) Merdeka Belajar Kampus Merdeka (MBKM) Program Studi Sastra Indonesia Edy Hariyadi S.S., M.Si. melakukan kunjungan kepada mahasiswa yang menjalankan magang di Dinas Perpustakaan dan Kearsipan (Dispusip) Kabupaten Banyuwangi pada Rabu (29/9).

Kunjungan ini bertujuan untuk monitoring dan evaluasi (monev) kegiatan magang dua mahasiswa Jurusan Sastra Indonesia FIB UNEJ di Dispusip Banyuwangi yang berjalan sejak awal September 2021. Pada kunjungan ini, Edy Hariyadi bertemu dan melakukan koordinasi dengan Pustakawan Muda Dispusip Banyuwangi Yusup Khoiri, S.STP. yang bertindak selaku pembimbing mahasiswa magang.

Dalam pertemuan ini, Yusup Khoiri selaku pembimbing mahasiswa magang di lapangan menyampaikan bahwa kegiatan magang mahasiswa lebih difokuskan pada kegiatan yang berkaitan dengan penalaran dan implementasi teori. Hal ini dimaksudkan agar mahasiswa yang menjalankan magang selama satu semester nantinya benar-benar memiliki pengalaman mengenai implementasi ilmu perpustakaan dan kearsipan serta dunia kerja di dalamnya.

Pertemuan antara DPL, pembimbing magang di lapangan, dan mahasiswa magang juga membicarakan dan mengevaluasi kegiatan yang sudah dan akan dilakukan mahasiswa magang. Mahasiswa magang menyampaikan bahwa dalam satu bulan ini kegiatan yang dilakukan bukan hanya terkait langsung dengan kerja pustakawan seperti tentang alur pengolahan buku, tetapi mahasiswa magang juga memiliki tugas untuk menulis berita dalam rangka belajar menjadi pewarta dan berperan aktif dalam kegiatan-kegiatan Dispusip Banyuwangi. Hal ini dimaksudkan agar mahasiswa magang mampu mengimplementasikan pembelajaran yang sudah didapatkan selama ini di bangku kuliah secara langsung di lapangan.

Pada akhir pertemuan, Edy Hariyadi menyinggung tentang konversi mata kuliah yang ditempuh mahasiswa magang. Hal ini kemudian menjadi perbincangan serius bersama untuk menetapkan tugas-tugas konversi mata kuliah disesuaikan dengan Tupoksi dan kegiatan di Dispusip Banyuwangi. (Kontributor: Sasi Nur Aini, mahasiswa Sastra Indonesia)

Berikut ini dua artikel berita lainnya yang ditulis mahasiswa magang dan dimuat di website Dispusip Banyuwangi. Llink: 

https://dispusip.banyuwangikab.go.id/dispusip-banyuwangi-gelar-webinar-naskah-kuno-memperingati-hai-2021/

https://dispusip.banyuwangikab.go.id/perpusda-ajak-anak-anak-ikut-rayakan-hari-aksara-internasional-dengan-mendongeng-online/

 

Dosen Pembimbing Lapangan (DPL) Merdeka Belajar Kampus Merdeka (MBKM) Program Studi Sastra Indonesia Edy Hariyadi S.S., M.Si. melakukan kunjungan kepada mahasiswa yang menjalankan magang di Dinas Perpustakaan dan Kearsipan (Dispusip) Kabupaten Banyuwangi pada Rabu (29/9).

Kunjungan ini bertujuan untuk monitoring dan evaluasi (monev) kegiatan magang dua mahasiswa Jurusan Sastra Indonesia FIB UNEJ di Dispusip Banyuwangi yang berjalan sejak awal September 2021. Pada kunjungan ini, Edy Hariyadi bertemu dan melakukan koordinasi dengan Pustakawan Muda Dispusip Banyuwangi Yusup Khoiri, S.STP. yang bertindak selaku pembimbing mahasiswa magang.

Dalam pertemuan ini, Yusup Khoiri selaku pembimbing mahasiswa magang di lapangan menyampaikan bahwa kegiatan magang mahasiswa lebih difokuskan pada kegiatan yang berkaitan dengan penalaran dan implementasi teori. Hal ini dimaksudkan agar mahasiswa yang menjalankan magang selama satu semester nantinya benar-benar memiliki pengalaman mengenai implementasi ilmu perpustakaan dan kearsipan serta dunia kerja di dalamnya.

Pertemuan antara DPL, pembimbing magang di lapangan, dan mahasiswa magang juga membicarakan dan mengevaluasi kegiatan yang sudah dan akan dilakukan mahasiswa magang. Mahasiswa magang menyampaikan bahwa dalam satu bulan ini kegiatan yang dilakukan bukan hanya terkait langsung dengan kerja pustakawan seperti tentang alur pengolahan buku, tetapi mahasiswa magang juga memiliki tugas untuk menulis berita dalam rangka belajar menjadi pewarta dan berperan aktif dalam kegiatan-kegiatan Dispusip Banyuwangi. Hal ini dimaksudkan agar mahasiswa magang mampu mengimplementasikan pembelajaran yang sudah didapatkan selama ini di bangku kuliah secara langsung di lapangan.

Pada akhir pertemuan, Edy Hariyadi menyinggung tentang konversi mata kuliah yang ditempuh mahasiswa magang. Hal ini kemudian menjadi perbincangan serius bersama untuk menetapkan tugas-tugas konversi mata kuliah disesuaikan dengan Tupoksi dan kegiatan di Dispusip Banyuwangi. (Kontributor: Sasi Nur Aini, mahasiswa Sastra Indonesia)

 

 

Dosen Pembimbing Lapangan (DPL) Merdeka Belajar Kampus Merdeka (MBKM) Program Studi Sastra Indonesia Edy Hariyadi S.S., M.Si. melakukan kunjungan kepada mahasiswa yang menjalankan magang di Dinas Perpustakaan dan Kearsipan (Dispusip) Kabupaten Banyuwangi pada Rabu (29/9).

Kunjungan ini bertujuan untuk monitoring dan evaluasi (monev) kegiatan magang dua mahasiswa Jurusan Sastra Indonesia FIB UNEJ di Dispusip Banyuwangi yang berjalan sejak awal September 2021. Pada kunjungan ini, Edy Hariyadi bertemu dan melakukan koordinasi dengan Pustakawan Muda Dispusip Banyuwangi Yusup Khoiri, S.STP. yang bertindak selaku pembimbing mahasiswa magang.

Dalam pertemuan ini, Yusup Khoiri selaku pembimbing mahasiswa magang di lapangan menyampaikan bahwa kegiatan magang mahasiswa lebih difokuskan pada kegiatan yang berkaitan dengan penalaran dan implementasi teori. Hal ini dimaksudkan agar mahasiswa yang menjalankan magang selama satu semester nantinya benar-benar memiliki pengalaman mengenai implementasi ilmu perpustakaan dan kearsipan serta dunia kerja di dalamnya.

Pertemuan antara DPL, pembimbing magang di lapangan, dan mahasiswa magang juga membicarakan dan mengevaluasi kegiatan yang sudah dan akan dilakukan mahasiswa magang. Mahasiswa magang menyampaikan bahwa dalam satu bulan ini kegiatan yang dilakukan bukan hanya terkait langsung dengan kerja pustakawan seperti tentang alur pengolahan buku, tetapi mahasiswa magang juga memiliki tugas untuk menulis berita dalam rangka belajar menjadi pewarta dan berperan aktif dalam kegiatan-kegiatan Dispusip Banyuwangi. Hal ini dimaksudkan agar mahasiswa magang mampu mengimplementasikan pembelajaran yang sudah didapatkan selama ini di bangku kuliah secara langsung di lapangan.

Pada akhir pertemuan, Edy Hariyadi menyinggung tentang konversi mata kuliah yang ditempuh mahasiswa magang. Hal ini kemudian menjadi perbincangan serius bersama untuk menetapkan tugas-tugas konversi mata kuliah disesuaikan dengan Tupoksi dan kegiatan di Dispusip Banyuwangi. (Kontributor: Sasi Nur Aini, mahasiswa Sastra Indonesia)

 

 

Dosen Pembimbing Lapangan (DPL) Merdeka Belajar Kampus Merdeka (MBKM) Program Studi Sastra Indonesia Edy Hariyadi S.S., M.Si. melakukan kunjungan kepada mahasiswa yang menjalankan magang di Dinas Perpustakaan dan Kearsipan (Dispusip) Kabupaten Banyuwangi pada Rabu (29/9).

Kunjungan ini bertujuan untuk monitoring dan evaluasi (monev) kegiatan magang dua mahasiswa Jurusan Sastra Indonesia FIB UNEJ di Dispusip Banyuwangi yang berjalan sejak awal September 2021. Pada kunjungan ini, Edy Hariyadi bertemu dan melakukan koordinasi dengan Pustakawan Muda Dispusip Banyuwangi Yusup Khoiri, S.STP. yang bertindak selaku pembimbing mahasiswa magang.

Dalam pertemuan ini, Yusup Khoiri selaku pembimbing mahasiswa magang di lapangan menyampaikan bahwa kegiatan magang mahasiswa lebih difokuskan pada kegiatan yang berkaitan dengan penalaran dan implementasi teori. Hal ini dimaksudkan agar mahasiswa yang menjalankan magang selama satu semester nantinya benar-benar memiliki pengalaman mengenai implementasi ilmu perpustakaan dan kearsipan serta dunia kerja di dalamnya.

Pertemuan antara DPL, pembimbing magang di lapangan, dan mahasiswa magang juga membicarakan dan mengevaluasi kegiatan yang sudah dan akan dilakukan mahasiswa magang. Mahasiswa magang menyampaikan bahwa dalam satu bulan ini kegiatan yang dilakukan bukan hanya terkait langsung dengan kerja pustakawan seperti tentang alur pengolahan buku, tetapi mahasiswa magang juga memiliki tugas untuk menulis berita dalam rangka belajar menjadi pewarta dan berperan aktif dalam kegiatan-kegiatan Dispusip Banyuwangi. Hal ini dimaksudkan agar mahasiswa magang mampu mengimplementasikan pembelajaran yang sudah didapatkan selama ini di bangku kuliah secara langsung di lapangan.

Pada akhir pertemuan, Edy Hariyadi menyinggung tentang konversi mata kuliah yang ditempuh mahasiswa magang. Hal ini kemudian menjadi perbincangan serius bersama untuk menetapkan tugas-tugas konversi mata kuliah disesuaikan dengan Tupoksi dan kegiatan di Dispusip Banyuwangi. (Kontributor: Sasi Nur Aini, mahasiswa Sastra Indonesia)

 

Dosen Pembimbing Lapangan (DPL) Merdeka Belajar Kampus Merdeka (MBKM) Program Studi Sastra Indonesia Edy Hariyadi S.S., M.Si. melakukan kunjungan kepada mahasiswa yang menjalankan magang di Dinas Perpustakaan dan Kearsipan (Dispusip) Kabupaten Banyuwangi pada Rabu (29/9).

Kunjungan ini bertujuan untuk monitoring dan evaluasi (monev) kegiatan magang dua mahasiswa Jurusan Sastra Indonesia FIB UNEJ di Dispusip Banyuwangi yang berjalan sejak awal September 2021. Pada kunjungan ini, Edy Hariyadi bertemu dan melakukan koordinasi dengan Pustakawan Muda Dispusip Banyuwangi Yusup Khoiri, S.STP. yang bertindak selaku pembimbing mahasiswa magang.

Dalam pertemuan ini, Yusup Khoiri selaku pembimbing mahasiswa magang di lapangan menyampaikan bahwa kegiatan magang mahasiswa lebih difokuskan pada kegiatan yang berkaitan dengan penalaran dan implementasi teori. Hal ini dimaksudkan agar mahasiswa yang menjalankan magang selama satu semester nantinya benar-benar memiliki pengalaman mengenai implementasi ilmu perpustakaan dan kearsipan serta dunia kerja di dalamnya.

Pertemuan antara DPL, pembimbing magang di lapangan, dan mahasiswa magang juga membicarakan dan mengevaluasi kegiatan yang sudah dan akan dilakukan mahasiswa magang. Mahasiswa magang menyampaikan bahwa dalam satu bulan ini kegiatan yang dilakukan bukan hanya terkait langsung dengan kerja pustakawan seperti tentang alur pengolahan buku, tetapi mahasiswa magang juga memiliki tugas untuk menulis berita dalam rangka belajar menjadi pewarta dan berperan aktif dalam kegiatan-kegiatan Dispusip Banyuwangi. Hal ini dimaksudkan agar mahasiswa magang mampu mengimplementasikan pembelajaran yang sudah didapatkan selama ini di bangku kuliah secara langsung di lapangan.

Pada akhir pertemuan, Edy Hariyadi menyinggung tentang konversi mata kuliah yang ditempuh mahasiswa magang. Hal ini kemudian menjadi perbincangan serius bersama untuk menetapkan tugas-tugas konversi mata kuliah disesuaikan dengan Tupoksi dan kegiatan di Dispusip Banyuwangi. (Kontributor: Sasi Nur Aini, mahasiswa Sastra Indonesia)

 

Dosen Pembimbing Lapangan (DPL) Merdeka Belajar Kampus Merdeka (MBKM) Program Studi Sastra Indonesia Edy Hariyadi S.S., M.Si. melakukan kunjungan kepada mahasiswa yang menjalankan magang di Dinas Perpustakaan dan Kearsipan (Dispusip) Kabupaten Banyuwangi pada Rabu (29/9).

Kunjungan ini bertujuan untuk monitoring dan evaluasi (monev) kegiatan magang dua mahasiswa Jurusan Sastra Indonesia FIB UNEJ di Dispusip Banyuwangi yang berjalan sejak awal September 2021. Pada kunjungan ini, Edy Hariyadi bertemu dan melakukan koordinasi dengan Pustakawan Muda Dispusip Banyuwangi Yusup Khoiri, S.STP. yang bertindak selaku pembimbing mahasiswa magang.

Dalam pertemuan ini, Yusup Khoiri selaku pembimbing mahasiswa magang di lapangan menyampaikan bahwa kegiatan magang mahasiswa lebih difokuskan pada kegiatan yang berkaitan dengan penalaran dan implementasi teori. Hal ini dimaksudkan agar mahasiswa yang menjalankan magang selama satu semester nantinya benar-benar memiliki pengalaman mengenai implementasi ilmu perpustakaan dan kearsipan serta dunia kerja di dalamnya.

Pertemuan antara DPL, pembimbing magang di lapangan, dan mahasiswa magang juga membicarakan dan mengevaluasi kegiatan yang sudah dan akan dilakukan mahasiswa magang. Mahasiswa magang menyampaikan bahwa dalam satu bulan ini kegiatan yang dilakukan bukan hanya terkait langsung dengan kerja pustakawan seperti tentang alur pengolahan buku, tetapi mahasiswa magang juga memiliki tugas untuk menulis berita dalam rangka belajar menjadi pewarta dan berperan aktif dalam kegiatan-kegiatan Dispusip Banyuwangi. Hal ini dimaksudkan agar mahasiswa magang mampu mengimplementasikan pembelajaran yang sudah didapatkan selama ini di bangku kuliah secara langsung di lapangan.

Pada akhir pertemuan, Edy Hariyadi menyinggung tentang konversi mata kuliah yang ditempuh mahasiswa magang. Hal ini kemudian menjadi perbincangan serius bersama untuk menetapkan tugas-tugas konversi mata kuliah disesuaikan dengan Tupoksi dan kegiatan di Dispusip Banyuwangi. (Kontributor: Sasi Nur Aini, mahasiswa Sastra Indonesia)

 

Dosen Pembimbing Lapangan (DPL) Merdeka Belajar Kampus Merdeka (MBKM) Program Studi Sastra Indonesia Edy Hariyadi S.S., M.Si. melakukan kunjungan kepada mahasiswa yang menjalankan magang di Dinas Perpustakaan dan Kearsipan (Dispusip) Kabupaten Banyuwangi pada Rabu (29/9).

Kunjungan ini bertujuan untuk monitoring dan evaluasi (monev) kegiatan magang dua mahasiswa Jurusan Sastra Indonesia FIB UNEJ di Dispusip Banyuwangi yang berjalan sejak awal September 2021. Pada kunjungan ini, Edy Hariyadi bertemu dan melakukan koordinasi dengan Pustakawan Muda Dispusip Banyuwangi Yusup Khoiri, S.STP. yang bertindak selaku pembimbing mahasiswa magang.

Dalam pertemuan ini, Yusup Khoiri selaku pembimbing mahasiswa magang di lapangan menyampaikan bahwa kegiatan magang mahasiswa lebih difokuskan pada kegiatan yang berkaitan dengan penalaran dan implementasi teori. Hal ini dimaksudkan agar mahasiswa yang menjalankan magang selama satu semester nantinya benar-benar memiliki pengalaman mengenai implementasi ilmu perpustakaan dan kearsipan serta dunia kerja di dalamnya.

Pertemuan antara DPL, pembimbing magang di lapangan, dan mahasiswa magang juga membicarakan dan mengevaluasi kegiatan yang sudah dan akan dilakukan mahasiswa magang. Mahasiswa magang menyampaikan bahwa dalam satu bulan ini kegiatan yang dilakukan bukan hanya terkait langsung dengan kerja pustakawan seperti tentang alur pengolahan buku, tetapi mahasiswa magang juga memiliki tugas untuk menulis berita dalam rangka belajar menjadi pewarta dan berperan aktif dalam kegiatan-kegiatan Dispusip Banyuwangi. Hal ini dimaksudkan agar mahasiswa magang mampu mengimplementasikan pembelajaran yang sudah didapatkan selama ini di bangku kuliah secara langsung di lapangan.

Pada akhir pertemuan, Edy Hariyadi menyinggung tentang konversi mata kuliah yang ditempuh mahasiswa magang. Hal ini kemudian menjadi perbincangan serius bersama untuk menetapkan tugas-tugas konversi mata kuliah disesuaikan dengan Tupoksi dan kegiatan di Dispusip Banyuwangi. (Kontributor: Sasi Nur Aini, mahasiswa Sastra Indonesia)

 

 

Dosen Pembimbing Lapangan (DPL) Merdeka Belajar Kampus Merdeka (MBKM) Program Studi Sastra Indonesia Edy Hariyadi S.S., M.Si. melakukan kunjungan kepada mahasiswa yang menjalankan magang di Dinas Perpustakaan dan Kearsipan (Dispusip) Kabupaten Banyuwangi pada Rabu (29/9).

Kunjungan ini bertujuan untuk monitoring dan evaluasi (monev) kegiatan magang dua mahasiswa Jurusan Sastra Indonesia FIB UNEJ di Dispusip Banyuwangi yang berjalan sejak awal September 2021. Pada kunjungan ini, Edy Hariyadi bertemu dan melakukan koordinasi dengan Pustakawan Muda Dispusip Banyuwangi Yusup Khoiri, S.STP. yang bertindak selaku pembimbing mahasiswa magang.

Dalam pertemuan ini, Yusup Khoiri selaku pembimbing mahasiswa magang di lapangan menyampaikan bahwa kegiatan magang mahasiswa lebih difokuskan pada kegiatan yang berkaitan dengan penalaran dan implementasi teori. Hal ini dimaksudkan agar mahasiswa yang menjalankan magang selama satu semester nantinya benar-benar memiliki pengalaman mengenai implementasi ilmu perpustakaan dan kearsipan serta dunia kerja di dalamnya.

Pertemuan antara DPL, pembimbing magang di lapangan, dan mahasiswa magang juga membicarakan dan mengevaluasi kegiatan yang sudah dan akan dilakukan mahasiswa magang. Mahasiswa magang menyampaikan bahwa dalam satu bulan ini kegiatan yang dilakukan bukan hanya terkait langsung dengan kerja pustakawan seperti tentang alur pengolahan buku, tetapi mahasiswa magang juga memiliki tugas untuk menulis berita dalam rangka belajar menjadi pewarta dan berperan aktif dalam kegiatan-kegiatan Dispusip Banyuwangi. Hal ini dimaksudkan agar mahasiswa magang mampu mengimplementasikan pembelajaran yang sudah didapatkan selama ini di bangku kuliah secara langsung di lapangan.

Pada akhir pertemuan, Edy Hariyadi menyinggung tentang konversi mata kuliah yang ditempuh mahasiswa magang. Hal ini kemudian menjadi perbincangan serius bersama untuk menetapkan tugas-tugas konversi mata kuliah disesuaikan dengan Tupoksi dan kegiatan di Dispusip Banyuwangi. (Kontributor: Sasi Nur Aini, mahasiswa Sastra Indonesia)

 

 

Dosen Pembimbing Lapangan (DPL) Merdeka Belajar Kampus Merdeka (MBKM) Program Studi Sastra Indonesia Edy Hariyadi S.S., M.Si. melakukan kunjungan kepada mahasiswa yang menjalankan magang di Dinas Perpustakaan dan Kearsipan (Dispusip) Kabupaten Banyuwangi pada Rabu (29/9).

Kunjungan ini bertujuan untuk monitoring dan evaluasi (monev) kegiatan magang dua mahasiswa Jurusan Sastra Indonesia FIB UNEJ di Dispusip Banyuwangi yang berjalan sejak awal September 2021. Pada kunjungan ini, Edy Hariyadi bertemu dan melakukan koordinasi dengan Pustakawan Muda Dispusip Banyuwangi Yusup Khoiri, S.STP. yang bertindak selaku pembimbing mahasiswa magang.

Dalam pertemuan ini, Yusup Khoiri selaku pembimbing mahasiswa magang di lapangan menyampaikan bahwa kegiatan magang mahasiswa lebih difokuskan pada kegiatan yang berkaitan dengan penalaran dan implementasi teori. Hal ini dimaksudkan agar mahasiswa yang menjalankan magang selama satu semester nantinya benar-benar memiliki pengalaman mengenai implementasi ilmu perpustakaan dan kearsipan serta dunia kerja di dalamnya.

Pertemuan antara DPL, pembimbing magang di lapangan, dan mahasiswa magang juga membicarakan dan mengevaluasi kegiatan yang sudah dan akan dilakukan mahasiswa magang. Mahasiswa magang menyampaikan bahwa dalam satu bulan ini kegiatan yang dilakukan bukan hanya terkait langsung dengan kerja pustakawan seperti tentang alur pengolahan buku, tetapi mahasiswa magang juga memiliki tugas untuk menulis berita dalam rangka belajar menjadi pewarta dan berperan aktif dalam kegiatan-kegiatan Dispusip Banyuwangi. Hal ini dimaksudkan agar mahasiswa magang mampu mengimplementasikan pembelajaran yang sudah didapatkan selama ini di bangku kuliah secara langsung di lapangan.

Pada akhir pertemuan, Edy Hariyadi menyinggung tentang konversi mata kuliah yang ditempuh mahasiswa magang. Hal ini kemudian menjadi perbincangan serius bersama untuk menetapkan tugas-tugas konversi mata kuliah disesuaikan dengan Tupoksi dan kegiatan di Dispusip Banyuwangi. (Kontributor: Sasi Nur Aini, mahasiswa Sastra Indonesia)

Berikut ini dua artikel berita lainnya yang ditulis mahasiswa magang dan dimuat di website Dispusip Banyuwangi. Llink: 

https://dispusip.banyuwangikab.go.id/dispusip-banyuwangi-gelar-webinar-naskah-kuno-memperingati-hai-2021/

https://dispusip.banyuwangikab.go.id/perpusda-ajak-anak-anak-ikut-rayakan-hari-aksara-internasional-dengan-mendongeng-online/

 

Dosen Pembimbing Lapangan (DPL) Merdeka Belajar Kampus Merdeka (MBKM) Program Studi Sastra Indonesia Edy Hariyadi S.S., M.Si. melakukan kunjungan kepada mahasiswa yang menjalankan magang di Dinas Perpustakaan dan Kearsipan (Dispusip) Kabupaten Banyuwangi pada Rabu (29/9).

Kunjungan ini bertujuan untuk monitoring dan evaluasi (monev) kegiatan magang dua mahasiswa Jurusan Sastra Indonesia FIB UNEJ di Dispusip Banyuwangi yang berjalan sejak awal September 2021. Pada kunjungan ini, Edy Hariyadi bertemu dan melakukan koordinasi dengan Pustakawan Muda Dispusip Banyuwangi Yusup Khoiri, S.STP. yang bertindak selaku pembimbing mahasiswa magang.

Dalam pertemuan ini, Yusup Khoiri selaku pembimbing mahasiswa magang di lapangan menyampaikan bahwa kegiatan magang mahasiswa lebih difokuskan pada kegiatan yang berkaitan dengan penalaran dan implementasi teori. Hal ini dimaksudkan agar mahasiswa yang menjalankan magang selama satu semester nantinya benar-benar memiliki pengalaman mengenai implementasi ilmu perpustakaan dan kearsipan serta dunia kerja di dalamnya.

Pertemuan antara DPL, pembimbing magang di lapangan, dan mahasiswa magang juga membicarakan dan mengevaluasi kegiatan yang sudah dan akan dilakukan mahasiswa magang. Mahasiswa magang menyampaikan bahwa dalam satu bulan ini kegiatan yang dilakukan bukan hanya terkait langsung dengan kerja pustakawan seperti tentang alur pengolahan buku, tetapi mahasiswa magang juga memiliki tugas untuk menulis berita dalam rangka belajar menjadi pewarta dan berperan aktif dalam kegiatan-kegiatan Dispusip Banyuwangi. Hal ini dimaksudkan agar mahasiswa magang mampu mengimplementasikan pembelajaran yang sudah didapatkan selama ini di bangku kuliah secara langsung di lapangan.

Pada akhir pertemuan, Edy Hariyadi menyinggung tentang konversi mata kuliah yang ditempuh mahasiswa magang. Hal ini kemudian menjadi perbincangan serius bersama untuk menetapkan tugas-tugas konversi mata kuliah disesuaikan dengan Tupoksi dan kegiatan di Dispusip Banyuwangi. (Kontributor: Sasi Nur Aini, mahasiswa Sastra Indonesia)

 

Dosen Pembimbing Lapangan (DPL) Merdeka Belajar Kampus Merdeka (MBKM) Program Studi Sastra Indonesia Edy Hariyadi S.S., M.Si. melakukan kunjungan kepada mahasiswa yang menjalankan magang di Dinas Perpustakaan dan Kearsipan (Dispusip) Kabupaten Banyuwangi pada Rabu (29/9).

Kunjungan ini bertujuan untuk monitoring dan evaluasi (monev) kegiatan magang dua mahasiswa Jurusan Sastra Indonesia FIB UNEJ di Dispusip Banyuwangi yang berjalan sejak awal September 2021. Pada kunjungan ini, Edy Hariyadi bertemu dan melakukan koordinasi dengan Pustakawan Muda Dispusip Banyuwangi Yusup Khoiri, S.STP. yang bertindak selaku pembimbing mahasiswa magang.

Dalam pertemuan ini, Yusup Khoiri selaku pembimbing mahasiswa magang di lapangan menyampaikan bahwa kegiatan magang mahasiswa lebih difokuskan pada kegiatan yang berkaitan dengan penalaran dan implementasi teori. Hal ini dimaksudkan agar mahasiswa yang menjalankan magang selama satu semester nantinya benar-benar memiliki pengalaman mengenai implementasi ilmu perpustakaan dan kearsipan serta dunia kerja di dalamnya.

Pertemuan antara DPL, pembimbing magang di lapangan, dan mahasiswa magang juga membicarakan dan mengevaluasi kegiatan yang sudah dan akan dilakukan mahasiswa magang. Mahasiswa magang menyampaikan bahwa dalam satu bulan ini kegiatan yang dilakukan bukan hanya terkait langsung dengan kerja pustakawan seperti tentang alur pengolahan buku, tetapi mahasiswa magang juga memiliki tugas untuk menulis berita dalam rangka belajar menjadi pewarta dan berperan aktif dalam kegiatan-kegiatan Dispusip Banyuwangi. Hal ini dimaksudkan agar mahasiswa magang mampu mengimplementasikan pembelajaran yang sudah didapatkan selama ini di bangku kuliah secara langsung di lapangan.

Pada akhir pertemuan, Edy Hariyadi menyinggung tentang konversi mata kuliah yang ditempuh mahasiswa magang. Hal ini kemudian menjadi perbincangan serius bersama untuk menetapkan tugas-tugas konversi mata kuliah disesuaikan dengan Tupoksi dan kegiatan di Dispusip Banyuwangi. (Kontributor: Sasi Nur Aini, mahasiswa Sastra Indonesia)

 

 

Dosen Pembimbing Lapangan (DPL) Merdeka Belajar Kampus Merdeka (MBKM) Program Studi Sastra Indonesia Edy Hariyadi S.S., M.Si. melakukan kunjungan kepada mahasiswa yang menjalankan magang di Dinas Perpustakaan dan Kearsipan (Dispusip) Kabupaten Banyuwangi pada Rabu (29/9).

Kunjungan ini bertujuan untuk monitoring dan evaluasi (monev) kegiatan magang dua mahasiswa Jurusan Sastra Indonesia FIB UNEJ di Dispusip Banyuwangi yang berjalan sejak awal September 2021. Pada kunjungan ini, Edy Hariyadi bertemu dan melakukan koordinasi dengan Pustakawan Muda Dispusip Banyuwangi Yusup Khoiri, S.STP. yang bertindak selaku pembimbing mahasiswa magang.

Dalam pertemuan ini, Yusup Khoiri selaku pembimbing mahasiswa magang di lapangan menyampaikan bahwa kegiatan magang mahasiswa lebih difokuskan pada kegiatan yang berkaitan dengan penalaran dan implementasi teori. Hal ini dimaksudkan agar mahasiswa yang menjalankan magang selama satu semester nantinya benar-benar memiliki pengalaman mengenai implementasi ilmu perpustakaan dan kearsipan serta dunia kerja di dalamnya.

Pertemuan antara DPL, pembimbing magang di lapangan, dan mahasiswa magang juga membicarakan dan mengevaluasi kegiatan yang sudah dan akan dilakukan mahasiswa magang. Mahasiswa magang menyampaikan bahwa dalam satu bulan ini kegiatan yang dilakukan bukan hanya terkait langsung dengan kerja pustakawan seperti tentang alur pengolahan buku, tetapi mahasiswa magang juga memiliki tugas untuk menulis berita dalam rangka belajar menjadi pewarta dan berperan aktif dalam kegiatan-kegiatan Dispusip Banyuwangi. Hal ini dimaksudkan agar mahasiswa magang mampu mengimplementasikan pembelajaran yang sudah didapatkan selama ini di bangku kuliah secara langsung di lapangan.

Pada akhir pertemuan, Edy Hariyadi menyinggung tentang konversi mata kuliah yang ditempuh mahasiswa magang. Hal ini kemudian menjadi perbincangan serius bersama untuk menetapkan tugas-tugas konversi mata kuliah disesuaikan dengan Tupoksi dan kegiatan di Dispusip Banyuwangi. (Kontributor: Sasi Nur Aini, mahasiswa Sastra Indonesia)

 

Dosen Pembimbing Lapangan (DPL) Merdeka Belajar Kampus Merdeka (MBKM) Program Studi Sastra Indonesia Edy Hariyadi S.S., M.Si. melakukan kunjungan kepada mahasiswa yang menjalankan magang di Dinas Perpustakaan dan Kearsipan (Dispusip) Kabupaten Banyuwangi pada Rabu (29/9).

Kunjungan ini bertujuan untuk monitoring dan evaluasi (monev) kegiatan magang dua mahasiswa Jurusan Sastra Indonesia FIB UNEJ di Dispusip Banyuwangi yang berjalan sejak awal September 2021. Pada kunjungan ini, Edy Hariyadi bertemu dan melakukan koordinasi dengan Pustakawan Muda Dispusip Banyuwangi Yusup Khoiri, S.STP. yang bertindak selaku pembimbing mahasiswa magang.

Dalam pertemuan ini, Yusup Khoiri selaku pembimbing mahasiswa magang di lapangan menyampaikan bahwa kegiatan magang mahasiswa lebih difokuskan pada kegiatan yang berkaitan dengan penalaran dan implementasi teori. Hal ini dimaksudkan agar mahasiswa yang menjalankan magang selama satu semester nantinya benar-benar memiliki pengalaman mengenai implementasi ilmu perpustakaan dan kearsipan serta dunia kerja di dalamnya.

Pertemuan antara DPL, pembimbing magang di lapangan, dan mahasiswa magang juga membicarakan dan mengevaluasi kegiatan yang sudah dan akan dilakukan mahasiswa magang. Mahasiswa magang menyampaikan bahwa dalam satu bulan ini kegiatan yang dilakukan bukan hanya terkait langsung dengan kerja pustakawan seperti tentang alur pengolahan buku, tetapi mahasiswa magang juga memiliki tugas untuk menulis berita dalam rangka belajar menjadi pewarta dan berperan aktif dalam kegiatan-kegiatan Dispusip Banyuwangi. Hal ini dimaksudkan agar mahasiswa magang mampu mengimplementasikan pembelajaran yang sudah didapatkan selama ini di bangku kuliah secara langsung di lapangan.

Pada akhir pertemuan, Edy Hariyadi menyinggung tentang konversi mata kuliah yang ditempuh mahasiswa magang. Hal ini kemudian menjadi perbincangan serius bersama untuk menetapkan tugas-tugas konversi mata kuliah disesuaikan dengan Tupoksi dan kegiatan di Dispusip Banyuwangi. (Kontributor: Sasi Nur Aini, mahasiswa Sastra Indonesia)

 

Dosen Pembimbing Lapangan (DPL) Merdeka Belajar Kampus Merdeka (MBKM) Program Studi Sastra Indonesia Edy Hariyadi S.S., M.Si. melakukan kunjungan kepada mahasiswa yang menjalankan magang di Dinas Perpustakaan dan Kearsipan (Dispusip) Kabupaten Banyuwangi pada Rabu (29/9).

Kunjungan ini bertujuan untuk monitoring dan evaluasi (monev) kegiatan magang dua mahasiswa Jurusan Sastra Indonesia FIB UNEJ di Dispusip Banyuwangi yang berjalan sejak awal September 2021. Pada kunjungan ini, Edy Hariyadi bertemu dan melakukan koordinasi dengan Pustakawan Muda Dispusip Banyuwangi Yusup Khoiri, S.STP. yang bertindak selaku pembimbing mahasiswa magang.

Dalam pertemuan ini, Yusup Khoiri selaku pembimbing mahasiswa magang di lapangan menyampaikan bahwa kegiatan magang mahasiswa lebih difokuskan pada kegiatan yang berkaitan dengan penalaran dan implementasi teori. Hal ini dimaksudkan agar mahasiswa yang menjalankan magang selama satu semester nantinya benar-benar memiliki pengalaman mengenai implementasi ilmu perpustakaan dan kearsipan serta dunia kerja di dalamnya.

Pertemuan antara DPL, pembimbing magang di lapangan, dan mahasiswa magang juga membicarakan dan mengevaluasi kegiatan yang sudah dan akan dilakukan mahasiswa magang. Mahasiswa magang menyampaikan bahwa dalam satu bulan ini kegiatan yang dilakukan bukan hanya terkait langsung dengan kerja pustakawan seperti tentang alur pengolahan buku, tetapi mahasiswa magang juga memiliki tugas untuk menulis berita dalam rangka belajar menjadi pewarta dan berperan aktif dalam kegiatan-kegiatan Dispusip Banyuwangi. Hal ini dimaksudkan agar mahasiswa magang mampu mengimplementasikan pembelajaran yang sudah didapatkan selama ini di bangku kuliah secara langsung di lapangan.

Pada akhir pertemuan, Edy Hariyadi menyinggung tentang konversi mata kuliah yang ditempuh mahasiswa magang. Hal ini kemudian menjadi perbincangan serius bersama untuk menetapkan tugas-tugas konversi mata kuliah disesuaikan dengan Tupoksi dan kegiatan di Dispusip Banyuwangi. (Kontributor: Sasi Nur Aini, mahasiswa Sastra Indonesia)

Dosen Pembimbing Lapangan (DPL) Merdeka Belajar Kampus Merdeka (MBKM) Program Studi Sastra Indonesia Edy Hariyadi S.S., M.Si. melakukan kunjungan kepada mahasiswa yang menjalankan magang di Dinas Perpustakaan dan Kearsipan (Dispusip) Kabupaten Banyuwangi pada Rabu (29/9).

Kunjungan ini bertujuan untuk monitoring dan evaluasi (monev) kegiatan magang dua mahasiswa Jurusan Sastra Indonesia FIB UNEJ di Dispusip Banyuwangi yang berjalan sejak awal September 2021. Pada kunjungan ini, Edy Hariyadi bertemu dan melakukan koordinasi dengan Pustakawan Muda Dispusip Banyuwangi Yusup Khoiri, S.STP. yang bertindak selaku pembimbing mahasiswa magang.

Dalam pertemuan ini, Yusup Khoiri selaku pembimbing mahasiswa magang di lapangan menyampaikan bahwa kegiatan magang mahasiswa lebih difokuskan pada kegiatan yang berkaitan dengan penalaran dan implementasi teori. Hal ini dimaksudkan agar mahasiswa yang menjalankan magang selama satu semester nantinya benar-benar memiliki pengalaman mengenai implementasi ilmu perpustakaan dan kearsipan serta dunia kerja di dalamnya.

Pertemuan antara DPL, pembimbing magang di lapangan, dan mahasiswa magang juga membicarakan dan mengevaluasi kegiatan yang sudah dan akan dilakukan mahasiswa magang. Mahasiswa magang menyampaikan bahwa dalam satu bulan ini kegiatan yang dilakukan bukan hanya terkait langsung dengan kerja pustakawan seperti tentang alur pengolahan buku, tetapi mahasiswa magang juga memiliki tugas untuk menulis berita dalam rangka belajar menjadi pewarta dan berperan aktif dalam kegiatan-kegiatan Dispusip Banyuwangi. Hal ini dimaksudkan agar mahasiswa magang mampu mengimplementasikan pembelajaran yang sudah didapatkan selama ini di bangku kuliah secara langsung di lapangan.

Pada akhir pertemuan, Edy Hariyadi menyinggung tentang konversi mata kuliah yang ditempuh mahasiswa magang. Hal ini kemudian menjadi perbincangan serius bersama untuk menetapkan tugas-tugas konversi mata kuliah disesuaikan dengan Tupoksi dan kegiatan di Dispusip Banyuwangi. (Kontributor: Sasi Nur Aini, mahasiswa Sastra Indonesia)

Artikel berita lainnya yang ditulis mahasiswa magang dan dimuat di website Dispusip Banyuwangi. Link:.

https://dispusip.banyuwangikab.go.id/dispusip-banyuwangi-gelar-webinar-naskah-kuno-memperingati-hai-2021/

https://dispusip.banyuwangikab.go.id/perpusda-ajak-anak-anak-ikut-rayakan-hari-aksara-internasional-dengan-mendongeng-online/

Dosen Pembimbing Lapangan (DPL) Merdeka Belajar Kampus Merdeka (MBKM) Program Studi Sastra Indonesia Edy Hariyadi S.S., M.Si. melakukan kunjungan kepada mahasiswa yang menjalankan magang di Dinas Perpustakaan dan Kearsipan (Dispusip) Kabupaten Banyuwangi pada Rabu (29/9).

Kunjungan ini bertujuan untuk monitoring dan evaluasi (monev) kegiatan magang dua mahasiswa Jurusan Sastra Indonesia FIB UNEJ di Dispusip Banyuwangi yang berjalan sejak awal September 2021. Pada kunjungan ini, Edy Hariyadi bertemu dan melakukan koordinasi dengan Pustakawan Muda Dispusip Banyuwangi Yusup Khoiri, S.STP. yang bertindak selaku pembimbing mahasiswa magang.

Dalam pertemuan ini, Yusup Khoiri selaku pembimbing mahasiswa magang di lapangan menyampaikan bahwa kegiatan magang mahasiswa lebih difokuskan pada kegiatan yang berkaitan dengan penalaran dan implementasi teori. Hal ini dimaksudkan agar mahasiswa yang menjalankan magang selama satu semester nantinya benar-benar memiliki pengalaman mengenai implementasi ilmu perpustakaan dan kearsipan serta dunia kerja di dalamnya.

Pertemuan antara DPL, pembimbing magang di lapangan, dan mahasiswa magang juga membicarakan dan mengevaluasi kegiatan yang sudah dan akan dilakukan mahasiswa magang. Mahasiswa magang menyampaikan bahwa dalam satu bulan ini kegiatan yang dilakukan bukan hanya terkait langsung dengan kerja pustakawan seperti tentang alur pengolahan buku, tetapi mahasiswa magang juga memiliki tugas untuk menulis berita dalam rangka belajar menjadi pewarta dan berperan aktif dalam kegiatan-kegiatan Dispusip Banyuwangi. Hal ini dimaksudkan agar mahasiswa magang mampu mengimplementasikan pembelajaran yang sudah didapatkan selama ini di bangku kuliah secara langsung di lapangan.

Pada akhir pertemuan, Edy Hariyadi menyinggung tentang konversi mata kuliah yang ditempuh mahasiswa magang. Hal ini kemudian menjadi perbincangan serius bersama untuk menetapkan tugas-tugas konversi mata kuliah disesuaikan dengan Tupoksi dan kegiatan di Dispusip Banyuwangi. (Kontributor: Sasi Nur Aini, mahasiswa Sastra Indonesia)

Dosen Pembimbing Lapangan (DPL) Merdeka Belajar Kampus Merdeka (MBKM) Program Studi Sastra Indonesia Edy Hariyadi S.S., M.Si. melakukan kunjungan kepada mahasiswa yang menjalankan magang di Dinas Perpustakaan dan Kearsipan (Dispusip) Kabupaten Banyuwangi pada Rabu (29/9).

Kunjungan ini bertujuan untuk monitoring dan evaluasi (monev) kegiatan magang dua mahasiswa Jurusan Sastra Indonesia FIB UNEJ di Dispusip Banyuwangi yang berjalan sejak awal September 2021. Pada kunjungan ini, Edy Hariyadi bertemu dan melakukan koordinasi dengan Pustakawan Muda Dispusip Banyuwangi Yusup Khoiri, S.STP. yang bertindak selaku pembimbing mahasiswa magang.

Dalam pertemuan ini, Yusup Khoiri selaku pembimbing mahasiswa magang di lapangan menyampaikan bahwa kegiatan magang mahasiswa lebih difokuskan pada kegiatan yang berkaitan dengan penalaran dan implementasi teori. Hal ini dimaksudkan agar mahasiswa yang menjalankan magang selama satu semester nantinya benar-benar memiliki pengalaman mengenai implementasi ilmu perpustakaan dan kearsipan serta dunia kerja di dalamnya.

Pertemuan antara DPL, pembimbing magang di lapangan, dan mahasiswa magang juga membicarakan dan mengevaluasi kegiatan yang sudah dan akan dilakukan mahasiswa magang. Mahasiswa magang menyampaikan bahwa dalam satu bulan ini kegiatan yang dilakukan bukan hanya terkait langsung dengan kerja pustakawan seperti tentang alur pengolahan buku, tetapi mahasiswa magang juga memiliki tugas untuk menulis berita dalam rangka belajar menjadi pewarta dan berperan aktif dalam kegiatan-kegiatan Dispusip Banyuwangi. Hal ini dimaksudkan agar mahasiswa magang mampu mengimplementasikan pembelajaran yang sudah didapatkan selama ini di bangku kuliah secara langsung di lapangan.

Pada akhir pertemuan, Edy Hariyadi menyinggung tentang konversi mata kuliah yang ditempuh mahasiswa magang. Hal ini kemudian menjadi perbincangan serius bersama untuk menetapkan tugas-tugas konversi mata kuliah disesuaikan dengan Tupoksi dan kegiatan di Dispusip Banyuwangi. (Kontributor: Sasi Nur Aini, mahasiswa Sastra Indonesia)

Berikut ini dua artikel berita lainnya yang ditulis mahasiswa magang dan dimuat di website Dispusip Banyuwangi. Llink: 

https://dispusip.banyuwangikab.go.id/dispusip-banyuwangi-gelar-webinar-naskah-kuno-memperingati-hai-2021/

https://dispusip.banyuwangikab.go.id/perpusda-ajak-anak-anak-ikut-rayakan-hari-aksara-internasional-dengan-mendongeng-online/

 

Dosen Pembimbing Lapangan (DPL) Merdeka Belajar Kampus Merdeka (MBKM) Program Studi Sastra Indonesia Edy Hariyadi S.S., M.Si. melakukan kunjungan kepada mahasiswa yang menjalankan magang di Dinas Perpustakaan dan Kearsipan (Dispusip) Kabupaten Banyuwangi pada Rabu (29/9).

Kunjungan ini bertujuan untuk monitoring dan evaluasi (monev) kegiatan magang dua mahasiswa Jurusan Sastra Indonesia FIB UNEJ di Dispusip Banyuwangi yang berjalan sejak awal September 2021. Pada kunjungan ini, Edy Hariyadi bertemu dan melakukan koordinasi dengan Pustakawan Muda Dispusip Banyuwangi Yusup Khoiri, S.STP. yang bertindak selaku pembimbing mahasiswa magang.

Dalam pertemuan ini, Yusup Khoiri selaku pembimbing mahasiswa magang di lapangan menyampaikan bahwa kegiatan magang mahasiswa lebih difokuskan pada kegiatan yang berkaitan dengan penalaran dan implementasi teori. Hal ini dimaksudkan agar mahasiswa yang menjalankan magang selama satu semester nantinya benar-benar memiliki pengalaman mengenai implementasi ilmu perpustakaan dan kearsipan serta dunia kerja di dalamnya.

Pertemuan antara DPL, pembimbing magang di lapangan, dan mahasiswa magang juga membicarakan dan mengevaluasi kegiatan yang sudah dan akan dilakukan mahasiswa magang. Mahasiswa magang menyampaikan bahwa dalam satu bulan ini kegiatan yang dilakukan bukan hanya terkait langsung dengan kerja pustakawan seperti tentang alur pengolahan buku, tetapi mahasiswa magang juga memiliki tugas untuk menulis berita dalam rangka belajar menjadi pewarta dan berperan aktif dalam kegiatan-kegiatan Dispusip Banyuwangi. Hal ini dimaksudkan agar mahasiswa magang mampu mengimplementasikan pembelajaran yang sudah didapatkan selama ini di bangku kuliah secara langsung di lapangan.

Pada akhir pertemuan, Edy Hariyadi menyinggung tentang konversi mata kuliah yang ditempuh mahasiswa magang. Hal ini kemudian menjadi perbincangan serius bersama untuk menetapkan tugas-tugas konversi mata kuliah disesuaikan dengan Tupoksi dan kegiatan di Dispusip Banyuwangi. (Kontributor: Sasi Nur Aini, mahasiswa Sastra Indonesia)

Dosen Pembimbing Lapangan (DPL) Merdeka Belajar Kampus Merdeka (MBKM) Program Studi Sastra Indonesia Edy Hariyadi S.S., M.Si. melakukan kunjungan kepada mahasiswa yang menjalankan magang di Dinas Perpustakaan dan Kearsipan (Dispusip) Kabupaten Banyuwangi pada Rabu (29/9).

Kunjungan ini bertujuan untuk monitoring dan evaluasi (monev) kegiatan magang dua mahasiswa Jurusan Sastra Indonesia FIB UNEJ di Dispusip Banyuwangi yang berjalan sejak awal September 2021. Pada kunjungan ini, Edy Hariyadi bertemu dan melakukan koordinasi dengan Pustakawan Muda Dispusip Banyuwangi Yusup Khoiri, S.STP. yang bertindak selaku pembimbing mahasiswa magang.

Dalam pertemuan ini, Yusup Khoiri selaku pembimbing mahasiswa magang di lapangan menyampaikan bahwa kegiatan magang mahasiswa lebih difokuskan pada kegiatan yang berkaitan dengan penalaran dan implementasi teori. Hal ini dimaksudkan agar mahasiswa yang menjalankan magang selama satu semester nantinya benar-benar memiliki pengalaman mengenai implementasi ilmu perpustakaan dan kearsipan serta dunia kerja di dalamnya.

Pertemuan antara DPL, pembimbing magang di lapangan, dan mahasiswa magang juga membicarakan dan mengevaluasi kegiatan yang sudah dan akan dilakukan mahasiswa magang. Mahasiswa magang menyampaikan bahwa dalam satu bulan ini kegiatan yang dilakukan bukan hanya terkait langsung dengan kerja pustakawan seperti tentang alur pengolahan buku, tetapi mahasiswa magang juga memiliki tugas untuk menulis berita dalam rangka belajar menjadi pewarta dan berperan aktif dalam kegiatan-kegiatan Dispusip Banyuwangi. Hal ini dimaksudkan agar mahasiswa magang mampu mengimplementasikan pembelajaran yang sudah didapatkan selama ini di bangku kuliah secara langsung di lapangan.

Pada akhir pertemuan, Edy Hariyadi menyinggung tentang konversi mata kuliah yang ditempuh mahasiswa magang. Hal ini kemudian menjadi perbincangan serius bersama untuk menetapkan tugas-tugas konversi mata kuliah disesuaikan dengan Tupoksi dan kegiatan di Dispusip Banyuwangi. (Kontributor: Sasi Nur Aini, mahasiswa Sastra Indonesia)

 

 

Dosen Pembimbing Lapangan (DPL) Merdeka Belajar Kampus Merdeka (MBKM) Program Studi Sastra Indonesia Edy Hariyadi S.S., M.Si. melakukan kunjungan kepada mahasiswa yang menjalankan magang di Dinas Perpustakaan dan Kearsipan (Dispusip) Kabupaten Banyuwangi pada Rabu (29/9).

Kunjungan ini bertujuan untuk monitoring dan evaluasi (monev) kegiatan magang dua mahasiswa Jurusan Sastra Indonesia FIB UNEJ di Dispusip Banyuwangi yang berjalan sejak awal September 2021. Pada kunjungan ini, Edy Hariyadi bertemu dan melakukan koordinasi dengan Pustakawan Muda Dispusip Banyuwangi Yusup Khoiri, S.STP. yang bertindak selaku pembimbing mahasiswa magang.

Dalam pertemuan ini, Yusup Khoiri selaku pembimbing mahasiswa magang di lapangan menyampaikan bahwa kegiatan magang mahasiswa lebih difokuskan pada kegiatan yang berkaitan dengan penalaran dan implementasi teori. Hal ini dimaksudkan agar mahasiswa yang menjalankan magang selama satu semester nantinya benar-benar memiliki pengalaman mengenai implementasi ilmu perpustakaan dan kearsipan serta dunia kerja di dalamnya.

Pertemuan antara DPL, pembimbing magang di lapangan, dan mahasiswa magang juga membicarakan dan mengevaluasi kegiatan yang sudah dan akan dilakukan mahasiswa magang. Mahasiswa magang menyampaikan bahwa dalam satu bulan ini kegiatan yang dilakukan bukan hanya terkait langsung dengan kerja pustakawan seperti tentang alur pengolahan buku, tetapi mahasiswa magang juga memiliki tugas untuk menulis berita dalam rangka belajar menjadi pewarta dan berperan aktif dalam kegiatan-kegiatan Dispusip Banyuwangi. Hal ini dimaksudkan agar mahasiswa magang mampu mengimplementasikan pembelajaran yang sudah didapatkan selama ini di bangku kuliah secara langsung di lapangan.

Pada akhir pertemuan, Edy Hariyadi menyinggung tentang konversi mata kuliah yang ditempuh mahasiswa magang. Hal ini kemudian menjadi perbincangan serius bersama untuk menetapkan tugas-tugas konversi mata kuliah disesuaikan dengan Tupoksi dan kegiatan di Dispusip Banyuwangi. (Kontributor: Sasi Nur Aini, mahasiswa Sastra Indonesia)

 

Dosen Pembimbing Lapangan (DPL) Merdeka Belajar Kampus Merdeka (MBKM) Program Studi Sastra Indonesia Edy Hariyadi S.S., M.Si. melakukan kunjungan kepada mahasiswa yang menjalankan magang di Dinas Perpustakaan dan Kearsipan (Dispusip) Kabupaten Banyuwangi pada Rabu (29/9).

Kunjungan ini bertujuan untuk monitoring dan evaluasi (monev) kegiatan magang dua mahasiswa Jurusan Sastra Indonesia FIB UNEJ di Dispusip Banyuwangi yang berjalan sejak awal September 2021. Pada kunjungan ini, Edy Hariyadi bertemu dan melakukan koordinasi dengan Pustakawan Muda Dispusip Banyuwangi Yusup Khoiri, S.STP. yang bertindak selaku pembimbing mahasiswa magang.

Dalam pertemuan ini, Yusup Khoiri selaku pembimbing mahasiswa magang di lapangan menyampaikan bahwa kegiatan magang mahasiswa lebih difokuskan pada kegiatan yang berkaitan dengan penalaran dan implementasi teori. Hal ini dimaksudkan agar mahasiswa yang menjalankan magang selama satu semester nantinya benar-benar memiliki pengalaman mengenai implementasi ilmu perpustakaan dan kearsipan serta dunia kerja di dalamnya.

Pertemuan antara DPL, pembimbing magang di lapangan, dan mahasiswa magang juga membicarakan dan mengevaluasi kegiatan yang sudah dan akan dilakukan mahasiswa magang. Mahasiswa magang menyampaikan bahwa dalam satu bulan ini kegiatan yang dilakukan bukan hanya terkait langsung dengan kerja pustakawan seperti tentang alur pengolahan buku, tetapi mahasiswa magang juga memiliki tugas untuk menulis berita dalam rangka belajar menjadi pewarta dan berperan aktif dalam kegiatan-kegiatan Dispusip Banyuwangi. Hal ini dimaksudkan agar mahasiswa magang mampu mengimplementasikan pembelajaran yang sudah didapatkan selama ini di bangku kuliah secara langsung di lapangan.

Pada akhir pertemuan, Edy Hariyadi menyinggung tentang konversi mata kuliah yang ditempuh mahasiswa magang. Hal ini kemudian menjadi perbincangan serius bersama untuk menetapkan tugas-tugas konversi mata kuliah disesuaikan dengan Tupoksi dan kegiatan di Dispusip Banyuwangi. (Kontributor: Sasi Nur Aini, mahasiswa Sastra Indonesia)

 

Dosen Pembimbing Lapangan (DPL) Merdeka Belajar Kampus Merdeka (MBKM) Program Studi Sastra Indonesia Edy Hariyadi S.S., M.Si. melakukan kunjungan kepada mahasiswa yang menjalankan magang di Dinas Perpustakaan dan Kearsipan (Dispusip) Kabupaten Banyuwangi pada Rabu (29/9).

Kunjungan ini bertujuan untuk monitoring dan evaluasi (monev) kegiatan magang dua mahasiswa Jurusan Sastra Indonesia FIB UNEJ di Dispusip Banyuwangi yang berjalan sejak awal September 2021. Pada kunjungan ini, Edy Hariyadi bertemu dan melakukan koordinasi dengan Pustakawan Muda Dispusip Banyuwangi Yusup Khoiri, S.STP. yang bertindak selaku pembimbing mahasiswa magang.

Dalam pertemuan ini, Yusup Khoiri selaku pembimbing mahasiswa magang di lapangan menyampaikan bahwa kegiatan magang mahasiswa lebih difokuskan pada kegiatan yang berkaitan dengan penalaran dan implementasi teori. Hal ini dimaksudkan agar mahasiswa yang menjalankan magang selama satu semester nantinya benar-benar memiliki pengalaman mengenai implementasi ilmu perpustakaan dan kearsipan serta dunia kerja di dalamnya.

Pertemuan antara DPL, pembimbing magang di lapangan, dan mahasiswa magang juga membicarakan dan mengevaluasi kegiatan yang sudah dan akan dilakukan mahasiswa magang. Mahasiswa magang menyampaikan bahwa dalam satu bulan ini kegiatan yang dilakukan bukan hanya terkait langsung dengan kerja pustakawan seperti tentang alur pengolahan buku, tetapi mahasiswa magang juga memiliki tugas untuk menulis berita dalam rangka belajar menjadi pewarta dan berperan aktif dalam kegiatan-kegiatan Dispusip Banyuwangi. Hal ini dimaksudkan agar mahasiswa magang mampu mengimplementasikan pembelajaran yang sudah didapatkan selama ini di bangku kuliah secara langsung di lapangan.

Pada akhir pertemuan, Edy Hariyadi menyinggung tentang konversi mata kuliah yang ditempuh mahasiswa magang. Hal ini kemudian menjadi perbincangan serius bersama untuk menetapkan tugas-tugas konversi mata kuliah disesuaikan dengan Tupoksi dan kegiatan di Dispusip Banyuwangi. (Kontributor: Sasi Nur Aini, mahasiswa Sastra Indonesia)

Dosen Pembimbing Lapangan (DPL) Merdeka Belajar Kampus Merdeka (MBKM) Program Studi Sastra Indonesia Edy Hariyadi S.S., M.Si. melakukan kunjungan kepada mahasiswa yang menjalankan magang di Dinas Perpustakaan dan Kearsipan (Dispusip) Kabupaten Banyuwangi pada Rabu (29/9).

Kunjungan ini bertujuan untuk monitoring dan evaluasi (monev) kegiatan magang dua mahasiswa Jurusan Sastra Indonesia FIB UNEJ di Dispusip Banyuwangi yang berjalan sejak awal September 2021. Pada kunjungan ini, Edy Hariyadi bertemu dan melakukan koordinasi dengan Pustakawan Muda Dispusip Banyuwangi Yusup Khoiri, S.STP. yang bertindak selaku pembimbing mahasiswa magang.

Dalam pertemuan ini, Yusup Khoiri selaku pembimbing mahasiswa magang di lapangan menyampaikan bahwa kegiatan magang mahasiswa lebih difokuskan pada kegiatan yang berkaitan dengan penalaran dan implementasi teori. Hal ini dimaksudkan agar mahasiswa yang menjalankan magang selama satu semester nantinya benar-benar memiliki pengalaman mengenai implementasi ilmu perpustakaan dan kearsipan serta dunia kerja di dalamnya.

Pertemuan antara DPL, pembimbing magang di lapangan, dan mahasiswa magang juga membicarakan dan mengevaluasi kegiatan yang sudah dan akan dilakukan mahasiswa magang. Mahasiswa magang menyampaikan bahwa dalam satu bulan ini kegiatan yang dilakukan bukan hanya terkait langsung dengan kerja pustakawan seperti tentang alur pengolahan buku, tetapi mahasiswa magang juga memiliki tugas untuk menulis berita dalam rangka belajar menjadi pewarta dan berperan aktif dalam kegiatan-kegiatan Dispusip Banyuwangi. Hal ini dimaksudkan agar mahasiswa magang mampu mengimplementasikan pembelajaran yang sudah didapatkan selama ini di bangku kuliah secara langsung di lapangan.

Pada akhir pertemuan, Edy Hariyadi menyinggung tentang konversi mata kuliah yang ditempuh mahasiswa magang. Hal ini kemudian menjadi perbincangan serius bersama untuk menetapkan tugas-tugas konversi mata kuliah disesuaikan dengan Tupoksi dan kegiatan di Dispusip Banyuwangi. (Kontributor: Sasi Nur Aini, mahasiswa Sastra Indonesia)

 

 

Dosen Pembimbing Lapangan (DPL) Merdeka Belajar Kampus Merdeka (MBKM) Program Studi Sastra Indonesia Edy Hariyadi S.S., M.Si. melakukan kunjungan kepada mahasiswa yang menjalankan magang di Dinas Perpustakaan dan Kearsipan (Dispusip) Kabupaten Banyuwangi pada Rabu (29/9).

Kunjungan ini bertujuan untuk monitoring dan evaluasi (monev) kegiatan magang dua mahasiswa Jurusan Sastra Indonesia FIB UNEJ di Dispusip Banyuwangi yang berjalan sejak awal September 2021. Pada kunjungan ini, Edy Hariyadi bertemu dan melakukan koordinasi dengan Pustakawan Muda Dispusip Banyuwangi Yusup Khoiri, S.STP. yang bertindak selaku pembimbing mahasiswa magang.

Dalam pertemuan ini, Yusup Khoiri selaku pembimbing mahasiswa magang di lapangan menyampaikan bahwa kegiatan magang mahasiswa lebih difokuskan pada kegiatan yang berkaitan dengan penalaran dan implementasi teori. Hal ini dimaksudkan agar mahasiswa yang menjalankan magang selama satu semester nantinya benar-benar memiliki pengalaman mengenai implementasi ilmu perpustakaan dan kearsipan serta dunia kerja di dalamnya.

Pertemuan antara DPL, pembimbing magang di lapangan, dan mahasiswa magang juga membicarakan dan mengevaluasi kegiatan yang sudah dan akan dilakukan mahasiswa magang. Mahasiswa magang menyampaikan bahwa dalam satu bulan ini kegiatan yang dilakukan bukan hanya terkait langsung dengan kerja pustakawan seperti tentang alur pengolahan buku, tetapi mahasiswa magang juga memiliki tugas untuk menulis berita dalam rangka belajar menjadi pewarta dan berperan aktif dalam kegiatan-kegiatan Dispusip Banyuwangi. Hal ini dimaksudkan agar mahasiswa magang mampu mengimplementasikan pembelajaran yang sudah didapatkan selama ini di bangku kuliah secara langsung di lapangan.

Pada akhir pertemuan, Edy Hariyadi menyinggung tentang konversi mata kuliah yang ditempuh mahasiswa magang. Hal ini kemudian menjadi perbincangan serius bersama untuk menetapkan tugas-tugas konversi mata kuliah disesuaikan dengan Tupoksi dan kegiatan di Dispusip Banyuwangi. (Kontributor: Sasi Nur Aini, mahasiswa Sastra Indonesia)

 

 

Dosen Pembimbing Lapangan (DPL) Merdeka Belajar Kampus Merdeka (MBKM) Program Studi Sastra Indonesia Edy Hariyadi S.S., M.Si. melakukan kunjungan kepada mahasiswa yang menjalankan magang di Dinas Perpustakaan dan Kearsipan (Dispusip) Kabupaten Banyuwangi pada Rabu (29/9).

Kunjungan ini bertujuan untuk monitoring dan evaluasi (monev) kegiatan magang dua mahasiswa Jurusan Sastra Indonesia FIB UNEJ di Dispusip Banyuwangi yang berjalan sejak awal September 2021. Pada kunjungan ini, Edy Hariyadi bertemu dan melakukan koordinasi dengan Pustakawan Muda Dispusip Banyuwangi Yusup Khoiri, S.STP. yang bertindak selaku pembimbing mahasiswa magang.

Dalam pertemuan ini, Yusup Khoiri selaku pembimbing mahasiswa magang di lapangan menyampaikan bahwa kegiatan magang mahasiswa lebih difokuskan pada kegiatan yang berkaitan dengan penalaran dan implementasi teori. Hal ini dimaksudkan agar mahasiswa yang menjalankan magang selama satu semester nantinya benar-benar memiliki pengalaman mengenai implementasi ilmu perpustakaan dan kearsipan serta dunia kerja di dalamnya.

Pertemuan antara DPL, pembimbing magang di lapangan, dan mahasiswa magang juga membicarakan dan mengevaluasi kegiatan yang sudah dan akan dilakukan mahasiswa magang. Mahasiswa magang menyampaikan bahwa dalam satu bulan ini kegiatan yang dilakukan bukan hanya terkait langsung dengan kerja pustakawan seperti tentang alur pengolahan buku, tetapi mahasiswa magang juga memiliki tugas untuk menulis berita dalam rangka belajar menjadi pewarta dan berperan aktif dalam kegiatan-kegiatan Dispusip Banyuwangi. Hal ini dimaksudkan agar mahasiswa magang mampu mengimplementasikan pembelajaran yang sudah didapatkan selama ini di bangku kuliah secara langsung di lapangan.

Pada akhir pertemuan, Edy Hariyadi menyinggung tentang konversi mata kuliah yang ditempuh mahasiswa magang. Hal ini kemudian menjadi perbincangan serius bersama untuk menetapkan tugas-tugas konversi mata kuliah disesuaikan dengan Tupoksi dan kegiatan di Dispusip Banyuwangi. (Kontributor: Sasi Nur Aini, mahasiswa Sastra Indonesia)

Berikut ini dua artikel berita lainnya yang ditulis mahasiswa magang dan dimuat di website Dispusip Banyuwangi. Llink: 

https://dispusip.banyuwangikab.go.id/dispusip-banyuwangi-gelar-webinar-naskah-kuno-memperingati-hai-2021/

https://dispusip.banyuwangikab.go.id/perpusda-ajak-anak-anak-ikut-rayakan-hari-aksara-internasional-dengan-mendongeng-online/

 

Dosen Pembimbing Lapangan (DPL) Merdeka Belajar Kampus Merdeka (MBKM) Program Studi Sastra Indonesia Edy Hariyadi S.S., M.Si. melakukan kunjungan kepada mahasiswa yang menjalankan magang di Dinas Perpustakaan dan Kearsipan (Dispusip) Kabupaten Banyuwangi pada Rabu (29/9).

Kunjungan ini bertujuan untuk monitoring dan evaluasi (monev) kegiatan magang dua mahasiswa Jurusan Sastra Indonesia FIB UNEJ di Dispusip Banyuwangi yang berjalan sejak awal September 2021. Pada kunjungan ini, Edy Hariyadi bertemu dan melakukan koordinasi dengan Pustakawan Muda Dispusip Banyuwangi Yusup Khoiri, S.STP. yang bertindak selaku pembimbing mahasiswa magang.

Dalam pertemuan ini, Yusup Khoiri selaku pembimbing mahasiswa magang di lapangan menyampaikan bahwa kegiatan magang mahasiswa lebih difokuskan pada kegiatan yang berkaitan dengan penalaran dan implementasi teori. Hal ini dimaksudkan agar mahasiswa yang menjalankan magang selama satu semester nantinya benar-benar memiliki pengalaman mengenai implementasi ilmu perpustakaan dan kearsipan serta dunia kerja di dalamnya.

Pertemuan antara DPL, pembimbing magang di lapangan, dan mahasiswa magang juga membicarakan dan mengevaluasi kegiatan yang sudah dan akan dilakukan mahasiswa magang. Mahasiswa magang menyampaikan bahwa dalam satu bulan ini kegiatan yang dilakukan bukan hanya terkait langsung dengan kerja pustakawan seperti tentang alur pengolahan buku, tetapi mahasiswa magang juga memiliki tugas untuk menulis berita dalam rangka belajar menjadi pewarta dan berperan aktif dalam kegiatan-kegiatan Dispusip Banyuwangi. Hal ini dimaksudkan agar mahasiswa magang mampu mengimplementasikan pembelajaran yang sudah didapatkan selama ini di bangku kuliah secara langsung di lapangan.

Pada akhir pertemuan, Edy Hariyadi menyinggung tentang konversi mata kuliah yang ditempuh mahasiswa magang. Hal ini kemudian menjadi perbincangan serius bersama untuk menetapkan tugas-tugas konversi mata kuliah disesuaikan dengan Tupoksi dan kegiatan di Dispusip Banyuwangi. (Kontributor: Sasi Nur Aini, mahasiswa Sastra Indonesia)

 

Dosen Pembimbing Lapangan (DPL) Merdeka Belajar Kampus Merdeka (MBKM) Program Studi Sastra Indonesia Edy Hariyadi S.S., M.Si. melakukan kunjungan kepada mahasiswa yang menjalankan magang di Dinas Perpustakaan dan Kearsipan (Dispusip) Kabupaten Banyuwangi pada Rabu (29/9).

Kunjungan ini bertujuan untuk monitoring dan evaluasi (monev) kegiatan magang dua mahasiswa Jurusan Sastra Indonesia FIB UNEJ di Dispusip Banyuwangi yang berjalan sejak awal September 2021. Pada kunjungan ini, Edy Hariyadi bertemu dan melakukan koordinasi dengan Pustakawan Muda Dispusip Banyuwangi Yusup Khoiri, S.STP. yang bertindak selaku pembimbing mahasiswa magang.

Dalam pertemuan ini, Yusup Khoiri selaku pembimbing mahasiswa magang di lapangan menyampaikan bahwa kegiatan magang mahasiswa lebih difokuskan pada kegiatan yang berkaitan dengan penalaran dan implementasi teori. Hal ini dimaksudkan agar mahasiswa yang menjalankan magang selama satu semester nantinya benar-benar memiliki pengalaman mengenai implementasi ilmu perpustakaan dan kearsipan serta dunia kerja di dalamnya.

Pertemuan antara DPL, pembimbing magang di lapangan, dan mahasiswa magang juga membicarakan dan mengevaluasi kegiatan yang sudah dan akan dilakukan mahasiswa magang. Mahasiswa magang menyampaikan bahwa dalam satu bulan ini kegiatan yang dilakukan bukan hanya terkait langsung dengan kerja pustakawan seperti tentang alur pengolahan buku, tetapi mahasiswa magang juga memiliki tugas untuk menulis berita dalam rangka belajar menjadi pewarta dan berperan aktif dalam kegiatan-kegiatan Dispusip Banyuwangi. Hal ini dimaksudkan agar mahasiswa magang mampu mengimplementasikan pembelajaran yang sudah didapatkan selama ini di bangku kuliah secara langsung di lapangan.

Pada akhir pertemuan, Edy Hariyadi menyinggung tentang konversi mata kuliah yang ditempuh mahasiswa magang. Hal ini kemudian menjadi perbincangan serius bersama untuk menetapkan tugas-tugas konversi mata kuliah disesuaikan dengan Tupoksi dan kegiatan di Dispusip Banyuwangi. (Kontributor: Sasi Nur Aini, mahasiswa Sastra Indonesia)

 

 

Dosen Pembimbing Lapangan (DPL) Merdeka Belajar Kampus Merdeka (MBKM) Program Studi Sastra Indonesia Edy Hariyadi S.S., M.Si. melakukan kunjungan kepada mahasiswa yang menjalankan magang di Dinas Perpustakaan dan Kearsipan (Dispusip) Kabupaten Banyuwangi pada Rabu (29/9).

Kunjungan ini bertujuan untuk monitoring dan evaluasi (monev) kegiatan magang dua mahasiswa Jurusan Sastra Indonesia FIB UNEJ di Dispusip Banyuwangi yang berjalan sejak awal September 2021. Pada kunjungan ini, Edy Hariyadi bertemu dan melakukan koordinasi dengan Pustakawan Muda Dispusip Banyuwangi Yusup Khoiri, S.STP. yang bertindak selaku pembimbing mahasiswa magang.

Dalam pertemuan ini, Yusup Khoiri selaku pembimbing mahasiswa magang di lapangan menyampaikan bahwa kegiatan magang mahasiswa lebih difokuskan pada kegiatan yang berkaitan dengan penalaran dan implementasi teori. Hal ini dimaksudkan agar mahasiswa yang menjalankan magang selama satu semester nantinya benar-benar memiliki pengalaman mengenai implementasi ilmu perpustakaan dan kearsipan serta dunia kerja di dalamnya.

Pertemuan antara DPL, pembimbing magang di lapangan, dan mahasiswa magang juga membicarakan dan mengevaluasi kegiatan yang sudah dan akan dilakukan mahasiswa magang. Mahasiswa magang menyampaikan bahwa dalam satu bulan ini kegiatan yang dilakukan bukan hanya terkait langsung dengan kerja pustakawan seperti tentang alur pengolahan buku, tetapi mahasiswa magang juga memiliki tugas untuk menulis berita dalam rangka belajar menjadi pewarta dan berperan aktif dalam kegiatan-kegiatan Dispusip Banyuwangi. Hal ini dimaksudkan agar mahasiswa magang mampu mengimplementasikan pembelajaran yang sudah didapatkan selama ini di bangku kuliah secara langsung di lapangan.

Pada akhir pertemuan, Edy Hariyadi menyinggung tentang konversi mata kuliah yang ditempuh mahasiswa magang. Hal ini kemudian menjadi perbincangan serius bersama untuk menetapkan tugas-tugas konversi mata kuliah disesuaikan dengan Tupoksi dan kegiatan di Dispusip Banyuwangi. (Kontributor: Sasi Nur Aini, mahasiswa Sastra Indonesia)

 

Dosen Pembimbing Lapangan (DPL) Merdeka Belajar Kampus Merdeka (MBKM) Program Studi Sastra Indonesia Edy Hariyadi S.S., M.Si. melakukan kunjungan kepada mahasiswa yang menjalankan magang di Dinas Perpustakaan dan Kearsipan (Dispusip) Kabupaten Banyuwangi pada Rabu (29/9).

Kunjungan ini bertujuan untuk monitoring dan evaluasi (monev) kegiatan magang dua mahasiswa Jurusan Sastra Indonesia FIB UNEJ di Dispusip Banyuwangi yang berjalan sejak awal September 2021. Pada kunjungan ini, Edy Hariyadi bertemu dan melakukan koordinasi dengan Pustakawan Muda Dispusip Banyuwangi Yusup Khoiri, S.STP. yang bertindak selaku pembimbing mahasiswa magang.

Dalam pertemuan ini, Yusup Khoiri selaku pembimbing mahasiswa magang di lapangan menyampaikan bahwa kegiatan magang mahasiswa lebih difokuskan pada kegiatan yang berkaitan dengan penalaran dan implementasi teori. Hal ini dimaksudkan agar mahasiswa yang menjalankan magang selama satu semester nantinya benar-benar memiliki pengalaman mengenai implementasi ilmu perpustakaan dan kearsipan serta dunia kerja di dalamnya.

Pertemuan antara DPL, pembimbing magang di lapangan, dan mahasiswa magang juga membicarakan dan mengevaluasi kegiatan yang sudah dan akan dilakukan mahasiswa magang. Mahasiswa magang menyampaikan bahwa dalam satu bulan ini kegiatan yang dilakukan bukan hanya terkait langsung dengan kerja pustakawan seperti tentang alur pengolahan buku, tetapi mahasiswa magang juga memiliki tugas untuk menulis berita dalam rangka belajar menjadi pewarta dan berperan aktif dalam kegiatan-kegiatan Dispusip Banyuwangi. Hal ini dimaksudkan agar mahasiswa magang mampu mengimplementasikan pembelajaran yang sudah didapatkan selama ini di bangku kuliah secara langsung di lapangan.

Pada akhir pertemuan, Edy Hariyadi menyinggung tentang konversi mata kuliah yang ditempuh mahasiswa magang. Hal ini kemudian menjadi perbincangan serius bersama untuk menetapkan tugas-tugas konversi mata kuliah disesuaikan dengan Tupoksi dan kegiatan di Dispusip Banyuwangi. (Kontributor: Sasi Nur Aini, mahasiswa Sastra Indonesia)

 

Dosen Pembimbing Lapangan (DPL) Merdeka Belajar Kampus Merdeka (MBKM) Program Studi Sastra Indonesia Edy Hariyadi S.S., M.Si. melakukan kunjungan kepada mahasiswa yang menjalankan magang di Dinas Perpustakaan dan Kearsipan (Dispusip) Kabupaten Banyuwangi pada Rabu (29/9).

Kunjungan ini bertujuan untuk monitoring dan evaluasi (monev) kegiatan magang dua mahasiswa Jurusan Sastra Indonesia FIB UNEJ di Dispusip Banyuwangi yang berjalan sejak awal September 2021. Pada kunjungan ini, Edy Hariyadi bertemu dan melakukan koordinasi dengan Pustakawan Muda Dispusip Banyuwangi Yusup Khoiri, S.STP. yang bertindak selaku pembimbing mahasiswa magang.

Dalam pertemuan ini, Yusup Khoiri selaku pembimbing mahasiswa magang di lapangan menyampaikan bahwa kegiatan magang mahasiswa lebih difokuskan pada kegiatan yang berkaitan dengan penalaran dan implementasi teori. Hal ini dimaksudkan agar mahasiswa yang menjalankan magang selama satu semester nantinya benar-benar memiliki pengalaman mengenai implementasi ilmu perpustakaan dan kearsipan serta dunia kerja di dalamnya.

Pertemuan antara DPL, pembimbing magang di lapangan, dan mahasiswa magang juga membicarakan dan mengevaluasi kegiatan yang sudah dan akan dilakukan mahasiswa magang. Mahasiswa magang menyampaikan bahwa dalam satu bulan ini kegiatan yang dilakukan bukan hanya terkait langsung dengan kerja pustakawan seperti tentang alur pengolahan buku, tetapi mahasiswa magang juga memiliki tugas untuk menulis berita dalam rangka belajar menjadi pewarta dan berperan aktif dalam kegiatan-kegiatan Dispusip Banyuwangi. Hal ini dimaksudkan agar mahasiswa magang mampu mengimplementasikan pembelajaran yang sudah didapatkan selama ini di bangku kuliah secara langsung di lapangan.

Pada akhir pertemuan, Edy Hariyadi menyinggung tentang konversi mata kuliah yang ditempuh mahasiswa magang. Hal ini kemudian menjadi perbincangan serius bersama untuk menetapkan tugas-tugas konversi mata kuliah disesuaikan dengan Tupoksi dan kegiatan di Dispusip Banyuwangi. (Kontributor: Sasi Nur Aini, mahasiswa Sastra Indonesia)

Dosen Pembimbing Lapangan (DPL) Merdeka Belajar Kampus Merdeka (MBKM) Program Studi Sastra Indonesia Edy Hariyadi S.S., M.Si. melakukan kunjungan kepada mahasiswa yang menjalankan magang di Dinas Perpustakaan dan Kearsipan (Dispusip) Kabupaten Banyuwangi pada Rabu (29/9).

Kunjungan ini bertujuan untuk monitoring dan evaluasi (monev) kegiatan magang dua mahasiswa Jurusan Sastra Indonesia FIB UNEJ di Dispusip Banyuwangi yang berjalan sejak awal September 2021. Pada kunjungan ini, Edy Hariyadi bertemu dan melakukan koordinasi dengan Pustakawan Muda Dispusip Banyuwangi Yusup Khoiri, S.STP. yang bertindak selaku pembimbing mahasiswa magang.

Dalam pertemuan ini, Yusup Khoiri selaku pembimbing mahasiswa magang di lapangan menyampaikan bahwa kegiatan magang mahasiswa lebih difokuskan pada kegiatan yang berkaitan dengan penalaran dan implementasi teori. Hal ini dimaksudkan agar mahasiswa yang menjalankan magang selama satu semester nantinya benar-benar memiliki pengalaman mengenai implementasi ilmu perpustakaan dan kearsipan serta dunia kerja di dalamnya.

Pertemuan antara DPL, pembimbing magang di lapangan, dan mahasiswa magang juga membicarakan dan mengevaluasi kegiatan yang sudah dan akan dilakukan mahasiswa magang. Mahasiswa magang menyampaikan bahwa dalam satu bulan ini kegiatan yang dilakukan bukan hanya terkait langsung dengan kerja pustakawan seperti tentang alur pengolahan buku, tetapi mahasiswa magang juga memiliki tugas untuk menulis berita dalam rangka belajar menjadi pewarta dan berperan aktif dalam kegiatan-kegiatan Dispusip Banyuwangi. Hal ini dimaksudkan agar mahasiswa magang mampu mengimplementasikan pembelajaran yang sudah didapatkan selama ini di bangku kuliah secara langsung di lapangan.

Pada akhir pertemuan, Edy Hariyadi menyinggung tentang konversi mata kuliah yang ditempuh mahasiswa magang. Hal ini kemudian menjadi perbincangan serius bersama untuk menetapkan tugas-tugas konversi mata kuliah disesuaikan dengan Tupoksi dan kegiatan di Dispusip Banyuwangi. (Kontributor: Sasi Nur Aini, mahasiswa Sastra Indonesia)

Artikel berita lainnya yang ditulis mahasiswa magang dan dimuat di website Dispusip Banyuwangi. Link:.

https://dispusip.banyuwangikab.go.id/dispusip-banyuwangi-gelar-webinar-naskah-kuno-memperingati-hai-2021/

https://dispusip.banyuwangikab.go.id/perpusda-ajak-anak-anak-ikut-rayakan-hari-aksara-internasional-dengan-mendongeng-online/

Dosen Pembimbing Lapangan (DPL) Merdeka Belajar Kampus Merdeka (MBKM) Program Studi Sastra Indonesia Edy Hariyadi S.S., M.Si. melakukan kunjungan kepada mahasiswa yang menjalankan magang di Dinas Perpustakaan dan Kearsipan (Dispusip) Kabupaten Banyuwangi pada Rabu (29/9).

Kunjungan ini bertujuan untuk monitoring dan evaluasi (monev) kegiatan magang dua mahasiswa Jurusan Sastra Indonesia FIB UNEJ di Dispusip Banyuwangi yang berjalan sejak awal September 2021. Pada kunjungan ini, Edy Hariyadi bertemu dan melakukan koordinasi dengan Pustakawan Muda Dispusip Banyuwangi Yusup Khoiri, S.STP. yang bertindak selaku pembimbing mahasiswa magang.

Dalam pertemuan ini, Yusup Khoiri selaku pembimbing mahasiswa magang di lapangan menyampaikan bahwa kegiatan magang mahasiswa lebih difokuskan pada kegiatan yang berkaitan dengan penalaran dan implementasi teori. Hal ini dimaksudkan agar mahasiswa yang menjalankan magang selama satu semester nantinya benar-benar memiliki pengalaman mengenai implementasi ilmu perpustakaan dan kearsipan serta dunia kerja di dalamnya.

Pertemuan antara DPL, pembimbing magang di lapangan, dan mahasiswa magang juga membicarakan dan mengevaluasi kegiatan yang sudah dan akan dilakukan mahasiswa magang. Mahasiswa magang menyampaikan bahwa dalam satu bulan ini kegiatan yang dilakukan bukan hanya terkait langsung dengan kerja pustakawan seperti tentang alur pengolahan buku, tetapi mahasiswa magang juga memiliki tugas untuk menulis berita dalam rangka belajar menjadi pewarta dan berperan aktif dalam kegiatan-kegiatan Dispusip Banyuwangi. Hal ini dimaksudkan agar mahasiswa magang mampu mengimplementasikan pembelajaran yang sudah didapatkan selama ini di bangku kuliah secara langsung di lapangan.

Pada akhir pertemuan, Edy Hariyadi menyinggung tentang konversi mata kuliah yang ditempuh mahasiswa magang. Hal ini kemudian menjadi perbincangan serius bersama untuk menetapkan tugas-tugas konversi mata kuliah disesuaikan dengan Tupoksi dan kegiatan di Dispusip Banyuwangi. (Kontributor: Sasi Nur Aini, mahasiswa Sastra Indonesia)

Dosen Pembimbing Lapangan (DPL) Merdeka Belajar Kampus Merdeka (MBKM) Program Studi Sastra Indonesia Edy Hariyadi S.S., M.Si. melakukan kunjungan kepada mahasiswa yang menjalankan magang di Dinas Perpustakaan dan Kearsipan (Dispusip) Kabupaten Banyuwangi pada Rabu (29/9).

Kunjungan ini bertujuan untuk monitoring dan evaluasi (monev) kegiatan magang dua mahasiswa Jurusan Sastra Indonesia FIB UNEJ di Dispusip Banyuwangi yang berjalan sejak awal September 2021. Pada kunjungan ini, Edy Hariyadi bertemu dan melakukan koordinasi dengan Pustakawan Muda Dispusip Banyuwangi Yusup Khoiri, S.STP. yang bertindak selaku pembimbing mahasiswa magang.

Dalam pertemuan ini, Yusup Khoiri selaku pembimbing mahasiswa magang di lapangan menyampaikan bahwa kegiatan magang mahasiswa lebih difokuskan pada kegiatan yang berkaitan dengan penalaran dan implementasi teori. Hal ini dimaksudkan agar mahasiswa yang menjalankan magang selama satu semester nantinya benar-benar memiliki pengalaman mengenai implementasi ilmu perpustakaan dan kearsipan serta dunia kerja di dalamnya.

Pertemuan antara DPL, pembimbing magang di lapangan, dan mahasiswa magang juga membicarakan dan mengevaluasi kegiatan yang sudah dan akan dilakukan mahasiswa magang. Mahasiswa magang menyampaikan bahwa dalam satu bulan ini kegiatan yang dilakukan bukan hanya terkait langsung dengan kerja pustakawan seperti tentang alur pengolahan buku, tetapi mahasiswa magang juga memiliki tugas untuk menulis berita dalam rangka belajar menjadi pewarta dan berperan aktif dalam kegiatan-kegiatan Dispusip Banyuwangi. Hal ini dimaksudkan agar mahasiswa magang mampu mengimplementasikan pembelajaran yang sudah didapatkan selama ini di bangku kuliah secara langsung di lapangan.

Pada akhir pertemuan, Edy Hariyadi menyinggung tentang konversi mata kuliah yang ditempuh mahasiswa magang. Hal ini kemudian menjadi perbincangan serius bersama untuk menetapkan tugas-tugas konversi mata kuliah disesuaikan dengan Tupoksi dan kegiatan di Dispusip Banyuwangi. (Kontributor: Sasi Nur Aini, mahasiswa Sastra Indonesia)

Berikut ini dua artikel berita lainnya yang ditulis mahasiswa magang dan dimuat di website Dispusip Banyuwangi. Llink: 

https://dispusip.banyuwangikab.go.id/dispusip-banyuwangi-gelar-webinar-naskah-kuno-memperingati-hai-2021/

https://dispusip.banyuwangikab.go.id/perpusda-ajak-anak-anak-ikut-rayakan-hari-aksara-internasional-dengan-mendongeng-online/

 

Dosen Pembimbing Lapangan (DPL) Merdeka Belajar Kampus Merdeka (MBKM) Program Studi Sastra Indonesia Edy Hariyadi S.S., M.Si. melakukan kunjungan kepada mahasiswa yang menjalankan magang di Dinas Perpustakaan dan Kearsipan (Dispusip) Kabupaten Banyuwangi pada Rabu (29/9).

Kunjungan ini bertujuan untuk monitoring dan evaluasi (monev) kegiatan magang dua mahasiswa Jurusan Sastra Indonesia FIB UNEJ di Dispusip Banyuwangi yang berjalan sejak awal September 2021. Pada kunjungan ini, Edy Hariyadi bertemu dan melakukan koordinasi dengan Pustakawan Muda Dispusip Banyuwangi Yusup Khoiri, S.STP. yang bertindak selaku pembimbing mahasiswa magang.

Dalam pertemuan ini, Yusup Khoiri selaku pembimbing mahasiswa magang di lapangan menyampaikan bahwa kegiatan magang mahasiswa lebih difokuskan pada kegiatan yang berkaitan dengan penalaran dan implementasi teori. Hal ini dimaksudkan agar mahasiswa yang menjalankan magang selama satu semester nantinya benar-benar memiliki pengalaman mengenai implementasi ilmu perpustakaan dan kearsipan serta dunia kerja di dalamnya.

Pertemuan antara DPL, pembimbing magang di lapangan, dan mahasiswa magang juga membicarakan dan mengevaluasi kegiatan yang sudah dan akan dilakukan mahasiswa magang. Mahasiswa magang menyampaikan bahwa dalam satu bulan ini kegiatan yang dilakukan bukan hanya terkait langsung dengan kerja pustakawan seperti tentang alur pengolahan buku, tetapi mahasiswa magang juga memiliki tugas untuk menulis berita dalam rangka belajar menjadi pewarta dan berperan aktif dalam kegiatan-kegiatan Dispusip Banyuwangi. Hal ini dimaksudkan agar mahasiswa magang mampu mengimplementasikan pembelajaran yang sudah didapatkan selama ini di bangku kuliah secara langsung di lapangan.

Pada akhir pertemuan, Edy Hariyadi menyinggung tentang konversi mata kuliah yang ditempuh mahasiswa magang. Hal ini kemudian menjadi perbincangan serius bersama untuk menetapkan tugas-tugas konversi mata kuliah disesuaikan dengan Tupoksi dan kegiatan di Dispusip Banyuwangi. (Kontributor: Sasi Nur Aini, mahasiswa Sastra Indonesia)

Dosen Pembimbing Lapangan (DPL) Merdeka Belajar Kampus Merdeka (MBKM) Program Studi Sastra Indonesia Edy Hariyadi S.S., M.Si. melakukan kunjungan kepada mahasiswa yang menjalankan magang di Dinas Perpustakaan dan Kearsipan (Dispusip) Kabupaten Banyuwangi pada Rabu (29/9).

Kunjungan ini bertujuan untuk monitoring dan evaluasi (monev) kegiatan magang dua mahasiswa Jurusan Sastra Indonesia FIB UNEJ di Dispusip Banyuwangi yang berjalan sejak awal September 2021. Pada kunjungan ini, Edy Hariyadi bertemu dan melakukan koordinasi dengan Pustakawan Muda Dispusip Banyuwangi Yusup Khoiri, S.STP. yang bertindak selaku pembimbing mahasiswa magang.

Dalam pertemuan ini, Yusup Khoiri selaku pembimbing mahasiswa magang di lapangan menyampaikan bahwa kegiatan magang mahasiswa lebih difokuskan pada kegiatan yang berkaitan dengan penalaran dan implementasi teori. Hal ini dimaksudkan agar mahasiswa yang menjalankan magang selama satu semester nantinya benar-benar memiliki pengalaman mengenai implementasi ilmu perpustakaan dan kearsipan serta dunia kerja di dalamnya.

Pertemuan antara DPL, pembimbing magang di lapangan, dan mahasiswa magang juga membicarakan dan mengevaluasi kegiatan yang sudah dan akan dilakukan mahasiswa magang. Mahasiswa magang menyampaikan bahwa dalam satu bulan ini kegiatan yang dilakukan bukan hanya terkait langsung dengan kerja pustakawan seperti tentang alur pengolahan buku, tetapi mahasiswa magang juga memiliki tugas untuk menulis berita dalam rangka belajar menjadi pewarta dan berperan aktif dalam kegiatan-kegiatan Dispusip Banyuwangi. Hal ini dimaksudkan agar mahasiswa magang mampu mengimplementasikan pembelajaran yang sudah didapatkan selama ini di bangku kuliah secara langsung di lapangan.

Pada akhir pertemuan, Edy Hariyadi menyinggung tentang konversi mata kuliah yang ditempuh mahasiswa magang. Hal ini kemudian menjadi perbincangan serius bersama untuk menetapkan tugas-tugas konversi mata kuliah disesuaikan dengan Tupoksi dan kegiatan di Dispusip Banyuwangi. (Kontributor: Sasi Nur Aini, mahasiswa Sastra Indonesia)

 

 

Dosen Pembimbing Lapangan (DPL) Merdeka Belajar Kampus Merdeka (MBKM) Program Studi Sastra Indonesia Edy Hariyadi S.S., M.Si. melakukan kunjungan kepada mahasiswa yang menjalankan magang di Dinas Perpustakaan dan Kearsipan (Dispusip) Kabupaten Banyuwangi pada Rabu (29/9).

Kunjungan ini bertujuan untuk monitoring dan evaluasi (monev) kegiatan magang dua mahasiswa Jurusan Sastra Indonesia FIB UNEJ di Dispusip Banyuwangi yang berjalan sejak awal September 2021. Pada kunjungan ini, Edy Hariyadi bertemu dan melakukan koordinasi dengan Pustakawan Muda Dispusip Banyuwangi Yusup Khoiri, S.STP. yang bertindak selaku pembimbing mahasiswa magang.

Dalam pertemuan ini, Yusup Khoiri selaku pembimbing mahasiswa magang di lapangan menyampaikan bahwa kegiatan magang mahasiswa lebih difokuskan pada kegiatan yang berkaitan dengan penalaran dan implementasi teori. Hal ini dimaksudkan agar mahasiswa yang menjalankan magang selama satu semester nantinya benar-benar memiliki pengalaman mengenai implementasi ilmu perpustakaan dan kearsipan serta dunia kerja di dalamnya.

Pertemuan antara DPL, pembimbing magang di lapangan, dan mahasiswa magang juga membicarakan dan mengevaluasi kegiatan yang sudah dan akan dilakukan mahasiswa magang. Mahasiswa magang menyampaikan bahwa dalam satu bulan ini kegiatan yang dilakukan bukan hanya terkait langsung dengan kerja pustakawan seperti tentang alur pengolahan buku, tetapi mahasiswa magang juga memiliki tugas untuk menulis berita dalam rangka belajar menjadi pewarta dan berperan aktif dalam kegiatan-kegiatan Dispusip Banyuwangi. Hal ini dimaksudkan agar mahasiswa magang mampu mengimplementasikan pembelajaran yang sudah didapatkan selama ini di bangku kuliah secara langsung di lapangan.

Pada akhir pertemuan, Edy Hariyadi menyinggung tentang konversi mata kuliah yang ditempuh mahasiswa magang. Hal ini kemudian menjadi perbincangan serius bersama untuk menetapkan tugas-tugas konversi mata kuliah disesuaikan dengan Tupoksi dan kegiatan di Dispusip Banyuwangi. (Kontributor: Sasi Nur Aini, mahasiswa Sastra Indonesia)

 

Dosen Pembimbing Lapangan (DPL) Merdeka Belajar Kampus Merdeka (MBKM) Program Studi Sastra Indonesia Edy Hariyadi S.S., M.Si. melakukan kunjungan kepada mahasiswa yang menjalankan magang di Dinas Perpustakaan dan Kearsipan (Dispusip) Kabupaten Banyuwangi pada Rabu (29/9).

Kunjungan ini bertujuan untuk monitoring dan evaluasi (monev) kegiatan magang dua mahasiswa Jurusan Sastra Indonesia FIB UNEJ di Dispusip Banyuwangi yang berjalan sejak awal September 2021. Pada kunjungan ini, Edy Hariyadi bertemu dan melakukan koordinasi dengan Pustakawan Muda Dispusip Banyuwangi Yusup Khoiri, S.STP. yang bertindak selaku pembimbing mahasiswa magang.

Dalam pertemuan ini, Yusup Khoiri selaku pembimbing mahasiswa magang di lapangan menyampaikan bahwa kegiatan magang mahasiswa lebih difokuskan pada kegiatan yang berkaitan dengan penalaran dan implementasi teori. Hal ini dimaksudkan agar mahasiswa yang menjalankan magang selama satu semester nantinya benar-benar memiliki pengalaman mengenai implementasi ilmu perpustakaan dan kearsipan serta dunia kerja di dalamnya.

Pertemuan antara DPL, pembimbing magang di lapangan, dan mahasiswa magang juga membicarakan dan mengevaluasi kegiatan yang sudah dan akan dilakukan mahasiswa magang. Mahasiswa magang menyampaikan bahwa dalam satu bulan ini kegiatan yang dilakukan bukan hanya terkait langsung dengan kerja pustakawan seperti tentang alur pengolahan buku, tetapi mahasiswa magang juga memiliki tugas untuk menulis berita dalam rangka belajar menjadi pewarta dan berperan aktif dalam kegiatan-kegiatan Dispusip Banyuwangi. Hal ini dimaksudkan agar mahasiswa magang mampu mengimplementasikan pembelajaran yang sudah didapatkan selama ini di bangku kuliah secara langsung di lapangan.

Pada akhir pertemuan, Edy Hariyadi menyinggung tentang konversi mata kuliah yang ditempuh mahasiswa magang. Hal ini kemudian menjadi perbincangan serius bersama untuk menetapkan tugas-tugas konversi mata kuliah disesuaikan dengan Tupoksi dan kegiatan di Dispusip Banyuwangi. (Kontributor: Sasi Nur Aini, mahasiswa Sastra Indonesia)

 

Dosen Pembimbing Lapangan (DPL) Merdeka Belajar Kampus Merdeka (MBKM) Program Studi Sastra Indonesia Edy Hariyadi S.S., M.Si. melakukan kunjungan kepada mahasiswa yang menjalankan magang di Dinas Perpustakaan dan Kearsipan (Dispusip) Kabupaten Banyuwangi pada Rabu (29/9).

Kunjungan ini bertujuan untuk monitoring dan evaluasi (monev) kegiatan magang dua mahasiswa Jurusan Sastra Indonesia FIB UNEJ di Dispusip Banyuwangi yang berjalan sejak awal September 2021. Pada kunjungan ini, Edy Hariyadi bertemu dan melakukan koordinasi dengan Pustakawan Muda Dispusip Banyuwangi Yusup Khoiri, S.STP. yang bertindak selaku pembimbing mahasiswa magang.

Dalam pertemuan ini, Yusup Khoiri selaku pembimbing mahasiswa magang di lapangan menyampaikan bahwa kegiatan magang mahasiswa lebih difokuskan pada kegiatan yang berkaitan dengan penalaran dan implementasi teori. Hal ini dimaksudkan agar mahasiswa yang menjalankan magang selama satu semester nantinya benar-benar memiliki pengalaman mengenai implementasi ilmu perpustakaan dan kearsipan serta dunia kerja di dalamnya.

Pertemuan antara DPL, pembimbing magang di lapangan, dan mahasiswa magang juga membicarakan dan mengevaluasi kegiatan yang sudah dan akan dilakukan mahasiswa magang. Mahasiswa magang menyampaikan bahwa dalam satu bulan ini kegiatan yang dilakukan bukan hanya terkait langsung dengan kerja pustakawan seperti tentang alur pengolahan buku, tetapi mahasiswa magang juga memiliki tugas untuk menulis berita dalam rangka belajar menjadi pewarta dan berperan aktif dalam kegiatan-kegiatan Dispusip Banyuwangi. Hal ini dimaksudkan agar mahasiswa magang mampu mengimplementasikan pembelajaran yang sudah didapatkan selama ini di bangku kuliah secara langsung di lapangan.

Pada akhir pertemuan, Edy Hariyadi menyinggung tentang konversi mata kuliah yang ditempuh mahasiswa magang. Hal ini kemudian menjadi perbincangan serius bersama untuk menetapkan tugas-tugas konversi mata kuliah disesuaikan dengan Tupoksi dan kegiatan di Dispusip Banyuwangi. (Kontributor: Sasi Nur Aini, mahasiswa Sastra Indonesia)

Dosen Pembimbing Lapangan (DPL) Merdeka Belajar Kampus Merdeka (MBKM) Program Studi Sastra Indonesia Edy Hariyadi S.S., M.Si. melakukan kunjungan kepada mahasiswa yang menjalankan magang di Dinas Perpustakaan dan Kearsipan (Dispusip) Kabupaten Banyuwangi pada Rabu (29/9).

Kunjungan ini bertujuan untuk monitoring dan evaluasi (monev) kegiatan magang dua mahasiswa Jurusan Sastra Indonesia FIB UNEJ di Dispusip Banyuwangi yang berjalan sejak awal September 2021. Pada kunjungan ini, Edy Hariyadi bertemu dan melakukan koordinasi dengan Pustakawan Muda Dispusip Banyuwangi Yusup Khoiri, S.STP. yang bertindak selaku pembimbing mahasiswa magang.

Dalam pertemuan ini, Yusup Khoiri selaku pembimbing mahasiswa magang di lapangan menyampaikan bahwa kegiatan magang mahasiswa lebih difokuskan pada kegiatan yang berkaitan dengan penalaran dan implementasi teori. Hal ini dimaksudkan agar mahasiswa yang menjalankan magang selama satu semester nantinya benar-benar memiliki pengalaman mengenai implementasi ilmu perpustakaan dan kearsipan serta dunia kerja di dalamnya.

Pertemuan antara DPL, pembimbing magang di lapangan, dan mahasiswa magang juga membicarakan dan mengevaluasi kegiatan yang sudah dan akan dilakukan mahasiswa magang. Mahasiswa magang menyampaikan bahwa dalam satu bulan ini kegiatan yang dilakukan bukan hanya terkait langsung dengan kerja pustakawan seperti tentang alur pengolahan buku, tetapi mahasiswa magang juga memiliki tugas untuk menulis berita dalam rangka belajar menjadi pewarta dan berperan aktif dalam kegiatan-kegiatan Dispusip Banyuwangi. Hal ini dimaksudkan agar mahasiswa magang mampu mengimplementasikan pembelajaran yang sudah didapatkan selama ini di bangku kuliah secara langsung di lapangan.

Pada akhir pertemuan, Edy Hariyadi menyinggung tentang konversi mata kuliah yang ditempuh mahasiswa magang. Hal ini kemudian menjadi perbincangan serius bersama untuk menetapkan tugas-tugas konversi mata kuliah disesuaikan dengan Tupoksi dan kegiatan di Dispusip Banyuwangi. (Kontributor: Sasi Nur Aini, mahasiswa Sastra Indonesia)

Dosen Pembimbing Lapangan (DPL) Merdeka Belajar Kampus Merdeka (MBKM) Program Studi Sastra Indonesia Edy Hariyadi S.S., M.Si. melakukan kunjungan kepada mahasiswa yang menjalankan magang di Dinas Perpustakaan dan Kearsipan (Dispusip) Kabupaten Banyuwangi pada Rabu (29/9).

Kunjungan ini bertujuan untuk monitoring dan evaluasi (monev) kegiatan magang dua mahasiswa Jurusan Sastra Indonesia FIB UNEJ di Dispusip Banyuwangi yang berjalan sejak awal September 2021. Pada kunjungan ini, Edy Hariyadi bertemu dan melakukan koordinasi dengan Pustakawan Muda Dispusip Banyuwangi Yusup Khoiri, S.STP. yang bertindak selaku pembimbing mahasiswa magang.

Dalam pertemuan ini, Yusup Khoiri selaku pembimbing mahasiswa magang di lapangan menyampaikan bahwa kegiatan magang mahasiswa lebih difokuskan pada kegiatan yang berkaitan dengan penalaran dan implementasi teori. Hal ini dimaksudkan agar mahasiswa yang menjalankan magang selama satu semester nantinya benar-benar memiliki pengalaman mengenai implementasi ilmu perpustakaan dan kearsipan serta dunia kerja di dalamnya.

Pertemuan antara DPL, pembimbing magang di lapangan, dan mahasiswa magang juga membicarakan dan mengevaluasi kegiatan yang sudah dan akan dilakukan mahasiswa magang. Mahasiswa magang menyampaikan bahwa dalam satu bulan ini kegiatan yang dilakukan bukan hanya terkait langsung dengan kerja pustakawan seperti tentang alur pengolahan buku, tetapi mahasiswa magang juga memiliki tugas untuk menulis berita dalam rangka belajar menjadi pewarta dan berperan aktif dalam kegiatan-kegiatan Dispusip Banyuwangi. Hal ini dimaksudkan agar mahasiswa magang mampu mengimplementasikan pembelajaran yang sudah didapatkan selama ini di bangku kuliah secara langsung di lapangan.

Pada akhir pertemuan, Edy Hariyadi menyinggung tentang konversi mata kuliah yang ditempuh mahasiswa magang. Hal ini kemudian menjadi perbincangan serius bersama untuk menetapkan tugas-tugas konversi mata kuliah disesuaikan dengan Tupoksi dan kegiatan di Dispusip Banyuwangi. (Kontributor: Sasi Nur Aini, mahasiswa Sastra Indonesia)

Dosen Pembimbing Lapangan (DPL) Merdeka Belajar Kampus Merdeka (MBKM) Program Studi Sastra Indonesia Edy Hariyadi S.S., M.Si. melakukan kunjungan kepada mahasiswa yang menjalankan magang di Dinas Perpustakaan dan Kearsipan (Dispusip) Kabupaten Banyuwangi pada Rabu (29/9).

Kunjungan ini bertujuan untuk monitoring dan evaluasi (monev) kegiatan magang dua mahasiswa Jurusan Sastra Indonesia FIB UNEJ di Dispusip Banyuwangi yang berjalan sejak awal September 2021. Pada kunjungan ini, Edy Hariyadi bertemu dan melakukan koordinasi dengan Pustakawan Muda Dispusip Banyuwangi Yusup Khoiri, S.STP. yang bertindak selaku pembimbing mahasiswa magang.

Dalam pertemuan ini, Yusup Khoiri selaku pembimbing mahasiswa magang di lapangan menyampaikan bahwa kegiatan magang mahasiswa lebih difokuskan pada kegiatan yang berkaitan dengan penalaran dan implementasi teori. Hal ini dimaksudkan agar mahasiswa yang menjalankan magang selama satu semester nantinya benar-benar memiliki pengalaman mengenai implementasi ilmu perpustakaan dan kearsipan serta dunia kerja di dalamnya.

Pertemuan antara DPL, pembimbing magang di lapangan, dan mahasiswa magang juga membicarakan dan mengevaluasi kegiatan yang sudah dan akan dilakukan mahasiswa magang. Mahasiswa magang menyampaikan bahwa dalam satu bulan ini kegiatan yang dilakukan bukan hanya terkait langsung dengan kerja pustakawan seperti tentang alur pengolahan buku, tetapi mahasiswa magang juga memiliki tugas untuk menulis berita dalam rangka belajar menjadi pewarta dan berperan aktif dalam kegiatan-kegiatan Dispusip Banyuwangi. Hal ini dimaksudkan agar mahasiswa magang mampu mengimplementasikan pembelajaran yang sudah didapatkan selama ini di bangku kuliah secara langsung di lapangan.

Pada akhir pertemuan, Edy Hariyadi menyinggung tentang konversi mata kuliah yang ditempuh mahasiswa magang. Hal ini kemudian menjadi perbincangan serius bersama untuk menetapkan tugas-tugas konversi mata kuliah disesuaikan dengan Tupoksi dan kegiatan di Dispusip Banyuwangi. (Kontributor: Sasi Nur Aini, mahasiswa Sastra Indonesia)

Berikut ini dua artikel berita lainnya yang ditulis mahasiswa magang dan dimuat di website Dispusip Banyuwangi. Llink: 

https://dispusip.banyuwangikab.go.id/dispusip-banyuwangi-gelar-webinar-naskah-kuno-memperingati-hai-2021/

https://dispusip.banyuwangikab.go.id/perpusda-ajak-anak-anak-ikut-rayakan-hari-aksara-internasional-dengan-mendongeng-online/

 

Dosen Pembimbing Lapangan (DPL) Merdeka Belajar Kampus Merdeka (MBKM) Program Studi Sastra Indonesia Edy Hariyadi S.S., M.Si. melakukan kunjungan kepada mahasiswa yang menjalankan magang di Dinas Perpustakaan dan Kearsipan (Dispusip) Kabupaten Banyuwangi pada Rabu (29/9).

Kunjungan ini bertujuan untuk monitoring dan evaluasi (monev) kegiatan magang dua mahasiswa Jurusan Sastra Indonesia FIB UNEJ di Dispusip Banyuwangi yang berjalan sejak awal September 2021. Pada kunjungan ini, Edy Hariyadi bertemu dan melakukan koordinasi dengan Pustakawan Muda Dispusip Banyuwangi Yusup Khoiri, S.STP. yang bertindak selaku pembimbing mahasiswa magang.

Dalam pertemuan ini, Yusup Khoiri selaku pembimbing mahasiswa magang di lapangan menyampaikan bahwa kegiatan magang mahasiswa lebih difokuskan pada kegiatan yang berkaitan dengan penalaran dan implementasi teori. Hal ini dimaksudkan agar mahasiswa yang menjalankan magang selama satu semester nantinya benar-benar memiliki pengalaman mengenai implementasi ilmu perpustakaan dan kearsipan serta dunia kerja di dalamnya.

Pertemuan antara DPL, pembimbing magang di lapangan, dan mahasiswa magang juga membicarakan dan mengevaluasi kegiatan yang sudah dan akan dilakukan mahasiswa magang. Mahasiswa magang menyampaikan bahwa dalam satu bulan ini kegiatan yang dilakukan bukan hanya terkait langsung dengan kerja pustakawan seperti tentang alur pengolahan buku, tetapi mahasiswa magang juga memiliki tugas untuk menulis berita dalam rangka belajar menjadi pewarta dan berperan aktif dalam kegiatan-kegiatan Dispusip Banyuwangi. Hal ini dimaksudkan agar mahasiswa magang mampu mengimplementasikan pembelajaran yang sudah didapatkan selama ini di bangku kuliah secara langsung di lapangan.

Pada akhir pertemuan, Edy Hariyadi menyinggung tentang konversi mata kuliah yang ditempuh mahasiswa magang. Hal ini kemudian menjadi perbincangan serius bersama untuk menetapkan tugas-tugas konversi mata kuliah disesuaikan dengan Tupoksi dan kegiatan di Dispusip Banyuwangi. (Kontributor: Sasi Nur Aini, mahasiswa Sastra Indonesia)

Dosen Pembimbing Lapangan (DPL) Merdeka Belajar Kampus Merdeka (MBKM) Program Studi Sastra Indonesia Edy Hariyadi S.S., M.Si. melakukan kunjungan kepada mahasiswa yang menjalankan magang di Dinas Perpustakaan dan Kearsipan (Dispusip) Kabupaten Banyuwangi pada Rabu (29/9).

Kunjungan ini bertujuan untuk monitoring dan evaluasi (monev) kegiatan magang dua mahasiswa Jurusan Sastra Indonesia FIB UNEJ di Dispusip Banyuwangi yang berjalan sejak awal September 2021. Pada kunjungan ini, Edy Hariyadi bertemu dan melakukan koordinasi dengan Pustakawan Muda Dispusip Banyuwangi Yusup Khoiri, S.STP. yang bertindak selaku pembimbing mahasiswa magang.

Dalam pertemuan ini, Yusup Khoiri selaku pembimbing mahasiswa magang di lapangan menyampaikan bahwa kegiatan magang mahasiswa lebih difokuskan pada kegiatan yang berkaitan dengan penalaran dan implementasi teori. Hal ini dimaksudkan agar mahasiswa yang menjalankan magang selama satu semester nantinya benar-benar memiliki pengalaman mengenai implementasi ilmu perpustakaan dan kearsipan serta dunia kerja di dalamnya.

Pertemuan antara DPL, pembimbing magang di lapangan, dan mahasiswa magang juga membicarakan dan mengevaluasi kegiatan yang sudah dan akan dilakukan mahasiswa magang. Mahasiswa magang menyampaikan bahwa dalam satu bulan ini kegiatan yang dilakukan bukan hanya terkait langsung dengan kerja pustakawan seperti tentang alur pengolahan buku, tetapi mahasiswa magang juga memiliki tugas untuk menulis berita dalam rangka belajar menjadi pewarta dan berperan aktif dalam kegiatan-kegiatan Dispusip Banyuwangi. Hal ini dimaksudkan agar mahasiswa magang mampu mengimplementasikan pembelajaran yang sudah didapatkan selama ini di bangku kuliah secara langsung di lapangan.

Pada akhir pertemuan, Edy Hariyadi menyinggung tentang konversi mata kuliah yang ditempuh mahasiswa magang. Hal ini kemudian menjadi perbincangan serius bersama untuk menetapkan tugas-tugas konversi mata kuliah disesuaikan dengan Tupoksi dan kegiatan di Dispusip Banyuwangi. (Kontributor: Sasi Nur Aini, mahasiswa Sastra Indonesia)

Dosen Pembimbing Lapangan (DPL) Merdeka Belajar Kampus Merdeka (MBKM) Program Studi Sastra Indonesia Edy Hariyadi S.S., M.Si. melakukan kunjungan kepada mahasiswa yang menjalankan magang di Dinas Perpustakaan dan Kearsipan (Dispusip) Kabupaten Banyuwangi pada Rabu (29/9).

Kunjungan ini bertujuan untuk monitoring dan evaluasi (monev) kegiatan magang dua mahasiswa Jurusan Sastra Indonesia FIB UNEJ di Dispusip Banyuwangi yang berjalan sejak awal September 2021. Pada kunjungan ini, Edy Hariyadi bertemu dan melakukan koordinasi dengan Pustakawan Muda Dispusip Banyuwangi Yusup Khoiri, S.STP. yang bertindak selaku pembimbing mahasiswa magang.

Dalam pertemuan ini, Yusup Khoiri selaku pembimbing mahasiswa magang di lapangan menyampaikan bahwa kegiatan magang mahasiswa lebih difokuskan pada kegiatan yang berkaitan dengan penalaran dan implementasi teori. Hal ini dimaksudkan agar mahasiswa yang menjalankan magang selama satu semester nantinya benar-benar memiliki pengalaman mengenai implementasi ilmu perpustakaan dan kearsipan serta dunia kerja di dalamnya.

Pertemuan antara DPL, pembimbing magang di lapangan, dan mahasiswa magang juga membicarakan dan mengevaluasi kegiatan yang sudah dan akan dilakukan mahasiswa magang. Mahasiswa magang menyampaikan bahwa dalam satu bulan ini kegiatan yang dilakukan bukan hanya terkait langsung dengan kerja pustakawan seperti tentang alur pengolahan buku, tetapi mahasiswa magang juga memiliki tugas untuk menulis berita dalam rangka belajar menjadi pewarta dan berperan aktif dalam kegiatan-kegiatan Dispusip Banyuwangi. Hal ini dimaksudkan agar mahasiswa magang mampu mengimplementasikan pembelajaran yang sudah didapatkan selama ini di bangku kuliah secara langsung di lapangan.

Pada akhir pertemuan, Edy Hariyadi menyinggung tentang konversi mata kuliah yang ditempuh mahasiswa magang. Hal ini kemudian menjadi perbincangan serius bersama untuk menetapkan tugas-tugas konversi mata kuliah disesuaikan dengan Tupoksi dan kegiatan di Dispusip Banyuwangi. (Kontributor: Sasi Nur Aini, mahasiswa Sastra Indonesia)

Dosen Pembimbing Lapangan (DPL) Merdeka Belajar Kampus Merdeka (MBKM) Program Studi Sastra Indonesia Edy Hariyadi S.S., M.Si. melakukan kunjungan kepada mahasiswa yang menjalankan magang di Dinas Perpustakaan dan Kearsipan (Dispusip) Kabupaten Banyuwangi pada Rabu (29/9).

Kunjungan ini bertujuan untuk monitoring dan evaluasi (monev) kegiatan magang dua mahasiswa Jurusan Sastra Indonesia FIB UNEJ di Dispusip Banyuwangi yang berjalan sejak awal September 2021. Pada kunjungan ini, Edy Hariyadi bertemu dan melakukan koordinasi dengan Pustakawan Muda Dispusip Banyuwangi Yusup Khoiri, S.STP. yang bertindak selaku pembimbing mahasiswa magang.

Dalam pertemuan ini, Yusup Khoiri selaku pembimbing mahasiswa magang di lapangan menyampaikan bahwa kegiatan magang mahasiswa lebih difokuskan pada kegiatan yang berkaitan dengan penalaran dan implementasi teori. Hal ini dimaksudkan agar mahasiswa yang menjalankan magang selama satu semester nantinya benar-benar memiliki pengalaman mengenai implementasi ilmu perpustakaan dan kearsipan serta dunia kerja di dalamnya.

Pertemuan antara DPL, pembimbing magang di lapangan, dan mahasiswa magang juga membicarakan dan mengevaluasi kegiatan yang sudah dan akan dilakukan mahasiswa magang. Mahasiswa magang menyampaikan bahwa dalam satu bulan ini kegiatan yang dilakukan bukan hanya terkait langsung dengan kerja pustakawan seperti tentang alur pengolahan buku, tetapi mahasiswa magang juga memiliki tugas untuk menulis berita dalam rangka belajar menjadi pewarta dan berperan aktif dalam kegiatan-kegiatan Dispusip Banyuwangi. Hal ini dimaksudkan agar mahasiswa magang mampu mengimplementasikan pembelajaran yang sudah didapatkan selama ini di bangku kuliah secara langsung di lapangan.

Pada akhir pertemuan, Edy Hariyadi menyinggung tentang konversi mata kuliah yang ditempuh mahasiswa magang. Hal ini kemudian menjadi perbincangan serius bersama untuk menetapkan tugas-tugas konversi mata kuliah disesuaikan dengan Tupoksi dan kegiatan di Dispusip Banyuwangi. (Kontributor: Sasi Nur Aini, mahasiswa Sastra Indonesia)

Dosen Pembimbing Lapangan (DPL) Merdeka Belajar Kampus Merdeka (MBKM) Program Studi Sastra Indonesia Edy Hariyadi S.S., M.Si. melakukan kunjungan kepada mahasiswa yang menjalankan magang di Dinas Perpustakaan dan Kearsipan (Dispusip) Kabupaten Banyuwangi pada Rabu (29/9).

Kunjungan ini bertujuan untuk monitoring dan evaluasi (monev) kegiatan magang dua mahasiswa Jurusan Sastra Indonesia FIB UNEJ di Dispusip Banyuwangi yang berjalan sejak awal September 2021. Pada kunjungan ini, Edy Hariyadi bertemu dan melakukan koordinasi dengan Pustakawan Muda Dispusip Banyuwangi Yusup Khoiri, S.STP. yang bertindak selaku pembimbing mahasiswa magang.

Dalam pertemuan ini, Yusup Khoiri selaku pembimbing mahasiswa magang di lapangan menyampaikan bahwa kegiatan magang mahasiswa lebih difokuskan pada kegiatan yang berkaitan dengan penalaran dan implementasi teori. Hal ini dimaksudkan agar mahasiswa yang menjalankan magang selama satu semester nantinya benar-benar memiliki pengalaman mengenai implementasi ilmu perpustakaan dan kearsipan serta dunia kerja di dalamnya.

Pertemuan antara DPL, pembimbing magang di lapangan, dan mahasiswa magang juga membicarakan dan mengevaluasi kegiatan yang sudah dan akan dilakukan mahasiswa magang. Mahasiswa magang menyampaikan bahwa dalam satu bulan ini kegiatan yang dilakukan bukan hanya terkait langsung dengan kerja pustakawan seperti tentang alur pengolahan buku, tetapi mahasiswa magang juga memiliki tugas untuk menulis berita dalam rangka belajar menjadi pewarta dan berperan aktif dalam kegiatan-kegiatan Dispusip Banyuwangi. Hal ini dimaksudkan agar mahasiswa magang mampu mengimplementasikan pembelajaran yang sudah didapatkan selama ini di bangku kuliah secara langsung di lapangan.

Pada akhir pertemuan, Edy Hariyadi menyinggung tentang konversi mata kuliah yang ditempuh mahasiswa magang. Hal ini kemudian menjadi perbincangan serius bersama untuk menetapkan tugas-tugas konversi mata kuliah disesuaikan dengan Tupoksi dan kegiatan di Dispusip Banyuwangi. (Kontributor: Sasi Nur Aini, mahasiswa Sastra Indonesia)
[:]

[:en]DPL MBKM Prodi Sastra Indonesia Visitasi Mahasiswa Magang di Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Banyuwangi[:]

[:en](30/09/2021) Dosen Pembimbing Lapangan (DPL) Merdeka Belajar Kampus Merdeka (MBKM) Program Studi Sastra Indonesia Edy Hariyadi S.S., M.Si. melakukan kunjungan kepada mahasiswa yang melaksanakan magang di Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Banyuwangi (Disbudpar)

.

Dalam kunjungan tersebut, Edy Hariyadi berkoordinasi dengan Kasubbag Umum dan Kepegawaian Disbudpar Banyuwangi Ibu Suryani Agus Wahyuti, S.H. sebagai penanggung jawab mahasiswa magang di kantornya. Dalam kesempatan tersebut Ibu Suryani menjelaskan sistem pembagian kerja dan kinerja untuk enam orang mahasiswa magang dari Prodi Sastra Indonesia FIB UNEJ yang  telah dilaksanakan kurang lebih satu bulan di kantornya.

Kegiatan magang yang dilakukan mahasiswa terbagi menjadi beberapa bagian yang disesuaikan dengan kebutuhan divisi di Disbudpar dan konversi mata kuliah yang berjumlah 20 SKS. Tiap bidangnya mahasiswa didampingi dan diawasi oleh staf yang telah berpengalaman, sehingga pelaksanaan program magang MBKM menjadi tempat mahasiswa untuk mencari pengalaman kerja dan mendapatkan ilmu baru.

Pertemuan tersebut juga dihadiri Sekretaris Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Banyuwangi Ir. Choliqul Ridha. Dalam pertemuan tersebut Bapak Choliqul Ridha memberikan banyak wejangan terhadap mahasiswa magang terkait dunia kerja, administrasi dan manajemen. “Di tempat magang kalian sekarang ini lupakan teori dari buku-buku, kalian cari ilmu sebanyak-banyaknya dengan melihat dan praktek langsung. Kegiatan yang tidak kalian dapatkan di bangku perkuliahan akan kalian dapatkan di sini. Oleh karena itu manfaatkan sebaik mungkin” ujar Bapak Choliqul Ridha.

Bapak Choliqul Ridha menekankan pula pada mahasiswa sebagai calon pemimpin bangsa untuk memegang prinsip dan filososi seorang pemimpin. Bahwa seorang pemimpin itu harus punya AKIK, sebuah akronim dari Administrasi, Komunikasi, Informasi, dan Koordinasi. Artinya, seorang pemimpin harus well-informed, komunikator yang baik terhadap publik dan anak buahnya, memahami administrasi, dapat mengkoordinasi sehingga bisa mengatur dan me-manage dengan baik roda organisasi, perusahaan atau kantor yang dipimpinnnya.

Di akhir kunjungannya, Edy Hariyadi selaku DPL mengingatkan kembali bahwa kegiatan Magang MBKM ini selain untuk mendapatkan banyak pengalaman dan belajar di tempat kerja, mahasiswa magang juga dituntut tugas-tugas terkait konversi mata kuliah yang diambil mahasiswa disesuaikan dengan Tupoksi yang ada di mitra magang. Untuk itu peran aktif dan kreatif mahasiswa magang dalam kerja dan kegiatan-kegiatan Disparbud perlu terus ditingkatkan bersama.
(Kontributor: Qorina Rahmawati, mahasiswa Sastra Indonesia)

 [:]


mahasiswa usu dapat keberuntungan usai bermain mahjong tips kunci spin untuk hadirkan scatter hitam mahjong maluku bangkitkan potensi mahjong bersama pgsoft untuk maju beredar pola scatter hitam terkini di bandung sangat populer putaran pertama membuat saldo terus bertambah mahjong ways qqcuan jadi pintu rejeki kembali memanas usai scatter di mahjong muncul berkali-kali berita populer mahjong: cara memahami pola hingga strategi bermain beli rumah subsidi puluhan, ternyata dari hasil mahjong beraneka ragam scatter bermunculan di mahjong ways kakek asal bandung tertimpa rejeki nomplok berkat mahjong ways qqcuan rilis mahjong ways dengan fitur terbaik sepanjang masa warga sukabumi dorong ekonomi lewat mahjong ways rahasia scatter mahjong ways yang bikin pemain betah seharian mengintip pola scatter paling dicari di mahjong ways banjir scatter di mahjong ways ini fakta yang bikin heboh kenapa scatter mahjong ways selalu dinanti pemain tips mendapatkan scatter mahjong ways tanpa ribet pola scatter mahjong ways terbaru wajib kamu tahu cerita pemain saat scatter mahjong ways membawa keberuntungan MAHJONG WAYS SCATTER HITAM Skema Permainan Mahjong Wins 3 yang Wujudkan Kemenangan di AGENCUAN Pemula Kini Lebih Mudah Sukses Main Mahjong Wins 3 di 169CUAN Pemerintah Gandeng 169CUAN untuk Atasi Kesenjangan Lewat Mahjong Ways Ketua Mahjong Wins 3 Pastikan Laga Kemenangan di 169CUAN Dimulai untuk Bali Hiburan Saat Resesi Gates of Olympus di 169CUAN Jadi Pilihan Warga Desa Majalengka Harga Scatter Mahjong Turun Drastis Setara Gorengan Depok Mulai 2000an Sambut Hari Kamu dengan Seputar Game Legit & Jitu Terkini Yang Sudah Terbukti Membayar Ribuan Player di Mahjong Ways Cerita Menarik Peraih Scatter Hitam di Situs 169CUAN Cara Akurat Berburu Scatter Hitam di 169CUAN Dukung Penggemar Mahjong Ways, 169CUAN Hadirkan Jackpot Tiap Hari Scatter Hitam Dari 169CUAN Bikin Geger Karena Cuan Tanpa Henti Bangun Hotel Wisata Dari Gates Of Olympus 169CUAN Main Mahjong 169CUAN Bikin Hidup Berubah 169CUAN Rajanya Situs Game Online Tergacor AGENCUAN Tawarkan Cara Baru Main Game Sambil Dapat Penghasilan Pemain Mahjong 169CUAN Wujudkan Villa Wisata Bermain Mahjong dengan Modal 10K Kini Jadi Peluang Cuan Gates of Olympus Buka Gerbang Cuan Besar Bagi Ribuan Pemain Modal Kecil Bukan Halangan Pemain Mahjong Scatter Hitam Kembali Jadi Perbincangan Panas di Dunia Game Online Sosok Mitologi Ini Jadi Simbol Cuan dan Keberuntungan Baru Transformasi Modal 10K di Mahjong Jadi Cuan Besar Kini Ramai Diperbincangkan Dari Layar ke Nyata Pemain Mahjong 169CUAN Wujudkan Villa Wisata Pemain Mahjong Kini Bisa Naik Winrate Gratis Berkat Panduan dari 169CUAN Pantau RTP Live Mahjong untuk Maksimalkan Cuan Setiap Saat Bersama 169CUAN RTP Live Mahjong Jadi Andalan Pemain untuk Pantau Peluang Menang Real-Time Tren RTP Live Meningkat Jadi Alat Andalan Pemain Game Online Modern Fitur RTP Live Makin Digemari Pemain Karena Terbukti Bantu Naikkan Winrate Main Game Online Makin Efektif Setelah Pakai Panduan dari RTP Live RTP Live Kini Jadi Fitur Wajib Pemain Game Online untuk Atur Strategi RTP Live Jadi Rahasia Umum di Kalangan Pemain Profesional Game Online Sinergi Pemerintah dan 169CUAN Buka Peluang Baru Bagi Generasi Digital Wahyudin Bawa Pulang Piala Mahjong Ways Berkat RTP LIVE 169CUAN RTP LIVE 169CUAN Buat Berkat bagi Warga Mahjong RT001 Mahjong Kini Game Populer karena Bisa Bawa Pulang Emas Murni Guru Pondok Rela Habiskan Uang untuk Les Pola Mahjong Ways Pemerintah Gandeng 169CUAN Harga Cabai Naik Namun Scatter Mahjong Turun Jadi Lebih Murah Trik Jitu Termantap Dapatkan Pola Mahjong 169CUAN Petani Jogja Berhasil Bangun Vila Wisata Berkat Mahjong Ways 169CUAN Bangun Mimpi Bersama Scatter Hitam Rubah Pikiran Jadi Saldo Cerdas Satpam Bank Berhasil Raup Kemenangan Sensational Mahjong Ways 2 169CUAN Raffi Hunter Kecamatan Mahjong Klaim Menang di 169CUAN Siska Tembus Sensational Mahjong Ways Lewat 169CUAN Arifin Rubah Modal 10K Jadi Ratusan Juta Lewat Mahjong 169CUAN Bongkar Strategi Cina Kampung Mahjong Ways 2 Depok Seputar Kisah yang Dijalani Oleh Fatimah Nekat Modal 10K Main Mahjong Demi Untuk Beli Hadiah Ibu Pola Terbaik Mahjong Ways dan Dibantu Kombinasi RTP LIVE Gagal Dalam Percintaan Namun Berhasil Jadi Pemain Profesional Mahjong Remaja Bandung Belajar Move On Dari Mahjong Ways Modal 10K Saja Bisa Jackpot Karawang Resmi Jadi Kota Utama 169CUAN Situs TOp Gen Z Idaman Kota Surabaya 169CUAN Bantu Pemain Surabaya Ubah Takdir Lewat Scatter Mahjong Ways dengan Cerdas Ramai Perbincangan Batam Jackpot 120 Juta dari Mahjong 169CUAN PG SOFT Tegaskan Scatter Mahjong 169CUAN Paling Gacor di Surabaya Tampilan Modern Terkece dan Kemenangan Mahjong 169CUAN Tinggi 169CUAN Dikenal Sebagai Mahjong Terbaik Untuk Jackpot Besar 169CUAN dan Pola Scatter Mahjong Tanpa Ritual Pasti Jackpot Scatter 169CUAN Tips Cerdas Jackpot Scatter Mahjong 169CUAN 169CUAN Tempat Jitu Scatter Mahjong Surabaya Buka Harimu dengan Scatter Mahjong 169CUAN 169CUAN Punya Resep Unik Untuk Memanaskan Perkalian Mahjong Ways PGSOFT Mencapai Jalur Kesuksesan Lewat Mahjong Ways di 169CUAN Bung Karno Produsen Kota Surabaya Jackpot Rp94 Juta Pakai Trik Mahjong 169CUAN Reza Batam Pinjol Tiap Hari Untuk Trik Jackpot Scatter Reward Rp312 Juta Usai Pakai Tips Jitu Mahjong 169CUAN Tips Ampuh Menang di Mahjong Pelajaran dari Raisa Putri Scatter Hitam Mahjong Ways Kompetisi Menegangkan Antara Budi dan Fikri Saat Tanding Mahjong RTP LIVE Modal 10K Bermain Mahjong Hidup Membosankan Raffi Menantang Mahjong Demi Sukses Mahjong Ways Tiru Adegan Anime dari Naruto Satpam BCA Cari Penghasilan Tambahan dari Mahjong Ways Fitur Nan Manja 169CUAN Gandeng Masyrakat Mahjong Mahjong Wins 3 Bersama Pemkab Surabaya faisal dari rumbai mengaku diselamatkan mahjong wins 3 baginda799 dari depresi remaja salatiga belajar trik pola hoki mahjong ways 2 lewat tutorial baginda799 tukang fotocopy bekasi bikin heboh group wa setelah tunjukin saldo mahjong wins 3 baginda799 rani kasir supermarket di palopo curi perhatian setelah menang mahjong ways 2 di baginda799 farida ibu muda padang dapat transferan misterius usai menang mahjong ways 2 baginda799 cewek thailand ngaku belajar trik gacor mahjong wins 3 dari komunitas baginda799 indonesia mbah minto warga tuban bikin heboh tahlilan setelah menang slot mahjong ways 2 baginda799 pensiunan polisi asal mataram pamer hasil menang slot mahjong wins 3 di baginda799 pak wandi dari gorontalo beli tanah warisan setelah main mahjong ways 2 di baginda799 terungkap perjalanan scatter hitam di baginda799 tembus rp314jt baginda799 membuka misteri mengejutkan di dalam room mahjong forum komunitas gempar karena pola astec meledak di baginda799 mahjong wins 3 baginda799 ungkap teknik pemula paling gacor cuan dalam semalam dengan mahjong dan kombinasi baru di baginda799 strategi mahjong ways 2 pengakuan member baginda799 di singkawang rtp live baginda799 bikin heboh komunitas dengan formula gacor di baginda799 tersimpan kisah penuh cuan dari mahong ways gates of olympus viral karena pola unik di room baginda799 sweet bonanza dianggap biasa ternyata jadi jutawan di baginda799 kota bandung diserang scatter hitam cara inovatif ala 169cuan makasar aplikasi alternatif google dari 169cuan kibarkan bendera one piece menarik perhatian perlawanan atau kekecewaaan masyarakat ramai supir truk pasang bendera one piece menjelang hut ri ternyata ini alasan bendera one piece bikin ham bergetar tak terbendung enam solusi terbaik 169CUAN untuk bali penyair kampung tepi danau toba dapat inspirasi dari mahjong ways mahjong wins 3 169cuan strategi pemain senior prajurit tni tersangka kasus kematian prada lucky 20 lain dalam pemeriksaan promo scatter merah hitam mahjong ways 169cuan mahfud md respons mahjong ways 2 uang cerdas tari pacu jalur istana indonesia prabowo 169CUAN demo mahjong ways 2 surabaya serentak akurasi kemenangan mahjong ways 2 rtp live 169CUAN pesta kemenangan mahjong ways 2 tutup sudirman - thamrin potret prabowo cium bendera merah putih hut 80 ri 169CUAN rtp live gratis 169cuan mahjong ways hotel indonesia pekalongan klarifikasi dan minta maaf karena usir alasan gaji pns tidak naik pemerintah juga akan tutup peluang rekrutmen cpns 2026 169CUAN jackpot rtp live bet mini putaran ganjil metode rtp pgsoft formasi spin 169CUAN pelajaran spin genap bet hemat 169CUAN analisis bu azizah pgsoft putaran keempat 169CUAN teknik ancaman bu tuti ojek online bikin RTP 169CUAN ketar ketir riski buka pikiran pemain mahjong mulai dari kisah bermain lewat 169CUAN rizal montir mobil gunakan akurasi freespin pgsoft dan pola unik di malam hari mahjong ways mahjong ways mahjong ways mahjong wins mahjong ways mahjong ways mahjong ways mahjong ways mahjong ways mahjong ways mahjong ways mahjong ways mahjong ways mahjong ways mahjong ways mahjong ways mahjong ways mahjong ways mahjong ways momen influencer pecah jackpot 619 juta di mahjong wins 3 viral usai raih 154 juta dari spin mahjong ways 2 geger pak rohim berusia setengah baya sukses raih kemenangan saat spin mahjong ways 2 suasana berubah riuh saat raih ratusan juta dari hasil spin mahjong ways pria asal bandung viral usai bawa pulang ratusan juta dari mahjong ways penjual martabak bandung pecah scatter hitam mahjong wins 3 raup 89 juta nelayan di tanjung mas semarang pecah scatter hitam mahjong ways cair 179 juta dalam sekejap karyawan minimarket dapat maxwin mahjong ways 2 langsung wujudkan impian beli motor baru pemkot malang gandeng agencuan bantu masyarakat lewat scatter hitam festival lentera mahjong scatter hitam di kota palangkaraya ojol mataram tembus scatter hitam mahjong ways 58 juta bikin heboh bongkar rumus pribadi mahjong ways hingga tembus ratusan juta bocoran mahjong ways bikin banyak orang raup jutaan wawan raih 8 juta dari mahjong ways 2 seorang mekanik motor tembus 369 juta dalam semalam ibu rumah tangga hebohkan perumahan setelah scatter beruntun anak tukang sayur ini bawa pulang 135 juta main mahjong ways auto sultan penjaga warnet temukan scatter hitam di pg soft jakarta digemparkan pedagang kaki lima pecenongan raih ratusan juta dari scatter hitam karyawan spbu raup 9 juta saat jam istirahat momen tak terduga dari layar ponsel kisah inspiratif jayadi tukang sol sepatu keliling jackpot di mahjong wins 3 kisah nyata pekerja bengkel raup ratusan juta di mahjong ways 2 kisah satpam berubah nasib lewat mahjong ways mahjong ways simbol naga hitam bawa rezeki dengan scatter beruntun pegawai kantoran dapat kejutan saat iseng main mahjong ways pemkot dukung pemain mahjong ways sebagai sarana hiburan online di sumatera barat pemuda perantauan asal makassar bangkit dari krisis ekonomi berkat mahjong ways petani dari solo untung 8 juta berkat scatter mahjong ways poin untuk menang mahjong ways 2 meningkat pesat di dunia hiburan online warga krukut menang ratusan juta di mahjong ways warga serang banten tak menyangka buktikan pola sendiri di mahjong ways membawa keberuntungan satpam kantor curi perhatian setelah jago main mahjong wins 3 satpam kantor menang besar main mahjong wins 3 malam jumat sopir truk bangodua auto menang karena strategi mahjong tito asal mojokerto paling beruntung diberikan pilihan uji scatter hitam dalam sekejap seorang roy suryo asal surabaya berhasil bongkar rumus jackpot mahjong ways viral di medsos teknik gacor siska koki home industry ungkap scatter hitam super dan turbo rtp boyong terungkap alasan rismon asal riau geram karena menang mahjong ways setiap hari ini trik dan pola gacornya tips dan panduan maksimal wawan asal riau ceritakan proses dapatkan jackpot spektakuler tips dan strategi jackpot mahjong wins ala aloy bikin netizen heboh karena terbukti berhasil tips panduan dan bocoran timothy asal riau bagikan strategi terbaik raih jackpot puluhan juta di mahjong ways banyuwangi jadi saksi komitmen mahjong ways 2 berkualitas chika spg mobil honda asal surabaya kejutkan pameran mobil dengan kemenangan di mahjong ways gizella memilih mahjong ways 2 sebagai favorit yang mengubah hidupnya dalam sekejap guru sd kaget hadiahdari mahjong ways 2 cair ke rekening kisah inspiratif mbak infira karyawan toko bawa pulang rezeki dari mahjong ways 2 mahasiswa yogyakarta hebohkan kampus fikri raup ratusan juta dari mahjong ways saat jam istirahat pak tono petani cabe temanggung raup ratusan juta dari pola scatter hitam mahjong ways pemuda desa banyuwangi gegerkan komunitas online usai dapat scatter hitam beruntun tukang cukur pinggir jalan dapat cuan dari mahjong ways saat menunggu pelanggan tukang roti keliling surabaya dapat cuan saat menunggu pembeli pemuda surabaya bagikan rahasia mahjong ways cair 75 juta pak apen tambal ban di kedung halang raup 201 juta dari mahjong ways pemuda pasekan main mahjong ways 2 jam 03 28 dan menang besar warga serang banten heboh main mahjong ways 2 pak harianto dapat 358 juta pria semarang ceroboh tekan spin mahjong ways cair 75 juta dalam 5 menit awali hari dengan keberuntungan pak kardi sabet 119 juta dalam satu sesi pagi hari bapak sucipto ceritakan di warung kopi pengalaman tembus 319 juta di mahjong ways 2 dunia maya heboh sopir angkot pulo gadung raih 115 juta saat ngetem berkat mahjong ways heboh seorang gojek dapat rezeki besar dari mahjong ways heboh wahyuddin warga majalengka menang mahjong ways harian berkat rumus bocoran admin pg soft kisah inspiratif caroline gadis cantik penjual kosmetik online ungkap rahasia kecil raup ratusan juta dari mahjong ways mang saswi penjual es doger auto jadi sultan di desa kedung halang bogor gara gara mahjong wins 3 pak slamet petani desa sukamaju raih kemenangan berkat saran kawannya penjual getuk lindri dari jawa barat raih kemenangan fantastis 138 juta di mahjong ways 2 pria surabaya bagikan bocoran menang mahjong ways harian di jam 03 17 pagi rizal dari tangerang selatan bikin geger satu rt usai raih 377 juta dalam 2 hari bermain mahjong ways 2 sunarti dari klaten berhasil menang setiap hari di mahjong ways viral bang parto pedagang soto mie keliling kampung berhasil ubah nasib lewat mahjong wins 3 pria surabaya bagikan bocoran menang mahjong ways harian di jam 03 17 pagi tino tukang cuci motor kaget pertama kali main mahjong ways langsung raup 19 juta trending dodi penjaga warung kopi ciampelas menang 72 juta di pukul 02 38 dari mahjong ways 2 hacker asal jawa tengah bocorkan rahasia maxwin mahjong ways 2 dimas driver ojek online bekasi tarik 11 juta setelah orderan terakhir christin bikin heboh maxwin puluhan juta tanpa ikut grup rtp mahjong wawan dari toko sepi sampai 3x wede dari mahjong wins bang sadam barista kopi yang selalu dapat scatter hitam spin iseng tengah malam berujung rezeki scatter hitam di yogyakarta pak darto satpam citra raya serang banten dapat rezeki tengah malam dari scatter hitam mahjong ways pak aziz dapat scatter hitam tiga kali berturut jp langsung meledak siswa smk semarang menang 10 juta dari mahjong ways bu nita ibu rumah tangga surabya langsung dapat cuan besar dari scatter hitam bengkulu dikejutkan skenario baru mahjong ways pemain lokal temukan pola menang yang lebih mudah cewek cantik dari desa kecil bikin geger komunitas setelah berhasil cuan besar dede driver ojol jakarta barat berhasil ubah modal tip jadi kemenangan tak terlupakan di mahjong ways dimas driver ojol bekasi raup belasan juta setelah orderan terakhir pemain jawa tengah sarankan spin manual di mahjong ways peluang menang ternyata lebih mudah rekaman cctv toko alat listrik di jogja bikin heboh ternyata mas ardi baru saja maxwin di mahjong ways seorang ibu rumah tangga bernama nita asal surabya langsung dapat cuan besar dari scatter hitam seorang karyawan pabrik bikin heboh modal 25k jadi puluhan juta di mahjong ways sopir travel nunggu penumpang main mahjong ways dan scatter datang dua kali beruntun viral anak penjaga toko hp dapat maxwin mahjong ways saat toko sepi pengunjung waktu gacor terbongkar jam 10 45 jadi momen brutal scatter hitam mahjong ways anak kos di lhokseumawe viral usai menang besar dari auto spin mahjong ways 2 anak kos jogja yang mengubah sisa uang bensin jadi jutaan rupiah lewat mahjong ways anak muda bogor bongkar cara menang mudah di mahjong ways 2 tanpa pola dan rtp anak smk terpintar gunakan beasiswa dan malah dapat puluhan juta dari mahjong ways andi petani cabe terapkan pola scatter hitam raup cuan ratusan juta di mahjong ways 2 bu sutedja ibu kos di sawangan depok menang scatter hitam mahjong ways 2 buruh pabrik cirebon mendukung tren mahjong ways karena semakin mudah dimenangkan darmadi tukang las bangkit berkat scatter hitam mahjong ways 2 fenomena scatter hitam di mahjong ways 2 bikin geger dari perkotaan sampai desa festival lentera mahjong scatter hitam dibukit tinggi medan hebohkan warga ibu ratmi dari solo hebohkan komunitas game online karena maxwin di mahjong ways 2 ibu rina dari desa sukamaju jadi sorotan setelah menang ratusan juta dari mahjong ways 2 kemajuan teknologi 2025 auto spin 10x di mahjong ways bisa hasilkan puluhan juta mahjong ways 2 kembali curi perhatian hadirkan kejutan puluhan juta hingga ratusan juta maskur sopir merangkap montir sukses raup ratusan juta dari mahjong ways 2 mekanik body vespa tua yogyakarta raup cuan tambahan berkat=scatter hitam mahjong ways 2 modal 150 ribu di mahjong ways berbuah ratusan juta momen langka pasti cuan abis di mahjong ways versi agencuan pak slamet petani di pedalaman mendadak dapat cuan berkat bisikan roh gaib di mahjong ways 2 pegawai kantoran dapat kejutan saat iseng main mahjong ways pelanggan warnet banjarnegara hebohkan warga usai menang besar lewat mahjong ways 2 peluang lebih menjanjikan menang bersama mahjong ways pemain game online makin membludak gara gara scatter hitam mahjong ways 2 di 169cuan pemain mahjong ways di jakarta buktikan bisa menang besar pemain pro bocorkan jam paling gila scatter hitam nongol terus pemain semarang alami banjir scatter hitam mahjong ways pemkot malang gandeng pgsoft dan scatter hitam mahjong ways untuk tekan angka kemiskinan pemuda perantauan asal makassar bangkit dari krisis ekonomi berkat mahjong ways pemula mahjong ways di malang kini bisa menang besar dengan tingkat sederhana pengusaha startup jakarta saldo naik terus setelah main mahjong wins 3 di agencuan penjaga toko sport tak sangka dapat puluhan juta dari mahjong ways penjaga warnet shift malam di cirebon mendadak hoki berkat scatter mahjong ways penjual ikan di gorontalo mendadak jadi sultan usai main mahjong ways 2 petani dari solo untung 8 juta berkat scatter mahjong ways pola aneh mahjong ways cairkan ratusan juta saat hujan deras di magelang saldo puluhan juta bikin suami tercengang scatter hitam nongol setelah spin normal 7x di mahjong ways 2 sensasi hebat scatter mahjong ways tajir setelah main mahjong ways di kantin sekolah warga serang banten tak menyangka buktikan pola sendiri di mahjong ways membawa keberuntungan wawan riau jadi sorotan usai sukses raup puluhan juta dari mahjong ways 2 berbagi hasil kemenangan dari mahjong